Post on 13-Mar-2019
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 1
RENCANA AKSI (ACTION PLAN) DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
KABUPATEN MAMUJU TAHUN 2016 – 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Konsep Dasar Rencana Aksi (Action Plan)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM)
III Tahun (2015-2019) dan Rencana Strategis Kementerian Pertanian
Tahun (2015-2019) adalah dalam rangka mendukung peningkatan
ketahanan pangan pokok (padi,jagung,kedelai,gula,daging,bawang
merah dan cabe).Hal ini juga sejalan dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Mamuju (2016-2021)
merupakan penjabaran dari visi dan misi dan program Bupati dan
Wakil Bupati terpilih dan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian
dan Peternakan Kabupaten Mamuju (2016-2021). Dimana dalam
Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) dan
Rencana Strategis (Renstra) tersebut telah mengarahkkan
pembangunan pertanian yang memiliki peran strategis dalam
mendukung perekonomian nasional melalui kemandirian ekonomi
pertanian sebagai lokomotif utama dengan tujuan meningkatkan
kemampuan ekonomi daerah,meningkatkan kesejahteraan
masyarakat,meningkatkan ketahanan pangan daerah dan ekonomi
pertanian serta mengembangkan usaha dan industry rumah tangga
berbasis potensi lokal.
Dalam mewujudkan dan menjawab konsep serta
permasalahan tersebut di atas, maka pencapaian target tersebut
tentulah tidak mudah, mengingat pembangunan pertanian masih
dihadapkan pada beberapa permasalahan mendasar dan isu strategis
pembangunan pertanian saat ini yang memerlukan penanganan
secara cermat dan cepat. Beberapa permasalahan tersebut
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 2
diantaranya adalah (1)meningkatnya kerusakan lingkungan dan
peruhan iklin global, (2) terbatasnya ketesediaan infrastruktur, (3)
belum optimalnya system perbenihan dan pembibitan nasional, (4)
terbatasnya akses petani dalam permodalan, (5) masih lemahnya
kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, (6) masih rendahnya
nilai tukar petani serta (7) masih kurangnya koordinasi antar pusat-
daerah maupun antara sektor terkait.
Untuk menjawab berbagai permasalahan mendasar
tersebut, dapat diatasi melalui kerangka regulasi dan kebijakan guna
memberikan iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya
usaha pertanian,melalui fasilitasi APBN guna menyediakan
infrastruktur public dan pemberdayaan petani. Pembangunan
pertanian akan mampu meningkatkan nilai tambah dan daya saing
apabila dilaksanakan dengan pendekatan kawasan yang dikelola
dengan system agribisnis. Efektivitas dan keberhasilan program
pembangunan Pertanian akan dicapai apabila disetiap kawasan
dibangun dengan kegiatan yang terpadu dan multi-years,serta
mampu mensinergikan sumber-sumber pembiayaan yang ada
antaralain dari APBN,APBD,BUMN,BUMD,investasi swasta dan
masyarakat. Dengan demikian tinjauan kembali terhadap kebijakan
program pembangunan pertanian telah merupakan keharusan.
Perubahan pemahaman atas konsep pertanian dan peternakan yang
tangguh telah menggeser paradigma pembangunan pertanian yang
lebih mengutamakan kepada proses budidaya secara modern.
Pentingnya penerapan paradigm tangguh merupakan upaya untuk
lebih meningkatkan pembangunan pertanian yang tidak hanya untuk
berorientasi peningkatan produksi semata tetapi juga untuk bisa
berdaya saing. Paradigma tangguh tersebut merupakan model
pembangunan Pertanian yang dalam jangka panjang mampu
mendorong masyarakat berusahatani secara modern melalui
peningkatan daya saing yang akhirnya akan bermanfaat kepada
peningkatan kesejahteraan.
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 3
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi khususnya misi 3
(tiga) Mendorong Kemandirian Ekonomi Pertanian sebagai
Lokomotif Utama dan Pengembangan Usaha serta Industri
Rumah tangga dan rencana srategis kementrian pertanian serta
dinas pertanian kabupaten mamuju bagi terwujudnya pertanian dan
peternakan TANGGUH di masa depan, maka dasar-dasar, visi serta
misi pembangunan pertanian di kabupaten harus disusun berdasarkan
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RK-SKPD) tiap tahun
melalui rencana aksi (Action Plan),
Karena itulah Rencana Aksi (Action Plan) perlu disusun yang
merupakan sebuah dokumen perencanaan yang menghubungkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab.
