Republika dengan Dr Lukman M Baga Dr Irfan Syauqi Beik … · 2019. 8. 27. · dapatan bagi...

Post on 22-Nov-2020

13 views 0 download

Transcript of Republika dengan Dr Lukman M Baga Dr Irfan Syauqi Beik … · 2019. 8. 27. · dapatan bagi...

18 KAMIS, 22 AGUSTUS 2019JURNAL EKONOMI ISLAM REPUBLIKA

Rubrik ini terselenggaraatas kerjasama HarianRepublika denganDepartemen Ilmu EkonomiSyariah, Fakultas Ekonomidan Manajemen IPB

Tim Redaksi Iqtishodia:Dr R Nunung NuryartonoProf Dr Yusman SyaukatProf Dr Muhammad FirdausDr Lukman M BagaDr Irfan Syauqi BeikDr Asep NurhalimSalahuddin El AyyubiDeni Lubis

I katan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI),sebagai wadah berkumpulnya para pakar,regulator, dan pegiat ekonomi syariah, akankembali menyelenggarakan hajatan besar

empat tahunan, yaitu kegiatan muktamar padatanggal 23-25 Agustus 2019. Muk tamar IAEIadalah forum tertinggi pengambilan keputusanyang akan menentukan arah kebijak an IAEI se -lama empat tahun ke depan, termasuk di da lam -nya adalah pemilihan kepengurus an yang baru,menggantikan kepemimpinan Prof Bam bangBrodjonegoro yang telah memimpin IAEI selamadua periode sebagai ketua umum, yaitu periode2011-2015 dan 2015-2019. Segala prestasi dancatatan emas kepengurusan beliau diharapkandapat dilanjutkan selama empat ta hun ke depan,sehingga peran dan kontribusi IAEI terhadappembangunan ekonomi syariah na sional daninternasional bisa semakin signifikan.

Dengan situasi perekonomian global yangsemakin berat dan menantang, dibutuhkanadanya upaya strategis dalam mengonsoli-dasikan semua potensi domestik agar dayatahan perekonomian nasional semakin kuat.Dalam konteks ini, potensi ekonomi syariah yangsangat besar, harus dapat dikelola dan diman-faatkan secara optimal melalui upaya yangterkoordinasikan dengan baik. Untuk mereal-isasikan hal tersebut, IAEI harus terus memain -kan peran strategisnya, agar ambisi Indonesiauntuk menjadi pusat ekonomi dan keuangansyariah dunia pada 2024 dapat diwujudkan.

Paling tidak, ada empat peran yang harusdiperkuat oleh IAEI selama empat tahun kedepan. Pertama, peran pengembangan keil-muan ekonomi syariah. IAEI, sebagai tempatberkumpulnya para intelektual ekonom syariah,harus mampu merumuskan dan mengem-bangkan keilmuan ekonomi syariah. Peran keil-muan ini sangat penting karena inilah fondasiutama dari bangunan sistem ekonomi syariah.Para anggota IAEI harus didorong untuk mela -hirkan teori-teori dan formula-formula barudalam pengembangan ilmu ekonomi syariah.

Hal ini sangat penting karena akan menja -wab kritikan sebagian pihak yang mengatakanbahwa teori-teori dalam ekonomi syariah yangdiajarkan di kampus-kampus tidak bersifat orisi-nal dan cenderung mengikuti pendekatankonven sional. Tentu ini bukan hal yang mudah.Ka rena itu, upaya penguatan dan peningkatankapasitas keilmuan para anggota IAEI menjadimu tlak untuk dilakukan. Ruang-ruang dialogdan diskusi yang secara substantif terkaitdengan pengembangan keilmuan, harus terus-menerus diperbesar. Selain itu, keberadaanbuku-buku teks ekonomi syariah yang diajarkandi perguruan tinggi, harus terus-menerus dit-ingkatkan kualitasnya.

