Post on 29-Jun-2015
SEJARAH PERKEMBANGAN TELEVISI
Pada tahun 1962 menjadi tonggak pertelevisian Nasional Indonesia dengan berdiri
dan beroperasinya TVRI. Pada perkembangannya TVRI menjadi alat strategis pemerintah
dalam banyak kegiatan, mulai dari kegiatan sosial hingga kegiatan-kegiatan politik. Selama
beberapa decade TVRI memegang monopoli penyiaran di Indonesia, dan menjadi “ corong “
pemerintah. Sejak awal keberadaan TVRI, siaran berita menjadi salah satu andalan. Bahkan
Dunia dalam Berita dan Berita Nasional ditayangkan pada jam utama. Bahkan Metro TV
menjadi stasiun TV pertama di Indonesia yang fokus pada pemberitaan, layaknya CNN atau
Al-Jazeera. Pada awalnya, persetujuan untuk mendirikan televisi hanya dari telegram
pendek Presiden Soekarno ketika sedang melawat ke Wina, 23 Oktober 1961.
Sulit dibayangkan bagiamana repotnya dan susahnya ketika itu, karena bahkan untuk
memlilih peralatan yang mana dari perusahaan apa, masih serba menerka. Dalam
perkembangannya, TV swasta melahirkan siaran berita yang lebih variatif. Siaran berita yang
bersifat straight news, seperti Liputan 6 (SCTV), Metro Malam (Metro TV), dan Seputar
Indonesia (RCTI) tidak jadi satu-satunya pakem berita televisi. Kurang dalamnya straight
news disiasati stasiun TV dengan tayang depth reporting, yang mengulas suatu berita secara
lebih mendalam. Tayangan itu antara lain Metro Realitas (Metro TV), Derap Hukum dan Sigi
(SCTV) dan Kupas Tuntas (Trans TV). Sementara itu, berita kriminal mendapat tempat
tersendiri dalam dunia pemberitaan televisi, sebutlah Buser (SCTV), Sergap (RCTI) dan
Patroli (Indosiar). Tonggak kedua dunia pertelevisian adalah pada tahun 1987, yaitu ketika
diterbitkannya Keputusan Menteri Penerangan RI Nomor : 190 A/ Kep/ Menpen/ 1987
tentang siaran saluran terbatas, yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk
beroperasi. Seiring dengan keluarnya Kepmen tersebut, pada tanggal 24 agustus 1989
televisi swasta, RCTI, resmi mengudara, dan tahun-tahun berikutnya bermunculan stasiun-
stasiun televisi swasta baru, berturut-turut adalah SCTV ( 24/8/90 ), TPI ( 23/1/1991 ),
Anteve ( 7/3/1993 ), indosiar ( 11/1/1995 ), metro TV ( 25/11/2000 ), trans TV
( 25/11/2001 ), dan lativi ( 17/1/2002 ). Selain itu, muncul pula TV global dan TV 7. jumlah
stasiun televisi swasta Nasional tersebut belum mencakup stasiun televisi lokal – regional.
Maraknya komunitas televisi swasta membawa banyak dampak dalam kehidupan
masyarakat, baik positif atau negatif. Kehadiran mereka pun sering menimbulkan pro dan
kontra dalam masyarakat. Pada satu sisi masyarakat dipuaskan oleh kehadiran mereka yang
menayangkan hiburan dan memberikan informasi, namun di sisi lain mereka pun tidak
jarang menuai kecaman dari masyarakat karena tayangan-tayangan mereka yang kurang
bisa diterima oleh masyarakat ataupun individu-individu tertentu. Bagaimanapun juga,
televisi telah menjadi sebuah keniscayaan dalam masyarakat dewasa ini. Kemampuan
televisi yang sangat menakjubkan untuk menembus batas-batas yang sulit ditembus oleh
media masa lainnya. Televisi mampu menjangkau daerah-daerah yang jauh secara geografis,
ia juga hadir di ruang-ruang publik hingga ruang yang sangat pribadi. Televisi merupakan
gabungan dari media dengar dan gambar hidup ( gerak atau live ) yang bisa bersifat politis,
informatif, hiburan, pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Oleh
karena itu, ia memiliki sifat yang sangat istimewa.
