Post on 03-Feb-2018
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 1
ARTIKEL
Sistem Mss (Mobile Service Switching), Sistem Telekomunikasi Indonesia, Sistem Satelit
Domestik (Geo) dan Sistem WDM (Wavelength-division multiplexing ).
Dibuat dalam rangka pengumpulan tugas Akhir Semester mata kuliah TELEKOMUNIKASI.
Disusun oleh:
1. Arief Nurrahman 13/344448/sv/02964
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 2
Sistem Mss
(Mobile Service
Switching),
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 3
I. Mobile service Switching Center (MSS)
MSS adalah suatu sistem komunikasi berbasis satelit dimana sistem ini membutuhkan satelit
sebagai repeaternya sehingga memiliki coverage yang sangat luas. User tidak perlu kuatir
akan kendala blank spot atau tidak mendapatkan sinyal selama berada di dalam jangkauan
satelit. MSS ini sangat cocok untuk digunakan di daerah yang belum terjangkau oleh jaringan
teresterial. MSS ini bekerja pada frekuensi 1-3 GHz sehingga dapat menggunakan antena
sederhana untuk akses ke segmen angkasa.
Mobile Satellite Telephony
Salah satu dari layanan yang disediakan oleh MSS adalah Mobile Satellite Telephony.
Layanan ini dapat digunakan untuk berkomunikasi antara user yang bergerak satu ke user
yang bergerak lainnya. Telepon satelit ini mempunyai 2 tujuan yaitu yang pertama bisnis
internasional menggunakan sistem komunikasi bergerak yang memiliki jangkauan global.
Satelit menyediakan jangkauan yang benar-benar global karena jangkauan untuk satelit
sangan luas yang tidak mungkin disediakan oleh teresterial dimana satu BTS memiliki
jangkauan yang sangat terbatas. Tujuan kedua adalah untuk melayani daerah yang tidak
terlayani oleh jaringan teresterial.
Alokasi Frekuensi
Komunikasi satelit menggunakan gelombang elektromagnetik untuk komunikasi antara satelit
dengan stasiun bumi dan sebaliknya. Pita frekuensi yang digunakan untuk komunikasi satelit
diatas 100MHz. Satelit memanfaatkan frekuensi diatas 100MHz karena frekuensi dibawah
100MHz dipantulkan oleh ionosfer atau mengalami pembelokan arah sinyal dari yang
sebenarnya karena pembiasan dari ionosfer. Karena spektrum frekuensi sangat terbatas,maka
alokasi frekuensi ini harus diatur sedemikian rupa agar penggunaan frekuensi dapat
efisien.International Telecommunication Union (ITU) adalah suatu institusi yang mengatur
alokasi frekuensi. ITU juga mengatur frekuensi yang dapat digunakan untuk berbagai layanan
pada sistem komunikasi satelit seperti messaging, voice, fax, MSS (Mobile Satellite Service)
dan sebagainya.
Pengalih (Switching)
Pengalih (Switching) yang menyediakan layanan-layanan dan koordinasi antar pemakai
telepon bergerak dalam sebuah jaringan dan pada jaringan-jaringan lain (eksternal). MSC
menghubungkan dan memutuskan semua panggilan antaramobile station dan jaringan telepon
pengalihan publik (Public Swtich Telpon Network :PSTN) dan mobile station-mobile
station lain. 2.Fungsional yang ada dalam sebuah jaringan bergerak yang melakukan
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 4
pengalihan (switching), pengarahan (routing), memerintahkan (charging), pencatatan diantara
perusahaan-perusahaan operasi dan tugas-tugas mengontrol panggilan. MSC memainkan
peran antarmuka (interface) antarabase station-base station, MSC lain dan jaringan-jaringan
tetap seperti PSTN.
Sistem PSTN
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 5
Sistem
Telekomunikasi
Indonesia
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 6
II. SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER DI INDONESIA
Telekomunikasi seluler di Indonesia adalah sebuah substansi yang
mencakup keseluruhan hal yang berhubungan perkembangan telekomunikasi
seluler yang terjadi di Indonesia. Telekomunikasi seluler mulai dikenal sejak
tahun 1984, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang paling awal
mengadopsi teknologi seluler versi komersial. Teknologi seluler yang
digunakan saat itu adalah NMT (Nordic Mobile Telephone) dari Eropa, disusul
oleh AMPS (Advance Mobile Phone Sistem), keduanya dengan sistem analog.
Teknologi seluler yang masih bersistem analog itu seringkali disebut sebagai
teknologi seluler generasi pertama (1G). Pada tahun 1995 diluncurkan teknologi
generasi pertama CDMA (Code Division Multiple Access) yang
disebut ETDMA (Extended Time Division Multiple Access) melalui
operator Ratelindo yang hanya tersedia di beberapa wilayahJakarta, Jawa Barat,
dan Banten.
Sementara itu di dekade yang sama, diperkenalkan
teknologi GSM (Global System for Mobile) yang membawa teknologi
telekomunikasi seluler di Indonesia ke era generasi kedua (2G). Pada masa ini,
layanan pesan singkat (Inggris: short message service) menjadi fenomena di
kalangan pengguna ponsel berkat sifatnya yang hemat dan praktis.
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 7
Teknologi GPRS (General Packet Radio Service) juga mulai diperkenalkan,
dengan kemampuannya melakukan transaksi paket data. Teknologi ini kerap
disebut dengan generasi dua setengah (2,5G), kemudian disempurnakan
oleh EDGE(Enhanced Data Rates for GSM Environment), yang biasa disebut
dengan generasi dua koma tujuh lima (2,75G). Telkomsel sempat mencoba
mempelopori layanan ini, namun kurang berhasil memikat banyak pelanggan[2]
.
Pada tahun 2001, sebenarnya di Indonesia telah dikenal teknologi CDMA
generasi kedua (2G), namun bukan di wilayah Jakarta, melainkan di wilayah
lain, seperti Bali danSurabaya[3]
.
Pada 2004 mulai muncul operator 3G pertama, PT Cyber Access
Communication (CAC), yang memperoleh lisensi pada 2003. Saat ini, teknologi
layanan telekomunikasi seluler di Indonesia telah mencapai generasi ketiga-
setengah (3,5G), ditandai dengan berkembangnya teknologi HSDPA(High
Speed Downlink Packet Access) yang mampu
memungkinkan transfer data secepat 3,6 Mbps.
