Post on 17-Aug-2020
KATA PENGANTAR
Rencana Strategis Balai Bahasa Papua Tahun 2015 – 2019 ini disusun sebagai wujud
pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah yang mengamanatkan bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga
diwajibkan menyusun Renstra-KL sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang merupakan
penjabaran dari visi dan misi Kementerian/Lembaga dalam rangka pencapaian sasaran
pembangunan nasional secara menyeluruh.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Balai Bahasa Papua telah menyusun Rencana
Strategis Balai Bahasa Papua 2015 – 2019 yang memuat visi, misi, nilai-nilai, penilaian dan
kajian lingkungan eksternal dan internal, tujuan, sasaran dan strategi Balai Bahasa Papua dari
tahun 2015 sampai dengan 2019 sebagai upaya memberikan informasi yang akuntabel dan
terpercaya manyangkut program dan kegiatan untuk mencapai target dan sasaran
pembangunan kebahasaan.
Renstra ini disusun untuk lebih mempertajam arah kebijakan, tujuan. Dan sasaran
yang akan dicapai, terutama indikator kinerja untuk mengukur tingkat keberhasilan
pelaksanaan kinerja di lingkungan Balai Bahasa Papua. Dengan berpedoman pada Renstra
ini, seluruh aparatur di lingkungan Balai Bahasa Papua diharapkan dapat menyelenggarakan
kegiatan secara lebih sistematis, konsisten, dan seimbang sehingga pencapaian kinerja
rencana strategis yang telah ditetapkan ini dapat dengan mudah diukur.
Kepala Balai Bahasa Papua,
Suharyanto, S.S., M.A. 197203141999031001
RINGKASAN EKSEKUTIF
Rencana Strategis (Renstra) Balai Bahasa Papua 2015—2019 merupakan penjabaran
dari Renstra Badan Pegembangan dan Pembinaan Bahasa 2015—2019. Berdasarkan landasan
historis, kultural, politis, dan hukum, Balai Bahasa Papua menetapkan garis haluan dan
kebijakan pengkajian dan pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia di Provinsi Papua dan
Provinsi Papua Barat.
Dengan merujuk pada visi unit utamanya, yaitu Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Balai Bahasa Papua menetapkan visi
“Terwujudnya Insan yang Berkarakter dan Jati Diri Bangsa Melalui Bahasa dan Sastra
Indonesia”.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Balai Bahasa Papua menetapkan misi sebagai
berikut.
1. Meningkatkan Kosakata Bahasa Indonesia.
2. Meningkatkan Jumlah Bahasa dan Sastra Terlindungi.
3. Meningkatkan Mutu dan Jumlah Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan.
4. Meningkatkan Mutu dan Jumlah Bahan Ajar Pengayaan Pembelajaran Bahasa dan
Sastra.
5. Meningkatkan Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia.
6. Meningkatkan Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina
dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra.
7. Meningkatkan Jumlah Ruang Publik yang Terkendali Penggunaan Bahasanya.
8. Meningkatkan Mutu dan Jumlah Bahan Pengembangan Strategi dan Diplomasi
Kebahasaan.
9. Menyelenggarakan Layanan Dukungan Manajemen di Lingkungan Badan Bahasa.
Dalam mewujudkan visi dan misinya, Balai Bahasa Papua menetapkan tujuan
strategis, sasaran strategis, dan arah kebijakan yang diwujudkan dalam program dan kegiatan
selama kurun waktu 2015—2019. Dalam pelaksanaan program dan kegiatannya, Balai
Bahasa Papua tetap mengacu pada garis haluan yang ditetapkan dalam Renstra Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Renstra Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Daftar Isi
Halaman Judul ......................................................................................................... i Kata Pengantar .................................................................................................... ii Ringkasan Eksekutif .......................................................................................... iii Daftar Isi ............................................................................................................... v Daftar Tabel ......................................................................................................... vi Daftar Bagan ....................................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Landasan Historis ................................................................................. 2 1.3 Landasan Politis ................................................................................... 3 1.4 Landasan Hukum .................................................................................. 7 BAB II KONDISI UMUM ............................................................................... 9 2.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi ............................................................. 9 2.1.1 Kedudukan ........................................................................................... 9 2.1.2 Tugas dan Fungsi ................................................................................... 10 2.2 Potensi .................................................................................................. 11 2.2.1 Sumber Daya Manusia ......................................................................... 11 2.2.2 Sarana Prasarana .................................................................................. 12 2.2.3 Anggaran .............................................................................................. 12 2.3 Capaian ................................................................................................. 12 2.3.1 Capaian Bidang Pengkajian 2010—2014............................................. 12 2.3.2 Capaian Bidang Pemasyarakatan .......................................................... 13 2.3.3 Capaian Bidang Tata Usaha ................................................................ 15 2.4 Permasalahan dan Tantangan ............................................................... 15 2.4.1 Permasalahan ....................................................................................... 15 2.4.2 Tantangan ........................................................................................... 16 BAB III VISI, MISI, TATA NILAI, TUJUAN, DAN SASARAN
STRATEGIS ........................................................................................ 18
3.1 Visi dan Misi ........................................................................................ 18 3.1.1 Visi ....................................................................................................... 18 3.1.2 Misi ...................................................................................................... 18 3.2 Tata Nilai ............................................................................................ 19 3.3 Tujuan dan Sasaran Strategis ................................................................ 20 BAB IV ARAH KEBIJAKAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN...................... 26 4.1 Arah Kebijakan .................................................................................... 26 4.2 Program dan Kegiatan ........................................................................... 26 BAB V PENUTUP ............................................................................................ 35
Daftar Tabel
Tabel 1 Daftar Komposisi Pegawai Balai Bahasa Papua Tabel 2 Target dan Capaian Bidang Pengkajian Tahun Anggaran 2010—2014 Tabel 3 Capaian Bidang Pemasyarakatan Tahun Anggaran 2010—2014 Tabel 4 Penahapan Pencapaian Sasaran Strategis Tabel 5 Sasaran Kegiatan (SK) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Daftar Bagan
Bagan 1 Struktur Organisasi Balai Bahasa Papua Bagan 2 Kerangka Berpikir Penerapan Strategi Pencapaian Tujuan Strategis Balai
Bahasa Papua
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional mengamanatkan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Negara dan
Lembaga Tahun 2015—2019, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005—2025.
