Post on 02-Feb-2018
1. Sistem Kesehatan
2. Kesiapan Supply Side
3. Tantangan ke Depan
4. Kapasitas Fiskal Pembiayaan Kesehatan
5. Menjamin Kesinambungan Fiskal
6. Efektivitas dan Efisiensi Belanja Pusat 2018
7. Pembiayaan Kesehatan Daerah
2
OUTLINE
TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN dan GIZI MASYARAKAT
3
Mendukung Program Indonesia Sehat
• Meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upayakesehatan dan pemberdayaanmasyarakat
• Meningkatkan pemeratan pelayanankesehatan.
• Meningkatkan perlindungan finansial
Dimensi Pembangunan Manusia
Dimensi Pemerataan danKewilayahan
4
SISTEM KESEHATAN NASIONAL(Perpres No. 72/2012)
SDMK
Farmasi, Alkes dan makanan
Litbang
Pemberdayaan Masyarakat
Manajemen Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan
Upaya Kesehatan
•Perbaikan status kesehatan
•Peningkatan status gizi masyarakat
•Perlindungan finansial•Responsiveness sistem kesehatan
Derajat Kesehatan
Transisi Demografi, MEA, Perubahan Iklim, SDGs, Middle Income Trap
5
SASARAN RPJMN 2015-2019
Kesehatan Ibu dan Anak
Status Gizi Masyarakat
Penyakit Penyehatan Lingk
Akses Yankes Merata dan Berkualitas
Perlindungan Finansial
SDM Kesehatan
Obat dan Makanan
Promkes dan PHBS
6
SASARAN RPJMN 2015-2019
AKI
Akreditasi RSAkreditasi Puskes
JKN, PBI
Nakes RS dan SDM
Ketersedian Obat, Vaksin
Air BersihSanitasi
AKB
Stunting Anemia
HIV, TB Malaria
Obesitas, Merokok, Darah Tinggi
Kusta, Filaria, NTD
Imunisasi
REPUBLIK
INDONESIA
7
MDGs dan SDGs terkait Kesehatan
MDGs: Isu Kesehatan
Gizi
Kematian Anak
Kematian Ibu
Kesehatan Reproduksi
Penyakit Menular
Air dan Sanitasi
SDGs: Isu Kesehatan
GiziKematian
Bayi
Kematian Ibu
Penyakit Menular
Penyakit Tidak
Menular
Penyakit Tropis
TerabaikanPenyalah-gunaan
obat dan alkohol
Kesehatan Reproduksi
Universal Health
Coverage
Kematian akibat
polusi dan kecelakaan lalu lintas
Pengen-dalian
tembakau
Akses obat dan vaksin
esensial
Air dan Sanitasi Aman
5 Goal 15 Target, 35 Indikator
9
Target 42,0
Sumber: Konsil Kedokteran Indonesia, Desember 2016
Ketersediaan Dokter di Puskesmas, 2016
• Rasio dokter per 100.000 penduduk tahun 2016 adalah 45,1 (nasional)
• Kesenjangan lebar antar-wilayah:
Sekitar 24 provinsi dengan rasio dibawah nasional
DKI Jakarta memiliki rasio jauh diatas nasional (170,2), diikuti Sulawesi Utara, DI
Yogyakarta dan Bali
10
Situasi Ketenagaan Puskesmas di 7 Kabupaten - 2016
(diolah dari data PPSDM)
Situb
ondo
Toba
Samos
ir
Jenep
onto
Ngad
a
Maluku
.Teng
Aceh
Utara
Majalen
gka
17 19 18 14 33 31 32
Dokter Jumlah 27 33 24 16 10 98 69
Standar 29 21 27 17 47 44 41
Maldistr 7 13 1 3 0 59 8
Kurang 9 1 4 4 37 5 0
Drg Jumlah 19 9 19 6 1 14 14
Standar 17 19 18 14 33 31 32
Maldistr 2 0 2 0 0 1 0
Kurang 0 10 1 8 32 18 18
Perawat Jumlah 367 147 133 284 379 322 357
Standar 121 101 117 79 207 194 187
Maldistr 246 64 34 209 187 158 173
Kurang 0 18 18 4 15 30 1
Bidan Jumlah 496 425 156 312 312 581 510
Standar 104 82 99 65 174 163 155
Maldistr 392 343 59 250 170 430 355
Kurang 0 0 2 3 32 12 0
Farmasi Jumlah 16 18 18 22 2 48 28
Standar 17 19 18 14 33 31 32
Maldistr 4 4 3 10 1 29 2
Kurang 5 5 3 2 32 12 6
Kesmas Jumlah 13 11 20 49 6 201 32
Standar 17 19 18 14 33 31 32