Mamuju tahun 2016 – 2021, Rencana Strategis (Renstra) SKPD serta
Master Plan Provinsi Disamping itu Rencana Aksi (Action Plan) juga
telah mengacu pada undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dengan undang-
undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah,Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Mamuju Nomor 5 Tahun
2016 tentang RPJMD Kabupaten Mamuju Tahun 2016-2021 untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi dan program
kepala daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJP daerah
dengan memperhatikan RPJM nasional dan pasal 151 ayat 1. Rencana
Aksi (Action Plan) yang disusun merupakan rencana detail yang
beroreantasi pada tujuan dan sasaran, sehingga sudah
mempertimbangkan aspek jadwal waktu, calon lokasi, unit organisasi
penanggung jawab pelaksanaannya.
Melalui rencana aksi (Action Plan), tujuan dan sasaran
pelaksanaan program diharapkan dapat tercapai secara tepat
sasaran, karena dirancang dengan upaya terencana dan terukur
untuk; (1). Meningkatkan sinkronisasi perencanaan kegiatan antar
lembaga/instansi, (2). Mendorong koordinasi pelaksanaan antar
lembaga/istansi yang terkait dan (3). Menjamin adanya keterpaduan
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 4
program dan sumber pembiayaan antara pemerintah pusat dengan
daerah serta instansi swasta dan swadaya masyarakat. Hal ini
dilakukan agar lebih mudah untuk melihat arah konsistensi
perencanaan, maka rencana aksi (Action Plan) harus dilengkapi
dengan lampiran matriks yang menjabarkan tahapan jadwal dan
agenda dari rencana pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran.l
Dengan demikian rencana aksi (Action Plan) disusun secara
tahunan dengan mengacu pada tahapan rencana menengah 5 (lima)
tahun. Ruang lingkup rencana aksi (Action Plan) bersifat lintas
wilayah kecamatan sehingga rencana aksi (Action Plan) disusun
ditingkat kabupaten / kota. Rencana aksi (Action Plan) dapat
merupakan bahan acuan dalam penyusunan rencana kerja dan
anggaran tahunan (Renja) untuk pengembangan komoditas yang
disesuaikan dengan audit kinerja dan kendala yang dihadapi dalam
pelasanaannya.
1.2. Kerangka Dasar
Rencana Aksi (Action Plan) adalah sebuah rancang bangun dan
instrument perencanaan untuk menjabarkan secara lebih operasional
Master Plan yang telah disusun. Rencana Aksi (Action Plan) adalah
dokumen perencanaan operasional yang lebih rinci ditingkat
kabupaten untuk melaksanakan kegiatan pengembangan kawasan
Rencana Aksi (Actionj Plan) disusun dengan mengacu pada arahan
kebijakan dan strategi yang tertuang didalam Master Plan kawasan
pertanian ditingkat Provinsi.
Ruang lingkup penyusunan Rencana Aksi (Action Plan)
kawasan pertanian dibatasi pada tahap-tahap analisis yang
mencakup; (1). Analisis pemelihan jenis sub kegiatan atau komponen
kegiatan, (2). Analisis pemelihan lokasi kegiatan, (3). Analisis
pemilihan calon penerima manfaat kegiatan dan satuan kerja
pelaksana; (4). Analisis penyusunan anggaran pembiayaan; dan (5).
Analisis penyusunan indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan
pengembangan kawasan pertanian.
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 5
Alur Penyusunan Rencana Aksi (Action Plan)
Penyusunan Rencana Aksi disusun berdasarkan alur atau mekanisme
yang ada sehingga hasil yang ingin dicapai dapat lebih terarah dan
sesuai regulasi yang ada. Proses dan metode penyususnan rencana
aksi (Action Plan) pengembangan kawasan pertanian adalah sebagai
berikut:
1. Tim teknis kabupaten/ kota mengkoordinasi pembentukan tim
penyusun dan mengusulkannya kepada Tim Pembina
Kabupaten/Kota untuk disetujui dan ditugaskan sebagai Tim
Penyusun rencana aksi (Action Plan) pengembangan kawasan
pertanian nasional di kabupaten/kota. Komposisi Tim penyusun
melibatkan para pemangku kepentingan yang ada di lokasi
kawasan.
