Post on 22-Mar-2019
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta i
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta i
KATA PENGANTAR
Buku Profil Daerah Kota Surakarta merupakan gambaran seluruh potensi
dan sumber daya yang dimiliki oleh Kota Surakarta yang disusun dengan
mengolah database 8 kelompok data Sistem Informasi Profil Daerah Kota
Surakarta. Dengan ketersediaan data dan informasi profil Daerah Kota Surakarta
ini diharapkan dapat menjadi salah satu pendukung bagi pengambilan keputusan
dan kebijakan baik di Daerah maupun di Pusat, dan dapat meningkatkan
komitmen pemerintah daerah untuk membangun program berbasis data dan
informasi, serta akan meningkatkan kapasitas daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan di daerah. Hal tersebut sesuai dengan amanat
UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 31 ayat 1, yang
berbunyi Perencanaan Pembangunaan Daerah didasarkan pada data dan informasi
yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan. Dengan pengoptimalan dan
peningkatan sistem informasi pemerintah daerah akan memperkuat kerja sama
baik antar Pemerintah Daerah maupun dengan Pemerintah Pusat.
Data yang tersaji dalam buku ini merupakan data yang terekam sampai
dengan Bulan November tahun 2014, sehingga secara bertahap selalu diusahakan
pembaharuannya serta penyempurnaan kualitas maupun kuantitasnya. Kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini, kami mengucapkan
terima kasih dan semoga bermanfaat bagi penyelenggaraan pemerintah dan
pelayanan kepada masyarakat. Kami berharap dukungan ini akan terus berlanjut
sehingga kualitas dan kualitas data dan informasi yang tersaji akan semakin baik.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................iDaftar Isi .......................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan ........................................................................ 1A. Latar Belakang ............................................................... 1B. Dasar Hukum ................................................................. 4C. Tujuan, Sasaran, Manfaat ............................................... 5D. Metodologi dan Lingkup Kompilasi Data ........................... 6
BAB II Selayang Pandang Kota Surakarta .................................... 8A. Riwayat Pemerintahan Kota Surakarta ................................8B. Visi dan Misi Kota Surakarta ...........................................10C. Visi dan Misi Walikota Surakarta .......................................14
BAB III Geografi dan Pemerintahan ........................................... 16A. Geografi .......................................................................... 16
1. Lahan persawahan ................................................... 192. Lahan Kering............................................................ 213. Lahan Industri.......................................................... 22
B. Pemerintahan ................................................................. 231. Organisasi Pemerintahan .......................................... 232. Pegawai Negeri Sipil ................................................ 233. Pejabat Struktural dan Fungsional ............................. 25
BAB IV Sosial Budaya .................................................................... 27A. Kependudukan ................................................................27
1. Jumlah Penduduk ..................................................... 272. Komposisi Penduduk................................................. 283. Sebaran Penduduk ................................................... 294. Lapangan Usaha dan Ketenagakerjaan ...................... 32
B. Kesehatan ...................................................................... 361. Sarana Kesehatan..................................................... 372. Sarana Industri, Distribusi Obat dan Alat Kesehatan ... 403. Tenaga Kesehatan ....................................................41
C. Pendidikan ....................................................................... 42D. Kesejahteraan.................................................................. 51E. Keagamaan..................................................................... 53
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta iii
BAB V Sumber Daya Alam ............................................................ 54A . Pertanian .................................................................... 54B . Pertambangan dan Energi ............................................. 57C . Lingkungan Hidup, Tata Ruang dan Pertanahan ............. 58
BAB VI Infrastruktur .................................................................... 60A. Perumahan dan Permukiman ...................................... 60B. Pekerjaan Umum.......................................................... 60C. Pariwisata ................................................................... 63D. Perhubungan dan Transportasi .................................... 65
BAB VII Industri, Perdagangan, Keuangan, Koperasi danInvestasi ....................................................................................... 66
A . Industri ..................................................................... 66B . Perdagangan.............................................................. 68C . Lembaga Keuangan dan Koperasi ............................... 70D . Nilai Ekspor ............................................................... 71
BAB VIII Ekonomi dan Keuangan ............................................... 72A . PDRB ........................................................................ 72B . APBD......................................................................... 76C . Pendapatan Asli Daerah .............................................. 78D . Pajak Daerah ............................................................. 79E . Dana Perimbangan ..................................................... 80
BAB IX Politik, Hukum dan Keamanan ....................................... 82A. Suprastruktural dan Infrastruktural Politik .................... 82B. Hukum........................................................................ 85C. Keamanan................................................................... 86
BAB X Insidensial ......................................................................... 87A. Penyakit Menular ........................................................ 87
BAB XI Penutup ........................................................................... 88
Daftar Tabel
Daftar Gambar
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 1
BAB 1PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bappeda Kota Surakarta sebagai bagian integral dari pemerintah Kota
Surakarta mempunyai tugas pokok pada perencanaan pembangunan daerah yang
dapat dijadikan acuan bagi seluruh instansi di bawah pemerintah Kota Surakarta
dan masyarakat pada umumnya. Wewenang perencanaan yang lebih besar
dimiliki oleh Bappeda karena adanya otonomi daerah dimana masing-masing
daerah diberi kesempatan yang lebih besar untuk menentukan arah dan strategi
pembangunan sesuai dengan kondisi sumberdaya masing-masing daerah sehingga
dapat terwujud kesejahteraan dan kenyamanan bagi seluruh warganya.
Dalam rangka mencapai masa depan yang diharapkan sesuai dengan visi
dan misi Kota Surakarta yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Daerah Kota Surakarta Tahun 2005-2025, Badan Perencanaan Daerah Kota
Surakarta menetapkan Visi dan Misinya sebagai berikut:
VISI
"TERWUJUDNYA PERENCANAAN DAERAH YANG VISIONER,
DEMOKRATIS, TERPADU, DINAMIS DAN BERKELANJUTAN YANG
DAPAT MENJADI ACUAN BAGI INSTANSI PEMERINTAH KOTA,
INSTANSI VERTIKAL DAN MASYARAKAT ".
Misi
Guna mewujudkan Visi Badan Perencanaan Daerah Kota Surakarta ditetapkan
Misi sebagai berikut :
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 2
Menyusun perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah jangka
panjang, menengah dan pendek secara demokratis dan berkeadilan.
Meningkatkan kapasitas insitusi perencanaan yang kredibel dan
professional.
Meningkatkan keserasian perencanaan pembangunan daerah lintas
sektoral, lintas wilayah melalui kerjasama dan partisipasi masyarakat.
Sesuai dengan visi dan misi di atas, Bappeda mempunyai tanggung jawab
dalam membuat perencanaan pembangunan Kota Surakarta dengan cermat dan
berkelanjutan melalui langkah-langkah yang sistematis. Tahapan proses
pembangunan daerah mencakup aspek perencanaan, eksekusi, pengendalian dan
evaluasi, serta tindakan perbaikan melalui proses umpan-balik sehingga
membentuk sebuah siklus yang berjalan terus-menerus secara berkelanjutan yang
dilaksanakan secara sinergis oleh Bappeda bersama SKPD-SKPD lainnya agar
dapat tercapai hasil-hasil yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan
kenyamanan warga masyarakat.
Pengukuran hasil-hasil pembangunan adalah salah satu langkah dalam
proses pembangunan yang merupakan bagian dari langkah pengendalian dan
evaluasi. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan khususnya pasal
12 mewajibkan dilakukan pengukuran berdasarkan indikator dan sasaran kinerja.
Dengan melakukan pengukuran, hasil-hasil yang telah dicapai dapat dijadikan
feedback untuk perbaikan langkah selanjutnya. Langkah-langkah seperti ini sesuai
dengan konsep Plan, Do, Check, Action atau PDCA dalam ilmu manajemen yang
banyak digunakan sebagai pedoman dalam membuat perencanaan pembangunan
yang efektif dan berkelanjutan. Jika program-program pembangunan berikutnya
dilaksanankan tanpa memperhatikan data dan informasi tentang hasil-hasil yang
sudah dicapai dari tahun-tahun sebelumnya, maka kemungkinan besar program-
program lanjutan tersebut menjadi salah sasaran atau tidak efektif mencapai hasil
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 3
yang ditargetkan. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) pasal 31 disebutkan bahwa
Perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam rangka mendukung penyediaan data dan informasi hasil-hasil
pembangunan, maka dilakukan kerjasama antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah dalam hal penyediaan database yang dikemas dalam bentuk
Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD). SIPD adalah suatu sistem pengelolaan
data dan informasi profil daerah untuk mendukung perencanaan, pengendalian
dan analisis kinerja pembangunan daerah dengan memanfaatkan teknologi
informasi. Pengembangan data dan informasi profil daerah, diharapkan dapat
meningkatkan kapasitas daerah, komunikasi data dan informasi antar daerah, dan
antara daerah dengan pusat.
SIPD merupakan salah satu program kegiatan yang diberlakukan secara
nasional. Kegiatan ini, berorientasi pada upaya penggatian database perencanaan
lingkup provinsi dan kabupaten/kota. Oleh karena itu, kegiatan ini menjadi
program bersama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
SIPD pada dasarnya memiliki nilai yang sangat strategis bagi kepentingan
Pusat dan Daerah, apabila keseluruhan aspek data yang telah ditetapkan dapat
dipenuhi. Karena didalamnya, SIPD berisi data-data mendasar yang mampu
memberikan gambaran (profile) kondisi suatu daerah, Sehingga berbagai potensi
daerah yang ada, dapat dikembangkan lebih lanjut ke arah yang lebih tepat dalam
rangka mendukung eksistensi daerah yang bersangkutan.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 4
B. Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Kota Surakartaini adalah sebagai berikut:
a. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2001 Tentang Visi
Dan Misi Kota Surakarta.
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN).
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
d. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional.
f. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
g. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2005-2025.
h. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008-2013.
i. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota Surakarta Tahun 2005-
2025.
j. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 12 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota Surakarta Tahun
2010-2015.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 5
C. Tujuan, Sasaran dan Manfaat
Tujuan dari kegiatan Penyusunan SIPD adalah:
1. Menyediakan dukungan data dan informasi bagi pengambilan keputusan
dan kebijakan, baik di daerah maupun di pusat.
2. Meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah untuk membangun pola kerja
berbasis data dan informasi.
3. Membangun database profil daerah Kota Surakarta yang mengambarkan
seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh Kota Surakarta
4. Mengembangkan sistem informasi pengelolaan database profil daerah.
Sasaran kegiatan Penyusunan Profil Daerah adalah:
1. Meningkatnya kapasitas daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan di daerah.
2. Tersedianya data dan informasi secara cepat dan mudah bagi pengambilan
keputusan dan penyusunan kebijakan di daerah.
3. Terbangunnya sistem informasi database profil daerah.
4. Terlaksananya manajemen pengelolaan database profil daerah yang baik dan
akurat.
Manfaat kegiatan Penyusunan Profil Daerah adalah:
1. Sebagai bahan acuan dalam menentukan sektor unggulan daerah dan
menentukan program-program strategis daerah.
2. Sebagai bahan masukan dalam penyusunan dokumen perencanaan baik
jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
3. Sebagai bahan evaluasi dan penilaian terhadap kinerja pembangunan daerah.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 6
Mencermati tujuan, sasaran dan manfaat kegiatan SIPD tersebut, maka tidak
hanya pusat yang akan diuntungkan, namun daerah secara langsung juga sangat
diuntungkan. Bersama data dan informasi, maka penyusunan perencanaan
pembangunan di Provinsi Kabupaten/Kota, dapat lebih akurat dan mendekati
kebutuhan riil masyarakat. Oleh Karena itu, Bappeda Kota Surakarta sebagai
instansi yang mengkoordinir kegiatan SIPD, berkewajiban untuk mengembangkan
sistem ini lebih lanjut secara implementatif teknis, sehingga berbagai tujuan dan
sasaran yang akan dicapai dapat direalisasikan secara optimal. Hal ini yang
mendasari penyusunan buku profil daerah Kota Surakarta. Pembangunan daerah
Kota Surakarta akan terlaksana dengan baik, terarah dan sinergis jika didukung
dengan perencanaan yang matang dan profesional.
D. Metodologi dan Lingkup Kompilasi Data
Konten utama kegiatan ini adalah pengolahan (kompilasi) data menjadi
informasi dalam bentuk tabel, grafik, maupun peta spasial yang diharapkan
berguna untuk mendukung pengambilan keputusan. Untuk mendapatkan hasil
yang valid, diperlukan kerjasama dari seluruh SKPD di Kota Surakarta dalam
penyediaan data yang valid dan akurat dan juga kecermatan dalam memilih
metode-metode untuk mengolah data sehingga menghasilkan informasi yang
bermanfaat. Data yang akan dikompilasi (diolah) sehingga menjadi informasi
yang akan dicantumkan dalam buku Sistem Informasi Profil Daerah Surakarta
Tahun 2013 terdiri dari delapan kelompok, yaitu:
1) Data Umum mencakup data geografi dan pemerintahan, demografi
penduduk
2) Data sosial budaya mencakup, pendidikan, kesehatan, agama, dan
kesejahteraan sosial.
3) Sumber daya alam (SDA) mencakup pertanian, kehutanan, kelautan,
perikanan, peternakan, perkebunan; pertambangan dan energy; lingkungan
hidup, tata ruang & pertanahan.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 7
4) Data infra struktur mencakup perumahan dan permukiman; pekerjaan
umum; pariwisata, pos, telekomunikasi & informatika; perhubungan, dan
transportasi.
5) Data Ekonomi mencakup industri, perdagangan, koperasi, usaha, dan
investasi; dan BUMD, Perbankan daerah dan Lembaga Keuangan Daerah
6) Data Keuangan Daerah mencakup pengelolaan asset / barang daerah;
produk domestik regional bruto (PDRB), APBD, pajak, dana
perimbangan, PAD, Pinjaman daerah, retribusi daerah.
7) Data politik, hukum & keamanan mencakup politik dalam negeri &
pengawasan; hokum; keamanan dan ketertiban masyarakat
8) Data insidensial mencakup pengungsi, bencana alam, penyakit menular,
pencurian ikan; pembakaran hutan; dan pencuridan dan penyelundupan
kayu
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 8
BAB IISELAYANG PANDANG KOTA
SURAKARTA
A. Riwayat Pemerintahan Kota Surakarta
Kota Surakarta didirikan tahun 1745, yang ditandai dengan dimulainya
pembangunan Keraton Kasunanan sebagai ganti keraton di Kartasura yang hancur
akibat pemberontakan Mas Gerendi (Sunan Kuning) yang didukung orang-orang
Tionghoa guna melawan kekuasaan Pakubuwono (PB) II yang bertahta di
Kartasura Tahun 1742. Sunan Kuning juga dibantu oleh kerabat-kerabat Keraton
yang tidak setuju dengan sikap Paku Buwono II yang mengadakan kerjasama
dengan Belanda. Salah satu pendukung pemberontakan tersebut adalah Pangeran
Sambernyowo (RM Said) yang merasa kecewa karena daerah Sukowati yang dulu
diberikan oleh Keraton Kartosuro kepada ayahandanya dipangkas. Akibat dari
pemberontakan ini Raja Paku Buwono II terdesak mundur hingga ke Jawa Timur
tepatnya di wilayah Ponorogo. Paku Buwono II meminta bantuan Belanda yang
diwakili oleh VOC untuk menumpas pemberontakan ini. Dengan bantuan
pasukan Kompeni di bawah pimpinan Mayor Baron Van Hogendrof serta Adipati
Bagus Suroto dari Ponorogo pemberontakan berhasil dipadamkan, dan Kartasura
bisa direbut kembali namun keraton sudah hancur dan dianggap "tercemar". Raja
Sunan Pakubuwono II memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan
Tumenggung Mangkuyudo dengan dibantu pasukan Belanda J.A.B. Van
Hogendorf berusaha untuk mencari lokasi ibu kota kerajaan yang baru. Pada tahun
1745, dengan berbagai pertimbangan fisik dan supranatural, Paku Buwono II
memilih Desa Sala – sebuah desa di tepi sungai Bengawan Solo-sebagai daerah
yang terasa tepat untuk membangun istana yang baru. Sejak saat itulah, desa Sala
segera berubah menjadi Surakarta Hadiningrat. Pembangunan kraton baru ini
menurut catatan menggunakan bahan kayu jati dari kawasan Alas Donoloyo,
hutan di daerah Wonogiri dan kayunya dihanyutkan melalui sungai. Secara resmi,
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 9
keraton mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745 (atau Rabu Pahing 14 Sura
1670 Penanggalan Jawa, Wuku Landep, Windu Sancaya). Secara yuridis Kota
Surakarta terbentuk berdasarkan penetapan Pemerintah Tahun 1946 Nomor
16/SD, yang diumumkan pada Tanggal 15 Juli 1946 dengan berbagai
pertimbangan faktor-faktor historis sebelumnya, kemudian ditetapkanlah tanggal
16 Juni 1946 sebagai hari jadi Pemerintah Daerah Kota Surakarta. Secara de
facto sejak tanggal 16 Juni 1946 tersebut Pemerintah Daerah Kota Surakarta
berhak mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri, sekaligus menghapus
kekuasaan kerajaan Kasunanan dan Mangkunegaran (Sumber: Lembaran Daerah
Kota Surakarta Tahun 2010 Nomor 12).
Dilihat dari sisi perkembangan Pemerintahan di Kota Surakarta, periode
pemerintahan secara umum dapat dibagi menjadi tujuh, yaitu (Lembaran Daerah
Kota Surakarta Tahun 2010 Nomor 12):
1) Periode Pemerintahan Daerah Kota Surakarta, yaitu mulai tanggal 16 Juni
1946 sampai dengan berlakunya Undang-Undang No.16 Tahun 1947,
yang ditetapkan pada tanggal 5 Juni 1947.
2) Periode Pemerintahan Haminte Surakarta, yaitu sejak berlakunya Undang-
Undang No.16 Tahun 1947 sampai dengan berlakunya Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1948, yang ditetapkan pada tanggal 10 Juli 1948.
3) Periode Pemerintahan Daerah Kota Surakarta, yaitu sejak berlakunya
Undang-Undang No. 22 Tahun 1948, yang ditetapkan pada tanggal 10 Juli
1948 sampai dengan berlakunya Undang-Undang No.1 Tahun 1957, yang
ditetapkan pada tanggal 18 Januari 1957.
4) Periode Pemerintahan Daerah Kotapraja Surakarta, yaitu sejak berlakunya
Undang-Undang No.1 Tahun 1957 sampai dengan berlakunya Undang-
Undang No.18 Tahun 1965, yang ditetapkan pada tanggal 1 September
1965.
5) Periode Pemerintahan Kotamadya Surakarta, yaitu sejak berlakunya
Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 sampai dengan Undang-Undang No.
22 Tahun 1999 tanggal 4 Mei 1999.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 10
6) Periode Pemerintahan Kota Surakarta, yaitu sejak berlakunya Undang-
Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
7) Periode Pemerintahan Kota Surakarta, yaitu sejak berlakunya Undang-
Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sampai
sekarang.
B. Visi dan Misi Kota Surakarta
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, visi adalah rumusan umum mengenai
keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, sementara misi adalah
adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Visi Kota Surakarta sebagaimana yang tercantum dalam
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Surakarta Tahun 2005 –
2025 adalah:
“SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN
SEJAHTERA”.
Surakarta sebagai Kota Budaya memiliki makna bahwa setiap komponen
masyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur warisan nenek moyang,
berkepribadian, demokratis-rasional, berkeadilan sosial, menjamin Hak Asasi
Manusia (HAM) dan menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat
yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Sebagai kota Mandiri, Surakarta mampu mengatasi berbagai tantangan
yang dihadapi dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri, dengan
mengoptimalkan berbagai potensi sumber daya yang dimiliki. Kemandirian dapat
terwujud melalui pembangunan yang mengarah kepada kemajuan ekonomi yang
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 11
bertumpu kepada potensi yang dimiliki dengan didukung oleh sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan
kemajuan pembangunannya.
Sebagai kota yang Maju, kota Surakarta mampu mencapai standard hidup
yang tinggi dilihat dari kemampuan SDM, kualitas pendidikan, kualitas layanan
kesehatan, pertumbuhan ekonomi, kualitas sarana pelayanan umum, kenyamanan
dan keamanan, dan kerukunan antar warga masyarakat.
