Reorganisasi untuk Peningkatan Pelayanan Publik di...

Post on 03-Feb-2018

226 views 4 download

Transcript of Reorganisasi untuk Peningkatan Pelayanan Publik di...

Reorganisasi untuk Peningkatan Pelayanan Publik di Kabupaten Bantul

Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP

www.kumoro.staff.ugm.ac.idkumoro@map.ugm.ac.id

Magister Administrasi Publik

Universitas Gadjah Mada

Pembagiankerja 1

PembagianKerja 2

PembagianKerja 3 Koordinasi dan

integrasi

Proses Terbentuknya Stuktur Organisasi

Strukturorganisasi

Perkembangan Organisasi dan Restrukturisasi

1. Tahap kewiraswastaan 2. Tahap kebersamaan 3. Tahap formalisasidan kontrol

4. Tahap perluasanstruktur

5. Tahap kemunduran

• Tujuan tidak jelas• Kreativitas tinggi

• Komunikasi dan strukturinformal

• Komitmen tinggi

• FormalisasiPeraturan

• Struktur stabil• Pemekaran pada

efisiensi

• Stuktur lebihkompleks

• Desentralisasi• Berbagai macam

pasar

• Turnover pegawaitinggi

• Konflik meningkat• Sentralisasi

Formasi

Pertumbuhan

Kedewasaan

Kemunduran

KONSEP DASAROTONOMI DAERAH

Devolution / decentralisation: The transfer of functions or decision-making authority from the central government to local government (Cheema & Rondinelli, 1981).

Otonomi daerah (local autonomy): kewenangan DaerahOtonom untuk mengatur dan mengurus kepentinganmasyarakat setempat menurut prakarsa sendiriberdasarkan aspirasi masyarakat sesuai denganperaturan perundang-undangan (UU No.32 Tahun2004).

Sistem Pemerintahan Daerahsetelah Reformasi

UU No 32/2004 meletakkan otonomi atas dasar lima landasan yaitu: (1) demokrasi, (2) partisipasi dan pemberdayaan, (3) persamaandan keadilan, (4) pengakuan atas potensi daerah danperbedaannya, (5) penguatan parlemen lokal.Pengakuan adanya otonomi luas, kecuali lima urusan pemerintahpusat (politik LN, pertahanan & keamanan, justisi, moneter & fiskalnasional, agama)Bertanggung jawab terhadap semua urusan yang telah diserahkankepada daerah mulai dari perencanaan, penganggaran, implementasi, dan evaluasinya.Daerah diberi kewenangan untuk mengurus urusan keuangan, kepegawaian dan organisasi daerah.Pemerintah daerah tidak termasuk DPRD (ada pemisahan yang jelas).Instansi vertikal digabung dengan dinas daerah.Kecamatan (distrik) memiliki fungsi dekonsentrasi, pemerintahandesa (kampung, mukim) berhak untuk memilik kepala pemerintahandan Badan Perwakilan sendiri.

REALISASI PEMBAGIANKEWENANGAN DALAM PENATAAN KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH

Diberikan keleluasaan daerah untuk menatanya sesuaidengan kemampuan dan kebutuhanDaerah mempunyai keadaan dan kemampuan yang berbedaKewenangan daerah dalm konstruksi otonomi UU No.32/2004 seharusnya lebih leluasa ketimbang ketikadiatur oleh UU No.5/1974 Peraturan pemerintah seharusnya tidak mengatur yang cenderung membatasi keleluasaan dan keberagamandaerah

Muatan PP No.38/2007

Pembagian kewenangan antara pemerintahpusat, provinsi, kab/kota secara rinci(lampiran 856 hal, mirip dengan muatanKepmendagri 130-67 th 2002)Kewenangan wajib (basic services): 26 urusanKewenangan pilihan (core competence) : 8 urusan.Bagaimana dengan urusan pemerintahanyang konkuren?

