Post on 01-Feb-2018
Dokumen Kerja
Rencana Kontijensi Palang Merah Indonesia (PMI)
Menghadapi Pandemi Influenza
November 2011
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
3
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan 1A. Latar Belakang 1B. Asumsi Perencanaan 1
Bab II Rencana Operasional Internal PMI 3A. PengorganisasianResponTerhadapPandemiInfluenza 3
a. Tim Penanggulangan Krisis 3b. Model operasional 4c. Fungsi Utama dan Staf Kunci 8
B. Keselamatan dan Kesehatan staf 10a. Fasilitas Kesehatan 10b. Stockpiles Indonesia 10c. PHBS 13d. Pembatasan sosial dan pengendalian infeksi 13
Bab III Rencana Operasional PMI dalam mendukung respon pemerintah
18
A. Respon terhadap Penanggulangan Episenter 18a. Surveilans 20b. Komunikasi Risiko 20c. Mobilitas sumber daya mendukung penanggulangan
episenter20
B. ResponterhadapPandemiInfluenza(fase5/6) 21
LampiranLampiran 1. Contoh material kampanye program H2P 24Lampiran 2. Sistem Komunikasi Internal PMI 25
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
1
BAB IPendahuluan
A. Latar Belakang
Penyusunan dokumen ini merupakan bagian dari kegiatan/program H2P(HumanitarianPandemiPreparedness/UpayaKesiapsiagaanOrganisasiKemanusiaanMenghadapi Pandemi Influenza) yang dijalankan oleh PMI Indonesia dengandukunganUSAIDmelaluiIFRC.Programiniditujukanuntukmembangunjejaringresponkemanusiaandalamkesiapsiagaanmenghadapipandemi influenzadalamkerangka melengkapi rencana yang sudah tersusun dengan penekanan pada peran dari jejaring organisasi aksi kemanusiaan di Indonesia. Untuk menerjemahkanperan PMI sebagai organisasi kemanusian dalam dokumen “Rencana Nasional Kesiapsiagaan dan Respon Organisasi Kemanusiaan dalam Menghadapi PandemiInfluenza”,disusunlahdokumenini.
Tujuan utama dari dokumen ini adalah menerjemahkan langkah-langkah dankebijakanPMIdalamkesiapsiaagaandanresponmenghadapipandemiinfluenza,sehingga PMI secara keorganisasian mempunyai panduan yang jelas dalammempersiapkan, menghadapi dan melaksanakan kegiatan operasional rutinmaupunresponterhadapbencana,dalamkondisipandemiinfluenza.
Dokumen ini merupakan dokumen internal PMI Pusat dalam menghadapi pandemi influenza,denganmemperhatikankeselamatandaristafPMIdankeberlangsungankegiatan pokok dan dukungan PMI tehadap upaya dan respon pemerintah menghadapi pandemiinfluenza.PMIditingkatPropinsi,Kabupaten/Kota,Kecamatandanunitkerja lainnya. PMI pada tingkat Kabupaten/Kota dapatmenggunakan dokumeninisebagaicontohdanrujukandalammembuatrencanakontinjensiuntukunit/organisasimasing-masingdisesuaikandengansumberdayadanfungsinya.
Dokumen ini merupakan dokumen yang selalu berkembang (living document),sehinggasecararutinharusselaluditinjauulangmemperhatikanperkembangansituasi pandemi influenza,dan tidakmenutup kemungkinanbisadikembangkanuntuk berbagai macam ancaman/hazard, tidak hanya terbatas pada pandemiinfluenza.
B. Asumsi Perencanaan
Kitatidakpernahtahuseberapaparahpandemiinfluenzaberikutnya,tetapiyangpasti adalah sifat dari virus influenza sendiri yang selalu berubah. Kita dapatmelihatdaricatatansejarahpandemisebelumnya,dimanatingkatkeparahanyangterjadisangatmengkhawatirkan.TetapijikakitamelihatpengalamanyangbarudansedangterjadipadapandemiAH1N1/2009,kitamelihatpandemiyangterjadi
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
2
termasukringan(WHOmenyatakankondisikeparahannyaadalah“moderate”).Jika kita melihat pada kondisi di Indonesia, dimana kondisi penyebaran dankejadiankasus-kasusFluBurung(H5N1)masihterussajaterjadidengantingkatkeparahan yang berat (CFR 80%), kekhawatiran untuk terjadinya mutasi darivirusH5N1tersebutuntukmenjadivirusbaruyangdapatmenyebabkanpandemiberikutnyamasihtetapdiwaspadaiolehparaahli.
Melihatpadakondisidiatas,penyusunanrencanakesiapsiagaanmenghadapipandemiinfluenzaharusmenggunakanbermacam-macam skenariodenganmenggunakanasumsiyangjelassebagaiparameteruntukmelakukanresponterhadapskenariotersebut.Sangatlahpentingmembangunsuaturencanaaksi/responberdasarkanskenarioyangdibangun.PandemivirusinfluenzaAH1N1/2009,telahmemberikansuatu pembelajaran penting dalam penyusunan rencana kesiapsiagaan. Dalamkondisipandemi,sulituntukdibakukanskenariopastinya,akansangatmembantujika dilakukan pendekatan denganmenentukan variable-variabel tertentu yangdigunakan sebagai alat untuk menganalisa situasi dan menentukan respon yang akan dilakukan oleh organisasi.Dalam melakukan penilaian situasi, berbagai hal berikut ini dapat dijadikanpedoman:
1.Angkaserangan/kejadianpenularandiIndonesia(termasukderajatkeparahanyangdapatdirefleksikanolehbesarnyaangkakematian)Monitoringkejadiankasusdankondisipenularandidalamnegeri,termasuktingkatkeparahannyaharusselaludilakukansecararutin,denganberdasarkanpadasemuasumberinformasiyangtersedia.Perhatianutamaharusditujukanpadapemantauanpenularan yang dapat berdampak kepada keselamatan dan kesehatan staf PMI,terutamajikapenularanyangterjadimempunyaitingkatkeparahanyangtinggi (dengan CFR yang tinggi, > 2% jikamengacu pada skenario nasionaluntukpandemiberat).
2.Angka ketidakhadiran pekerja ini terutama dilakukan pada saat kejadianpandemisudahberdampakpadastafPMI.Ketidakhadirandaristafpadamasing-masing unit esensial merupakan komponen yang penting untuk menentukan tingkat/model operasional yang akan dilakukan. Masing-masing unit harusmenetapkan jumlah maksimal ketidakhadiran yang dapat ditoleransi olehunittersebutuntukmenjagakegiatanoperasionaldariunittersebut.Menjadipenting,jikatingkatketidakhadiranstafsudah/adaindikasiakanmelampauijumlahmaksimalyangtelahditetapkan,
3.Durasidaripandemiinfluenzayangterjadidankemungkinanterjadinyalebihdarisatugelombang.Paraahlimemperkirakandurasidaripandemiinfluenzadapatterjadidalamkurunwaktu6–12minggu,dandimungkinkanterjadilebih dari satu gelombang.