Sebagai kota yang Sejahtera, kota Surakarta mampu menciptakan
masyarakat yang tercukupi kebutuhan hidupnya secara layak, merata dan
berkeadilan baik secara lahiriah dari sisi ekonomi maupun secara batiniah dari sisi
kepuasan terhadap hidupnya sebagai makhluk individu maupun kepuasan
terhadap hidup sebagai bagian dari masyarakat.
Untuk mewujudkan cita-cita (visi) tersebut, Pemerintah Kota Surakarta
menetapkan tujuh misi seperti tercantum pada Peraturan Daerah Kota Surakarta
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Surakarta Tahun 2005 – 2025 sebagai berikut:
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
Sumber daya manusia yang berkualitas ditandai antara lain dengan semakin
tingginya rata-rata tingkat pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat,
semakin tingginya kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta berdaya saing tinggi yang dilandasi oleh semakin tingginya
nilai-nilai moralitas masyarakat sebagai cermin masyarakat berbudaya dan
berakhlaq mulia sesuai nilai-nilai falsafah Pancasila yang berlandaskan
kepada keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan umum
Peran dan fungsi pemerintahan daerah adalah meningkatkan mutu pelayanan
umum di berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tingginya kualitas pelayanan umum dapat dinilai berdasarkan indikator-
indikator kinerja antara lain seperti akuntabilitas, responsibilitas, transparansi,
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 12
efisiensi dan efektivitas pelayanan dan lain sebagainya, yang kesemuanya
berorientasi kepada kebutuhan masyarakat yang dilayani.
3. Mewujudkan keamanan dan ketertiban
Keamanan dan ketertiban sangat menentukan keberhasilan pembangunan di
segala bidang. Indikator semakin mantapnya tingkat keamanan dan ketertiban
antara lain ditandai dengan semakin menurun dan terkendalinya tingkat
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, meningkatkan kesiapsiagaan,
kewaspadaan masyarakat maupun aparat keamanan dan ketertiban
masyarakat di dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan tindak kejahatan
dan kriminalitas, semakin meningkatnya kesadaran dan kepatuhan hukum,
kehidupan berpolitik masyarakat dalam rangka mendukung terciptanya
keamanan dan ketertiban dan meningkatnya ketahanan masyarakat terhadap
berbagai ancaman kejahatan dan kriminalitas.
4. Mewujudkan perekonomian daerah yang mantap
Perekonomian daerah yang mantap sangat menentukan keberhasilan
pembangunan daerah. Perekonomian daerah yang mantap ditandai dengan
semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita serta
membaiknya struktur perekonomian masyarakat. Semakin maju dan
berkembangnya UMKM dan Koperasi sebagai soko guru perekonomian
daerah, serta semakin berkembangnya berbagai lembaga penunjang
perekonomian daerah.
5. Mewujudkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
Lingkungan hidup yang baik dan sehat ditandai dengan semakin
meningkatnya ruang-ruang publik yang dipergunakan sesuai dengan
fungsinya atau peruntukannya, semakin tertatanya infrastruktur kota yang
berkarakter Surakarta, semakin terkendalinya pemanfaatan ruang sesuai
dengan Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota
(RUTRK), semakin meningkatnya pola pengembangan dan pengelolaan
persampahan kota, semakin meningkatnya pola pengendalian terhadap
pencemaran dan perusakan lingkungan, semakin optimalnya program-
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 13
program pengelolaan RTH (Ruang Terbuka Hijau), meningkatnya kualitas
lingkungan hidup yang baik dan sehat, semakin optimalnya program
pengembangan sistem informasi dan sistem pendaftaran tanah, semakin
menurunnya kasus-kasus sengketa atau konflik-konflik masalah pertanahan.
6. Mewujudkan perlindungan sosial
Pembangunan daerah selain telah berhasil meningkatkan kesejahteraan
masyarakat harus senantiasa waspada terhadap timbulnya ekses sosial
semakin maraknya penyandang tuna sosial. Untuk itu proses pembangunan
harus dapat menjamin terciptanya perlindungan sosial bagi seluruh warga
masyarakat dengan melibatkan secara aktif pemberdayaan masyarakat. Hal
itu dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan ketahanan sosial
masyarakat dalam menghadapi tantangan global dan pengaruh perdagangan
bebas yang sewaktu-waktu dapat mengintervensi kepentingan dalam negeri.
7. Mewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana perkotaan yang cukup
dan berkualitas
Kebutuhan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik semakin
meningkat seiring dengan perkembangan penduduk dan kemajuan aktivitas
sosial budaya dan ekonomi masyarakat. Untuk itu diperlukan ketersediaan
sarana prasarana perkotaan yang cukup yang meliputi pemenuhan kebutuhan
perumahan layak dan dapat terjangkau, sarana prasarana lingkungan seperti
sanitasi, ruang hijau, air bersih dan persampahan, sarana telekomunikasi,
sarana perhubungan dan transportasi, sarana prasarana berkaitan dengan
energi alternatif dan tenaga listrik yang dibutuhkan masyarakat luas.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 14
C. Visi dan Misi Walikota Surakarta Tahun 2010-2015
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta yang
selanjutnya disingkat RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan
daerah untuk periode 5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran visi, misi dan
program Walikota yang sedang memerintah. Berdasar pada visi dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota Surakarta Tahun 2005 – 2025,
visi pembangunan daerah dalam RPJM Daerah Kota Surakarta Tahun 2010-2015
pada dasarnya merupakan Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
yang disampaikan pada waktu Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada).
Visi Walikota dan Wakil Walikota Surakarta selama kurun waktu 2010-2015
adalah: “Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Memajukan Kota
Dilandasi Spirit Solo sebagai Kota Budaya ” .
Untuk mewujudkan visi tersebut, Walikota dan Wakil Walikota Surakarta
menetapkan sembilan misi selama kurun waktu 2010-2015 adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan dan meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui
pengembangan sektor riil, pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah
dan Koperasi (UMKMK) dengan fasilitasi kredit, menuntaskan penataan
PKL, melanjutkan program revitalisasi pasar tradisional, meningkatkan
kemampuan manajemen pedagang pasar serta mempromosikan
keberadaan pasar dan pedagang.
2) Pengembangan budi pekerti, tata krama dan tata nilai budaya Jawa melalui
ranah pendidikan, keteladanan, penyelengaraan event-event dan program-
program pendukung lainnya.
3) Memperkuat karakter kota dengan aksentuasi Jawa dan melestarikan aset-
aset budaya, baik yang tangible (bendawi) maupun intangible (tak
bendawi).
4) Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di bidang
pendidikan, antara lain dengan program sekolah gratis, sekolah plus,
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 15
bantuan pendidikan masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana
pendidikan, meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan .
5) Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di bidang
kesehatan, di antaranya melalui program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Surakarta (PKMS), meningkatkan kualitas kesehatan bersertifikasi ISO,
makin memberdayakan Posyandu Balita dan Lansia, perbaikan gizi
masyarakat serta menekan angka kematian ibu dan bayi.
6) Meningkatkan akses ke lapangan kerja dengan titik berat pada
menciptakan wirausahawan-wirausahawan baru melalui pelatihan, bantuan
permodalan dan membangun jejaring pemasaran produk.
7) Membuka lapangan kerja baru dengan menciptakan iklim investasi yang
makin kondusif (Kota Ramah Investasi) dan suasana kota yang aman dan
damai.
8) Meningkatkan sarana dan prasarana kota antara lain jalan dan jembatan,
transportasi, air bersih, sanitasi dan drainase, penuntasan pemugaran
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), penertiban hunian tak berizin,
pengembangan ruang terbuka hijau dan pengelolaan persampahan.
9) Pengembangan brand image kota dengan melakukan penataan kawasan
wisata, budaya dan perdagangan serta meningkatkan event-event bertaraf
nasional dan internasional.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 16
BAB III
GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN
A. Geografi
Dari sisi letak geografis, Kota Surakarta
atau Kota Solo berada di cekungan antara
lereng pegunungan Lawu dan pegunungan
Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m di
atas permukaan laut, terletak di antara
11045'15" - 110 45'35" Bujur Timur dan
70'36" - 70'56" Lintang Selatan. Kota
Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga)
buah sungai besar, yaitu Sungai Bengawan
Solo, Kali Jenes, dan Kali Pepe.
Kota Surakarta di bagian selatan dibatasi oleh Kabupaten Klaten dan
Sukoharjo, bagian timur dibatasi oleh Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo,
bagian utara dibatasi oleh Kabupaten Boyolali dan Karanganyar, dan bagian barat
dibatasi oleh Kabupaten Karanganyar. Kota Surakarta dibagi menjadi 5 wilayah
kecamatan yang terdiri dari 51 wilayah kelurahan.
Dengan luas sekitar 4.406.06 ha, Kota Surakarta memiliki lahan yang cukup datar
dimana 3.537,08 ha atau 80,3 % berupa lahan dengan kemiringan 0-2%, sedang
kansisanya 866,98 ha atau 19,7% berupa lahan bergelombang dengan kemiringan 2-
15%. Luasan setiap kecamatan secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 17
Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan
Kecamatan Jumlah Kelurahan JumlahRW
JumlahRT
Luas Wilayah(Ha)
1. Laweyan 11 105 454 863,83 (19,61%)
2. Serengan 7 72 309 319,4 (7,25%)
3. Pasar Kliwon 9 100 424 481,52 (10,93%)
4. Jebres 11 149 631 1258,18 (28,57%)
5. Banjarsari 13 169 850 1481,1 (33,63%)
Total 51 595 2668 100%
Sumber : Bappeda Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 1. Sebaran Kelurahan, RW, dan RT
Pada tahun 2014 dari 4.404,06 ha luas area Kota Surakarta, penggunanya terbagi
untuk lahan persawahan131.53 ha (2.96%), ladang (tegalan) 125.99 ha (2.84%),
permukiman 2849,17 ha (64.20%), lahanindustri 97,32 ha (2.19%), usaha lain
1.231,41 ha (27.75%) dan belum/tidak diusahakan hampir mendekati 0.06%.
Sebaran prosentase peruntukkan lahan tahun 2014 tidak berbeda dengan tahun
2013 yang lalu.
Sebaran Kelurahan, RW, RT di Kota Surakarta
KelurahanRWRT
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 18
Gambar 1. Penggunaan Lahan
Dari penggunaan lahan wilayah Kota Surakarta, terbesar adalah untuk
permukiman, dalam kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan penggunaan
lahan untuk permukiman, Tahun 2009 sebesar 2.716,59 ha dan di Tahun 2014
sekarang ini menjadi sebesar 2849.17 ha, terjadi perluasan lahan permukiman
sebesar 132.58 ha (4.65%), ini dikarenakan kebutuhan akan tempat tinggal terus
meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk.
Tabel 2. Perkembangan Tata Guna Lahan (Ha)
GUNA LAHANTahun
2009 2010 2011 2012 2013 2014b. Lahan Persawahan
1). SawahTeririgrasi 18,94 132,51 130,98 130,98 130,98 127,482). Sawah Tadah Hujan 126,52 4,05 4,05 4,05 4,05 4,053). Pasang Surut - - - - -4). Sawah Lainnya - - - - -
c. Lahan Kering
1). Rawa-rawa - - - -2). Ladang (Tegalan) 84,73 126,02 126,02 126,02 126,02 125,993). Perkebunan - - - - - -4). Usaha Lain 399,44 399,44 1.231,41 1.231,41 1.231,41 1231,415). Padang Rumput - - - - -6). Belum/Tidak Diusahakan - 2,71 2,71 2,71 2,71 2,71
Sumber = SIPD Kota Surakarta (data perDesember 2014)
3%0% 3%
64%
2%
28%
0%
sawah teririgrasi
sawah tadah hujan
ladang
permukiman
industri
usaha lain
belum/tidak diusahakan
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 19
1. Lahan Persawahan
Pada tahun 2014 luas lahan persawahaan tercatat hanya sebesar 131,53
Ha yang terbagi atas lahan sawah teririgasi 127,48 ha (97,01 %), dan sawah
tadah hujan seluas 4,05 ha (2,99 %). Dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014
keberadaan sawah tadah hujan tergeser oleh sawah teririgasi secara signifikan.
Tabel 3. Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Irigasi (Ha)
No Jenis Lahan SawahTahun
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Sawah Teririgrasi 18,94 132,51 130,98 130,98 130,98 127,48
2 SawahTadah Hujan 126,52 4,05 4,05 4,05 4,05 4,05
3 Pasang Surut 0 0 0 0 0 04 Sawah Lainnya 0 0 0 0 0 0
Total Luas Lahan 146,17 145,46 136,56 135,03 135,03 131,53
Sumber = Bappeda Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 2. Distribusi pemanfaatanlahan di Kota Surakarta
Distribusi Pemanfaatan Lahan di Kota Surakarta
perdaganganjasaperumahanindustri
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 20
Gambar 2. Grafik Perubahan Tanah Sawah di Kota Surakarta
Meskipun demikian secara periodic telah terjadi alih fungsi dan lahan sawah
menjadi lahan bukan sawah yang ditunjukkan dengan luas sawah irigasi pada
tahun 2009 luas total sawah 126,52 Ha berubah fungsi sehingga pada tahun tahun
2014 luas sawah menyusut menjadi 131,53 Ha. Hal ini diduga disebabkan karena
penggunaan untuk lahan permukiman, untuk lading maupun usaha lain dan
fasilitas umum maupun sarana kerja yang terkait dengan penggunaan lahan diluar
sektor pertanian.
2. Lahan Kering
Lahan kering yang ada di Kota Surakarta sebagian besar penggunaannya
adalah lahan pemukiman seluas 2849.17 ha (64%), lahan untuk usaha lain sebesar
1.231,41 ha (27.75%), hanya sedikit yang digunakan untuk ladang, yaitu 125,99
ha (2.84%) dan yang belum diusahakan hampir mendekati 0%.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
2009 2010
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 20
Gambar 2. Grafik Perubahan Tanah Sawah di Kota Surakarta
Meskipun demikian secara periodic telah terjadi alih fungsi dan lahan sawah
menjadi lahan bukan sawah yang ditunjukkan dengan luas sawah irigasi pada
tahun 2009 luas total sawah 126,52 Ha berubah fungsi sehingga pada tahun tahun
2014 luas sawah menyusut menjadi 131,53 Ha. Hal ini diduga disebabkan karena
penggunaan untuk lahan permukiman, untuk lading maupun usaha lain dan
fasilitas umum maupun sarana kerja yang terkait dengan penggunaan lahan diluar
sektor pertanian.
2. Lahan Kering
Lahan kering yang ada di Kota Surakarta sebagian besar penggunaannya
adalah lahan pemukiman seluas 2849.17 ha (64%), lahan untuk usaha lain sebesar
1.231,41 ha (27.75%), hanya sedikit yang digunakan untuk ladang, yaitu 125,99
ha (2.84%) dan yang belum diusahakan hampir mendekati 0%.
2010 2011 2012 2013 2014
Sawah Tadah Hujan
Sawah Teririgrasi
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 20
Gambar 2. Grafik Perubahan Tanah Sawah di Kota Surakarta
Meskipun demikian secara periodic telah terjadi alih fungsi dan lahan sawah
menjadi lahan bukan sawah yang ditunjukkan dengan luas sawah irigasi pada
tahun 2009 luas total sawah 126,52 Ha berubah fungsi sehingga pada tahun tahun
2014 luas sawah menyusut menjadi 131,53 Ha. Hal ini diduga disebabkan karena
penggunaan untuk lahan permukiman, untuk lading maupun usaha lain dan
fasilitas umum maupun sarana kerja yang terkait dengan penggunaan lahan diluar
sektor pertanian.
2. Lahan Kering
Lahan kering yang ada di Kota Surakarta sebagian besar penggunaannya
adalah lahan pemukiman seluas 2849.17 ha (64%), lahan untuk usaha lain sebesar
1.231,41 ha (27.75%), hanya sedikit yang digunakan untuk ladang, yaitu 125,99
ha (2.84%) dan yang belum diusahakan hampir mendekati 0%.
Sawah Tadah Hujan
Sawah Teririgrasi
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 21
Gambar 3. Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta Tahun 2014
Tabel 4. Luas Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta (Ha)
No Jenis Lahan KeringTahun
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Rawa-rawa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,002 Ladang (Tegalan) 84,73 126,02 126,02 126,02 126,02 125,993 Perkebunan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,004 Permukiman 2.715,61 2.809,64 2.809,64 2.809,64 2.849,175 Usaha Lain 399,44 399,44 1.231,41 1.231,41 1.231,41 1.231,416 Padang Rumput 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,007 Lahan Industri 101,42 97,72 97,72 97,72 97,72 97,328 Belum/TidakDiusahakan 0,00 2,71 2,71 2,71 2,71 2,71
Total LuasLahan 3.301,20 625,89 4.267,50 4.267,50 4.267,50 4.306,60
Sumber = Badan Pertanahan Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Luas lahan kelima kecamatan, sebagian besar bahkan lebih dari separuh lahannya
digunakan untuk lahan perumahan. Untuk Kecamatan Jebres lahan untuk Jasa14%
merupakan lahan untuk jasa dimana lahan ini digunakan untuk Perguruan Tinggi
UNS, STSI, Solo Techno park dan Terminal Peti Kemas. Pada kecamatan ini juga
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 21
Gambar 3. Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta Tahun 2014
Tabel 4. Luas Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta (Ha)
No Jenis Lahan KeringTahun
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Rawa-rawa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,002 Ladang (Tegalan) 84,73 126,02 126,02 126,02 126,02 125,993 Perkebunan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,004 Permukiman 2.715,61 2.809,64 2.809,64 2.809,64 2.849,175 Usaha Lain 399,44 399,44 1.231,41 1.231,41 1.231,41 1.231,416 Padang Rumput 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,007 Lahan Industri 101,42 97,72 97,72 97,72 97,72 97,328 Belum/TidakDiusahakan 0,00 2,71 2,71 2,71 2,71 2,71
Total LuasLahan 3.301,20 625,89 4.267,50 4.267,50 4.267,50 4.306,60
Sumber = Badan Pertanahan Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Luas lahan kelima kecamatan, sebagian besar bahkan lebih dari separuh lahannya
digunakan untuk lahan perumahan. Untuk Kecamatan Jebres lahan untuk Jasa14%
merupakan lahan untuk jasa dimana lahan ini digunakan untuk Perguruan Tinggi
UNS, STSI, Solo Techno park dan Terminal Peti Kemas. Pada kecamatan ini juga
Lahan Pemukiman ( 67%)
lahan untuk usaha lain(30%)
Ladang ( 3% )
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 21
Gambar 3. Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta Tahun 2014
Tabel 4. Luas Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta (Ha)
No Jenis Lahan KeringTahun
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Rawa-rawa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,002 Ladang (Tegalan) 84,73 126,02 126,02 126,02 126,02 125,993 Perkebunan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,004 Permukiman 2.715,61 2.809,64 2.809,64 2.809,64 2.849,175 Usaha Lain 399,44 399,44 1.231,41 1.231,41 1.231,41 1.231,416 Padang Rumput 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,007 Lahan Industri 101,42 97,72 97,72 97,72 97,72 97,328 Belum/TidakDiusahakan 0,00 2,71 2,71 2,71 2,71 2,71
Total LuasLahan 3.301,20 625,89 4.267,50 4.267,50 4.267,50 4.306,60
Sumber = Badan Pertanahan Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Luas lahan kelima kecamatan, sebagian besar bahkan lebih dari separuh lahannya
digunakan untuk lahan perumahan. Untuk Kecamatan Jebres lahan untuk Jasa14%
merupakan lahan untuk jasa dimana lahan ini digunakan untuk Perguruan Tinggi
UNS, STSI, Solo Techno park dan Terminal Peti Kemas. Pada kecamatan ini juga
Lahan Pemukiman ( 67%)
lahan untuk usaha lain(30%)
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 22
rnasih terdapat tanah tegalan 6,5% di Kelurahan Mojosongo, berupa perkebunan
rakyat yang banyak diusahakan untuk kayu jati.
3. Lahan Industri
Lahan industri di Kota Surakarta pada Tahun 2014 sebesar 97,32 ha, jika
dibandingkan dengan Tahun 2013 mengalami sedikit perubahan luasan, tetapi
jika dilihat kurun waktu lima tahun sejak tahun 2009 seluas 101,42 sampai
sekarang mengalami penurunan sebesar 3,7 ha. Penurunan lahan industry dalam
kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat dalam gambar4 grafik di bawah ini.