Jika melihat kondisi saat ini, sejumlah pihaktelah berusaha untuk mengembangkan aspekkeilmuan ekonomi syariah ini dengan lebih baik.Sebagai contoh, Pusat Kajian Strategis BAZNASsejak didirikan pada tanggal 1 Agustus 2016hingga saat ini, telah mengembangkan beragamproduk keilmuan yang telah diterapkan dalamkebijakan pengelolaan zakat nasional, antaralain perumusan Indeks Zakat Nasional (IZN)sebagai alat ukur kinerja zakat nasional.Bahkan, Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB),sebagai bagian dari IZN, akan dibahas secarakhusus dalam pertemuan World Zakat Forum(WZF) pada tanggal 5-7 November 2019 men-datang di Bandung. Tujuannya, agar IKB ini bisadiadopsi dan dimodifikasi oleh negara-negaraanggota WZF yang saat ini berjumlah 33 negara.Beberapa negara bahkan mengusulkannamanya diubah menjadi Zakat Welfare Index.

Kedua, peran strategis IAEI adalah sebagaipartner kebijakan negara. Ini sangat pentingsebagai upaya untuk memastikan aspek imple-mentasi ekonomi syariah dalam kebijakanekonomi negara. Keberadaan MasterplanEkonomi Syariah Indonesia 2019-2024 harusdapat dimanfaatkan dengan baik. IAEI harusmengawal agar seluruh quick wins dalam mas-terplan tersebut bisa dilaksanakan dengan baikselama lima tahun ke depan. Demikian pula,

dengan rencana pembentukan pusat risetekonomi syariah internasional yang digagas olehKomite Nasional Keuangan Syariah (KNKS)harus dapat dimanfaatkan IAEI dengan baik,karena ini adalah rangkaian yang tidak ter-pisahkan dalam penguatan ekonomi syariah.

Ketiga, peran IAEI adalah menjadi pusatedukasi publik yang berkelanjutan. Edukasipublik ini sangat penting dan strategis, karenaakan mendorong keterlibatan aktif masyarakatdalam penguatan kegiatan ekonomi dan keuang -an syariah. Sebagai contoh, IAEI secara aktifharus terus-menerus mengingatkanmasyarakat mengenai bahaya riba, apalagi saatini fenomena pinjaman online ribawi begitumarak terjadi di tengah masyarakat.

OJK mencatat bahwa volume pinjamanonline melalui fintech atau tekfin telah mencapaiangka Rp 41,04 triliun hingga akhir Mei 2019. Iniadalah fakta sekaligus menjadi tantangan bagidunia keuangan syariah untuk bisa menawarkanalternatif sumber pendanaan berbasis teknologiyang sesuai dengan syariah. Selain itu, porsiedukasi juga harus didorong pada edukasi indus-tri halal (sektor riil) dan edukasi ZISWAF (zakat,infak, sedekah, dan wakaf). Ini karena masihbelum optimalnya pemanfaatan potensi industrihalal ataupun sektor ZISWAF dalam memperku-at perekonomian nasional.

Adapun peran yang keempat adalah sebagaihub atau jembatan komunikasi dan sinergiantarpemangku kepentingan strategis.Berkumpulnya individu yang berasal dari tigajalur utama, yaitu ABG (Akademik, Bisnis, danGovernment/Pemerintah/Regulator), harusdapat dioptimalkan dengan baik. Ini adalahmodal IAEI dalam mendorong pengarusutamaan(mainstreaming) ekonomi syariah dalamkehidup an ekonomi negara. Insya Allah, sinergi-tas yang dibangun IAEI selama ini, akan mem-berikan dampak positif dalam upayameningkatkan peran ekonomi syariah dalammenyejahterakan dan memajukan perekonomi-an masyarakat dan bangsa. Wallaahu a’lam. ■

Dr Irfan Syauqi BeikStaf Pengajar Departemen

Ilmu Ekonomi SyariahFEM IPB dan Ketua 1

DPP IAEI

Memperkuat Peran

StrategisIAEI

TSAQOFI

Hangatnya isu globalwar ming dalam duadekade terakhir mem -beri prioritas baru da -lam sektor keuangansya riah. Tidak hanya

berfo kus pada pembangunan ekonomi,sosial, kesehatan, atau pendidikan, ke -uangan syariah juga mulai memberikanperhatian yang besar pada aspek ling -kung an.

Pada 2018, Pemerintah Indonesiamenjadi negara pertama di dunia yangmenerbitkan green sukuk untuk proyek-proyek ramah lingkungan. Organisasi pen-gelola dana sosial Islam (zakat dan wakaf),baik yang dibentuk pemerintah maupunmasyarakat, semakin sering mem buatprog ram-program cinta ling kung an. Dom -pet Dhuafa, misalnya, pada 2016 melun -cur kan program "Sedekah Po hon" untukmemperbaiki kondisi ling kungan.

