Post on 17-Dec-2020
TUGAS AKHIR
SCADA UNTUK SISTEM PENGISIAN BOTOL
DENGAN KAPSUL BERBASIS PLC
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperolah gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro
Falkultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma
Disusun oleh:
ALBERT DORTUA SIMANJUNTAK
NIM: 155114064
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
In a partial fulfillment of the requirements
For the degree of Sarjana Teknik
Depertment of Electrical Engineering
Falcilty of Science and Technology, Sanata Dharma University
Arranged by:
ALBERT DORTUA SIMANJUNTAK
NIM: 155114064
DEPARTEMENT OF ELETRICAL ENGINEERING
FACILTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
MOTTO:
“SELESAIKAN APA YANG SUDAH KAMU
MULAI DAN INGATLAH BETAPA
JAUHNYA KESUKSESAN BAGI PARA
PENGELUH”
Skripsi ini kubersembahkan
untuk……
Kedua Orang tua dan Kedua
Saudariku
Sahabat dan teman seperjuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
INTISARI
Sistem SCADA untuk alat pengisian botol dengan kapsul berbasis PLC
(Programmable Logic Controller) Merupakan sistem otomasi untuk pengisian botol dengan
kapsul, yang dapat dikontrol jarak jauh dan dimonitoring secara real dengan animasi pada
HMI dengan software Wonderware Intouch. Sistem dirancang untuk mengisi 4 buah botol
kapsul yang setiap siklus pengisiannya dapat diisi dengan 3 macam isian kapsul. Sistem ini
dirancang untuk memproses 5 ukuran kapsul.
Sistem pengisian botol dengan kapsul menggunakan PLC Schneider TM221CE24R
sebagai pusat proses dan menggunakan HMI sebagai interface untuk mempermudah
operator dalam menjalankan serta melihat kondisi system secara real-time. Terdapat 3
jumlah kapsul berbeda yang dapat dipilih operator untuk isian ke dalam botol, dalam proses
pengisian botol ini, kapsul disalurkan menlalui jalur kapsul yang digerakkan dengan motor
dc, dan akan dihitung menggunakan sensor fotoelektrik. Setelah botol terisi maka plat botol
kapsul yang digerakkan motor dc akan berputar hingga botol kapsul berikutnya terdeteksi
oleh sensor fotoelektrik, lalu mulai mengisi botol kasul berikutnya. Alat ini mengisi 4 botol
dengan jumlah dan ukuran yang sama dalam 1 proses.
Melalui tahapan-tahapan pengujian dan percobaan alat, didapatkan kesimpulan
bahwa perangkat keras sistem pengisian botol dengan kapsul ini telah sesuai dengan
perancangan. Terdapat 5 jenis ukuran kapsul yang bisa diproses oleh alat ini, dengan
mengatur ukuran jalur kapsul. Pada proses pengisian botol berjalan dengan baik. Namun
untuk ketepatan jumlah kapsul yang masuk ke dalam botol masih mengalami error, dengan
persentase error keseluruhan 3,43 % pada riil sistem dan 1,97 % pada HMI sistem. Serta
sistem ini membutuhkan range waktu 24 detik hingga 1 menit 43 detik dalam mengisi 4
botol kapsul (1 siklus pengisian).
Kata kunci: PLC TM221CE24R, HMI, Pengisian botol kapsul, SCADA, Fotoelektrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
SCADA system for capsule filling devices based on PLC (Programmable Logic
Controller) Is an automated system for filling bottles with capsules, which can be controlled
remotely and monitored in real time with animation on the HMI with Wonderware Intouch
software. The system is designed to fill 4 capsule bottles which each filling cycle can be
filled with 3 kinds of capsule filling. This system is designed to process 5 capsule sizes.
The bottle filling system with capsules uses PLC Schneider TM221CE24R as the
center of the process and uses HMI as an interface to facilitate the operator in running and
seeing the condition of the system in real-time. There are 3 different number of capsules that
the operator can choose to fill into the bottle, in the process of filling this bottle, the capsule
is channeled through the capsule path which is driven by a dc motor, and will be calculated
using a photoelectric sensor. After the bottle is filled, the capsule bottle which is driven by
a dc motor will rotate until the next capsule bottle is detected by a photoelectric sensor, then
begins to fill the next bottle of capsules. This tool fills 4 bottles of the same amount and size
in 1 process.
Through the stages of testing and testing of the device, it was concluded that the
bottle filling system with capsule hardware was in accordance with the design. There are 5
types of capsule sizes that can be processed by this tool, by adjusting the size of the capsule
path. The bottle filling process went well. But for the accuracy of the number of capsules
that go into the bottle is still experiencing errors, with an overall error percentage of 3.43%
in the real system and 1.97% in the system HMI. And this system requires a time span of 24
seconds to 1 minute 43 seconds in filling 4 capsule bottles (1 filling cycle).
Keywords: PLC TM221CE24R, HMI, Capsule bottle filling, SCADA, photoelectric
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga Tugas akhir berjudul “SCADA UNTUK SISTEM PENGISIAN BOTOL
DENGAN KAPSUL BERBASIS PLC” dapat terselesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa jurusan Teknik Elekreo
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tugas
akhir ini dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan yang maha ESA, atas belas kasih dan karunia Nya sehingga skripsi ini dapat dibuat
dengan suka cita.
2. Orang tua penulis bapak Angkus Simanjuntak dan ibu Emmy Meisriwati Panjaitan yang
selalu memberikan support kepada diriku.
3. Ibu Ir. Theresia Prima Ari Setiyani,M.T., selaku dosen pembimbing yang membimbing
dengan penuh kesabaran memberi ide dan saran dalam masa pengerjaan proposal hingga
tugas akhir ini.
4. Bapak Petrus Setyo Prabowo, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Bapak Martanto S.T., M.T., selaku Dosen pembimbing akademik yang selalu memberi
dukungan dan perhatian.
6. Bocung, Tim Offline dan Teman meja petak yang menghibur dikala penulis sedang
kesepian.
7. Anggota END TA yang senantiasa membantu penulis dengan sukarela dan juga mengisi
waktu dengan bergibah.
8. Sahabat-sahabat Teknik Elektro angkatan 2015 yang telah banyak berbagi kebersamaan
selama masa perkuliahan.
9. Dan semua pihak yang tidak dapat dsebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan
dalam bentuk materi dan moral dalam menyelesaikan perkuliahan dan tugas akhir ini.
Dengan segala hormat dan rendah hati, penulis menyadari penulisan Tugas Akhir ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan agar Tugas Akhir ini dapat dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti lain hingga
dapat lebih bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
TUGAS AKHIR ..................................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................ Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ................................................. Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................. Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP ..................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........ Error!
Bookmark not defined.
INTISARI ........................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xix
BAB I ..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan dan manfaat penelitian ..................................................................................... 2
1.2.1 Tujuan dari penelitian ini ialah: ............................................................................ 2
1.2.2 Manfaat dari Penelitian ini ialah ........................................................................... 2
1.3 Pembatasan Masalah .................................................................................................... 2
1.4 Metodologi Penelitian .................................................................................................. 3
BAB II ................................................................................................................................... 5
DASAR TEORI ..................................................................................................................... 5
2.1. Teori Penghitung dan Pengemasan Kapsul ................................................................ 5
2.2. Programmable Logic Controllers (PLC)[4] ................................................................ 5
2.2.1 PLC M221 ............................................................................................................. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.2.2 Diagram Ladder[7] ............................................................................................... 8
2.2.3. Fungsi-fungsi Logika Dasar[8] ............................................................................ 9
2.3. SCADA[9] ................................................................................................................ 11
2.3.1 Sejarah SCADA ................................................................................................. 12
2.3.2 Arsitektur Sistem SCADA .................................................................................. 12
2.3.3 Jenis –jenis sistem SCADA ................................................................................ 14
2.3.4 Nilai Lebih Sistem SCADA ................................................................................ 15
2.3.5 Implementasi sistem SCADA ............................................................................. 15
2.4. Relay[10] .................................................................................................................. 16
2.5. Motor DC[11] ........................................................................................................... 17
2.6. SENSOR FOTOELEKTRIK[12] ............................................................................. 18
2.7 LED[15] ..................................................................................................................... 21
2.8 Kapsul [16] ................................................................................................................ 22
2.8.1. Macam-macam Kapsul ...................................................................................... 22
2.8.2. Bobot dan Volume Ukuran Kapsul ................................................................... 23
BAB III ................................................................................................................................ 24
PERANCANGAN PENELITIAN ....................................................................................... 24
3.1 Blok Diagram Keseluruhan Sistem Alat .................................................................... 25
3.2. Perancangan Prototipe .............................................................................................. 26
3.2.1 Perancangan jalur kapsul dan letak sensor fotoelektrik 1 ................................... 26
3.2.2 Perancangan Plat Tempat Botol dan Sensor fotoelektrik 2 ................................. 28
3.2.3 Perancangan letak sensor fotoelektrik 3 .............................................................. 29
3.2.4 Perancangan Led dan Buzzer .............................................................................. 29
3.3. Perancangan Tampilan Human Machine Interface (HMI) ...................................... 30
3.4. Perancangan Programmable Logic Controller (PLC) .............................................. 33
3.5. Perancangan Perangkat Keras Elektronis ................................................................ 34
3.5.1 Motor DC ............................................................................................................ 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.5.2 LED ..................................................................................................................... 34
3.5.4 BUZZER ............................................................................................................. 35
3.6. Perancangan Flowchart ............................................................................................ 36
3.6.1 Perancangan Flowchart Utama ........................................................................... 36
3.6.2 Perancangan Flowchart Proses Masukan Jumlah Kapsul ................................... 37
3.6.3Perancangan Flowchart Proses Peringatan Tombol Darurat ................................ 38
3.6.4 Perancangan Flowchart Proses Pengisian Botol ................................................. 39
BAB IV ................................................................................................................................ 41
4.1. Perubahan Perancangan ............................................................................................ 41
4.1.1. Penambahan Motor DC ...................................................................................... 41
4.1.2. Penambahan Rangkaian Transformator Step Down .......................................... 41
4.1.3. Perubahan Posisi Sensor Fotoelektrik 2 dan Fotoelektrik 3 ............................... 42
4.1.4. Penambahan bulatan untuk memperkecil jalur dan ujung corong kapsul .......... 44
4.2. Implementasi Perangkat keras .................................................................................. 45
4.2.1. Sensor Fotoelektrik ............................................................................................ 45
4.2.2. Motor DC ........................................................................................................... 47
4.2.3. LED Biru, LED Merah, dan Buzzer ................................................................... 49
4.2.5. Plat Botol ............................................................................................................ 50
4.2.6. Tabung Kapsul ................................................................................................... 50
4.2.7. Corong Kapsul.................................................................................................... 51
4.3. Pengamatan Sistem ................................................................................................... 51
4.3.1 Proses Kerja Alat Pada Tampilan HMI ............................................................... 52
4.3.2. Data Proses Memasukkan Kapsul Ukuran 00 Ke dalam Botol .......................... 57
4.3.3. Data Proses Memasukkan Kapsul Ukuran 0 Ke dalam Botol ............................ 60
4.3.4. Data Proses Memasukkan Kapsul Ukuran 1 Ke dalam Botol ............................ 64
4.3.5. Data Proses Memasukkan Kapsul Ukuran 2 Ke dalam Botol ............................ 67
4.3.6. Data Proses Memasukkan Kapsul Ukuran 3 Ke dalam Botol ............................ 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
4.3.7 Data Saat Persediaan Kapsul Habis .................................................................... 73
4.3.8. Data Error Sistem ............................................................................................... 74
4.3.9. Data Waktu Pengisian ........................................................................................ 75
4.3.10. Data Sub Sistem ............................................................................................... 76
4.4. Implementasi Perangkat Lunak ................................................................................ 76
4.4.1. Tombol Jumlah Kapsul di HMI ......................................................................... 77
4.4.2. Ladder Fotoelektrik 1 ......................................................................................... 78
4.4.3. Ladder Fotoelektrik 2 ......................................................................................... 78
4.4.4. Ladder Fotoelektrik 3 ......................................................................................... 79
4.4.5. Ladder Tombol START ..................................................................................... 80
4.4.6. Tombol Stop Darurat .......................................................................................... 80
4.4.7. Ladder Motor DC 1, 2, dan 3 ............................................................................. 82
4.4.8. Script Animasi Perputaran Botol........................................................................ 82
4.4.9. Tagname Dictionary ........................................................................................... 83
4.5. Komunikasi Via Ethernet .......................................................................................... 83
4.5.1. Konfigurasi I/O Server Pada MBENET dan InTouch ....................................... 84
4.5.2. Konfigurasi Alamat IP Pada PLC ...................................................................... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 86
5.1. Kesimpulan ............................................................................................................... 86
5.2. Saran ......................................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 87
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar1. 1 Perancangan Blok Diagram ............................................................................... 3
Gambar 2. 1 PLC M221[5] .................................................................................................... 6
Gambar 2. 2 Ladder diagram NO .......................................................................................... 8
Gambar 2. 3 Ladder diagram NC .......................................................................................... 9
Gambar 2. 4 Ladder diagram logika AND ............................................................................ 9
Gambar 2. 5 Ladder diagram logika OR ............................................................................... 9
Gambar 2. 6 Ladder diagram logika NOT ........................................................................... 10
Gambar 2. 7 Ladder diagram logika NAND ....................................................................... 10
Gambar 2. 8 Ladder diagram logika NOR .......................................................................... 10
Gambar 2. 9Ladder diagram logika XOR ........................................................................... 11
Gambar 2. 10 SCADA Dasar .............................................................................................. 14
Gambar 2. 11 Relay ............................................................................................................. 17
Gambar 2. 12 Bentuk dan Simbol Motor DC ...................................................................... 18
Gambar 2. 13 Cara kerja sensor fotoelektrik[12] ................................................................ 19
Gambar 2. 14 Rangkaian sensor fotoelektrik[13] ................................................................ 20
Gambar 2. 15 Sensor fotoelektrik Omron E3F3-R61[14] ................................................... 20
Gambar 2. 16 Rangkaian LED ............................................................................................ 21
Gambar 2. 17 Kapsul keras.................................................................................................. 22
Gambar 2. 18 Kapsul Lunak ................................................................................................ 23
Gambar 3. 1 Ilustrasi prototipe ............................................................................................ 24
Gambar 3. 2 Blok Diagram Keseluruhan Sistem Alat ........................................................ 26
Gambar 3. 3 Perancangan jalur kapsul ................................................................................ 27
Gambar 3. 4 perancangan penempatan sensor photoelektrik untuk menghitung kapsul..... 27
Gambar 3. 5 Perancangan plat tempat botol ........................................................................ 28
Gambar 3. 6 perancangan letak sensor photoelektrik 2 ....................................................... 28
Gambar 3. 7 Letak Sensor Fotoelektrik 3 ............................................................................ 29
Gambar 3. 8 Perancangan penempatan Led dan Buzzer ..................................................... 29
Gambar 3. 9 Tampilan Awal ............................................................................................... 30
Gambar 3. 10 Tampilan HMI .............................................................................................. 30
Gambar 3. 11 Peringatan botol penuh semua ...................................................................... 31
Gambar 3. 12 Peringatan Tabung kapsul Kosong ............................................................... 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Gambar 3. 13 Peringatan tombol Stop ................................................................................ 32
Gambar 3. 14 Peringatan Proses Berhenti ........................................................................... 32
Gambar 3. 15 Rangkaian Motor DC .................................................................................... 34
Gambar 3. 16 Rangkaian Led Merah................................................................................... 34
Gambar 3. 17 Rangkaian Led Biru ...................................................................................... 35
Gambar 3. 18 Rangkaian Buzzer ......................................................................................... 35
Gambar 3. 19 Rangkaian Keseluruhan Output .................................................................... 35
Gambar 3. 20 Flowchart Utama .......................................................................................... 36
Gambar 3. 21 Flowchart Proses Masukan Jumlah Kapsul .................................................. 37
Gambar 3. 22 Flowchart Proses Peringatan Tombol Darurat .............................................. 38
Gambar 4. 1 Motor DC tambahan ....................................................................................... 41
Gambar 4. 2 Hasil Implementasi Rangkaian step down Pertama....................................... 42
Gambar 4. 3 Hasil Implementasi Rangkaian step down kedua .......................................... 42
Gambar 4. 4 Letak Sensor Fotoelektrik 2 ............................................................................ 43
Gambar 4. 5 Letak Sensor Fotoelektrik 3 ............................................................................ 43
Gambar 4. 6 Bulatan untuk mengatur ukuran jalur kapsul .................................................. 44
Gambar 4. 7 Ujung corong tambahan .................................................................................. 44
Gambar 4. 8 Hasil implementasi perangkat keras satu system seluruh ............................... 45
Gambar 4. 9 Sensor Fotoelektrik 1 ...................................................................................... 46
Gambar 4. 10 Sensor Fotoelektrik 2 .................................................................................... 46
Gambar 4. 11 Sensor Fotoelektrik 3 .................................................................................... 47
Gambar 4. 12 Motor DC 1 ................................................................................................... 47
Gambar 4. 13 Motor DC 2 ................................................................................................... 48
Gambar 4. 14 Motor DC 3 ................................................................................................... 48
Gambar 4. 15 LED Biru, LED Merah, dan Buzzer ............................................................. 49
Gambar 4. 16 Jalur Kapsul .................................................................................................. 49
Gambar 4. 17 Plat Botol ...................................................................................................... 50
Gambar 4. 18 Tabung kapsul ............................................................................................... 50
Gambar 4. 19 Corong Kapsul .............................................................................................. 51
Gambar 4. 20 Tampilan jendela overview........................................................................... 52
Gambar 4. 21 Ladder tombol jumlah kapsul ....................................................................... 77
Gambar 4. 22 Tombol jumlah kapsul pada HMI ................................................................. 77
Gambar 4. 23 Ladder Sensor Fotoelektrik1......................................................................... 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Gambar 4. 24 Ladder Fotoelektrik 2 ................................................................................... 79
Gambar 4. 25 Ladder Fotoelektrik 3 ................................................................................... 79
Gambar 4. 26 Ladder tombol START ................................................................................. 80
Gambar 4. 27 Ladder Tombol Stop Darurat ........................................................................ 81
Gambar 4. 28 Tombol Darurat Pada HMI ........................................................................... 81
Gambar 4. 29 Ladder Motor DC 1, 2, dan 3 ........................................................................ 82
Gambar 4. 30 Window Script Perputaran Botol .................................................................. 83
Gambar 4. 31. Contoh pengaturan topic definition pada MBENET ................................... 84
Gambar 4.32. Contoh pengaturan access names pada Wonderware InTouch..................... 84
Gambar 4.33. Contoh konfirgurasi alamat IP PLC ............................................................. 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Keterangan bagian-bagian PLC M221 [5] ........................................................... 7
Tabel 2. 2 Karakteristik TM221CE40R[3] ............................................................................ 7
Tabel 2.3 Nilai LED [15] ..................................................................................................... 21
Tabel 2.4 Bobot dan Volume ukuran kapsul ....................................................................... 23
Tabel 3. 1 Keterangan bagian-bagian prototype prototipe alat pengisian botol dengan
kapsul berbasis PLC ..................................................................................................... 25
Tabel 3. 2 Alamat input pada PLC ...................................................................................... 33
Tabel 3. 3 Alamat output pada PLC .................................................................................... 33
Tabel 3. 4 Alamat memori pada PLC .................................................................................. 33
Tabel 4.1 Keterangan tampilan jendela overview ............................................................... 52
Tabel 4.2 Proses kerja alat pada tampilan HMI................................................................... 53
Tabel 43 Data proses memasukkan 10 kapsul ukuran 00 ke dalam botol ........................... 57
Tabel 4.4 Data Proses Memasukkan 20 Kapsul ukuran 00 ke dalam botol ....................... 58
Tabel 4.5 Data Proses Memasukkan 30 Kapsul ukuran 00 ke dalam botol ........................ 59
Tabel 4.6 Data Proses Memasukkan 10 Kapsul ukuran 0 ke dalam botol .......................... 60
Tabel 4.7 Data Proses Memasukkan 20 Kapsul ukuran 0 ke dalam botol ......................... 61
Tabel 4.8 Data Proses Memasukkan 30 Kapsul ukuran 0 ke dalam botol .......................... 62
Tabel 4.9 Data Proses Memasukkan 10 Kapsul Ukuran 1 ke dalam botol ......................... 64
Tabel 4.10 Data Proses Memasukkan 20 Kapsul Ukuran 1 ke dalam botol ....................... 65
Tabel 4.11 Data Proses Memasukkan 30 Kapsul Ukuran 1 ke dalam botol ....................... 66
Tabel 4.12 Data Proses Memasukkan 10 Kapsul Ukuran 2 ke dalam botol ....................... 67
Tabel 4.13 Data Proses Memasukkan 20 Kapsul Ukuran 2 ke dalam botol ....................... 68
Tabel 4.14 Data Proses Memasukkan 30 Kapsul Ukuran 2 ke dalam botol ....................... 69
Tabel 4.15 Data Proses Memasukkan 10 Kapsul Ukuran 3 ke dalam botol ....................... 70
Tabel 4.16 Data Proses Memasukkan 20 Kapsul Ukuran 3 ke dalam botol ....................... 71
Tabel 4.17 Data Proses Memasukkan 30 Kapsul Ukuran 3 ke dalam botol ....................... 72
Tabel 4.18 Data proses saat kapsul habis ............................................................................ 73
Tabel 4.19 Error keseluruhan HMI sistem .......................................................................... 74
Tabel 4.20 Error Keseluruhan Riil sistem ........................................................................... 74
Tabel 4.21 Data Waktu Pengisian Botol dalam 1 Siklus Proses ......................................... 75
Tabel 4.22 Hasil Pengukuran Tegangan Sub Sistem ........................................................... 76
Tabel 4.23 Tagname Dictionary .......................................................................................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi penghitungan tablet digital elektronik portabel asli ditemukan di
Manchester, Inggris antara tahun 1967 dan 1970 oleh saudara-saudara John dan Frank
Kirby [1]. Aspek otomatisasi farmasi ini dengan cepat diadopsi, dan inovasi muncul
setiap decade hingga sekarang tahun 2019 untuk membantu industri farmasi mengemas
obat dengan cepat, aman, dan ekonomis.