Balai Bahasa Papua, sebagai salah satu unit Pelaksana Teknis Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa berkewajiban menyusun Renstra yang merupakan dokumen
perencanaan jangka menengah (5 tahun) dan memuat Visi, Misi, Strategi, Program, Kegiatan,
dan Rencana Aksi sesuai dengan tugas dan fungsi Balai Bahasa Papua, yaitu melaksanakan
pengkajian dan pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia di provinsi wilayah kerjanya.
Rencana Strategis (Renstra) Balai Bahasa Papua 2015—2019 mengacu pada visi dan
misi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 2015—2019 yang merupakan penjabaran
visi dan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015—2019. Visi Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah
Terbentuknya insan berkarakter dan jati diri bangsa melalui bahasa dan sastra Indonesia.
Visi tersebut dimaknai sebagai upaya Badan dalam mendukung visi kementerian dalam
membentuk insan pendidikan dan kebudayaan. Insan berkarakter dan berjati diri yang
dimaksud dalam visi tersebut dimaknai sebagai insan yang memiliki karakter keindonesiaan
dalam setiap bentuk kecerdasan yang diperoleh. Insan berkarakter keindonesiaan dalam
kecersasan spiritualnya, kecerdasan emosional dan sosialnya, kecerdasan intelektualnya serta
kecerdasan kinestetisnya. Sarana yang dikembangkan, dibina, dan dilindungi dalam
mendukung visi tersebut adalah sarana bahasa dan sastra.
Untuk menjabarkan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan mencapai
visinya, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menetapkan misi sebagai berikut.
1) meningkatkan mutu kebahasaan dan pemakaiannya;
2) meningkatkan keterlibatan peran bahasa dan sastra dalam membangun ekosistem
pendidikan dan kebudayaan;
3) meningkatkan keterlibatan para pemangku kepentingan dalam pengembangan,
pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra; dan
4) meningkatkan peran aktif diplomasi internasional kebahasaan
1.2 Landasan Historis
Sebelum berdirinya Balai Bahasa di wilayah Provinsi Irian Jaya, program
Pemasyarakatan Bahasa Indonesia di wilayah ini dilaksanakan oleh koordinator
pemasyarakatan bahasa Indonesia yang berkedudukan di Kantor Wilayah Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Irian Jaya. Setelah dilaksanakan selama beberapa tahun dan hasilnya
dirasa kurang begitu memuaskan, pada tanggal 24 Februari 1997 Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Pemerintah Daerah
Tingkat I Irian Jaya mengadakan kerja sama untuk meningkatkan Pemasyarakatan Bahasa
Indonesia dalam Rangka Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Atas dasar piagam
kerja sama tersebut rintisan pendirian Balai Bahasa Jayapura dilakukan. Setelah melalui
proses yang memakan waktu sekitar dua tahun, tepat pada tanggal 23 September 1999
kelembagaan Balai Bahasa Jayapura resmi berdiri. Pendirian Balai Bahasa Jayapura ini
ditandai oleh keluarnya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 226/O/1999
Tahun 1999 tentang Pembentukan Balai Bahasa di 6 (enam) Provinsi. Pada tahun 2012
melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2012 tanggal 17 April 2012 Balai Bahasa Jayapura berubah nama menjadi Balai Bahasa
Papua.
Wilayah kerja Balai Bahasa Jayapura adalah Provinsi Irian Jaya. Provinsi ini terdiri dari
11 kabupaten dan satu kota madya. Seiring dengan perkembangan dinamika politik yang
terjadi di masyarakat, berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, Provinsi Irian Jaya
ini dimekarkan menjadi dua, yaitu Provinsi Papua dan Provinsi Irian Jaya Barat. Setelah
dimekarkan, Provinsi Papua berkembang menjadi 28 kabupaten dan satu kota, semantara itu
Provinsi Irian Jaya Barat yang sejak tanggal 18 April 2007 berubah nama menjadi Provinsi
Papua Barat berkembang menjadi 13 kabupaten dan satu kota. Dengan demikian, saat ini
wilayah kerja Balai Bahasa Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat mencakupi 39
kabupaten dan dua kota yang terdapat di dalam wilayah Provinsi Papua dan Provinsi Papua
Barat. Di dalam wilayah kerja tersebut Balai Bahasa Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
bertanggung jawab untuk mengurusi masalah-masalah kebahasaan dan kesastraan yang ada di
wilayah ini. Selain bahasa Indonesia, sampai dengan tahun 2018 sudah dipetakan sebanyak
290 bahasa daerah di wilayah Provinsi Papua dan 94 bahasa di wilayah Provinsi Papua Barat.
1.3 Landasan Politis
Permasalahan yang menyangkut kebahasaan di Indonesia sangat kompleks.
