Post on 05-Jun-2019
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang
Rencana Aksi Kegiatan
(RAK) rev.3
Tahun 2015 – 2019
Bandar Lampung
2018
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan rahmatNya kami dapat
menyusun Rencana Aksi Kegiatan Revisi ke 3 pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Panjang Tahun 2015 – 2019.
Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Revisi Ke 3 Kantor Kesehatan PelabuhanKelas
II Panjang Tahun 2015 – 2019 wajib dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. RAK Kantor
Kesehatan Pelabuhan Panjang ini mengacu Renstra Kemenkes tahun 2015 – 2019 dan
RAP Dirjen P2PL tahun 2015-2019 dalam rangka mencapai akuntabilitas instansi guna
mendukung capaian program kesehatan nasional.
RAK pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Panjang Tahun 2015 – 2019 merupakan bentuk
perencanaan jangka menengah/ lima tahun yang bersifat indikatif dan memuat tujuan,
sasaran strategi dan target dalam rangka mendukung program pembangunan kesehatan
yang akan dilaksanakan langsung di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang dalam
kurun waktu 2015 – 2019.
RAK Revisi ke Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang 2015 – 2019, disusun
untuk pelaksanaan kegiatan dalam mendukung program nasional secara
berkesinambungan
Bandar Lampung, Februari 2019
Plt. Kantor Kesehatan Pelabuhan Panjang
R.MARJUNET, SKM
NIP. 196704241989031002
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................... 1
Kata Pengantar ..............................................................................
2
Daftar Isi .........................................................................................
3
BAB I Pendahuluan .......................................................................
4
A. Latar Belakang ..............................................................
4
B. Gambaran Umum .......................................................... 7
C. Lingkungan Strategis ..................................................... 10
BAB II Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis ......................... 16
A. Visi ..................................................................................
16
B. Misi ................................................................................. 16
C. Tujuan ............................................................................ 21
D. Sasaran ......................................................................... 23
BAB III Arah Kebijakan dan Strategi ..........................................
34
A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional .........................
34
B. Arah Kebijakan dan Strategi Ditjen P2P…..... ................ 35
C. Arah Kebijakan dan Strategi KKP Kelas II Panjang ..... 35
BAB IV Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan ....................
37
A. Target Kinerja ................................................................
37
B. Kerangka Pendanaan ................................................... 45
BAB V Pemantauan, Penilaian dan Pelaporan .........................
47
A. Pemantauan ..................................................................
47
B. Penilaian ........................................................................
47
C. Pelaporan ......................................................................
47
BAB VI Penutup ...........................................................................
48
Lampiran 1
4
Bab I
Pendahulu
an
A. Latar Belakang
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan
Gotongroyong merupakan Visi Presiden Republik Indonesia untuk
periode 2015-
2019. Untuk mewujudkan visi tersebut, dirumuskan 7 (tujuh) misi
pembangunan, yang menjadi arah dan landasan pembangunan
kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28
huruf H ayat
1 mengamanatkan ” Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapalkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan
kesehatan nasional. Pilar paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif
preventif dan pemberdayaan masyarakat. Pilar penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan, menggunakan pendekatan continuumof care dan
intervensi berbasis risiko kesehatan. Sementara itu pilar jaminan
kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan
benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
5
Pembangunan bidang kesehatan diarahkan agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai prasyarat agar
mereka dapat hidup lebih produktif dalam kehidupan dan
penghidupannya. Dengan demikian masyarakat akan memperoleh
keadilan dan kemandirian guna mewujudkan hidup sehat, mandiri dan
berkeadilan.
Pembangunan kesehatan diwujudkan dalam program-program yang
merupakan prioritas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan dengan mempertimbangkan komitmen internasional,
regional dan kebijakan lokal.
6
Dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah pada periode
2015-2019, dititik beratkan pada upaya mewujudkan Nusantara Sehat
dengan meningkatkan kemampuan negara dan masyarakat secara
terintegrasi dengan mengutamakan kemampuan sumber daya sendiri
berbasis budaya bangsa. Program-program yang akan dilaksanakan
difokuskan guna mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat seperti
gizi masyarakat, penyakit menular, penyakit tidak menular serta
pengendalian faktor risikonya.
Salah satu program utama adalah Program Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan dengan tujuan meningkatkan kemampuan
masyarakat agar terlindungi dari penyakit menular, penyakit tidak
menular dan faktor risikonya melalui perbaikan kualitas media
lingkungan dan pembudayaan hidup bersih dan sehat.
Pengendalian penyakit menular diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan terhadap
penyakit menular langsung, penyakit bersumber binatang, penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi, dan melakukan upaya penanggulangan
terhadap penyakit menular potensial wabah, upaya kekarantinaan
kesehatan serta melakukan upaya penanggulangan penyakit menular
dalam kondisi matra.
Pengendalian penyakit tidak menular diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan pencegahan, pengendalian, dan penanganan faktor risiko
terutama berkenaan dengan gaya hidup seperti pola makan, aktivitas fisik,
kebiasaan merokok serta kebiasaan.
Penyehatan lingkungan merupakan upaya pengendalian faktor risiko
penyakit baik menular maupun tidak menular melalui peningkatan
7
kemampuan penyehatan, pengendalian dan pengamanan terhadap
media lingkungan baik secara fisik, biologi, kimia maupun sosial.
Selanjutnya unit eselon I mengamanatkan bahwa Rencana Aksi Program
(RAP) harus dijabarkan dalam Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Satker.
Pokok-pokok kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang
berdasarkan PERMENKES Nomor 2348 / Menkes/ Per/XI/2011 Tentang
Organisasi dan Tatakerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit,meliputi :Pelaksanaan kegiatan
kekarantinaan, Pelaksanaan pelayanan kesehatan, Pelaksanaan
pengendalian resiko lingkungan di Bandara /Pelabuhan dan
8
lintas batas darat negara, Pelaksanaaan pengamatan penyakit karantina
dan penyakit menular potensial wabah dan penyakit yang muncul
kembali (re-emerging desease), Pelaksanaan pengamanan radiasi
pengion dan non pengion biologi dan kimia, Pelaksanaan sentra/simpul
jejaring surveilan epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan dengan
lalulintas nasional/ regional dan internasional, Pelaksanaan fasilitasi
dan advokasi kesiap siagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB) dan bencana bidang kesehatan serta penyelenggaraan
kesehatan haji dan perpindahan penduduk, Pelaksanaan fasilitasi dan
advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara/ pelabuhan dan
lintas batas darat negara, Pelaksanaan pengawasan dan pemberian
sertifikat kesehatan Obat / Makanan / Kosmetik dan Alat kesehatan
serta bahan aditif (bahan tambahan makanan)/ OMKABA ekspor dan
mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor,
Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut lainya, Pelaksanaan
pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja Pelabuhan/Bandara,
Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan di
Bandara/ pelabuhan dan lintas batas darat negara, Pelaksanaan
jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan di bandara,
pelabuhan dan lintas batas darat negara, Melaksanakan
pengendalian risiko lingkungan di Pelabuhan/Bandara dan lintas
batas darat negara, Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan
Pelabuhan/Bandara dan Lintas Batas Darat negara, Melaksanakan ketata
usahaan dan kerumahtanggaan KKP Kelas II Panjang.
Berdasarkan RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan 2015-2019, serta Rencana Aksi Program d i t j e n Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit 2015-2019, dalam Rencana Aksi Kegiatan Kantor
Kesehatan Pelabuhan kelas II Panjang disusun indikator kinerja kegiatan guna
9
memperoleh gambaran tentang jangkauan pelayanan kegiatan , kualitas
pengelolaan kegiatan, permasalahan yang dihadapi serta dampak yang
terjadi.
Melalui pelaksanaan kegiatan yang baik dan benar, koordinasi dan
komunikasi yang dinamis secara lintas sektor dan lintas program,
kemampuan informasi dan edukasi yang baik serta didukung oleh regulasi
sebagai NSPK dapat terwujud tujuan dan sasaran program kegiatan yang
ditetapkan.
