Post on 15-Dec-2015
description
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sebuah sisitem dan pengelolaan sebuah kegiatan keuangan, kita akan mengenal
yang namanya saham dan obligasi. Saham dan obligasi biasanya terdapat pada
perusahaan-perusahaan terbatas yang nilai kasnya diperdagangkan. Hal tersebut bisa
menjadi sebuah modal untuk perusahaan dalam setiap pengelolaanya.
Tapi, tak jarang pula ada yang menyamakan saham dan obligasi menjadi satu.
Sebenarnya, saham dan obligasi adalah berbeda. Jika diartikan serta dimaknai maka
obligasi obligasi dikatakan sebuah surat pengakuan utang sebuah perusahaan kepada
pihak lain dengan nilai nominal tertentu, serta jangka waktu yang disepakati oleh pihak
yang terkait.
Dalam matematika bisnis kita juga mempelajari apa itu saham dan obligasi. Kali ini saya
akan menjelaskan pengertian dari saham dan obligasi. Juga serta cara penghitungannya
dibeberapa kasus dalm matematika bisnis.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari Saham & Obligasi?
2) Bagaimana cara mengetahui besarnya deviden perlembar saham?
3) Bagaimana cara mengetahui besarnya harga obligasi?
1.3 Tujuan
1) Mengetahui apa itu Saham & Obligasi.
2) Menjelaskan bagaimana cara mengetahui besarnya deviden perlembar saham.
3) Menjelaskan Bagaimana cara mengetahui besarnya harga obligasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Saham
Pengertian saham
Saham adalah surat tanda kepemilikan perusahaan. Pemilik saham berhak menerima
laba dalam bentuk deviden. Harga saham pada saat dijual pertama kali oleh perusahaan
kemasyarakat disebut harga nominal (par value). Harga saham dipasar saham yang
besarnya ditentukan oleh penjual dan pembeli disebut harga pasar (market value)
Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:
5).
Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham (Darmadji dan Fakhruddin,
2001: 6) :
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim
a) Saham Biasa (common stock)
Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki
perusahaan.
Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika
perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang
saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.
2
b) Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa,
karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi
juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor.
Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan
tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut;
dan membayar deviden.
Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva
sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan
memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham
biasa.
2. Ditinjau dari cara peralihannya
a) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.
Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui
sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
b) Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana
cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan
a) Blue – Chip Stocks
Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai
leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten
dalam membayar dividen.
3
b) Income Stocks
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih
tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih
tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.
Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.
c) Growth Stocks
(Well – Known)
Saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan
yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi.
(Lesser – Known)
Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun
memiliki ciri growth stock.
Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di
kalangan emiten.
Speculative Stock
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten
memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi
mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang, meskipun belum pasti.
Counter Cyclical Stockss
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun
situasi bisnis secara umum.
Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana
emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat
dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi
pada masa resesi.
4
Saham ada 2 yaitu :
1. Saham biasa (common stock), tidak didahulukan dalam pembagian deviden tidak
mendapat pembagian aktiva bila perusahaan dilikuidasi
2. Saham istimewa (preferred stock), didahulukan dalam pembagian deviden
mendapat pembagian deviden bila perusahaan dilikuidasi, biasanya saham
istimewa bersifat kumulatif yaitu deviden yang diterima pemilik saham istimewa
adalah deviden yang tidak diumumkan pada tahun-tahun sebelumnya ditambah
deviden tahun sekarang.
Contoh Soal:
PT Cintya menerbitkan 5.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp. 10.000 dan
1.000 lembar saham istimewa 10% dengan nilai nominal Rp. 1.200. apabila perusahaan
tersebut mengumumkan deviden sebesar Rp. 2.000.000 untuk tahun ini, tentukan
besarnya deviden perlembar saham biasa.
Deviden perlembar saham istimewa :
10%×Rp .1 .200=120
Total Deviden Saham Istimewa = Rp.120
1000×Rp .120=Rp .120 .000
Total Deviden Saham Biasa :
Rp .2.000 .000−Rp .120 .000=Rp .1 .880 .000
Deviden Perlembar Saham Biasa :
Rp .1.880 .000÷5.000=Rp .376
5
Tuan Anas memiliki 200 lembar saham istimewa kumulatif 10% dengan nilai nominal Rp.
1.200. dia tidak menerima deviden selama 2 tahun. Berapa besarnya deviden yang ia
terima tahun ini apabila perusahaan mengumumkan deviden.
Deviden Pertahun Setiap Lembar :
10%×Rp .1 .200=Rp .120
Deviden Pertahun 200 Lembar Saham :
200×Rp .120=Rp .24 .000
Total Deviden Selama 3 Tahun :
3×Rp .24 .000=Rp .72 .000
Saham biasanya dijual dalam jumlah 100 lembar atau dalam satuan yang disebur round
lots. Jumlah saham yang kurang atau lebih 100 lembar disebut odd lot. Ongkos
diferensial odd lot sebesar Rp. 20 perlembar saham yang diperdagangkan ditambah
harga beli atau dikurangkan harga jual diperoleh harga yang terjadi disebut execution
price.
