Post on 24-Dec-2015
description
Sosialisai Awal Sosialisasi awal, bisa dilakukan melalui berbagai bentuk media kegiatan masyarakat. misalnya melalui kumpulan-kumpulan arisan, pertemuan keagamaan, warung kopi, kumpulan kesenian rakyat, serta kumpulan-kumpulan warga lainnya
Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) RKM merupakan tahapan awal dari keseluruhan rangkaian pembelajaran pengorganisasian masyarakat yang difasilitasi oleh PNPM Mandiri Perkotaan pada tingkat kelurahan sasaran. Kegiatan ini merupakan proses musyawarah warga untuk menentukan apakah warga masyarakat akan mencoba untuk menanggulangi kemiskinan di wilayah kelurahan dengan difasilitasi oleh PNPM Mandiri Perkotaan ? Apabila masyarakat menerima program ini, maka perlu adanya komitmen dari masyarakat mengenai :1) harus ada motor penggerak dari masyarakat yang akan ikut memfasilitasi semua tahapan kegiatan ( relawan ).2) masyarakat harus ikut dalam setiap diskusi dan musyawarah dalam kegiatan siklus yang akan dilakukan3) ada swadaya masyarakat untuk setiap tahapan kegiatan.
Refleksi Kemiskinan
Refleksi Kemiskinan dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap akar penyebab masalah kemiskinan. Dalam pelaksanaannya, ada 2 hal penting yang harus dilakukan dalam Refleksi Kemiskinan, yaitu Olah Rasa dan Olah Pikir, sehingga pendalaman yang dilakukan melibatkan mental, rasa dan karsa. Olah Pikir; Proses ini merupakan analisis kritis terhadap permasalahan kemiskinan yang dihadapi masyarakat Olah Rasa; adalah upaya untuk merefleksikan ke dalam terutama yang menyangkut sikap dan perilaku mereka terhadap permasalahan kemiskinan Keluaran yang diharapkan
Adanya Kriteria kemiskinan di kelurahan masing-masing Kesadaran kritis peserta terhadap permasalahan kemiskinan dan akar
permasalahannya yang bersumber pada lunturnya nilai nilai kemanusiaan.
Adanya kepedulian dan kesepakatan dari peserta untuk menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.
Metode Metode yang dipakai dalam diskusi adalah Focuss Group Disscusion
( FGD ) / Diskusi Kelompok Terarah ( DKT). Apabila diskusi dalam kelompok kelompok sudah selesai, maka
dilakukan rembug di tingkat kelurahan untuk menyepakati kritreria kemiskinan dan kesepakatan untuk penanggulangan kemiskinan di kelurahan bersangkutan.
Pemandu Proses Fasilitator dan Relawan
Penyelenggara FGD refleksi kemiskinan adalah : Panitia (Tim) Refleksi kemiskinan tingkat komunitas/RT/RW Tim RK tingkat kelurahan/desa RT/RW/Perangkat kelurahan/desa
Peserta Peserta diskusi adalah warga masyarakat, jumlah peserta dalam
satu diskusi yang efektif tidak lebih dari 8 – 10 orang. Setiap kegiatan diskusi, sebaiknya dipisahkan kelompok warga miskin dengan kelompok warga non-miskin agar warga miskin mempunyai kesempatan untuk mengemukakan harapan dan pendapatnya