Gambar 4. Penurunan Luasan Lahan Industri
B. Pemerintahan
1. Organisasi Pemerintahan
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, dalam struktur
kepemerintahan Kota Surakarta dipimpin oleh seorang Walikota dan seorang
Wakil Walikota. Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dibantu Sekretariat
2009 2010 2011
101.42
97.72
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 22
rnasih terdapat tanah tegalan 6,5% di Kelurahan Mojosongo, berupa perkebunan
rakyat yang banyak diusahakan untuk kayu jati.
3. Lahan Industri
Lahan industri di Kota Surakarta pada Tahun 2014 sebesar 97,32 ha, jika
dibandingkan dengan Tahun 2013 mengalami sedikit perubahan luasan, tetapi
jika dilihat kurun waktu lima tahun sejak tahun 2009 seluas 101,42 sampai
sekarang mengalami penurunan sebesar 3,7 ha. Penurunan lahan industry dalam
kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat dalam gambar4 grafik di bawah ini.
Gambar 4. Penurunan Luasan Lahan Industri
B. Pemerintahan
1. Organisasi Pemerintahan
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, dalam struktur
kepemerintahan Kota Surakarta dipimpin oleh seorang Walikota dan seorang
Wakil Walikota. Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dibantu Sekretariat
Lahan Industri2011 2012 2013 2014
97.72 97.72 97.72 97.72
97.32
Lahan Industri
Lahan Industri
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 22
rnasih terdapat tanah tegalan 6,5% di Kelurahan Mojosongo, berupa perkebunan
rakyat yang banyak diusahakan untuk kayu jati.
3. Lahan Industri
Lahan industri di Kota Surakarta pada Tahun 2014 sebesar 97,32 ha, jika
dibandingkan dengan Tahun 2013 mengalami sedikit perubahan luasan, tetapi
jika dilihat kurun waktu lima tahun sejak tahun 2009 seluas 101,42 sampai
sekarang mengalami penurunan sebesar 3,7 ha. Penurunan lahan industry dalam
kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat dalam gambar4 grafik di bawah ini.
Gambar 4. Penurunan Luasan Lahan Industri
B. Pemerintahan
1. Organisasi Pemerintahan
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, dalam struktur
kepemerintahan Kota Surakarta dipimpin oleh seorang Walikota dan seorang
Wakil Walikota. Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dibantu Sekretariat
Lahan Industri
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 23
Daerah (Setda) yang membawahi 3 asisten. Untuk pelaksanaan teknis
pemerintahan daerah, walikota dibantu oleh Lembaga Teknis Daerah yang terdiri
atas 14 Dinas, 5 Badan, 3 Kantor, 9 Bagian dan 1 Inspektorat.
2. Pegawai Negeri Sipil
Jumlah Pegawal Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta
jika dilihat dari tahun ketahun terjadi fluktuasi. Tetapi secara umum jumlah PNS
menurun dari total 10.499 orang PNS pada tahun 2009 menjadi 8512 orang PNS
pada tahun 2014 hal ini disebabkan adanya beberapa hal diantaranya penambahan
pegawai dari honorer dan aturan minimal jam mengajar bagi guru bersertifikasi
sehingga pengangkatan guru baru menjadi lebih sulit.
Tabel 5. Jumlah Aparatur Pemerintahan Kota Surakarta (Orang)
Golongan PNS
Tahun
2009 2010 2011 2012 2013 20141). Golongan I 409 393 412 399 399 338
2). Golongan II 1.824 1.699 1.667 1.510 1.510 1146
3). Golongan III 4.984 4.510 4.393 4.221 4.221 3578
4). Golongan IV 3.282 3.545 3.688 3.678 3.678 3450
Total 10.499 10.147 10.160 9.808 9.808 8512
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Untuk perkembangan jumlah PNS di Kota Surakarta dari Tahun 2009 sampai
dengan 2014 yang dirinci menurut golongan I sampai dengan golongan IV
dapat dilihat seperti gambar 5 grafik berikut :
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 24
Gambar 5. Grafik Perkembangan Aparatur Pemkot Surakarta
3. Pejabat Struktural dan Fungsional
Formasi jabatan Struktural Perangkat Daerah di Kota Surakarta tercatat
secara keseluruhan sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 ini terjadi pasang
surut. Meskipun demikian, jumlah pejabat structural eselon II sampai dengan
eselon IV sejak tahun 2009 hingga tahun 2014 ini berkisar antara 892 – 532
orang. Untuk jabatan fungsional, secara umum terjadi peningkatan yang cukup
besar.Pada tahun 2009 tercatat ada 5.650 orang pejabat fungsional dan pada
tahun 2014 ini meningkat menjadi 5834 orang.
Tabel 6. Jumlah Jabatan Struktural di Lingkungan Pemkot Surakarta (Orang)Eselon Tahun
2009 2010 2011 2012 2013 20141). Eselon II 26 26 30 30 30 25
2). Eselon III 128 129 131 131 131 118
3). Eselon IV 742 737 750 728 728 388
Total 931 892 946 922 922 531
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Surakarta (data perDesember 2014)
409 393 412 399 399 338
1,824 1,699 1,667 1,510 1,5101146
4,9844,510 4,393 4,221 4,221
3578
3,282 3,545 3,688 3,678 3,678
3450
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
2009 2010 2011 2012 2013 2014
4). Golongan IV
3). Golongan III
2). Golongan II
1). Golongan I
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 25
Sedangkan untuk jabatan fungsional perkembangan selama kurun waktu lima
tahun terakhir dapat dilihat dalam gambar 6 grafik sebagai berikut:
Gambar 6. Grafik Perkembangan Jabatan Fungsional Pegawai
0
5000
10000
2009 2010
5650
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 25
Sedangkan untuk jabatan fungsional perkembangan selama kurun waktu lima
tahun terakhir dapat dilihat dalam gambar 6 grafik sebagai berikut:
Gambar 6. Grafik Perkembangan Jabatan Fungsional Pegawai
2010 2011 2012 2013 2014
56506061
92148888
8888
5799
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 25
Sedangkan untuk jabatan fungsional perkembangan selama kurun waktu lima
tahun terakhir dapat dilihat dalam gambar 6 grafik sebagai berikut:
Gambar 6. Grafik Perkembangan Jabatan Fungsional Pegawai
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 26
BAB IV
SOSIAL BUDAYA
Pada Bab Sosial Budaya ini menyajikan data-data kependudukan, data kesehatan,
data pendidikan, kebudayaan dan oleh raga, data kesejahteraan sosial dan data
keagamaan.
A. Kependudukan
Data penduduk sangat penting karena menjadi dasar dalam perencanaan
kebutuhan sarana publik (transportasi, pendidikan, kesehatan dll), dan juga
sebagai dasar perencanaan kebutuhan masyarakat lainnya seperti sandang, papan,
produk industri, jasa dan sebagainya menuju masyarakat yang berkualitas. Tujuan
ini sejalan dengan vlsi pembangunan yang menempatkan penduduk sebagai
sasaran pembangunan dan sekaligus pelaku pembangunan. Dengan data
kependudukan yang valid (benar dan akurat) dan selalu diperbaharui, maka
diharapkan semua perencanaan, yang berdasarkan data kependudukan, menjadi
perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran.
1. Jumlah Penduduk
Data penduduk Kota Surakarta termasuk yang dinamis, selalu mengalami
perubahan dari waktu ke waktu, karena itu perlu diperbarui (update) secara
berkala dengan mekanisme pengumpulan data secara berjenjang dari tingkat
kelurahan, kecamatan hingga tingkat kota. Menurut data yang diperbarui melalui
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, pada tahun 2014 jumlah penduduk Kota
Surakarta tercatat 421.777orang. Jumlah ini adalah jumlah penduduk yang sudah
ber KTP ( E-KTP)
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 27
Tabel 7.Jumlah Penduduk Kota Surakarta (Orang)
Jenis Kelamin Tahun2009 2010 2011 2012 2013 2014
a. Laki-laki 256.553 262.341 265.166 269.516 279.073 195.394
b. Perempuan 263.415 269.175 271.332 276.137 285.352 205.877
Total 519.968 531.516 536.498 545.653 564.425 421.777
Pertumbuhan 2,22% 0,94% 1,70% 3,32% -25,27%
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 7. Grafik Pertumbuhan Penduduk
2. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk Kota Surakarta pada tahun 2014 jumlah penduduk
perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki dengan sex ratio
sebesar 97,80%, yaitu mengalami sedikit peningkatan sex ratio jika dibandingkan
dengan tahun 2012 yang memiliki sex ratio sebesar 97,60%. Dilihat dalam kurun
waktu lima tahun dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 jumlah penduduk
perempuan di Kota Surakarta selalu lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk
laki-laki. Di Tahun 2014 sekarang ini jumlah penduduk wanita tercatat sebesar
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
2009 2010
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 27
Tabel 7.Jumlah Penduduk Kota Surakarta (Orang)
Jenis Kelamin Tahun2009 2010 2011 2012 2013 2014
a. Laki-laki 256.553 262.341 265.166 269.516 279.073 195.394
b. Perempuan 263.415 269.175 271.332 276.137 285.352 205.877
Total 519.968 531.516 536.498 545.653 564.425 421.777
Pertumbuhan 2,22% 0,94% 1,70% 3,32% -25,27%
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 7. Grafik Pertumbuhan Penduduk
2. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk Kota Surakarta pada tahun 2014 jumlah penduduk
perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki dengan sex ratio
sebesar 97,80%, yaitu mengalami sedikit peningkatan sex ratio jika dibandingkan
dengan tahun 2012 yang memiliki sex ratio sebesar 97,60%. Dilihat dalam kurun
waktu lima tahun dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 jumlah penduduk
perempuan di Kota Surakarta selalu lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk
laki-laki. Di Tahun 2014 sekarang ini jumlah penduduk wanita tercatat sebesar
2010 2011 2012 2013 2014
a. Laki-laki
b. Perempuan
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 27
Tabel 7.Jumlah Penduduk Kota Surakarta (Orang)
Jenis Kelamin Tahun2009 2010 2011 2012 2013 2014
a. Laki-laki 256.553 262.341 265.166 269.516 279.073 195.394
b. Perempuan 263.415 269.175 271.332 276.137 285.352 205.877
Total 519.968 531.516 536.498 545.653 564.425 421.777
Pertumbuhan 2,22% 0,94% 1,70% 3,32% -25,27%
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 7. Grafik Pertumbuhan Penduduk
2. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk Kota Surakarta pada tahun 2014 jumlah penduduk
perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki dengan sex ratio
sebesar 97,80%, yaitu mengalami sedikit peningkatan sex ratio jika dibandingkan
dengan tahun 2012 yang memiliki sex ratio sebesar 97,60%. Dilihat dalam kurun
waktu lima tahun dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 jumlah penduduk
perempuan di Kota Surakarta selalu lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk
laki-laki. Di Tahun 2014 sekarang ini jumlah penduduk wanita tercatat sebesar
b. Perempuan
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 28
205.877 jiwa (51,31%) dan penduduk laki-laki tercatat 195.394 (48,69%).
Walaupun jumlah penduduk perempuan selalu lebih banyak, dengan melihat
perbedaan angka-angka tersebut komposisi jumlah penduduk perempuan dan laki-
laki tidak berbeda secara signifikan.
Gambar 8. Komposisi Penduduk Pria dan Wanita
3. Sebaran Penduduk
Sebaran penduduk Kota Surakarta tersebar di 5 kecamatan 51 kelurahan.
di tingkat kecamatan terlihat bahwa Kecamatan Banjarsari memiliki penduduk
paling besar yaitu sebesar 170.430 jiwa, sedangkan Kecamatan Serengan memiliki
penduduk paling kecil yaitu 50.559 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel
berikut ini:
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
2009 2010
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 28
205.877 jiwa (51,31%) dan penduduk laki-laki tercatat 195.394 (48,69%).
Walaupun jumlah penduduk perempuan selalu lebih banyak, dengan melihat
perbedaan angka-angka tersebut komposisi jumlah penduduk perempuan dan laki-
laki tidak berbeda secara signifikan.
Gambar 8. Komposisi Penduduk Pria dan Wanita
3. Sebaran Penduduk
Sebaran penduduk Kota Surakarta tersebar di 5 kecamatan 51 kelurahan.
di tingkat kecamatan terlihat bahwa Kecamatan Banjarsari memiliki penduduk
paling besar yaitu sebesar 170.430 jiwa, sedangkan Kecamatan Serengan memiliki
penduduk paling kecil yaitu 50.559 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel
berikut ini:
2010 2011 2012 2013 2014
a. Laki-laki
b. Perempuan
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 28
205.877 jiwa (51,31%) dan penduduk laki-laki tercatat 195.394 (48,69%).
Walaupun jumlah penduduk perempuan selalu lebih banyak, dengan melihat
perbedaan angka-angka tersebut komposisi jumlah penduduk perempuan dan laki-
laki tidak berbeda secara signifikan.
Gambar 8. Komposisi Penduduk Pria dan Wanita
3. Sebaran Penduduk
Sebaran penduduk Kota Surakarta tersebar di 5 kecamatan 51 kelurahan.
di tingkat kecamatan terlihat bahwa Kecamatan Banjarsari memiliki penduduk
paling besar yaitu sebesar 170.430 jiwa, sedangkan Kecamatan Serengan memiliki
penduduk paling kecil yaitu 50.559 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel
berikut ini:
a. Laki-laki
b. Perempuan
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 29
Tabel 8.Sebaran Penduduk Tingkat Kecamatan
No KecamatanJumlah Penduduk
( % )Luas Wilayah
(Ha)Kepadatan(Orang/Ha)
1 Laweyan 17,63% 863,83 115
2 Serengan 9,42% 319,4 167
3 Pasar Kliwon 15,57% 481,52 183
4 Jebres 25,61% 1.258,18 115
5 Banjarsari 31,77% 1.481,10 121
Total 4.404,03 128
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surakarta (data perDesember 2014)
Dari sebaran penduduk di atas diketahuiKecamatan Banjarsari memiliki jumlah
penduduk yang paling besar, tetapi karena daerahnya cukup luas maka tingkat
kepadatan Banjarsari justru lebih rendah dibanding Kecamatan Serengan yang
memiliki jumlah penduduk terkecil. Wilayah paling padat penduduknya adalah
Kecamatan Pasar Kliwon, dan kepadatan penduduk paling kecil adalah
Kecamatan Jebres.
Berdasarkan kelompok umur, pada tahun 2014lebih dari setengah
penduduk Surakarta adalah penduduk usia dewasa/produktif (16 - 65 th) tercatat
sebesar 71,95 %, kemudian penduduk usia anak/sekolah (0-14 th) sebesar
20,66%, dan usia tua/lansia (> 65) sebesar 7,39 %.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 30
Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia (Orang)
No Kelompok UsiaTahun
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 0 - 14 Tahun 107.537 105.409 115.593 117.565 128.884 114.069
2 15 - 64 Tahun 377.307 386.822 386.860 393.456 398.477 397.253
3 diatas 65 Tahun 35.426 39.285 34.045 34.632 37.244 40.826Sumber : Dinas Kependudukan dan Catalan Sipil Surakarta (dataDesember 2014)
Gambar 9. Distribusi penduduk di Kota Surakarta
Dengam jumlah komposisi yang tersebar merata di ketiga kelompok umur
menandakan terdapat perubahan proporsi jumlah penduduk di ketiga kelompok
usia yang terjadi pada tahun 2014. Kondisi sosial, ekonomi, dan budaya berjalan
secara kondusif sehingga terjadi peningkatan dalam jumlah penduduk beserta
proporsi menurut kelompok umurnya.
Distribusi Penduduk di Kota Surakarta
LakiPerempuanJumlah PendudukUsia dewasa&lansiaUsia Anak
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 31
Gambar 9. Grafik Jumlah Penduduk Menurut kelompok Usia
Penduduk usia produktif membawa konsekuensi pada banyaknya lapangan
pekerjaan yang dibutuhkan. Ketersediaan akan lapangan pekerjaan ini bila tidak
memadai maka angka pengangguran akan terus meningkat dan dapat membawa
efek penyakit sosial (kriminalitas).
4. Lapangan Usaha dan Ketenagakerjaan
Kota Surakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia memiliki
struktur tenaga kerja yang hampir sama, yaitu didominasi oleh sektor
perdagangan, rumah makan dan hotel. Dari tabel perkembangan lapangan usaha
ini terlihat sektor perdagangan menyerap tenaga kerja relatif tinggi dalam kurun
waktu lima tahun terakhir.Sektor perdagangan mampu menyerap tenaga kerja
lebih dari 95 ribu orang. Lapangan usaha sektor ini sejak tahun 2009 sampai
dengan tahun 2014 selalu menempati urutan pertama di Kota Surakarta dan rata-
rata menyerap tenaga kerja diatas 37%.
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
400,000
2009 2010
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 31
Gambar 9. Grafik Jumlah Penduduk Menurut kelompok Usia
Penduduk usia produktif membawa konsekuensi pada banyaknya lapangan
pekerjaan yang dibutuhkan. Ketersediaan akan lapangan pekerjaan ini bila tidak
memadai maka angka pengangguran akan terus meningkat dan dapat membawa
efek penyakit sosial (kriminalitas).
4. Lapangan Usaha dan Ketenagakerjaan
Kota Surakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia memiliki
struktur tenaga kerja yang hampir sama, yaitu didominasi oleh sektor
perdagangan, rumah makan dan hotel. Dari tabel perkembangan lapangan usaha
ini terlihat sektor perdagangan menyerap tenaga kerja relatif tinggi dalam kurun
waktu lima tahun terakhir.Sektor perdagangan mampu menyerap tenaga kerja
lebih dari 95 ribu orang. Lapangan usaha sektor ini sejak tahun 2009 sampai
dengan tahun 2014 selalu menempati urutan pertama di Kota Surakarta dan rata-
rata menyerap tenaga kerja diatas 37%.
2010 2011 2012 2013 2014
0 - 14 Tahun
15 - 64 Tahun
diatas 65 Tahun
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 31
Gambar 9. Grafik Jumlah Penduduk Menurut kelompok Usia
Penduduk usia produktif membawa konsekuensi pada banyaknya lapangan
pekerjaan yang dibutuhkan. Ketersediaan akan lapangan pekerjaan ini bila tidak
memadai maka angka pengangguran akan terus meningkat dan dapat membawa
efek penyakit sosial (kriminalitas).
4. Lapangan Usaha dan Ketenagakerjaan
Kota Surakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia memiliki
struktur tenaga kerja yang hampir sama, yaitu didominasi oleh sektor
perdagangan, rumah makan dan hotel. Dari tabel perkembangan lapangan usaha
ini terlihat sektor perdagangan menyerap tenaga kerja relatif tinggi dalam kurun
waktu lima tahun terakhir.Sektor perdagangan mampu menyerap tenaga kerja
lebih dari 95 ribu orang. Lapangan usaha sektor ini sejak tahun 2009 sampai
dengan tahun 2014 selalu menempati urutan pertama di Kota Surakarta dan rata-
rata menyerap tenaga kerja diatas 37%.
0 - 14 Tahun
15 - 64 Tahun
diatas 65 Tahun
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 32
Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha (Orang)
NoLapangan Usaha Tahun
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Pertanian, kehutanan,perkebunan dan perikanan
1.743 2.608 1.366 2.034 2.015 1.586
2Pertambangan danpenggalian
0 0 0 339 348 365
3 Industri pengolahan 44.222 42.065 46.189 49.748 58.584 50.956
4 Listrik , gas dan air 604 700 315 1.068 1.042 430
5 Bangunan 7.134 9.217 10.251 17.111 14.107 10.701
6 Perdagangan besar, eceran,rumah makan dan hotel
108.870 106.426 99.300 84.608 95.302 84.693
7Angkutan, penggudangan
dan komunikasi18.221 16.815 15.570 15.847 10.772 29.052
8Keuangan, asuransi, usaha
sewa bangunan, tanah danjasa perusahaan
8.745 9.157 9.091 12.748 12.226 13.750
9 Jasa kemasyarakatan 61.562 59.780 53.916 65.865 61.225 68.331
10 Rumah Usaha 0 0 0 0 0
11 lainnya 0 0 0 0 0
Total 251.101 246.768 235.998 249.368 255.621 249.163
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Sektor kedua yang terbesar menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa
kemasyarakatan. Sektor ini mampu menyerap lebih dari 61 ribu tenaga kerja
atau sebesar 23,91% dari total tenaga kerja. Untuk sektor industri pengolahan
menempati urutan ketiga dengan menyerap tenaga kerja lebih dari 58 ribu
orang.