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 8
A. Sejarah Telekomunikasi di Indonesia
1. 1984 teknologi seluler di perkenalkan di Indonesia
2. 1985-1992 penggunaan teknologi seluler berbasis analog generasi
1 (1G)
3. 1993 awal pengembangan GSM
4. 1994 kemunculan operator GSM pertama
5. 1995 kemunculantelepon rumah nirkabel
6. 1996 awal perkembangan layanan GSM
7. 1997-1999 telekomunikasi seluler pada masa krisis moneter
8. 2000-2002 deregulasi dan kemunculan operator CDMA
9. 2003-2004 kemunculan operator 3G pertama
10. 2005-2008 era reformasi
11. Periode 2009
12. Periode 2010
Prospek telekomunikasi seluler di Indonesia
Referensi
Pranala luar
B. MACAM-MACAM TELEKOMUNIKASI SELULER DI
INDONESIA
GSM (Global System for Mobile Communication)
Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah
teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak
diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon
genggam. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan
pengiriman sinyalyang dibagi berdasarkan waktu, sehingga
sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 9
standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai
teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia.
·
Global System for Mobile Communication atauGSM.
pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular
untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard
Institute). Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal
kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan
butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar.
PadaSeptember 1992, standar type approval untuk handphone disepakati dengan
mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item pengujian dalam
memproduksi GSM. Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi
perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per
area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS
(Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz.
· Keunggulan GSM sebagai Teknologi Generasi Kedua (2G)
GSM, sebagai sistem telekomunikasi selular digital memiliki keunggulan yang
jauh lebih banyak dibanding sistem analog, di antaranya:
ü Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital di mana
penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja
sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan
oleh pengguna lain.
ü Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan roaming
mancanegara
ü Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi
memungkinkan servis lain seperti teks, gambar, dan video.
ü Keamanan sistem yang lebih baik
ü Kualitas suara lebih jernih dan peka.
ü Mobile (dapat dibawa ke mana-mana)
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 10
Bagaimanapun, keunggulan GSM yang beragam pantas saja membuatnya
menjadi sistem telekomunikasi selular terbesar penggunanya di seluruh dunia.
CDMA (Code division multiple access)
Code division multiple access (CDMA) adalah sebuah bentuk pemultipleksan
(bukan sebuah skema pemodulasian) dan sebuah metode akses secara
bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan waktu (seperti pada TDMA)
atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara mengkodekan data
dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan
menggunakan sifat-sifat interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk
melakukan pemultipleksan.
Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang
berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa
depan.
CDMA juga mengacu pada sistem telepon seluler digital yang menggunakan
skema akses secara bersama ini,seperti yang diprakarsai oleh Qualcomm.
CDMA adalah sebuah teknologi militer yang digunakan pertama kali pada
Perang Dunia II oleh sekutu Inggris untuk menggagalkan usaha Jerman
mengganggu transmisi negaranya.
· Keuntungan CDMA
Teknologi CDMA sendiri memiliki berbagai keuntungan jika diaplikasikan
dalam sistem seluler. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
ü hanya membutuhkan satu frekuensi yang dibutuhkan untuk beberapa
sektor/cell
ü tidak membutuhkan equalizer untuk mengatasi gangguan spektrum sinyal
ü dapat bergabung dengan metode akses lainnya, tidak membutuhkan
penghitung waktu (guard time) untuk melihat rentang waktu dan penjaga pita
(guard band) untuk menjaga intervensi antarkanal
ü tidak membutuhkan alokasi dan pengelolaan frekuensi
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 11
ü memiliki kapasitas yang halus untuk membatasi para pengguna akses
ü memiliki proteksi dari proses penyadapan
TDMA (Time division multiple access)
Time division multiple access (TDMA) diperkenalkan oleh Asosiasi Industri
Telekomunikasi (Telecommunications Industry Association, TIA) yang
terakreditasi oleh American National Standards Institute (ANSI), adalah
teknologi transmisi digital yang mengalokasikan slot waktu yang unik untuk
setiap pengguna pada masing-masing saluran[1]
, dan menjadi salah
satu metode utama yang digunakan oleh jaringan digital telepon seluler untuk
menghubungkan panggilan telepon. Sinyal digital dari jaringan digital
dihubungkan ke pengguna tertentu untuk berhubungan dengan sebuah kanal
frekuensi digital tersendiri tanpa memutuskannya dengan mengalokasikan
waktu. TDMA juga merupakan metode pengembangan dari FDMA yakni setiap
kanal frekuensinya dibagi lagi dalam slot waktu sekitar 10 ms. Sistem ini juga
didukung oleh berbagai macam pelayanan untuk pengguna terakhir seperti
suara, data, faksimili, layanan pesan singkat (sms), dan pesan siaran.
Kelebihan TDMA dibanding teknologi telepon seluler lain
TDMA didesain untuk digunakan di setiap lingkungan dan situasi, dari
penggunaan tanpa kabel di daerah bisnis ke pengguna yang sering bepergian
pada kecepatan tinggi di jalan bebas hambatan (TOL).
ü Keunggulan lain dari TDMA selain meningkatkan efisiensi hubungan,
dibandingkan dengan teknologi seluler lain.
1. Dapat dengan mudah disesuaikan dengan transmisi data serta komunikasi suara.
TDMA menawarkan kemampuan untuk membawa kecepatan data dari 64 kbps
sampai 120 Mbps (diperluas dalam kelipatan 64 kbps) yang memungkinkan
operator untuk menawarkan komunikasi pribadi seperti faks, voiceband data,
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 12
dan layanan pesan singkat (SMS) serta aplikasi yang membutuhkan “pitalebar”
secara intensif seperti multimedia dan videoconference.
2. Tidak seperti teknik spread-spectrum yang dapat mengalami gangguan di antara
para pengguna yang semuanya berada pada pita frekuensi yang sama dan
berhubungan pada saat yang sama, teknologi TDMA memisahkan pengguna
dalam waktu, agar tidak mengalami gangguan dari hubungan simultan lainnya.
3. TDMA menyediakan daya hidup baterai yang lama.
4. TDMA menjalankan pengisian penyimpanan di stasiun dasar-peralatan, ruang
dan pemeliharaan, merupakan faktor penting sebagai ukuran pertumbuhan sel
yang lebih kecil.
5. Biaya penggunaan TDMA sangat efektif untuk mengubah teknologi arus sistem
analog ke digital.
6. TDMA adalah satu-satunya teknologi yang menawarkan pemanfaatan yang
efisien struktur sel hirarkis (HCS) menawarkan piko, mikro, dan macrocells.
HCS mencakup sistem yang akan disesuaikan untuk mendukung lalu lintas
tertentu dan kebutuhan pelayanan, membuat sistem kapasitas lebih dari 40-kali
AMPS dapat dicapai dengan biaya yang efisien.
7. Sistem layanan TDMA sesuai dengan penggunaan dual-mode handset, karena
adanya kepentingan sesuai dengan sistem analog FDMA.
Kelemahan TDMA dari telepon seluler lain
Dua kekurangan utama TDMA:
Penggunaan dari celah waktu yang sudah ditetapkan membuat sulit untuk
mengendalikan panggilan ke kolom berikutnya, menambah kemungkinan dari
sebuah panggilan akan terputus ketika panggilan tersebut bergerak di antara
kolom – kolom.