2. Tim Pembina Kabupaten/Kota menetapka Tim Penyusunan
rencana Aksi (Action Aksi) pengembangan kasawan pertanian
nasional di kabupaten/kota.
3. Tim Teknis Provinsi mendampingi proses penyusunan rencana
Aksi (Action Plan) agar sejalan dengan Master Plan yang telah
disusun.
4. Proses identifikasi permasalahan dan analisis situasi wilayah
dihimpun melalui proses Focus Group Discussion (FCD) dan
Parcippatory Rutal Appraisal (PRA) dengan melibatkan berbagai
pemangku kepentingan di lokasi kawasan. Metode analisis yang
dapat digunakan dalam penyusunan rencana aksi (Action Plan)
adalah :
1. Analitic Hierarchy Prosess (AHP)
2. Analisis pohon masalah dan
3. Kerangka Kerja Logis (KKL)
4. GAP Analisys,
5. Analisis rantai nilai
6. Analisis Prospektif
7. Analisis Networking process.
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 6
Metode AHP digunakan untuk pengambilan
keputusan dalam menetukan prioritas pilihan –pilihan yang
mengandung banyak kriteria.
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 7
BAB II
MATRIKS PROGRAM RENCANA AKSI (ACTION PLAN)
Perumusan kebijakan dan program pembangunan bertujuan untuk
menggambarkan keterkaitan rumusan indikator kinerja sasaran yang
menjadi acuan penyusunan program pembangunan berdasarkan strategi
dan arah kebijakan yan ditetapkan. Melalui perumusan program
pembangunan pertanian akan menghasilkan rencana pembangunan konkrit
dalam bentuk program prioritas yang secara khusus berkaitan dengan
kawasan pembangunan pertanian hortikultura. Dengan demikian Matriks
Program Rencana Aksi (Action Plan) merupakan tahapan rencana kerja
operasional pengembangan kawasan pertanian yang disusun pertahun
selama rencana 5 (lima) tahun dengan format sebagai berikut :
Penyusunan Program dan Kegiatan juga harus mampu menggambarkan
terhadap rencana penggunaan dana terhadap program tersebut selama 5
(lima) tahun.Matriks Program rencana Aksi tahunan yang menggambarkan
No.
Program, Kegiatan dan Komponen
Output Kegiatan
Indikator Sasaran
(Ton, Ha, Unit, dll)
Lokasi (Kec./De
sa)
Satker Pelaksana
Rencana Pembiayaan (Rp)
APBN APBD Prop
APBD Kab./K
ota Hulu :
Sarana dan Prasarana
Produksi :
TP/Nak/Bun/Horti
Hilir :
PPHP, Sarana Prasarana
Penunjang :
SDM, Litbang, BKP Karantina
Total Kebutuhan Anggaran
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 8
rencana pelaksanaan setiap tahun kemudian direkapitulasi untuk selama 5
tahun dengan format sebagai berikut :
No. Program
Total Sasaran Program Tahun I-V (Ton, Ha, Unit, dll)
APBN (Rp) APBD Prop (Rp) APBD Kab./Kota (Rp.)
I II III IV V I II III IV V I II III IV V
Total
2.1. Sasaran Program dan Kegiatan
Penyusunan sasaran program dan kegiatan harus mampu (1)
menggambarkan terjaminnya dukungan perencanaan wilayah dalam
penyelenggaraan program dan kegiatan,(2) terumuskannya
instrumen untuk mendukung perencanaan wilayah bagi kepala daerah
dalam menetapkan kebijakan operasional dalam merencanakan dan
mengimplementasikan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah
Provinsi/Kabupaten,(3) terumuskannya bahan koordinasi lintas
sektoral dan jenjang pemerintahan dalam meningkatkan daya saing
wilayah dan komoditas strategis dan komoditas unggulan pertanian
nasional.