URUSAN WAJIB1. Pendidikan2. Kesehatan3. Lingkungan hidup4. Pekerjaan umum5. Penataan ruang6. Perencanaan pembangunan7. Perumahan8. Kepemudaan & olah-raga9. Penanaman modal10. Koperasi & usaha kecil-menengah11. Kependudukan & catatan sipil12. Ketenagakerjaan13. Ketahanan pangan14. Pemberdayaan perempuan & perlindungan anak15. KB & keluarga sejahtera16. Perhubungan17. Komunikasi & Informatika18. Pertanahan19. Kesatuan bangsa & politik dalam-negeri20. Otda, PU, adm. Keuangan daerah, perangkat daerah kepegawaian, persandian21. Pemberdayaan masyarakat dan desa22. Sosial23. Kebudayaan24. Statistik25. Kearsipan26. Perpustakaan

URUSAN PILIHAN

1. Kelautan & perikanan2. Pertanian3. Kehutanan4. Energi & sumberdaya mineral5. Pariwisata6. Industri7. Perdagangan8. Transmigrasi

Muatan PP No.41/2007

Penyusunan SOT berdasarkan penilaian mandiri (self-assessment)Struktur diharapkan lebih ramping & sesuai kebutuhan daerah; Ukuran maksimal: 15 dinas, 10 badan.Struktur inti: kepala daerah & wakil dibantu staf (sekretariat), unsurpengawas (inspektorat), unsur perencana (badan), unsurpendukung (lembaga teknis daerah), unsur pelaksana (dinas).Struktur tambahan: unsur pelaksana sesuai potensi unggulan (core competence) daerahKemungkinan pembentukan lembaga lain sesuai kebijakan nasional(Sekr. Badan Narkoba, Komisi Penyiaran, dsb)Kriteria objektif (?) dengan pembobotan: 40% variabel penduduk, 35% luas wilayah, 25% besaran APBD. Masalah: apakaheselonisasi sudah sesuai dengan beban kerja?Penurunan eselon Kabid pd dinas & badan IIIa menjadi IIIb. Penghapusan Wakil Kepala Dinas.Kepala Daerah dapat merekrut hingga 5 orang staf ahli (eselon IIauntuk staf ahli Gub, IIb untuk staf ahli Bup/Walikota). Masalah: kemungkinan nepotisme? Kecemburuan?

Strategic apex

Support

StaffTechno-structure

Middle line

Operating core

Struktur Dasar Organisasi

Sb: Mintzberg (1979:20)

Strategic Apex

Suatu unit satuan organisasi yang berfungsimembuat kebijakan strategis untukkelangsungan hidup dan pengembangansuatu orgaisasiFungsi ini biasanya terletak pada posisitertinggi atau dijabat oleh Pimpinan tertinggisuatu Organisasi (Untuk Dinas=KepalaDinas)

Middle Line

Satuan Organisasi ini berfungsi sebagaiperantara yang menyalurkan kebijakanstrategis untuk dilaksanakan oleh satuanpelaksana organisasiSatuan organisasi mediator ini umumnyapengelola dari fungsi bantuan dan fasilitasi(biasanya dijabat oleh Sekretaris)

Operating Core

Unit organisasi berfungsi melaksanakan tugaspokok suatu organisasi. Unit ini yang berfungsisebagai pelaksana yang bertanggungjawab atasberhasil tidaknya pelaksanaan kebijakan strategis yang ditetapkan oleh Strategic ApexUnit ini berada di depan yang erat kaitanyadengan terwujudnya tugas pokok suatuorganisasi (Dinas kesehatan= rumah sakit, poliklinik dsb.)