TDMA merupakan pokok dari penggabungan bagian-bagian distorsi, yang
berdampak ketika potongan dari perbincangan melompat mengelilingi
bangunan dan kesulitan lainnya seperti sikap pada saat perbincangan sampai
pada telepon dari urutan.
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 13
GPRS (General Packet Radio Service)
GPRS (singkatan bahasa Inggris: General Packet Radio Service, GPRS)
adalah suatu teknologi yang memungkinkan pengiriman dan
penerimaan data lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan teknologi Circuit
Switch Data atau CSD. Penggabungan layanan telepon seluler dengan GPRS
(General Packet Radio Service) menghasilkan generasi baru yang disebut 2.5G.
Sistem GPRS dapat digunakan untuk transfer data (dalam bentuk paket data)
yang berkaitan dengan e-mail, data gambar (MMS), Wireless Application
Protocol (WAP), dan World Wide Web (WWW).
· Kelebihan dan kekurangan 3G
Kelebihan: Perkembangan teknologi pita lebar bergerak menguntungkan baik
untuk dunia bisnis, pemerintahan maupun perorangan, karena semakin baru
teknologinya semakin besar data yang dapat dikirimkan dalam waktu yang lebih
singkat. Jenis data yang dapat dikirimkan juga menjadi lebih beragam, tidak
hanya huruf dan angka, tetapi juga gambar diam, gambar bergerak, dan suara.
Kekurangan: Disamping harganya lebih mahal, perlu diperhatikan aspek
keamanannya dan aspek etika di dalam penggunaan teknologi yang baru. Peran
ITU sangat penting di sini.Penyedia jasa layanan pita lebar bergerak harus
membangun jaringan baru yang memerlukan investasi yang sangat besar.
MMS (Multimedia Messaging Service)
Multimedia Messaging Service (MMS) adalah sebuah standar layanan pesan
telepon yang memungkinkan untuk mengirim pesan yang mengandung objek
multimedia, seperti gambar, audio, video, dan rich text. Layanan ini berbeda
dengan SMS (Short Messaging Service) yang hanya dapat mengirim pesan teks
saja. MMS digunakan bersama-sama dalam sebuah jaringan selular dengan
sistem perpesanan lainnya, seperti SMS, Mobile Instant Messaging, dan
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 14
Mobile E-mail. Standarisasi MMS dilakukan oleh 3GPP (3rd Generation
Partnership Project), 3GPP2, dan OMA(Open Mobile Alliance).
MMS memiliki 3 stage/tahapan :
ü Tahapan 1 – Requirements / Persyaratan (3GPP TS 22.140)
ü Tahapan 2 – System Functions / Fungsi Sistem (3GPP TS 23.140)
ü Tahapan 3 – Technical Realizations / Realisasi Teknik
1. 7. BANDWIDTH (Lebar pita)
Bandwidth / Lebar pita ) dalam teknologi komunikasi adalah perbedaan
antara frekuensi terendah dan frekuensi tertinggi dalam rentang tertentu.
Sebagai contoh, line telepon memiliki bandwidth 3000Hz (Hertz), yang
merupakan rentang antara frekuensi tertinggi (3300Hz) dan frekuensi terendah
(300Hz) yang dapat dilewati oleh line telepon ini.
· Pengertian Bandwidth
Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan
oleh sinyal dalam mediumtransmisi. Dalam kerangka ini, Bandwidth dapat
diartikan sebagai perbedaan antara komponensinyal frekuensi tinggi
dan sinyal frekuensi rendah. frekuensi sinyal diukur dalam
satuan Hertz.sinyal suara tipikal mempunyai Bandwidth sekitar 3 kHz, analog
TV broadcast (TV) mempunyaiBandwidth sekitar 6 MHz.
Bandwidth (lebarpita) dalam ilmu computer adalah suatu penghitungan
konsumsi data yang tersedia pada suatu telekomunikasi. Dihitung dalam satuan
bits per seconds (bit per detik). Perhatikan bahwa bandwidth yang tertera
komunikasi nirkabel, modem transmisi data, komunikasi digital, elektronik, dll,
adalah bandwidth yang mengacu pada sinyal analog yang diukur dalam satuan
hertz (makna asli dari istilah tersebut) yang lebih tepat ditulis bitrate daripada
bits per second.
Macam-macam Bandwitch dianytaranya:
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 15
· Digital Bandwidth
· Analog Bandwidth
· Bandwidth Komputer
· Alokasi Bandwidth
Alokasi atau reservasi Bandwidth adalah sebuah proses menentukan
jatah Bandwidth kepada pemakai dan aplikasi dalam sebuah jaringan. Termasuk
didalamnya menentukan prioritas terhadap berbagai jenis aliran data
berdasarkan seberapa penting atau krusial dan delay-sensitive aliran data
tersebut
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 16
Sistem WDM
(Wavelength-division
multiplexing )
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 17
III. Wavelength-division multiplexing
Wavelength-division multiplexing disingkat WDM adalah salah satu
teknologi multipleksing dalam komunikasi serat optik yang bekerja dengan
membawa sinyal informasi yang berbeda pada satu serat optik dengan
menggunakan panjang gelombang (warna) cahaya laser yang berbeda. Dengan
ini dapat meningkatkan kapasitas dan memungkinkan komunikasi dua arah pada
satu serat optik.
Istilah wavelength-division multiplexing biasanya diterapkan ke 'optical carrier'
(yang digambarkan berdasarkan panjang gelombangnya), sedangkan frequency-
division multiplexing biasanya digunakan pada 'radio carrier' (yang
digambarkan berdasarkan frekuensinya). Namun, karena panjang-gelombang
dan frekuensi proporsional secara inverse, dan karena radio dan cahaya adalah
bentuk dari radiasi elektromagnetik, kedua istilah ini serupa.
WDM (Wavelength Division Multiplexing)
Wavelength-division multiplexing disingkat WDM adalah salah satu
teknologi multipleksing dalam komunikasi serat optik yang bekerja dengan
membawa sinyal informasi yang berbeda pada satu serat optik dengan
menggunakan panjang gelombang (warna) cahaya laser yang berbeda. Dengan
ini dapat meningkatkan kapasitas dan memungkinkan komunikasi dua arah pada
satu serat optik.
Istilah wavelength-division multiplexing biasanya diterapkan ke 'optical carrier'
(yang digambarkan berdasarkan panjang gelombangnya), sedangkan frequency-
division multiplexing biasanya digunakan pada 'radio carrier' (yang
digambarkan berdasarkan frekuensinya). Namun, karena panjang-gelombang
dan frekuensi proporsional secara inverse, dan karena radio dan cahaya adalah
bentuk dari radiasi elektromagnetik, kedua istilah ini serupa.
Sebuah sistem WDM menggunakan multiplexer di pemancar sinyal
untuk bergabung dengan bersama-sama, dan demultiplexer pada
penerima untuk membagi mereka terpisah. Dengan tepat jenis serat adalah
mungkin untuk memiliki perangkat yang melakukan keduanya secara
bersamaan, dan dapat berfungsi sebagai multiplexer menambahkan-drop
optik . Perangkat penyaringan optik digunakan secara konvensional telah
menjadi etalons , stabil solid-state tunggal frekuensi interferometer Fabry-
Perot dalam bentuk film tipis berlapis kaca optik.