Sasaran Program dan Kegiatan Pertanian tersusun dalam
bentuk matriks program rencana aksi kawasan pertanian hortikultura
dan disusun menurut nomenklatur program dan kegiatan yang ada
dikementerian pertanian dan sesuai dengan tujuan pengembangan
kawasan pertanian hortikultura.
Untuk menjamin konsistensi dengan Master Plan, maka
sasaran program yang dimaksud dalam matriks Program Rencana
Aksi adalah sasaran program pembangunan yang merupakan salah
satu dari 4 target sukses kementerian pertanian Yaitu
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 9
1. pencapaian swasembada kedelai, gula dan daging sapi dan
swasembada berkelanjutan bagi padi dan jagung:
2. peningkatan diversifikasi pangan;
3. Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; serta
4. Peningkatan kesejahteraan petani.
Selanjutnya yang dimaksud dengan sasaran kegiatan dalam
matriks program rencana aksi adalah tahapan Perencanaan dan
Implementasi dalam Master Plan. Namun untuk mempertajam
penjabaran kegiatan yang akan dipilih, maka masing – masing
komponen/detail kegiatan dapat dikelompokkan kedalam tiga aspek
peran dan fungsi pemerintahan dalam pembangunan, yaitu
1. Apek regulasi/deregulasi, terutama untuk detail kegiatan yang
terkaid dengan upaya untuk menfungsikan mekanisme pasar yang
berpihak kepada petani,
2. Aspek pelayanan umum, terutama untuk detail kegiatan yang
terkait dengan upaya untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan
pembinaan dan pelayanan, dan
3. Aspek dan investasi untuk kepada masyarakat petani yang
pelaksanaan sedapat mungkin diarahkan melalui pola bantuan
sosial dan padat karya.
2.2. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Perencanaan perlu diwujudkan dalam tiga dokumen perencanaan mulai
dari target,sumber daya dan evaluasi.Dalam penyusunan perencanaan
dilakukan berdasarkan kebutuhan masyarakat melalui masukan
musrenbang yang dikalopborasi dengan kebijakan umum sehingga
terjadi sinkronisasi kebutuhan masyarakat dan pemerintah.
Rencana pelaksanaan kegiatan dapat diartikan sebagai suatu jadwal
dan agenda tentatif untuk mengajukan usulan proposal kegiatan dan
anggaran yang akan dibahas dalam forum perencanaan reguler
(musyawarah perencanaan pembangunan )yang mencakup lokasi, waktu,
satuan kerja dan pelaksana dan rencana sumber pembiayaan.
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 10
Prinsip dasar dalam penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan
adalah menjamin tersusunnya rencana yang dapat dilaksanakan secara
ekonomis, efetif dan efisien, sehingga keterpaduan dalam perencanaan
pengembangan komoditas, lokasi pelaksanaan kegiatan dan sumber
pembiayaan adalah menjadi suatu keharusan.
a. Lokasi (Kec./Desa)
Landasan dalam menetapkan lokasi kawasan pertanian adalah
(1) kesesuaianan komoditas dengan agroekosistemnya, (2)
mempertimbangkan potensi luasan areal/populasi yang memiliki
skala ekonomis,(3) areal produksi/populasi terkonsentrasi di
satu atau beberapa wilayah,(4)sesuai regulasi dan kebijakan
nasional dan daerah terutama RTRW
Recana lokasi harus didasarkan pada hasil analisis situasi
wilayah, analisis tata ruang dan analisis permasalahn yang telah
dilakukan dalam penyusunan rencana induk. Rencana lokasi
sudah harus spesifik mengarah pada kecamatan atau bahkan
desa. Dengan demikian penetapan rencana lokasi akan merujuk
pada sasaran penerima manfaat (target beneficiaries) yang
akan dijadikan loaksi pengembangan, sehingga proses
penetapan calon petani dan calon lokasi (CP/CL) dalam
pelaksanaan kegiatan yang selama ini menjadi salah satu faktor
keterlambatan pelaksanaan kegiatan akan dapat diminimalkan.