Pemetaan SwadayaPemetaan Swadaya merupakan kegiatan yang saling terkait dengan refleksi kemiskinan.Dalam pemetaan swadaya Permasalahan tersebut digali informasinya sehingga akan didapatkan data yang lengkap dari setiap permasalahan dan persoalan yang berbeda dari kelompok yang berbeda.Melalui proses pemetaan swadaya masyarakat melakukan proses belajar untuk:Menggali informasi. Bagaimana kondisi nyata dari masalah–masalah yang dikemukakan dan dirumuskan pada saat refleksi kemiskinan (sosial menyangkut pendidikan, kesehatan, pengangguran, ekonomi, lingkungan, kelembagaan, dan kepemimpinanMengkaji. Informasi dan fakta yang sudah didapatkan dianalisa dan dikaji bersama. Proses ini merupakan analisa kritis terhadap berbagai kondisi yang ada berdasarkan informasi dan fakta tadi untuk dicari sebab akibatnya termasuk kelompok–kelompok yang terkena dampak dari masalah yang ada (kelompok sasaran) dan kelompok perempuan.Setiap informasi yang muncul dianalisa apakah hal itu merupakan masalah yang sebenarnya atau hanya merupakan gejala saja.Merumuskan masalah. Pada tahapan ini masalah yang sudah ditemukan dan disepakati bersama dikelompokkan (pengorganisasian masalah), kemudian dianalisa hubungan sebab akibatnya dengan kembali membuat Pohon Masalah seperti yang dilakukan dalam refleksi kemiskinan.TujuanMelalui proses Pemetaan Swadaya hasil yang diharapkan adalah:
Masyarakat memahami persoalan nyata mereka sendiri berdasarkan kepada fakta dan informasi yang ada, sehingga yang mereka rumuskan bukan daftar keinginan seseorang akan tetapi daftar kebutuhan yang bermanfaat untuk lingkungannya terutama dalam rangka penanggulangan kemiskinan.
Masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki dapat menyadari persoalan kehidupan dan lingkungan yang mereka hadapi, sehingga diharapkan terjadi pemahaman terhadap kondisi warga di lingkungannya
Masyarakat menyadari potensi–potensi yang dimiliki oleh mereka, sehingga pemecahan masalah (pemenuhan kebutuhan) tidak semata–mata didasarkan kepada kehendak dan bantuan 'orang luar' akan tetapi lebih banyak mengutamakan kemampuan sumberdaya dan swadaya masyarakat
Keluaran Adanya data dan rumusan permasalahan warga miskin, perempuan dan
laki-laki, menyangkut permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan yang dihadapi berbagai kelompok, termasuk kelompok perempuan.
Adanya daftar KK dan jiwa miskin, perempuan dan laki-laki, serta permasalahan yang khusus dari masing–masing jiwa.
Adanya peta wilayah, peta sebaran warga miskin dan peta–peta topikal (kesehatan, pendidikan, sarana–prasarana lingkungan, dan sebagainya sesuai kebutuhan).
Adanya kriteria kepemimpinan yang disepakati oleh masyarakat sebagai dasar bagi pemilihan anggota ”Badan Keswadayaan Masyarakat” /”lembagaga Keswadayaan Masyarakat”
Teridentifikasinya lembaga pengambil keputusan untuk penanggulangan kemiskinan di tingkat Kelurahan/Desa, yang sesuai dengan kriteria BKM/LKM
Adanya kebutuhan masyarakat terhadap lembaga untuk penanggulangan kemiskinan yang demokratis.
Adanya daftar potensi untuk pemecahan masalah–masalah sosial, ekonomi dan lingkungan serta aspek gender yang ada di masing-masing masalah.
