Post on 21-Apr-2017
BAPAK & IBU ORANG TUA SISWA
DI SLB N 1 BANTUL
MEMAHAMI ANAK DAN MENCIPTAKAN
KETAHANAN DALAM OPTIMALISASI PENGASUHAN
Amalia Senja,S.Kep.,Ns
Nama: Amalia Senja, S.Kep.,Ns Status : Mahasiswa Magister
Keperawatan Anak UGM & Dosen Tubel STIKes Kusuma Husada Surakarta
Tesis : Hubungan Kualitas Relasi Ortu-Anak dengan Resiliensi Orang Tua anak Tuna Grahita
Bagaimana Pemahaman kita terhadap Anak???
Kurang mampu menyesuaikan diri karena mengalami kesulitan dlm tingkah lakunya
Keterbatasan untuk bergabung dgn orang sekitar, orang sekitar juga sulit berkomunikasi dgn mereka
sulit untuk berpikir abstrak, belajar selalu terkait dengan objek yang bersifat kongkrit
Anak tdk dpt mengurus diri, memelihara, dan memimpin dirinya
Ketergantungan terhadap orang tua sangat besar, tdk mampu memikul tanggung jawab sosial dgn bijaksana
Masalah utama: ketidakmampuan bersosialisasi ->
ketidakmampuan anak dlm memahami kode atau aturan-aturan sosial di sekolah, di keluarga maupun dimasyarakat.
Melibatkan anak dalam kegiatan sosial secara langsungPermainan-> interaksi antar teman
Keterlambatan dalam keterampilan verbal dan sosial-> keterbatasan dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Contoh Permainan yg tepat: bermain puzzle karena membutuhkan komunikasi untuk merancang kepingan gambar dari puzzle
SOLUSI
Stimulasi kurang-> anak memerlukan stimulasi yg lbh dibandingkan anak normal utk mengembangkan sosialisasinya- Materi sekolah -> peningkatan intelegensinya saja, kegiatan kelompok msh jarang dilakukan
Peran aktif anak rendah -> anak harus memacu dirinya sendiri untuk berinteraksi dgn lingkungan
Tingkat pendidikan -> mempengaruhi perkembangan kemampuan sosialisasi
Apa yang sangat dibutuhkan Anak ????
............................................
Dukungan Keluarga
Orang tua menerima kondisi anak -> sikap yg positif dalam pola asuh, usaha penyembuhan, dan pengoptimalan anak
Penerimaan -> ortu dpt memberikan kasih sayang, perhatian, dan memahami perkembangan anak sejak dini dan itu dipengaruhi oleh pengetahuan
DUKUNGAN SEPERTI APA ?
Pendidikan -> dimulai dari keluarga, sekolah merupakan pendidikan lanjutan
Dukungan sosial dan koping berfokus pada masalah-> menurut penelitian terbukti mjd faktor yg penting bagi ketahanan ibu dengan tuna grahita
Kenapa perlu ketahanan? Orang yang ketahanannya baik
cenderung memiliki sikap positif trhdp tantangan hidup dan mengambil tindakan mengatasi masalah
I Have ( dukungan dari lingkungan)
Mempercayai hubungan Struktur aturan dirumah
Model peran Dorongan menjadi mandiri
Akses pada kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, layanan keamanan
Anak butuh kasih sayang dan dukungan emosional dari orang dewasa
Kadang dukungan orang lain mengimbangi kurangnya dukungan/ kasih sayang ortu
Ortu memberi batas jelas aturan dan akibat dari perilaku tersebut dipahami dan dinyatakan dengan jelas
Menjelaskan konsekuensi apabila melanggar aturan ( membantu memahami kesalahan, mendorong anak untuk mengetahui apa yang terjadi, konsekuensi dari tindakan mereka dan tindakan ortu untuk memberikan maaf, didamaikan layaknya orang dewasa
Orang tua tdk memberikan anak dgn hukuman sebagai konsekuensi dari tindakan yang dilakukan
Orang tua, orang dewasa, kakak, teman sebaya bertindak sebagai model peran (menunjukkan bagaimana cara perilaku yg diterima sosial)
Mereka menunjukkan bagaimana cara melakukan sesuatu, spt: berpakaian atau menanyakan informasi agar anak terdorong utk meniru mereka.
