Post on 29-Apr-2018
REPUBLIK INDONESIA
PETUNJUK PENYUSUNAN
USULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI
DARI PINJAMAN LUAR NEGERI
Dalam Rangka Penyusunan
DRPLN-JM 2015-2019
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
2015
i
KATA PENGANTAR
Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional
sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019, Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah (Pemda), dan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) dapat memanfaatkan pinjaman luar negeri untuk
membiayai kegiatannya. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang
Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, Kementerian,
Lembaga, Pemda dan BUMN (sebagai Instansi Pengusul) dapat menyampaikan
usulan kegiatan pinjaman luar negeri kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas.
Dalam penyusunan usulan kegiatan pinjaman luar negeri, Kementerian,
Lembaga, Pemda dan BUMN berpedoman pada Peraturan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS Nomor 4 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengajuan Usulan Penilaian, Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan yang
Dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri dan Hibah, dan memerhatikan kebijakan
pemanfaatan pinjaman luar negeri sebagaimana tertuang dalam Rencana
Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri (RPPLN) 2015-2019.
Usulan kegiatan dari instansi pengusul yang memenuhi penilaian
kelayakan, selanjutnya dicantumkan dalam Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri
Jangka Menengah (DRPLN-JM/Blue Book) 2015-2019. DRPLN-JM 2015-2019
merupakan dokumen perencanaan yang dipergunakan sebagai acuan dalam
menyiapkan kegiatan-kegiatan yang akan dibiayai dengan pinjaman luar negeri
pada periode 2015-2019, termasuk untuk keperluan koordinasi dengan para mitra
pembangunan calon pemberi pinjaman.
Penyajian DRPLN-JM 2015-2019 menggunakan pendekatan berbasis
program (Program Based Approach/PBA). Usulan kegiatan pinjaman luar negeri
tersebut akan dikelompokkan ke dalam Program Pinjaman Luar Negeri berdasarkan
pada kesamaan hasil/outcomes. Pengelompokan ini ditujukan untuk melihat sinergi
antar kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional.
ii
Buku “Petunjuk Penyusunan Usulan Kegiatan Yang Dibiayai Dari Pinjaman
Luar Negeri Dalam Rangka Penyusunan DRPLN-JM 2015-2019” ini dimaksudkan
sebagai panduan bagi Kementerian, Lembaga, Pemda dan BUMN dalam
menyiapkan usulan kegiatan pinjaman luar negerinya dengan baik.
Jakarta, Maret 2015
Wismana Adi Suryabrata
Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. i
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
PENGUSULAN KEGIATAN ............................................................................................... 2
PETUNJUK PENGISIAN DIPK PINJAMAN ..................................................................... 5
PETUNJUK PENGISIAN DUK PINJAMAN ................................................................... 10
LAMPIRAN .......................................................................................................................... 17
A. Contoh Surat Usulan Kegiatan ........................................................................... 19
B. Contoh DIPK Pinjaman ....................................................................................... 20
C. Contoh DUK Pinjaman ........................................................................................ 26
1
PENDAHULUAN
1. Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM/Blue Book)
2015-2019 merupakan dokumen rencana pinjaman luar negeri jangka menengah
yang memuat kegiatan yang diusulkan untuk dibiayai dari pinjaman luar negeri
pada periode 2015-2019.
2. Instansi yang dapat mengajukan usulan kegiatan untuk dibiayai dari pinjaman
luar negeri adalah:
a. Kementerian/Lembaga;
b. Pemerintah Daerah (Pemda); dan
c. Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
3. Kegiatan yang diusulkan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan memerhatikan Rencana
Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri (RPPLN) 2015-2019.
4. Usulan kegiatan pinjaman luar negeri yang diajukan oleh Instansi Pengusul
akan dinilai kelayakannya berdasarkan dokumen persyaratan usulan yang
disampaikan (DIPK dan DUK Pinjaman, serta persyaratan khusus lainnya).
5. Penyajian DRPLN-JM (Blue Book) 2015-2019 akan menggunakan pendekatan
berbasis program (Program Based Approach/PBA), berupa pengelompokan usulan
kegiatan yang memiliki hasil/outcomes yang sama ke dalam program pinjaman
luar negeri. Pengelompokan tersebut akan dilakukan oleh Kementerian
PPN/Bappenas.
6. Buku ini berisikan panduan bagi instansi pengusul untuk menyiapkan usulan
kegiatan yang akan dibiayai dari pinjaman luar negeri, termasuk cara pengisian
DIPK dan DUK Pinjaman beserta contoh.
2
PENGUSULAN KEGIATAN
7. Kementerian/Lembaga dapat mengusulkan:
a. Kegiatan yang akan dilaksanakan sendiri dalam rangka pelaksanaan tugas
dan fungsi Kementerian/Lembaga;
b. Kegiatan yang akan dilaksanakan bersama-sama dengan instansi lain
(multi-instansi pelaksana) sesuai tugas dan fungsi masing-masing instansi;
dan/atau
c. Kegiatan yang sebagian atau seluruhnya direncanakan akan dihibahkan
kepada Pemda.
8. Pemda dapat mengusulkan kegiatan sebagai bentuk penerusan pinjaman luar
negeri, yang dipergunakan untuk kegiatan yang dilaksanakan sendiri sesuai
prioritas pembangunan daerah, atau kegiatan yang direncanakan untuk
diteruspinjamkan dan/atau dihibahkan oleh Pemda kepada Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD).
9. BUMN dapat mengusulkan kegiatan sebagai bentuk penerusan pinjaman luar
negeri, yang dipergunakan untuk kegiatan investasi dalam rangka
memperluas/meningkatkan pelayanan, dan/atau meningkatkan penerimaan
BUMN, termasuk kegiatan yang menjadi penugasan dari Pemerintah.
10. Kegiatan yang diusulkan untuk dibiayai dengan pinjaman luar negeri pada
periode 2015-2019 memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran RPJMN 2015-2019;
b. Kegiatan untuk mencapai salah satu atau lebih tujuan pembangunan
nasional dalam rangka:
1) mendorong pertumbuhan perekonomian, termasuk kegiatan dalam
rangka pengembangan kerjasama pembangunan yang melibatkan
pihak swasta, pelaksanaan penugasan Pemerintah kepada BUMN, atau
mendorong pembangunan di daerah;
2) meningkatkan jangkauan (akses) dan kualitas pelayanan kepada
masyarakat; dan/atau
3) pemerataan pembangunan untuk mengurangi kesenjangan antar
wilayah.