Adanya rencana kerja untuk pembangunan BKM/LKM dan pengembangan KSM
Penyelenggara Pemetaan di tingkat RW/Dusun: Ketua RW, Tim PS dan Fasilitator Lokakarya tingkat Kelurahan/desa: Lurah/Kepala Desa, Tim PS dan
Fasilitator
Persiapan
Pelaksanaan
Pasca
Pembuatan Proposal;Usulan kegiatanPernyataan Hibah/ Ijin pakai/ Ijin
dilalui/ Ganti rugiDaftar calon pekerjaBerita Acara (BA) Hasil
Kesepakatan Swadaya Masyarakat
Daftar hasil survey tenaga kerja/ bahan/ alat
Hasil kesepakatan harga satuan upah/ bahan/ alat
Gambar peta situasiGambar denah, tampak dan
potongan 2 arahDokumentasi photo 0% (minimal
2 titik pengambilan)Penilaian terhadap Daftar NegatifDaftar uji identifikasi dampak
lingkunganDaftar kuantitas pekerjaanRAB Swadaya dan BLM- PNPMJadwal pelaksanaan pekerjaanDaftar rencana pengadaanStruktur Organisasi lapanganSurat pernyataan kesanggupan
Pengoperasian dan Pemeliharaan Prasarana
Verifikasi kelayakan usulan kegiatan
Berita Acara hasil verifikasi usulan kegiatan
Persiapan Pelaksanaan;Penyiapan OPPenajaman Rencana KerjaPenandatangan SPPDLMelaksanakan MP2KCoaching KSMSosialisasi kegiatanPemasangan papan nama
kegiatan
Pelaksanaan Konstruksi;Pencairan danaMobilisasi Tenaga kerja/ bahan/
alatMusyawarah pengadaan
bahan/ alatPraktek kerja lapangan (OJT)Pelaksanaan konstruksiSupervisi pelaksanaanRapat evaluasi kemajuan Pantauan dampak lingkungan
50% dan 100%Pembuatan dokumen photo 0%
dan 50% Perubahan pekerjaan
dilapanganPenyelesaian pekerjaan KSM/
PanitiaPemeriksaan/ setifikasi
kegiatan
Pembuatan LPJ;Usulah kegiatanLaporan kemajuan kegiatan
dwi mingguanKemajuan fisikRekapitulasi realisasi
penggunaan danaRealisasi penggunaan dana
swadaya dan BLM PNPMRealisasi penggunaan tenaga
kerjaBerita Acara Penyelesaian
Pekerjaan (BAP2)Surat Pernyataan
Penyelesaian Pekerjaan (SP3)
Sertifikasi InfrastrukturGambar realisasiDokumentasi photo 50% dan
100% (pada titik yang sama)
Pemetaan Swadaya (PS)
Partisipasi, transparansi
informasi dalam menggali potensi
dan permasalahan bersama.
Perduli terhadap permasalahan
orang miskin, saling menghargai, saling
memahami, kesetaraan dalam
kegiatan, Penghargaan
terhadap harkat dan martabat manusia, yang
diperlakukan adil dan setara dengan
memberi kesempatan yang
sama untuk terlibat. Saling berbagi
pengetahuan dan informasi (saling
memberi)
Masyarakat mampu melakukan kajian dan penelitian sederhana
mengenai permasalahan di wilayahnya, karena masyarakatlah yang
mempunyai pengetahuan terhadap permasalahan diri dan lingkungannya bukan
‘orang luar’. Masyarakat mempunyai
potensi untuk memecahkan masalah tanpa harus selalu tergantung kepada bantuan
pihak luar. Semua permasalahan kemiskinan baik itu
masalah sosial, ekonomi maupun lingkungan
bersumber dari sikap dan perilaku para pelaku
pembangunan. Kemiskinan merupakan
masalah bersama
Pembangunan BKM
Demokrasi, Partisipasi,
Desentralisasi di dalam
membangun kelembagaan milik warga masyarakat
yang representative.
Kejujuran, keadilan, kesetaraan,
kerelawanan menjadi komitmen
semua warga masyarakat.
Masyarakat mampu untuk mengorganisir diri dalam menentukan siapa yang
harus memimpin. Pemimpin yang dipilih
adalah yang mempunyai kemampuan menggunakan
potensinya untuk kesejahteraan orang lain,
pemimpin yang mempunyai sikap mental positif artinya merupakan
manusia yang berdaya (sejati).
PJM Pronangkis
(perencanaan
Partisipasi, transparansi,
demokrasi dalam
Keadilan, kejujuran, dan kebersamaan
dalam upaya
Masyarakat mampu untuk merencanakan program . Masyarakat mempunyai
partisipatif proses belajar menyusun rencana
– rencana untuk memenuhi
kebutuhan warga masyarakat sesuai dengan persoalan – persoalan yang
dihadapi.
memenuhi kebutuhan agar
persoalan kemiskinan dapat
ditanggulangi.
tanggungjawab untuk perencanaan.
Adil bukan beararti bagi rata, tetapi memberikan bantuan bagi yang paling
membutuhkan. Pengembangan program
tidak hanya bertumpu pada bantuan pihak luar akan
tetapi bisa mengoptimalkan potensi yang ada di masyarakat.
Tugas dan tanggungjawab KSM dalam Pembangunan InfrastrukturPerencanaan Teknis (Pembuatan Proposal usulan kegiatan)
o Survey lokasi, harga bahan/ alat serta tenaga kerjao Pembuatan proposal;
Design gambar Pembuatan RAB Memilih kualitas bahan Identifikasi dampak lingkungan dan sosial Membuat jadwal pelaksanaan Membuat struktur organisasi pelaksana Membuat kesepakatan panitia O&P Sertifikasi
OutPut : Data lokasi/ peta lokasi/ koordinat lokasi kegiatan, Daftar harga Hasil total biaya pelaksanaan pembangunan
Pelaksanaan Pembangunan Konstruksi1. MP2K
o Mobilsasi tenaga kerjao Metode pengadaan bahan/ alato Pembahasan teknis pelaksanaan pembangunan
2. Pembuatan LPJ;o Ada pelaporan penggunaan keuangano Progres pembangunan fisik
3. Pasca Pembangunan dengano mempersiapan kepanitian O&P
Pengendalian Kegiatan Pembangunan1. Kualitas Administrtasi;2. Kualitas Fisik;3. Pemanfaatan;Operasional & Pemeliharaan (O&P)1. Penyiapan pengurus dan anggotanya2. Membuat rencana kerjaoutput
o Warga mengetahui personil yang bertanggungjawab dalam penanganan O&Po Warga paham apa yang harus dilakukano Memiliki jadwal didalam menjalankan O&P
1. Pengertian Administrasi KSM/Panitia
Pencatatan yang dilakukan KSM adalah untuk mendokumentasikan atau merekam seluruh kegiatan KSM terkait dengan program PNPM Mandiri Perkotaan.
2. Tujuan dilakuan administrasi KSM secara tertib Dengan pencatatan yang tertib dan kemudian menghimpun atau mengarsipkannya maka akan dapat digambarkan kembali proses-proses yang telah dilalui dan dilakukan KSM/PANITIA, sehingga apabila pada suatu saat dibutuhkan dapat dibuka kembali.
Tujuan dilaksanakannya administrasi KSM/PANITIA adalah untuk : Keterbukaan; dengan adanya pencatatan atas setiap kegiatan, dan hasil pencatatan
tersebut dapat diketahui oleh semua pihak, maka akan sangat kecil sekali kemungkinan untuk menyembunyikan sesuatu, sebab semua kejadian sudah tercatat dalam formulir administrasi.
Menghindari pertentangan; konflik dalam suatu organisasi biasanya terjadi karena adanya kesalahpahaman, sedangkan salah paham terjadi karena adanya perbedaan informasi di antara pihak-pihak yang berselisih tersebut. Perbedaan informasi tersebut dapat diperkecil atau bahkan dihilangkan dengan adanya pencatatan/administrasi.
Alat monitoring; dokumen administrasi KSM/PANITIA adalah dokumen yang terbuka dalam arti siapapun pihak yang terlibat dalam kegiatan yang sedang berjalan, berhak untuk mengetahui setiap kejadian ataupun kesepakatan yang telah dibuat bersama.
Bahan penyusunan laporan; selama pelaksanaan kegiatan konstruksi fisik, KSM/PANITIA harus menyusun beberapa laporan secara bertahap sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat serta berdasarkan perkembangan pelaksanaan pekerjaan. Apabila pencatatan administrasi KSM/PANITIA dilakukan secara disiplin dan tertib, maka hasilnya dapat digunakan sebagai bahan penyusunan laporan. Sebagai data – data yang mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan di lapangan, termasuk mutu pekerjaan.