System penghitung dan pengemas tablet atau kapsul ini umumnya dikendalikan
dan dimonitoring secara langsung. Namun dengan menggunakan teknologi baru dapat
meningkatkan alur kerja pada bidang farmasi tersebut, salah satunya dengan pengontrolan
jarak jauh yang sekarang sedang marak pada bidang Industri.
SCADA atau Supervisory Control and Data Acquition adalah sebuah sistem yang
dirancang untuk sebuah pengendalian dan pengambilan data dalam pengawasan
(Operator/Manusia). biasanya SCADA digunakan untuk pengendalian suatu proses pada
industri. Programmable Logic Controllers (PLC) merupakan sebuah komponen control
dalam SCADA.
Sebelumnya sudah pernah dilakukan penelitian serupa mengenai pengontrolan
jarak jauh dan menggunakan SCADA yaitu “Aplikasi SCADA Dalam Proses Pasteurisasi
Pengisian dan Pengepakan Produk Susu Kemasan Pada Mini DCS Berbasis PLC Omron
CPM2A”[2] . Pada system yang dibuat ini telah berhasil melakukan pengontrolan jarak
jauh menggunakan PLC dan SCADA. Namun dalam proses kerja dari penelitian tersebut
tidak menggunakan animasi yang bergerak secara Real Time untuk dimonitoring pada
interface-nya.
Berdasarkan latar belakang berikut penulis ingin membuat sebuah system SCADA
yang dapat mengendalikan alat penghitung dan pengemasan tablet atau kapsul ini dari
jarak jauh dan dapat dimonitoring menggunakan animasi yang bergerak secara real time
menggunakan HMI dengan Software Wonderware Intouch. HMI dengan Software
Intouch memiliki kelebihan yang lebih dalam menggambarkan animasi-animasi system
secara real dan actual. Pada dasarnya Software ini digunakan untuk system pabrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Sebagai kontrollernya digunakan PLC Modicon M221. Dengan adanya sistem pengontrol
tersebut akan membuat pengemasan akan lebih cepat, efisien dan termonitor.
PLC Modicon M221 berjenis TM221CE40R ini memiliki port I/O berupa 24
digital input, 2 analog input, 16 digital output, 1 ethernet port, dan 1 serial line port[3]
sebagai kontroler. PLC ini di dukung oleh software So Machine Basic yang mudah dalam
pemrograman dan terigentrasi dengan scada sebagai HMI bertujuan untuk memonitor
Sistem alat pengemasan kapsul tersebut. PLC Modicon M221 berjenis TM221CE40R
sebagai pusat control terdapat pula Motor yang dipakai untuk membawa kapsul agar dapat
jatuh satu persatu kedalam botol dan Motor untuk menggerakkan botol yang sudah berisi
kapsul untuk digantikan dengan botol kosong yang baru. Juga terdapat sensor
Photoelectric yang nantinya berfungsi mendeteksi jumlah kapsul yang jatuh serta
mendeteksi botol yang baru agar Motor berhenti berputar.
1.2 Tujuan dan manfaat penelitian
1.2.1 Tujuan dari penelitian ini ialah:
Membuat sistem SCADA untuk alat pengisian botol dengan kapsul berbasis PLC
(Programmable Logic Controller) yang dapat dikontrol dan dimonitoring secara
real dengan animasi pada HMI dengan software Wonderware Intouch.
1.2.2 Manfaat dari Penelitian ini ialah
Mempermudah pekerjaan manusia dalam proses pengisian kapsul ke dalam botol
dengan jumlah tertentu.
1.3 Pembatasan Masalah
Agar tugas akhir ini bisa mengarah pada tujuan dan untuk menghindari
kompleksnya permasalahan yang muncul, maka diperlukan adanya batasan-batasan
masalah yang sesuai dengan judul tugas akhir ini. Adapun batasan masalah adalah :
1. Menggunakan PLC Modicon M221 sebagai pusat pengolah data masukan dari
sensor dan mengirimkannya kepada HMI.
2. Menggunakan Wonderware Intouch.
3. Menggunakan animasi untuk memvisualisasikan proses dan kerja alat secara real
pada HMI.
4. Menggunakan Motor DC sebagai penggerak plat tempat botol dan plat jalur
kapsul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
5. Sensor Photoelectric untuk medeteksi jumlah kapsul yang masuk ke dalam botol
serta mendeteksi botol kosong yang baru agar bisa berhenti di bawah lubang
tempat kapsul terjatuh.
6. Memiliki 3 pilihan jumlah kapsul pada HMI agar operator dapat menentukan
jumlah yang diinginkan.
1.4 Metodologi Penelitian
Berdasar pada tujuan yang akan dipacu metode – metode yang digunakan dalam
penyusunan tugas akhir ini adalah:
1. Studi literatur yaitu, mengumpulkan bahan-bahan yang terkait tentang PLC serta
jurnal yang terkait dengan sistem pengisisan kapsul ke dalam botol.
2. Melakukan Eksperimen pengujian menggunakan Sensor, PLC M221, dan proses
jatuhnya kapsul ke dalam botol satu persatu.
3. Perancangan perangkat keras seperti Motor DC yang akan mengantarkan kapsul
dan botol, serta perangkat lunak seperti ladder diagram PLC dan HMI untuk
kendali Motor DC. Tahap ini untuk mencari bentuk optimal dari sistem
yang akan dibuat dengan mempertimbangkan faktor permasalahan, dan
ketersediaan komponen, seperti pada gambar 1.1.
Gambar1. 1 Perancangan Blok Diagram
operator memberikan input dari HMI yang berupa jumlah kapsul sesuai
ketentuan. Setelah masukan dari operator menekan tombol mulai untuk
memulai sistem. Sistem bekerja berdasarkan tahap-tahap yang diatur oleh
program. Pertama kali sistem akan menjalankan motor DC 1 dimana itu sebagai
SENSOR Photoelectric 1
Menghitung kapsul PLC
MOTOR DC 1
MOTOR DC 2
HMI
VIA ETHERNET
SENSOR Photoelectric 2
Mendeteksi botol
BUZZER
LED
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
penggerak plat untuk jalur kasul sehingga kapsul akan bergerak secara tertata satu
persatu kea arah corong yang nantinya di deteksi serta di hitung menggunakan
sensor Photoelektrik 1 , jika photoelektrik 1 telah mendeteksi jumlah kapsul
sesuai masukan dari HMI maka motor DC 1 akan berhenti dan motor DC 2 akan
sebagai penggerak plat tempat botol akan bergerak dan membawa botol baru,
kemudian sensor photoelektrik 2 akan mendeteksi botol baru yang nantinya jika
botol telah terdeteksi oleh sensor photoelektrik 2 maka motor DC 2 akan berhenti
dan siap menunggu perintah dari operator.
4. Pembuatan perangkat keras dan lunak. Bedasarkan gambar 1.1, maka perangkat
keras yang dibuat meliputi racangan konfirgurasi sensor dengan PLC,
konfirgurasi PLC dengan output dan relay untuk motor DC. Perangkat lunak dari
sistem ini meliputi ladder PLC untuk mengendalikan output dan HMI sebagai
pemantauan secara real time.
5. Uji coba dan pengambilan data. Menguji prototipe yang sudah dibuat untuk
melihat hasil kerjanya. Dengan mengambil data berupa, daya yang diperlukan
prototipe, menguji ketepatan jumlah kapsul dengan membandingkan yang
diinginkan dengan yang ada di dalam botol, menguji ketepatan letak botol dengan
membandingkan 4 posisi botol setelah berputar.
6. Analisis hasil percobaan. Analisis data dilakukan dengan membandingkan
keakuratan proses pada prototipe dengan animasi pada HMI. Penyimpulan hasil
percobaan dilakukan dengan melihat persentase keberhasilan sistem. Indikator
keberhasilan sistem adalah keberhasilan sensor menghitung jumlah kapsul dan
mendeteksi botol, keberhasilan motor berputar dan berhenti, serta proses pada
HMI menunjukkan tahap proses yang sama dengan prototipe.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
DASAR TEORI
Bab ini menjelaskan tentang komponen utama yang akan digunakan pada
penelitian “SCADA untuk Sistem Pengisian Botol Dengan Kapsul Berbasis PLC”.
Komponen-komponen yang digunakan antara lain: Programmable Logic Controllers
(PLC), Human Machine Interface (HMI), Sensor Foto Elektrik, Motor DC.
2.1. Teori Penghitung dan Pengemasan Kapsul
Penghitungan kapsul tablet yang akan masuk ke dalam kemasan botol dan dalam
hal manual akan banyak memakan waktu dan juga terjadi Human error. Pemberian obat
di pabrik farmasi sebelum tahun 1970 adalah operasi yang memakan waktu. Operator
mengeluarkan resep dalam bentuk tablet atau kapsul dengan baki sederhana dan
spatula. Banyak obat baru dikembangkan oleh produsen farmasi dengan kecepatan yang
terus meningkat, dan harga obat meningkat tajam. Operator komunitas yang tipikal
bekerja lebih lama dan sering dipaksa untuk mempekerjakan staf untuk menangani
peningkatan beban kerja yang mengakibatkan lebih sedikit waktu untuk fokus pada
masalah keselamatan. Faktor-faktor tambahan ini menyebabkan penggunaan mesin untuk
menghitung obat-obatan.
2.2. Programmable Logic Controllers (PLC)[4]
Programmable Logic Controllers (PLC) merupakan suatu perangkat elektronik
digital dengan memori yang dapat diprogram untuk menjalankan fungsi-fungsi seperti
fungsi logika, sekuen, timing, counting, dan aritmatika untuk mengontrol suatu sistem
supaya sesuai dengan yang diinginkan. Pada PLC terdapat 5 komponen utama yaitu :
1. Catu Daya
Catu daya berfungsi sebagai sumber tegangan untuk komponen yang terdapat pada
PLC, catu daya dapat berupa 24 VDC atau 220 VAC.
2. CPU (Central Processing Unit)
CPU merupakan bagian otak dari PLC, berisi mikroprosesor yang berfungsi untuk
mengeksekusi program, menyimpan dan mengambil data dari memori, membaca
nilai input dan mengatur nilai output, memeriksa kerusakan, melakukan operasi-
operasi matematis, manipulasi data, tugas-tugas diagnostik, serta melakukan
komunikasi dengan perangkat lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Memori
Memori merupakan tempat menyimpan data serta program yang akan dieksekusi
oleh prosesor.
4. Modul I/O
Modul I/O merupakan perantara antara PLC dengan perangkat keras masukan dan
keluaran. Berfungsi untuk mengubah sinyal-sinyal masukan dari perangkat keras
menjadi sinyal yang sesuai dengan tegangan kerja PLC.
5. Perangkat Pemrograman
Perangkat pemrograman merupakan perangkat yang berfungsi untuk membuat dan
mengedit program yang akan dikirim ke PLC.
2.2.1 PLC M221
PLC M221 merupakan produk dari Schneider Electric, tipe PLC yang akan
digunakan adalah tipe TM221CE40R dimana terdapat 40 port I/O yang terdiri dari 24
port Input dan 16 port Output yang terdapat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 PLC M221[5]
Berikut merupakan keterangan bagian-bagian dari PLC M221 yang terdapat pada tabel 2.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Tabel 2.1 Keterangan bagian-bagian PLC M221 [5]
No. Keterangan
1 Status LEDs
2 Blok terminal keluaran
3 Klip pengunci ukuran 35mm
4 Port Ethernet/konektor RJ45
5 Catu daya 110-240 VAC
6 Port mini USB
7 Port serial 1
8 Slot SD Card
9 Masukan 2 analog
10 Saklar Run/Stop
11 Blok terminal masukan
12 Konektor penambahan modul I/O
13 Cartridge slot 1
14 Cartridge slot 2
15 Tutup pelindung
16 Locking hook
17 Pelindung masukan analog
18 Penahan baterai
Berikut merupakan karakteristik dari TM221CE40R yang terdapat pada table 2.2.
Tabel 2.2 Karakteristik TM221CE40R[3]
Range of product Modicon M221
Product or component type Logic controller
[Us] rated supply voltage 100...240 V AC
Discrete input number 24 discrete input conforming to IEC 61131-2 Type 1
Analogue input number 2 at input range: 0...10 V
Discrete output type Relay normally open
Discrete output number 16 relay
Discrete output voltage 5...125 V DC
5...250 V AC
Discrete output current 2 A
Network frequency 50/60 Hz
Discrete input logic Sink or source (positive/negative)
Discrete input voltage 24 V
Discrete input voltage type DC
Voltage state 1 guaranteed >= 15 V for input
Voltage state 0 guaranteed <= 5 V for input
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Pada PLC M221 terdapat 3 jenis memori yang dapat digunakan sesuai dengan fungsinya masing-
masing yaitu [6] :
a. Memori bit
Memori bit atau dilambangkan dengan %M merupakan memori yang hanya dapat bernilai 0 dan
1, memori ini terdapat sebanyak 1024 bit.
b. Memori word
Memori word atau dilambangkan dengan %MW merupakan memori yang nilainya dapat
berubah-ubah ketika program dijalankan. Memori ini biasanya digunakan untuk operasi counter,
memori ini terdapat sebanyak 8000 word.
c. Konstanta word
Konstanta word atau dilambangkan dengan %KW merupakan memori yang digunakan
untuk menyimpan konstanta nilai tertentu dan tidak dapat berubah ketika program
dijalankan, memori ini terdapat sebanyak 512 word.
2.2.2 Diagram Ladder[7]
Ladder diagram (diagram tangga) merupakan metode pemrograman PLC yang paling
popular, karena PLC pertama yang diciptakan menggunakan bahasa pemrograman ini. Hal
itu dikarenakan PLC merupakan perkembangan dari relay logic control yang menggunakan
bahasa pemrograman relay ladder logic. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemrograman PLC menggunakan ladder diagram :
a. Program dibaca dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
b. Rung tidak boleh diakhiri tanpa output.
c. Output (coil) dan input (contact) ditampilkan dalam kondisi normal.
d. Input/output diidentifikasi dengan alamat.
Pada ladder diagram terdapat normal contact yang mengacu pada konsep NO
(Normally Open) dan NC (Normally Closed) dari relay contact, terdapat pada gambar 2.2
dan 2.3.
a. Normally Open (NO)
Contact ini menandakan keadaan relay yang dalam keadaan normalnya dalam posisi
terbuka, dan akan terhubung jika relay mendapat tegangan.
Gambar 2.2 Ladder diagram NO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Normally Closed (NC)
Contact ini menandakan keadaan relay yang dalam keadaan normalnya dalam posisi
terhubung, dan akan terbuka jika relay mendapat tegangan.
Gambar 2.3 Ladder diagram NC
2.2.3. Fungsi-fungsi Logika Dasar[8]
Pada programmable logic controller terdapat intruksi-instruksi dasar yang banyak
digunakan dalam penyusunan diagram ladder. Instruksi-intruksi yang ada akan membentuk
suatu eksekusi diantara lain:
a. AND
Logika AND merupakan kondisi dimana kedua saklar terhubung secara seri dan kedua
saklar harus tertutup untuk menghasilkan keluaran, bentuk ladder terdapat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Ladder diagram logika AND
b. OR
Logika OR merupakan kondisi dimana kedua saklar terhubung secara pararel dan
cukup satu saklar yang tertutup sudah bisa menghasilkan keluaran, bentuk ladder terdapat
pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Ladder diagram logika OR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
c. NOT
Logika NOT merupakan kondisi dimana sebuah saklar dalam kondisi normal
menghasilkan keluaran, dan akan terbuka apabila mendapat sebuah masukan, bentuk ladder
terdapat pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 Ladder diagram logika NOT
d. NAND
Logika NAND merupakan kondisi dimana kedua saklar NOT terhubung secara seri
dan apabila kedua saklar dalam kondisi normal maka akan menghasilkan keluaran, bentuk
ladder terdapat pada gambar 2.7.
Gambar 2.7 Ladder diagram logika NAND
e. NOR
Logika NOR merupakan kondisi dimana kedua saklar NOT terhubung secara pararel
dan hanya keadaan dimana kedua saklar mendapat masukan tidak dapat menghasilkan
keluaran, bentuk ladder terdapat pada gambar 2.8.
Gambar 2.8 Ladder diagram logika NOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
f. XOR
Logika XOR merupakan kondisi dimana empat buah kombinasi saklar NC dan NO
yang terhubung secara seri dan pararel. Dimana akan menghasilkan keluaran jika salah satu
dari kedua input bernilai 1, bentuk ladder terdapat pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Ladder diagram logika XOR
2.3. SCADA[9]
Apakah sistem SCADA itu?. SCADA (Supervisory Control And Data
Acquisition) dapat didefinisikan dari kepanjangan SCADA itu sendiri :
S = Supervisory - Pengawasan
C = Control - Pengendalian
ADA = And Data Acquisition - Akuisisi data
Jadi sistem SCADA adalah sistem yang dapat melakukan pengawasan, pengendalian,
dan akuisisi data terhadap sebuah plant.
Dalam terminologi kontrol, supervisory control sering mengacu pada kontrol
yang tidak langsung, atau lebih menekankan pada fungsi koordinasi dan pengawasan.
Dengan kata lain, pengendalian utama tetap dipegang oleh PLC (pengendali lainnya)
sedang kontrol pada SCADA hanya bersifat koordinatif dan sekunder.