4.Terjadinya bencana dalam kondisi pandemi influenza. Potensi terjadinyabencana di Indonesia yang demikian besar perlu dipertimbangkan. Tidak menutup kemungkinan terjadi bencana pada saat pandemi influenzamenyerang.
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
3
BAB IIRencana Operasional Internal PMI dalam
Kesiapsiagaan dan Respon Menghadapi Pandemi Influenza
A. Pengorganisasian Respon Terhadap Pandemi Influenza
PMI sebagai sebuah organisasi kemanusiaan terbiasa dalam memberikan bantuan pelayanan bagi masyarakat di daerah bencana. Indonesia yang merupakan daerah yangmemilikikerawananbencanayangtinggitentunyatelahmembuatstafdanrelawanPMIsangatterlatihdalammemberikanpelayananbantuankepadayangmembutuhkan.
Kondisi pandemi influenza sangatlah berbeda dengan bencana lainnya. Dalamasumsiperencanaanjelastersebutbahwadampakutamaadalahketidakhadiranstaf/relawan karena terkena dampak dari pandemi influenza. Mengingat haltersebut,menjadipentingbagisemuaorganisasiuntuksecaraspesifikmenyusunmodel pengorganisasiandalamkondisi darurat yangmenyeluruh.Tujuanutamadaripenyusunantersebutadalahmelindungikeselamatandankesehatandaristaf/relawan untukmemastikan bahwa kegiatan operasional rutin dan kemanusiaandapatberjalandalamkondisipandemi.
a.Tim Penanggulangan Krisis
Tujuan:Timpenanggulangankrisisinibertanggungjawabuntuk:1. Memastikan keselamatan dan kesehatan staf PMI dalam kondisi pandemi
influenza2.Melakukan penilaian/pengkajian situasi perkembangan pandemi
influenzadanmenetapkanmodeloperasionalyangakandigunakandanmerekomendasikankepadaSekjenuntukmenetapkanmodeloperasionaltersebut.
3.MemastikanresponPMIterhadappandemiinfluenzadapatberlangsungdankegiatanpentinglainnyadapatberjalansesuaidenganmodeloperasionalyang ditetapkan.
Tergantungpadakondisipandemiyangterjadi,timpenanggulangankrisisiniharus bertemu secara rutin untuk melakukan
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
4
Aktivasi Tim : Tim ini akan diaktifkan oleh Sekjen PMI, begitu WHO menetapkan terjadinyapeningkatan fase pandemi dari fase 3 ke fase diatasnya atau pada situasi yang dianggapdaruratolehSekjen.
Komposisi Tim : Timiniterdiridarimasing-masingstafkuncidancadangannyadarimasing-masingunitesensialyangdiharapkantetapberoperasidalamkondisipandemiinfluenza.
Posisi Staf Kunci CadanganKetua TimTim Kesehatan di Lingkungan PMIUnit support/penunjang- SDM, Keuangan, Administrasi, KeamananKomunikasiUnit/Divisi (yang diputuskan tetap beroperasi dalam kondisi pandemi)
b. Model Operasional dan Kejadian Pemicu
Pandemi influenza merupakan kejadiaan yang sangat sulit untukdiprediksikan kapan mulai terjadi dan bagaimana derajat keparahannya.Untuk mengantisipasi ketidakpastian tersebut, PMI memutuskan untukmembuat model operasional berdasarkan asumsi yang ada dan menetapkan kemungkinan-kemungkinan kejadian yang menjadi pemicu untuk aktivasidari model operasional tersebut. Ditetapkan bahwa dipakai kode warnauntuk mewakili model operasional yang dipakai. Model operasional yangdigunakan adalah sebagai berikut:
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
5
1.Operasionalsepertibiasadenganupayapersiapan(HIJAU)
Kejadianpemicu
• Merupakanfase3daripandemiinfluenza;• Fase diatas fase 3 tetapi tingkat keparahan dalam
kategori ringan dan tidak secara bermakna mengganggu operasional PMI dan tidak ada penetapan sebagai bencana dari pemerintah (seperti kondisi pandemi influenza AH1N1/2009sekarangini)
KebijakanKunci:
• Kegiatanorganisasimasihberjalansepertibiasanya• Perlu persiapan untuk menghadapi kondisi pademi flu
yang bisa berubah semakin parah• Perlu peringatan dini pada semua divisi tentang
kemungkinan dampak pandemi
Tujuan:
• Memastikankeberlangsungankegiatanorganisasidenganmeningkatkankewaspadaanterhadapancamanflujenisbaruyangberpotensimenjadipandemifludengantingkatkesakitan dan kematian yang lebih tinggi
• Mempersiapkan organisasi untuk menghadapi gangguanyang bisa ditimbulkan akibat situasi pandemi yang mungkinterjadi
Kegiatan Utama:
• Mempersiapkanrencanakontijensi• Diseminasiinformasitentangpandemidankesiapsiagaan
kepada staf • Mengujikesiapsiaganmelaluisebuahsimulasidandrills• koordinasiantarlintassectorterkaitpandemiflu
2.Operasionaldalamkondisikrisis(MERAH)
Kejadianpemicu
• Fase diatas fase 3 dengan tingkat keparahan dalam kategori sedang atau berat dan telah berdampak pada operasional/kantor/staf PMI
• Pemerintah mulai memberikan peringatan tentang adanya pandemidengantingkatkeparahankategorisedang/berat
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
6
KebijakanKunci:
• Kegiatanorganisasiberjalandenganpertimbanganmelihatsituasi yang berkembang
• Mulaimelakukanpembatasankegiatansosial,mengurangipertemuan langsung.
• Sosialisasilebihintensifkepadastaffdanmitra–mitraPMItentangsituasipandemifludanmengurangikontaksosial
• Pemantauan kesehatan dan keselamatan staf PMI dankeluarganya
Tujuan:
• Menjalankan kegiatan organisasi dengan menekankankemungkinanterjadinyapenularanantarstaffPMIdanjugamitra–mitraPMI
• Melakukanperingatandanpenanganandinikasuspradugapada staff PMI untuk mencegah penularan lebih lanjutantar staff
• Memperisapkan organisasi untuk menghadapi gangguanyang bisa ditimbulkan akibat situasi pandemi
Kegiatan Utama:
• Melakukan skrening awal pada pintu masuk kantor PMIdengan memeriksa panas tubuh staf.
• Penerapan kebijakan pembatasan social dan langkah-langkah pencegahan infeksi di kantor PMI
• Mengurangipertemuandanmengaktifkansemuakomunikasimelaluiinternet,telpon,videoconferencedanlainnya
• Bagi staf atau keluarganya yang mengalami gejala ILIdimintauntukbekerjadarirumah
• Pemantauan kondisi staf dan keluarga secara regularmelaluijalurkomunikasistaf(communicationtree)
• koordinasiantarlintassektormisalnyaKemenkes,Rumahsakitdanlainnyaterkaitpandemiflu
3.OperasionalTerbatas(BIRU)
Kejadianpemicu
• Pemerintah mengumumkan situasi pandemi influenzasebagaibencananasional,dan/atau
• Wabah influenza karenapandemi sudahberdampakpadakantor/operasional/stafPMIdandengantingkatkeparahanyangberat/mengkhawatirkandantrenpenularansemakinmeluas dan mengancam keselamatan dan kesehatan staf PMI dan tingkat ketidakhadiran sudah mulai tinggi
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
7
KebijakanKunci:
• Kegiatan organisasi berjalan secara terbatas pada stafkunci
• PMI hanya mengaktifkan divisi – divisi tertentu yangharus berjalan secara penuh sedangkan divisi yang lainoperasionalnya sementara di hentikan atau dijalankansecara terbatas sesuai dengan perkembangan situasi.