11. Usulan kegiatan pinjaman luar negeri harus dilengkapi dengan Persyaratan
Umum dan Persyaratan Khusus:
3
a. Persyaratan Umum mencakup:
1) Daftar Isian Pengusulan Kegiatan (DIPK) Pinjaman; dan
2) Dokumen Usulan Kegiatan (DUK) Pinjaman
Contoh pengisian DIPK dan DUK Pinjaman terdapat pada Lampiran B dan
C Petunjuk Penyusunan ini.
b. Persyaratan Khusus disesuaikan dengan Instansi Pengusul dan jenis
kegiatan yang diusulkan:
1) Usulan dari kementerian/lembaga:
i. Surat Persetujuan dari pimpinan instansi lain (menteri/pimpinan
lembaga/ pejabat yang ditunjuk), untuk kegiatan yang akan
dilaksanakan bersama-sama dengan instansi lain;
ii. Surat Persetujuan dari Kepala Daerah, untuk kegiatan yang
sebagian atau seluruhnya direncanakan untuk dihibahkan kepada
Pemda;
2) Usulan dari Pemda:
i. Surat Persetujuan Pimpinan DPRD setempat;
ii. Surat Persetujuan Direktur Utama BUMD, untuk kegiatan yang
direncanakan akan diteruspinjamkan dan/atau dihibahkan kepada
BUMD.
3) Untuk usulan dari BUMN:
i. Surat Menteri BUMN yang berisi persetujuan atas usulan kegiatan
dan penjelasan tentang kemampuan finansial BUMN yang
bersangkutan; dan
ii. Surat Dewan Komisaris BUMN yang bersangkutan yang berisi
persetujuan atas kegiatan yang diusulkan.
12. Usulan kegiatan pinjaman luar negeri disampaikan melalui surat yang
ditandatangani oleh:
1) Menteri atau Sekretaris Jenderal/Sekretaris Kementerian atas nama
Menteri, untuk usulan yang berasal dari kementerian;
2) Pimpinan Lembaga atau Sekretaris Utama atas nama Pimpinan
Lembaga, untuk usulan yang berasal dari lembaga;
3) Gubernur/Bupati/Walikota, untuk usulan yang berasal dari Pemda;
4) Direktur Utama, untuk usulan yang berasal dari BUMN.
4
13. Usulan kegiatan pinjaman luar negeri disampaikan kepada:
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta Pusat 10310
(Contoh surat usulan terdapat pada Lampiran A Petunjuk Penyusunan ini).
14. Berkas usulan disampaikan dalam bentuk cetakan (hardcopy) dan elektronik
(softcopy). Berkas usulan dalam bentuk softcopy dapat disampaikan ke alamat
email: bluebook@bappenas.go.id.
15. Form pengisian DIPK dan DUK Pinjaman dapat diunduh pada laman
http://pendanaan.bappenas.go.id.
5
PETUNJUK PENGISIAN DIPK PINJAMAN
DIPK Pinjaman berisi ringkasan informasi usulan kegiatan pinjaman luar negeri,
yang digunakan untuk penyusunan DRPLN-JM/Blue Book. DIPK Pinjaman harus
diotorisasi (ditandatangani) oleh pejabat penanggung jawab usulan kegiatan
pinjaman luar negeri (setingkat eselon 1). Pengisian informasi dalam DIPK Pinjaman
diisi dalam 2 (dua) bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
1. Judul Kegiatan
Diisi dengan cakupan/subtansi kegiatan pinjaman luar negeri secara singkat dan
spesifik, tanpa mencantumkan satuan dari output yang dihasilkan.
2. Durasi Pelaksanaan
Diisi dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan
pinjaman luar negeri, yang dinyatakan dalam “bulan”.
3. Lokasi
Diisi dengan nama tempat atau area dimana kegiatan pinjaman luar negeri
dilaksanakan dan dapat dinyatakan dengan nama kabupaten/kota dan provinsi.
Dapat menyebutkan lebih dari satu lokasi.
4. Instansi Pengusul
Diisi dengan nama Kementerian, Lembaga, Pemda, atau BUMN yang
mengajukan usulan kegiatan, melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap
kegiatan tersebut.
5. Instansi Pelaksana
Diisi dengan nama unit kerja eselon I (UKE I) pada Kementerian/Lembaga atau
nama Pemda/BUMN/BUMD. Instansi pelaksana dapat terdiri lebih dari satu
instansi.
6. Latar Belakang
Diisi dengan penjelasan mengenai hal-hal yang melatarbelakangi atau
mendasari (justifikasi) pentingnya kegiatan yang diusulkan untuk dilaksanakan.
Penjelasan tersebut dapat mencakup hal-hal yang bersifat umum maupun
khusus.
7. Ruang Lingkup Kegiatan
Diisi dengan uraian kegiatan (aktivitas/komponen) yang tercakup dalam
pelaksanaan kegiatan pinjaman luar negeri.
6
8. Keluaran/Outputs
Diisi dengan keluaran/outputs yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan
pinjaman luar negeri secara langsung. Keluaran/output harus disertai dengan
indikator keluaran (indikator output) yang terukur.
9. Hasil/Outcomes
Diisi dengan hasil/outcomes yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan
pinjaman luar negeri, untuk melihat keterkaitan antara usulan kegiatan dengan
RPJMN 2015-2019.
10. Sasaran Pokok Pembangunan Nasional RPJMN 2015-2019
Diisi dengan memilih satu dari enam Sasaran Pokok Pembangunan Nasional
RPJMN 2015-2019 yang sesuai dengan kegiatan yang diusulkan, yaitu:
a. Sasaran Makro;
b. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat;
c. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan;
d. Sasaran Dimensi Pemerataan;
e. Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antarwilayah;
f. Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan.
11. Nilai Pembiayaan
Diisi dengan besaran biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan Kegiatan
Pinjaman Luar Negeri dalam satuan dollar Amerika Serikat (USD), yang
diperinci berdasarkan sumbernya, yaitu pinjaman luar negeri, hibah, dan
dana pendamping.
Nilai hibah yang dicantumkan merupakan indikasi penerimaan hibah yang
akan dipergunakan untuk membiayai sebagian dari ruang
lingkup/komponen kegiatan, yang pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan pinjaman luar negeri.
Dana pendamping merupakan alokasi yang berasal dari dana internal
Pemerintah dan/atau Pemda dan/atau BUMN.
Konversi nilai tukar (kurs) menggunakan asumsi nilai tukar pada APBN
tahun berjalan.