Mereka menjadi model moralitas dan mengenalkan anak dgn aturan agama
Mendorong anak melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain
Berusaha mencari bantuan yang anak perlukan agar anak mandiri
Memberi pujian ketika anak mempunyai inisiatif dan mandiri
Ortu sadar temperamen anak agar mereka bisa menyesuaikan temperamen mereka
Anak dan ortu dpt mengandalkan layanan yg konsisten utk memenugi kebutuhan yg tdk bisa dipenuhi keluarga
Misalnya: RS, dokter, sekolah, guru, layanan sosial, polisi dan perlindungan kebakaran, dsb
( Kekuatan anak)
Perasaan dicintai Mencintai, empati, dan altruistik Bangga pada diri sendiri Otonomi dan tanggung jawab Harapan, keyakinan dan kepercayaan
Anak sadar kalau dia dicintai dan memberikan respon yang tepat
Anak mengasihi orang lain dan menyatakan kepedulian terhadap apa yang terjadi pd orang lain, membantu
Anak menyadari dirinya penting dan merasa bangga utk mengejar keinginannya
Anak tdk membiarkan orang lain merendahkannya
Mempunyai kepercayaan diri dan harga diri utk bertahan dari masalah
Mengetahui batasan dan akibat dari tindakan
Anak percaya bahwa ada harapan bagi dirinya
Percaya masih ada orang-orang yang dapat dipercaya
Memiliki harapan, keyakinan, dan kepercayaan merasakan perasaan benar dan salah, percaya mereka akan menang, dan berniat utk berusaha
Anak memiliki keyakinan moralitas dan kebaikan-> kepercayaan pada Tuhan
( Kemampuan dalam mengatasi masalah) Kemampuan berkomunikasi Pemecahan masalah Mengelola
perasaan dan rangsangan Mengukur temperamen diri sendiri dan
orang lain Mencari hubungan yg dapat dipercaya
Anak dapat mengekpresikan perasaan dan perasaan kepada orang lain dan dapat mendengarkan apa yang dikatakan orang lain dan merasakan perasaan orang lain.
Dapat menilai permasalahan, penyebab, dan cara memecahkannya, berbicara dgn orang lain tentang solusi dan dapat bertahan dari suatu masalah.
Caranya dengan mengenali perasaannya, meluapkan emosi, menyatakan dengan kata-kata dan perilkau yg tidak melanggar perasaan dan hak orang lain
Dapat mengelola rangsangannya misalnya berupa memukul, melarikan diri, merusak barang, dsb
Mengukur temperamen diri sendiri dan orang lain-> membantu mengetahui berapa lama waktu yg diperlukan untuk bereaksi dan mengukur keberhasilan dalam mengatasi keadaan sulit
Hubungan yang dapat dipercaya shg dapat meminta pertolongan, berbagi rasa dan perhatian
Mendapatkan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah personal, dan interpersonal
Apati: sikap tak acuh? Tidak menunjukkan tindakan apa apa atau kepedulian . Peduli-> ada keyakinan, apapun yg dilakukan keluarga tdk berpengaruh.
Fatalisme -> keyakinan, ‘apa yang terjadi.. Terjadilah’.
PEMIKIRAN YANG DAPAT
MENGHAMBAT
Pada dasarnya anak merupakan identitas dari orang tua. Seorang anak sekalipun mengalami retardasi mental merupakan generasi penerus dari generasi sebelumnya (orang tua)
Al-Qur’an : An-Nisa ayat 9 mengatakan:’’ Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yg lemah yg mereka khawatir thdp (kesejahteraan) mereka oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.’’
Alhamdulillah ---Semoga dapat bermanfaat dan semakin
mencintai anak kita--- Aamiin
BAPAK & IBU ORANG TUA SISWA DI SLB N 1 BANTUL