Contoh Soal :
Seorang investor membeli 80 lembar saham seharga Rp. 15.000 tentukan besarnya
komisi yang diterima pialang pada tingkat komisi 1,5 %
Harga Eksekusi Perlembar :
Rp .15.000+Rp .20 (odd lot )=Rp .15.020
Harga 80 Lembar Saham :
80×Rp .15 .020=Rp .1.201 .600
Komisi Pialang :
1,5%×Rp .1 .201.600=Rp .18.024
6
Ny. Lasty menjual 240 lembar saham dengan harga jual Rp. 16.400. tentukan besarnya
komisi apabila tingkat komisi ditentukan sebesar 1,2%.
Round Lot (100 lembar)
Harga perlembar : Rp.16.400
Pendapatan Kotor Saham :
100×Rp .16 .400=Rp .1.640 .000
Odd Lot (240−100=140 lembar )
Harga Eksekusi Perlembar :
Rp .16 .400−Rp .20 (odd lot )=Rp .16 .380
Pendapatan Kotor Saham :
140×Rp .16 .380=Rp .2.293 .200
Total Pendapatan Kotor Dari Saham :
Rp .1.640 .000+Rp .2.293 .200=Rp .3 .933 .200
Total Komisi :
1,2%×Rp .3 .933 .200=Rp .47 .198,40
Evaluasi investasi atas suatu saham dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1. Ukuran pendapatan tahunan (annual yield), pendapatan tahunan : deviden
tahunan perlembar / harga perlembar
2. Keuntungan modal, pendapatan bersih dikurangi ongkos total. Keuntungan total
adalah deviden total ditambah keuntungan modal
7
Keuntungan Total = Deviden Total + Keuntungan Modal
Contoh Soal :
Tentukan tingkat pendapatan tahunan atas saham biasa apabila deviden semi tahunan
sebesar Rp 800 dan harga perlembar saham Rp. 16.000
Deviden Tahunan :
2×Rp .800=Rp .1.600
Pendapatan Tahunan :
Rp .1.600÷ Rp .16 .000×100%=Rp .10
Tuan alma telah membeli saham biasa pada tingkat harga Rp 12.500 perlembar. Deviden
kuartal yang ia terima Rp 500 perlembar. Tuan alma menjual sahammnya setelah dua
tahun dengan harga Rp 16.400 perlembar.
Tentukan!
a) Keuntungan Total Perlembar.
b) Tentukan Presentase Relative Keuntungan Total Terhadap Biaya.
a) Keuntungan Total Perlembar.
2 Tahun : 8 Kuartal
Devidan Total Perlembar Saham :
8×Rp .500=Rp .4 .000
KeuntunganModal (CapitalGain )Perlembar=Pendapatan Bersi h−BiayaTotal
Rp .16 .400−Rp .12.500=Rp .3 .900
KeuntunganTotal Perlembar=DevidenTotal+KeuntunganModal
Rp .4 .000+Rp .3 .900=Rp .7 .900
8
b) Presentase Relative Keuntungan Total Terhadap Biaya.
Presentase Keuntungan Total adalah presentase relative keuntungan total terhadap
biaya total.
Presentase Keuntungan Total :
Rp .7 .900÷ Rp .12.500×100%=63,2%
2.2 Obligasi
Pengertian obligasi
Surat tanda utang perusahaan. Jika perusahaan menjual obligasi berarti perusahaan
mengakui sejumlah hutang dari pembeli obligasi.
Nilai nominal / nilai yang tertera dalam satu lembar obligasi. Bunga biasanya dibayar ½
tahunan. Harga obligasi adalah jumlah yang dibayar oleh pemegang obligasi kepada
perusahaan pada saat obligasi tersebut dijual pertama kali atau hanya obligasi yang
diperdagangkan antara investor- investor dipasar obligasi.
Obligasi adalah suatu istilah yang digunakan dalam dunia keuangan yang merupakan
suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji
untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal
jatuh tempo pembayaran. Ketentuan lain dapat juga dicantumkan dalam obligasi
tersebut seperti misalnya identitas pemegang obligasi, pembatasan-pembatasan atas
tindakan hukum yang dilakukan oleh penerbit. Obligasi pada umumnya diterbitkan
untuk suatu jangka waktu tetap di atas 10 tahun. Misalnya saja pada Obligasi
pemerintah Amerika yang disebut "U.S. Treasury securities" diterbitkan untuk masa
jatuh tempo 10 tahun atau lebih. Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun
disebut "surat utang" dan utang di bawah 1 tahun disebut "Surat Perbendaharaan. Di
Indonesia, Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun yang diterbitkan oleh
pemerintah disebut Surat Utang Negara (SUN) dan utang di bawah 1 tahun yang
diterbitkan pemerintah disebut Surat Perbendaharan Negara (SPN).
9
Obligasi secara ringkasnya adalah merupakan utang tetapi dalam bentuk sekuriti.