Permasalahan itu tidak hanya menyangkut bahasa Indonesia, tetapi juga bertemali dengan
permasalahan yang ditimbulkan oleh keanekaragaman bahasa daerah dan penggunaan
bahasa-bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Di dalam menghadapi situasi kebahasaan yang
seperti itu, diperlukan adanya suatu garis kebijakan yang dapat mengatur dengan cermat,
tepat, dan arif bijaksana dalam pembagian peran yang akan dan harus dimainkan oleh
masing-masing dari ketiga jenis bahasa itu (bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa
asing). Berkenaan dengan bahasa Indonesia, garis kebijakan itu haruslah didasarkan pada
semangat dan jiwa yang dipancarkan oleh dua peristiwa besar yang secara politis telah sangat
berperan di dalam sejarah bangsa Indonesia, baik sebelum maupun setelah Indonesia
merdeka. Kedua peristiwa besar itu adalah Sumpah Pemuda 1928 dan tersusunnya Undang-
Undang Dasar 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945, satu hari setelah proklamasi kemerdekaan
lndonesia. Butir ketiga Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 (kami
putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia) dan Pasal 36
UUD 1945 (Bahasa negara ialah bahasa Indonesia) merupakan dua tonggak utama di dalam
sejarah pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa persatuan dan bahasa
negara itu sekaligus mencerminkan status atau kedudukan yang dimiliki bahasa Indonesia.
Sebagai bahasa persatuan atau bahasa nasional, bahasa Indonesia, antara lain, berfungsi
sebagai
1. lambang kebanggaan dan identitas nasional,
2. alat pemersatu berbagai kelompok etnik yang berbeda latar belakang sosial budaya serta
bahasanya, dan
3. alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah.
Sebagai alat pemersatu, bahasa Indonesia pada masa sebelum kemerdekaan telah
berhasil membangkitkan dan menggalang semangat nasionalisme dan semangat patriotisme
untuk melawan penjajah demi memperjuangkan kemerdekaan. Terlebih-lebih setelah
Indonesia merdeka, fungsi ketiga bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional itu makin terbukti
keampuhannya sebagai sarana komunikasi verbal yang efektif dan efisien di dalam berbagai
upaya mempertahankan dan memberdayakan semangat ―persatuan dan kesatuan di antara
sesama anak bangsa Indonesia.
Dalam menghadapi era globalisasi yang dampaknya mulai dirasakan sejak awal abad
ke-21, kita harus lebih cermat dan bersungguh-sungguh dalam memahami dan menyikapi
fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasional dan identitas nasional.
Masalahnya adalah karena sekurang-kurangnya sejak tiga dekade terakhir penggunaan bahasa
Inggris di Indonesia makin kuat ―merasukǁ hampir ke semua bidang kehidupan.
Kecenderungan itu jelas merupakan ancaman yang serius bagi kedudukan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional, terutama sehubungan dengan fungsinya sebagai lambang
kebanggaan dan identitas nasional. Terhadap kecenderungan yang kekuatannya amat dahsyat
itu, upaya apapun yang dilakukan untuk mempertahankan kedudukan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional tampaknya tidak akan memberikan hasil yang optimal.
Masih ada satu sisi lainnya yang harus digarap, yaitu pemertahanan kedudukan bahasa
Indonesia sebagai bahasa Negara, yang memiliki tiga fungsi utama sebagai berikut:
1. bahasa pengantar resmi di lembaga pendidikan,
2. sarana pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, dan
3. bahasa media massa.
Penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai aktivitas dalam menjalankan pemerintahan
merupakan kebijakan strategis pemerintah dalam mempertahankan kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia. Sementara itu, penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di
lembaga pendidikan, mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi,
akan sangat besar artinya bagi upaya mempersiapkan generasi muda di dalam menyongsong
masa depannya sebagai warga bangsa Indonesia. Karena fungsi utama bahasa di dalam
kehidupan manusia adalah sebagai alat berpikir dan alat komunikasi, demikian pula halnya
dengan bahasa Indonesia bagi generasi muda Indonesia.
Dengan bekal wawasan dan keterampilan tersebut di atas, setiap warga bangsa, sesuai
dengan minat dan latar belakang pendidikannya, akan dapat menyerap berbagai informasi
yang tersaji pada beragam media cetak ataupun media elektronik. Yang lebih penting lagi
ialah bahwa upaya ―mencerdaskan kehidupan bangsaǁ, sebagaimana yang termaktub di
dalam Pembukaan UUD 1945, dilakukan melalui penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu
berarti bahwa bahasa Indonesia diberi peluang yang sebesar-besarnya untuk menyerap dan
memanfaatkan sambil sekaligus — sejauh memungkinkan — mengembangkan berbagai
konsep yang menyangkut ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Masih ada dua fungsi lagi
yang menyangkut bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, yaitu sebagai bahasa resmi
kenegaraan dan sebagai bahasa resmi untuk pengembangan kebudayaan nasional dalam arti
yang luas. Kedua fungsi ini perlu secara khusus dipahami agar ketentuan yang tertuang di
dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, termasuk
ketentuan mengenai Kewenangan Pemerintah (Pusat) dan Kewenangan Provinsi sebagai
Daerah Otonomi (Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000), tidak sampai mengakibatkan
bahasa daerah menggantikan posisi bahasa Indonesia dalam mengemban kedua fungsi
tersebut. Dengan pemahaman yang demikian, fungsi bahasa daerah tetap diposisikan sebagai
1. lambang kebanggaan dan identitas daerah,
2. alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah,
3. sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia, dan
4. pendukung sastra daerah dan sastra Indonesia.
Selain itu, dalam hubungannya dengan bahasa Indonesia, bahasa daerah berfungsi sebagai
1. pendukung bahasa Indonesia,
2. bahasa pengantar pada tingkat permulaan sekolah dasar di daerah tertentu untuk
memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan/atau pelajaran lain, dan
3. sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia.
Selain itu, dalam hubungannya dengan bahasa Indonesia, bahasa daerah berfungsi sebagai
1. pendukung bahasa Indonesia,
2. bahasa pengantar pada tingkat permulaan sekolah dasar di daerah tertentu untuk
memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan/atau pelajaran lain, dan
3. sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia.
1.4 Landasan Hukum
Landasan hukum Renstra Balai Bahasa Papua Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
tahun 2015—2019 adalah sebagai berikut.
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas).
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2005—2025.
7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan.
8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembaga.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan, dan
Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia.
12. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang SistemAkuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
13. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 Tentang Penataan Tugas dan Fungsi
Kabinet Kerja;
14. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi Kementerian Negara:
15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Tentang
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan;
16. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2015.
17. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara.
18. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu atas LAKIP;
19. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
12 Tahun 2015 Tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi SAKIP;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun
2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kemendikbud;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa Papua;
BAB II
KONDISI UMUM
2.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi
2.1.1 Kedudukan
Balai Bahasa Papua dibentuk sebagai amanat Pasal 45 Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Hal itu
dipertegas lagi dengan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2012 sebagaimana telah diubah
dengan Permendikbud Nomor 78 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Bahasa di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Bahasa Papua
merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan Pengembangan dan Pembinaan bahasa di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dipimpin oleh seorang Kepala
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa melalui koordinasi Sekretaris Badan. Struktur organisasi Balai Bahasa
Papua adalah sebagaimana terlihat pada Bagan 1 berikut.
Bagan 1 Struktur Organisasi Balai Bahasa Papua
Kepala
Subbag Tata Usaha
Kelompok Jabatan Fungsional
2.1.2 Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanNomor 21 Tahun 2012
sebagaimana telah diubah dengan Permendikbud Nomor 78 tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Bahasa di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Balai
Bahasa Papua mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan pemasyarakatan bahasa dan
sastra Indonesia di provinsi wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud, Balai Bahasa menyelenggarakan fungsi:
a. pengkajian bahasa dan sastra;
b. pemetaan bahasa dan sastra;
c. pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia;
d. fasilitasi pelaksanaan pengkajian dan pemasyarakatan bahasa dan sastra;
e. pemberian layanan informasi kebahasaan dan kesastraan;
f. pelaksanaan kerja sama di bidang kebahasaan dan kesastraan; dan
g. pelaksanaan urusan ketatausahaan Balai Bahasa.
Subbagian Tata Usaha berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, keuangan,
kepegawaian, ketatalaksanaan, persuratan dan kearsipan, perpustakaan, barang milik negara,
dan kerumahtanggaan Balai Bahasa.
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan
jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kelompok
jabatan fungsional ini terdiri atas sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai
kelompok sesuai dengan bidang kegiatannya. Setiap kelompok jabatan fungsional tersebut
dikoordinasikan oleh pejabat fungsional yang ditunjuk oleh dan bertanggung jawab kepada
Kepala Balai Bahasa.
2.2 Potensi
Dalam menjabarkan potensi dan permasalahan, unsur-unsur yang saling terkait adalah
subjek dan objek. Dalam hal ini Balai Bahasa Papua merupakan subjek atau pelaku
sedangkan bahasa merupakan objeknya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Balai
Bahasa Papua memiliki modal dasar yang menggambarkan potensi sebagai berikut.
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai Balai Bahasa Papua adalah 30 orang dengan perincian sebagaimana
terlihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Daftar Komposisi Pegawai Balai Bahasa Papua
No Pegawai Golongan
Jumlah 1 II III IV
1 Pejabat Struktural 2 2
2 Tenaga Administratif
5 3 8
3 Tenaga Teknis 20 20
Jumlah 30
Dalam hal kondisi pegawai sebagai potensi yang dimiliki, perlu diketahui bahwa
mayoritas di antaranya adalah tenaga teknis yang memiliki ketrampilan dan keahlian di
bidang kebahasaan dan kesastraan. Kondisi ini dapat dikatakan sebagai potensi mengingat
ketrampilan dan keahlian tersebut di atas belum tentu dimiliki oleh lembaga-lembaga lainnya.
Selain sumber daya manusia yang berstatus Pegawai Negeri Sipil, pelaksanaan tugas dan
fungsi Balai Bahasa Papua juga didukung oleh tenaga kontrak yang terdiri dari satpam dan
pramubakti. Satpam non PNS Balai Bahasa Papua berjumlah 3 orang dan pramubakti
berjumlah 1 orang.
2.2.2 Sarana Prasarana
Balai Bahasa Papua dalam melaksanakan tugas dan fungsinya didukung sarana dan
prasarana berupa peralatan teknis dan administrasi yang terdaftar dalam Daftar Inventaris
Kekayaan Milik Negara/Barang Milik Negara (IKMN/BMN).
2.2.3 Anggaran
Untuk membiayai pelaksanaan tugas dan fungsinya, setiap tahun Balai Bahasa Papua
mendapat alokasi anggaran melalui RKAKL (Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga) dan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran).
2.3 Capaian
Seiring dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2012
Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, tugas dan kewenangan Balai Bahasa Papua ke depan lebih terarah. Balai Bahasa
Papua merupakan salah satu unit pelaksana teknis Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Dari sisi penanganan masalah
kebahasaan dan kesastraan yang selama ini dilakukan dalam kurun waktu lima tahun(2010—
2014) Balai Bahasa Papua telah melakukan sejumlah kegiatan. Secara terperinci capaian
tersebut adalah sebagai berikut.
2.3.1. Capaian Bidang Pengkajian 2010—2014 Balai Bahasa Papua telah melakukan kegiatan yang terkait dengan fungsi di bidang
pengkajian, antara lain Dokumen Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra di
daerah.
1. Penelitian Unggulan Kebahasaan dan Kesastraan
2. Penyusunan Baterai UKBI
Capaian target di bidang Pengkajian dalam jangka waktu Tahun Anggaran 2010—
2014 terealisasi 41 naskah kajian bahasa dan sastra yang dapat dijadikan acuan dasar
pelaksanaan kegiatan bidang Pengkajian Tahun Anggaran 2015—2019. Realisasi capaian
dapat dilihat dalam Tabel 2
Tabel 2 Target dan Capaian Bidang Pengkajian Tahun Anggaran 2010—2014 Kode Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014 Total
Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Fisik Fisik Fisik Fisik Fisik Fisik Fisik Fisik Fisik Fisik
IKP Jumlah hasil pengembangan bahasa dan sastra
2 2 6 6 3 3 25 25 5 5 41 8.1
IKK Jumlah Dokumen Kajian Bahasa dan Sastra
1 1 3 3 2 2 24 24 4 4 34 8.1.