Pada tahun 2014, ketiga sektor ini mampu menyerap tenaga kerja yang
cukup besar yaitu dikisaran 84,15%. Dari delapan sektor yang ada, nampaknya
sektor perdagangan mengalami kenaikan penyerapan tenaga kerja. Sebaliknya
sektor-sektor lainnya cenderung mengalami penurunan penyerapan tenaga
kerja.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 33
Gambar 10. Pekerjaan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014
Keadaan ketenagakerjaan di Kota Surakarta jika dilihat dalam lima tahun
terakhir mengalami pasang surut meskipun prosentasenya tidak begitu besar.
Untuk TKI di luar negeri tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun 2012.
Jumlah tenaga kerja PHK terjadi kenaikan signifikan, pada tahun 2012 terdapat
24kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK sebanyak 61 orang, tahun 2013
terjadi 25 kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK sebanyak 125 orang,
sedangkan tahun 2014 terjadi 21 kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK
sebanyak 93 orang. Krisis ekonomi global berimbas pada kondisi nasional dan
daerah. Kondisi ketenagakerjaan di Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel
berikut:
010,00020,00030,00040,00050,00060,00070,00080,00090,000
1,586
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 33
Gambar 10. Pekerjaan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014
Keadaan ketenagakerjaan di Kota Surakarta jika dilihat dalam lima tahun
terakhir mengalami pasang surut meskipun prosentasenya tidak begitu besar.
Untuk TKI di luar negeri tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun 2012.
Jumlah tenaga kerja PHK terjadi kenaikan signifikan, pada tahun 2012 terdapat
24kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK sebanyak 61 orang, tahun 2013
terjadi 25 kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK sebanyak 125 orang,
sedangkan tahun 2014 terjadi 21 kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK
sebanyak 93 orang. Krisis ekonomi global berimbas pada kondisi nasional dan
daerah. Kondisi ketenagakerjaan di Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel
berikut:
1,586 365
50,956
430 0
84,693
29,05213,750
68,331
2014
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 33
Gambar 10. Pekerjaan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014
Keadaan ketenagakerjaan di Kota Surakarta jika dilihat dalam lima tahun
terakhir mengalami pasang surut meskipun prosentasenya tidak begitu besar.
Untuk TKI di luar negeri tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun 2012.
Jumlah tenaga kerja PHK terjadi kenaikan signifikan, pada tahun 2012 terdapat
24kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK sebanyak 61 orang, tahun 2013
terjadi 25 kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK sebanyak 125 orang,
sedangkan tahun 2014 terjadi 21 kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK
sebanyak 93 orang. Krisis ekonomi global berimbas pada kondisi nasional dan
daerah. Kondisi ketenagakerjaan di Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel
berikut:
68,331
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 34
Tabel 11.Kondisi Ketenagakerjaan
No Tahun Ket2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Penduduk 15tahun keatas
251.101 423.800 387.050 tidaktersedia
tidaktersedia
385.784 Orang
2 Jumlah angkatankerja
277.675 275.546 258.573 tidaktersedia
272.144 385.784 Orang
3 Jumlahkesempatan Kerja
- 0 - 3140 2.371 1.278 Orang
4 Jumlahpengangguran
26.574 28.778 22.575 tidaktersedia
tidaktersedia
tidaktersedia
Orang
5 TKI DiluarNegeri(PenempatanTKI)
- 20 63 34 21 28 Orang
6 Kasus PHK - 36 12 24 25 21 Kasus
7 Jumlah TK PHK - 78 25 61 125 93 Orang
Sumber : Dinsosnakertrans Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Keterangan:
Angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja dan atau
mencari pekerjaan.
Penduduk yang bekerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang
melakukan kegiatan ekonomi dengan maksud memperoleh atau membantu
memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak
terputus) dalam seminggu yang lalu dari saat dilakukan survey.
Mencari pekerjaan atau pengangguran terbuka adalah seseorang yang tidak
bekerja dan pada saat survey orang tersebut sedang mencari pekerjaan
Setengah pengangguran adalah orang yang bekerja kurang dari 35
jam/minggu.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 35
Gambar 10. Distribusi penduduk menurut pekerjaan
B. Kesehatan
Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah Kota
Surakarta berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga
kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitas.Upaya ini bertujuan agar
tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan biaya yang relatif
terjangkau oleh masyarakat.Selain meningkatkan prasarana dan sarana kesehatan
salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya adalah
dengan Program PKMS (Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta). PKMS
ini terbagi dalam dua jenis, yaitu untuk masyarakat miskin berhak mendapatkan
Kartu PKMS Gold, dan PKMS Silver bagi masyarakat yang tidak masuk kategori
penduduk miskin dan bukan PNS.
Distribusi Penduduk menurut pekerjaan
PengusahaBuruh industripedagangangkutanpns/tni/polri
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 36
1. Sarana Kesehatan
1.1. Posyandu
Jumlah posyandu untuk tahun 2014 mengalami penurunan 8 unit dari tahun 2013
sebanyak 602 unit menjadi 594 unit pada tahun 2014. Jumlah posyandu sejak
tahun 2009 selalu meningkat sampai dengan tahun 2013 dan mengalamani
penurunan pada tahun 2014. Keberadaan posyandu umumnya berada pada
tingkat RW. Hampir semua RW yang ada di wilayah Kota Surakarta telah
memiliki posyandu sebagai ujung tombak unit pelayanan kesehatan berbasis
kemasyarakatan.
Gambar 11. Perkembangan Posyandu di Surakarta
Dengan data ini terlihat partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan
mandiri cukup tinggi, ini terbukti dengan jumlah posyandu aktif sebesar 594 unit
yang tersebar di 51 kelurahan. Kegiatan posyandu dalam membina kesehatan
masyarakat berupa pemberian imunisasi, penimbangan bayi, pemberian gizi bayi
dan informasi kesehatan kepada masyarakat. Posyandu juga membina kader-kader
kesehatan masyarakat yang akan terus menerus mengawasi kondisi kesehatan
masyarakat di sekitarnya.
590
592
594
596
598
600
602
2009
594
Jum
lah
Posy
andu
(Uni
t)
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 36
1. Sarana Kesehatan
1.1. Posyandu
Jumlah posyandu untuk tahun 2014 mengalami penurunan 8 unit dari tahun 2013
sebanyak 602 unit menjadi 594 unit pada tahun 2014. Jumlah posyandu sejak
tahun 2009 selalu meningkat sampai dengan tahun 2013 dan mengalamani
penurunan pada tahun 2014. Keberadaan posyandu umumnya berada pada
tingkat RW. Hampir semua RW yang ada di wilayah Kota Surakarta telah
memiliki posyandu sebagai ujung tombak unit pelayanan kesehatan berbasis
kemasyarakatan.
Gambar 11. Perkembangan Posyandu di Surakarta
Dengan data ini terlihat partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan
mandiri cukup tinggi, ini terbukti dengan jumlah posyandu aktif sebesar 594 unit
yang tersebar di 51 kelurahan. Kegiatan posyandu dalam membina kesehatan
masyarakat berupa pemberian imunisasi, penimbangan bayi, pemberian gizi bayi
dan informasi kesehatan kepada masyarakat. Posyandu juga membina kader-kader
kesehatan masyarakat yang akan terus menerus mengawasi kondisi kesehatan
masyarakat di sekitarnya.
2010 2011 2012 2013 2014
599600
601602
594
Tahun
POSYANDU
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 36
1. Sarana Kesehatan
1.1. Posyandu
Jumlah posyandu untuk tahun 2014 mengalami penurunan 8 unit dari tahun 2013
sebanyak 602 unit menjadi 594 unit pada tahun 2014. Jumlah posyandu sejak
tahun 2009 selalu meningkat sampai dengan tahun 2013 dan mengalamani
penurunan pada tahun 2014. Keberadaan posyandu umumnya berada pada
tingkat RW. Hampir semua RW yang ada di wilayah Kota Surakarta telah
memiliki posyandu sebagai ujung tombak unit pelayanan kesehatan berbasis
kemasyarakatan.
Gambar 11. Perkembangan Posyandu di Surakarta
Dengan data ini terlihat partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan
mandiri cukup tinggi, ini terbukti dengan jumlah posyandu aktif sebesar 594 unit
yang tersebar di 51 kelurahan. Kegiatan posyandu dalam membina kesehatan
masyarakat berupa pemberian imunisasi, penimbangan bayi, pemberian gizi bayi
dan informasi kesehatan kepada masyarakat. Posyandu juga membina kader-kader
kesehatan masyarakat yang akan terus menerus mengawasi kondisi kesehatan
masyarakat di sekitarnya.
POSYANDU
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 37
1.2. Puskesmas
Jumlah Puskemas Induk pada tahun 2014 tidak mengalami peningkatan dibanding
tahun 2013yaitu 17 unit. Demikian juga dengan puskesmas keliling dibandingkan
dengan tahun 2013 tidak mengalami peningkatan yakni 17 unit puskesmas
keliling. Untuk Puskemas Pembantu (Pustu) dibandingkan dengan tahun 2013,
pada tahun 2014 ini juga masih sama jumlahnya, yaitu 26 unit puskesmas
pembantu. Daftar puskesmas, wilayah kelurahan, dan alamatnya pada tahun 2014
seperti tabel di bawah ini :
Tabel 12. Puskesmas di Kota Surakarta
No. NAMA TEMPAT ALAMAT KECAMATAN Telp
1 PajangJl. Sidoluhur no. 29 Rt 03/IVSonggalan Pajang Laweyan 0271 - 714594
2 PenumpingJl. Kiageng Manger Gg.IIPenumping Laweyan 0271 - 714832
3 PurwosariJl. Flamboyan Dalam no. 2 Rt002/XI Purwosari Laweyan 0271 - 716333
4 Kratonan Jl. Pringgodani no. 34 Kratonan Serengan 0271 - 6555395 Jayengan Kartopuran RT 12/V Jayengan Serengan 0271 - 6412576 Gajahan Jl. Veteran no. 46 Gajahan Pasar Kliwon 0271 - 6540777 Sangkrah Jl. S. Indragiri RT 04/I Sangkrah Pasar Kliwon 0271 - 655061
8 SibelaSibela Timur no. 1 PerumMojosongo Jebres 0271 - 854252
9 PurwodiningratanJl. Suryo no. 49Purwodiningratan Jebres 0271 - 647545
10 Ngoresan Jl. Kartika IV no. 2 RT 03/18 Jebres 0271 - 646919
11 PucangsawitJl. Waringin no. 1 RT 03/13Pucangsawit Jebres 0271 - 648990
12 BanyuanyarJl. Bone Utara no. 38Banyuanyar Banjarsari 0271 - 719313
13 Manahan Jl. Srigunting VII / 11 Manahan Banjarsari 0271 - 719313
14 NusukanJl. Sriwijaya Utara III / 5Nusukan Banjarsari 0271 - 717736
15 Gilingan Bibis Wetan RT 03/19 Gilingan Banjarsari 0271 - 63702516 Setabelan Jl. D.I. Panjaitan no. 5 Setabelan Banjarsari 0271 - 641033
17 GambirsariJl. Kelud Barat RT 06 /13Kadipiro Banjarsari 0271 - 857376
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (data per Desember 2014)
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 38
Jumlah seluruh posyandu dan puskesmasdi Surakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 13. Jumlah Posyandu dan Puskesmas di Kota Surakarta (Unit)
NoSarana
Kesehatan Tahun2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Posyandu 594 599 600 601 602 594
2 Puskesmas
a). Induk 17 17 17 17 17 17
b). Pembantu 25 25 25 25 26 26
c). Keliling 17 17 17 17 17 17
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 12. Perkembangan Puskesmas Kota Surakarta
1.3 Rumah Sakit
Data Rumah Sakit Umum Pemerintah untuk type A sebanyak 1 unit (RS
Moewardi) dan rumah sakit tipe C sebanyak 1 unit. Untuk rumah sakit umum
swasta, Kota Surakarta memiliki rumah sakit tipe B sebanyak 3 unit. Untuk rumah
sakit khusus tahun 2014 terdapat 4 unit.
0 5 10 15 20 25 30
2009
2010
2011
2012
2013
2014
c). Keliling
b). Pembantu
a). Induk
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 39
Tabel 14. Jumlah Rumah Sakit Menurut Tipe Rumah Sakit (Unit)
Tipe Rumah SakitTahun
2009 2010 2011 2012 2013 2014a. Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD)
1). Tipe A 1 1 1 1 1 1
2). Tipe B 0 0 0 0 0 0
3). Tipe C 0 0 0 0 1 1
4). Tipe D 2 0 1 1 0 0
b. Rumah Sakit Umum
Swasta
1). Tipe A 0 0 0 0 0 0
2). Tipe B 1 0 1 2 3 3
3). Tipe C 8 0 7 5 3 2
4). Tipe D 2 0 1 1 1 1
c. Rumah Sakit Khusus 3 0 3 4 4 4Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (data perDesember 2014)
2. Sarana Industri, Distribusi Obat dan Alat Kesehatan
Secara umum sarana industri kesehatan pada tahun 2014 meningkat jumlahnya
dibanding dengan tahun 2013, yaitu apotek sebanyak 166 unit, dan pedagang
besar farmasi sebanyak 33 unit. Sedangkan yang mengalami penurunan adalah
toko obat jumlah sebanyak 22 unit di tahun 2013 menjadi 20 unit di tahun 2014.
Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini.
Tabel 15. Jumlah Pedagang Farmasi di Kota Surakarta (Unit)
Tipe Pedagang farmasiTahun
2009 2010 2011 2012 2013 2014a. Pedagang Besar Farmasi 34 48 49 39 31 33b. Pedagang Besar Narkotika 0 0 0 0 0c. Apotik 138 143 150 161 162 166
d. Toko Obat 0 0 20 21 22 20Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (Desember 2014)
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 40
3. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan disini terdiri dari tenaga dokter, keperawatan, gizi, farmasi
teknis medis, kesehatan masyarakat, dan sanitasi. Secara umum jumlah tenaga
kesehatan dari tahun 2013 sampai dengan 2014 menurun, dibandingkan tahun
2013, jumlah tenaga kesehatan tahun 2014 menurun dari 4.416 tenaga kesehatan
menjadi 4262 tenaga kesehatan.
Tabel 16. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Surakarta (Orang)
No Tenaga KesehatanTahun
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Dokter Umum 279 279 424 480 342 362
2 Dokter Spesialis 364 364 140 298 207 308
3 Dokter Gigi 66 66 68 85 81 109
4 Perawat 2.019 2.019 1.944 2.634 2531 2309
5 Bidan 273 273 338 430 358 296
6Ahli KesehatanMasyarakat 53 53 81 115 134 134
7 Apoteker 83 83 151 237 331 313
8 Ahli Gizi 63 63 76 89 72 84
9 Analis Laboratorium 162 162 168 266 252 25210 Ahli Rontgen 57 57 58 65 68 61
11 Mantri Kesehatan 0 0 - 0 0 0
12Ahli PenyehatanLingkungan 42 42 76 42 40
34
Total 3461 3461 3524 4741 4416 4262Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Untuk tahun 2014 jumlah tenaga dokter yang ada di wilayah Surakarta
mengalami kenaikan dari sisi jumlah, Tahun 2013 jumlah dokter sebanyak 630
dokter menjadi 779 di tahun 2014. Adapun tenaga Perawat mengalami penurunan
dari 2.531 di tahun 2013 menjadi 2.309 di tahun 2014.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 41
C. Pendidikan
1. Sarana Pendidikan
Kualitas pendidikan yang memadai diperlukan penduduk untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka. Tingginya permintaan jasa pendidikan
menuntut tersedianya penyelenggara pendidikan yang makin bermutu.
Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
ini didasarkan kepada pemikiran bahwa pendidikan tidak sekedar menyiapkan
peserta didik agar mampu masuk dalam pasaran kerja, namun lebih dari itu,
pendidikan merupakan salah satu pembangunan watak bangsa (national character
building), seperti kejujuran, keadilan, keikhlasan, kesederhanaan dan keteladanan.
Dengan meningkatnya pendapatan penduduk dan semakin majunya ilmu
pengetahuan, maka masyarakat mulai menuntut adanya peningkatan sarana dan
mutu pendidikan.Pemerintah beserta pihak swasta harus mampu memenuhi
kebutuhan pendidikan tinggi yang berkualitas. Untuk itu beberapa upaya
pemerintah telah banyak dilakukan antara lain pengadaan sarana dan peralatan
belajar, penyempurnaan kurikulum, penataran guru, dan perbaikan gedung
sekolah dasar.
Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan bagi anak-anaknya cukup
tinggi. Dilihat selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2009 sampai sekarang
jumlah siswa TK mengalami kenaikan dari tahun 2009 ke tahun 2010 dan
sebaliknya mengalami penurunan di tahun 2011. Namun demikian jika
dibandingkan dengan tahun 2012, tahun 2013 mengalami peningkatan jumlah
siswa sebanyak 3063 siswa.Tahun 2014 jumlah siswa mengalami penurunan
kembali sebanyak 8149 siswa.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 42
Tabel 17. Jumlah Sekolah TK, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa
No Taman Kanak-kanak(TK)
TahunKet2009 2010 2011 2012 2013 2014
1Jumlah Sekolah
a) Negeri 2 2 2 2 2 2 buah
b) Swasta 286 286 280 280 280 293 buah
2Jumlah Siswa
a) Negeri 245 234 242 207 214 132 orang
b) Swasta 15.091 15.362 14.836 14.429 17485 9304 orang
3Jumlah Guru
a) Negeri 18 17 17 17 16 18 orang
b) Swasta 1.165 2.413 1.208 1550 1292 1002 orang
4Rasio Guru:Siswa
a) Negeri 7,30% 7,30% 7,00% 8,20% 7,50% 13,64% %
b) Swasta 7,70% 15,70% 8,10% 10,70% 7,39% 10,77% %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 13. Grafik jumlah Sekolah TK, Siswa dan Guru
- 5,000
2009
2010
2011
2012
2013
2014
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 42
Tabel 17. Jumlah Sekolah TK, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa
No Taman Kanak-kanak(TK)
TahunKet2009 2010 2011 2012 2013 2014
1Jumlah Sekolah
a) Negeri 2 2 2 2 2 2 buah
b) Swasta 286 286 280 280 280 293 buah
2Jumlah Siswa
a) Negeri 245 234 242 207 214 132 orang
b) Swasta 15.091 15.362 14.836 14.429 17485 9304 orang
3Jumlah Guru
a) Negeri 18 17 17 17 16 18 orang
b) Swasta 1.165 2.413 1.208 1550 1292 1002 orang
4Rasio Guru:Siswa
a) Negeri 7,30% 7,30% 7,00% 8,20% 7,50% 13,64% %
b) Swasta 7,70% 15,70% 8,10% 10,70% 7,39% 10,77% %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 13. Grafik jumlah Sekolah TK, Siswa dan Guru
5,000 10,000 15,000 20,000
Jumlah Guru
Jumlah Siswa
Jumlah Sekolah
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 42
Tabel 17. Jumlah Sekolah TK, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa
No Taman Kanak-kanak(TK)
TahunKet2009 2010 2011 2012 2013 2014
1Jumlah Sekolah
a) Negeri 2 2 2 2 2 2 buah
b) Swasta 286 286 280 280 280 293 buah
2Jumlah Siswa
a) Negeri 245 234 242 207 214 132 orang
b) Swasta 15.091 15.362 14.836 14.429 17485 9304 orang
3Jumlah Guru
a) Negeri 18 17 17 17 16 18 orang
b) Swasta 1.165 2.413 1.208 1550 1292 1002 orang
4Rasio Guru:Siswa
a) Negeri 7,30% 7,30% 7,00% 8,20% 7,50% 13,64% %
b) Swasta 7,70% 15,70% 8,10% 10,70% 7,39% 10,77% %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 13. Grafik jumlah Sekolah TK, Siswa dan Guru
Jumlah Guru
Jumlah Siswa
Jumlah Sekolah
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 43
Gambar 14. Rasio Guru : Siswa TK
Pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Dari Tahun 2009 sampai dengan
tahun 2014 jumlah sekolah negeri dan swasta untuk jenjang SD didominasi
oleh pendidikan Negeri. Tahun 2014 dominasi sekolah negeri sebesar 70,9 %
dimana jumlah SD negeri terdapat 182 unit sekolah dan swasta hanya 84 unit
(29,1%). Jumlah murid SD Negeri sebanyak 39.692 orang dan SD swasta
25.564 orang. Jumlah guru SD negeri sebanyak 2.355 guru sehingga tingkat
rasio guru terhadap murid sebesar 5,94 %. Sedangkan jumlah guru SD swasta
sebanyak 1.555guru. Dengan demikian maka tingkat rasio guru dan siswa
sebesar 6,08%.
