Post on 12-Mar-2019
2014
PROFIL KESEHATAN 2014 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
J L . Y O S S U D A R S O N O . 0 9 T E L P . ( 0 5 3 6 ) 3 2 2 1 7 6 7 , 3 2 2 1 7 6 7 F A X . ( 0 5 3 6 ) 3 2 2 0 4 1 4
DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan difokuskan pada peningkatan akses
masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu. Untuk mewujudkan hal
tersebut, dilaksanakan empat misi, yaitu: (1) Meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan
masyarakat madani; (2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin
tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan
berkeadilan; (3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya
kesehatan; dan (4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik dan
berkeadilan.
Sasaran pembangunan kesehatan dalam periode ini adalah
meningkatnya umur harapan hidup; menurunnya Angka Kematian Bayi;
menurunnya Angka Kematian Ibu; dan menurunnya prevalensi gizi kurang dan
gizi buruk pada anak balita. Pencapaian sasaran pembangunan kesehatan ini
menjadi perhatian serius dari seluruh jajaran kesehatan di Indonesia.
Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk mencapai komitmen
internasional, yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs)
dengan tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu
menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi
HIV-AIDS, TB dan malaria serta penyakit lainnya dan yang tidak terkait
langsung yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan serta mendorong
diarahkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam bidang kesehatan lebih
menitikberatkan kepada aksestabilitas dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan baik di tingkat Puskesmas dan jaringannya (Pustu, Polindes,
Poskesdes) maupun rumah sakit. Pandangan kedepan Pemerintah Daerah
provinsi Kalimantan Tengah di bidang kesehatan untuk mencapai tujuan
2
menjadikan masyarakat Kalimantan Tengah yang sehat dimanifestasikan
kedalam Program Pembangunan Kesehatan yang oleh Gubernur Kalimantan
Tengah digagas dan dinamai sebagai “KALTENG BARIGAS”
Untuk mendukung keberhasilan pembangunan tersebut dibutuhkan
adanya ketersediaan data dan informasi yang akurat bagi proses pengambilan
keputusan dan perencanaan program. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang
evidence based diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat,
lengkap, dan tepat waktu.
Menyikapi serta merespon tujuan mulia untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat Kalimantan Tengah yang baik melalui Program Kalteng
Barigas tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah melakukan
langkah-langkah nyata dengan melakukan Koordinasi, Konsolidasi dan
Komunikasi intensif dengan seluruh pemangku kepentingan di Provinsi
Kalimantan Tengah.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau,
bermutu dan berkeadilan serta berbasis bukti diperlukan data kesehatan yang
baik yang berbasis fasilitas maupun komunitas yang dikumpulkan secara
berkesinambungan
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu
produk Sistem Informasi Kesehatan di Provinsi, yang berisikan gambaran
situasi kesehatan di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah yang diterbitkan satu
tahun sekali didalamnya memuat berbagai data tentang kesehatan dan data
pendukung yang lain yang berhubungan dengan program kesehatan, adapun
dasar acuan pembuatan Profil Kesehatan adalah Indikator Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan Indikator Millenium Development Goals (MDGs).
Pembuatan Profil Kesehatan Provinsi, dimaksudkan untuk menyediakan
data dan informasi kesehatan dari cakupan pelaksanakan program kesehatan
yang lengkap, akurat dan up to date sebagai dasar perencanaan, pengambilan
keputusan, pelaksanaan kegiatan atau program serta sebagai acuan kegiatan
monitoring, pengendalian dan evaluasi dari berbagai program.
3
Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya buku Profil Kesehatan
Provinsi adalah sebagai wahana penilaian (evaluasi) dari program maupun
permasalahan kesehatan yang ada juga sarana evaluasi keberhasilan program
kesehatan secara menyeluruh di masyarakat sebagai upaya pengendalian,
monitoring dan evaluasi program kesehatan masyarakat, diharapkan dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan bagi stake holder.
Dengan kedudukan yang cukup strategis, maka penyusunan Profil
Kesehatan perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak yang terlibat
didalamnya dan diharapkan agar data dan informasi yang terkandung
didalamnya konsisten, valid, reliabel dan dapat dipertanggung jawabkan.
B. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil
Kesehatan dan sistematika dari penyajiannya.
BAB II : GAMBARAN UMUM
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Kalimantan
Tengah meliputi keadaan geografis, data kependudukan dan
informasi umum lainnya.
BAB III : SARANA DAN JAMINAN KESEHATAN
BAB IV : PEMBIAYAAN KESEHATAN
BAB V : KESEHATAN IBU DAN ANAK
BAB VI : PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
BAB VII : SUMBER DAYA KESEHATAN
BAB VIII : PENUTUP Berisi sajian garis besar hasil-hasil cakupan program/kegiatan
berdasarkan indikator-indikator bidang kesehatan untuk dapat
ditelaah lebih jauh dan untuk bahan perencanaan pembangunan
4
kesehatan serta pengambilan keputusan di Provinsi Kalimantan
Tengah.
Lampiran : Berisi 81 tabel data/angka pencapaian kabupaten/kota, sebagian
diantaranya merupakan Indikator Pencapaian Kinerja Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
A. Visi Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015
Meneruskan dan Menuntaskan Pembangunan Kalimantan Tengah Agar Rakyat
Lebih Sejahtera dan Bermartabat Demi Kejayaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)
B. Misi Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015 (Bidang Kesehatan)
Menjamin Kesehatan Masyarakat Yang Merata dan Mudah Dijangkau
C. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah sebagai salah satu dari pelaku
pembangunan kesehatan mempunyai Visi : Terwujudnya Kesehatan Dasar
Masyarakat yang Merata dan Terjangkau di Kalimantan Tengah.
Melalui Misi :
1. Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu.
2. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengupayakan kesehatan.
3. Menjamin ketersediaan, pemerataan dan kualitas sumber daya kesehatan
yang berkesinambungan.
4. Meningkatkan kualitas manajemen dan pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan secara menyeluruh dan terpadu.
Dalam penyelenggaraan pembangunan nasional, Sistem Kesehatan
Nasional dapat bersinergis secara dinamis dengan berbagai sistem nasional
lainnya, seperti Sistem Pendidikan Nasional, Sistem Perekonomian Nasional,
Sistem Ketahanan Pengan Nasional, Sistem Pertahanan dan Keamanan
Nasional, Sistem Ketanaga-kerjaan dan Transmigrasi, serta sistem-sistem
nasional lainnya. Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak hanya semata-
mata hasil kerja keras sektor kesehatan tetapi sangat dipengaruhi juga oleh
hasil kerja serta kontribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya.
Pembangunan kesehatan ini diselenggarakan untuk mencapai Visi Kalimantan
Tengah.
6
Visi tersebut dimaksudkan agar Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Tengah mampu mewujudkan kesehatan masyarakat dengan menyediakan
pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat di Kalimantan Tengah serta mendorong masyarakat untuk
mandiri dan berperan serta secara aktif dalam
mengupayakan/menyelenggarakan kesehatan guna memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai perwujudan hak asasi manusia
dibidang kesehatan.
D. KEADAAN GEOGRAFIS
Secara geografis, Provinsi Kalimantan Tengah terletak di daerah lintasan
katulistiwa yaitu pada posisi 00° 44’ 54” Lintang Utara – 03° 47’ 07” Lintang
Selatan dan 110° 43’ 19” – 115° 47’ 36” Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi
Kalimantan Tengah, sebelah Utara berbatasan dengan Kalimantan Timur dan
Kalimantan Barat, sebelah Timur berbatasan dengan Kalimantan Timur dan
Kalimantan Selatan, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa, dan
sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat.
Dengan sebelas sungai besar dan tidak kurang dari 33 sungai kecil/anak
sungai, keberadaannya menjadi salah satu ciri khas Provinsi Kalimantan Teng
ah. Sungai Barito dengan panjang mencapai 900 km dengan rata-rata
kedalaman 8 m merupakan sungai terpanjang dan dapat dilayari hingga 700
km.
Berdasarkan klasifikasi iklim Schmid dan Ferguson, wilayah Provinsi
Kalimantan Tengah termasuk tipe iklim A, hal ini ditandai dengan adanya
jumlah bulan basah lebih banyak dari bulan kering dan pola penyebaran curah
hujan hampir merata pada semua wilayah. Agroklimat Kalimantan Tengah
terdiri dari 4 klas, yaitu: Klas A di bagian Utara, Klas B1 di Bagian Tengah, Klas
C1 dan C2 di Bagian Selatan. Semakin ke bagian Utara curah hujan semakin
tinggi. Karakteristik iklim, tropis lembab dan panas yang tergolong ke dalam
tipe iklim A dengan suhu udara relatif konstan sepanjang tahun, yang dapat
mencapai 23°C pada malam hari dan 33°C pada siang hari, dengan penyinaran
matahari mencapai 60% per tahun. Curah hujan rata-rata 200 mm/bulan
7
dengan kecepatan angin rata-rata 4 knot/Km. Curah hujan rata-rata sebesar
2.732 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 120 hari. Sebagian besar daerah
pedalaman yang berbukit, bercurah hujan antara 2,000 - 4.000 mm per tahun.
Musim penghujan biasanya dimulai pada bulan September sampai bulan Mei,
dan puncaknya pada bulan November dan April. Iklim yang relatif lebih kering
dimulai dari bulan Juni sampai Agustus.
Kondisi fisik wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, terdiri atas daerah
pantai dan rawa yang terdapat di wilayah Bagian Selatan sepanjang ± 750 km
pantai Laut Jawa, yang membentang dari Timur ke Barat dengan ketinggian
antara 0 – 50 m diatas permukaan laut (dpl) dan tingkat kemiringan 0%-8%.
Sementara itu wilayah daratan dan perbukitan berada bagian tengah,
sedangkan pegunungan berada di bagian Utara dan Barat Daya dengan
ketinggian 50 – 100 mdpl dan tingkat kemiringan rata-rata sebesar 25%.
Provinsi Kalimantan Tengah terdiri atas 6 wilayah fisiografi, tetapi didominasi
oleh daratan dan perbukitan pedalaman. Selengkapnya disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 2.1. Wilayah Fisiografi di Provinsi Kalimantan Tengah
No Wilayah Luas (Km2) 1
2
3
4
5
6
Daratan rendah pesisir
Undak-undak pedalaman
Daratan dan perbukitan pedalaman
Pegunungan Schwaner
Pegunungan Muller
Pegunungan Meratus
36.870
37.310
57.124
9.000
11.000
2.300
Sumber : Bappeda Provinsi Kalteng Tahun 2012
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2002 luas wilayah Provinsi Kalimantan
Tengah yaitu 153.564 km2 atau 15.356.400 hektar (ha). Dengan jumlah
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah saat ini sebanyak 13
(tiga belas) kabupaten dan 1 (satu) kota. Selengkapnya disajikan pada tabel
berikut.
8
Tabel 2.2. Nama Kabupaten/Kota, Ibukota, dan Luas Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah.
