Post on 03-Oct-2015
description
1
ANALISIS BIAYA - VOLUME DAN LABA PADA
PT. ANUGRAH MERTASARI SEDANA
DI GIANYAR
ABSTRAKSI
Setiap perusahaan dalam tujuannya memperoleh laba, dipandang perlu
untuk menyusun perencanaan laba. Perencanaan laba yang baik akan
mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba yang optimal. Yang
menjadi pokok permasalahan dari skripsi ini adalah berapakah volume penjualan
yang harus dicapai oleh perusahaan PT. Anugrah Mertasari Sedana agar berada
dalam keadaan break even point, berapakah batas aman (margin of safety)
penurunan penjualan tahun 2013 agar perusahaan tidak mengalami kerugian,
berapakah rencana penjualan yang harus dicapai perusahaan berdasarkan ramalan
laba perusahaan tahun 2013, dan seberapa besar perubahan prosentase dan volume
penjualan (DOL) akan mempengaruhi laba tahun 2013. Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
Analisis kuantitatif terdiri dari pemisahan biaya semi variable yaitu dengan
metode titik tertinggi dan terendah, perhitungan peramalan laba dengan teknik
trend linear, perhitungan titik impas (break even ), margin of safety (MOS),
degree of operating leverage (DOL) dan perhitungan perencanaan penjualan
untuk mencapai target laba. Sedangkan analisis kualitatif yaitu analisis yang
digunakan untuk member penjelasan dari hasil analisis kuantitatif sehingga hasil
penelitian menjadi informative. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi dokumentasi. Identifikasi variable yang dianalisis
adalah biaya tetap, biaya variable, volume penjualan, dan laba. Berdasarkan hasil
analisis diketahui bahwa titik impas perusahaan terletak pada saatvolume
penjualan sebesar Rp. 41.483.716.214,00 atau sejumlah 2.188.256,50 Yds.
Dengan menggunakan teknik analisis trend linear, dapat diketahui ramalan laba
perusahaan untuk tahun 2013 yaitu sebesar Rp.10.197.978.267,00 dan untuk
mencapai laba maka penjualan sebesar Rp. 114.326.418.121.43. toleransi batas
aman penurunan penjualan (margin of safety) agar perusahaan tidak mengalami
kerugian adalah 63,71% atau sebesar Rp. 72.837.360.985,16 dari perencanaan
penjualan yang ditetapkan. degree of operating leverage (DOL) adalah sebesar
2,71 kali pada tingkat penjualan produk Rp. 67.213.228.678,00 ini berarti bahwa
setiap tambahan 1% penjualan akan menambah laba bersih sebesar 2,71%.
2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi ini diberi judul : Analisis Biaya Volume dan Laba Pada PT.
Anugrah Mertasari Sedana di Gianyar, dibuat guna memenuhi syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Warmadewa Denpasar.
Di dalam pembuatan skripsi ini penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang penulis
miliki. Skripsi ini bukan semata-mata selesai atas usaha sendiri, melainkan berkat
adanya bantuan dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof Dr. I Made Sukarsa, SE., M.S, selaku Rektor Universitas
Warmadewa
2. Bapak I Gusti Ngurah Sanjaya, SE., AK. M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Warmadewa
3. Ibu Ni Nengah Seri Ekayani, SE., AK, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Falkutas Ekonomi Universitas Warmadewa
3
4. Bapak I Wayan Gede Merta, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu A. A. Sri Purnami, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberikan petunjuk-petunjuk, bimbingan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak-bapak serta Ibu-ibu Dosen Kelas Eksekutif Fakultas Ekonomi
Universitas Warmadewa yang telah memberikan perhatian dan dorongan
selama mengikuti perkuliahan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
7. Seluruh karyawan/karyawati PT. Anugrah Mertasari Sedana
8. Keluarga tercinta orang tua, kakak, dan adik yang telah memberikan
dorongan moril dan materi hingga selesainya skripsi ini
9. Semua teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang
telah memberikan dukungan semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
tentunya skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun menuju hal yang baik selalu penulis harapkan guna kesempurnaan
penyusunan skripsi di masa yang akan datang.
Untuk itu penulis tidak lupa mohon maaf apabila ada kesalahan yang
penulis lakukan baik disengaja maupun tidak sengaja. Dan itu juga penulis tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak-pihak yang telah
4
membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna
bagi semua pihak.
Akhir kata, semoga Ida Sang Hyang Widhi wasa/ Tuhan Yang Maha Esa
melimpahkan rahmat- Nya pada semua pihak atas budi baik yang penulis terima.
Denpasar, Juli 2013
Penulis
5
DAFTAR ISI
JUDUL . i
HALAMAN PENGESAHAN . ii
HALAMAN PERNYATAAN iii
ABSTRAKSI . .. .. iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI .. viii
DAFTAR TABEL .. .... x
DAFTAR GAMBAR ......... xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Perumusan Masalah . 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian . 6
D. Sistematika Penulisan .. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10
A. Landasan Teoritis 10
B. Publikasi Penelitian Sebelumnya 24
C. Kerangka Pemikiran 26
BAB III METODE PENELITIAN .. 27
A. Tempat dan Obyek Penelitian . 27
B. Identifikasi Variabel .. 27
C. Definisi Operasional Variabel ...... 27
6
D. Jenis Data . 28
E. Metode Pengumpulan Data .29
F. Teknik Analisis Data 30
BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 35
A. Sejarah Singkat Perusahaan .... 35
B. Struktor Organisasi dan Deskripsi Jabatan ... 36
BAB V DATA DAN PEMBAHASAN .. 44
A. Deskripsi Data 44
B. Analisis Data 46
C. Pembahasan ... 66
BAB VI PENUTUP . 69
A. Simpulan .69
B. Saran 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Volume Penjualan, Biaya, dan Laba PT. Anugrah Mertasari Sedana
tahun 2008 s/d 2012 ............................................................................ 3
2. Pertumbuhan Volume Penjualan dan Biaya PT. Anugrah Mertasari
Sedana tahun 2008 s/d 2012 .. .............................................................. 4
3. Pertumbuhan Laba Penjualan Produk PT. Anugrah Mertasari
Sedana tahun 2008 s/d 2012.. ............................................................... 4
4. Publikasi Penelitian Sebelumnya............................................................. 24
5. Penggolongan Biaya-Biaya PT. Anugrah Mertasari Sedana di
Gianyar tahun 2012 .............................................................................. 45
6. Perhitungan Pemisahan Biaya Perawatan PT. Anugrah Mertasari
Sedana di Gianyar tahun 2012 ............................................................ 46
7. Perhitungan Pemisahan Biaya Listrik PT. Anugrah Mertasari
Sedana di Gianyar tahun 2012 ............................................................. 49
8. Perhitungan Pemisahan Biaya Telephone PT. Anugrah Mertasari
Sedana di Gianyar tahun 2012 ............................................................. 51
9. Perhitungan Pemisahan Administrasi dan Suplies PT. Anugrah
Mertasari Sedana di Gianyar tahun 2012 ............................................. 53
10. Perhitungan Pemisahan Biaya Penjualan, Doc, Pengiriman PT.
Anugrah Mertasari Sedana di Gianyar tahun 2012 .............................. 56
8
11. Klasifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel PT. Anugrah Mertasari
Sedana di Gianyar tahun 2012 ............................................................. 58
9
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 26
2. Struktur Organisasi PT. Anugrah Mertasari Sedana . ........................ 38
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam era globalisasi setiap perusahaan yang didirikan pasti
mempunyai tujuan tertentu, baik tujuan jangka pendek maupun jangka
panjang. Pada umumnya tujuan jangka pendek perusahaan adalah untuk
mencapai laba yang maksimum, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah
untuk memilihara kelangsungan hidup perusahaan serta kemajuaan perusahaan
dimasa yang akan datang.
Untuk mencapai target laba yang diinginkan maka semua kemampuan
yang dimiliki perusahaan harus dapat terkoordinasi dengan baik, oleh karena
itu pihak manajemen harus menyusun suatu perencanaan penjualan yang baik
dan matang. Dengan adanya suatu perencanaan yang baik maka kecil
kemungkinan perusahaan mengalami kerugian, namun sebaliknya perusahaan
akan dapat mencapai target laba yang diinginkan dan hidup perusahaan akan
dapat berkesinambungan serta memungkinkan untuk dapat mengembangkan
usahanya. Dalam melaksanakan aktivitas perusahaan pimpinan perusahaan
tidak terlepas dari perencanaan penjualan yang merupakan landasan
operasional dalam mengelola perusahaan sehingga tujuan perusahaan untuk
mencapai target laba dapat tercapai.
Perencanaan merupakan proses dari menyadari kesempatan maupun
ancaman eksternal, menentukan tujuan yang diinginkan, dan menggunakan
11
sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut (Carter, Usry, 2005:4). Munawir
(2005:183) menyatakan bahwa perencanaan merupakan salah satu faktor yang
sangat penting didalam suatu perusahaan karena akan mempengaruhi secara
langsung terhadap kelancaran atau keberhasilan perusahaan dalam mencapai
tujuan. Menurut Griffen (2005:10) perencanaan adalah menetapkan tujuan
organisasi dan menentukan bagaimana cara terbaik untuk mencapainya. Untuk
mencapai tujuan perusahaan salah satu cara adalah menggunakan analisis
biaya, volume dan laba (BVL) yang menjelaskan hubungan antara biaya tetap,
biaya variabel, kapasitas (volume) dan laba. Dengan memahami pola
hubungan antara elemen-elemen tersebut, pihak manajemen dapat
merencanakan pada volume penjualan berapa akan dicapai titik impas (Break
Even) dan berapa penjualan yang harus dicapai agar target laba yang
diinginkan dapat terwujud serta mengukur tingkat Margin of Safety atau batas
aman merencanakan penjualan yang dicapai agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
PT. Anugrah Mertasari Sedana Gianyar bergerak di bidang kegiatan
produksi kain batik dan tekstil.
Sejak berdirinya, perusahaan menentukan besarnya perencanaan
penjualan berdasarkan data penjualan tahun sebelumnya dan jumlah pesanan
yang akan diproduksi tahun tersebut. Dimana antara perencanaan penjualan
dengan realisasinya belum dapat tercapai. Hal ini disebabkan karena
perusahaan tidak menggunakan analisis biaya, volume, laba untuk mengetahui
besarnya perencanaan penjualan.