Kemampuan televisi yang luar biasa tersebut sangat bermanfaat bagi banyak pihak,
baik dari kalangan ekonomi, hingga politik. Bagi kalangan ekonomi televisi sering
dimanfaatkan sebagai media iklan yang sangat efektif untuk memperkenalkan produk pada
konsumen. Sementara, bagi kalangan politik, televisi sering dimanfaatkan sebagai media
kampanye untuk menggalang masak, contohnya adalah, banyak pihak yang menilai
kemenangan SBY di Indonesia dan JFK di Amerika sebagai presiden adalah karena
kepiawaian mereka memenfaatkan media televisi. Belakangan, televisi pun sering
dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai media sosialisasi sebuah kebijakan yang akan di
ambil kepada masyarakat luas, seperti yang belakangan adalah sosialisasi tentang kenaikan
harga BBM dan tarip dasar listrik. Kehadiran televisi banyak memberi pengaruh positif
dalam masyarakat, terutama yang terkait dengan kemampuannya untuk menyebar
informasi yang cepat dan dapat diterima dalam wilayah yang sangat luas pada waktu yang
singkat. Hasil penelitian MRI ( 2001 ) terhadap para ibu yang diungkapkan oleh Puspito
( Almira-online ) menyebutkan bahwa siaran televisi memberikan dampak positif bagi anak-
anak mereka. Diantara dampak positif tersebut adalah menambah wawasan anak, anak
menjadi lebih cerdas, anak dapat membedakan yang baik dan jahat, serta dapat
mengembangkan keterampilan anak. Dampak negatif yang ia lihat pada anak mereka, yaitu
berperilaku keras, moralitas negatif, anak pasif, dan tidak kreatif nilai sekolah rendah,
kecanduan menonton, dan perilaku konsumtif.
SEJARAH TELEVISI LOKAL
Penyiaran saat ini tidak lagi menjadi monopoli Jakarta. Fenomena menjamurnya
televisi lokal di berbagai daerah dapat dijadikan indikator telah menyebarnya sumber daya
penyiaran. Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), sebuah organisasi tempat
bergabungnya televisi lokal yang berdiri pada 26 Juli 2002, hingga saat ini telah
menghimpun sebanyak 23 industri televisi lokal. Anggotanya tersebar di berbagai daerah di
Indonesia, ada Bandung TV di Bandung, Bali TV di Bali, Riau TV di Pekanbaru Riau, dan
berbagai daerah lainnya. Belum lagi keberadaan televisi lokal lainnya yang belum terdata
sama sekali. Dapat dibayangkan betapa ramainya udara Indonesia di masa yang akan datang
dengan maraknya televisi lokal yang akan bermunculan. menggeliatnya perkembangan
televisi lokal tidak seindah yang dibayangkan. Televisi lokal yang sudah beroperasi banyak
yang berjibaku dengan masalah internalnya, dari persoalan buruknya manajemen, baik
manajemen sumber daya manusianya maupun manajemen keuangannya, hingga pada
persoalan sulitnya mendapatkan share iklan.
Iklan merupakan masalah tersendiri yang cukup membuat gelisah para pengelola
sebagian besar televisi lokal. Potret buruknya sistem manajemen sebagian televisi lokal
dapat dilihat dalam peristiwa protes karyawan salah satu televisi lokal yang terjadi di tahun
2005. Protes karyawan dilatarbelakangi karena rendahnya upah yang diterima serta tidak
adanya kepastian kerja bagi mereka. Tumpuan harapan
Publik sesungguhnya menaruh harapan begitu tinggi terhadap televisi lokal.
Kehadirannya di belantika penyiaran diharapkan dapat memberi alternatif tontonan dan
dapat mengakomodasi khazanah lokalitas yang saat ini kurang tertampung dalam tayangan
televisi Zaman telah berubah, konsentrasi media dan pemusatan modal ingin dihilangkan.
Walau tidak bisa dilakukan secara langsung, keinginan menyebar sumber daya itu akan
dilakukan secara bertahap seiring dengan penataan sistem dan regulasinya. Ini merupakan
berkah yang patut disyukuri masyarakat daerah.
Bila keadaan ini terus berjalan sesuai harapan, geliat industri penyiaran di daerah
akan berkembang dan orang tidak lagi melihat Jakarta sebagai pusat peradaban penyiaran.
