Post on 03-Mar-2019
PROSIDING ISBN: 978-602-18459-0-5
ul
"Peran Kimia Bahan Alam dalam Meningkatkan Potensi dan Saintifikasi Tanaman Obat
Indonesi 1
Himpunan Kimia Bahan Alam Indonesia
Program Studi Kimia dan Farmasi Universitas Isla Negeri
Ciputat, Kampus 3
UIN SyarifHidayatullah Jakarta,
09-tO Oktober 20t2
Didukung oJeb :
PT. INDOFARMA. Tbk.
••••••••••••••••
----
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL KlMIA BAHAN ALAM XX
SintNasKBA 2012
Tema:
"Peranan Kimia Bahan Alam dalam Meningkatkan Potensi dan Saintifikasi Tanaman Dbat Indonesia"
Jakarta, 9-10 Oktober 2012 Gedung FKJK Kampus 3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Terselenggara Atas Kerjasama
Himpunan Kimia Bahan Alam Indonesia (HKBAI) dcngan
Program Studi Kimia FST dan Program Studi Farmasi FKTK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
UIII
didlfkung oleh .'
A ..albl{~• ~.". .~~." SUCOFINDO PT. INDOFARMA, Tbk.
Simposilln! Nasional Kimia Bahan Alan! XX Potensi dan Saintifikasi Tanaman Obat Indonesia
Simposium Nasional Kimia Bahan Alam XX (2012 : Jakarta) Prosiding Simposium Nasional Kimia Bahan Alam XX
9-lO Oktober 2012. - Jakarta: Gedung Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta 314 him.; 29,5 em
ISBN: 978-602-18459-0-5 Tema : Peranan Kimia Bahan Alam dalam Meningkatkan Potensi dan Saintifikasi
Tanaman Obat Indonesia
11
Simposium Nasional Kil11ia Bahan Alam XX Potensi dan Saintifikasi Tanaman Obat Indonesia
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL KIMIA BAHAN ALAM XX
Jakarta, 9-10 Oktober 2012
Tema:
"Peranan Kimia Bahan A/am da/am Meningkatkan Potensi dan Saintiflkasi Tanaman Obat Indonesia"
PENYUNTING
Unang Supratman Lia D. luliawaty Dede Sukandar
Sandra Hennanto Hil yatuzahroh
ISBN: 978-602-18459-0-5
111
Simposiu11l Nasional Ki11lia Bahan Ala11l XX Potensi dan Saintifikasi Tanaman Gbat Indonesia
KATA PENGANTAR
Indonesia merupakan salah satu dari tujuh negara "megadiversity" yang kaya akan keanekaragaman hayati, yang merllpakan reservoir bagi bahan-bahan kimia yang potensial sebagai obat-obatan, bahan agrokimia atau bahan baku industri. Iklim tropis di Indonesia dengan temperatur yang tinggi dan lembab ditambah dengan tingginya intensitas matahari dan interaksi tumbuhan dengan serangga, memacu tumbuhan tersebut untuk menghasilkan senyawa-senyawa bahan alami yang potensi,al.
Pemanfaatan sumber daya hayati khususnya tumbuhan tropis Indonesia sebagai penghasil bahan-bahan kimia yang berg una belum dilakukan secara optimal' untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia, untuk itu perlu adanya wadah yang menampung para ahli untuk saling berinteraksi dalam pengembangan ilmu kimia bahan alam yang dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan tumbuhan tropis Indonesia. Pentingnya penelitian, pengembangan dan pengelolaan tumbuhan tropis Indonesia khususnya dalam menggali potensi tanaman obat tradisional perlu dilakukan melalui saintifikasi dan standarisasi yang sinergis antara lembaga pemerintah, instansi perguruan tinggi dan lembaga riset terkait.
Standardisasi bahan alam sangat penting dilakukan karena berkaitan dengan kandungan kimia dan efek terapinya. Kandungan simplisia seperti zat aktif jumlahnya sangat berkaitan dengan efek terapi yang dihasilkan karena setiap tanaman obat memiiliki kandungan senyawa aktif yang unik dengan efek farmakologisnya masing-masing.
Himpunan Kimia Bahan Alam Indonesia bekerjasama dengan Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dan Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta, telah berhasil melaksanakan Simposium Nasional Kimia Bahan Alam XX (SimNasKBA2012) yang diselenggarakan pada tanggal 9-10 Oktober 2012 di Kampus 3 UIN Syarif Hidayatulah Jakarta dengan mengundang beberapa pembicara tamu (pakar) dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di dalam dan luar negeri. Pada pelaksanaan Simposium Nasional ini telah dibahas berbagai perkembangan terkini dalam bidang kajian kimia bahan alam dan kaitannya dengan eksplorasi, karakterisasi serta standarisasi tanaman obat tradisional Indonesia (herbal) dan implementasinya dalam pengobatan kHnis serta pertukaral1 informasi dalam rangka memperkuat jalinan kerjasama antar penelitri, praktisi dan kalangan industri yang konsens dengan pengembangan tanaman obat herbal Indonesia.
Simposium Nasional Kimia Bahan Alam ini dikelompokkan menjadi tiga bagian, yakni sesi pleno yang diisi oleh pembicara undangan, baik dari luar negeri maupun dalam negeri (13 orang Pembicara), sesi paralel (50 Pembicara) dan sesi poster (27 judul). Dari keseluruhan hasil simposium ini telah dipilih beberapa makalah terbaik yang akan dipublikasikan pada jurnal HKBAI yang sudah terakreditasi serta sebagian lainnya diterbitkan dalam bentuk prosiding. Kami atas nama panitia mengucapkan terima kasih kepada Himpunan Kimia Bahan Alam Indonesia yang telah bekerjasama dengan baik dalam pelaksanaan kegiatan simposium ini serta kepada seluruh mitra besta'ri yang telah bersedia mereview semua artikel yang masuk dari seluruh peserta dan partisipasi dari berbagai pihak termasuk dukungan dari pihak sponsor yang telah mendukung kegiatan simposium ini.