b. Waktu
Rencana waktu pelaksanaan perencanaan kegiatan disusun
secara tahunan dengan mempertimbangankan aspek
manajemen produksi dan operasi yang dalam sistem agribisnis
mencakup tahap praprodksi, prosuksi, pasca panen,
pengolahan dan pemasaran. Namun dalam pelaksanaan
operasionalnya, perencanaan waktu dalam rencana
pengembangan komoditas yang berbasis kawasan engan
agregat dan keterkaitan dalam skala wilayah yang luas, maka
perencanaan waktu ini harus disusun secara cermat dengan
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 11
mempertimbangkan kondisi iklim (tetutama musim hujan dan
kemarau), waktu tanam dan panen sesuai jenis tanaman dan
hewan (tanaman musiman /tahunan/ jenis ternak), penyediaan
benih, pola pemasaran (fluktuasi harga) serta aspek-aspek
lainnya yang berpengaruh termasuk pola pencairan anggaran
untuk kegiatan pengadaan yang bersumber dari anggaran
pemerintah.
c. Satker Pelaksana
Rencana satuan kerja yang diharapkan berfungsi sebagai
penanggung jawab pelaksanaan kegiatan maupun yang
diharapakan berperan sebagai instansi penunjang yang
mendukung pelaksaaan kegiatan disesuaikan dengan tugas
pokok dan fungsi masing-masing. Namun berkenaan dengan
kegiatan penunjang yang dibutuhkan harus dijamin
keberadaannya, maka dalam pelaksanaannya rencana aksi
(action plan) ini dlaksanakan oleh satker…………pada Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Mamuju.
d. Rencana Pembiayaan
Kebijakan anggaran yang selama ini dilakukan ,pada
hakekatnya diarahkan pada pengelolaan dan pemanfaatan
sumber-sumber pendapatan daerah secara optimal untuk
menunjang kegiatan pelayanan publik dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Prinsip rencana pembiayaan kegiatan yang akan difasilitasi
dengan anggaran pemerintah disusun secara jangka menengah
5 tahun yang dirinci menurut sumber pembiayaan, yaitu APBN,
APBD Provinsi dann APBD Kabupaten/Kota. Aspek mendasar
yang harus diperhatikan adalah disiplin tata pemerintahan,
sehingga pembiayaan kegiatan harus benar-benar dapat
disusun dengan mempertimbangkan peta kewenangan/urusan
masing-masing jenjang pemerintahan serta disiplin asas
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 12
pembiayaan konsentrasi, dekonsentrasi, tugas pembantuan dan
desentralisasi(DAU/DAK).
Berkenan dengan keterbatasan sumberdaya anggaran
pemerintah yang dimiliki, maka penyusunan rencana
pembiayaan kegiatan dilakukan secara terarah(focus) dan
terpilih sesuai skala prioritas (selektif).dengan demikian,
rencana pembiayaan kegiatan yang akan dilakukan difokuskan
pada factor kritis yang dapat mendorong percepatan
pengambangan(leveraging factor) dan doprioritaskan pada
aspek perang pemerintah sebagai akselelator, dinamisator dan
fasilitator pembangunan, yaitu: (1) penyediaan sarana dan
prasarana yang tidak mampu dibangun oleh masyarakat dan
tidak diminati oleh swasta, (2) upaya mengatasi kegagalan
pemasaran produk yang dihasilkan petani(market failure), dan
(3) meningkatkan kapasitas sumber daya manusia petani dan
mendorong berfungsinya kelembagaan pembinaan
pemerintah(capacity building).
2.3. Indikator output dan outcome
Sejalan dengan prinsip tata kelola dalam perencanaan program dan
penganggaran yang berbasis kineja, maka masing-masing kegiatan
dan komponen/detail kegiatan yang tertuang dalam matrik program
rencana aksi ditetapkan indicator output.berdasarkan analisis
perencanaan pengembangan komoditas unggulan dan kawasans
pertanian yang tertuang dalam master plan, maka yang dimaksud
dengan indicator output dalam matrik program rencana aksi ini
adalah merupakan indicator hasil-hasil kerja dari komponen/detail
kegiatan.adapun indicator dari kegiatan sebagaimana dimaksud
dalam nomenklatur kegiatan APBN pada tugas pkok dan fungsi unit
kerja Eselon II Lingkup Kementrian Pertanian.
