PROSES PEMBENTUKAN ZEOLIT

Post on 09-Feb-2016

459 views 182 download

Transcript of PROSES PEMBENTUKAN ZEOLIT

PROSES PEMBENTUKAN ZEOLIT

Secara geologi, zeolit ditemukan dalam batuan tufa dari reaksi antara batuantufa asam berbutir halus dan bersifat riolitik dengan air poriatau air meteoric (air hujan). Zeolit terbentuk dari hasil sedimentasi debu vulkanik yang telah mengalami proses alterasi. Ada empat proses sebagai gambaran awal terbentuknya zeolit, yaitu proses sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan danau yang bersifat alkali, proses alterasi, proses diagenesis dan proses hidrotermal.

1. Proses sedimentasi

Pada tahap ini, terbentuk karena proses sedimentasi, yakni meliputi pelapukan, dapat berupa pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Erosi dantransportasi terutama dilakukan oleh media air. Proses pengendapan terjadi jikaenergi transport sudah tidak mampu mengangkut detritus tersebut. Kerangka tektonik pada suatu proses sedimentasi adalah sebagai kombinasiantara adanya penurunan (subsiding), keadaan stabil dan pengangkatan (rising)dari elemen-elemen tektonik di daerah batuan asal dan daerah pengendapan.

1. Alterasi

Alterasi merupakan perubahan komposisi mineralogy batuan (dalam keadaan padat) karena pengaruh suhu dan tekanan yang tinggi, dan tidak dalam kondisi isokimia menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida atau sulfide logam. Proses alterasi merupakan peristiwa sekunder pembentukan batuan. Alterasi terjadi pada intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan pada struktur tertentu yang memungkinkan masuknya air meteoric untuk dapat mengubah komposisi mineralogy batuan (Kaharmen, 2008).

3.Proses Diagenesis

Diagenesis merupakan proses fisika, kimia dan biologi yang secara umum mengubah sedimen menjadi batuan sedimen. Diagenesis kemungkinan berlanjut bekerja setelah sedimen menjadi batuan, mengubah tekstur dan mineraloginya. Proses diagenesis material organik yang diakibatkan oleh proses biologis lebih dominan terjadi dalam sedimen yang baru terendapkan (recently deposited) dan biasa terjadi pada kedalaman hingga 2 km serta temperatur maksimal 75oC.

Proses diagenesis

a. Kompaksi

Kompaksi adalah proses yang menyebabkan volume sedimen berkurang. Ini dihasilkan oleh tekanan penutup (overburden), yang diakibatkan oleh berat dari sedimen dan batuan di atasnya. Tekanan ini mengakibatkan penyusunan kembali butiran dan pengeluaran fluida, hal ini menghasilkan pengurangan porositas batuan sedimen. Kemungkinan tingkat kompaksi merupakan fungsi dari ukuran butir, bentuk butir, pemilahan, porositas awal dan jumlah fluida yang terdapat dalam sedimen.

b. Rekristalisasi dan pelarutan

Rekristalisasi adalah proses dimana kondisi fisika dan kimia menyebabkan pengorientasian kembali Kristal lattice pada butir mineral. Rekristalisasi bekerja melalui pelarutan dan presipitasi dari fase mineralyang terdapat pada batuan. Ketika fluida melewati batuan atau sedimen, komponen pada sedimen yang tidak stabil karena tekanan, pH, dan temperature akan mengalami pelarutan. Kemudian material yang terlarut ituakan mengalami transportasi dan akan terpresipitasi pada pori-pori sedimenyang memiliki kondisi yang berbeda.

c. Sementasi

Sementasi adalah proses di mana terjadi presipitasi kimia pada pembentukan kristal baru, terbentuk didalam pori-pori sedimen atau batuanyang mengikat satu butir dengan butir lainnya. Semen yang umum yaitu kuarsa, kalsit dan hematit.

d. Autigenisasi

Autigenesis (neocrystalitation) adalah proses saat fase mineral baru mengalami kristalisasi didalam sedimen atau batuan selama proses diagenesis maupun setelahnya. Mineral baru terbentuk melalui reaksi didalam fase yang terdapat dalam sedimen atau batuan, danjuga muncul karena presipitasi dari material yang masuk melalui fase fluida, atau dihasilkan dari kombinasi sedimen primer dan material yang masuk. Beberapa yang tergolong dalam fase

autogenesis, silikat seperti kuarsa, carbonat seperti kalsit dan dolomite, evaporate mineral seperti gypsum dan oksida seperti hematite.

e. Replacement

Replacement yaitu proses ketika mieral baru menggantikan (secara kimia dan fisika) kondisi dalam pada endapan mineral. Replacement mungkin bersifat:

a. Neomorphic, yang mana butiran yang baru memiliki fase yang sama dengan asalnya atau polimorpisme dari fase asalnya.

b. Pseudomorfic, yang mana fase baru merupakan tiruan dari bentuk eksternal dari fase yang digantikan tetapi fasenya berbeda.

c. Allomorphic yaitu replacement dalam bentuk fase baru yang biasanya berbeda bentuk kristalnya dan menggantikan sepenuhnya fase sediment asal.

Fase replacement sama beragamnya dengan fase autigenesis, tetapi fase replacement yang penting yaitu dolomite, opal, kuarsa dan ilite.

f. Bioturbasi

Bioturbasi adalah aktifitas biologis yang terjadi dekat permukaan, termasuk burrowing, boring dan pencampuran sedimen oleh organisme. Pada beberapa kasus proses ini dapat meningkatkan kompaksi, menghancurkan laminasi dan perlapisan. Selama proses bioturbasi beberapa organisme mempresipitasikan material yang berfungsi sebaga isemen. (Geofact, 2010)

4.Proses hidrotermal

Produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah suatu larutan yang disebut larutan magmatik yang mungkin dapat mengandung konsentrasi logam yang dahulunya berada dalam magma. Larutan magmatik ini yang juga disebut larutan hidrotermal banyak mengandung logam-logam yang berasal dari magma, yang sedang membeku dan diendapkan di tempat-tempat sekitar magma yang sedang membeku tadi. Larutan yang makin jauh dari magma,akan makin kehilangan panasnya. Dalam perjalanan menerobos batuan, larutan hidrotermal akan mendepositkan mineral-mineral yang dikandungnya di rongga-rongga batuandan membentuk deposit celah (cavity filling deposit ) atau melalui proses metasomatik membentuk deposit pergantian (replacement deposit ).

Berikut adalah penjelasan umum tentang macam –macam deposit ;

a.Deposit hipotermal.

Secara umum deposit hipotermal atau deposit replasemen terjadi pada kondisi suhu dan tekanan tinggi, pada daerah lebih dekat dengan batuan intrusifnya

b.Deposit epitermal

Depositepitermalatau deposit celah adalah deposit yang lebih banyak terjadi di daerah dengan suhu dan tekanan rendah yang terletak agak jauhdari batuan intrusifnya.