Wassalam
Ketua Pelaksana, Drs. Dede Sukandar, M.Si
IV
Simposium Nasional Kimia Bahan Alam XX Potensi dan Saintifikasi Tanaman Ohat Indonesia
DAFTARISl
Hal
Kata Pengantar IV
Daftar lsi V
Sambutan Ketua Himpunan Kimia Bahan Alam Indonesia (HKBAI) IX
Sambutan Rektor UIN Syarif HidayatuJlah Jakarta X
Keynote Speaker Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, MSi, SpF(K) (Staf ahli Kementrian Kesehatan RI Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi)
Presenter Invited Speaker
1. Prof. Dr. Euis Holisotan Hakim: 2
Pengembangan Kimia Bahan Alam Dalam Eksplorasi Potensi Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Bahan Kimia Yang Berguna ........................................ .
2. Prof. Dr. Jalifa'h Latif: 3
Anti-Infective Plant Stilbenoids ....................... : .........................•........................................
3. Prof. Dr. Dayar Arbain: 4
Chemical Study OfSumatran Lower Plants ... ....................... , ........................... .
4. Dra. Lucky Selamet, Apt, M.Sc : 5
Regulasi Pemerintah Dalam Peredaran Obat Tradisional di Masyarakat ............. .
5. Prof. Dr. Endang Hanani, M.Si : 6
Standardisasi Tanaman Obat Dalam Mendukung Penggunaan Sediaan Obat Yang Rasional ..................................................................................................... .
6. Dr. dr. Arijanto Jonosewojo, SpPD : 7
Perspektif Klinisi Terhadap Penggunaan Obat Herbal Yang Rasional Di Masyarakat ................................................................................................. .
7. Prof. dr. rer.nat Gunawan Indrayanto 9 Quality Control For Herbal Drugs: (Recent Development Of The Validation Method) ..................................................................................................... .
8. Prof. Dr. Latifah K. Darusman : 10 Pengembangan & Kontrol Kualitas Tanaman Obat untuk Produk Herbal ... ........... .
9. Prof. Yoshihito Shiono : 11
Studies OfSaIt Concentration Induced-Compounds Produced By Mangrove Endophytes ........................................................ , ............................... .
10. Ismiarni Komala, Ph.D: 12
Biologically Active Compounds From The Selected Liverworts ... .......................... . 1411. Prof. Dr. Sidik :
Botani, Kimia, Farmakologi Dan Manfaat Beberapa Tumbuhan Wewangian .......... . 1512. Drs. Hadrian Syah Razad, MM :
Integrating Innovation System. Relevant Management Systems And Standards To Improve Natural Resource-Based Industry Performance ..................................... .
Makalah Presentasi Oral & Poster
1. Chitta Putri Noviani, Eka Rizki Amelia, Dede Sukandar, Sandra Hermanto, 16
v
..
Simposium Nasional Kimia Bahan Alam XX Potensi dan Saintifikasi Tanaman Obat Indonesia
Benth.) Sebagai Antioksidan ....... .. ....................... . ... .... ......................... ....... .. .
18. Moch. Saiful Bachri, Sapto Yuliani, Eny Rachmawati, Efek Pemberian Sub Kronis Ekstrak Etanol Byi Pala (Myristica fragrans Houtt.) Pada Hepar Tikus
173
19. Muharni, Elfita, Munawar, Vji Histopatologi Terhadap Organ Hati Dari Ekstrak Et!1 A.s~tat ~ikr~ba Endo.fi~ik Acremonium sp Dari Tumbuhan Kandis Gajah (Garclnla griffithli) ............................................ . ......... ....... , .......... ..... ......... .
181
20. Noer Komari, Nolika Wiji Jayanti, Maria Dewi Astuti, Kholifatu Rosyidah, Brine Shrimps Lethality Test (Bslt) Senyawa Aktif Dari Ekstrak Metilena Klorida Lengkuas Putih (Alpinia galanga (L) Willd) ... ..... . .. .... ..... .. ................. ... ... ..... .... .
187
21. Nurmeilis, Laifa Annisa, Dahlia Sari, Uji Efek Antiproliferatif Isolat Katekin Gambir (Vncaria gambier Roxb) Dari Fase Eli! Asetat Terhadap Kultur Sel Kanker Serviks (Hela Cell Line) ..... .... ..................... .. .. ...... . ..... . ........ ........ .... . ... .
194
22. Ofa Suzanti Betha, M. Yanis Musdja, Kaniya Dumipta, Vji Kadar Glukosa Dan Fruktosa Pada Sejumlah Sediaan Sari Kurma Yang Beredar Di Cyantung Dan Kemampuannya Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Lactobacillus acidophi!us FNCC 116 .............................. ....... .............................. .... ................................. .. ... ... ... .
205
23. Puspa Dewi N Lotulung, Irwanto, Dede Sukandar, Sofa Fajriah, In Vitro Antioxidant Activity And Cytotoxicity Effects Of Leave Canarium Balsamiferum Willd From Indonesia ... .. .... ..... ....... ... .... ....... .. .... ... ........... ..... ....... .. .. .. ...................... .
216
24. Puteri Amelia, Berna Elya, .Muhammad Hanafi, Isolasi Dan Vji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Aseton Daun Garcinia benthami Pierre ........ . .. ..... .. ..... .
224
25. R.S. Purwantoro, Hartutiningsih M. Siregar, Sudarmono, dan A. Agusta, Daya Antibakteri Ekstrak Daun Lasianthus Terhadap Bacillus subtilis Secara In Vitro
236
26. Rahmat Azhari, Salina Febriany, Phytochemical Screening And In Vitro Antibacterial Activity OfSeaweeds Extracts ....... .... ...... .... .... .............. .. ... ...... ...... ... .. ... .
242
27. Rina Hidayati Pratiwi, Edy Djauhari Purwakusumah, The Potential Of Ceiba pentandra Gaertn. Stem Water And Stem As Antibacterial Causing Conjungtivity ...