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 18
Konsep ini pertama kali diterbitkan pada 1970, dan tahun 1978 sistem
WDM sedang diwujudkan dalam laboratorium. Para WDM pertama sistem
dikombinasikan hanya dua sinyal. Sistem modern dapat menangani hingga 160
sinyal dan dengan demikian dapat memperluas dasar 10 Gb / s sistem atas
sepasang serat tunggal untuk lebih dari 1,6 Tbit / s .
Sistem WDM yang populer dengan perusahaan
telekomunikasi karena mereka memungkinkan mereka untuk memperluas
kapasitas jaringan tanpa meletakkan lebih banyak serat. Dengan menggunakan
WDM dan amplifier optik , mereka dapat mengakomodasi beberapa generasi
pengembangan teknologi di bidang infrastruktur optik mereka tanpa harus
merombak jaringan backbone.Kapasitas link yang diberikan dapat diperluas
hanya dengan upgrade ke multiplexer dan demultiplexers di kedua ujungnya.
Hal ini sering dilakukan dengan menggunakan optik-ke-listrik-ke-
optik (O / E / O) terjemahan di tepi dari jaringan transportasi, sehingga
memungkinkan interoperation dengan peralatan yang ada dengan antarmuka
optik.
Sebagian besar sistem WDM beroperasi pada single-mode kabel serat
optik , yang memiliki diameter inti dari 9 pm. Bentuk-bentuk tertentu dari
WDM juga dapat digunakan dalam multi-mode kabel serat (juga dikenal
sebagai tempat kabel) yang memiliki diameter inti dari 50 atau 62,5 pm.
Awal WDM sistem yang mahal dan rumit untuk dijalankan. Namun,
standardisasi baru dan lebih memahami dinamika sistem WDM telah membuat
WDM lebih murah untuk menyebarkan.
Penerima optik, berbeda dengan sumber laser, cenderung perangkat
wideband. Oleh karena itu demultiplexer harus menyediakan selektivitas
panjang gelombang penerima dalam sistem WDM.
Sistem WDM dibagi menjadi pola panjang gelombang yang
berbeda, konvensional / kasar (CWDM) dan padat (DWDM). Konvensional
WDM sistem menyediakan hingga 8 kanal di 3 jendela transmisi ( C-Band )
dari serat silika sekitar 1550 nm. Padat wavelength division multiplexing
(DWDM) menggunakan jendela transmisi yang sama namun dengan jarak lebih
padat saluran.Rencana saluran bervariasi, tetapi sistem yang khas akan
menggunakan 40 saluran pada jarak 100 GHz atau 80 saluran dengan jarak 50
GHz. Beberapa teknologi mampu 12,5 jarak GHz (kadang disebut sangat padat
WDM ). Jarak tersebut hari ini hanya dicapai oleh teknologi ruang
Gratis. Pilihan amplifikasi Baru ( amplifikasi Raman ) memungkinkan
perpanjangan dari panjang gelombang dapat digunakan pada pita-L , kurang
lebih dua kali lipat angka-angka.
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 19
Panjang gelombang division multiplexing kasar (CWDM) berbeda
dengan WDM dan DWDM konvensional menggunakan spasi kanal
ditingkatkan untuk memungkinkan desain transceiver kurang canggih dan
dengan demikian lebih murah. Untuk memberikan 8 saluran pada CWDM serat
tunggal menggunakan pita frekuensi keseluruhan antara kedua dan
ketiga jendela transmisi(1310/1550 nm masing-masing) termasuk (jendela
minimal dispersi dan atenuasi jendela minimum) windows tapi juga daerah
kritis di mana hamburan OH mungkin terjadi, merekomendasikan penggunaan
OH bebas serat silika dalam hal panjang gelombang antara jendela transmisi
kedua dan ketiga juga harus digunakan. Menghindari daerah ini, saluran 47, 49,
51, 53, 55, 57, 59, 61 tetap dan ini adalah yang paling umum digunakan.
WDM, DWDM dan CWDM didasarkan pada konsep yang sama
menggunakan beberapa panjang gelombang cahaya pada sebuah serat tunggal,
tetapi berbeda dalam jarak panjang gelombang, jumlah saluran, dan kemampuan
untuk memperkuat sinyal multiplexed di ruang optik. EDFA memberikan
amplifikasi wideband efisien untuk C-band , amplifikasi Raman menambahkan
mekanisme amplifikasi dalam pita L- . Untuk amplifikasi optik CWDM
wideband tidak tersedia, membatasi rentang optik untuk beberapa puluh
kilometer.
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 20
Sistem ini mempergunakan dua panjang gelombang yang berbeda pada sebuah
serat optik untuk setiap arah transmisi, sinyal-sinyal dengan panjang gelombang
yang berbeda tersebut digabung dalam satu fiber dengan menggunakan WDM
coupler. Panjang gelombang yang umumnya digunakan dalam sistem WDM
adalah 1310 dan 1550 nm. Penggunaan WDM dalam transmisi bidirectional
dengan satu fiber ini dikenal sebagai sistem Diplex.
Wavelength Division Multiplexing (WDM)
Sementara itu, penggunaan teknologi WDM menawarkan kemudahan dalam hal
peningkatan kapasitas transmisi dalam suatu sistem komunikasi serat optik,
khususnya kabel laut. Hal ini dimungkinkan karena setiap sumber data memiliki
sumber optiknya masing-masing, yang kemudian digandengkan ke dalam
sebuah serat optik (Gambar 3). Meski demikian, besarnya daya untuk masing-
masing sumber optik mesti dibatasi karena serat optik yang dipergunakan akan
mengalami ke-nonliniearan apabila jumlah total daya dari sumber-sumber optik
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 21
tersebut melebihi suatu ambang nilai, yang besarnya tergantung pada jenis
kenonliniearannya.
Gambar 4 menunjukkan pengaturan jarak antarkanal dalam suatu sistem WDM,
yang besarnya lebih kurang 1 nm. Dengan demikian, di sisi penerima mesti
ditempatkan suatu filter guna mencegah terjadinya cakap-silang/crosstalk dari
kanal-kanal yang berdekatan.
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 22
Satelit Domestik
(Geo)
PALAPA
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 23
IV. Sistem Satelit Dometik (Satelit Palapa)
Palapa ialah nama bagi sejumlah satelit telekomunikasi geostasioner Indonesia.
Nama ini diambil dari "Sumpah Palapa", yang pernah dicetuskan oleh Patih
Gajah Mada dari Majapahit pada tahun 1334.
Satelit pertama diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976 oleh roket Amerika Serikat
dan dilepas di atas Samudera Hindia pada 83° BT. Satelit pertama dari 2 satelit
itu bertipe HS-333 dan bermassa 574 kg.
