Post on 15-Oct-2021
1
SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN DAN
PENGAJUAN DANA TALANGAN UMRAH DAN HAJI
PADA PT. SHABILLA ERALDO CABANG BOGOR
TUGAS AKHIR
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Pada Program Vokasional
Program Studi Perbankan & Keuangan
Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan
Oleh :
NIMAS PUTRI LANJAR
NPM : 170110059
PROGRAM VOKASIONAL
PROGRAM STUDI PERBANKAN & KEUANGAN DIPLOMA
TIGA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA KESATUAN
2020
2
SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN DAN
PENGAJUAN DANA TALANGAN UMRAH DAN HAJI
PADA PT. SHABILLA ERALDO CABANG BOGOR
TUGAS AKHIR
Telah diujikan dan disetujui pada sidang ahli madya
Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 11 Juli 2020
Mengetahui,
Direktur Program Vokasional, Ketua Program Studi
Perbankan & Keuangan D3,
Adil Fadillah, SE., MM. Dr. H. Filani Zikri Hassan, SE., MM.
3
SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN DAN
PENGAJUAN DANA TALANGAN UMRAH DAN HAJI
PADA PT. SHABILLA ERALDO CABANG BOGOR
TUGAS AKHIR
Telah disetujui oleh Pembimbing
Samuel Soemantri, SE., MM.
Telah diujikan pada sidang Ahli Madya dan
dinyatakan LULUS pada tanggal seperti tertera di bawah ini
Bogor, ....................
Penguji I Penguji II
Nama Dosen dan Gelarnya Nama Dosen dan Gelarnya
4
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Nimas Putri Lanjar
NPM : 170110059
Fakultas : Vokasional
Program Studi : Perbankan & Keuangan D3
Judul Tugas Akhir : Sistem Informasi Pendaftaran dan Pengajuan Dana
Talangan Umrah dan Haji pada PT. Shabilla Eraldo
Utama
Tempat Magang/Riset : PT. Shabilla Eraldo Utama cabang Bogor
Menyatakan bahwa :
1. Saya akan mentaati tata tertib penyusunan Tugas Akhir yang berlaku di IBI
Kesatuan;
2. Saya tidak akan mengganti judul kecuali ditentukan lain oleh Dosen
Pembimbing / Ketua Jurusan;
3. Saya akan menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan tepat waktu
sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh Ketua Program Studi;
4. Saya tidak akan menduplikasi makalah Tugas Akhir dari orang lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila saya melanggar pernyataan saya tersebut di atas.
Bogor, 06 Juli 2020
(Nimas Putri Lanjar)
Materai
6000
5
SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN DAN PENGAJUAN
DANA TALANGAN UMRAH DAN HAJI PADA PT. SHABILLA
ERALDO CABANG BOGOR
Nimas Putri Lanjar
Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan
email : nimasputlan28@gmail.com
ABSTRAK
Dengan banyaknya lembaga penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah yang
mengklaim bahwa lembaga tersebut mempunyai kualitas prima. Namun kenyataannya
banyak dijumpai jama’ah yang terlantar bahkan tidak jadi berangkat haji dan umrah
karena kelalaian para biro perjalanan. Sebab itu PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang
Bogor mengeluarkan paket “Berangkat Dahulu, Bayar Kemudian” melalui Dana Talangan
dari AMITRA Syariah. Program dana talangan ini dilaksanakan berdasarkan prinsip
syari’ah dengan akad al-qardh (pinjaman).
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses dari
pengajuan dana talangan umrah dan haji kepada jamaah, serta mengetahui hambatan-
hambatan apa saja yang terjadi dalam pengajuan dana talangan tersebut. Penelitian ini
dilakukan di PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang Bogor yang berlokasi di Jl. Darul Quran
No. 2 RT. 02/02 Kota Bogor.
Hasil dari pembahasan ini menunjukan bahwa PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang
Bogor telah merekrut banyak jamaah dengan proses pengajuan dana talangan ini.
Kata kunci : Haji, Umrah, Dana Talangan
6
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN DAN PENGAJUAN DANA
TALANGAN PADA PT. SHABILLA ERALDO UTAMA CABANG BOGOR” yang
ditulis guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Studi di Institut
Bisnis dan Informatikan Kesatuan Bogor.
Didasari bahwa materi dalam penulisan makalah ini hanyalah suatu hasil
penulisan yang tidak lepas dari berbagai kekurangan dan jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, sangat penulis harapkan
guna mendapatkan hasil yang lebih baik.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih, terutama
kepada:
1. Kepada Allah SWT. yang telah memberi kesehatan, kemudahan,
kelancaran atas penulisan makalah ini.
2. Kepada mamah, babah, kaka, adik yang senantiasa selalu membantuku
dalam doa dan selalu menyemangati. Tanpa doa, restu, dan dukungan
keluarga, penulis tidak dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Dr. H. Iriyadi, M.Comm,. Ak., CA selaku Rektor institute Bisnis dan
Informatika Kesatuan Bogor yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menuntut ilmu dan menyelesaikan pendidikan di Institut
Bisnis dan Informatika Kesatuan Bogor.
4. Bapak Dr. H. Filani Zikri Hassan., Drs., MM selaku ketua program studi
perbankan dan keuangan Diploma III Institut Bisnis dan Informatika
Kesatuan Bogor yang selalu memberikan ilmu dan arahan kepada penulis
dalam penyusunan Tugas Akhir.
5. Bapak Samuel Soemantri, S.E., MM. selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan, bantuan, waktu, dan masukan yang sangat
berharga dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7
6. Ibu Sinta Lestari, SE., MM selaku Dosen mata kuliah metodologi
penelitian, yang selalu memberikan arahan, memberikan ilmu dan
membantu penulis dalam melakukan penyusunan Tugas Akhir.
7. Ibu Choirussolihah, S.M. selaku Sekretariat Jurusan Perbankan &
Keuangan Diploma III, yang selalu memberikan informasi terkait Tugas
Akhir.
8. Seluruh Dosen Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan Bogor yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis.
9. Bapak Roni Permana selaku Pimpinan Cabang, Bapak Sugandi Suseno,
Bapak Adji Krisna Prasetya selaku staf karyawan yang telah membantu
proses penyusunan Tugas Akhir kepada penulis.
10. Aldi Januar, Firman Alamsyah, Carolina, Tria Rusdiyanti, Liani Zein
Tsaabita, Neng Laras Sari, semua teman-teman MK A Karyawan yang
selalu mendukung, memberi informasi, mengingatkan untuk penulisan
makalah ini.
11. Farhan Permana selaku kekasih yang selalu memberi semangat, arahan,
serta ikut membantu menyusun Tugas Akhir penulis
12. Serta untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Terimakasih atas semua bantuannya.
Penulis menyadari dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan, wawasan dan
pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu saran dan kritik demi perbaikan
dan kelengkapan Tugas Akhir ini sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga penulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, 03 Juli 2020
Penulis
8
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ 5
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 6
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 8
DAFTAR TABEL ................................................................................................ 11
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ 12
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... 13
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 13
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 13
1.2. Identifikasi Masalah ......................................................................... 16
1.3. Maksud dan Tujuan ......................................................................... 17
1.4. Waktu dan Tempat Kerja ................................................................. 17
1.4.1. Waktu ................................................................................... 17
1.4.2. Kerja .................................................................................... 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 18
2.1. Kajian Teoretis................................................................................. 18
2.1.1. Konsepsi Haji dan Umrah ..................................................... 18
2.1.2. Haji Plus ............................................................................... 21
2.1.3. Persyaratan Wajib Haji dan Umrah ...................................... 31
2.1.4. Macam - macam Haji dan Umrah ......................................... 32
2.1.5. Keutamaan -keutamaan Ibadah Haji dan Umrah .................. 32
2.2. Sistem Informasi .............................................................................. 33
2.2.1. Pengertian Sistem Informasi ................................................ 33
2.2.2. Keterkaitan dengan Ibadah Haji dan Umrah ......................... 33
2.3. Sistem Pendaftaran Haji dan Umrah ................................................ 36
2.4. Dana Talangan ................................................................................ 39
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 44
3.1. Sejarah PT. Shabilla Eraldo Utama ................................................. 44
3.2. Visi dan Misi PT. Shabilla Eraldo Utama .......................................... 46
3.3. Struktur Organisasi .......................................................................... 47
3.3.1 Uraian Tugas ....................................................................... 48
3.4. Sumber Daya Manusia .................................................................... 49
9
3.5. Sarana dan Prasarana ..................................................................... 50
3.6. Uraian Singkat Kerja ........................................................................ 51
3.7. Hasil Perbandingan Teori dan Praktek ............................................ 51
3.7.1. Pelaksanaan Sistem Informasi pada Pendaftaran Haji dan
Umrah pada PT. Shabilla Eraldo Utama ............................... 51
3.7.2. Bagaimana Prosedur Pengajuan Dana Talangan ................. 55
3.7.3. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi untuk Pengajuan
Dana Talangan Haji atau Umrah .......................................... 60
3.7.4. Hambatan atau Kendala yang dihadapi Dalam Layanan Haji
dan Umrah .......................................................................... 60
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 63
4.1. Simpulan ......................................................................................... 63
4.2. Saran ............................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65
10
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
3.1 Struktur Organisasi pada PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang Bogor 35
3.2 Sumber Daya Manusia pada PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang Bogor 37
3.3 Sarana dan Prasarana pada PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang Bogor 38
11
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
3.1 Brosur Paket Umrah PT. Shabilla Eraldo Utama 25
3.2 Jamaah PT. Shabilla Eraldo Utama di Kebun Kurma Mekah 50
12
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
3.1 PO Pencairan Dana Talangan pada PT. Shabilla Eraldo Utama 45
3.2 Surat Pernyataan Jamaah untuk Proses Pencairan Dana Talangan 46
3.3 Invoice untuk encairan Dana Talangan pada PT. Shabilla Eraldo Utama 47
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pergi ke tanah suci (Baitullah) merupakan impian setiap muslim sehingga
wajar di Indonesia tiap tahun siklusnya selalu mengalami peningkatan. Adapun
haji serta umrah merupakan salah satu ibadah yang membutuhkan banyak
persiapan bersifat jasmanirohani sehingga membutuhkan persiapan dan bantuan
terutama mengenai perjalanan menuju Baitullah. Sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji bahwa
perjalanan ibadah haji dan umrah dapat dilakukan secara perseorangan atau
rombongan melalui penyelenggara perjalanan ibadah umrah yang dilakukan oleh
pemerintah atau biro perjalanan wisata yang ditetapkan menteri.
Indonesia adalah salah satu negara yang jamaah haji dan umroh
meningkat setiap tahunnya. Catatan pada tahun 2018, Data Kementerian Agama
mencatat, total jemaah umrah Indonesia mencapai 1.050.000 orang. Jumlah ini
terus meningkat pada tahun 2019. Diprediksi pada tahun 2019 angka jamaah
umrah mencapai 1,26 juta orang. Jamaah berangkat dengan 85 unit travel atau
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU). Jumlah jamaah umrah ini
diprediksi semakin banyak selama bulan puasa, awal Idul Fitri, dan hari-hari
besar keagamaan Islam lainnya, serta hari libur sekolah.
Tercatat ada 14 maskapai yang melayani penerbangan umrah hingga
maksimal 300 kursi per penerbangan. Dengan jumlah sekali penerbangan
mencapai 4.200 jemaah per hari, maka kami estimasikan dalam 300 hari
semusim umrah atau 1 tahun bisa mencapai 1,26 juta jemaah tahun ini. Angka
pendaftar yang setiap tahunnya mengalami peningkatan serta adanya
pembatasan quota jamaah haji yang berangkat ke Tanah Suci, menyebabkan
penumpukan calon jamaah haji yang semakin bertambah panjang. kondisi ini
menjadikan daftar tunggu (waiting list) keberangkatan ibadah haji ke Baitullah
semakin panjang hingga mencapai 19-20 tahun. Waiting list dari tahun ke tahun
yang telah mencapai puluhan tahun tidak mungkin dilakukan dengan cara
manual, konvensional, dengan mengandalkan tumpukan berkas ataupun
menggunakan sistem komputer yang tidak terhubung oleh jaringan. Hal ini akan
14
memperlambat kinerja lembaga pelayanan bagi publik di lembaga Kementerian
Agama.
Pentingnya peranan informasi dan teknologi dalam pengelolaan suatu
pelayanan penyelenggaraan ibadah haji merupakan hal yang mutlak dibutuhkan.
Faktor pemicunya ialah semakin majunya masyarakat Indonesia karena berbagai
faktor seperti pendidikan, demokrasi politik, pembangunan ekonomi serta
berbagai macam permasalahan yang bentuk, jenis dan intensitasnya berbeda
dari masa-masa sebelumnya. Sehingga Bidang Penyelenggaraan Ibadah Haji di
Kantor Kementerian Agama harus mampu memberikan peningkatan dalam hal
pelayanan informasi serta pengelolaan sistem pelayanan manual menuju sistem
pelayanan pendataan calon jamaah haji secara otomatis. Oleh karena itu,
terobosan dibidang teknologi dan informasi, baik dalam arti perangkat kerasnya,
perangkat lunaknya dan perangkat otaknya sangat dibutuhkan.
Dipihak lain tuntutan masyarakat akan pemenuhan pelayanan haji yang
semakin berkualitas menjadi tugas besar pemerintah. Pada akhirnya dampak
besar yang sangat dirasakan akibat masih minimnya teknologi pendataan dan
pengolahan data dalam penyelenggaraan ibadah haji, yaitu terjadinya peristiwa
tragedi kecelakaan di Terowongan Mina yang memakan korban sebanyak 1.426
jiwa, 649 jiwa diantaranya ialah jemaah haji asal Indonesia. Pemerintah
mengalami sulitnya dalam identifikasi pendataan korban, serta sulitnya dalam
menginformasikan musibah tersebut kepada keluarga korban karena teknologi
informasi yang masih manual, dimana semua proses dalam pelayanan haji baik
yang terkait dengan administrasi dan dokumentasi, sampai pada kegiatan
pelaksanaan ibadah haji masih menggunakan teknologi informasi yang
sederhana dan lambat.