246
28. Rofiq Sunaryanto, Penapisan Endo.fit Aktinomisetes Dari Tanaman Obat 263
29. Sabrina, Ismiarni Komala, Siti Robia, Formulasi Granul Efervesen Fase Aktif Antioksidan Dari Bongkahan Vncaria gambier (Roxb) ... ... .. ................ ............... ........... , .................................................. .
270
30. Sahidin, Ardiansyah, Marianti A. Manggau dan Sahta Ginting, Pro.fil MetaboUt Sekunder Dar; Batang Tanaman Bambu-Bambu (Polygonum pulchrum) Dan Aktivitas Biologinya ............. .................................... ..................................... ........ ...... .
283
31. Sri Hartati, Ziyadah Fitriana, Dede Sukandar, Vji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Baros . (Garcinia celebica Linn.)
289
32. Yoga Windhu Wardhana, Insan Sunan K.S., M. Imran, T. Alfian Jauhara, Vji Aktivitas /1nti Bakteri Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis Dan Streptococcus mutans l\1enggulwkan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) .............. . .................... ............. .. ... . .. ............ ............. .. . .............. ..
297
VII
illlposium Nasional Kimia Bahan Alam XX P tens;dan Saintifikasi Tanaman Obat Indonesia
Uji Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Ek:smTk Elanol Biji Kemangi (Ocimum citriodorum) dengan Metode DPPH .......................... ........ ..... ...... ;..: .. ...... ........ .... ........ .
2. Dede Sukandar, Sandra Hermanto, Eka Rizki Amelia, Uji Aktivitas Antidiabetes 22 Fraksi Etil Asetat Daun Pandan Wangi (P. amalyl/i/o liu5 Roxb.) Dengan Metode (1.-
Glukosidase.. .-.......... .. ......... ................ ..... ................... .... ...... ... ................. .. ............. ...... .
3. Dede Sukandar, Sofnie M. Chairul, Rachma Diana Oktavitia Amelia, Pengaruh 33 Ekstrak Daun Surian (Toona sureni Merr.) Terhadap Mortalitas Vlat Kubis (Crocidolomia binotalis Zeller) .. . ................. ...... ............... ...... ....................... ..
4. Deliana Dahnum, Haznan Abimanyu, Puspa Dewi Narrij Lotulung, Anis 40 Kristiani, Fauzan Aulia, Pembuatan Senyawa Turunan Artemisinin (Dihidroartemisinin) Dengan Reaksi Hidrogenasi Berbasis Katalis Padat
5. Dharma Permana, Structure Elucidation And Antioxidant Activity 0/ 49 Anthraquinones From Hedyotis herbacea ............................. . '" ................. ... ... .
6. Dudi Runadi, Ferry Ferdiansyah Sofian, Aktivitas Larvasida Dan 58 Repelenekstrakdanminyak Atsiri Rimpang Temu Mangga (Curcuma mangga Val.) Terhadap Larva Dan Nyamuk Aedes aegypti .............. .... ................. . .. ... ........... .
7. Eka Putri, Farida Sulistiawati, Aulina Alawiyah Arifiani, Karakterisasi Simplisia Dan 72 Standardisasi Ekstrak Etanol 8iji Jinten Hitam (NigeJla sativa L.) ................................ ..
8. Eka Rizki Amelia, Hilyatuz Zahroh, Dede Sukandar, Structure Determination 83 0/ Antidiabetic Compounds From Ethyl Acetate Fraction 0/ Fragnant Pandanus Leaves (P. Amaryllifolius Roxb.) With A-Glucosidase Method
9. Elfita, Munawar, Muharni, Antibacterial Metabolite Of An Endophytic Fungus 93 From Brotowali (Tinaspora crispa) ... ..... .................. ................... ... .............. ..
10. Fandi Achmad, Dwi Utami, Aktivitas Sitotoksik Fraksi Kloroform Dari Ekstrak 99 Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) Terhadap Sel Kanker Rahim (HELA) dan Sel Normal (Vero) ...... ........................ .. ........................... ..
11. Galuh lImia Cahyaningtyas, Puji Astuti, Nasti Susanti, Eka Rizki Amelia, Dede 111 Sukandar, Kajian Fitokimia dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Elanol Buah Sukun (Artocarpus communis) Menggunakan Metode Difusi Cab'am .............. .... ............... .
12. Hernawan, Bambang Purwono, Suharto, New Azobenzene Dyes Derived From 116 Eugenol For Dyeing OfCotton Fabrics ... ....... .......... .. .......................... . ... ..
13. Irma H. Suparto, Panji Hardian, Suminar Achmadi, Ekstrak Sapogenin Akar 121 Kuning Sebagai Hepatoprotektor Pada Mendt Yang Diinduksi Parasetamol
14. Iwan Dini, Darminto, Prospek Tumbuhan Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) 130 Sebagai Sumber Senyawa Bioaktif ... ......... .. ................ ........... .......... ..... . ..... .... .
15. Jasmansyah, Yenny Febriani Yun, Mega Sonjaya, Kandungan Minyak Atsiri 138 Dari Daun Keremunting (Rhodomyrtus tomentosa) Dan Daun Jambu Biji Putih (Psidium gu(ljava) ... ... .......... ............ ............ ...... .. .. ............. ............ ............ .
16. Lilla Elfita, Nurriteilis dan Fajri Syahri, Perbandingan Aktivitas Antifungi 152 Katekin-Gambir (Uncaria gambir Roxb.) Dan Eugenol Terhadap Dermatophyte
17. Mamay Maslahat, Lany Nurhayati, Isna Oktafini, Potensi Ekstrak Elanol95% 159 Sjmplisia Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Dan Sirih Merah (Piper Cj fragile
VI
Simposium Nasional Kimia Bahan Alam XX Potensi dan Saintifikasi Tanaman Gbat Indonesia
33. Zilhadia, Nurmeilis, Andriyani, Uji Efek Imunomodulator Kombinasi Katekin 304 Dari Fase Eti! Asetat Gambir (Uncaria gambier, Roxb.) Dan Eugenol l'.1enggunakan Parameter Bersihan Karbon Secara In Vivo ................................ .
