prosa fiksi SMP

Post on 26-Jun-2015

440 views 28 download

Transcript of prosa fiksi SMP

BAHAN PELATIHAN

PROSA FIKSIMa’mur Saadie

GENRE SASTRA - esai - kritik - biografi nonimajinatif - otobiografi - sejarah - memoarSASTRA - catatan harian Puisi

imajinatif Prosa Fiksi Drama

PROSA FIKSI

dongeng hikayat

cerpen novel

LAMA BARU

PENGERTIAN PROSA FIKSIProsa fiksi prosa naratif yang bersifat

imajiner.

Prosa fiksi = cerita rekaan.

Meskipun bersifat rekaan, prosa fiksi biasanya masuk akal.

Prosa fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesamanya.

PROSA FIKSI LAMA

• Dongeng : cerita fantasi yang kejadian-kejadiannya tidak faktual, sering tidak mirip dengan kehidupan. • Mite: cerita perihal dewata, terjadinya bumi dan segala isinya.• Legenda: Dongeng yang dicari hubungannya dengan alam.• Sage: cerita yang mengandung unsur sejarah dan dihiasi dengan kesaktian dan keajaiban.• Fabel: cerita mengenai kehidupan binatang yang berperilaku sebagai manusia.• Parabel: cerita khayal yang mengandung ajaran dan bersifat didaktis.

• Hikayat: cerita panjang penuh khayalan.

Adado

ngeng

adahikayat

DONGENG, HIKAYAT, CERPEN, NOVEL

Apa bedanya?

Panjang?

Pendek?

Faktual?

Mengandung unsur keajaiban?

CIRI KHAS CERPEN

pendek padat padu

Lebih dekat dengan puisiSatu kesan yang tunggal

Dapat dibacaSekali duduk

Mengapa cerpen lebih pendek dari novel?

Terdapat digresi Terdapat penyegeraan

Pelaku lebih banyak Hanya 2-3 orang

pelaku utama

Kesannya kompleks Kesannya tunggal

NOVEL CERPEN

CERPEN VS NOVEL

Apabila sebuah novel dipenggal, mungkinkan penggalannya itu menjadi cerpen?

Tidak! Sebab cerpen merupakan

cerita utuh yang selesai.

APABILA NOVEL ITU GAJAH, CERPEN BUKAN GAJAH KECIL

Bagaimana kalau novel diringkas? Mungkinkah ringkasannya menjadi cerpen?

Tidak. Kalau novel itu gajah, cerpen

bukanlah gajah kecil. Cerpen adalah binatang lain.

Edgar Allan Poe, bapak cerpen Amerika: cerpen dapat dibaca dalam sekali duduk (dalam waktu di bawah satu jam).

NOVELET

Ukuran pendek cerpen sangat relatif.

CERITA PENDEK

short short story

long short story

MIDLEshort story Novelet

(novel pendek)

1. Tema ide sebuah cerita yang terkandung dalam keseluruhan cerita.

Dalam sebuah cerita terdapat banyak ide. Ide yang hanya terliput dalam sebagian cerita, bukanlah tema.

Kadang-kadang tema dijadikan judul

cerita seperti Salah Asuhan.

Unsur-unsur Prosa Fiksi

2. Alur (Plot) dan Pengaluran

Plot rangkaian kejadian yang dibangun

berdasarkan hukum sebab akibat. Sebuah peristiwa menyebabkan terjadinya peristiwa lain dan/atau disebabkan oleh peristiwa lain.

Pengaluran cerita harus berkaitan dengan unsur lain seperti tokoh (karakter) dan latar (setting).

Sebuah plot cerita harus membangkitkan rasa penasaran pembacanya sehingga pembaca terdorong untuk membaca bagian-bagian cerita sampai selesai.

suspense Plot cerita

harus membangkitkan

rasa penasaran pembacanya

sehingga

pembaca terdorong untuk membaca bagian-bagian cerita

sampai selesai.

TIGA SERANGKAI

Plot, setting, tokoh saling berkaitan

Manakah yang menjadi penyebab?

plotlatar

tokoh

saling berpengaruh

1) Situation: tahap pengenalan situasi latar dan tokoh cerita.

2) Generating circumtances: tahap pemunculan konflik.

Masalah atau peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai bermunculan.

3) Rising action: tahap meningkatnya konflik.4) Climax: konflik cerita mencapai puncaknya.5) Denouement: ketegangan mengendur dan

konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian.

Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah pelaku cerita.

Tokoh dalam sebuah cerita bersifat unik, yakni seorang tokoh berbeda dengan tokoh lainnya.

TEKNIK PENOKOHAN

1) Karakter tokoh digambarkan secara langsung oleh pengarang.

2) Karakter tokoh disajikan melalui apa yang dilakukannya.

3) Karakter tokoh disajikan melalui deskripsi tempat.4) Karakter tokoh disajikan melalui dialog.5) Karakter tokoh disajikan melalui deskripsi fisik tokoh6) Karakter tokoh disajikan melalui pikiran-

pikirannya.

Macam-macam Tokoh

1. Tokoh Utama adalah tokoh yang dominan dalam cerita.

2. Tokoh Tambahan adalah tokoh yang tidak dominan.

3. Tokoh Protagonis adalah tokoh yang mengundang simpati pembaca.

4. Tokoh antagonis adalah tokoh penentang tokoh protagonis.

4. Latar (Setting)Latar harus menggambarkan latar tempat, latar waktu, dan latar budaya.

Latar dalam sebuah fiksi harus mendukung suasana cerita.

Latar cerita menentukan tokoh, tema, dan plot

cerita.