• Pemantauan kesehatan dan keselamatan staf PMI dankeluarganya
Tujuan:
• Memastikan divisi – divisi penting dan pokok PMI bisaberjalan dengan baik untuk memberikan bantuan padamasyarakat
• Melindungi staff dan tim utama dari penularan penyakituntukmenjaminkeberlangsungankegiatanorganisasi
Kegiatan Utama:
• Memastikandivisi–divisiyangpokokdanpentingdariPMItetapberjalan.
• Pemantauankeselamatandankesehatanstafdankeluargadariwabahpandemiinfluenza
• TimPenanggulangankrisistetapmemantauperkembangansituasipenularandankeparahanpandemiinfluenza
4.Pemulihan(abu-abu)
Kejadianpemicu
• Pemerintahmengumumkan situasi pandemi influenza secaranasional bisa di tangani dengan baik
KebijakanKunci:
• Kegiatan organisasi secara bertahap diperluas sepertimasasebelumterjadiwabah.
• Mengaktifkankegiatanpsikososialuntukmembantustafyangmungkinmengalamitraumapascapandemiinfluenza
• Mempersiapkanorganisasi PMIuntukmenghadapi gelombangsusulanpandemiinfluenza
Tujuan:• MemulihkansegeraoperasionalPMI• Mempersiapkan organisasi untuk menghadapi kemungkinan
gelombangseranganpandemifluberikutnya
Kegiatan Utama:
• MengaktifkankembalisemuaoperasionalPMI• Mendata semua sumber daya yang masih ada, kemudian
mengupayakan pengisian kekosongan sumber daya tersebut.• Memberikan dukungan psikososial pada staf pasca pandemi
flu• Mereview kembali rencana kontijensi untuk persiapan
menghadapi pandemi gelombang berikutnya
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
8
c. Fungsi Utama/Kunci dan Staf Kunci1 Untuk memudahkan akan dibuat matrik yang akan menjelaskan posisi dan kondisi fungsi utama tersebut dalam setiap model operasional, seperti dibawah:
No Fungsi Utama2 MODEL OPERASIONALHijau Merah Biru Abu-abu
Jalan Stop Jalan Stop Jalan Stop Jalan Stop1 Kelembagaan √ √ √2 PB √ √ √ √3 Kesehatan √ √ √ √4 RS √ √ √ √5 UTDP √ √ √ √6 Diklat Litbang √ √ √ √7 P M R -
Kerelawanan √ √ √ √8 Kerjasama √ √ √ √9 K o m u n i k a s i
dan Pencitraan √ √ √ √10 Keuangan √ √ √ √11 Pengembangan
sumber daya √ √ √ √
1 Catatan. Matriks ini berdasarkan asumsi dari konsultan, masih perlu didiskusikan internal PMI untuk memutuskan. Konsekuensi dari keputusan untuk terus beroperasi dalam kondisi pan-demi (merah/biru) adalah diperlukannya penyusunan/identifikasi (i) daftar kegiatan utama dalam masing-masing fungsi/unit tersebut, (ii) identifikasi staf kunci/esensial yang bertanggung jawab memastikan kegiatan yang diidentifikasi tersebut tetap berjalan, dan (iii) identifikasi logistik dan pengaturan lainnya terkait keselamatan staf kunci tsb (hal ini yang akan dibahas dalam “rencana keberlangsungan kegiatan (BCP)”.
2 Diambil dari struktur organisasi PMI berdasarkan Keputusan PP PMI No 047/KEP/PP PMI/II/2010. Sebaiknya, akan lebih bagus jika fungsi utama yang digunakan lebih mengacu pada fungsi operasional, dan bukan mengacu pada fungsi kelembagaan (mis. Keuangan/bendahara, SDM, keamanan, dll).
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
9
Kegiatan operasional pengorganisasian respon terhadap pandemi influenzaMODEL OPERASIONAL
Hijau Merah Biru Abu-abu•Masing-masingunit/
divisi menentukan kegiatanmasing-masing dalam setiap model operasional (berhenti/stopatauterusberoperasi/jalan)
•Bagidivisi/unityangtetap beroperasi dalam model operasionalmerah/biru menentukan kegiatan-kegiatanutama yang harus tetapdipertahankan,sekaligus melakukan penentuanstaf-staf kunci yang bertanggungjawabterhadapjalannyakegiatantersebut,sekaligusstaf-stafcadangan bagi staf kunci tersebut
•Pemantauanperkembangan situasi pandemiinfluenzayangsedangterjadidanmelakukanrevisi,terutama terhadap variabel model operasional,jikadiperlukan.
•Melakukansimulasi/tes terhadap perencanaan yang telah dibuat dan melakukanrevisijikadiperlukan
•Menjagajejaringdenganpengandil terkait dipemerintahan maupun rekan organisasi kemanusiaan
Tim penanggulangan krisis melakukan: •pengkajiansecara
rutin terhadap perkembangan situasi pandemi dan melakukan penyesuaian terhadap model operasional
•pengkajianulang terhadap mekanisme kerjatimpenanggulangan krisis
•peningkatanlevelmodeloperasional,jikakondisisemakin memburuk
Sama dengan kegiatan pada model operasionalmerah,dengan tambahan:• pemantauan
terhadap mekanismekerjamasing-masingdivisi/unitutama,dan memastikan beroperasi sesuai rencana
• penutupanoperasisecaratotal,jikakondisi semakin memburuk
• pembatalanmodeloperasi biru dan beralih ke pemulihan(abu-abu)
Tim penanggulangan krisis melakukan: •pengkajian
situasi dan dampak pandemic terhadap staf dan operasional PMI
•pemulihanoperasional PMI secara keseluruhan secara bertahap
•pengkajianterhadap pengalaman penanganan pandemi sebelumnya dan melakukan revisi terhadap dokumen perencanaan yang ada untuk persiapan menghadapi kemungkinan gelombangke-dua
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
10
B. Keselamatan dan Kesehatan Staf
a. Fasilitas Kesehatan
PMIpusattidakmempunyaiklinikdikantorPMIyangakansecaraspesifikdifungsikansebagaiklinikdemam(feverclinic)untukmenanganikasusILIpadasaatpandemiinfluenza.Tetapi,PMIpusatmembentukTimKesehatandiLingkunganPMIyangakan membantu pihak keamanan dalam melakukan skrining suhu tubuh pada saat diperlukan.UntukperawatanpadastafPMIyangmenderitagejalaILIdantidaklolos skrining suhu di pintu masuk akan dilakukan di pos kesehatan yang dibentuk sesuaiSOPpadaskriningsuhutubuh.