V111
~DJ~~ Jakarta, 9-10 Oktoher 2012
SIMPOSIUM NASIONAL KIMIA BAHAN ALAM XX SimNasKBA 2012
Tema:
"Peranan Kimia Bahan Alam dalam Meningkatkan Potensi dan Saintifikasi Tanaman Gbat Indonesia"
Keynote Speaker Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, MSi, SpF(K) (Staf ahli Kementrian Kesehatan RI Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi) agus.purwadianto@ui.ac.id
~aJ1J~ Jakarta, 9-10 Oktober 2012
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDUKSI PARASETAMOL
Irma II. SupartoJ,2,3*, Panji JIardian., Sliminar Achmadi J
,2
IDepartment of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Bogor Agricultural University, Indonesia
~Biopharmaca Research Center, Bogor Agricultural University, Indonesia Jprimale Research Center, Bogor Agricultural University, Indonesia
*i.!:lI1tl, SlIl)(U'f0!J.J:(lboo. COlli,
Ahstrak
Hepatitis alau penyakit hati dapat disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, bahan kimia, dan gizi yang buruk. Usaha-usaha untllk melindllngi hati dari paparan tersebllt antam lain dcngan konsumsi tanaman obat yang berperan sebagai hepatoprotektor. Secara empirik dan uji preklinik, tdah dibllktikan bahwa ckstrak saponin akar kuning (Arc(/I/gelisia/lu\'(/) bcrpengaruh mcmperbaiki fungsi hati. Eksplorasi lebih tanjut untuk mengetahui senyawa yang aktif masih perlu ditakukan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh sapogt:nin dari ekstrak akar kuning dibandingkan dengan saponin yang berperan sebagai hepatoprotektor pad a mcneit yang diinduksi paraselamol. Saponin diekstraksi dengan menggunakan pelarut metanol-dikloromctana (2: I) dan dihidrolisis untuk memisahkan gulanya dari sapogenin, Saponin dan sapogenin diuji toksisitasnya ll1t:nggunakan metotie uji kematian larva udang dengan nitai konsentrasi Ictal 50 (LC50) sccara berurulan 677,65 dan 284.55 ppm. Uji ill I'il'o pad a rnt:neit jantan dewasa galur DDY yang sudah diinduksi (hepatoterapi) atau sebelum diinduksi parasetamol (hepatoprolektor) dengan dosis 250 mg/kg bobol badan secara oral. EkSlrak sapogenin atau saponin (dosis 0.7 mg/ekor/hari secara oral) selama 7 hari, Berdasarkan hasil uji fungsi hati lerhadap enzim alanin aminotransferase, ekstrak sapogenin memiliki aklivitas scbagai hepatoproteklor yang kbih baik dibandingkan ekslrak saponin.
Key words: Arct/I/gelisia jlava, hepaloprotekror. ill vi1'0. ellzim hal;
l. PENDAIIULUAN
Pcnyakil hati, hepatilis alau pcnyakit kuning dapal disebabkan olch keracunan obal
obatan, infek:>i virus hepatitis, bakteri, parasit, bahaH kimia alami alau sintctik yang merusak
hati, alkohol, atau gizi yang buruk, Pcnyakit ini mcmbuluhkan pcngobatan yang inlcnsif dan
mahal sehingga masyarakal banyak yang lidak mampu untuk memperoleh pcngobatan yang
layak. Olch karcna itu, banyak yang beralih pada pengobatan altematif antaw lain tanaman obat.
Salah satu tanaman yang sccara empirik digunakan dalam pengobalan penyakit hali adalah akar
kuning (ArC{lflgelisia flam). Tanaman ini telah digunabn olch penduduk asli di daerah
Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Tanaman akar kuning tidak hanya mengandung alkaloid yang
sebelulTInya didugr. scbagai hcpa'toprotektor letapi juga mengandun.g saponin. Pcngujian ekstrak
alkaloid yang diuji sccara ill l'ilm olch Supar10 et al. (2003) dan sccara in \'il'O olch Meistiani
(200 I) tidak menunjukknn adanya aktivitas hepatoprotcklor sehingga senyawa akli f yang
diduga bcrfungsi sebagai hepatoprott:ktor ialah saponin.
Aktivitas saponin sebugai hepatoprotekwr didukullg oleh beberapa penelitiun alltam lain
sccara ill !'itl'O oleh Batubam et al. c~OO-n d::m seeara ill )'il'O puda tikus oleh Kayun ('Z003).
121
~a!lf}~ Jakarta, 9,10 Oktober 2012
B::1lubara et ai, (2004) bcrhasil Illcngisol::1si scnynW::1 S::1POIlIl1 dcng::1l1 rcndclllcn s::1ngal kceil,
Y::1ilu 0.0 I 6 0.039%. Saponin diduga tncrupaknn gabungan sapogcnin 6-hidroksi ::1rkangelisina
dan glukolll::1llosida. Gula padn saponin (bpat dipisahkall dari bagian nglikollnya ocngan eara
hidrolisis asmn schingga didapalknn scny::1wa aklif lninnya, Y::1ilu sapogcnin. Sapogenin
mcmpunyai fungsi ckologis scbagni pclindung did yang Icbih baik darip::1d::1 saponin knrena
Il1crupakan scnyawa mClabolil sckundcr goJongan stcroid (Laeaillc' & Wagncr 1996). Unluk
Jl1cl1lpcrolch ekstrak kasar saponin bagian akar dcng::11l mclodc ckslraksi Kayun (2003) yang
Illcrupakall modifikasi dari mclodc ckslraksi Bcutlcr et al. (1997). Sapogcnin dipcrolch dcngan
mClotlc hidrolisis lIarbomc (1987) yang dimodifikasi Nuraini (2005) unluk mcmpcrolch ckslrak
kasar sapogcnin.