12
Berikut ini adalah informasi tentang volume penjualan dan laba di
perusahaan PT. Anugrah Mertasari Sedana Gianyar selama kurun waktu 5
tahun, yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 :
Tabel 1
Volume Penjualan, Biaya, dan Laba
PT. Anugrah Mertasari Sedana
Tahun 2008 s/d 2012
Sumber : PT. Anugrah Mertasari Sedana Gianyar
Berdasarkan Tabel 1 dapat digambarkan laba perusahaan yang
dicapai oleh PT. Anugrah Mertasari Sedana , dari tahun 2008-2012 selalu
mengalami perubahan. Dari tahun 2008 ke tahun 2009 laba mengalami
peningkatan sebesar Rp. 685.947.590,00, dari tahun 2009 ke tahun 2010 laba
mengalami peningkatan sebesar Rp. 373.681.132,00, dari tahun 2010 ke tahun
2011 laba mengalami peningkatan sebesar Rp. 770.315.393,00, dari tahun
2011 ke tahun 2012 laba mengalami penurunan menjadi Rp. 522.531.631,00.
Hal ini disebabkan karena adanya penurunan order dari customer.
Tahun
Total Penjualan
Total Biaya
Laba
2008
Rp.35.011.022.129,00
Rp.33.833.702.821,00
Rp. 1.046.850.343,00
2009
Rp.42.159.567.964,00
Rp.40.426.770.031,00
Rp.1.732.797.933,00
2010
Rp.51.366.859.331,00
Rp.49.260.380.266,00
Rp.2.106.479.065,00
2011
Rp.53.377.658.003,00
Rp.50.500.863.545,00
Rp.2.876.794.458,00
2012
Rp.67.213.228.678,00
Rp.63.813.902.589,00
Rp.3.399.326.089,00
13
Tabel 2
Pertumbuhan Volume Penjualan dan Biaya
PT. Anugrah Mertasari Sedana
Tahun 2008 s/d 2012
Sumber : PT. Anugrah Mertasari Sedana Gianyar
Tabel 3
Pertumbuhan Laba Penjualan Produk
PT. Anugrah Mertasari Sedana
Tahun 2008 s/d 2012
Sumber : PT. Anugrah Mertasari Sedana Gianyar
* Perusahaan membayar kewajiban hutang pajak tahun sebelumnya.
Tahun
Total Penjualan
Perubahan
(%)
Total Biaya
Perubahan
(%)
2008
Rp.35.011.022.129,00
- Rp.33.833.702.821,00
-
2009
Rp.42.159.567.964,00
20.42%
Rp.40.426.770.031,00
19.49%
2010
Rp.51.366.859.331,00
21.84% Rp.49.260.380.266,00
21.85%
2011
Rp.53.377.658.003,00
3.91% Rp.50.500.863.545,00
2.52%
2012 *
Rp.67.213.228.678,00
25.92% Rp.63.813.902.589,00
26.36%
Tahun
Laba
Selisih
Perubahan (%)
2008
Rp. 1.046.850.343,00
Rp.-
-
2009
Rp.1.732.797.933,00
Rp. 685.947.590,00
65.52%
2010
Rp.2.106.479.065,00
Rp. 373.681.132,00
21.53%
2011
Rp.2.876.794.458,00
Rp. 770.315.393,00
36.57%
2012 *
Rp.3.399.326.089,00
Rp. 522.531.631,00
18.16%
14
Berdasarkan tabel 2 dan tabel 3 dapat dilihat perkembangan jumlah
laba penjualan yang dicapai oleh PT. Anugrah Mertasari Sedana Gianyar dari
tahun 2008 2012 selalu mengalami perubahan, tahun 2012 perusahaan
mengalami penurunan laba disebabkan karena terjadi penurunan order, tahun
2009 mengalami kenaikan prosentase penjualan yaitu sebesar 65.52% dan
tahun 2010 sebesar 21.53%. Tahun 2011 sudah mengalami peningkatan laba
sebesar 36.57% hal ini disebabkan oleh minat pelanggan sudah mulai
meningkat. Pada tahun 2012 perusahaan mengalami penurunan laba yang
cukup significant yaitu sebesar 18.16%.
Dengan menggunakan teknik analisis biaya, volume dan laba maka
diharapkan dapat membantu pihak manajemen perusahaan dalam menentukan
kebijakan-kebijakan yang akan diambil sehubungan dengan keinginan untuk
meningkatkan volume penjualan yaitu dengan mempelajari hubungan antara
biaya yang dikeluarkan, volume kegiatan dan laba yang direncanakan,
sehingga dari anlisis tersebut dapat ditunujukan titik volume penjualan yang
harus dilakukan untuk mencapai suatu tingkat laba tertentu dalam periode
akuntansi.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Berapakah volumen penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan agar
berada dalam keadaan break even point pada tahun 2013?
15
2. Berapakah rencana penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan
berdasarkan ramalan laba perusahaan tahun 2013?
3. Berapakah batas aman ( Margin Of Safety ) penurunan penjualan tahun
2013 agar perusahaan tidak mengalami kerugian?
4. Berapakah Degree Of Operating Leverage (DOL) untuk perusahaan pada
tahun 2013?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menghitung volume penjualan yang seharusnya dicapai oleh
PT. Anugrah Mertasari Sedana Gianyar agar berada dalam keadaan
titik impas (break even) pada tahun 2013.
b. Untuk menghitung perencanaan penjualan tahun 2013 yang harus
dicapai oleh perusahaan.
c. Untuk menghitung batas aman (margin of safety) penurunan
penjualan untuk tahun 2013.
d. Untuk mengetahui Degree Of Operating Leverage (DOL) pada tahun
2013.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Mahasiswa
Sebagai salah satu syarat bagi mahasiswa di dalam meraih gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Warmadewa, serta menjadi kesempatan yang sangat baik
16
bagi mahasiswa untuk menerapkan teori-teori yang didapat di bangku
kuliah terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan,
khususnya mengenai analisis biaya, volume dan laba.
b. Bagi Perusahaan
Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pemikiran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
manajemen PT. Anugrah Mertasari Sedana Gianyar dalam
menetapkan kebijaksanaan dan strategi sehingga pihak yang terkait
dalam perencanaan laba akan mengetahui target yang harus dicapai.
c. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
sumbangan pemikiran mengenai analisis volume penjualan untuk
mencapai target laba dan menggunakan pendekatan biaya, volume
dan laba yang nantinya dapat digunakan sebagai pelengkap bacaan
bagi mahasiswa.
17
D. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan maka di dalam penulisan ini dibuat
sistematika penulisan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dikemukakan latar belakang masalah, pokok
permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika
penjualan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan landasan teoritis tentang pengertian
perencanaan, pengertian penjualan, pengertian laba, pengertian dan
penggolongan biaya, pemisahan biaya semi variabel, pengertian
analisis biaya-volume-laba, konsep break even point, pengertian
margin of safety.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan mengenai tempat dan obyek penelitian,
identifikasi variabel, jenis data yang diperlukan, metode
pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT/ DAERAH PENELITIAN
Pada bab ini dijabarkan tentang sejarah singkat perusahaan dan
deskripsi jabatan yang ada, serta gambaran singkat mengenai
operasi, pemasaran hasil produksi dan proses produksi.
BAB V DATA DAN PEMBAHASAN
18
Dalam bab ini berisi deskripsi data, analisis data tentang
perencanaan penjualan untuk mencapai target laba dari perusahaan
serta membandingkan dengan dasar teori dari beberapa literature
untuk memecahkan permasalahan perusahaan yang nantinya dari
hasil analisis perbandingan antar praktek yang ada diperusahaan
dengan teori terdapat adanya penyimapangan untuk nantinya dicari
jalan keluarnya berupa kelemahan atau mempertahankan prosedur
paling baik dalam sistem perencanaan laba, serta pembahasan.
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini dikemukakan mengenai simpulan dari pembahasan
masalah, yang selanjutnya berdasarkan simpulan tersebut akan
dikemukakan saran-saran.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Pengertian Perencanaan
Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan datang. Oleh
karena itu perencanaan merupakan landasan operasional bagi suatu
perusahaan. Perencanaan adalah suatu proses penetapan tujuan-tujuan dan
mengembangkan cara-cara untuk mencapainya. Dengan kata lain
perencanaan menunjukan usaha-usaha perusahaan untuk memperkirakan
kejadian-kejadian sekaligus penggunaannya.
Perencanaan memerlukan perincian dari tujuan pokok yang akan
dicapai oleh suatu organisasi atau perusahaan. Misalnya dalam suatu
perusahaan penentuan apakah barang akan dijual didalam negeri atau di
luar negeri merupakan salah satu contoh dari perencanaan. Berdasarkan
dari beberapa pengertian di atas, dapat diartikan bahwa perencanaan
merupakan suatu proses penentuan tujuan agar dapat tercapai dimasa yang
akan datang mempertimbangkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki
perusahaan.
2. Manfaat Perencanaan
Manfaat penting adanya perencanaan yang baik di dalam suatu
perusahaan adalah:
20
a. Karena tujuan yang ingin telah ditetapkan (dirumuskan), maka
pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan efektifitas dan
efisien setinggi mungkin.
b. Dapat untuk mengetahui apakah tujuan telah ditetapkan tersebut
dapat dicapai dan dapat dilakukan koreksi-koreksi atas
penyimpangan-penyimpangan yang timbul seawal mungkin.
c. Dapat mengidentifikasikan hambatan-hambatan yang timbul dengan
mengatasi secara terarah.
d. Dapat menghindarkan adanya kegiatan, pertumbuhan dan
perkembangan yang tidak terarah dan terkendali.
Manfaat lain dari perencanaan penjualan, yaitu
a. Membantu manajemen untuk menyelesaikan diri dengan perubahan
perubahan lingkungan.
b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah
utama.
c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi
lebih jelas.
d. Membantu penempatan tanggung jawab lebih cepat.
e. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi.
f. Memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai bagian
organisasi.
g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.
h. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.
21
i. Menghemat waktu, usaha dan dana.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa dengan adanya
perencanaan yang telah ditetapkan maka kegiatan dapat dilaksanakan
dengan efektif dan efisien serta dapat diketahui gambaran kegiatan yang
akan dilakukan sehingga tidak terjadi hambatan-hambatan dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pengertian Penjualan
Penjualan adalah sasaran inti diantara kegiatan-kegiatan lainnya,
sebab disini dilakukan kegiatan perundingan, persetujuan tentang harga
dan serah terima pembayarannya. Pendapat lain juga dikemukakan oleh
ahli mengenai pengertian dari penjualan, seperti: penjualan adalah ilmu
seni mempengaruhi pribadi, yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak
orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkannya
(Basu swastha, 2006: 2).