Kemudian 4 satelit dari seri kedua dibuat, yang kesemuanya dari tipe Hughes
HS-376. Ketika peluncuran Palapa B2 gagal, satelit ke-3 diatur. Awalnya
bernama Palapa B3 dan dijadwalkan untuk STS-61-H, akhirnya diluncurkan
sebagai Palapa B2P. Sementara itu Palapa B2 diperbaiki kembali oleh STS-51-
A, diperbaharui dan diluncurkan lagi sebagai Palapa B2R.
Palapa D dipesan pada tanggal 29 Juni 2007 oleh perusahaan Indonesia PT
Indosat Tbk, kepada Thales Alenia Space. Itu adalah Spacebus 4000B3 yang
akan dibuat di Pusat Luar Angkasa Cannes Mandelieu.
macam macam satelit palapa :
Satelit Palapa A1
Satelit Palapa A1 adalah satelit pertama yang dimiliki Indonesia dan
dioperasikan oleh Perumtel. Palapa A1 diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976
dengan roket Delta 2914,[1] dan beroperasi sejak tanggal 9 Juli 1976 hingga
tahun 1983 di 83 BT.
Sejarah
Satelit ini merupakan awal program Satelit Palapa yang dimulai sejak Februari
1975, oleh karena itu kontrak yang diberikan ke Boeing Satellite Systems
(dahulu dikenal dengan Hughes Space and Communication Inc.) dari Amerika
Serikat saat itu termasuk pembangunan 9 stasiun bumi, 1 stasiun kontrol utama,
dan pengadaan 2 satelit (Palapa A1 dan A2). Pembangunan 10 stasiun tersebut
diselesaikan dalam waktu 17 bulan, salah satu yang tercepat bagi Boeing.[3]
Pada kontrak terpisah, dibangun total 30 stasiun bumi lainnya untuk
dioperasikan oleh Perumtel. Program satelit Palapa yang mulai beroperasi sejak
tahun 1976 ini menempatkan Indonesia menjadi negara ketiga di dunia yang
mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik dengan menggunakan
Satelit GSO.
Nama Palapa sendiri dipilih oleh Presiden Suharto pada bulan Juli 1975.
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 24
Spesifikasi Teknis
Satelit Palapa generasi A didesain dan dibangun secara khusus hingga mampu
mengkonsentrasikan kekuatan sinyalnya pada seluruh wilayah kepulauan
Indonesia terutama pulau-pulau utamanya ditambah negara tetangga seperti
Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand. Satelit generasi A dibangun oleh
Hughes berdasarkan desain HS-333 miliknya.
ini adalaha palapa a1 :
Palapa A memiliki 12 transponder dengan kapasitas sekitar 6000 sambungan
pembicaraan atau 12 kanal televisi berwarna atau kombinasi dari keduanya.
Kontrak menyatakan bahwa Satelit ini dapat beroperasi selama 7 tahun. Satelit
ini memiliki tinggi 3,7m (termasuk antena) dan berdiameter 1,9m. Antenanya
sendiri berupa piringan parabola berdiameter 1,5m. Pada saat peluncurannya,
satelit ini memiliki bobot 574kg, sedangkan bobotnya di orbit yaitu 297 pounds.
Operasional
Palapa A1 diluncurkan dari Pad LC-17A tanjung Canaveral, Amerika Serikat,
pada tanggal 8 Juli 1976 dengan roket Delta 2914 dan menempati orbit GEO
83BT. Setelah memasuki masa operasional, 6 dari 12 transponder Palapa A1
digunakan untuk aplikasi teleponi, sedangkan 1 lainnya digunakan oleh Televisi
Nasional dan 5 sisanya digunakan sebagai cadangan. Satelit ini berhenti
beroperasi pada bulan Juni 1985
Palapa A2
Palapa A2 adalah satelit komunikasi milik Indonesia dan dioperasikan oleh
Perumtel. Palapa A2 diluncurkan pada tanggal 10 Maret 1977 dengan roket
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 25
Delta 2914 dan beroperasi di orbit 77 BT sejak tanggal 11 Maret 1977 hingga
bulan Januari 1988, 4 tahun melewati masa operasional yang direncanakan.
Sejarah
Program satelit Palapa A dimulai saat Pemerintah Indonesia memberikan 2
kontrak terpisah pada Boeing Satellite Systems (dahulu dikenal dengan Hughes
Space and Communication Inc.) dari Amerika Serikat untuk menyediakan 2
satelit (Palapa A1 dan A2), sebuah stasiun kontrol utama untuk kedua satelit
tersebut dan 9 stasiun bumi. Pembangunan 10 stasiun tersebut diselesaikan
dalam waktu 17 bulan, salah satu yang tercepat bagi Boeing. Pada kontrak
terpisah, dibangun total 30 stasiun bumi lainnya untuk dioperasikan oleh
Perumtel. Nama Palapa sendiri dipilih oleh Presiden Suharto pada bulan Juli
1975. Satelit Palapa A2 dimaksudkan sebagai cadangan dan siap untuk
dioperasikan apabila Palapa A1 mengalami kegagalan, atau jika permintaan
pasar tidak dapat lagi diakomodasi oleh Palapa A1.
Spesifikasi Teknis
Satelit Palapa generasi A didesain dan dibangun secara khusus hingga mampu
mengkonsentrasikan kekuatan sinyalnya pada seluruh wilayah kepulauan
Indonesia terutama pulau-pulau utamanya ditambah negara tetangga seperti
Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand. Satelit generasi A dibangun oleh
Hughes berdasarkan desain HS-333 miliknya.
Gambar satelit Palapa A2 :
Palapa A memiliki 12 transponder dengan kapasitas sekitar 6000 sambungan
pembicaraan atau 12 kanal televisi berwarna atau kombinasi dari keduanya.
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 26
Kontrak menyatakan bahwa Satelit ini dapat beroperasi selama 7 tahun. Satelit
ini memiliki tinggi 3,7m (termasuk antena) dan berdiameter 1,9m. Antenanya
sendiri berupa piringan parabola berdiameter 1,5m.Pada saat peluncurannya,
satelit ini memiliki bobot 574kg,sedangkan bobotnya di orbit yaitu 297 pounds.
Operasional
Palapa A1 diluncurkan dari Pad LC-17A tanjung Canaveral, Amerika Serikat,
pada tanggal 10 Maret 1977 dengan roket Delta 2914 dan menempati orbit GEO
83BT. Satelit ini berhenti beroperasi pada bulan Januari 1988.
Palapa B1
Palapa B1 merupakan satelit milik Perumtel yang diluncurkan 18 Juni 1983.