2
IKK Jumlah Baterai UKBI terkembangkan
1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 7 8.1.
7
2.3.2. Capaian Bidang Pemasyarakatan
Kegiatan bidang pemasyarakatan target dan capaian fisik serta realisasi dalam jangka
waktu Tahun Anggaran 2010—2014 dengan realisasi 10.616 orang yang dapat dijadikan
acuan dasar pelaksanaan kegiatan bidang pemasyarakatan Tahun Anggaran 2015—2019.
Realisasi capaian dapat dilihat dalam Tabel 3
Tabel 3 Capaian Bidang Pemasyarakatan Tahun Anggaran 2010—2014 Kode Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014 Total
Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Fisik Fisik Fisik Fisik Fisik Fisik Fisik Fisik Fisik Fisik IKP Jumlah pendidik
yang memiliki predikat kemahiran UKBI unggul
250 250 120 120 120 120 740 740 820 820 2.050
8.2
IKK Jumlah pendidik terbina dalam penggunaan bahasa dan sastra
250 250 120 120 120 120 240 240 220 220 950
8.2.1
IKK Jumlah pendidik teruji melalui UKBI
500 500 600 600 1.100
8.2.2
IKP Jumlah masyarakat yang terlayani program pengembangan, Pembinanaan, dan Pelindungan bahasa dan Sastra
1.663 963 1765 1015 2800 2500 2506 2106 2.532 1.982 8.566
8.3
IKK Jumlah masyarakat terbina dalam penggunaan bahasa dan sastra
50 50 1090 1090 780 780 250
250 2.170
8.3.1
IKK Jumlah Pengapresiasi Sastra
150 150 200 200 190 190 200 200 744 744 1.484 8.3.2
IKK 8.3.3
Jumlah pengunjung laboratorium kebinekaan bahasa dan perpustakaan
1500 800 1500 750 1500 1200 1500 1100 1500 950 4.800
IKP Jumlah Lembaga yang terbina penggunaan bahasanya
9 9 10 10 10
10 16 16 8 8 53
- 8.4
IKK Jumlah satuan kerja pemerintah yang terbina penggunaan bahasanya
4 4 5
5 10
10 10 10 30 30 59
- 8.4.1
2.3.3 Capaian Bidang Tata Usaha
Balai Bahasa Papua jangka waktu tahun anggaran 2010—2014 telah melakukan kegiatan
yang terkait dengan fungsi di bidang Tata Usaha.
1. Rekomendasi kebijakan Bidang Kebahasaan dan Kesastraan
2. Dokumen kepegawaian
3. Dokumen Keuangan
4. Mitra Kebahasaan dan Kesatraan
2.4 Permasalahan dan Tantangan
2.4.1 Permasalahan
Dalam Rentra Kemendikbud telah diuraikan permasalahan yang terkait dengan bidang
kebahasaan, antara lain:
1. rendahnya kemahiran membaca (reading skill) dalam pengukuran PISAOECD tahun
2012;
2. rendahnya nilai UN bahasa Indonesia; dan
3. rendahnya jumlah penutur muda bahasa daerah. (Renstra Kemdikbud, 2015:23—24).
Sementara itu, beberapa permasalahan di bidang kebahasaan yang perlu mendapat perhatian
lebih lanjut adalah sebagai berikut.
1. Belum meratanya dukungan bahasa daerah ke dalam lema bahasa Indonesia.
2. Belum terstandarnya kemahiran berbahasa Indonesia pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Terbatasnya akses masyarakat terhadap layanan kebahasaan.
4. Terbatasnya keterlibatan publik dalam penanganan kebahasaan.
5. Belum memadainya sarana dan prasarana layanan kebahasaan didaerah
2.4.2 Tantangan
Beberapa hal yang diuraikan di atas dapat dinyatakan dalam perspektif tantangan yang
harus diatasi. Berikut ini beberapa langkah atau upaya yang akan atau seharusnya
dilaksanakan.
a. Memperkuat ekosistem pendidikan dengan wujud sebagai berikut.
1. Menciptakan suasana sekolah yang mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia;
2. Meningkatkan kompetensi dan kemahiran guru dalam berbahasa Indonesia;
3. Mendorong orang tua agar terlibat aktif dalam pembelajaran berbahasa Indonesia;
4. Menumbuhkembangkan masyarakat yang peduli dengan bahasa Indonesia;
5. Melibatkan dunia industri untuk mengutamakan berbahasa Indonesia;
6. Mendukung peran organisasi profesi peduli penggunaan berbahasa Indonesia; dan
7. Mengoptimalkan peran pemerintah dalam pemartabatan bahasa Indonesia.
b. Pengembangan yang seimbang dan harmoni antara bahasa nasional dan
bahasa daerah
Tantangannya adalah bagaimana mengembangkan budaya baca dan perluasan
penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu secara konsisten sebagai bahasa resmi
dalam pendidikan dan pengelolaan pemerintahan, seiring dengan semangat menjaga
dan melindungi kekayaan bahasa dan sastra daerah.
c. Penguatan karakter dan jati diri bangsa
Tantangannya adalah bagaimana pemahaman terhadap nilai-nilai luhur bahasa dan
sastra menjadi landasan untuk memperkuat kehidupan yang harmonis. Bagaimana
meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya bahasa,
adat, tradisi, nilai sejarah dan kearifan lokal yang bersifat positif sebagai perekat
persatuan bangsa, serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengadopsi
budaya global yang positif dan produktif. Relevan dengan semua ini adalah apa yang
disebut revolusi mental sebagai bentuk strategi kebudayaan. Kebudayaan Indonesia
harus dikembangkan guna meningkatkan kualitas hidup, memperkuat kepribadian
bangsa dan kebanggaan nasional, memperkukuh persatuan bangsa, meningkatkan
pemahaman tentang nilai-nilai kesejarahan dan wawasan kebangsaan serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tantangan pula untuk meningkatkan pendidikan kewargaan dan pendidikan karakter
siswa adalah bagaimana mengoptimalkan pendidikan agama, kewargaan dan karakter
sebagai wadah pembentukan karakter bangsa di sekolah; memberdayakan masyarakat
dalam mengawasi penegakan hukum; melakukan pembinaan pengunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar; meningkatkan penelitian, penilaian, dan penentuan
kelayakan berbagai media komunikasi dan informasi.