7
DAFTAR ISIAN PENGUSULAN KEGIATAN (DIPK)
PINJAMAN LUAR NEGERI
A. Bahasa Indonesia
1. Judul Kegiatan :
2. Durasi Pelaksanaan : …. bulan
3. Lokasi Pelaksanaan :
4. Instansi Pengusul :
5. Instansi Pelaksana:
a. …
b. …
c. … (dst)
6. Latar Belakang:
…..……………………………………………………………………………....................
…..…………………………………………………………………………….....................
............................................................................................................................. .................
7. Ruang Lingkup Kegiatan:
a. …
b. …
c. … (dst)
8. Keluaran/Outputs:
a. …
b. …
c. … (dst)
9. Hasil/Outcomes:
a. …
b. …
c. … (dst)
10. Sasaran Pokok Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2015-2019:
Sasaran Makro
Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan
Sasaran Dimensi Pemerataan
Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antarwilayah
Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
8
11. Indikasi Nilai Pembiayaan:
a. Pinjaman
b. Hibah
c. Dana Pendamping
Total
:
:
:
:
USD …
USD …
USD …
USD …
B. Bahasa Inggris
1. Project Title :
2. Duration : ….. months
3. Location :
4. Executing Agency :
5. Implementing Agency:
a. …
b. …
c. … (etc)
6. Background:
…..……………………………………………………………………………....................
…..…………………………………………………………………………….....................
............................................................................................................................. .................
7. Scope of Work:
a. …
b. …
c. … (etc.)
8. Outputs:
a. …
b. …
c. … (etc)
9. Outcomes:
a. …
b. …
c. … (etc)
10. National Development Main Target in RPJMN 2015-2019:
Macro
Human and People Development
Featured Sector Development
Equality Dimension
Regional and Interregional Development
Politics, Law, Defence and Security
9
11. Project Cost:
a. Loans
b. Grants
c. Counterpart Fund
Total
:
:
:
:
USD …
USD …
USD …
USD …
Penanggung Jawab Usulan
(Pejabat setingkat eselon I)
(Tanda Tangan& Stempel)
_______(Nama) __ __
(Jabatan)
10
PETUNJUK PENGISIAN DUK PINJAMAN
DUK Pinjaman berisi informasi usulan kegiatan pinjaman luar negeri, yang
dipergunakan sebagai bahan untuk penilaian kelayakan kegiatan. DUK Pinjaman
harus diotorisasi (ditandatangani) oleh pejabat penanggung jawab usulan (setingkat
eselon 1). Pengisian informasi dalam DUK Pinjaman tersebut dilakukan dalam
bahasa Indonesia. Instansi Pengusul dapat menyertakan dokumen hasil studi
kelayakan kegiatan.
1. Judul Kegiatan
Diisi dengan cakupan/subtansi kegiatan pinjaman luar negeri secara singkat dan
spesifik, tanpa mencantumkan satuan dari output yang dihasilkan.
2. Judul Program (untuk K/L)
Diisi hanya oleh Kementerian/Lembaga dengan menyebutkan program di unit
kerja Eselon I yang terkait dengan kegiatan yang diusulkan.
3. Instansi Pengusul
Diisi dengan nama Kementerian, Lembaga, Pemda, atau BUMN yang
mengajukan usulan kegiatan, melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap
kegiatan tersebut.
4. Instansi Pelaksana
Diisi dengan nama unit kerja eselon I (UKE I) pada Kementerian/Lembaga atau
nama Pemda/BUMN/BUMD. Instansi pelaksana dapat terdiri lebih dari satu
instansi.
5. Lokasi
Diisi dengan nama tempat atau area dimana kegiatan pinjaman luar negeri
dilaksanakan.
Dapat menyebutkan lebih dari satu lokasi.
Dapat dinyatakan dengan nama kabupaten/kota dan provinsi, atau
menyebutkan lokasi spesifik (misal: Taman Nasional Gunung Leuser).
6. Latar Belakang
Diisi dengan penjelasan mengenai hal-hal yang melatarbelakangi atau
mendasari (justifikasi) pentingnya kegiatan yang diusulkan untuk dilaksanakan.
Penjelasan tersebut dapat mencakup hal-hal yang bersifat umum maupun
khusus.
11
7. Tujuan Kegiatan
Diisi dengan pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dari pelaksanaan
kegiatan yang diusulkan.
8. Ruang Lingkup Kegiatan
Diisi dengan uraian kegiatan (aktivitas/komponen) yang tercakup dalam
pelaksanaan kegiatan pinjaman luar negeri.
9. Hasil Yang Diharapkan
Diisi dengan menjelaskan tentang hal-hal yang ingin dicapai dari kegiatan yang
direncanakan mencakup:
A. Identifikasi keluaran/outputs yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan
pinjaman luar negeri secara langsung. Keluaran/outputs harus disertai
dengan indikator keluaran (indikator output) yang terukur.
B.1. Identifikasi hasil/outcomes yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan
pinjaman luar negeri, untuk melihat keterkaitan antara usulan kegiatan
dengan RPJMN 2015-2019.
B.2. Identifikasi instansi lain yang terkait dalam pencapaian hasil/outcomes
dari kegiatan yang diusulkan.
C.1. Identifikasi keterkaitan keluaran/outputs dan/atau hasil/outcomes yang
diusulkan dengan Sasaran Pokok Pembangunan Nasional (Tabel 5.1 Buku
I) dan/atau Sasaran Bidang (Buku II) sebagaimana tertuang dalam RPJMN
2015-2019.
C.2. Identifikasi pencapaian keluaran/outputs dan/atau hasil/outcomes yang
mendukung Agenda Pengembangan Wilayah (Buku III) sebagaimana
tertuang dalam RPJMN 2015-2019.
10. Rencana Pelaksanaan
a. Durasi; diisi dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan kegiatan pinjaman luar negeri, yang dinyatakan dalam
“bulan”.
b. Perkiraan Tahun Pertama Pelaksanaan; diisi dengan menyebutkan perkiraan
waktu dimulainya pelaksanaan kegiatan.
c. Jadwal pelaksanaan; diisi dengan rencana waktu pelaksanaan kegiatan.
Jadwal pelaksanaan dapat dilengkapi dengan matriks yang menjelaskan
jadwal pelaksanaan untuk setiap uraian kegiatan.
12
d. Alokasi sumber dana; diisi dengan rencana alokasi sumber dana untuk setiap
uraian kegiatan dan pelaksana kegiatan, yang disajikan dalam bentuk
matriks.
e. Manajemen dan organisasi pelaksanaan kegiatan; diisi dengan manajemen dan
organisasi pelaksanaan kegiatan, yang meliputi dengan rancangan struktur
organisasi, pembagian kerja dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan kegiatan.