Padakondisipenularanpandemiyangmeluas,stafPMIyangmenderitagejalaILIdisarankan untuk berobat di sarana kesehatan pemerintah terdekat ataupun saran kesehatan milik PMI.
b. Stockpiles Indonesia
1.ObatAntiViral/Oseltamivir
Kebutuhan akan obat antiviral dalam kondisi pandemi yang berat akan sangattinggi.DiIndonesia,dimanaobatantivirusuntukinfluenza,khususnyaoseltamivir,tidakdijualsecarabebasdipasaran,danstokhanyadimilikiolehpemerintahmelaluijaringanfasilitaskesehatan.PMI pusat dalam hal ini tidak melakukan stockpile secara khusus untuk oseltamivir dengan asumsi bahwa stockpile nasional masih mencukupi.Dalam hal pencegahan untuk staf yang terpapar secara langsung di RS atau fasilitaskesehatanPMI,masing-masing fasilitaskesehatantersebut telahmemiliki stok oseltamivir yang secara nasional telah didistribusikan oleh pemerintahkeRSbaikswastamaupunmilikpemerintah.
2. Alat Pelindung Diri
TabeldibawahmemberigambarantentangperlunyajenisAPDberdasarkanpotensipaparandengankasus/virusinfluenzapandemi.
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
11
Tabel Penyediaan Alat Pelindung Diri Berdasarkan Risiko Paparan Penularan2
2 United Nations Medical Directors Influenza Pandemic Guidelines (May 2008), www.un-pic/web/pageloader.aspx?page=un#
Kategori Risiko
Karakteristik paparan terhadap
staf Contoh Masker
Bedah Sarung tangan Gaun
Masker Respirator (mis.
N95)
Pelindung mata (mis.
Goggles/ Face
Shield)
1
Tenaga kesehatan yang merawat penderita dan
mempunyai kemungkinan kontak jarak dekat (< 1 m)
dengan suspek/positif penderita influenza
pandemi atau menangani material terinfeksi dari pasien
Dokter, perawat
yang bekerja di
klinik demam (fever clinic)
2
Staf non-tenaga kesehatan yang
mempunyai kemungkinan kontak
jarak dekat (<1 meter) dengan suspek/positif penderita influenza
pandemi atau menangani material terinfeksi dari pasien
Mis. Security,
resepsionis, petugas
kebersihan yang
bekerja dalam klinik
demam (atau yang menangani
pasien dengan
gejala ILI)
3 Staf yang mempunyai kemungkinan kontak
jarak dekat (<1 meter) dengan orang yang
tidak diketahui tertular/tidak oleh
virus pandemi
Mis. Staf yang
melakukan perjalanan (yang tidak
dapat ditunda)
4 Staf tertular dengan
virus pandemi influenza / dengan gejala ILI
Mis. Penderita di klinik
demam/penderita dengan
gejala ILI
5
Staf tanpa kemungkinan kontak
jarak dekat (<1 meter) dengan suspek/positif penderita influenza
pandemi atau menangani material terinfeksi dari pasien
Mis. Staf kunci yang dikarantina
dikantor dan tidak bekerja
pada klinik demam
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
12
Berdasarkan tabel tersebut, kebutuhan APD untuk upaya pencegahan infeksibagi staf di kantor PMI pusat adalah masker bedah. Kebutuhan masker bedah tersebutmenggunakanperhitungan2(dua)maskeruntuktiapstaf/orangselama6minggu.
Hal ini akan berbeda untuk kebutuhan APD dalam respon terhadap pandemi,sebagai contoh, untuk respon terhadap penanggulangan episenter pemerintahsudah menetapkan standar tersendiri dalam hal pencegahan infeksi. Dalam konteks ini,untukupayarespon,kebutuhanAPDmengikutikebijakanpemerintah.
3. Antibiotik
Meskipun pneumonia yang disebabkan oleh H5N1 maupun pandemi H1N1sebagian besar karena virus, tetapi berdasarkan data dari pandemi influenza1918,mengindikasikan bahwabanyak terjadi infeksi sekunder yang disebabkanbakteri.Kebutuhanantibiotikiniberbedadenganantivirus,karenaantibiotikinidipergunakansecaraluas,sehinggaketersediaannyalebihterjamindibandingkandengan antivirus. Untuk keperluan perencanaan, jika dibutuhkan, PMI akanmelakukan stockpileterhadap antibiotik untuk pneumonia dengan jenis dan perhitungan sepertidibawahini3:
• Amoxicillin+clavulanicacid(500mg/125mgtablets):1dosisterdiridari30tabletsuntuk7,5%darijumlahstafdankeluarga;
• Ciprofloxacin(500mgtablets):1dosisterdiridari20tabletsuntuk2,5%darijumlahstafdankeluarga;
• Azythromycin(500mgtablets):1dosisterdiridari5tabletsuntuk2,5%darijumlahstafdankeluarga;
4. Antiseptik untuk cuci tangan (Hand Sanitizer)
Upaya pencegahan penularan dan pengendalian infeksi yang paling utama untuk influenza adalah cuci tangan dengan benar secara teratur. Untuk keperluantersebut,diperlukansaranacucitanganyangsesuadenganstandartdanmudahdijangkau.Selainitu,untukmemudahkan,penggunaanhand sanitizer sangatlah dianjurkan. PMI pusat menyediakan/menganjurkan staf untuk melakukan stokterhadap hand sanitizer ini untuk digunakan pada saat pandemi.
Perhitungan kebutuhan(i) per individu adalah: 11 (sebelas) botol ukuran 30ml per orang untuk 6
minggu(ii) institusi:perludiletakkanbotolukuranbesarditempat-tempatyangmudah
diaksesolehstaf (misal:Lobby,pintumasuk lift,pintumasukareaunit,dll)
3 WHO, Pandemic Influenza Preparedness and Mitigation in Refugee and Displaced Popula-tions, WHO guidelines for Humanitarian Agencies, May 2006. Available at http://www.who.int/csr/disease/avian_influenza/guidelines/humanitariandoc2006_04_07/en/index.html
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
13
c. Pola Hidup Bersih dan Sehat/PHBS (personal hygiene)
Influenzaadalahpenyakitsalurannafasyangdisebarkanmelaluibatuk,bersinataumenyentuh permukaan yang terkontaminasi virus influenza. Upaya pencegahanyang paling efektif adalah dengan penerapan kebersihan pribadi. Upaya-upayakebersihan pribadi ini dapat dilihat dalam lampiran 1. tentang contoh material kampanye program H2P Indonesia tentang influenza dan pencegahannya.
d. Pembatasan Sosial dan Upaya Pengendalian Infeksi
Penyebaran virus influenza terutama melalui kontak dekat dengan penderita,sehingga hal terpenting dalam pencegahan penularan adalah mengurangi kemungkinan kontak dekat dengan orang yang mungkin telah terinfeksi. Selalu memastikanmenjagajaraklebihdari1meterdenganoranglainyangmungkintelahterinfeksi terbukti sebagai salah satu cara yang sangat efektif dalam mencegah penularan.
