Post on 14-Apr-2018
7/27/2019 referat - UVEITIS&Glaukoma
http://slidepdf.com/reader/full/referat-uveitisglaukoma 1/6
UVEITIS
Uvea pada mata terdiri dari iris, badan siliar,dan koroid yang merupakan
pensuplai darah utama bagi mata. Uveitis secara luas didefinisikan sebagai inflamasi
uvea. Penyebab uveitis karena reaksi inflamasi bermacam-macam bisa karena infeksi,
trauma, neoplasma, atau autoimun. Penyakit uveitis umumnya unilateral, biasanya terjadi
pada dewasa muda dan usia pertengahan. Radang uvea dapat mengenai hanya bagian
depan jaringan uvea atau selaput pelangi (iris) dan keadaan ini disebut iritis. Bila
mengenai bagian tengah uvea disebut siklitis. Biasanya iritis akan disertai dengan siklitis
yang disebut sebagai uveitis anterior. Bila mengenai selaput hitam bagian belakang mata
maka disebut koroiditis. Pada uveitis posterior, retina hampir selalu terinfeksi secara
sekunder. Ini dikenal sebagai korioretinitis.
Gejala-gejala uveitis
Gejala yang paling sering terjadi diantaranya yaitu, penglihatan kabur, nyeri,
fotofobia, dan kemerahan. Gejala penyakit uveitis (akut maupun kronis) tergantung
tempat terjadinya. Penglihatan kabur dapat disebabkan karena gangguan refraksi seperti
miopi atau hipermetropi yang berhubungan dengan edema makula, hipotoni, atau
perubahan posisi lensa. Penyebab penglihatan kabur lainnya meliputi opasitas pada axis
visual dari sel-sel peradangan, fibrin, atau protein pada bilik mata depan, presipitasi
keratin, katarak sekunder, debris vitreus, dan atrofi retina.
Nyeri pada uveitis biasanya disebabkan oleh inflamasi akut di daerah iris, seperti
pada iritis akut atau pada glaukoma sekunder. Nyeri berhubungan dengan spasme siliar
pada iritis yang merupakan nyeri menjalar yang tampaknya menjalar secara luas ke
7/27/2019 referat - UVEITIS&Glaukoma
http://slidepdf.com/reader/full/referat-uveitisglaukoma 2/6
daerah yang dipersarafi oleh N.V ( Saraf Trigeminus). Penyakit koroid sendiri tidak
menimbulkan sakit atau penglihatan kabur. Karena dekatnya koroid pada retina, penyakit
koroid hampir selalu melibatkan retina (mis., korioretinitis). Jika daerah makula retina
terkena, penglihatan sentral akan terganggu. Epifora dan fotofobia biasanya ada pada
inflamasi iris, kornea dan korpus siliaris. Biasanya uveitis dijumpai pada pemeriksaan
mata rutin pada penderita-penderita yang tidak menunjukkan gejala.
Tanda-tanda uveitis
Respon inflamasi terhadap infeksi, trauma, neoplasma, atau proses autoimun
menyebabkan timbulnya gejala-gejala uveitis. Mediator kimia pada fase inflamasi akut
seperti serotonin, komplemen, dan plasmin. Leukotrien, kinin, dan prostaglandin terlibat
pada fase kedua dari respon akut melalui antagonisme dari vasokonstriktor. Komplemen
aktif yaitu leucotactic agent. Leukosit polimorfonuklear, eosinofil, dan sel mast berperan
terhadap tanda-tanda inflamasi. Bagaimanapun limfosit merupakan sel inflamasi
predominan di bagian dalam mata pada uveitis. Mediator-mediator kimiawi ini
menyebabkan dilatasi vaskuler (ciliary flush), peningkatan permeabilitas vaskular
(aqueous flare), kemotaksis sel-sel inflamasi kedalam mata (reaksi selular aqueous dan
vitreous).
Berdasarkan patologi, dapat dibedakan dua jenis besar uveitis yaitu non-
granulomatosa (lebih umum) dan granulomatosa.
1. Uveitis Non-granulomatosa
7/27/2019 referat - UVEITIS&Glaukoma
http://slidepdf.com/reader/full/referat-uveitisglaukoma 3/6
Diduga peradangan ini semacam fenomena hipersensitivitas, karena tidak dapat
ditemukan organisme patogen dan berespon baik terhadap terapi kortikosteroid. Terutama
timbul dibagian anterior traktus uveal, yakni iris dan corpus ciliare. Terdapat reaksi
radang, dengan terlihatnya infiltrasi sel-sel limfosit dan dan sel plasma dalam jumlah
cukup banyak . Onsetnya khas akut, sakit, injeksi, fotofobia, dan penglihatan kabur.
Terdapat kemerahan sirkumkorneal karena dilatasi pembuluh-pembuluh darah limbus.
Pupilnya kecil, dan mungkin terdapat kumpulan fibrin dengan sel di kamera anterior. Jika
terdapat sinekia posterior , bentuk pupil tidak teratur.
2. Uveitis Granulomatosa
Dapat menimbulkan uveitis anterior, uveitis posterior (lebih sering), atau
keduanya. Biasanya onsetnya tidak kentara, penglihatan berangsur kabur, mata memerah
secara difus di daerah sirkumkornea. Sakitnya minimal, fotofobianya tidak sama berat
dengan bentuk non-granulomatosa. Pupil sering mengecil dan menjadi tidak teratur
karena terbentuk sinekia posterior. Tampak kemerahan (flare) dan sel-sel di kamera
anterior, dan nodul yang terdiri atas kelompok sel-sel putih tampak di tepian pupil iris.
