Post on 06-Feb-2016
description
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAk)
PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DI RUANG SENA RSJD SURAKARTA
1. Latar Belakang
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia sering sekali diikuti dengan
gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien
menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan
halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok
(TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien
yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien
dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.
2. Pengertian
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang
(stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987).
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa didukung oleh stimulus
yang nyata dengan kata lain klien menginterprestasikan tanpa adanya raangsangan dari
luar (Budi Anna Keliat, 2005).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien member persepsi atau
pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata (Direja, 2011).
Jenis Halusinasi
Menurut Stuart (2007), jenis halusinasi antara lain :
a. Halusinasi pendengaran (auditorik) 70%. Karakteristik ditandai dengan mendengar
suara, teruatama suara – suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang
sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk
melakukan sesuatu.
b. Halusinasi penglihatan (Visual) 20%. Karakteristik dengan adanya stimulus
penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun
dan / atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau
menakutkan.
c. Halusinasi penghidu (olfactory). Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk,
amis dan bau yang menjijikkan seperti : darah, urine atau feses. Kadang – kadang
terhidu bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan
dementia.
d. Halusinasi peraba (tactile). Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau
tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang
dari tanah, benda mati atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap (gustatory). Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu
yang busuk, amis dan menjijikkan, merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin
atau feses.
f. Halusinasi sinestetik. Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti
darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.
g. Halusinasi Kinesthetic. Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
Fase Halusinasi
Fase halusinasi ada 4 yaitu (Stuart dan Laraia, 2001):
a. Tahap 1: halusinasi bersifat tidak menyenangkan
Gejala klinis:
1) Menyeriangai/tertawa tidak sesuai
2) Menggerakkan bibir tanpa bicara
3) Gerakan mata cepat
4) Bicara lambat
5) Diam dan pikiran dipenuhi sesuatu yang mengasikkan
b. Tahap 2: halusinasi bersifat menjijikkan
Gejala klinis:
1) Cemas
2) Konsentrasi menurun
3) Ketidakmampuan membedakan nyata dan tidak nyata
c. Tahap 3: halusinasi bersifat mengendalikan
Gejala klinis:
1) Cenderung mengikuti halusinasi
2) Kesulitan berhubungan dengan orang lain
3) Perhatian atau konsentrasi menurun dan cepat berubah
4) Kecemasan berat (berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk).
d. Tahap 4: halusinasi bersifat menaklukkan
Gejala klinis:
1) Pasien mengikuti halusinasi
2) Tidak mampu mengendalikan diri
3) Tidak mamapu mengikuti perintah nyata
4) Beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah salah satu terapi modalitas dalam terapi
keperawatan jiwa. Terapi ini berbentuk terapi kelompok dimana klien belajar
mengkomunikasi perasaan positif.
Kelompok kami mengambil TAK dengan stimulasi persepsi pada klien halusinasi
dikarenakan klien yang kami ikut sertakan dalam kegiatan ini mengalami halusinasi.
Metodenya sharing persepsi dan experience, dengan cara klien bertukar pikiran tentang
pengalaman Halusinasi yang dialami. Terapi aktivitas kelompok halusinasi adalah
aktivitas berupa stimulasi dan persepsi,
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Klien mampu melakukan TAK persepsi sensori
b. Tujuan Khusus
Klien dapat mengenal halusinasi
Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
Klien mengenal situasi terjadiinya halusinasi
Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi
4. Kriteria Pasien
a. Klien yang sudah kooperatif dan tenang.
b. Klien tidak cacat fisik atau tidak ada kekurangan anggota tubuh seperti; tangan dan
kaki
c. Klien yang komunikasi verbalnya baik.
d. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan gangguan persepsi sensori:
halusinasi
e. Klien yang bisa membaca dan menulis.
f. Tidak di bawah pengaruh obat, sehingga menghambat aktivitas.
contoh : mengantuk berat, tremor, kehilangan asosiasi.
5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Tempat : Ruang Rehabilitasi RSJD Surakarta
b. Hari/Tanggal : Kamis-Selasa/25 Oktober-29 Oktober 2012
c. Pukul : ± 10.00 – 11.00 Wib (60 menit)
6. Nama Klien
a. Tn. E
b. Tn. P
c. Tn. N
d. Tn. K
e. Tn. Ks
f. Tn. J
7. Metode
a. Diskusi dan Tanya Jawab
b. Bermain Peran/Stimulasi
8. Media dan Alat
a. Spidol
b. Papan tulis/ whiteboard/flipchart.
c. Lektop
d. Spiker
9. Susunan pelaksanaa. Leaderb. Co-Leaderc. Fasilitatord. Observer
10. Uraian tugas pelaksanaa. Leader
Tugas :
- Memimpin jalannya TAK
- Merencanakan,mengontrol, dan mengatur jalanya terapi
- Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
- Memimpin diskusi kelompok
- Memberi motivasi kegiatan TAK.
b. Co Leader
- Membuka acara
- Mendampingi leader
- Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
- Menggantikan leader jika leader pasif.
c.Observer
- Mengawasi jalanya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,proses sampai
selesai
- Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia)
- Mengingatkan waktu kepada Leader atau Co Leader, jika akan selesai
d. Fasilitator
- Memperhatikan kehadiran peserta sebagai role model.
- Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta.
- Membantu klien dalam kegiatan terapi.
- Memperhatikan keadaan dan sikap para peserta.
11. Setting TAK
a. Terapis dan klien duduk bersamaan membentuk dua barisan
b. Tempat yang tenang dan nyaman
12. Tata tertib dan Program Antisipasi
a. Tata Tertib
Apabila ada klien yang ingin meninggalkan kelompok , harus minta izin
dengan para terapis.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
b. Program Antisipasi
Memanggil klien.
Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien
lain.
Panggil nama klien
Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah
dipilih.
1
23
6
6
6
6
6
6
5
44
Keterangan :
1. Papan tulis
2. Leader
3. Co leader
4. Fasilitator
5. Observer
Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien
tersebut.
Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
pesan pada kegiatan ini.
13. Langkah-langkah kegiatan:
1. Persiapan
a. Memilih klien dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan sensori perseptual:
halusinasi
b. Membuat kontrak yang jelas dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempatnya.
2. Orientasi
a. Salam Teraputik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama dan nama panggilan klien (beri papan nama).
b. Evaluasi/Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal
suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi
terjadinya, dan perasaan klien saat terjadi.
2) Terapis menjelaskan aturan kegiatan:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
b) Lama kegiatan 60 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahapan Kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal halusinasinya
tentang isi, waktu, situasi pencetus, perasaaan klien dan cara menghardik saat terjadi
halusinasi.
b) Sebelum permainan setiap klien akan dipersilahkan untuk memperkenalkan diri:
nama lengkap, nama panggilan dan hobi.
c) Fasilitator memberikan balon kepada masing-masing pasangan.
d) Tape recorder di putar dan balon dilempar ke teman disampingnya sampai dengan
lagu berhenti.
e) Klien yang mendapat tugas di minta untuk berdiri dan terapis meminta klien
menceritakan isi, waktu, situasi, frekuensi, dan perasaan klien pada saat mengalami
halusinasi. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.
f) Beri pujian pada klien yang dapat melakukan dengan baik.
g) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, perasaan klien terhadap halusinasi.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak Lanjut
Terapis menjelaskan kembali mengenai halusinasi yang dialami oleh peserta.
c. Kontrak Yang Akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang yaitu tentang: mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik.
2) Menyepakati waktu dan tempatnya.
14. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
No Nama KlienMenyebutkan isi halusinasi
Menyebutkan waktu terjadinya
halusinasi
Menyebutkan situasi dan frekwensi yang bisa
menimbulkan halusinasi
Perasan saat terjadi serta akibat yang
halusinasi
1 Tn. E
2 Tn. P
3 Tn. N
4 Tn. K
5 Tn. Ks
6 Tn. J
Petunjuk:
a) Tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK pada kolom.
b) Untuk setiap klien diberi poin/penilaian kemampuan mengenai halusinasi, isi, waktu
terjadinya serta situasi dan perasaanya.
1. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi halusinasi
sesi 1 mengenal halusinasi klien mampu menyebutkan halusinasi (menyuruh
mengikuti suara itu), waktunya (16.30 WIB) dan situasinya (saat sedang melamun
dan mau tidur). perasaan saat halusinasi terjadi (jengkel dan kesal). Anjurkan kepada
klien untuk mengidentifikasi halusinasinya yang timbul dan menyampaikannya
kepada perawat.
15. Anggota kelompok
1. Leader : I made yase sanjaya
2. Co leader : Widiyono
3. Observer : Anggit prakasiwi
4. Fasilitator :1. Maya
2. Tika
3. Desi
Daftar Pustaka
Kelliat.B A, 2005, Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok, EGC, Jakarta
Maslim. R, 2003, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III, Bag. Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya, Jakarta
Nurjannah I, 2004, Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa, Mocomedia, Yogyakarta
Tim keperawatan jiwa, 2009, Panduan praktikum keperawatan jiwa,stikes jenderal a yani yogyakarta
Direja ade HS, 2011, Buku Asuhan Keperawatan Jiwa, Nuha Medika, Yogyakarta
PROPOSAL
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
Pada Pasien dengan Halusinasi
Oleh
Kelompok Ruang Sena