Peradaban penyiaran lambat laun akan tumbuh di berbagai daerah. Fenomena ini mungkin
hampir sama dengan keadaan pada zaman Yunani kuno. Di sana polis- polis berkembang
dan kebudayaan tidak terpusat di suatu tempat. Tanggung jawab pengelola
Banyaknya masalah yang dihadapi oleh industri televisi lokal menuntut perhatian dan upaya
untuk mengatasinya. Hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab regulator penyiaran,
melainkan juga menjadi tanggung jawab pengelola televisi lokal itu sendiri. Dari sudut
regulator diharapkan ada regulasi atau kebijakan yang memihak terhadap
tumbuhkembangnya televisi lokal.
Pemihakan itu kemudian dituangkan dalam produk peraturan. Dari sisi televisi lokal,
harus segera dilakukan upaya, antara lain pertama, televisi lokal harus mampu menciptakan
keunikan dari program siaran yang dikelolanya. Bila hal ini dapat dilakukan, setidaknya
televisi lokal dapat membangun posisi tawar di hadapan televisi Jakarta dan dapat meraih
pemirsa daerah yang selama ini menjadi penonton loyal televisi local. Bila televisi lokal telah
menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri, rasanya cita-cita mewujudkan sistem penyiaran
nasional yang berkeadilan bukanlah sebuah impian yang utopis.
Pada era otonomi daerah, peran media massa makin urgen. Undang-Undang No. 22
Tahun 1999 yang direvisi menjadi Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah lebih menitikberatkan pada partisipasi dan kontrol masyarakat serta pemberdayaan
institusi lokal. Salah satu upaya yang harus dilakukan demi suksesnya otonomi daerah
adalah mengoptimalkan peran institusi lokal nonpemerintah, seperti media massa. Strategi
komunikasi yang berkembang pun tidak lagi centrist vertical seperti pada masa Orde Baru.
Pada masa itu, media massa hanya menjadi corong komunikator puncak yang duduk di
jabatan tertinggi pemerintahan sehingga informasi yang beredar pun hanya untuk
kepentingan pemerintahan. Sementara itu, masyarakat diposisikan hanya sebagai
komunikan yang dijejali dengan berbagai propaganda. Di Indonesia saat ini sudah
berkembang startegi komunikasi two way traffic yang dalam pandangan Peterson dan
Burnett, telah terjadi komunikasi vertikal downward communication dan upward
communication.
Realitas tersebut merupakan angin surga bagi kehidupan media massa di tanah air.
Setidaknya, media massa pada orde ini dapat lebih memberdayakan dirinya sembari tetap
mempertahankan empat fungsi pokoknya, yakni, memberikan informasi (to inform),
menjadi media pendidikan (to educate), sarana hiburan bagi masyarakat (to entertain), dan
kontrol sosial (social control). Keempat fungsi pokok tersebut harus dikayuh dalam bingkai-
bingkai norma yang berlaku, baik norma hukum, norma agama, norma susila, maupun
norma kesopanan.
Televisi: Sejarah berdirinya televisi di indonesia
Stasiun Televisi yang mengudara di indonesia ada sekitar 11 stasiun televisi yang
mengudara secara nasional , 1 televisi milik pemerintah yaitu TVRI sedangkan sisanya adalah
milik swasta. Namun secara keseluruhan ada sekitar 197 stasiun televisi dimana yang ke 186
adalah televisi lokal. Lalu bagaimanakah sejarah berdirinya mereka dan siapa yang terlebih
dahulu mengudara?
1. Stasiun Televisi TVRI (1962)
Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di Indonesia, yang
mengudara pada tanggal 23 Agustus 1962. Siaran perdananya menayangkan Upacara
Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 dari Istana Negara Jakarta.
Siarannya ini masih berupa hitam putih. TVRI kemudian meliput Asian Games yang
diselenggarakan di Jakarta.
TVRI juga memiliki Programa 2 Jakarta, pada saluran/chanel 8 VHF. Programa 2 mulai
mengudara pada April 1989 dengan acara tunggal siaran berita bahasa Inggris dengan
nama Six Thirty Report selama setengah jam pukul 18.30 WIB, di bawah tanggung jawab
bagian Pemberitaan.
2. Stasiun Televisi RCTI (1989)
RCTI pertama mengudara pada 13 November 1988 dan diresmikan 24 Agustus 1989 dan
pada waktu itu, siaran RCTI hanya dapat ditangkap oleh pelanggan yang memiliki
dekoder dan membayar iuran setiap bulannya. RCTI melepas dekodernya pada akhir
1989.