BAB III
VISI, MISI, TATA NILAI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS
3.1 Visi dan Misi
3.1.1 Visi
Dengan berdasarkan Rencana Strategis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
tugas dan fungsi Balai Bahasa, serta kondisi umum yang ada, Balai Bahasa Papua
menetapkan visi 2015---2019 Terwujudnya insan berkarakter dan jati diri bangsa melalui
bahasa dan sastra Indonesia.
3.1.2 Misi
Untuk mewujudkan visi itu, Balai Bahasa Papua memiliki misi sebagai berikut.
1. Meningkatkan Kosakata Bahasa Indonesia.
2. Meningkatkan Jumlah Bahasa dan Sastra Terlindungi.
3. Meningkatkan Mutu dan Jumlah Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan.
4. Meningkatkan Mutu dan Jumlah Bahan Ajar Pengayaan Pembelajaran Bahasa dan
Sastra.
5. Meningkatkan Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia.
6. Meningkatkan Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina
dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra.
7. Meningkatkan Jumlah Ruang Publik yang Terkendali Penggunaan Bahasanya.
8. Meningkatkan Mutu dan Jumlah Bahan Pengembangan Strategi dan Diplomasi
Kebahasaan.
9. Menyelenggarakan Layanan Dukungan Manajemen di Lingkungan Badan Bahasa.
3.2 Tata Nilai
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015—2019 telah
menetapkan tujuh tata nilai untuk mewujudkan visi dan misi Kementerian. Tata nilai
merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh pegawai dalam menjalankan
tugas. Tata nilai juga akan menyatukan hati dan pikiran seluruh pegawai dalam usaha
mewujudkan layanan prima pendidikan. Tata nilai ini juga merupakan salah satu acuan yang
harus diyakini dan dihayati oleh seluruh pegawai dan diamalkan dalam perilaku agar dapat
melaksanakan tugas dan fungsi organisasi secara produktif. Sebagai salah satu Unit Pelaksana
Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, seluruh pegawai Balai Bahasa Papua harus
menjadikan Tata Nilai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai acuan dalam segala
tindakannya. Tata nilai yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1) Integritas
Konsisten dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan, terutama
dalam hal kejujuran dan kebenaran dalam tindakan, memiliki integritas, bersikap jujur,
dan mampu mengemban kepercayaan.
2) Kreatif dan Inovatif
Memiliki pola pikr, cara pandang, dan pendekatan yang variatif terhadap setiap
permasalahan, serta mampu menghasilkan karya baru.
3) Inisiatif
Inisatif adalah kemampuan bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari
pekerjaan, melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah lebih dahulu dengan tujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan, dan menciptakan peluang baru atau
menghindari timbulnya masalah.
4) Pembelajar
Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan,
pengetahuan, dan pengalaman, serta mampu mengambil hikmah dan menjadikan pelajaran
atas setiap kejadian.
5) Meritokrasi
Memiliki pandangan yang memberi peluang kepada orang untuk maju berdasarkan
kelayakan dan kecakapannya.
6) Aktif
Suka berusaha mencapai tujuan bersama serta memberikan dorongan agar pihak lain
tergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya.
7) Tanpa Pamrih
Tidak memiliki maksud yang tersembunyi untuk memenuhi keinginan dan memperoleh
keuntungan pribadi, memberikan dorongan dan semangat bagi pihak lain untuk suka
berusaha mencapai tujuan bersama, memberikan inspirasi, dan memberikan dorongan agar
pihak lain tergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya. Dengan merujuk pada fokus
pembangunan pendidikan tahun 2015—2019, dari tujuh tata nilai tersebut dipilih yang
sesuai dengan fokus pada periode ini dan dirangkum dalam satu kalimat motto
Membangun Karakter dan Jati Diri Bangsa Melalui Bahasa.
3.3 Tujuan dan Sasaran Strategis
Rencana Strategis Kementerian Pandidikan dan Kebudayaan 2015---2019 telah
menetapkan tujuan strategis pembangunan pendidikan yang terkait penanganan kebahasaan
dan kesastraan di Indonesia, yaitu peningkatan jati diri bangsa melalui pelestarian dan
diplomasi kebudayaan serta pemakaian bahasa sebagai pengantar pendidikan. Merujuk pada
tujuan tersebut, tujuan strategis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang juga
merupakan tujuan strategis Balai Bahasa Papua adalah peningkatan jati diri bangsa melalui
bahasa Indonesia serta pemakaian bahasa sebagai sarana pencerdasan bangsa. Untuk
keperluan pengukuran ketercapaian tujuan strategis tersebut diperlukan sejumlah sasaran
strategis yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun 2019. Sasaran strategis
untuk mencapai tujuan strategis tersebut adalah sebagai berikut.
1. Meningkatnya Kosakata Bahasa Indonesia.
2. Meningkatnya Jumlah Bahasa dan Sastra Terlindungi.
3. Meningkatnya Mutu dan Jumlah Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan.
4. Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Ajar Pengayaan Pembelajaran Bahasa dan
Sastra.
5. Meningkatnya Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia.
6. Meningkatnya Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina
dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra.