Selanjutnya yang dimaksud denagan indicator outcome dalam
matrik program renacana aksi ini adalah merupakan indicator
sasaran program pembangunan yang dapat disetarakan dengan
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 13
indicator program sebagaimana dimaksud dalam nomenclature
program APBN pada tugas pokok dan fungsi unit kerja Eselon I
Lingkup Kementrian Pertanian.
Namun demikian, berkenan dengan nomenklatur kegiatan APBD
sebagaimana yang diatur oleh Kementrian Dalam Negeri hingga
saat ini tidak sama dengan nomenklatur kegiatan APBD, maka
dalam rangka menjamin konsistensi dan kesinambungan perenaan
serta keterpaduan sumber pembiayaan seyogyanya kegiatan-
kegiatan yang akan dibiayai dengan APBD dalam rancang bangun
pengembangan komoditas yang berbasis kawasan dapat
menggunakan nomenklatur kegiatan APBD. Adapun sumber
pembiayaan yang berasal dari swdaya masyarakat petani,
hibah,(LSM/CSR) atau investasi swasta dapat dimasukkan sebagai
kolom tambahan dalam matrik program rencana Aksi.
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 14
BAB III
MANAJEMEN PENGEMBANGAN KAWASAN
3.1. Implementasi/ operasionalisasi
Rencana aksi yang merupakan penjabaran dari master plan kawasan
pertanian adalah dokumen perencanaan teknokratis sebagai wujud
dari kebijakan publik dalam pembangunan pertanian jangka
menengah diwilayah. Oleh karena itu, sebelum diplementasikan
oerlu dilakukan sosialisasi kepada segenap pemangku kepentingan.
Sosialisai dilakukan terutama dilakukan dengan melibatkan: (1)
eksekutif, guna mendapat dukungan dari instansi lintas sektoral
didaerah, (2) legislative, guna mendapat dukungan kebijakan dalam
bentuk regulasi/deregulasi dan anggaran dan (3) masyarakat
swasta, media massa, LSM dan perguruan tinggi, guna mendapat
dukungan investasi, pendampingan dan saran penyempurnaan
rencana pelaksanaan.
3.2. Monitoring, Evaluasi dan pelaporan
Monitoring dan evaluasi pelaksaan pengembangan kawasan
pertanian ini dilakukan secara regular maupun insidentil dan
berjenjang sesuai dengan kewenangan lintas jenjang pemerintahan
serta tugas pokok dan fungsi instansi dan bertanggung jawab dalam
pengendalian program dan kegiatan.khusus untuk program dan
kegiatan yang dibiayai oleh APBN Kementrian Pertanin pelaksanaan
monitoring dan evaluasai dilaksanakan denagan mengacu pada
pedoman sebagaimana yang diatur dalam system monitoring dan
evaluasai pembangunan pertanian.(SIMONEV)
Namun guna menjamin tercapainya kinerja pelaksanaan, maka
monitoring dilakukan mulai dari prapelaksanaan, pelaksanaan dan
hasil pelaksanaan dengan berpatokan pada indicator kinerja yang
telah ditetapkan dalam matrik program rencana Aksi. Disisi lain,
guan menjamin obyektivitas hasil evaluasi, proses evaluasi juga
harus dilakukan secara partisipatif dengan menggunakan
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 15
pendekatan project performance manajemen sistem(PPMS) yang
melibatkan petani sebagai pelaku penerima manfaat.
Pelaporan administrative keuangan, asset dan kinerja dilaksanakan
menurut sistem pelaporan yang berlaku kepada instansi dilingkup
Kementrian Pertanian dan instansi lain dipusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota yaitu sebagaimana yang diatur dalam SAI, SIMAK-
BMN dan SAKIP. Namun untuk kepentingan teknis pelaporan
subtantif yang komprehensif dalam bentuk laporan tinjauan
hasil(tengah tahunan), laporan tahunan dan laporan jangka
menegah disampaikan secara khusus seuai standar pelaporan
teknoratis.
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Pedoman Transisi
Pembangunan kawasan pertanian telah memunculkan berbagai
area masalah bagi masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan
sehingga harus memperoleh skala prioritas dalam pembangunan baik
daerah maupun pusat. Rumusan strategi dan program yang telah berhasil
dirumuskan dalam dokumen ini mencerminkan kerjasama, koordinasi dan
integrasi unit-unit kerja dan jajaran petani untuk menjalankan program
pembangunan pertanian kabupaten mamuju ( 2016 – 2021) serta rencana
strategi pembangunan kawasan pertanian Kabupaten Mamuju 2016-2021.