Berdasarkan definisi di atas dapat diartikan, penjualan adalah
kegiatan terakhir yang dilakukan oleh perusahaan yang merupakan sasaran
dari kegiatan-kegiatan lainnya, dimana kegiatan penjualan ini dilakukan
untuk memuaskan keinginan penjual maupun keinginan pembeli.
4. Pengertian Perencanaan Penjualan
Perencanaan penjualan merupakan dasar untuk membuat anggaran
dimana penyusunannya dilakukan paling awal dibanding dengan rencana
kegiatan lainnya. Perencanaan adalah proses dasar dimana manajemen
memutuskan tujuan dan cara mencapainya. Dalam perencanaan, manager
22
memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana
melakukannya, dan siapa yang melakukan. Jadi perencanaan adalah
pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus
dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.
Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa suatu perencanaan
penjualan untuk suatu jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang
didasarkan pada fakta-fakta ekonomi sekarang dan penjualan dimasa lalu.
Keberhasilan perusahaan menyusun rencana penjualan akan berpengaruh
terhadap biaya, volume penjualan dan laba perusahaan dimasa yang akan
datang.
5. Pengertian Laba
Pada umumnya perusahaan ini bertujuan untuk mendapatkan laba
yang maksimal sesuai dengan kemampuan perusahaan. Untuk
mendapatkan laba yang maksimal maka disusun perencanaan laba agar
kemampuan yang dimiliki dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan
tersebut.
Laba adalah sesuatu yang diperoleh dengan mempertemukan
penghasilan dalam suatu periode tertentu dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan atau yang terjadi dalam waktu yang sama tetapi berhubungan
dengan realitas penghasilan (Mulyadi, 2005: 166). Sedangkan pendapat
lain mengatakan bahwa laba adalah kelebihan harga jual dari penjualan
atau pendapatan perusahaan setelah dikurangi seluruh biaya perusahaan
untuk periode akuntansi tertentu (Handoko, 2007:107).
23
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa laba merupakan
selisih dari penjualan atau pendapatan yang diterima dalam periode
akuntansi setelah dikurangi biaya atau beban perusahaan.
6. Pengertian Perencanaan Laba
Perencanaan laba ditunjukan untuk sasaran akhir dari organisasi dan
berlaku sebagai pedoman untuk mempertahankan arah dan keinginan yang
pasti. Perencanaan laba yang baik dan cermat tidaklah mudah karena
teknologi berkembang dengan cepat serta faktor sosial, ekonomi dan
politik berpengaruh kuat dalam dunia usaha.
Jumlah laba yang diperoleh merupakan indikator keberhasilan bagi
perusahaan yang orientasinya mencari laba. Agar diperoleh laba sesuai
dengan yang dikehendaki, perusahaan perlu menyusun perencanaan laba
yang baik.
Perencanaan laba adalah suatu rencana kerja yang telah
diperhitungkan dengan cermat dimana implikasi keuangannya dinyatakan
dalam bentuk proyeksi perhitungan laba rugi, neraca, kas, modal kerja
untuk jangka panjang dan jangka pendek.
7. Pengertian Biaya
Biaya dalam suatu perusahaan merupakan komponen yang sangat
penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai
tujuan. Tujuan ini dapat dicapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai
bentuk suatu pengorbanan oleh perusahaan yang bersangkutan telah
diperhitungkan secara tepat.
24
Kata biaya sering menjadi alih bahasa Cost atau Expense, Cost
adalah pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh
sumber daya ekonomi lainnya. Contohnya adalah sejumlah kas yang
dikeluarkan untuk membeli barang dagangan. Biaya (cost) adalah kas atau
setara kas yang dikorbankan (dibayarkan) untuk barang atau jasa yang
diharapkan memberikan manfaat (pendapatan) pada saat ini atau dimasa
mendatang bagi organisasi (Henry Simamora, 2003:40).
Biaya dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber
ekonomi untuk memperoleh aktiva. Sedangkan dalam arti luas biaya
adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan yang telah
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Biaya adalah aliran keluaran atau pemakaian lain aktiva atau
timbulnya hutang atau kombinasi keduanya selama satu periode yang
berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau
pelaksanaan dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan
usaha (Zaki Baridwan,2006:29). Biaya dalam suatu perusahaan merupakan
komponen yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan
dalam usaha mencapai tujuan, dimana tujuan tersebut dapat dicapai
apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu pengorbanan oleh
perusahaan yang bersangkutan telah diperhitungkan dengan tepat.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa biaya
adalah jumlah yang dinyatakan dengan uang digunakan untuk
mendapatkan sesuatu yang bermanfaat bukan saja pada tahun yang
25
terjadinya pengorbanan. Tetapi juga memberikan manfaat pada tahun-
tahun mendatang.
8. Pemisahan Biaya Semi Variable
Untuk melakukan analisis biaya, volume dan laba, pemisahan biaya
semi variable ke dalam biaya tetap dan biaya variable harus jelas, karena
kedua jenis biaya tersebut berperan dalam melakukan penghasilan.
Untuk memisahkan biaya semi variable ke dalam biaya tetap dan
biaya variable, dapat dipergunakan tiga metode pemisah yaitu (Mulyadi,
2005: 469)
a. Metode titik tertinggi-terendah
Keunggulan dari metode ini yaitu sangat sederhana dan mudah
perhitungannya, kelemahannya data harus banyak, pengambilan
sample harus menyeluruh, tidak memperhatikan unsur penentuan
biaya dan mengabaikan fluktuasi setiap periodenya.
b. Metode Biaya Terjaga
Metode ini memiliki keunggulan yaitu cukup sederhana
perhitungannya, namun kelemahannya adalah perusahaan harus
pernah berhenti beroperasi dalam jangka waktu tertentu untuk
mengetahui biaya terjaga yang ada dalam perusahaan.
c. Metode Kuadrat Terkecil
Metode kuadrat terkecil adalah metode yang secara teoritis paling
sempurna dan paling banyak dipakai dalam praktek karena metode
ini memperhitungkan seluruh faktor dan meniadakan unsure
26
subyektif. Kelemahannya adalah diperlukan data yang cukup untuk
keseluruhan hasil.
9. Pengertian Analisis Biaya, Volume dan Laba (Cost, Volume, Profit
Anlysis)
Analisis biaya-volume-laba merupakan analisis yang mengevaluasi
hubungan-hubungan antara volume penjualan dan biaya serta pengaruhnya
terhadap laba perusahaan. Tujuan dari analisis biaya-volume-laba adalah
untuk menentukan tingkat penjualan dan bauran produk yang diperlukan
untuk menentukan tingkat penjualan dan bauran produk yang diperlukan
untuk mencapai jumlah laba yang ditargetkan.
Pendapat lain mengemukakan bahwa analisis biaya-volume-laba
adalah sebuah teknik atau alat yang digunakan untuk mempelajari
hubungan antara volume-biaya dan laba (Mulyadi, 2005: 261). Analisis
biaya, volume dan laba merupakan suatu metode bagaimana perubahan
variabel berikut akan mempengaruhi penjualan, biaya variabel per unit,
jumlah biaya tetap per periode, volume penjualan dan bauran penjualan
(Henry Simamora, 2005: 177).
Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa analisis biaya
volume dan laba adalah defisi yang mampu memberikan informasi kepada
pimpinan perusahaan mengenai berbagai tingkat penjualan, serta
hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat
penjualan yang bersangkut, dengan mempelajari keterkaitan antara biaya
volume dan laba.
27
Secara rinci, asumsi yang mendasari analisis biaya, volume dan laba
tersebut yaitu :
a. Harga jual produk per unit yang dianggarkan tetap kontan berbagai
tingkatan volume penjualan dalam periode yang bersangkutan,
apabila anggapan ini tidak terpenuhi, penghasilan penjulan tidak
dapat digambarkan dalam garis lurus.
b. Semua biaya yang dianggarkan dapat dikelompokan kedalam
elemen biaya tetap dengan biaya variable yang mempunyai tingkat
variabilitas terhadap produk yang dijual, bukan terhadap dasar
kegiatan yang lain.
c. Harga dari biaya atau masukan yang dianggarkan tetap constan pada
berbagai tingkatan kegiatan, sehingga biaya dapat digambarkan
dalam garis lurus.
d. Kapasitas yang dimiliki perusahaan tidak berubah, misalnya karena
ada ekspansi karena perubahan kapasitas yang dimiliki akan
merubah pola hubungan biaya-volume-laba.
e. Tingkat efisiansi dari perusahaan tidak berubah, karena program
efisiensi yang sangat berhasil atau terjadinya pemborosan yang luar
biasa akan berpengaruh pada pola hubungan biaya-volume-laba.
f. Tingkat metode teknologi yang dimiliki perusahaan tidak berubah,
perubahan teknologi juga dapat mengubah pola hubungan biaya-
volume-laba.
28
g. Apabila perusahaan menjual beberapa produk yang dianggarkan
pada berbagai tingkatan penjualan tidak berubah, perubahan
komposisi akan berakibat berubahnya presentase batas kontribusi.
10. Pengertian Titik Impas (Break Even Point)
Konsep Break Even berdasarkan pada analisis hubungan antara
biaya dan volume yang dibutuhkan untuk memperoleh laba. Seandainya
biaya suatu perusahaan semuanya variabel. Persoalan volume peluang
pokok tidak akan timbul. Tetap karena besarnya biaya total dipengaruhi
oleh besarnya biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut,
maka Break Even akan membuat perusahaan tersebut mencapai volume
penjualan tertentu, yang mampu pula menutupi biaya tetap yang terjadi.
Break Even dapat diartikan sebagai suatu perusahaan dikatakan
dalam keadaan titik impas (BEP) yaitu setelah disusun perhitungan
laporan laba rugi untuk suatu periode tertentu perusahaan tersebut tidak
menderita kerugian, dengan kata lain labanya sama dengan nol atau rugi
sama dengan nol (Djarwanto, 2005: 242).
Lebih lanjut dikemukakan asumsi dasar dalam analisis titik impas
yaitu sebagai berikut :
a. Biaya-biaya di dalam perusahaan dapat dibagi dalam golongan
biaya variable dan biaya tetap.
b. Besarnya biaya variable secara totalitas berubah-ubah secara
proposional dengan volume produksi / penjualan.
29
c. Harga jual per unit tidak berubah selama periode-periode yang
dianalisis.
d. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada
perubahan volume produksi / penjualan.
Dengan memperhatikan definisi-definisi diatas maka dapat
dikatakan bahwa break even merupakan suatu keadaan dimana perusahaan
dalam operasinya tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian.