No Nama Kabupaten/Kota Ibu Kota Luas Wilayah
(Km2) (%)
1 Kotawaringin Barat Pangkalan Bun 10.759 7,01
2 Lamandau Nanga Bulik 6.414 4,18
3 Sukamara Sukamara 3.827 2,49
4 Kotawaringin Timur Sampit 16.796 10,94
5 Seruyan Kuala Pembuang 16.404 10,68
6 Katingan Kasongan 17.500 11,40
7 Kapuas Kuala Kapuas 14.999 9,77
8 Pulang Pisau Pulang Pisau 8.997 5,86
9 Gunung Mas Kuala Kurun 10.804 7,04
10 Barito Selatan Buntok 8.830 5,75
11 Barito Timur Tamiang Layang 3.834 2,50
12 Barito Utara Muara Teweh 8.300 5,40
13 Murung Raya Pruk Cahu 23.700 15,43
14 Palangka Raya Palangka Raya 2.400 1,56
Gambar 2.1. Peta Provinsi Kalimantan Tengah
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
9
E. KEPENDUDUKAN
Rata-rata laju pertumbuhan penduduk untuk periode tahun 2000-2014
berada pada kisaran 2 persen. Hal ini menunjukkan keberhasilan pemerintah
dalam menekan angka kelahiran melalui program Keluarga Berencana (KB).
Sedangkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2011 sampai dengan tahun
2012 sebesar 2.40 persen sedang dari tahun 2012 sampain dengan 2013
sebesar 2,36 persen.
Jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 berjumlah
2.439.858 jiwa, terdiri atas 1.273.302 jiwa merupakan penduduk laki-laki dan
1.166.556 jiwa penduduk perempuan. Atau dengan kata lain selama kurun satu
tahun penduduk Kalimantan Tengah bertambah sebanyak 55.158 jiwa.
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah 2014
No Kabupaten/
Kota Jumlah
Penduduk
Penduduk Rasio
Jenis Kelamin
Kepadatan
Penduduk Per km2
Laki-Laki Perempuan
1 Kotawaringin Barat
269.629 142.742 126.887 104,00 13,90
2 Lamandau 71.798 38.285 33.513 105,91 24,78
3 Sukamara 53.190 28.259 24.931 104,42 10,22
4 Kotawaringin
Timur 416.151 219.693 196.458 104,63 9,01
5 Seruyan 167621 90.134 77.487 108,15 23,00
6 Katingan 157.654 81.200 82.575 75.079 13,78
7 Kapuas 344.955 175.951 169.004 108,10 9,95
8 Pulang Pisau 124.015 64.517 59.498 111,53 14,79
9 Gunung Mas 107.467 64517 59.498 117,37 28,81
10 Barito Selatan 130.609 66.623 63.986 118,35 15,24
11 Barito Timur 110.446 56.835 53.611 118,59 4,55
12 Barito Utara 126.494 65.669 60.825 119,85 105,07
13 Murung Raya 107.724 55.991 51.733 118,56 13,90
14 Palangka
Raya 252.105 128.949 123.156 105,46 24,78
Jumlah Provinsi 2.439.858
1.273.302 1.166.556
109,02 98,15
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015
10
Dengan luas wilayah Kalimantan Tengah sekitar 153.564 kilo meter
persegi yang didiami oleh 2.439.858 jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan
penduduk Kalimantan Tengah adalah sebanyak 16 jiwa per kilo meter persegi.
Kota Palangka Raya sebagai ibukota provinsi memiliki tingkat kepadatan
penduduk paling tinggi, yakni sebanyak 101.90 jiwa per kilo meter persegi
sedangkan yang paling rendah -adalah Kabupaten Murung Raya yakni sebanyak
4.43 jiwa per kilo meter persegi.
Data Sex ratio berguna untuk pengembangan perencanaan
pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan
perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Hasil
berdasarkan data kependudukan dari BPS tahun 2014 menunjukkan bahwa sex
ratio penduduk Kalimantan Tengah adalah sebesar 109, yang artinya adalah
jumlah penduduk laki-laki di provinsi ini 9 persen lebih banyak dibandingkan
jumlah penduduk perempuannya.
Bila dilihat menurut kelompok umur, penduduk usia 0-4 tahun paling
banyak jumlahnya di provinsi ini, yaitu sebesar 247.029 jiwa atau lebih dari 10
persen total penduduk Kalimantan Tengah. Penduduk usia produktif (15-64
tahun) berjumlah 1.610.985, penduduk usia muda (14 tahun ke bawah)
berjumlah 706.399 jiwa sedangkan penduduk usia tua (65 tahun ke atas)
sebanyak 72.521 jiwa, sehingga rasio ketergantungan penduduk sebesar 49
persen.
F. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam
mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Pendidikan
berkontribusi terhadap perubahan perilaku masyarakat. Pendidikan menjadi
pelopor utama dalam rangka penyiapan sumber daya manusia dan merupakan
salah satu aspek pembangunan yang merupakan syarat mutlak untuk
mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Untuk peningkatan peran
pendidikan dalam pembangunan, maka kualitas pendidikan harus ditingkatkan
salah satunya dengan meningkatkan rata-rata lama sekolah.
11
Kemampuan baca tulis penduduk merupakan ukuran dasar untuk
menilai tingkat keberhasilan pembangunan pendidikan. Semakin tinggi tingkat
melek huruf penduduk,maka semakin berhasil pembangunan pendidikan di
suatu wilayah. Berdasarkan data profil diketahui bahwa angka melek huruf
penduduk usia 10 tahun ke atas di Provinsi Kalimantan Tengah hanya mencapai
69.63 persen. Jika dirinci menurut jenis kelamin terlihat tidak ada perbedaan
yang cukup besar kemampuan baca tulis antara laki-laki dan perempuan.
Kemampuan baca tulis jenis kelamin perempuan usia 10 tahun ke atas di
Provinsi Kalimantan Tengah adalah sama dengan nilai masing-masing 69.34
persen berbanding 69.88 persen untuk laki-laki. Dengan kata lain akses
pendidikan pada laki-laki dan perempuan adalah sama (Lampiran tabel 3).
Namun persentase penduduk usia 10 ke atas yang melek huruf di Provinsi
Kalimantan Tengah belum mencermin angka yang sebenarnya karena ada
beberapa kabupaten yang tidak ada angka melek hurup penduduk usia 10
tahun ke atas.
Gambar 2.2 Persentase Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Penduduk Berumur 10 Tahun keatas Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
Gambar diatas memperlihatkan persentase penduduk 10 tahun keatas
terkait dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan, persentase tertinggi
0,000 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000
S2/S3 (MASTER/DOKTOR)
DIPLOMA I/DIPLOMA II
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
AKADEMI/DIPLOMA III
UNIVERSITAS/DIPLOMA IV
TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD
SMP/ MTs
SMA/ MA
SD/MI
0,003
0,58
1,39
1,57
4,51
13,88
15,12
15,76
22,98
12
pendidikan yang ditamatkan adalah SD/MI yang mencapai 22.98 persen.
sedangkan yang terendah adalah pendidikan master dan doktoral yang hanya
mencapai 0.0033 persen. Namun angka diatas belum mencerminkan angka
yang sebenarnya, hal ini disebabkan karena data profil yang dari
kabupaten/kota belum mengacu pada data yang bersumber dari leading sektor
dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
Tingkat pendidikan berkaitan dengan kemampuan menyerap dan
menerima informasi termasuk informasi kesehatan serta kemampuan dalam
berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki
pendidikan yang lebih tinggi, pada umumnya mempunyai pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas sehingga lebih mudah menyerap dan menerima
informasi, serta dapat ikut berperan serta aktif dalam mengatasi masalah
kesehatan dirinya dan keluarganya.
13
BAB III
SARANA KESEHATAN DAN JAMINAN KESEHATAN
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan
bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat.
Derajat kesehatan masyarakat pada suatu wilayah dipengaruhi oleh
keberadaan sarana kesehatan. Sarana kesehatan yang diulas pada pada bagian ini
terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan1. Fasilitas pelayanan kesehatan yang
dibahas pada bagian ini terdiri dari: puskesmas, Rumah Sakit, dan Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini telah berhasil
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara bermakna walaupun masih
dijumpai berbagai masalah dan hambatan. Pembangunan kesehatan masyarakat
sangat memerlukan sumber daya kesehatan yang merupakan semua perangkat
keras dan perangkat lunak yang diperlukan sebagai pendukung penyelenggaraan
upaya kesehatan.
A. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)
Pada pasal satu ayat 2 Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas
menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 Tahun 2004 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas mendefinisikan puskesmas adalah Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya. Pembangunan
kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia
14
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan
masyarakat primer, dan pusat pelayanan kesehatan perorangan primer,
puskesmas berkewajiban memberikan upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib terdiri dari:
1. Upaya promosi kesehatan.
2. Upaya kesehatan lingkungan.
3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana.
4. Upaya perbaikan gizi.
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
6. Upaya pengobatan.
Jumlah puskesmas di Provinsi Kalimantan Tengah sampai dengan Desember
2014 sebanyak 196 unit. Jumlah tersebut terdiri dari 80 unit puskesmas rawat
inap dan 116 unit puskesmas non rawat inap. Jumlah ini lebih tinggi
dibandingkan tahun 2013 yaitu sebanyak 195 unit yang terdiri dari 73 unit
puskesmas perawatan dan 122 unit puskesmas non perawatan. Dalam kurun
waktu 6 tahun terakhir, jumlah puskesmas memang mengalami peningkatan
seperti yang terdapat pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Jumlah Puskesmas Tahun 2009 – 2014
Sumber: Data Profil Kabupaten/Kota dan Bidang Jaminan Sarana Kes Tahun 2014
174
179 183
193 195 196
160
170
180
190
200
2009 2010 2011 2012 2013 2014Ju
mla
h P
usk
esm
as
Jml Puskesmas
15
Gambar di atas menunjukkan peningkatan jumlah puskesmas dari tahun
2009 sampai dengan tahun 2014. Peningkatan jumlah puskesmas tidak
mengindikasikan secara langsung seberapa baik keberadaan puskesmas
mampu memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan primer di masyarakat.
Indikator yang mampu menggambarkan secara kasar tercukupinya kebutuhan
pelayanan kesehatan primer oleh puskesmas adalah rasio puskesmas terhadap
30.000 penduduk. Rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk di Provinsi
Kalimantan Tengah pada tahun 2014 sebesar 2,0 puskesmas per 30.000
penduduk. Rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk per kabupaten/kota
tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.2 Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber: Data Profil Kabupaten/Kota Tahun 2014
Dari gambar di atas nampak bahwa Kota Palangka Raya dan Kabupaten
Kotawaringin Timur memiliki rasio yang paling rendah yaitu sebesar 1.19 dan
1.44 per 30.000 penduduk. Hal ini disebabkan karena jumlah dan kepadatan
populasi yang tinggi. Sedang kabupaten yang memiliki rasio puskesmas yang
tinggi adalah kabupaten Lamandau dan Gunung Mas masing-masing 4.60 dan
4.19. Jika dilihat dari rasio terhadap jumlah penduduk, memang seluruh
1,89 4,60
2,82 1,44
2,15 3,04
2,26 2,66
4,19 2,76 2,99
3,79 3,90
1,19 2,41
- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00
Kotawaringin BaratLamandauSukamara
Kotawaringin TimurSeruyanKatinganKapuas
Pulang PisauGunung Mas
Barito SelatanBarito TimurBarito Utara
Murung RayaPalangka Raya
Kalimantan Tengah
16
kabupaten/ kota sudah sesuai dengan target, namun jika dilihat dari kondisi
geografis jumlah puskesmas belum memadai untuk memberikan kemudahan
aksetabilitas bagi penduduk yang berada di daerah terpencil. Kondisi ini harus
diperhatikan, karena kebutuhan pelayanan kesehatan dasar harus dapat
dipenuhi oleh pemerintah dan sektor swasta.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan dasar, puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan
dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan perorangan yang
diberikan terdiri dari pelayanan rawat jalan dan rawat inap untuk puskesmas
tertentu jika dianggap diperlukan. Meskipun pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan inti dari puskesmas, pelayanan kesehatan perorangan juga menjadi
perhatian dari Pemerintah.