3. Stasiun Televisi MNCTV (1991)
MNCTV (dahulu bernama TPI) adalah stasiun televisi swasta Indonesia yang mengudara
secara terestrial dari Jakarta. Namanya yang sekarang dipergunakan sejak 20 Oktober
2010. TPI pertama kali mengudara pada 1 Januari 1991 selama 2 jam dari jam 19.00-
21.00 WIB. TPI diresmikan Presiden Soeharto pada 23 Januari 1991 di Studio 12 TVRI
Senayan, Jakarta Pusat. Pada awal pendiriannya tahun 1991 TPI hanya ingin menyiarkan
siaran edukatif saja. Saat itu TPI hanya mengudara 4 jam.
4. Stasiun Televisi SCTV (1993)
SCTV (awalnya singkatan dari Surabaya Central Televisi Indonesia) mengudara pertama
kali pada tanggal 24 Agustus 1990 di Surabaya, Jawa Timur, dengan jangkauan wilayah
Surabaya dan sekitarnya (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, dan Lamongan). Pada
tahun 1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai Bali dan sekitarnya. Sejak itu
kepanjangan SCTV menjadi Surya Citra Televisi Indonesia. Pada tanggal 1 Januari 1993,
berbekal SK Menteri Penerangan No. 111/1992, SCTV mengudara secara nasional.
5. Stasiun Televisi ANTV (1993)
antv (dieja Anteve, singkatan dari Andalas Televisi). antv didirikan pada 1 Januari 1993
sebagai stasiun televisi lokal di kota Lampung. Tanggal 18 Januari 1993 antv mendapat
izin siaran nasional melalui Keputusan Menteri Penerangan RI No. 04A/1993. Sepuluh
hari setelah izin tersebut keluar antv mengudara secara nasional. Studio antv yang
semula berada di Lampung dipindahkan ke Jakarta.
6. Stasiun Televisi INDOSIAR (1995)
INDOSIAR diluncurkan pada 11 Januari 1995. Bentuk logo Indosiar yang sangat mirip
dengan bentuk logo Televisi Broadcasts Limited, Hongkong. Indosiar pada awalnya
memang banyak manayangkan drama-drama Hongkong. Contohnya serial Return of The
Condor Heroes yang dibintangi oleh Andy Lau, To Liong To yang dibintangi oleh Tony
Leung. Keduanya cukup populer di kalangan penonton.
7. Stasiun Televisi MetroTV (2000)
PT Media Televisi Indonesia merupakan anak perusahaan dari Media Group, suatu
kelompok usaha media yang dipimpin oleh Surya Paloh, yang juga merupakan pemilik
surat kabar Media Indonesia. PT Media Televisi Indonesia memperoleh izin penyiaran
atas nama "MetroTV" pada tanggal 25 Oktober 1999. Pada tanggal 25 November 2000,
MetroTV mengudara untuk pertama kalinya dalam bentuk siaran uji coba di 7 kota. Pada
awalnya hanya bersiaran 12 jam sehari, sejak tanggal 1 April 2001, MetroTV mulai
bersiaran selama 24 jam. Dari awalnya memulai operasi dengan 280 orang karyawan,
saat ini MetroTV mempekerjakan lebih dari 900 orang, sebagian besar di ruang berita
dan daerah produksi.
8. Stasiun Televisi Trans 7 (2001)
Trans7 berdiri dengan nama TV7 berdasarkan izin dari Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000 yang sahamnya
sebagian besar dimiliki oleh Kelompok Kompas Gramedia (KKG). Keberadaan TV7 telah
diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT Duta Visual Nusantara Tivi
Tujuh. Pada 4 Agustus 2006, Para Group melalui PT Trans Corpora resmi membeli 49%
saham PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan dilakukannya re-launch pada tanggal
15 Desember 2006, tanggal ini ditetapkan sebagai hari lahirnya Trans7.
9. Stasiun Televisi Trans TV (2001)
Trans TV memperoleh ijin siaran didirikan pada tanggal 1 Agustus 1998 Trans TV mulai
resmi disiarkan pada 10 November 2001 meski baru terhitung siaran percobaan, Trans
TV sudah membangun Stasiun Relai TV-nya di Jakarta dan Bandung. Siaran percobaan
dimulai dari seorang presenter yang menyapa pemirsa pukul 19.00 WIB malam. Trans TV
kemudian pertama mengudara mulai diluncurkan diresmikan Presiden Gus Dur sejak
tanggal 15 Desember 2001 sejak sekitar pukul 19.00 WIB Malam, TRANS TV memulai
siaran secara resmi.