Adapun perhitungan break even point menurut Gunawan
Adisaputro (2003:93) dilakukan dengan menggunakan formulasi sebagai
berikut :
a. Perhitungan dengan pendekatan per unit :
TFC
BE =
Harga jual/unit Biaya variabel/unit
Pada formulasi ini TFC merupakan total biaya tetap,
formulasi ini pada dasarnya merupakan penggunaan dari konsep
contribution margin per unit. Dari perhitungan hasil yang diperoleh
tersebut merupakan petunjuk besarnya jumlah suatu produk uang
harus dijual.
b. Perhitungan dengan pendekatan total ( atas dasar sales dalam
rupiah) :
TFC
BE =
1 TVS TRS
30
Dimana :
BE = Break Even
TVC = Total Variabel Cost
TFC = Total Fixed Cost
TR = Total Revenue
Formulasi ini pada dasarnya merupakan penggunaan konsep
contribution margin tetapi atas dasar prosentase penjualan.
Sebagaimana telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa
anlisis break even sangat berguna didalam menentukan kuantitas produk
yang dihasilkan untuk menunjang tingkat penjualan yang harus
dipertahankan sesuai dengan laba yang direncanakan.
11. Pengertian Batas Aman (Margin of Safety)
Tingkat keamanan atau margin of safety adalah hubungan selisih
antara penjualan yang dibudgetkan dengan penjualan pada tingkat break
even yang dinyatakan dalam ratio prosentase) penjualan menurut budget
dengan volume penjualan pada tingkat break even. Menurut Djarwanto,
2005: 240, Margin of safety adalah merupakan hubungan antara volume
penjualan yang dibudgetkan dengan volume penjualan pada titik impas.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya Margin of safety adalah menyatakan besarnya penjualan dapat
diturunkan dari suatu angka-angka penjualan yang dibudgetkan sebelum
perusahaan menderita kerugian, dengan rumus:
31
MOS = Penjualan per Budget Penjualan per Break Even x 100%
Penjualan per Budget
12. Pengertian Contribution Margin
Contribution margin merupakan selisih antara harga jual dan biaya
variabel dan dapat digunakan untuk menutup biaya tetap, dan bila masih
tersisa maka sisanya merupakan laba (Slamet Sugiri, 1999: 84). Menurut
Supriyono, 2000: 351 Contribution margin adalah pendapat penjualan
dikurangi dengan semua biaya variabel.
Jadi dari kedua pengertian di atas contribution margin dapat
diartikan bahwa merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menutup
seluruh biaya tetapnya pada periode tertentu.
13. Pengertian Degree of Operating Leverage (DOL)
Degree of Operating Leverage dapat memberikan ukuran dampak
perubahan pendapat penjualan terhadap laba operasi bersih pada tingkat
penjualan tertentu. Dengan ukuran ini manajemen akan dengan cepat
mengetahui dampak setiap usulan kegiatan yang menyebabkan perubahan
pendapatan penjualan terhadap laba bersih perusahaan.
Rumus:
DOL = Margin Kontribusi
Laba Bersih
(Mulyadi, 2005: 258)
32
Degree of Operating Leverage menjadi semakin tinggi, jika tingkat
perusahaan beroperasi disekitar keadaan titik impas. Pada tingkat
penjualan disekitar titik impas tersebut setiap perubahan yang kecil saja
pada pendapatan penjualan akan berakibat besar terhadap laba bersih.
33
B. Publikasi Penelitian Sebelumnya
Tabel 4
Publikasi Penelitian Sebelumnya
No Penelitian
Variabel
Penelitian
Metodologi Hasil
1 Komang Wulandari
(2009) meneliti
analisis perencanaan
penjualan untuk
mencapai target laba
pada UD. Dwi Boga
Utama Di Denpasar
Biaya,
Volume,
Laba
Teknik
analisis data
yang
digunakan
sama-sama
menggunakan
trend linear
Kondisi UD.
Dwi Boga
menunjukkan
perusahaan
tidak
menderita
kerugian dan
tidak
memperoleh
keuntungan.
2 I Ketut Gede
Aryanegara (2010)
meneliti
analisisbiaya-
volume-laba untuk
mencapai target laba
pada PT. Bali
Busana Di Denpasar
Biaya,
Volume,
Laba
Teknik
analisis data
yang
digunakan
sama-sama
menggunakan
trend linear
Kondisi PT.
Bali Busana
menunjukkan
perusahaan
tidak
menderita
kerugian dan
tidak
memperoleh
keuntungan.
34
Berikut dikemukakan beberapa persamaan dan perbedaannya,
persamaannya, yaitu sama-sama menganalisis tentang perencanaan penjualan
untuk mencapai target laba dengan metode pendekatan volume, biaya, dan
laba.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian
sebelumnya adalah penelitian ini menganalisis perencanaan penjualan dalam
pencapaian target laba pada PT. Anugrah Mertasari Sedana Gianyar
sedangkan penelitian sebelumnya adalah volume penjualan, perencanaan
penjualan, batas aman (Margin of Safety), dan Degree of Operating Leverage
UD. Dwi Boga Utama dan PT. Bali Busana mengenai tingkat penjualan
produk. Penelitiaan ini mempunyai kesamaan dengan penelitian sebelumnya
yaitu sama-sama menganalisis perencanaan laba penjualan.
35
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 1
Analisis Biaya Volume dan Laba Pada
PT. Anugrah Mertasari Sedana
Di Gianyar
Analisis :
1. Analisis Break Even Point 2. Analisis Margin of Safety
3. Analisis Degree of Operating Leverage
Perencanaan Laba
1. Biaya 2. Volume 3. Laba
Kesimpulan
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Objek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Anugrah Mertasari Sedana yang terletak
di Desa Ketewel Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar.
2. Obyek Penelitian
Yang menjadi obyek penelitian ini adalah mengenai laporan keuangan
dalam pencapaian target laba.
B. Indentifikasi Variabel
Dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan adalah:
1. Biaya
2. Volume
3. Laba
C. Definisi Operasional Variabel
1. Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan
uang yang dikeluarkan oleh PT. Anugrah Mertasari Sedana untuk
mencapai tujuan perusahaan. Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
PT. Anugrah Mertasari Sedana adalah:
a. Biaya Tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh PT. Anugrah
Mertasari Sedana dimana jumlah totalnya tetap atau tidak berubah
37
dalam suatu periode tertentu, seperti biaya penyusutan gedung, dan
biaya gaji pada tahun 2012.
b. Biaya Variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh PT. Anugrah
Mertasari Sedana dimana jumlah totalnya sebanding dengan
perubahan jumlah kegiatan, seperti biaya bahan baku pada tahun
2012.
c. Biaya semi variabel yaitu biaya yang dikeluarkan oleh PT. Anugrah
Mertasari Sedana dimana jumlah totalnya selalu berubah tetapi tidak
proposional dengan perubahan volume kegiatan PT. Anugrah
Mertasari Sedana seperti biaya listrik, biaya telepon pada tahun
2012.
2. Volume yaitu besarnya jumlah produk yang direncanakan untuk
diproduksi pada PT. Anugrah Mertasari Sedana pada tahun 2012.
3. Laba adalah selisih dari hasil penjualan yang diperoleh dari PT. Anugrah
Mertasari Sedana setelah dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh PT.
Anugrah Mertasari Sedana tahun 2012.
D. Jenis Data
1. Jenis Data Menurut Sumbernya
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari sumbernya untuk pertama kalinya
dikumpulkan oleh peneliti untuk membantu diamati dan dicatat
memecahkan masalah yang dihadapi. Misalnya : volume penjualan
pada PT. Anugrah Mertasari Sedana.
38
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari pihak perusahaan maupun data dari
pihak luar perusahaan yang terkait dengan masalah penelitian.
Misalnya struktur organisasi dan sejarah perusahaan pada PT.
Anugrah Mertasari Sedana.
2. Jenis Data Menurut Sifatnya
a. Data Kuantitatif
Yaitu data yang dapat diukur satuannya dan biasanya berupa angka-
angka seperti jumlah penjualan, laporan Laba/Rugi, Neraca dan
daftar penyusutan perusahaan.
b. Data Kualitatif
Yaitu data yang tidak berupa angka-angka melainkan uraian-uraian
maupun keterangan-keterangan seperti sejarah perusahaan, struktur
organisasi dan deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing
karyawan.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara / Interview
Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara
langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang
diteliti, yaitu pimpinan dan karyawan di PT. Anugrah Mertasari Sedana.
39
2. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara meneliti langsung ke tempat
peneliti serta mencatat data-data yang diperlukan.
3. Dokumentasi
Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara memeriksa dan
mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan langsung dengan
obyek penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan mempergunakan
teknik analisis sebagai berikut:
1. Analisis kuantitatif
Analisis data akan dilakukan dengan cara mengumpulkan data
secara teratur, baik terhadap data mentah maupun data yang telah diolah.
Beberapa metode yang digunakan dalam analisis biaya, volume, dan laba
antara lain :
a. Pemisahaan Biaya Semi Variabel
Dalam memisahkan biaya semi variabel menurut (Mulyadi,
2007 : 471) digunakan pendekatan metode kuadrat terkecil. Metode
kuadrat terkecil merupakan suatu metode pemisahan biaya semi
variabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Digunakannya
metode kuadrat terkecil karena dilihat dari biaya yang timbul pada
tahun 2012 mengalami pluktuasi dan cenderung menurun.
Formulasinya adalah Y = a + bx
40
Dimana :
n. XY - X.Y b =
n. X2 (X)2
Y - b.X a =
n
Keterangan :
Y = Total Biaya
b = Biaya Variabel
a = Biaya Tetap
X = Volume Penjualan
n = Periode Observasi
b. Analisis Break Event Point
Analisis Break event Point ( Analisis pulang pokok ) adalah
suatu tujuan mengetahui hubungan antara besarnya pengeluaran
investasi dan volume kegiatan yang mempengaruhi kemampuan
dalam memperoleh laba. Pada titik impas ditunjukan bahwa
perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami
kerugian.
Adapun cara penentuan luas operasi tingkat pulang pokok
untuk perusahaan yang menghasilkan berbagai macam pokok dapat
dilakukan dengan cara, yaitu :
1). Perhitungan Break Event Point atas dasar penjualan
dipergunakan BEP dengan pendekatan total, menurut
41
Djarwanto (2005 : 242) dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
BEP (RP) = FC____
1 VC S
Dimana :
FC = Biaya tetap
VC = Biaya variable
S = Volume Penjualan
2). Perhitungan Break Even Point atas dasar unit menurut
Djarwanto (2005 : 217) dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
BEP (Q) = FC__
P V
Dimana :
P = Harga jual per unit
V = Biaya variable per unit
FC = Biaya tetap
Q = Jumlah unit / kualitas produk yang dihasilkan dan dijual
c. Rencana Penjualan Untuk Mencapai Target Laba
Volume penjualan yang harus dicapai untuk merealisasikan
perencanaan laba dapat menggunakan rumus Djarwanto (2005 :
217).