1
0
B. Gambaran Umum
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang
2015-2019 merupakan kelanjutan dari Rencana Aksi Kegiatan sebelumnya
dengan beberapa perubahan skala prioritas yang disesuaikan dengan
visi dan misi Presiden Republik Indonesia Periode 2015 – 2019. Sebagai
gambaran pelaksaan kegiatan Pengendalian Karantina dan Surveilan
Epidemologi, Pengendalian resiko Lingkungan dan Upaya Kesehatan
dan Lintas Wilayah pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengendalian Karantina dan Surveilan
Epidemologi
Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan,
pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi
pelaksanaan kekarantinaan, sur- veilans epidemiologi penyakit
dan penyakit potensial wabah serta penyakit baru dan penyakit
yang muncul kembali, pengawasan alat angkut dan
muatannya, lalu lintas OMKABA, jejaring kerja, kemitraan,
kajian, serta pengembangan teknologi, pendidikan dan
pelatihan teknis bidang kekarantinaan dan surveilans
epidemiologi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara.
Capaian kegiatan pada tahun 2014 meliputi penerbitan
Certificate of Pratique (COP) sebanyak 542 kapal, capaian
sebesar 96,61% dari target, Penerbitan PHQC di KKP Kelas
II Panjang pada tahun 2014 sebanyak
11.570 kapal (90,99%) dari target yang ditetapkan sebanyak
12.715 kapal. Penerbitan sertifikat SSCEC dan SSCC
Tahun 2014 sebanyak 359 sertifikat (104,06%) dari target
1
1
yang ditetapkan sebesar 345 sertifikat diterbitkan, 417
dokumen buku kesehatan (131,96%) dari target yang
ditetapkan sebanyak 316 dokumen. health certificate untuk
komoditi OMKABA di KKP Kelas II Panjang Tahun 2014
sebanyak 225 sertfikat (85,23%) dari target yang ditetapkan
sebanyak 264 sertifikat. pemeriksaan dari 80 sampel darah
didapatkan 100% sampel negatif TB pemeriksaan sampel
darah dari 80 sampel didapatkan 100% sampel negatif HIV.
2. Pengendalian Resiko
Lingkungan.
Kegiatan Pengendalian Resiko Lingkungan merupakan salah
satu upaya mencegah penyebaran penyakit karantina dan
penyakit menular potensial
1
2
wabah melalui pemutusan mata rantai penularan penyakit
dengan profesional sesuai standar. Kegiatan ini mengacu pada
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
431/Menkes/SK/IV/2007 tentang pedoman teknis pengendalian
resiko lingkungan di pelabuhan/bandara/pos lintas batas dalam
rangka karantina kesehatan.
Upaya pengandalian resiko lingkungan bertujuan menjadikan
wilayah pelabuhan dan alat angkut tidak sebagai sumber
penularan ataupun habitat yang subur bagi perkembangbiakan
penyakit.
Cakupan kegiatan ini meliputi Pengawasan sanitasi
lingkungan, Pengamanan makanan dan minuman,
Pengawasan Hygiene gedung/bangunan umum di pelabuhan,
Kegiatan pengawasan sanitasi alat angkut, Pengawasan
pencemaran udara air dan tanah, serta Pengendalian vektor dan
binatang penular penyakit.
Capaian kegiatan pengendalian resiko lingkungan Tahun 2014
diantaranya Pengawasan sanitasi lingkungan (air bersih) 47
sarana terawasi, Pengawasan tempat-tempat umum di
pelabuhan sebanyak 6 tempat- tempat umum terawasi dan
memenuhi syarat kesehatan, Kegitaan pengendalian jumlah
vektor DBD dewasa (Foging) yang dilaksanakan di daerah
perimeter dan buffer di pelabuhan panjang, pelabuhan
bakauheni, dan bandar udara Raden Intan II seluas 130
Hektare.
Kegiatan-kegiatan tersebut terus dilaksanakan dan diupayakan
meningkat dalam 5 tahun kedepan.
1
3
3. Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah.
Ancaman global penyakit yang kita hadapi saat ini adalah
adanya penyakit menular yang belum bisa di atasi seperti
penyakit Demam Berdarah, Tuberkolosis, Malaria, AIDS dan lain-
lain.
Kejadian penyakit tidak menular semakin meningkat, penyakit
tersebut antara lain : serangan jantung, Diabetes Militus. Kanker,
Hipertensi dan lain- lain.
Disamping itu adanya ancaman dari negara lain seperti Ebola,
Mers-Cov yang masih berlangsungsampai saat ini.
1
4
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
356/MENKES/ PER/ IV/
2008, Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah di Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi,
penyusunan laporan, dan koordinasi pelayanan kesehatan
terbatas, kesehatan kerja, kesehatan matra, kesehatan
haji, perpindahan penduduk, penanggulangan bencana,
vaksinasi internasional, pengembangan jejaring kerja,
kemitraan, kajian dan teknologi, serta pelatihan teknis bidang
upaya kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat negara.
Program kegiatan yang berhasil dilaksanakan oleh Seksi
UKLW pada Tahun 2014 yaitu jumlah kunjungan pasien di
Posko Mudik KKP Kelas II Panjang sebanyak 374 orang,
Pelayanan Kesehatan Haji pada Masa Embarkasi jumlah
jemaah berangkat di Embarkasi Haji Antara Propinsi Lampung
sebanyak 5.061 jemaah calon haji mendapat pelayanan
kesehatan akhir seluruhnya, jumlah jemaah haji yang pulang di
Debarkasi Haji Antara Propinsi Lampung sebanyak 5.054
jemaah. Pelayanan Posko Natal dan Tahun Baru 2015 jumlah
pasien seluruhnya sebanyak 110 pasien terlayani, capaian
kegiatan penerbitan pengawasan P3K kapal selama Tahun
2014 sebanyak 227 kapal (pencapaian 201,67%), Kegiatan
vaksinasi internasional meningitis meningococcus pada
Tahun 2014 sebanyak 9913 orang (pencapaian 198,26%),
kegiatan sebanyak 36 orang pelayanan vaksinasi yellow fever
dari target yang ditetapkan sebanyak 35 orang(pencapaian
102,86%), pelayanan Skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) di
KKP Kelas II Panjang pencapaian kegiatan ini sebanyak
1
5
200 orang (100%) dari target yang ditetapkan sebanyak 200
orang, penerbitan International Certificate of Vaccination
(ICV) banyaknya ICV yang diterbitkan selama Tahun 2014
sebanyak 10.135 buku ICV (pencapaian
184,25%) ,Penerbitan ICV dengan alasan pergantian rata-rata
setiap bulan sebanyak 16 buku, pencapaian kegiatan penerbitan
keur kesehatan di KKP Kelas II Panjang Tahun 2014
sebanyak 211 sertifikat (pencapaian
138,67%), pengawasan Izin Angkut Jenazah kegiatan yang
dicapai pada Tahun 2014 sebanyak 6 penerbitan 60% dari
target yang ditetapkan sebanyak 10 penerbitan ijin angkut
jenazah, pengawasan Izin Orang Sakit pencapaian kegiatan
pada Tahun 2014 adalah tercapai 35 pasien atau
70% dari target yang ditetapkan yaitu sebanyak 50 pasien,
pemakaian
10
10
ambulans dalam kota selama Tahun 2014 sebanyak 14 trip
atau 140% dari target yang ditetapkan sebanyak 10 trip,
pelayanan Medical Check Up di KKP Kelas II Panjang
selama Tahun 2014 sebanyak 89 orang, pelayanan
Laboratorium (PP Test) di KKP Kelas II Panjang selama Tahun
2014 sebanyak 317 sampel (pencapaian 287,27%), surat
Keterangan penerbitan laik terbang sebanyak 30 surat laik
terbang (pencapaian 620%).
4. Sub Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
dan penyusunan program, pengelolaan informasi, evaluasi,
pelaporan, urusan tata usaha, keuangan, penyelenggaraan
pelatihan, kepegawaian, serta perlengkapan dan rumah
tangga. Dalam pelaksanaan program ketatausahaan di
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang pada tahun
2014 telah melakukan pembayaran gaji, uang makan, lembur
dan honor untuk 12 bulan,penyelesaian rehab dan
pemeliharaan gedung kantor/wilker, jumlah pegawai sebanyak
58 orang dengan rincian PNS 45 orang CPNS 2 orang PTT 1
orang Honorer 10 orang. Realisasi anggaran tahun 2014
sebesar Rp. 7.179.699.544 atau 83.93 % dari total anggaran
Rp. 8.554.612.000,-
C. Lingkungan Strategis
1. Nasional, Regional, Global
Secara Nasional perkembangan penduduk. Pertumbuhan
penduduk Indonesia ditandai dengan adanya window
oppurtunity di mana rasio ketergantungannya positif,yaitu
11
11
jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari pada yang
usia non-produktif, yang puncaknya terjadi sekitar tahun 2030.