10. Stasiun Televisi TV One (2002)
tvOne (sebelumnya bernama Lativi) adalah sebuah stasiun televisi swasta Indonesia.
Stasiun televisi ini didirikan pada tanggal 9 Agustus 2002 oleh pengusaha Abdul Latief.
Pada saat itu, konsep penyusunan acaranya adalah banyak menonjolkan masalah yang
berbau klenik, erotisme, berita kriminalitas dan juga tayangan yang kontroversial yaitu
SMACKDOWN, serta beberapa hiburan ringan lainnya. Sejak tahun 2006, sebagian
sahamnya juga dimiliki oleh Grup Bakrie yang juga memiliki Stasiun Televisi antv.
11. Stasiun Televisi Global TV (2002)
Global TV diluncurkan pada tanggal 5 Oktober 2002 di Jakarta dan dimiliki oleh Media
Nusantara Citra, kelompok perusahaan media yang juga memiliki RCTI dan MNCTV.
Stasiun ini pada awalnya didirikan untuk merelay acara-acara MTV Asia, yang
sebelumnya direlay melalui antv, namun pada perkembangannya juga menyiarkan
acara-acara non-MTV dengan pembagian 8 jam untuk Global TV, 8 jam untuk MTV dan 8
jam untuk Nickelodeon yang juga pernah ditayangkan di antv. Pada awalnya pula, kartun
jenis Nickelodeon adalah kartun yang banyak di Global TV, namun sekarang juga
menyiarkan kartun non-Nickelodeon, termasuk anime.
Untuk TV lokal adalah sebagai berikut:
Stasiun Televisi di Aceh
Aceh TV
TVRI Aceh
Koetaraja TV
Stasiun Televisi di Sumatera Utara
TV Medan
Deli TV
DAAI TV
Spacetoon Medan
ESA TV MEDAN
Stasiun Televisi di Sumatera Barat
Padang TV
TVRI Sumatera Barat
Favorit Televisi (Fativi)
Minang TV
Gemilang TV
Triarga TV
Bukittinggi Televisi (BiTV)
Dharmasraya TV
Stasiun Televisi di Riau
TVRI Riau
SUN TV Pekanbaru
Riau TV
Riauchannel
Rohil TV
Rohul TV
Gemilang Televisi (GTV)
SAM TV
Sri Junjungan Televisi(SJTV)
Labschool TV
Siak Televisi
ESATV RIAU
SPOT TV
Stasiun Televisi di Kepulauan Riau
Barelang TV
Batam TV
Semenanjung Televisi (STV)
Urban TV
Stasiun Televisi di Jambi
TVRI Jambi
Jambi TV
Jek TV
Stasiun Televisi di Bengkulu
TVRI Bengkulu
BENGKULU TV
Sumatra TV
ESA TV
RBtv
Stasiun Televisi di Sumatera Selatan
TVRI Sumatera Selatan
Palembang TV
Sriwijaya TV
Sky TV Palembang
MOS TV
Stasiun Televisi di Kepulauan Bangka Belitung
Bangka TV
Stasiun Televisi di Lampung
TEGAR TV
KRAKATAU TV
TVRI Lampung
L TV (Lampung Mega Televisi)
Radar TV Lampung
Siger TV
Stasiun Televisi di Jakarta
B-Channel
Elshinta TV
DAAI TV
TVRI Jakarta
Jak tv
O Channel
Spacetoon Jakarta
Stasiun Televisi di Banten
Banten TV
Cahaya TV
Carita TV
Untirta TV
Carlita TV
CCNC
Ktv
TV3
Stasiun Televisi di Jawa Barat
TVRI Jawa Barat
Bandung TV
Depok TV
CB Channel
CT Channel
Esa TV (tidak beroperasi)
GaneshaTV (tidak beroperasi)
Garuda TV
Green TV IPB
IMTV
Jabar TV (tidak beroperasi)
Jatiluhur TV
Megaswara TV
MQTV
Parijz van Java TV
Radar Tasikmalaya TV
TazTV
RTV Tasikmalaya
Radar Cirebon TV (RCTV)
Spacetoon Bandung
STV Bandung