Upaya pembatasan sosial dan penerapan langkah-langkah pengendalian infeksimerupakankuncidalampencegahanpenularaninfluenzaditempatkerja.Berikutini adalah langkah-langkah pengendalian infeksi dan pemabtasan sosial untukmencegah penularan:
i. Pemeriksaansuhubagistaf/relawandanpengunjungPada saat kondisi pandemi influenza, staf/relawan diharuskanmelakukanpengukuran suhu tubuh secara teratur. Jika didapati suhu tubuh yang meningkatdengandisertaigejalaILIlainnya,terutamajikamodeloperasionalmerah/birutelahdiaktifkan,stafdilaranguntukmasukkerja;bisadenganmengambilcutisakitataubekerjadarirumah.Disarankanjugauntuksegeramemeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.Untuk pengunjung, pada model operasional merah/biru, akan dilakukanskreningsuhutubuhdangejalaILIlaindipintumasuk.
ii.Kebersihantempatkerja• Seluruhruangankantorharussecararutindibersihkan,terutamafasilitas
bersama,seperti:toilet,ruangrapat,lobby,dll.• Perhatianutamaharusdilakukanuntukpermukaan-permukaanyang
seringdisentuh,seperti:gagangpintu,tombollift,mesinfotocopy,telephon,dll.
Pastikan dalam kondisi pandemi, gunakan selalu cairan pembersih yangmengandungzatdesinfektanyangsesuai,seperti:alcohol,larutanpemutihpakaian(1%).Selain itupetugaskebersihanjugaharusmenggunakanalatpelindungdiriyang sesuai (masker) dan sering mencuci tangan memakai sabun setiapberpindah area pembersihan.
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
14
iii.Pembatasansosial/socialdistancingPembatasan sosial disini dimaksudkan adalah upaya mengurangi kontak antar staf untuk mencegah penularan. Beberapa hal yang diterapkan adalah:• Melakukanpengaturanjarakantartempatkerjasehinggaminimalberjarak
1 m• Melakukanpenyesuaianalurkeluarmasukkantor,termasukpenggunaan
tanggadanliftyangkhususuntukturun/naik.• Menghindari rapat secara fisik, sebagai alternatif dapat menggunakan
telekonferensi• Stafdianjurkanuntukmenghindariareadiluartempatkerjayangpadat
jika tidak perlu, termasuk menghindari kegiatan-kegiatan social yangmelibatkan orang banyak.
e. Sistem Komunikasi Internal PMI
Sistim komunikasi yang dimaksudkan disini adalah sistem komunikasi internalPMI.Sisteminidigunakandengantujuan:
i. melakukan pemantauan terhadap kondisi staf dan keluarganya dalam kondisipandemiinfluenza
ii. sebagai metode untuk menyebarkan informasi dan instruksi dalam kondisi darurat.
Sistem yang digunakan terutama berbasis SMS dengan kemungkinan menggunakanjalurkomunikasilainnya(telephone,HP,internetdll).PMI memilih menggunakan sistem pendekatan berbasis unit di kantor dan bukan pada domisili dari staf.Detail dari sistem komunikasi ini dapat dilihat pada lampiran 2. Sistem Komunikasi Internal PMI
f. Promosi dan Kampanye
StafPMIperlumendapatkaninformasiyangjelastentangpandemiinfluenzadanrencanakontijensiyangtelahdibuatolehPMI.Untukmemastikanhaltersebut,strategikomunikasitelahdisusunberdasarkanmodeloperasionalyang ditetapkan.
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
15
Strategi Komunikasi Berdasarkan Model Operasional untuk kampanye dan promosi pengetahuan pandemi influenza untuk internal PMI
Strategi komunikasi
MODEL OPERASIONALHijau Merah Biru Abu-abu
Sosialisasi tentang pengetahuan dasarpandemiflu(gejala,penyebabdll)
Pesan utama:Pengetahuan dasarpademiflu:gejala,carapenularan,mencegahpenularan,tindakansaat dicurigai tertular
Metode penyampaian :- Elektronik
newsletterdanposter untuk informasi dasar pandemiflu
- Handbookbagi staf untuk penjelasantindakan pencegahan lebih detail
Alatkomunikasi/material
EmailPosterHand book
Pesan utama:- Pembatasansocial
(Socialdistancing)- -Petunjukcara
bekerjadarirumah-Petunjukuntuk melakukan perwatanrumah(homecare)
Metode penyampaian :- Elektronik
newsletter- Selebaran- Perintahlangsung
dariSekjen/kepada divisi
Alatkomunikasi/material
- Komunikasilangsung
- Email- SMS
Sama dengan model operasional merah
Sama dengan model operasional hijaudengantambah komunikasi untuk persiapan kemungkinan adanya gelombang pandemi-berikutnya
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
16
Strategi komunikasi
MODEL OPERASIONALHijau Merah Biru Abu-abu
Komunikasi untuk mengurangi trasmisi(tujuanperubahan prilaku yang diharapkan:jikasehat,hindariuntukterinfeksi,jikasakithindarimenularkan pada oranglain):
Pesan utama:- Cucitanganpakai
sabun sesering mungkin
- JikasakitdengangejalaILIsebaiknyabekerjadarirumah
- Kurangiberpergianatau pertemuan secara langsung
Metode penyampaian :-Elektroniknewsletter
dan poster untuk informasi dasar pandemiflu
-Handbookbagistaffuntuk penerangan detail
Alatkomunikasi/materialEmailPosterHand book
Pesan utama:- Sosialdistancing
dikantor : pengaturan ruangkerja,cucitangan,penggunaanAPD seperlunya
- Peliburansementarabeberapa divisi
- Petunjukcarakerjadari rumah
- Panduanuntukmemberikan pertolongan bagi staf yang mengalami sakit dengangejalaILI
Metode penyampaian :- Elektronikemail- Selebaran- PerintahlangsungdariSekjen/kepadadivisi
Alatkomunikasi/material
- Komunikasilangsung- Email- Sms
Sama dengan model operasional merah
Sama dengan model operasional hijaudengantambah komunikasi untuk persiapan kemungkinan adanya gelombang pandemi-berikutnya
Komunikasi untuk menekan angka kematian dan angka penularan (tujuanperubahan prilaku yang diharapkan : melindungi orang yangmerawatdan anggota keluarga yang lain untuk tidak terinfeksi;sertabantuan untuk pemulihan)
- Pesan utama:- Petunjukhome
care bagi staff yang merawatkeluarga
Metode penyampaian :- Elektroniknewsletter- Selebaran- PerintahlangsungdariSekjen/kepadadivisi
Alatkomunikasi/material
- Komunikasilangsung- Email- Sms
Sama dengan model operasional merah
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
17
Strategi komunikasi
MODEL OPERASIONALHijau Merah Biru Abu-abu
Komunikasi resiko untuk menghindari kepanikan
Pesan utama:- Update
situasi berkala perkembangan wabahflupandemi
- Memberikanpetunjuktentangtindakan yang sebaiknya dilakukan pada setiap perkembangan situasi
- Membukasistemkomunikasi dua arah untukklarifikasiberita dan informasi yang beredar di ranah publik
Metode penyampaian :-elektroniknews-pesanpendek
Alatkomunikasi/materialEmailSms
Sama dengan operasionalhijau
Sama dengan operasional hijau
Sama dengan operasional
hijau
Kegiatan operasional menjamin keselamatan dan kesehatan staf dalam kondisi pandemi influenza
MODEL OPERASIONALHIJAU MERAH BIRU ABU-ABU
•Promosidanpenyebaran informasi kepada staf,jugabriefingserta training penyegaran untuk melindungi diri dan keluarga dari pandemiinfluenza
•Pelatihankepadastaf kunci
•Melakukansimulasi/drillterhadap:jalurkomunikasi internal PMI,SOPscreeningsuhutubuh,pembatasan sosial
•Perhitunganstockpile terkait kesehatan dan keselamtan staf dan melakukan pembelian stok tersebut
• Informasiperkembanganterkini secara rutin kepada staf
•Pemantauan secararutin terhadap kondisi staf dan keluarganya
•Aktivasijalurkomunikasiinternal PMI
•Aktivasi screening suhutubuhdangejala ILIdipintu masuk
•Aktivasi pembersihantempat kerja dalamkondisi pandemic
•Aktivasi kebijakanpembatasan sosial
Sama dengan model operasional merah,dengan tambahan:
•Hanya staf kunciyang sehat saja yangdiperbolehkan masuk kerja
•P e m a n t a u a ndampak pandemi terhadap staf dan keluarganya
•Evaluasi rencanaoperasional terkait kesehatan dan keselamatan staf dan melakukan revisi jikadiperlukan.