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 adalah
256.461.700 orang. Dengan laju pertumbuhan sebesar 1.19 %
pertahun, maka jumlah penduduk pada tahun 2019 naik
menjadi 268.074.600 orang. Jumlah usia subur akan
meningkat dari tahun 2015 yang diperkirakan sebanyak 68.1
juta menjadi 71.2 juta pada tahun 2019. Dari jumlah
tersebut, diperkirakan 5 juta ibu hamil setiap tahun. Angka ini
merupakan estimasi jumlah persalinan dan jumlah bayi lahir,
yang juga menjadi petunjuk beban pelayanan ANC, persalinan,
dan neonatus/bayi. Penduduk
11
11
usia kerja yang meningkat dari 120,3 juta pada tahun 2015
menjadi 127,3 juta pada tahun 2019. Penduduk usia diatas
60 tahun meningkat, yang pada tahun 2015 sebesar 21.6
juta naik menjadi 25,9 juta pada tahun 2019. Jumlah lansia
di Indonesia saat ini lebih besar dibanding penduduk benua
australia yakni sekitar 19 juta. Implikasi kenaikan penduduk
lansia ini terhadap sistem kesehatan adala (1)
meningkatnya kebutuhan pelayanan sekunder dan tersier, (2)
meningkatnya kebutuhan pelayanan home care dan (3)
meningkatnya biaya kesehatan.
Berlakunya Undang-undang tentang desa. Pada bulan Januari
2014 telah disahkan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang desa.
Sejak itu, maka setiap desa dari 77.548 desa yang ada, akan
mendapat dana alokasi yang cukup besar setiap tahun. Dengan
simulasi APBN 2015 misalnya, kedesa akan mengalir rata-rata
Rp. 1 Milyar. Kucuran dana sebesar ini akan sangat besar
artinya bagi pemberdayaan masyarakat desa. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) dan pengembangan.
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
akan lebih mungkin diupayakan di tingkat rumah tangga di
desa, karena cukup tersedianya sarana-sarana yang menjadi
faktor pemungkinannya (enabling factors).
Menguatnya peran Provinsi. Dengan diberlakukannya UU
Nomor 23 tahun
2014 sebagai pengganti UU nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan daerah, Provinsi selain berstatus sebagai daerah
juga merupakan wilayah administratif yang menjadi wilayah
kerja bagi gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. Standar
Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan yang telah diatur
12
12
oleh Menetri Kesehatan, maka UU Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah yang baru ini telah memberikan
peran yang cukupkuat bagi provinsi untuk mengendalikan
daerah-daerha kabupaten dan kota di wilayahnya. Pengawasan
pelaksanaan SPM bidang Kesehatan, karena provinsi telah
diberi kewenangan untuk memberikan sanksi bagi
Kabupaten/Kota berkaitan dengan pelaksanaan SPM.
Berlakunya Peraturan Tentang Sistem Informasi Kesehatan.
Pada tahun
2014 juga diberlakukan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
46 tentang
Sistem Informasi Kesehatan (SIK). PP ini mensyaratkan
agar data
13
13
kesehatan terbuka untuk diakses oleh unit kerja instansi
Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang mengelola SIK
sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Sedangkan untuk Regional dengan mulai berlakunya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)secara efektif pada tanggal
1 Januari 2016. Pemberlakuan ASEAN Community yang
mencakup total populasi lebih dari 560 juta jiwa, akan
membeikan peluan (akses pasar) sekaligus tantangan
tersendiri bagi Indonesia. Implementasi ASEAN Economic
Community, yang mencakup liberalisasi perdagangan barang
dan jasa serta investasi sektor kesehatan. Perlu dilakukan
upaya meningkatkan daya saing (competitiveness) dari
fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan dal negeri.
Pembenahan fasilitas- fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada, baik dari segi seumber daya manusia, peralatan, sarana
dan prasarananya, maupun dari segi manajemennya perlu
digalakan. Akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan (Rumah
Sakit, Puskesmas, dan lain-lain) harus dilakukan secara
serius, terencana, dan adalam tempo yang tidak terlalu lama.
Hal ini berkaitan dengan perjanjian pengakuan bersama
(Mutual Recognition Agreement – MRA)tentang jenis-jenis
profesi yang menjadi cakupan dari mobilitas. Dalam MRA
tersebut, selain insinyur, akuntan, dan lain-lain, juga tercakup
tenaga medis/dokter, dokter gigi, dan perawat. Tidak tertutup
kemungkinan dimasa mendatang, akan dicakupipula jenis- jenis
tenaga kesehatan lain. Betapa pun, daya saing tenaga
kesehatan dalam negeri juga harus ditingkatkan. Institusi-
institusi pendidikan tenaga kesehatan harus ditingkatkan
kualitasnya melalui pembenahan dan akreditasi.
14
14
Lingkungan Strategis secara Global dengan terjadinya
liberalisasi perdagangan barang dan jasa dalam konteks WTO-
khususnya General Agreement on Trade in Service, Trade
Related Aspects on Intelectual Property Rights serta Genetic
Resource, Traditional Knowledge and
Folklores(GRTKF)merupakan bentuk-bentuk komimen global
yang juga perlu disikapi dengan penuh kehati-hatian. Prioritas
yang dilakukan adalah mempercepat penyelesaian MoU ke
arah perjanjian yang operasional sifatnya, sehingga hasil
kerjasama antar negara tersebut bisa dirasakan segera.
15
15
Di Helsinki, GHSA membahas rancangan GHSA Action
Packagesand Commitments yang diharapkan dapat dijadikan
rujukan bersama ditingkat global dalam mengatasi ancaman
peneyebaran penyakit infeksi. Komitmen
ini antara lai
juga
dimaksudkan
untuk
memperkuat
implementasi Internasional Health
regulation-IHR yang
telah dicanangkan WHO sebelumnya.
Agenda Ketahanan Kesehatan Global (Global Helath Security
Agenda/GHSA) juga sebagai bentuk komitmen dunia
yang telah mengalami dan belajar banyak dalam
menghadapi musibah wabah penyakit menular berbahaya
seperti wabah Ebola yang telah melanda beberapa negara
Afrika, Middle East Respiratory Syndrome (MERS-Cov) di
beberapa negara Timur Tengah, flu H7N9 khususnya di
Tiongkok, flu babi di Meksiko, flu burung yang melanda di
berbagai negara, dan wabah flu Spanyol tahun 1918.
Rangkaian kejadian tersebut seakan menegaskan bahwa
wabah penyakit menular berbahayatidak hanya mengancam
negara yang bersangkutan, namun juga mengancam
kesehatan masyarakat negara lainnya termasuk dampak sosial
dan ekonomi yang ditimbulkan.
Termasuk elemen penting dari GHSA adalah zoonosis. Sebagi
bentuk darii perwujudan atas elemen penting (komitmen)
tersebut, Pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini diwakili oleh
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan rakyat,
Kemenetrian Kesehatan, dan Kementerian Pertanian
membahas lebih jauh berbagai aspek dari penyakit zoonosis
dalam kaitan pencegahan , pendeteksian lebih dini, dan
upaya merespon atas munculnya ancaman dari penyakit
tersebut.
16
16
2. Lokal Propinsi Lampung
► Pembangunan
pelabuhan
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Cabang Panjang akan
menambah empat dermaga baru di Pelabuhan Panjang.
Untuk mewujudkan dermaga baru itu, Pelindo II akan
melakukan mereklamasi pantai atau melakukan penimbunan
laut seluas 40 hektare (ha).
17
17
Pelabuhan Panjang menjadi salah satu dari 24 pelabuhan di
Indonesia yang diandalkan untuk mendukung konsep
kemaritiman yang direncanakan oleh pemerintahan.