Berikut ini disajikan perkembangan jumlah puskesmas rawat inap dan
non rawat inap dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Gambar 3.3 Jumlah Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap Tahun 2011 – 2014 Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber: Data Profil Kabupaten/Kota Tahun 2014
Pada gambar di atas diketahui bahwa jumlah puskesmas non rawat inap
menurun dari 122 unit pada tahun 2013 menjadi 119 unit pada tahun 2014.
Meskipun demikian, terjadinya tersebut disebabkan karena adanya perubahan
status dari puskesmas non rawat inap menjadi puskesmas rawat inap.
2011 2012 2013 2014
68 70 73 80
115 123 122 116
Jumlah Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Tahun 2011 - 2014
Rawat Inap Non Rawat Inap
17
Peningkatan jumlah juga terjadi pada puskesmas rawat inap yaitu dari 73 unit
pada tahun 2013 menjadi 77 unit pada tahun 2014.
Selain enam upaya kesehatan wajib yang harus diberikan, puskesmas
juga menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan
pengembangan puskesmas dapat berupa berupa pelayanan obstetrik dan
neonatal emergensi dasar (PONED), pelayanan kesehatan peduli remaja
(PKPR), upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan olahraga, dan tatalaksana
kasus Kekerasan terhadap Anak (KTA). Upaya kesehatan pengembangan
diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan yang ada di wilayah kerja. Sebagai
contoh upaya kesehatan kerja dibutuhkan pada puskesmas dengan wilayah
kerja yang memiliki banyak pusat industri.
B. RUMAH SAKIT
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat juga
diperlukan upaya kuratif dan rehabilitatif selain upaya promotif dan preventif.
Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh melalui
rumah sakit yang juga berfungsi sebagai penyedia pelayanan kesehatan
rujukan.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 tahun 2014 tentang klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit mengelompokkan rumah sakit berdasarkan kepemilikan,
yaitu rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik adalah
rumah sakit yang dikelola Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan Hukum
yang bersifat nirlaba. Sedangkan rumah sakit privat adalah rumah sakit yang
dikelola oleh bahan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan
terbatas atau persero.
1. Jumlah dan Jenis Rumah Sakit
Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan Strata dua dan strata 3.
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit
(RS) antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang
biasanya diukur dengan jumlah Rumah Sakit dan tempat tidurnya serta rasio
terhadap jumlah penduduk. Setiap Kabupaten memiliki rumah sakit dan jumlah
18
seluruh Rumah Sakit di Propinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 yaitu
sebanyak 20 buah dengan rincian kepemilikan sebagai berikut : Pemerintah
Kab/Prov : 14 unit di mana Kabupaten Seruyan mempunyai 2 unit rumah sakit
milik pemda; TNI/Polri : 2 unit; rumah sakit jiwa 1 unit dan Swasta 1 unit dan
rumah sakit ibu dan anak 1 unit. (Lampiran Tabel 67).
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
mengelompokkan rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan
menjadi rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah
rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan
jenis penyakit. Adapun rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit
tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau
kekhususan lainnya.
Jumlah kumah sakit khusus yang ada di Provinsi kalimantan Tengah
pada tahun 2014 sebanyak 2 unit yang terdiri dari rumah sakit jiwa dan rumah
sakit khusus ibu dan anak.
2. Rasio Jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit
Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan rujukan dan perorangan di suatu wilayah dapat dilihat dari rasio
tempat tidur terhadap 1.000 penduduk. Rasio tempat tidur di rumah sakit di
Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 adalah 0.69 per 1.000 penduduk.
Rasio ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 sebesar 0,66 per 1.000
penduduk.
Jumlah tempat tidur rumah sakit se Kalimantan Tengah tahun 2014
adalah 1686 TT jumlah tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan
dengan jumlah TT pada tahun 2013 yang berjumlah 1580 TT. Jika di lihat dari
rasio tempat tidur maka di Provinsi Kalimantan Tengah perlu di tingkat jumlah
tempat tidur agar kebutuhan 1 tempat tidur bisa melayanan 1000 orang
penduduk dapat terpenuhi lebih jelasnya lihat pda lampiran 55.
19
C. SARANA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
1. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Ketersediaan farmasi dan alat kesehatan memiliki peran yang signifikan
dalam pelayanan kesehatan. Akses masyarakat terhadap obat khususnya obat
esensial merupakan salah satu hak asasi manusia. Dengan demikian
penyediaan obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan institusi
pelayanan kesehatan baik publik maupun privat. Sebagai komoditi khusus,
semua obat yang beredar harus terjamin keamanan, khasiat dan mutunya agar
dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu salah satu upaya
yang dilakukan untuk menjamin mutu obat hingga diterima konsumen adalah
menyediakan sarana penyimpanan obat dan alat kesehatan yang dapat
menjaga keamanan secara fisik serta dapat mempertahankan kualitas obat di
samping tenaga pengelola yang terlatih.
Salah satu kebijakan pelaksanaan dalam Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan adalah pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan
untuk menjamin keamanan, khasiat dan mutu sediaan farmasi dan alat
kesehatan. Hal ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang
disebabkan oleh penyalahgunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan atau
penggunaan yang salah/tidak tepat serta tidak memenuhi mutu keamanan dan
pemanfaatan yang dilakukan sejak proses produksi, distribusi hingga
penggunaannya dimasyarakat.
Cakupan sarana produksi bidang kefarmasian dan alat kesehatan
menggambarkan tingkat ketersediaan sarana pelayanan kesehatan yang
melakukan upaya produksi di bidang kefarmasian dan alat kesehatan. Yang
termasuk sarana produksi di bidang kefarmasian dan alat kesehatan antara lain
Industri Farmasi, Industri Obat Tradisional (IOT), Industri Ekstrak Bahan Alam
(IEBA), Industri Kosmetika, Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT), Usaha Mikro
Obat Tradisional (UMOT), Produksi Alat Kesehatan Produksi Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), dan Industri Kosmetika.
Sarana distribusi kefarmasian dan alat kesehatan yang dipantau
jumlahnya oleh Bidang Jamsarkes Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
20
yaitu: Industri Farmasi , Industri Obat Tradisional, Usaha Kecil Obat
Tradisioanal, Produksi Alat Kesehatan, Pedagang Besar Farmasi (PBF), Apotek,
Toko Obat dan Penyalur Alat Kesehatan (PAK). Berdasarkan ketersediaan
sarana distribusi kefarmasian dan alat kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah
tahun 2014 dadalah sebagai berikut: Usaha kecil obat tradisional berjumlah 1
unit, Pedagang besar farmasi 3 unit, apotek 209 unit, toko obat 198 unit dan
Penyalur Alat Kesehatan berjumlah 1 unit.
2. Ketersediaan Obat dan Vaksin
Dalam upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan obat dalam jenis yang
lengkap, jumlah yang cukup, terjamin khasiatnya, aman, efektif dan bermutu
dengan harga terjangkau serta mudah diakses adalah sasaran yang harus
dicapai. Kementerian Kesehatan telah menetapkan indikator rencana strategis
tahun 2010-2014 terkait program kefarmasian dan alat kesehatan, yaitu
meningkatnya sediaan farmasi dan alat kesehatan yang memenuhi standar dan
terjangkau oleh masyarakat. Indikator tercapainya sasaran hasil tersebut pada
tahun 2014 yaitu persentase ketersediaan obat dan vaksin sebesar 100%.
Dalam rangka mencapai target tersebut, salah satu kegiatan yang dilakukan
adalah peningkatan ketersediaan obat esensial generik di sarana pelayanan
kesehatan dasar.
Pemantauan ketersediaan obat digunakan untuk mengetahui kondisi
tingkat ketersediaan obat di berbagai unit sarana kesehatan seperti Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) dan puskesmas. Kegiatan ini dilakukan untuk
mendukung pemerintah pusat dan daerah dalam rangka menentukan langkah-
langkah kebijakan yang akan diambil di masa yang akan datang. Di era otonomi
daerah, pengelolaan obat merupakan salah satu kewenangan yang diserahkan
ke kabupaten/kota, akibatnya sulit bagi pemerintah pusat untuk mengetahui
kondisi ketersediaan obat di seluruh Indonesia. Dengan tidak adanya laporan
secara periodik yang dikirim oleh provinsi, maka relatif sulit bagi pemerintah
pusat untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan. Adanya data
ketersediaan obat di provinsi atau kabupaten/kota akan mempermudah
21
penyusunan prioritas bantuan maupun intervensi program di masa yang akan
datang.
Untuk mendapatkan gambaran ketersediaan obat dan vaksin di Provinsi
Kalimantan Tengah, dilakukan pemantauan ketersediaan obat dan vaksin. Obat
yang dipantau ketersediaannya merupakan obat indikator yang digunakan
untuk pelayanan kesehatan dasar dan obat yang mendukung pelaksanaan
program kesehatan. Jumlah item obat yang dipantau adalah 144 item obat dan
vaksin yang terdiri dari 135 item obat untuk pelayanan kesehatan dasar dan 9
jenis vaksin untuk imunisasi dasar.
Indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin tahun 2014 memiliki
target sebesar 95%, dari data dan perhitungan yang dilakukan oleh Bina
Jaminan dan Sarana Kesehatan Provinsi Kalimanrtan Tengah tahun 2014
didapatkan persentase ketersediaan rata-rata provinsi sebesar 461,97%.
Dengan demikian apabila dibandingkan dengan target tahun 2014, maka
capaian kinerja indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin telah
melebihi target yang telah ditetapkan. Data dan informasi lebih rinci mengenai
ketersediaan obat dan vaksin 144 item terdapat pada Tabel lampiran 66.
D. SARANA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT
Pembangunan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya juga memerlukan peran masyarakat.
Melalui konsep Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM),
masyarakat berperan serta aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
Bentuk UKBM antara lain Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes), dan desa/kelurahan siaga aktif.
1. Posyandu menurut Strata
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh
masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan
penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya posyandu
dikelompokan menjadi 4 strata, yaitu posyandu pratama, posyandu madya,
posyandu purnama dan posyandu mandiri.
22
Jumlah posyandu di Kalimantan Tengah tahun 2014 adalah 1965 unit.
Ada penurunan jumlah posyandu bila dibandingkan dengan tahun 2013 yang
berjumlah 2199 unit. Rincian posyandu berdasarkan stratanya pada tahun
2014 adalah sebagai berikut; Posyandu Pratama 707 unit (35.98%), Posyandu
Madya 766 unit (38.98%), Posyandu Purnama 405 unit (20.61%) dan Posyandu
Mandiri 87 unit (4.43%). Sedangkan Posyandu yang masuk kategori aktif
sebanyak 854 unit (43.46%). Ada penurunan yang cukup signifikan jumlah
posyandu yang aktif bila dibandingkan dengan jumlah posyandu aktif pada
tahun 2013 yang berjumlah 1112 unit (50,57%). Kedepannya pengembangan
Posyandu adalah dengan revitalisasi posyandu dan diharapkan jumlah
posyandu aktif terus meningkat. (Lampiran Tabel 69).
2. Pos Kesehatan Desa
Di samping Posyandu keberadaan Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) juga
sangat penting dalam rangka mendukung program desa siaga, yaitu suatu
bentuk pemberdayaan masyarakat di tingkat desa yang disertai dengan
pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk memelihara
kesehatannya secara mandiri khususnya kesehatan ibu dan anak.
Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan
pertemuan antara upaya masyarakat dan dukungan pemerintah. Pelayanannya
meliputi upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela
Iainnya. Poskesdes di harapkan sebagai pusat pengembangan dan kordinator
berbagai UKBM yang dibutuhkan masyarakat desa.