•Promosi dankampanye sesuai strategi kampanye kepada staf
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
18
BAB IIIRencana Operasional PMI dalam Mendukung
Upaya Kesiapsiagaan dan Respon Pemerintah dalam Menghadapi Pandemi Influenza
Upaya PMI dalam mendukung upaya pemerintah mengacu pada rencana nasional yang telah ada. PMI telah melakukan inisiasi melalui program H2P dalam penyusunan rencana nasional kesiapsiagaan dan respon organisasi kemanusiaan dalammenghadapipandemiinfluenza.Mengacupadarencananasionaltersebut,dan sesuai dengan pengembangan protokol kesiapsiagaan PMI dalam menghadapi pandemi influenza,PMImempunyaiperan,kemampuandansumberdayauntukterlibat dalam upaya respon pemerintah mulai dari penanggulangan episenter (fase4/5)sampaikefasepandemi(fase6)terjadi.
A. RESPON TERHADAP PENANGGULANGAN EPISENTER PANDEMI INFLUENZA
Rencana operasional PMI, tetap mengacu pada model operasional yang telahditetapkan diatas. Khusus untuk penanggulangan episenter pandemi influenza,memang kemungkinan dapat terjadi kegiatan tersebut dilakukan pada modeloperasihijaumaupunmerah.Halinitergantungdarilokasimunculnyaepisenterdan penanggulangannya; jika lokasi munculnya dan penanggulangan episentermerupakandaerahdimanakantorPMIberada,atausejumlahstafPMIberdomisili,maka dimungkinkan model operasional yang dipakai sebagai landasan operasional adalah model operasional merah.
PMIdalammendukungupayapenanggulanganepisenter,selaludalamkoordinasidengan pihak yang berwenang dalam penanggulangan. Sesuai dengan panduanpenanggulangan episenter nasional, beberapa kegiatan telah diidentifikasimerupakan area yang dapat didukung oleh PMI dengan sumber daya dan kemampuannya.Kegiatan-kegiatantersebutadalah:
a. Surveilans Epidemiologi
Tenaga relawan dan jejaring yang dimiliki PMI akan berperan dalam kegiatanberikut ini:
1.MembantuupayasurveilansepidemiologidiwilayahpenanggulanganepisentersekaligusuntukkegiatanintervensifarmasidalamwilayahpenanggulanganepisenterpandemiinfluenzaDalam wilayah penanggulangan episenter, PMI memiliki kader di tingkat
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
19
desa dan dapat dimobilisasi untuk membantu upaya pemerintah. Dengan koordinasi dari PMI Cabang, relawan yang tergabung dalam SIBAT (Siagabencana berbasis masyarakat) dan RKD (relawan kesehatan desa) dapatdimobilisasi untuk membantu jika diperlukan. Untuk upaya kerelawanandidalamwilayahpenanggulanganepisenter,PMIakanmemobilisasirelawanyangsudahmendapatkanpelatihanterkaitinfluenzadanpandemiinfluenzamelalui program H2P. Hal ini dikarenakan relawan yang terlibat dalamkegiatan ini harus mampu melindungi diri sendiri dari penularan dan tidak menjadisumberpenularanbagirekanyanglain.
PMI, berdasarkan protokol kesiapsiagaan menghadapi Pandemi Influenza,relawanyangterlatihsebagaikoordinatordesa/relawandesatelahmencapai14.533 relawan yang tersebar di 60 Kabupaten/Kota (50 Cabang) pada 8propinsi (Sumut,Lampung,Banten,DKIJakarta,Jabar,Jateng,JatimdanBali).Merekamerupakan sumberdayayang siapuntukdimobilisasiuntukmenjadirelawandalamupayasurveilans,jikadiperlukan.
Kegiatan dalam intervensi farmasi terkait erat dengan aktIvitas surveilans dalamwilayah penanggulangan episenter. Salah satu tugas dari petugas/relawansurveilansselainpemantauangejalaILI,adalahbertanggungjawabdalam aktivitas pembagian obat antiviral sebagai profilaksis/pencegahan.Tugaspetugas/relawanterkaitdenganintervensifarmasidisiniadalah:
i. Membagikan obat dan masker, dan menjelaskan cara minum obatkepadamasyarakat,
ii.Mencatatdanmelaporkanhasilkegiatankepadasupervisor,iii.Memantauefeksampingobatantiviral,daniv. Melakukan kegiatan surveilans dan KIE.
2. Denganjaringannyayangtersebarluas,surveilansepidemiologidiluarwilayahterduga sebagaiepisenterbisadilakukan,untukmendeteksi kemungkinanterjadinyaperluasanwilayahepisenter.
Upaya ini dapat mendukung upaya surveilans di wilayah berisiko, yaituwilayah yang mempunyai risiko tertular influenza pandemi dari wilayahepisenter.Yangdimaksuddenganwilayah ini sepertiwilayah sekitar yangberbatasan langsung atau mempunyai akses lalulintas dan mobilitas tinggi dengan wilayah episenter4. Berbeda dengan kegiatan sebelumnya, dalamkegiataninitidakdiperlukanrelawanyangtelahmenerimapelatihankhususterkait influenza dan pandemi influenza. Semua jejaring relawan dapatdimobilisasidalamkegiatanini,karenasifatkegiataniniyanghanyaterkaitupaya penyebaran informasi kepada masyarakat dan memberdayakan masyarakat untuk segeramelaporkan kasus-kasus terduga ILI kepadaunitpelayanan kesehatan terdekat.