Definisi yang lebih formal diberikan oleh NIST (National Institute of Standart
and Technology) ialah sistem terdistribusi yang digunakan untuk mengendalikan aset-
aset yang tersebar secara geografis, sering terpisah ribuan kilometer persegi, dimana
kontrol dan akuisisi data terpusat sangat penting bagi operasi sistem. Menurut NIST,
sistem SCADA banyak digunakan pada sistem terdistribusi seperti : water distribution,
oil pipelines, electrical power grids, dan railway transportation system.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2.3.1 Sejarah SCADA
Sistem SCADA yang “primitif” sebenarnya telah digunakan oleh industri
selama ini. Dengan hanya mengandalkan indikator-indikator sederhana seperti lampu,
meter analog, alarm suara (buzzer), seorang operator sudah dapat melakukan
pengawasan terhadap mesin-mesin di pabrik. Sistem SCADA primitif atau
konvensional masih belum menggunakan komputer ataupun piranti pengendali
berprosesor lainnya.
Seiring dengan perkembangan komputer yang pesat beberapa dekade terakhir,
maka komputer menjadi komponen penting dalam sistem SCADA modern. Sistem ini
menggunakan komputer untuk menampilkan status dari sensor dan aktuator dalam
suatu plant, menampilkan dalam bentuk grafik, menyimpannya dalam data base,
bahkan menampilkannya dalam situs web. Umumnya komputer ini terhubung dengan
sebuah pengendali (misal: Programmable Logic Controller) melalui sebuah protokol
komunikasi tertentu (misal: fieldbus).
2.3.2 Arsitektur Sistem SCADA
Arsitektur dasar dari sebuah sistem SCADA dapat dilihat berikut ini penjelasan dari
masing-masing bagiannya :
1. Operator
Operator manusia mengawasi sistem SCADA dan melakukan fungsi supervisory
control untuk operasi plant jarak jauh.
1. Human Machine Interfaces (HMI)
HMI merupakan bagian terpenting dari sistem SCADA karena fungsinya yaitu sebagai
“jembatan” bagi manusia ( operator) untuk memahami proses yang terjadi pada mesin.
HMI menampilkan data pada operator dan menyediakan input kontrol bagi operator
dalam berbagai bentuk, termasuk grafik, kematik, jendela, menu pull-down, touch
screen, dan lain sebagainya. HMI dapat berupa touch screen device ataupun komputer
itu sendiri.
2. Master Terminal Unit (MTU)
MTU berfungsi menampilkan data pada operator melalui HMI, mengumpulkan data
dari tempat yang jauh, dan mengirimkan sinyal kontrol ke plant yang berjauhan.
Kecepatan pengiriman data dari MTU ke plant jarak jauh relatif rendah dan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
kontrol umumnya open loop karena kemungkinan terjadi waktu tunda dan flow
interruption. Berikut ini beberapa fungsi dasar dari suatu MTU:
a. Input/Output Task: interface sistem SCADA dengan peralatan di plant.
b. Alarm Task: mengatur semua tipe alarm.
c. Trends Task: mengumpulkan data plant setiap waktu dan menggambar-kan dalam
grafik.
d. Report Task: memberikan laporan yang bersumber dari data plant.
e. Display Task: menampilkan data yang diawasi dan dikontrol operator.
4. Communication System
Sistem komunikasi antara MTU-RTU ataupun antara RTU-Field device diantaranya
berupa:
1. RS 232
2. Private Network (LAN/RS-485)
3. Switched Telephone Network
4. Leased Line
5. Internet
6. Wireless Communication System
a. Wireless LAN
b. GSM Network
c. Radio Modems
5. Remote Terminal Unit (RTU)
RTU berfungsi mengirimkan sinyal kontrol pada peralatan yang dikendalikan,
mengambil data dari peralatan tersebut, dan mengirimkan data tersebut ke MTU.
Kecepatan pengiriman data antara RTU dan alat yang dikontrol relatif tinggi dan metode
kontrol yang digunakan umumnya closed loop. Sebuah RTU mungkin saja digantikan
oleh Programmable Logic Controller (PLC). Beberapa kelebihan PLC sebagai RTU ialah
:
a. Solusi ekonomis
b. Serbaguna dan fleksibel
c. Mudah dalam perancangan dan instalasi
d. Lebih reliable
e. Kontrol yang canggih
f. Berukuran kecil secara fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
g. Troubleshooting dan diagnosa lebih mudah
6. Field Device
Merupakan plant di lapangan yang terdiri dari objek yang memiliki berbagai sensor
dan aktuator. Nilai sensor dan aktuator inilah yang umumnya dia wasi dan
dikendalikan supaya objek/plant berjalan sesuai dengan yang diinginkan pengguna.
2.3.3 Jenis –jenis sistem SCADA
Menurut skala sistem keseluruhan, sistem SCADA dapat dibedakan menjadi :
1. SCADA Dasar
SCADA dasar ini umumnya hanya terdiri dari sebuah RTU/PLC saja yang
digunakan untuk mengendalikan suatu plant dengan berbagai field device. Jumlah MTU
yang digunakan juga hanya satu buah. Gambar 2.10 menunjukan blok
sederhananya.
Contoh:
a. Car manufacturing robot
b. Room temperature control
c. Water Level Control
RTU/PLC
Field Device
MTU
Gambar 2.10 SCADA Dasar
2. Integrated SCADA
Sistem ini terdiri dari beberapa PLC/RTU yang terhubung dengan beberapa
Distributed Control System (DCS), namun hanya menggunakan satu MTU. MTU ini
dapat terhubung dengan komputer lain melalui LAN, WAN ataupun internet. Gambar
1.3 menunjukan blok sederhananya.
Contoh :
a. Subway systems
b. Security systems
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Water systems
3. Networked SCADA
Sistem ini memiliki banyak MTU yang saling terhubung. Terdapat satu MTU pusat
sebagai koordinator dari sistem-sistem yang lain. MTU pusat ini juga dapat terhubung
dengan dunia luar melalui LAN, WAN, maupun internet Contoh :
a. Power systems
b. Commun ication systems
2.3.4 Nilai Lebih Sistem SCADA
Sebuah sistem SCADA memberikan keleluasaan mengatur maupun
mengkonfigurasi sistem. Kita bisa menempatkan sensor dan kendali di setiap titik kritis
di dalam proses. Seiring dengan teknologi SCADA yang semakin baik, kita bisa
menempatkan lebih banyak sensor di banyak tempat sehingga semakin banyak hal yang
bisa dipantau, semakin detil operasi yang bisa dilihat, dan semuanya bekerja secara real
time. Tidak peduli sekompleks apapun prosesnya, kita bisa melihat operasi proses dalam
skala besar maupun kecil, dan setidaknya bisa melakukan penelusuran jika terjadi
kesalahan dan sekaligus meningkatkan efisiensi.
Sistem SCADA memiliki banyak nilai lebih diantaranya:
1. Pengawasan (supervisory) plant dapat dilakukan secara langsung (real time)
melalui tampilan monitor.
2. Kecepatan dan kemudahan memperoleh informasi berkaitan dengan kondisi/status
sistem yang dipantau.
3. Mengontrol proses-proses yang lebih besar dan kompleks dengan lebih mudah
(tidak memerlukan banyak operator).
4. Dapat mengontrol plant secara real time dari jarak jauh.
5. Dapat mendeteksi dan memperbaiki kesalahan/kerusakan sistem secara cepat.
2.3.5 Implementasi sistem SCADA
Sistem SCADA dapat digunakan untuk mengatur berbagai macam peralatan.
Biasanya, SCADA digunakan untuk melakukan proses industri yang kompleks secara
otomatis, menggantikan tenaga manusia (bisa karena dianggap berbahaya atau tidak
praktis), dan biasanya merupakan proses-proses yang melibatkan faktor-faktor kontrol
yang lebih banyak, faktor-faktor kontrol gerakan-cepat yang lebih banyak, dan lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sebagainya, dimana pengontrolan oleh manusia menjadi tidak nyaman lagi. Sebagai
contoh, sistem SCADA yang digunakan di seluruh dunia misalnya untuk:
1. Pembangkit, transmisi dan distribusi listrik: SCADA digunakan untuk mendeteksi
besarnya arus dan tegangan, pemantauan operasional circuit breaker, dan untuk
mematikan/menghidupkan power grid.
2. Penampungan dan distribusi air: SCADA digunakan untuk pemantauan dan
pengaturan laju aliran air, tinggi reservoir(tandon), tekanan pipa dan berbagai
macam faktor lainnya.
3. Bangunan, fasilitas dan lingkungan: Manajer fasilitas menggunakan SCADA untuk
mengontrol HVAC, unit-unit pendingin, penerangan, dan sistem keamanan.
4. Industri : Sistem SCADA mengatur inventori komponen-komponen, mengatur
otomasi alat atau robot, memantau proses dan kontrol kualitas.
5. Transportasi KA listrik: menggunakan SCADA bisa dilakukan pemantauan dan
pengontrolan distribusi listrik, otomasi sinyal trafik KA, melacak dan menemukan
lokasi KA, mengontrol palang KA dan lain sebagainya.
6. Lampu lalu-lintas: SCADA memantau lampu lalu-lintas, mengontrol laju trafik, dan
mendeteksi sinyals-sinyal yang salah.
Dan, tentunya, masih banyak lagi aplikasi-aplikasi potensial untuk sistem
SCADA. SCADA saat ini digunakan hampir di seluruh proyek-proyek industri dan
infrastruktur umum. Intinya SCADA dapat digunakan dalam aplikasi-aplikasi yang
membutuhkan kemudahan dalam pemantauan (supervisory) sekaligus juga
pengontrolan, dengan berbagai macam media antarmuka dan komunikasi yang
tersedia saat ini (misalnya, Komputer, PDA, Touch Screen, TCP/IP, wireless dan lain
sebagainya).
2.4. Relay[10]
Relay adalah saklar (switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen electromechanicaI yang terdiri dari 2 bagian utama yakni coil dan kontak
saklar/switch. Relay menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan kontak
saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik
yang bertegangan lebih tinggi. Contoh relay dapat dilihat pada gambar 2.11. Relay
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
memiliki beberapa bagian, yaitu:
1. Koil: adalah bagain dari relay yang terdiri dari gulungan / lilitan kawat
yang menghasilkan energi elektromagnetik.
2. Common: adalah kaki relay yang terhubung pada posisi normally close ketika
relay pada kondisi awal.
3. Kontak: bagian dari relay yang terhubung pada input /output. Kontak relay
terdapat 2 posisi. Kontak relay normally open (NO) dan normally close (NC).
Kontak Poin (Contact Point) relay terdiri dari 2 jenis yaitu:
a) Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi CLOSE (tertutup)
b) Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi OPEN (terbuka)
Gambar 2.11 Relay
2.5. Motor DC[11]
Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah putaran per menit atau
biasanya dikenal dengan istilah RPM (Revolutions per minute) dan dapat dibuat berputar
searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam apabila polaritas listrik yang
diberikan pada Motor DC tersebut dibalikan. Motor Listrik DC tersedia dalam berbagai
ukuran rpm dan bentuk. Kebanyakan Motor Listrik DC memberikan kecepatan
rotasi sekitar 3000 rpm hingga 8000 rpm dengan tegangan operasional dari 1,5V hingga
24V. Apabila tegangan yang diberikan ke Motor Listrik DC lebih rendah dari tegangan
operasionalnya maka akan dapat memperlambat rotasi motor DC tersebut sedangkan
tegangan yang lebih tinggi dari tegangan operasional akan membuat rotasi motor DC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menjadi lebih cepat. Namun ketika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut turun
menjadi dibawah 50% dari tegangan operasional yang ditentukan maka Motor DC
tersebut tidak dapat berputar atau terhenti.
Sebaliknya, jika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut lebih tinggi sekitar
30% dari tegangan operasional yang ditentukan, maka motor DC tersebut akan menjadi
sangat panas dan akhirnya akan menjadi rusak. Pada saat Motor listrik DC berputar
tanpa beban, hanya sedikit arus listrik atau daya yang digunakannya, namun pada saat
diberikan beban, jumlah arus yang digunakan akan meningkat hingga ratusan persen
bahkan hingga 1000% atau lebih (tergantung jenis beban yang diberikan). Oleh karena
itu, produsen Motor DC biasanya akan mencantumkan Stall Current pada Motor
DC. Stall Current adalah arus pada saat poros motor berhenti karena mengalami beban
maksimal, bentuk dan symbol motor DC dapat dilihat pada gambar 2.12.
Gambar 2.12 Bentuk dan Simbol Motor DC
2.6. SENSOR FOTOELEKTRIK[12]
Sensor ini menggunakan sumber cahaya untuk mendeteksi benda, terdiri dari transmitter
sebagai sumber cahaya dan receiver sebagai penerima cahaya. Sensor ini terdapat 4 jenis
yaitu
a. Pemantulan langsung (Direct Reflection)
Transmitter dan receiver ditempatkan pada 1 tempat yang sama dan menggunakan cahaya
yang dipantulkan langsung dari objek untuk melakukan deteksi. Pemilihan sensor ini harus
mempertimbangkan warna dan tipe permukaan objek (kasar, licin, buram, terang). Dengan
permukaan buram, jarak deteksi akan dipengaruhi oleh warna objek. Semakin terang warna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
objek yang dideteksi maka jarak deteksi semakin jauh dan semakin gelap warna objek yang
dideteksi maka jarak deteksi semakin dekat. Jika permukaan obyek mengkilap, jarak deteksi
akan dipengaruhi oleh permukaan objek.
b. Pemantulan dengan reflektor (Reflection with Reflector)
Transmitter dan receiver ditempatkan pada 1 tempat yang sama dan membutuhkan
sebuah reflektor. Objek terdeteksi karena memotong cahaya antara sensor dan reflektor
sehingga receiver tidak menerima cahaya. Sensor ini memungkinkan jarak deteksi yang
jauh, dengan adanya reflector maka sinar yang dipancarkan akan dipantulkan kembali ke
receiver.
c. Pemantulan terpolarisasi dengan reflektor (Polarized Reflection with Reflector)
Mirip dengan pemantulan dengan reflektor, sensor fotoelektrik ini menggunakan
perangkat anti-refleks. Jadi reflector tidak mengkilap. Sensor ini mendasarkan fungsi pada
sebuah pita cahaya terpolarisasi, memberikan keuntungan dan deteksi akurat bahkan ketika
permukaan obyek sangat mengkilap.
Gambar 2.13 Cara kerja sensor fotoelektrik[12]
d. Through Beam
Transmitter dan Receiver ditempatkan secara terpisah dan deteksi obyek terjadi
ketika memotong sinar antara transmitter dan receiver sehingga receiver kehilangan cahaya
sesaat. Sensor fotoelektrik ini memiliki jarak sensing terpanjang. Cara kerja keempat jenis
sensor fotoelektrik di atas terdapat pada gambar 2.13.
Seperti pada gambar 2.14 tipe keluaran sensor fotoelektrik terbagi menjadi dua yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Light ON - Saat tegangan keluaran sensor berlogika rendah (0 Vdc) pada kondisi normalnya
dan apabila ada benda yang menghalangi akan mengaktifkan transistor (terhubung ke Vcc)
sehingga tegangan keluaran sensor akan berubah menjadi logika tinggi (24 Vdc).
Dark ON - Saat tegangan keluaran sensor berlogika tinggi (24 Vdc) pada kondisi normalnya
dan apabila ada benda yang menghalangi akan mengaktifkan transistor (terhubung ke
ground) sehingga tegangan keluaran sensor akan berubah mejadi logika rendah (0 Vdc)
Gambar 2.14 Rangkaian sensor fotoelektrik[13]
Salah satu tipe sensor fotoelektrik adalah Autonics PHOTOELECTRIC SENSOR
BYD3M-TDT-P seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.15. Sumber tegangan yang
diperlukan 24 VDC dengan jarak jangkauan hingga 3 meter. BYD3M-TDT-P merupakan
sensor fotoelektrik yang berjenis Through Beam dan bekerja dengan mode operasi Dark ON.
Gambar 2.15 Sensor fotoelektrik Autonics BYD3M-TDT-P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2.7 LED[15]
Adapun pada perancangan ini terdapat perhitungan untuk mencari nilai resistor yang
sesuai dikarenakan tegangan kerja atau volt atau voltage yang jatuh pada setiap led berbeda-
beda, dapat dilihat seperti pada table 2.3 berikut :
Tabel 2.3 Nilai LED [15]
Jenis LED Warna IF Max VF (typ.) VF Max VR Max
Standard Merah 30mA 1.7V 2.1V 5V
Standard Merah Terang 30mA 2.0V 2.5V 5V
Standard Kuning 30mA 2.1V 2.5V 5V
Standard Hijau 25mA 2.2V 2.5V 5V
High Intensity Biru 30mA 4.5V 5.5V 5V
Super Bright Merah 30mA 1.85V 2.5V 5V
Low Current Merah 30mA 1.7V 2.0V 5V
Keterangan :
IF Max : Arus Maju (Forward Current) Maksimal
VL : Tegangan LED
VF Max : Tegangan Maju (Forward Voltage) maksimum
VR Max : Tegangan Terbalik (Reverse Voltage) maksimum
Setelah kita mengetahui Tegangan dan Arus Maju untuk LED seperti pada tabel diatas,
maka kita dapat menghitung nilai Resistor yang diperlukan untuk rangkaian LED agar
LED yang bersangkutan tidak terbakar atau rusak karena kelebihan arus dan tegangan.
Contoh rangkaian dapat dilihat di gambar 2.16 dan rumus yang dipakai adalah sebagai
berikut :
Gambar 2.16 Rangkaian LED
𝑅 = (𝑉𝑆 − 𝑉𝐿)/𝐼………………………………..(2.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Dimana :
R = Nilai Resistor yang diperlukan (dalam Ohm (Ω))
VS = Tegangan Input (dalam Volt (V))
VL = Tegangan LED (dalam Volt (V))
I = Arus Maju LED (dalam Ampere (A))
2.8 Kapsul [16]
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995, Kapsul (Capsulae) adalah
bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu cangkang keras atau lunak yang dapat
larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan
lain yang sesuai.
2.8.1. Macam-macam Kapsul
Berdasarkan konsistensi
a. Kapsul cangkang keras (capsule durae, hard capsul)
Kapsul cangkang keras (capsule durae, hard capsul) terdiri atas bagian wadah dan
tutup (capsule overculateae) yang terbuat dari metilselulosa, gelatin, pati, atau bahan
lain yang sesuai. Biasanya cangkang kapsul ini diisi dengan bahan padat atau serbuk,
butiran atau granul. Campuran serbuk yang cendrung meleleh dapat diisikan ke
dalam kapsul cangkang keras jika digunakan absorben seperti MgCO3 atau silikon
dioksida. Kapsul cangkang keras ini hanya mempunyai satu bentuk dan dipakai
untuk pemakaian per oral. Contoh kapsul cangkang keras dapat dilihat seperti pada
gambar 2.17.
Gambar 2.17 Kapsul keras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. Kapsul cangkang lunak (capsulae molles, soft capsul)
Kapsul cangkang lunak (capsulae molles, soft capsul) merupakan satu kesatuan
berbentuk bulat atau silindris (pearl) atau bulat telur (globula) yang dibuat dari
gelatin (kadang disebut gel lunak) atau bahan lain yang sesuai, biasanya lebih tebal
dibandingkan dengan cangkang keras dan dapat diplastisasi dengan penambahan
senyawa poliol, seperti sorbitolatau gliserin. Contoh kapsul cangkang lunak dapat
dilihat seperti pada gambar 2.18.
Gambar 2.18 Kapsul Lunak
2.8.2. Bobot dan Volume Ukuran Kapsul
Bobot atau volume obat yang dapat diisikan ke dalam kapsul tergantung pada sifat
bahan obat itu sendiri. Ketepan dan kecepatan memilih ukuran kapsul biasanya berdasarkan
pengalaman atau pengerjaan secara eksperimental. Seperti pada tabel 2.4 dapat kita lihat
beberapa 3 jenis kapsul berbeda yang masing-masing memiliki bobot terterntu. Sedangkan
untuk ukuran kapsul dapat dilihat dalam ukuran farmasi yaitu, mulai dari 000 dengan ukuran
terbesar hingga 5 dengan ukuran terkecil.