42
Rencana Penjualan = Biaya Tetap + Target Laba (keuntungan)
1 Biaya Variabel Penjualan
d. Margin of Safety (MOS)
Margin of Safety adalah merupakan angka yang menunjukan
jarak antara penjualan yang direncanakan atau dibudgetkan
(budgeted sales) dengan penjualan pada break even. Dengan
demikian maka margin of safety adalah juga menggambarkan batas
jarak, dimana kalau menurunkan penjualan melampaui batas jarak
tersebut perusahaan akan menderita kerugian dirumuskan sebagai
berikut :
MS = SB SBE x 100% SB
Dimana :
MS = Margin of Safety ration
SB = Sales budget atau penjualan yang direncanakan
SBE = Sales of break even atau penjualan impas
(Djarwanto, 2005: 240)
e. Degree of Operating Leverage (DOL)
Operating leverage adalah besarnya penggunaan biaya tetap
dalam sebuah perusahaan. Semakin tinggi biaya tetap, maka
semakin tinggi operating leveragenya dan semakin besar pula
43
sensitivitas laba bersih terhadap perubahan penjulan (Mulyadi, 2005
: 258).
Operating Leverage dapat dihitung dengan cara :
Degree of operating leverage (DOL) = Contribution margin
Laba bersih
2. Analisis kualitatif
Yaitu analisis yang digunakan untuk melengkapi dan memperkuat
analisis kuantitatif sehingga hasil penelitian menjadi informative dan
kemudian dapat dibuat kesimpulan.
44
BAB IV
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan pembatikan yang berlokasi di banjar Akta, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati, Gianyar mulai dibangun pada tahun 1992 di atas tanah
seluas 5.000 meter persegi dan luas bangunan 2.446 meter persegi pada
mulanya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kegiatan
produksi kain batik dan tekstil. Adapun status tanah tempat berdirinya usaha
ini adalah merupakan tanah hak milik yang disewa oleh pemrakarsa dalam hal
ini adalah Ibu Dra. Ni Made Darmini.
Operasional perusahaan ini telah mendapat pengesahan dari Notaris
Ketut Alit Nariasih Dadu, SH Nomor : 80 tertanggal 23 September tahun
1997, dan telah mengantongi Ijin Usaha Perdagangan Nomor :
022/22/02/PK/V/1992 dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Gianyar yang diperbaharui Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah
Nomor : 370/22-06/PM/VII/2003 pada tanggal 29 Juli tahun 2003.
Pada awalnya, perusahaan ini berproduksi untuk memenuhi pesanan
yang dating dari berbagai daerah Bali. Perusahaan berproduksi dengan
beberapa tenaga kerja dan dibantu dengan peralatan yang sederhana.
Pemasarannya pun tidak begitu luas dan hanya mencakup daerah Bali.
Perusahaan ini terus berkembang dan meningkatkan ruang lingkup
pemasarannya dengan menerima pesanan yang datang dari luar daerah Bali.
45
Sistem produksi lebih maju dengan mempekerjakan lebih banyak karyawan
dan menggunakan peralatan yang lebih baik.
B. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan
Struktur organisasi dapat diartikan susunan dan hubungan antara
bagian-bagian komponen dan posisi dalam perusahaan. Suatu struktur
organisasi menspesifikasikan pembagian kegiatan kerja dan menunjukan
bagaimana fungsi dan kegiatan yang berbeda-beda itu dihubungkan sampai
batas tertentu untuk menunjukkan hirarki dan struktur wewenang organisasi
serta memperlihatkan hubungan pelaporan.
Untuk memperlancar jenis usaha yang dilakukan perusahaan, maka
penyusunan struktur organisasi perusahaan sangat diperlukan. Struktur
organisasi merupakan gambaran garis-garis kewenangan dari atasan kepada
bawahan, jadi struktur organisasi dibentuk untuk menentukkan posisi,
wewenang, kewajiban dan tanggung jawab serta hubungan antara manager
dengan bawahan.
Untuk tujuan pengendalian organisasi harus disusun sedemikian rupa
sehingga wewenang dan tanggung jawab setiap individu menjadi jelas.
Tanggung jawab timbul akibat adanya pendelegasian wewenang dari
manajemen yang diberikan wewenang maka perlu diadakan uraian tugas dari
masing-masing individu.
Dengan demikian dalam menjalankan tugasnya mereka akan
mengetahui batas-batas yang menjadi wewenang dan tanggung jawab masing-
46
masing pimpinan, ini mutlak diperlukan untuk menghindari pembekanan
tanggung jawab yang tidak sesuai dengan uraian tugasnya.
PT. Anugrah Mertasari Sedana menerapkan struktur organisasi garis,
dimana tugas dan tanggung jawab bersumber dari puncak/pimpinan dan turun
kepada bawahan. Setiap bawahan hanya mempunyai seorang atasan yang
mengatur dan bertanggung jawab. Organisasi seperti ini banyak digunakan
oleh perusahaan yang belum begitu besar karena kesederhanaannya dan
disiplin kerja lebih terjamin karena adanya kesatuan pimpinan. Untuk lebih
jelasnya struktur organisasi PT. Anugrah Mertasari Sedana dapat dilihat pada
gambar 2 berikut ini.
47
48
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yang bertugas
pada PT. Anugrah Mertasari Sedana adalah sebagai berikut :
1. Direktur/Direktris
Tugas Direktur antara lain :
a) Merumuskan dan menetapkan tujuan organisasi baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
b) Menyusun strategi, merencanakan dan mengkoordinir pelaksanaan
operasional perusahaan dalam mencapai sasaran yang optimal.
c) Menyusun, merencanakan, mengkoordinir serta mengawasi sumber
dan penggunaan dana dalam operasional perusahaan sehingga tercapai
tertib administrasi dan keuangan.
2. Kabag Marketing
Tugas Kabag Marketing antara lain :
a) Memasarkan barang-barang yang telah diproduksi kepada konsumen
atau pembeli secara keseluruhan.
b) Mempromosikan hasil yang telah diproduksi serta mengadakan
kontrak penjualan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
c) Bertanggung jawab atas mutu barang yang akan dijual, dan
meningkatkan mutu produksi.
Kabag Marketing membawahi
1) Bagian Penjualan
Tugas Bagian Penjualan antara lain :
49
(a) Menerima order-order yang masuk dari para pembeli atau
pemesanan.
(b) Mencari order-order yang akan diserahkan kepada bagian
gudang.
(c) Mengadakan kontak dengan bagian gudang sehingga
mengetahui stock barang yang ada.
(d) Bertugas mencari daerah pemasaran baru untuk menambah
jumlah outlet.
2) Bagian Gudang Barang Jadi
Tugas Bagian Gudang Barang Jadi ialah mempertanggung jawabkan
keadaan keluar masuknya barang jadi dari gudang dan
mendistribusikannya kepada bagian penjualan.
3. Kabag Produksi
Tugas Kabag Produksi, antara lain :
a) Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
pekerjaan yang berhubungan dengan proses produksi.
b) Bertanggung jawab atas kelancaran jalannya produksi dari sejak
diterimanya pesanan hingga barang ada di gudang barang jadi.
c) Bertanggung jawab atas kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan
oleh perusahaan.
Kabag Produksi membawahi :
1) Bagian Produksi
Tugas Bagian Produksi antara lain :
50
(a) Mengkoordinir produksi dari awal sampai akhir serta melakukan
pengawasan, pengevaluasian dan perbaikan atas hasil produksi.
(b) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan produksi sesuai
dengan perencanaan produksi yang ditetapkan.
2) Bagian Pengawasan Produksi
Tugas Bagian Pengawasan Produksi antara lain :
(a) Memberikan pengarahan-pengarahan kepada tenaga bagian
produksi agar dapat bekerja seoptimal mungkin.
(b) Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengawasan produksi
agar produk sesuai dengan rencana.
4. Kabag Pembelian
Tugas Kabag Pembelian antara lain :
a) Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
pembelian bahan baku kain dan prasaran yang diperluakn untuk
kelancaran proses produksi.
b) Menjalin hubungan baik dengan supplier dalam pesanan dan
pembelian barang.
Kabag Pembelian membawahi :
1) Bagian Pembelian
Tugas Bagian Pembelian antara lain :
(a) Menjamin kontinuitas pengadaan obat-obatan, baik persediaan
stock maupun kelancaran pengiriman dari pabrik.
51
(b) Bertanggung jawab terhadap kualitas dan kuantitas barang yang
dibeli serta bertanggung jawab terhadap jumlah stock.
2) Bagian Gudang Bahan
Tugas Bagian Gudang Bahan antara lain :
(a) Mencatat keluar masuknya barang-barang yang didistribusikan
maupun barang-barang yang dating dari pabrik.
(b) Mencatat persediaan stock barang-barang.
(c) Menyimpan barang-barang dengan baik supaya tidak lembab
maupun kena sinar matahari.
5. Kabag Administrasi dan Umum
Tugas Kabag Administrasi dan Umum antara lain :
a) Membuat, mengkoordinir dan merencanakan keuangan perusahaan.
b) Mengurusi pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan operasional
perusahaan.
Kabag Administrasi dan Umum membawahi :
1) Bagian Akuntansi
Tugas Bagian Akuntansi antara lain :
(a) Mengkoordinir perencanaan, pelaksanaan dang pengendalian
operasi bagian akuntansi.
(b) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pengeluaran dan
penerimaan uang baik melalui kas maupun bank yang sesuai
dengan bukti dan instruksi atasan serta mengurus pelaksanaan
penggajian karyawan.
52
2) Bagian Administrasi
Tugas Bagian Administrasi antara lain :
Bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
tugas-tugas administrasi perusahaan.
3) Satpam
Tugas Satpam antara lain :
Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan perusahaan.
53
BAB V
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk mencapai laba yang
maksimal. Demikian pula halnya PT. Anugrah Mertasari Sedana,
mengeluarkan berbagai macam biaya, biaya variable maupun biaya tetap yang
mempengaruhi laba dari pada penjualan produk.