11. Pengalaman Instansi Pelaksana dalam:
a. melaksanakan kegiatan sejenis; diisi dengan penjelasan tentang pengalaman
Instansi Pelaksana dalam melaksanakan kegiatan sejenis yang dikelola
sendiri, baik kegiatan yang sedang berjalan ataupun yang sudah selesai
dilaksanakan.
b. melaksanakan kegiatan yang dibiayai dari pinjaman luar negeri; diisi dengan
penjelasan tentang pengalaman instansi pelaksana dalam melaksanakan
kegiatan yang dibiayai dari pinjaman luar negeri, baik kegiatan yang
sedang berjalan ataupun yang sudah selesai dilaksanakan.
12. Keterkaitan Dengan Kegiatan Yang Lain
Diisi dengan penjelasan keterkaitan kegiatan yang diusulkan dengan kegiatan
lain yang relevan (baik yang dikelola sendiri atau dikelola oleh instansi lain;
dengan pendanaan pinjaman luar negeri atau sumber lainnya).
13. Pembelajaran Yang Diharapkan
Diisi dengan hal-hal yang diharapkan dapat dipelajari dari pelaksanaan
kegiatan pinjaman luar negeri yang diusulkan, baik dalam hal pengelolaan
kegiatan, pengalaman “best practices”, dan penguasaan teknologi (transfer of
knowledge).
14. Rencana Keberlangsungan Kegiatan
Diisi dengan langkah-langkah/upaya yang direncanakan dalam rangka menjaga
keberlangsungan keluaran/outputs kegiatan yang telah selesai dilaksanakan,
termasuk di dalamnya:
a. rencana operasi dan pemeliharaan (operation and maintenance);
b. rencana pengembangan dan/atau replikasi kegiatan di wilayah lainnya atau
dengan sumber pendanaan lainnya.
13
DOKUMEN USULAN KEGIATAN (DUK)
PINJAMAN LUAR NEGERI
1. Judul Kegiatan :
2. Judul Program
(untuk K/L) :
3. Instansi Pengusul :
Kementerian/Lembaga mengusulkan kegiatan untuk:
pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga;
dihibahkan (sebagian/seluruhnya) kepada Pemerintah Daerah …
(sebutkan); atau
dilaksanakan oleh beberapa instansi pelaksana.
Pemerintah Daerah mengusulkan kegiatan:
sebagai penerusan pinjaman; atau
untuk diteruspinjamkan dan/atau diterushibahkan ke BUMD :
………… (sebutkan) .
BUMN mengusulkan kegiatan yang direncanakan sebagai penerusan
pinjaman
4. Instansi Pelaksana:
a. …............................................................................................
b. …............................................................................................
c. ….................................................................. .......................... (dst)
5. Latar Belakang:
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………....
6. Tujuan Kegiatan:
……………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………….......
7. Ruang Lingkup Kegiatan:
a. …............................................................................................
b. …............................................................................................
c. …............................................................................................ (dst)
14
8. Lokasi:
a. …............................................................................................
b. …............................................................................................
c. …............................................................................................ (dst)
9. Hasil Yang Diharapkan:
A. Keluaran/Outputs:
1. ...........................................................................................…
2. …............................................................................................
3. ….................................................................. .......................... (dst)
B.1. Hasil/Outcomes:
1. ...........................................................................................…
2. …............................................................................................
3. …............................................................................................ (dst)
B.2. Instansi Lain yang Terkait dalam Pencapaian Hasil/Outcomes:
Ada, sebutkan : ……………………………..
Tidak ada
C.1. Keterkaitan Keluaran/Outputs dan/atau Hasil/Outcomes dengan Sasaran
Pokok Pembangunan Nasional dan/atau Sasaran Bidang dalam RPJMN
2015-2019:
a. ...............................................................................................
b. ...............................................................................................
c. ............................................................................................... (dst)
C.2. Keterkaitan Keluaran/Outputs dan/atau Hasil/Outcomes dalam Agenda
Pembangunan Wilayah dalam RPJMN 2015-2019:
a. ...............................................................................................
b. ...............................................................................................
c. ............................................................................................... (dst)
15
10. Rencana Pelaksanaan:
a. Durasi: … bulan
b. Perkiraan Tahun Pertama Pelaksanaan: ……………..
c. Jadwal Pelaksanaan:
Uraian kegiatan Tahun
I II III IV …
1. Komponen ….
a) …
b) … (dst).
2. Komponen …
a) …
b) … (dst).
…..
d. Alokasi Sumber Dana:
Uraian Kegiatan Instansi
Pelaksana
Pembiayaan (USD.000)
Ket. Pinjaman Hibah Dana
Pendamping Total
1. Komponen
…
… … … … … …
2. Komponen
…
… … … … … …
...(dst)… ...(dst)... ...(dst)... ...(dst)
…
...(dst)… ...(dst) ...(dst)…
TOTAL … … … … …
e. Manajemen dan organisasi pelaksanaan kegiatan:
................................................................................................. ...................................
....................................................................................................................................
11. Pengalaman Instansi Pelaksana dalam:
a. melaksanakan kegiatan sejenis
............................................................................................................................. ..........
........................................................................................................................ ...............
b. melaksanakan kegiatan yang dibiayai dari pinjaman luar negeri
............................................................................................................................. ..........
.......................................................................................................................................
16
12. Keterkaitan Dengan Kegiatan Yang Lain :
Ada, sebutkan: ……………………………..
Tidak Ada
Penjelasan:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
13. Pembelajaran Yang Diharapkan:
a. ...............................................................................................
b. ................................................................................................ .
c. ................................................................................................ (dst)
14. Rencana Keberlangsungan Kegiatan:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Penanggung Jawab Usulan
(Pejabat setingkat eselon I)
(Tanda Tangan & Stempel)
______ _(Nama) __ __
(Jabatan)
LAMPIRAN
19
A. Contoh Surat Usulan Kegiatan
KOP SURAT
(nama tempat), (tanggal)
Nomor :
Lampiran : Kelengkapan Persyaratan Usulan
Perihal : Pengusulan Kegiatan Pinjaman Luar Negeri
Kepada Yth.
Menteri PPN/Kepala Bappenas
Di Jakarta
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011, dan Peraturan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Nomor 4 Tahun 2011, bersama ini disampaikan usulan kegiatan untuk
dibiayai dengan Pinjaman Luar Negeri dari (nama instansi) untuk dapat dicantumkan
dalam Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) 2015-
2019.
