Rancangan Uav (From Blue to Dark Flame)

Post on 23-Jun-2015

309 views 0 download

Transcript of Rancangan Uav (From Blue to Dark Flame)

RANCANGAN WAHANA TERBANG TANPA AWAK FLYING WING

ARIA SUSENO

05010008

ABSTRAKPesawat terbang tanpa awak atau yang dikenal dengan UAV (Unmanned

Aerial Vehicle) Adalah sebuah wahana atau pesawat yang dikendalikan dengan jarak jauh dari darat dengan menggunakan gelombang radio dengan frekuensi tertentu.

Terdapat berbagai jenis UAV selain dari fungsinya, bentuk juga merupakan hal yang diperhatikan dengan berbagai alasan untuk mendapatkan aerodinamika, performa, serta stabilitas terbang. Salah satu bentuk dari UAV antara lain adalah flying wing atau sayap terbang yang mana tidak terdapat badan serta ekor pada pesawat. Bentuk ini juga tidak hanya dipakai untuk pesawat terbang tanpa awak saja, belakangan pesawat pengangkut masal pun menggunakan desain seperti ini.

Namun dalam perancangan bentuk pesawat haruslah memenuhi kriteria yang penting di antaranya adalah stabilitas terbang dari pesawat disamping pesawat UAV untuk pengintaian harus terbang tidak terlalu cepat guna mendapatkan gambar yang baik dari kamera yang terpasang, sehingga di butuhkan stabilitas yang baik.

Dalam seminar skripsi ini akan dibahas rancangan pesawat terbang tanpa awak flying wing yang mana dibutuhkannya kestabilan yang maksimal agar wahana atau pesawat tersebut mampu beroperasi baik dengan peforma terbang yang baik pula. Untuk mendapatkan stabilitas terbang maksimal(stabilitas longitudial), ada beberapa persyaratan penting dalam perancangan pesawat tersebut.  

PENDAHULUAN

• Pengertian– Pesawat terbang tanpa awak atau yang dikenal dengan UAV

(Unmanned Aerial Vehicle) Adalah sebuah wahana atau pesawat yang dikendalikan dengan jarak jauh dari darat dengan menggunakan gelombang radio dengan frekuensi tertentu.

– Flying wing adalah jenis pesawat terbang dengan bentuk atau konfigurasinya menyerupai sayap terbang dikarenakan tidak memiliki ekor sebagai stabilizer dari pesawat.

• Maksud dan tujuan– Merancang sebuah pesawat atau wahana terbang tanpa awak

flying wing– Memberikan pembahasan atas rancangan

Sejarah Singkat

Flying wing Pertama

Alphonse Penaud 1876

Paten Penaud No. 111574

Flying Wing Penaud

Sejarah SingkatFlying wing awal abad 20Hugo Junkers

» "Giant" JG1, tahun 1919

» Junkers G-38 34-seater Grossflugzeug, tahun 1931

Jack Northrop dan Cheston L

» Northrop YB-35 dan YB-49 , tahun 1950an

(diadopsi menjadi Convair B-36 dan B-52 Stratofortress)

Northrop YB-49 (tahun 1950)

Junkers G-38

RANCANGAN FLYING WING

• Mission Requirement

• Konfigurasi Pesawat

• Perkiraan Berat

• Wing Section

• Pemilihan Motor

Konfigurasi pesawatPada pandangan atas

•Bentuk pesawat

•Geometri sayap

Blended wing body

Tapered & swept back

Pada pandangan depan

•Letak sayap

•Letak Stabilizer

Mid-wing

Tidak ada

Letak pemasangan mesin Di ujung belakang dengan propeller tipe pusher

Bentuk badan Menyatu dengan sayap

Roda Pendarat Fixed Landing gear

Wing Section

Persyaratan pesawat tailless (tak berekor)

stabilitas pada pesawat harus terpenuhi tanpa adanya ekor (stabilizer)

Airfoil, Reflex Trailing edge (S-Shape) Swept wing (forward atau backward) Puntiran sayap (Twist)

Spesifikasi Pesawat

Geometry• Lenght : 0,66 m• Height : 0,22 m• Weight : 1,3 kg• Wing Span (b) : 1,67 m• Chord at root : 0,44 m• Chord at tip : 0,14 m• MEAN Aerodynamic Chord : 0,31586 m• Taper ratio : 0,31818• Sweep angle : 300

• Aspect ratio : 5,758• Wing area : 0,5274 m2

Spesifikasi Pesawat

Performance

• V Cruise : 8,1459 m/s, 29 kph

• V Stall : 4,7 m/s• Max Altitude (limited by radio link) : 400 m• Max operational radius (limited by radio link) : 500 m• Power available : 200 Watt• Max flight endurance (battery 1600 mAh) : 5,5 minutes

RANCANGAN FLYING WING

RANCANGAN FLYING WING

RANCANGAN FLYING WING

Rancangan Flying wing di pamerkan di Dirgantara Fair, Margocity, Depok

Tahap Pengujian Terbang I

Tahap pengujian terbang

PENUTUPKesimpulan

• Kestabilan pesawat terbang flying wing atau disebut juga tailless airplane sangat mudah terganggu terutama stabilitas memanjangnya (longitudinal stability) dikarenakan tidak adanya ekor sebagai stabilizer.

• Untuk menjaga stabilitas pesawat terbang tak berekor seperti dalam rancangan dalam hal ini flying wing maka rancangan harus memiliki inherent stability dengan menentukan konfigurasi sayap dengan reflexed trailing edge airfoil, sayap sweep forward, backward, atau dengan twist.

• Letak center of gravity harus terletak di depan neutral point dari pesawat, dalam rancangan ini posisi c.g. terletak sejauh 0.0126344 meter didepan n.p secara perhitungan teoritis. Namun merupakan jarak minimum secara praktis di lapangan dikarenakan berbagai faktor lain yang mempengaruhinya.

PENUTUP

Saran• Rancangan UAV Flying wing menggunakan sweep angle lebih besar

agar letak neutral point lebih jauh kebelakang agar didapatkan stabilitas yang lebih maksimal dibandingkan sebelumnya.

• Sebaiknya digunakan jenis airfoil yang berbeda koefisien momen pitch pada pangkal dan ujung sayap untuk menghasilkan aerodynamic twist yang cukup sehingga tidak lagi diperlukan adanya geometric twist yang relatif sulit untuk dibuat.

• Dilakukan uji praktis di lapangan agar didapatkan perbandingan antara hasil perhitungan secara teoritis dengan kenyataan saat di lapangan. Hal ini dilakukan agar bila terjadi perbedaan antara keduanya dapat ditinjau lebih lanjut.

SESI TANYA JAWAB

?

TERIMA KASIH