Tabel 2.4 Bobot dan Volume ukuran kapsul
No. Ukuran Acetosal dalam gram
Nat- bikarbonat dalam gram
Nbb* dalam gram
000 1 1,4 1,7
00 0,6 0,9 1,2
0 0,5 0,7 0,9
1 0,3 0,5 0,6
2 0,25 0,4 0,5
3 0,2 0,3 0,4
4 0,15 0,25 0,25
5 0,1 0,12 0,12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
PERANCANGAN PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan tentang penelitian tugas akhir
berjudul “SCADA Untuk Sistem Pengisi Botol Dengan Kapsul Berbasis PLC” yang terdiri
dari Blok Diagram, Perancangan Hardware, dan Perancangan Software. Prototipe ini
membuat sistem yang menghitung jumlah kapsul sesuai masukan dari HMI yang digunakan
operator, dan terdiri dari 3 jumlah kapsul yang berbeda. Operator menekan start untuk mulai
menjalankan alat. Lampu indicator berwarna biru menyala menandakan botol masih ada
yang kosong. Kemudian operator memilih jumlah kapsul yang terdapat pada push button di
HMI. Maka proses akan dimulai dari berputarnya motor DC 1. Motor DC 1 akan membawa
dan membuat kapsul bisa jatuh satu persatu ke dalam botol. Pada lubang yang mengarah ke
dalam botol terdapat sensor photoelektrik. Photoelektrik akan menghitung kapsul yang
lewat, sehingga ketika kapsul telah pada jumlah yang ditentukan, maka motor DC 1 yang
menggerakkan kapsul akan berhenti. Kemudian motor DC 2 pada alas botol akan berputar
untuk membawa botol kosong. Bootol kosong nantinya dibaca oleh sensor photoelektrik
juga yang terdapat tepat di bawah lubang penurunan kapsul ke dalam botol. Sehingga saat
sensor photoelektrik membaca botol kosong tersebut maka motor berhenti berputar, dan
motor dc 1 akan berputar kembali sama seperti proses sebelumnya hingga keempat botol
telah terisi semua. Jika semua botol telah terisi penuh makan lampu led biru akan mati dan
lampu led merah menyala menandakan bahwa botol sudah terisi semua. Jika operator tetap
melanjutkan memilih jumlah kapsul maka buzzer akan berbunyi saat alat tidak akan
memproses perintah.
Perancangan alat secara keseluruhan seperti pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Ilustrasi prototipe
4
10
7
9
12
5
6
2
1
3
8
11
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Berikut merupakan keterangan bagian-bagian dari prototipe alat pengisian botol
dengan kapsul berbasis PLC yang terdapat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Keterangan bagian-bagian prototype prototipe alat pengisian botol dengan kapsul
berbasis PLC
NO Keterangan Fungsi
1 Tabung Wadah kapsul
2 Sensor fotoelektrik 3 Untuk mendeteksi kapsul yang berada didalam tabung
3 Sensor fotoelektrik 1 Untuk menghitung kapsul yang masuk kedalam botol
4 Sensor fotoelektrik 2 Untuk mendeteksi posisi botol baru agar berhenti tepat
dibawah corong
5 Motor DC 1 Sebagai penggerak plat untuk jalur kasul
6 Motor DC 2 Sebagai penggerak plat tempat botol
7 Buzzer Sebagai pemberitahu jika botol sudah terisi semua dan tetap
diminta menjalankan proses
8 Led Biru dan Merah Sebagai indicator pemberitahuan bahwa botol masih kosong
atau sudah terisi semua
9 Jalur Berguna agar kapsul bergerak secara tertata satu persatu ke
arah corong
10 Corong Untuk tempat akhir dari jalur kapsul yang mengarah ke botol
11 Botol Tempat akhir kapsul agar siap untuk dikemas
12 Plat botol Untuk tempat botol dan bergerak mengantarkan botol
kosong ke bawah corong
13 Penyangga Untuk menyangga tabung kapsul
3.1 Blok Diagram Keseluruhan Sistem Alat
Blok diagram ini terdiri dari PLC M221, sensor sebagai input, HMI sebagai
interface serta input dari operator dan output. PLC berfungsi untuk mengelola perintah
yang diberikan oleh operator melalui Human Machine Interface (HMI) dengan tampilan
seperti gambar 3.2. Semua sistem yang diatur oleh operator dapat disesuaikan dengan
kebutuhan yang diinginkan.
Prototipe bekerja ketika operator memberikan input dari HMI yang berupa jumlah
kapsul sesuai ketentuan. Setelah masukan dari operator menekan tombol mulai untuk
memulai sistem. Sistem bekerja berdasarkan tahap-tahap yang diatur oleh program.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Pertama kali sistem akan menjalankan motor DC 1 dimana itu sebagai penggerak plat untuk
jalur kasul sehingga kapsul akan bergerak secara tertata satu persatu kea arah corong yang
nantinya di deteksi serta di hitung menggunakan sensor Photoelektrik 1, jika photoelektrik 1
telah mendeteksi jumlah kapsul sesuai masukan dari HMI maka motor DC 1 akan berhenti
dan motor DC 2 akan sebagai penggerak plat tempat botol akan bergerak dan membawa
botol baru, kemudian sensor photoelektrik 2 akan mendeteksi botol baru yang nantinya jika
botol telah terdeteksi oleh sensor photoelektrik 2 maka motor DC 2 akan berhenti dan siap
menunggu perintah dari operator.
Gambar 3.2 Blok Diagram Keseluruhan Sistem Alat
3.2. Perancangan Prototipe
Perancangan prototype ini meliputi dimensi dari alat yang dirancang mulai dari jalur
kapsul dan tempat botol yang menggunakan plat.
3.2.1 Perancangan jalur kapsul dan letak sensor fotoelektrik 1
Perancangan untuk jalur kapsul dengan ukuran box tempat jalur panjang 35cm, lebar
30cm, tinggi 30cm, kemudian untuk ukuran jalur kapsulnya sendiri selebar ±1,5 cm. lebar
jalur kapsul ini berdasarkan diameter kapsul terbesar yang bisa dipakai dialat ini yaitu kapsul
Via Ethernet
PLC
M2
21
SENSOR photoelektrik 2
untuk mendeteksi botol
REL
AY
MOTOR DC 1
Penggerak jalur kapsul
MOTOR DC 2
Penggerak plat tempat
botol
HMI
LED Biru
LED Merah
Buzzer SENSOR Photoelektrik 1
untuk menghitung
kapsul
SENSOR Photoelektrik 3
untuk mendeteksi kapsul
didalam botol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
00 yang berdiameter ±1cm dengan panjang kapsul ±1,8 cm. dan plat bulat berdiameter 25cm.
kemudian tepat di ujung jalur kapsul terdapat sensor photoelektrik yang berguna untuk
mendeteksi dan menghitung kapsul nantinya.
Gambar 3.3 Perancangan jalur kapsul
Gambar 3.4 perancangan penempatan sensor photoelektrik untuk menghitung kapsul
1,5 cm
30 cm
11 cm
12,5
cm
35 cm
20 cm
1,5 cm sensor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3.2.2 Perancangan Plat Tempat Botol dan Sensor fotoelektrik 2
Perancangan plat untuk tempat botol dengan ukuran diameter plat yang berbentuk
lingkaran sepanjang 30cm dan diameter tempat botol 5cm. kemudian letak sensor
photoelektrik 2 untuk mendeteksi botol baru berada tepat di bawah corong.
Gambar 3.5 Perancangan plat tempat botol
Gambar 3.6 perancangan letak sensor photoelektrik 2
15cm
5cm
sensor botol corong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3.2.3 Perancangan letak sensor fotoelektrik 3
Perancangan plat untuk tempat botol dengan ukuran diameter plat yang berbentuk
lingkaran sepanjang 30cm dan diameter tempat botol 5cm. kemudian letak sensor
photoelektrik 2 untuk mendeteksi botol baru berada tepat di bawah corong.
7CM
Gambar 3.7 Letak Sensor Fotoelektrik 3
3.2.4 Perancangan Led dan Buzzer
Perancangan untuk Led dan Buzzer ini berada pada Depan Box tempat plat jalur atau
di dekat Corong menuju ke botol dan berfungsi sebagai indicator keadaan Botol
Gambar 3.8 Perancangan penempatan Led dan Buzzer
LED
BUZZER
Fotoelektrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3.3. Perancangan Tampilan Human Machine Interface (HMI)
Pada perancangan ini Tampilan HMI berfungsi untuk dapat melihat kerja alat melalui
monitor operator dengan menggunakan software wonderware InTouch. Wonderware
InTouch ini dihubungkan dengan PLC M221 melalui kabel USB yang yang dihubungkan ke
CPU dalam pembuatan SCADA untuk proses system pengisian botol dengan kapsul ini akan
dibuat beberapa layer seperti layer untuk tampilan awal dan layer untuk tampilan HMI.
Semua perancangan SCADA system ini nantinya aka nada beberapa animasi pada layer
tampilan HMI yang dibuat agar mempermudah Operator dalam proses monitoring system
pengisian tersebut.
Gambar 3.9 Tampilan Awal
Gambar 3.8 adalah layer pertama dari HMI ini sebagai pengantar sebelum masuk ke dalam
layer utama dimana pada layer awal ini tidak ada animasi sama sekali namun terdapat 2
tombol yaitu tombol OPEN untuk membuka layer utama dan tombol CLOSE untuk
menghentokan semua ProsesSCADA dan menutup semua layer.
Gambar 3.10 Tampilan HMI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 3.9 diatas ditampilkan bentuk dari pengisian botol dengan kapsul yang digunakan
untuk memonitoring kerja alat. Layer ini merupakan layer utamanya, dan terdapat beberapa
animasi yang sesuai dengan kerja alat tersebut dan juga terdapat 4 Tombol disini yaitu 10,
20, 30, dan START. Pada tombol angka 10,20,30 merupakan jumlah kapsul yang nantinya
akan masuk ke dalam botol dan tombol START berfungsi untuk menjalankan animasi
SCADA dan juga menjalankan alat. Operator hanya dapat memilih jumlah mulai dari
10,20,30 sesuai dengan tombol yang adadan kemudian menjalankan dengan memilih tombol
START untuk menjalankan nya, jika operator memilih tombol 10 dan kemudian memilih
Tombol START maka alat akan bekerja untuk memasukkan 10 kapsul ke dalam botol,
kemudian jika operator memilih tombol 20 kemudian memilih tombol START maka alat
akan untuk memasukkan kapsul ke dalam botol sebanyak 20 kapsul begitu juga juka operator
memilih tombol 30 kemudian memilih tombol START maka alat akan untuk memasukkan
kapsul ke dalam botol sebanyak 30 kapsul. Pada layer ini terdapat juga beberapa indikator
yang mempermudah operator dalam memonitoring kerja alat. Seperti indicator yang terdapat
pada botol menandakan bahwa botol sudah terisi atau masih kosong, indicator di atas tombol
jumlah kapsul dan tombol START menandakan tombol mana yang dipilih atau sedang aktif.
dapat dilihat pada gambar 3.10 dimana pada setiap botol terdapat bulatan kecil sebagai
indicator bahwa botol masih kosong atau sudah terisi dengan cara jika botol telah berisi maka
warna pada bulatan indicator pada botol akan berubah warna menjadi merah. Dan jika semua
botol sudah terisi dan tidak ada lagi botol yang kosong maka akan timbul peringatan
menggunakan layer seperti pada gambar 3.11 berikut :
Gambar 3.11 Peringatan botol penuh semua
Jika peringatan bahwa botol telah terisi semua tampil maka proses telah selesai. Pada layer
peringatan tersebut terdapat tombol close. Jika operator menekan tombol close tersebut maka
akan kembali ke layer awal dan operator dapat memberi masukan baru lagi untuk memulai
proses kembali. Layer peringatan juga ada untuk memberitahukan jika kapsul pada tabung
kasul hampir kosong seperti pada Gambar 3.12 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 3.12 Peringatan Tabung kapsul Kosong
Kemudian layer peringatan berikutnya berasal dari tombol Stop yang berada pada tampilan
utama. Tombol stop ini berfungsi untuk menghentikan semua proses walaupun proses
tersebut belum selesai. Jadi pada saat tombol STOP di tekan maka akan tampil peringatan
seperti gambar 3.13 berikut:
Gambar 3.13 Peringatan tombol Stop
Pada gambar 3.13 dapat dilihat layer peringatan jika operator menekan tombol STOP. Pada
layer tersebut terdapat dua tombol lagi yaitu YES dan NO. Jika operator menekan Tombol
YES maka semua proses akan berhenti dan HMI pada tampilan utama akan auto reset
sehingga HMI menunggu masukan baru dari operator. Sedangkan jika operator memilih
tombol NO maka proses akan tetap dilanjutkan hingga selesai.
Gambar 3.14 Peringatan Proses Berhenti
Pada Gambar 3.14 dapat dilihat layer peringatan setelah operator menekan tombol YES pada
layer peringatan tombol Stop seperti pada gambar 3.13 sebelumnya. Layer ini
memberitahukan bahwa proses telah berhenti dan tidak ada proses yang berlanjut walaupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
proses sesungguhnya belum selesai. Masukan yang ada sebelumnya akan hilang. Pada layer
peringatan ini terdapat tombol Close. Jika operator menekan tombol close tersebut maka
operator akan kembali pada layer awal, dan memulai masukan baru lagi.
3.4. Perancangan Programmable Logic Controller (PLC)
Pada sistem ini PLC yang digunakan sebagai pusat kontrol ialah Schneider M221 yang
memiliki 40 port I/O dengan input sebanyak 24 port dan output sebanyak 16 port. Sistem ini
mengunakan 10 alamat input dan 7 alamat output yang sudah diatur seperti pada table 3.2
dan table 3.3. Perancangan wiring ini untuk memudahkan apabila terjadi kesalahan ketika
sistem sedang bekerja.
Tabel 3.2 Alamat input pada PLC Alamat input Alat atau komponen
%I0.0 fotoelektrik 1
%I0.1 fotoelektrik 2
%I0.2 fotoelektrik 3
Tabel 3.3 Alamat output pada PLC Alamat output Alat dan komponen
%Q0.0 Motor DC 1
%Q0.1 Motor DC 2
%Q0.2 Led Biru
%Q0.3 Led Merah
%Q0.4 Buzzer
Tabel 3.4 Alamat memori pada PLC
Alamat memori Masukan memori alamat
%M0 Start
%M0 Stop
%M2 Led Merah
%M3 Led Biru
%M4 Buzzer
%MW0 Botol 1
%MW1 Botol 2
%MW2 Botol 3
%MW3 Botol 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3.5. Perancangan Perangkat Keras Elektronis
3.5.1 Motor DC Perancangan ini berfungsi untuk mengendalikan Motor DC yang dipengaruhi oleh
output dari PLC, terdapat pada gambar 3.15
Gambar 3.15 Rangkaian Motor DC
3.5.2 LED Rangkaian perancangan dan perhitungan Led Merah dan Led Biru yang dipakai
pada alat ini dapat dilihat pada Gambar 3.16 dan Gambar 3.17 berikut:
a. Perancangan LED Merah
Perancangan ini berfungsi untuk mengendalikan Led Merah yang dipengaruhi oleh
output dari PLC, terdapat pada gambar 3.16 dan perhitungan nilai resistornya sebagai
berikut:
R = (VS – VL) / I
R= (12V - 1,8V)/0,02A
R=10,2V / 0,02 A
R = 510 Ω
Gambar 3.16 Rangkaian Led Merah
b. Perancangan LED Biru
Perancangan ini berfungsi untuk mengendalikan Led Merah yang dipengaruhi oleh
otput dari PLC, terdapat pada gambar 3.17 dan perhitungan nilai resistornya sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
R = (VS – VL) / I
R= (12V – 3,0V)/0,02A
R=9V / 0,02 A
R = 450 Ω
Gambar 3.17 Rangkaian Led Biru
3.5.4 BUZZER Perancangan ini berfungsi untuk mengendalikan Buzzer yang dipengaruhi oleh
output dari PLC, terdapat pada gambar 3.18
Gambar 3.18 Rangkaian Buzzer
3.5.5 Perancangan Keseluruhan output
Gambar 3.19 Rangkaian Keseluruhan Output
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3.6. Perancangan Flowchart
3.6.1 Perancangan Flowchart Utama
Gambar 3.20 Flowchart Utama
Pada gambar 3.20 dapat dilihat Flowchart atau diagram alir keseluruhan yang dimana
terdapat beberapa bagian penting pada proses kerja alat sistem pengisian botol dengan
kapsul. Mulai dari tampilan awal pada layar HMI yang dikelola oleh operator lalu menuju
kepilihan tombol Continue dan Close yang dimana jika memilih Tombol Continue maka
akan lanjut kepada 3 proses penting. Seperti pada gambar diagram alir 3.20 terdapat 3 proses
penting yaitu proses masukan pada HMI, proses pringatan untuk tombol darurat, dan proses
kapsul. Untuk masing masing proses dapat dilihat diagram alirnya sendiri pada gambar 3.21,
gambar 3.22 dan 3.23. Setelah proses masukan dari HMI dan proses kapsul tersebut dilewati
maka akan ada proses pemberitahuan bahwa semua botol telah terisi dan nantinya akan
kembali ke layar awal pada HMI. Kemudian jika operator memilih tombol Close maka akan
mengakhiri semua proses dan kerja alat bahwa tidak ada proses setelahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3.6.2 Perancangan Flowchart Proses Masukan Jumlah Kapsul
Gambar 3.21 Flowchart Proses Masukan Jumlah Kapsul
Pada Gambar 3.21 Flowchart atau diagram alir proses masukan jumlah kapsul dapat dilihat
bagian bagian dan urutan bagai mana prose untuk operator memasukkan jumlah kapsul
yang nantinya akan diproses. Jadi operator akan bisa memberi masukan pada saat operator
berada pada layer tampilan utama pada HMI. Pada tampilan utama tersebut terdapat pilihan
masukan berupa jumlah kapsul yang bisa diproses oleh operator mulai dari 10 kapsul, 20
kapsul, dan 30 kapsul. Jika operator telah memilih salah satu masukan dari dari ketiga
tombol pilihan tersebut maka operator harus menekan tombol start untuk memulai proses
pengisian botol dengan kapsul. Setelah operator memilih masukan dan menekan tombol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
start maka proses pengisian botol dengan kapsul akan berjalan hingga keempat botol yang
terdapat pada alat terisi semua. Jika semua botol telah terisi maka proses pengisian botol
dengan kapsul telah selesai dan akan tempil layer pemberitahuan bahwa botol telah terisi
semua. Pada layer tampilan tersebut terdapat tombol close yang berguna untuk menutup
tampilan tersebut dan kembali ke tampilan awal. Setelah operator menekan tombol close
dan kembali ke tampilan awal, maka proses memasukkan jumlah alat telah selesai, jadi
operator dapat melanjutkan proses dari awal lagi untuk memberi masukan baru dan
memulai kerja alat.
3.6.3Perancangan Flowchart Proses Peringatan Tombol Darurat
Gambar 3.22 Flowchart Proses Peringatan Tombol Darurat
Gambar 3.22 dapat dilihat Flowchart atau diagram alir proses peringatan tombol
darurat. Pada diagram alir ini berisi proses yang terjadi saat operator menekan tombol
Stop darurat pada layar utama. Jika tombol Stop ditekan maka akan ada tampilan
peringatan proses akan berhenti dan auto reset. Jika operator memilih NO pada tampilan
peringatan tersebut maka proses tetap dilanjutkan. Tetapi jika operator memilih Yes maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
semua proses kerja alat akan berhenti saat itu juga. Mulai dari LED biru akan mati dan
LED merah akan hidup, kemudian Motor DC1 dan Motor DC2 akan berhenti berputar.