Maldistr 1 2 7 35 0 173 9
Kurang 5 10 5 0 27 3 8
Sanitarian Jumlah 14 10 21 23 33 27 39
Standar 17 19 18 14 33 31 32
Maldistr 0 3 11 11 14 11 9
Kurang 3 12 8 2 14 15 2
Gizi Jumlah 25 17 21 15 34 6 27
Standar 29 21 27 17 47 44 41
Maldistr 3 7 1 3 11 1 1
Kurang 7 11 7 5 24 39 15
Lab Medis Jumlah 12 6 5 21 0 30 15
Standar 17 19 18 14 33 31 32
Maldistr 1 2 0 10 0 9 1
Kurang 6 15 13 3 33 10 18
Jumlah Puskesmas
Tiga masalah yang dialami Puskesmas yaitu: (1) kekurangan tenaga, (2) maldistribusi tenaga; dan(3) melebihi standar
Situasi Ketenagaan Puskesmas di 7 Kabupaten: Situbondo, Toba Samosir, Jeneponto, Ngada, Maluku
Tengah, Aceh Utara, Majalengka (2016)
Jenis tenaga yang kurang:1. Lab-Medis2. Gizi3. Sanitarian4. Kesehatan Masyarakat5. Dokter Gigi
Ketersediaan Tenaga Kesehatan di Puskesmas, 2016
Sumber: Bappenas, 2017 (Hasil Kajian Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas)
Standar ketenagaan Puskesmas dalam PMK-75/2014
belum dapat dipenuhi
11
Tempat dan Tenaga Pemberi Layanan ANC
2,3
%
5,3
%
2,5
% 14
,6%
3,6
%
8,9
%
2,9
%
11,3
%
4,8
%
40
,5%
0,3
%
3,1
%
RS
Pe
me
rin
tah
RS
Sw
asta
RS
IA/R
S b
ers
alin
Puskesm
as
Pu
stu
/pu
slin
g
Po
lind
es/p
oske
sde
s
Po
liklin
ik s
wa
sta
Po
sya
nd
u
Dokte
r pra
kte
k
Bid
an p
rakte
k s
wa
sta
La
innya
Tid
ak A
NC
Persentase Tempat Pemberi Pelayanan ANC
13,4%
0,5%
82,4%
0,5% 3,1%
dokte
r ka
ndunga
n
dokte
r um
um
bid
an
pera
wat
Tid
ak A
NC
Persentase Tenaga Pemberi Layanan ANC
Hanya 14,6% masyarakat yang memanfaatkan pelayanan ANC; proporsi terbesar di Bidan Praktek Swasta (41%)
Sumber: Kemkes, Sirkesnas, 2016
12
Tempat Persalinan dan Kefarmasian
21,4
38
7,33,7
29,629,6
36,2
8,94,6
20,7
RS RB/Klinik/Prakteknakes
Puskesmas/Pustu
Polindes/Poskesdes
Rumah/Lainya
Riskesdas 2013 Sirkesnas 2016
Hanya 8,9% yang memanfaatkanpuskesmas sebagai tempat persalinan; sebagian besar di praktek swasta dan
rumah sakit35,8
64,2
Pemberian Informasi Obat
Ya
Tidak
30,3
69,7
Konseling
Ya
Tidak
Persentase Puskesmas yang melaksanakanPelayanan Kefarmasian Sesuai Standar
Sumber: Kemkes, Sirkesnas, 2016
0%
20%
40%
60%
80%
100%
AB ISPA ≤20%
AB Diare ≤8%
Inj Myalgia ≤1%
Rerata item ≤2,6
Memenuhike-4
parameter
21,8% 18,4%
85,9%
8,1% 2,5%
Persentase Puskesmas yang memenuhi standar POR
13
385
335
294
209
190
100 9478 73 72 69 69 65 59 57
46 46 46 42 41 35 35 32 29 29 28 22 21 21 18 16 13 11
205
94124
57
110
33 37 4120 18 18 24 25 18
4212 12 22 1 11 18 8 6 9 8 8 3 8 7 10 2 1 2
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
Hospital Accredited
• Hanya sekitar 37,9% atau 1.015 RS yang sudah akreditasi
• Kesenjangan lebar akses terhadap pelayanan kesehatan
berkualitas antar-wilayah
• Sebagian besar rumah sakit di kawasan timur Indonesia belum
terakreditasi
Status Akreditasi Rumah Sakit, Juli 2017
Sumber: Kementerian Kesehatan, Updated July 2017
Ketersediaan fasilitas, alat dan persebaran nakes: antrian rawat inap dan rawat jalan
Ketersediaan tenaga kesehatan UKM: promkes, analis, tenaga gizi, sanitarian
Farmalkes untuk program nasional: HIV
14
Permasalahan Supply Side lain
CAPAIAN KEPESERTAAN JKN
• Gap capaian kepesertaan JKN baik Penerima Bantuan Iuran (PBI) maupun Non PBI masih cukup lebar.