Kegiatan yang diusulkan terdiri dari :
No Nama Kegiatan Nilai (dalam USD)
1
2
dst
dengan kelengkapan persyaratan sebagaimana terlampir.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima
kasih.
Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Direktur Utama *)
(Nama Instansi Pengusul Kegiatan)
(Tanda Tangan)
(................................)
*) coret yang tidak perlu
20
B. Contoh DIPK Pinjaman
DAFTAR ISIAN PENGUSULAN KEGIATAN (DIPK)
PINJAMAN LUAR NEGERI
C. Bahasa Indonesia
1. Judul Kegiatan : Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu
Karang-Inisiatif Segitiga Karang
2. Durasi Pelaksanaan : 60 bulan
3. Lokasi Pelaksanaan : 1. Provinsi Kepulauan Riau
2. Provinsi Maluku
3. Provinsi Nusa Tenggara Barat
4. Provinsi Nusa Tenggara Timur
5. Provinsi Papua
6. Provinsi Papua Barat
7. Provinsi Sulawesi Selatan
8. Provinsi Sumatera Barat
4. Instansi Pengusul : Kementerian Kelautan dan Perikanan
5. Instansi Pelaksana:
a. Kementerian Kelautan dan Perikanan
b. Kementerian Kehutanan
c. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
6. Latar Belakang:
Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (COREMAP) dimulai
pada tahun 1998 dan dirancang untuk dilaksanakan dalam tiga fase yakni (i)
Inisiasi (ii) Akselerasi, dan (iii) lnstitusionalisasi. Pada fase pertama, yaitu 1998-
2004, COREMAP berhasil melakukan berbagai kegiatan penyadaran
masyarakat, investasi sosial dalam merubah pola fikir, pengembangan SDM,
serta penelitian dan sistem informasi terumbu karang. Hasil tersebut dilanjutkan
pada fase kedua tahun 2004-2011. Pada tahap ini kegiatan COREMAP ditujukan
untuk mengakselerasi pengelolaan terumbu karang dengan melibatkan
masyarakat secara lebih luas, pengembangan kawasan konservasi (Kawasan
Konservasi Laut Daerah/KKLD, Daerah Perlindungan Laut/DPL, dan Kawasan
Konservasi Perairan Nasional/KKPN), pendidikan, kemitraan bahari serta
21
kebijakan dan peraturan perundangan. Tahap selanjutnya diharapkan dapat
memastikan bahwa hasil dan capaian pada fase satu dan dua benar-benar dapat
dikembangkan, diimplementasikan, dan melembaga dengan baik.
Sejalan dengan tujuan COREMAP, Indonesia juga secara aktif mendorong
pengelolaan dan perlindungan terumbu karang secara regional melalui Coral
Triangle Initiative (CTI) yang diinisiasi langsung oleh Presiden Republik
Indonesia. Pengelolaan secara regional ini sangat penting mengingat ekosistem
terumbu karang di kawasan ini merupakan yang terbaik secara kuantitas
maupun kualitas di dunia. Perlindungan ekosistem terumbu karang di kawasan
ini tidak hanya menjamin kelestarian keanekaragaman hayati laut namun juga
keberlanjutan perekonomian masyarakat yang bergantung padanya.
Pelaksanaan kegiatan COREMAP dan CTI dirancang akan saling mendukung
dan melengkapi. Dukungan dan kesinergian dengan Program CTI diharapkan
dapat memperkuat pelembagaan (institutionalization) COREMAP menuju
kemandirian nasional dan daerah dalam rangka menjamin keberlanjutan
program dan internalisasinya untuk menjadi bagian dari strategi pembangunan
kelautan dan perikanan. Disamping itu, integrasi dengan CTI juga akan
memperluas jangkauan program, potensi pendanaan, dan penyadaran
masyarakat di wilayah-wilayah baru untuk menjamin kelestarian terumbu
karang dan memperbanyak masyarakat penerima manfaat.
7. Ruang Lingkup Kegiatan:
COREMAP-CTI mencakup 3 (tiga komponen utama dan 1 (satu) komponen
pengelolaan proyek. Komponen tersebut menggambarkan strategi pelaksanaan
COREMAP-CTI dalam mengupayakan pelestarian sumberdaya terumbu karang
dan mendorong pemanfaatannya secara berkelanjutan. Masing-masing
komponen didukung oleh sub-sub komponen sebagai berikut :
1. Komponen 1: Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Terumbu Karang
Komponen ini memiliki 4 (empat) sub-komponen, yaitu:
a) Penguatan dan perluasan pendekatan COREMAP/replikasi model
b) Monitoring ekologi dan sosial ekonomi melalui CRITC (Coral Reef
Information and Training Center)
c) Penguatan pengawasan ekosistem pesisir
d) Pengembangan Sumber Daya Manusia
2. Komponen 2: Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Berbasis Ekosistem
Komponen ini didukung oleh 5 (lima) sub-komponen, yaitu:
a) Dukungan rencana zonasi/tata ruang laut
22
b) Aplikasi pengelolaan wilayah pesisir terpadu
c) Penguatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi dan spesies
terancam punah
d) Pilot pengelolaan sumberdaya terumbu karang berbasis hak
e) Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Berkelanjutan
3. Komponen 3: Penguatan Ekonomi Berbasis Kelautan yang Berkelanjutan
Komponen ini terdiri dari 2 (dua) sub-kompenen, yaitu:
a) Pengembangan infrastruktur dasar bagi investasi ramah lingkungan
b) Pelaksanaan model usaha berbasisis kelautan, kemitraan Pemerintah
Swasta, dan kerjasama keberlanjutan produksi (sustainable production
alliances)
4. Komponen 4: Pengelolaan Proyek, Koordinasi, dan Pembelajaran
8. Keluaran/Outputs:
a. Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan seluas
6 juta Ha.
b. Penguatan kelembagaan konservasi di 16 kabupaten/kota, 9 provinsi, 8
UPT, 10 KKPN.
c. Partisipasi dan kolaborasi pengembangan ekonomi berbasis konservasi di
100 unit.