Rencana pembangunan kawasan industry maritime yang
mulai difungsikan tahun 2016 di pelabuhan batu balai teluk
semangka.
► Pembaharuan Bandara nasional Lampung
dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, peningkatan jumlah
penumpang cukup signifikan yakni sebesar 65 persen dari
732.135 orang (2010) menjadi 1.211.083 orang (2014).
Untuk kargo juga mengalami peningkatan yakni sebesar
257 persen dari 1.039.114 kg (2010) menjadi 3.710.911
kg (2014).
Keharusan pengembangan Bandara Radin Inten II
Lampung Selatan juga dilakukan lantaran jumlah penduduk
di Provinsi Lampung yang mencapai 9,7 juta jiwa, atau
terbanyak ke-2 di Pulau Sumatera setelah Sumatera Utara.
Provinsi Lampung juga memiliki potensi TKI/TKW
sebanyak 17.978 orang yang bekerja di luar negeri dan
menempati peringkat terbesar nomor 6 di Indonesia serta
terdapat 2.173.606 wisatawan per tahun yang masuk ke
Lampung terdiri dari 2.136.013 wisatawan domestik dan
37.503 wisatawan asing, sehingga sudah selayaknya
memerlukan pelayanan penerbangan luar negeri. Selain itu
juga Bandara Radin Inten II Lampung Selatan juga telah 6
tahun berturut-turut melayani embarkasi haji antara sejak
2010 hingga sekarang dengan kuota jumlah jamaah yang
diberangkatkan sebanyak 6.282 orang per tahun, sedangkan
untuk calon jamaah haji Lampung yang masuk dalam daftar
18
18
tunggu saat ini lebih dari 80 ribu orang. Sehingga diperlukan
waktu 16 tahun lagi untuk memberangkatkan haji yang saat
ini dalam masa waiting list.
► Ekspor Impor Hasil Bumi
Nilai total ekspor provinsi Lampung bulan November 2015 mencapai
US$ 299,2 juta mengalami penurunan sebesar US$52,3 juta
( 14,88%) jika dibandingkan dgn ekspor bulan Oktober 2015.
Ekspor bulan Januari sd November 2015 US$ 3.583,5 juta
mengalami kenaikan sebesar US$35,5 juta ( 1,0 % ) jika
dibandingkan dgn ekspor bulan Januari sd November
2014.
19
19
Bab II
Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis
A. Visi
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian
Berlandaskan Gotong
royong.
B. Misi
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi
pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga
kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati
diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju
dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya
saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam
kebudayaan.
20
20
Pemeri ntah memi liki agenda dal am penyelengga ra an pem eri
ntahan yait u m ene rapkan TRISAKT I dan NAWA CITA. Dalam
implementasi agenda penyelenggaraan pemerintah.
pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang, TRIS AKTI
dan NAWACITA Pemerintah Indonesia sebagai berikut :
TRISAKTI P2P KKP KELAS II PANJANG
1.
Berdaul
at
dalam
politik
2.
Berdika
ri
dalam
ekono
mi
3. Berkepriba
dian
1. Penyakit (agen
penyakit) dapat menjadi
kekayaan dan memiliki
posisi tawar dalam
hubungan internasional
2. Setiap penyakit
endemik harus mampu
dicegah, dikendalikan,
diberantas, dan
ditanggulangi dengan
kekuatan dan sumberdaya
sendiri
3. Watak dan perilaku seluruh
warga negara menjadi aset
budaya bangsa guna
mencegah,
mengendalikan,
memberantas, dan
mananggulangi penyakit
dan faktor risikonya.
1. Kondisi aman
dan terkendali di
pintu masuk
Negara dari
ancaman
PHEIC
2. Tangguh
dan prima
dalam Cegah
tangkal penyakit
di pintu masuk
Negara
3. Menciptakan
perilaku
hidup bersih
dan sehat
dilingkungan
pelabuhan
dan Bandara
NAWACITA P2P KKP KELAS II
PANJANG 1.
Menghadir
kan
kembali
negara
untuk
melindungi
segenap
bangsa
dan
memberik
an rasa
aman
pada
seluruh
warga
negara. 2. Membuat
pemerinta
h tidak
absen
dengan
membang
un tata
kelola
pemerinta
han yang
bersih,
efektif,
demokratis
, dan
terpercaya
1. Melakukan rekondisi sumber
daya nasional dan kearifan
lokal dalam melindungi
seluruh warga bangsa agar
terhindar dari ancaman
penyakit dan faktor
risikonya.
2. Upaya perlindungan
diwujudkan dalam Program
Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan
dengan manajemen yang
bersih, transparan,
akuntabel, serta efektif dan
efisien.
3. Meningkatkan kinerja
Program Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan berbasis
masyarakat dan penguatan
peran daerah dalam bingkai
1.
Peningkatan
pelayanan
kesehatan
di
lingkungan
pelabuhan
dan
Bandara
2. Menciptakan
lingkungan yang
sehat tanpa korupsi
di kantor
kesehatan
pelabuhan
3. Membangun
pelabuhan dan
Bandara sehat
18
NAWACITA P2P KKP KELAS II
PANJANG 4. Menolak
negara
lemah
dengan
melakukan
reformasi
sistem
dan
penegaka
n hukum
yang
bebas
korupsi,
bermarta
bat, dan
terpercay
a.
5.
Meningkat
kan
kualitas
hidup
manusia
Indonesia.
6.
Meningkat
kan
produktivit
as rakyat
dan daya
4. Menyiapkan regulasi
sebagai dasar tindak
Program Pengendalian
Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan
dalam rangka reduksi,
eliminasi, dan eradikasi,
baik skala lokal,
nasional, regional
maupun global.
5. Mengurangi dan/atau
mencegah potensi risiko
penyebaran penyakit dan
meminimalisasi dampak
buruk akibat penyakit dan
buruknya kualitas
kesehatan lingkungan.
6. Meningkatkan kemampuan
dalam mencegah,
mengendalikan,
memberantas dan
menanggulangi kejadian
penyakit serta faktor
risikonya di seluruh wilayah
NKRI termasuk di
lingkungan pintu masuk
negara agar tercipta
4. Meningkatkan
program
pengendalian
penyakit di
lingkungan
pelabuhan
5. Meningkatkan
kegiatan
survailans untuk
menurunkan
factor resiko
penyebaran
penyakit
6. Meningkatkan
kapasitas dalam
cegah tangkal
penyakit
19
NAWACITA P2P KKP KELAS II
PANJANG
7. Mewujudkan
kemandirian
ekonomi
dengan
menggerakkan
sektor-sektor
strategis
ekonomi
domestik.
8. Melakukan
revolusi karakter
bangsa.
9. Memperteguh
kebhinekaan
dan
memperkuat
restorasi
sosial
Indonesia.
7. Menjalin komunikasi,
informasi, dan edukasi
dengan mitra strategis
dan warga masyarakat
agar timbul dan
berkembang
pemahaman terhadap
upaya pencegahan,
pengendalian, dan
penanggulangan
penyakit serta faktor
risikonya dengan
teknologi tepat guna
yang digali dari bumi
sendiri.
8. Melakukan
perubahan mendasar
terhadap kebijakan dan
strategi guna mendukung
pencapaian tujuan dan
sasaran Program
Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan
Lingkungan berbasis
masyarakat dan
penguatan daerah.
9. Menggali dan
mengembangkan
sumber daya dan
kearifan lokal untuk
7.
Meningkatk
an jejaring
kerja
dengan
lintas
sector
terkait
8. Melakukan
revolusi mental
menuju good
governancE
9. Bersinergi
dengan
kearifan local
pelabuhan
guna
penguatan
upaya cegah
tangkal
penyakit
20
30
30
C. Tujuan
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019, dirumuskan
tujuan sebagai berikut :
1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat ; dan
2. Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Peningkatan status kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud pada
tujuan tersebut di atas, dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life
cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia
kerja,maternal, dan kelompok lansia.
Guna mengukur tingkat keberhasilan terhadap pencapaian tujuan Renstra
Kementerian Kesehatan 2015-2019 disusun indikator kinerja yang
menggambarkan dampak (impact atau outcome) penyelenggaraan program-
program bidang kesehatan terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat,
sebagai berikut:
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP 2010),
346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan
perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang
kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai adalah:
31
31
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan
setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan
dari 6,80 menjadi 8,00.