"Penerbit" obligasi adalah merupakan sipeminjam atau debitur, sedangkan "pemegang"
obligasi adalah merupakan pemberi pinjaman atau kreditur dan "kupon" obligasi adalah
bunga pinjaman yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur. Dengan penerbitan
obligasi ini maka dimungkinkan bagi penerbit obligasi guna memperoleh pembiayaan
investasi jangka panjangnya dengan sumber dana dari luar perusahaan.
Pada beberapa negara, istilah "obligasi" dan "surat utang" dipergunakan tergantung
pada jangka waktu jatuh temponya. Pelaku pasar biasanya menggunakan istilah obligasi
untuk penerbitan surat utang dalam jumlah besar yang ditawarkan secara luas kepada
publik dan istilah "surat utang" digunakan bagi penerbitan surat utang dalam skala kecil
yang biasanya ditawarkan kepada sejmlah kecil investor. Tidak ada pembatasan yang
jelas atas penggunaan istilah ini. Ada juga dikenal istilah "surat perbendaharaan" yang
digunakan bagi sekuriti berpenghasilan tetap dengan masa jatuh tempo 3 tahun atau
kurang . Obligasi memiliki risiko yang tertinggi dibandingkan dengan "surat utang" yang
memiliki risiko menengah dan "surat perbendaharaan" yang memiliko risiko terendah
yang mana dilihat dari sisi "durasi" surat utang dimana makin pendek durasinya memiliki
risiko makin rendah.
Obligasi dan saham keduanya adalah merupakan instrumen keuangan yang disebut
sekuriti namun bedanya adalah bahwa pemilik saham adalah merupakan bagian dari
pemilik perusahan penerbit saham, sedangkan pemegang obligasi adalah semata
merupakan pemberi pinjaman atau kreditur kepada penerbit obligasi. Obligasi juga
biasanya memiliki suatu jangja waktu yang ditetapkan dimana setelah jangka waktu
tersebut tiba maka obligasi dapat diuangkan sedangkan saham dapat dimiliki selamanya
( terkecuali pada obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Inggris yang disebut gilts
yang tidak memiliki jangka waktu jatuh tempo.
10
Harga obligasi ditentukan oleh besarnya pembayaran anuitas bunga tengah tahunan
ditambah dengan present value dan nilai nominal obligasi pada saat jatuh tempo.
Contoh Soal :
Sebuah obligasi memiliki nilai nominal Rp. 1.000 dan jatuh tempo selama 10 tahun,
tingkat bunga nominal 8,5%. Berapa harga obligasi jika tingkat bunga efektif dipasar
sebesar 8%.
Menentukan besarnya bunga tengah tahunan.
I=P . r . t
¿ Rp .1.000×0,085×0,5
¿ Rp .42,5
Menghitung present value dari semua pembayaran bunga tengah tahunan tersebut.
42,5×[1− 1
(1+i )n ]i
=42,5[1− 1
(1+0,04 )20 ]0,04
¿42,5× (13,5903 )
¿577,59
Menghitung present value nilai nominal obligasi saat jatuh tempo.
1.000× (1+0,04 )−n=1.000× (1+0,04 )−20
¿1.000× (0,456 )
¿456
Harga Obligasi :
577,59+456=1.033,59
Ada Premium 33,59
11
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
PT ABC menerbitkan obligasi dengan nilai Rp. 100.000, selama 5 tahun dengan bunga
8%. Berapa harga obligasi apabila tingkat bunga efektif 10%.
I=P . r . t
¿100.000×0,08×0,5
¿4.000
¿4.000×[1− 1
(1+0,05 )10]
0,05
¿4.000× (7,72173 )
¿30.887
100.000(1+i)−n=100.000 (1+0,05)−10
¿100.000(0,61391)
¿61.391
Harga Obligasi
30.877+61.391=92.278
Ada Diskonto Rp.7.722
Premium = Obligasi yang dihargai diatas nilai nominal atau nilai jual
Diskonto = Obligasi yang dihargai dibawah nilai nominal atau nilai jual
12
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saham dibedakan menjadi dua, yakni saham biasa dan saham preferen. Dan obligasi
juga dibedakan menjadi dua, yakni obligasi pemerintah pusat dan obligasi perusahaan.
Saham & Obligasi itu tidaklah sama. Dengan mengetahui bagaimana cara penghitungan
untuk mengetahui besarnya deviden perlembar saham dan juga besarnya harga obligasi
akan menambah wawasan kita dalam dunia pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari.
Khususnya bagi saya sendiri yang saat ini masih mengenyam pendidikan ilmu ekonomi di
Universitas Pamulang.
3.2 Saran
Sebagai seorang pelajar saya menyarankan agar dalam penghitungan saham dan
obligasi para pakar matematika dapat lebih bisa menyederhanakan rumusnya, untuk
mempermudah kita dalam menggunakannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://rohmadyuliantoro.wordpress.com/2011/10/02/matematika-ekonomi-3/
http://id.wikipedia.org/wiki/Obligasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Saham
14