7. Meningkatnya Jumlah Ruang Publik yang Terkendali Penggunaan Bahasanya.
8. Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Pengembangan Strategi dan Diplomasi
Kebahasaan.
9. Terselenggaranya Layanan Dukungan Manajemen di Lingkungan Badan Bahasa.
Tujuan strategis dan sasaran strategis 2019 dicapai dengan menggunakan strategi pencapaian
sebagai berikut.
1. Pengkajian, pengembangan, dan pembinaan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah
yang terarah, sistematis, dan berkelanjutan.
2. Pembinaan bahasa dan sastra Indonesia melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan
informal.
3. Peningkatan kerja sama kelembagaan di tingkat wilayah.
4. Peningkatan promosi kebahasaan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
Penahapan pencapaian sasaran strategis dari tujuan strategis Balai Bahasa Papua ditunjukkan
pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4 Penahapan Pencapaian Sasaran Strategis
Nomor SK/IKK Satuan Kondisi
Awal 2014
2015 2016 2017 2018 2019
1 Meningkatnya Kosakata Bahasa Indonesia
Jumlah Kamus Kamus 2 2 3 3 3 Jumlah Kosakata Indonesia Lema 2.000 1.500 1.000 1.300 2.300
2 Meningkatnya Jumlah Bahasa dan Sastra Terlindungi
Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terpetakan, Terkonservasi, dan Terlindungi
Bahasa 1 1 1 3
3 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan
Jumlah Penelitian Bahasa dan Sastra naskah 9 10 11 8
Jumlah Publikasi Ilmiah Bahasa dan Sastra Terbitan 2 6 6 6
4 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Ajar Pengayaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Jumlah Bahan dan Modul Pembelajaran Bahasa dan Sastra
orang
2 1 2 2
5 Meningkatnya Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia
Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia
Instrumen 1 1 1 1 1
6 Meningkatnya Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra
Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina
Orang 360 240 240 1.215
dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra Jumlah Generasi Muda Pengapresiasi Bahasa dan Sastra
Orang 481 589 526 1.070
7 Meningkatnya Jumlah Ruang Publik yang Terkendali Penggunaan Bahasanya
Jumlah Badan Publik yang Terkendali Penggunaan Bahasanya
Badan 1 0 7 85
Jumlah Badan Swasta yang Terkendali Penggunaan Bahasanya
Badan 0 0 0 220
8 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kenahasaan
Jumlah Bahan Pendukung Bipa Bahan 0 0 0 1
Jumlah Jejaring Kemitraan Program BIPA Bahan 0 0 0 6
9 Terselenggaranya Layanan Dukungan Manajemen di Lingkungan Badan Bahasa
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Layanan 1 1 1 1
Layanan Internal (Overhead) Layanan 1 1 1 1 Layanan Perkantoran Layanan 1 1 1 1
Kerangka berpikir penerapan strategi pencapaian tujuan yang dikaitkan dengan program dan
kegiatan pembangunan pendidikan nasional 2015—2019 dapat dijabarkan pada gambar
berikut.
Bagan 2 Kerangka Berpikir Penerapan Strategi Pencapaian Tujuan Strategis Balai Bahasa Papua
Penyediaan tenaga fungsional kebahasaan dan kesastraan yang berkualitas, profesional, dan berdaya saing untuk mendukung pelaksanaan pengembangan,pembinaan, dan pelindungan kebahsaan dan kesastraan
Peningkatan mutu pengelola kebahasaan dan kesastraan untuk mendukung upaya pengembangan,pembinaan, dan pelindungan kebahsaan dan kesastraan
Penyediaan tenaga kebahasaan dan kesastraan yang berkualitas dan kompoten
Peningkatan jati diri bangsa melalui pelestarian dan diplomasi kebudayaan serta pemakaian bahasa sebagai pengantar pendidikan (T5)
Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana
Penyediaan layanan kebahasaan dan kesastraan di satuan pendidikan
Penyediaan dana bagi pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra
Pengembangan dan pelindungan bahasa dan sastra
Pemberiaan subsidi bagi peserta didik untuk pengembangan dan pelindungan bahasa dan sastra
Penyediaan sistem, data dan informasi, standart mutu pengembangan, pembinaan, dan pelindungan kebahasaan dan kesastraan yang berbasis riset, terarah, terpadu, dan berkelanjutan
Penyempurnaan sistem pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra
Penyediaan standar mutu dan pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra
Penyediaan dan pemutakhiran data dan informasi kebahasaan dan kesastraan
BAB IV
ARAH KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
4.1 Arah Kebijakan
Arah kebijakan dan strategi Balai Bahasa Papua tahun 2015—2019 memuat langkah-
langkah pemecahan masalah penting, mendesak, dan memiliki dampak besar terhadap
pencapaian visi, misi, tujuan, serta sasaran strategis Balai Bahasa Papua pada periode
bersangkutan. Sasaran Strategis (SS) dan Tujuan Strategis (T) Balai Bahasa Papua yang
mendukung pencapaian agenda prioritas pembangunan, yaitu memperteguh kebinekaan dan
memperkuat restorasi sosial Indonesia (Nawacita 9) dicapai dengan Peningkatan Jati Diri
Bangsa melalui Pelestarian dan Diplomasi Kebahasaan serta Pemakaian Bahasa sebagai
Pengantar Pendidikan.
Bahasa merupakan salah satu komponen jati diri bangsa Indonesia. Selain itu, bahasa
turut berperan dalam pencerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan jalur formal,
nonformal, dan informal. Bahasa juga menjadi sarana pengembangan ilmu, pengetahuan,
teknologi, dan seni. Untuk mencapai tujuan pencerdasan bangsa melalui pengembangan,
pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra dilakukan upaya sebagai berikut.
