Post on 11-Jan-2016
description
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Cara Menyimpan ASI
Disusun Oleh :
Putri Aneswari
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
BRAWIJAYA MALANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Malang, Mei 2015
Mengetahui
Pembimbing Institusi
(…………………………….)
Pembimbing Ruangan
(……………………………)
A. LATAR BELAKANG
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat bagi setiap penduduk. Untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut maka
diprogramkan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan
dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh masyarakat. Salah satu indikator
derajat kesehatan adalah Angka Kematian Bayi (Profil Dinas Kesehatan
Malang,2005). Menurut hasil SDKI 2002/2003 Angka kematian bayi (AKB) di
Indonesia berkisar sekitar 35 per 1000 kelahiran hidup (Kompas,2005). AKB di
Indonesia termasuk tinggi bila dibandingkan dengan Negara-negara lain
dikawasan ASEAN seperti AKB di Malaysia pada tahun 2001 tercatat 6 dan di
Singapura hanya 2 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup (catatan sekretariat
ASEAN, 2003), di Vietnam menunjukan 30 kematian bayi per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2001 (Kompas,2004).
Penyebab tingginya AKB disebabkan oleh karena banyak hal yang mana
salah satunya adalah dari faktor setatus gizi bayi. Menurut hasil penelitian
Khairunniyah (2004), pemberian ASI eksklusif berpengaruh pada kualitas
kesehatan bayi. Semakin sedikit jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif, maka
kualitas kesehatan bayi dan anak balita akan semakin buruk, karena pemberian
makanan pendamping ASI yang tidak benar menyebabkan gangguan pencernaan
yang selanjutnya menyebabkan gangguan pertumbuhan, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan AKB. Sedangkan hasil penelitian Rulina tahun 2002 kasus Gizi
buruk pada balita dari berbagai Propinsi di Indonesia masih tinggi dari 11,7 % gizi
buruk tersebut tedapat pada bayi berumur kurang dari 6 bulan. Hal ini
menunjukkan bahwa bayi di Indonesia masih kurang mendapatkan ASI eksklusif
(Media Indonesia Online, 2005).
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan paling ideal bagi bayi. Oleh karena
itu, pada tahun 2000 pernerintah Indonesia menetapkan target sekurangnya 80%
ibu menyusui bayinya secara eksklusif, yaitu ASI tanpa makanan ataupun
minuman lainnya sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan. Semula pernerintah
Indonesia menganjurkan para ibu menyusui bayinya hingga usia 4 bulan,
kemudian pemerintah mengeluarkan kebijakan baru melalui Mentri Kesehatan RI
No. 450/Menkes/SK/IV/2004 mengenai pemberian ASI eksklusif sampai bayi
berusia 6 bulan dan dianjurkan untuk dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun
dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai.
Memperpanjang pemberian ASI eksklusif sampai usia bayi 6 bulan
memberi berbagai manfaat bagi bayi, antara lain:
(1) menurunkan resiko gizi berlebih, (2) meningkatkan kesehatan di masa kanak-
kanak, (3) meningkatkan kekebalan tubuh, (4) menekan resiko alergi, bercak kulit,
diare, infeksi saluran nafas, (5) tidak membuat berat badan bayi turun
(www.sahabatnestle. co.id/home/main/tksk/tks/ndnp.asp).
Menurut Utami Roesli (2004) pemberian ASI secara eksklusif artinya
hanya memberi, ASI pada bayi dan bayi tidak mendapat tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, juga tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubuk susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.
Salah satu pra kondisi yang menyebabkan rendahnya pemberian ASI eksklusif
adalah masih kurangnya pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan. Khususnya
ibu-ibu yang mempunyai bayi dan tidak menyusui secara eksklusif.
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan kognitif merupakan faktor yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang didasari
dengan pemahaman yang tepat akan menumbuhkan perilaku baru yang
diharapkan, khususnya kemandirian dalam pemberian ASI eksklusif.
Rendahnya hasil cakupan pemberian ASI ekslusif dipengaruhi oleh pengetahuan
ibu hamil tentang pemberian ASI eksklusif juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain
yang meliputi usia ibu, paritas, pendidikan, dan pekerjaan (Depkes RI, 2004).
TUJUAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, peserta diharapkan
mampumendengarkan iklan layanan publik pentingya menyimmpan ASI.