Penyusunan Rencana Aksi (Action Plan) pembangunan kawasan
pertanian Kabupaten Mamuju 2016-2021 dilakukan melalui proses yang
menjamin keterlibatan pihak pihak yang berkepentingan dalam
penyelenggaraan pembangunan kawasan pertanian di kabupaten Mamuju,
namun dokumen ini perlu segera di sosialisasikan sebagai tindak lanjut dari
selesainya penyusunan rancangan Rencana Aksi (Action Plan)
pembangunan kawasan pertanian Kabupaten Mamuju 2016-2021 kepada
semua pihak yang berkepentingan.
Rencana Aksi (Action Plan) pembangunan kawasan Pertanian
Kabupaten Mamuju Tahun 2016-2021 akan menjadi pedoman bagi
penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Mamuju sampai dengan tahun 2021. Khusus untuk tahun 2016,
meskipun penyusunan program dan kegiatan dalam RKA 2016 masih
mengacu pada Renstra periode sebelumnya, namun Renstra Dinas
Pertanian dan Peternakan kabupaten Mamuju Tahun 2016-2021 sudah
dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan rencana program dan
kegiatan 2016. Sedangkan untuk tahun 2021, penyusunan program dan
kegiatan masih mengacu pada Renstra Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Mamuju Tahun 2016-2021 yang berfungsi sebagai dokumen
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 17
perencanaan transisi sebelum disusunnya Renstra Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Mamuju periode berikutnya (2021-2026).
Karena itu dalam penyusunan Rencana Aksi (Action Plan) lebih
diarahkan kepada peningkatan produksi,produktivitas dan mutu hasil
hortikultura ramah lingkungan………………………………
4.2 Kaidah Pelaksanaan
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Mamuju ini merupakan:
1. Penyusunan rencana kerja tahunan dan lima tahunan Dinas Pertanian
dan Peternakan Kabupaten Mamuju
2. Penguatan peran para stakeholder dalam pelaksanaan rencana kegiatan
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Mamuju.
3. Dasar evaluasi dan pelaporan atas kinerja tahunan dan lima tahunan.
Untuk itu diharapkan agar segenap jajaran unit kerja lingkup Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Mamuju harus segera menyelaraskan
perencanaan kegiatan yang spesifik unit kerjanya dengan strategi yang
telah di gariskan dalam dokumen ini. Dalam pelaksanaanya, dokumen ini di
harapkan dapat menjadi arahan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
penyusunan program kegiatan tahunan, dengan demikian, program
pembangunan pertanian mencerminkan integrasi kegiatan pokok
pembangunan dapat lebih mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di kabupaten Mamuju.
Semoga Rencana Aksi (Action Plan) pembangunan kawasan pertanian
Kabupaten Mamuju 2016-2021 dapat memberikan sumbangsih nyata bagi
upaya memantapkan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan serta
monitoring pembangunan kawasan pertanian di Kabupaten Mamuju.
Karena itulah keterlibatan semua pihak, baik dari pemerintah maupun
masyarakat umum untuk senantiasa dapat berperan aktif dalam mengawal
dari semua rangkaian program dan kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah, sehingga benar-benar dapat memberikan keluaran dan hasil
yang baik.
Rencana Aksi (Action Plan) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju Tahun 2016 – 2021 Halaman 18
LAMPIRAN
KOMODITAS DAN LOKASI PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN
NO. KABUPATEN /KOTA
TANAMAN PANGAN TERNAK PERKEBUNAN HORTIKULTURA
PADI JAGUNG KEDELAI SAPI TEBU CABE BW MERAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I Kab. Mamuju
1 Kec. Tapalang
2 Kec. Tapalang Barat
3 Kec. Simboro
4 Kec. Mamuju
5 Kec. Kalukku
6 Kec. Bonehau
7 Kec. Kalumpang
8 Kec. Papalang
9 Kec. Tommo
10 Kec. Sampaga
11 Kec. Balakbalakang