Satelit ini diambil alih pada tahun 1991 oleh afiliasi dari Satelindo, PT Pasifik
Satelit Nusantara dan berganti nama Palapa Pasifik 1. Fungsi satelit ini berakhir
pada Oktober 1995
Palapa B2
Palapa B2 adalah satelit generasi kedua yang dibuat oleh Boeing Satellite
Development Center untuk Perumtel. Satelit ini diluncurkan pertama kali pada
tahun 1984. Setelah gagal dalam peluncurannya, pada tahun 1990 satelit ini
diluncurkan kembali dengan nama Palapa B2R.
Spesifikasi
Satelit Palapa B2 beroperasi di frekuensi C-band, dan menerima frekuensi dari
5,925 GHz sampai 6,415 GHz dan memiliki transmisi dari 3,7 GHz sampai 4,2
GHz. Satelit ini memancarkan sinyal cukup kuat di Indonesia dan beberapa
wilayah dari negara-negara ASEAN termasuk Papua Nugini.
Palapa B2 memiliki diameter 7 kaki 1 inci dan tinggi 9 kaki 4 inci dalam posisi
tersimpan. Dengan antena selebar 6 kaki dan panel surya luar yang
diperpanjang.
Satelit ini memiliki panjang 22 kaki 10 inci dengan pesawat luar angkasa.
Beratnya 1.525 pound pada awal kehidupan di orbit. Empat pendorong
menggunakan propelan hidrazin memberikan stationkeeping dan kontrol sikap
selama hidup satelit. Dua panel sel surya menghasilkan 1.100 watt daya listrik
pada awal kehidupan di orbit. Empat pendorong menggunakan propelan
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 27
hidrazin memberikan stationkeeping dan kontrol sikap selama hidup satelit. Dua
panel sel surya menghasilkan 1.100 watt daya listrik pada awal kehidupan di
orbit. Baterai nikel kadmium Dua memberikan kekuatan penuh selama gerhana
ketika pesawat antariksa melewati bayangan Bumi.
Diperbaiki
Setelah gagal dalam peluncurannya satelit Palapa B2 Dibeli dan didaur ulang
oleh Sattel Technologies kemudian dibeli kembali oleh Perumtel pada tahun
1990 dengan nama Palapa B2R.
Satelit Palapa B2P
Palapa B2P (1987 – 1996)
Satelit Palapa B2P adalah satelit yang mengitari orbit geosynchronous dan
bergerak dari barat ke timur dengan kecepatan yang sama dengan rotasi Bumi.
Satelit ini terletak pada ketinggian 36.000km di atas khatulistiwa pada lokasi
113°BT dan dikendalikan oleh stasiun yang terletak di Bumi tepatnya di daerah
Cibinong. Satelit Palapa merupakan satelit relay bagi stasiun bumi yang
selanjutnya memancarkan kembali siaran ke televisi dengan transponder Palapa
yang bekerja pada jarak 6 gigahertz dengan kekuatan pancar 10 watt.
Satelit Palapa B2P yang sesungguhnya dibuat untuk keperluan domestik serta
ditujukan untuk disewakan ke mancanegara ternyata mampu menjaring bisnis
yang sangat baik, dan karenanya Palapa B2P menjadi satelit rebutan. Para
penyelenggara penyiaran (CNN, ESPN) menggunakan Palapa B2P, sehingga
masyarakat yang berada dalam area cakupan Palapa B4 dapat menerima
program-progam mereka
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 28
Satelit Palapa B2R
Satelit Palapa B2R merupakan satelit Palapa B2 yang diperbaiki oleh Sattel
Technologies dan dimiliki oleh Perumtel. Satelit ini diluncurkan pada 13 Apr
1990 dengan menggunakan Delta-6925-8. Fungsi satelit ini berakhir Desember
2000.
Setelah mengakhiri masa fungsinya, pada tahun 2001, Palapa B2R dimiliki oleh
operator Amerika Serikat dan diganti namanya menjadi NewSat 1.
Satelit Palapa B4
Satelit palapa B4 ini merupakan satelit terakhir yang memiliki tipe HS-376.
Palapa B4 ini diluncurkan pada 14 Mei 1992 yang digunakan untuk membackup
Palapa B2P jikalau ada terjadi kerusakan. Satelit ini berhenti beroperasi di tahun
2005.
Satelit Palapa C1
Palapa C1 (1996 – 1999)
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 29
Satelit Palapa C1 adalah satelit komunikasi pertama dalam generasi Palapa C
yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo).
Palapa C1 diproduksi oleh Hughes (Amerika Serikat, AS) dan diluncurkan pada
tanggal 31 Januari 1996 di Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral (LC-
36B) AS, menggunakan roket Atlas 2AS. Satelit ini dimaksudkan sebagai
pengganti satelit Palapa B4 pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT dengan
rentang operasi selama 7 tahun. Namun setelah terjadi kegagalan pengisian
battery pada tanggal 24 November 1998 akhirnya Palapa C1 dinyatakan tidak
layak beroperasi dan digantikan oleh Palapa C2.
Satelit Palapa C2
Palapa C2 (1996 – 2011)
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 30
Satelit Palapa C2 adalah satelit komunikasi kedua dalam generasi Palapa C
yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo).
Palapa C2 diproduksi oleh Hughes (Amerika Serikat, AS) dan diluncurkan pada
tanggal 15 Mei 1996 di Kourou, Guyana Perancis (Ko ELA-2), menggunakan
roket Ariane-44L H10-3. Satelit ini beroperasi pada Orbit Geo Stasioner slot
113º BT di ketinggian 36.000 km di atas permukaan bumi. Operasional satelit
ini berpindah tangan ke PT. Indosat Tbk. akibat penggabungan Satelindo
dengan Indosat. Demi memberi tempat bagi Satelit Palapa D, rencananya orbit
satelit ini dipindah ke 105,5° BT
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 31
Satelit Palapa D
Satelit Palapa D (kode internasional = 2009-046A)[1] adalah satelit komunikasi
Indonesia yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Indosat Tbk dan diluncurkan
pada tanggal 31 Agustus 2009 pukul 16:28 WIB di Xichang Satellite Launch
Center (XSLC) menggunakan roket Long March (Chang Zheng) 3B. Satelit ini
dibuat oleh Thales Alenia Space, Perancis, dan dimaksudkan sebagai pengganti
satelit Palapa C2 pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT yang telah selesai masa
operasionalnya pada tahun 2011.
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 32
Perencanaan & Pembangunan
PT. Indosat Tbk telah merencanakan pengadaan dan peluncuran satelit ini sejak
tahun 2004. Proyek ini kemudian ditawarkan ke beberapa perusahaan seperti:
>Space/System Loral (AS)
>Orbital Science (AS)
>Lockheed Martin (AS)
>NPOPM (Rusia)
>Astrium (Perancis)
>Thales Alenia Space (Perancis)
>China Great Wall (Republik Rakyat Cina)
Proses tersebut kemudian menghasilkan penunjukan Thales Alenia Space pada
tanggal 29 Juni 2007 untuk membangun dan meluncurkan satelit ini, dengan
penandatanganan dokumen pemesanan. Indosat dan Thales Alenia Space
kemudian bersama-sama memilih roket Long March 3B sebagai wahana
peluncur.
satelit dibangun tanpa menggunakan komponen Amerika, dan karena itu tidak
dibatasi oleh Lalu Lintas Internasional AS di Peraturan Arms, yang
memungkinkan China Great Wall Industry Corporation akan dipilih sebagai
penyedia layanan peluncuran.