4 Pedoman dan petunjuk Pelaksanaan Episenter pandemic influenza, hal 59.
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
20
b. Komunikasi risiko
SesuaidenganprotokolPMIdalamresponterhadappandemiinfluenzayangtelahdisusunsebelumnya,upayakomunikasirisikoinidilakukandengantujuanuntukmemberikan informasi kepada masyarakat dan untuk menghindari kepanikan dan mengerti apa yang harus dilakukan. Komunikasi ini dilakukan melalui jaringanrelawanyangadasampaikeleveldesa,danterutamaolehkoordinatorfluburungdesa/kelurahan.
Beberapa tindakan komunikasi resiko yang bisa dilakukan oleh PMI adalah:
1. Sosialisasi tentang wabah flu baru dan tindakan pencegahan Sosialisasidilakukan kepadamasyarakat baik di dalamwilayah penanggulangan KLBataudiluarwilayahpenanggulanganKLB.Sosialisasiawaliniditujukanuntukmemberikan pengertian dan tindakan yang diperlukan dalam melakukan pencegahanagartidaktertularvirusjenisbaruini.Hallainyangditujukandalamkomunikasiawaliniadalahuntukmencegahterjadinyakepanikandankekacauan yang dikarenakan karena informasi yang tidak tepat.
2. Penjelasan beberapa tindakan yang berhubungan dengan penggulanganepisenter Proses komunikasi tentang penjelasan yang dilakukan dalampenangulangan episenter seperti: jadwal dan sistem pengiriman logistik,jadwal dan cara pemberian antiviral, komunikasi tentang perkembanganpasienyangdirawatpadakeluarga,cara-carapemulasaranjenasah,sertapembatasan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.
3. Komunikasi tentang tindakan-tindakan untuk perubahan perilaku padaindividu dan keluarga. Perubahan perilaku yang diarahkan pada :
i. Mengurangi/membatasi transmisi/penularan virus Perubahan perilakukunciyangdiharapkanadalah:(i)jikasehat,cegahdiridaripenularan,dan(ii)jikasakit,cegahuntuktidakmenularkanpadaoranglain
ii.Mengurangi/membatasi transmisi/penularan virus dan menekan angkakematianPerubahanperilakukunciyangdiharapkanadalah:(i)melindungipemberi perawatan dan anggota keluarga dari tertular virus, dan (ii)bantuan pemulihan bagi yang sakit
c. Mobilisasi sumber daya mendukung penanggulangan episenter
PMI mempunyai sumber daya yang dapat dimobilisasi, selain relawan, jugabeberapahaldibawahinidapatdilakukanolehPMI(tergantungdarikemampuandankapasitasdariPMIKabupaten/Kota):
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
21
1. Bahan kebutuhan pokok
Penyediaan bahan kebutuhan pokok merupakan tugas dari pemerintah daerah setempat,dalamhalinidinassosial.TetapitidakmenutupkemungkinanPMIdengan sumber daya logistik yang ada didaerah penanggulangan membantu ketersediaanbahan-bahantersebut.
PMI mempunyai pengalaman dan kemampuan dalam memberikan pelayanan secaracepatuntukpenyediaanmakanan,misalnyadengankapasitasdapurumum yang dengan cepat bisa diaktifkan, dapat menjadi bantuan yangsangatbermanfaatdenganbekerjasamadenganunsurdaripemerintah.
2.Distribusi bahan kebutuhan pokok didalam maupun diluar wilayahpenanggulangan episenter
Kebutuhan tenaga untuk menyalurkan kebutuhan pokok ini dapat dilakukan olehtenagasukarelawandenganberkoordinasidengankoordinatorlogistikpenanggulangan episenter pandemi.
Dalam memberikan bantuan kemanusiaan perlu diingat bahwa, influenzaadalahpenyakityangmudahmenular,sehinggaupayapencegahanpenularansangatperluuntukdiperhatikan.PMIdalamrencanakontijensiinimemangtidak melakukan stockpile APD untuk keperluan penanggulangan, tetapilebih kearah pencegahan penularan secara internal PMI. Untuk keperluan ini,penyediaanAPDuntukpencegahandilakukanolehKemenkesRI.
B. RESPON TERHADAP PANDEMI INFLUENZA (FASE 5/6)
PMIdalammendukungpemerintahuntukmeresponterhadappandemiinfluenza,telah menyusun dokumen rencana nasional kesiapsiagaan dan respon organisasi kemanusiaanterhadappandemiinfluenza.Dokumentersebutdisusunberdasarkanrencananasionalkesiapsiagaandanresponterhadappandemiinfluenza.
Berdasarkandokumentersebut,peran-peranorganisasikemanusiaanmendukungupaya respon nasional adalah terlibat dalam strategi nasional respon terhadap pandemiinfleunzasebagaiberikut:
• Pencegahan dan penanggulangan di bandara/pelabuhan/pos lintas batasdarat(PLBD)
• Penguatan dan pemberdayaan Rumah sakit dan Puskesmas• Membantu kegiatan surveilans epidemiologi• Komunikasi risiko• Tindakan kesehatan masyarakat• Keberlangsunganusahaoleh lembaga-lembagausaha (dan/atauorganisasi
kemanusiaan/kemasyarakatan)
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
22
PMI dalammenerjemahkan strategi nasional tersebut telahmenyusun protokolyangmenyatakanbahwaPMIakanmendukungmelaluikegiatan-kegiatanberikut:
i. PokjaPMIdapatjugadigunakanuntukjaringankomunikasi,dalamhaliniPMIDaerahperlumengembangkanjejaringupayakerelawanan.
ii.Membantu penyelenggaraan komunikasi risiko kepada masyarakat, agartidakmenjadipanik.
PMI bisa berperan serta secara aktif dalam melakukan komunikasi risiko dalam rangka pencegahan dan penanggulangan pandemi influenza.Komunikasi yang dilakukan pada tiap tahapan operasional berbeda. Hal ini menyesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat respon yang diperlukan dari masing masing model operasional tersebut. Secara detail komunikasi dalam model operasional tersebut bisa dilihat sebagai berikut :
• Komunikasipadamodeloperasionalhijau: Komunikasipadamodeloperasiinilebihditekankanpadaupaya–upaya
pencegahandanpengertiandasartentangpandemiflu.Komunikasijugalebih ditekankan pada pelaksanaan peringatan dan pelaporan dini dari pasienyangtertularvirusflupandemi.
• Komunikasipadamodeloperasionalmerah Komunikasiinilebihbersifatdirektif,meresponsituasiyangsudahpada
kondisi darurat dan perlu penanganan cepat. Komunikasi pada model operasional merah lebih menekankan pada perubahan prilaku staf,masyarakat dan pihak mitra PMI untuk bisa menekan tingkat penularan virus dan memberikan bantuan yang diperlukan untuk mencegah penularan lebihlanjut.