Suatu langkah tepat yang telah diambil oleh Kementerian Agama dalam
upaya meningkatkan pelayanan haji adalah dengan membangun suatu Sistem
Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) yang terhubung dengan
Kantor Wilayah Kementerian Agama serta Kementerian Agama seluruh
Kabupaten Kota di Indonesia. SISKOHAT merupakan suatu sistem pelayanan
secara on-line dan real time antara Bank Penyelenggara Penerima Setoran (BPS
BPIH) Ibadah Haji, Kantor Wilayah Kementerian Agama di 33 Provinsi dan
kabupaten dengan Host Pusat Komputer untuk penyimpanan seluruh database
calon Jamaah Haji di Kementerian Agama Pusat yakni di Jakarta Pusat.
15
Dengan fakta di atas, maka berpengaruh pula dengan meningkatnya
perusahan - perusahaan yang menyediakan jasa travel untuk melaksanakan
ibadah haji maupun umroh dan dikarenakan hal inilah yang menyebabkan
maraknya kasus yang menimpa jamaah umroh yang dilakukan oleh biro
penyelenggara atau pelaku usaha.
Banyaknya kasus yang berujung merugikan pengguna jasa biro perjalanan
haji dan umroh menjadi sorotan pemerintah untuk selektif dalam memberikan izin
dan bahkan memberikan sanksi kepada perusahan-perusahaan biro perjalanan
haji dan umroh. Sanksi yang diberikan kepada travel umroh yang dianggap
bermasalah adalah tergantung dari tingkat kesalahan yang dilakukan oleh pihak
travel. Berdasarkan rilis yang disampaikan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan
Umroh (PHU), sanksi-sanksi yang dikenakan kepada travel-travel jasa umroh
berupa sanksi peringatan tertulis, sanksi pencabutan izin, sanksi tidak dapat
diproses izin perpanjangan dikarenakan kasus penelantaran dan izin sudah
habis, dan bahkan dinyatakan izin operasionalnya sudah tidak berlaku lagi
berdasarkan hasil akreditasi.
Berdasarkan kasus yang berujung merugikan jamaah maka dalam hal
pelayanan umroh PT. Shabilla Eraldo Utama memiliki proses pengajuan dana
talangan untuk memudahkan jamaah untuk bisa pergi ibadah umrah dan haji
tanpa dirugikan. Banyak aspek kerjasama di atas semata - mata bertakwa
kepada Allah SWT. bekal untuk akhirat. Salah satu bentuk kerjasama yang
umum di masyarakat adalah jasa talangan umroh yang bisa dijadikan suatu
usaha yang menguntungkan, misalnya dana talangan umroh atau sering disebut
juga cicilan umroh sangat diperlukan buat kaum muslim yang memilki keinginan
kuat untuk melaksanakan ibadah umroh namun mereka terbatas dengan kondisi
keuangannya artinya mereka bisa berangkat umroh namun bayarnya dengan
cara diangsur atau dicicil melalui jasa keuangan di antaranya AMITRA Syariah.
Realisasi ekonomi dalam upaya menerapkan tujuan pembangunan
nasional sebagai bentuk penggalian potensi dan wujud kontribusi masyarakat
dalam pengembangan sistem ekonomi yang sesuai dengan syari‟ah pada
berbagai lembaga jasa keuangan. Sebagai perusahaan pembiayaan pertama
yang memiliki platform Syariah, telah memberangkatkan ratusan jamaah ke
tanah suci untuk mengikuti perjalanan ibadah umroh, baik umroh regular maupun
umroh plus sesuai dengan paket umroh yang dipilih calon jamaah. Pembiayaan
pada produk talangan umroh dilaksanakan guna memenuhi permintaan pasar
16
yang sedang berkembang.
PT. Shabilla Eraldo Utama adalah biro perjalanan yang menangani layanan
umroh, haji plus ke Tanah Suci. PT. Shabilla Eraldo Utama menangani hampir
semua jenis pelayanan umroh dan tour yang disesuaikan dengan kemampuan
dan kebutuhan dari calon jamaah dengan memberikan beberapa pilihan paket
umroh. Namun untuk layanan haji, PT. Shabilla Eraldo Utama saat ini hanya
menyediakan layanan haji plus.PT. Shabilla Eraldo Utama bertanggung jawab
terhadap seluruh fasilitas dan pelayanan selama jamaah berada di tanah suci
sesuai dengan fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan.
Saat ini, untuk calon jamaah yang berada di luar Kota Bekasi bisa
melakukan konsultasi, pendaftaran, pembayaran dan pembatalan melalui agen
terdekat yang saat ini sudah tersebar di beberapa daerah seperti Bogor,
Balikpapan, Yogyakarta dsb. Adanya agen dan kantor cabang adalah wujud dari
upaya perluasan bisnis dari PT. Shabilla Eraldo Utama.Pesatnya perkembangan
bisnis yang terjadi di PT. Shabilla Eraldo Utama, perlu diimbangi dengan sistem
informasi yang lebih handal, yang mampu mendukung segala aktivitas
perusahaan sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan yang
diberikan oleh perusahaan.
Berdasarkan penjelasan dan uraian di atas, penulis ingin lebih
menjelaskan dan menguraikan permasalahan di atas kedalam skripsi penulis
dengan judul “Sistem Informasi Pendaftaran dan Pengajuan Dana Talangan
Haji dan Umrah pada PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang Bogor”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis simpulkan
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan sistem informasi pendaftaran haji dan umrah
pada PT. Shabilla Eraldo Utama ?
2. Bagaimana Prosedur pengajuan dana talangan pada PT. Shabilla
Eraldo Utama ?
3. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi untuk pengajuan dana
talangan haji dan umroh pada PT. Shabilla Eraldo Utama ?
4. Hambatan atau Kendala yang dihadapi oleh PT. Shabilla Eraldo Utama
dalam layanan haji dan umrah dan bagaimana cara mengatasinya ?
17
1.3 Maksud dan Tujuan
1. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem informasi pendaftaran haji dan
umrah pada PT. Shabilla Eraldo Utama
2. Untuk mengetahui prosedur pengajuan dana talangan pada PT.
Shabilla Eraldo Utama.
3. Untuk mengetahui persyaratan yang harus dipenuhi untuk pengajuan
dana talangan haji/umroh pada PT. Shabilla Eraldo Utama
4. Untuk mengetahui hambatan atau kendala dalam layanan haji dan
umrah.
1.4 Waktu dan Tempat Praktek Kerja
1.4.1 Waktu
Saat bekerja di PT. Shabilla Eraldo Utama cabang Bogor untuk
pertama kali ditanggal 06 Desember 2018 hingga saat ini, jadwal kerja
dari hari Senin – Sabtu dimulai dari pukul 09.00 – 17.00 WIB.
1.4.2 Tempat
PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang Bogor tempat saya bekerja
berada di Jl. Darul Quran No.2, RT.002/RW.002, Loji, Bogor Barat, Kota
Bogor, Jawa Barat 16617.
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teorisasi
2.1.1 Konsepsi Haji dan Umrah
Menurut Muhammad Baqir Al-Habsi dalam buku fiqih praktis kata
Umrah berasal dari bahasa Arab yaitu االع تمار yang bermakna
(berpergian). Berasal dari kata I’timar yang berarti ziarah, yakni
menziarahi ka’bah dan berthawaf disekelilingnya, kemudian bersa’i antara
shafa dan marwa, serta mencukur rambut (tahallul) tanpa wukuf di arafah.
Sedangkan dalam segi bahasa Umrah, yaitu berkunjung. Dimana definisi
umrah dapat juga dikatakan bahwa umrah adalah suatu perbuatan yang
dengan sengaja mendatangi tempat yang selalu dikunjungi. Hal ini karena
umrah dapat dilakukan kapan pun (tidak terikat oleh waktu layaknya
ibadah haji yang dikerjakan pada bulan Dzulhijjah tiap 1 tahun sekali).1
Tentang kewajiban Umrah, banyak Hadits yang menunjukan hal
itu. Diantaranya, sabda Rasulullah SAW. Tatkala menjawab pertanyaan
Jibril tentang Islam. Islam itu adalah Anda bersaksi bahwasanya tida
Tuhan (yang Haq disembah) selain Alla h SWT dan bahwasanya
Muhammad adalah Rasul Allah ;
Anda dirikan Sholat;
Anda tunaikan zakat
Anda laksanakan haji dan umrah
Anda bermandi jinabat;
Anda sempurnakan wudhu, dan
Anda berpuasa di bulan Ramadhan.
Ibadah Umrah dapat dilakukan secara perseorangan atau
sekelompok orang, dengan persyaratan sebagai berikut:
a) mempunyai paspor yang masih berlaku paling sedikit 6
(enam) bulan sebelumnya;
b) memiliki tiket pesawat Indonesia-Arab Saudi yang sudah jelas
tanggal keberangkatan dan kepulangannya;
c) memiliki surat keterangan sehat dari dokter; dan
19
d) memiliki jaminan visa, akomodasi, dan transportasi selama
melaksanakan ibadah umrah dari PPIU.
Adapun pengertian Haji, kata Haji berasal dari akar kata ي حج - حج -
,yang artinya menuju tempat tertentu. Dalam Kamus Bahasa Indonesia حج
Haji adalah rukun islam yang kelima, kewajiban ibadah yang harus
dilakukan oleh orang Islam yang mampu dengan mengunjungi ka’bah di
Masjidil Haram pada bulan haji dan mengamalkan amalan-amalan haji
(seperti Ihram, Thowaf, Sa’i, dan wukuf).
Menurut Bahruddin HS. dalam buku pembinaan mental bimbingan
Alquran, pengertian Haji adalah sengaja berkunjung menziarahi ka’bah
yang terletak di Masjidil Haram di Makkah, dengan niat menunaikan
ibadah haji yaitu rukun Islam yang kelima memenuhi perintah Allah.
Menurut Sabiq, Haji adalah perjalanan menuju Makkah dengan tujuan
untuk melaksanakan thowaf, sa’i, wukuf (bermalam) di Arofah dan
beberapa ibadah yang lain sebagai bentuk pemenuhan atas perintah
Allah SWT.
Dapat dipahami bahwa, Ibadah Haji adalah berkunjung ke
Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa amalan, anatara lain :
wukuf, thowaf, sa’I, dan amalan lainnya pada masa tertentu, demi
memenuhi panggilan Allah SWT. dan mengharapkan ridhoNya. Haji
merupakan rukun islam kelima yang pelaksanaannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu antara tanggal 8 sampai dengan 13
dzulhijjah setiap tahunnya. Allah SWT telah mewajibkan ibadah haji ke
Baitullah bagi orang yang mampu melaksanakannya, yakni mampu
biayanya, waktu dan kesehatannya Ibadah Haji merupakan kesatupaduan
dari Arkan Al-Islam sebagai tindak lanjut dan tahapan dari rukun lainnya,
syahadatain, shalat, shiyam dan zakat.
Dalam buku Tuntunan Praktis Manasik Haji dan Umrah yang
dikeluarkan oleh Kementerian Agama RI, umrah ialah berkunjung ke
Baitullah untuk melakukan Tawaf, Sa’i dan bercukur demi mengharap
ridho Allah SWT. Hukum umrah itu sendiri adalah wajib sekali seumur
hidup. Umrah dilakukan dengan niat berihram dari miqat, kemudian tawaf,
sa’i dan diakhiri dengan memotong rambut (tahallul) dan dilaksanakan
dengan berurutan (tertib). Umrah dapat dilaksanakan kapan saja, kecuali
ada beberapa waktu yang dimakruhkan melaksanakan umrah bagi
20
jamaah haji, yaitu pada saat jamaah haji wukuf di padang arafah pada
hari arafah, hari nahar (10 dzulhijjah) dan hari-hari tasyriq.
Umrah dan Haji hanya diwajibkan sekali saja seumur hidup. Hal ini
berdasarkan sabda Nabi SAW dalam hadits shahih. Orang yang pergi haji
wajib berniat dengan Haji Umrahnya itu untuk mencari keridhaan Allah
dan kebatragiaan Hari Akhir serta mendekatkan diri kepada Allah dengan
ucapan dan perbuatan yang diridhai Allah di tempat-tempat yang mulia
itu. Dan diingatkan kepadanya agar dengan Hajinya itu tidak mencari
keduniaan dan kebendaan, atau untuk pamer dan mencari nama serta
berbangga dengan Hajinya. Karena, hal itu adalah seburuk-buruk niat
atau tujuan dan bahkan bisa menggugurkan dan tidak diterimanya amal.
Penyelenggaraan ibadah haji merupakan amanat UU No. 13 tahun
2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji. Sesuai peraturan perundang-
undangan tersebut, penyelenggaraan ibadah haji menjadi tanggungjawab
pemerintah yang dikoordinasikan oleh Menteri Agama RI. Hal tersebut
berdasarkan pertimbangan bahwa penyelenggaraan ibadah haji
merupakan tugas nasional dan menyangkut martabat serta nama baik
bangsa. Berdasarkan undang-undang tersebut maka dibutuhkan
manajemen yang baik untuk bisa mensukseskan penyelenggaraan
ibadah haji.
Pelayanan haji yang dikelola oleh pemerintah melalui Departemen
Agama Republik Indonesia dan diatur dalam UU No. 17 Tahun 1999,
serta Keputusan Menteri Agama No. 244 tahun 1999 tentang
penyelenggaraan haji dan umrah serta Keputusan Direktur Jendral
Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D/296 tahun 1999
tentang Petunjuk Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah. Dalam hal ini
Departemen Agama dalam menjalankan pelayanan jamaah haji adalah
memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh jamaah haji mulai dari
proses pendaftaran sampai dengan proses pemberangkatan jamaah haji
ke tanah suci Makkah, yang bekerjasama dengan instansi terkait yang
ditunjuk oleh pemerintah.
Penyelenggaraan haji oleh pemerintah bertujuan untuk
memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang
sebaikbaiknya kepada jemaah haji, sehingga jamaah haji dapat
menunaikan ibadatnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.
21
Dalam melayani jamaah haji pemerintah memberikan pelayanan
dalam hal pelayanan umum, administrasi, ibadah, dan kesehatan.
Pelayanan umum antara lain mengenai pengasramaan jemaah haji dan
transportasi, pelayanan ibadah antara lain bimbingan manasik haji, hal-
hal yang berkaitan dengan ibadah (shalat di pesawat, tayammum di
pesawat, shalat jamak dan qasar), pelayanan administrasi menyangkut
pendaftaran, paspor, panggilan masuk asrama. Pelayanan kesehatan
meliputi pemeriksaan kesehatan, biaya pemeriksaan kesehatan dan
penyerahan kartu kesehatan.