Kemudian akan tampil layer pemberitahuan bahwa Proses Berhenti dan terdapat tombol
close pada layer tersebut. Ketika operator menekan tombol close maka operator akan
kembali ke layar awal dan masukan sebelumnya sudah hilang karena auto reset dan
operator harus memberi masukan baru.
3.6.4 Perancangan Flowchart Proses Pengisian Botol
Gambar 3.23 Flowchart Proses Kapsul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Pada Gambar 3.23 dapat dilihat Flowchart atau diagram alir proses pengisian botol.
Pada diagram alir proses pengisian botol dapat dilihat urutan urutan proses pengisian
botol ini. Pada proses ini alat akan mengisi sebanyak 4 botol dengan masukan yang telah
ditentukan operator pada HMI dan mengirimkan masukan tersebut agar alat mulai
bekerja. Berawal dari LED biru menyala manadakan proses sedang berjalan. Proses mulai
menghitung pengisian botol sebanyak 4 botol. Kemudian motor DC1 berputar. Motor
DC1 ini berfungsi sebagai penggerak jalur kapsul agar kapsul bisa jatuh satu per satu ke
dalam botol. Pada saat motor DC1 berputar, sensor fotoelektrik1 bekerja dengan
menghitung jumlah kapsul yang telah masuk ke dalam botol. Jika jumlah yang masuk ke
dalam botol telah sesuai masukan dari operator, maka motor DC1 akan berhenti. Setelah
motor DC1 berhenti akan dilanjutkan dengan berputar motor DC2 yang berfungsi untuk
menggerakkan plat tempat botol agar botol yang sudah berisi kapsul akab berganti posisi
dengan botol yang masih kosong. Saat motor DC2 berputar sensor Fotoelektrik bekerja
untuk mendeteksi datangnya botol agar dapat berhenti tepat di bawah corong dan bersiap
untuk menampung kapsul. Pada saat sensor fotoelektrik mendeteksi botol maka motor
DC2 akan berhenti, dan akan terhitung botol yang telah terisi. Jika belum mencapai 4
botol maka alat akan terus bekerja dengan proses sebelumnya. Jika telah mencapai 4 botol
yang telah terisi maka LED biru akan mati dan LED merah akan menyala serta buzzer
akan berbunyi menandakan bahwa proses telah selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Suatu program dapat dikatakan bekerja dengan baik apabila telah disertai dengan
pembuktian terhadap fungsi kerja dari alat tersebut. Bab ini akan membahas tentang Hasil
pengamatan dan pengujian sistem pengisian botol dengan kapsul yang menggunakan PLC
(Programmable Logic Control) sebagai pusat kontrolnya. Pengujian juga menggunakan
system SCADA yang telah dirancang pada bab sebelumnya.
4.1. Perubahan Perancangan Bagian ini menjelaskan perubahan pada implemetasi hardware yang terjadi selama
proses pembuatan hardware maupun software.
4.1.1. Penambahan Motor DC
Penambahan motor dc dapat dilihat pada gambar 4.1. penambahan motor dc ini
bertujuan untuk membantu memberi gerakan kepada corong kapsul. Gerakan yang
diberikan motor dc ini berguna pada saat corong dalam keadaan tersumbat dikarenakan
kapsul yang keluar secara bersamaan. Sehingga dengan adanya gerakan yang didapat dari
motor dc ini menyebabkan kapsul yang menyumbat corong dapat keluar secara perlahan.
Gambar 4.1 Motor DC tambahan
4.1.2. Penambahan Rangkaian Transformator Step Down
Trasformator Step down berfungsi untuk menurunkan tegangan, dan dengan
menurunkan tegangan yang masuk kepada motor dc maka Rpm pada motor dc akan
semakin kecil. Pada hasil implementasi alat terdapat 2 rangkaian transformator step
down. Yang pertama berfungsi untuk mengatur tegangan pada motor DC 1 dan 3, yang
kedua untuk mengatur tegangan motor dc 2. Hasil implementasi rangkaian transformator
step down disajikan pada gambar 4.2 dan 4.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 4.2 Hasil Implementasi Rangkaian step down Pertama
Gambar 4.3 Hasil Implementasi Rangkaian step down kedua
4.1.3. Perubahan Posisi Sensor Fotoelektrik 2 dan Fotoelektrik 3
Sensor fotoelektrik 2 sebelumnya dirancang pada bab III berada tepat di bawah
corong turunnya kapsul yang menuju ke dalam botol. Namun pada saat implementasi alat
dilakukan terjadi ketidaksesuaian atau permasalahan. Yaitu terdapat delay berhentinya plat
botol dan jika botol berhenti tepat di depan sensor, maka sensor fotoelektrik akan
mensensing secara terus menerus sehingga motor tidak mau bergerak. Jadi letak sensor
fotoelektrik 2 berpidah posisi 5cm sebelum corong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Sensor fotoelektrik 3 sebelumnya dirancang pada bab III dengan ketinggian 7cm.
setelah melakukan implementasi, mengalami kesulitan dikarenakan posisi telalu tinggi
sehingga membutuhkan terlalu banyak kapsul agar bisa menutupi sensor. Setelah diganti
dengan ketinggian 2,5 cm tidak membutuhkan terlalu banyak kapsul adar bisa menutupi
sensor. Letak sensor fotoelektrik 2 dan fotoelektrik 3 dapat dilihat pada gambar 4.4 dan
gambar 4.5
Gambar 4.4 Letak Sensor Fotoelektrik 2
Gambar 4.5 Letak Sensor Fotoelektrik 3
2,5CM
2,5CM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
4.1.4. Penambahan bulatan untuk memperkecil jalur dan ujung corong kapsul
Pada saat implementasi alat terdapat masalah pada jalur dan corong kapsul untuk
ukuran kapsul yang lebih kecil. Sehingga membutuhkan tambahan bulatan yang berfungsi
untuk memperkecil jalur, agar kapsul dengan ukuran 1,2, dan 3 yang dimana ketiga kapsul
ini berukuran lebih kecil dari kapsul ukuran 00 dan 0 tidak terlalu menumpuk pada jalur
kapsul. Jadi untuk jalur kapsul teradapat 2 bulatan untuk mengatur ukuran jalur kapsul
ini. Juga terdapat tambahan ujung corong untuk memperlakukan kapsul yang juga
ukurannya lebih kecil agar kapsul tidak tumpah terlalu banyak ke jalur kapsul. Tambahan
bulatan jalur kasul dan ujung corong kapsul dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan 4.7
Gambar 4.6 Bulatan untuk mengatur ukuran jalur kapsul
Gambar 4.7 Ujung corong tambahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
4.2. Implementasi Perangkat keras
Bagian ini membahas hasil pengimplementasian Perangkat keras alat untuk sistem
pengisian botol dengan kapsul berbasis PLC M221 dari perancangan yang telah dibuat
sebelumnya. Perangkat keras ini meliputi Sensor fotoelektrik, Motor DC, LED merah dan
biru, Buzzer, Jalur kapsul, Plat botol, Tabung kapsul, dan Corong. Tampilan perangkat
keras satu system seluruh disajikan pada gambar 4.8.
Gambar 4.8 Hasil implementasi perangkat keras satu system seluruh
4.2.1. Sensor Fotoelektrik
Pada alat ini menggunakan 3 sensor fotoelektrik yang masing-masing memiliki
fungsi yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
a. Sensor Fotoelektrik 1
Sensor fotoelektrik 1 berfungsi untuk mensensing jumlah kapsul yang masuk ke
dalam botol. Sensor fotoelektrik 1 disajikan pada gambar 4.9.
Gambar 4.9 Sensor Fotoelektrik 1
b. Sensor Fotoelektrik 2
Sensor fotoelektrik 2 berfungsi untuk mensensing botol yang akan menampung
kapsul agar dapat berhenti tepat di bawah corong. Sensor fotoelektrik 2 disajikan
pada gambar 4.10.
Gambar 4.10 Sensor Fotoelektrik 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
c. Sensor Fotoelektrik 3
Sensor fotoelektrik 3 berfungsi untuk mendeteksi isi kapsul di dalam tabung.
Sensor fotoelektrik 3 disajikan pada gambar 4.11.
Gambar 4.11 Sensor Fotoelektrik 3
4.2.2. Motor DC
Pada alat ini menggunakan 3 motor DC gear box yang memiliki rpm tidak terlalu
besar. Masing-masing motor DC memiliki fungsi yang berbeda-beda.
a. Motor DC 1
Motor DC 1 memiliki spesifikasi 12V 26 Rpm. Motor DC 1 ini berfungsi untuk
menggerakkan plat jalur kapsul. Motor DC 1 disajikan pada gambar 4.12.
Gambar 4.12 Motor DC 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
b. Motor DC 2
Motor DC 2 memiliki spesifikasi 12 V 26 Rpm. Motor DC 2 ini berfungsi
untuk menggerakkan plat tempat botol. Motor DC 2 disajikan pada gambar
4.13.
Gambar 4.13 Motor DC 2
c. Motor DC 3
Motor DC 3 ini memiliki spesifikasi 6 V 35 Rpm. Motor DC 3 ini berfungsi
untuk menggerakkan corong kapsul yang terhubung pada tabung kapsul. Motor
DC 3 disajikan pada gambar 4.14.
Gambar 4.14 Motor DC 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
4.2.3. LED Biru, LED Merah, dan Buzzer
Sesuai dengan perancangan alat ini menggunakan LED Biru, LED Merah, dan
Buzzer sebagai indikator. LED Biru berfungsi sebagai indikator bahwa proses alat sedang
berjalan. LED Merah dan Buzzer berfungsi sebagai indikator bahwa proses telah selesai.
LED biru, LED Merah, dan Buzzer disajikan pada gambar 4.15.
Gambar 4. 15 LED Biru, LED Merah, dan Buzzer
4.2.4 Jalur Kapsul
Jalur kapsul ini berfungsi untuk menghantarkan kapsul yang keluar dari corong yang
pertama menuju corong yang kedua dengan bantuan Motor DC yang menggerakkan plat
jalur kapsul. Jalur kapsul disajikan pada gambar 4.16.
Gambar 4. 16 Jalur Kapsul
LED Biru LED
Merah
Buzzer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
4.2.5. Plat Botol
Plat botol berfungsi untuk tempat botol dan menggrakkan botol menuju ke bawah
corong dengan bantuan Motor DC 2. Plat botol disajikan pada gambar 4.17.
Gambar 4.17 Plat Botol
4.2.6. Tabung Kapsul
Tabung Kapsul disini berfungsi untuk menampung semua kapsul yang nantinya akan
turun melalui corong dan masuk ke dalam botol. Tabung kapsul disajikan pada gambar 4.18.
Gambar 4.18 Tabung kapsul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4.2.7. Corong Kapsul
Alat ini menggunakan 2 corong kapsul. Corong kapsul yang pertama berfungsi untuk
menjatuhkan kapsul dan mengarahkan kapsul ke jalur kapsul, sedangkan corong yang
kedua berfungsi untuk menjatuhkan kapsul dan mengarahkan kapsul ke botol. Corong
disajikan pada gambar 4.19.
Gambar 4.19 Corong Kapsul
4.3. Pengamatan Sistem
Pada bagian ini menjelaskan tentang hasil pengamatan sistem secara keseluruhan
yang terdiri dari sistem utama dan sub sistem. Pengambilan data akan dilakukan secara
langsung melalui tampilan HMI. Data Sistem utama terdiri dari Pengamatan proses
memasukkan kapsul dengan ukuran 00, 0, 1, 2, dan 3 ke dalam botol. Masing-masing
ukuran kapsul dilakukan percobaan dengan 3 pilihan jumlah kapsul yaitu 10 kapsul, 20
kapsul, dan 30 kapsul. Data sub sistem terdiri dari data kelistrikan yang terdapat pada
piranti input maupun output. Pengambilan data akan dilakukan dengan mengukur setiap
tegangan pada masing-masing komponen.Gambar 4.20 merupakan hasil tampilan HMI
pada jendela overview yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
dapat digunakan untuk memonitoring alat secara realtime dan tabel 4.1 merupakan
keterangan dari gambar 4.20.
Gambar 4. 20 Tampilan jendela overview
Tabel 4.1 Keterangan tampilan jendela overview
NO Keterangan
1 Indikator Botol
2 Botol
3 Plat botol
4 Tombol START
5 Tombol Jumlah Kapsul
6 Tombol Stop Darurat
7 Indikator Tombol START
8 Indikator Tombol Jumlah Kapsul
9 Jumlah Kapsul dalam Botol
4.3.1 Proses Kerja Alat Pada Tampilan HMI
Bagian ini menjelaskan secara keseluruhan cara kerja alat yang dilihat pada tampilan
HMI. Hasil pengamatan terdapat pada tabel 4.2.
1
12
1
3
4
1
5
1
6
1
8
7
7
7
9
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 4.2 Proses kerja alat pada tampilan HMI
NO Keterangan Tampilan HMI
1 Kondisi awal
tampilan menu login,
operator belum
membuka menu
utama untuk
menjalankan proses
2 Kondisi awal
tampilan menu utama
jendela overview,
operator belum
memilih proses
3 Operator memilih
operasi 10 jumlah
kapsul, maka
indicator tombol 10
kapsul ON (berwarna
hijau)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 4.2 (Lanjutan) Proses kerja alat pada tampilan HMI
4 Operator memilih
operasi 20 jumlah
kapsul, maka
indicator tombol 20
kapsul ON
(berwarna hijau)
5 Operator memilih
operasi 30 jumlah
kapsul, maka
indicator tombol 30
kapsul ON
(berwarna hijau)
6 Operator memilih
salah satu Jumlah
kapsul dan memulai
proses dengan
memilih tombol
START
(contoh: operator
memilij jumlah 10
kapsul)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 4.2 (Lanjutan) Proses kerja alat pada tampilan HMI
7 Operator dapat
melihat jumlah kapsul
yang masuk dan
terhitung oleh foto
elektrik pada kotak
proses. Jika botol satu
sudah terisi sesuai
jumlah masukan
maka plat botol akan
berputar dan terdapat
animasi dimana botol
berpindah tempat
pada plat botol.
8 Pada masing masing
botol terdapat
indicator yang dimana
jika botol telah terisi
maka indicator pda
botol tersebut berubah
menjadi warna merah.
9 Telah tiga botol teirsi
sesuai dengan jumlah
yang diinginkan,
dapat dilihat pada
indicator botol dan
juga pada kotak
proses.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 4.2 (Lanjutan) Proses kerja alat pada tampilan HMI
10 Botol telah terisi
semua dan akan
tampil jendela yang
memberi peringatan
bahwa botol telah
terisi semua, dapat
dilihat juga pada
semua indicator botol
serta kotak proses.
11 Setelah operator
menekan tombol
close pada tampilan
peringatan botol telah
terisi semua, maka
akan tampil jendela
yang
memberitahukan
bahwa proses telah
berhenti.
12 Jika sensor
fotoelektrik 3 tidak
mendeteksi adanya
kapsul maka akan
keluar tampilan yang
memberitahu
operator bahwa
tabung kapsul akan
kosong, dan operator
harus mengisi tabung
jika ingin memulai
proses yang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 4.2 (Lanjutan) Proses kerja alat pada tampilan HMI
13 Terdapat tombol darurat
pada HMI yang berguna
untuk keadaan darurat.
Jika operator menekan
tombol darurat makan
akan tampil jendela yang
memastikan operator akan
melakukan stop darurat,
jika iya maka semua
proses akan berhenti dan
auto reset.
4.3.2. Data Proses Memasukkan Kapsul Ukuran 00 Ke dalam Botol
Bagian ini menjelaskan cara kerja sistem keseluruhan yang terdapat pada proses
memasukkan kapsul berukuran 00 ke dalam botol. Data diambil berdasarkan pengamatan
percobaan yang telah dilakukan. Percobaan ini dilakukan dengan 3 masukan yaitu 10
kapsul,20 kapsul, dan 30 kapsul ke dalam botol. Masing-masing jumlah kapsul dilakukan
5 percobaan. Data hasil percobaan disajikan pada tabel 4.3, tabel 4.4 dan tabel 4.5.
Tabel 43 Data proses memasukkan 10 kapsul ukuran 00 ke dalam botol
No Percobaan HMI/ Isi Riil BOTOL
I II III IV
Percobaan 1 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 12 11 10 10
Percobaan 2 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 10 10 10 10
Percobaan 3 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 10 10 10 10
Percobaan 4 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 10 10 10 10
Percobaan 5 HMI 11 10 11 10
Isi Riil 11 10 13 13
Percobaan 6 HMI 11 10 11 10
Isi Riil 10 10 9 10
Percobaan 7 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 9 10 9 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.3 (Lanjutan) Data proses memasukkan 10 kapsul ukuran 00 ke dalam botol
Percobaan 8 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 8 9 9 9
Percobaan 9 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 11 9 8 9
Percobaan 10 HMI 10 10 11 11
Isi Riil 10 10 10 10
Error HMI % 1,9 % 0 % 2,9 % 0,9 %
Error Isi Riil % 6,5 % 2,9 % 7,4 % 4,7 %
Rata-rata Error HMI % 1,4 %
Rata-rata Error Isi Riil % 5,3 %
Dari tabel 4.3 dapat dilihat data hasil pengamatan kerja alat untuk memasukan 10
kapsul berukuran 00 ke dalam botol. Terdapat pula beberapa error untuk jumlah kapsul
yang masuk ke dalam botol. Error jumlah kapsul terjadi pada display dan juga pada isi
riil botol. Untuk error yang terjadi ini dikarenakan adanya tumpang tindih kapsul saat
berada pada jalur kapsul sehingga kapsul masuk ke dalam botol secara bersamaan dan
ada yang terdeteksi oleh sensor sehingga masuk ke dalam hitungan pada display, namun
ada juga kapsul yang terdeteksi 2 kali dikarenakan ujung jalur kapsul yang tidak rata
sehingga kapsul sedikit terangkat saat menuju ke corong kapsul yang mengakibatkan
jumlah kapsul pada HMI lebih banyak dari pada jumlah riilnya. Telah dilakukan
perhitungan rata-rata jumlah kapsul untuk tabel di atas dan didapat rata-rata jumlah HMI
101,5 kapsul dan rata-rata jumlah riil 99,75 kapsul.
Tabel 4.4 Data Proses Memasukkan 20 Kapsul ukuran 00 ke dalam botol
No Percobaan HMI/ Isi Riil BOTOL
I II III IV
Percobaan 1 HMI 21 20 20 20
Isi Riil 22 20 20 20
Percobaan 2 HMI 20 20 20 22
Isi Riil 20 20 20 23
Percobaan 3 HMI 20 20 20 20
Isi Riil 20 20 20 20
Percobaan 4 HMI 20 20 20 20
Isi Riil 20 20 20 20
Percobaan 5 HMI 20 20 20 21
Isi Riil 20 20 20 21
Percobaan 6 HMI 20 20 21 20
Isi Riil 19 19 20 18
Percobaan 7 HMI 21 20 20 21
Isi Riil 18 20 20 18
Percobaan 8 HMI 20 21 20 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 4.4 (Lanjutan) Data Proses Memasukkan 20 Kapsul ukuran 00 ke dalam botol
Isi Riil 19 19 19 20
Percobaan 9 HMI 20 20 21 20
Isi Riil 19 18 20 20
Percobaan 10 HMI 20 20 20 20
Isi Riil 19 28 20 20
Error HMI % 0,9 % 0,4 % 0,9 % 1,9 %
Error Isi Riil % 3,8 % 2,9 % 0,4 % 3,8 %
Rata-rata Error HMI % 1 %
Rata-rata Error Isi Riil % 2,75 %
Dari tabel 4.4 dapat dilihat data hasil pengamatan kerja alat untuk memasukan 20
kapsul berukuran 00 ke dalam botol. Terdapat pula beberapa error untuk jumlah kapsul
yang masuk ke dalam botol. Error jumlah kapsul terjadi pada display dan juga pada isi
riil botol. Untuk error yang terjadi ini dikarenakan adanya tumpang tindih kapsul saat
berada pada jalur kapsul sehingga kapsul masuk ke dalam botol secara bersamaan dan
ada yang terdeteksi oleh sensor sehingga masuk ke dalam hitungan pada display, namun
ada juga kapsul yang terdeteksi 2 kali dikarenakan ujung jalur kapsul yang tidak rata
sehingga kapsul sedikit terangkat saat menuju ke corong kapsul yang mengakibatkan
jumlah kapsul pada HMI lebih banyak dari pada jumlah riilnya. Telah dilakukan
perhitungan rata-rata jumlah kapsul untuk tabel diatas dan didapat rata-rata jumlah HMI
202,25 kapsul dan rata-rata jumlah riil 199,75 kapsul.