Peluncuran
Satelit Palapa D diluncurkan di Xichang Satellite Launch Center (XSLC)
(Bahasa Cina: 西昌卫星发射中心; pinyin: Xīchāng Weìxīng Fāshè Zhōngxīn),
kurang lebih 64 km di barat laut dari kota Xichang di provinsi Sichuan, Cina
menggunakan wahana luncur Chang Zheng 3B pada tanggal 31 Agustus 2009
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 33
pukul 17:28 waktu lokal (16:28 WIB). Informasi lain menuliskan bahwa tanggal
30 Agustus juga dipilih sebagai alternatif tanggal peluncuran, dan pemilihan
tanggal peluncuran didasarkan pada kondisi cuaca lokasi peluncuran. Walaupun
diluncurkan dari Cina, pusat kendali satelit tetap berada di Stasiun Bumi
Jatiluhur, di Purwakarta, Jawa Barat yang dimiliki Indosat.Peluncuran ini
merupakan peluncuran pertama yang dilakukan oleh Cina dalam rentang waktu
4 bulan sebelumnya, dan yang ke-13 bagi roket Chang Zeng 3B.
Beberapa jam setelah peluncuran NASA Spaceflight sempat mengabarkan
bahwa terjadi kegagalan pada roket dalam menempatkan Palapa D di orbitnya,
Kantor berita Cina, Xinhua menerangkan bahwa telah terjadi kegagalan pada
ignisi ke-2 di tingkatan ke 3 roket Long March. Teknisi Thales Alenia
kemudian turun tangan untuk "menangkap" satelit ini dan mengembalikannya
ke jalur aslinya sehingga beberapa jam setelah itu perwakilan Thales
menyatakan bahwa Palapa D telah berada dalam keadaan normal dan dapat
melakukan manuver di orbitnya. Manuver penyelamatan satelit ini
mengakibatkan berkurangnya bahan bakar yang diperlukan untuk
mempertahankan Satelit di orbitnya sehingga masa operasi satelit turut
berkurang dari 15 tahun yang direncanakan. Presiden Thales Alenia Space
menyatakan bahwa bahan bakar yang tersisa masih akan cukup untuk
mengoperasikan satelit Palapa D selama sekitar 10 tahun.
Group Head Corporate Communication Indosat, Adita Irawati pada tanggal 1
September 2009 menyatakan bahwa telah dilakukan pengecekan fungsi dan
parameter satelit, dan sebagian panel surya satelit sudah mulai dibuka sehingga
Palapa-D dapat melakukan pencatuan daya dari matahari. Pada hari itu juga
sinyal Satelit Palapa D telah berhasil ditangkap oleh stasiun bumi di Fucino,
Italia setelah sebelumnya gagal dimonitor oleh stasiun bumi di Kanada.Pada
tanggal 3 September Palapa D berhasil memasuki Geostationer Transfer Orbit
(GTO)untuk kemudian dikendalikan hingga sampai di Geostationary
Syncronous Orbit (GSO) yang awalnya direncanakan tercapai pada pertengahan
September 2009, 10-12 hari setelah peluncuran.Akhirnya Palapa D mencapai
GSO pada tanggal 9 September 2009.] Setelah itu Palapa D melalui periode "in-
orbit-test" sebelum memasuki orbitnya di 113° BT dan kemudian secara resmi
diserahterimakan dari Thales ke Indosat pada tanggal 28 Oktober 2009, siap
beroperasi secara normal.
Spesifikasi Satelit
Satelit Palapa D direncanakan untuk dapat beroperasi selama 15 tahun (masa
tahan di orbit selama 17,5 tahun)[, dan dibangun berdasarkan model platform
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 34
Spacebus-4000B3 oleh Thales Alenia Space. Satelit ini berkapasitas lebih besar
dibandingkan dengan Palapa C2 yang akan digantikannya.
Palapa D melayani cakupan area seluruh Indonesia, negara-negara ASEAN,
sebagian negara di Asia, Timur Tengah dan Australia. Satelit ini dilengkapi
dengan 24 transponder C-band standard, 11 transponder C-band extended dan 5
transponder Ku-band sehingga satelit ini diperkirakan memiliki total massa
4100 kg saat diluncurkan, dengan daya sebesar 6 kW. 24 transponder C-Band
utama Palapa D bekerja di frekuensi 5.9 GHz- 6.4 GHz (uplink) dan 3.7 GHz-
4.2 GHz (downlink), sedangkan 11 transponder C-Band extended-nya bekerja
di frekuensi 6.4 GHz-6.7 GHz (uplink) dan 3.4 GHz-3.7 GHz (downlink).
Keseluruhan proyek Satelit Palapa D, dari pembangunan hingga peluncuran,
diperkirakan bernilai sebesar US$230 juta.
Layanan Satelit
Dalam acara peresmian gedung Satelit Palapa D, pada tanggal 14 Agustus 2009,
Dirut dan CEO Indosat, Harry Sasongko mengungkapkan bahwa Satelit Palapa
D direncanakan akan digunakan sebagai backbone Indosat demi mendukung
berbagai layanan Indosat seperti telepon seluler, telepon tetap hingga sirkit
sewa.
Selain itu Indosat juga akan menyewakan transponder (transponder lease) satelit
Palapa D kepada perusahaan lain, baik dari dalam maupun luar negeri. Segmen
pelanggan yang dapat memanfaatkan layanan ini antara lain broadcaster Radio
atau Televisi domestik maupun internasional, perusahaan penyedia jasa internet
(ISP), perusahaan penyedia jasa VSAT dan anak perusahaan Indosat seperti
Indosat Mega Media (Indosat M2) dan Aplikanusa Lintasarta.
Jasa lain yang disediakan Indosat melalui satelit Palapa D antara lain layanan
VSAT, DigiBouquet dan layanan Telecast sebagai nilai tambah untuk
memenuhi kebutuhan korporasi dalam komunikasi data dan broadcasting.
Selain itu Palapa D memungkinkan pengembangan layanan internet Jalurlebar
melalui satelit dan Data Broadcasting sebagai cara untuk mendistribusikan
sambungan internet berkecepatan tinggi dengan cakupan hingga ke wilayah
yang tak dapat dijangkau jaringan terestrial. Satelit Palapa D adalah salah satu
dari beberapa satelit yang mampu melayani seluruh wilayah Indonesia,
ditambah wilayah lain di sekitar Asia seperti ASEAN, Timur Tengah dan
Australia.