Dari scgi kcarnanannya dan khasialnya, sapogcnin akar kuning belulll pcrnah dilaporkan
makn dalam pcnclilian ini dilakukan uji toksisitasnya dan uji aklivitasnya. Salah salu uii
loksisitas yang digunakan adalah lIji kcmatian larva udang atau brille shrimp lethality test
(BSLT). Tahap bcrikulnya ckstrak sapogcnin diuji khasialnya seeara ill l'i1'O pad a meneil
mcnggunakan 2 pcndckatan pcngobat:lIl, yaitll scbagai pclindung dan pcngobatan hali dengan
pcmbanding digunakan saponin dari akar kuning. Aktivilas fungsi hali dinilai berdasarkan
enzim yang diproduksi dalam hali paling banyak, yaitu enzim alanin aminotransferase (ALT)
dan aspartal aminotransferase (AST) yang dihasilkan sclain di hati juga pada organ lainnya.
01ch karcna illl, penelilian ini berlujuan menguji sapogenin sceara in 1';1'0 sebagai
hcpaloproleklor atau hepatoterapi pada meneit yang diinduksi paraselamol. Hasil pcnelilian ini
diharapkan dapat memberiknn inronnasi dan mcnambah publikasi ilmiah mcngcnai khasiat
sapogcnin dari ekstrnk akar kuning dalam mclilldungi alau mengobali hali dari sualll zal loksik.
2. METODE PENELITIAN
Hah:," dan Alat
Uahan-bahan yang digunakan adalah scrbuk akar kuning dari Kalimanlan produksi
An' Am, percaksi Dragendorf, pcreaksi Mcyer, percaksi Wagner, kisla A. salina, paraselamol,
rcagen ALT (burn Iris, L-alanin, u-kctoglutarat. LD, dan NADII), dan reagcn AST (bufer tris,
L-asparlat, u-ketogiutarlll, LO, MO, dan NAOJ I), Hewan yang diuji adalah mcneil jantan
dewasa lipc DDY yang berumur 2 bulan dengan bobol hadan bcrkjsar anIma 20-30 g. Pcralatan
yang digunakan anlara lain alat penclasan, acral or, dan Cohas Mira Plus.
Mctodc
Tahapan pcnclilian yang dilakukan tcrdiri atas ekstraksi saponin dari tanal11an akar
kUlling. hidrolisis saponin. pcngujian toksisilas. dan uji ill ,'i,'o pad a mcneil. Scluruh proscdllr
patla hcwan \dah discluiui dan dalam pcnga\'\aqn Komisi Kcsejahlcraan dan Pcnggunaan
~alJU~ Jakarta, 9-10 Oktober 2012
lIewan Laboralorium Rlimah Sakit Ilewan JPH dcngan nomor protokol
02/RSHIPB/KK PIIIX1I2008.
Ekstraksi Saponin
Serbuk-akar akar kuning sebanyak 25 g diekslraksi dengan radas Soxhlel menggunakan
300 mL heksana se1ama 6 jam. Serbuk bebas-Iemak kemudian diretlllks dengan campuran
mctanol-dikloromelana (2: I) scbanyak 250 mL selama I jam sampai serbuk akar kunillg
terekslraksi sempuma. Ekslrak senyawa polar yang diperoleh dipekalkan dengan penguap putar
dan direlluks kembali dengan campuran etil asetat-klorofonn (I: I) sebanyak 100 mL. Basil
refluks kemudian dilarutkan dalam 100 mL metanol-diklorometana (2: I) dan dipekalkan sampai
50 mL sebelum dile\eskan ke dalam 100 mL ascton sambi I diaduk hingga terbentuk endapan.
Endapan dalam aseton, yang didominasi olen saponin, selanjulnya disaring dan dikeringkan
dalam oven bersllnll 40°C sampai bobotnya lelap. Ekstrak terscbut dinamakan ekstrak kasar
saponin akar dikonfinnasi dengan uji fitokimia metode Harborne (1987).
IIidrolisis Saponin
Sampel ekstrak kasar saponin dihidrolisis menggunakan asam kuat berair. Scbanyak 5 g
sampe! ditambahkan 30 mL lICI 3 N kemlldinn diretluks pada suhu 60·C sclama 6 jam. Residu
dicuci dengan air. Residu yang bebas asam diekstraksi dcngan dictil etcr-metanol (3: I)
kemudian dipekatkan.
Uji Toksisitas ft:kslrak tcrhadllp A. Stllilltl
Sebanyak 10 ckor larva A, l'alina dimasukkan ke dalam vial yang berisi atr laut
kemudian ditambahkan iarutan ckstrak kasar dan ditepatkan volumenya dengan aIr laut
sehingga konsentrasi akhimya menjadi 0, 10, 100, 500; dan 1000 ppm. Pcngamalan dilakllkan
setelah 24 jam dcngan mcnghitung jumlah larva yang mali dari tOlal larva yang dimasukkan ke
dalam vial. Pengamalan mcmakai bantuan \ampu ne01l. Pcngolahan data persen mortalitas
kUlllulatif digunakan anal isis probil LC\o (Lethal Concentration 50) dengan selang kepercayaan
95% (Meyer et al. 1982).
llosis Ekstrak Akar Kuning
Dosis ekstrak akar kuning yang diglln.tkan pada hcwan laboratorium bcrdasarkan hasil
konversi jumlah akar kuning yang digunakall oleh manusia dcwasa (berat bqdan 60 kg). Pada
umumnya, dosis yang digunakan seballyak I jengkal akar kunillg dcngan bobo! rata-rata 45.200
g, Serbllk akar kllning scbauyak 5 g mengalldung ckstrak glikosida saponin atau sapogenin
seberal 0.180 g, Berdasarkan hal ini, dosls pada mallusia untuk saponin atau sapogenin adalah
123
i r
~DJfJ~ Jakarta, 9-10 Oktober 2012
1.627 g. Dosis yang diberiknll pada mcneil dcngan bobot rcrala 25 g adalah 0.7 mg/ckor yang
dilarutknn dalam 0.1 mL akllades.