Tabel 4.5 Data Proses Memasukkan 30 Kapsul ukuran 00 ke dalam botol
No Percobaan HMI/ Isi Riil BOTOL
I II III IV
Percobaan 1 HMI 31 30 30 30
Isi Riil 31 30 30 30
Percobaan 2 HMI 30 30 30 30
Isi Riil 30 30 30 30
Percobaan 3 HMI 30 30 32 30
Isi Riil 30 30 35 30
Percobaan 4 HMI 30 31 30 30
Isi Riil 30 32 30 30
Percobaan 5 HMI 32 30 30 30
Isi Riil 32 30 30 30
Percobaan 6 HMI 30 30 30 30
Isi Riil 29 28 29 28
Percobaan 7 HMI 30 30 31 30
Isi Riil 30 29 30 30
Percobaan 8 HMI 30 30 30 30
Isi Riil 28 30 30 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 4.5(Lanjutan) Data Proses Memasukkan 30 Kapsul ukuran 00 ke dalam botol
Percobaan 9 HMI 30 30 30 30
Isi Riil 29 30 29 30
Percobaan 10 HMI 31 30 30 30
Isi Riil 29 28 27 30
Error HMI % 1,3 % 0,3 % 0,9 % 0 %
Error Isi Riil % 2,5 % 2,2 % 3,2 % 0,6 %
Rata-rata Error HMI % 0,6 %
Rata-rata Error Isi Riil % 2,1 %
Dari tabel 4.5 dapat dilihat data hasil pengamatan kerja alat untuk memasukan 30
kapsul berukuran 00 ke dalam botol. Terdapat pula beberapa error untuk jumlah kapsul
yang masuk ke dalam botol. Error jumlah kapsul terjadi pada display dan juga pada isi
riil botol. Untuk error yang terjadi ini dikarenakan adanya tumpang tindih kapsul saat
berada pada jalur kapsul sehingga kapsul masuk ke dalam botol secara bersamaan dan
ada yang terdeteksi oleh sensor sehingga masuk ke dalam hitungan pada display, namun
ada juga kapsul yang terdeteksi 2 kali dikarenakan ujung jalur kapsul yang tidak rata
sehingga kapsul sedikit terangkat saat menuju ke corong kapsul yang mengakibatkan
jumlah kapsul pada HMI lebih banyak dari pada jumlah riilnya. Telah dilakukan
perhitungan rata-rata jumlah kapsul untuk tabel diatas dan didapat rata-rata jumlah HMI
302 kapsul dan rata-rata jumlah riil 298,25 kapsul.
Dari ketiga jumlah kapsul untuk kapsul ukuran 00 dapat dilihat bahwa rata-rata error
terbesar terdapat pada jumlah 10 kapsul dan error terkecil pada jumlah 30 kapsul, ini
dikarenakan margin of error. Pada ketiga tabel diatas terlihat bahwa jumlah lebih kapsul
sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda, namun yang mempengaruhi jumlah error adalah
jumlah pembaginya. Semakin besar jumlah pembagi maka semakin kecil jumlah error.
4.3.3. Data Proses Memasukkan Kapsul Ukuran 0 Ke dalam Botol
Bagian ini menjelaskan cara kerja sistem keseluruhan yang terdapat pada proses
memasukkan kapsul berukuran 0 ke dalam botol. Data diambil berdasarkan pengamatan
percobaan yang telah dilakukan. Percobaan ini dilakukan dengan 3 masukan yaitu 10
kapsul,20 kapsul, dan 30 kapsul ke dalam botol. Masing-masing jumlah kapsul dilakukan
5 percobaan. Data hasil percobaan disajikan pada tabel 4.6, tabel 4.7 dan tabel 4.8.
Tabel 4.6 Data Proses Memasukkan 10 Kapsul ukuran 0 ke dalam botol
No Percobaan HMI/ Isi Riil BOTOL
I II III IV
Percobaan 1 HMI 10 10 10 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 4.6 (Lanjutan) Data Proses Memasukkan 10 Kapsul ukuran 0 ke dalam botol
Isi Riil 10 10 12 10
Percobaan 2 HMI 10 11 10 11
Isi Riil 10 13 11 11
Percobaan 3 HMI 10 11 10 10
Isi Riil 10 11 10 10
Percobaan 4 HMI 10 10 11 10
Isi Riil 10 10 11 10
Percobaan 5 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 10 10 10 10
Percobaan 6 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 10 10 10 10
Percobaan 7 HMI 10 12 11 11
Isi Riil 8 12 12 11
Percobaan 8 HMI 10 10 11 11
Isi Riil 10 10 11 10
Percobaan 9 HMI 10 11 10 11
Isi Riil 10 10 9 11
Percobaan 10 HMI 11 10 10 11
Isi Riil 11 9 10 9
Error HMI % 0,9 % 4,7 % 2,9 % 4,7 %
Error Isi Riil % 2,9 % 6,5 % 7,4 % 3,8 %
Rata-rata Error HMI % 3,3 %
Rata-rata Error Isi Riil % 5,1 %
Dari tabel 4.6 dapat dilihat data hasil pengamatan kerja alat untuk memasukan 10
kapsul berukuran 0 ke dalam botol. Terdapat pula beberapa error untuk jumlah kapsul
yang masuk ke dalam botol. Error jumlah kapsul terjadi pada display dan juga pada isi
riil botol. Untuk error yang terjadi ini dikarenakan adanya tumpang tindih kapsul saat
berada pada jalur kapsul sehingga kapsul masuk ke dalam botol secara bersamaan dan
ada yang terdeteksi oleh sensor sehingga masuk ke dalam hitungan pada display, namun
ada juga kapsul yang terdeteksi 2 kali dikarenakan ujung jalur kapsul yang tidak rata
sehingga kapsul sedikit terangkat saat menuju ke corong kapsul yang mengakibatkan
jumlah kapsul pada HMI lebih banyak dari pada jumlah riilnya. Telah dilakukan
perhitungan rata-rata jumlah kapsul untuk tabel diatas dan didapat rata-rata jumlah HMI
103,5 kapsul dan rata-rata jumlah riil 103 kapsul.
Tabel 4.7 Data Proses Memasukkan 20 Kapsul ukuran 0 ke dalam botol
No Percobaan HMI/ Isi Riil BOTOL
I II III IV
Percobaan 1 HMI 21 20 20 20
Isi Riil 22 20 20 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 4.7 (Lanjutan) Data Proses Memasukkan 20 Kapsul ukuran 0 ke dalam botol
Percobaan 2 HMI 21 20 21 21
Isi Riil 22 20 21 23
Percobaan 3 HMI 20 20 21 20
Isi Riil 20 21 21 20
Percobaan 4 HMI 22 20 20 20
Isi Riil 22 20 20 20
Percobaan 5 HMI 21 20 20 22
Isi Riil 22 20 20 22
Percobaan 6 HMI 20 20 20 21
Isi Riil 17 20 20 24
Percobaan 7 HMI 20 20 20 21
Isi Riil 22 20 20 20
Percobaan 8 HMI 20 20 20 20
Isi Riil 20 18 19 18
Percobaan 9 HMI 20 21 20 21
Isi Riil 21 17 20 21
Percobaan 10 HMI 20 22 21 20
Isi Riil 20 22 20 21
Error HMI % 2,4 % 1,4 % 1,4 % 2,9 %
Error Isi Riil % 6,5 % 3,8 % 1,4 % 6,1 %
Rata-rata Error HMI % 2 %
Rata-rata Error Isi Riil % 4,45 %
Dari tabel 4.7 dapat dilihat data hasil pengamatan kerja alat untuk memasukan 20
kapsul berukuran 0 ke dalam botol. Terdapat pula beberapa error untuk jumlah kapsul
yang masuk ke dalam botol. Error jumlah kapsul terjadi pada display dan juga pada isi
riil botol. Untuk error yang terjadi ini dikarenakan adanya tumpang tindih kapsul saat
berada pada jalur kapsul sehingga kapsul masuk ke dalam botol secara bersamaan dan
ada yang terdeteksi oleh sensor sehingga masuk ke dalam hitungan pada display, namun
ada juga kapsul yang terdeteksi 2 kali dikarenakan ujung jalur kapsul yang tidak rata
sehingga kapsul sedikit terangkat saat menuju ke corong kapsul yang mengakibatkan
jumlah kapsul pada HMI lebih banyak dari pada jumlah riilnya. Telah dilakukan
perhitungan rata-rata jumlah kapsul untuk tabel diatas dan didapat rata-rata jumlah HMI
204,25 kapsul dan rata-rata jumlah riil 204 kapsul.
Tabel 4.8 Data Proses Memasukkan 30 Kapsul ukuran 0 ke dalam botol
No Percobaan HMI/ Isi Riil BOTOL
I II III IV
Percobaan 1 HMI 31 30 30 31
Isi Riil 31 30 30 31
Percobaan 2 HMI 30 30 30 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 4.8(Lanjutan) Data Proses Memasukkan 30 Kapsul ukuran 0 ke dalam botol
Isi Riil 30 30 30 31
Percobaan 3 HMI 30 31 30 30
Isi Riil 30 32 30 30
Percobaan 4 HMI 32 30 30 31
Isi Riil 33 30 30 33
Percobaan 5 HMI 30 30 30 31
Isi Riil 30 30 31 31
Percobaan 6 HMI 30 31 32 31
Isi Riil 28 30 30 30
Percobaan 7 HMI 32 30 30 30
Isi Riil 29 28 29 30
Percobaan 8 HMI 32 30 30 30
Isi Riil 28 30 29 30
Percobaan 9 HMI 31 31 30 30
Isi Riil 30 29 28 28
Percobaan 10 HMI 30 31 31 31
Isi Riil 32 31 32 28
Error HMI % 2,5 % 1,3 % 0,9 % 1,6 %
Error Isi Riil % 3,5 % 1,9 % 2,2 % 3,2 %
Rata-rata Error HMI % 1,57 %
Rata-rata Error Isi Riil % 2,7 %
Dari tabel 4.8 dapat dilihat data hasil pengamatan kerja alat untuk memasukan 30
kapsul berukuran 0 ke dalam botol. Terdapat pula beberapa error untuk jumlah kapsul
yang masuk ke dalam botol. Error jumlah kapsul terjadi pada display dan juga pada isi
riil botol. Untuk error yang terjadi ini dikarenakan adanya tumpang tindih kapsul saat
berada pada jalur kapsul sehingga kapsul masuk ke dalam botol secara bersamaan dan
ada yang terdeteksi oleh sensor sehingga masuk ke dalam hitungan pada display, namun
ada juga kapsul yang terdeteksi 2 kali dikarenakan ujung jalur kapsul yang tidak rata
sehingga kapsul sedikit terangkat saat menuju ke corong kapsul yang mengakibatkan
jumlah kapsul pada HMI lebih banyak dari pada jumlah riilnya. Telah dilakukan
perhitungan rata-rata jumlah kapsul untuk tabel diatas dan didapat rata-rata jumlah HMI
305,25 kapsul dan rata-rata jumlah riil 300,5 kapsul.
Dari ketiga jumlah kapsul untuk kapsul ukuran 00 dapat dilihat bahwa rata-rata error
terbesar terdapat pada jumlah 10 kapsul dan error terkecil pada jumlah 30 kapsul, ini
dikarenakan margin of error. Pada ketiga tabel diatas terlihat bahwa jumlah lebih kapsul
sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda, namun yang mempengaruhi jumlah error adalah
jumlah pembaginya. Semakin besar jumlah pembagi maka semakin kecil jumlah error.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
4.3.4. Data Proses Memasukkan Kapsul Ukuran 1 Ke dalam Botol
Bagian ini menjelaskan cara kerja sistem keseluruhan yang terdapat pada proses
memasukkan kapsul berukuran 1 ke dalam botol. Data diambil berdasarkan pengamatan
percobaan yang telah dilakukan. Percobaan ini dilakukan dengan 3 masukan yaitu 10
kapsul,20 kapsul, dan 30 kapsul ke dalam botol. Masing-masing jumlah kapsul dilakukan
5 percobaan. Data hasil percobaan disajikan pada tabel 4.9, tabel 4.10 dan tabel 4.11.
Tabel 4.9 Data Proses Memasukkan 10 Kapsul Ukuran 1 ke dalam botol
No Percobaan HMI/ Isi Riil BOTOL
I II III IV
Percobaan 1 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 10 10 10 10
Percobaan 2 HMI 10 11 10 10
Isi Riil 10 11 10 10
Percobaan 3 HMI 10 11 10 11
Isi Riil 11 11 10 11
Percobaan 4 HMI 10 10 11 10
Isi Riil 10 10 11 10
Percobaan 5 HMI 10 10 11 10
Isi Riil 10 11 11 10
Percobaan 6 HMI 11 10 11 11
Isi Riil 9 10 11 10
Percobaan 7 HMI 12 11 10 11
Isi Riil 10 10 10 11
Percobaan 8 HMI 12 10 10 10
Isi Riil 11 10 10 9
Percobaan 9 HMI 10 11 11 12
Isi Riil 10 11 12 12
Percobaan 10 HMI 10 10 10 11
Isi Riil 9 8 10 11
Error HMI % 4,7 % 3,8 % 3,8 % 5,6 %
Error Isi Riil % 3,8 % 5,6 % 4,7 % 5,6 %
Rata-rata Error HMI % 4,47 %
Rata-rata Error Isi Riil % 4,92 %
Dari tabel 4.9 dapat dilihat data hasil pengamatan kerja alat untuk memasukan 10
kapsul berukuran 1 ke dalam botol. Terdapat pula beberapa error untuk jumlah kapsul
yang masuk ke dalam botol. Error jumlah kapsul terjadi pada display dan juga pada isi
riil botol. Untuk error yang terjadi ini dikarenakan adanya tumpang tindih kapsul saat
berada pada jalur kapsul sehingga kapsul masuk ke dalam botol secara bersamaan dan
ada yang terdeteksi oleh sensor sehingga masuk ke dalam hitungan pada display, namun
ada juga kapsul yang terdeteksi 2 kali dikarenakan ujung jalur kapsul yang tidak rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
sehingga kapsul sedikit terangkat saat menuju ke corong kapsul yang mengakibatkan
jumlah kapsul pada HMI lebih banyak dari pada jumlah riilnya. Telah dilakukan
perhitungan rata-rata jumlah kapsul untuk tabel diatas dan didapat rata-rata jumlah HMI
104,75 kapsul dan rata-rata jumlah riil 102,75 kapsul.
Tabel 4.10 Data Proses Memasukkan 20 Kapsul Ukuran 1 ke dalam botol
No Percobaan HMI/ Isi Riil BOTOL
I II III IV
Percobaan 1 HMI 21 21 21 20
Isi Riil 21 21 21 20
Percobaan 2 HMI 20 20 22 20
Isi Riil 20 20 22 20
Percobaan 3 HMI 20 20 21 20
Isi Riil 20 20 21 21
Percobaan 4 HMI 21 20 20 20
Isi Riil 22 20 20 20
Percobaan 5 HMI 21 21 20 20
Isi Riil 21 21 20 20
Percobaan 6 HMI 20 20 20 21
Isi Riil 19 20 19 22
Percobaan 7 HMI 20 20 20 20
Isi Riil 19 18 20 20
Percobaan 8 HMI 22 21 20 20
Isi Riil 21 21 20 19
Percobaan 9 HMI 20 21 20 23
Isi Riil 19 21 20 21
Percobaan 10 HMI 20 20 20 20
Isi Riil 20 20 20 18
Error HMI % 2,4 % 1,9 % 1,9 % 1,9 %
Error Isi Riil % 3,8 % 2,9 % 2,4 % 3,3 %
Rata-rata Error HMI % 2 %
Rata-rata Error Isi Riil % 3,1 %
Dari tabel 4.10 dapat dilihat data hasil pengamatan kerja alat untuk memasukan 20
kapsul berukuran 1 ke dalam botol. Terdapat pula beberapa error untuk jumlah kapsul
yang masuk ke dalam botol. Error jumlah kapsul terjadi pada display dan juga pada isi
riil botol. Untuk error yang terjadi ini dikarenakan adanya tumpang tindih kapsul saat
berada pada jalur kapsul sehingga kapsul masuk ke dalam botol secara bersamaan dan
ada yang terdeteksi oleh sensor sehingga masuk ke dalam hitungan pada display, namun
ada juga kapsul yang terdeteksi 2 kali dikarenakan ujung jalur kapsul yang tidak rata
sehingga kapsul sedikit terangkat saat menuju ke corong kapsul yang mengakibatkan
jumlah kapsul pada HMI lebih banyak dari pada jumlah riilnya. Telah dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
perhitungan rata-rata jumlah kapsul untuk tabel diatas dan didapat rata-rata jumlah HMI
204,25 kapsul dan rata-rata jumlah riil 202 kapsul.
Tabel 4.11 Data Proses Memasukkan 30 Kapsul Ukuran 1 ke dalam botol
No Percobaan HMI/ Isi Riil BOTOL
I II III IV
Percobaan 1 HMI 30 31 30 31
Isi Riil 30 31 30 31
Percobaan 2 HMI 31 30 30 31
Isi Riil 31 30 30 31
Percobaan 3 HMI 30 31 30 31
Isi Riil 30 31 30 31
Percobaan 4 HMI 30 30 30 31
Isi Riil 30 30 30 31
Percobaan 5 HMI 30 31 31 30
Isi Riil 30 31 31 30
Percobaan 6 HMI 30 32 32 31
Isi Riil 28 33 32 30
Percobaan 7 HMI 31 30 30 32
Isi Riil 29 30 30 30
Percobaan 8 HMI 30 30 33 30
Isi Riil 30 28 32 30
Percobaan 9 HMI 30 30 31 30
Isi Riil 30 28 30 29
Percobaan 10 HMI 32 30 30 30
Isi Riil 30 30 29 30
Error HMI % 1,3 % 1,6 % 2,2 % 2,2 %
Error Isi Riil % 1,3 % 3,2 % 1,9 % 1,6 %
Rata-rata Error HMI % 1,8 %
Rata-rata Error Isi Riil % 2 %
Dari tabel 4.11 dapat dilihat data hasil pengamatan kerja alat untuk memasukan 30
kapsul berukuran 1 ke dalam botol. Terdapat pula beberapa error untuk jumlah kapsul
yang masuk ke dalam botol. Error jumlah kapsul terjadi pada display dan juga pada isi
riil botol. Untuk error yang terjadi ini dikarenakan adanya tumpang tindih kapsul saat
berada pada jalur kapsul sehingga kapsul masuk ke dalam botol secara bersamaan dan
ada yang terdeteksi oleh sensor sehingga masuk ke dalam hitungan pada display, namun
ada juga kapsul yang terdeteksi 2 kali dikarenakan ujung jalur kapsul yang tidak rata
sehingga kapsul sedikit terangkat saat menuju ke corong kapsul yang mengakibatkan
jumlah kapsul pada HMI lebih banyak dari pada jumlah riilnya. Telah dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
perhitungan rata-rata jumlah kapsul untuk tabel diatas dan didapat rata-rata jumlah HMI
305,75 kapsul dan rata-rata jumlah riil 301,75 kapsul.