9. Hasil/Outcomes:
Melindungi dan melestarikan sumberdaya ekosistem terumbu karang dan
asosiasinya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
10. Sasaran Pokok Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2015-2019:
Sasaran Makro
Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan
Sasaran Dimensi Pemerataan
Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antarwilayah
Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
11. Indikasi Nilai Pembiayaan:
a. Pinjaman
b. Hibah
c. Dana Pendamping
Total
:
:
:
:
USD 100,000,000.00
USD 20,000,000.00
USD 12,000,000.00
USD 132,000,000.00
23
D. Bahasa Inggris
1. Project Title : Coral Reef Rehabilitation and Management Program - Coral
Triangle Initiative (COREMAP-CTI)
2. Duration : 60 months
3. Location : 1. Kepulauan Riau Province
2. Sumatera Barat Province
3. Nusa Tenggara Barat Province
4. Papua, Province
5. Papua Barat, Province
6. Sulawesi Selatan Province
7. Nusa Tenggara Timur Province
8. Maluku Province
4. Executing Agency : Ministry of Marine Affairs and Fisheries
5. Implementing Agency:
a. Ministry of Marine Affairs and Fisheries
b. Indonesian Institute of Sciences
c. Ministry of Forestry
6. Background:
Rehabilitation program and management of coral reefs (COREMAP) started in 1998
and designed to be implemented in three phases, they are (i) initiation (ii) acceleration,
and (iii) institutionalization. First phase in 1998-2004, COREMAP managed to make
various activities the realization of the community, the social investment in change the
pattern thinking, human resource development, research and systems information coral
reefs. The result continued in the second phase 2004-2011.
At this step, COREMAP activities intended to accelerate the management of coral reefs
to involve the community more broadly, the development of conservation areas (Regional
Marine Conservation Area/KKLD, Marine Protected Areas/DPL and Water
Conservation Nasional/KKPN), education, maritime partnership and policies and
legislation. The next step is expected to make sure that the results and achievements in
phase one and two really can be developed, implemented, and transformed well.
In line with the aim of COREMAP, Indonesia also actively encourage the management
and protection coral reefs on a regional basis through coral triangle initiative (CTI) that
were initiated directly by the President of the Republic of Indonesia. The management of
on a regional basis is very important considering that ecosystem the coral reefs of this
area is the best in the world in terms of quantity or quality. Ecosystem protection coral
reefs in the region not only secure sustainability of marine biodiversity but also the
economic sustainability that depend on them.
24
The implementation of activities COREMAP and CTI designed will support each other
and complementary. Support and synergy of CTI with the program is expected to
strengthen COREMAP institutionalization toward national independency and regions
in the sustainability to ensure the program and their internalization to be part of
development strategy maritime affairs and fisheries. Besides that, integration with CTI
will also broaden the scope of the program, the potential funding, and public awareness
in the new territories to ensure the preservation of coral reefs and increase beneficiaries.
7. Scope of Work:
COREMAP-CTI consist of 3 (three) main components and 1 (one) project management
component. These components describe COREMAP-CTI implementation strategy in
seeking to conserve the coral reefs and encourage sustainable use. Each component is
supported by sub-components as follows :
1. Component 1: Institutional Strengthening Management of the Coral Reefs
This components consists of 4 (four) sub-components, are:
a. Strengthening and expansion of the approach COREMAP /model replication.
b. Ecological monitoring and socioeconomic through CRITC(Coral Reef
Information and Training Center)
c. Strengthening surveillance of coastal ecosystems
d. The development of Human Resources
2. Component 2: Development of ecosystem-based resource management
This component is supported by five sub-components, are:
a. Support the zoning plan / marine spatial
b. Application of integrated coastal zone management
c. Strengthening the management effectiveness of protected areas and
endangered species
d. Pilot resource management rights-based coral reef
e. Sustainable management of fisheries resources.
3. Component 3: Strengthening sustainable marine-based economy
This component consists of two sub-components, are:
a. The development of basic infrastructure for environmentally friendly
investments
b. The implementation of marine-based business models, public private
partnerships, and cooperation of production sustainability
4. Component 4: Project management, coordination, and learning
25
8. Outputs:
a. Marine conservation area which sustainable managed (6 million Ha).
b. Strengthening of Conservation Institution in 16 districts/cities, 9 Provinces, 8
Technical Implementation Unit (UPT), and 10 National Marine Conservation area
(KPPN).
c. Participation and collaboration of conservation-based economic development in 100
units.
9. Outcomes:
Protecting and preserving resources of coral reefs ecosystem and their associations in
order to increase public welfare
10. National Development Main Target in RPJMN 2015-2019:
Macro
Human and People Development
Featured Sector Development
Equality Dimension
Regional and Interregional Development
Politics, Law, Defence and Security
11. Project Cost:
a. Loans
b. Grants
c. Counterpart Fund
Total
:
:
:
:
USD 100.000,000
USD 20.000,000
USD 12.000,000
USD 132.000,000
Penanggung Jawab Usulan
TTD
_______(Nama) __ __
Dirjen Kelautan, Pesisir,
dan Pulau-pulau Kecil
26
E. Contoh DUK Pinjaman
DOKUMEN USULAN KEGIATAN (DUK)
PINJAMAN LUAR NEGERI
1. Judul Kegiatan : Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu
Karang-Inisiatif Segitiga Karang
2. Judul Program
(untuk K/L)
: Program Pengembangan Kawasan Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil
3. Instansi Pengusul : Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian/Lembaga mengusulkan kegiatan untuk:
pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga
□ dihibahkan (sebagian/seluruhnya) kepada Pemerintah Daerah : ...
(sebutkan);atau
dilaksanakan oleh beberapa instansi pelaksana
Pemerintah Daerah mengusulkan kegiatan:
□ sebagai penerusan pinjaman; atau
□ untuk diteruspinjamkan dan/atau diterushibahkan ke BUMD : …
(sebutkan)
BUMN mengusulkan kegiatan yang direncanakan sebagai penerusan
pinjaman
4. Instansi Pelaksana:
a. Kementerian Kelautan dan Perikanan
b. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
c. Kementerian Kehutanan
5. Latar Belakang:
Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (COREMAP) dimulai
pada tahun 1998 dan dirancang untuk dilaksanakan dalam tiga fase yakni (i)
Inisiasi (ii) Akselerasi, dan (iii) lnstitusionalisasi. Pada fase pertama, yaitu 1998-
2004, COREMAP berhasil melakukan berbagai kegiatan penyadaran
masyarakat, investasi sosial dalam merubah pola fikir, pengembangan SDM,
serta penelitian dan sistem informasi terumbu karang. Hasil tersebut dilanjutkan
27
pada fase kedua tahun 2004-2011. Pada tahap ini kegiatan COREMAP ditujukan
untuk mengakselerasi pengelolaan terumbu karang dengan melibatkan
masyarakat secara lebih luas, pengembangan kawasan konservasi (Kawasan
Konservasi Laut Daerah/KKLD, Daerah Perlindungan Laut/DPL, dan Kawasan
Konservasi Perairan Nasional/KKPN), pendidikan, kemitraan bahari serta
kebijakan dan peraturan perundangan. Tahap selanjutnya diharapkan dapat
memastikan bahwa hasil dan capaian pada fase satu dan dua benar-benar dapat
dikembangkan, diimplementasikan, dan melembaga dengan baik.