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
2009 2010
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 43
Gambar 14. Rasio Guru : Siswa TK
Pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Dari Tahun 2009 sampai dengan
tahun 2014 jumlah sekolah negeri dan swasta untuk jenjang SD didominasi
oleh pendidikan Negeri. Tahun 2014 dominasi sekolah negeri sebesar 70,9 %
dimana jumlah SD negeri terdapat 182 unit sekolah dan swasta hanya 84 unit
(29,1%). Jumlah murid SD Negeri sebanyak 39.692 orang dan SD swasta
25.564 orang. Jumlah guru SD negeri sebanyak 2.355 guru sehingga tingkat
rasio guru terhadap murid sebesar 5,94 %. Sedangkan jumlah guru SD swasta
sebanyak 1.555guru. Dengan demikian maka tingkat rasio guru dan siswa
sebesar 6,08%.
2010 2011 2012 2013 2014
a) Negeri
b) Swasta
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 43
Gambar 14. Rasio Guru : Siswa TK
Pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Dari Tahun 2009 sampai dengan
tahun 2014 jumlah sekolah negeri dan swasta untuk jenjang SD didominasi
oleh pendidikan Negeri. Tahun 2014 dominasi sekolah negeri sebesar 70,9 %
dimana jumlah SD negeri terdapat 182 unit sekolah dan swasta hanya 84 unit
(29,1%). Jumlah murid SD Negeri sebanyak 39.692 orang dan SD swasta
25.564 orang. Jumlah guru SD negeri sebanyak 2.355 guru sehingga tingkat
rasio guru terhadap murid sebesar 5,94 %. Sedangkan jumlah guru SD swasta
sebanyak 1.555guru. Dengan demikian maka tingkat rasio guru dan siswa
sebesar 6,08%.
a) Negeri
b) Swasta
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 44
Tabel 18. Jumlah Sekolah SD, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa
NoSekolah Dasar
(SD)Tahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 2014
1
Jumlah Sekolah 267 270 271 267 267 266
a) Negeri 190 193 193 193 193 182 buah
b) Swasta 77 77 78 74 74 84 buah
2
Jumlah Siswa
a) Negeri 44.563 43.492 43.308 42.763 41.365 39.692 orang
b) Swasta 22.249 22.961 22.908 24.081 24.485 25.564 orang
3
Jumlah Guru
a) Negeri 2.379 2.425 2.466 2.481 2.405 2.356 orang
b) Swasta 1.346 1.399 1.420 1.484 1.615 1.555 orang
4
Rasio Guru:Siswa
a) Negeri 5,30 5,60 5,70 5,80 5,80 5,94 %
b) Swasta 6,00 6,10 6,20 6,20 6,60 6,08 %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 15. Grafik jumlah Sekolah SD, Siswa dan Guru
- 20,000 40,000 60,000 80,000
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah Guru
Jumlah Siswa
Jumlah Sekolah
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 45
Gambar 16. Rasio Guru : Siswa SD
Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), Jumlah sekolah negeri
dan swasta untuk jenjang SMP didominasi oleh pendidikan swasta sebesar 62 %
dimana pada tahun 2014 jumlah SMP swasta berjumlah 44 sedangkan jumlah
SMP Negeri sebanyak 27 unit. Tetapi jika dibandingkan dengan jumlah murid
yang masuk, maka jumlah murid SMP Negeri jauh lebih banyak yang masuk ke
sekolah negeri dengan porsi untuk SMP Negeri hingga 56 % pada tahun 2014. Hal
ini menunjukkan bahwa sekolah lanjutan negeri masih lebih diminati oleh
masyarakat dibandingkan dengan sekolah swasta.
Tahun 2014 rasio guru terhadap siswa SMP Negeri sebesar 6,73%
sedangkan untuk SMP swasta sebesar 8,31 %.
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
2009 2010
5.30 5.606.00 6.10
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 45
Gambar 16. Rasio Guru : Siswa SD
Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), Jumlah sekolah negeri
dan swasta untuk jenjang SMP didominasi oleh pendidikan swasta sebesar 62 %
dimana pada tahun 2014 jumlah SMP swasta berjumlah 44 sedangkan jumlah
SMP Negeri sebanyak 27 unit. Tetapi jika dibandingkan dengan jumlah murid
yang masuk, maka jumlah murid SMP Negeri jauh lebih banyak yang masuk ke
sekolah negeri dengan porsi untuk SMP Negeri hingga 56 % pada tahun 2014. Hal
ini menunjukkan bahwa sekolah lanjutan negeri masih lebih diminati oleh
masyarakat dibandingkan dengan sekolah swasta.
Tahun 2014 rasio guru terhadap siswa SMP Negeri sebesar 6,73%
sedangkan untuk SMP swasta sebesar 8,31 %.
2010 2011 2012 2013 2014
5.60 5.70 5.80 5.80 5.946.10 6.20 6.20
6.606.08
a) Negeri
b) Swasta
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 45
Gambar 16. Rasio Guru : Siswa SD
Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), Jumlah sekolah negeri
dan swasta untuk jenjang SMP didominasi oleh pendidikan swasta sebesar 62 %
dimana pada tahun 2014 jumlah SMP swasta berjumlah 44 sedangkan jumlah
SMP Negeri sebanyak 27 unit. Tetapi jika dibandingkan dengan jumlah murid
yang masuk, maka jumlah murid SMP Negeri jauh lebih banyak yang masuk ke
sekolah negeri dengan porsi untuk SMP Negeri hingga 56 % pada tahun 2014. Hal
ini menunjukkan bahwa sekolah lanjutan negeri masih lebih diminati oleh
masyarakat dibandingkan dengan sekolah swasta.
Tahun 2014 rasio guru terhadap siswa SMP Negeri sebesar 6,73%
sedangkan untuk SMP swasta sebesar 8,31 %.
a) Negeri
b) Swasta
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 46
Tabel 19. Jumlah Sekolah SLTP, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa
No SLTP
Tahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 2014
1
Jumlah Sekolah
a) Negeri 27 27 27 27 27 27 buah
b) Swasta 45 45 47 45 45 44 buah
2
Jumlah Siswa
a) Negeri 18.901 18.830 18.199 17.526 17.409 18.027 orang
b) Swasta 14.713 14.772 14.321 13.738 14.401 14.119 orang
3
Jumlah Guru
a) Negeri 1.326 1.341 1.293 1.278 1.154 1213 orang
b) Swasta 1.149 1.176 1.138 1.169 1.223 1173 orang
4
Rasio Guru:Siswa
a) Negeri 7,00 7,10 7,10 7,30 6,60 6,73 %
b) Swasta 7,80 8,00 7,90 8,50 8,50 8,31 %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 17. Grafik Jumlah Sekolah SLTP, Siswa dan Guru
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
2009 2010
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 46
Tabel 19. Jumlah Sekolah SLTP, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa
No SLTP
Tahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 2014
1
Jumlah Sekolah
a) Negeri 27 27 27 27 27 27 buah
b) Swasta 45 45 47 45 45 44 buah
2
Jumlah Siswa
a) Negeri 18.901 18.830 18.199 17.526 17.409 18.027 orang
b) Swasta 14.713 14.772 14.321 13.738 14.401 14.119 orang
3
Jumlah Guru
a) Negeri 1.326 1.341 1.293 1.278 1.154 1213 orang
b) Swasta 1.149 1.176 1.138 1.169 1.223 1173 orang
4
Rasio Guru:Siswa
a) Negeri 7,00 7,10 7,10 7,30 6,60 6,73 %
b) Swasta 7,80 8,00 7,90 8,50 8,50 8,31 %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 17. Grafik Jumlah Sekolah SLTP, Siswa dan Guru
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Sekolah
Jumlah Siswa
Jumlah Guru
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 46
Tabel 19. Jumlah Sekolah SLTP, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa
No SLTP
Tahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 2014
1
Jumlah Sekolah
a) Negeri 27 27 27 27 27 27 buah
b) Swasta 45 45 47 45 45 44 buah
2
Jumlah Siswa
a) Negeri 18.901 18.830 18.199 17.526 17.409 18.027 orang
b) Swasta 14.713 14.772 14.321 13.738 14.401 14.119 orang
3
Jumlah Guru
a) Negeri 1.326 1.341 1.293 1.278 1.154 1213 orang
b) Swasta 1.149 1.176 1.138 1.169 1.223 1173 orang
4
Rasio Guru:Siswa
a) Negeri 7,00 7,10 7,10 7,30 6,60 6,73 %
b) Swasta 7,80 8,00 7,90 8,50 8,50 8,31 %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 17. Grafik Jumlah Sekolah SLTP, Siswa dan Guru
Jumlah Sekolah
Jumlah Siswa
Jumlah Guru
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 47
Gambar 18. Rasio Guru :Siswa SLTP
Untuk Sekolah SMU jumlah sekolah negeri tidak mengalami perubahan,
sedangkan jumlah sekolah swasta bertambah menjadi 26 pada tahun 2014. Jumlah
murid dan jumlah guru secara umum mengalami penurunan. Jumlah siswa SMU
tahun 2014 mengalami penurunan untuk SMU negeri, dan untuk SMU swasta
mengalami kenaikan. Sedangkan jumlah guru SMU tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 3,2%.
Tabel 20. Jumlah Sekolah SMU, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa
No SMUTahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 2014
1
Jumlah Sekolah
a) Negeri 8 8 8 8 8 8 buah
b) Swasta 30 29 25 25 25 26 buah
2
Jumlah Siswa
a) Negeri 8.855 8.508 7.178 7.855 7.695 6.724 orang
b) Swasta 10.408 10.003 8.252 9.301 8.125 8.278 orang
3
Jumlah Guru
a) Negeri 687 695 595 671 605 599 orang
b) Swasta 931 929 765 797 816 798 orang
4
Rasio Guru:Siswa
a) Negeri 7,80 8,20 8,30 8,50 7,80 8,91 %
b) Swasta 8,90 9,30 9,30 8,60 10,00 9,64 %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (data perDesember 2014)
0.00 2.00
2009
2010
2011
2012
2013
2014
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 47
Gambar 18. Rasio Guru :Siswa SLTP
Untuk Sekolah SMU jumlah sekolah negeri tidak mengalami perubahan,
sedangkan jumlah sekolah swasta bertambah menjadi 26 pada tahun 2014. Jumlah
murid dan jumlah guru secara umum mengalami penurunan. Jumlah siswa SMU
tahun 2014 mengalami penurunan untuk SMU negeri, dan untuk SMU swasta
mengalami kenaikan. Sedangkan jumlah guru SMU tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 3,2%.
Tabel 20. Jumlah Sekolah SMU, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa
No SMUTahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 2014
1
Jumlah Sekolah
a) Negeri 8 8 8 8 8 8 buah
b) Swasta 30 29 25 25 25 26 buah
2
Jumlah Siswa
a) Negeri 8.855 8.508 7.178 7.855 7.695 6.724 orang
b) Swasta 10.408 10.003 8.252 9.301 8.125 8.278 orang
3
Jumlah Guru
a) Negeri 687 695 595 671 605 599 orang
b) Swasta 931 929 765 797 816 798 orang
4
Rasio Guru:Siswa
a) Negeri 7,80 8,20 8,30 8,50 7,80 8,91 %
b) Swasta 8,90 9,30 9,30 8,60 10,00 9,64 %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (data perDesember 2014)
2.00 4.00 6.00 8.00 10.00
b) Swasta
a) Negeri
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 47
Gambar 18. Rasio Guru :Siswa SLTP
Untuk Sekolah SMU jumlah sekolah negeri tidak mengalami perubahan,
sedangkan jumlah sekolah swasta bertambah menjadi 26 pada tahun 2014. Jumlah
murid dan jumlah guru secara umum mengalami penurunan. Jumlah siswa SMU
tahun 2014 mengalami penurunan untuk SMU negeri, dan untuk SMU swasta
mengalami kenaikan. Sedangkan jumlah guru SMU tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 3,2%.
Tabel 20. Jumlah Sekolah SMU, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa
No SMUTahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 2014
1
Jumlah Sekolah
a) Negeri 8 8 8 8 8 8 buah
b) Swasta 30 29 25 25 25 26 buah
2
Jumlah Siswa
a) Negeri 8.855 8.508 7.178 7.855 7.695 6.724 orang
b) Swasta 10.408 10.003 8.252 9.301 8.125 8.278 orang
3
Jumlah Guru
a) Negeri 687 695 595 671 605 599 orang
b) Swasta 931 929 765 797 816 798 orang
4
Rasio Guru:Siswa
a) Negeri 7,80 8,20 8,30 8,50 7,80 8,91 %
b) Swasta 8,90 9,30 9,30 8,60 10,00 9,64 %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (data perDesember 2014)
b) Swasta
a) Negeri
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 48
Gambar 19. Grafik jumlah Sekolah SMU, Siswa, dan Guru
Gambar 20. Rasio Guru : Siswa SMU
Di Kota Surakarta selain SMU, sekolah kejuruan juga menjadi alternatif
masyarakat yang ingin memberikan pendidikan bagi putra-putrinya. Jika
dibandingkan dengan SMU, minat masyarakat hampir berimbang untuk
menyekolahkan anaknya ke SMK. Selain memberikan pengetahuan umum
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
18,000
20,000
2009 2010
0.00 2.00
2009
2010
2011
2012
2013
2014
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 48
Gambar 19. Grafik jumlah Sekolah SMU, Siswa, dan Guru
Gambar 20. Rasio Guru : Siswa SMU
Di Kota Surakarta selain SMU, sekolah kejuruan juga menjadi alternatif
masyarakat yang ingin memberikan pendidikan bagi putra-putrinya. Jika
dibandingkan dengan SMU, minat masyarakat hampir berimbang untuk
menyekolahkan anaknya ke SMK. Selain memberikan pengetahuan umum
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Sekolah
Jumlah Siswa
Jumlah Guru
2.00 4.00 6.00 8.00 10.00
b) Swasta
a) Negeri
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 48
Gambar 19. Grafik jumlah Sekolah SMU, Siswa, dan Guru
Gambar 20. Rasio Guru : Siswa SMU
Di Kota Surakarta selain SMU, sekolah kejuruan juga menjadi alternatif
masyarakat yang ingin memberikan pendidikan bagi putra-putrinya. Jika
dibandingkan dengan SMU, minat masyarakat hampir berimbang untuk
menyekolahkan anaknya ke SMK. Selain memberikan pengetahuan umum
Jumlah Sekolah
Jumlah Siswa
Jumlah Guru
b) Swasta
a) Negeri
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 49
sekolah kejuruan juga memberikan pendidikan ketrampilan yang mencukupi
sehingga lulusan SMK dapat bersaing di dunia usaha. Bisa dilihat di tahun
2014, dengan jumlah sekolah 46 buah, SMK mempunyai jumlah siswa
sebanyak 25.169 orang, bila dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami
kenaikan sekitar 11,2%.
Tabel 21. Jumlah Sekolah SMK, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa
No SMKTahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 2014
1
Jumlah Sekolaha) Negeri 9 9 9 9 9 9 buah
b) Swasta 38 38 38 37 37 40 buah
2
Jumlah Siswaa) Negeri 8.746 9.827 8.924 8.841 11.591 11.411 orang
b) Swasta 14.258 14.542 12.289 13.510 13.578 12.912 orang
3
Jumlah Gurua) Negeri 786 1.029 759 935 953 967 orang
b) Swasta 1.192 1.047 1.112 1.182 1.238 1.252 orang
4
Rasio Guru:Siswaa) Negeri 9,00 10,47 8,51 10,58 8,22 8,47 %
b) Swasta 8,40 7,20 9,05 8,75 9,12 9,70 %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 21. Grafik Jumlah Sekolah SMK, Siswa, dan Guru.
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Sekolah
Jumlah Siswa
Jumlah Guru
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 50
Gambar 22. Rasio Guru : Siswa SMK
Gambar 22. Distribusi Sekolah Pendidikan Dasar dan Menengah
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
2009
2010
2011
2012
2013
2014
b) Swasta
a) Negeri
Distribusi Sekolah Pendidikan Dasar & Menengah
TKSDSMPSMUSMK
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 51
D. Kesejahteraan
1. Penduduk Rawan Sosial
Perkembangan jumlah penduduk yang berstatus rawan sosial seperti fakir miskin,
balita telantar, penyandang cacat, dan lain-lain dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 22. Jumlah Penduduk Rawan Sosial di Kota Surakarta (Orang)
NoTipe Kerawanan
SosialTahun
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Fakir Miskin 32.196 18.290 17.157 32.803 41.763 5.988
2 Balita Terlantar 325 372 25 24 45 22
3 Anak Terlantar 656 531 67 58 96 115
4 Lanjut Usia Terlantar 748 745 539 541 613 318
5 Gepeng 167 63 45 43 84 107
6 Penyandang Cacat 1.491 2.073 1.403 - 1.878 1.439
7 Yatim/Piatu - - - - - -
8 Panti Jompo 3 3 173 - - -
9Tempat rehabilitasiSosial
2 4 209 26 - -
10 Jumlah Pekerja Sosial 255 260 68 360 - -
11Jumlah PenderitaHIV/AIDS
34 - 161 186 - -
12Jumlah PenderitaNarkoba
225 147 0 - - -
Sumber : Dinas Disnakertrans (data perDesember 2014)
Jika dilihat perkembangannya tampak bahwa jumlah keluarga fakir
miskin di Kota Surakarta dari tahun 2009 hingga tahun 2014 berfluktuasi dari
tahun ke tahun. Dari tahun 2009 sampai tahun 2011 secara terus menerus
mengalami penurunan, namun sejak tahun 2012 hingga sekarang tahun 2013
mengalami kenaikkan cukup besar. Angka balita terlantar, dan lanjut usia
terlantar mengalami penurunan cukup siginifikan pada tahun 2014, yaitu 22
balita terlantar dan 318 lanjut usia terlantar. Sedangkan anak terlantar mengalami
kenaikan manjadi 115 anak terlantar.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 52
Gambar 23. Grafik Jumlah Fakir Miskin
E. Keagamaan
Pemeluk agama di Kota Surakarta cukup beragam. Pemeluk agama Islam
masih dominan dengan jumlah 73,12%. Sedangkan pemeluk agama Kristen dan
Katolik menempati urutan kedua dan ketiga masing-masing 13,79 % dan 12,1 %.
Untuk pemeluk agama yang lain jumlahnya sangat kecil, yaitu di bawah 1%.
Tabel 23. Jumlah Pemeluk Agama dan Jumlah Sarana Ibadah
Keterangan Tahun1. Jumlah Pemeluk Agama (Orang)
2009 2010 2011 2012 2013 2014a. Islam 438.421 438.421 414.815 442.654 442.654 442.654
b. Kristen 72.682 72.682 78.327 75.363 83.519 83.519
c. Katolik 80.379 80.379 41.251 71.981 73.275 73.289
d. Hindu 3.926 3.926 422 1.332 1.283 1.283
e. Budha 361 361 1.521 3.610 3.610 3.610
f. Konghucu 0 0 111 32 500 500
g. Lainnya 0 0 13 9 9
32,196
18,290 17,157
32,803
41,763
5,988
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Fakir Miskin
Fakir Miskin
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 53
2. Sarana Ibadah (Buah)2009 2010 2011 2012 2013 2014
1). Mesjid 505 502 601 525 562 166
2). Langgar/ Mushola 214 307 232 214 216 255
4). Gereja Kristen 166 166 195 166 166 195
5) Gereja Katolik/ Kapel 17 8 9 17 17 9
6). Pura/Kuil/ Sanggah 2 4 3 2 2 37). Vihara/Cetya/Klenteng
10 12 8 6 8 7
Sumber : Bagian Administrasi Kesra Setda Kota Surakarta ( data perDesember 2014)
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 54
BAB V
SUMBER DAYA ALAM
A. Pertanian
Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, mengalami
pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini
mengakibatkan luas lahan produktif pertanian setiap tahun menurun. Penurunan
ini disebabkan beralih fungsinya lahan sawah menjadi daerah pemukiman dan
lahan usaha. Meskipun demikian, adanya teknologi pertanian yang lebih maju
seperti dalam bibit unggul dan pupuk menyebabkan produksi gabah dan beras
tetap meningkat meskipun luas lahan pertanian berkurang.