Dari ketiga jumlah kapsul untuk kapsul ukuran 00 dapat dilihat bahwa rata-rata error
terbesar terdapat pada jumlah 10 kapsul dan error terkecil pada jumlah 30 kapsul, ini
dikarenakan margin of error. Pada ketiga tabel diatas terlihat bahwa jumlah lebih kapsul
sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda, namun yang mempengaruhi jumlah error adalah
jumlah pembaginya. Semakin besar jumlah pembagi maka semakin kecil jumlah error.
4.3.5. Data Proses Memasukkan Kapsul Ukuran 2 Ke dalam Botol
Bagian ini menjelaskan cara kerja sistem keseluruhan yang terdapat pada proses
memasukkan kapsul berukuran 2 ke dalam botol. Data diambil berdasarkan pengamatan
percobaan yang telah dilakukan. Percobaan ini dilakukan dengan 3 masukan yaitu 10
kapsul,20 kapsul, dan 30 kapsul ke dalam botol. Masing-masing jumlah kapsul dilakukan
5 percobaan. Data hasil percobaan disajikan pada tabel 4.12, tabel 4.13 dan tabel 4.14.
Tabel 4.12 Data Proses Memasukkan 10 Kapsul Ukuran 2 ke dalam botol
No Percobaan HMI/ Isi Riil BOTOL
I II III IV
Percobaan 1 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 10 10 10 10
Percobaan 2 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 10 10 10 10
Percobaan 3 HMI 11 11 10 10
Isi Riil 11 11 10 10
Percobaan 4 HMI 10 10 11 10
Isi Riil 10 10 11 11
Percobaan 5 HMI 10 10 10 11
Isi Riil 10 10 10 11
Percobaan 6 HMI 10 10 10 11
Isi Riil 10 10 10 11
Percobaan 7 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 9 10 10 10
Percobaan 8 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 12 10 10 10
Percobaan 9 HMI 10 11 11 10
Isi Riil 10 11 11 14
Percobaan 10 HMI 10 11 11 10
Isi Riil 12 11 12 11
Error HMI % 0,9 % 2,9 % 2,9 % 1,9 %
Error Isi Riil % 5,6 % 2,9 % 3,8 % 7,4 %
Rata-rata Error HMI % 2,15 %
Rata-rata Error Isi Riil % 4,92 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Dari tabel 4.12 dapat dilihat data hasil pengamatan kerja alat untuk memasukan 10
kapsul berukuran 2 ke dalam botol. Terdapat pula beberapa error untuk jumlah kapsul
yang masuk ke dalam botol. Error jumlah kapsul terjadi pada display dan juga pada isi
riil botol. Untuk error yang terjadi ini dikarenakan adanya kapsul yang terdeteksi 2 kali
dikarenakan ujung jalur kapsul yang tidak rata sehingga kapsul sedikit terangkat saat
menuju ke corong kapsul, namun ada juga tumpang tindih kapsul saat berada pada jalur
kapsul sehingga kapsul masuk ke dalam botol secara bersamaan dan ada yang terdeteksi
oleh sensor sehingga masuk ke dalam hitungan pada display sehingga jumlah kapsul riil
lebih banyak dari jumlah pada HMI. Telah dilakukan perhitungan rata-rata jumlah kapsul
untuk tabel diatas dan didapat rata-rata jumlah HMI 102,26 kapsul dan rata-rata jumlah
riil 104,75 kapsul.
Tabel 4.13 Data Proses Memasukkan 20 Kapsul Ukuran 2 ke dalam botol
No Percobaan HMI/ Isi Riil BOTOL
I II III IV
Percobaan 1 HMI 20 21 20 20
Isi Riil 20 22 20 20
Percobaan 2 HMI 20 20 21 21
Isi Riil 20 20 21 21
Percobaan 3 HMI 20 20 20 20
Isi Riil 20 20 20 20
Percobaan 4 HMI 20 20 20 20
Isi Riil 20 20 20 21
Percobaan 5 HMI 20 20 21 20
Isi Riil 22 20 21 20
Percobaan 6 HMI 21 21 22 20
Isi Riil 21 20 21 21
Percobaan 7 HMI 21 20 22 20
Isi Riil 21 18 22 20
Percobaan 8 HMI 21 21 20 20
Isi Riil 21 23 20 21
Percobaan 9 HMI 20 20 20 20
Isi Riil 20 20 19 21
Percobaan 10 HMI 20 21 21 20
Isi Riil 19 20 20 19
Error HMI % 1,4 % 1,9 % 2,4 % 0,4 %
Error Isi Riil % 2,9 % 3,3 % 2,9 % 2,9 %
Rata-rata Error HMI % 1,5 %
Rata-rata Error Isi Riil % 3 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Dari tabel 4.13 dapat dilihat data hasil pengamatan kerja alat untuk memasukan 20
kapsul berukuran 2 ke dalam botol. Terdapat pula beberapa error untuk jumlah kapsul
yang masuk ke dalam botol. Error jumlah kapsul terjadi pada display dan juga pada isi
riil botol. Untuk error yang terjadi ini dikarenakan adanya tumpang tindih kapsul saat
berada pada jalur kapsul sehingga kapsul masuk ke dalam botol secara bersamaan dan
ada yang terdeteksi oleh sensor sehingga masuk ke dalam hitungan pada display sehingga
beberapa jumlah kapsul riil lebih banyak dari jumlah pada HMI, namun ada juga kapsul
yang terdeteksi 2 kali dikarenakan ujung jalur kapsul yang tidak rata sehingga kapsul
sedikit terangkat saat menuju ke corong kapsul yang mengakibatkan beberapa jumlah
kapsul pada HMI lebih banyak dari pada jumlah riilnya. Telah dilakukan perhitungan
rata-rata jumlah kapsul untuk tabel diatas dan didapat rata-rata jumlah HMI 203,75 kapsul
dan rata-rata jumlah riil 203,75 kapsul.
Tabel 4.14 Data Proses Memasukkan 30 Kapsul Ukuran 2 ke dalam botol
No Percobaan HMI/ Isi Riil BOTOL
I II III IV
Percobaan 1 HMI 30 30 32 30
Isi Riil 30 31 32 30
Percobaan 2 HMI 30 31 30 30
Isi Riil 30 31 30 30
Percobaan 3 HMI 31 30 30 31
Isi Riil 32 30 30 31
Percobaan 4 HMI 30 31 30 30
Isi Riil 30 32 31 30
Percobaan 5 HMI 31 30 31 30
Isi Riil 31 30 31 30
Percobaan 6 HMI 31 30 30 30
Isi Riil 30 30 30 30
Percobaan 7 HMI 30 31 30 31
Isi Riil 30 31 30 29
Percobaan 8 HMI 32 31 30 30
Isi Riil 29 30 30 30
Percobaan 9 HMI 30 30 30 30
Isi Riil 28 29 29 28
Percobaan 10 HMI 30 30 31 30
Isi Riil 30 29 30 30
Error HMI % 1,3 % 0,9 % 1,3 % 0,6 %
Error Isi Riil % 1,9 % 2,2 % 1,6 % 1,3 %
Rata-rata Error HMI % 1 %
Rata-rata Error Isi Riil % 1,75 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Dari tabel 4.14 dapat dilihat data hasil pengamatan kerja alat untuk memasukan 30
kapsul berukuran 2 ke dalam botol. Terdapat pula beberapa error untuk jumlah kapsul
yang masuk ke dalam botol. Error jumlah kapsul terjadi pada display dan juga pada isi
riil botol. Untuk error yang terjadi ini dikarenakan adanya tumpang tindih kapsul saat
berada pada jalur kapsul sehingga kapsul masuk ke dalam botol secara bersamaan dan
ada yang terdeteksi oleh sensor sehingga masuk ke dalam hitungan pada display, namun
ada juga kapsul yang terdeteksi 2 kali dikarenakan ujung jalur kapsul yang tidak rata
sehingga kapsul sedikit terangkat saat menuju ke corong kapsul yang mengakibatkan
jumlah kapsul pada HMI lebih banyak dari pada jumlah riilnya. Telah dilakukan
perhitungan rata-rata jumlah kapsul untuk tabel diatas dan didapat rata-rata jumlah HMI
303,75 kapsul dan rata-rata jumlah riil 301 kapsul.
Dari ketiga jumlah kapsul untuk kapsul ukuran 00 dapat dilihat bahwa rata-rata error
terbesar terdapat pada jumlah 10 kapsul dan error terkecil pada jumlah 30 kapsul, ini
dikarenakan margin of error. Pada ketiga tabel diatas terlihat bahwa jumlah lebih kapsul
sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda, namun yang mempengaruhi jumlah error adalah
jumlah pembaginya. Semakin besar jumlah pembagi maka semakin kecil jumlah error.
4.3.6. Data Proses Memasukkan Kapsul Ukuran 3 Ke dalam Botol
Bagian ini menjelaskan cara kerja sistem keseluruhan yang terdapat pada proses
memasukkan kapsul berukuran 3 ke dalam botol. Data diambil berdasarkan pengamatan
percobaan yang telah dilakukan. Percobaan ini dilakukan dengan 3 masukan yaitu 10
kapsul,20 kapsul, dan 30 kapsul ke dalam botol. Masing-masing jumlah kapsul dilakukan
5 percobaan. Data hasil percobaan disajikan pada tabel 4.15, tabel 4.16 dan tabel 4.17.
Tabel 4.15 Data Proses Memasukkan 10 Kapsul Ukuran 3 ke dalam botol
No Percobaan HMI/ Isi Riil BOTOL
I II III IV
Percobaan 1 HMI 10 11 10 10
Isi Riil 11 12 10 10
Percobaan 2 HMI 10 10 11 10
Isi Riil 10 10 11 10
Percobaan 3 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 10 10 10 10
Percobaan 4 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 10 10 10 11
Percobaan 5 HMI 10 10 11 11
Isi Riil 10 10 12 11
Percobaan 6 HMI 12 11 10 11
Isi Riil 12 12 10 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 4.15(Lanjutan) Data Proses Memasukkan 10 Kapsul Ukuran 3 ke dalam botol
Percobaan 7 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 10 10 8 10
Percobaan 8 HMI 11 12 11 10
Isi Riil 10 12 11 10
Percobaan 9 HMI 10 10 11 11
Isi Riil 10 10 10 10
Percobaan 10 HMI 10 10 10 10
Isi Riil 9 10 9 10
Error HMI % 2,9 % 3,8 % 3,8 % 2,9 %
Error Isi Riil % 4,7 % 5,6 % 6,5 % 2,9 %
Rata-rata Error HMI % 3,35 %
Rata-rata Error Isi Riil % 4,92 %
Dari tabel 4.15 dapat dilihat data hasil pengamatan kerja alat untuk memasukan 10
kapsul berukuran 3 ke dalam botol. Terdapat pula beberapa error untuk jumlah kapsul
yang masuk ke dalam botol. Error jumlah kapsul terjadi pada display dan juga pada isi
riil botol. Untuk error yang terjadi ini dikarenakan adanya tumpang tindih kapsul saat
berada pada jalur kapsul sehingga kapsul masuk ke dalam botol secara bersamaan dan
ada yang terdeteksi oleh sensor sehingga masuk ke dalam hitungan pada display, namun
ada juga kapsul yang terdeteksi 2 kali dikarenakan ujung jalur kapsul yang tidak rata
sehingga kapsul sedikit terangkat saat menuju ke corong kapsul yang mengakibatkan
jumlah kapsul pada HMI lebih banyak dari pada jumlah riilnya.
Tabel 4.16 Data Proses Memasukkan 20 Kapsul Ukuran 3 ke dalam botol
No Percobaan HMI/ Isi Riil BOTOL
I II III IV
Percobaan 1 HMI 20 20 20 21
Isi Riil 20 20 21 21
Percobaan 2 HMI 20 20 22 20
Isi Riil 20 20 22 21
Percobaan 3 HMI 21 20 21 20
Isi Riil 21 20 21 20
Percobaan 4 HMI 20 20 20 20
Isi Riil 20 20 20 20
Percobaan 5 HMI 20 20 20 20
Isi Riil 20 20 21 20
Percobaan 6 HMI 20 21 22 21
Isi Riil 23 22 22 20
Percobaan 7 HMI 22 22 21 20
Isi Riil 22 22 19 20
Percobaan 8 HMI 20 21 20 20
Isi Riil 20 20 20 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 4.16 (Lanjutan) Data Proses Memasukkan 20 Kapsul Ukuran 3 ke dalam botol
Percobaan 9 HMI 20 20 20 21
Isi Riil 20 20 20 18
Percobaan 10 HMI 21 20 22 21
Isi Riil 20 19 20 20
Error HMI % 1,9 % 1,9 % 3,8 % 1,9 %
Error Isi Riil % 2,9 % 2,4 % 3,3 % 1,9 %
Rata-rata Error HMI % 2,37 %
Rata-rata Error Isi Riil % 2,62 %
Dari tabel 4.16 dapat dilihat data hasil pengamatan kerja alat untuk memasukan 20
kapsul berukuran 3 ke dalam botol. Terdapat pula beberapa error untuk jumlah kapsul
yang masuk ke dalam botol. Error jumlah kapsul terjadi pada display dan juga pada isi
riil botol. Untuk error yang terjadi ini dikarenakan adanya tumpang tindih kapsul saat
berada pada jalur kapsul sehingga kapsul masuk ke dalam botol secara bersamaan dan
ada yang terdeteksi oleh sensor sehingga masuk ke dalam hitungan pada display, namun
ada juga kapsul yang terdeteksi 2 kali dikarenakan ujung jalur kapsul yang tidak rata
sehingga kapsul sedikit terangkat saat menuju ke corong kapsul yang mengakibatkan
jumlah kapsul pada HMI lebih banyak dari pada jumlah riilnya.
Tabel 4.17 Data Proses Memasukkan 30 Kapsul Ukuran 3 ke dalam botol
No Percobaan HMI/ Isi Riil BOTOL
I II III IV
Percobaan 1 HMI 31 30 30 30
Isi Riil 31 30 30 30
Percobaan 2 HMI 30 30 30 30
Isi Riil 30 30 30 30
Percobaan 3 HMI 31 30 32 30
Isi Riil 32 30 35 30
Percobaan 4 HMI 30 31 30 30
Isi Riil 30 31 30 31
Percobaan 5 HMI 32 30 30 30
Isi Riil 32 30 30 30
Percobaan 6 HMI 30 31 30 31
Isi Riil 30 31 30 31
Percobaan 7 HMI 31 31 30 30
Isi Riil 30 31 31 30
Percobaan 8 HMI 30 31 30 30
Isi Riil 30 30 30 30
Percobaan 9 HMI 30 30 30 30
Isi Riil 30 27 30 29
Percobaan 10 HMI 30 31 32 30
Isi Riil 29 28 30 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 4.17(lanjutan) Data Proses Memasukkan 30 Kapsul Ukuran 3 ke dalam botol
Error HMI % 1,6 % 1,3 % 1,3 % 0,3 %
Error Isi Riil % 1,9 % 2,5 % 2,5 % 0,9 %
Rata-rata Error HMI % 1,1 %
Rata-rata Error Isi Riil % 1,95 %
Dari tabel 4.17 dapat dilihat data hasil pengamatan kerja alat untuk memasukan 30
kapsul berukuran 3 ke dalam botol. Terdapat pula beberapa error untuk jumlah kapsul
yang masuk ke dalam botol. Error jumlah kapsul terjadi pada display dan juga pada isi
riil botol. Untuk error yang terjadi ini dikarenakan adanya tumpang tindih kapsul saat
berada pada jalur kapsul sehingga kapsul masuk ke dalam botol secara bersamaan dan
ada yang terdeteksi oleh sensor sehingga masuk ke dalam hitungan pada display, namun
ada juga kapsul yang terdeteksi 2 kali dikarenakan ujung jalur kapsul yang tidak rata
sehingga kapsul sedikit terangkat saat menuju ke corong kapsul yang mengakibatkan
jumlah kapsul pada HMI lebih banyak dari pada jumlah riilnya.
Dari ketiga jumlah kapsul untuk kapsul ukuran 00 dapat dilihat bahwa rata-rata error
terbesar terdapat pada jumlah 10 kapsul dan error terkecil pada jumlah 30 kapsul, ini
dikarenakan margin of error. Pada ketiga tabel diatas terlihat bahwa jumlah lebih kapsul
sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda, namun yang mempengaruhi jumlah error adalah
jumlah pembaginya. Semakin besar jumlah pembagi maka semakin kecil jumlah error.
4.3.7 Data Saat Persediaan Kapsul Habis
Pada saat persediaan kapsul habis proses tidak dapat dilanjutkan. Untuk mengatasi
hal tersebut maka operator harus menutup sensor fotoelektrik 3. Berikut data saat
persediaan kapsul habis dan kapsul yang terdapat pada tabung maupun corong telah habis
semua dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18 Data proses saat kapsul habis
Hardware Kondisi
Botol 1 28 Kapsul
Botol 2 27 Kapsul
Botol 3 32 Kapsul
Botol 4 6 Kapsul
Motor DC 1 ON
Motor DC 3 ON
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat kondisi kondisi pada saat kapsul habis
sedangkan pada botol 4 belum terisi penuh dan proses masih akan berjalan terus. Untuk
mengatasi hal tersebut operartor harus menekan tobol stop darurat untuk menghentikan
proses tersebut.
4.3.8. Data Error Sistem
Terdapat error pada semua sistem proses kerja alat dalam perhitungan kapsul.
Berikut data error keseluruhan HMI dan Riil beserta rata-rata errornya pada tabel 4.18.
dan tabel 4.19
Tabel 4.19 Error keseluruhan HMI sistem
Jumlah
kapsul
Ukuran Kapsul Rata-rata Error
HMI per-jumlah
kapsul 00 0 1 2 3
10 1,4 % 3,3 % 4,47 % 2,15 % 3,35 % 2,93 %
20 1 % 2 % 2 % 1,5 % 2,37 % 1,77 %
30 0,6 % 1,57 % 1,8 % 1 % 1,1 % 1,21 %
Rata-rata
Error HMI
per-ukuran
kapsul
1 % 2,29 % 2,75 % 1,55 % 2,25 %
Rata-rata Error
Keseluruhan
HMI sistem
1,97 %
Tabel 4.20 Error Keseluruhan Riil sistem
Jumlah
kapsul
Ukuran Kapsul Rata-rata Error
Riil per-jumlah
kapsul 00 0 1 2 3
10 5,3 % 5,1 % 4,92 % 4,92 % 4,92 % 5,03 %
20 2,75 % 4,45 % 3,1 % 3 % 2,62 % 3,18 %
30 2,1 % 2,7 % 2 % 1,75 % 1,95 % 2,1 %
Rata-rata
Error Riil
per-ukuran
kapsul
3,28 % 4,08 % 3,34 % 3,22 % 3,16 %
Rata-rata Error
Keseluruhan Riil
sistem
3,43 %
Berdasarkan tabel 4.18 dan tabel 4.19 dapat dilihat rata-rata error keseluruhan HMI
dan Riil baik error dari ukuran kapsul, rata-rata error keseluruhan dari jumlah botol dan
error keseluruhan sistem. Error keseluruhan ini diambil dari rata-rata semua error pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
semua percobaan yang telah dilakukan. Rumus yang dipakai untuk menghitung persen
error (% error) dari data jumlah kapsul diatas adalah:
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =Nilai Terbaca−Nilai sebenarnya
Nilai terbaca × 100…………………….(4.1)
Contoh menghitung persentase error jumlah kapsul,
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =31 kapsul−30 kapsul
31 kapsul × 100
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =1
31 × 100
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 0.032 × 100
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 3.2%
4.3.9. Data Waktu Pengisian
Dalam menjalankan proses, alat ini membutuhkan waktu yang berbeda pada setiap
jumlah dan ukuran kapsul. Berikut data waktu pengisian dalam 1 siklus proses dilihat
pada tabel 4.19.