Klasifikasi uveitis berdasarkan anatomi dibagi menjadi tiga kategori yang
berhubungan dengan penyebab spesifik, diantaranya yaitu
1. Uveitis Anterior
Uveitis anterior disebuit juga sebagai iridosiklitis. Penyebab dari iritis tidak dapat
diketahui dengan melihat gambaran kliniknya saja. Iritis dan iridosiklitis dapat
merupakan suatu manifestasi klinik reaksi imunologik terlambat, dini atau sel mediated
7/27/2019 referat - UVEITIS&Glaukoma
http://slidepdf.com/reader/full/referat-uveitisglaukoma 4/6
terhadap jaringan uvea anterior. Bakteriemi ataupun viremia dapat menimbulkan iritis
ringan, yang bila kemudian terdapat antigen yang sama dalam tubuh akan dapat timbul
kekambuhan.
Penyebab uveitis anterior akut nongranulomatosa dapat oleh trauma, diare kronis,
penyakit Reiter, herpes simpleks, sindrom Beche, sindrom Posner Schlosman,
pascabedah, infeksi adenovirus, parotitis, influenza, dan klamidia. Sedangkan yang kronis
dapat disebabkan Artritis Rematoid dan Fuchs heterokromik iridosiklitis. Granulomatosa
akut terjadi akibat sarkoiditis, sifilis, tuberkulosis, virus, jamur (histoplasmosis) atau
parasit (toksoplasmosis).
Uveitis dapat terjadi mendadak atau akut berupa mata merah dan sakit, ataupun
datang perlahan dengan mata merah dan sakit ringan dengan penglihatan turun perlahan-
lahan. Iridosiklitis kronis merupakan episode rekuren dengan gejala akut yang ringan atau
sedikit.
Keluhan pasien dengan uveitis anterior akut mata sakit, merah, fotofobia,
penglihatan turun ringan dengan mata berair, dan mata merah. Keluhan sukar melihat
dekat pada pasien uveitis akibat ikut meradangnya otot-otot akomodasi.
Pupil kecil akibat rangsangan proses peradangan pada otot sfingter pupil dan
terdapatnya edema irirs. Pada proses radang akut dapat terjadi miopisasi akibat
rangsangan badan siliar dan edem lensa.
Terdapat flare atau efek tyndal didalam bilik mata depan dan bila peradangan
sangat akut maka akan terlihat hifema atau hipopion. Pada non-granulomatosa terdapat
presipitat halus pada dataran belakang korne. Pada irirdosiklitis granulomatosa terdapat
7/27/2019 referat - UVEITIS&Glaukoma
http://slidepdf.com/reader/full/referat-uveitisglaukoma 5/6
presipitat besar “mutton fat deposit”, benjolan koeppe (penimbulan sel pada tepi pupil
atau benjolan Busacca (penimbulan sel pada permukaan iris).
Perjalanan penyakit iritis adalah sangat khas yaitu penyakit berlangsung hanya
antara 2-4 minggu. Diperlukan pengobatan segera untuk mencegah kebutaan. Pengobatan
pada uveitis anterior adalah dengan steroid. Sikloplegik diberikan untuk mengurangi rasa
sakit, melepas sinekia yang terjadi, memberi istirahat pada iris yang meradang.
Pengobatan spesifik diberikan bila kuman penyebab diketahui.
Penyulit uveitis anterior adalah terbentuknya sinekia posterior dan sinekia
anterior perifer yang akan mengakibatkan glaukoma sekunder, terjadi akibat tertutupnya
trabekulum oleh sel radang atau sisa sel radang.
2. Uveitis Intermediet
Peradangan ini mengenai zona intermediet mata, dengan keluhan melihat bintik-
bintik mengapung dalam lapang penglihatannya. Tidak terdapat rasa sakit, kemerahan
maupun fotofobia. Dengan oftalmoskop ada kekeruhan dalam vitreus yang sering
menutupi pars plana inferior. Kadang-kadang terlihat beberapa sel di kamera anterior,
jarang terjadi sinekia anterior atau posterior. Sering timbul katarak subkapsular posterior
atau edema makula kistoid dan parut makula permanen. Penyakit ini tetap stasioner atau
membaik dalam 5-10 tahun. Komplikasi yang jarang adalah glaukoma sekunder. Terapi
kortikosteroid, terutama bila ada edema makula. Pengobatan ini berisiko menimbulkan
katarak yang sembuh setelah operasi katarak.
3. Uveitis Posterior
7/27/2019 referat - UVEITIS&Glaukoma
http://slidepdf.com/reader/full/referat-uveitisglaukoma 6/6
Disebut juga koroiditis., adalah peradangan lapis bola mata yang dapat dalam
bentuk:
Koroiditis anterior, radang koroid perifer
Koroiditis areolar, koroiditis bermula di daerah di makula lutea dan menyebar ke perifer.
Koroiditis difusa atau diseminata, bercak peradangan koroid tersebar di seluruh fundus
okuli
Koroiditis eksudatif, koroiditis disertai bercak-bercak eksudatif
Koroiditis jukstapapil,
Gejalanya berupa penglihatan kabur terutama bila mengenai daerah sentramakula,
bintik terbang (floater), mata jarang menjadi merah dan fotofobia.
Pada mata akan ditemukan infiltrat dalam retina dan koroid. Penyebab koroiditis
dapat toksoplasmosis, trauma, pascabedah, dan defisiensi imun. Penyulit yang dapat
timbul adalah glaukoma, katarak, dan ablasio retina.