Terangi TV
TVB Bekasi
TV Nusantara
Stasiun Televisi di Jawa Tengah
TVRI Jawa Tengah
BMS TV
Grabag TV
MGTV
TATV Solo
TV B
TVKU
Pro TV
Semarang TV
Televisi Tegal (TVT)
Ratih TV
Simpang Lima TV
Stasiun Televisi di Yogyakarta
TVRI Yogyakarta
Jogja TV
SUN TV Yogyakarta
RBTV Jogja
ADiTV
ATV AKINDO TELEVISI
Stasiun Televisi di Jawa Timur
TVRI Jawa Timur
Arek TV
BCTV (Business Channel Televisi) - Kompas TV
JTV (Jawa Pos Televisi)
SBO TV
Surabaya TV
TV Edukasi
TV Edukasi 2
MN TV (B-Channel)
BBS TV (Bama Berita Sarana Televisi)
MH TV (Madecal & Health Televisi) - Sindo TV
TV 9 Surabaya (Tempo TV)
Madura Channel
Agropolitan TV (ATV)
Batu Televisi
Dhamma TV
Jember Mutiara Televisi (JMTV)
Nusantara Damai TV (NDTV)
Gajayana TV
Kilisuci TV
BBS TV
Dhoho TV
Logis TV
Mahameru TV
Malang TV
Rajawali TV
ATV Madiun
Jujur Jember TV (JTV)
BAYU TV
Spacetoon Malang
Home TV
Family Television (FTV)
Sakti Madiun (sebelumnya bernama Madiun TV)
B-One TV
Stasiun Televisi di Bali
TVRI Bali
Bali TV
Dewata TV
Bali Music Channel
Alam TV
Indo TV
Stasiun Televisi di Nusa Tenggara Barat
TVRI Nusa Tenggara Barat
Lombok TV (LBTV)
Stasiun Televisi di Nusa Tenggara Timur
TVRI Nusa Tenggara Timur
Stasiun Televisi di Kalimantan Selatan
TVRI Kalimantan Selatan
Banjar TV
Duta TV
TVB (Televisi Borneo)
Barito Channel
TPKS (Televisi Pendidikan Kal-Sel)
SUN TV Banjarmasin
TV Majta
Borneo Televisi (palangkaraya)
Selidah TV
AMTV (Amuntai TV)
Murakarta TV
Barabai TV
Tapin TV
Tabalong TV
Stasiun Televisi di Kalimantan Tengah
TVRI Kalimantan Tengah
Borneo TV
Palangkaraya TV
Suara Sampit TV
Stasiun Televisi di Kalimantan Barat
TVRI Pontianak
KCTV (PT. Kapuas Citra Televisi)
Ruai TV (PT. Ruai Televisi)
Ktv (PT. Media Khatulistiwa Televisi)
PonTV (PT. Media Utama Televisi Pontianak)
Matahari TV (Matahari TV)
SambasTV (TV Perbatasan Sambas)
Stasiun Televisi di Kalimantan Timur
Berau TV
Borneo TV
TV Beruang
Balikpapan TV
TVRI Kaltim
TVRI Tarakan
PKTV
LNGTV
Tarakan TV
Kutim TV
KalTV
Kaltim TV
Nunukan Channel
Paser TV
Channel Etam
Tepian Channel
Grogot TV
Info Channel
Interconection TV
Stasiun Televisi di Sulawesi Selatan
TVRI Makassar
Makassar TV
Fajar TV
SUN TV Makassar
Celebes TV
Cakrawala TV( Siaran Percobaan )
VIVA Sport( SEGERA )
Spacetoon Makassar( SEGERA )
ArekTV Makassar( SEGERA )
CTV PARE
Stasiun Televisi di Sulawesi Utara
Televisi 5 Dimensi (TV5d)
TVRI Manado
Bunaken TV
GOTV
Pacific TV
Televisi Manado (TVM)
Bintang TV
Stasiun Televisi di Sulawesi Tenggara
TVRI Kendari
Kendari TV
Stasiun Televisi di Gorontalo
Gorontalo TV
Stasiun Televisi di Sulawesi Tengah
TVRI Palu
PALU TV
NUANSA TV
Stasiun Televisi di Maluku
TVRI Ambon
Molluca TV
Ambon TV
Top Maluku TV
Stasiun Televisi di Papua
TVRI Papua
Televisi Mandiri Papua
Top TV Jayapura
Stasiun Televisi di Papua Barat
Jaya TV
Sorong TV
Golden TV