Tabel 4.21 Data Waktu Pengisian Botol dalam 1 Siklus Proses
Jumlah kapsul
Ukuran Kapsul Rata-rata
waktu
pengisian per-
jumlah kapsul 00 0 1 2 3
10 36s 27s 24s 24s 24s 27s
20 51s 42s 39s 40s 41s 43s
30 1m 43s 50s 45s 50s 42s 58s
Berdasarkan tabel 4.19 waktu yang dibutuhkan dalam 1 siklus proses berbeda-beda pada
setiap jumlah kapsul, semakin banyak jumlah kapsul maka waktu yang dibutuhkan pada
proses pengisian juga akan bertambah. Pada setiap ukuran kapsul yang berbeda waktu
yang dibutuhkan tidak terlalu jauh berbeda. Namun ada satu faktor lagi yang sangat
berpengaruh pada waktu pengisian kapsul yaitu, corong kapsul. Pada corong kapsul
sering terjadi penyumbatan oleh kapsul yang turun secara bersamaan sehingga
membutuhkan bantuan motor dc yang memberikan gerakan pada corong agar kapsul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
dapat turun dengan lancer kembali. Dapat kita lihat pada tabel 4.19 tepatnya pada kapsul
ukuran 00 dengan jumlah 30 kapsul mengalami penyumbatan yang cukup lama.
4.3.10. Data Sub Sistem
Pengamatan sub sistem dilakukan dengan cara mengukur tegangan setiap komponen
ketika ON dan OFF, nilai tegangan setiap komponen dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.22 Hasil Pengukuran Tegangan Sub Sistem
No Komponen Kondisi Tegangan
Terbaca (VDC)
Tegangan
Sheharunya (VDC)
Error (%)
1 Fotoelektrik 1 ON 23.91 24 0.38
OFF 0 0 0
2 Fotoelektrik 2 ON 23.91 24 0.38
OFF 0 0 0
3 Fotoelektrik 3 ON 23.91 24 0.38
OFF 0 0 0
4 Led Biru ON 23.97 24 0.125
OFF 0 0 0
5 Led Merah ON 23.97 24 0.125
OFF 0 0 0
6 Buzzer ON 23.96 24 0.166
OFF 0 0 0
7 Motor DC 1 ON 7.98 8 0.25
OFF 0 0 0
8 Motor DC 2 ON 7 7.1 0.14
OFF 0 0 0
9 Motor DC 3 ON 7.98 8 0.166
OFF 0 0 0
Berdasarkan tabel 4.18 tegangan yang dibutuhkan setiap komponen tidak sesuai
dengan perancangan, namun komponen tetap dapat bekerja dengan baik. Perbedaan
tegangan tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja komponen karena tegangan
yang masuk masih berada dalam rentang tegangan kerja komponen. Error tegangan pada
implementasi dan perancangan tidak terlalu mempengaruhi kinerja dari alat secara
keseluruhan.
4.4. Implementasi Perangkat Lunak Bagian ini akan menjelaskan mengenai perangkat lunak. Pada perangkat lunak ini
terdapat ladder tombol jumlah kapsul, ladder fotoelektrik, ladder tombol start, ladder
tombol stop darurat, dan ladder motor dc, animasi botol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
4.4.1. Tombol Jumlah Kapsul di HMI
Pada tombol jumlah kapsul di hmi ini menggunakan memori %M20 untuk 10 kapsul,
%M21 untuk 20 kapsul, dan %M22 untuk 30 kapsul yang disajikan pada gambar 4.21.
fungsi dari tombol ini untuk menentukan jumlah kapsul yang akan diproses untuk masuk
ke dalam botol. Pada rung masing masing tombol jumlah kapsul terdapat Normaly close
dari memori jumlah kapsul yang ini, ini berfungsi agar operator hanya dapat memilih
salah satu dari jumlah tersebut. Jika operator memilih 10 kapsul maka tombol 20 dan 30
akan mati, dan jika operator memilih 20 kapsul maka tombol 10 dan 30 akam mati begitu
juga untuk tombol 30 kapsul. Tombol jumlah kapsul yang terdapat pada HMI disajikan
pada gambar 4.22.
Gambar 4.21 Ladder tombol jumlah kapsul
Gambar 4.22 Tombol jumlah kapsul pada HMI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4.4.2. Ladder Fotoelektrik 1
Sensor Fotorelektrik 1 ini menggunakan alamat input %I0.0. sensor fotoelektrik1 ini
berfungsi untuk menghitung jumlah kapsul yang masuk ke dalam botol. Maka dari itu
pada ladder fotoelektrik1 ini menggunakan pinggiran positif dan logaritma counter yang
bekerja jika fotoelektrik bernilai 1 maka akan terhitung jumlah kapsul +1. Ladder sensor
Fotoelektrik1 disajikan pada gambar 4.23.
Gambar 4.23 Ladder Sensor Fotoelektrik1
4.4.3. Ladder Fotoelektrik 2
Sensor fotoelektrik 2 ini menggunakan alamat input %I0.1. Sensor fotoelektrik 2 ini
memiliki beberapa fungsi yaitu untuk menghitung botol agar sesuai dengan perancangan
agar tepat 4 botol yang terisi, kemudian berfungsi untuk masukan agar menhentikan
putaran motor dc 2, dan juga berfungsi untuk mereset memori word yang menhitung
jumlah kapsul. Fotoelektrik 2 ini juga menggunakan pinggiran positif. Sensor
fotoelektrik2 disajikan pada gambar 4.24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Gambar 4.24 Ladder Fotoelektrik 2
4.4.4. Ladder Fotoelektrik 3
Sensor Fotoelektrik 3 ini menggunakan alamt input %I0.3. Sensor fotoelektrik 3
berfungsi untuk mendeteksi kapsul yang terdapat pada tabung kapsul. Fotoelektrik 3
bekerja dengan cara mengaktifkan memori %M17 yang dimana memori ini menjadi
masukan pada HMI untuk memunculkan jendela peringatan bahwa kapsul di dalam
tabung hampir kosong. Ladder sensor fotoelektrik 3 disajikan pada gambar 4.25.
Gambar 4.25 Ladder Fotoelektrik 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4.4.5. Ladder Tombol START
Untuk tombol start ini menggunakan memori %M23. Tombol start berfungsi untuk
menjalankan proses setelah dipilihnya jumlah kapsul yang diingankan oleh operator.
Memori %M23 terdapat di 3 rung yang masing masing masukan dari jumlah kapsul 10,
20, dan 30. Gambar ladder tombol start disajikan pada gambar 4.26.
Gambar 4.26 Ladder tombol START
4.4.6. Tombol Stop Darurat
Tombol Stop darurat menggunakan alamat memori %M24 dan dengan keluaran
%M11. Tombor Stop darurat berfungsi untuk menghentikan semua proses yang sedang
berlangsung. Dan memori %M11 terletak di pada semua rung untuk memutuskan dari
masukan, tetapi menjadi masukan pada rung untuk mereset semua memori word. Pada
saat operator menekan stop darurat maka akan tampil jendela peringatan bahwa proses
akan berhenti dan auto reset. Kemudian jika operator menekan tombol ya maka proses
berhenti dan auto reset serta akan kembali pada jendela login. Ladder tombol Stop darurat
disajikan pada gambar 4.27. tombol stop darurat yang terdapat pada HMI disajikan pada
gambar 4.28.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 4.27 Ladder Tombol Stop Darurat
Gambar 4.28 Tombol Darurat Pada HMI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
4.4.7. Ladder Motor DC 1, 2, dan 3
Motor DC 1, 2, dan 3 menggunakan alamat output %Q0.0, %Q0.1, %Q0.2. untuk
ladder Motor DC 1 menggunakan latching. Dan alamat dari Motor DC1 merupakan
masukan untuk alamat Motor DC 3. Sehingga motor DC 3 berputar secara bersamaan
dengan Motor DC 1. Untuk Motor DC 2 juga menggunakan latching. Ladder Motor DC
1, 2, dan 3 disajikan pada gambar 4.29.
Gambar 4.29 Ladder Motor DC 1, 2, dan 3
4.4.8. Script Animasi Perputaran Botol
Program untuk animasi perputaran botol di window script disajikan pada gambar
4.30. program berfungsi untuk menkondisikan posisi botol. Pada animasi ini saya
menggunakan visibility dengan 6 kondisi, sehingga botol tampil secara bergantian dan
tampak seperti berjalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 4.30 Window Script Perputaran Botol
4.4.9. Tagname Dictionary
Bagian ini berisi tentang tagname yang digunakan dalam pembuatan HMI.
Tagname Dictionary disajikan pada tabel 4.21.
Tabel 4.23 Tagname Dictionary
4.5. Komunikasi Via Ethernet
Pada bagian ini akan dibahas mengenai sistem komunikasi antara PLC dengan HMI
melalui ethernet.
NO Tagname Type Item
1 10ON I/O Discrete 000002
2 20ON I/O Discrete 000006
3 30ON I/O Discrete 000009
4 T10 I/O Discrete 000021
5 T20 I/O Discrete 000022
6 T30 I/O Discrete 000023
7 Botol_a Memory Integer -
8 BOPEN1 I/O Discrete 000026
9 BOPEN2 I/O Discrete 000027
10 BOPEN3 I/O Discrete 000028
11 BOPEN4 I/O Discrete 000029
12 EMERGENCY I/O Discrete 000025
13 FE_3 I/O Discrete 000018
14 Motor2 I/O Discrete 000030
15 Selesai I/O Discrete 000001
16 Start I/O Discrete 000024
17 STARTON I/O Discrete 000013
18 BUZZER I/O Discrete 000041
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
4.5.1. Konfigurasi I/O Server Pada MBENET dan InTouch
Mbenet berfungsi untuk menghubungkan alamat I/O maupun memori antara PLC
dengan HMI. Operator wajib membuat topic definition pada software mbenet dan di setting.
Topic name dapat diisi apapun sesuai keinginan operator, IP address diisi sesuai dengan IP
PLC, dan slave device type di setting Quantum (6 digit Address). Contoh setting topic
definition dapat dilihat di gambar 4.31.
Gambar 4.31. Contoh pengaturan topic definition pada MBENET
Setelah membuat topic definition pada software mbenet. Operator kemudian
membuat access name pada software intouch. Operator dapat mengisi access name apapun
sesuai yang diinginkan, application name diisi kata “MBENET”, dan topic name diisi sesuai
dengan topic name yang dibuat di software mbenet. Contoh pengaturan access names pada
Wonderware InTouch dapat dilihat di gambar 4.32.
Gambar 4.32. Contoh pengaturan access names pada Wonderware InTouch
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4.5.2. Konfigurasi Alamat IP Pada PLC Komunikasi antara PLC dengan komputer dilakukan melalui jaringan ethernet.
supaya PLC dapat melakukan komunikasi dengan komputer, maka perlu dilakukan
pengaturan alamat ip pada aplikasi SoMachineBasic. Operator dapat mengisi alamat ip
sesuai dengan yang diinginkan jika sudah selesai klik Apply maka alamat ip PLC otomatis
terganti dengan yang baru. Contoh konfirgurasi alamat ip PLC dapat dilihat di gambar 4.33.
Gambar 4.33. Contoh konfirgurasi alamat IP PLC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasar hasil penelitian “SCADA untuk system pengisian botol dengan kapsul
berbasis PLC” dapat disimpulkan :
1. Pengisian botol dengan jumlah 10 kapsul untuk 5 jenis ukuran kapsul dapat
berjalan dengan baik dan dengan persentase kegagalan 5,03% pada riil sistem
dan 2,93% pada HMI sistem.
2. Pengisian botol dengan jumlah 20 kapsul untuk 5 jenis ukuran kapsul dapat
berjalan dengan baik dan dengan persentase kegagalan 3,18% pada riil sistem
dan 1,77% pada HMI sistem.
3. Pengisian botol dengan jumlah 30 kapsul untuk 5 jenis ukuran kapsul dapat
berjalan dengan baik dan dengan persentase kegagalan 2,1% pada riil sistem dan
1,21 % pada HMI sistem.
4. Komunikasi HMI dengan PLC berjalan dengan baik
5. Alat membutuhkan waktu mulai dari 24 detik hingga 1 menit 43 detik dalam
mengisi 4 botol kapsul. Jika kapsul sedikit tersendat untuk turun dari tabung
melalui corong kapsul maka waktu pengisian dapat lebih lama.
5.2. Saran
Setelah melakukan penelitian terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya,
yaitu :
1. Untuk tabung dan corong kapsul dapat ditambahkan vibration agar kapsul dapat
mengalir terus menerus tanpa tersendat.
2. Alat dapat dikembangkan agar bisa untuk jenis kapsul yang lain juga baik kapsul
cangkang keras maupun kapsul cangkang lunak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
DAFTAR PUSTAKA
[1] Pharmapcak Technologies Corporation, "parma pack," [Online]. Available:
http://id.pppharmapack-ar.com/news/how-much-do-you-know-about-the-counting-
machin-17870508.html. [Accessed 27 januari 2019].
[2] Universitas Sanata Dharma, "APLIKASI SCADA DALAM PROSES PASTEURISASI
PENGISIAN DAN PENGEPAKAN PRODUK SUSU KEMASAN PADA MINI DCS
BERBASIS PLC," Stenly Kadang, 2009.
[3] Schneider Electric, "Schneider Electric," [Online]. Available:
https://www.se.com/id/id/product/TM221CE40R/controller-m221-40-io-relay-
ethernet/. [Accessed 27 januari 2019].
[4] S. Ujang, "RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL KONVEYOR PENGHITUNG
BARANG MENGGUNAKAN PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)".
[5] Schneider Electric, Modicon M221 Logic Contoller Hardware Guide, pp. 186-187, 2017.
[6] Schneider Electric, "Schneider Electric," [Online]. Available: https://www.schneider-
electric.com/resources/sites/SCHNEIDER_ELECTRIC/content/live/FAQS/319000/F
A319434/en_US/Struktur%20User%20Memory%20PLC%20M221,%20SoMachine
%20Basic.pdf. [Accessed 27 Desember 2018].
[7] W. Bolton, Programmable Logic Controller (PLC) Sebuah Pengantar Edisi Ketiga, Jakarta:
Erlangga, 2004.
[8] T. P. M. Laksono, "(supervisory) sekaligus juga pengontrolan, dengan berbagai macam media
antarmuka dan komunikasi yang tersedia saat ini (misalnya, Komputer, PDA, Touch
Screen, TCP/IP, wireless dan lain sebagainya).," pp. 12-22, 2013.
[9] H. Wicaksono, PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Teori, Pemrograman dan
Aplikasinya dalam Otomasi Sistem, Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2009.
[10] F. D. d. o. S. Petruzella, Elektronika Industri, Yogyakarta: ANDI, 2002.
[11] D. Kho, "Teknik Elektronika," [Online]. Available: https://teknikelektronika.com/pengertian-
motor-dc-prinsip-kerja-dc-motor/. [Accessed 20 Januari 2019].
[12] [Online]. Available: http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/MODUL_2_-
_SINKING_SOURCING_INPUT_MODULE.pdf. [Accessed 17 Desember 2018].
[13] TAKENAKA ELECTRONIC INDUSTRIAL CO.,LTD, "TAKEX TAKENAKA
ELECTRONIC INDUSTRIAL CO.,LTD," [Online]. Available: https://www.takex-
elec.co.jp/en/product/type/series/582#document_type_3. [Accessed 03 April 2019].
[14] PT SAHABAT MITRA INTRABUANA , "Bukalapak," PT Bukalapak.com, 09 Maret 2019.
[Online]. Available: https://www.bukalapak.com/p/elektronik/komponen-
elektronik/4au1qk-jual-autonics-photo-sensor-by500-tdt1-2?from=chat-bubble.
[Accessed 04 April 2019].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
[15] Teknik Elektronika, "Cara Menghitung Nilai Resistor Untuk LED (Light Emitting Diode),"
[Online]. Available: https://teknikelektronika.com/cara-menghitung-nilai-resistor-
untuk-led-light-emitting-diode/. [Accessed 23 Maret 2019].
[16] N. Mabruroh, "Sediaan Kapsul," [Online]. Available:
https://www.academia.edu/12197171/Sediaan_Kapsul?auto=download. [Accessed 19
Juni 2019].
[17] Scrib, [Online]. Available: https://id.scribd.com/doc/168553849/Sensor-Fotoelektrik.
[Accessed 6 Maret 2019].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-1
Lampiran 1. Ladder PLC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-5
Lampiran 2. Komunikasi Ethernet
Pada bagian ini akan dibahas mengenai sistem komunikasi antara PLC dengan HMI
melalui ethernet. Adapun tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Konfigurasi I/O Server Pada MBENET
Mbenet berfungsi untuk menghubungkan alamat I/O maupun memori antara PLC
dengan HMI. Berikut langkah-langkah yang dilakukan supaya komunikasi antara PLC dan
HMI dapat berjalan dengan baik :
1. Buka aplikasi MBENET.
2. Pilih topic definition pada menu configure yang terdapat pada pojok kiri atas, seperti pada
gambar lampiran 1.
Gambar Lampiran 1
3. Kemudian akan terlihat definisi topik yang sudah pernah dibuat atau kosong jika belum
pernah membuat. Terdapat beberapa opsi yang dapat digunakan yaitu membuat topik
definisi baru, memodifikasi topik definisi yang sudah ada, dan menghapus topik definisi.
Dapat dilihat pada gambar lampiran 2.
Gambar Lampiran 2
4. Selanjutnya lakukan pengaturan seperti pada gambar lampiran 3 dengan topic name
sesuai keinginan masing-masing dan alamat ip yang digunakan adalah alamat ip pada
PLC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-6
Gambar Lampiran 3
Konfigurasi I/O Server Pada InTouch
Berikut merupakan langkah-langkah konfigurasi komunikasi HMI dengan
MBENET:
1. Buka aplikasi Wonderware InTouch.
2. Pilih access names pada menu special, seperti pada gambar lampiran 4.
Gambar Lampiran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-7
3. Akan terlihat tampilan nama access names yang sudah pernah dibuat sebelumnya dan
akan terlihat kosong jika belum pernah dibuat. Terdapat beberapa opsi yaitu
membuat/menambahkan access names baru, memodifikasi access names, dan
menghapus access names. Dapat dilihat pada gambar lampiran 5.
Gambar Lampiran 5
4. Selanjutnya lakukan pengaturan seperti pada gambar lampiran 6 dengan nama access
sesuai dengan yang diinginkan dan nama topik sesuai dengan yang sudah dibuat pada
MBENET.
Gambar Lampiran 6
Konfigurasi Alamat IP Pada PLC
Komunikasi antara PLC dengan komputer dilakukan melalui jaringan ethernet.
supaya PLC dapat melakukan komunikasi dengan komputer, maka perlu dilakukan
pengaturan alamat ip pada aplikasi SoMachineBasic seperti berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-8
1. Buka aplikasi SoMachineBasic.
2. Pilih menu configuration, kemudian gantilah tipe PLC (M221 Logic Controller) menjadi
TM221CE24R dan pilih modul tambahan TM3AM6 seperti pada gambar Lampiran 7.
Gambar Lampiran 7
3. Pilih menu ETH1, kemudian pilih opsi Fixed IP address dan isikan alamat ip sesuai
dengan yang diinginkan jika sudah selesai klik Apply maka alamat ip PLC otomatis
terganti dengan yang baru. Dapat dilihat pada gambar Lampiran 8.
Gambar Lampiran 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI