Post on 27-Dec-2020
1
RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KOTA PONTIANAK
TAHUN ANGGARAN 2017 - 2019
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat dan karunia-Nyalah penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA)
Perubahan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Pontianak Periode
2017 – 2019 dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
RENSTRA Perubahan BPBD Kota Pontianak 2017 – 2019 yang disusun
ini merupakan revisi setelah Bidang Pemadaman Kebakaran tidak lagi berada di
bawah BPBD dan selanjutnya menjadi bagian dari Satuan Polisi Pamong Praja.
RENSTRA ini memuat visi, misi, tujuan, sasaran-sasaran strategis serta
kebijakan-kebijakan yang akan diwujudkan dan dituangkan melalui pelaksanaan
program dan kegiatan yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Oleh karena itu, kualitas sumber daya manusia dan peran serta seluruh lapisan
masyarakat serta sarana dan prasarana yang memadai merupakan faktor penting
untuk mendukung terwujudnya program dan kegiatan yang disusun dalam
RENSTRA ini, dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan
hambatan/kendala yang akan timbul/terjadi.
Dengan telah disusunnya RENSTRA ini, semoga dapat menjadi pedoman
bagi segenap aparat di jajaran BPBD Kota Pontianak dalam rangka menunjang
serta mendukung efektifitas pelaksanaan program dan kegiatan. Selain itu juga
diharapkan RENSTRA ini dapat menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja
Tahunan dan Rencana Operasional sebagai implementasi tugas pokok dan fungsi
BPBD Kota Pontianak secara efektif dan efisien.
Pontianak, Agustus 2017
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KOTA PONTIANAK
ASWIN THAUFIK, SE
Pembina Utama Muda
NIP. 19620810 199003 1 009
3
D A F T A R I S I
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 4
1.2 Landasan Hukum ............................................................................. 6
1.3 Maksud dan Tujuan ........................................................................... 9
1.4 Sistematika Penulisan .......................................................................... 9
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN BPBD KOTA PONTIANAK ................................. 11
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BPBD Kota Pontianak .............. 11
2.2 Sumber Daya BPBD Kota Pontianak ................................................. 17
2.3 Kinerja Pelayanan BPBD Kota Pontianak ............................................. 20
BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ........................... 38
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan OPD .................................................................................. 38
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih ............................................................................... 39
3.3 Telaahan Renstra K/L ........................................................................... 40
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis ............................................................................... 42
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis .................................................................. 43
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN .......................................... 48
4.1 VISI dan MISI BPBD Kota Pontianak ..................................................... 48
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Panjang BPBD Kota Pontianak ................ 50
4.3 Strategi dan Kebijakan BPBD Kota Pontianak ...................................... 52
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF ................................. 55
BAB VI. INDIKATOR KINERJA BPBD KOTA PONTIANAK YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD .......................................................... 58
BAB VII. PENUTUP ...................................................................................................... 65
4
BAB I
P E N D A H U L U A N
1.1 Latar Belakang
A. Pengertian Renstra
encana Strategis (Renstra) adalah dokumen perencanaan taktis
strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan sebagaimana diamanatkan
oleh Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. Dalam penyusunan Renstra ini disusun sesuai
dengan tugas dan fungsi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dan bersifat indikatif.
Pada Pasal 150 undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah dinyatakan bahwa penyelenggaraan pemerintah
daerah disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan
dalam system perencanaan pembangunan nasional, yang disusun secara
berjangka meliputi :
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP),
2. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJM),
3. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Juga pada Pasal 151 dinyatakan bahwa OPD menyusun Renstra yang
selanjutnya disebut Renstra OPD.
Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Pontianak Tahun 2017 – 2019 ini merupakan Renstra Revisi
(perubahan) setelah Bidang Pemadaman Kebakaran (Damkar) tidak lagi
menjadi bagian dari BPBD Kota Pontianak dan menjadi bagian dari Satuan
Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pontianak. Pemisahan urusan
kebakaran dari BPBD ini berdasarkan PP No.18 tahun 2016 yang
menyatakan bahwa Urusan Pemerintahan di bidang ketenteraman dan
ketertiban umum serta perlindungan masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf e, dilaksanakan oleh: a. dinas Daerah kabupaten/kota
yang menyelenggarakan sub urusan ketenteraman dan ketertiban umum;
R
5
dan b. dinas Daerah kabupaten/kota yang menyelenggarakan sub urusan
kebakaran. Oleh karena itu apabila pemerintah daerah tidak membentuk
dinas pemadam kebakaran, maka penyelenggaraan urusannya digabung
dengan dinas yang melaksanakan sub urusan ketentraman dan
perlindungan umum serta perlindungan masyarakat yaitu Satpol PP.
Sama seperti Renstra sebelumnya, Renstra hasil revisi ini juga
merupakan implementasi dan penjabaran dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2017 - 2019, yang
menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan,
Program dan Kegiatan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Pontianak. Rencana Strategis ini berfungsi sebagai dokumen
perencanaan taktis strategis yang disusun sesuai dengan kebutuhan dengan
mengacu kepada RPJMD Pemerintah Kota Pontianak.
Dalam Renstra ini dijabarkan potret dan rencana pembangunan yang
memuat kondisi, masalah, penentu keberhasilan dan indikasi program
kegiatan yang akan dijalankan selama tiga tahun kedepan dan dijalankan
dalam rencana kerja tahunan mulai tahun 2017 sampai dengan tahun 2019.
B. Fungsi Renstra
Fungsi Renstra BPBD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah
pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota :
Adalah merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja
(Renja) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota dan Rencana Kerja
Anggaran Organisasi Perangkat Daerah (RKA-OPD), dalam periode
pelaksanaan selama 5 (Lima) tahun.
C. Proses Penyusunan Renstra
Renstra disusun dalam bentuk Tim dan Tim dipersiapkan oleh
Kepala BPBD dan diusulkan kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kepala Daerah.
BPBD Kota Pontianak menyiapkan Rancangan Awal (Draft) Renja
(Rencana Kerja) BPBD Kota Pontianak dengan berpedoman pada
Rancangan Awal RKPD Kota Pontianak dan mengacu pada Renstra BPBD
6
Kota Pontianak Tahun 2017 - 2019 melalui Forum OPD se-Kota Pontianak
Bidang Penanggulangan Bencana Alam.
Rancangan Awal Renja OPD Kota Pontianak termasuk Renja BPBD
menjadi input bagi Bappeda Kota Pontianak untuk memuktahirkan
Rancangan Awal RKPD Kota Pontianak menjadi Rancangan RKPD
Provinsi Kalimantan Barat.
Rancangan Akhir RKPD Kota Pontianak digunakan sebagai
pedoman dan acuan bagi OPD Kota Pontianak dalam pemuktahiran
Rancangan Renja OPD menjadi Rancangan Akhir Renja OPD termasuk
Rancangan Akhir Renja OPD BPBD Provinsi Kalimantan Barat.
Pada tahap akhir Rancangan Akhir RKPD Provinsi ditetapkan
dengan Peraturan Gubernur dengan berpedoman pada Peraturan Gubernur
tentang RKPD Provinsi Kalimantan barat maka OPD Kota Pontianak
menetapkan Rancangan Akhir Renja OPD menjadi Rencana Kerja
(RENJA) OPD termasuk RENJA BPBD Kota Pontianak.
Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (OPD) harus memiliki
Rencanan Strategis (Renstra) yang berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), sesuai dengn amanat
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak
dibuat dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Pontianak Tahun 2015 - 2019 yang akan dijadikan
acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) BAPPEDA Kota
Pontianak.
1.2. Landasan Hukum
Dasar-dasar hukum yang dapat menjadi acuan dalam penyusunan
dokumen Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kota Pontianak, yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
7
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaga Negara Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaga Negara Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
5. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaga Negara Tahun 2004 Nomor 104);
6. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa beberapa kali dan terakhir kali dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaga Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
7. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaga Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja Pemerintahan;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4741);
8
14. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4828);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4829);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta
Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4830);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang kemudian
disempurnakan lagi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
20. Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 5 Tahun 2009 tentang RPJMD
Kota Pontianak Tahun 2010-2014;
21. Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kota Pontianak;
22. Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 13 Tahun 2009 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kota Pontianak;
23. Peraturan Walikota Pontianak Nomor 21 Tahun 2010 tentang Susunan
Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Pontianak;
9
1.3. Maksud dan Tujuan
Rencana Strategis Perubahan BPBD Kota Pontianak Tahun 2017 - 2019
dimaksudkan sebagai dasar penyusunan kebijakan, program, kegiatan, dan
indikator (tolok ukur) kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-
masing kegiatan dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi.
Adapun maksud penyusunan rencana strategis ini yaitu :
1) Untuk mengarahkan pelaksanaan Program dan Kegiatan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi masing-masing.
2) Untuk menjamin konsistensi program dan kegiatan pembangunan selama 3
(tiga) tahun.
Dan tujuan dari penyusunan rencana strategis ini adalah :
1) Mewujudkan pengurangan risiko bencana melalui peningkatan
pengetahuan dan kesadaran, serta membangun komitmen bersama
Dinas/Intansi, Kantor dan Badan pemerintah dan non pemerintah,
pemerintah daerah Kabupaten/Kota, serta masyarakat dalam
penanggulangan bencana; dan
2) Mewujudkan sistem penyelenggaraan penanggulangan bencana yang
handal, mencakup penanganan prabencana, tanggap darurat, dan pasca
bencana.
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN BPBD KOTA PONTIANAK
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BPBD Kota Pontianak
2.2. Sumber Daya BPBD Kota Pontianak
2.3. Kinerja Pelayanan BPBD Kota Pontianak
2.4.Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BPBD Kota
Pontianak
BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
10
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan BPBD Provinsi
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih
3.3. Telaahan Renstra BPBD Provinsi dengan Renstra Provinsi
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis
BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN
KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi BPBD Kota Pontianak
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BPBD Kota Pontianak
4.3. Strategi dan Kebijakan BPBD Kota Pontianak
BAB V: RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1 Rencana Program dan Kegiatan
BAB VI : INDIKATOR KINERJA BPBD PROVINSI YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VII : PENUTUP
11
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN BPBD KOTA PONTIANAK
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BPBD Kota Pontianak
adan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 13 Tahun
2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun
2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kota Pontianak, dan
selanjutnya disesuaikan kembali dengan Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor
7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. Adapun
susunan organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak
terdiri dari :
a) Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Pelaksana
Kepala Pelaksana memiliki tugas pokok memimpin dan mengkoordinasikan
program kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah yaitu merumuskan
kebijakan teknis, penyelenggaraan pelayanan umum, pengendalian dan
pembinaan teknis yang berada dibawahnya. Untuk melaksanakan tugas pokok
tersebut, Kepala Pelaksana mempunyai fungsi:
i. Perumusan kebijakan teknis di bidang penanggulangan bencana daerah;
ii. Perumusan rencana kerja di bidang penanggulangan bencana daerah;
iii. Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang penanggulangan bencana
daerah;
iv. Pengendalian dan pembinaan teknis di bidang penanggulangan bencana
daerah;
v. Penyelenggaraan perijinan dibidang penanggulangan bencana;
vi. Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang penanggulangan
bencana daerah;
vii. Pelaksanaan tugas lain di bidang penanggulangan bencana yang
diberikan Walikota.