Sejalan dengan tujuan COREMAP, Indonesia juga secara aktif mendorong
pengelolaan dan perlindungan terumbu karang secara regional melalui Coral
Triangle Initiative (CTI) yang diinisiasi langsung oleh Presiden Republik
Indonesia. Pengelolaan secara regional ini sangat penting mengingat ekosistem
terumbu karang di kawasan ini merupakan yang terbaik secara kuantitas
maupun kualitas di dunia. Perlindungan ekosistem terumbu karang di kawasan
ini tidak hanya menjamin kelestarian keanekaragaman hayati laut namun juga
keberlanjutan perekonomian masyarakat yang bergantung padanya.
Pelaksanaan kegiatan COREMAP dan CTI dirancang akan saling mendukung
dan melengkapi. Dukungan dan kesinergian dengan Program CTI diharapkan
dapat memperkuat pelembagaan (institutionalization) COREMAP menuju
kemandirian nasional dan daerah dalam rangka menjamin keberlanjutan
program dan internalisasinya untuk menjadi bagian dari strategi pembangunan
kelautan dan perikanan. Disamping itu, integrasi dengan CTI juga akan
memperluas jangkauan program, potensi pendanaan, dan penyadaran
masyarakat di wilayah-wilayah baru untuk menjamin kelestarian terumbu
karang dan memperbanyak masyarakat penerima manfaat.
6. Tujuan Kegiatan:
Pelembagaan pengelolaan terumbu karang melalui pengelolaan kawasan
konservasi, pengelolaan sumberdaya berbasis ekosistem, pengembangan
ekonomi berbasis konservasi untuk penghidupan masyarakat, dan penyadaran
dan edukasi masyarakat.
7. Ruang Lingkup Kegiatan:
COREMAP-CTI mencakup 3 (tiga komponen utama dan 1 (satu) komponen
pengelolaan proyek. Komponen tersebut menggambarkan strategi pelaksanaan
COREMAP-CTI dalam mengupayakan pelestarian sumberdaya terumbu karang
dan mendorong pemanfaatannya secara berkelanjutan. Masing-masing
komponen didukung oleh sub-sub komponen sebagai berikut:
28
1. Komponen 1: Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Terumbu Karang
Komponen ini memiliki 4 (empat) sub-komponen, yaitu:
a. Penguatan dan perluasan pendekatan COREMAP/replikasi model
b. Monitoring ekologi dan sosial ekonomi melalui CRITC (Coral Reef
Information and Training Center)
c. Penguatan pengawasan ekosistem pesisir
d. Pengembangan Sumber Daya Manusia
2. Komponen 2: Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Berbasis
Ekosistem
Komponen ini didukung oleh 5 (lima) sub-komponen, yaitu:
a. Dukungan rencana zonasi/tata ruang laut
b. Aplikasi pengelolaan wilayah pesisir terpadu
c. Penguatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi dan spesies
terancam punah
d. Pilot pengelolaan sumberdaya terumbu karang berbasis hak
e. Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Berkelanjutan
3. Komponen 3: Penguatan Ekonomi Berbasis Kelautan yang Berkelanjutan
Komponen ini terdiri dari 2 (dua) sub-komponen, yaitu:
a. Pengembangan infrastruktur dasar bagi investasi ramah lingkungan
b. Pelaksanaan model usaha berbasis kelautan, kemitraan Pemerintah-
Swasta, dan kerjasama keberlanjutan produksi (sustainable production
alliances)
4. Komponen 4: Pengelolaan Proyek, Koordinasi, dan Pembelajaran
8. Lokasi:
a. Provinsi Kepulauan Riau
b. Provinsi Sumatera Barat
c. Provinsi Nusa Tenggara Barat
d. Provinsi Papua
e. Provinsi Papua Barat
f. Provinsi Sulawesi Selatan
g. Provinsi Nusa Tenggara Timur
h. Provinsi Maluku
9. Hasil Yang Diharapkan:
A. Keluaran/Outputs:
1. Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara
berkelanjutan seluas 6 juta Ha.
2. Penguatan kelembagaan konservasi di 16 kabupaten/kota, 9 provinsi,
8 UPT, 10 KKPN.
3. Partisipasi dan kolaborasi pengembangan ekonomi berbasis
konservasi di 100 unit.
29
B.1. Hasil/Outcomes:
Melindungi dan melestarikan sumberdaya ekosistem terumbu karang
dan asosiasinya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
B.2. Instansi Lain yang Terkait dalam Pencapaian Hasil/Outcomes:
O Ada, sebutkan:
Tidak ada
C.1. Keterkaitan Keluaran/Outputs dan/atau Hasil/Outcomes dengan Sasaran
Pokok
Pembangunan Nasional dan/atau Sasaran Bidang dalam RPJMN 2015-
2019:
a. Pengembangan ekonomi maritim dan kelautan
b. Peningkatan produksi hasil perikanan
c. Peningkatan luas kawasan konservasi laut
C.2. Keterkaitan Keluaran/Outputs dan/atau Hasil/Outcomes dalam Agenda
Pembangunan Wilayah dalam RPJMN 2015-2019:
a. Mendukung pengembangan pusat pertumbuhan masyarakat
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dalam pengembangan biota
laut, peningkatan produksi perikanan baik perikanan tangkap laut,
perikanan budidaya laut, tambak, dan kolam di lokasi pelaksanaan
kegiatan.
b. Menekan laju alih fungsi lahan pertanian, hutan, dan kawasan
pesisir secara berkelanjutan.
c. Kegiatan ini mendukung usaha-usaha di bidang pemenuhan
kebutuhan masyarakat dan sumber mata pencaharian utama bagi
masyarakat di kawasan tersebut.
10. Rencana Pelaksanaan:
a. Durasi: 60 bulan
b. Perkiraan Tahun Pertama Pelaksanaan: 2014
c. Jadwal Pelaksanaan:
Kegiatan Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang-Inisiatif Segitiga
Karang direncanakan akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun atau 60
bulan pada tahun 2014-2018
Secara rinci jadwal pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
30
Uraian
kegiatan
Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
1. Penguatan
Kelembagaan
2. Pengelolaan
Sumberdaya
Berbasis
Ekosistem
3. Penguatan
Ekonomi Berbasis
Kelautan yang
Berkelanjutan
4. Pengelolaan
Proyek,
Koordinasi, dan
Pembelajaran
d. Alokasi Sumber Dana:
Uraian Kegiatan Instansi
Pelaksana
Pembiayaan (USD.000)
Ket Pinjaman Hibah Dana
Pendamping Total
1. Penguatan
Kelembagaan
Ditjen.