Dukungan Ditjen PP dan PL terhadap Kementerian Kesehatan dalam
meningkatkan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,
serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif diwujudkan dalam bentuk
pelaksanaan pencapaian tujuan Ditjen PP dan PL yaitu terselenggaranya
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan secara berhasil-guna dan
berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya melalui :
1. Pembinaan surveilans, imunisasi, karantina dan kesehatan matra
2. Pengendalian penyakit menular langsung
3. Pengendalian penyakit bersumber binatang
4. Pengendalian penyakit tidak menular
5. Penyehatan lingkungan
6. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
pada Program P2P
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang dalam mendukung
program Ditjen PP & PL dan Kementerian Kesehatan untuk
meningkatkan upaya promosi dan peningkatan kesehatan masyarakat
diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan pencapaian tujuan KKP Kelas
II Panjang, yaitu cegah tangkal penyakit dari dalam dan keluar negeri
melalui kegiatan:
Terwujudnya cegah tangkal penyakit dari dalam dan luar negeri di pintu masuk negara
Dimana tujuan ini dilaksanakan melalui kegiatan
32
32
1. Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidiomologi
a) Tercapainya Jumlah alat angkut sesuai dengan standar
kekarantinaan kesehatan
b) Tercapainya Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB
dan bencana di wilayah layanan KKP
c) Tercapainya Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan
keluarnya penyakit
d) Tercapainya Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat
yang berpotensi wabah
2 Pengendalian Resiko Lingkungan
a) Tercapainya Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-
syarat sanitasi
b) Tercapainya Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah
perimeter dan buffer area
3. Pelayanan Kesehatan Terbatas
a) Tercapainya Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
b) Tercapainya Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas
wilayah yang diterbitkan
c) Tercapainya Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular
langsung
4. Dukungan Manajemen
a) Tercapainya Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis
lainnya
b) Tercapainya Jumlah pengadaan sarana prasarana
c) Tercapainya Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
D. Sasaran
33
33
Sasaran Kegiatan Ditjen PP & PL sesuai dengan sasaran
Renstra Kementerian Kesehatan yang tercantum dalam Rencana Aksi
Program D i t j e n P 2 P 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi
dasar lengkap pada bayi sebesar 95 %
2. Jumlah kab/kota dg eliminasi malaria sebesar 300 kab/kota
3. Jumlah kab/kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka
mikrofilaria <1 persen sebesar 75 kab/kota
4. Jumlah provinsi dg eliminasi kusta sebesar 34
5. Prevalensi TB sebesar 245 per 100.000 penduduk
6. Prevalensi HIV (persen) < 5 %
7. Persentase kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesehatan
lingkungan sebesar 40%.
8. Persentase penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu sebesar 40%.
9. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai Kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.
10. Persentase penurunan prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun
sebesar 5,4%.
11. Persentase respon sinyal SKD dan KLB, Bencana dan Kondisi
Matra di wilayah layanan B/BTKLPP sebesar 90%
12. Jumlah teknologi tepat guna PP dan PL yang dihasilkan
B/BTKLPP meningkat 50 % dari jumlah TTG tahun 2014.
13. Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan
kesehatan sebesar 100%.
Sasaran kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang
dalam Rencana Aksi Kegiatan sesuai dengan RPJMN 2015 -2019 dan
Rencana Aksi Program PP dan PL 2015 – 2019 adalah:
34
34
1. Meningkatnya pelabuhan/bandara/PLBD yang melaksanakan kesiapsiagaan/
cegah tangkal dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat
yang berpotensi wabah
Guna memperoleh gambaran pencapaian sasaran kegiatan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang dalam Rencana Aksi
Kegiatan KKP Kelas II Panjang sebagaimana tercantum dalam
RPJMN 2015 - 2019 dan Rencana Aksi Program PP dan PL 2015 -
2019 ditetapkan indikator kinerja kegiatan sebagai berikut :
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
Indikator kinerja kegiatan ini dicapai melalui pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi KKP sebagai berikut :
a. Jumlah penerbitan dokumen PHQC
b. Jumlah penerbitan dokumen SSCEC
c. Jumlah penerbitan dokumen SSCC
d. Jumlah penerbitan dokumen P3K
2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di
wilayah layanan KKP
Indikator kinerja kegiatan ini dicapai melalui pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi KKP sebagai berikut :
a. Jumlah sinyal SKD KLB dan Bencana yang direspon kurang dari 24 jam
b. Jumlah laporan sinyal yang diterima
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
Indikator kinerja kegiatan ini dicapai melalui pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi KKP sebagai berikut :
a. Jumlah penerbitan dokumen COP
b. Jumlah penerbitan dokumen Surveilans Rutin
c. Jumlah penerbitan sertifikat OMKABA
4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
Indikator kinerja kegiatan ini dicapai melalui pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi KKP sebagai berikut :
a. Jumlah pelayanan kesehatan yang di laksanakan pada saat situasi khusus
tertentu seperti lebaran, natal, tahun baru dan lain - lain
35
35
5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan
dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
Indikator kinerja kegiatan ini dicapai melalui pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi KKP sebagai berikut :
a. Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan
kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
Indikator kinerja kegiatan ini dicapai melalui pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi KKP sebagai berikut :
a. Jumlah penerbitan sertifikat ijin laik terbang Kapal
b. Jumlah penerbitan sertifikat ijin angkut orang sakit
c. Jumlah penerbitan sertifikat ijin angkut jenazah
c. Jumlah penerbitan sertifikat ICV
7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
Indikator kinerja kegiatan ini dicapai melalui pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi KKP sebagai berikut :
a. Jumlah pengawasan sanitasi alat angkut
b. Jumlah pengawasan penyediaan air minum
c. Jumlah pengawasan hygiene sanitasi gedung dan bangunan
d. Jumlah pengawasan pengamanan makanan dan minuman
e. Jumlah pengawasan pencemaran air, tanah, dan udara
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter
dan buffer area
36
36
Indikator kinerja kegiatan ini dicapai melalui pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi KKP sebagai berikut :
a. Pemberantasan vector
b. Pemberantasan tikus dan pinjal
c. Pemberantasan lalat dan kecoa
d. Tindakan penyehatan alat angkut
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
Indikator kinerja kegiatan ini dicapai melalui pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi KKP sebagai berikut :
a. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular penyakit HIV/AIDS
b. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular penyakit TB
10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
Indikator kinerja kegiatan ini dicapai melalui pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi KKP sebagai berikut :
a. Dokumen Dukungan Manajemen pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit sebanyak 11 Dokumen
11. Jumlah pengadaan sarana prasarana
Indikator kinerja kegiatan ini dicapai melalui pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi KKP sebagai berikut :
a. Kendaraan
b. Gedung
c. Fasilitas penunjang perkantoran
37
37
Tabel Implementasi indikator kinerja RPJMN dan Program P2P
dalam Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Panjang 2015-2019
No
Indikator
Kinerja
Pencapaian
RPJMN
Indikator
Kinerja
Renstra
Program
Kesehatan
Kinerja
Program
P2P
Kegiatan
KKP Kelas II
Panjang 1 a. Persentase
kabupaten/k
ota yang
mencapai
80 persen
imunisasi
dasar
lengkap
pada bayi
a. Persentase
Kabupaten
/Kota yang
mampu
mengelola
vaksin, alat
suntik dan
rantai dingin
(100%)
b. Persentase
Fasyankes
dan posyandu
pada
Kab/Kota
yang
melaksanaka
nke giatan
imunisasi
dasar lengkap
(100%)
a.
Persentas
e
ketersedia
an dan
pendistribu
si an
vaksin,
alat suntik
dan rantai
dingin
- Jumlah
Orang yang
dilakukan
Vaksinasi
Meningitis
Meningococo
cu s yang
akan pergi ke
Negara
Endemis
- Jumlah
Orang yang
dilakukan
Vaksinasi
yellow fever
yang akan
pergi ke
Negara
Endemis
b. Jumlah
kab/kota
dengan
eliminasi
malaria
a. Jumlah
Kab/Kota
yang
melaksanak
an
penanggulan
g
an Malaria
a. Surveilans
Prevalensi
(%
penderita
ditemukan
dibanding
penduduk
yang
diperiksa)
Luas wilayah
bebas vektor DBD di
pelabuhan dan
Bandara
Luas wilayah
bebas vector
b.