Pada tahun 2014 jumlah poskesdes di Provinsi Kalimantan Tengah
sebanyak 381 buah poskesdes ada penurunan jumlah poskesdes yang cukup
siggnifikan bila dibandsingkan dengan jumlah poskesdes pada tahun 2013 yang
berjumlah 535 buah poskesdes. Jumlah poskesdes di setiap kabupaten/kota
tahun 2014 terlihat pada gambar berikut.
23
Gambar 3.4 Jumlah Poskesdes dan Desa/Kelurahan di Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
Pada tahun 2014 jumlah poskesdes di Provinsi Kalimantan Tengah
berjumlah 381 buah yang jumlahnya menurun bila dibandingkan dengan jumlah
poskesdes pada tahun 2013 yang berjumlah 535 unit.
3. Desa Siaga
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki
sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).
Pada tahun 2014 di Provinsi Kalimantan Tengah terdapat 945 desa siaga
dari 1.569 desa/kelurahan yang ada (60,2%). Desa Siaga aktif adalah desa
yang mempunyai Poskesdes atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan
berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan
bencana dan kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi
94
83
32
185
100
161
233
99
127
95
103
103
124
30
1569
47
0
27
47
43
17
60
31
30
68
8
0
0
3 381
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Kobar
Lmdau
Skmara
Kotim
Seruyan
Ktgn
Kps
Pulpis
Gumas
Barsel
bartim
Barut
Mura
Pky
Kalteng
Poskesdes Desa/Kel
24
gizi, penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Distribusi Desa Siaga dan Desa Siaga
Aktif di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2013 terlihat pada gambar berikut.
Gambar 3.5 Distribusi Desa/Kelurahan dan Desa Siaga di Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
Dari digambar diatas diketahui bahwa terdapat dua kabupaten yang
tidak mempunyai data desa siaga yaitu Kabupaten Katingan Kabupaten Barito
Utara hal ini menunjukkan peran pemerintah daerah dalam hal ini dinas
kesehatan kabupaten sebagai leading sektor belum maksimal. Keberadaan
desa siaga dan desa siaga aktif merupakan upaya meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam menangani masalah kesehatan yang terjadi di daerah
masing-masing.
E. Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pemerintah
telah berupaya mengembangkan berbagai upaya kesehatan, salah satunya
adalah dengan mengembangkan suatu upaya kesehatan melalui program
94 83
32 185
100 161
233 99 127
95 103 103 124
30 1569
89 60 47
185 12 0
217 47
17 10
161 0
97 3
945
0 500 1000 1500 2000
Kobar
Lmdau
Skmara
Kotim
Seruyan
Ktgn
Kps
Pulpis
Gumas
Barsel
bartim
Barut
Mura
Pky
Kalteng
Desa Siaga Desa/Kel
25
jaminan kesehatan. Program ini dikembangkan dengan tujuan merubah pola
pembayaran langsung (out of pocket) yang biasanya dibayar setelah pelayanan
diberikan menjadi penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna
berdasarkan asas usaha bersama dan kekeluargaan, yang berkesinambungan
dan dengan mutu terjamin serta pembiayaan yang dilaksanakan pra upaya.
Jaminan Kesehatan Nasional yang di selenggarakan oleh BPJS bertujuan
untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh
masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Jamkesmas diharapkan
dapat menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian bayi dan
balita serta menurunkan angka kelahiran di samping dapat terlayaninya kasus-
kasus kesehatan bagi masyarakat miskin. Program ini telah memberikan banyak
manfaat bagi peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan
hampir miskin di puskesmas dan jaringannya, pelayanan kesehatan di rumah
sakit serta memberikan perlindungan finansial dari pengeluaran kesehatan
akibat sakit.
Perkembangan peserta jaminan kesehatan di Provinsi Kalimantan
Tengah cukup positif. Kepesertaan jaminan kesehatan tahun 2014 sebanyak
55,7 persen lebih banyak bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 47,5
persen dari total penduduk yang terdiri dari 19,48 persen Jamkesda, 17,80
persen Jaminan Kesehatan Nasional, 11,22 persen Penerima Bantuan Iuran
(PBI) APBN, 3,35 persen Bukan Pekerja (BP), 2,84 persen Pekerja Penerima
Upah (PPU). dan Sisanya adalah PBI APBD dan Pekerja Bukan Penerima Upah
(PBPU)/Mandiri. Data terinci di setiap kabupaten/kota dapat dilihat di lampiran
(tabel 53).
F. Pemanfaatan Sarana Puskesmas dan Rumah Sakit
1. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan
Kesehatan
Pemanfaatan Sarana Puskesmas dan Rumah Sakit oleh masyarakat
dapat dilihat dari cakupan kunjungan rawat jalan dan rawat inap di masing-
26
masing sarana kesehatan. Pemanfaatan ini mencakup kunjungan rawat jalan
dan rawat inap serta kunjungan gangguan jiwa.
Cakupan kunjungan Rawat Jalan di puskesmas dan rumah sakit pada
tahun 2014 adalah sebesar 45,7% lebih rendah bila dibandingkan tahun 2013
berjumlah 63.9%. Sedangkan cakupan kunjungan rawat inap pada tahun 2014
sebesar 4% lebih besar bila dibandingkan dengan data tahun 2013 sebesar
3,3% bila dibandingkan dengan tahun lalu yaitu 11,3% dengan pengunjung
laki-laki dan perempuan hampir sama, ini berarti pemanfaatan sarana
kesehatan sudah merata baik oleh laki-laki maupun perempuan. Kunjungan
Rawat Jalan terbanyak ke Puksesmas dibandingkan ke rumah sakit sedangkan
Kunjungan Rawat Inap terbanyak di Rumah Sakit dari pada di Puskesmas. Pada
tahun 2014 jumlah kunjungan gangguan jiwa sebanyak 4820 orang, dengan
distribusi paling banyak di rumah sakit bila dibandingkan dengan kunjungan
pada puskesams. (Lampiran Tabel 54).
2. Angka Kematian Umum Penderita Yang Dirawat di RS / Gross
Death Rate (GDR)
Angka kematian umum penderita yang dirawat di RS/GDR (Gross Death
Rate) berguna untuk mengetahui mutu pelayanan/perawatan di Rumah Sakit.
Semakin rendah GDR, berarti mutu pelayanan rumah sakit semakin baik. Angka
yang dapat ditolerir untuk GDR ini maksimum 45.
GDR rata-rata di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 adalah
sebesar 25,8 lebih kecil bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 30.0,
berarti kurang dari angka yang dapat ditolerir, ini menunjukan bahwa sistem
pelayanan di rumah sakit sudah semakin membaik. Dari 20 rumah sakit yang
ada di Provinsi Kalimantan Tengah rumah sakit yang memiliki angka GDR paling
tinggi adalah Rumah Sakit Doris Sylvanus Palangka Raya, diikuti oleh Rumah
Sakit Dr Murdjani Sampit sebesar 37,7 dan Rumah Sakit Buntok 32,6.
Sedangkan rumah sakit dengan angka GDR yang paling rendah adalah Rumah
Sakit Kuala Kurun dengan GDR sebesar 0.8, diikuti oleh Rumah Sakit PKU
Muhamadiyah Palangka Raya sebesar 2.0 dan Rumah Sakit Polri Bhayangkara
Palangka Raya sebesar 4,0. Sedangkan rumah sakit tidak memiliki data GDR
yaitu RSUD Lamandau, Rumah Sakit Hanau dan Rumah Sakit TNI Denkesyah.
27
Rendahnya angka GDR di provinsi Kalimantan Tengah menunjukan mutu
pelayanan/perawatan di RS sudah cukup baik.
3. Angka Kematian Penderita Yang Dirawat < 48 Jam / Net Death
Rate (NDR)
Angka Net Death Rate (NDR) adalah untuk mengetahui mutu pelayanan
atau perawatan rumah sakit. Semakin rendah NDR suatu rumah sakit, berarti
bahwa mutu pelayanan/perawatan rumah sakit tersebut makin baik. Nilai NDR
yang dapat ditolerir adalah 25 per 1.000 penderita keluar. Rata-rata NDR di
Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 adalah sebesar 1,0 lebih kecil dari pada
jumlah NDR 2013 sebesar 1.1, berarti sudah sangat baik pelayanan rumah sakit
di Provinsi Kalimantan Tengah.
Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit dapat dilihat dari BOR (Bed
Occupancy Rate), LOS (Length of Stay) rata-rata lama dirawat (dalam satuan
hari) seorang pasien dan TOI (Turn Over Interval). BOR adalah persentase
pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu; LOS adalah rata-rata
lama perawatan (dalam satuan hari) seorang pasien; dan TOI adalah lamanya
pemakaian tempat tidur oleh pasien (dalam satuan hari).
Dari 20 rumah sakit ada 15 rumah sakit mempunyai tingkat
pemanfaatan bed occupancy rate yang dianggap cukup ideal. Sedang ada 1
rumah sakit yang memiliki NDR yang melebihi angka yang dapat ditoleransi
yaitu Rumah Sakit Buntok Kabupaten Barito Selatan sebesar 32,6 ini
menunjukan tingkat pelayanan atau mutu pelayanan dirumah sakit masih
rendah. Ada 4 rumah sakit yang tidak memiliki angka NDR yaitu Rumah Sakit
Lamandau, RSJ Kalawa Atei, RS TNI Denkesyah dan Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah, ke 4 rumah sakit tersebut perlu memperhatikan sistem
pencatat dan pelaporanya sehingga akan dapat memberikan data yang lebih
baik lagi.
4. Pemakaian Tempat Tidur/Bed Occupancy Rate (BOR)
BOR merupakan persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan
waktu tertentu. Indikator ini dipergunakan untuk menilai kinerja rumah sakit
dengan melihat persentase pemanfaatan tempat tidur rumah sakit atau Bed
28
Occupation Rate (BOR). Angka BOR yang rendah menunjukkan kurangnya
pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Angka BOR yang
tinggi (>85%) menunjukan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi,
sehingga perlu pengembangan rumah sakit atau penambahan tempat tidur.
BOR yang ideal untuk suatu rumah sakit adalah antara 60% sampai dengan
80%.
BOR untuk seluruh rumah sakit yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah
pada tahun 2014 sebesar 65,3% lebih tinggi dari pada BOR tahun 2013 sebesar
52%. Angka BOR ini berada pada range ideal terkait dengan pemakain tempat
tidur. Dari 20 rumah sakit ada 4 rumah sakit mempunyai tingkat pemanfaatan
bed occupancy rate yang dianggap cukup ideal yaitu Rumah Sakit Dr Doris
Sylvanus Palangka Raya sebesar 77,3%, Rumah Sakit Dr Murdjani Kabupaten
Kotawaringin Timur sebesar 74,3%, Rumah Sakit Dr. St. Imanuddin Kabupaten
Kotawaringin Barat sebesar 72,4% dan Rumah Sakit Buntok Kabupaten Barito
Selatan sebesar 65,8%. 14 RS dengan tingkat pemanfaatannya masih kurang,
dan 2 RS tidak mengirimkan data laporan terkait BOR. Data lengkap dapat
dilihat pada tabel lampirang no 56
5. Rata-rata Lama Rawat Seorang Pasien/Average Length of Stay
(ALOS)
Rata-rata lama rawat seorang pasien yang secara umum/Average
Length of Stay (ALOS) yang ideal adalah antara 6 – 9 hari. Rata-rata lama
rawat seorang pasien di RS di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 adalah
sebesar 2.8 hari lebih kecil bila dibandingkan dengan ALOS 2013 adalah 3,6
hari, jumlah ALOS ini lebih rendah dari ALOS ideal. Dari 20 RS yang ada
terdapat 18 RS mempunyai angka ALOS sedang dua RS tidak ada melapor yaitu
RSJ Kalawa Atei dan RSUD Lamandau. Semua RS mempunyai nilai ALOS
dibawah angka ideal. Data lengkap dapat dilihat pada tabel lampirang no 56
6. Rata-rata Hari Tempat Tidur Tidak Ditempati / Turn Of Interval
(TOI)
TOI dan ALOS merupakan indikator tentang efisiensi penggunaan
tempat tidur. Semakin besar TOI maka efisiensi penggunaan tempat tidur
29
semakin jelek. Angka ideal untuk TOI adalah 1 – 3 hari. Rata-rata TOI di
Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 adalah sebesar 2.53 hari lebih kecil bila
dibandingkan dengan TOI pada tahun 2013 sebesar 3,3 hari, udah berada pada
kisaran TOI ideal dan mengalami peningkatan efisiensi penggunaan tempat
tidur dari tahun 2013. Ini menunjukkan penggunaan jumlah tempat tidur
semakin efisien dan efektif.