Untuk menentukan tingkat break event dan menganalisa laba yang
dicapai apakah sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka selain
mengetahui biaya-biaya tersebut, perlu juga diketahui data-data penjualan
produk pada tahun 2012, yaitu :
1. Jumlah penjualan yang dicapai selama tahun 2012 adalah Rp.
67.213.228.678,00
2. Total produk sebesar 3.469.074 yds.
Agar dapat mengetahui berapa titik break event point suatu perusahaan
maka terlebih dahulu perlu diketahui besarnya penjualan dan biaya-biaya yang
dikeluarkan. Dimana biaya yang terjadi harus dipisahkan ke dalam biaya tetap
dan biaya variable. Oleh karena it jika ada biaya yang mempunyai sifat semi
variable maka biaya tersebut harus dianalisis sehingga biaya tersebut dapat
dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya variable. Dalam hal ini biaya-biaya
yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya produksi dan biaya non produksi.
54
Selanjutnya dibawah ini akan disajikan anggaran biaya tetap, biaya
variable dan biaya semi variable tersebut dapat dilihat dalam table berikut :
Tabel 5
Penggolongan Biaya-Biaya
PT. Anugrah Mertasari Sedana di Gianyar
Tahun 2012
No Jenis Biaya Biaya Tetap
(Rp)
Biaya Variabel
(Rp)
Biaya Semi
Variabel (Rp)
1 Biaya Bahan Baku 38,975,113,352
2 Biaya Tenaga Kerja
Produksi
1,811,387,241
3 Biaya Bahan Penolong 6,199,691,000
4 Biaya Tenaga Kerja Tak
Langsung
2,296,341,417
5 Biaya Perawatan 33,966,500
6 Biaya Penyusutan
Bangunan
70,464,198
7 Biaya Limbah 853,407,225
8 Biaya Penyusutan
Peralatan dan Mesin
47,865,856
9 Biaya Listrik 128,224,283
10 Biaya Mobil dan
Kendaraan
10,901,813
11 Biaya Perlengkapan 18,017,100
12 Biaya Penyusutan
Inventaris Kantor
6,878,988
13 Biaya Telephone 37,368,829
14 Biaya Gaji 3,175,656,170
15 Biaya Lain-Lain 1,224,025,790
16 Biaya Administrasi dan
Suplies
256,913,992
17 Biaya Penjualan, Doc,
Pengiriman
8,472,678,834
18 Bunga Pinjaman, Sewa 195,000,000
Jumlah 5,803,108,442 49,081,641,708 8,929,152,438
Sumber data : PT. Anugrah Mertasari Sedana
55
B. Analisis Data
1. Pemisahan Biaya Semi Variabel
Setelah mengetahui jenis-jenis biaya tersebut diatas, kita akan
memisahkan biaya semi variable tersebut antara lain : biaya perawatan,
biaya listrik, biaya telephone, biaya administrasi dan supplies, biaya
penjualan, doc, dan pengiriman menjadi biaya tetap dan biaya variable
dengan menggunakan metode kuadrat terkecil.
a. Pemisahan Biaya Perawatan
Berdasarkan tabel 5 mengenai biaya tetap, biaya variable dan biaya
semi variable maka distribusi perhitungan pemisahan biaya perawatan
tampak pada tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 6
Perhitungan Pemisahan Biaya Perawatan
PT. Anugrah Mertasari Sedana
Tahun 2012
Bulan (n) Jumlah Kain
Diproduksi/
YDS (X)
Biaya (Y)
(Rp)
X.Y (Rp) X2
Januari 277.094 2.713.923 752.011.779.762 76.781.084.836
Februari 277.570 2.717.751 754.366.145.070 77.045.104.900
Maret 380.830 3.728.794 1.420.036.619.020 145.031.488.900
April 281.538 2.756.599 776.087.369.262 79.263.420.214
Mei 204.485 2.002.159 409.411.483.115 41.814.115.225
Juni 252.317 2.470.494 623.347.634.598 63.663.868.489
Juli 265.280 2.597.421 689.043.842.880 70.373.669.402
Agustus 293.399 2.872.741 842.859.336.659 86.083.248.996
September 275.154 2.694.094 741.290.740.476 75.709.602.648
Oktober 352.163 3.448.109 1.214.296.409.767 124.018.834.915
November 452.882 4.434.270 2.008.201.066.140 205.101.979.117
Desember 156.362 1.530.976 239.386.469.312 24.449.075.044
3.469.074 33.966.500 10.470.338.896.061 1.069.335.492.686
Sumber Data : PT. Anugrah Mertasari Sedana
56
Perhitungan pemisahan biaya perawatan menjadi biaya tetap dan biaya
variable adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
n. XY - X.Y b =
n. X2 (X)2
= 12(10.470.338.896.061) - (3.469.074) (33.966.500)
12(1.069.335.492.686) (12.034.474.417.476)
= 125.644.066.752.732 117.832.302.021.000
12.832.025.912.232 12.034.474.417.476
= 7.811.764.731.732
797.551.494.756
= Rp. 9,79
Y - b.X a =
n
= (33.966.500) 9,79 (3.469.074)
12
= 33.966.500 33.962.234
12
= 4.266
12
= Rp. 355,5
57
Biaya Tetap = Rp. 355,5 perbulan
= Rp. 355,5 X 12
= Rp. 4.266
Biaya Variabel = Rp. 9,79 x 3.469.074
= Rp. 33.962.234
Total Biaya = a + bX
= Rp. 4.266 + Rp. 33.962.234
= Rp. 33.966.500,00
Jadi biaya perawatan yang terjadi tahun 2012 terdiri dari biaya variable
Rp. 33.962.234,00 dan biaya tetap Rp. 4.266,00 dari total Rp.
33.966.500,00.
b. Pemisahan Biaya Listrik
Berdasarkan tabel 5 mengenai biaya tetap, biaya variable dan biaya
semi variable maka distribusi perhitungan pemisahan biaya listrik
tampak pada tabel 7 sebagai berikut :
58
Tabel 7
Perhitungan Pemisahan Biaya Listrik
PT. Anugrah Mertasari Sedana
Tahun 2012
Bulan (n) Jumlah Kain
Diproduksi/
YDS (X)
Biaya (Y)
(Rp)
X.Y (Rp) X2
Januari 277.094 10.241.978 2.837.990.651.932 76.781.084.836
Februari 277.570 10.259.571 2.847.749.122.470 77.045.104.900
Maret 380.830 14.076.278 5.360.668.950.740 145.031.488.900
April 281.538 10.406.222 2.929.746.929.436 79.263.420.214
Mei 204.485 7.558.196 1.545.537.709.060 41.814.115.225
Juni 252.317 9.326.167 2.353.150.478.939 63.663.868.489
Juli 265.280 9.805.321 2.601.155.554.880 70.373.669.402
Agustus 293.399 10.844.662 3.181.812.986.138 86.083.248.996
September 275.154 10.170.263 2.798.388.545.502 75.709.602.648
Oktober 352.163 13.016.689 4.583.996.248.307 124.018.834.915
November 452.882 16.739.467 7.581.003.293.894 205.101.979.117
Desember 156.362 5.779.469 903.689.331.778 24.449.075.044
3.469.074 128.224.283 39.524.889.803.076 1.069.335.492.686
Sumber Data : PT. Anugrah Mertasari Sedana
Perhitungan pemisahan biaya listrik menjadi biaya tetap dan biaya
variable adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
n. XY - X.Y b =
n. X2 (X)2
= 12(39.524.889.803.076) - (3.469.074) (128.224.283)
12(1.069.335.492.686) (12.034.474.417.476)
= 474.298.677.636.912 444.819.526.323.942
12.832.25.912.232 12.034.474.417.476
= 29.479.151.312.970
797.551.494.756
59
= Rp. 36.9
Y - b.X a =
n
= (128.224.283) 36,9 (3.469.074)
12
= 128.224.283 128.008.830
12
= 215.452
12
= Rp. 17.954
Biaya Tetap = Rp. 17.954,00 perbulan
= Rp. 17.954,00 x 12
= Rp. 215.448,00
Biaya Variabel = Rp. 36.9 x 3.469.074
= Rp. 128.008.830
Total Biaya = a + bX
= Rp. 215.448 + Rp. 128.008.830
= Rp. 128.224.278,00
Jadi biaya listrik yang terjadi tahun 2012 terdiri dari biaya variable Rp.
128.008.830,00 dan biaya tetap Rp. 215.448,00 dari total Rp.
128.224.278,00.
60
c. Pemisahan Biaya Telephone
Berdasarkan tabel 5 mengenai biaya tetap, biaya variable dan biaya
semi variable maka distribusi perhitungan pemisahan biaya telephone
tampak pada tabel 8 sebagai berikut :
Tabel 8
Perhitungan Pemisahan Biaya Telephone
PT. Anugrah Mertasari Sedana
Tahun 2012
Bulan (n) Jumlah Kain
Diproduksi/
YDS (X)
Biaya (Y)
(Rp)
X.Y (Rp) X2
Januari 277.094 2.984.854 827.085.134.276 76.781.084.836
Februari 277.570 2.989.981 829.929.026.170 77.045.104.900
Maret 380.830 4.102.297 1.562.277.766.510 145.031.488.900
April 281.538 3.032.720 853.825.923.360 79.263.420.214
Mei 204.485 2.202.710 450.421.154.350 41.814.115.225
Juni 252.317 2.717.956 685.786.504.052 63.663.868.489
Juli 265.280 2.857.597 758.063.332.160 70.373.669.402
Agustus 293.399 3.160.496 927.286.365.904 86.083.248.996
September 275.154 2.963.954 815.543.798.916 75.709.602.648
Oktober 352.163 3.793.497 1.335.929.284.011 124.018.834.915
November 452.882 4.878.438 2.209.356.758.316 205.101.979.117
Desember 156.362 1.684.330 263.365.207.460 24.449.075.044
3.469.074 37.368.829 11.518.870.255.485 1.069.335.492.686
Sumber Data : PT. Anugrah Mertasari Sedana
Perhitungan pemisahan biaya telephone menjadi biaya tetap dan biaya
variable adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
n. XY - X.Y b =
n. X2 (X)2
= 12(11.518.870.255.485) - (3.469.074) (37.368.829)
12(1.069.335.492.686) (12.034.474.417.476)
61
= 138.226.443.065.820 129.635.233.094.346
12.832.25.912.232 12.034.474.417.476
= 8.591.209.971.474
797.551.494.756
= Rp. 10,7
Y - b.X a =
n
= (37.368.829) 10,7 (3.469.074)
12
= 37.368.829 37.119.092
12
= 249.737
12
= Rp. 20.812
Biaya Tetap = Rp. 20.812,00 perbulan
= Rp. 20.812,00 x 12
= Rp. 249.744,00
Biaya Variabel = Rp. 10,7 x 3.469.074
= Rp. 37.119.092
Total Biaya = a + bX
= Rp. 249.744 + Rp. 37.119.092
62
= Rp. 37.368.836,00
Jadi biaya telephone yang terjadi tahun 2012 terdiri dari biaya variable
Rp. 37.119.092,00 dan biaya tetap Rp. 249.744,00 dari total Rp.