Area pertanian di Kota Surakarta sebagian besar digunakan untuk
menanam padi dan singkong dan umbi-umbian. Berikut ini data yang
menggambarkan volume produksi sector pertanian.
Tabel 24. Potensi Pertanian di Kota Surakarta
PotensiTahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 2014Padi1) Luas Areal Produksi(Panen) 265,00 240,00 133,00 96,00 201,00 171 ha2) Jumlah produksi Gabah 1351,00 1272,00 732,00 825,10 1322,05 924 ton
3) Produksiberas 770,00 725,00 417,00 470,31 740,32data belum
tersedia tonSingkong dan Umbi-Umbian1) Luas Areal Produksi(Panen) 17 12 13 0 13
data belumtersedia ha
2) Jumlah produksi 170 144 76 0 91,6data belum
tersedia ton
Sumber : Dinas Pertanian Kota Surakarta (data perDesember 2014)
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 55
Produksi beras Tahun 2014 mengalami penurunan cukup besar. Dari 1322,05 ton
di tahun 2013 menjadi 924 ton di tahun 2014 ini, demikian juga luas area produksi
menurun dari 201 ha di tahun 2013 menjadi 171 ha di tahun 2014. Tahun 2013
produksi beras per hektarnya sebesar 3,68 ton/ha, sedangkan tahun 2014 produksi
beras belum diketahui.
Sektor pertanian di Kota Surakarta juga diwarnai adanya produksi
perikanan darat (sungai dan kolam) dengan jumlah luasan yang diusahakan 1.89
ha. Luasan ini sejak 5 tahun terakhir hamper sama. Hasilkan yang dapat dipanen
tahun 2014 sebanyak 67.32 ton. Jumlah ini meningkat 29,03 ton dibanding tahun
2013 yang menghasilan 38,29 ton.
Tabel 25. Produksi Perikanan Kota Surakarta
PerikananTahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 20141) Kolama. Luas 0,55 0,06 0,55 0,6 0,6 1,89 hab. Jumlahproduksi 6,74 9 13,37 13,37 27,77 67,32 tonc. Jumlah rumah tangga produksi 216 230 230 275 275 data belum
tersedia kk2). PerikananPerairanUmum
a. Luas 89.10 89,10 89,10 89,10 89,10 8,7 hab. ProduksiRawa, Danau, Sungai 5,80 5,20 5,50 5,21 10,520 11,28 tonc. Jumlah rumah tanggaproduksi 40 40 48 48 48 75 kk
Sumber : Dinas Pertanian Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, masyarakat Kota Surakarta
memelihara beberapa hewan ternak seperti sapi potong dan sapi perah. Terjadi
trend penurunan jumlah populasi ternak sapi perah dari tahun 2013 ketahun
2014, demikian juga dengan jumlah populasi ternak sapi potong mengalami
penurunan dari tahun 2013 ketahun 2014. Penurunan paling tajam tampak untuk
sapi potong dari tahun 2010 ketahun 2011 seperti terlihat pada tabel dan grafik
di bawah ini.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 56
Tabel 26. Produksi Sapi Potong Dan Sapi Perah Kota Surakarta
A. Ternak Sapi Potong 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Ket.1) Jumlah populasi 1.635 1.679 1.025 869 891 799 ekor
2) Jumlah pemotongan pertahun
5.420 9.360 2.562 885 2996 data belumtersedia
ekor
3) Laju pertumbuhanpopulasi per tahun
3 5 7 0,3 1,02 data belumtersedia
%
4) Rata-rata kepemilikan 4 3 2 2 2 data belumtersedia
ekor
B. Ternak Sapi perah1) Jumlah populasi 133 140 156 97 70 62 ekor
2) Jumlah produksi susuper tahun
54 58 63 172.800 586.020 data belumtersedia
ribu liter
3) Laju pertumbuhanpopulasi per tahun
14 11 24 8 3,3 data belumtersedia
%
4) Rata-rata kepemilikan 17 20 22 32 17 data belumtersedia
ekor
5) Rata-rata produktivitasper ekor per hari
1 1,7 2 6 8 data belumtersedia
liter
Sumber : Dinas Pertanian Kota Surakarta (data per Desember 2014)
Gambar 24. Potensi Ternak Sapi di Kota Surakarta
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2009 2010 2011 2012 2013 2014
sapi potong
sapi perah
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 57
Gambar 24. Perbandingan volume produksi ternak di Kota Surakarta
B. Pertambangan dan Energi
Kebutuhan akan energy masyarakat Kota Surakarta sebagian besar berupa
listrik dan bahan bakar minyak (BBM). PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah
mampu memberikan pelayanan bagi seluruh rumah tangga dan perusahaan yang
ada wilayah di Surakarta. Jangkauan pelayanan listrik telah mencapai 144.151 RT
atau sekitar 97%. Sedangkan kebutuhan BBM dapat diperoleh di agen elpiji dan
SPBU. Tahun 2014 agene lpiji berjumlah 11 buah dan depo minyak tidak ada, ini
disebabkan karena program pemerintah yang mengkonversi pemakaian bahan
bakar dari minyak tanah ke gas. Selain itu juga karena tingginya harga minyak
tanah sehingga gas menjadi alternative pengganti karena harganya
terjangkau.SPBU di Kota Surakarta berjumlah 21 unit yang tersebar di 5 wilayah
kecamatan.
Produksi ternak di Kota Surakarta
ayam rasayam sayurkambingdomba
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 58
C. Lingkungan Hidup, Tata Ruang dan Pertanahan
Lingkungan hidup bagi masyarakat kota sudah menjadi kebutuhan pokok.
Disamping sebagai penyeimbang pesatnya pertumbuhan dan perkembangan kota,
juga sebagai sarana rekreasi keluarga, tempatolah raga, dan kegiatan sosial.
Kota Surakarta memiiiki area hijau berupa taman/ hutan kota sebagai paru-
paru kota dengan luas 3,45 Ha. Luas taman ini jika dthandingkan dengan luas total
kota Surakarta (44.040 Ha) hanya sebesar 0,0078%. Dengan nilai persentase ini
terlihat sangat kecil, karena itu tentunya dengan kecilnya lahan hutan kota perlu
kesadaran oleh masyarakat kota untuk berpartisipasi membantu menghijaukan
kota dengan cara menanam pohon besar / keras di halaman rumah, di kantor
maupun di tempat usaha.
Sebagai kota budaya Surakarta memiliki tempat cagar budaya sebanyak 70
buah. Cagar budaya merupakan salah satu daya tarik baik bagi wisatawan maupun
investor. Oleh karena itu, cagar budaya perlu dipelihara dan dirawat sebaik-
baiknya untuk diwariskan kepada anak-cucu sebagai generasi penerus bangsa.
Sisi lain dari lingkungan hidup adalah kualitas lingkungan yang mencakup
udara, tanah, dan air. Kasus pencemaran di Kota Surakarta pada tahun 2014
mengalami perubahan seperti tahun 2011. Jika pada tahun 2011 terjadi 7 kasus
pencemaran udara, tahun 2012 dan tahun 2013 terjadi 3 kasus pencemaran udara,
sementara di tahun 2014 pencemaran udara mengalami peningkatan menjadi 7
kasus. Tetapi untuk kasus pencemaran air naik dari 2 kasus di tahun 2013 menjadi
5 kasus di tahun 2014. Untuk pemanfaatan ruang, kawasan industry mengalami
kenaikan yang cukup tinggi. Kenaikan ini juga diikuti dengan kenaikan industri
yang telah memiliki Amdal.
Sementara itu, tanah yang bersertifikat di wilayah Kota Surakarta dengan
berbagai jenis status kepemilikan menurut Badan Pertanahan Kota Surakarta
Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 59
Tabel 27. Status Kepemilikan Tanah
NoStatus
KepemilikanTahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 20141 HakMilik 152.981 131.989 122.216 126.459 126.459 123.439 buah
2 Hak guna Bangunan 14.597 20.973 10.628 10.904 10.904 10.082 buah
3 Hak Guna Usaha - - - - - buah
4 Hak pakai 1.621 1.638 1.656 1.682 1.682 1.512 buah
5 Girik - - - - - buah
6 Hak Pengelolaan - - - - - buah
7 Hak Tanggungan - - - 15.017 15.017 15.017 buah
8 Wakaf - 467 489 502 502 502 buah
Sumber : BPN Kota Surakarta (data per Desember 2014)
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 60
BAB VI
INFRASTRUKTUR
Sarana dan prasarana fisik dasar yang baik dapat menjadi bagian penting dalam
pembangunan sektor Iainnya. Ketersediaan dengan kualitas yang baik tentunya
dapat mendorong dan memperlancar proses pembangunan ekonomi, kesehatan
dan pendidikan serta bidang lainnya secara keseluruhan.
A. Perumahan dan Permukiman
Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan semakin lengkapnya sarana
kebutuhan masyarakat, Kota Surakarta telah menjadi salah satu magnet bagi
migrasi dari daerah lain, khususnya dari beberapa kabupaten di sekitarnya.
Dengan kondisi ini permasalahan yang muncul adalah adanya kebutuhan
perumahan sangat tinggi. Untuk mengatasi kebutuhan yang tinggi sedangkan
daya tampung atau lahan kosong terbatas, maka Pemerintah Kota telah
menyediakan rumah susun sewa. Sedangkan masyarakat juga berpartisipasi
dengan menyediakan rumah sewa bagi masyarakat yang belum mampu membeli
rumah tetapi bekerja di Kota Surakarta.
B. PekerjaanUmum
Kota Surakarta merupakan kota dengan basis pertumbuhan ekonomi di
bidang perdagangan jasa dan industri. Bidang yang paling menonjol adalah
bidang perdagangan. Sektor perdagangan ini akan terus tumbuh berkembang jika
ditunjang dengan sector perhubungan dan transportasi yang memadai, karena
fungsi utama perhubungan dan transportasi ialah menjamin kelancaran hubungan
transportasi yang balk antara pusat-pusat industry dengan daerah penghasil bahan
baku dan pusat perdagangan hasil prcduksi. Tentunya hal ini hanya bisa dicapai
jika adanya jaminan kualitas dari infrastruktur jalan, jembatan, terminal, gudang
dan sarana transportasi yang baik.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 61
Tabel 28. Perkembangan Status dan Kondisi Jalan dan Jembatan
TahunKet2009 2010 2011 2012 2013 2014
1. Status Jalan 705,19a. Nasional 13 13,15 13,15 13,15 13,15 13,15 km
b. Propinsi 15 15,48 15,48 15,48 15,48 15,48 km
c. Kabupaten 204 204,32 204,32 204,32 204,22 204,22 km
d. Desa/Lokal 472 472,34 472,34 472,34 472,34 472,34 Km
2. KondisiJalana. Aspal 469 469,03 469,03 632,104 632,104 632,104 Km
b. Hotmix - - - - - 0 Km
c. Berbatu - - - - - 0 Km
d. Kerikil 98 98 98 - - 0 Km
e. Tanah 1 1,07 1,07 5,500 5,5 7,4 Km
f. Lainnya - - - 38,955 38,956 37,056 Km
3. Jembatan (Nas)a. Panjang 0,234 0,234 0,234 1,10135 1,10135 1,101 Km
b. Jumlah 20 20 20 107 107 107 buah
Sumber :Dinas PekerjaanUmum Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Sistem jaringan jalan di Kota Surakarta meliputi jalan nasional, propinsi,
kabupaten dan lokal. Perkembangan status dan kondisi jalan dan jembatan di
Kota Surakarta tahun 2014 ditampilkan pada tabel di atas serta gambar grafik di
bawah ini. Sebesar 67% jalan di Kota Surakarta tergolong jalan desa/lokal, 29%
jalan kabupaten, dan masing-masing sebesar 2% untuk jalan propinsi dan jalan
nasional.Tidak ada penambahan panjang jalan dari tahun 2013 ketahun 2014,
baik jalan nasional, propinsi, maupunjalan desa/lokal.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 62
Gambar 25. Persentase Jenis Jalan di Kota Surakarta Tahun 2014
Gambar 26. Persentase Jalan Aspal di Kota Surakarta Tahun 2014
66.98%
1.09%
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 62
Gambar 25. Persentase Jenis Jalan di Kota Surakarta Tahun 2014
Gambar 26. Persentase Jalan Aspal di Kota Surakarta Tahun 2014
1.86% 2.20%
28.96%
66.98%
a. Nasional
b. Propinsi
c. Kabupaten
d. Desa/Lokal
93.43%
1.09% 5.48%
2014
a. Aspal
b. Tanah
c. Lainnya
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 62
Gambar 25. Persentase Jenis Jalan di Kota Surakarta Tahun 2014
Gambar 26. Persentase Jalan Aspal di Kota Surakarta Tahun 2014
a. Nasional
b. Propinsi
c. Kabupaten
d. Desa/Lokal
a. Aspal
b. Tanah
c. Lainnya
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 63
C. Pariwisata
Pariwisata telah menjadi salah satu sector andalan bagi Kota Surakarta
dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah melalui pajak dan
retribusi. Indikator yang dapat menunjukkan aktivitas kepariwisataan antara lain
dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan serta rata-rata lama menginap
para wisatawan selama berkunjung di Surakarta. Untuk kunjungan wisatawan
baik domestik, tahun 2013 dan tahun 2014 cenderung meningkat. Jumlah
wisatawan tahun 2014 sebanyak 2124.762 orang.
Tabel 29. Jumlah Wisatawan di Kota Surakarta (Orang)
AsalWisatawan
Tahun2009 2010 2011 2012 2013 2014
1) Asing 12.831 - 36.127 36.127 36.127 24.1062) Domestik 530.178 718.521 1.498.237 1.498.237 1.498.237 2.124.762
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 27. Grafik Kunjungan Wisatawan Asing dan Lokal
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
2009 2010
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 63
C. Pariwisata
Pariwisata telah menjadi salah satu sector andalan bagi Kota Surakarta
dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah melalui pajak dan
retribusi. Indikator yang dapat menunjukkan aktivitas kepariwisataan antara lain
dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan serta rata-rata lama menginap
para wisatawan selama berkunjung di Surakarta. Untuk kunjungan wisatawan
baik domestik, tahun 2013 dan tahun 2014 cenderung meningkat. Jumlah
wisatawan tahun 2014 sebanyak 2124.762 orang.
Tabel 29. Jumlah Wisatawan di Kota Surakarta (Orang)
AsalWisatawan
Tahun2009 2010 2011 2012 2013 2014
1) Asing 12.831 - 36.127 36.127 36.127 24.1062) Domestik 530.178 718.521 1.498.237 1.498.237 1.498.237 2.124.762
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 27. Grafik Kunjungan Wisatawan Asing dan Lokal
2010 2011 2012 2013 2014
1) Asing
2) Domestik
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 63
C. Pariwisata
Pariwisata telah menjadi salah satu sector andalan bagi Kota Surakarta
dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah melalui pajak dan
retribusi. Indikator yang dapat menunjukkan aktivitas kepariwisataan antara lain
dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan serta rata-rata lama menginap
para wisatawan selama berkunjung di Surakarta. Untuk kunjungan wisatawan
baik domestik, tahun 2013 dan tahun 2014 cenderung meningkat. Jumlah
wisatawan tahun 2014 sebanyak 2124.762 orang.
Tabel 29. Jumlah Wisatawan di Kota Surakarta (Orang)
AsalWisatawan
Tahun2009 2010 2011 2012 2013 2014
1) Asing 12.831 - 36.127 36.127 36.127 24.1062) Domestik 530.178 718.521 1.498.237 1.498.237 1.498.237 2.124.762
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 27. Grafik Kunjungan Wisatawan Asing dan Lokal
1) Asing
2) Domestik
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 64
Objek wisata yang ada di Kota Surakarta cukup beragam, mulai dari
wisata sejarah, pendidikan, alam, belanja maupun wisata buatan/ modern.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata objek wisata ada 16 tempat yang dapat
dikunjungi oleh wisatawan, terdiri dari 10 wisata buatan dan 6 wisata budaya.
Wisata budaya seperti Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegara, Museum
Batik, dan Museum Pustaka Riyadi. Untuk wisata belanja Surakarta memiliki
pusat belanja seperti Ngarsopuro, batik Pasar Klewer, Pasar Modern SGM, PGS.
Taman rekreasi seperti Taman Satwataru Jurug, Taman Balekambang. Surakarta
juga memiliki Objek wisata Kampoeng Batik Laweyan dan Kauman yang dapat
dikategorikan wisata sejarah (bangunanKuno), wisata Belanja (outlet batik) dan
wisata pendidikan (proses membuat batik).
Tabel 30. Obyek Wisata dan Hotel di Kota Surakarta
Obyek Wisata& HotelTahun
2009 2010 2011 2012 2013 20141) Jumlah Obyek Wisata
a) Alam 0 0 0 0 0 0
b) Buatan 15 15 12 12 10 10
c) Budaya 0 d 5 5 5 6
2) Jumlah Hotela) Hotel Bintang 19 22 20 20 27 27
b) Hotel Non Bintang 106 110 131 131 115 107Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Untuk akomodasi para wisatawan yang berkunjung ke Surakarta pada
tahun 2014, Kota Surakarta memiliki 27 hotel berbintang dari bintang 1 sampai
dengan bintang 4. Sedangkan jumlah hotel non-bintang 107 buah hotel terdiri
melati I, II, dan III. Hotel non bintang mengalami penurunan 8 hotel, penurunan
ini terjadi kemungkinan karena hotel tersebut kesulitan dalam menghadapi
persaingan sesama hotel melati.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 65
D. Perhubungan dan Transportasi
Sarana dan prasarana perhubungan di Kota Surakarta tersedia dengan
cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari adanya terminal bus, terminal
petikemas, dan stasiun KA (kereta api).
Untuk angkutan jalan raya, terminal bus kelas A berjumlah 1 buah dan
kelas C sebanyak 5 unit. Alat angkut barang maupun penumpang berkembang
melalui asosiasi pengusaha kendaraan angkutan. Data selengkapnya terdapat
pada table berikut ini:
Tabel 31. Potensi Perhubungan dan Trasportasi
TERMINAL Tahun2009 2010 2011 2012 2013 2014
1) Terminal
Kelas A 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Kelas B - - - - -
Kelas C 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
2) Bus (AKAP) 400,00 391,00 387,00 387,00 387,00 170,00
3) Jumlah Jembatan Timbang - - - - -
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (data perDesember 2014)
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 66
BAB VII
INDUSTRI, PERDAGANGAN, KEUANGAN,
KOPERASI DAN INVESTASI
Penggerak ekonomi kota dimainkan oleh pihak swasta, koperasi dan usaha kecil
menengah yang banyak tersebar Kota Surakarta. Berikut ini dijabarkan
mengenai sektor industri, perdagangan, keuangan dan koperasi.
A. Industri
Sektor industri di Kota Surakarta memegang peranan cukup penting
sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi kota. Pengelompokan industry
berdasarkan jumlah tenaga kerja dibagi menjadi tiga kelompok yakni industry
besar, industry sedang, dan industry kecil dan industry rumah tangga. Industri
besar adalah industri yang menyerap 100 atau lebih pekerja, industry
sedang/menengah adalah industry dengan jumlah tenaga kerja antara 20-99
orang, sedangkan industry kecil dan rumah tangga jumlah tenaga kerjanya
kurang dari 19 orang yang umumnya berasal dari anggota keluarga.
INDUSTRI Tahun2009 2010 2011 2012 2013 2014
Industri Kecil 1.250 920 1.402 1.414 1.574 1.347Industri Menengah 190 100 101 100 100 93Industri Besar 8 19 54 55 55 67
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 67
Gambar 28. Grafik Jumlah Unit Usaha Industri Kecil, Menengah, dan Besar
Gambar 29. Grafik Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Oleh Industri Kecil,
Menengah, dan Besar
Menurut jumlahnya maka industry kecil pada tahun 2014 total
berjumlah 1.347 unit usaha dan sedangkan sector industry menengah jumlahnya
tidak banyak kurang lebih 93 unit dan sector industry besar , jumlahnya tidak
banyak yaitu 67.