Techno-Structure

Unit ini berfungsi sebagai analis yang memberikan bantuan (hasil analisisnya) kepada Strategic Apex mengenaisegala aspek yang berkaitan dengantugas pokok organisasi untuk masukanpengambilan kebijakan (Misalnya: bagian Litbang)

Support Staff

Unit organisasi ini terdiri dari satuanpenunjang yang memperlancarpelaksanaan tugas pokok organisasiUnit ini biasanya dipandang kurangpenting, akan tetapi tanpa unit iniorganisasi bisa lumpuh (misalnyabagian Tata Usaha)

LEMBAGA DI PEMDA BANTUL(Strategic Apec, Perda No.15/2007)

1. Sekretariat Daerah (Pola 3 Asek)2. Sekretariat DPRD

Asisten Sekretariat Daerah:1. Pemerintahan

1. Bagian Tata Pemerintahan2. Bagian Pemerintahan Desa3. Bagian Hukum

2. Perekonomian dan Pembangunan1. Administrasi Pembangunan2. Kerjasama dan Pengembangan Potensi Daerah 3. Hubungan Masyarakat

3. Administrasi Umum1. Organisasi2. Umum3. Protokol

LEMBAGA TEKNIS DI PEMDA BANTUL (Operating Core, Perda No.16/2007)

Dinas (15 bh):

1. Dinas Pendidikan Dasar2. Dinas Pendidikan, Menengah dan Non-Formal 3. Dinas Kesehatan4. Dinas Sosial 5. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi6. Dinas Perhubungan 7. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 8. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata9. Dinas Pekerjaan Umum10. Dinas Sumberdaya Air 11. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi12. Dinas Pertanian dan Kehutanan 13. Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan14. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 15. Dinas Perijinan

Wilayah:Kecamatan (17)

LEMBAGA TEKNIS DI PEMDA BANTUL (Techno-Structure & Support Staff, Perda No.17/2007)

Badan (5 bh):1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)2. Badan Lingkungan Hidup3. Badan Kepegawaian Daerah4. Badan Kesejahteraan Keluarga, Pemberdayaan Perempuan dan

Keluarga Berencana 5. Inspektorat

Kantor & UPT (8 bh):1. RSUD Panembahan Senopati2. Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa3. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat4. Kantor Perpustakaan Umum5. Kantor Arsip6. Kantor Pengelolaan Pasar7. Kantor Pengolahan Data dan Telematika8. Kantor Pemuda dan Olahraga

Satuan Khusus: (Perda No.19/2007): Satuan Polisi Pamong Praja

Pasal 22 PP No.41/2007Pembentukan Dinas / LTD agar disesuaikandengan Perumpunan Urusan. Perumpunan urusanDinas tidak boleh digabung dg LTD Plus Kebijakan Nasional.

1. BP4K (Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan) UU No.16/2006

2. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) UU No.24/2007

3. Badan Ketahanan Pangan Perpres No.83/20064. UPTSA (Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap)

Permendagri No.20/2008.

Strategi Reorganisasi untuk Peningkatan Pelayanan Publik 1. Tetapkan “fungsi” sebelum “struktur” (money follows

function)2. Jangan menghapus satuan organisasi yg kinerjanya

baik (Do not kill the golden goose)3. Analisis ttg kinerja SKPD dan individual dg indikator

kemampuan yg objektif4. Arahkan reorganisasi pada tujuan otonomi daerah;

peningkatan ekonomi & kemakmuran rakyat di daerah, pelayanan publik yg efisien, responsif, akuntabel

5. Kembangkan sistem insentif berdasarkan kinerja, bukan semata-mata pada jabatan struktural

6. Utamakan good-will dalam mengoptimalkan kinerja, bukan mencari-cari kelemahan dalam peraturan untukdiri-sendiri & ego-sektoral.

1. Pemberian pelayanan yang diskriminatif2. Transparansi pelayanan sangat rendah, terutama masalah

biaya: ada uang rokok, uang administrasi, uang sukarela, uang terima kasih, salam tempel – soal penggunaan bahasa

3. Birokrat belum responsive, keluhan tidak ditanggapi4. Tidak ada jaminan kepastian:

dalam aspek biaya, waktu, persyaratan, informasi 5. Masih adanya sikap arogansi penyedia layanan, merasa

dibutuhkan6. Berperan sebagai penguasa dan bukan pelayan7. Pengguna layanan sebagai obyek dan bukan subyek dll.