KP3K
26.500 1.500 2.800 30.800
2. Pengelolaan
Sumber Daya
Berbasis
Ekosistem
Ditjen.
KP3K
21.250 11.500 1.500 57.800
3. Penguatan
Ekonomi Berbasis
Kelautan yang
Berkelanjutan
Ditjen.
KP3K
41.000 6.000 4.700 51.700
4. Pengelolaan
Proyek,
Koordinasi, dan
Pembelajaran
Ditjen.
KP3K
11.000 1.000 1.200 13.200
TOTAL 100.000 20.000 12.000 132.000
31
e. Manajemen dan Organisasi Pelaksanaan Kegiatan:
i. Pihak yang terlibat dan tanggung jawabnya:
1) Ditjen. Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) melalui
Kantor PMO: koordinator.
2) Ditjen. Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K), Ditjen
Perikanan Tangkap, LIPI, UPT BKKPN Kupang, dan UPT LKKPN
Pekanbaru: pelaksana tingkat pusat
3) LPSTK dan Pokmas: pelaksana tingkat desa
4) Kementerian Kehutanan dan LIPI: instansi pelaksana
ii. Struktur organisasi pelaksana kegiatan:
Pelaksana kegiatan meliputi instansi tingkat pusat, provinsi,
kabupaten, dan desa. Di tingkat pusat, pelaksanaan COREMAP-CTI
dikoordinasikan oleh Ditjen. KP3K selaku executing agency melalui
Kantor Pengelolaan Proyek (Project Management Officer/PMO).
Pelaksana kegiatan di tingkat pusat terdiri dari LIPI, UPT BKKPN
Kupang, dan UPT LKKPN Pekanbaru. Selain itu, di pusat akan
dibentuk Tim Persiapan COREMAP-CTI yang anggotanya berasal dari
lintas instansi.
Untuk tingkat provinsi, pelaksanaan kegiatan lebih bersifat koordinasi
dan pembinaan, monitoring dan pelaporan serta penanganan isu-isu
lintas kabupaten/kota. Kegiatan koordinasi tersebut dilakukan oleh
unit koordinasi provinsi (Project Coordinating Unit) yang mendapat
masukan dan arahan dari komite penasehat provinsi (Provincial
Advisory Committee).
Pelaksanaan kegiatan di tingkat kabupaten/kota dilakukan oleh District
Implementing Unit dengan arahan dan masukan dari komite penasehat
kabupaten (District Advisory Committee). Pada tingkat desa, kegiatan
dilaksanakan oleh LPSTK dan Pokmas. Camat dan Kepala Desa
memberikan arahan dan bimbingan untuk pelaksanaan, pengelolaan,
dan pembinaan kegiatan.
Struktur kelembagaan COREMAP-CTI digambarkan di bawah ini.
32
11. Pengalaman Instansi Pelaksana dalam:
a. melaksanakan kegiatan sejenis
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah berpengalaman dalam mengelola
kegiatan sejenis pada tahap sebelumnya yaitu COREMAP I dan II.
Berdasarkan pengalaman tersebut, manajemen proyek akan lebih baik
terutama dalam aspek perencanaan dan persiapan pelaksanaan.
b. melaksanakan kegiatan yang dibiayai dari pinjaman luar negeri
Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (COREMAP)
merupakan program yang dirancang untuk dilaksanakan dalam beberapa
tahap meliputi inisiasi, akselerasi, dan institusionalisasi. Adapun kegiatan
yang dibiayai dengan pinjaman luar negeri dibagi ke dalam 2 (dua) fase,
pertama pada tahun 1998-2004. Proyek yang diusulkan ini merupakan fase
kedua (lanjutan) sebagaimana digambarkan dalam tabel di bawah ini.
33
Judul Kegiatan Sumber Dana Tahun
Pelaksanaan Keterangan*)
1. Pengembangan
Konservasi
Kawasan dan
Jenis
APBN Kegiatan rutin Dit.
Konservasi Kawasan
& Jenis Ikan, Ditjen
KP3K, KKP
2. COREMAP I ADB, WB, GEF,
AUSAID,
APBN, APBD
1998-2004 Program Rehabilitasi
dan Pengelolaan
Terumbu Karang
Tahap I
3. COREMAP II ADB, WB
(IBRD, IDA),
GEF, JFPR,
APBN, APBD
2004-2011 Program Rehabilitasi
dan Pengelolaan
Terumbu Karang
Tahap II
12. Keterkaitan dengan kegiatan yang lain:
Ada, sebutkan : COREMAP I dan II
Tidak ada
Penjelasan:
COREMAP I dilaksanakan pada tahun 1998-2014 dan COREMAP II tahun 2004-
2011.
13. Pembelajaran Yang Diharapkan:
Melalui pelaksanaan kegiatan COREMAP-CTI ini diharapkan dapat diperoleh
pembelajaran mengenai:
a. cara pelembagaan program dan potensi pendanaan dari kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan upaya pelestarian terumbu karang dan asosiasinya.
Pembelajaran ini penting artinya untuk mewujudkan kemandirian nasional
dan daerah dalam rangka menjamin keberlanjutan program dan
internalisasinya sebagai bagian dari strategi pembangunan kelautan dan
perikanan.
b. pembelajaran dalam mengkoordinasi kegiatan yang melibatkan berbagai
pihak mulai dari pemerintah daerah, masyarakat, swasta, dan stakeholder
lainnya, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan
pulau-pulau kecil.
34
14. Rencana Keberlangsungan Kegiatan:
Hasil dari pelaksanaan kegiatan/output yang bersifat fisik akan dikelola oleh
para penerima manfaat dari kegiatan ini, baik di instansi tingkat pusat dan
daerah. Di samping itu, pendekatan yang dipergunakan dalam kegiatan
COREMAP ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai model/replikasi untuk
pengelolaan terumbu karang terutama di wilayah-wilayah baru untuk
menjamin kelestarian terumbu karang dan untuk memperbanyak masyarakat
penerima manfaatnya. Kegiatan COREMAP ini diharapkan pula dapat menjadi
model usaha berbasis kelautan, kemitraan Pemerintah- Swasta, dan kerjasama
keberlanjutan produksi (sustainable production alliances).
Penanggung Jawab Usulan
TTD
_______(Nama) __ __
Dirjen Kelautan, Pesisir, dan
Pulau-pulau Kecil