-
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
2009 2010 2011
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
2009 2010 2011
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 67
Gambar 28. Grafik Jumlah Unit Usaha Industri Kecil, Menengah, dan Besar
Gambar 29. Grafik Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Oleh Industri Kecil,
Menengah, dan Besar
Menurut jumlahnya maka industry kecil pada tahun 2014 total
berjumlah 1.347 unit usaha dan sedangkan sector industry menengah jumlahnya
tidak banyak kurang lebih 93 unit dan sector industry besar , jumlahnya tidak
banyak yaitu 67.
2011 2012 2013 2014
Industri Kecil
Industri Menengah
Industri Besar
2011 2012 2013 2014
industri kecil
industri menengah
industri besar
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 67
Gambar 28. Grafik Jumlah Unit Usaha Industri Kecil, Menengah, dan Besar
Gambar 29. Grafik Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Oleh Industri Kecil,
Menengah, dan Besar
Menurut jumlahnya maka industry kecil pada tahun 2014 total
berjumlah 1.347 unit usaha dan sedangkan sector industry menengah jumlahnya
tidak banyak kurang lebih 93 unit dan sector industry besar , jumlahnya tidak
banyak yaitu 67.
Industri Menengah
industri menengah
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 68
B. Perdagangan
Untuk bidang ekonomi masyarakat Surakarta selain mengandalkan
bidang industri juga mengandalkan sector perdagangan. Jumlah unit usaha
perdagangan yang ada di kota batik ini relative banyak berkisar 1507 unit usaha.
Sektor perdagangan mampu memberikan multi efek yang besar terhadap
ekonomi masyarakat Surakarta. Hal ini dapat terlihat dari besarnya daya serap
tenaga yang dapat terserap pada tahun 2014 ini.
Gambar 30. Grafik Perkembangan Unit Usaha Perdagangan Kecil, Menengah
dan Besar
Sejak terjadi konstraksi yang sangat signifikan terhadap jumlah pedagang
akibat krisis ekonomi, perlahan namun pasti perkembangan potensi perdagangan
di Kota Surakarta dari tahun ketahu nmenunjukkan pertumbuhan sampai dengan
tahun 2014.
Seiring dengan perkembangan ekonomi Surakarta dan unit usaha
perdagangan dari tahun 2009 hingga 2014, penyerapan tenaga kerja baik
pedagang kecil, menengah maupun besar sempat mengalami pertumbuhan. Pada
tahun 2009 usaha perdagangan hanya mampu menyerap 1.856 orang tenaga
-
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
2,000
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Industri Besar
Industri Menengah
Industri Kecil
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 69
kerja, kemudian pada tahun 2014 serapan tenaga kerja meningkat menjadi
43,886 orang. Pertumbuhan signifikan dalam jumlah tenaga kerja yang mampu
diserap oleh sector perdagangan menandakan Kota Surakarta sungguh menjadi
kota perdagangan yang cukup maju di wilayah eks-karesidenan Surakarta.
Gambar 31. Grafik Penyerapan Tenaga Kerja Pada Usaha Perdagangan Kecil,
Menengah dan Besar.
Untuk sarana Perdagangan seperti pasar tradisional, pasar grosir dan Mal
jumlahnya relative stabil. Sarana perdagangan swalayan mengalami dinamika
yang cukup menarik, dimana ketika jumlah mall/plaza meningkat membawa
dampak pada keberadaan unit swalayan mengalami penurunan. Hal ini dilihat
pada grafik gambar 32 berikut ini:
05000
100001500020000250003000035000400004500050000
2009 2010 2011 2012 2013 2014
perdagangan
perdagangan
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 70
Gambar 32. Jumlah Pasar Tradisional dan Modern di Kota Surakarta
C. Lembaga Keuangan dan Koperasi
Perkembangan potensi koperasi Kota Surakarta Nampak dari jumlah
koperasi yang beroperasi. Pada tahun 2009 Koperasi yang aktif sebanyak 508 unit.
Pada tahun 2014 ini, jumlah koperasi yang aktif ada sebanyak 525 unit, tidak
berbeda jumlahnya dibandingkan pada tahun 2013 yang lalu. Jumlah koperasi
selama lima tahun terakhir ini dapat dikatakan cukup stabil.
Tabel 32. Jumlah Koperasi Aktif, Koperasi Pasif dan Koperasi Primer
Jenis KoperasiTahun
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1) Jumlah koperasi aktif 508 508 521 525 525 525
2) Jumlah koperasi Tidak Aktif 38 38 37 37 37 37
3) Jumlah koperasi Primer 540 540 558 562 562 562
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM (data perDesember 2014)
Lembaga keuangan terbagi menjadi dua, yaitu lembaga keuangan
perbankan dan lembaga keuangan non perbankan yang berupa modal ventura dan
lembaga keuangan mikro. Kota Surakarta memiliki 2 lembaga keuangan non bank
berupa 2 perusahaan modal ventura dan beberapa lembaga keuangan mikro.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
2009 2010 2011 2012 2013 2014
pasar tradisional
Pasar Swalayan
Hipermarket
Pasar Grosir
Mal/Plaza
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 71
Sementara jumlah bank berdasarkan kepemilikannya adalah seperti table 33
berikut ini:
Tabel 33. Jumlah Perbankan di Kota Surakarta
KepemilikanTahun
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1) Milik Pemerintah 5 5 7 4 4 3
2) Swasta Nasional 10 10 35 30 30 40
3) Swasta Asing 2 2 3 3 3 3
4) Milik Pemerintah Daerah 1 1 3 1 1 4
Sumber : Bag. Perekonomian (data perDesember 2014)
D. Nilai Ekspor
Besarnya nilai ekspor oleh industri yang beroperasi di Kota Surakarta pada
tahun 2014 ini mencapai Rp 155 triliun lebih. Nilai eksporp roduk industry
diharapkan dapat meningkat terus dari tahun ke tahun sehingga dapat memacu
pertumbuhan industri di Kota Surakarta.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 72
BAB VIII
EKONOMI DAN KEUANGAN
Tujuan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 adalah
memberikan otonomi yang luas kepada setiap daerah adalah untuk meningkatkan
pelayanan publik dan menumbuhkembangkan serta memajukan ekonomi daerah.
Dengan pelaksanaan otonomi daerah maka sistem pembiayaan, pengelolaan dan
pengawasan daerah harus berubah dan lebih akuntable serta terencana.Pemerintah
daerah diharapkan dapat meningkatkan kapasitas fiskal agar mampu mencukupi
kebutuhan pendanaan pembangunan daerah dan melaksanakan pelayanan dasar
kepada masyarakat. Salah satu upaya meningkatkan kapasitas pajak daerah adalah
dengan meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesadaran membayar pajak bagi
masyarakat wajib pajak.
A. PDRB
Jika bidang ekonomi daerah dibagi menjadi sembilan sektor, maka dari data
PDRB kota Surakarta sektor yang memberikan penyumbang terbesar adalah
sektor Perdagangan, hotel dan restoran (26%) dan sektor industri pengolahan
(19%). Untuk lebih jelasnya proposi kontribusi masing-masing sektor dapat
dilihat pada gambar berikut ini :
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 73
Gambar 33. Sebaran PDRB terhadap Sembilan Sektor Ekonomi Tahun 2014
Pada tahun 2014, kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB tidak
merata.Sektor industri perdagangan, hotel dan restoran terlihat sebagai sektor
yang paling besar dalam memberikan nilai tambah terhadap ekonomi daerah Kota
Surakarta. Kontribusi sektor ini mencapai nilai 26%. Urutan kedua sebagai sektor
yang memberikan kontribusi nilai tambah bagi ekonomi Surakarta adalah sektor
industri pengolahan sebesar 19% , sektor industri bangunan 14%
Perhitungan PDRB atas dasar harga konstan secara berkelanjutan dan
berkala sangat berguna untuk mengetahui perkembangan sektor ekonomi rill.
Karena pada perhitungan ini tidak terkandung perubahan harga barang atau bebas
dari nilai inflasi barang, melainkan hanya perubahan indikator produksinya saja.
Oleh karena itu, diperlukan penetapan tahun dasar secara nasional sebagai acuan
perbandingannya. BPS telah menetapkan tahun 2000 sebagai tahun dasarnya,
sedangkan tahun dasar yang digunakan sebelumnya adalah tahun 1993.
0.05%
26.71%
10.76%
12.19%
13.97%
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 73
Gambar 33. Sebaran PDRB terhadap Sembilan Sektor Ekonomi Tahun 2014
Pada tahun 2014, kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB tidak
merata.Sektor industri perdagangan, hotel dan restoran terlihat sebagai sektor
yang paling besar dalam memberikan nilai tambah terhadap ekonomi daerah Kota
Surakarta. Kontribusi sektor ini mencapai nilai 26%. Urutan kedua sebagai sektor
yang memberikan kontribusi nilai tambah bagi ekonomi Surakarta adalah sektor
industri pengolahan sebesar 19% , sektor industri bangunan 14%
Perhitungan PDRB atas dasar harga konstan secara berkelanjutan dan
berkala sangat berguna untuk mengetahui perkembangan sektor ekonomi rill.
Karena pada perhitungan ini tidak terkandung perubahan harga barang atau bebas
dari nilai inflasi barang, melainkan hanya perubahan indikator produksinya saja.
Oleh karena itu, diperlukan penetapan tahun dasar secara nasional sebagai acuan
perbandingannya. BPS telah menetapkan tahun 2000 sebagai tahun dasarnya,
sedangkan tahun dasar yang digunakan sebelumnya adalah tahun 1993.
0.05% 0.02%
19.30%2.65%
14.35%
26.71%
13.97%
1.Pertanian,peternakan,kehutanan dan periikanan*
2.Pertambangan
3.Industri pengolahan (migasdan non migas)**
4.Listrik, gas dan air bersih**
5.Bangunan*
6.Perdagangan, hotel danrestoran*
7.Pengangkutan dankomunikasi*
8.Keu. persewaan dan jasaperusahaan*
9.Jasa-jasa*
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 73
Gambar 33. Sebaran PDRB terhadap Sembilan Sektor Ekonomi Tahun 2014
Pada tahun 2014, kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB tidak
merata.Sektor industri perdagangan, hotel dan restoran terlihat sebagai sektor
yang paling besar dalam memberikan nilai tambah terhadap ekonomi daerah Kota
Surakarta. Kontribusi sektor ini mencapai nilai 26%. Urutan kedua sebagai sektor
yang memberikan kontribusi nilai tambah bagi ekonomi Surakarta adalah sektor
industri pengolahan sebesar 19% , sektor industri bangunan 14%
Perhitungan PDRB atas dasar harga konstan secara berkelanjutan dan
berkala sangat berguna untuk mengetahui perkembangan sektor ekonomi rill.
Karena pada perhitungan ini tidak terkandung perubahan harga barang atau bebas
dari nilai inflasi barang, melainkan hanya perubahan indikator produksinya saja.
Oleh karena itu, diperlukan penetapan tahun dasar secara nasional sebagai acuan
perbandingannya. BPS telah menetapkan tahun 2000 sebagai tahun dasarnya,
sedangkan tahun dasar yang digunakan sebelumnya adalah tahun 1993.
1.Pertanian,peternakan,kehutanan dan periikanan*
3.Industri pengolahan (migasdan non migas)**
4.Listrik, gas dan air bersih**
6.Perdagangan, hotel danrestoran*
7.Pengangkutan dankomunikasi*
8.Keu. persewaan dan jasaperusahaan*
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 74
Selanjutnya dari gambar grafik PDRB atas dasar harga berlaku dibawah
ini, kita dapat melihat pertumbuhan rill ekonomi Kota Surakarta. Dari tahun
2013 hingga 2014 pertumbuhan sembilan sektor PDRB cenderung stabil. Sektor
perdagangan, hotel dan restoran masih merupakan sektor tertinggi yang
memberikan nilai tambah terhadap ekonomi Surakarta.Sektor kedua yang
memberikan nilai tambah (PDRB) terhadap ekonomi Surakarta adalah sektor
industri pengolahan.Sektor industri tetap merupakan salah satu penggerak
pertumbuhan ekonomi potensial karena sifat industri yang mampu mendorong
pembentukkan nilai tambah yang tinggi terhadapekonomi lainnya. Atau dengan
kata lain sektor industri pengolahan memiliki keterkaitan dengan sektor yang
lain sangat kuat. Sektor industri dapat menarik produksi bagi sektor sebelumnya
sebagai pemasok bahan baku (backward linked), artinya jika produksi sektor
industri meningkat maka akan memberikan dampak pada industri pertanian,
pertambangan, dan listrik untuk menyediakan bahan baku dan energi bagi
kegiatan industri. Begitu pula jika sektor industri pengolahan meningkat, maka
sektor hulu setelah industri pengolahan seperti sektor transportasi, perdagangan,
perbankan, jasa-jasa lainnya akan didorong untuk meningkatkan kinerja.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 75
Gambar 34. Tiga Sektor PDRB teratas Atas Dasar Harga Berlaku 2013-2014
Tabel 34. Pertumbuhan PDRB Per Kapita
KeteranganTahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 20141. PDRB atasdasar hargaberlaku 7.901.886 8.880.691 9.941.137 10.992.508 10.992.508 13.596.884,64 Rp juta2. JumlahPenduduk 528.202 499.337 501.650 536.498 536.498 552.148 orang3. PDRB PerKapita 14,96 17,78 19,82 20,49 20,49 24,63 Rp juta
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta (data perDesember 2014)
PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) merupakan salah satu alat
yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan
masyarakat. Pendapatan Nasional/Regional dapat digunakan sebagai bahan
perencanaan pembangunan nasional dan regional, khususnya di bidang ekonomi.
Nilai pendapatan nasional/regional juga dapat dipakai sebagai bahan evaluasi dari
2,233,247.76
1,758,189.55
3,187,324.03
2,623,767.70
1,951,415.83
3,632,165.57
- 2,000,000.00 4,000,000.00
Industri pengolahan (migas dannon migas)**
Bangunan*
Perdagangan, hotel danrestoran*
2014
2013
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 76
hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak, baik
pemerintah pusat/daerah, maupun swasta. Walaupun Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dapatdijadikan salah satu indikator
kemajuan ekonomi suatu wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya,
tetapi alat ini masih bersifat kasar.
Jumlah penduduk merupakan faktor yang signifikan dalam menentukan
kapasitas pendapatan perkapita. Untuk mengetahui income per kapita atas dasar
harga berlaku dapat dihitung dari pembagian PDRB harga berlaku dibagi dengan
jumlah penduduk. Jika dilihat dari data di atas, pendapatan masyarakat kota
Surakarta naik dari tahun ke tahun dari Rp. 14,96 juta/ tahun pada tahun 2009
menjadi Rp. 24,63 juta/ tahun pada tahun 2014.
B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Jumlah anggaran pendapatan daerah Kota Surakarta dari tahun ke tahun Iebih
rendah dari pada anggaran belanja daerah. Kondisi ini terlihat dari sejumlah
anggaran pendapatan berikut ini:
Tabel 35. APBD Kota Surakarta
APBDTahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 2014
1. Pendapatan 799,4429 828,635 1005,259 1005,259 1005,259 1538,847 Rp Milyar2. Belanja 869,9695 838,2531 1053,913 1053,913 1053,913 1672,569 Rp Milyar3. Realisasi
a.Pendapatan 513,3187 513,3187 1029,522 1029,522 1029,522 1525,575 Rp Milyarb. Belanja 461,0148 461,0148 970,7107 970,7107 970,7107 1479,827 Rp Milyar
Sumber: DPPKA Kota Surakarta (data perDesember 2014)
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 77
Gambar 35. Grafik Peningkatan RAPBD
Jika dilihat kinerja realisasi anggaran daerah dapat kita bandingkan antara rencana
dan realisasi untuk pendapatan dan belanja daerah. Kinerja realiasi pendapatan
pada tahun 2009 dan tahun 2010 lebih rendah daripada target, sedangkan untuk
tahun 2011 hingga tahun 2013 realisasi pendapatan lebih tinggi dari pada target
pendapatan. Tahun 2014 realisasi menjadi lebih tinggi daripada target pendapatan
Performansi anggaran dan pendapatan belanja daerah pada tahun 2014 meningkat
dari kondisi tahun 2013. Untuk tahun 2014 pendapatan meningkat dibandingkan
tahun 2013.Untuk lebih jelasnya lihat kinerja keuangan daerah seperti grafik
berikut:
0
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000
1,600,000
1,800,000
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Pendapatan
Belanja
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 78
Gambar 36. Grafik Kinerja Keuangan Daerah
C. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surakarta Tahun 2014 sebesar Rp
247.456.026.265 atau meingkat dibandingkan PAD tahun 2013 yang berjumlah
Rp. 126.498.179.501,- yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba
atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah/BUMD dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah. Sumber PAD yang memberikan kontribusi
terbesar terhadap PAD Kota Surakarta adalah pajak daerah sebesar
Rp.169.293.000.000,- proporsi konstribusi terhadap PAD sebesar 68,41%,
retribusi daerah sebesar Rp. 50.257.058.232,- proporsi konstribusi terhadap PAD
sebesar 20,31%, hasil pengelolaan kekayaan daerah sebesar Rp 4.307.540.256,-
proporsi konstribusi terhadap PAD sebesar 1,74%, lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah sebesar Rp4.307.540.256,- proporsi konstribusi terhadap PAD
sebesar 9,53 %. Rincian komponen-komponen penyusun PAD adalah seperti pada
tabel berikut ini:
0
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000
1,600,000
1,800,000
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Pendapatan
Belanja
realisasi Pendapatan
realisasi Belanja
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 79
Tabel 36. Pertumbuhan Kompunen PAD dan Konstribusinya
KeteranganTahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 2014
1) PAD
Pajak Daerah51,46 53,51 118,82 151,905 77,811 169.29 Rp
Milyar
Retribusi Daerah41,21 46,91 47,82 41,783 33,546 50.25 Rp
MilyarBagian Laba UsahaDaerah/KekayaanDrh yg dipisahkan
3,28 3,30 21,35 5,168 2,838 4.30Rp
Milyar
Lain-lain pendapatan14,89 16,47 12,32 17,706 12,301 23.59 Rp
MilyarPajak BPHTB - - - 70,797 - -
Total PAD110,84 120,19 200,31 287,359 126,498 247.4 Rp
Milyar2) Rasio PAD
terhadap APBD13,86% 14,50% 19,93% 28,6% 29,25% %
Sumber : DPPKA Kota Surakarta (data perDesember 2014)
D. Pajak Daerah
Berdasarkan data yang tahun 2009 sampai dengan 2014 ada beberapa
komponen pajak daerah mengalami kenaikan, seperti Pajak penerangan jalan yang
pada tahun 2014 ini mengalami kenaikan bahkan untuk pajak PBB mengalami
kenaikan yang cukup signifikan. untuk pajak penerangan jalan yang semula pada
tahun 2013 senilai 18,597 Milyar menjadi 36,75 Milyar pada tahun 2014. begitu
juga dengan pajak bumi PBB yang mengalami kenaikan dari 13,075 Milyar pada
tahun 2013 menjadi 47,30 Milyar pada tahun 2014. Sebaliknya di sector pajak
pengambilan & pemanfaatan air bawah tanah pengalami menurunan yang sangat
drastic dari 24 Milyar di tahun 2013 menjadi 0.90 Milyar di tahun 2014. Untuk
lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 80
Tabel 37. Pertumbuhan Kompunen Pajak Daerah dan Konstribusinya
Sumber pajakTahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 20141. Kendaraan bermotor danKendaraan diatas Air
14,31 18,89 27,43 35,865 35,865 - Rp Milyar
2. Bea Balik Nama kendaraanbermotor & diatas air
9,352 11,83 23,9 36,122 36,122 - Rp Milyar
3. Bahan Bakar KendaraanBermotor
12,9 16,31 19,02 24,046 24,046 - Rp Milyar
4. Pengambilan & pemanfaatanAir Bawah tanah & permukaan
0,265 0,372 0,016 24 24 0,90 Rp Milyar
5. Pajak Hotel - - - - 9,489 17,73 Rp Milyar6. Pajak Restoran - - - - 8,538 17,90 Rp Milyar7. Pajak Hiburan - - - - 4,495 7,81 Rp Milyar8. Pajak Reklame - - - - 2,821 5,26 Rp Milyar9. Pajak Penerangan Jalan - - - - 18,597 36,75 Rp Milyar10. Pajak Bumi dan BangunanPerdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)
- - - - 13,075 47,30 Rp Milyar
11. Bea Perolehan Hak atas Tanahdan Bangunan (BPHTP)
- - - - 19,52 33,51 Rp Milyar
Sumber : DPPKA Kota Surakarta (data perDesember 2014)
E. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan menjadi salah satu unsur pendukung pendapatan
daerah yang sangat penting. Dana Perimbangan ini terdiri dari Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Bagi Hasil Pajak dan Bagi
Hasil Bukan Pajak. Adapun jumlah besaran dana Perimbangan di Tahun
2014 adalah Rp.704,5 Milyar, yang terdiri dari DAU Rp. 651,57 Milyar,
DAK Rp. 13,15 Milyar, Bagi hasil pajak Rp. 34,59 Milyar, dan Bagi Hasil
Bukan Pajak Rp. 5,19 Milyar. Besamya danaperimbangan yang diterima
yang mencapai 49% dari total APBD, menunjukkan Pemerintah Kota
Surakarta dalam menyelenggarakan pemerintahan masih memiliki
ketergantungan yang sangat besar kepada Pemerintah Pusat.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 81
Tabel 38. Realisasi Dana Perimbangan dari Pemerintah Pusat
DanaPerimbangan
dari Pusat
Tahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 2014DAK 11,629 - 34,895 28,972 11,374 13,15 Rp Milyar
DAU 362,892 - 560,479 59,.222 384,79 651,57 Rp Milyar
Bagi Hasil Pajak 38,655 - 63,909 80,821 20,856 34,59 Rp MilyarBagi Hasil BukanPajak
2,584 - 6,098 5,253 1,631 5,19Rp Milyar
Total DanaPerimbangan
415,761 - 665,382 71,269 489,92 704,5Rp Milyar
Sumber : DPPKA Kota Surakarta (data per Desember2014)
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 82
BAB IX
POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN
Dengan meningkatnya keberadaaan badan legislatif yang menjadi mitra
sejajar dengan badan eksekutif, akan memberikan dampak yang besar bagi
masyarakat jika fungsi badan legislative ini berjalan dengan baik dan terjadi
keharmonisan antara Badan legislative dan eksekutif dalam melaksanakan dan
mengawasi jalannya pemerintahan.