• 5. Sudut Pandang (Point of View)a. Omniscient point of view (sudut pandang yang berkuasa)

Pengarang bertindak sebagai pencerita yang serba tahu tentang perasaan dan jalan pikiran tokoh cerita.

b. Objective point of viewPengarang bertindak sebagai pencerita yang

hanya menyuguhkan apa yang terlihat.c. Point of view orang pertama

Tokoh orang pertama (aku atau saya) sebagai juru cerita.

d. Point of view peninjau Pengarang memilih salah seorang tokohnya untuk bercerita.

Berkaitan dengan sudut pandang ini, ada yang perlu diperhatikan, yakni apa yang oleh

Luxemburg dkk. disebut sebagai visi terhadap dunia rekaan.

Ketika peristiwa-peristiwa disajikan dalam suatu

cerita, maka peristiwa-peristiwa itu berpangkal

pada suatu visi (pandangan) tertentu. Pengarang harus memilih suatu sudut tempat ia

berdiri memandang peristiwa-peristiwa itu terjadi.

VISI Seseorang yang dipandang pandai dilihat

dari penduduk sebuah perkampungan sederhana, terlihat tidak memiliki keistimewaan dipandang dari ruang para guru besar.

Seorang tokoh kurang baik dalam lingkungan orang-orang salih, terpandang salih dalam pandangan orang-orang yang berada dalam lingkungan para penjahat.

VISI Ukuran luas sebuah lapangan atau

ruangan berbeda bagi seorang tokoh kanak-kanak dengan tokoh orang dewasa.

Ukuran mewah sebuah menu makanan berbeda bagi seorang miskin dengan seorang kaya raya.

Kucing merupakan makhluk raksasa dalam dunia semut, tetapi kerdil dalam lingkungan harimau.

6. Gaya BahasaBahasa dalam sebuah cerita merupakan

unsur yang sangat penting.

Setiap pengarang memiliki gaya tutur yang berbeda-beda.

Gaya bahasa lebih luas cakupannya dari

pada sekadar majas. Gaya bahasa biasanya menjadi ciri khas

pengarang yang berbeda dengan pengarang yang lain.

7. Moral

Moral cerita biasanya menggam-barkan pandangan hidup pengarang-nya. Moral cerita tidak tunggal. Sebuah cerita biasa mengandung banyak moral. Moral dapat tersirat dalam alur, dalam karakter tokoh, dalam latar, dan dalam bahasa cerita.

Moral merupakan hikmah cerita.

Moral sebuah cerita mung-kin merupakan amanat pe-ngarang yang disampaikan melalui sebuah cerita.

MORAL CERITA

Pada aspek mana kita dapat menangkap

moral cerita?

plot

latar tokohbahasa

1. Bagaimana menumbuhkan minat siswa tehadap karya sastra?

2. Mengapa siswa kurang berminat terhadap karya sastra?

3. Bagaimana seharusnya kita mengajarkan karya sastra?

4. Bagaimana cara mengatasi kekurangan fasilitas pembelajaran sastra?

• 9. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membacakan cerpen adalah sebagai berikut,

• kecuali• a. vokal c. gestur• b. mimik d. casting• 10. Berdasarkan kategori usia, novel dapat

dibedakan ke dalam novel anak, remaja, dan • dewasa. Yang termasuk kategori novel

remaja adalah• a. teenlit c. dongeng• b. cerita fantasi d. kisah

• 1. Yang termasuk ke dalam karya prosa-fiksi lama adalah

• a. novel c. gurindam• b. hikayat d. mantra• 2. Dongeng tentang Gua Lawa di Bali adalah jenis

prosa lama Indonesia yang termasuk • kategori• a. fabel c. hikayat• b. legenda d. cerita penggeli hati

• 3. Aku sering merasa takut sekaligus jijik pada laki-laki itu. Wajahnya mirip kamar

• sempit penuh sarang laba-laba. Matanya seperti orang sakit mata, dan kalau

• berbicara, kecoak-kecoak busuk seakan memenuhi perutnya untuk menyebarkan bau

• melalui mulutnya. Kalimat tersebut adalah contoh deskripsi salah satu karya prosa

• fiksi, yaitu• a. latar c. alur• b. penokohan d. sudut pandang• 4. “Kota Harmoni” cerpen karya Idrus adalah salah satu contoh karya prosa

modern • Indonesia yang termasuk angkatan• a. Balai Pustaka c. 1945• b. Pujangga Baru d. 1966

• 5. Di bawah ini adalah jenis-jenis karya prosa-fiksi, kecuali• a. novel c. hikayat• b. cerpen d. biografi• 6. Pembelajaran Apresiasi prosa-fiksi pada jenjang SMA dalam KTSP

terintegrasi dalam • empat keterampilan berbahasa. Meskipun demikian, dalam prosesnya,

pembelajaran • tersebut hendaknya diarahkan pada langkah-langkah apresiasi sastra.

Yang terurai di • bawah ini adalah langkah-langkah apresiasi, kecuali• menghapal teori-teori sastra• mengalami keterlibatan jiwa dengan karya yang dibaca• mampu menilai dan menghargai kemampuan teknis pengarang dalam

menyampaikan gagasan dan pengalamannya dalam karyanya• menemukan relevansi karya tersebut dengan kehidupan

• 7. Di bawah ini adalah kegiatan yang merupakan kegiatan apresiasi prosa-fiksi, kecuali

• menyaksikan pembacaan cerpen• menulis cerpen dengan kata-kata sendiri dari karya cerpen yang dibaca• mengungkapkan kritik terhadap novel yang dibaca• menghapal teori-teori tentang prosa-fiksi• 8. Berikut ini adalah tujuan pembelajaran apresiasi prosa-fiksi di SMA,

yakni agar siswa• dapat menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa

• agar menguasai teori-teori tentang pendekatan pengkajian prosa-fiksi• berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku• tidak ada yang benar