Indosat meluncurkan pengoperasian satelit Palapa D pada tanggal 17 November
2009 bersamaan dengan peresmian pengoperasian sistem kabel laut
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 35
JAKABARE. Acara peresmian diadakan di Kantor Pusat PT. Indosat di Jalan
Merdeka Barat No.21, Jakarta Pusat, dihadiri oleh Menkominfo Kabinet
Indonesia Bersatu II, Tifatul Sembiring.
Sejarah dan Fungsi Sistem Komunikasi Satelit Domestik
Perkembangan SKSD
(Sistem Komunikasi Satelit Domestik)
SKSD Palapa adalah sistem satelit komunikasi yang dikendalikan oleh sistem
satelit komunikasi pengendali bumi yang dibuat oleh HAC (Hughes Aircraft
Company) Perumtel Indonesia. Nama palapa diambil dari sumpah Gajah Mada
yang akan mempersatukan Nusantara. SKSD Palapa dibangun tahun 1974–1976
dengan peluncuran generasi 1-A1. Sampai tahun 1996 sudah generasi 3 dengan
code C2 yang jarak jangkauannya dari Irian sampai Vladivostok (Rusia), dari
Australia sampai Selandia Baru. Juga dipakai oleh negara-negara tetangga,
Australia, Papua Nugini, Maca, Selandia Baru, dan Vietnam.
Adapun nama satelit yang telah diluncurkan Indonesia adalah :
1.Generasi pertama
1.1. Palapa A1 Waktu Peluncuran 8 Juni 1976
1.2. Palapa A2 Waktu Peluncuran 10 Maret 1977
2.Generasi Kedua
2.1. Palapa B1 Waktu Peluncuran 19 Juni 1983
2.2. Palapa B2 Waktu Peluncuran 6 Februari 1984 (gagal) digantikan B2P
2.3. Palapa B2P Waktu Peluncuran 20 Maret 1987
2.4. Palapa B2R Waktu Peluncuran 20 Maret 1990
2.5. Palapa 4 Waktu Peluncuran 7 Mei 1992
3. Generasi Ketiga
3.1. Palapa C1 Waktu Peluncuran 1 Februari 1996
3.2. Palapa C2 Waktu Peluncuran 16 Mei 1996
Sekarang ini kita mengenal satelit komunikasi yang lain, yakni Telkom-1 dan
Garuda-1
Sejarah SKSD
Peluncuran pertama satelit komunikasi domestik Palapa A-1 ke angkasa pada 9
Juli 1976. Satelit yang merupakan buatan dari Hughes (AS) ini diluncurkan dari
tanjung Canaveral, Florida, AS. Peluncuran satelit Palapa ini menempatkan
Indonesia sebagai negara ketiga setelah Amerika Serikat (AS) dan Kanada
dalam teknologi per-satelitan.Keputusan Presiden Soeharto ketika itu untuk
membeli satelit Palapa ini, sekarang terlihat manfaatnya. Mungkin tanpa satelit
Palapa sudah tidak ada Indonesia yang kita kenal sekarang ini, satelit
komunikasi yang menghubungkan seluruh kepulauan Nusantara dari Sabang
sampai Merauke. Saat itu, Palapa A-1 ditempatkan pada orbit di ketinggian
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 36
36.000 km diatas bumi dan dikendalikan oleh Stasiun Pengendali Utama (SPU)
di Cibinong, Jawa Barat.Kemudian, pada 10 Maret 1977, Indonesia-pun
berhasil meluncurkan satelit berikutnya yang diberi nama Palapa A-2 yang
memilik 12 transponder seperti yang dimiliki Palapa A-1. Kedua satelit
komunikasi Indonesia itu memiliki umur yang relatif pendek, yaitu 7
tahun.Dimana Palapa A-1 berakhir masa operasinya pada tahun 1983 dan
Palapa A-2 berakhir pada tahun 1984. Namun, saat itu pemerintah Indonesia
melalui Perumtel yang kini bernama Telkom telah mengantisipasi umur satelit
tersebut jauh-jauh hari dan sudah memikirkan penggantinya, yaitu Palapa B-1
yang diluncurkan pada 17 Juni 1983.Karena suatu masalah, maka satelit Palapa
B-1 berumur pendek yaitu hanya 2 tahun. Untungnya pemerintah sudah
menyiapkan Palapa B-2 yang kemudian diluncurkan pada 2 Februari 1984.
Namun, satelit tersebut bermasalah lagi, sehingga tidak masuk pada orbitnya
dan kemudian hilang.Pemerintah Indonesia-pun segera meluncurkan satelit
pengganti Palapa B2P pada 21 Maret 1987 dan masuk pada slot orbit 113
derajat Bujur Timur (BT).Satelit Palapa B-2 yang hilang kemudian berhasil
ditemukan. Kemudia diluncurkan kembali dengan nama Palapa B2R dan
berhasil menempati slot orbit 108 derajat BT pada 14 April 1990.
Untuk memenuhi kebutuhan Nasional, maka pada 14 Mei 1992 diluncurkan
juga satelit Palapa B-4 dan berada pada slot 118 derajat BT. Setelah itu,
Indonesia berturut-turut meluncurkan satelitPalapa C-1 pada 31 Januari 1996
dan langsung menempati slot 113 derajat BT. Satelit Palapa C-1 kemudian
digantikan oleh Palapa C-2 yang bertipe 3 poros dengan 36 tansponder.
Masing-masing dengan lebar pita frekuensi (bandwith) 36 MHZ yang terbagi
dalam 24 transponderC-band standar dengan daya 38 dBW (EIRP) dan 12
transponder C-band perluasan dengan daya 41 dBW (EIRP), memiliki
reliabilitas 0,75 yang diluncurkan pada 15 Mei 1996 dan berusia 14 tahun.
Satelit ini diluncurkan oleh Ariane-4 milik Arianespace dan masih dapat
digunakan sampai tahun 2011.
Pada 31 Agustus 2009 yang lalu, Indosat berhasil meluncurkan satelit Palapa D
yang menggantikan satelit Palapa C-2, yang akan berakhir masa orbitnya sekitar
tahun 2010 sampai 2011. SatelitPalapa D akan beroperasi di orbit 113 derajat
BT yang sekarang masih ditempati satelit Palapa C-2.
Satelit Palapa D akan mempunyai masa operasi selama 15 tahun sedangkan
satelit Palapa C-2yang masih mempunyai masa aktif sekitar satu tahun lagi,
akan direlokasi ke orbit 150,5 derajat BT yang sebelumnya ditempati Palapa C-
1.
Fungsi SKSD Palapa adalah sebagai berikut.
a. Hubungan komunikasi antardaerah, antarnegara lebih mudah.
b. Mempererat penyebaran informasi melalui televisi, internet, faksimile.
c. Mempermudah komunikasi telepon SLI, SLJJ, STO (Sentral Telepon
Otomat).
d. Sebagai satelit pengulang (repeater)
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 37
ARIEF NURRAHMAN DTE Page 38