2.1.2 Haji Plus
Haji plus adalah program haji yang diselenggarakan biro travel
PIHK (Penyelenggara Ibadah Haji Khusus) yang telah berizin resmi,
namun dalam proses pelaksanaannya tidak lepas dari pengawasan
Kementerian Agama RI. Keberadaan program haji plus menjadi solusi
bagi mereka yang ingin pergi haji lebih cepat. Akan tetapi, tidak semua
calon jamaah haji bisa berangkat melalui jalur haji plus ini dikarena biaya
yang dibutuhkan jauh lebih mahal dibanding dengan haji reguler.
Beberapa poin lebih dibalik mahalnya biaya haji plus:
a) Daftar tunggu (waiting lits) haji plus jauh lebih singkat dibanding haji
reguler.
b) Akomodasi hotel di Mekah dan Madinah hotel fasilitas bintang 5.
c) Saat di Arafah para jamaah menempati maktab VIP.
d) Makan 3x sehari ditanggung Penyelenggara Ibadah Haji Khusus
(PIHK).
Terdapat beberapa aturan penyelenggaraan haji yang telah
dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Karena ibadah haji
dilaksanakan di Arab Saudi, maka aturan-aturan yang dibuat harus
didasari dengan kesepakatan yang ditaati oleh kedua negara. Dalam
perjalanannya, Indonesia telah memberlakukan berbagai peraturan
perundang-undangan tentang pelaksanaan ibadah haji yang dipengaruhi
oleh kondisi sosial politik antar kedua negara. Perubahan peraturan
tersebut dibuat demi tercapainya suatu kepuasan tersendiri bagi para
jamaah haji.
22
Penyelenggaraan ibadah haji khusus diatur dalam Peraturan
Menteri Agama nomor 29 tahun 2016 tentang penyelenggaraan haji
khusus pada pasal 14. Peraturan tersebut antara lain:
1) Pendaftaran haji khusus dapat dilakukan pada setiap hari kerja
sepanjang tahun.
2) Pendaftaran haji khusus dilakukan sendiri oleh orang yang
bersangkutan .
3) Pendaftaran calon jamaah dilakukan pada kantor Kementrian
Agama setempat.
Ibadah haji diwajibkan bagi setiap Muslim dan Muslimah yang
mampu (istitha’ah), sekali seumur hidup. Kewajiban untuk melaksanakan
ibadah haji ditetapkan berdasarkan al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma’. Dasar
kewajiban haji dalam Al-Qur’an adalah firman Allah yang artinya:
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat
beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang
diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam
Ibrahim; Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah SWT, Yaitu
(bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS Ali
Imran: 96).
Kewajiban pelaksanaan ibadah haji juga didukung oleh Hadits
Riwayat Bukhari dan Muslim yang artinya: ”Islam itu dibangun atas lima
dasar; syahadat (kesaksian) bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa
Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat,
puasa Ramadhan dan haji.
Haji Reguler dan Haji Plus Dalam berita haji atau yang berkaitan
dengan haji, kita sering mendengar yang namanya Haji Reguler (ONH
Biasa) dan Haji Plus (ONH PLUS). Berikut Perbedaan Haji Reguler yang
penyelenggaraannya dilakukan oleh pihak Departemen Agama dan Haji
Plus yang diselenggarakan oleh pihak swasta dengan pengawasan dari
Kementrian Agama RI.
23
1) Biaya
Untuk Biaya (Ongkos Naik Haji) Haji Reguler jelas lebih murah di
bandingkan dengan Haji Plus. Tahun 2019 kemarin, Haji Reguler
besarnya berbeda pada masing-masing embarkasi Besarnya biaya
naik haji akan ditentukan oleh Kementerian Agama setiap tahun
menjelang keberangkatan. Sebagai gambaran, biaya naik haji 2019
ditentukan biaya haji reguler rata-rata sebesar US$ 2.481 atau dalam
rupiah Rp 35,23 juta (kurs Rp 14.200). Biaya belum ditambah dengan
biaya bimbingan Haji Regular baik di Tanah Air maupun di Tanah
Suci, sekitar Rp 3 jutaan.Untuk mendapatkan kepastian berangkat
(nomor porsi) Haji Reguler, jamaah harus menyetor sebesar Rp
25.000.000. Sedangkan biaya Haji Plus untuk tahun 2019 ditentukan
oleh Kementerian Agama minimal USD 8.500 atau setara dengan Rp
120 juta. Pendaftaran bisa dilakukan melalui biro travel haji yang
terdaftar di Kementerian Agama dengan waktu tunggu maksimal 7
tahun.
2) Daftar Tunggu Pemberangkatan
Tentu saja waiting list calon jamaah Haji Plus lebih cepat daripada
calon jamaah Haji Reguler. Misalkan Calon jamaah Haji Plus
mendaftar tahun 2012 bisa jadi tahun itu bisa berangkat ataupun
paling lama tahun berikutnya yaitu 2013. Haji Reguler daftar
tunggunya bergantung dari masing-masing daerah asal, ada yang 2
tahun, 4 tahun bahkan bisa lebih seperti di Jawa Timur untuk
pendaftaran tahun 2012, Insya Allah pemberangkatan sekitar tahun
2022 (lihat daftar tunggu sumber Koran Jawapos disini). Setelah
mendaftar dengan menyetor sedikitnya Rp 25 juta, dipastikan calon
jamaah haji regular mendapatkan Nomor Porsi. Nomor Porsi
merupakan nomor urut yang sudah terdaftar di dalam dokumen
komputerisasi haji terpadu yang dikenal dengan SISKOHAT.
Selanjutnya calon jamaah haji regular masuk dalam daftar tunggu
pemberangkatan (waiting list). Untuk Haji Plus, jamaah harus
menyetor sedikitnya USD $ 4.000 untuk mendapatkan kepastian
berangkat (nomor porsi).
24
3) Akomodasi dan Konsumsi
Haji Plus kebutuhan makanannya sudah ditanggung dan disediakan
oleh pihak penyelenggara seperti makan dan minum sudah di
sediakan pihak hotel sehingga tidak perlu lagi memikirkan masalah
konsumsi. Berbeda halnya dengan jamaah Haji Reguler, selama di
Mekkah mereka harus mengusahakan sendiri makanan
seharihari.Mereka bisa masak sendiri, beli di rumah makan, atau
katering. Akomodasi dan konsumsi bagi Jamaah Haji Reguler selama
di Tanah Suci adalah:
a) Selama 6 hari di Madinah, seluruh kebutuhan konsumsi
makanan jamaah haji ditanggung oleh hotel. semuanya gratis,
sehari mendapat jatah makanan dua kali. Satu kotak makanan
lengkap dengan lauk, ditambah 1 botol minuman mineral dan
buahbuahan. pemondokan atau maktab di Madinah secara
keseluruhan ditempatkan di hotel-hotel yang relatif sangat dekat
dengan Masjid Nabawi, sehingga jamaah tidak perlu
mengeluarkan ongkos naik taxi. cukup jalan kaki sudah bisa
dilakukan.
b) Selama 4 hari di ARMINA (Arafah, Muzdalifa dan Mina),
konsumsi juga ditanggung oleh maktab, sehingga jamaah sama
sekali tidak mengeluarkan uang.
c) Sekitar 20 hari berada di Mekah, seluruh konsumsi makan
ditanggung jamaah sendiri.
4) Lokasi Penginapan
Lokasi penginapan menjadi hal yang sangat penting mengingat hal
khusyukan dalam ibadah.Untuk Haji Plus penyelenggara
menyediakan penginapan yang tentunya lebih dekat dengan Masjidil
Haram. Sehingga dapat memaksimalkan ibadah dengan baik.
Sedangkan untuk Haji Reguler selama di Mekkah ditempatkan pada
lokasi yang bervariasi dengan rata-rata ditempatkan pada ring 1 yang
berjarak maksimal 2 km dan ring 2 yang berjarak 4 km dari Masjidil
Haram dan pemerintah telah menjamin pemondokan tidak akan lebih
dari 4 km dari Masjidil Haram. Letak penginapan adalah hal yang
sangat penting bagi jamaah haji, karena sangat berpengaruh
terhadap rutinitas dan kenyamanan dalam menjalankan ibadah dan
25
mendulang pahala, baik di Masjidil Haram Mekkah maupun di Masjid
Nabawi Madinah.Jamaah Haji Plus umumnya menempati penginapan
di sekitar Masjidil Haram dengan jangkauan yang lebih dekat (10
meter hingga 250 meter).Sehingga dapat dipastikan mereka dapat
memaksimalkan seluruh kegiatan ibadah di Masjidil Haram.Bisa
menjalankan shalat 5 waktu berjamaah, dapat sewaktu-waktu
menjalankan kegiatan sesuai dengan kemampuan dan kemauan.
Jamaah Haji Reguler selama di Mekkah ditempatkan pada lokasi
yang bervariasi. Tahun 1431 H, 125.845 Jamaah haji Indonesia yang
reguler, rata-rata ditempatkan pada ring 1 yang berjarak maksimal 2
km dan ring 2 yang berjarak 4 km dari Masjidil Haram. Syukurlah
Pemerintah tahun 2011 menjamin pemondokan Jamaah haji tidak
akan berjarak lebih dari 4 kilometer dari Masjidil Haram. Pemerintah
juga menetapkan pemondokan dengan cara Qur`ah alias
undian.Katakanlah lokasi pemondokan kita berjarak 4 km dari Masjidil
Haram, paling tidak dalam sehari minimal 8 km harus ditempuh oleh
jamaah haji. Bagi yang berduit banyak, mungkin tinggal
mengeluarkan 1 sampai 2 riyal satu kali naik angkutan. Umumnya
jamaah haji, dua kali dalam sehari berangkat pulang dari Masjidil
Haram. Artinya bisa jadi untuk berjalan saja membutuhkan jarak
tempuh 16 km perhari. Bisa kita bayangkan, bagaimana jadinya
apabila kondisi tubuh kita lemah, apalagi yang sudah lanjut usia.
Bahkan banyak diantara para jamaah haji sepuh yang hampir 21 hari
hanya tinggal di pemondokan dan hanya sekali-kali saja pergi ke
Masjidil Haram. Padahal shalat dan beribadah di Masjidil Haram
sangat besar pahalanya. Oleh karenanya, persiapan fisik yang baik
akan sangat menunjang kenikmatan kita dalam menjalankan rutinitas
ibadah harian selama melaksanakan ibadah haji.
5) Lama Waktu Di Tanah Suci
Haji Reguler sekitar 40 hari, di Mekkah sekitar 20 hari, di Arofah -
Mina 4 hari dan di Madinah sekitar 6 hari. Haji Plus yang Non Arbain
sekitar 19 hari sedangkan yang Haji Plus Arbain di Madinah sekitar
26 sampai 30 hari.
26
6) Pembimbing Selama di Tanah Suci
Semua jamaah Haji di Tanah Suci mendapatkan bimbingan dalam
mempermudah dalam menjalankan semua kegiatan, terutama di
Mekkah dan Armina (Arofah, Mudzdalifa dan Mina) pada hari
Tarwiyah.Jamaah Haji Plus lebih mudah dalam koordinasi, karena
umumnya jumlah antara pembimbing dengan jamaah lebih dari cukup
untuk mengontrol dan mengkoorninasi seluruh kegiatan yang
dilakukan. Jamaah Haji Reguler, saat ini telah banyak dilakukan oleh
KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) yang akan menuntun
jamaah dan membimbing selama di tanah air maupun di tanah suci.
Namun pemerintah juga telah membentuk TPHI, yang merupakan
petugas khusus dari Departemen Agama yang mendapatkan tugas
mendampingi dan mempermudah pelaksanaan ibadah haji selama di
tanah suci.
Penyelenggaraan Ibadah Haji sesungguhnya sangat multidimensi
banyak pihak yang terlibat dan banyak hal yang terkait didalamnya, untuk
itu profesionalisme pelayanan ibadah haji menjadi sebuah keniscayaan
bagi pemerintah sebagai otoritas tunggal penyelenggara ibadah haji, kita
semua berharap penyelengaraan ibadah haji dan kisah pilu calon jamaah
haji yang gagal berangkat tidak menjadi sebuah ritual dan lagu wajib yang
kita dengar setiap bulan haji tiba.
A. Ibadah Haji Khusus
Penyelenggaran ibadah haji khusus diperuntukkan bagi
masyarakat yang membutuhkan pelayanan khusus dengan
pembiayaan yang bersifat khusus pula. Adapun penyelenggaraan
ibadah haji khusus dilaksanakan oleh Penyelenggara Ibadah Haji
Khusus (PIHK) yang telah mendapatkan izin dari Menteri Agama.
Syarat-syarat untuk memperoleh izin dari Menteri Agama tersebut
meliputi:
a) berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang telah
mendapat pengesahan dari menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia;
b) memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
c) memiliki surat keterangan domisili perusahaan;
d) memiliki izin usaha;
27
e) memiliki rekomendasi dari dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan daerah provinsi di bidang kepariwisataan;
f) memiliki izin PPIU yang masih berlaku;
g) memiliki susunan Pengurus dan Komisaris Perseroan Terbatas;
h) memiliki laporan keuangan 1 (satu) tahun terakhir yang sudah
diaudit;
i) menyerahkan uang jaminan dalam bentuk bank garansi yang
diterbitkan oleh bank syariah dan berlaku selama 3 (tiga) tahun;
j) telah menyelenggarakan perjalanan jemaah umrah sekurang-
kurangnya selama 3 (tiga) tahun dengan jumlah jemaah umrah
paling sedikit 300 (tiga ratus) orang;
k) menandatangani surat pernyataan kesanggupan untuk
melaksanakan kewajiban sebagai PIHK dengan baik; dan
l) tidak memiliki catatan negatif dalam Penyelenggaraan Ibadah
Umrah.
m) Setelah PIHK memenuhi semua persyaratan yang telah
ditetapkan tersebut, PIHK berhak mendapatkan nomor identitas
yang digunakan untuk pendaftaran, identitas jemaah, dan akses
informasi sistem komputerisasi haji terpadu. Izin PIHK tersebut
berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat
diperpanjang kembali.