Uji 111 Jlh'o Ekslrak lcrhadap MClleil
Mcneil yang aknn digllnakan dibagi seearn aeak berdasarknn bobot badannya menjadi 5
keiompok perlakuan dan masing-masing kclompok tcrd~ri atas 5 ekor. Meneit dikandangkan
seeara individu dalam kandang yang dibagi menjadi 3 bagian sehingga masih dapat bennteraksi
seearn langsung dcngan mcneil sekclompoknya. Selallla flcnelitian bcrlangsung, hewan
mcmpcroleh pakan stan dar sebanyak 10 glekorihari dan minum ad-lihilllm. Sebelum diberi
perlakuan, meneit dipclihara dan diadaptasi pada lingkungan bam selama I minggu di dalam
kandang.
Kelompok hewan, yaitu I) konlrol yang diberi pamsetalllol per oral dosis tunggal 250
ll1g1kg nn pada hari ke-O (Kolltrol); 2) hewan yang diben parasctmnol per oral dosis tunggal, 3
jam kClllUdian hewan dibcri ckstrak sapogcnin (Par+SPG) alau 3) saponin akar kuning dengan
dosis 0.7 mg/ekor seeara oral selama 7 hari (Par+SPN); pada kelompok 4) dan 5) memperoleh
ekstrak sapogenin atau saponin dengan dosis 0.7 mg/ekor sclama (j han pcr oral, kemudian pada
hari ke-7, dibcri parnsetamol dosis tunggal pcr oral dengan dosis 250 mg/kg (SPG+Par dan
SI'N+Par). Padn hari ke-8, selumh hewan dibius dengan dietil eler dan sete\ah terbius diambil
darahnya sebanyak 2 IllL mclalui jantung. Serum yang diperoleh dianalisis tcrhadap aklivitas
ALT dan AST dengan IIlcngunakan alat Cobas Mira Plus dan kit reagcnsia.
Pellbah lainllya yang diukur adalah bobot badan paua hari ke-O, 3, 5, dan 8. Pengamalan
harian diJakukan terhadap kondisi UI11UI11 seperti keadaan bulu, tingknh laku, postur tubuh, dan
nafsll makan dengan mengamati sisa makanan.
Analisis Statistik
Analisis dilakukan dcngan program Statistica Analysis (Tulsa, Oklahoma, USA).
Sebelum anal isis, scluruh data dievalllasi distribusi dan hOl11ogenilas variansnya dalam
kelompok. Transfonnasi statistik logaritma (bobot hati dan nisbah bobot hali lerhadap bobot
badan) dilakukan agar distribusi dala memenuhi kriteria nonnalilas dan homogenitas schingga
memperkeeil bias perhitungan anal isis variansnya. Tingknt kepercayaan yang dipakai adalah
0.05. ScJuruh nilai yang dilaporkan adalah rerata dan rerala simpang baku.
3. IIASIL DAN PEMIlAIiASAN
Ekstraksi Sllponin
Ekstraksi saponin dilakubn menggunakan metode Kayun (2003) yang merupakan hasi!
Illodifikasi metode fJelitler et al. (1997). Melodc ini dipilih karena pcmisahan 3ntaro saponin
dan alkaloid Icbill haik walaupun, rcndcmcn yang didapatkan Ichih rcndnh. Scrbuk akar
124 t I
~DM~ Jakarta, 9-10 Oktober 2012
dipisahkan Icrlcbih dahulu dari bagian nonpolarnya menggunakan pelarul heksana dengan eara
radas Soxhlel. Hasil ekstraksi ini didapatkan rendemen lemak 4.84%.
Serbuk bcbas lemak dickstraksi menggunakan pclarut I11ctanol-diklorometana (2: I)
yang merupakan pelamt tcrbaik hasil oplimasi yang dilakukan Kayun (2003). Pelarut melanol
diklorometana (2: I) dipilih karena indeks polaritas dari campuran pclarul ini sebesar 4.4
mendekati indeks polarilas elanol (4.3) yang merupakan pelarul paling efektif dalam
mengekstraksi saponin. Pcnggunaan etanol dikhawatirkan dapat mcnycbabkan le~jadinya
esterifikasi pada saponin. llal ini dapal menyebabkan pcrubahan struktur kimia saponin. Selain
ilU, juga dapal menimbulkan kesalahan positif karena terjadi pcnambahan bobot ekstrak kasar
yang didapal (Kayun 2003). Ekstraksi ini dilakukan unluk mengekstraksi senyawa polar dan
sedikil senyawa semipolar.
Senyawa polar sclanjutnya diekstraksi menggunakan campuran pelarut klorofonll-elil
asctal (I: I) unluk menghilangkan senyawa-senyawa Illclabolil sekundcr selain saponin, yailu
alkaloid dan flavonoid. Alkaloid akan larul dalam klorofonn, sedangkan l1avonoid akan larul
dalam elil asctat (Robinson 1995). Residu kemlldian dilarutkan kembali dengan mctanol
diklorometana (2: I) dall dicndapkan dalam aselon. Ilasilnya mempero1eh rendemen sebesar
6.32 %.
Ilidrolisis Asam Saponin
Ekslrak saponin yang didapat kcmudian dihidrolisis dengan asam. Asam yang
digunakan ialah asam kual berair (IICI 3N). lIidrolisis dengan asam bertujuan memutus dua
gugus besar dalam saponin, yaitu glikon yang bcrupa gula dan aglikon yang berupa sapogenin.
llidrolisis saponin dilakukall menggunakan metode Nuraini (2005), namun penggunaan suhu 92
QC pada praktiknya menycbabkan sampel menjadi hanglls. Olch karcna ilU, tahap hidrolisis
lhlakukan optimasi suhu dan diperolch pada sllhu 60°C unlllk mcnghidrolisis saponin. Waklu
yang dibutllhkan unluk hidrolisis sckitar 6 jam, scmakin rcndah suhu unluk menghidrolisis
saponin maka scmakin lama waklu hidrolisis yang Jiperiukan. Kelcmahan hidrolisis asam ini
ialah pembentukan artefak jika sapogcninnya sensilif lerhadap asam (Rumampuk et al. 200 I).