37.368.836,00.
d. Pemisahan Biaya Administrasi dan Suplies
Berdasarkan tabel 5 mengenai biaya tetap, biaya variable dan biaya
semi variable maka distribusi perhitungan pemisahan biaya
administrasi dan suplies tampak pada tabel 9 sebagai berikut :
Tabel 9
Perhitungan Pemisahan Biaya Administrasi dan Suplies
PT. Anugrah Mertasari Sedana
Tahun 2012
Bulan (n) Jumlah Kain
Diproduksi/
YDS (X)
Biaya (Y)
(Rp)
X.Y (Rp) X2
Januari 277.094 20.521.131 5.686.282.273.314 76.781.084.836
Februari 277.570 20.556.383 5.705.835.229.310 77.045.104.900
Maret 380.830 28.203.651 10.740.796.410.330 145.031.488.900
April 281.538 20.850.217 5.870.128.393.746 79.263.420.214
Mei 204.485 15.143.827 3.096.685.464.095 41.814.115.225
Juni 252.317 18.686.187 4.714.842.645.279 63.663.868.489
Juli 265.280 19.646.232 5.211.752.424.960 70.373.669.402
Agustus 293.399 21.728.688 6.375.175.330.512 86.083.248.996
September 275.154 20.377.442 5.606.934.676.068 75.709.602.648
Oktober 352.163 26.080.625 9.184.631.141.875 124.018.834.915
November 452.882 33.539.694 15.189.523.698.108 205.101.979.117
Desember 156.362 11.579.916 1.810.658.825.592 24.449.075.044
3.469.074 256.913.992 79.193.246.513.189 1.069.335.492.686
Sumber Data : PT. Anugrah Mertasari Sedana
Perhitungan pemisahan biaya administrasi dan suplies menjadi biaya
tetap dan biaya variable adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
63
n. XY - X.Y b =
n. X2 (X)2
= 12(79.193.246.513.189) - (3.469.074) (256.913.992)
12(1.069.335.492.686) (12.034.474.417.476)
= 950.318.958.158.268 891.253.649.883.408
12.832.25.912.232 12.034.474.417.476
= 59.065.308.274.860
797.551.494.756
= Rp. 74
Y - b.X a =
n
= (256.913.992) 74 (3.469.074)
12
= 256.913.992 256.711.476
12
= 202.516
12
= Rp. 16.876
Biaya Tetap = Rp16.876,00 perbulan
= Rp. 16.876,00 x 12
= Rp. 202.512,00
64
Biaya Variabel = Rp. 74 x 3.469.074
= Rp. 256.711.476
Total Biaya = a + bX
= Rp. 202.512 + Rp. 256.711.476
= Rp. 256.913.988,00
Jadi biaya administrasi dan suplies yang terjadi tahun 2012 terdiri dari
biaya variable Rp. 256.711.476,00 dan biaya tetap Rp. 202.512,00 dari
total Rp. 256.913.988,00.
e. Pemisahan Biaya Penjualan, Doc, Pengiriman
Berdasarkan tabel 5 mengenai biaya tetap, biaya variable dan biaya
semi variable maka distribusi perhitungan pemisahan biaya penjualan,
doc, pengiriman tampak pada tabel 10 sebagai berikut :
65
Tabel 10
Perhitungan Pemisahan Biaya Penjualan, Doc, Pengiriman
PT. Anugrah Mertasari Sedana
Tahun 2012
Bulan (n) Jumlah Kain
Diproduksi/
YDS (X)
Biaya (Y)
(Rp)
X.Y (Rp) X2
Januari 277.094 676.759.379 187.525.963.364.626 76.781.084.836
Februari 277.570 677.921.936 188.170.791.775.520 77.045.104.900
Maret 380.830 930.118.568 354.217.054.251.440 145.031.488.900
April 281.538 687.612.187 193.588.959.903.606 79.263.420.214
Mei 204.485 499.423.090 102.124.530.558.650 41.814.115.225
Juni 252.317 616.245.376 155.489.184.536.192 63.663.868.489
Juli 265.280 647.906.385 171.876.605.812.800 70.373.669.402
Agustus 293.399 716.582.976 210.244.728.575.424 86.083.248.996
September 275.154 672.020.691 184.909.181.211.414 75.709.602.648
Oktober 352.163 860.104.035 302.896.817.277.705 124.018.834.915
November 452.882 1.106.094.129 500.930.121.329.778 205.101.979.117
Desember 156.362 381.890.081 59.713.096.845.322 24.449.075.044
3.469.074 8.472.678.834 2.611.687.035.442.477 1.069.335.492.686
Sumber Data : PT. Anugrah Mertasari Sedana
Perhitungan pemisahan biaya penjualan, doc, pengiriman menjadi
biaya tetap dan biaya variable adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
n. XY - X.Y b =
n. X2 (X)2
= 12(2.611.687.035.442.477) - (3.469.074) (8.472.678.834)
12(1.069.335.492.686) (12.034.474.417.476)
= 31.340.244.425.309.600 29.392.349.853.379.700
12.832.25.912.232 12.034.474.417.476
= 1.947.894.571.929.900
797.551.494.756
66
= Rp. 2.442
Y - b.X a =
n
= (8.472.678.834) 2.442 (3.469.074)
12
= 8.472.678.834 8.471.478.708
12
= 1.200.126
12
= Rp. 100.010
Biaya Tetap = Rp. 100.010,00 perbulan
= Rp. 100.010,00 x 12
= Rp. 1.200.120,00
Biaya Variabel = Rp. 2.442 x 3.469.074
= Rp. 8.471.478.708
Total Biaya = a + bX
= Rp. 1.200.120 + Rp. 8.471.478.708
= Rp. 8.472.678.828,00
Jadi biaya penjualan, doc, pengiriman yang terjadi tahun 2012 terdiri
dari biaya variable Rp. 8.471.478.708,00 dan biaya tetap Rp.
1.200.120,00 dari total Rp. 8.472.678.828,00.
67
Tabel 11
Klasifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel
PT. Anugrah Mertasari Sedana di Gianyar
Tahun 2012
No Jenis Biaya Biaya Tetap
(Rp)
Biaya Variabel
(Rp)
Total Biaya
(Rp)
1 Biaya Bahan Baku 38.975.113.352 38.975.113.352
2 Biaya Tenaga Kerja
Produksi
1.811.387.241 1.811.387.241
3 Biaya Bahan Penolong 6.199.691.000 6.199.691.000
4 Biaya Tenaga Kerja Tak
Langsung
2.296.341.417 2.296.341.417
5 Biaya Perawatan 4.266 33.962.234 33.966.500
6 Biaya Penyusutan
Bangunan
70.464.198 70.464.198
7 Biaya Limbah 853.407.225 853.407.225
8 Biaya Penyusutan
Peralatan dan Mesin
47.865.856 47.865.856
9 Biaya Listrik 215.448 128.008.830 128.224.278
10 Biaya Mobil dan
Kendaraan
10.901.813 10.901.813
11 Biaya Perlengkapan 18.017.100 18.017.100
12 Biaya Penyusutan
Inventaris Kantor
6.878.988 6.878.988
13 Biaya Telephone 249.744 37.119.092 37.368.836
14 Biaya Gaji 3.175.656.170 3.175.656.170
15 Biaya Lain-Lain 1.224.025.790 1.224.025.790
16 Biaya Administrasi dan
Suplies
202.512 256.711.476 256.913.988
17 Biaya Penjualan, Doc,
Pengiriman
1.200.120 8.471.478.708 8.472.678.828
18 Bunga Pinjaman, Sewa 195.000.000 195.000.000
Jumlah 5.804.980.532 58.008.922.049 63.813.902.589
Sumber data : PT. Anugrah Mertasari Sedana
68
2. Analisis Break Even Point
Setelah dilakukan pemisahan terhadap biaya-biaya semi variable
menjadi biaya tetap dan biaya variable maka selanjutnya dihitung Break
Even Point. Break Even Point merupakan suatu keadaan dimana
perusahaan tidak memperoleh laba atau tidak mengalami kerugian. Dalam
analisis Break Even Point akan memberikan pedoman kepada perusahaan
mengenai berapa jumlah produksi dan penjualan agar perusahaan dapat
mencapai laba yang ditargetkan atau minimal tidak mengalami kerugian.
Setelah diketahui besarnya biaya tetap dan biaya variable maka Break
Even Point dapat dihitung sebagai berikut :
a. Menghitung Break Even atas dasar unit
Setelah dilakukan pemisahan antara biaya tetap dan biaya variable
diatas kita dapat menghitung Break Even penjualan kain pada PT.
Anugrah Mertasari Sedana. Pertama kali yang akan dihitung adalah
Break Even atas dasar unit, untuk mengetahui pada unit penjualan
berapakah perusahaan berada dalam keadaan Break Even.
Diketahui :
Jumlah kain diproduksi : 3.469.074 Yds
Biaya Variabel
Biaya Variabel per unit =
Jumlah kain diproduksi
= 58.008.922.049
3.469.074
= 16.720,94
69
Total Penjualan
Harga Jual per unit =
Jumlah kain diproduksi
= 67.213.228.678
3.469.074
= 19.374,98
Break Even dengan pendekatan unit dapat dicari dengan formulasi
sebagai berikut :
TFC
BEP =
Harga jual/unit Biaya Variabel/unit
= 5.807.720.270
19.374,98 16.720,94
= 5.807.720.270
2.654,04
BEP = 2.188.256,50
Dari perhitungan diatas maka PT. Anugrah Mertasari Sedana
mencapai break even pada saat penjualan mencapai 2.188.256,50
Yds. Pada saat penjualan sebanyak 2.188.256,50 Yds ini, perusahaan
tidak mengalami kerugian. Pembuktiannya dapat kita lihat berikut ini:
Penjualan (19.374,98 X 2.188.256,50) = 42.397.425.922,37
Biaya Variabel (16.720,94 X 2.188.256,50) = 36.589.705.652,37 -
Margin kontribusi = 5.807.720.270
Biaya Tetap = 5.807.720.270 -
Profit = 0
70
Dari perhitungan diatas dapat dibuktikan bahwa Break Even terjadi
jika penjualan mencapai 2.188.256,50 Yds, dimana pada saat tersebut
keuntungan perusahaan = 0, atau perusahaan tidak mendapat
keuntungan maupun menderita kerugian.
b. Perhitungan Break Even atas dasar rupiah
Analisis Break Even dalam rupiah ini memberikan gambaran
penjualan minimal pada periode tertentu yang harus dicapai agar
perusahaan dapat menutupi semua biaya yang terjadi pada periode
tersebut. Untuk mengetahui total rupiah penjualan kain pada Break
Even Point, maka dapat dicari dengan formulasi sebagai berikut :
TFC
BEP =
TVC
1 TR
= 5.807.720.270
5.804.980.532
1- 67.213.228.678
= 5.807.720.270
1 - 0,86
= 5.807.720.270
0,14
= 41.483.716.214
Dari perhitungan diatas maka PT. Anugrah Mertasari Sedana
mencapai break even dalam rupiah adalah Rp. 41.483.716.214,00. Ini
berarti bahwa pada tingkat penjualan Rp. 41.483.716.214,00 PT.