Adapun perpanjangan izin tersebut dilakukan dengan
mengajukan permohonan kepada Menteri yang diajukan paling
lambat 3 (tiga) bulan sebelum habis masa berlaku izin, dengan
melampirkan:
a) fotokopi Keputusan Menteri tentang Penetapan Izin sebagai
PPIU yang masih berlaku; dan
b) fotokopi Keputusan Menteri tentang Penetapan Izin sebagai
PIHK yang masih berlaku.
Adapun PIHK yang akan melakukan perpanjangan izin harus
memenuhi persyaratan:
a) memiliki izin PPIU yang masih berlaku;
b) telah memberangkatkan Jemaah Haji Khusus paling sedikit
135 (seratus tiga puluh lima) orang selama 3 (tiga) tahun;
c) memiliki kinerja yang baik; dan
28
d) tidak melakukan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
PIHK juga dapat membentuk kantor cabang di luar wilayah
domisili perusahaannya dan harus dilaporkan kepada Menteri
Agama. Dalam menyelenggarakan ibadah haji khusus, PIHK berhak
mendapatkan pembinaan dari Menteri, informasi tentang kebijakan
Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus, informasi tentang data
Jemaah Haji Khusus pada tahun berjalan di setiap PIHK, surat
rekomendasi dari Menteri untuk pengurusan keberangkatan Jemaah
Haji Khusus, dokumen administrasi dan perlengkapan Jemaah Haji
khusus, dana BPIH Khusus sesuai dengan jumlah Jemaah Haji
Khusus yang akan berangkat melalui PIHK pada tahun berjalan, dan
informasi tentang hasil pengawasan dan akreditasi. Bagi PIHK yang
telah habis masa berlaku izinnya atau dicabut izinnya, maka PIHK
wajib menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada Jemaah Haji
Khusus dan/atau pihak terkait baik di dalam negeri maupun di luar
negeri.
B. Pendaftaran Haji Khusus
Proses pendaftaran haji khusus adalah fase pertama dari
keseluruhan penyelenggaraan ibadah haji khusus. Dalam proses
pendaftaran ini, jemaah calon haji yang dilayani berinteraksi secara
aktif dengan pemerintah sebagai pelayan masyarakat. Perubahan
sistem pendaftaran sebagai upaya penyempurnaan pelayanan telah
dilakukan pemerintah mulai dari sistem pendaftaran manual menjadi
sistem pendaftaran yang lebih maju, yaitu pendaftaran melalui Sistem
Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT). Penyempurnaan sistem
tersebut dimaksudkan untuk memberikan kemudahan kepada jemaah
haji.
Dalam sistem pendaftaran ibadah haji, terdapat dua kegiatan
pokok yang saling berkaitan, yaitu mencatatkan diri secara
administratif sebagai calon jemaah haji ke BPHI Provinsi dan
melakukan pembayaran BPIH melalui bank penerima setoran BPIH
ke rekening atas nama Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Kebijakan mengenai pendaftaran haji ditetapkan oleh pemerintah
dalam rangka memberikan kepastian dan perlindungan serta jaminan
29
terhadap hak keberangkatan dan kepulangan calon jemaah haji serta
hak-hak pembinaan dan pelayanan lain yang harus diperoleh jemaah
haji. Oleh karena itu, persyaratan yang ditetapkan harus mendukung
implementasi pola pendaftaran tersebut dengan tetap menekankan
pada unsur kemudahan kepada calon jemaah haji.
Pendaftaran haji khusus dilakukan oleh jemaah haji khusus yang
bersangkutan di Kantor BPHI Provinsi. Dalam hal pendaftaran Haji
khusus belum/tidak dapat dilakukan di BPHI Provinsi, maka
pendaftaran dapat dilakukan di BPHI. Setelah jemaah haji melakukan
pendaftaran, maka tahapan selanjutnya adalah Jemaah Haji Khusus
menyetorkan BPIH khususnya ke rekening atas nama BPKH melalui
bank penerima setoran BPIH sesuai dengan Undang-Undang Nomor
34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji. Adapun yang
dimaksud dengan bank penerima setoran BPIH adalah bank umum
syariah dan/atau unit usaha syariah yang ditunjuk oleh BPKH. Jemaah
haji khusus yang telah mendaftar dan menyetorkan BPIH Khusus
akan memperoleh nomor porsi dari Sistem Komputerisasi Haji
Terpadu (SISKOHAT) sesuai dengan urutan pendaftarannya.
C. Kuota Haji Khusus
Keterbatasan kuota haji Indonesia menyebabkan tidak semua
calon jemaah haji dapat menunaikan ibadah haji pada tahun berjalan.
Oleh karena itu, kesempatan pendaftaran ibadah haji diutamakan
kepada jemaah yang sehat jasmani dan rohani serta yang belum
pernah menunaikan ibadah haji sebelumnya. Adapun kuota haji
khusus dan kuota untuk petugas PIHK ditetapkan oleh Menteri Agama
dengan ketentuan paling banyak 10 % (sepuluh persen) dari kuota
haji nasional. PIHK hanya dapat memberangkatkan Jemaah Haji
Khusus yang terdaftar di BPHI.
Adapun Jemaah Haji Khusus yang terdaftar pada PIHK tertentu
dan membatalkan atau menunda keberangkatannya, maka porsi yang
bersangkutan menjadi kuota nasional dan pengisiannya sesuai
dengan nomor urut porsi secara nasional.
30
Porsi Jemaah Haji Khusus yang membatalkan atau menunda
keberangkatannya dapat dikembalikan kepada PIHK dengan
ketentuan:
a) diisi dengan Jemaah Haji Khusus sesuai urutan nomor porsi pada
PIHK tersebut; dan
b) PIHK dapat membuktikan telah melakukan kontrak pelayanan di
Arab Saudi.
Sesuai dengan hasil keputusan Konferensi Tingkat Tinggi
Organisasi Konferensi Islam (KTT OKI) di Amman, Jordania pada
tahun 1987, jumlah jemaah haji untuk masing-masing negara telah
ditetapkan secara seragam yaitu sebesar 1 permil dari jumlah
penduduk muslim suatu negara. Berdasarkan kuota yang diberikan
dalam KTT OKI tersebut, maka ditetapkan porsi nasional jemaah haji
Indonesia yang selanjutnya dialokasikan ke masing-masing provinsi
seluruh Indonesia berdasarkan kuota provinsi, kuota haji khusus, dan
petugas.
Dalam penyelenggaraan ibadah haji dibutuhkan adanya landasan,
yakni azas dan tujuan penyelenggaraan ibadah haji.
a) Azas Penyelenggaraan Ibadah Haji
Pada undang-undang nomor 17 tahun 1999,disebutkan bahwa
penyelenggaraan iadah haji didasarkan pada azas keadilan
memperoleh kesempatan, perlindungan, perlindungan kepastian
sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Sementara itu, dalam undang-undang nomor 13 tahun 2008 tentang
penyelenggaraan ibadah haji pada pasal 2 disebutkan bahwa ibadah
haji dilaksaakan berdasarkan azas keadilan, profesionalitas, serta
akuntabilitas dengan prinsip nirlaba.
b) Tujuan Penyelenggaraan Ibadah Haji
Tujuan penyelenggaraan ibadah haji terdapat pada undang-undang
nomor 13 tahun 2008 pasal 3. Pada undang-undang tersebut
disebutkan bahwa tujuan penyelenggaraan haji adalah memberikan
pembinaan, pelayanan,serta perlindungan yang sebaik-baiknya bagi
jamaah haji sehingga jamaah haji dapat menunaikan ibadah sesuai
dengan ketentuan ajaran agama Islam. Negara Indonesia
bertanggung jawab memberikan pelayanan bagi para calon jamaah
31
haji untuk melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci. Dalam pasal 3
disebutkan bahwa negara memberikan pembinaan dan pelayanan
sehingga seluruh calon jamaah haji dapat diberangkatkan ke Tanah
Suci, mendapatkan tempat pemondokan saat wukuf di Arafah, dan
dikembalikan ke Tanah Air. hal tersebut merupakan pelayanan
minimal yang harus dipenuhi oleh pemerintah.
2.1.3 Persyaratan Wajib Haji dan Umrah
Hukum melaksanakan haji adalah wajib bagi setiap muslim yang
mampu, sesuai dengan firman Allah dalam Surah Ali Imran Ayat 97, yang
artinya. “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata (di antaranya) maqam
Ibrahim, barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia.
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa
mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS Ali Imran: 97).
Sebagai ulama berpendapat bahwa umrah hukumnya mutahabah
artinya baik untuk dilakukan dan tidak diwajibkan. Hadis Nabi Muhammad
saw. Menyatakan sebagai berikut. Artinya: Haji adalah fardu sedangkan
umrah adalah “tatawwu.” Tatawwu maksudnya ialah tidak diwajibkan,
tetapi baik dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan
melakukannya lebih utama daripada meninggalkannya karena tatawwu
mempunyai ganjaran pahala.
Wajib Umrah ada dua, yaitu Ihram dari Miqat dan menghindari
semua larangan-larangan Ihram. Pada dasarnya sama dengan wajib Haji
menurut tiap-tiap mazhab kecuali wukuf, mabit, dan melontar jumrah
karena hal ini hanya ada dalam Haji.
Menurut Ulama Hanafiyah wajib Umrah ada dua, yaitu Sa’i dan
mencukur rambut.Menurut Malikiyah wajib Umrah tidak memakai pakaian
berjahit dan menutup kepala bagi laki dan talbiyah.Menurut Hanabilah
ada dua, yaitu ihram dari Miqat dan bercukur memotong rambut.
Dalam buku Fiqih Praktis milik Muhammad Bagir al-Habsy, Haji
dan Umrah menjadi wajib atas seseorang yang telah memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai muslim, baligh, berakal, merdeka
(bukan budak) dan memiliki kemampuan (istitha‟ah). Akan tetapi,
seandainya seorang anak yang belum baligh melakukan haji maka
32
hajinya itu sah walaupun tidak menggugurkan kewajibannya untuk berhaji
lagi lagi kelak, jika telah mencapai usia baligh dan memiliki kemampuan
untuk itu.
2.1.4 Macam – macam Haji dan Umrah
Ada 3 macam haji, yakni haji tamattu, haji ifrad, dan haji qiran:
a. Haji Tamattu
Mengerjakan umrah terlebih dahulu baru mengerjakan haji.
b. Haji Ifrad
Mengerjakan haji terlebih dahulu baru mengerjakan umrah
dan diselingi tahallul.
c. Haji Qiran
Mengerjakan haji dan umrah bersama-sama tanpa diselingi
tahallul.
Adapun Umrah itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu umrah wajib
dan umrah sunnah :
a. Umrah Wajib
umrah yang pertama kali dilaksanakan disebut juga umratul
islam dan umrah sunat. Dan juga umrah yang dilaksanakan
karena nazar.
b. Umrah Sunnah
umrah yang dilaksanakan setelah umrah wajib baik yang
kedua kali dan seterusnya dan bukan karena nazar.
2.1.5 Keutamaan – Keutamaan Ibadah Haji dan Umrah
Haji dan umrah memiliki keutamaan-keutamaan di antaranya
sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw
pernah bersabda, “masa antara suatu ibadah umrah dan umrah lainnya,
adalah masa kaffarah (penghapus) bagi dosa dan kesalahan yang terjadi
di antara kedua-duanya. Sedangkan haji yang mabrur tidak ada
ganjarannya kecuali surga.”
Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan sabda Nabi saw dari Abu
Hurairah, bahwa Nabi saw pernah bersabda,”barang siapa yang
melaksanakan ibadah haji seraya menjauhkan diri dari rafatsa dan fushuk
maka ia kembali setelah itu (dalam keadaan suci bersih) seperti pada hari
ketika dilahirkan oleh ibunya.
33
Abu Hurairah meriwayatkan sabda Nabi SAW, ”orang-orang yang
sedang berhaji dan berumrah adalah tamu-tamu Allah; apabila mereka
berdoa kepada-Nya, niscaya Ia akan mengabulkan; dan apabila mereka
memohon ampunan-Nya niscaya akan mengampuni mereka.
2.2 Sistem Informasi
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Andri Kristanto dalam buku Perancangan Sistem
Informasi dan Aplikasinya bahwa sistem informasi dan komputerisasi
merupakan kumpulan dari berbagai perangkat keras dan perangkat lunak
komputer serta perangkat manusia yang akan mengolah data
menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut. Sistem
Informasi merupakan sistem buatan manusia yang terdiri dari komponen–
komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu
memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan untuk
mengendalikan organisasi atau lembaga.
Untuk mendukung lancarnya suatu sistem informasi dibutuhkan
beberapa komponen yang fungsinya sangat vital di dalam sistem
informasi yang meliputi input, proses, output, teknologi, basis data dan
kendali.
Manfaat dari sistem informasi adalah: Pertama, organisasi
menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi,
mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu
produk atau pelayanan mereka. Kedua, bank menggunakan sistem
informasi untuk mengolah cekcek nasabah dan membuat berbagai
laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi. Ketiga, organisasi
menggunakan sistem informasi untuk mengendalikan kegiatan
perencanaan informasi, proses transformasi informasi, serta
melaksanakan kegiatan koordinasi.
2.2.2 Keterkaitan Sistem Informasi dengan Ibadah Haji dan Umrah
Dalam buku Tholal Bin Ahmad Al-‘aqil Petunjuk Bagi Jamaah Haji
dan Umroh, Ibadah haji merupakan ibadah terfavorit bagi sebagian
kalangan masyarakat Indonesia. Sebagai negara dengan penduduk
mayoritas muslim, sudah tentu setiap tahunnya ribuan jamaah haji
diberangkatkan dari Indonesia untuk melaksanakan ibadah haji di Tanah
34
Suci. Akibatnya peningkatan pendaftaran jamaah haji dari tahun ke tahun
begitu pesat.
Angka pendaftar yang setiap tahunnya mengalami peningkatan
serta adanya pembatasan quota jamaah haji yang berangkat ke Tanah
Suci, menyebabkan penumpukan calon jamaah haji yang semakin
bertambah panjang. kondisi ini menjadikan daftar tunggu (waiting list)
keberangkatan ibadah haji ke Baitullah semakin panjang hingga
mencapai 19-20 tahun. Waiting list dari tahun ke tahun yang telah
mencapai puluhan tahun tidak mungkin dilakukan dengan cara manual,
konvensional, dengan mengandalkan tumpukan berkas ataupun
menggunakan sistem komputer yang tidak terhubung oleh jaringan. Hal
ini akan memperlambat kinerja lembaga pelayanan bagi publik di lembaga
Kementerian Agama.