Dari 20 RS yang ada, 5 RS mempunyai nilai TOI yang masuk kategori
ideal yaitu Rumah Sakit Dr. St. Imanuddin Kabupaten Kotawaringin Barat,
Rumah Sakit Dr Murdjani Kabupaten Kotawaringin Timur, Rumah Sakit Dr Doris
Sylvanus Palangka Raya, RSIA Yasmin Palangka Raya dan RS PKU
Muhammadiyah Palangka Raya.
30
BAB IV
PEMBIAYAAN KESEHATAN
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan memerlukan komponen
pembiyaan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyebutkan bahwa pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan
pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi,
teralokasi secara adil, dan termanfaatkan. Pembiayaan kesehatan terdiri dari
pembiayaan bersumber pemerintah dan pembiayaan bersumber masyarakat.
Dewasa ini beban pembiayaan kesehatan semakin berat karena berkaitan
dengan pertambahan penduduk, transisi pola penyakit yang menimbulkan beban
ganda, inflasi biaya kesehatan serta inflasi ekonomi secara keseluruhan.
Pembiayaan kesehatan selain relatif kecil juga efektivitas dan efisiensi
penggunaannya belum optimal. Efektivitas dan efisiensi yang rendah tersebut
disinyalir berkaitan dengan jumlahnya yang kurang, alokasinya yang tidak sesuai
dengan prioritas kesehatan dan pola belanja yang cenderung pada investasi barang
dan kegiatan tidak langsung. Sehingg biaya operasional dan biaya untuk kegiatan
langsung menjadi kurang. Dalam teori dan pengalaman empiris kinerja suatu
program kesehatan sangat ditentukan oleh kecukupan anggaran operasional dan
anggaran kegiatan langsung.
Pembiayaan kesehatan dari masyarakat dan perorangan termasuk swasta
sampai dengan saat ini cukup besar, namun belum dapat teridentifikasi secara jelas
sehingga kontribusinya dalam pembangunan kesehatan belum dapat diperhitungkan
secara kuantitatif. Pada tahun 2009 pemerintah telah mengeluarkan UU No. 36
tahun 2009 tentang kesehatan yang dalam salah satu pasal untuk meningkatkan
pembiayaan kesehatan, dimana seluruh Kabupaten/kota dan Provinsi harus
mengalokasikan 10% anggaran untuk kesehatan dari Total APBD I/II diluar biaya
gaji.
Komitmen nasional maupun daerah untuk pembiayaan kesehatan bagi
keluarga miskin perlu diprioritaskan dan pada tahun 2009 alokasi dari pusat relatif
meningkat dibanding tahun sebelumnya. Kebijakan nasional membebaskan biaya
31
pengobatan di rawat jalan dan perawatan di kelas III rumah sakit serta di
puskesmas. Pembiayaan untuk Dinas Kesehatan maupun UPT diperoleh dari APBD
maupun APBN, PLN/BLN dan lainnya yang sah.
Pembiayaan kesehatan harus mampu menjamin kesinambungan jumlah
yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna
dan berdaya guna sehingga pembangunan kesehatan demi meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat setinggitingginya dapat terlaksana. Sumber pembiayaan
kesehatan berasal dari pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, swasta dan
sumber lain. Sesuai Undang-Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota
memiliki alokasi minimal sepuluh persen dari total Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) di luar gaji (belanja pegawai).
Pembiayaan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 bersumber
dari dana APBD I, APBD II, APBN (DAU, DAK, Dekon, TP, JKN PBI APBN dan BOK)
dan Pinjaman/Hibah Luar Negeri (GF), pajak rokok dan yang bersumber dari
pemerintah lainnya. Total pembiayaan kesehatan bersumber pemerintah baik
pemerintah daerah maupun pusat untuk tahun 2014 adalah Rp. 881,239,728,709,-
lebih besar bila dibandingkan dengan alokasi anggaran pembiayaan kesehatan pada
tahun 2013 Rp.805.684.052.818,-.
Rincian alokasi anggaran kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
adalah sebagai berikut:
a. APBD kabupaten/kota baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung
sebesar Rp. 646,048,275,558,-.
b. APBD Provinsi (Belanja langsung, Belanja Tidak langsung dan DAK Kalteng
Barigas) sebesar Rp. 115,468.421,813.
c. APBN (DAU, DAK, Dana Dekon, Dana TP Kabupaten/Kota, BOK, JKN PBI APBN
dan Pajak Rokok) sebesar Rp. 114,910,173,398,-.
d. Pinjaman/Hibah luar negeri (PHLN) sebesar Rp. 199,046,940,-.
e. Sumber pemerintah lainnya sebesar Rp. 4,613,811,000,-.
Secara keseluruhan persen APBD kesehatan terhadap APBD kabupaten/kota
dan dan APBD Provinsi sebesar 8,38% lebih rendah dari seharusnya yaitu 10% per
32
tahun dari Total APBD diluar biaya gaji (UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan),
sedangkan anggaran kesehatan perkapita sebesar Rp. 361.184,84.
Pada lampiran profil tahun 2014 ada beberapa kabupaten yang tidak
mencantumkan alokasi penganggaran untuk rumah sakit sehingga pembiayaan
kesehatan untuk Provinsi Kalimantan Tengah tidak mencerminkan besaran
pembiayaan kesehatan yang sebenarnya. (Lampiran Tabel 81).
33
BAB V
KESEHATAN IBU DAN ANAK
Keluarga memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mempengaruhi status
kesehatan diantara anggotanya. Diantara fungsi keluarga dalam tatanan masyarakat
yaitu memenuhi kebutuhan gizi dan merawat serta melindungi kesehatan para
anggotanya. Anak dan ibu merupakan dua anggota keluarga yang perlu
mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Penilaian terhadap
status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk
dilakukan. Hal tersebut disebabkan Angka
Kematian Ibu dan Anak merupakan dua indikator yang peka terhadap kualitas
fasilitas pelayanan kesehatan. Kualitas fasilitas pelayanan kesehatan yang dimaksud
termasuk aksesibilitas terhadap fasilitas pelayanan kesehatan itu sendiri.
Keadaan kesehatan sangat penting dalam menggambarkan profil kesehatan
masyarakat di suatu daerah. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat,
digunakan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI).
Faktor-faktor yang memengaruhi derajat kesehatan masyarakat tidak hanya berasal
dari sektor kesehatan melainkan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan,
lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya.
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat antara lain dari angka kematian,
angka kesakitan dan status gizi. Pada bagian ini, derajat kesehatan di Provinsi
Kalimantan Tengah digambarkan melalui Angka Harapan Hidup (AHH), Angka
Kematian Bayi (AKB), Angka kematian Ibu (AKI), angka morbiditas beberapa
penyakit dan status gizi.
Upaya kesehatan di Propinsi Kalimantan Tengah telah diarahkan untuk dapat
meningkatkan kualitas hidup dan pelayanan kesehatan yang makin terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat. Disamping itu dalam penanganan masalah kesehatan
harus dilakukan secara terarah dan terpadu dengan memperhatikan kondisi sosial,
ekonomi dan budaya.
34
A. KESEHATAN IBU
Sejak tahun 1990 upaya strategis yang dilakukan dalam upaya menekan
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah dengan pendekatan safe motherhood, dengan
menganggap bahwa setiap kehamilan mengandung risiko, walaupun kondisi
kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan dalam keadaan baik. Di Indonesia
Safe Motherhood initiative ditindaklanjuti dengan peluncuran Gerakan Sayang Ibu di
tahun 1996 oleh Presiden yang melibatkan berbagi sektor pemerintahan di samping
sektor kesehatan. Salah satu program utama yang ditujukan untuk mengatasi
masalah kematian ibu adalah penempatan bidan di tingkat desa secara besar-
besaran yang bertujuan untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir ke masyarakat. Di tahun 2000, Kementerian Kesehatan RI
memperkuat strategi intervensi sektor kesehatan untuk mengatasi kematian ibu
dengan mencanangkan strategi Making Pregnancy Safer. Pada tahun 2012
Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal
Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan neonatal
sebesar 25%.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas)
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi apalagi jika
dibandingkan dengan negara–negara tetangga.
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian
pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan,
dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan
0-12 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24
minggu), dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu -
lahir). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor
risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan.
Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan
menggunakan indikator Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu
35
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga
kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada
kurun waktu satu tahun. Sedangkan Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4
kali sesuai jadwal yang dianjurkan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di
satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut
memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat
kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.
Pelayanan antenatal care ini untuk memantau kemajuan kehamilan
untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik mental dan sosial ibu dan bayi, mengenali
secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan, mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.,
mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif dan mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
Pada tahun 2014 cakupan pelayanan K4 sebesar 86.5% ada penurunan
bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2013 sebesar 89,6% %. Secara
umum hampir semua kabupaten kota belum mencapai target sebesar 95%
hanya satu kabupaten yang sudah mencapai target yaitu Kabupaten Katingan
yaitu sebesar 95%. Sedangkan untuk K1 ada beberapa kabupaten/kota yang
telah mencapai cakupan lebih dari 95%. seperti Kobar, Katingan, Pulang
Pisau, Gunung Mas, Kapuas, Barito Selatan, Barito Utara, dan Kota Palangka
Raya. Sedangkan kabupaten yang belum mencapai target 95%, yaitu
Kabupaten Murung Raya 93,1%, Barito Timur 80.5%, Kapuas 94.3%, Seruyan
82,6%, Lamandau 91,2%, Sukamara 90.5%. Distribusi cakupan kunjungan ibu
hamil K1 dan K4 tahun 2014 di Provinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
36
Gambar 5.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 Dan K4 Tahun 2014 di Provinsi Kalimantan Tengah
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 tidak terlalu besar yang berarti
banyak ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama pelayanan
antenatal meneruskan hingga kunjungan ke4 pada triwulan 3 kehamilannya.
Kondisi tersebut menutup peluang terjadinya kematian pada ibu melahirkan dan
bayi yang dikandungnya. Kondisi tersebut harus ditingkatkan dengan
penyuluhan ke masyarakat serta melakukan komunikasi dan edukasi yang
intensif kepada ibu hamil dan keluarganya agar memeriksakan kehamilannya
sesuai standar.
Gambaran kecenderungan cakupan K1 dan K4 sejak tahun 2004 hingga
tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 5.2.