71
Anugrah Mertasari Sedana tidak mengalami keuntungan maupun
kerugian. Untuk meyakinkan hal tersebut maka perlu pembuktian
sebagai berikut :
Penjualan pada Break Even Point = Rp. 41.483.716.214,00
Biaya Variabel (0,86 X 41.483.716.214) = Rp. 35.675.995.944,00 -
Margin kontribusi = Rp. 5.807.720.270,00
Biaya Tetap = Rp. 5.807.720.270,00 -
Profit = 0
Dari perhitungan diatas bahwa memang benar titik Break Even
Point dalam rupiah berada pada penjualan Rp. 41.483.716.214,00
3. Peramalan Laba Tahun 2013 Menggunakan Perhitungan Trend Linier
Untuk meramalkan laba tahun 2013 diperlukan data mengenai laba
selama satu tahun sebelumnya yaitu laba tahun 2012, dan formulasi yang
digunakan untuk meramalkan laba masa mendatang adalah :
Y = a + b X
Dimana :
Y a =
n
XY b =
X2
Adapun laba perusahaan PT. Anugrah Mertasari Sedana tahun 2012
yaitu sebagai berikut :
Y = Laba tahun 2012
72
Y = Total laba masa 1 tahun sebelumnya (2012)
= Rp. 3.399.326.089,00
X = Skala Tahun (X = 0)
XY = Laba masa sebelumnya dengan skala tahun
X2 = Skala tahun dikuadratkan
= 1
n = Jumlah Tahun
x = Periode Waktu
Perhitungan laba untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Y a =
n
= 3.399.326.089
1
= 3.399.326.089
XY b =
X2
= 3.399.326.089
1
= 3.399.326.089
Y = a + b X
Y 2013 = 3.399.326.089 + 3.399.326.089 (2)
= 3.399.326.089 + 6.798.652.178
= 10.197.978.267
73
Jadi peramalan laba tahun 2013 sebesar Rp. 10.197.978.267,00
4. Anggaran Penjualan (Sales Budget)
Perencanaan penjualan untuk mencapai target laba dengan
menggunakan laba yang diprediksi untuk tahun 2013. Setelah mengetahui
jumlah yang diinginkan oleh perusahaan, maka jumlah produk yang harus
dijual besarnya sebagai berikut :
Biaya tetap + Budget Laba
Sales Budget (unit) =
Rata-rata Margin Kontribusi
= 5.807.720.270 + 10.197.978.267
2.654,04
= 16.005.698.537
2.654,04
= 6.030.692 Yds
Biaya tetap + budget laba
Sales Budget (Rp) =
Biaya Variabel
1 Penjualan
= 5.807.720.270 + 10.197.978.267
1 - 5.804.980.532
67.213.228.678
= 16.005.698.537
1 0,86
= 16.005.698.537
0,14
74
= Rp. 114.326.418.121,43
Jadi jumlah penjualan untuk tahun 2013 yang harus terealisis dengan
adanya prediksi laba tahun 2013 adalah sebesar RP. 114.326.418.121,43.
5. Analisis Margin Of Safety
Analisis Margin Of Safety menunjukkan batas penjualan dapat
diturunkan dari yang dianggarkan, tetapi perusahaan tidak dalam posisi rugi
atau dalam keadaan impas (break event point).
Margin Of Safety PT. Anugrah Mertasari Sedana dapat dihitung
sebagai berikut :
SB - SBE
= X 100 %
SB
= 114.326.418.121,43 - 41.483.716.214,00
X 100 %
114.326.418.121,43
= 72.842.701.907,43
X 100 %
114.326.418.121,43
= 63.71 %
Margin Of Safety = SB X Margin Of Safety ratio
= 114.326.418.121,43 X 63.71 %
= Rp. 72.837.360.985,16
Agar tidak mengalami kerugian PT. Anugrah Mertasari Sedana dapat
menurunkan volume penjualan paling banyak 63,71 % dari budget yang
telah ditetapkan atau sebesar Rp. 72.837.360.985,16.
75
Apabila penurunan volume penjualan melebihi dari angka tersebut, maka
perusahaan akan mengalami kerugian. Disamping itu juga perlu diketahui
bahwa semakin besar margin of safety ratio maka perusahaan tersebut
semakin aman.
6. Perhitungan Operating Laverage (DOL)
Operating Laverage adalah ukuran besarnya biaya tetap dalam sebuah
perusahaan. Semakin tinggi biaya tetap, maka semakin tinggi Operating
Laverage-nya dan semakin besar pula sensitivitas laba bersih terhadap
perubahan penjualan.
DOL = Margin Kontribusi
Laba Bersih
= 9.207.047.198
3.399.326.928
= 2,71
Jadi DOL untuk PT. Anugrah Mertasari Sedana adalah 2,71 kali pada
tingkat penjualan produk Rp. 67.213.228.678,00. Jadi ini berarti setiap
tambahan 1 % penjualan akan menambah laba sebanyak 2,71 %.
C. Pembahasan
Tujuan utama sebuah perusahaan adalah mencari laba yang maksimal.
Untuk mencapai laba yang optimal maka pihak perusahaan harus menyusun
perencanaan laba. Perencanaan laba sangat diperlukan untuk menilai sukses
tidaknya suatu perusahaan. Salah satu factor yang mempengaruhi laba
perusahaan adalah kegiatan penjualan perusahaan dimana dengan mengetahui
kegiatan penjualan akan tahu keadaan dan operasinya apakah pada keadaan
76
untung atau rugi. Dari analisis tentang perencanaan laba yang telah diuraikan
dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut :
1. Pemisahan Biaya Semi Variabel ke dalam Biaya Tetap dan Biaya Variabel.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan sebelumnya maka
dapat disimpulkan bahwa biaya operasional PT. Anugrah Mertasari Sedana
pada tahun 2012 sebesar Rp. 63.813.902.589,00 yang terdiri dari biaya
tetap sebesar Rp. 5.804.980.532,00 dan biaya variable sebesar Rp.
58.008.922.049,00.
2. Break Even Point
Tingkat penjualan minimal yang harus dicapai oleh perusahaan agar
tidak menderita kerugian dan tidak memperoleh keuntungan atau dalam
keadaan titik impas (BEP) saat penjualan sebesar Rp. 41.483.716.214,00
atau sejumlah 2.188.256,50 Yds.
3. Perencanaan Laba tahun 2013 dengan Perhitungan Trend Linier
Untuk kemajuan dan meningkatkan produktivitas perusahaan sangat
perlu suatu perencanaan untuk tahun yang akan dating dengan
perbandingan tahun-tahun sebelumnya. Adapun cara yang dapat digunakan
untuk merencanakan laba tahun 2013 pada PT. Anugrah Mertasari Sedana
dengan Perhitungan Trend Linier yaitu sebesar Rp. 10.197.978.267,00.
4. Anggaran Penjualan (Sales Budget)
Jumlah penjualan 2013 yang harus terealisir dengan adanya prediksi
laba tahun 2013 adalah sebesar Rp. 114.326.418.121,43.
77
5. Analisis Margin Of Safety
Agar tidak mengalami kerugian PT. Anugrah Mertasari Sedana dapat
menurunkan volume penjualan paling banyak 63,71 % dari budget yang
telah ditetapkan atau sebesar Rp. 72.837.360.985,16. Apabila penurunan
volume penjualan melebihi dari angka tersebut, maka perusahaan akan
mengalami kerugian dengan adanya penurunan penjualan.
6. Perhitungan Operating Leverage
Degree Of Operating Leverage (DOL) merupakan ukuran pada
tingkat penjualan tertentu. Seberapa besar perubahan prosentase dalam
volume penjualan akan mempengaruhi laba. Degree Of Operating
Leverage (DOL) untuk PT. Anugrah Mertasari Sedana adalah 2,71 kali
pada tingkat penjualan produk Rp. 67.213.228.678,00. Jadi ini berarti setiap
tambahan 1 % penjualan akan menambah laba bersih 2,71 %.
78
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian analisis data dan pembahasan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Volume penjualan yang seharusnya dicapai PT. Anugrah Mertasari Sedana
pada tahun 2012 agar perusahaan tidak mengalami kerugian atau dalam
keadaan Break Even Point adalah sebesar Rp. 41.483.716.214,00 atau
sejumlah 2.188.256,50 Yds.
2. Apabila perusahaan merencanakan kenaikan laba tahun 2013 dari laba
tahun 2012 yaitu dari Rp. 3.399.326.089,00 menjadi Rp.
10.197.978.267,00, maka volume penjualan (sales budget) yang harus
dicapai pada tahun 2013 sebesar Rp. 114.326.418.121,43. Selain itu pihak
manajemen harus memperhatikan factor inflasi yang tidak bisa dihindari
yang dapat mengakibatkan kenaikan biaya-biaya baik biaya tetap maupun
biaya variable.
3. Toleransi batas aman penurunan penjualan (margin of safety) dengan
adanya kenaikan laba tersebut adalah sebesar 63,71 % atau sebesar Rp.
72.837.360.985,16 yang artinya perusahaan tidak akan mengalami kerugian
bila nantinya realisasi volume penjualan menurun tidak lebih dari 63,71 %
atau tidak melebihi Rp. 72.837.360.985,16 dari budget yang ditetapkan.
79
4. Degree Of Operating Leverage (DOL) untuk PT. Anugrah Mertasari
Sedana adalah 2,71 kali pada tingkat penjualan produk Rp.
67.213.228.678,00. Jadi ini berarti bahwa setiap tambahan 1 % penjualan
akan menambah laba bersih 2,71 %.
B. Saran
Dari simpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan dan diharapkan
dapat berguna bagi perusahaan khususnya dalam perencanaan biaya, volume,
dan laba adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya perusahaan menetapkan analisis break even point dalam
menyusun perencanaan laba.
2. Dalam rangka realisasi perencanaan laba perusahaan atau manajemen
sedapat mungkin agar melakukan pengendalian terhadap