Pelayanan penyelenggaraan ibadah haji merupakan hal yang
mutlak dibutuhkan. Faktor pemicunya ialah semakin majunya masyarakat
Indonesia karena berbagai faktor seperti pendidikan, demokrasi politik,
pembangunan ekonomi serta berbagai macam permasalahan yang
bentuk, jenis dan intensitasnya berbeda dari masa-masa sebelumnya.
Dipihak lain tuntutan masyarakat akan pemenuhan pelayanan haji
yang semakin berkualitas menjadi tugas besar pemerintah. Pada akhirnya
dampak besar yang sangat dirasakan akibat masih minimnya teknologi
pendataan dan pengolahan data dalam penyelenggaraan ibadah haji,
yaitu terjadinya peristiwa tragedi kecelakaan di Terowongan Mina yang
memakan korban sebanyak 1.426 jiwa, 649 jiwa diantaranya ialah jemaah
haji asal Indonesia.
Pemerintah mengalami sulitnya dalam identifikasi pendataan
korban, serta sulitnya dalam menginformasikan musibah tersebut kepada
keluarga korban karena teknologi informasi yang masih manual, dimana
semua proses dalam pelayanan haji baik yang terkait dengan administrasi
dan dokumentasi, sampai pada kegiatan pelaksanaan ibadah haji masih
menggunakan teknologi informasi yang sederhana dan lambat.
Sehingga Bidang Penyelenggaraan Ibadah Haji di Kantor
Kementerian Agama harus mampu memberikan peningkatan dalam hal
pelayanan informasi serta pengelolaan sistem pelayanan manual menuju
sistem pelayanan pendataan calon jamaah haji secara otomatis. Oleh
35
karena itu, terobosan dibidang teknologi dan informasi, baik dalam arti
perangkat kerasnya, perangkat lunaknya dan perangkat otaknya sangat
dibutuhkan.
Suatu langkah tepat yang telah diambil oleh Kementerian Agama
dalam upaya meningkatkan pelayanan haji adalah dengan membangun
suatu Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT)
yang terhubung dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama serta
Kementerian Agama seluruh Kabupaten Kota di Indonesia. SISKOHAT
merupakan suatu sistem pelayanan secara on-line dan real time antara
Bank Penyelenggara Penerima Setoran (BPS BPIH) Ibadah Haji, Kantor
Wilayah Kementerian Agama di 33 Provinsi dan kabupaten dengan Host
Pusat Komputer untuk penyimpanan seluruh database calon Jamaah Haji
di Kementerian Agama Pusat yakni di Jakarta Pusat.
Sistem informasi dalam penyelenggaraan ibadah haji
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian dalam
mendukung operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan
strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada para
pihak dengan laporan - laporan yang diperlukan.
Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang
penyelenggaraan haji menyatakan bahwa Penyelenggaraan ibadah haji
adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan pelaksanaan ibadah haji. Penyelenggaraan ibadah haji
bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan
yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen penyelenggaraan
yang baik agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman,
tertib, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jamaah
haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri dan memperoleh
predikat haji mabrur. Peningkatan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan terhadap jamaah haji terus diupayakan melalui
penyempurnaan sistem dan manajemen penyelenggaraan ibadah haji.
Penyempurnaan sistem informasi dan komputerisasi haji terpadu
(SISKOHAT) merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan
pelayanan untuk para calon jamaah haji. Sistem inilah yang
mengintegrasikan elemen-elemen terpenting penyelenggaraan haji, yakni
pendaftaran haji, dokumen haji, dan keuangan haji. Dengan adanya
36
peningkatan penyelenggaraan ibadah haji dibidang teknologi informasi
diharapkan memudahkan calon jamaah dalam memperoleh pelayanan
dan kecepatan informasi sehingga calon jamaah haji lebih siap dan
mandiri dalam menunaikan ibadah haji sesuai dengan tuntunan agama.
2.3 Sistem Pendaftaran Haji dan Umrah
Dalam mengedepankan kepuasan jamaah haji sebagai dasar pelayanan
yang dilaksanakan pemerintah, yakni bagaimana cara mengatur perencanaan
yang diorganisir oleh penyelenggara baik pemerintah maupun swasta atau
lembaga keagamaan. Yang diatur secara administrasi yang baik dari mulai
proses pendaftaran, pendataan jamaah dan petugas serta lengkap dengan
berbagai macam persyaratan birokrasi. Kemudian diinformasikan melalui
komunikasi yang baik, melalui bimbingan, media cetak dan elektronik. Setelah itu
dilakukan pengawasan dan evaluasi yang berkelanjutan agar sukses dalam
semua bidang dan lebih baik lagi kedepannya.
Menurut Achmad Nidjam, Alatief Hanan, dalam buku Manajemen Haji Studi
Kasus dan Telaah Implementasi Knowledge Worker, Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH) merupakan mitra kerja pemerintah dalam hal ini adalah
Departemen Agama untuk membimbing jamaah haji. Sebagai salah satu pihak
penyelenggara ibadah haji, KBIH diharapkan mampu memberikan pembinaan,
pelayanan serta perlindungan yang sebaik-baiknya kepada calon jamaah haji
dan jamaah haji. Upaya tersebut bisa dilakukan dengan cara menyempurnakan
sistem dan manajemen penyelenggaraan ibadah haji, yakni dengan cara
meningkatkan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada jamaah haji.
Dengan adanya penyempurnaan sistem dan manajemen penyelenggaraan
ibadah haji, diharapkan pelaksanaan ibadah haji bisa berjalan aman, tertib,
lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama, serta jamaah dapat
menjalankan ibadah secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur.
Sedangkan untuk pendaftaran Umrah hanya perlu menyiapkan beberapa
dokumen yang dibutuhkan, yaitu :
a) Paspor
b) Buku Kuning (Suntik Meningitis)
c) Pas Photo (4 x 6)
d) Kartu Tanda Penduduk (KTP)
e) Kartu Keluarga (KK)
f) Buku Nikah
37
Ada beberapa paket untuk Ibadah Umrah seperti Umrah Reguler, Umrah
Executive, Umrah plus City Tour Malaysia, Umrah City Tour Turki, Umrah City
Tour Dubai, Umrah City Tour Eropa, dsb.
Untuk biaya Umrah bervariasi dari Rp. 21.000.000,- hingga Rp.
40.000.000,- sesuai fasilitas yang disediakan. Biasanya fasilitas bintang 5 (lima)
mencapai biaya 30 hingga 40 juta rupiah.
Fasilitas tersebut sudah termasuk Perlengkapan (koper, tas kabin, tas
paspor, kain ihram, mukena, bergo, batik, syal, sandal dan tas sandal), Tiket
Pesawat pulang pergi, Visa Arab Saudi, dan masing-masing Jamaah
mendapatkan 5 Liter Air Zam-zam saat kepulangan beribadah Umrah.
Paket Umrah standar yang kemudian dilanjutkan ziarah ke Negara lain
misalnya, Istanbul, Turki, Cairo, dan lain-lain. Atau ziarah ke suatu negara
tertentu dulu baru kemudian dilanjutkan ke Saudi Arabia sesuai paket maupun
keinginan calon jamaah.
Sumber : PT. Shabilla Eraldo Utama
Gambar 3.1
Tidak diragukan lagi rasa kenyamanan pertama yang dirasakan oleh para
calon jamaah yaitu ketika menggunakan transportasi yang membawanya untuk
beribadah itu lancar, nyaman, dan bersih. Transportasi merupakan
pengangkutan jamaah haji mulai dari tempat embarkasi, selama berada di
Arab Saudi, dan pemulangan kembali ke tempat debarkasi asal Indonesia.
Transportasi dari Indonesia sampai Arab Saudi dengan menggunakan
38
transportasi udara karena jarak Indonesia – Arab Saudi sangat jauh dan lebih
cepat. Armada penerbangan yang dipilih oleh Shabilla Travel adalah Garuda
Indonesia Airline karena keramahan para pramugarinya kepada para
penumpang, mudah berkomunikasi dan tidak melakukan transit. Sedangkan
untuk ibadah umrah yang disediakan oleh Shabilla Travel itu sendiri dalam hal
transportasi udaranya bekerjasama dengan bermacam-macam penerbangan
yang digunakan seperti Emirates, Malaysia Airline, Brunei Airline, Saudi Airline.
Ibadah Umrah diselenggarakan oleh Penyelenggara Perjalanan Ibadah
Umrah (PPIU). Selain diselenggarakan oleh PPIU, biro perjalanan wisata dapat
ditetapkan sebagai penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah setelah memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a) terdaftar sebagai penyelenggara perjalanan wisata sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b) memiliki kemampuan teknis dan finansial untuk menyelenggarakan
perjalanan Ibadah;
c) memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas perjalanan Ibadah
Umrah.
d) berbentuk badan hukum;
e) memiliki pengawas syariat; dan
f) memiliki program untuk penyelenggaraan Ibadah Umrah secara
aman, nyaman, dan professional.
PPIU harus memenuhi persyaratan :
a) telah memperoleh izin sebagai biro perjalanan wisata dari
kementerian/instansi yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di
bidang pariwisata;
b) telah beroperasi paling singkat 2 (dua) tahun sebagai biro
perjalanan wisata;
c) memiliki kemampuan teknis untuk menyelenggarakan perjalanan
Ibadah Umrah yang meliputi kemampuan sumber daya manusia,
manajemen, serta sarana dan prasarana;
d) memiliki kemampuan finansial untuk menyelenggarakan perjalanan
Ibadah Umrah yang dibuktikan dengan jaminan bank;
e) memiliki mitra biro penyelenggara Ibadah Umrah di Arab Saudi
yang memperoleh izin resmi dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi;
dan
39
f) memiliki komitmen untuk menyelenggarakan perjalanan Ibadah
Umrah sesuai dengan standar pelayanan minimum yang ditetapkan
oleh Menteri Agama.
2.4 Dana Talangan
Di samping itu, ada orang yang melakukan haji dengan berhutang terlebih
dahulu, pertanyaannya adalah apakah hal demikian boleh dilakukan? Rasululllah
SAW melarang orang yang harus berhutang untuk melaksanakan ibadah haji.
Larangan ini ditegaskan Nabi saw dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah
bin Abi Awfa bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah saw tentang seorang
yang belum mampu berhaji. Apakah ia harus berhutang untuk itu? Jawab beliau,
“Tidak”.
Saat ini, di tengah-tengah masyarakat sedang marak praktik apa yang
disebut dengan “dana talangan haji” yang dikeluarkan oleh bank, baik yang
konvensional maupun bank syariah. dalam konteks Bank Muamalat Indonesia
(BMI) misalnya dana talangan haji diberi istilah “Dana Talangan Porsi Haji”, yakni
pinjaman yang ditujukan untuk membantu masyarakat Muslim untuk
mendapatkan porsi keberangkatan haji lebih awal, meskipun saldo tabungan
Hajinya belum mencapai syarat pendaftaran porsi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dana Talangan merupakan
dana yang disediakan oleh Bank Indonesia yang digunakan untuk melakukan
pembayaran terlebih dahulu kepada kreditur bank dan akan menjadi hutang bank
tersebut kepada Bank Indonesia.
Program dana talangan porsi haji ini dilaksanakan berdasarkan prinsip
syariah dengan akad al-qardh (pinjaman) dan fasilitas angsuran secara
autodebet dari Tabungan Haji Arafah. Pertanyaannya kemudian adalah apakah
praktik dana talangan haji itu boleh dilakukan?
Bukankah calon jemaah haji pada kenyataannya belum mampu secara
ekonomi untuk mendapatkan porsi haji, karena itu ia kemudian melakukan
hutang untuk mendapatkan nomor porsi haji.
Ada dua pendapat ulama tentang berhutang untuk melaksanakan ibadah
haji, yaitu :
a) Pendapat yang melarang berhaji dengan uang pinjaman.
Di antara ulama kontemporer yang melarang berhaji dengan uang
pinjaman adalah Nashr Farid Washil. Menurutnya fatwa ulama yang
menyatakan kebolehan berhaji dengan uang pinjaman bertentangan
40
dengan nash al-Qur‟an surat Ali Imran ayat 97, “Mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, yakni bagi orang-orang yang mampu
melakukan perjalanan ke Baitullah.
Ayat ini menurutnya menyeru kepada kaum Muslim yang mampu
untuk melaksanakan ibadah haji. Mampu dalam konteks ayat ini adalah
memiliki fisik yang sehat dan biaya yang cukup untuk mengantarkannya
ke Baitullah dan cukup juga untuk membiayai orang yang menjadi
tanggungjawabnya.
Menurut pengertian ini, orang tidak perlu pergi haji dengan cara
berhutang dengan cara mencicil. Berhutang untuk melaksanakan ibadah
haji merupakan perbuatan yang berlebih-lebih dalam berhaji. Karena,
ketika ia belum memiliki biaya yang cukup untuk berhaji dan untuk
keluarga yang menjadi tanggungjawabnya, ia belum wajib berhaji karena
belum masuk kategori mampu berhaji. Bagi Farid Washil seseorang tidak
boleh berhutang untuk haji, karena bisa saja ia wafat sebelum ia melunasi
hutangnya itu.
Ulama kontemporer lainnya yang melarang berhutang untuk berhaji
adalah Syaikh Ibn Utsaymin. Menurutnya seseorang jangan berhutang
untuk melaksanakan ibadah haji. Karena bagi mereka yang belum
memiliki harta yang cukup tidak wajib melaksanakan ibadah haji. Menurut
Syaikh Ibn Utsaymin, mestinya orang yang belum memiliki cukup harta
untuk berhaji menerima keringanan keringanan dan rahmat yang
diberikan Allah dan tidak membebani diri dengan berhutang. Karena tidak
bisa dipastikan apakah ia betul-betul mampu membayar hutangnya itu.
Imam Syafi’i ketika mengomentari hadis riwayat al-Baihaqi yang
melarang orang pergi haji dengan cara berhutang menyatakan,
“Barangsiapa yang belum memiliki kelapangan harta untuk dapat berhaji
selain dari berhutang, maka ia tidak wajib untuk melaksanakan ibadah
haji. Akan tetapi, jika dia memiliki banyak barang berharga ia boleh
menjualnya atau memanfaatkannya hingga ia memiliki harta yang cukup
untuk membiayai perjalanan hajinya dan menafkahi keluarga yang
ditinggalkannya.”
b) Pendapat yang membolehkan berhutang untuk berhaji
Menurut Syaikh Abdullah bin Baz seseorang boleh berhutang untuk
melaksanakan ibadah haji, terutama jika seseorang tersebut memiliki
41
penghasilan tetap yang dapat digunakan untuk membayar hutangnya.