A. Suprastruktural dan Infrastruktural Politik
Hasil dari pemilihan legislative pada tahun 2009, menetapkan Anggota
DPRD di Kota Surakarta berjumlah 45 orang. Dari hasil perhitungan perolehan
suara, ada 8 Partai Politik yang mendapatkan kursi di DPRD. Dominasi jumlah
kursi atau anggota DPRD didominasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 25
orang, Partai Golkar 4 orang, Partai Amanat Nasional 4 orang, Partai Keadilan
Sejahtera 4 orang, Partai Demokrat 3 orang, Partai Gerindra 3 orang. Partai
Persatuan Pembangunan 1 orang dan Partai Hanura 1 orang. Dari 8 Partai Politik
yang ada, jumlah fraksi yang ada sebanyak 6 fraksi yang terdiri dari Fraksi Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan 25 orang, Fraksi Golkar 4 orang, Fraksi Partai
Amanat Nasional 4 orang, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera 4 orang, Fraksi
Demokrat Nurani Rakyat yang merupakan gabungan dari Partai Demokrat dan
Partai Hanura 4 orang dan Fraksi Pembangunan Indonesia Raya yang merupakan
gabungan Partai Gerindra dan Partai Persatuan Pembangunan 4 orang.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 83
Gambar37. Persentase Anggota Fraksi di Kota Surakarta
Tabel 39. Supra StrukturPolitik
Supra Struktural PolitikTahun2014
Ket
1). Jumlah Anggota DPRD 45 orang
2). Jumlah Fraksi DPRD 6 buah
3). Jumlah Anggota Per Fraksia. PDIP 15 Org
b. Golkar 4 Org
c. PAN 4 Org
d. Partai Demokrat 7 Org
e.FPKS - orang
f.Fraksi Hanura dan Gerindra - orang
4). Jumlah Anggota Berdasarkan Partai Politika. PDIP 15 Org
b. Golkar 6 Org
c. PAN 4 Org
d. Partai Demokrat 7 Org
e. PKS - orang
g. Partai Damai Sejahtera 2 orang
h. Partai Gerindra 2 orang
i. Partai Hanura 2 orang
Sumber : Kantor Kesbangpol & Linmas Kota Surakarta (data perDesember 2014)
PartaiDemokrat
23%
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 83
Gambar37. Persentase Anggota Fraksi di Kota Surakarta
Tabel 39. Supra StrukturPolitik
Supra Struktural PolitikTahun2014
Ket
1). Jumlah Anggota DPRD 45 orang
2). Jumlah Fraksi DPRD 6 buah
3). Jumlah Anggota Per Fraksia. PDIP 15 Org
b. Golkar 4 Org
c. PAN 4 Org
d. Partai Demokrat 7 Org
e.FPKS - orang
f.Fraksi Hanura dan Gerindra - orang
4). Jumlah Anggota Berdasarkan Partai Politika. PDIP 15 Org
b. Golkar 6 Org
c. PAN 4 Org
d. Partai Demokrat 7 Org
e. PKS - orang
g. Partai Damai Sejahtera 2 orang
h. Partai Gerindra 2 orang
i. Partai Hanura 2 orang
Sumber : Kantor Kesbangpol & Linmas Kota Surakarta (data perDesember 2014)
PDIP50%
Golkar14%
PAN13%
PartaiDemokrat
23%
Persentase Anggota Fraksi DPRD 2014
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 83
Gambar37. Persentase Anggota Fraksi di Kota Surakarta
Tabel 39. Supra StrukturPolitik
Supra Struktural PolitikTahun2014
Ket
1). Jumlah Anggota DPRD 45 orang
2). Jumlah Fraksi DPRD 6 buah
3). Jumlah Anggota Per Fraksia. PDIP 15 Org
b. Golkar 4 Org
c. PAN 4 Org
d. Partai Demokrat 7 Org
e.FPKS - orang
f.Fraksi Hanura dan Gerindra - orang
4). Jumlah Anggota Berdasarkan Partai Politika. PDIP 15 Org
b. Golkar 6 Org
c. PAN 4 Org
d. Partai Demokrat 7 Org
e. PKS - orang
g. Partai Damai Sejahtera 2 orang
h. Partai Gerindra 2 orang
i. Partai Hanura 2 orang
Sumber : Kantor Kesbangpol & Linmas Kota Surakarta (data perDesember 2014)
Persentase Anggota Fraksi DPRD 2014
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 84
Tabel 40.Infra StrukturPolitik
Infrastruktur PolitikTahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 20141). Partai Politik
a). Jumlah Parpol di Dearah - - 33 belum 12 12 parpol
b). Jumlah ParpolPesertaPemilu 33 33.00 33 belum 12 15 parpol
2). OrganisasiKemasyarakatan orgs
a). Jumlah Orkemas berdasarkan Profesi 401 181 192 belum 40 40 orgs
b). JumlahOrkemas berdasarkan Agama 132 97 97 belum 7 7 orgs
c). Jumlah Orkemas berdasarkanFungsi - - - belum 18 18 orgs
d). Jumlah Orkemas berdasarkan Kegiatan - - - belum 50 50 orgs
3). Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)a). Jumlah LSM Lokal 96 79 79 belum 104 453 lsm
b). Jumlah LSM Nasional 240 14 14 belum 11 11 lsmc). Jumlah LSM Asing/Internasional yang
beroperasi di Daerah- 8.00 8
belum 0 0lsm
4). Jumlah Media Massa/Persa). Lokal 20 34.00 20 belum 104 104 pers
b). Nasional 14 20.00 14 belum 1 1 pers
c). Asing/Internasional - 14.00 - belum 0 0
Sumber : Kantor Kesbangpol & LinmasKota Surakarta (data perDesember 2014)
Gambar 38. Infra StrukturPolitik Kota Surakartatahun 2014
15
104
11
104
1
0 20 40 60 80 100 120
Jumlah Parpol Peserta Pemilu
Jumlah LSM Lokal
Jumlah LSM Nasional
Jumlah Media Massa Lokal
Jumlah Media Massa Nasional
Infra Struktur Politik
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 85
Keberadaan dan keragaman partai-partai politik ini menjadi asset penting
dalam menciptakan kondisi dan Iingkungan politik dan demokrasi yang baik bagi
masyarakat Surakarta. Sebagai gambaran yang ada saat ini jumlah wakil rakyat
perempuan di DPRD sebanyak 10 orang, hal ini menunjukkan kaum perempuan
memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi wakil rakyat. Prosentase wakil
rakyat perempuan mencapai 25%, sehingga sudah mendekati kuota keterwakilan
kaum perempuan (30%).
B. Hukum
Upaya penegakan hukum di Kota Surakarta terus ditingkatkan dengan
melakukan berbagai upaya seperti pencegahan, pembinaan, dan pemberian
hukuman yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Data tentang
kasus pelanggaran hukum di kota Surakarta menunjukkan penurunan kasus pidana
maupun kasus perdata dari tahun 2013 ketahun 2014. Jumlah kasus yang mampu
diselesaikan baik pidana maupun perdata tergolong cukup bagus, yaitu mendekati
98% untuk pidana dan 72% untuk perdata. Berikut table kasus pelanggaran
hukum dalam lima tahun terakhir.
Tabel 41. Kasus Pelanggaran Hukum
Kasus Pelanggaran HukumTahun
Ket2009 2010 2011 2012 2013 2014
a. Jumlah perkara dilaporkan1) Pidana 28.573 426 615 475 475 356 perkara
2) Perdata 531 380 445 1.450 1.450 502 perkara
3) Politikdan Ham 364 0 - - - perkara
4) Lalulintas 1 1.694 42.740 - - 34166 perkara
5) Sengketa 27.778 0 - - - perkara
b. Jumlah perkarater selesaikan1) Pidana 512 390 561 466 466 377 perkara
2) Perdata 311 412 391 1.049 1.049 518 perkara
3) Politikdan Ham 1 0 - - - perkara
4) Lalulintas 27.778 1.694 42.740 - - 34166 perkara
5) Sengketa - - - - perkara
Sumber : Pengadilan Negeri Surakarta (data perDesember2014)
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 86
Gambar 39. Jumlah Perkara pidana dan perdata selama lima tahun
C. Keamanan
Untuk bidang keamanan padatahun 2014, terjadi menurunan jumlah kasus
unjuk rasa. Demikian juga unjuk rasa di bidang polotik mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2013. Kriminalitas pada tahun 2014 terjadi peningkatan,
yaitu sebanyak 1317 kasus dengan modus perampokkan, terorirsme,
penjambretan, dan lain-lain. Berikut table data unjuk rasa di Kota Surakarta
hingga tahun 2014.
Tabel 42. Persoalan Keamanan di Kota Surakarta
Macam Persoalan Tahun Ket
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1) Unjuk Rasa BidangPolitik
30 52 19 53 45 12 kasus
2) Unjuk Rasa BidangEkonomi
6 39 39 33 45 17 Kasus
3) Kriminalitas 928 - - 1925 950 1.317 Kasus
Sumber : Kantor Kesbangpol & Linmas Kota Surakarta (data perDesember 2014)
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1) Pidana
2) Perdata
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 87
BAB X
INSIDENSIAL
A. Penyakit Menular
Selamatahun 2014 Dinas Kesehatan Kota Surakarta mencatat beberapa kejadian
penyakit menular, sepertidigambarkan dalam tabel di bawah :
Tabel 43. Kejadian Penyakit Menular di Kota Surakarta
Jumlah Kasus Wabah/Endemi Pada Manusia Jumlah
1). Sapi Gila 0 kasus
2). Flu Burung 0 kasus
3). Chikungunya 0 kasus
4). Demamberdarah 218 kasus
5). Hepatitis 0 kasus
6). Kolera 0 kasus
7). Malaria 0 kasus
8). Meningitis 0 kasus
9). Tuberkulosis 145 kasus
10). AIDS 12 kasus
11). HIV 34 kasus
12. Dikteri 0 kasus
13. Rabies 1 kasus
Sumber : DKK Kota Surakarta (data perDesember 2014)
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 88
BAB IV
PENUTUP
Buku Profil Daerah Kota Surakarta telah kami susun dan sajikan dalam
bentuk narasi deskripsi, tabel dan grafik. Kami berharap laporan yang berisikan 8
kelompok data ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran data dan
informasi tentang Kota Surakarta serta bermanfaat sesuai dengan harapan awal
penyusunan buku laporan ini yakni pengoptimalan dan peningkatan sistem
informasi pemerintah daerah untuk memperkuat kerja sama antar pemerintah
daerah dengan pemerintah pusat. Buku ini juga diharapkan dapat menjadi
pegangan bagi masyarakat pada umumnya dan seluruh SKPD di lingkungan Kota
Surakarta pada khususnya dalam penyusunan program pembangunan Kota
Surakarta.
Beberapa saran perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki buku
profil ini di masa mendatang, antara lain :
1. Pengumpulan data oleh Tim Kelompok Kerja lebih intensif, tepat waktu
sesuai format data yang sudah disampaikan, sehingga pembuatan laporan
profil Kota Surakarta dapat terselesaikan dengan baik sesuai jadwal yang
telah disusun, tidak ada kendala dalam penyusunan yang dikarenakan data
belum lengkap atau data belum masuk.
2. Perlu adanya standar pendataan antar SKPD dengan BPS sehingga tidak
terjadi keraguan dalam membuat analisis dalam perencanaan
pembangunan.
Kami menyampaikan banyak terimakasih kepada seluruh SKPD di Kota
Surakarta atas partisipasi dalam penyediaan data yang diperlukan dalam
penyusunan buku Profil Daerah Kota Surakarta.
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 89
DAFTAR TABEL
Halaman :
Tabel 1. Luasan wilayah kecamatan 17
Tabel 2. Perkembangan Tata Guna Lahan 18
Tabel 3. Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Irigasi 19
Tabel 4. Luas Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta 20
Tabel 5. Jumlah Aparatur Pemerintahan Kota Surakarta 22
Tabel 6. Jumlah Jabatan Struktural di Lingkungan Pemkot Surakarta 24
Tabei 7. Jumlah Penduduk Kota Surakarta 26
Tabel 8. Sebaran Penduduk Tingkat Kecamatan 28
Tabel 9. Jumlah Penduduk menurut kelompok Usia 29
Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha 30
Tabel 11. Kondisi Ketenagakerjaan 32
Tabel 12. Puskesmas di Kota Surakarta 34
Tabel 13. Jumlah Posyandu dan Puskesmas di Kota Surakarta 35
Tabel 14. Jumlah Rumah Sakit Menurut Tipe Rumah Sakit 36
Tabel 15. Jumlah Pedagang Farmasi di Kota Surakarta 37
Tabel 16. Tenaga Kesehatan di Kota Surakarta 37
Tabel 17. Jumlah Sekolah TK, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa 39
Tabei 18. Jumlah Sekolah SD, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa 41
Tabel 19. Jumlah Sekolah SLTP, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa 43
Tabel 20. Jumlah Sekolah SMU, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa 44
Tabei 21. Jumlah Sekolah SMK, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa 46
Tabel 22. Jumlah Penduduk Rawan Sosial Wilayah Kota Surakarta 47
Tabel 23. Jumlah Pemeluk Agama dan Sarana Ibadah 49
Tabel 24. Potensi Pertanian di Kota Surakarta 50
Tabel 25. Produksi Perikanan Kota Surakarta 51
Tabel 26. Produksi Sapi Potong Dan Sapi Perah Kota Surakarta 52
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 90
Tabel 27. Status kepemilikan tanah 54
Tabei 28. Perkembangan Status dan Kondisi Jalan dan Jembatan 56
Tabei 29. Jumlah wisatawan di Kota Surakarta 58
Tabel 30. Obyek Wisata dan Hotel di Kota Surakarta 59
Tabel 31. Potensi perhubungan dan trasportasi 60
Tabel 32. Jumlah Koperasi Aktif, Koperasi Pasif dan Koperasi Primer 65
Tabel 33. Jumlah Perbankan di Kota Surakarta 65
Tabel 34. Pertumbuhan PDRB Per Kapita 70
Tabel 35. APBD Kota Surakarta 71
Tabel 36. Pertumbuhan kompunen PAD dan Konstribusinya 73
Tabel 37. Pertumbuhan Kompunen Pajak Daerah dan Konstribusinya 74
Tabel 38. Dana Perimbangan dari Pemerintah Pusat 75
Tabei 39. Supra Struktur Politik 77
Tabel 40. Infra Struktur Politik 78
Tabel 41. Kasus Pelanggaran Hukum 80
Tabel 42. Persoalan Keamanan di Kota Surakarta 81
Tabei 43. Kejadian Penyakit Menular di Kota Surakarta 82
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 91
DAFTAR GAMBAR
Halaman :
Gambar 1. Penggunaan Lahan 17
Gambar 2. Grafik penurunan tanah Sawah di Kota Surakarta 19
Gambar 3. Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta tahun 2014 20
Gambar 4. Penurunan Luasan Lahan Industri 21
Gambar 5. Grafik Perkembangan Aparatur Pemkot Surakarta 23
Gambar 6. Grafik Perkembangan Jabatan Fungsional Pegawai 24
Gambar 7. Grafik pertumbuhan penduduk 26
Gambar 8. Komposisi Penduduk Pria dan Wanita 27
Gambar 9. Grafik Jumlah Penduduk Menurut kelompok Usia 29
Gambar 10. Pekerjaan menurut lapangan usaha Tahun 2014 31
Gambar 11. Perkembangan posyandu di Surakarta 33
Gambar 12. Perkembangan Puskesmas Kota Surakarta 35
Gambar 13. Grafik jumlah Sekolah TK, Siswa dan Guru 39
Gambar 14. Rasio guru : siswa TK 40
Gambar 15. Grafik jumlah Sekolah SD, Siswa dan Guru 41
Gambar 16. Rasio guru : siswa SD 42
Gambar 17. Grafik jumlah Sekolah SLTP, Siswa dan Guru 43
Gambar 18. Rasio guru : siswa SLTP 44
Gambar 19. Grafik jumlah Sekolah SMU, Siswa dan Guru 45
Gambar 20. Rasio guru : siswa SMU 45
Gambar 21. Grafik jumlah Sekolah SMK, Siswa dan Guru 46
Gambar 22. Rasio guru : siswa SMK 47
Gambar 23. Grafik jumlah fakir miskin 48
Gambar 24. Potensi Ternak Sapi di Kota Surakarta 52
Gambar 25. Persentase Jenis Jalan di Kota Surakarta Tahun 2014 57
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta 92
Gambar 26. Persentase Jalan Aspal di Kota Surakarta Tahun 2014 57
Gambar 27. Grafik Kunjungan Wisatawan Asing dan Lokal 58
Gambar 28. Grafik jumlah unit usaha industri kecil, menengah dan besar 61
Gambar 29. Grafik jumlah penyerapan tenaga kerja oleh industri kecil 62
menengah dan besar
Gambar 30. Grafik perkembangan unit usaha perdagangan kecil 63
menengah dan besar
Gambar 31. Grafik penyerapan tenaga kerja pada usaha perdagangan kecil, 64
menengah dan besar
Gambar 32. Jumlah Pasar Tradisional dan Modern di Kota Surakarta 64
Gambar 33. Sebaran PDRB terhadap sembilan sektor ekonomi tahun 2014 68
Gambar 34. Grafik pertumbuhan Tiga Besar Sektor PDRB atas dasar harga 69
Berlaku 2013-2014
Gambar 35. Grafik Peningkatan RAPBD 71
Gambar 36. Grafik Kinerja Keuangan Daerah 72
Gambar 37. Persentase anggota fraksi di Kota Surakarta 77
Gambar 38. Infra Struktur Politik Kota Surakarta tahun 2014 78
Gambar 39. Jumlah Perkara Pidana dan Perdata selama lima tahun 80
SIPD Kota Surakarta Tahun 2014
Bappeda Kota Surakarta