Fraksi scbdum dan sctelah hidrolisis dillJi secara fitokimia unlllk mendeteksi adanya
h:rpcnoid alau sleroid pada sapogcninnya. Uji Icrpclloid dalam sapogenin menunjukkan hasil
posilif dengan lerbcnluknya warlll\ ungu pada hasil uji, sedangkan wama hijau alau bim yang
mCllulljllkkan adanya steroid lelap lidak terdeteksi. Residll berupa sapogenin kcmudian
dickslraksi dcngall metanol-dietil clef (1:3). Sapogenin yang bcrsifal scdikit nOllopolar
diballdingkan saponin dan gllianya akan laml dalam lIlelanol-dictil cler (I :3), sedangkan
gulanya akan lelap larut pad a melanol scbagai pddrul awal yang digunakan. Filtrat yang didapal
~oM~ Jakarta, 9-10 Oktober 2012
lalu dikeringkan dalam ovcn 40°C schingga terbentuk ckstmk kasar dan dipcroleh relldemcn
sebesar 3.14 %.
Uji Toksisitas. Larva Udang
Uji toksisitas aipcrlukan untuk mengctahui konscntmsi yang dapat mcnyebabkan
kcraeunan schingga dapat dikctahui jumlah pcnggunaan yang tepa!. Tingkat konsentrasi yang
dapat 1llcnycbabkan kcraeunan ditcntukan dengan konsentrasi Iclal 50% (LC~o). LC~o adalah
konscnlrasi dari stlatu bahan yang mcnyebabkan 50% kemalian dalam suatu populasi. Uji
toksisitas yang dilakukan pada sampc1 mcnggunakan 10 ckor larva udang A. salina berumur 48
jam dalam masing-masing sumur uji.
I !asil uji OSLT terhadap ekstrak saponin dan sapogcnin sceam bcrurulan 677.653 ppm
dan 284.547 ppm. Basil ini menunjukkan potensi bioaklif untuk kedua ekstrak tcrscbut dan
dapat dimanl:'Hltkan scbagai obat karena memiliki nilai LC50 di bawah 1000 ppm (Meyer et al.
1982). Nilai LCso setiap ekstrak dapat dijadikan batas konsenlrasi tcrtinggi pada pencntuan
dosis ekslrak yang dibcrikan pada mcneit, karcna formulasi obal abn lebih aman jika
konsentrasinya dibuat di bawah LCso.
UjiJII Vi\'(}
Uji in vivo pada mcncit dilakubn dengan dua pendekatan, yaitu scbagai hepaloterapi
dengan diinduksi parasctamol dosis 250 mg/kg pcr oral kellludian diberi ekstrak saponin alau
sapogenin (Par~SPN dan Par+SPG) dan sebagai hepatoprotektor dengan pcmberian ckstrak
terlcbih dahulu kemudian diinduksi parasctamol (SPN+Par dan SPG+Par). Kcadaan umum
scperti kondisi bulu, lingkah laku, postur tubuh, dan nafsu makan sc1ama penelitian pada
sc1umh perlakuan lidak ada pcrubahan. Pcngamalan dilakukan terhadap bobot badan seluruh
kc1ompok pcrlakuan setiap tiga hari (Gambar 1). Bobot badan mcneit meningkat setelah
pcrlakuan, hal ini mcnunjukkan bahwa tidak ada perubahan tcrhadap nafsH makan. Kisaran
bobo! badan yang didapat adalah 24 - 26 g, scdangkan kelompok Par+SPN bobot badan mencit
Illcncapai kisnran 26 28 g tetapi tidak berbcda nyala (P >0.05).
30.0
!t +_0 Sobol25,0 badan (g)lf
KOplrol {.f-)
f'AH.Sf'G
20,0 f'AR'Sf'N
SPr;;f'AR . SPN.PAR
15.0 BBO BB3 BB" BB8Han
r
r
t:
I
~DM~ Jakarta, 9-10 Oktober 2012
GlIlIlblir I Reml{1 dllll .I·illlfillllg b{lkl/ hohol l"lllllll (g) .I·e/I/rl/h ke/olllpok hew{IIl selallla 8 hari pcrlakllall (h{ld)
Nilai konsentrasi enzim hati ALT dalam serum adalah tanda kuantitatif indikasi
kerusakan hati, sedangkan AST selain di organ hati dihasilkan pada organ lainnya. Kelompok
kontrol positif dengan pemberian parasctamol dosis tunggal tidak berpengaruh nyata pada
peningkatan kedua aktivitas cnzim tersebut (Gambar 2). Pemberian parasetamol dosis tunggal
250 mglkg OB pada kelompok PartSPG dan PartSPN menunjukkan peningkatan nilai AtT
dan AST dibandingkan kontrol. Kelompok PartSPG yang merupakan pengobatan dengan
ekstrak sapogcnin mempunyai konsentrasi AST dan ALT lebih rendah daripada kelompok
PartSPN. Keloll1pok perlakuan yang memperoleh ekstrak saponin sctclah diinduksi mengalami
peningkatkan konsentrasi AS'!' dan ALT secara bcrurutan 716.80 U/L dan 613.40 U/L sccara
signifikan.
1200
1000
I iAll 1 Nil., (UlL)
'00
200 ~Il ~Ill *1] ~II KoHI/oI(o) PAH.SPG PAR.~PN~'GIPAH~f-'N.f>AH
Kelompok
Gambar 2 Rera/{/ d{lll SilllP{lllg h{lkll {lklil'il{l.\" {lsfiar/{Il alllillO InJII.'ijerase (AS7) d{ln
{I/lIlIill{llllillolramjerase (AL 7J p{/{/{/ sell/mil kelolllpok lIIelldl
Kelompok dcngan pcndckatan hcratoprotektor menllnjllkkan keadaan fungsi hati lebih
baik dibandingkan kelompok yang diindllksi paraset~mol dan saponin. Konsentrasi kcdua cnzim
ccndcrung lebih rendah khususnya konscntrasi ALT pada kclolllpok SPG+Par. Basil penelitian
ini mencgaskan bahwa sapogcnin Illcmbcri cfek hepatoprotcktor l1laupun hcpatotcrapi
dibandingkan saponlll dari akar kuning. Ilal ini bcrbcda dengan Kayun (2003) yang
mcmbuktikan sapollln dari tanaman akar kuning lebih baik scbagai hepatoprotcktor
dibandingkan ckstrak tCl1lulawak.