Namun sebelum berangkat haji, ia sudah harus melunasi hutangnya.
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) juga
membolehkan seseorang untuk berhutang untuk membiayai pelaksanaan
ibadah hajinya melalui Fatwanya DSN-MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002
tentang pembiayaan pengurusan haji oleh lembaga kuangan syariah
(LKS).
Terkait dengan kebolehan untuk berhutang dan kaitannya dengan
Istitha‟ah. Ulama yang membolehkan berhaji dengan berhutang
memandang bahwa Istitha’ah adalah syarat wajib haji (bukan syarat sah
haji), Upaya untuk mendapatkan porsi haji dengan cara memperoleh dana
talangan haji dari LKS adalah boleh, karena hal itu merupakan
usaha/kasab/ikhtiar dalam rangka menunaikan haji.
42
Namun demikian, kaum muslimin tidak sepatutnya memaksakan diri
untuk melaksanakan ibadah haji sebelum benar-benar istitha’ah dan tidak
dianjurkan untuk memperoleh dana talangan haji terutama dalam kondisi
antrian haji yang sangat panjang seperti saat ini. Sebaiknya yang
bersangkutan tidak menunaikan ibadah haji sebelum pembiayaan
talangan haji dari LKS dilunasi.
Pihak pemberi dana talangan haji wajib melakukan seleksi dan
memilih nasabah penerima dana talangan haji tersebut dari sisi
kemampuan finansial, standar penghasilan, persetujuan suami/istri serta
tenor pembiayaan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin tidak
terabaikannya kewajiban-kewajiban yang menjadi tanggung jawab
nasabah seperti nafkah keluarga.
Pandangan terhadap Fatwa DSN-MUI
Fatwa MUI tentang tentang dana talangan haji sesungguhnya
mengabaikan prinsip istitha‟ah (terutama dalam aspek kemampuan
finansial) dalam pelaksanaan ibadah haji. Prinsip istitha‟ah dalam ibadah
haji adalah bahwa kewajiban haji hanya dikenakan kepada setiap Muslim
yang mampu secara fisik dan ekonomi. Kemampuan ekonomi yang
dimaksud dalam konteks ini adalah kepemilikan biaya, baik untuk
keperluan pelaksanaan ibadah haji maupun biaya untuk mencukupi
kebutuhan keluarga yang ditinggalkannya (jika ia telah berkeluarga).
Adanya Fatwa DSN MUI yang membolehkan berhutang untuk biaya
ibadah haji, justru mendorong Bank atau lembaga keuangan syariah
untuk menjaring nasabah yang dapat diberi talangan atau hutang biaya
haji, terutama untuk mendapatkan porsi haji.
43
Memang ada ketentuan dalam Fatwa DSN MUI itu bahwa: LKS dapat
memperoleh imbalan dari jasa layanan berdasar prinsi al-ijarah, dan
dapat menalangi biaya pembayaran BPIH nasabah dengan
menggunakan prinsip al-Qardh, bahwa jasa pengurusan haji yang
dilakukan LKS tidak boleh dipersyaratkan dengan pemberian talangan
haji, bahwa besar imbalan jasa al-Ijarah tidak boleh didasarkan apada
jumlah talangan al-Qardh yang diberikan LKS kepada nasabah.
Tapi ketentuan-ketentuan itu hanya mengacu pada prinsip-prinsip
ekonomi syariah seperti al-Ijarah dan al-Qardh, tetapi justru mengabaikan
prinsip dasar haji, yakni istitha’ah, yang mensyaratkan kemampuan
ekonomi seorang Muslim yang didapatkan dari berikhtiar, bukan dengan
cara berhutang, meskipun berhutang itu dapat disebut sebagai ikhtiyar,
tetapi dalam konteks haji berikhtiyar adalah bekerja keras, bukan
berhutang.
44
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sejarah PT. Shabilla Eraldo Utama
PT. Shabilla Eraldo Utama bergerak dalam penyelenggaraan ibadah haji
dan umrah swasta yang berjenis ONH Plus, yang dimaksud disini yaitu berupa
plus pelayanan dalam hal perlengkapan pelaksanaan haji, penginapan,
transportasi dan konsumsi. Para jamaah haji dan umrah menginap di hotel
bintang lima, makanan dengan menu masakan internasional, transportasi full AC
yang selalu siap mengantar para jamaah baik waktu keberangkatan maupun
ketika sudah berada di tanah suci yang bekerjasama dengan pihak Garuda
Indonesia, dan para pembimbing ibadah yang dengan setia dan tekun
membimbing para jamaah dalam melakukan ibadah.
PT. Shabilla Eraldo Utama berdiri pada tanggal 01 January 2000 di kota
Bekasi – Jawa Barat. Perusahan ini di dirikan oleh H. Sarmada Rasby
Kurniawan, sebagai permulaaan bisnis jasa pembuatan dokumen dan penjualan
tiket maskapai penerbangan hingga kini bergerak di bidang Tour, Travel dan
Umroh Haji. Hingga lahirlah sebuah nama yang diambil dari nama kedua Bapak
dan Ibu Pimpinan ini, yaitu Shabilla Eraldo Utama Tours & Travel yang memiliki
arti Sarmada dan Nurlaela sebagai pemilik dari perusahaan tersebut. Meski
terbilang masih muda di dunia pariwisata, Namun Shabilla Eraldo Utama memiliki
Staf yang berpengalaman, Kreatif, dan Pekerja keras. Kini usaha Shabilla Eraldo
Utama telah berkembang menjadi salah satu pemain travel pariwisata yang
diperhitungkan di kota Bekasi dengan nomor perizinan D / 645 Tahun 2013.
PT. Shabilla Eraldo Utama berada di beberapa kota di Indonesia, yaitu
Balikpapan, Yogyakarta, dan Bogor, Palangkaraya, Jambi, dsb. Kantor pusat
Shabilla Eraldo Utama Tours & Travel berada di kota Bekasi, tepatnya di Jalan
Raya Jati Makmur Ruko Pesona Taman Mini Blok 3 No.6 Pondok Gede, Bekasi,
Jawa Barat. Untuk usaha penjualan tiket domestik dan internasional, usaha
paket wisata domestik dan internasional, usaha pembelian voucher hotel
domestik dan internasional, usaha pengurusan visa internasional serta umroh
dan haji bisa konsultasikan di semua cabang Shabilla Eraldo Utama Tours &
Travel.
45
Mengenai pelayanan dan kemitraan tidak perlu di ragukan karena terbukti
pada 2010 Shabilla Eraldo Utama mendapatkan penghargaan Best Agent dari
Maskapai Sriwijaya Airlines dengan angka penjualan tertinggi di kota Bekasi.
Selain itu, Shabilla Eraldo Utama juga melayani pelayanan pengiriman barang
seperti JNE, untuk memudahkan customer dalam hal pengiriman barang.
PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang Bogor tempat saya bekerja berada di
Jl. Darul Quran No.2, RT.002/RW.002, Loji, Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat
16617. Beroperasi sejak 2016 dan saya sudah hampir 2 tahun bekerja di
perusahaan ini. Sejak beroperasi sebagai biro perjalanan haji dan umrah PT.
Shabilla Eraldo Utama Cabang Bogor tersebut mengalami perkembangan
meskipun terkadang adanya pasang surut dalam hal usaha, seperti yang terjadi
saat ini dengan maraknya wabah penyakit Virus Corona atau Covid19 data yang
menunjukkan pada tahun 2020 mengalami penurunan untuk jamaah umrahnya.
Untuk ibadah umrah pada tahun 2019 terdapat 762 jama’ah, Dan yang
sudah terdaftar untuk berangkat tahun 2015 ini nanti adalah 90 jamaah. Dilihat
dari Manajemen PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang Bogor, pertumbuhan,
kemajuan dan dapat bersaing dengan biro-biro perjalanan yang ada di Kota
Bogor sehingga masih berjalan dengan eksis karena hal ini didukung oleh sistem
pelayanan yang baik dari karyawan-karyawan yang bekerja di dalamnya. Semua
itu karena hasil kerja yang cukup profesional di sektor pelayanan dan didukung
oleh ilmu pengetahuan serta pengalaman yang banyak dibidang haji dan umrah.
Saat ini karyawan PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang Bogor berjumlah 5
orang, yang terdiri dari laki-laki yang berjumlah 4 orang dan wanita berjumlah 1
orang. Dengan pendidikan lulusan dari berbagai universitas dan pengalaman-
pengalaman yang dimiliki oleh karyawan ditambah dengan mengikuti pelatihan-
pelatihan membuat PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang Bogor bisa memberikan
pelayanan yang profesional pada para calon jamaahnya.
46
Pada awal beroperasi membantu memberangkatkan dengan lembaga
yang terkait, perjalanan haji dan umrah PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang Bogor
telah melakukan sosialisasi dan publikasi kepada masyarakat luas dengan
pemasarannya ke berbagai media informasi seperti surat kabar, radio dan juga
cerita dari mulut ke mulut. Karena tanpa disadari para jamaah yang sudah
pernah menggunakan jasa yang membuat rasa puas akan pelayanannya secara
tidak langsung akan menjadi bagian marketing dalam lembaga tersebut, dengan
mengajak orang lain untuk memakai jasa yang sama juga.
3.2 Visi dan Misi PT. Shabilla Eraldo Utama
1. VISI
- Menjadi Travel Haji dan Umroh yang Amanah dan Professional .
2. MISI
- Melayani ibadah haji dan umroh dengan sepenuh hati melalui
pelayanan prima dan bimbingan ibadah yang berkualitas.
- Memperat ukhuwah islamiyah dan bermanfaat bagi masyarakat.
- Meningkatkan kualitas keagamaan dan kesejahteraan bagi seluruh
sumber daya manusia yang terlibat.
47
3.3 Struktur Organisasi PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang Bogor
Struktur mempunyai arti cara bagaimana sesuatu disusun atau dibangun,
dan struktur dirancang untuk alokasi dan koordinasi yang efisien dari semua
kegiatan-kegiatan, posisi dan tugas-tugas dalam organisasi atau lembaga.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa organisasi merupakan suatu susunan
atau aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan suatu kesatuan yang
teratur.
Adapun Struktur Organisasi PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang Bogor
sebagai berikut :
H. SARMADA RASBY KURNIAWAN
DIREKTUR UTAMA
RONI PERMANA, S.E
PIMPINAN CABANG
SUGANDI SUSENO ADJI KRISNA PRASETYA NIMAS PUTRI LANJAR
DIV. SDM & KEMITRAAN DIV. TIKETING DIV. KEUANGAN & PERBANKAN
ADHI RAMDHAN ENDANG RUSLAN
DIV. MARKETING DIV. TOUR & TRAVEL
Tabel 3.1
48
3.3.1 Uraian Tugas
Secara terperinci tugas-tugas atau fungsi-fungsi dari struktur
organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
A. General Manager
Merencanakan dan mengendalikan kebijakan perusahaan
sehingga bekerja secara optimal, mempin perusahaan dan
menjadi motivator bagi karyawannya, mengelola operasi
perusahaan sehari-hari, mengelola perusahaan sesuai
dengan visi dan misi perusahaan, menetapkan proses dan
standar bisnis dan kontribusi untuk kerja tim diperlukan untuk
mencapai hasil yang sesuai.
B. Divisi Sumber Daya Manusia dan Kemitraan
Mengatur sistem para mitra, mengatur ketika terjadi masalah
dalam keselamatan kerja dan pemberian kompensasi kerja,
memberikan nasehat yang tepat sehingga pimpinan dapat
mengambil keputusan yang tepat, adanya pencatatan
mengenai performa dari pegawai, mitra, muthowif Indonesia
maupun Arab Saudi dan juga pelaporan dari setiap pekerjaan.
C. Divisi Tiketing
Membantu proses tiketing maupun visa untuk jamaah,
membantu para pengurus bandara yang bekerjasama dengan
perusahaan, dan mengurus paspor jamaah untuk proses
pembuatan visa maupun tiket pesawat.
D. Divisi Marketing
Mengatur strategi pemasaran, mempromosikan produk ke
masyarakat dalam dan luar kota Bogor.
E. Divisi Perbankan dan Keuangan
Membantu pembayaran ibadah umrah dan haji pada calon
jamaah, membantu calon jamaah dalam proses pembiayaan
dana talangan, melakukan follow up terhadap perbankan,
melakukan follow up terhadap jamaah untuk membereskan
pembayaran dan membereskan dokumen.
F. Divisi Tour & Travel
Membantu perjalanan para Traveler yang ingin berkunjung ke
sebuah kota di Indonesia maupun negara asing dan
49
membantu perjalanan dinas para pejabat daerah. Bisa juga
membuat grup atau kelompok sendiri untuk melakukan
perjalanan wisata ke tempat yang ingin dikunjungi.
3.4 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang sangat penting
bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun
perusahaan. Sumber Daya Manusia juga merupakan kunci yang menentukan
perkembangan perusahaan.
Sumber Daya Manusia adalah individu produktif yang bekerja sebagai
penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam institusi maupun perusahaan
yang memiliki fungsi sebagai aset sehingga harus dilatih dan dikembangkan
kemampuannya. Sumber daya manusia merupakan aspek penting yang tidak
boleh dipandang sebelah mata dalam menjalankan sebuah perusahaan atau
bisnis. Sumber Daya Manusia mencakup dua hal, yaitu daya fisik dan daya
pikir yang dapat menentukan kemampuan manusia.
Meski suatu perusahaan ditunjang oleh peralatan serba canggih dan
memadai, jika dikelola oleh sumber daya manusia yang tidak berkualitas
maka semua itu akan sia-sia.
Sumber daya manusia merupakan tenaga penggerak bagi PT. Shabilla
Eraldo Utama Cabang Bogor dalam melaksanakan pekerjaannya dibidang
jasa dan pelayanan, untuk melaksanakan tugas dan fungsi dari keseluruhan
organisasi, Kantor Shabilla Travel Cabang Bogor didukung 6 tenaga kerja.