Pengendali
an vektor
(proporsi
Pes di pelabuhan
dan Bandara
wilayah
yang
disemprot
dibanding
luas
wilayah
setempat)
c. Jumlah
penduduk
yang
menggunak
an kelambu
berinsektisi
da
dibanding
jumlah
kelambu
yang
dibagikan
Luas Wilayah
Bebas Vektor
Malaria di
pelabuhan dan
Bandara
Luas Wilayah
Bebas Vektor
Diare di
pelabuhan dan
Bandara
c. Jumlah
kabupaten/kot
a endemis
filariasis
berhasil
menurunkan
angka
mikrofilaria
<1 persen
a. Jumlah
Kab/Kota
yang
melaksanakan
penyelenggar
aan
pengobatan
pencegahan
massal
Filariasis
a. Jumlah
kab/kota
yang
melakukan
POPM
dibandi
ng
kab/kot
a
endemi
s
b. Jumlah
kab/kota
yang
berhasil
menurunkan
mf rate< 1 %
dibanding
kab/kota
yang
melakukan
POPM
Pelabuhan dan
Bandara akan
berperan
dalam membantu
program
golongan
filariasis
31
No
Indikator
Kinerja
Pencapai
an
RPJMN
Indikator
Kinerja
Renstra
Program
Kesehatan
Kinerja Program
P2P
Kegiatan KKP Kelas
II
Panjang d.
Persenta
se
provinsi
dengan
eliminasi
kusta
a. Presentase
provinsi
yang
melakukan
penanggula
ng an
penyakit
kusta
a. Jumlah
provinsi yang
melakukan
penanggulan
ga
n dibanding
jumlah
provinsi
b. Jumlah
provinsi
eliminasi
dibanding
jumlah
provinsi
yang
melakukan
penanggulan
ga
n
e. Prevalensi
TB per
100.000
pendud
uk
a.
Persentas
e
Keberhasil
an
Pengobata
n menurut
provinsi
a. Persentase
penderita
yang
sembuh
b.
Persentase
penderita
DO
Survei sistem
kewaspadaan
dini
penemuan
suspect TB
paru di
pelabuhan
dan Bandara
f. Prevalensi
HIV
(persen)
a.
Persentase
ODHA
mendapatk
an ARV
a. Seluruh ODHA
mendapat
ARV
Survei sistem
kewaspadaan dini
penemuan suspect
HIV / AIDS di
pelabuhan dan
Bandara g.
Prevalens
i merokok
pada usia
≤
a. Persentase
kebiasaan
merokok
pada
a. Jumlah
perokok usia
< 18 tahun
dibanding
32
18 tahun ≤ 18 tahun jumlah
perokok
No
Indikator
Kinerja
Pencapai
an
RPJMN
Indikator
Kinerja
Renstra
Program
Kesehatan
Kinerja
Program
PP dan
PL
Kegiatan KKP
Kelas
II
Panjang h.
Persentas
e
kabupaten
/k ota
yang
memenuh
i kualitas
kesehatan
lingkunga
n
a. Persentase
Kab/Kota
yang
menyelengg
ar akan
upaya
peningkatan
kesehatan
lingkungan
a. Persentase
kab/kota
yang
menyelengg
ara kan
upaya
penyehatan
b. Persentase
kab/kota
yang
menyelengg
ara kan
upaya
pengendalia
n
c. Persentase
kab/kota
yang
menyelengg
ara kan
upaya
pengamanan
- Jumlahalat angkut dilakukan
Pengawasan
Sanitasi - Jumlah alat
angkut dilakukan
tindakan
Penyehatan - Jumlah
pengawasan
sarana air bersih
di pelabuhan dan
Bandara - Jumlah sampel
air bersih di
pelabuhan dan
Bandara
yang dilakukan Pemeriksaan
- Jumlah
pengawasan
sanitasi Tempat-
tempat umum di
pelabuhan dan
Bandara - Jumlah
pengawasan
hygiene sanitasi
gedung dan
bangunan di
pelabuhan dan
Bandara
- Jumlah
33
41
41
Bab III
Arah Kebijakan dan Strategi
A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional
2015-2019 merupakan bagian dari rencana Pembangunan Jangka
Panjang bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025, yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat,
banngasa dan negara indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang
hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu,
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025
adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditujukan
oleh meningkatnya Umur Harapan Hidup, menurunya Angka Kematian
Ibu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, maka
strategi pembangunan kesehatan 2005 – 2025 adalah 1) pembngunan
nasional berwawasan kesehatan; 2) pemberdayaan masyarakat dan
daerah; 3)pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan;
4)pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan; dan 5) penanggulangan keadaan darurat kesehatan.
42
42
Dalam RPJMN 2015 – 2019, sasaran yang ingin dicapai adalah
meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui
upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung
dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan.
B. Arah Kebijakan dan Strategi ditjen P2P
Arah kebijakan dan strategi Ditjen P2P didasarkan pada arah kebijakan dan
strategi Kementerian Kesehatan yang mendukung arah kebijakan dan
strategi nasional sebagaimana tercantum di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Arah
kebijakan Ditjen PP dan PL didasarkan pada arah kebijakan Kemenetrian
Kesehatan mengacu pada tiga hal penting yakni :
1. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Primery Health
Care)
2. Penerapan Pendekatan Keberlanjutan pelayanan (Continuum
Of Care)
3. Intervensi Berbasis Risiko Kesehatan
C. Arah Kebijakan dan Strategi KKP kelas II Panjang
Untuk mewujudkan masyarakat pelabuhan sehat yang mandiri dan
berkeadilan yang telah dirumuskan, diperlukan strategi dalam
pencapaian tujuan dan sasaran. Strategi pencapaian tujuan
merupakan penjabaran operasional kegiatan dari kebijakan dan
program untuk mencapai target yang ditetapkan oleh seksi dan
subbag tata usaha pada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas
II Panjang. Strategi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
43
43
1. Strategi Pengendalian Karantina dan Surveilans
Epidemiologi a. Memperkuat jejaring kerja lintas
sektoral
b. Memperkuat system surveillance dan informasi masalah
kesehatan
(PHEIC)
c. Pengembangan SDM surveillance
d. Meningkatkan sarana prasarana cegah tangkal penyakit
2. Strategi Pengendalian Risiko Lingkungan
a. Koordinasi lintas sektor terkait di lingkungan pelabuhan/
bandara
b. Optimalisasi pelaksanaan pengendalian resiko
lingkungan sebagai upaya cegah tangkal penyakit
dipintu masuk negara
c. Peningkatan kapasitas SDM pelaksana
pengendalian resiko lingkungan
d. Efektifitas dan efisiensi dalam perencanaan program
penyehatan lingkungan
3. Strategi Upaya Pelayanan Kesehatan terbatas
a. Meningkatkan promosi pelayanan kesehatandi
lingkungan pelabuhan dan bandara
b. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dibidang
pelayanan kesehatan dalam rangka cegah tangkal
penyakit
c. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terbatas
d. Peningkatan kapasitas mutu SDM dibidang pelayanan
kesehatan
44
44
e. Meningkatkan sarana prasarana dibidang pelayanan
kesehatan
4. Strategi Dukungan Manajemen
a. Koordinasi lintas sektor dengan pihak terkait dibidang
keuangan dan kekayaan negara
b. Pengembangan SDM terdidik dan terlatih
dalam bidang administrasi, kepegawaian dan
keuangan
c. Optimalisasi realisasi anggaran melalui pelaksanaan
kegiatan yang sesuai dengan rencana penarikan
d. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung dalam
menunjang kegiatan administrasi dan keuangan
40
40
Bab IV
Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan
A. Target Kinerja
Target Kinerja Kegiatan kantor kesehatan pelabuhan kelas II Panjang
tahun 2015 - 2019 disusun guna :
1. Mendukung pencapaian target indicator nasional pada
RPJMN Pemerintah 2015-2019
2. Mendukung pencapaian target indicator Kementerian Kesehatan pada
Renstra Kemenkes 2015-2019
3. Mendukung pencapaian target indicator program P2P pada
Rencana Aksi Program P2P 2015-2019
4. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan
KelasII Panjang
Target Kinerja memuat indicator kinerja kegiatan yang sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang dan disusun
secara Spesific, Measurable, Attributable, Reliable, dan Timely (SMART)
yang melibatkan seluruh elemen Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Panjang sehingga indicator ini dapat dikendalikan upaya pencapaiannya
melalui sumber daya yang ada di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Panjang, indikator kinerja kegiatan, definisi operasional dan cara menentukan
target adalah sebagai berikut :
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
a. Definisi Operasional
Jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan
Kesehatan dalam periode satu tahun
b. Penentuan Target Indikator
Akumulasi jumlah penerbitan sertifikat PHQC, SSCEC
41
41
Tabel target Pengawasan kesehatan alat angkut, orang dan
barang serta pelayanan penerbitan dokumen kesehatan
tahun 2015 – 2019
NO Indikator Kinerja
2015
(%)
2016
(%)
2017
(%)
2018
(Sertifik
at)
2019
(Sertifi
kat) 1 Jumlah alat angkut
sesuai dengan