• KomunikasipadamodeloperasionalBiru Padamodelopersionalbiru,tujuandarikomunikasiinilebihmenekankan
padamenekanjumlahpenularandanmenurunkanangkakesakitandankematian akibat infeksi virus tersebut. Sasaran komunikasi lebih di arahkan kepada prilaku individu dan komunal untuk penanggulangan virus tersebut.Komunikasitindakanseperticaraperawatananggotakeluargayangsakit,peliburankegaitankantor,bekerjadarirumahhinggapanduanpenanganan staff yang sakit.
• KomunikasipadamodeloperasionalAbu-Abu Model komunikasi sangat mirip dengan model komunikasi pada model
opersional hijau, namun lebih menekankan pada persiapan untukmenghadapikemungkinangelombangkeduaflupandemi.
Secara garis besar strategi komunikasi risiko dapat menerapkan strategi pada promosidankampanyeuntukstafPMIpadahalaman15–17.
i. Membantudalamreliefdistribusitermasukmakanan,minuman5*. Dalamkondisipandemi,tidaktertutupkemungkinanterjadinyabencana
yang membutuhkan dukungan layanan PMI. Meskipun dalam kondisi pandemi,PMItetapakanmelakukanpelayananpenaggulanganbencana,
6,7,8,9 hanya dilakukan oleh PMI Cabang yang mempunyai kapasitas
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
23
dengan pembatasan yang terkait dengan perlindungan staf/relawanterhadapbahayapenularaninfluenza.Selainhaltersebut,penanggulanganbencana mengacu pada pedoman yang ada.
Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, pembatasan yang dilakukansebatas kepada upaya pengendalian infeksi dan penerapan PHBS dan prinsip social distancing.
ii.MemperkenalkancaramelakukanPerawatanOrangSakitdiRumah6
Perawatan penderita influenza dirumah dalam kondisi pandemi yangberat (model operasional merah/biru) akan sangat bermakna dalammengurangi angka kematian sekaligus mencegah penularan yang meluas. Dalamkondisi pandemi yangberat, fasilitas kesehatan yang ada tentutidakakanmampumenampungsemuapenderita influenza,karena itu,perawatandirumahbagipenderita influenzayangtidakmemilikitandabahayasangatdianjurkan.
PMImelaluiprogramH2Pmelatih3.600orangpelatihdiseluruhIndonesiaakan menjadi focal point dalam penyebaran informasi dan konsep perawatandirumah.Dalamprogramtersebut,materiperawataninfluenzadirumahjugatelahdimasukkan.
iii.Menyediakan layanan ambulans7
Pelayanan kesehatan mempergunakan sarana ambulan yang dilengkapi perlengkapan medis standar. Sebanyak 202 mobil ambulan dengan tim ambulanyangterlatihsiapuntukdioperasikanjikasewaktu-waktuterjadiPandemi Influenza. Tim ambulan merupakan Relawan PMI yang telahmendapatkan pelatihan pelayanan kesehatan bergerak. Tim Ambulan harus pula berkualifikasi sebagai pengemudi mobil dengan Surat IjinMengemudiA,PertolonganPertama,EvakuasidanLogistikKesehatan.
iv.Membantuevakuasijenazah8
v. Membantu dalam pencarian berita keluarga9
vi. Memberikan dukungan psikososial10
Pemberian bantuan kebutuhan hidup dasar kepada para pengungsi belumlah cukup, pelayanan dukungan sosial kepada anggota keluarga yang selamatjugamenjadisalahsatupelayananPMI.DampakpsikologiskejadianPandemiInfluenzabagikorbanselamatmungkinsangattraumatik.Sebanyak119RelawanPMI telah terlatih dan memiliki spesialisasi PSP. Mereka mampu menerapkan pelayanan dukungan psikososial untuk anggota keluarga yang selamat namun mengalamidampakpsikologis.TidaklamasetelahterjadiPandemiInfluenza,anggota keluarga yang selamat memerlukan pertolongan pertama dampak psikologis akibat kehilangan anggota keluarga, mencari anggota keluarga,ataupunterkenadampaklangsungdariPandemiInfluenza.
Relawan PMI yang telah memperoleh pengetahuan dasar psikologi sertakebutuhan yang terkait penanganan dampak psikologis telah ada di setiap
10,11 hanya dilakukan setelah keadaan tenang/paska Pandemi Influenza
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
24
PMI Daerah seluruh Indonesia. Kebutuhan akan pelayanan PSP berdasarkan hasilpengkajianyangdilakukansertakapasitasyangadadiPMIsetempat.Metode pelayanan PSP akan memperhatikan budaya lokal seperti bentuk-bentukkesenianyangdapatmenjadimediapemulihan.
Lampiran 1. Contoh material kampanye program H2P Indonesia terkait informasi influenza dan pencegahannya
RENCANA NASIONAL KESIAPSIAGAAN DAN RESPON ORGANISASI KEMANUSIAAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
25
Lampiran 2. Sistem Komunikasi Internal PMI
Sisteminidibangundengantujuanuntukmelakukankontakdanpencarian(contact and tracing) staf PMI dalam kondisi emergency. Denganmenggunakan sistem ini diharapkan akan dapat dilakukan pelacakan dan pemantauan kondisi staff secara cepat dan akurat.
Dasar dari sistem komunikasi ini adalah terutama berbasis SMS berantai dengan alur sebagai ikut:
1. SekjenataupejabatkoordinatorkeamananPMIyangditunjukbertindaksebagaipengirimpertamapesanatauinstruksikepadakepaladivisi/unit. Setiap kepala divisi atau unit setelah menerima pesan tersebut harusmeresponbalikkepadapengirimdanmenyatakanbahwapesansudahditerimadanakanditeruskan.Jikadalamwaktu5menit,tidakada respon dari kepala divisi/unit, pejabat pengirim pesan akanmenyampaikanpesankepadawakilkepaladivisi/unitataucadanganyang ditunjuk. Penerima pesan juga harus merespon dlam waktukurangdari 5menit, jika tidakpesan akanditeruskan ke cadanganberikutnya.
2. KepalaDivisi/Unit,setelahmeresponpesanyangditerimameneruskankepadastafyangberadadidivisi/unitnyasesuaidenganurutan
3. Staf yang menerima pesan harus merespon balik (“pesan diterimadan akan diteruskan”) dan meneruskan kepada rekan yang beradadibawahnyadalamdaftar,danjikarekandibawahnyatidakmeresponbaliksetelah5menit,pesanditeruskankedaftarselanjutnyadengantambahanpesan (“rekanXXtidakmerespon”).Demikianseterusnyasampai kepada staf yang berada pada urutan paling akhir.
4. Staf yang berada pada urutan paling akhir mengirim balik kepada kepaladivisi/unitdenganpesan:
• Jika tidak ada pesan (“rekan XX tidakmerespon”), berartisemuastafdalamdaftarmerespon;pesanyangdikirimadalah(“semuastafmerespondanlengkap”).
• Jikaterdapatpesan(“rekanXXtidakmerespon”);pesanyangdikirimadalah(“staftidaklengkap;#stafyanggagalrespondannama”)
5. Kepala divisi/unit melakukan rekapitulasi jumlah staf berdasarkanlaporan yang masuk dan melapor kepada Sekjen/pejabat yangditunjuk.