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0
Kobar
Lmdau
Skmara
Kotim
Seruyan
Ktgn
Kps
Pulpis
Gumas
Barsel
bartim
Barut
Mura
Pky
Kalteng
98,8
91,2
90,5
93,5
82,6
99,7
94,3
98,1
96,6
98,8
80,5
97,1
93,1
97,5
94,3
94,4
81,8
81,4
84,8
75,0
95,0
82,7
94,7
91,1
85,8
77,1
92,5
83,2
87,9
86,5
K4
K1
37
Gambar 5.2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K1 Dan K4 Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2004 – 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
Pada gambar 5.2 di atas terlihat bahwa secara umum cakupan
pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4 mengalami kenaikan. Cakupan K1
dan K4 yang secara umum mengalami kenaikan tersebut menunjukkan semakin
baiknya akses masyarakat terhadap pelayanan /kesehatan ibu hamil yang
diberikan oleh tenaga kesehatan. Dari gambar tersebut juga dapat dilihat
bahwa kenaikan cakupan K1 dari tahun ke tahun relatif lebih stabil jika
dibandingkan dengan cakupan K4. Cakupan K1 selalu mengalami peningkatan,
kecuali di tahun 2014 dimana angkanya mengalami penurunan dari 96,0% pada
tahun 2013 menjadi 94,3% pada tahun 2014. Hal itu juga terjadi pada cakupan
K4 yang mengalami penurunan pada tahun 2014 dimana pada tahun 2013
cakupan K4 sebesar 89.6% turun menjadi 86.5%. Kenaikan cakupan K4 terjadi
dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 cakupan K4 kembali menurun pada
2014.
Secara nasional, indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil K4 pada tahun 2014 belum dapat mencapai target Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan tahun yang sama, yakni sebesar 93%. Hasil
92,0 91,8 94,0 93,0 96,1 96,0 94,3
81,6 80,7 85,6 85,8
87,4 89,6 86,5
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
160,0
180,0
200,0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
K4
K1
38
Riskesdas untuk Provinsi Kalimantan Tengah memperlihatkan perbedaan antara
hasil pencatatan rutin dan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Untuk
cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 ideal, data menurut pencatatan
rutin adalah 90,5%, sedangkan menurut Riskesdas 69.7%. Untuk cakupan K4
idealnya, menurut pencatatan rutin adalah sebesar 71.6%, sedangkan menurut
Riskesdas adalah 54%. Perbedaan ini dikarenakan pada Riskesdas 2013,
sampel penelitian adalah ibu yang pernah hamil anak terakhir sejak 1 Januari
2010 hingga pada saat wawancara dilakukan. Selain itu, masih terdapat
perbedaan persepsi di daerah mengenai definisi operasional dari cakupan
pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4.
2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Upaya kesehatan ibu bersalin diwujudkan dalam upaya mendorong agar
setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur
melalui indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih
(Cakupan Pn).
Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong
agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter
spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta
diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan
adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada kala I sampai dengan
kala IV persalinan. Indikator ini memperlihatkan diantaranya tingkat
kemampuan pemerintah dalam menyediakan pelayanan persalinan berkualitas
yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian
besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan
tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan
(profesional). Pesan kunci MPS yaitu persalinan harus ditolong oleh tenaga
kesehatan yang terlatih (APN, Afiksia dan sejenisnya), keadaan ini belum
sepenuhnya dapat dilakukan di Kalimantan Tengah, karena itu dilakukan
39
kemitraan antara bidan dan dukun di mana dukun tidak lagi melayani
persalinan tetapi sebagai pendamping bidan dalam melayani persalinan,
sehingga dengan kondisi tersebut diharapkan mampu menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.
Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan
Tengah tahun 2014 sebesar 86.7% ada penurunan bila dibandingkan dengan
tahun 2013 sebesar 89,6% dan tahun 2012 sebesar 87,4%. Data cakupan
mulai tahun 2008 sampai dengan 2014 secara keseluruhan di Provinsi
Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut:
Gambar 5.3 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 – 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa secara umum cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah
mengalami kenaikan setiap tahunnya namun pada tahun 2014 sedikit
mengalami penurunan. Cakupan secara provinsi pada tahun 2014 adalah
sebesar 86.7%, dimana angka ini belum dapat memenuhi target Renstra
Kementerian Kesehatan tahun 2014 yakni sebesar 89%. Penurunan cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan bisa di sebabkan oleh berbagai hal salah
satunya adalah tenaga kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan di daerah
77,7 79,1
84 82,49
87,4
89,8
86,7
70
72
74
76
78
80
82
84
86
88
90
92
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Linakes Tahun 2008 s.d 2014
40
kurang memadai sehingga ibu hamil lebih nyaman untuk melahirkan di rumah
dan di tolong oleh dukun beranak.
Sedangkan cakupan Linakes tahun 2014 di kabupaten kota di Provinsi
Kalimantan Tengah dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 5.4. Cakupan Linakes tahun 2014 di Kabupaten Kota di Provinsi Kalimantan Tengah
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
Sebagian besar kabupaten (9 kabupaten) belum dapat mencapai target
yang telah ditetapkan sebesar 89% untuk linakes, dan selebihnya yakni
sebanyak 5 kabupaten kota telah dapat mencapai target. Lima Kabupaten kota
tersebut adalah adalah Kota Palangka Raya (91.4%), Barito Selatan (90,4%),
Pulang Pisau (93,2%), Katingan (96,5%) dan Kabupaten Kotawaringin Barat
(94,0%). Sedangkan tiga kabupaten dengan dengan cakupan terendah adalah
Sukamara (70,7%), Seruyan (72,3%), dan Kabupaten Kapuas (79,4%).
Analisis kematian ibu yang dilakukan Direktorat Bina Kesehatan Ibu
pada tahun 2010 membuktikan bahwa kematian ibu terkait erat dengan
penolong persalinan dan tempat/fasilitas persalinan. Persalinan yang ditolong
tenaga kesehatan terbukti berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu.
94,0
78,9
70,7
87,8
72,3
96,5
79,4
93,2
87,7
90,4
88,9
88,2
82,6
91,4
86,7
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0
Kobar
Lmdau
Skmara
Kotim
Seruyan
Ktgn
Kps
Pulpis
Gumas
Barsel
bartim
Barut
Mura
Pky
Kalteng
Linakes Kabupaten Kota Provinsi Kalimantan Tengah 2014
41
Demikian pula dengan tempat/fasilitas, jika persalinan dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan, juga akan semakin menekan risiko kematian ibu.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan tetap konsisten dalam
menerapkan kebijakan bahwa seluruh persalinan harus ditolong oleh tenaga
kesehatan dan didorong untuk dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan menggariskan bahwa
pembangunan Puskesmas harus satu paket dengan rumah dinas tenaga
kesehatan. Demikian pula dengan pembangunan Poskesdes yang harus bisa
sekaligus menjadi rumah tinggal bagi bidan di desa. Dengan disediakan rumah
tinggal, maka tenaga kesehatan termasuk bidan akan siaga di tempat tugasnya
dan dapat memberikan pertolongan persalinan setiap saat.
Bagi ibu hamil yang di daerah tempat tinggalnya tidak ada bidan atau
jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan, maka menjelang hari taksiran
persalinan diupayakan sudah berada di dekat fasilitas pelayanan kesehatan,
yaitu di Rumah Tunggu Kelahiran. Rumah Tunggu Kelahiran tersebut dapat
berupa rumah tunggu khusus maupun di rumah sanak saudara yang dekat
dengan fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Cakupan Pelayanan Nifas
Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca
persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu
nifas sesuai standar, yangdilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali sesuai
jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jamsampai dengan 3 hari pasca
persalinan, pada hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan
pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan.
Pasca persalinan (masa nifas) berpeluang untuk terjadinya kematian ibu
maternal, sehingga perlu mendapatkan pelayanan kesehatan masa nifas
dengan dikunjungi oleh tenaga kesehatan minimal 3 (tiga) kali sejak persalinan.
Pelayanan Ibu Nifas meliputi pemberian Vitamin A dosis tinggi ibu nifas yang
kedua dan pemeriksaan kesehatan paska persalinan untuk mengetahui apakan
terjadi perdarahan paska persalinan, keluar cairan berbau dari jalan lahir,
demam lebih dari 2 (dua) hari, payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit
42
dan lain-lain. Kunjungan terhadap ibu nifas yang dilakukan petugas kesehatan
biasanya bersamaan dengan kunjungan neonatus.
Keberhasilan upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator cakupan
pelayanan kesehatan ibu nifas (Cakupan KF3). Indikator ini menilai kemampuan
negara dalam menyediakan pelayanan kesehatan ibu nifas yang berkualitas
sesuai standar.
Cakupan pelayanan pada ibu nifas tahun 2014 adalah 84.5% mengalami
penurunan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan cakupan pelayanan
ibu nifas pada tahun 2013 yaitu 90% dan sudah mencapai target SPM sebesar
90%. Pada tahun 2014 ini hampir semua kabupaten kota belum mencapai
target SPM sebesar 90%. Adapun Kabupaten yang telah mencapai target
nasional adalah Kabupaten Kotawaringin Barat, Katingan, dan Kabupaten
Pulang Pisau. Sedangkan Kabupaten yang terendah capaiannya adalah
Kabupaten Seruyan (73.5%) dan Kabupaten Sukamara (71.3%) lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran lampiran 29.
4. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas
Ibu nifas adalah ibu yang baru melahirkan bayi baik di rumah dan atau
rumah bersalin dengan pertolongan dukun bayi dan atau tenaga kesehatan.
Suplementasi vitamin A pada ibu nifas merupakan salah satu program
penanggulangan kekurangan vitamin A. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul
vitamin A adalah cakupan ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi
(200.000 SI) pada periode sebelum 40 hari setelah melahirkan. Cakupan ibu
nifas mendapat kapsul vitamin A tahun 2014 sebesar 85.4% mengalami
penurunan bila dibandingkan dengan cakupan ibu nifas yang mendapatkan
kapsul vitamin A pada tahun 2013 sebesar 88,32%. Cakupan tertinggi dicapai
oleh Kabupaten Katingan (96.3%), Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar
93,7%, dan Kabupaten Pulang Pisau sebesar 92,9%. Sementara cakupan
terendah di Kabupaten Sukamara sebesar 74.5% dan Kabupaten Lamandau
sebesar 77.6%. Cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di Provinsi
Kalimantan tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
43
Gambar 5.5. Cakupan Pemberian Vitamin A pada ibu nifas di Provinsi Kalimantan tahun 2010 – 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
5. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe
Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah memberikan
tablet tambah darah yaitu preparat Fe yang bertujuan untuk menurunkan
angka anemia pada balita, ibu hamill, ibu nifas, remaja putri, dan WUS (Wanita
Usia Subur). Penanggulangan anemi pada ibu hamil dilaksanakan dengan
memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilannya.
Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe di Provinsi Kalimantan Tengah pada
tahun 2014 sebesar 87% lebih rendah bila dibandingkan dengahn cakupan Fe
90 tablet pada tahun 2013 sebesar 88.03%. Cakupan tertinggi dicapai
Kabupaten Kotawaringin Barat (96%), Kabupaten Pulang Pisau 94,7%
Sedangkan Cakupan Fe3 yang terendah adalah Kabupaten Seruyan 77.0%
(Lampiran 32). Cakupan Ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe di Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2008 – 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
85,27
71,7 71,2
88,32 85,4
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2010 2011 2012 2013 2014
Cakupan Vit A Nifas 2010 - 2014
44
Gambar 5.6. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe di Provinsi Kalimantan tahun 2008 – 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
6. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Dalam masa kehamilan sering ditemui komplikasi kebidanan yaitu
kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa
ibu dan/atau bayi. Berdasarkan perhitungan bahwa jumlah ibu dengan
komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama:
dihitung berdasarkan angka estimasi 20% dari total ibu hamil disuatu wilayah
pada kurun waktu yang sama.