standar
kekarantinaan
kesehatan
100
100 100 19.256 34.532
2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana
di wilayah layanan KKP
a. Definisi Operasional
Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon
kurang dari 24 jam dibagi jumlah SKD KLB dikali 100%
b. Penentuan Target Indikator
Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang
dari 24 jam dibagi jumlah SKD KLB dikali 100%
Tabel target Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD),
KLB dan bencana di wilayah layanan KKP upaya cegah tangkal
penyakit tahun 2015 – 2019
NO Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018 (%)
2019 (%)
1 Persentase respon
Sinyal Kewaspadaan
Dini (SKD), KLB dan
bencana di wilayah
layanan KKP upaya
cegah tangkal
penyakit
100 100
42
42
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya
penyakit
a. Definisi Operasional
Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di pelabuhan dan di klinik
layanan lainnya dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya
penyakit dalam periode satu tahun
b. Penentuan Target Indikator
Akumulasi jumlah sertifikat COP, Gendec dan hasil pemeriksaan
surveilans rutin di klinik layanan lainnya dalam satu tahun
Tabel target Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah
tangkal masuk dan keluarnya penyakit tahun 2015 – 2019
NO Indikator Kinerja 2015
(%)
2016
(%)
2017
(%)
2018
(Sertifikat)
2019
(Sertifikat) 1 Jumlah deteksi dini
dalam rangka cegah
tangkal masuk dan
keluarnya penyakit
100 100 100 660 756
4. Jumlah pelayanan pada situasi kesehatan khusus
a. Definisi Operasional
Jumlah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada saat situasi khusus
tertentu seperti lebaran, natal, tahun baru dan lain - lain dalam periode
satu tahun
b. Penentuan Target Indikator
Akumulasi jumlah posko yang melakukan pelayanan kesehatan pada
saat lebaran, natal, tahun baru dan lainnya dalam satu tahun.
43
43
Tabel target Jumlah pelayanan pada situasi kesehatan khusus
tahun 2015 – 2019
NO Indikator Kinerja 2015
(%)
2016
(%)
2017
(%)
2018
(Layanan)
2019
(Layanan)
1 Jumlah pelayanan
pada situasi kesehatan
khusus
100 100 100 6 6
5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat
yang berpotensi wabah
a. Definisi Operasional
Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan
kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah.
b. Penentuan Target Indikator
Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan
kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan
kedaruratan kesehatan.
44
44
Tabel target Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat
yang berpotensi wabah tahun 2015 – 2019
NO Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018
(lokasi)
2019
(Lokasi)
1 Jumlah
pelabuhan/bandara/P
LBD yang
mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam
penanggulangan
kedaruratan kesehatan
masyarakat yang
berpotensi wabah
1 1
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang
diterbitkan
a. Definisi Operasional
Jumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan permintaan/permohonan
yang diterima dalam periode satu tahun
b. Penentuan Target Indikator
Akumulasi jumlah sertifikat izin laik terbang, sertifikat izin angkut
orang sakit, sertifikat izin angkut jenazah, jumlah penerbitan/legalisasi
ICV dalam satu tahun.
Tabel target Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas
wilayah yang diterbitkan tahun 2015 – 2019
NO Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018
(Sertifikat)
2019
(Sertifikat)
1 Jumlah sertifikat/surat
ijin layanan kesehatan
lintas wilayah yang
diterbitkan
12.638 13.000
45
45
7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
a. Definisi Operasional
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memiliki sanitasi tempat-
tempat umum dengan kriteria baik, TPM memenuhi syarat layak/laik
hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan
b. Penentuan Target Indikator
Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai TPM
memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih
memenuhi syarat kesehatan
Tabel target Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-
syarat sanitasi Bandara tahun 2015 – 2019
NO Indikator Kinerja 2015
(%)
2016
(%)
2017
(%)
2018
(Lokasi)
2019
(Lokasi)
1 Jumlah
pelabuhan/bandara/P
LBD yang memenuhi
syarat-syarat sanitasi
100 100 100 5 5
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan
buffer area
a. Definisi Operasional
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI
perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan
kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6
b. Penentuan Target Indikator
Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal
≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles,
kepadatan kecoa
46
46
Tabel target Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada
wilayah perimeter dan buffer area
tahun 2015 – 2019
NO Indikator Kinerja 2015
(%)
2016
(%)
2017
(%)
2018
(Lokasi)
2019
(Lokasi)
1 Jumlah
pelabuhan/bandara/P
LBD bebas vektor
pada wilayah
perimeter dan buffer
area
100 100 100 5 5
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
a. Definisi Operasional
Jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular meliputi
penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya
b. Penentuan Target Indikator
Akumulasi jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular
meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya dalam satu tahun
Tabel target Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular
langsung tahun 2015 – 2019
NO Indikator Kinerja 2015
(%)
2016
(%)
2017
(%)
2018
(Orang)
2019
(Orang)
1 Jumlah orang yang
melakukan skrining
penyakit menular
langsung di pelabuhan
dan Bandara
40 40 80 480 500
47
47
10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
a. Definisi Operasional
Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada Program Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit sebanyak 11 jenis Dokumen antara lain
RKAKL/DIPA, Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN,
Lakip, Profil, Proposal PNBP, Dokumen Kepegawaian, e monev DJA,
e monev Bappenas, LEB dalam periode satu tahun
b. Penentuan Target Indikator
Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen terdiri dari
RKAKL/DIPA (awal dan revisi) 2 dok, Laptah 1 dok, Laporan
Keuangan 2 dok, Laporan BMN 2 dok, Lakip 1 dok, Profil 1 dok,
Proposal PNBP 1 dok, dokumen kepegawaian 2 dok (kontrak dan
penilaian), e monev DJA 12 dok, e monev Bappenas 4 dok, LEB 12 dok
Tabel target jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis
lainnya tahun 2015 – 2019
NO Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018
(Dokumen
)
2019
(Dokumen
) 1 Persentase SDM KKP
yang ditingkatkan
pengetahuannya
melalui pendidikan
dan pelatihan
40 40
11. Jumlah pengadaan sarana prasarana
a. Definisi Operasional
Jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang
perkantoran, kendaraan dalam satu tahun
b. Penentuan Target Indikator
Akumulasi jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan,
fasilitas penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu tahun
48
48
Tabel target Jumlah pengadaan sarana dan prasarana tahun 2015 – 2019
NO Indikator Kinerja 2015
(%)
2016
(%)
2017
(%)
2018
(Unit)
2019
(Unit)
1 Jumlah pengadaan
sarana dan prasarana
100 100 100 11 3
12. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
a. Definisi Operasional
Jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM
KKP
b. Penentuan Target Indikator
Akumulasi Jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang
diikuti oleh SDM KKP
Tabel target Jumlah pengadaan sarana dan prasarana tahun 2015 – 2019
NO Indikator Kinerja 2015
2016
2017
2018
(Pelatihan)
2019
(Pelatihan)
1 Jumlah peningkatan
kapasitas SDM
bidang P2P
4 4
B. Kerangka Pendanaan
Rencana pendanaan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Panjang dihitung untuk menyelenggarakan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian kegiatan serta pemantauan dan
49
49
pelaporan guna mencapai indicator kinerja kegiatan yang akan
dilaksanakan secara berkelanjutan selama 5 (lima) tahun kedepan.