• BPJS Kesehatan perlu kerja keras untuk meningkatkan kepesertaan, terutama bagi Pekerja Penerima Upah (PPU) dan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU).
NoJenis
Kepesertaan
Capaian Peserta
(per 1 November 2017)
Target RPJMN/
Renstra BPJS(Tahun 2019)
Gap
1 Penerima Bantuan Iuran (PBI)
92.211.728 107.200.000* 14.988.272
2 Non Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI):
71.985.432 128.347.444 56.362.012
• Pekerja Penerima Upah (PPU)
42.979.236 69.382.468** 26.403.232
• Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)
24.041.754 52.760.621** 28.718.867
• Bukan Pekerja 4.964.442 6.204.355** 1.239.913
3 Peserta Integrasi Jamkesda dari Pemda(PBI APBD)
19.381.926 19.250.119** -(melebihi target
Renstra BPJSKtahun 2019)
Jumlah peserta JKN 183.579.086 254.797.563 71.218.477
Populasi penduduk*** 261.890.900 268.074.600 6.183.700
Cakupan peserta 70,09% 95,00%*
*Target RPJMN 2015-2019 **Target Renstra BPJS Kesehatan 2016-2021***proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035
6068
7785
95
62,0 66,5 70,09
0
20
40
60
80
100
2015 2016 2017 2018 2019
Target Capaian
Target & Capaian Kepesertaan JKN (%)
TARGET KEPESERTAAN PBI
88,2
99,6
103,4106 107,2
88,2
92,4 92,4 92,4
80
85
90
95
100
105
110
2015 2016 2017 2018 2019
Exercise Awal RPJMN2015-2019Target RKP
• Target RKP masih jauh dari exercise awal RPJMN 2015-2019
Komponen Target RKP 2016 Target RKP 2017 Rencana Target 2018
Peserta PBI (juta jiwa) 92,4 92,4 92,4Premi (Rp) 23.000 23.000 23.000Bulan 12 12 12Kebutuhan Anggaran (Rp Miliar) 25.502,4 25.502,4 25.502,4
Kebutuhan Anggaran PBI
Target Kepesertaan PBI (Juta Jiwa)
Proporsi anggaran PBI JKN sebesar 43 % terhadap total anggaran Kemkes Tahun 2018, sehingga ruang fiskal Kemkes (implementasi kegiatan strategis lainnya) cukup sempit (22%)
Kegiatan Utama Lainnya, antara lain:
• Penyediaan Vaksin Rp 2.663,7 M
• Penyediaan Obat dan Perbekalan kesehatan Ibu dan Anak, Penyakit Tropis Terabaikan, TB dan HIV/AIDS, dan Malaria Rp 1.936,2 M
• Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Rp 1.644,95 M
• Program Strategis SDM Kesehatan Rp 1.464,9 M
• Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Balita Kekurangan Gizi Rp 936,6 M
• Penelitian dan Pengembangan KesehatanRp 662,1 M
• Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji Rp 343,4 M
• RS Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kawasan Indonesia Timur (Maluku) Rp 250,0 MKegiatan lainnya Rp 2.877,35 M
Defisit BJPS merupakan permasalahan yang kompleks, sehingga membutuhkan penyelesaian yang komprehensif
Rekomendasi penyelesaian defisit BPJS, mencakup:
• Pengalihan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk memperluas kepesertaan PBI menjadi 96 juta jiwa;
• BPJS harus memperluas kepesertaan JKN terutama Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Pekerja Penerima Upah (PPU);
• Penerapan efisiensi terhadap pelayanan kesehatan (mencegah rujukan yang tidak perlu, memperkuat pengawasan dan penindakan terhadap terjadinya fraud di tingkat pelayanan kesehatan, dan menerapkan regulasi yang ketat untuk mengontrol utilisasi);
• Penerapan strategic purchasing, sehingga pembayaran pada fasilitas kesehatan disesuaikan dengan kualitas pelayanan serta dapat menentukan harga berdasarkan kualitas tersebut (kontrak selektif pada fasilitas kesehatan yang berkualitas);
• Perluasan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) terutama swasta yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan (insentif untuk bekerja sama, tarif layanan, proses pembayaran).