Komplikasi kebidanan merupakan kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin
dan ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Komplikasi dalam
kehamilan diantaranya (a) Abortus, (b) Hiperemesis Gravidarum, (c)
Perdarahan per vaginam, (d) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia,
eklampsia), (e) Kehamilan lewat waktu, (f) ketuban pecah dini.
Komplikasi dalam persalinan diantaranya (a) Kelainan letak/presentasi
janin, (b) Partus macet/distosia, (c) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia,
eklampsia) (d) Perdarahan pasca persalinan, (e) Infeksi berat/sepsis, (f)
Kontraksi dini/persalinan premature, (g) Kehamilan ganda.
90,3 91,7 91,3 94,0 93,3
84,3 84,6 83,0 88,0 87,0
2010 2011 2012 2013 2014
Fe 1 Fe 3
45
Pada tahun 2014 perkiraan jumlah ibu hamil dengan komplikasi
kebidanan adalah sebesar 20% dari jumlah ibu hamil. Dari jumlah kasus
komplikasi kebidanan yang ditangani pada tahun 2014 sebesar 45.1% lebih
rendah bila dibandingkan dengan capaian penanganan ibu hamil dengan
komplikasi pada tahun 2013 sebanyak 53,2%. Hal ini kemungkinan karena
pencatatan dan pelaporan yang kurang baik pada sarana kesehatan baik di
tingkat primer maupun sekunder. Selain itu adanya pemahaman yang berbeda
terkait dengan definisi operasional mengenai komplikasi kebidanan sehingga
dalam pencatatan dan pelaporan sering kali tidak tercover. (Lampiran 33).
Gambar 5.7. Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani di Provinsi Kalimantan tahun 2010 – 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
7. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Penurunan AKI juga merupakan salah satu
target MDGs yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dengan
mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu.
Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian seorang ibu yang
disebabkan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
13,3
42,2 42
53,2
45,1
0
10
20
30
40
50
60
2010 2011 2012 2013 2014
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 2010 - 2014
46
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam
masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama
kehamilan 100.000 kelahiran hidup.
Setiap periode kehamilan hingga masa nifas berisiko mengalami
kematian maternal apabila mengalami komplikasi. AKI mengacu pada jumlah
kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Angka
Kematian Ibu Maternal (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan pada sektor kesehatan.
Untuk mengurangi AKI telah dilakukan berbagai upaya diantaranya
meningkatkan kesehatan ibu dimasyarakat dengan : (1) Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi; (2) Kelas ibu hamil; (3) Program
kemitraan bidan dan dukun serta (4) Rumah tunggu kelahiran. Disamping itu
juga dengan meningkatkan kesehatan ibu di fasilitas pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan dengan : (1) Pelayanan Antenatal terpadu ( HIV-AIDS, TB
dan Malaria, Gizi dan Penyakit tidak menular ); (2) Pelayanan KB berkualitas
dan berkesinambungan; (3) Pertolongan persalinan, nifas dan KB oleh tenaga
kesehatan.
AKI Kalimantan Tengah masih mengikuti angka nasional yaitu hasil
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2007 sebesar 228 per
100.000 kelahiran hidup kemudian meningkat lagi angka kematian ibu (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup berdaarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012. Jumlah Kematian Ibu yang dilaporkan di Provinsi Kalimantan
Tengah pada Tahun 2014 sebesar 101 kasus, lebih besar bila dibandingkan
dengan tahun 2013 sebesar 75 kasus. Trend kasus kematian ibu dari tahun ke
tahun terus mengalami peningkatan ini menjadi tantangan bagi seluruh
stakeholder yang berkecimpung di bidang kesehatan. Jumlah kematian
terbanyak pada masa ibu bersalin dan penyebab terbanyak akibat komplikasi
dalam persalinan seperti perdarahan dan kelahiran yang sulit. Jumlah kematian
ibu maternal tertinggi di Kabupaten Kapuas sebanyak 20 kasus diikuti oleh
Kabupaten Katingan 16 kasus dan Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 11
47
kasus. Lebih jelasnya dapat dilihat pada (Lampiran, Tabel: 6). Trend jumlah
kematian ibu maternal dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
Gambar 5.8. Jumlah Kematian Ibu Maternal di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2008 – 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
Dari gambar diatas jumlah kasus kematian ibu maternal secara umum
terus mengalami peningkatan. Perlu adanya upaya-upaya untuk menurunkan
AKI tersebut, salah satunya adalah Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K). Program ini menitikberatkan pada upaya
perencanaan persalinan untuk mencegah terjadinya komplikasi di tingkat
masyarakat.
Penguatan primary health care (UKP dan UKM); beberapa aspek yang
saling berinteraksi dalam kematian ibu perlu mendapat perhatian, antara lain
aspek klinis, aspek pelayanan kesehatan dan faktor non kesehatan. Diperlukan
kesamaan persepsi dan pengertian semua pihak mengenai pentingnya peran
aspek klinik, aspek pelayanan kesehatan dan faktor non kesehatan dalam
penangananan masalah kematian ibu sehingga strategi untuk mengatasinya
harus merupakan integrasi yang menyeluruh dari berbagai aspek tersebut.
Adapun rincian penyebab langsung kematian ibu di Provinsi Kalimantan
Tengah tahun 2014 sebagai berikut : 41 kasus ( 40 %) Perdarahan, 29 kasus
54
74 80
76
63
75
101
0
20
40
60
80
100
120
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Kematian ibu Maternal
48
(29 %) Hipertensi Dalam Kehamilan, 25 kasus ( 25 %) Lain-lain, 5 kasus ( 5 %)
Infeksi, 1 kasus (1 %) Partus Lama. Proporsi dari penyebab Kematian dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.9. Penyebab Kematian Ibu di Prov. Kalteng Tahun 2014
Sumber : PWS – KIA Kab/ Kota Tahun 2014
Penyebaran kasus kematian ibu melahirkan di Provinsi Kalimantan
Tengah tahun 2014 semua terjadi pada semua kabupaten yang ada. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada peta berikut ini.
Gambar 5.10 Peta Jumlah Kematian ibu bersalin di Bandingkan Jumlah Lahir Hidup di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Kota dan Bidang Yandas tahun 2014
Perdarahan;
41 Hipertensi
dlm
Kehamilan;
29
Infeksi; 5
Abortus; 0
Lain-lain;
25
Partus
Lama; 1
49
Dari gambar diatas terlihat bahwa penyebaran kasus kematian ibu
bersalin paling banyak terjadi di Kabupaten Kapuas sebesar 20 kasus, diikuti
oleh Kabupaten Katingan sebesar 16 kasus, Kabupaten Kotawaringin Timur
sebanyak 11 kasus dan Kabupaten Kotawaringin Barat sebanyak 10 kasus.
Sedangkan kabupaten dengan jumlah kasus kematian ibu bersalin yang paling
sedikit terjadi di Kabupaten Sukamara, Barito Timur dan Barito Selatan
sebanyak masing-masing dua kasus.
8. Pelayanan Keluarga Berencana
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk
mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda
melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat
jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (diatas usia 35 tahun). Keluarga
berencana (KB) merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak,
serta perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-
cara bagi laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan
mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak,
serta kapan akan berhenti mempunyai anak.
Baik suami maupun istri memiliki hak yang sama untuk menetapkan
berapa jumlah anak yang akan dimiliki dan kapan akan memiliki anak. Melalui
tahapan konseling pelayanan KB, pasangan usia subur (PUS) dapat
menentukan pilihan kontrasepsi sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya
berdasarkan informasi yang telah mereka pahami, termasuk keuntungan dan
kerugian, risiko metode kontrasepsi dari petugas kesehatan.
a. Peserta Keluarga Berencana Baru
Peserta Keluarga Berencana (KB) baru adalah Pasangan Usia Subur
(PUS) yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat dan/atau PUS
yang menggunakan kembali salah satu cara/alat kontrasepsi setelah mereka
berakhir masa kehamilannya.
Jumlah PUS Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 sebanyak 525.164
lebih banyak dibanding tahun 2013 sebesar 461.680. Peserta KB baru pada
50
tahun 2014 sebesar 17,3 lebih sedikit bila dibandingkan dengan peserta KB
baru pada tahun 2013 sebesar 19,7%. Peserta KB baru tersebut menggunakan
kontrasepsi sebagai berikut:
1) MKJP: Tahun 2014 IUD (1%), MOP (0,1%), MOW (1%) dan Implant (7%).
2) NON MKJP: Tahun 2014 Suntik (51,0%), PIL (34%) dan Kondom (6%).
Gambar 5.11 Persentase Pemakaian Kontrasepsi Peserta KB Baru Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber : BKKBN Provinsi kalimantan Tengah Tahun 2014
Sebagian besar peserta KB baru mempergunakan kontrasepsi non
MKJP yang membutuhkan pembinaan secara rutin dan berkelanjutan untuk
menjaga kelangsungan pemakaian kontrasepsi. Proporsi pemakai kontrasepsi
suntikan cukup besar yaitu 51,0%, hal tersebut dapat difahami karena akses
untuk memperoleh pelayanan suntikan relatif lebih mudah, sebagai akibat
tersedianya jaringan pelayanan sampai di tingkat desa/kelurahan sehingga
dekat dengan tempat tinggal peserta KB.
Partisipasi pria (bapak) untuk menjadi peserta KB baru dengan
mempergunakan kontrasepsi MOP (hanya 0,1%) dan kondom (hanya
6%), karena terbatasnya pilihan kontrasepsi yang disediakan bagi pria, dan
sebagian pria masih beranggapan bahwa KB merupakan urusan ibu (istri),
sehingga ibu (istri) yang menjadi sasaran.
1% 0% 1%
7%
51%
34%
6%
IUD MOP MOW IMPLAN SUNTIK PIL KONDOM
51
b. Peserta KB Aktif
Peserta KB aktif adalah akseptor yang pada saat ini memakai
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.
Cakupan peserta KB aktif adalah perbandingan antara jumlah peserta KB aktif
dengan PUS di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan peserta
KB aktif menunjukkan tingkat pemanfaatan kontrasepsi di antara PUS.
Cakupan peserta KB aktif Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
sebesar 54,5% lebih sedikit bila dibandingkan dengan capai KB aktif pada tahun
2013 sebesar 77%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 5.12 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber : BKKBN Provinsi kalimantan Tengah Tahun 2014
Gambar di atas menunjukkan bahwa Kabupaten dengan persentase
peserta KB aktif tertinggi ialah Kabupaten Kapuas sebesar 91,0%, kemudian
Kotawaringin Timur 89,6%, dan Kabupaten Barito Selatan sebesar 85,9%.
Sedangkan Kabupaten dengan persentase peserta KB aktif terendah ialah
Kabupaten Lamandau sebesar 11%, kemudian Kabupaten Sukamara sebesar
11,7% dan Kabupaten Pulang Pisau sebesar 36,9%.