C. RENCANA KEGIATAN
1. Metode
Ceramah
2. Media dan Alat Bantu
Audio
3. Pengisi Suara :
Anisful Lailil Munawaroh, Sabita Normaliya
4. Peserta :
Masyarakat di area Puskesmas Tumpang
E. LAMPIRAN
LAMPIRAN MATERI
“Selamat datang di puskesmas tumpang.. Sarana berbagi pengetahuan dan
informasi kesehatan. Pada kesempatan kali ini kami akan menyampaikan
penyuluhan yang bejudul “Cara menyimpan ASI”
Wanita menyusui dan kesibukan yang tinggi sering menjadi alasan ibu beralih ke
susu formula. Padahal ASI memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi
dibandingkan susu formula.
Anda sibuk??? Tidak sempatt menyusui? berikut solusi ibu cerdas..
a) Siapkan wadah penampung ASI yang mudah disterilkan, biasanya
berupa botol bertutup rapat yang terbuat dari bahan tahan panas, bisa
terbuat dari kaca, stainless steel, dan plastik yang tidak meleleh jika
direndam dalam air panas
b) Gunakan wadah yang volumenya sesuai dengan kebutuhan bayi untuk
sekali minum, misalnya 60ml.
c) Jangan pakai botol susu yang berwarna / bergambar, karena ada
kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas
d) Jangan lupa berikan label berupa tanggal dan jam pada botol susu
setelah ASI dipompa/diperas.
e) Bila ASI perah akan diberikan kurang dari 6 jam, maka tidak perlu di
simpan di lemari es. Sebaiknya, jangan menyimpan ASI di suhu
ruangan lebih dari 3 atau 4 jam.
f) Bila perlu disimpan selama 24 jam, segera masukkan ASI perah ke
dalam lemari es, pada suhu 4 derajat celcius, dan jangan sampai
membeku.
g) Bila ASI perah akan digunakan dalam waktu lebih dari satu minggu,
maka ASI perah tersebut harus segera didinginkan dalam lemari es
selama 30 menit, lalu dibekukan pada suhu lebbih dari -18 derajat
celcius. ASI yang sudah dibekukan ini dapat disimpan antara 3 – 6
bulan.
h) Sebaiknya, simpanlah ASI di lemari pendingin bagian tengah atau di
bagian terdalam freezer, karena lokasi-lokasi tersebut, memiliki
temperatur yang lebih dingin dan konstan.
i) Jangan menyimpan ASI pada rak yang menempel di pintu lemari es,
karena suhu di tempat ini mudah berubah ketika pintu dibuka dan
ditutup.
j) Jangan mengisi penuh wadah penampung ASI, karena ASI akan
memuai saat membeku. Sisakan kurang lebih seperempat bagian
kosong.
k) ASI yang membeku dicairkan dengan cara di letakkan dalam baskom
yang berisi air hangat. Dan ASI yang sudah dicairkan tidak boleh
dibekukan kembali.
l) Jangan simpan ASI yang membeku lebih dari 6 bulan, karena hal ini
dapat mengubah komposisi gizi dan meningkatkan pertumbuhan
bakteri.
m) Simpan ASI beku sebagai cadangan hanya untuk keadaan darurat. Jika
sedang di rumah, susui bayi secara langsung.
Mudah, kan? Jadi, tidak ada alasan lagi untuk beralih ke susu formula.
Sekian.. semoga bermanfaat. Terimakasih.”
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC
BPS. 2007. Data Laporan Kesehatan. Online.
malangkab.bps.go.id/.../summarysosial.pdf. di akses pada tanggal 07
Desember 2012.
Notoatmodjo, S. 2003, Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan . PT.
Rineka Cipta, Jakarta
Roesli U. Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwidya. Jakarta. 2005
Siregar, Arifin. 2004. Pemberian Asi Ekslusif dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya. Medan: FKM USU.
Yahya, Harun. 2007. CAIRAN AJAIB: AIR SUSU IBU.
http://id.harunyahya.com/id/works/4480/cairan-ajaib-air-susu-ibu,
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/gizi+dan+kesehatan/Kelahiran/
6.makanan.pelancar.asi/001/001/1249/20/3
http://www.ayahasi.org/2012/10/peta-ruang-menyusui-jakarta.html
http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/pria/redaksi91.htm).
http://webmail.jpkm-on line.net/scr/login.php
http://health.kompas.com/read/2011/12/05/13311075/
Lakukan.Hal.Ini.Bila.Produksi.ASI.Berkurang
http://bidanku.com/index.php?/tips-melancarkan-keluarnya-asi-secara-alami
http://www.dokteranak.net/manfaat-yang-diperoleh-ibu-menyusui-bagi-
kesehatan-547.html
http://artikelterbaik.com/makanan-untuk-memperlancar-air-susu-ibu/