21
Transisi Demografi
Jumlah pendudukakan terusmeningkat
Jumlah penduduk usia 60+ akan terus
bertambah
Angka morbiditas (kesakitan)
penduduk usia 60+ makin menurun
Kesakitan akan terakumulasi pada
usia-usia sangat tua (compressed
morbidity)
Kepadatanpendudukmeningkat, terutama diperkotaan
Indeks Penduduk Indonesia 2010-2045 (dengan indeks tahun 2010 = 100%)
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
0-14 15-64 65+ 60+
• Peningkatan
pelayanan kesehatan bagianak-anak, penduduk usiaproduktif, terutamapenduduk lansia
• Bagaimanakesiapaninfrastruktur danfasilitas kesehatan
• Bagaimanacakupan jaminan kesehatan ke
depan
• Penyehatanlingkungan
Sumber Data: Perhitungan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2045
*) UN Population Prospect 2010-2085
2010 2045
238,5 jutaJumlah Penduduk
318,7 juta
69,8 tahun
Harapan Hidup
72,8 tahun
68,1 jutaPenduduk usia 0-14 thn
63,6 juta
158,5 jutaPenduduk usia produktif
212,3 juta
18,0 jutaJumlah lansia (60+)
60,2 juta
49,9% Penduduk tinggal
di perkotaan*69,1%
Double Burden of Diseases (DALYs)
22
Indonesia mengalami beban ganda penyakit: Penyakit menular masih belum
terselesaikan Penyakit tidak menular meningkat
PTM (jantung iskemik, CVD, diabetes) menempati peringkat utama
Penyakit menular, kematian ibu dan neonatal cenderung menurun, tetapi TB masih merupakan masalah utama
Source: IHME-GBD Visualization Tools, 2017
23
Faktor Resiko Beban penyakit yang terkait dengan 15 faktor risiko
Tahun 2016 (% DALYs)
• 3 peringkat teratas faktor risiko di Indonesia:
• Pola makan tidak sehat
• Tekanan darah tinggi
• Gula darah puasa tinggi
• Merokok dan kurangnya aktivitas fisik juga berpengaruh pada beban PTM.
Sumber: GBD IHME, 2017
25
Kesehatan sebagai Prioritas
Sumber: Dikutip dari World Bank, “Making the case for health: prioritizing health in public budgets”, Caryn Bredenkamp, Moulay Driss Zine-Eddine El-Idrissi, and David Evans, Annual UHC Financing Forum, Washington DC, 14thApril 2016
Komitmen
berkelanjutan
untuk
memprioritaskan
kesehatan dalam
penganggaran
sangat
dibutuhkan
26
Porsi Anggaran Pemerintah untuk Kesehatan
• Secara global terdapat variasi sejauh
mana kesehatan diprioritaskan dalam
anggaran pemerintah: dari 1% hingga
20%
• Negara di Pasifik cenderung memiliki
porsi anggaran pemerintah yang besar
untuk kesehatan, sementara negara-
negara asia lebih rendah
• Porsi anggaran pemerintah di
Indonesia (5%) jauh lebih rendah
dibandingkan dengan Thailand,
Vietnam, Filipina dan negara-negara
Pasifik, dengan penduduk yang
jauh lebih rendah dibandingkan
Indonesia
Sumber: Dikutip dari World Bank, “Summary of Findings from Baseline Health Financing Systems Assessments”, Emiko Masaki & Ajay Tandon, Pre Session on Integrating External-Financed Health Programs PMAC Conference, Bangkok, January 2017
27
Total Health Expenditure berdasarkan Agen Pembiayaan, 2014
Dikutip dari: FACT SHEET: NHA 2010–2014 & POTRET BELANJA KEMENKES 2013-2015
• Porsi pembiayaan eksternal bervariasi (2008-2017): 49.7%-76.4%.