Komposisi tenaga kerja berdasarkan latar belakang pendidikan dapat
dilihat pada tabel berikut :
JUMLAH KARYAWAN PENDIDIKAN TERAKHIR
2 Sarjana
1 Diploma
3 SMA Sederajat
Sumber : Data Kantor Shabilla Travel Cabang Bogor (2020)
Tabel 3.2
50
3.5 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangatlah penting dalam menopang kegiatan
pelayanan guna meningkatkan mutu dan kualitas dari suatu pelayanan untuk
memberikan yang terbaik bagi customer. Kantor Shabilla Travel Cabang
Bogor memiliki bangunan 1 lantai, Sebetulnya 3 lantai tetapi lantai dasar
digunakan untuk bisnis kuliner yang dimiliki pimpinan cabang
Untuk bisnis tour & travel ini kantor berada di lantai 3 dimana terdapat
ruangan staff, ruangan direktur, dan gudang penyimpanan perlengkapan haji dan
umrah. Untuk bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan lancar maka harus
didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang baik pula.
Sedangkan di Lantai 2 terdapat aula untuk manasik umrah, hanya
digunakan jika jamaah dibawah 50 orang. Adapun sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang Bogor yaitu:
No. Jenis Jumlah
1. Komputer 4 buah
2. Printer 2 buah
3. Meja kerja dan Tamu 6 buah
4. Kursi kerja dan Tamu 6 buah
5. Almari Dokumen 3 buah
6. AC 2 buah
7. Telfon 1 buah
8. Televisi 1 buah
Sumber : Data Kantor Shabilla Travel Cabang Bogor (2020)
Tabel 3.3
51
3.6 Uraian Singkat Kerja
Saat bekerja di PT. Shabilla Eraldo Utama cabang Bogor untuk pertama
kali ditanggal 06 Desember 2018 hingga saat ini, jadwal kerja dari hari Senin –
Sabtu dimulai dari pukul 09.00 – 17.00 WIB.
Adapun tugas yang dilakukan selama bekerja di Kantor Shabilla Travel
cabang Bogor mengikuti Jobdesk sebagai berikut :
a) Melakukan input data jamaah
b) Membuat invoice pencairan dana
c) Menyediakan perlengkapan untuk jamaah
d) Membantu staf dalam pekerjaan lainnya
e) Menghubungi pihak perbankan terkait pengajuan dana talangan
f) Menghubungi jamaah – jamaah
Terkadang dalam mengerjakan tugas tidak sepenuhnya sesuai dengan
jobdesk yang dikasih, bisa juga mengerjakan yang lain. Misal membantu jamaah
dalam pembuatan paspor, membantu jamaah dalam persiapan untuk
pemberangkatan, mengaktifkan paket data internet untuk selama beribadah di
Arab Saudi, membawa apa saja yang seharusnya dibawa, memperingatkan
jamaah untuk tetap hati–hati dalam beribadah, dsb.
3.7 Hasil Perbandingan Teori & Praktek
3.7.1 Pelaksanaan Sistem Informasi Pendaftaran Haji dan Umrah
pada PT. Shabilla Eraldo Utama
Banyak Hadits yang menunjukan hal kewajiban umrah.
Diantaranya, sabda Rasulullah SAW. Tatkala menjawab pertanyaan Jibril
tentang Islam.
Pendaftaran Umrah hanya perlu menyiapkan beberapa dokumen
yang dibutuhkan, yaitu :
a) Paspor
b) Buku Kuning (Suntik Meningitis)
c) Pas Photo (4 x 6)
d) Kartu Tanda Penduduk (KTP)
e) Kartu Keluarga (KK)
f) Buku Nikah
Setelah itu Calon Jamaah bisa memilih Paket Umrah yang
diinginkan, ada beberapa paket seperti Umrah Reguler, Umrah Executive,
52
Umrah plus City Tour Malaysia, Umrah City Tour Turki, Umrah City Tour
Dubai, Umrah City Tour Eropa, dsb.
PT. Shabilla Eraldo Utama melakukan prosedur yang sama
dengan teori sistem informasi pendaftaran. Langkah utama tentukan
Jadwal dan Paket Umroh yang akan pilih, setelah itu melengkapi
persyaratan, lalu melakukan pembayaran uang muka ke kantor atau
transfer ke Rekening Shabilla Travel. Dan nanti akan mendapatkan
Kwitansi Uang Muka (tanda bukti terdaftar). Berikut kelengkapan
persyaratan yang ada di Shabilla Travel :
1. Mengisi formulir pendaftaran yang disertai materai Rp. 6000,
2. Foto kopi KTP dan Kartu Keluarga (KK),
3. Buku nikah asli dan foto kopi bagi suami istri,
4. Menyerahkan dokumen tersebut di atas paling lambat 1 bulan
sebelum keberangkatan,
5. Membayar uang muka Rp. 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) dari
uang komulatif umroh yang diprogramkan,
6. Akta kelahiran asli dan foto kopi untuk anak-anak (bagi yang
membawa anak),
7. Menyerahkan pas foto berwarna ukuran 3 x 4 = 6 lembar dan
4 x 6 = 12 lembar dengan background putih, fokus muka 80 %,
untuk wanita memakai kerudung,
8. Menyerahkan paspor asli yang masa berlakunya minimal 1
tahun dari tanggal berangkat dengan nama minimal terdiri dari
3 kata, contoh : Nimas Putri Lanjar,
9. Suntik vaksin meningitis dan menyerahkan buku vaksin (buku
kuning) tersebut.
Bagi jamaah yang tidak bisa datang langsung ke kantor
Shabilla Travel juga bisa mendaftarkan diri melalui telepon dan whatsapp
(WA) bahkan bisa juga pihak dari Shabilla Travel mendatangi rumah
calon jamaahnya, atau bisa dengan mengirim fotocopy KTP dan
fotocopy paspor serta menyerahkan bukti pembayaran dari bank.
Bukti pembayaran dan surat-surat lain yang dibutuhkan bisa dikirim
lewat travel atau pos. Hal ini dilakukan agar tidak memberatkan
bagi jamaah yang berdomisili di tempat jauh dari Kota Bogor.
53
Dan untuk proses penambahan paket umroh yang dimana ada
beberapa yang ingin berangkat hanya keluarga saja atau berkelompok,
proses tersebut pertama-tama dilakukan oleh direktur utama dengan
mencari informasi seputar jadwal keberangkatan maskapai. Setelah
menentukan jadwal keberangkatan yang disesuaikan dengan maskapai
yang dipilih, direktur utama akan mengkonfirmasikan jadwal
keberangkatan ke pihak mitra. Selanjutnya, list dari paket-paket yang
sudah ditentukan tersebut diberikan ke percetakan untuk membuat
brosur.
Sedangkan proses pembatalan umroh dilakukan ketika jamaah
menyampaikan pengaduan pembatalan ke staff pelayanan dengan
membawa surat pernyataan pembatalan. Selanjutya, staff pelayanan
melakukan pengecekan uang yang sudah dibayarkan oleh jamaah yang
bersangkutan. Lalu agen atau staff pelayanan menjumlah denda yang
harus ditanggungkan ke jamaah, dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Apabila pembatalan dilakukan kurang dari satu minggu sebelum
keberangkatan, maka denda yang ditanggungkan ke jamaah adalah
sebesar 75% dari biaya umroh.
b) Apabila pembatalan dilakukan kurang dari satu bulan sebelum
keberangkatan, maka denda yang ditanggungkan ke jamaah adalah
sebesar 50% dari biaya umroh.
c) Apabila pembatalan dilakukan lebih dari satu bulan sebelum
keberangkatan, maka denda yang ditanggungkan ke jamaah adalah
sebesar 25% dari biaya umroh.
Setelah denda yang ditanggungkan ke jamaah sudah diketahui,
selanjutnya staff pelayanan membuat kwitansi pengembalian uang
berjumlah 2 rangkap. Rangkap pertama diberikan ke jamaah sebagai
bukti dan yang kedua disimpan sebagai arsip oleh pihak PT. Shabilla
Eraldo Utama cabang Bogor.
54
Proses pembayaran dilakukan jika proses pendaftaran umroh
telah dilakukan. Proses pembayaranumroh ada dua jenis, yaitu :
a) Pembayaran DP atau Tanda Jadi
Minimal Pembayaran DP umroh di PT. Shabilla Eraldo Utama adalah
Rp. 5.000.000,- Pembayaran DP dilakukan ketika pendaftar atau
jamaah sudah melakukan pendaftaran. Lalu agen atau staff
pelayanan memberikan informasi tentang tanggungan yang harus
dibayar. Setelah mengetahui jumlah tanggungan yang harus dibayar,
pendaftar atau jamaah bisa langsung melakukan transfer ke nomor
rekening yang sudah disediakan oleh PT. Shabilla Eraldo Utama.
Bukti transfer yang didapat dari bank atau Automatic Teller Machine
(ATM) yang didapat ketika melakukan transfer ke PT. Shabilla Eraldo
Utama diberikan ke agen atau staff pelayanan sebagai bukti bahwa
pendaftar atau jamaah tersebut sudah melakukan transfer ke PT.
Shabilla Eraldo Utama. Selanjutnya, agen atau staff pelayanan
menuliskan kwitansi pembayaran rangkap dua, kwitansi pertama
diberikan ke pendaftar atau calon jamaah dan kwitansi kedua
disimpan agen atau staff pelayanan sebagai arsip.
b) Pembayaran Pelunasan
Pembayaran pelunasan dilakukan ketika pendaftar atau jamaah
sudah melakukan pendaftaran dan pembayaran DP atau tanda jadi.
Pendaftar atau jamaah akan memberikan formulir pendaftaran atau
kwitansi pembayaran DP, lalu agen atau staff pelayanan
mencocokkan data tanggungan yang dimiliki jamaah dan memberikan
informasi tentang tanggungan yang harus dibayar. Setelah
mengetahui jumlah tanggungan yang harus dibayar, pendaftar atau
jamaah bisa langsung melakukan transfer ke nomor rekening yang
sudah disediakan oleh PT. Shabilla Eraldo Utama. Bukti transfer yang
didapat dari bank atau ATM yang didapat ketika melakukan transfer
ke PT. Shabilla Eraldo Utama diberikan ke agen atau staff pelayanan
sebagai bukti bahwa pendaftar atau jamaah tersebut sudah
melakukan transfer ke PT. Shabilla Eraldo Utama. Selanjutnya, agen
atau staff pelayanan menulikan kwitansi pembayaran rangkap dua,
kwitansi pertama diberikan ke pendaftar atau calon jamaah dan
kwitansi kedua disimpan agen atau staff pelayanan sebagai arsip.
55
Untuk proses penjadwalan Peserta Manasik Umrah dilakukan
ketika akan diadakan manasik umroh sebagai upaya dari PT. Shabilla
Eraldo Utama untuk memberi bekal ke jamaah sebelum berangkat umroh.
Proses ini dimulai ketika general manager menentukan semua yang
dibutuhkan selama manasik umroh, seperti tempat, waktu, kuota jamaah
manasik dan lain-lain. Selanjutnya, general manager memberi instruksi ke
staff karyawan untuk memesan tempat dan menyiapkan perlengkapan
seperti Alat Tulis Kantor (ATK), proyektor dan lain-lain.
3.7.2 Prosedur Pengajuan Dana Talangan pada PT. Shabilla Eraldo
Utama
Dalam pengajuan dana talangan ini PT. Shabilla Eraldo Utama
bekerjasama dengan AMITRA Syariah. AMITRA Syariah melayani
pembiayaan Perjalanan religi seperti Umroh Reguler dan Umroh Plus
yang sesuai dengan dengan syariah Islam dan fatwa-fatwa Dewan
Syariah Nasional MUI.
Prosedur pengajuan dana talangan PT. Shabilla Eraldo Utama
pada AMITRA Syariah sangatlah mudah, tidak dibatasi hanya karyawan
saja tetapi yang memiliki usaha kecil pun bisa mengajukan dengan
syaratyang sudah ditetapkan.
Berikut proses awal pengajuan hingga pencairan dana :
Sumber : Website AMITRA Syariah (PT. Federal International Finance)
Tabel 3.4
Penjelasan :
Pertama, Calon Jamaah mengajukan melalui online ataupun
melalui PT. Shabilla Eraldo Utama yang sudah bekerja sama dengan
AMITRA Syariah dengan memberikan semua dokumen yang telah
disiapkan.
Kedua, pihak AMITRA Syariah melakukan BI Checking, bila track
record bagus maka akan di konfirmasi
Pengajuan Konfirmasi SurveyPencairan
Dana
56
Ketiga, pihak AMITRA Syariah melakukan survey ke tempat
tinggal sesuai KTP calon jamaah, dan melakukan penindaklanjutan
diterima atau tidaknya.
Keempat, pencairan sebesar harga paket yang diajukan.
Pencairan tersebut masuk ke rekening Travel yang bersangkutan, dan
pembayaran angsuran mulai di bulan selanjutnya dan langsung ke kantor
AMITRA Syariah .
PT. Shabilla Eraldo Utama cabang Bogor sudah
memberangkatkan lebih dari 100 jamaah pada tahun 2019 melalui
pengajuan dana talangan AMITRA Syariah. Karena dengan program
dana talangan ini calon jamaah bisa berangkat terlebih dahulu sebelum
melunasi pembayaran.
Berikut kelebihan dari Pengajuan Dana Talangan di AMITRA
Syariah :
Kelebihan
AMITRA
Syariah
Tenang dan
Nyaman
Dengan menggunakan pembiayaan
pada AMITRA Syariah, konsumen akan
lebih merasa tenang dan nyaman,
karena sesuai dengan fatwa-fatwa
Dewan Syariah Nasional MUI
Mudah
Bayar angsuran di berbagai tempat,
seperti : ATM (BCA, BRI, BNI,
OCBC/NISP, Permata Bank, Mandiri),
Kantor Pos, Alfamart, Indomaret, KIPO,
dsb.
Tabel 3.5
57
Sumber : PT. Shabilla Eraldo Utama
Lampiran 3.1
58
Sumber : PT. Shabilla Eraldo Utama
Lampiran 3.2
59
Sumber : PT. Shabilla Eraldo Utama
Lampiran 3.3
60
3.7.3 Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi untuk Pengajuan Dana
Talangan Haji dan Umrah pada PT. Shabilla Eraldo Utama
Sebelum Proses Pembiayaan Dana Talangan Umrah dan Haji
disetujui ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah apabila
ingin mengajukan Pembiayaan pada PT. Federal International Finance (FIF),
yaitu :
1. Bagi Karyawan
Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Buku Nikah,
Surat Keterangan Kerja, Slip Gaji selama 3 bulan dan Rekening
Koran selama 3 bulan.