Tidak mau ketinggalan, masyarakatjuga berinisiatif membangun hutan wakafuntuk menjaga kelestarian lingkungandan hutan. Sepanjang pengetahuan penu -lis, telah terdapat tiga hutan wakaf di In -donesia. Pertama, hutan wakaf di JanthoAceh yang dibangun oleh sekelompokanak muda pecinta alam pada 2012. Ke -dua, hutan wakaf (Wakaf Leuweung Sa -bilulungan) di Kabupaten Bandung yangdikembangkan di Pemkab Bandung pada2013, dan ketiga, Hutan Wakaf di DesaCibunian Kecamatan Pamijahan Kabu -paten Bogor yang dikembangkan olehYayasan Yassiru pada 2018.

Hutan wakaf secara sederhana adalahhutan yang dibangun di atas tanah wakaf.Mengapa harus hutan wakaf? Sebab, wa -kaf membuat kelestarian hutan semakinterjamin, karena seperti yang disam-paikan oleh para ulama di dalam kitab-kitab fikih, wakaf tidak boleh dijual, tidakboleh diwariskan, dan tidak boleh dihi -bah kan. Berdasarkan prinsip hukum Is -lam ini, hutan yang telah diwakafkan ti -dak boleh dikonversi, misalnya, menjadipermukiman.

Saat ini pengelolaan hutan wakaf ma -sih berfokus pada aspek ekologi. Ke de -pan nya, hutan wakaf diharapkan juga da -pat memberikan manfaat lainnya, sepertimanfaat sosial dan ekonomi kepadamasyarakat sekitar. Sebab, lebih dari 10juta dari sekitar 48 juta orang Indonesia

yang tinggal di dalam dan sekitar hutanadalah penduduk miskin.

Bagaimanakah model hutan wakafyang produktif? Hutan wakaf dapat ber -mula dari niat wakif (pemberi wakaf) un -tuk mewakafkan hartanya (dapat berupawakaf lahan ataupun wakaf uang) dengantujuan untuk dikelola oleh nazir (pengelo-la wakaf) sebagai hutan wakaf. Hal inimemungkinkan, sebab wakif memilikikewenangan untuk menentukan tujuanpemanfaatan dari aset yang akan diwa -kaf kannya tersebut, dan nazir harus men-gelola aset wakaf tersebut sesuai dengantu juan yang ditentukan oleh wakif. Seba -gai contoh, Hutan Wakaf Cibunian ber -awal dari inisiatif seorang wakif untukmewakafkan sebidang tanahnya sebagaihutan kepada Yayasan Yassiru.

Selanjutnya, nazir perlu mengupaya -kan program-program agar hutan wakaftersebut menjadi produktif. Hal ini sesuaidengan inti dari wakaf itu sendiri, sepertiperintah Rasulullah SAW kepada Umarbin Khattab RA. Ketika Umar RA inginme wakafkan sebidang kebun kurmamilik nya di Khaibar, beliau bersabda,“Ta han pokoknya, sedekahkan hasilnya.”Agar dapat menyedekahkan hasil, asetwa kaf yang harus dipertahankan pokok -nya perlu untuk dikelola secara produktif.

Bagaimana menjadikan hutan wakafproduktif? Salah satu jawabannya adalahdengan aplikasi konsep agroforestri. Be -

be rapa tipe agroforestri yang dapat di -kembangkan sejak awal pada hutan wakafantara lain agisilvikultural (penanamantanaman kehutanan dengan tanamanpertanian) atau agrisilvopastoral (pena -nam an tanaman kehutanan, pertanian,dan dikombinasikan dengan peternakan).

Praktik agroforestri memungkinkanhutan wakaf memiliki hasil jangka pan -jang (dari tanaman kehutanan) dan jang -ka pendek (dari tanaman pertanian). Se -bagian hasil tersebut akan dikembalikankepada nazir untuk dijadikan sebagaisalah satu sumber dana pengembanganhutan wakaf ke depannya. Dalam prosesini, lapangan kerja baru dapat terbuka.Ini menjadi peluang meningkatkan pen-dapatan bagi masyarakat dhuafa yanghidup di dalam dan sekitar hutan.