B
12
b) Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekretariat
Tugas Pokok Kepala Sekretariat adalah merumuskan kebijakan teknis,
fasilitasi, koordinasi, monitoring dan evaluasi di bidang kesekretariatan.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sekretariat mempunyai
fungsi:
i. Perumusan kebijakan dibidang kesekretariatan;
ii. Perumusan program kerja di bidang kesekretariatan;
iii. Penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan tugas di bidang
kesekretariatan;
iv. Monitoring dan evaluasi kebijakan di bidang kesekretariatan;
v. Pembinaan teknis di bidang kesekretariatan;
vi. Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang kesekretariatan;
vii. Pengelolaan administrasi kesekretariatan;
viii. Pelaksanaan tugas lain di bidang kesekretariatan yang diberikan oleh
Kepala Pelaksana Badan.
c) Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Tugas Pokok Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah mengolah
dan menyusun bahan perumusan kebijakan, melaksanakan kegiatan dan
menyusun laporan di bidang Umum dan Kepegawaian. Untuk melaksanakan
tugas pokok tersebut Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
mempunyai fungsi yaitu:
i. Pengolahan dan penyusunan bahan perumusan kebijakan di bidang
umum dan kepegawaian;
ii. Penyusunan rencana kerja di bidang umum dan kepegawaian;
iii. Penyelenggaraan kegiatan di bidang umum dan kepegawaian
berdasarkan rencana kerja yang telah ditetapkan;
iv. Penyusunan bahan laporan pelaksanaan tugas di bidang umum dan
kepegawaian;
13
v. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi di bidang umum dan
kepegawaian;
vi. Pelaksanaan tugas lain di bidang umum dan kepegawaian yang
diberikan oleh Kepala Sekretariat.
d) Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
Tugas Pokok Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan adalah
mengolah dan menyusun bahan perumusan kebijakan, melaksanakan kegiatan
dan menyusun laporan di bidang Perencanaan dan Keuangan. Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bagian Perencanaan dan
Keuangan mempunyai fungsi yaitu:
i. Pengolahan dan penyusunan bahan perumusan kebijakan di bidang
perencanaan dan keuangan;
ii. Penyusunan rencana kerja di bidang perencanaan dan keuangan;
iii. Penyelenggaraan kegiatan di bidang perencanaan dan keuangan
berdasarkan rencana kerja yang telah ditetapkan;
iv. Penyusunan bahan laporan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan
dan keuangan;
v. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi di bidang perencanaan dan
keuangan;
vi. Pelaksanaan tugas lain di bidang perencanaan dan keuangan yang
diberikan oleh Kepala Sekretariat.
e) Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Bidang Penanggulangan Bencana
Tugas Pokok Kepala Bidang Penanggulangan Bencana adalah menyiapkan
bahan dan merumuskan kebijakan, pemberian dukungan, pembinaan teknis,
pelaporan dan evaluasi di bidang penanggulangan bencana. Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Bidang Penanggulangan Bencana
mempunyai fungsi yaitu:
i. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang
penanggulangan bencana;
ii. Perumusan rencana kerja di bidang penanggulangan bencana;
14
iii. Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang penanggulangan bencana;
iv. Penyelenggaraan kegiatan pemberian dukungan di bidang
penanggulangan bencana;
v. Penyiapan bahan laporan pelaksanaan tugas di bidang penanggulangan
bencana;
vi. Penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang penanggulangan
bencana;
vii. Pelaksanaan tugas lain di bidang penanggulangan bencana yang
diberikan oleh Kepala Pelaksana Badan.
f) Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Tugas Pokok Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan adalah mengolah
dan menyusun bahan perumusan kebijakan, melaksanakan kegiatan dan
menyusun laporan di bidang pencegahan dan kesiapsiagaan. Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Seksi Pencegahan dan
Kesiapsiagaan mempunyai fungsi yaitu:
i. Pengolahan dan penyusunan bahan perumusan kebijakan di bidang
pencegahan dan kesiapsiagaan;
ii. Penyusunan rencana kerja di bidang pencegahan dan kesiapsiagaan;
iii. Penyelenggaraan kegiatan di bidang pencegahan dan kesiapsiagaan;
iv. Penyusunan bahan laporan pelaksanaan tugas di bidang pencegahan dan
kesiapsiagaan;
v. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang pencegahan dan
kesiapsiagaan;
vi. Pelaksanaan tugas lain di bidang pencegahan dan kesiapsiagaan yang
diberikan oleh Kepala Bidang.
g) Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik
Tugas Pokok Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik adalah mengolah dan
menyusun bahan perumusan kebijakan, melaksanakan kegiatan dan
menyusun laporan di bidang kedaruratan dan logistik.
15
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Seksi Kedaruratan dan
Logistik mempunyai fungsi yaitu:
i. Pengolahan dan penyusunan bahan perumusan kebijakan di bidang
kedaruratan dan logistik;
ii. Penyusunan rencana kerja di bidang kedaruratan dan logistik;
iii. Penyelenggaraan kegiatan di bidang kedaruratan dan logistik;
iv. Penyusunan bahan laporan pelaksanaan tugas di bidang kedaruratan dan
logistik;
v. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang kedaruratan dan
logistik;
vi. Pelaksanaan tugas lain di bidang kedaruratan dan logistik yang
diberikan oleh Kepala Bidang.
Susunan Organisasi BPBD Kota Pontianak berdasarkan Peraturan
Walikota Pontianak Nomor 78 Tahun 2016 terdiri atas:
a. Kepala Pelaksana;
b. Kepala Sekretariat;
i. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
ii. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan;
c. Kepala Bidang Penanggulangan Bencana;
i. Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan;
ii. Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik;
d. Kepala Unit Pelaksana TeknisBadan Daerah; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu.
Bagan Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kota Pontianak adalah sebagai berikut :
16
Gambar 2.1
STRUKTUR ORGANISASI
BPBD KOTA PONTIANAK
K E P A L A
SEKRETARIS DAERAH
UNSUR PENGARAH
KEPALA PELAKSANA
KEPALA
SEKRETARIAT
KABID
PENANGGULANGAN
BENCANA
KASI PENCEGAHAN
DAN
KESIAPSIAGAAN
KASI
KEDARURATAN
DAN LOGISTIK
KASUBBAG UMUM
DAN APARATUR
KASUBBAG PERENCANAAN DAN KEUANGAN
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
17
2.2. Sumber Daya BPBD Kota Pontianak
Agar terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas yang baik dalam
perencanaan pembangunan, maka Rencana Strategis Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Pontianak disusun dengan berpedoman pada RPJM Kota
Pontianak sehingga dapat dijadikan pedoman dalam menyusun Rencana Kerja
Tahunan.
Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, BPBD Kota
Pontianak memerlukan berbagai sumber daya, baik sumber daya manusia, sumber
daya berupa sarana dan prasarana serta sumber daya keuangan. Sebagai OPD
yang masih sangat muda, BPBD Kota Pontianak masih memerlukan Personil
Kepegawaian serta perlengkapan sarana dan prasarana secara cukup dan memadai
dalam rangka menunjang kelancaran tugas pokok dan fungsinya. Adapun kondisi
SDM yang tersedia saat ini yaitu:
1. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia dalam hal ini Sumber Daya Aparatur Pemerintah
yang ada dalam suatu organisasi atau unit kerja merupakan faktor utama dalam
rangka menggerakkan sebuah organisasi. Ketersediaan sumber daya aparatur baik
secara kuantitatif maupun kualitatif amat menentukan tingkat kinerja suatu
organisasi. Adapun keadaan jumlah personil / pegawai Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Pontianak hingga saat ini berjumlah 22 orang terdiri dari:
- Golongan IV = 4 orang
- Golongan III = 14 orang
- Golongan II = 4 orang
a. Spesifikasi PNS berdasarkan Jabatan (Eselonering) :
No. Jabatan (Eselonering) Jumlah
1. Eselon IIa 1 orang
2. Eselon IIIa -
3. Eselon IIIb 2 orang
4. Eselon Iva 4 orang
5. Staf (Non Eselon) 15 orang
Jumlah seluruhnya 22 orang
18
b. Spesifikasi PNS berdasarkan Pangkat/Gol.Ruang dan Tingkat Pendidikan :
No Pangkat/Gol.Ruang Jumlah PNS
Jum S2 S1 DIII SLTA SLTP SD
1. Pembina Utama Muda
(IV/c)
- 1 - - - - 1
2. Pembina Tk.I (IV/b) - - - - - - -
3. Pembina (IV/a) 2 1 - - - - 3
4. Penata Tk.I (III/d) 1 3 - - - - 4
5. Penata (III/c) 1 1 - - - - 2
6. Penata Muda Tk.I (III/b) 1 5 - - - - 6
7. Penata Muda (III/a) - 1 1 - - - 2
8. Pengatur Tk.I (II/d) - - 1 - - - 1
9. Pengatur (II/c) - - - 1 - - 1
10. Pengatur Muda Tk.I
(II/b)
- - - 1 - - 1
11. Pengatur Muda (II/a) - 1 - - - - 1
Jumlah 5 13 2 2 0 0 22
c. Spesifikasi PNS berdasarkan Jenis Kelamin :
No Pangkat/Gol.Ruang Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
1. Pembina Utama Muda (IV/c) 1 - 1
2. Pembina Tk.I (IV/b) - - -
3. Pembina (IV/a) 3 - 3
4. Penata Tk.I (III/d) 3 1 4
5. Penata (III/c) - 2 2
6. Penata Muda Tk.I (III/b) 3 3 6
7. Penata Muda (III/a) - 2 2
8. Pengatur Tk.I (II/d) 1 - 1
9. Pengatur (II/c) 1 - 1
10. Pengatur Muda Tk.I (II/b) 1 - 1
11. Pengatur Muda (II/a) 1 - 1
Jumlah 14 8 22
19
2. Sarana dan Prasarana
Dilihat dari kelengkapan sarana dan prasarana saat ini dirasakan belum
memadai dan masih sangat minim. Adapun kondisi sarana dan prasarana yang ada
saat ini meliputi :
a. Gedung Kantor
Sejak Januari 2015 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak
menempati bangunan eks Kantor Penerangan di Jl. Letjen Sutoyo No. 71
Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan.
b. Kendaraan
Kendaraan yang tersedia sesuai dengan fungsinya, yaitu :
1) Mobil operasional Kepala Pelaksana jenis mini bus tahun 2007 sejumlah 1 unit
dalam kondisi baik;
2) Mobil operasional lapangan (mobil komando), jenis pickup double cabin tahun
2007, dalam kondisi baik;
3) Sepeda motor operasional sekretariat sejumlah 1 unit dalam kondisi baik
c. Inventaris dan Peralatan Kantor
Inventaris dan peralatan kantor yang dimiliki terdiri dari meubelair, peralatan
komputer serta peralatan kantor lainnya yang diperoleh dari pengadaan anggaran
rutin ABPD Kota Pontianak.
3. Sumber Daya Keuangan
Salah satu sumber daya yang amat mendukung jalannya suatu organisasi
adalah ketersediaan sumber daya keuangan yang dimiliki. Untuk tahun 2017,
jumlah anggarannya adalah Rp. 4.015.063.800,- (Empat Milyar Lima Belas Juta
Enam Puluh Tiga Ribu Delapan Ratus Rupiah) terdiri dari :
• Belanja Langsung = Rp. 1.857.199.000,- (Satu Milyar Delapan
Ratus Lima Puluh Tujuh Juta Seratus
Sembilan Puluh Sembilan Ribu Rupiah)
• Belanja Tak Langsung = Rp. 2.157.864.800,- (Dua Milyar Seratus
Lima Puluh Tujuh Juta Delapan Ratus
Enam Puluh Empat Ribu Delapan Ratus
Rupiah)
20
2.3. Kinerja Pelayanan BPBD Kota Pontianak
Setiap organisasi memerlukan suatu alat pengukuran yang bersifat
strategis, komprehensif dan seimbang untuk mendorong perbaikan secara
berkesinambungan. Pengembangan dan pengukuran kinerja yang tepat
mengharuskan berbagai perspektif penting dapat dicakup sehingga dalam proses
pengambilan keputusan untuk perbaikan kinerja tidak terjadi salah arah. Untuk
menilai kinerja BPBD Kota Pontianak dapat dilihat dari Pengukuran Kinerja dan
melalui Akuntabilitas Keuangan pada tahun sebelumnya.
(a). Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi
pemerintah. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang
sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang
berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak.
Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan
kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses
penyusunan kebijakan/program/kegiatan yang dianggap penting dan
berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan. Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Pontianak melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat
dijadikan sebagai hasil dari suatu penilaian yang sistematik berdasar pada
kelompok indikator sesuai peran dan fungsi instansi teknis dibidang
Kebencanaan.
Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah
dicapai pada tahun 2016 yang membandingkan antara target dan realisasi
pada indikator sasaran adalah sebagai berikut :
21
Table 2.1
Pengukuran Kinerja BPBD Kota Pontianak Tahun 2016
Sasaran Indikator Sasaran Capaian
2015
Target
2016
Realisasi
2016
Meningkatnya kreatifitas,
produktivitas dan profesionalisme
aparatur dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana
Peningkatan jumlah aparatur yang mendapatkan
pelatihan
88% 80% 88%
Meningkatkan kesiagaan dan
pencegahan bencana dan bahaya
kebakaran.
- Persentase peningkatan tingkat waktu tanggap
(response time rate) daerah layanan wilayah
manajemen kebakaran (WMK)
- Persentase kejadian bencana yang berhasil
ditanggulangi
92,50%
100%
80%
100%
95,60%
100%
Meningkatnya pelayanan
penanganan dan penanggulangan
bencana yang berkualitas dan
profesional.
Persentase terdatanya peristiwa bencana dan
terpenuhinya kebutuhan dasar korban bencana
berdasarkan assessment
100% 100% 100%
Dari tabel pengukuran kinerja di atas dapat dijelaskan hasil capaian
indikator sasaran BPBD Kota Pontianak untuk tahun 2016 sebagai berikut :
a. Jumlah aparatur yang mendapatkan pelatihan.
Dari keseluruhan pasukan pemadam kebakaran yang dimiliki oleh BPBD
Kota Pontianak, terdapat 25 orang Satgas Damkar, dan 22 orang (88%) telah
mengikuti pendidikan dan pelatihan serta memiliki sertifikat sesuai standar
kualifikasi. Jumlah capaian 88% pada tahun ini sama dengan tahun 2015,
yaitu sebesar 88%, artinya pada tahun 2016 tidak ada penambahan pasukan
damkar yang memiliki sertifikasi sesuai standar kualifikasi, karena sepanjang
tahun 2016 tidak ada pasukan Damkar yang mengikuti pendidikan dan
pelatihan khusus dibidang kebakaran dan mendapatkan sertifikasi. Hal ini
disebabkan karena 2 (dua) faktor, yaitu dikarenakan pasukan Damkar yang
belum mengikuti pendidikan dan pelatihan pemadam kebakaran tersebut
sudah mendekati usia pensiun. Selain itu adanya tambahan pasukan Damkar
ditahun 2016 sudah melewati jadwal pelaksanaan Diklat tahun 2016.
Khusus untuk Tim Reaksi Cepat, BPBD Kota Pontianak memiliki 15 Anggota
TRC yang dibentuk melalui SK Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kota Pontianak No. 12 Tahun 2016, dan 30 orang relawan PB yang
selalu siap dalam menanggulangi bencana. BPBD Kota Pontianak juga
22
didukung oleh sekitar 1700 relawan Damkar dari berbagai yayasan maupun
bentukan masyarakat yang dapat dikerahkan apabila terjadi bencana kebakaran.
b. Persentase kejadian bencana yang berhasil ditanggulangi.
Sepanjang tahun 2016, terdapat 133 kejadian bencana yang terjadi di
wilayah Kota Pontianak, yang terdiri dari bencana kebakaran sebanyak
126 kejadian, dan 7 bencana puting beliung. Dari 133 kejadian bencana
tersebut, semuanya berhasil ditanggulangi (100%) oleh BPBD Kota
Pontianak, melalui pengerahan semua sumber daya yang dimiliki, maupun
dengan partisipasi dari berbagai pihak, termasuk relawan damkar maupun
relawan PB (Penanggulangan Bencana).
c. Persentase terdatanya peristiwa bencana dan terpenuhinya kebutuhan dasar
korban bencana berdasarkan assessment.
Untuk mengetahui tingkat capaian kegiatan terdatanya peristiwa bencana
dan terpenuhinya kebutuhan dasar korban bencana, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.2
Rekap Kegiatan Tanggap Darurat
Jumlah kejadian
bencana selama
2016
Jumlah hasil assessment
(taksiran) korban yang
layak mendapatkan
bantuan dasar
Jumlah yang
mendapatkan
bantuan
Prosentase
133 kejadian
27 kejadian
27 kejadian
100 %
Dari seluruh kejadian bencana yang terjadi disepanjang tahun 2016 di
wilayah Kota Pontianak (133 total kejadian bencana), hanya 27 kejadian
bencana (20,30% kejadian) yang berhak mendapatkan bantuan dasar. Hal
ini disebabkan karena berdasarkan hasil taksiran (assessment), hanya 27
kejadian bencana tersebut yang layak mendapatkan bantuan berupa
kebutuhan dasar, baik berupa makanan siap saji, bantuan bahan makanan,
sandang, maupun bantuan berupa bahan bangunan. Sementara selebihnya
yakni sebesar 79,70% dinyatakan tidak berhak mendapatkan bantuan
dikarenakan tergolong masyarakat mampu ataupun sudah ditanggung oleh
pihak asuransi. Dari hasil assessment tersebut BPBD Kota Pontianak
memberikan bantuan kepada sekitar 195 kepala keluarga dari 27 kejadian
23
bencana, baik bencana kebakaran maupun bencana puting beliung, bantuan
kepada 2 pondok pesantren, dan bantuan material kepada 2 masjid di
wilayah Kota Pontianak. Ini berarti bahwa dalam melakuan kegiatan
tanggap darurat, BPBD Kota Pontianak telah memberikan bantuan
kebutuhan dasar kepada korban bencana dari 27 kejadian bencana
berdasarkan hasil assessment sejumlah 27 kejadian bencana, atau dengan
kata lain tingkat capaian persentase terdatanya peristiwa bencana dan
terpenuhinya kebutuhan dasar korban bencana bersadarkan assessment
adalah sebesar 100% dari target kinerja sebesar 100%.
d. Persentase peningkatan tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah
layanan wilayah manajemen kebakaran (WMK)
Sepanjang tahun 2016, terdapat 126 kejadian bencana kebakaran yang
terjadi di wilayah manajemen kebakaran (WMK). Dari 126 kejadian
kebakaran tersebut, hanya 6 kejadian kebakaran (4,40%) yang tidak
memenuhi waktu tanggap kebakaran (response time rate), sedangkan
selebihnya yaitu 120 kejadian kebakaran (95,60/%) berhasil memenuhi
tingkat waktu tanggap. Adapun penyebab tidak terpenuhinya waktu
tanggap kebakaran sebanyak 6 kejadian kebakaran tersebut, dikarenakan
kejadian kebakaran berada cukup jauh dari pusat kota, yaitu 5 kejadian
kebakaran terjadi di wilayah Kecamatan Pontianak Utara, dan 1 kejadian
kebakaran terjadi di wilayah Kecamatan Pontianak Timur. Untuk
mencapai lokasi di dua wilayah kecamatan tersebut, pasukan Damkar
BPBD Kota Pontianak harus melewati jembatan yang menghubungkan
antara dua wilayah yang dipisahkan oleh Sungai Kapuas 1 dan Sungai
Landak, dimana kondisi lalu lintas diatas jembatan tersebut seringkali
dalam keadaan ramai (macet), sehingga waktu tempuh dari posko
pemadam kebakaran ke lokasi terjadinya kebakaran yang harusnya bisa
dicapai dalam waktu 15 menit menjadi lebih lama.
(b). Akuntabilitas Keuangan
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pontianak Tahun Anggaran 2016, alokasi dana
untuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak adalah sebagai
berikut:
24
Tabel 2.3
Alokasi Anggaran Tahun 2016
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak
No Uraian Jumlah
1 Pendapatan Asli Daerah Rp. 7.200.000,-
Retribusi pemeriksaan Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
Rp. 7.200.000,-
2 Belanja Daerah Rp. 6.853.339.040,-
a. Belanja Tidak Langsung Rp. 3.874.590.640,-
b. Belanja Langsung Rp. 2.976.838.400,-
Dari total belanja langsung sebesar Rp. 2.976.838.400,- terealisasi
sebesar Rp.2.587.221.816,- yang dilaksanakan melalui 11 program dan 31
kegiatan. Rata – rata capaian kinerja sebesar 90,30 % yang masuk dalam
kategori sangat tinggi. Dari 11 program tersebut 6 program merupakan
program rutin dengan 18 kegiatan.
Rekapitulasi program dan kegiatan rutin Badan penanggulangan
Bencana Daerah Kota Pontianak dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.4
Rekapitulasi Program Umum Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak
Tahun Angaran 2016
NO Program Dan Kegiatan Alokasi
Anggaran Realisasi *) (%)
1 2 3 4 5
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 679.269.680 584.009.153 85,98
1.1 Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air
dan Listrik 102.575.000 91.551.213 79,50
1.2 Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan
Kantor 98.405.000 97.340.000 98,92
1.3 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 3.000.000 2.445 81,50
1.4 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 77.806.280 69.532.020 89,37
1.5 Penyediaan Alat Tulis Kantor 68.965,000 68.962.520 100
1.6 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 68,218,400 66.603.000 97.63
1.7 Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 6,000,000 5.964.550 99,41
25
NO Program Dan Kegiatan Alokasi
Anggaran Realisasi *) (%)
1 2 3 4 5
1.8 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan
Perundang-undangan 10,000,000 4.730.000 47.30
1.9 Penyediaan Makanan dan Minuman 71.000,000 54.411.000 76,84
1.10 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar
Daerah 93.000.000 92.146.850 99,08
1.11 Penyediaan Jasa Teknis Administrasi Perkantoran 80.300.000 40.323.000 50,22
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur 408.000.000 368.059.325 90,21
2.1 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 7.000.000 6.913.000 98,76
2.2 Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas /
Operasional 388.000.000 348.153.925 89,73
2.3 Pemeliharaan Rutin / Berkala Peralatan Gedung
Kantor 13.000.000 12.992.400 99,94
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 78.165.000 77.165.000 98,72
3.1 Pengadaan Pakaian Dinas Beserta
Perlengkapannya 78.165.000 77.165.000 98,72
4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Aparatur 14.200.000 4.543.500 32,00
4.1 Pendidikan dan Pelatihan Formal 14.200.000 4.543.500 32,00
5 Program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 24.353.000 23.201.000 95,27
5.1 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja (LAKIP,
LPPD, SPIP, PKK) 24.353.000 23.201.000 95,27
6 Program Pengembangan Data dan Informasi 15.800.000 15.750.000 99,68
6.1 Pengelolaan Website 15.800.000 15.750.000 99,68
JUMLAH 1.219.787.680 1.072.727.978 87,94
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa alokasi anggaran untuk
program rutin sebesar Rp. 1.219.787.680,- dengan realisasi mencapai 87,94 %
atau Rp. 1.072.727.978,-. Rincian program dan kegiatan yang mendukung
pelaksanaan rencana kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota
Pontianak ini dapat dilihat pada uraian berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program ini dilaksanakan melalui 11 (sebelas) kegiatan dengan alokasi
dana yang dianggarkan sebesar Rp.679.269.680,- terealisasi sebesar
Rp.584.009.153,- atau 85,98 %. Rincian kegiatan yang mendukung
pelaksanaan program ini sebagai berikut :
1.1 Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber daya Air dan Listrik
26
Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk menciptakan
kelancaran pelaksanaan operasional kantor sehari-hari. Keluaran
kegiatan ini adalah tersedianya tagihan rekening telephone, air,
listrik dan internet selama 12 bulan.
1.2 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Kegiatan ini bertujuan agar tersedia sarana dan prasarana yang
dapat mendukung operasional kantor sehari-hari. Output atau
keluaran kegiatan ini adalah tersedianya peralatan dan
perlengkapan kantor seperti mesin steam, tangga aluminium, meja
piket, kursi kerja, kursi ruang tunggu, meja ruang tunggu, kursi
rapat, sofa, lemari arsip, dan filling kabinet.
1.3 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Kegiatan ini bertujuan agar lingkungan kantor tetap nyaman sebagai
tempat kerja. Output atau keluaran kegiatan ini adalah terlaksananya
belanja peralatan kebersihan, serta jasa cleaning service selama 12
bulan.
1.4 Penyediaan Alat Tulis Kantor
Kegiatan ini bertujuan agar tersedia alat tulis kantor yang dapat
membantu kelancaran kegiatan operasional kantor sehari-hari.
Output atau keluaran kegiatan ini adalah terpenuhinya pelayanan
untuk administrasi kantor selama 12 bulan.
1.5 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
Output atau keluaran kegiatan ini adalah tersedianya barang
cetakan dan penggandaan berupa penjilidan dokumen, fotocopy,
pencetakan kop surat, amplop, blanko SPPD, dan barang cetak
lainnya.
1.6 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan
Kantor
Output atau keluaran kegiatan ini adalah terciptanya penerangan
kantor yang memadai selama 12 bulan.
1.7 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang – undangan
Output atau keluaran kegiatan ini adalah tersedianya langganan
media massa selama 12 bulan dan buku bacaan, baik buku bacaan
umum maupun buku peraturan perundang-undangan.
27
1.8 Penyediaan Makanan dan Minuman
Output atau keluaran kegiatan ini adalah tersedianya uang makan,
minum, makan rapat, tamu, lembur dan penambah daya tahan
tubuh selama 12 bulan.
1.9 Rapat – rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam dan Luar Daerah
Output atau keluaran kegiatan ini adalah peningkatan sinkronisasi
dan koordinasi antara pemerintah daerah dan pusat selama 12 bulan.
1.10 Penyediaan Jasa Tekhnis Administrasi Perkantoran
Kegiatan ini bertujuan agar kegiatan operasional kantor berjalan
dengan lancar. Output atau keluaran kegiatan ini adalah
tersedianya honor pengelola keuangan selama 12 bulan.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program ini dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 408.000.000,-. Dengan realisasi mencapai 90.21 %
atau Rp. 368.059.325,-. Rincian kegiatan yang mendukung pelaksanaan
program ini adalah sebagai berikut :
2.1 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
Keluaran kegiatan ini adalah tersedianya peralatan gedung kantor
berupa pengadaan mesin absen (finger print) dalam upaya
peningkatan disiplin aparatur.
2.2 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
Kegiatan ini bertujuan agar kendaraan operasional selalu dalam
kondisi prima dalam mendukung pelayanan yang diberikan oleh
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak. Output
atau keluaran kegiatan ini adalah terbayarnya belanja service,
penggantian suku cadang, BBM/Gas dan pelumas, belanja surat
tanda nomor kendaraan, penggandaan. Adapun jumlah kendaraan
dinas Badan Penanggulanan Bencana Daerah Kota Pontianak terdiri
dari 1 unit mobil dinas Kepala Badan, mobil operasional Pemadam
Kebakaran jenis pick up double cabin sejumlah 1 unit, mobil
operasional Pemadam Kebakaran jenis pick up bermuatan sejumlah
2 unit, mobil operasional Pemadam Kebakaran jenis tangki air
sejumlah 2 unit, mobil Rescue 1 unit, motor TRC 2 unit, serta sepeda
motor operasional pemadam kebakaran sejumlah 2 unit.
28
2.3 Pemeliharaan Rutin / Berkala Peralatan Gedung Kantor
Kegiatan ini bertujuan agar peralatan gedung kantor selalu dalam
kondisi prima untuk mendukung pelayanan yang diberikan oleh Badan
Penanggulangan Bencana Daerah. Output atau keluaran kegiatan ini
adalah terawatnya peralatan gedung kantor selama 12 bulan.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Program ini dilaksanakan melalui 1 kegiatan dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 78.165.000,- terealisasi sebesar 98,72 % atau Rp.
77.165.000,-. Kegiatan yang mendukung program ini yaitu :
3.1 Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
Kegiatan ini bertujuan agar terjadi keseragaman dan kenyamanan
diantara personil yang ada di Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kota Pontianak. Output atau keluaran kegiatan ini adalah
terpenuhinya Pakaian Dinas Harian (PDH), Pakaian Dinas
Upacara (PDU) Pemadam Kebakaran, PDL Pasukan Pemadam
Kebakaran dan kelengkapannya, pakaian petugas cleaning service
dan pakaian olahraga (pelatihan).
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program ini dilaksanakan melalui 1 (satu) kegiatan dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 14.200.000,- . Realisasi anggaran mencapai 32,00
% atau Rp. 4.543.500,-. Rincian kegiatan yang mendukung pelaksanaan
program ini sebagai berikut:
4.1 Pendidikan dan Pelatihan Formal
Kegiatan ini bertujuan agar sumber daya manusia yang ada di
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak memiliki
peningkatan kualitas yang berdampak pada semakin baiknya
dalam melaksanakan tugas dan fungsi. Output atau keluaran
kegiatan ini adalah terlaksananya kursus/bimtek/diklat.
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
Program ini dilaksanakan melalui 1 kegiatan dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 24.353.000,-. Dengan realisasi anggaran mencapai 95,27 % atau Rp.
23.201.000,-. Kegiatan yang mendukung pelaksanaan program ini yaitu:
29
5.1 Penyusunan laporan Capaian Kinerja (LAKIP, LPPD, SPIP,
PKK)
Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi capaian kinerja yang
telah dilaksanakan oleh BPBD Kota Pontianak sebagai bahan bagi
pimpinan dalam mengambil kebijakan berikutnya. Output atau
keluaran kegiatan ini adalah tersusunnya laporan LAKIP, LPPD,
SPIP dan PKK.
6. Program Pengembangan Data dan Informasi
Program ini dilaksanakan melalui 1 (satu) kegiatan dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 15.800.000,- Realisasi anggaran mencapai 99,68 %
atau sebesar Rp.15.750.000,-. Kegiatan yang mendukung pelaksanaan
kegiatan ini adalah :
6.1 Pengelolaan Website
Output atau keluaran kegiatan ini adalah terkelolanya website
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak. Dengan
alamat website http://bpbd.pontianakkota.go.id.
Selain program rutin, program pembangunan yang dilaksanakan
oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak untuk Tahun
Anggaran 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.5
Rekapitulasi Program Pembangunan Urusan Penanggulangan Bencana
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak
Tahun Angaran 2016
NO Program Dan Kegiatan Target Realisasi (%)
1 2 3 4 5
1 Program Peningkatan Kesiagaan Dan
Pencegahan Bahaya Kebakaran 734.025.000 722.937.660 98,49
1.1 Peningkatan pelayanan penanggulangan bahaya
kebakaran 576.000.000 565.397.000 98,16
1.2 Rapat Koordinasi Pemadam Kebakaran se-Kota
Pontianak 24.225.000 24.209.000 99,93
1.3 Pelatihan Pemadam Kebakaran seKota
Pontianak 133.800.000 133.331.660 99,65
2 Program Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan Penanggulangan Bencana 36.200.000 36.200.000 100
2.1 Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Petugas
Penanggulangan Bencana 34.370.000 34.370.000 100
30
2.2
Penunjang Pengadaan Peralatan dan
Perlengkapan Petugas Penanggulangan
Bencana
1.830.000 1.830.000 100
3 Program Penanganan Tanggap Darurat
Penanggulangan Bencana 368.000.000 295.039.278 80,61
3.1 Penanganan Tanggap Darurat 368.000.000 295.039.278 80,61
4 Program Peningkatan Sarana Dan
Prasarana Kebakaran 185.840.000 184.786.900 99,43
4.1 Pengadaan Peralatan Pemadam 173.630.000 173.297.000 99,81
4.2 Penunjang Pengadaan Peralatan Pemadam 2.210.000 2.208.000 99,91
4.3 Pemeliharaan Peralatan Pemadam 10.000.000 9.281.900 92.82
5 Program pencegahan dini dan
penanggulangan korban bencana alam 323.232.500 275.530.000 85,24
5.1 Sosialisasi Penanggulangan bencana 66.142.500 59.105.000 89,36
5.2 POSKO Kesiapsiagaan Penanggulangan
Bencana 105.000.000 83.889.000 79,89
5.3 Pelatihan Rutin Tim Reaksi Cepat (TRC) dan
Relawan Penanggulangan Bencana 120.000.000 110.510.000 92,09
5.4 Pengawasan/ Peringatan Dini Kebakaran Lahan 32.090.000 22.026.000 68,64
JUMLAH 1.647.297.500,- 1.514.493.838,- 91,94
Dari tabel diatas diketahui bahwa alokasi anggaran untuk
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Pontianak sebesar Rp. 1.647.297.500,- dengan realisasi
mencapai 91,94 % atau Rp. 1.514.493.838,- . Jumlah program dan kegiatan
yang mendukung program pembangunan urusan ini sebanyak 5 (lima)
program dan 13 (tiga belas) kegiatan.
Rincian pelaksanaan program kegiatan pembangunan dapat dilihat
pada uraian berikut :
1. Program Peningkatan Kesiagaan Dan Pencegahan Bahaya
Kebakaran
Program ini dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 734.025.000,- realisasi mencapai 98,49 % atau
Rp. 722.937.660,-. Kegiatan yang mendukung pelaksanaan program ini
sebagai berikut :
1.1 Peningkatan Pelayanan Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Output atau keluaran kegiatan ini adalah terbayarnya piket
petugas pemadam kebakaran, tindakan pemadaman dan
31
penarikan kesejahteraan petugas pemadam kebakaran selama
365 hari.
1.2 Rapat Koordinasi Pemadam Kebakaran se-Kota Pontianak
Output atau keluaran kegiatan ini adalah terlaksananya rapat
koordinasi dan rangkaian kegiatan peringatan
HARDAMKARNAS.
1.3 Pelatihan Pemadam Kebakaran se-Kota Pontianak
Output atau keluaran kegiatan ini adalah terpenuhinya pelatihan
dasar pemadaman kebakaran. Pelatihan diberikan kepada para
relawan pemadam kebakaran dengan jumlah peserta sebanyak
70 orang selama 5 hari.
2. Program Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Penanggulangan
Bencana
Program ini dilaksanakan melalui 2 (dua) kegiatan dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 36.200.000,-, dan realisasi anggaran mencapai
100%.
Kegiatan yang mendukung pelaksanaan program ini sebagai berikut:
2.1 Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Petugas Penanggulangan
Bencana
Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk menunjang
tupoksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota
Pontianak. Output atau keluaran kegiatan ini adalah tersedianya
hand pallet, carabiner, figur eight, camantel dynamic, webbing
full body hermes, helm, tali kuralon, carry bag, sarung tangan
kulit dan lift jacket.
2.2 Penunjang Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Petugas
Penanggulangan Bencana
Kegiatan ini bertujuan agar pengadaan peralatan dan
perlengkapan petugas penanggulangan bencana dapat berjalan
lancar dan sesuai aturan.
3. Program Penanganan Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana
Program ini dilaksanakan melalui 1 (satu) kegiatan dengan alokasi
anggaran sebesar 368.000.000,- Dengan realisasi mencapai 80,61 %
atau Rp. 295.039.278,-.
32
Kegiatan yang mendukung pelaksanaan program ini yaitu :
3.1 Penanganan Tanggap Darurat
Output atau keluaran kegiatan ini adalah terdatanya peristiwa
bencana dan terpenuhinya kebutuhan dasar korban bencana.
Tahun 2016 jumlah bencana yang terjadi sebanyak 133 kejadian
bencana dengan bantuan yang disalurkan berupa kebutuhan
dasar (makanan siap saji), bantuan logistik dan bantuan bahan
bangunan.
4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebakaran
Program ini dilaksanakan melalui 2 (dua) kegiatan dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 185.840.000,-. Realisasi anggaran mencapai
99,43 % atau Rp. 184.786.900. Kegiatan yang mendukung pelaksanaan
program ini yaitu :
4.1 Pengadaan Peralatan Pemadam
Output atau keluaran kegiatan ini adalah tersedianya peralatan
pemadam seperti selang penghantar uk. 2,5x20 m, Selang
penghantar uk. 1,5x20 m, alat pemadam api ringan (APAR),
sepatu boot pemadam, senter pemadam, rompi pemadam dan
pesawat HT.
4.2 Pemeliharaan Peralatan Pemadam
Output atau keluaran kegiatan ini adalah terpeliharanya
peralatan pemadam kebakaran. Peralatan pemadam yang
dipelihara antara lain pengisian tabung pemadam kebakaran,
pengisian tabung gas, belanja pemeliharaan alat-alat komunikasi
(HT).
5. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana
Alam
Program ini dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan dengan alokasi
anggaran sebesar 323.232.500,-. Realisasi anggaran mencapai 85,24 %
atau Rp. 275.530.000,-.
Kegiatan yang mendukung program ini sebagai berikut :
5.1 Sosialisasi Penanggulangan Bencana
Output atau keluaran kegiatan ini adalah terselenggaranya
sosialisasi kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam
33
menghadapi bencana yang dilaksanakan sebanyak 6 kali, di 6
kelurahan di 6 kecamatan di Kota Pontianak.
5.2 Posko Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
Output atau keluaran kegiatan ini adalah peningkatan
kesejahteraan petugas piket Tim Reaksi Cepat. Kegiatan ini
merupakan kegiatan piket kesiapsiagaan dalam menanggulangi
bencana yang melibatkan seluruh anggota Tim Reaksi Cepat.
Jumlah petugas piket setiap harinya adalah sebanyak 4 orang
selama 7 hari dalam seminggu.
5.3 Pelatihan Rutin Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Relawan
Penanggulangan Bencana
Output atau keluaran kegiatan ini adalah terselenggaranya
latihan rutin TRC (Tim Reaksi Cepat) dan relawan
penanggulangan bencana. Pelatihan rutin ini dilakukan sebanyak
8 kali dalam setahun dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang.
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BPBD Kota
Pontianak
a. Kinerja Pelayanan OPD
BPBD merupakan unsur pendukung tugas Walikota dalam
penyelenggaran Pemerintahan Daerah di bidang penanggulangan bencana. Untuk
menjamin terselenggaranya tugas di Bidang Penanggulangan Bencana tersebut,
dibuatlah Perjanjian Kinerja (PK) yang berisi suatu tekad atau janji Kepala
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) selaku pengguna anggaran, yang menyatakan
kesanggupan kepada kepala daerah untuk mewujudkan suatu target kerja tertentu
yang telah ditetapkan melalui Indikator Kinerja Utama (IKU). Adapun Indikator
Kinerja Utama yang telah ditetapkan untuk tahun 2016 beserta tingkat
pencapaiannya dapat dilihat pada tabel berikut :
34
Tabel 2.6
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KOTA PONTIANAK
Sasaran Indikator Sasaran Capaian
2015 Target
2016
Realisasi
2016
Meningkatkan kesiagaan dan
pencegahan bencana dan bahaya
kebakaran.
- Persentase peningkatan tingkat waktu tanggap
(response time rate) daerah layanan wilayah
manajemen kebakaran (WMK)
- Persentase kejadian bencana yang berhasil
ditanggulangi
92,50%
100%
80%
100%
95,60%
100%
Meningkatnya pelayanan
penanganan dan penanggulangan
bencana yang berkualitas dan
profesional.
Persentase terdatanya peristiwa bencana dan
terpenuhinya kebutuhan dasar korban bencana
berdasarkan assessment
100% 100% 100%
Dari tabel perjanjian kinerja di atas dapat dijelaskan hasil capaian
indikator kinerja utama BPBD Kota Pontianak untuk tahun 2016 sebagai berikut:
a. Persentase peningkatan tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah
layanan wilayah manajemen kebakaran (WMK)
Sepanjang tahun 2016, terdapat 126 kejadian bencana kebakaran yang
terjadi di wilayah manajemen kebakaran (WMK). Dari 126 kejadian
kebakaran tersebut, hanya 6 kejadian kebakaran (4,40%) yang tidak
memenuhi waktu tanggap kebakaran (response time rate), sedangkan
selebihnya yaitu 120 kejadian kebakaran (95,60/%) berhasil memenuhi
tingkat waktu tanggap. Adapun penyebab tidak terpenuhinya waktu
tanggap kebakaran sebanyak 6 kejadian kebakaran tersebut, dikarenakan
kejadian kebakaran berada cukup jauh dari pusat kota, yaitu 5 kejadian
kebakaran terjadi di wilayah Kecamatan Pontianak Utara, dan 1 kejadian
kebakaran terjadi di wilayah Kecamatan Pontianak Timur. Untuk
mencapai lokasi di dua wilayah kecamatan tersebut, pasukan Damkar
BPBD Kota Pontianak harus melewati jembatan yang menghubungkan
antara dua wilayah yang dipisahkan oleh Sungai Kapuas 1 dan Sungai
Landak, dimana kondisi lalu lintas diatas jembatan tersebut seringkali
dalam keadaan ramai (macet), sehingga waktu tempuh dari posko
pemadam kebakaran ke lokasi terjadinya kebakaran yang harusnya bisa
dicapai dalam waktu 15 menit menjadi lebih lama.
35
b. Persentase kejadian bencana yang berhasil ditanggulangi.
Sepanjang tahun 2016, terdapat 133 kejadian bencana yang terjadi di
wilayah Kota Pontianak, yang terdiri dari bencana kebakaran sebanyak
126 kejadian, dan 7 bencana puting beliung. Dari 133 kejadian bencana
tersebut, semuanya berhasil ditanggulangi (100%) oleh BPBD Kota
Pontianak, melalui pengerahan semua sumber daya yang dimiliki, maupun
dengan partisipasi dari berbagai pihak, termasuk relawan damkar maupun
relawan PB (Penanggulangan Bencana).
c. Persentase terdatanya peristiwa bencana dan terpenuhinya kebutuhan dasar
korban bencana berdasarkan assessment.
Untuk mengetahui tingkat capaian kegiatan terdatanya peristiwa bencana
dan terpenuhinya kebutuhan dasar korban bencana, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.7
Rekap Kegiatan Tanggap Darurat
Jumlah kejadian
bencana selama
2016
Jumlah hasil assessment
(taksiran) korban yang
layak mendapatkan
bantuan dasar
Jumlah yang
mendapatkan
bantuan
Prosentase
133 kejadian
27 kejadian
27 kejadian
100 %
Dari seluruh kejadian bencana yang terjadi disepanjang tahun 2016 di
wilayah Kota Pontianak (133 total kejadian bencana), hanya 27 kejadian
bencana (20,30% kejadian) yang berhak mendapatkan bantuan dasar. Hal
ini disebabkan karena berdasarkan hasil taksiran (assessment), hanya 27
kejadian bencana tersebut yang layak mendapatkan bantuan berupa
kebutuhan dasar, baik berupa makanan siap saji, bantuan bahan makanan,
sandang, maupun bantuan berupa bahan bangunan. Sementara selebihnya
yakni sebesar 79,70% dinyatakan tidak berhak mendapatkan bantuan
dikarenakan tergolong masyarakat mampu ataupun sudah ditanggung oleh
pihak asuransi. Dari hasil assessment tersebut BPBD Kota Pontianak
memberikan bantuan kepada sekitar 195 kepala keluarga dari 27 kejadian
bencana, baik bencana kebakaran maupun bencana puting beliung, bantuan
kepada 2 pondok pesantren, dan bantuan material kepada 2 masjid di
36
wilayah Kota Pontianak. Ini berarti bahwa dalam melakuan kegiatan
tanggap darurat, BPBD Kota Pontianak telah memberikan bantuan
kebutuhan dasar kepada korban bencana dari 27 kejadian bencana
berdasarkan hasil assessment sejumlah 27 kejadian bencana, atau dengan
kata lain tingkat capaian persentase terdatanya peristiwa bencana dan
terpenuhinya kebutuhan dasar korban bencana bersadarkan assessment
adalah sebesar 100% dari target kinerja sebesar 100%.
b. Tantangan dan Peluang
Dalam melaksanakan peran dan fungsinya, ada beberapa tantangan yang
dihadapi dalam pengembangan pelayanan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kota Pontianak, yaitu :
1. Belum optimalnya koordinasi antara BPBD Kota Pontianak dengan OPD
terkait dalam penanggulangan bencana.
2. Pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim yang sangat ekstrim
dan berpotensi meningkatkan intensitas bencana.
3. Belum optimalnya 3 (tiga) peranan fungsi utama Badan Penanggulangan
Bencana yaitu fungsi Koordinasi, Komando dan Pelaksana, terutama yang
sering terjadi di lapangan adalah pada saat bencana terjadi yaitu tidak
berjalannya fungsi komando yang seharusnya dipegang oleh BPBD.
4. Secara umum penanganan bencana tidak hanya pada proses tanggap darurat
saja, akan tetapi masih berlanjut pada proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
bencana dimana dalam pelaksanaannya masih banyak ditemui kendala dalam
koordinasi dengan instansi terkait lainnya.
Sedangkan peluang yang dapat dikembangkan sesuai dengan
pengembangan BPBD Kota Pontianak adalah sebagai berikut :
1. Tersedianya landasan hukum penyelenggaraan penanganan bencana dengan
terbitnya UU No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana dan aturan-
aturan turunannya yang terdiri dari Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden,
Peraturan Menteri, dan Peraturan Kepala BNPB serta Peraturan Kepala
37
Daerah, yang sampai saat ini regulasi untuk penanggulangan bencana terus
menerus diperbaharui dan disempurnakan.
2. Sudah terbentuknya BPBD Kota Pontianak sebagai salah satu lembaga yang
menangani secara khusus penanggulangan bencana daerah.
3. Adanya komitmen dari Kepala Daerah dan DPRD serta seluruh komponen
bangsa, nasional, regional dan lokal dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana.
4. Semakin bertambahnya perhatian pemerintah, lembaga-lembaga usaha, institusi
pendidikan maupun masyarakat pada umumnya pada isu pengurangan resiko
bencana, terutama terkait dengan kecenderungan perubahan iklim global yang
dampaknya kian memburuk, dimana penanggulangan bencana dan
pengurangan resiko bencana sudah menjadi tanggung jawab bersama.
5. Pesatnya perkembangan teknologi untuk menunjang kegiatan di bidang
kebencanaan yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi resiko-resiko
bencana.
6. Semakin banyaknya relawan-relawan penanggulangan bencana seiring dengan
bertambahnya jumlah yayasan / lembaga pemadam kebakaran bentukan swasta
dan masyarakat.
38
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
OPD
encana merupakan hal yang tak terduga dan acap kali terjadi. Untuk
meningkatkan kewaspadaan dan tindak tanggap terhadap kejadian
bencana, maka Pemerintah Kota Pontianak membentuk Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang bertugas mewujudkan sistem
pelayanan, penanganan dan penanggulangan bencana yang berkualitas,
profesional dan terpadu. Dalam operasionalnya di BPBD pasukan tanggap
bencana yaitu Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana.
Kejadian bencana yang kerapkali terjadi di Kota Pontianak adalah
bencana kebakaran, banjir, kebakaran lahan yang menyebabkan kabut asap, dan
angin puting beliung. Untuk menanggulangi bencana-bencana tersebut dilakukan
berbagai sosialisasi dan penanggulangan tanggap bencana baik kepada masyarakat
umum maupun kepada kelompok masyarakat serta anggota pemadam kebakaran
swasta. Disisi lain tim reaksi cepat akan segera aktif apabila terjadi bencana
dengan memberikan bantuan yang diperlukan bagi korban seperti bantuan
kebutuhan dasar (sandang), bantuan makanan siap saji, serta bantuan konseling.
Dalam penanggulangan setiap kejadian bencana, BPBD berwenang
mengkoordinasikan setiap aksi tindak penanganan dari berbagai komponen
tanggap bencana yang ada. Disamping itu BPBD juga berwenang
mengkoordinasikan setiap bantuan penanganan pasca bencana dari berbagai
pihak/donor sehingga diharapkan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.
Kompleksnya kehidupan masyarakat perkotaan serta terus bergulirnya
pembangunan fisik kota menimbulkan berbagai dampak dan permasalahan
terhadap kota. Disisi lain dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan seiring dengan permasalahan yang timbul dalam
perkembangan Kota Pontianak, khususnya dari segi pencegahan dan
penanggulangan bencana. Untuk itu diperlukan skala prioritas untuk menangani
B
39
berbagai permasalahan yang dihadapi, dimulai dengan mengidentifikasikannya
secara rinci sesuai perkembangan riil yang terjadi berikut dijelaskan secara rinci
berbagai permasalahan dan isu strategis yang berkembang di Kota Pontianak,
yang berkenaan dengan tugas dan fungsi BPBD Kota Pontianak :
1. Maraknya perkembangan fisik kota khususnya pembangunan rumah-rumah
pribadi pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung
perkotaan menyebabkan terancamnya fungsi kawasan sebagai kawasan
penyangga dan resapan banjir.
2. Ancaman terjadinya banjir dan genangan semakin nyata akibat kondisi fisik
kota berupa dataran flat, ketidakpatuhan terhadap ketentuan-ketentuan
bangunan, penyempitan dan penutupan saluran serta perubahan iklim yang
ekstrim.
3. Polusi udara yang terjadi akibat meningkatnya kepemilikan kendaraan bermotor
serta diperparah pada musim kemarau karena pembakaran lahan yang terjadi di
Kota Pontianak dan beberapa kabupaten terdekat.
4. Masih rendahnya kepedulian masyarakat terhadap pemeliharaan saluran
drainase yang ada menyebabkan terjadi penyempitan bahkan penutupan saluran
yang dapat menyebabkan genangan bahkan banjir.
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
Sebagai kota yang terus berkembang serta meningkatnya pembangunan
fisik kota menimbulkan berbagai dampak dan permasalahan terhadap kota itu
sendiri. Disisi lain dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki, Pemerintah Kota
Pontianak dituntut untuk dapat menghadirkan perubahan yang nyata dalam
perkembangan Kota Pontianak.
BPBD Kota Pontianak sebagai salah satu OPD yang bernaung di bawah
Pemerintah Kota Pontianak juga memiliki peran penting dalam mendukung
program kepala daerah dalam menghadirkan perubahan berupa perkembangan
Kota Pontianak dan mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat
Kota Pontianak.
Rencana Strategis BPBD Kota Pontianak Tahun 2017 – 2019 disusun
dengan memperhatikan perkembangan lingkungan strategis baik internal maupun
eksternal. Pemahaman terhadap perubahan lingkungan strategis akan mendorong
40
pelaksanaan program dan kegiatan BPBD Kota Pontianak Tahun 2017 – 2019
secara efektif dan efisien dalam mendukung terwujudnya visi dan misi RPJMD
Kota Pontianak tahun 2015 – 2019.
Untuk mendukung misi kepala daerah : Mewujudkan Tata Ruang Kota
Berwawasan Lingkungan yang Nyaman, Aman dan Layak Huni, BPBD Kota
Pontianak terus melakukan upaya pelayanan yang maksimal sesuai dengan tugas
dan fungsinya dalam pencegahan dan penanggulangan bencana. Untuk
menciptakan rasa aman dalam masyarakat, BPBD Kota Pontianak aktif
melakukan sosialisasi/penyuluhan kepada masyarakat, baik di lingkungan
RT/kelurahan maupun di lingkungan pendidikan tentang pentingnya upaya
pencegahan terjadinya bencana terutama ancaman bahaya kebakaran, serta proses
penanggulangannya jika terjadi bencana. Dengan pengetahuan yang cukup,
diharapkan masyarakat/pelajar dapat melakukan upaya pencegahan dini terjadinya
bencana dan tidak mudah panik serta mampu mengatasi jika dihadapkan pada
situasi bencana, sehingga tercipta rasa aman dan nyaman dalam masyarakat.
Selain melakukan upaya sosialisasi, BPBD Kota Pontianak juga aktif dalam upaya
antisipasi ancaman banjir yang dapat terjadi sewaktu-waktu, mengingat Kota
Pontianak memiliki curah hujan yang cukup tinggi dengan tingkat permukaan
bumi yang rendah, yaitu antara lain dengan normalisasi saluran air/selokan yang
tersumbat. Ancaman kekeringan yang juga sering melanda wilayah Kota
Pontianak juga tak luput dari perhatian BPBD Kota Pontianak, karena pada
musim ini seringkali terjadi kebakaran lahan baik yang dilakukan secara sengaja
oleh masyarakat maupun yang tidak disengaja. Dengan terus menerus memantau
titik api (hot spot) dan melakukan penanggulangan kebakaran lahan, diharapkan
masyarakat tidak terganggu akibat kabut asap yang dihasilkan dari kebakaran
lahan sehingga aktivitas masyarakat dapat dilakukan secara aman dan nyaman.
3.3 Telahaan Renstra K/L
Upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana sampai saat ini belum
sepenuhnya dilakukan secara komprehensif dan sistematis, sehingga terdapat
berbagai permasalahan utama dalam pelaksanaan penanggulangan bencana.
Permasalahan tersebut terdapat pada tahapan : (1) Pra bencana, yang
menyangkut pada kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan; (2) Pada tahapan saat
terjadi bencana yang menyangkut pada upaya tanggap darurat dan logistik serta
41
peralatan; (3) Pasca bencana yang menyangkut pada kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi daerah bencana. Permasalahan tersebut secara rinci dijabarkan
sebagai berikut :
1. Tahap Pra Bencana : Pencegahan dan kesiapsiagaan.
Dalam upaya pencegahan, permasalahan yang dihadapi diantaranya: (1) Masih
terbatasnya jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran
informasi kebencanaan kepada masyarakat; (2) Belum terintegrasinya
pengurangan resiko bencana dalam perencanaan pembangunan secara efektif dan
komprehensif; (3) Penjabaran kebijakan nasional kedalam kebijakan daerah.
Dalam upaya kesiapsiagaan, masalah yang muncul diantaranya : (1) Masih
terbatasnya kebijakan penanggulangan bencana di daerah; (2) Masih terbatasnya
pengembangan kapasitas kelembagaan penanggulangan bencana di daerah; (3)
Belum memadainya kerjasama kelembagaan dengan pemerintah daerah, LSM,
organisasi non pemerintah dan masyarakat; (4) Keterbatasan alokasi pendanaan
bagi kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan yang bersumber dari pemerintah
daerah.
2. Tahap Tanggap Darurat : Logistik dan Peralatan
Permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah : (1) Belum optimalnya kinerja
dan koordinasi aparat dalam penanggulangan bencana; (2) Masih rendahnya
pendanaan bantuan tanggap darurat dan bantuan kemanusiaan; (3) Masih
rendahnya ketersediaan logistik dan peralatan di daerah.
3. Tahap Pasca Bencana : Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah : (1) Belum adanya basis data
yang termutakhirkan dan teradministrasi secara reguler; (2) Belum akuratnya
penilaian kerusakan dan kerugian pasca bencana; (3) Keterbatasan peta wilayah
yang menyebabkan terhambatnya pelaksanaan analisa kerusakan secara spasial;
(4) Belum maksimalnya koordinasi dalam hal penilaian kerusakan dan kerugian;
(5) Belum adanya perencanaan yang baik dalam hal rekonstruksi dan rehabilitasi;
(6) Keterbatasan alokasi pendanaan bagi rehabilitasi dan rekonstruksi yang
bersumber dari pemerintah daerah.
42
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Dengan permukaan lahan yang rendah serta dilalui oleh beberapa sungai
besar, menyebabkan wilayah Kota Pontianak sangat dipengaruhi arus pasang surut
air sungai, sehingga tidak jarang Kota Pontianak sering tergenang saat intensitas
hujan meningkat apalagi jika bersamaan dengan pasang air sungai. Peristiwa alam
lainnya yang sering terjadi adalah angin puting beliung dan kabut asap akibat
kebakaran hutan/lahan.
1. Banjir
Secara geografis Kota Pontianak dilalui oleh Sungai Kapuas serta
topografinya yang sebagian besar wilayahnya merupakan lahan yang datar dengan
kemiringan lahan 0 - 2 %. Oleh karenanya terdapat beberapa lokasi yang memiliki
potensi tergenang air antara lain:
- Parit Tokaya dan Sekitarnya : Kawasan Masjid Raya Mujahidin, Jalan KS.
Tubun, Sutoyo
- Suprapto dan Ahmad Yani
- Sungai Bangkong : jl. Alianyang dan Sekitarnya dan jalan Putri Daranante
- Wilayah Parit Bentasan Sekitar Sungai Malaya
- Wilayah sekitar Jeruju sampai Jl. Karet
- Wilayah Batu Layang
- Sebagian Besar wilayah Pontianak Timur yaitu Sekitar jalan Panglima
Aim
- Wilayah sekitar parit H. Husin I dan Sungai Raya Dalam.
Wilayah genangan yang terdapat di Kota Pontianak sebagaian besar
merupakan genangan sesaat yang disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi.
Selain itu luasnya wilayah genangan di Kota Pontianak disebabkan oleh beberapa
hal sebagai berikut:
- Banyaknya terjadi penyempitan saluran primer
- Keberadaan jembatan di beberapa saluran primer
- Bangunan di sepanjang bantaran sungai
- Terbatasnya ketersediaan daerah resapan
- Prilaku masayarakat yang masih membuang sampah ke Sungai
- Kurangnya jalan paralel dengan parit dan Sungai
43
- Penyempitan jembatan di jalan Ahmad Yani, Tanjungpura dan Imam
Bonjol
- Banyaknya bangunan di atas parit
- Kondisi permukaan wilayah kota berada pada permukaan yang rendah,
dan jika permukaan air pasang tertingginya minus 40 sentimeter
Beberapa solusi yang dapat dilakukan adalah membongkar bangunan di
atas parit, normalisasi parit, pengerukan parit, peninggian jalan, pengendalian
perkembangan kawasan terbangun, terutama pada kawasan yang berfungsi
sebagai resapan dan pengendalikan kepadatan bangunan dan ketersediaan lahan
resapan pada masing-masing kavling dengan aturan Koefesien Dasar Bangunan.
2. Kebakaran dan Kabut Asap
Kota Pontianak yang terletak di wilayah Equator dengan karakteristik
temperatur yang tinggi khususnya di musim-musim kemarau sering mengalami
peristiwa cuaca yang berhubungan dengan kebakaran hutan. Kebakaran hutan
yang berlangsung pada tahun 2006 merupakan salah satu dampak kekeringan
yang melanda wilayah tersebut. Kebakaran hutan menghasilkan asap tebal yang
bertahan lama di atmosfer. Visibility akan berkurang bahkan hingga kurang dari
100 m. Selain itu, polusi asap juga dapat mengganggu kesehatan masyarakat,
kerusakan lingkungan, dan gangguan terhadap sektor perhubungan.
3. Angin Puting Beliung
Memasuki musim Panca Roba (Musim transisi dari musim kemarau ke
musim hujan) Pontianak rentan terhadap angin puting beliung. Itu disebabkan
Pontianak merupakan dataran rendah dan daerah terbuka. Badai angin
kekuatannya dapat menghancurkan beberapa bangunan semi permanen di
beberapa bagian wilayah kota. Transportasi di beberapa kawasan juga lumpuh jika
badai angin menumbangkan pepohonan yang berada di pinggir jalan raya.
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
Sejalan dengan sasaran pembangunan nasional di bidang penanggulangan
bencana, maka sasaran strategis Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang
dicanangkan dalam kurun waktu lima tahun kedepan adalah :
1. Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan (pemerintah dan
masyarakat) dalam upaya penanggulangan bencana dan penanggulangan bencana
melalui peningkatan kapasitas di tingkat pusat dan daerah;
44
2. Terwujudnya sistem penanganan kedaruratan bencana yang efektif melalui
peningkatan koordinasi penanganan kedaruratan, peningkatan sarana dan
prasarana pendukung, serta peningkatan sistem logistik dan peralatan
penanggulangan bencana yang efektif dan efisien;
3. Terwujudnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik, melalui
peningkatan kapasitas perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang handal,
peningkatan koordinasi pelaksanaan serta pengurangan resiko bencana dalam setiap
kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka pembangunan berkelanjutan.
Selain mengacu pada sasaran pembangunan nasional di bidang
penanggulangan bencana, sasaran yang harus dijalankan oleh BPBD Kota
Pontianak juga harus sejalan dengan sasaran jangka menengah kepala daerah,
khususnya sasaran dalam misi ketiga tujuan pertama, yaitu : Menciptakan Sistem
Kesiagaan Tanggap Bencana yang Baik.
Penentuan isu-isu strategis merupakan identifikasi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman, dimana faktor-faktor strategis tersebut berguna untuk
mengetahui mana yang menjadi kekuatan dan mana yang menjadi kelemahan,
serta mencermati peluang dan ancaman guna menentukan faktor kunci
keberhasilan badan yang dapat diberdayakan dan yang akan diperbaiki dalam
mencapai sasaran kinerja. Adapun faktor-faktor internal dan eksternal yang
berhasil diidentifikasi adalah sebagai berikut :
Analisa Faktor Lingkungan Internal
A. Kekuatan (Strenghts)
1. Tersedianya Landasan Hukum penyelenggaraan penanganan bencana
terbitnya Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana dan aturan-aturan turunannya yang terdiri dari peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana,
Peraturan Pemerintah nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana, Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2008
tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing non
Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana dan Peraturan Presiden No. 8
Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
45
2. Terbentuknya Kelembagaan BPBD Kota Pontianak.
3. Tersedianya infrastruktur yang memadai di Kota Pontianak.
4. Ditetapkan Penanggulangan Bencana sebagai prioritas dalam Pembangunan
Nasional Prioritas Nomor 9 tentang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan
Bencana.
5. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk ikut serta secara aktif dalam
upaya Penanggulangan Bencana.
6. Adanya nilai-nilai gotong- royong dan kebersamaan masih relatif kuat untuk
di pegang oleh masyarakat.
7. Adanya pendanaan yang lebih memadai dan fleksibel bagi penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana.
B. Kelemahan (Weaknesses)
1. Belum optimalnya sumber daya manusia pada Badan Penanggulangan
Bencana.
2. Keahlian dan ilmu pengetahuan aparatur belum seluruhnya sesuai kebutuhan
tupoksi masing-masing bidang.
3. Kurang terpadunya penyelenggaraan penanganan bencana dan masih berjalan
secara sektoral.
4. Masih terbatasnya sarana prasarana dalam penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana.
Analisis Faktor Lingkungan Eksternal
A. Peluang (Opportunities)
1. Adanya komitmen dari Kepala Daerah dan DPRD serta seluruh komponen
bangsa, nasional, regional dan lokal dalam penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana.
2. Pesatnya perkembangan teknologi untuk menunjang kegiatan di bidang
kebencanaan yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi resiko bencana.
3. Adanya sinkronisasi dalam penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
bersama perangkat daerah.
4. Adanya peran serta masyarakat, LSM, baik nasional maupun internasioanal.
46
B. Ancaman (Threats)
1. Rawan bencana banjir
2. Rawan kebakaran bangunan dan lahan
3. Penyelenggaraan penanganan bencana belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai
dengan amanat Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana. Pelaksanaan tiga fungsi pelayanan : Koordinasi,
Komando dan Pelaksanaan dengan OPD lainnya.
4. Terbatasnya anggaran yang tersedia bagi kegiatan penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
5. Adanya perubahan iklim global yang sangat ekstrim dan berpotensi
meningkatkan intensitas bencana alam di dunia pada umumnya, dan di Kota
Pontianak pada khususnya.
Analisis SWOT
Berdasarkan analisis eksternal dan internal sebagaimana dikemukakan di atas,
maka dapat dilakukan SWOT analisis dalam rangka memetakan strategi untuk
memaksimalkan peluang berdasarkan kekuatan yang ada serta strategi untuk
mereduksi berbagai kelemahan dan ancaman yang dihadapi, sebagaimana tertuang
dalam matrik berikut ini :
47
48
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN
IV.1 VISI DAN MISI BPBD KOTA PONTIANAK
erencanaan Strategis (Renstra) mengandung pernyataan Visi dan Misi,
Tujuan dan Sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi
kebijakan dan program yang realistis untuk mengantisipasi
perkembangan, perubahan dan tantangan masa depan yang semakin kompleks.
Perubahan tersebut harus disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten dan
berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil (out comes) yang diharapkan.
Untuk mengantisipasi perkembangan, perubahan dan tantangan masa depan,
serta meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan prima dalam usaha
menuju suatu kondisi yang lebih baik, BPBD Kota Pontianak harus
mempersiapkan diri agar selalu eksis dan unggul dengan senantiasa
mengupayakan perubahan kearah perbaikan, serta mengarahkan anggota
organisasi dalam pengambilan keputusan tentang masa depan BPBD Kota
Pontianak, membangun sistem, mekanisme dan prosedur untuk mencapainya, dan
menentukan ukuran keberhasilan/kegagalannya berupa indikator kinerja keluaran
(outputs) dan atau kinerja hasil (out comes).
Rencana Strategis BPBD Kota Pontianak dimaksudkan untuk mendukung
terwujudnya Visi dan Misi Pemerintah Kota Pontianak sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam RPJMD Kota Pontianak periode 2015 - 2019.
A. V i s i
Visi merupakan cara pandang jauh kedepan tentang kemana dan
bagaimana BPBD Kota Pontianak harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan
dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi adalah suatu gambaran yang
menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita-cita yang ingin diwujudkan
oleh instansi pemerintah.
Visi yang ditetapkan diharapkan dapat memberikan motivasi kepada
seluruh personil/pegawai BPBD Kota Pontianak untuk meningkatkan kinerjanya
dalam rangka mewujudkan visi tersebut. Selain itu, visi yang ditetapkan juga
P
49
dalam rangka mendukung visi Pemerintah Kota Pontianak serta mengekspresikan
bagaimana kondisi yang diinginkan BPBD Kota Pontianak sebagai suatu unit
organisasi dimasa depan.
Visi pada prinsipnya merupakan gambaran mengenai sosok masa depan,
yang bersifat member inspirasi dan motivasi kepada pihak-pihak yang memiliki
kepentingan terhadap masa depan suatu organisasi. Mengacu pada prinsip
tersebut, maka dapat dibuat suatu pengertian mengenai visi, yaitu : sebagai suatu
pernyataan yang merupakan ungkapan atau artikulasi dari citra, nilai, arah dan
tujuan organisasi yang realistis, memberikan kekuatan , semangat dan komitmen
serta memiliki daya tarik dan dapat dipercaya sebagai pemandu dalam
pelaksanaan aktifitas dan pencapaian tujuan organisasi.
Visi instansi perlu ditanamkan pada setiap unsur organisasi sehingga
menjadi visi bersama yang pada gilirannya mempu mengarahkan dan
menggerakkan segala sumber daya instansi. Dalam merumuskan suatu visi,
hendaknya harus didasarkan pada kedudukan, tugas pokok dan fungsi organisasi
tersebut, sehingga visi yang ditetapkan BPBD Kota Pontianak adalah :
a. Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi.
b. Memberikan arah dan focus strategi yang jelas.
c. Mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang
terdapat dalam sebuah organisasi.
d. Memiliki orientasi terhadap masa depan, sehingga segenap jajaran harus
berperan dalam mendefinisikan dan membentuk masa depan organisasinya.
e. Mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan
organisasi.
f. Mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.
Berdasarkan kedudukan, tugas pokok dan fungsinya serta kriteria
tersebut di atas, maka visi yang ditetapkan BPBD Kota Pontianak adalah :
1
“TERWUJUDNYA PENANGGULANGAN BENCANA YANG
TANGGAP, TANGGUH DAN MENYELURUH DALAM MENCIPTAKAN
RASA AMAN KEPADA MASYARAKAT DARI ANCAMAN BENCANA”.
Penjelasan dari visi tersebut adalah sebagai berikut :
50
Tanggap, bermakna bahwa saat terjadinya bencana, seluruh aparatur
segera mengetahui dan segera melakukan proses penanggulangan bencana.
Tangguh, bermakna bahwa seluruh proses Penanggulangan Bencana
sangat dibutuhkan aparatur-aparatur BPBD yang kuat, handal, kukuh, ulet, dan
tabah, serta memiliki daya tahan terhadap situasi dan kondisi bencana.
Menyeluruh, bermakna bahwa proses Penanggulangan Bencana harus
tepat sasaran, dan menyeluruh tanpa melihat perbedaan RAS, Agama dan warna
kulit dalam pengentasan masalah bencana, mulai dari mitigasi, kesiapsiagaan,
tanggap darurat dan pasca bencana.
Rasa aman masyarakat adalah suatu kondisi tidak terganggunya
masyarakat kota Pontianak dari berbagai ancaman bencana baik yang disebabkan
karena faktor alam, maupun karena kelalaian manusia.
B. M i s i
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Misi suatu instansi
harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, juga terkait dengan
kewenangan yang dimiliki instansi pemerintah dari paraturan perundang-
undangan atau kemampuan penguasaan teknologi sesuai dengan strategi yang
telah dipilih, memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholder), dan memberikan peluang untuk perubahan/penyesuaian sesuai
dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis. Dengan memperhatikan
kedudukan, tugas dan fungsi serta visi yang akan dicapai untuk masa yang akan
datang, maka ditetapkan misi BPBD Kota Pontianak, yaitu :
1. Melindungi masyarakat Kota Pontianak dari ancaman bencana melalui
pengurangan resiko bencana.
2. Meningkatkan kapasitas BPBD dalam penanggulangan bencana.
IV.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Panjang BPBD Kota Pontianak
Tujuan merupakan hasil akhir yang akan dicapai dalam kurun waktu 1
sampai 5 tahun, yang menggambarkan arah strategis organisasi. Tujuan
diperlukannya adalah guna meletakkan kerangka prioritas dengan memfokuskan
arah semua program dan aktivitas organisasi pada pencapaian misi.
51
Sebagai penjabaran dari misi, tujuan harus dapat menunjukkan suatu
kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Dengan demikian tujuan dapat
bersifat kualitatif ataupun kuantitatif, harus searah dengan visi dan misi
organisasi, merupakan jawaban atas prioritas permasalahan, mencakup jangka
waktu relatif panjang, serta menunjukkan secara jelas arah program.
Suatu instansi pemerintah dalam menetapkan tujuan haruslah
memperhatikan :
a. Rumusan tujuan harus cukup jelas.
b. Rumusan tujuan harus diselaraskan dengan visi dan misi instansi.
c. Rumusan tujuan harus mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman instansi.
d. Rumusan tujuan harus mempertimbangkan faktor kunci keberhasilan.
e. Rumusan tujuan harus menggambarkan hasil yang ingin dicapai.
f. Rumusan tujuan harus mangakomodasi isu strategis yang dihadapi.
g. Rumusan tujuan harus mencerminkan “Core Area” dimana organisasi
berperan.
Berdasarkan penjelasan di atas, BPBD Kota Pontianak menetapkan
tujuan, yaitu :
1. Menurunkan wilayah rawan bencana di Kota Pontianak;
2. Meningkatkan kinerja dan pelayanan BPBD untuk mewujudkan
penanggulangan bencana yang handal;
3. Meningkatkan kualitas pengelolaan rehabilitasi pascabencana;
4. Meningkatkan pelayanan administrasi perkantoran dan kinerja
keuangan yang akuntable.
Sasaran adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam rumusan
yang lebih spesifik, terukur, berorientasi pada hasil, dapat dicapai, memiliki kurun
waktu tertentu (tahunan), semesteran, atau triwulanan.
Adapun sasaran yang ingin dicapai BPBD Kota Pontianak guna
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan adalah :
1. Menurunnya wilayah rawan bencana di Kota Pontianak;
2. Meningkatnya kinerja dan pelayanan BPBD untuk mewujudkan
penanggulangan bencana yang handal;
52
3. Meningkatnya kualitas pengelolaan rehabilitasi pasca bencana;
4. Meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran dan kinerja
keuangan yang akuntable.
IV.3 Strategi dan Kebijakan BPBD Kota Pontianak
Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah
disepakati pihak-pihak terkait dan ditetapkan oleh yang berwenang untuk
dijadikan pedoman, pegangan dan petunjuk bagi setiap pelaksanaan kegiatan
agar tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai sasaran, tujuan,
visi dan misi.
Adapun kebijakan yang ditempuh BPBD Kota Pontianak adalah sebagai
berikut:
1. Sekretariat Pelaksana Badan
Kebijakan yang ditempuh Sekretariat Pelaksana badan adalah
memberikan kesempatan kepada semua aparatur/pegawai untuk
mengembangkan keahlian dan keterampilannya.
2. Bidang Penanggulangan Bencana
Kebijakan yang ditempuh Bidang Penanggulangan Bencana adalah
mendorong peran kelembagaan yang terkait dan menumbuhkan
kesadaran masyarakat dalam penanganan penanggulangan bencana.
53
TABEL IV.1
KETERKAITAN ( INTERELASI ) VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RENCANA STATEGIS TAHUN 2015 - 2019
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA PONTIANAK
VISI : TERWUJUDNYA PENANGGULANGAN BENCANA YANG TANGGAP, TANGGUH DAN MENYELURUH
DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN KEPADA MASYARAKAT DARI ANCAMAN BENCANA
MISI :
1. Melindungi masyarakat Kota Pontianak dari ancaman bencana melalui pengurangan resiko bencana.
2. Meningkatkan kapasitas BPBD dalam penanggulangan bencana.
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN
PADA TAHUN KE-
2015 2016 2017 2018 2019
Menurunkan wilayah rawan
bencana di Kota Pontianak
Menurunnya wilayah rawan
bencana di Kota Pontianak
Cakupan wilayah Kota Ptk yang rawan
bencana yang berhasil diturunkan
- - 50% 40% 30%
Meningkatkan kinerja dan
pelayanan BPBD untuk
mewujudkan penanggulangan
bencana yang handal.
Meningkatnya kinerja dan
pelayanan BPBD untuk
mewujudkan penanggulangan
bencana yang handal.
Persentase peningkatan tingkat waktu
tanggap (response time rate)
penanggulangan bencana
- - 70% 75% 80%
Persentase terpenuhinya kebutuhan
dasar korban bencana
80% 100% 100% 100% 100%
Persentase kejadian bencana yang
berhasil ditangani
80% 100% 100% 100% 100%
54
Meningkatkan kualitas
pengelolaan rehabilitasi pasca
bencana
Meningkatnya kualitas
pengelolaan rehabilitasi pasca
bencana
Tingkat kesesuaian penilaian kerugian
dan penyaluran bantuan pasca bencana
100% 100% 100% 100% 100%
Meningkatkan pelayanan
administrasi perkantoran dan
kinerja keuangan yang akuntable.
Meningkatnya pelayanan
administrasi perkantoran dan
kinerja keuangan yang
akuntable.
Nilai Evaluasi AKIP CC B A A A
Temuan yang di Tindak Lanjuti WTP WTP WTP WTP WTP
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat B B A A A
55
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
rogram adalah kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistimatis dan terpadu
dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan sasaran tentunya akan dapat
mewujudkan keberhasilan pencapaian misi yang pada akhirnya dapat pula
mendukung keberhasilan pencapaian visi organisasi. Untuk menjabarkannya
disusunlah program kerja yang perlu ditetapkan dengan beberapa kegiatan pokok.
Untuk lebih jelasnya mengenai program dan kegiatan pokok di lingkungan BPBD
Kota Pontianak akan diuraikan berdasarkan misi yang telah ditetapkan yaitu
sebagai berikut :
P
56
Tabel V.1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KOTA PONTIANAK
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program ( outcome )
dan Kegiatan (output )
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja SKPD Penanggungjawab
Tahun-1 ( 2015 ) Tahun-2 ( 2016 ) Tahun-3 ( 2017 ) Tahun-4 ( 2018 ) Tahun-5 ( 2019 )
Target
Rp Targe
t Rp
Target
Rp Targ
et Rp
Target
Rp
(1) (2) (3) (5) (6) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (20)
Menurunkan wilayah rawan bencana di Kota Pontianak
Menurunnya wilayah rawan bencana di Kota Pontianak
Cakupan wilayah Kota Ptk yang rawan bencana yang berhasil diturunkan
Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana
Persentase penurunan kejadian bencana
415.450.00
0
323.232.50
0
325.365.0
00
254.466.00
0
279.912.60
0
Bid
an
g P
ena
ngg
ula
ng
an B
encan
a
-Pengawasan/Peringatan dini kebakaran lahan
Tersedianya sarana informasi peringatan dini kebakaran lahan
75
-Sosialisasi Penanggulangan bencana
Terlaksananya kegiatan sosialisasi sesuai jadwal
100 100 100 100 100
-Pencegahan dan pengurangan resiko bencana
Terlaksananya kegiatan sekolah sungai yang meliputi sosialisasi, bersih sungai, dsb.
80 82
57
Meningkatkan kinerja dan pelayanan BPBD untuk mewujudkan penanggulangan bencana yang handal.
Meningkatnya kinerja dan pelayanan BPBD untuk mewujudkan penanggulangan bencana yang handal.
Persentase peningkatan tingkat waktu tanggap (response time rate) penanggulangan bencana
Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana
Terpenuhinya tingkat waktu tanggap penanggulangan bencana
70 325.365.0
00
240.889.0
00
Bid
an
g P
ena
ngg
ula
ng
an B
encan
a
-Posko kesiapsiagaan Penanggulangan bencana
Terselenggaranya kegiatan piket
Persentase terpenuhinya kebutuhan dasar korban bencana
Program Penanganan Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana
Persentase korban bencana yang mendapatkan bantuan dasar
504.836.00
0
366.000.00
0
403.401.0
00
297.010.0
00
326.711.00
0
-Penanganan tanggap darurat bencana
Terselenggaranya kegiatan penanganan tanggap darurat bencana
60 60 100 100 100
Persentase kejadian bencana yang berhasil ditangani
Program Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Penanggulangan Bencana
Persentase peningkatan peralatan dan perlengkapan penanggulangan bencana
61.457.000
36.200.000
61.620.00
0
71.620.00
0
78.782.000
-Pengadaan peralatan dan perlengkapan petugas penanggulangan bencana
Tersedianya peralatan dan perlengkapan petugas penanggulangan bencana 85 87 89 91 93
Meningkatkan kualitas pengelolaan rehabilitasi pasca bencana
Meningkatnya kualitas pengelolaan rehabilitasi pasca bencana
Tingkat kesesuaian penilaian kerugian dan penyaluran bantuan pasca bencana
Program Pasca Bencana
Persentase korban yang mendapatkan bantuan pasca bencana
- - - - - - 100 72.891.00
0
100
80.180.100
Bid
an
g P
ena
ngg
ula
ng
an
Benca
na
- Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Tersedianya penilaian kerugian/kerusakan dan bantuan material
- - - - - - 100 100
Meningkatkan pelayanan administrasi perkantoran
Meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran
Nilai Evaluasi AKIP
Program peningkatan dan pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
Tingkat akuntabilitas
21.890.000
24.353.000
37.000.00
0
37.700.00
0
41.470.000
SE
KR
ET
A
RIA
T
58
dan kinerja keuangan yang akuntable.
dan kinerja keuangan yang akuntable.
- Penyusunan Rencana Kerja
Jumlah dokumen rencana kerja yang telah disusun
75 77 79 81 83
- Penyusunan Laporan Capaian Kinerja
Jumlah dokumen laporan capaian kinerja yang telah disusun 75 77 79 81 83
Temuan yang di Tindak Lanjuti
Program peningkatan dan pengembangan sistem pelaporan keuangan
Meningkatnya kualitas laporan keuangan
27.335.000
-
9.700.000
10.350.00
0
11.385.000
- Penyusunan Laporan Keuangan
Jumlah dokumen laporan keuangan yang telah disusun
- 75 77 79
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat
Program pelayanan administrasi perkantoran
Prosentase penyediaan administrasi perkantoran
498.786.200
679.269.680
834.777.400
836.602.000
920.262.200
- Penyediaan jasa komunikasi sumber daya air dan listrik
Terpenuhinya kebutuhan jasa komunikasi, air dan listrik
75 77 79 81 83
- Penyediaan jasa kebersihan kantor
Terpeliharanya kebersihan kantor 85 87 89 91 93
- Penyediaan alat tulis kantor
Terpenuhinya pelayanan ATK kantor 65 67 69 71 73
- Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Terpenuhinya pelayanan administrasi kantor 75 77 79 81 83
- Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
Terpenuhinya penerangan kantor yang memadai
85 87 89 91 93
- Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Terpenuhinya kebutuhan informasi melalui media masa
75 77 79 81 83
- Penyediaan makanan dan minuman
Terpenuhinya kebutuhan makan dan minum rapat
80 82 84 86 88
59
- Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
Terpenuhinya kebutuhan koordinasi dan konsultasi 75 77 79 81 83
- Penyediaan jasa teknis administrasi perkantoran
Terselenggaranya kegiatan jasa teknis adminstrasi perkantoran
75 77 79 81 83
- Penyediaan jasa administrasi keuangan
Tersedianya jasa administrasi keuangan 75 77 79 81 83
-Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Tersedianya kebutuhan peralatan dan perlengkapan kantor
75 77 79 81 83
Program peningkatan sarana prasarana dan perlengkapan kantor
Meningkatnya pelayanan publik
1.332.072.819
408.000.000
115.465.600
122.790.000
135.069.000
- Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas / operasional
Terpeliharanya kendaraan dinas / operasional
75 77 79 81 83
- Pemeliharaan rutin / berkala peralatan gedung kantor
Terpeliharanya peralatan gedung kantor
80 82 84 86 88
Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Meningkatnya kualitas SDM Aparatur
119.900.000
14.200.000
0
25.795.000
28.374.500
- Pendidikan dan pelatihan formal
Terpenuhinya peningkatan kualitas SDM Aparatur
75 77 79 81 83
- Pembangunan karakter
Meningkatnya karakter Aparatur
-
Program peningkatan disiplin dan kinerja aparatur
Meningkatnya disiplin kerja Aparatur
96.987.000
78.165.000
31.520.00
0
31.520.00
0
34.672.000
- Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
Tersedianya pakaian dinas beserta perlengkapannya
80 82 84 86 88
60
Program peningkatan pelayanan prima
Meningkatnya pelayanan publik
33.000.000
-
7.000.000
7.250.000
7.975.000
- Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Terlaksananya penyusunan Laporan IKM
- 75 77 79
Program Pengembangan Sistem Informasi
Tersedianya sistem informasi
55.000.000
15.800.000
30.800.00
0
38.400.00
0
42.240.000
-Pengelolaan Website Terselenggaranya kegiatan pengelolaan website BPBD Kota Pontianak 75 77 79 81 83
Program Pengembangan Data / Informasi
Tersedianya Profil BPBD Kota Pontianak
55.000.000
-
-
9.916.000
10.907.600
- Penyusunan Profil Organisasi Perangkat Daerah
Buku Profil BPBD
- - - 75 77
61
Penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Berdasarkan pengertian
tersebut, maka penanggulangan bencana tidak hanya dilakukan pada saat dan
setelah terjadinya bencana tetapi juga perlu dilakukan upaya pencegahan bencana.
Penanggulangan bencana dapat dibagi kedalam tiga tahap, yaitu prabencana,
tanggap darurat, dan pascabencana.
• Tahap prabencana
Tahap prabencana merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencegah
terjadinya bencana alam sehingga nantinya dapat mengurangi kerugian yang
diakibatkan bencana alam itu sendiri. Bentuk-bentuk tahap prabencana sebagai
berikut:
1. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan
ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana.
2. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi serta melalui langkah tepat guna dan berdaya guna.
3. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera
mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada
suatu tempat oleh lembaga yang berwewenang.
4. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Program dan kegiatan yang dilaksanakan BPBD Kota Pontianak pada tahapan Pra
Bencana ini adalah Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban
Bencana Alam. Program ini dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan, yaitu :
1 Sosialisasi Penanggulangan Bencana
Output atau keluaran kegiatan ini adalah terselenggaranya sosialisasi
kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana
yang dilaksanakan sebanyak 6 kali, di 6 kelurahan di 6 kecamatan di Kota
Pontianak.
62
2 Posko Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
Output atau keluaran kegiatan ini adalah peningkatan kesejahteraan petugas
piket Tim Reaksi Cepat. Kegiatan ini merupakan kegiatan piket
kesiapsiagaan dalam menanggulangi bencana yang melibatkan seluruh
anggota Tim Reaksi Cepat. Jumlah petugas piket setiap harinya adalah
sebanyak 6 orang selama 7 hari dalam seminggu.
3 Pelatihan Rutin Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Relawan
Penanggulangan Bencana
Output atau keluaran kegiatan ini adalah terselenggaranya latihan rutin TRC
(Tim Reaksi Cepat) dan relawan penanggulangan bencana. Pelatihan rutin
ini dilakukan sebanyak 8 kali dalam setahun dengan jumlah peserta
sebanyak 30 orang.
4 Pencegahan dan pengurangan resiko bencana
Output atau keluaran kegiatan ini adalah terpasangnya papan
peringatan/larangan membakar lahan dibeberapa titik lokasi rawan
kebakaran lahan.
• Tahap tanggap darurat
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta
benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
Program dan kegiatan yang dilaksanakan BPBD Kota Pontianak pada tahapan
tanggap darurat bencana ini adalah Program Penanganan Tanggap Darurat
Penanggulangan Bencana. Program ini dilaksanakan melalui 1 (satu) kegiatan,
yaitu Kegiatan Penanganan Tanggap Darurat. Output atau keluaran kegiatan
ini adalah terdatanya peristiwa bencana dan terpenuhinya kebutuhan dasar korban
bencana.
• Tahap pasca bencana
Tahap pasca bencana meruapakan kegiatan yang dilakukan setelah terjadinya
bencana alam. Bentuk-bentuk tahap pascabencana sebagai berikut:
63
1. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik
atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana
dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar
semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana.
2. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan
maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya
kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban,
dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.
Program dan kegiatan yang dilaksanakan BPBD Kota Pontianak pada tahapan
Pasca Bencana ini adalah Program Pasca Bencana. Program ini dilaksanakan
melalui 1 (satu) kegiatan, yaitu Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Output
atau keluaran kegiatan ini adalah terdapatnya hasil perhitungan penilaian kerugian
korban bencana dan terpenuhinya kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi korban
bencana.
64
BAB VI
INDIKATOR KINERJA BPBD KOTA PONTIANAK YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
erdasarkan analisis dan evaluasi atas capaian kinerja tahun
sebelumnya serta indikator kinerja BPBD Kota Pontianak yang
termuat dalam RPJMD maka secara rinci indikator kinerja untuk
lima tahun kedepan 2017 – 2019 dapat diuraikan sebagaimana tabel VI.1:
Tabel VI.1
Indikator Kinerja OPD yang mengacu pada
Tujuan dan Sasaran RPJMD
No Indikator
Kondisi Kinerja pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD 11
Tahun-1 ( 2015 )
Tahun-2 ( 2016 )
Tahun-3 ( 2017 )
Tahun-4 ( 2018 )
Tahun-5 ( 2019 )
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Cakupan wilayah Kota Pontianak yang rawan bencana yang berhasil diturunkan
- - - 50% 40% 30% 30%
2 Persentase peningkatan tingkat waktu tanggap (response time rate) penanggulangan bencana
- - - 70% 75% 80% 80%
3 Persentase terpenuhinya kebutuhan dasar korban bencana
100 80% 100% 100% 100% 100% 100%
4 Persentase kejadian bencana yang berhasil ditangani
100 80% 100% 100% 100% 100% 100%
5 Tingkat kesesuaian penilaian kerugian dan penyaluran bantuan pasca bencana
- - - 100% 100% 100% 100%
6 Nilai Evaluasi AKIP CC CC B A A A A
7 Temuan yang di Tindak Lanjuti
WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
8 Indeks kepuasan masyarakat (IKM)
B B B A A A A
B
65
BAB VII
PENUTUP
encana Strategis (RENSTRA) Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kota Pontianak periode 2017-2019 merupakan acuan
bagi BPBD Kota Pontianak dalam menggerakkan segala sumber daya
yang dimilikinya, guna mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. RENSTRA
BPBD Kota Pontianak periode 2017-2019 juga merupakan upaya penyatuan
persepsi dan komitmen diantara internal stakeholder, baik itu unsur pimpinan
maupun staf yang ada tentunya harus dapat dicapai secara bersama-sama.
Berbagai kebijakan, program maupun kegiatan yang disusun dalam
RENSTRA BPBD Kota Pontianak periode 2017-2019 diharapkan dapat
meningkatkan kinerja BPBD sebagai penyelenggara penanggulangan bencana dan
penyelenggara koordinasi atas kegiatan pelaksanaan yang menjadi tugas pokok
dan fungsinya.
Sementara itu, untuk memudahkan pengukuran kinerja pelaksanaan
RENSTRA dirumuskan indikator program sebagai tolak ukur keberhasilan
pelaksanaan RENSTRA setiap tahunnya. Indikator program tersebut merupakan
indikator di tingkat sasaran dimana program tersebut ditempatkan, pengukuran
kinerja dilakukan atas pelaksanaan seluruh program dan kegiatan dalam kurun
waktu satu tahun, sesuai dengan RENSTRA tahun yang bersangkutan, yang
disesuaikan dengan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan kemampuan
keuangan tahun bersangkutan, sehingga program-program yang termuat dalam
RENSTRA 2017-2019 dapat dijabarkan setiap tahunnya dalam bentuk Rencana
Kinerja.
Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan membandingkan antara
realisasi dengan rencana dalam satu tahun tertentu dari masing-masing kegiatan,
serta sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk itu perlu ditetapkan suatu
metode penyimpulan capaian kinerja yang disepakati serta menjadi pedoman
bersama dalam pengukuran dan penilaian kinerja Pemerintah Kota Pontianak.
Sebelum diterbitkannya peraturan-peraturan yang mengatur tentang
pengukuran kinerja Pemerintah Daerah yang terbaru, maka Pemerintah Kota
Pontianak menggunakan Surat Keputusan Lembaga Administrasi Negara Nomor
R
66
239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 yang merupakan perubahan atas Surat
Keputusan Lembaga Administrasi Negara Nomor : 589/IX/6/Y/1999 tanggal 20
September 1999 tentang Penyempurnaan Pedoman Penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai acuan dalam mengukur kinerja
Pemerintah Kota Pontianak.
Pengukuran kinerja lebih ditekankan pada pencapaian sasaran dengan
didukung pencapaian program dan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. Agar
terdapat persamaan persepsi dalam menilai kinerja organisasi Pemerintah Kota
Pontianak, untuk setiap hasil pengukuran indikator, baik pada tingkat kegiatan,
program maupun sasaran dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori dengan
batasan capaian kinerja sebagai berikut
X < 55% = tidak berhasil
55% < X < 70% = cukup berhasil
70% < X < 85% = berhasil
X > 85% = sangat berhasil
Sebagai suatu bentuk perencanaan jangka menengah, tentunya rencana
strategis BPBD Kota Pontianak periode 2017-2019 dalam perjalanannya akan
tetap dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan yang bersifat tak terduga
(turbulence). Untuk itu berbagai penyempurnaan baik program maupun kegiatan
tentunya akan terus dilakukan yang disesuaikan dengan berbagai pengaruh baik
yang bersifat regulatif maupun kondisional. Hal ini tentunya merupakan suatu
bentuk konsekuensi yang harus dihadapi guna terus memaksimalkan berbagai
produk perencanaan dengan kebutuhan nyata yang ada di masyarakat.