2. Bagi Pemilik Usaha
Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Buku Nikah,
Surat Keterangan Usaha (SKU).
Hanya Surat Keterangan Usaha dan Surat Keterangan Kerja yang
membedakan antara Karyawan dan Pemilik Usaha.Apabila semua dokumen
sudah lengkap maka selanjutnya akan diproses pada tahap selanjutnya,
yaitu proses bi checking untuk melihat data nasabah apakah baik atau tidak,
lalu akan melakukan tindakan survey lokasi, pada alamat tempat tinggal atau
tempat usaha nasabah tersebut.
3.7.4 Hambatan atau Kendala yang dihadapi oleh PT. Shabilla Eraldo
Utama dalam layanan Haji dan Umrah
Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah selama ini selalu banyak
masalah, mulai dari rencana pemberangkatan, penundaan pemberangkatan
jamaah, kenaikan biaya dari harga yang telah ditentukan, hingga pembatalan
pemberangkatan jamaah.
Masalah yang sering terjadi dalam bisnis agen perjalanan Ibadah Haji
dan Umrah adalah perang harga antar Penyelenggara Pemberangkatan
Ibadah Umrah (PPIU) atau Travel Umrah yang seringkali tidak terkontrol.
Akibatnya proteksi dan perbaikan pelayanan menjadi terbengkalai. Seringkali
masyarakat yang menjadi calon jamaah hanya disuguhkan umrah murah
yang tidak masuk akal.
Beberapa faktor penghambat di PT. Shabilla Eraldo Utama :
a) Timbulnya persaingan yang ketat dikarenakan banyaknya biro-biro
penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, sehingga akan mengurangi
61
kuota yang diberikan kepada setiap biro-biro penyelenggaraan ibadah
haji dan umrah.
b) Harga dolar semakin meningkat akan berdampak pada ongkos naik haji
maupun umrah.
Untuk meminimalisir masalah yang sering dihadapi calon jamaah,
PT. Shabilla Eraldo Utama mengeluarkan program Dana Talangan untuk
membantu calon jamaah yang ingin berangkat ibadah umrah dan haji tanpa
takut tidak diberangkatkan. Karena dalam masalah ini tidak hanya jamaah
yang dirugikan, tetapi Travel yang bersangkutan juga sudah pasti merugi.
Program Dana Talangan ini hanya memproses calon jamaah yang
sesuai ketentuan. Menurut pihak yang memproses pengajuan dana talangan
umrah dan haji pada AMITRA Syariah tidak semua pengajuan dikonfirmasi
dan lancar, ada beberapa hambatan yang juga sering terjadi, yaitu :
1. Dokumen yang belum lengkap,
2. Nasabah sulit dihubungi,
3. Pemalsuan data diri,
4. Alamat tempat tinggal tidak sesuai dengan KTP,
5. Proses persetujuan yang membutuhan waktu relative lama,
6. Mengatur jadwal nasabah untuk tanda tangan kontrak, dan
sebagainya.
7. Kesalahan data sehingga mencairkan pembiayaan kepada Travel
Umrah yang tidak memberangkatkan jamaahnya.
Segala sesuatu yang akan besar pasti ada beberapa rintangan yang
harus dilewati, maka dari itu hambatan dan masalah-masalah yang sering
terjadi pada PT. Shabilla Eraldo Utama cabang Bogor ini selalu kita hadapi
agar menjadi pembelajaran untuk mencapai kesuksesan.
62
Sedangkan kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan ibadah
haji antara lain:
a) Daya tampung klinik asrama haji yang tidak memadai sehingga
menyebabkan proses pemeriksaan kesehatan jemaah haji sedikit
terhambat; dan
b) Lahan parkir untuk pengantar/penjemput belum tersedia
sehingga mengakibatkan terjadinya kemacetan di sepanjang
jalan sekitar asrama haji.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan pun ada kendala yang
dihadapi jamaah haji cukup beragam mulai masih dipungutnya biaya
pemeriksaan kesehatan pada pemeriksaan kesehatan rujukan, jamaah yang
terlambat melakukan pemeriksaan kesehatan karena kuota yang selalu
berubah-ubah, hingga kurangnya pembinaan dan pemeriksaan bagi jamaah
haji risiko tinggi dan lanjut usia.
Selain berbagai kendala tersebut yang sering dihadapi ialah
terlambatnya pendistribusian vaksin meningitis dari pemerintah pusat ke
pemerintah provinsi yang juga membuat terlambatnya distribusi ke tingkat
kabupaten atau kota.
Sumber : PT. Shabilla Eraldo Utama Cabang Bogor
Gambar 3.2
63
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan pada pembahasan sebelumnya, maka penulis
berkesimpulan bahwa:
1) Sistem pelaksanaan informasi ibadah haji dan umrah pada PT. Shabilla
Eraldo Utama cabang Bogor sudah cukup baik karena pada pelaksanaannya
telah diterapkan sesuai dengan teori dan praktek. Dan mengenai program
Pengajuan Dana Talangan cukup jelas dan mudah untuk dipahami oleh calon
jamaah, program tersebut juga sangat membantu para calon jamaah yang
ingin berangkat ibadah haji dan umrah tanpa takut gagal berangkat
2) Untuk informasi pendaftaran ibadah haji dan umrah pada PT. Shabilla Eraldo
Utama sangat jelas sehingga mempermudah calon jamaah yang ingin
mendaftar. Dan dalam hal pelayanan secara administratif sudah cukup
maksimal terhadap jamaah dengan memfasilitasi secara profesional baik di
Tanah Air seperti kesopanan, kerapihan dan keprofesionalan karyawan
melayani para calon jamaah ketika baru akan mendaftarkan diri maupun
ketika di Tanah Suci serta mampu bekerjasama dengan baik dengan pihak-
pihak yang mendukung memberangkatkan ibadah haji seperti akomodasi
dalam pengaturan tempat yang memadai fasilitas penginapan tersebut
berbintang empat dan lima yang dilengkapi dengan menu makanan khas
Indonesia, dikarenakan pihak PT. Shabilla Eraldo Utama melihat situasi dan
kondisi yang ada.
3) Faktor pendukung dan penghambat perusahaan maupun pelaksanaan ibadah
haji dan umrah merupakan barometer untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan semula 100 oleh pihak pengelola. Faktor yang mendukung
pelayanan kepada jamaah adalah fasilitas-fasilitas yang diberikan kepada
jamaah seperti jenis hotel berbintang empat atau lima, pesawat yang tidak
melakukan transit, adanya muthowif Indonesia yang mendampingi jamaah
untuk beribadah disana. Sedangkan faktor yang menghambat adalah
banyaknya komplain dari jamaah mengenai menu makanan yang disediakan
oleh pihak hotel dan penundaan penerbangan dikarenakan cuaca yang
64
kurang mendukung untuk melakukan penerbangan, serta perubahan jadwal
perjalanan saat di Mekah dan Madinah.
4.2 Saran
Tanpa mengurangi keberhasilan dan kemapanan PT. Shabilla Eraldo
Utama cabang Bogor dan bukan bermaksud mencari kekurangan, tetapi semata-
mata bermaksud untuk pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan ke
depan.
Maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan kaitannya dengan
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a) Mengadakan controlling serta mengevaluasi program yang sedang
dijalankan atau yang sudah berjalan. Dengan tujuan agar pelayanan
perjalanan haji dan umrah ke depannya lebih baik lagi.
b) Mempertahankan hubungan yang harmonis dan meningkatkan kualitas pada
karyawan sehingga terciptanya kerjasama yang baik.
c) Perusahaan harus lebih maksimal dalam merespon keinginan jamaah dalam
setiap pelayanan yang diberikan.
d) Perusahaan harus lebih maksimal dalam masalah kualitas pelayanan untuk
meningkatkan pelayanan agar dapat bersaing dengan perusahaan-
perusahaan lain.
65
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Baqir Al-Habsi, Fiqih Praktis, (Bandung: Mizan, 1999), h. 377
Op. Cit., Meity Taqdir Qodratilah, h. 296
Bahruddin HS, Pembinaan Mental Bimbingan Al-Qur’an, (Jakarta: Bima Aksara,
1984), h. 107
Op. Cit., Kementrian Agama RI, h. 89-90
Imam Syaukani (Ed.), Kepuasan Jemaah Haji Terhadap Kualitas
Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1430 H/2009 M, (Jakarta: Puslitbang
Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI,
2011), hlm. 1.
Ernie Tisnawati Sulekurniawa dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen,
(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2005), hlm. 8
Imam Syaukani (Ed.), Op. Cit., Kepuasan Jemaah Haji Terhadap Kualitas
Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1430 H/2009 M, hlm. 2
Al-Jaziri, Kitab al-Fiqh, hlm. 324.
Q.S. Ali Imran [3]: 96-97.
Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim
Q.S. Ali Imran [3]: 97-98.
Suparman Usman,Manasik Haji dalam Pandangan Madzhab, (Serang: MUI
Provinsi Banten, 2008) h.24-26
Muhammad Bagir al-Habsy, Fiqih Praktis, hlm. 386.
Iwan Gayuh, Buku Pintar Haji dan Umrah, (Jakarta: Pustaka Warga Negara,
1999), h. 29
Ibid, h. 35
Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.
Hadis riwayat Nasai dan ibn Majah.
Andri Kristanto, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, (Yogyakarta:
Gava Media, 2007), hlm.13
Andri Kristanto, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, (Yogyakarta:
Gava Media, 2007), hlm.15
Tholal Bin Ahmad Al-‘aqil, Petunjuk Bagi Jamaah Haji dan Umroh, (1427H), hlm.
7
66
Kementerian Agama, Realita Haji, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014),
hlm.17
Achmad Nidjam, Alatief Hanan,Manajemen Haji Studi Kasus dan Telaah
Implementasi Knowledge Worker. Jakarta: 2011
Kementerian Agama, Realita Haji, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014)
Roni Permana, S.E., Paket Umrah dan Haji, (Bogor: Shabilla Travel, 2020)
Imam Abi, Abd Allah Muhammad Idris al-Syafi’i, al-Umm, Kitab al-Hajj, Juz 2
(Beirut-Lebanon: Dar al-Fikr, 2009)
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang
Pembiayaan Penguran Haji Lembaga Keuangan Syariah.
Ajmi, D. N., & Iriyadi, I. (2018). Analisis Penentuan Tarif Rawat Inap dan
Perhitungan Harga Pokok Pada Klinik Utama Rawat Inap dr
Iriyadi, I., Tartilla, N., & Gusdiani, R. (2020, May). The Effect of Tax Planning and
Use of Assets on Profitability with Good Corporate Governance as a
Moderating Variable. In 2nd International Seminar on Business,
Economics, Social Science and Technology (ISBEST 2019) (pp. 220-
227). Atlantis Press.. Yati Zarnudji. Jurnal Ilmiah Akuntansi
Kesatuan, 6(3), 227-238.
Rosdiana, Y. M., Iriyadi, I., & Wahyuningsih, D. (2020). Pendampingan
Peningkatan Efisiensi Biaya Produksi UMKM Heriyanto Melalui Analisis
Biaya Kualitas. Jurnal Abdimas Dedikasi Kesatuan, 1(1), 1-10.
Iriyadi, I., Pamungkas, B., & Gunawan, L. G. (2015). Sistem Informasi Akuntansi
Dalam Kaitannya Dengan Laporan Biaya Produksi Pada Perusahaan CV
Surya Pratama Gemilang. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 3(3).
Salsabila, H. A., & Iriyadi, I. (2020). Evaluasi Atas Penerapan Sistem Informasi
Akademik Dan Keuangan Terhadap Tingkat Kepuasan Mahasiswa. JAS-
PT (Jurnal Analisis Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia), 4(2), 137-148.
Djanegara, H. M. S., & Rosita, S. I. (2008). Evaluasi Penerapan Akuntansi
Imbalan Kerja Dalam Kaitannya Dengan Penyajian Laporan Keuangan
Studi Kasus pada PT. Astra Agro Lestari. Jurnal Ilmiah Kesatuan
Nomor, 10(75), 2.
Martianti, M. A., & Iriyadi, I. (2020). Peranan Akuntansi Pertanggungjawban
Dalam Penilaian Kinerja Pusat Biaya. Jurnal Ilmiah Akuntansi
Kesatuan, 8(1), 49-56.
Adi, S., Martani, D., Pamungkas, B., & Simanjuntak, R. A. (2016). Analysis of the
quality of performance report of the local government on websites:
Indonesian case. Cogent Business & Management, 3(1), 1229393.
67
Djanegara, M. S. (2017). Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi, 21(3), 461-483.
Djanegara, H. M. S., SE, A., & MM, C. (2017). Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah: Teori, Praktik, dan Permasalahan. Kesatuan Press.
Djanegara, M. S., Mulyani, S., Putra, D. M., Zahra, N. A. K., & Mauludina, M. A.
(2018). The effect of institutionalization isomorphic pressures and the role
of knowledge management on investment decisions of the accounting
information systems. Polish Journal of Management Studies, 18.
Sudradjat, S., & Djanegara, M. S. (2020). PKM Uji Kompetensi Bidang Keahlian
Akuntansi Di SMK Bina Sejahtera Kota Bogor. Jurnal Abdimas Dedikasi
Kesatuan, 1(1), 21-28.
Effendy, M., Purba, J. H. V., & Kirana, R. (2014). ANALISIS EBIT-EPS DALAM
HUBUNGANNYA DENGAN KEPUTUSAN PENDANAAN
PERUSAHAAN. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 2(3).
Purba, J. H. V., & Bimantara, D. (2020, May). The Influence of Asset
Management on Financial Performance, with Panel Data Analysis. In 2nd
International Seminar on Business, Economics, Social Science and
Technology (ISBEST 2019) (pp. 150-155). Atlantis Press.
Purba, J. H. V., & Sipayung, T. (2018). Perkebunan kelapa sawit indonesia dalam
perspektif pembangunan berkelanjutan. Masyarakat Indonesia, 43(1).
Purba, J. H. V., & Munawar, A. (2005). Analisis Pelayanan Bagian Teller Studi
Kasus Pada BRI Unit Kota Bogor. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 7(2), 11-
18.