Kerangka pendanaan Kementerian Kesehatan meliputi peningkatan
pendanaan dan efektifitas pendanaan. Peningkatan pendanaan
kesehatan dilakukan melalui peningkatan proporsi anggaran kesehatan
secara signifikan sehingga mencapai 5 % dari APBN pada tahun 2019.
Peningkatan pendanaan kesehatan juga melalui dukungan dana dari
Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat serta sumber dari
tarif/pajak maupun cukai. Guna meningkatkan efektifitas pendanaan
pembangunan kesehatan maka perlu mengefektifkan peran dan
kewenangan Pusat-Daerah, sinergitas pelaksanaan pembangunan
kesehatan Pusat-Daerah dan Pengelolaan DAK yang lebih tepat sasaran.
Pendanaan Kegiatan KKP Kelas II Panjang diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan (anggaran) untuk mencapai target indikator
kegiatan KKP Kelas II panjang yang ditetapkan pengalokasian rencana
anggaran kegiatan dilakukan pada tingkat pusat, daerah dan UPT
penyusunan rencana kegiatan dengan memperhatikan tupoksi dan
kewajiban serta kewenangan masing-masing serta memperhatikan asas
efektifitas dan efisiensi penganggaran.
Sumber pendanaan kegiatan KKP Kelas II Panjang dalam kurun waktu
5 tahun mendatang masih tertumpu pada APBN (rupiah murni)
dan disertai dengan optimalisasi pemanfaatan anggaran bersumber
PNBP. Pendanaan bersumber PHLN
50
50
akan dilakukan secara selektif dan dilakukan hanya untuk mencapai
target indikator kegiatan yang telah ditetapkan.
Table target kinerja dan kerangka pendanaan kegiatan Kantor Kesehatan
Pelabuhan
Kelas II Panjang tahun 2015-2019 terlampir :
51
51
Bab V
Pemantauan, Penilaian dan Pelaporan
A. Pemantauan
Pemantauan pelaksanaan rencana kinerja dan pendanaan
dilaksanakan secara berkala untuk menilai pencapaian target
yang telah dilaksanakan melalui jadwal pemantauan sebanyak
2 (dua) kali setahun dilakukan oleh seluruh seksi dan wilker yang
ada di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang .
B. Penilaian
Penilaian rencana kinerja dan pendanaan kegiatan dilaksanakan
setiap akhir tahun anggaran terhadap target indicator kegiatan
, terdapat indicator kegiatan yang tidak mencapai target dan yang
melebihi target. Dimana kedua Indicator kegiatan tersebut akan
dievaluasi guna revisi target tahun berikutnya.
Penilain ini juga berguna untuk peningkatan pelaksanaan kegiatan
maupun peningkatan pendanaan terhadap kegiatan-kegiatan
prioritas dan bermanfaat bagi masyarakat untuk mendukung
program nasional pemerintah
C. Pelaporan
Pelaporan pencapaian target kegiatan dilakukan secara
berjenjang mulai dari pelaksana program dan kegiatan yang
dikumpulkan pada subagg tata usaha guna memonitoring dan
evaluasi target kegiatan selanjutnya.
52
52
Format dan jadwal pelaporan progress
pencapaiandikoordinasikan oleh Subag tata usaha dan dapat
dikonsultasikan ke pusat untuk target-target yang sulit dicapai.
53
53
BAB VI
PENUTUP
Rencana aksi kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang
dalam periode waktu 2015-2019 disusun sebagai wujud operasionalisasi
Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, Dimana selama periode
waktu tersebut telah dilakukan revisi Rencana Aksi Kegiatan terkait
penetapan target dari masing-masing seksi yang kesemuanya
disesuaikan atas pelaksanaan di lapangan, Selain itu, untuk
menjawab dan memfokuskan upaya cegah tangkal penyakit dari dalam
dan keluar negeri serta pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan dalam menghadapi tantangan strategis di masa depan dan
merupakan acuan dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan
kegiatan, pemantauan dan penilaian dalam kurun waktu 5 tahun.
Diharapkan melalui penyusunan revisi rencana aksi kegiatan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang ini, pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan sesuai yang diharapkan dan berupaya dalam cegah tangkal
penyakit dari dalam dan keluar negeri memberikan kontribusi yang
bermakna terhadap pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
dalam pembangunan kesehatan khususnya untuk menurunkan angka
kematian, kesakitan dan kecacatan akibat penyakit serta pencapaian sasaran
program berdasarkan komitmen nasional dan `global.
49
49
1. TABEL RENCANA AKSI KEGIATAN Rev.2
TARGET KINERJA & RENCANA PENDANAAN
Unit Es-3 : KKP KELAS II PANJANG
Tahun : 2015 - 2019
Tujuan Kemenkes RI : 1. Meningkatnya kesehatan masyarakat 2. meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di
bidang kesehatan. Indikator Kinerja Program :
1. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi sebesar 95 %
2. Jumlah kab/kota dg eliminasi malaria sebesar 300 kab/kota 3. Jumlah kab/kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka mikrofilaria <1 persen sebesar75 kab/kota 4. Jumlah provinsidg eliminasi kusta sebesar 34 5. Prevalensi TB sebesar 245 per 100.000 penduduk 6. Prevalensi HIV (persen) < 5 % 7. Persentase kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan sebesar 40% 8. Persentase penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu sebesar 40%. 9. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai Kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan
kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100% 10
. Persentase penurunan prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun sebesar 5,4%.
11
.
Persentase respon sinyal SKD dan KLB, Bencana dan Kondisi Matra di wilayah layanan B/BTKLPPsebesar 90% 12
. Jumlah teknologi tepat guna PP dan PL yang dihasilkan B/BTKLPP meningkat 50 % dari jumlah TTG tahun 2014.
13.
Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan sebesar 100%
50
50
Kegiatan Prioritas 1. Meningkatnya Pengawasan Kegiatan Kekarantinaan dan Surveilan epidemiologi;
2. Meningkatnya Pelayanan Kesehatan terbatas;
3. Menurunnya Faktor Resiko Lingkungan Pelabuhan dan Alat Angkut;
4. Meningkatnya Sarana Prasarana Penunjang Kegiatan Kekarantinaan.
(dalam ribu)
NO
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
SATUAN
TARGET KINERJA RENCANA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
A. Meningkatnya
kegiatan
cegah
tangkal
penyakit di
Pintu
Masuk
Negara
1. Jumlah alat angkut sesuai
dengan standar
kekarantinaan kesehatan
Persen 100 100 100 100 100 247.107
182.201 224.857 235.875 309.291
2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
Persen 100 100 100 100 100 0 0 0 0 0
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
Persen 100 100 100 100 100 619.712
459.000 80.248 140.301 206.046
4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
Persen 100 100 100 100 100 250.000
621.496 2.026.677
2.148.542
2.252.335
5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
Persen 100 100 100 100 100 312.844
360.016 764.328 794.138 825.108
NO
SASARA
N
STRATEG
IS
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
SATUA
N
TARGET KINERJA RENCANA PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatn
ya kegiatan
cegah
tangkal
penyakit di
Pintu
Masuk
Negara
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
Persen 100 100 100 100 100 9.200 9.200 9.650 11.136 12.743
7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
Persen 100 100 100 100 100 900.230 2.125.542
935.908 1.014.958
1.099.509
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
Persen 40 40 80 80 100 326.625 104.898 77.467 115.177 156.396
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
Persen 100 100 100 100 100 327.155 2.635.141
2.347.637
2.439.194
2.534.323
10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
Persen 75 80 100 100 100 108.000 376.000 394.424 465.469 488.277
11. Jumlah pengadaan sarana prasarana
Persen 100 100 100 100 100 9.958.426
14.605.83
3
5.562.939
5.697.732
5.837.243
12. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
Persen 40 40 80 80 100 326.625 104.898 77.467 115.177 156.396
51