• Pembiayaan domestik mulai meningkat: 50,3% (2016)
• Indonesia tengah memasuki transisi pendanaan hibah luar negeri
• Diperlukan EXIT STRATEGY untukkeberlanjutan dari hasil dan manfaat program
• Tantangan bagi Pemerintah: KESINAMBUNGAN PEMBIAYAAN, program dan kapasitas teknis
Pembiayaan Program TB
28
Sumber: Kementerian Kesehatan, 2017
Komponen TB Program Spending (IDR Billion)
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*
APBN 97 103 107 135 133 87 163 205 485 278
Hibah Lain 58 62 66 62 85 107 165 137 72 95
Global Fund 137 152 206 166 174 174 190 222 407 230
• Ketergantungan Indonesia rendah terhadap PEMBIAYAAN EKSTERNAL (1% dari total pengeluaran kesehatan selama hampir 10 tahun terakhir)
• ...dengan PENGECUALIAN untuk PROGRAM PRIORITAS KESEHATAN seperti HIV, TB, Malaria dan Imunisasi
Sumber: World Bank
29
Dukungan Pembiayaan Eksternal
• Porsi pembiayaan eksternal bervariasi (2008-2017): 49.7%-76.4%.
• Pembiayaan domestik mulai meningkat: 50,3% (2016)
• Indonesia tengah memasuki transisi pendanaan hibah luar negeri
• Diperlukan EXIT STRATEGY untukkeberlanjutan dari hasil dan manfaat program
• Tantangan bagi Pemerintah: KESINAMBUNGAN PEMBIAYAAN, program dan kapasitas teknis
Pembiayaan Program TB
30
Sumber: Kementerian Kesehatan, 2017
Komponen TB Program Spending (IDR Billion)
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*
APBN 97 103 107 135 133 87 163 205 485 278
Hibah Lain 58 62 66 62 85 107 165 137 72 95
Global Fund 137 152 206 166 174 174 190 222 407 230
Kesinambungan Fiskal
Pengeluaran
PendapatanMemperbaiki dan/atau
meningkatkan
pendapatan
Menerapkan batas
pengeluaran
Meningkatkan efisiensi
pengeluaran
Sumber: Dikutip dari World Bank, “On Financial Sustainability: Options and Lessons From Global Experience”, Ajay Tandon, September 2017
Pilar Kapasitas Fiskal
Kondisi makroekonomi yang kondusif
Re-prioritisasi
Sumber pendapatan
dalam negeri (sector-specific)
Sumber eksternal
Efisiensi
Memberikan implikasi untuk sektor kesehatan dari keseluruhan kerangka ruang fiskal suatu negara, mis, sebagai akibat kondisi makro ekonomi yang kondusif
Fokus pada sejauh mana kesehatan kesehatan diprioritaskan ulang di dalam anggaran pemerintah
Menganalisis pro dan kontra dari sektor yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan tambahan, mis, penggunaan “earmarked taxes”
Mengevaluasi penggunaan sumber daya yang berasal dari bantuan pembangunan
Meningkatkan efisiensipengeluaran yang ada dan/ataupengeluaran baru
Sumber: Dikutip dari World Bank, “On Financial Sustainability: Options and Lessons From Global Experience”, Ajay Tandon, September 2017
34
POSTUR ANGGARAN KESEHATAN APBN
Komponen Anggaran Kesehatan APBN-P2016
APBN-P2017
APBN 2018
I. Belanja Pemerintah Pusat 76,1 80,9 81,5
A. Melalui Kementerian Negara/Lembaga 70,1 61,2 70,6
1. Kemkes 62,7 54,2 59,12. Badan POM 1,5 1,5 2,2
3. BKKBN 3,6 2,2 5,54. K/L Lainnya 2,3 3,3 3,8B. Melalui Belanja Non K/L (Anggaran Kesehatan pada BA BUN)