Kerusakan hati rada kelompok kontrol tidak ditunjllkkan pada hari ke-8 didllga karena
parasctamol tclah tcnl.:toksifikasi dan mcngalami perbaikan pada hati. Ilasil ini menunjukkan
!ndllksi parasetamol pcrlll dipantall aktivitas cnzill1nya pada hari kedua pasea induksi.
Pcrbcdaan galur mcneit jug.! I1lcl1lpcngaruhi hasil rcspon tcrhadap induksi parasctamol dosis
tllnggal schingga mcmbcr:kan kerus1kan hati yang berbcda, scperti halnya Olalcyc & Rocha
(2008) pada mcneit Albino dan Sabir & Rocha (2008) pada mcneit Balb-C.
Iwaloklln el (I/. (2006) mclaporkan senyawa tcrpcnoid lain, yaitll lakton seskuitcrpcn pada
lanaman V. alilyi/a/illa II1cmiliki aktivitas hcpatoprotcktor dan antioksidan. Olaleye & Rocha
127
~DfIfJ~
....._- .._._-_._-
Jakarta, 9-10 Oktober 2012
(2008) juga membuktikan lal1n111an A/chon/ea cor£iilo/ia yang mempullyai senyawa metaboJit
lerpenoid memiliki kemampuan menghaJangi peningkatan aktivitas ALT dan AST.
4. KESIMPULAN DAN SAnAN
Kcsimpulan
Berdasarkan hasil penclitian disimpulkan bahwa ekslrak sapogenin akar kuning memiliki
aktivita~r sebagai hepatoprotektor yang Jebih baik dibandingkan ekstrak saponinnya pada meneit
janlan dewasa gaJur DDY yang diinduksi parasetamol dosis tunggal 0.7 Illglkg bobot badan.
Saran
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan dosis yang tepa I dalam
penggunaan ekstrak sapogenin. Pemeriksaan histopatologi dan enzim-enzim lain seperti
katalase, glutation peroksida. dim slIperoksida dismulasc pada hati juga pcrlu dilakukan untuk
melihat aktivilas kerusaknn hati.
l)aHar Pustaka
Adji P. 2004. Daya antioksidasi ckstrak saponin akar kuning (Arcallgelisia flam (L) Merr) Icrhadap radikaJ bebas pamselrnnol sebagai mekanislllc hepatoprotektor pada tikns putih galur Sprague Dawl<:v. [skripsi]. Bogor: Fakullas Matematika dan IImu Pengctahuan Almn, Institut Pertallian Bogor.
Batubara I, Achmadi SS, Iskandriali 0, Hanafi M. 2004. Glikosida akar kuning (Arca/lgelisia .flam (L.) Merr) sebagai hepatoprotektor: Ekstraksi, pemisahan, dan bioaktivitasnya. J Natllr II1(/ollc,<; 17: 14-20.
Beutler lA, Kashman Y, Carrdclliina JII, Alexander RMA, Balachak MS, Prather TR, Shoemaker IU I, Boyd MR. 1997. Isolalion and characterization of novel cytotoxic saponins from Arcltidcndron ellipticum.
Harbome lB. 1987. Me(ode P;tokimia. Pelllll1tllll Cara Modern Menganalisis Twnhllhall. Padmawinata K, pener:icmah. i1alJ(]ung: ITB.
Iwalokun BA e( al. 2006. 'Iepatoprotective and antioxidant activities of Vernonia amygdalina on acetaminophen-induced hepatic uamage in mice. J Med Food. 9:524-530.
lanbaz KH & Gilani All. 2000. Studies on preventive and curative effect of berberine on chemical-induced hepatotoxicity in rodents. Fitoterapia 71: 25-33.
Kayun SP. 2003. Ekstrak kasar saponin dari akar kuning sebagai hepatoprotektor [skripsi]. 13ogor: Fakultas Matematika dan I1mu Pengetalman Alam, Institut Pertanian i1ogor.
Lacaille D, Wagner JI. 1996. A review of the biological and phannacological activities of saponins. Phytomed 2:363-3R9.
Marlian" N. 2005. Polensi ekstrak dnging buah l11ahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Hocr1.) sebagai hepatoprotektor padn tikus putih galur Sprague Dawley. [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dall II111U Pengetnhuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Meistiani Y. 200 I. Isolasi dan iti<.'nli fibsi scnyawa alkaloid dad akar kuning (Arcallgeli.~ia ./lal'll (L.) Merr) [skripsiJ. Bogor: Fakultas Matematika dan IInm Pcngelahuan Alam, Instilut Pertanian Bogor.
12R
~DJ1J~ Jakarta, 9-10 Oktober 2012
Meyer BN et at. 1982. Brine shrimp: a convenient general bioassay for active plant constituent. Planta Med 45: 3\-34.
Nuraini. 2005. Pencirian saponin dari batang tanaman akar kuning (Arcallgelisia f/al'a (L.) Merr) [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Nuryanti S. 1993. Identifikasi senyawa alkaloid dari batang kayu kuning [tesis]. Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas Gajah Mada.
Olaleye MT, Rocha JBT. 2008. Acetaminophen-induced liver damage in mice: Effect of some medicinal plants on the oxidative defense system. J Pharm. 59:319-327.
Robinson T. 1995. Kwullingall Kimia Organik Tallamall Tillggi. Bandung: Penerbit ITO.
Rumampuk RJ. 2001. Elusidasi struktur saponin dari biji Barringtollia asiatica L. Kurz [disertasiJ. Bandllng: Universitas Padjadjaran.
129