KONDISI UMUM PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA

Indeks Pelayanan Kecamatan di DIY Tahun 2007

0.6964

0.6428

0.6631

0.6197

0.6832

0.6622

Jogjakarta

Sleman

Bantul

Kulonprogo

Gunungkidul

Indeks Total

Series1

Terobosan dalam Pelayanan Publik

Gagasan SPM: Setiap instansi yg melayanimasyarakat harus mampu memenuhikewenangan minimal sesuai dengan TupoksiKebutuhan minimal dari pelayanan tertentuKontrak pelayanan (Citizen Charter)Pelayanan gratis (subsidi) untuk pendidikan & kesehatan (Solok), subsidi premi kesehatan bagi Gakin (Jembrana), penggunaan TIK dalam perijinan (Sragen), pemanfaatan trading-house untuk koperasi & UMKM (Sidoarjo), dsb

Pemkab Bantul dapat merintis penggunaan Indeks Pelayanan Publik untuk merumuskankebijakan perbaikan kinerja pelayananseperti: insentif dan disinsentif; tarif(Puskesmas, Sekolah, Perijinan); anggarankinerja; capacity building; dsbJika dilakukan secara rutin, indeks dapatdigunakan memantau kinerja pelayanan danmeyakinkan masyarakat bahwa arahkebijakan pelayanan (infrastruktur, pendidikan, kesehatan, perijinan, dsb) sesuaiharapan masyarakat.

Indeks Pelayanan Publik

AZAS PELAYANAN PUBLIK

SK Menpan No. 81, Tahun 1993 :

• Kesederhanaan

• Kejelasan dan kepastian

• Keamanan

• Keterbukaan,

• Efisien

• Ekonomis

• Keadilan dan ketepatan waktu

Hasil Survai Governance Assessment tentang Pelayanan

Tinggi Rendah

Besar

Kolom IIMBBIzin Gangguan (HO)Tanda Daftar Perusahaan (TDP)Akta KelahiranSurat Izin Usaha Perdagangan

(SIUP)Izin Pembuatan Jalan Masuk (In

Gang)Legalisasi Akta-Akta Capil

Kolom IIIzin Penyambungan Saluran Air

HujanAkta KematianPenerbitan Surat Keterangan

CapilPenerbitan Duplikat/Salinan

Akta CapilIzin Penelitian Bappeda

Kecil

Kolom IIIAkta PerkawinanTanda Daftar Industri (TDI)Izin Perubahan Penggunaan

Tanah (IPPT)Ijin TrayekIjin Usaha Angkutan

Kolom IVIzin Sewa Alat Besar Milik PemkotPencatatan Pengakuan &

Pengesahan AnakIzin Peruntukan Lahan (IPL)Akta PerceraianPencatatan Pengangkatan AnakIzin Penyambungan Air KotorIzin Penelitian BappedaIzin Penelitian KesbanglinmasPencatatan Ganti NamaPencatatan Perubahan Status

KewarganegaraanLegalisasi Alih Bahasa

JumlahPemohon

Contoh Pemetaan Kinerja Pelayanan di Sektor Perijinan

72.7 77 75.2 69.980.9 84.2

0

20

40

60

80

100

IMBB HO AktaKelahiran

TDP SIUP In Gang

Gambar. 23Ketidaktahuan Pengguna Tentang Standar Lama Waktu

Penyelesaian Pelayanan

Contoh Hasil Survai Indeks Kepuasan Layanan di Sektor Perijinan

Untuk peningkatan pelayanan publik:“Banyak hal yang harus dipikirkan,

lebih banyak lagi yang harus dilakukan”.

Terima Kasih