6,0 19,7 10,9
II. Melalui Transfer ke Daerah 21,2 24,0 29,5
1. DAK Fisik 15,7 16,2 18,0
2. DAK Non Fisik 4,4 6,6 10,4
3. Perkiraan Anggaran Kesehatan dari DanaOtsus Papua
1,2 1,2 1,2
III. Melalui Pembiayaan 6,8 - -Penyertaan Modal Negara kepada BPJS Kesehatan untuk Program Dana Jamsos Kesehatan
6,8 - -
Total Anggaran Kesehatan 104,1 104,9 111,0
Total Belanja Negara 2.082,9 2.098,9 2.220,7
Rasio Anggaran Kesehatan terhadap Belanja Negara
5,00% 5,00% 5,00%
Turun 6,63%
Naik 28,14%
Sumber:Nota Keuangan APBN 2016-2018
• Anggaran Kesehatan dipenuhi 5% sesuai UU sejak tahun 2016
• Komponen belanja pusat hanyameningkat 6,63% pada 2016-2018
• Komponen transfer daerahmeningkat hingga 28,14% pada2016-2018
Distribusi Anggaran ke DaerahMeningkat drastis
Trend Anggaran DAK Kesehatan
• Peningkatan signifikan anggaran DAK perlu pengawalan untuk menjaga pelaksanaan sasaranprioritas nasional
• Skema DAK Penugasan dan Afirmasi merupakan instrument dalam kontrol pusat dengan prioritasdalam pengalokasian anggarannyan
Absolut Konkuren
Wajib
PelayananDasar
Kesehatan
Non PelayananDasar
Pilihan
PemerintahanUmum
36
Pembagian Wewenang UU 23 tahun 2014
StandarPelayananMinimal
Catatan Penting:• Beban daerah dalam pemenuhan 12
indikator SPM Kesehatan
• Daerah menjadi frontline dalampencapaian sasaran prioritas nasional
• Transfer daerah semakin meningkatmenjadi kewajiban Perkuat sistemmonitoring !!
38
POSTUR ANGGARAN KESEHATAN APBN
Komponen Anggaran Kesehatan APBN-P2016
APBN-P2017
APBN 2018
I. Belanja Pemerintah Pusat 76,1 80,9 81,5
A. Melalui Kementerian Negara/Lembaga 70,1 61,2 70,6
1. Kemkes 62,7 54,2 59,12. Badan POM 1,5 1,5 2,2
3. BKKBN 3,6 2,2 5,54. K/L Lainnya 2,3 3,3 3,8B. Melalui Belanja Non K/L (Anggaran Kesehatan pada BA BUN)
6,0 19,7 10,9
II. Melalui Transfer ke Daerah 21,2 24,0 29,5
1. DAK Fisik 15,7 16,2 18,0
2. DAK Non Fisik 4,4 6,6 10,4
3. Perkiraan Anggaran Kesehatan dari DanaOtsus Papua
1,2 1,2 1,2
III. Melalui Pembiayaan 6,8 - -Penyertaan Modal Negara kepada BPJS Kesehatan untuk Program Dana Jamsos Kesehatan
6,8 - -
Total Anggaran Kesehatan 104,1 104,9 111,0
Total Belanja Negara 2.082,9 2.098,9 2.220,7
Rasio Anggaran Kesehatan terhadap Belanja Negara
5,00% 5,00% 5,00%
Turun 6,63%
Naik 28,14%
Sumber:Nota Keuangan APBN 2016-2018
• Anggaran Kesehatan dipenuhi 5% sesuai UU sejak tahun 2016
• Komponen belanja pusat hanyameningkat 6,63% pada 2016-2018
• Komponen transfer daerahmeningkat hingga 28,14% pada2016-2018
Distribusi Anggaran ke DaerahMeningkat drastis
Absolut Konkuren
Wajib
PelayananDasar
Kesehatan
Non PelayananDasar
Pilihan
PemerintahanUmum
40
Pembagian Wewenang UU 23 tahun 2014
StandarPelayananMinimal
Catatan Penting:• Beban daerah dalam pemenuhan 12
indikator SPM Kesehatan
• Daerah menjadi frontline dalampencapaian sasaran prioritas nasional
• Transfer daerah semakin meningkatmenjadi kewajiban Perkuat sistemmonitoring !!