Selain manfaat ekonomi, hutan wakafjuga dapat memberi manfaat sosial, ekol-ogis, pendidikan, kesehatan, dan spiritual(dakwah). Dari aspek sosial, hutan wakafakan sangat membantu penghidupanmasya rakat yang membutuhkan, con-tohnya sebagai ruang terbuka hijau yangdapat dimanfaatkan untuk berbagai ma -cam aktivitas sosial.

Dari aspek ekologis, hutan wakaf ber -peran penting dalam pencegahan dariben cana alam seperti banjir dan longsor,meningkatkan biodiversitas, menjagakestabilan iklim mikro, serta konservasiair. Sebagai contoh, pada Hutan Wakaf

Cibunian terdapat mata air yang sangatpenting, sebab mata air tersebut dijadikansebagai salah satu sumber air bagi wargasekitar untuk kebutuhan sehari-hari. Halini serupa dengan apa yang pernah dila -kukan oleh Utsman bin Affan RA ketikabeliau membeli sumur dan mewakafkan-nya kepada kaum muslimin di Madinah.

Hutan wakaf dapat menjadi saranapendidikan. Pada saat ini, di Hutan Wa -kaf Cibunian terdapat sebuah saung yangdigunakan oleh mahasiswa Fahutan IPBuntuk mengoperasikan “Serincil” atau“Se kolah Rimbawan Kecil” bagi anak-anak Desa Cibunian setiap minggunya.Selain itu, dari aspek kesehatan, sudahten tu peningkatan kondisi ekologis akanberdampak positif pada kesehatan wargadi sekitar hutan. Sebagai contoh, keterse-diaan air bersih yang terus terjaga sangatpenting untuk air minum warga yang ter-bebas dari limbah berbahaya.

Yang spesial dari hutan wakaf adalahmanfaat spiritual (dakwah). Hutan wakafyang dibangun dari wakaf yang merupakansalah satu instrumen utama ke uang ansosial Islam, harus juga menyentuh dimen -si religiositas warga. Sebagian dari profityang dihasilkan dapat diguna kan untukmendukung kegiatan dakwah, seperti per-baikan sarana/prasarana iba dah dan pe -ningkatan literasi Alquran ma sya rakat. Se -cara tidak langsung, hutan wa kaf jugamenjadi syiar Islam pada masya rakat,menjadi bukti nyata bahwa Islam ada lahagama yang ramah lingkungan, manifes-tasi Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.

Isu lingkungan sebenarnya bukanbarang yang baru dalam Islam. DalamAlquran, Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan lingkun-gan, seperti firman-Nya dalam surah al-Qasas:77, ”Berbuat baiklah (kepada oranglain) sebagaimana Allah telah ber buatbaik kepadamu, dan janganlah kamu ber -buat kerusakan di (muka) bumi. Sesung -guh nya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Menjaga lingkungan juga merupakansalah satu perhatian Rasulullah. Hal initecermin dalam sabda-sabda sang Nabiyang melarang merusak pepohonan bah kan pada saat perang sekalipun.Se ba liknya, Beliau SAW mengajarkanbah wa menanam pohon adalah sedekah.“Ti daklah seorang Muslim menanam po -hon, tidak pula menanam tanaman ke -mu dian pohon/tanaman tersebut dima -kan oleh burung, manusia, atau binatangmelainkan menjadi sedekah baginya.”(HR Imam Al Bukhari).

Upaya pelestarian hutan yang dini-atkan secara ikhlas juga merupakanibadah yang bernilai tinggi di sisi AllahSWT. Maka itu, hal ini sudah selayaknyakembali kita prioritaskan. Mari berwakafhutan untuk kepentingan masa kini danmasa depan. Wallaahu a’lam. ■

Miftahul JannahMahasiswa S3

Kulliyyah ofArchitecture and

Environmental DesignIIU Malaysia

Model Pengembangan Hutan WakafIRWANSYAH PUTRA/ANTARA

Khalifah MuhamadAli

Dosen DepartemenIlmu Ekonomi SyariahFEM IPB dan Kandidat

Doktor IIU Malaysia

G

Gambar 1. Skema Hutan Wakaf Produktif