Post on 13-Jul-2016
description
PROGNOSA
Meskipun penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung telah sangat berkembang, tetapi
rognosisnya masih tetap jelek, dimana angka mortalitas setahun bervariasi dari 5% pada
pasien stabil dengan gejala ringan, sampai 30-50% pada pasien dengan gejala berat dan
progresif. Prognosisnya lebih buruk jika disertai dengan disfungsi ventrikel kiri berat (fraksi
ejeksi< 20%), gejala menonjol, dan kapasitas latihan sangat terbatas (konsumsi oksigen
maksimal < 10 ml/kg/menit), insufisiensi ginjal sekunder, hiponatremia, dan katekolamin
plasma yang meningkat. Sekitar 40-50% kematian akibat gagal jantung adalah mendadak.
Meskipun beberapa kematian ini akibat aritmia ventrikuler, beberapa diantaranya
merupakan akibat infark miokard akut atau bradiaritmia yang tidak terdiagnosis. Kematian
lainnya adalah akibat gagal jantung progresif atau penyakit lainnya. Pasien-pasien yang
mengalami gagal jantung stadium lanjut dapat menderita dispnea dan memerlukan antuan
terapi paliatif yang sangat cermat (luangro)
American College of Cardiology/American Heart Association (ACC/AHA) heart failure
guidelines melengkapi klasifikasi NYHA untuk menggambarkan perkembangan penyakit dan
dibagi menjadi 4 stage, yaitu: Nissan
1. Stage A pasien beresiko tinggi untuk gagal jantung tetapi tidak memiliki penyakit jantung
struktural atau gejala-gejala dari gagal jantung
2. Stage B pasien memiliki penyakit jantung struktural tetapi tidak memiliki gejala-gejala dari
gagal jantung
3. Stage C pasien memiliki penyakit jantung structural dan memiliki gejala- gejala dari gagal
jantung
4. Stage D pasien memiliki gagal jantung berat yang menuntut intervensi khusus.
Menurut New York Heart Association (NYHA) (luangro)
a. NYHA Kelas I (Function Class I)
Para penderita penyakit jantung tanpa pembatasan dalam kegiatan fisik serta tidak
menunjukkan gejala-gejala penyakit jantung seperti lelah, sesak nafas atau berdebar-
debar, apabila mereka melakukan kegiatan biasa. Pasien dapat melakukan aktivitas berat
tanpa keluhan. 6, 8
b. NYHA Kelas II (Function Class II)
Penderita dengan sedikit pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka tidak mengeluh apa-
apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang biasa menimbulkan gejala-gejala
insufisiensi jantung seperti kelelahan, jantung berdebar-debar, sesak nafas, atau nyeri
dada. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari aktivitas sehari-hari tanpa
keluhan. 6, 8
c. NYHA Kelas III (Function Class III)
Penderita penyakit jantung dengan banyak pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka
tidak mengeluh apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang kurang dari
kegiatan biasa sudah menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung seperti yang
tersebut diatas. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan. 6, 8
d. NYHA Kelas IV (Function Class IV)
Penderita tidak mampu melakukan kegiatan fisik apapun tanpa menimbulkan
keluhan.Waktu istirahat juga menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung, yang
bertambah apabila mereka melakukan kegiatan fisik meskipun ringan. 6, 8