(1) Penerapan prinsip keseimbangan dalam bidang pengembangan, pembinaan, dan
pelindungan antara bahasa dan sastra, dalam statusnya sebagai bahasa nasional dan
daerah dan dalam orientasinya pada tataran nasional dan internasional;
(2) Pembinaan bahasa dan sastra Indonesia melalui jalur pendidikan formal dan nonformal
persekolahan, serta jalur nonpersekolahan;
(3) Peningkatan kualifikasi dan kompetensi tenaga teknis fungsional dan non fungsional;
(4) Peningkatan kerja sama kelembagaan di tingkat wilayah, nasional, dan internasional;
(5) Peningkatan promosi untuk perluasan wilayah pemakaian bahasa Indonesia;
(6) Peningkatan sarana dan prasarana, serta sumber-sumber kebahasaan dan kesastraan.
4.2 Program dan Kegiatan
Program Balai Bahasa Papua Tahun 2015—2019 disusun sebagai penjabaran
implementatif dari strategi pencapaian program dan arah kebijakan yang ditetapkan untuk
mendukung tujuan terwujudnya insan berkarakter dan jati diri bangsa melalui bahasa dan
sastra Indonesia. Program yang dirancang, sesuai dengan penstrukturan program dan kegiatan
dalam Rencana Strategis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 2015-2019. Balai
Bahasa Provinsi Bali sebagai unit pelaksana tugas pengkajian dan pemasyarakatan bahasa
dan sastra Indonesia memiliki program dengan nomenklatur Program Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa dan Sastra.
Program ini dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut.
1. Penyediaan tenaga kebahasaan dan kesastraan yang berkualitas dan berkompeten.
2. Peningkatan sistem, data dan informasi, standar mutu pengkajian dan pemasyarakatan
bahasa dan sastra Indonesia yang berbasis riset, terarah, terpadu, dan berkelanjutan .
3. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk pengkajian dan
pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia yang sistematis, terarah, dan menyeluruh
di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat.
4. Penyediaan pendanaan untuk pengkajian dan pemasyarakatan bahasa dan sastra
Indonesia untuk mendukung tercapainya tujuan sasaran strategis pendidikan.
Keberhasilan program ini dapat diukur dari indikator kinerja seperti disajikan pada
Tabel 5 berikut.
Tabel 5 Sasaran Kegiatan (SK) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
N0 SK/IKK Satuan Kondisi
Awal 2014
2015 2016 2017 2018 2019
1 Meningkatnya Kosakata Bahasa Indonesia
Jumlah Kamus Kamus 2 2 3 2
Jumlah Kosakata Indonesia
Lema 2.000 1.500 1.000 1.300
2 Meningkatnya Jumlah Bahasa dan Sastra Terlindungi
Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terpetakan, Terkonservasi, dan Terlindungi
Bahasa
1 1 1 3
3 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan
Jumlah Penelitian Bahasa dan Sastra
Naskah 9 10 19 8
Jumlah Publikasi Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terbitan 2 6 6 6
4 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Ajar Pengayaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Jumlah Bahan dan Modul Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Bahan 2 1 2 2
5 Meningkatnya
Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia
Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia
Instrumen
1 1 1 1
6 Meningkatnya Jumlah
Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra
Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional
Orang
360 240 240 1.215
yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra
Jumlah Generasi Muda Pengapresiasi Bahasa dan Sastra
Orang 481 589 526 1.070
7 Meningkatnya Jumlah Ruang Publik yang Terkendali Penggunaan Bahasanya
Jumlah Badan Publik yang Terkendali Penggunaan Bahasanya
Badan
1 0 7 85
Jumlah Badan Swasta yang Terkendali Penggunaan Bahasanya
Badan
0 0 0 220
8 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kenahasaan
Jumlah Bahan Pendukung Bipa Bahan 0 0 0 1
Jumlah Jejaring Kemitraan Program BIPA
Lembaga 0 0 0 6
9 Terselenggaranya Layanan Dukungan Manajemen di Lingkungan Badan Bahasa
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Layanan
1 1 1 1
Layanan Internal (Overhead) Layanan
1 1 1 1
Layanan Perkantoran
Layanan 1 1 1 1
BAB V
PENUTUP
Rencana strategis (Renstra) Balai Bahasa Papua merupakan serangkaian tindakan
terkait dengan program dan kegiatan yang ditetapkan berdasarkan tujuan dan sasaran strategis
serta kebijakan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk
diimplementasikan oleh seluruh jajaran di lingkungan Balai Bahasa Papua. Renstra Balai
Bahasa Papua ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Renstra Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa 2015—2019 yang memuat tujuan strategis, sasaran strategis, program,
indikator program, dan kegiatan serta fokus prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa. Renstra Balai Bahasa Papua ini juga memberikan arah kebijakan dan program kerja
serta strategi implementasi untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan berdasarkan
visi dan misi Badan Pengembagan dan Pembinaan Bahasa dalam kurun waktu 2015—2019.
Dalam penanganan masalah kebahasaan dan kesastraan, Renstra Balai Bahasa Papua ini juga
merupakan penjabaran dari renstra unit eselon II di lingkungan Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, yakni Sekretariat Badan, Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Pusat
Pembinaan dan Pemasyarakatan, dan Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi
Kebahasaan.
Sebagai sebuah rencana jangka menengah Rencana Strategis Balai Bahasa Papua ini
memerlukan penjabaran secara teknis operasional setiap tahunnya secara berkesinambungan
(rolling plan) dalam kurun waktu lima tahun. Untuk mengimplementasikan Rencana Strategis
Balai Bahasa Papua Tahun 2015 -2019 secara optimal, diperlukan kerjasama dan koordinasi
dari berbagai pihak, baik internal maupun eksternal, baik di tingkat antarinstansi pemerintah,
pemerintah daerah, swasta, maupun masyarakat. Pelaksanaan Rencana Strategis Balai Bahasa
PapuaTahun 2015 - 2019 juga tidak akan terlepas dari kondisi yang berkembang sehingga
pada waktunya dapat disempurnakan.