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0
Lamandau
Sukamara
Pulang Pisau
Palangka Raya
Gunung Mas
Kalimantan Tengah
Murung Raya
Kotawaringin Barat
Seruyan
Katingan
Barito Timur
Barito Utara
Barito Selatan
Kotawaringin Timur
Kapuas
11,0
11,7
36,9
48,4
51,0
54,5
55,4
57,2
69,1
77,4
78,4
85,3
85,9
89,6
91,0
52
Gambar 5.13 Cakupan Peserta KB Aktif Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2009 – 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Kota tahun 2009 – 2014
Dari gambar diatas terlihat trend peserta KB aktif dari tahun 2009
sampai dengan 2014. Dari tahun 2009 s.d 2012 terlihat trend peningkatan
persentase peserta KB aktif, namun dari tahun 2012 sampai dengan 2014
mengalami trend penurunan persentase peserta KB aktif.
B. KESEHATAN ANAK
Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk
mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas
serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Upaya pemeliharaan
kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah
dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun.
Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan untuk mampu menurunkan
angka kematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan anak adalah
Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian
Balita (AKABA).Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1000
kelahiran hidup menurun dari 20 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2007 dan 23 per
1000 kelahiran hidup berdasarkan hasil SDKI 2002. Perhatian terhadap upaya
74% 78,2% 79,3%
85%
77%
54,50%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
2009 2010 2011 2012 2013 2014
53
penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian
neonatal memberi kontribusi terhadap 56% kematian bayi.
Untuk mencapai target penurunan AKB pada MDG 2015 yaitu sebesar 23 per
1000 kelahiran hidup maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi
baru lahir (neonatal) menjadi prioritas utama. Komitmen global dalam MDGs
menetapkan target terkait kematian anak yaitu menurunkan angka kematian anak
hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015.
Data dan informasi yang akan disajikan berikut ini menerangkan berbagai
indikator kesehatan anak yang meliputi prevalensi berat badan lahir rendah (BBLR),
penanganan
komplikasi neonatal, kunjungan neonatal, pelayanan kesehatan bayi, inisiasi
menyusu dini, pemberian ASI eksklusif, pemberian vitamin A, penimbangan balita di
Posyandu, imunisasi dasar, pelayanan kesehatan balita, pelayanan kesehatan pada
siswa SD/setingkat, pelayanan kesehatan peduli remaja, pelayanan kesehatan pada
kasus kekerasan anak, dan pelayanan kesehatan anak terlantar dan anak jalanan di
panti.
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
BBLR terjadi karena ibu berstatus gizi tidak baik seperti KEK, anemia,
malaria dan menderita penyakit menular sexual (PMS) sebelum konsepsi atau
pada saat kehamilan. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai
dengan 24 jam pertama setelah lahir. Bayi yang lahir BBLR merupakan
manifestasi dari keadaan kurang gizi pada janin saat dalam kandungan. Bayi
yang lahir BBLR kemungkinan meninggal dunia sebelum berumur satu tahun
10-17 kali lebih besar dari bayi yang dilahirkan dengan berat badan normal.
Jadi, untuk menuju kualitas sumber daya manusia dalam arti kemampuan
intelektual yang tinggi, maka BBLR harus dicegah.
Jumlah kasus BBLR Kalimantan Tengah pada tahun 2014 sebanyak 535
kasus atau 1,6% dari jumlah kelahiran hidup, jumlah ini lebih banyak bila
dibandingkan dengan jumlah kasus BBLR pada tahun 2013 sebesar 484 kasus
(1,20%) lebih rendah daripada tahun 2012 sebesar 746 kasus (1,90%)
54
(Lampiran Tabel 37). Kabupaten yang paling banyak kasus BBLR adalah
Kabupaten Kotawaringin Timur (117 kasus) dan Kabupaten Katingan (79
kasus). Perkembangan kasus BBLR dari tahun 2008 s/d tahun 2014 dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 5.14 Perkembangan Kasus BBLR Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 s.d 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
2. Penanganan Komplikasi Neonatal
Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau
kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti
asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir,
BBLR (berat lahir < 2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan
kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah pada
pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).
Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap
neonatal sakit dan atau neonatal dengan kelainan atau
komplikasi/kegawatdaruratan yang mendapat pelayanan sesuai standar oleh
tenaga kesehatan (dokter, bidan atau perawat) terlatih baik di rumah, sarana
pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan.
369
710 747
674
746
484 535
0
100
200
300
400
500
600
700
800
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Kasus BBLR
55
Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai dengan standar MTBM, manajemen
Asfiksia Bayi Baru Lahir, manajemen Bayi Berat Lahir Rendah, pedoman
pelayanan neonatal essensial di tingkat pelayanan kesehatan dasar, PONED,
PONEK atau standar operasional pelayanan lainnya.
Pada gambar berikut ini disajikan gambaran cakupan penanganan
neonatal dengan komplikasi menurut Kabupaten/Kota tahun 2014.
Gambar 5.15 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
Capaian penanganan neonatal dengan komplikasi pada tahun 2014 di
Provinsi Kalimantan Tengah hanya sebesar 33%. Capaian ini masih jauh dari
target yang telah ditetapkan. Namun masih terdapat disparitas yang cukup
besar antar kabupaten/kota. Capaian tertinggi diperoleh Kabupaten Lamandau
dengan angka sebesar 85.1% diikuti oleh Barito Timur sebesar 80.4%. Capaian
terendah terdapat di Kabupaten Sukamara sebesar 12,2%, diikuti oleh
Kabupaten Seruyan sebesar 14.2%, dan Kabupaten Kapuas tidak memiliki Data.
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
59,4
85,1
12,2
30,2
14,2
22,5
0,0
57,7
39,9
15,2
80,4
30,4
58,7
34,2 33,0
Penanganan Komplikasi Neonatus
56
3. Kunjungan Neonatus
Kunjungan Neonatus (KN) adalah kunjungan yang dilakukan oleh
petugas kesehatan ke rumah ibu bersalin, untuk memantau dan memberi
pelayanan kesehatan untuk ibu dan bayinya. Pada Permenkes 741/Th. 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (SPM-BK), KN dibagi
menjadi 3, yaitu: KN1 adalah kunjungan pada 0-2 hari KN2 adalah kunjungan
2-7 hari dan KN3 adalah kunjungan setelah 7-28 hari.
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai
standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada
neonatus sedikitnya 3 kali,selama periode 0 sampai 28 hari setelah lahir, baik di
fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah. Pelayanan kesehatan
bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang di berikan oleh tenaga
kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan
11 bulan setelah bayi lahir.
Kunjungan Neonatus merupakan kunjungan bayi hingga usia kurang
dari satu bulan. Perlunya Bayi usia kurang dari 1 bulan untuk melakukan
pemeriksaan karena bayi usia <1 bulan merupakan golongan umur yang paling
rentan atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Dalam
melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan
pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada
ibu.
Kunjungan pertama (KN 1) merupakan pelayanan kesehatan neonatal
dasar pada 6-24 jam setelah lahir dan KN lengkap merupakan pelayanan
kesehatan dasar meliputi ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan
mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat
lahir, pemberian imunisasi hepatitis B1 bila tidak diberikan pada saat lahir dan
manajemen terpadu bayi. Kunjungan neonatus dilakukan sesuai standar
sedikitnya 3 kali, di mana kunjungan 1 pada 6-48 jam setelah lahir, kunjungan
2 pada hari ke-3 sampai dengan hari ke-7 dan kunjungan pada hari ke-8
sampai dengan hari ke-28 setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan
maupun kunjungan rumah.
57
Gambar 5.16 Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (Kn1) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
Dari gambar diatas diketahui capaian KN1 untuk Provinsi Kalimantan
Tengah pada tahun 2014 sebesar 90.6% mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan capaian KN1 pada tahun 2013 sebesar 99%. Capaian
tertinggi adalah Kabupaten Sukamara sebesar 128.3% diikuti oleh Kabupaten
Katingan sebesar 100.3%. Sedangkan Kabupaten yang capaian yang paling
rendah adalah Kabupaten Seruyan sebesar 76.5% dan Kabupaten Kapuas
sebesar 87.9%. Capaian Kabupaten Sukamara dan Kabupaten Katingan yang
melebihi 100% disebabkan karena ada kemungkinan kesalahan estimasi jumlah
neonatus atau adanya duplikasi pencatatan jumlah neonatus yang dilakukan
oleh petugas.
Gambaran cakupan kunjungan KN lengkap menurut Kabupaten Kota di
Provinsi Kalimantan Tengah terdapat pada gambar berikut ini.
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0
Kobar
Lmdau
Skmara
Kotim
Seruyan
Ktgn
Kps
Pulpis
Gumas
Barsel
bartim
Barut
Mura
Pky
Kalteng
84,3
97,5
128,3
90,2
76,5
100,3
87,9
95,8
97,1
90,4
90,1
91,9
95,5
94,9
90,6
58
Gambar 5.17 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
Pada gambar di atas terlihat bahwa pencapaian indikator KN lengkap
cukup baik di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 86% walaupun terjadi
penurunan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan capaian KN
Lengkap pada tahun 2013 yang mencapai 98%. Namun dapat dilihat dari
capaian yang cukup tinggi di sebagian besar Kabupaten Kota. Terdapat 10
Kabupaen Kota yang telah mencapai target, yaitu 84%, dimana capaian
tertinggi terdapat di Kabupaten Gunung Mas sebesar 97%, Kabupaten Katingan
sebesar 95.8% kemudian diikuti oleh Kabupaten Lamandau 94.9%. Sedangkan
kabupaten dengan capaian terendah adalah Kabupaten Seruyan sebesar
70.8%, diikuti oleh Sukamara sebesar 74,5%, dan Pulang Pisau sebesar 78,6%.
Informasi lebih lanjut mengenai kunjungan neonatal dapat dilihat pada
lampiran 38.
4. Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Ekslusif
ASI adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan kepada
bayi, dalam keadaan miskin mungkin merupakan hadiah satu-satunya, dalam
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0
Kobar
Lmdau
Skmara
Kotim
Seruyan
Ktgn
Kps
Pulpis
Gumas
Barsel
bartim
Barut
Mura
Pky
Kalteng
84,3
94,9
74,5
86,7
70,8
95,8
83,6
78,6
97,0
87,5
89,4
90,7
89,4
94,8
86,0
59
keadaan sakit mungkin merupakan hadiah yang menyelamatkan jiwanya
(UNICEF). Oleh sebab itu pemberian ASI perlu diberikan secara eksklusif
sampai umur 6 (enam) bulan dan tetap mempertahankan pemberian ASI
dilanjutkan bersama makanan pendamping sampai usia 2 (dua) tahun.
Peningkatan pemberian ASI ekslusif kepada masyarakat terutama
kepada ibu mulai sejak hamil sampai melahirkan. Konseling ASI ekslusif
dilakukan bertujuan peningkatan pemberian ASI eksklusif pada bayi. Cakupan
pemberian ASI ekslusif di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 terlihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 5.18 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Ekslusif Pada Tahun 2014 di Provinsi Kalimantan Tengah
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
Gambar diatas memperlihatkan bahwa cakupan pemberian ASI Ekslusif
pada bayi rata-rata di Provinsi Kalimantan Tengah hanya mencapai 15.7%
Lebih rendah bila dibandingkan dengan capaian ASI eksklusif pada tahun 2013
sebesar 18.2 persen. Cakupan pemberian ASI ekslusif di Kalimantan Tengah
paling tinggi di Kabupaten Lamandau yaitu 70.7 persen diikuti oleh Kabupaten
0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0
Kps
Barsel
Seruyan
bartim
Mura
Gumas
Kalteng
Ktgn
Pulpis
Kotim
Skmara
Pky
Kobar
Barut
Lmdau
1,2
2,1
2,7
3,7
7,2
11,9
15,7
17,0
31,4
38,8
39,3
39,3
45,8
64,5
70,7
60
Barito Utara 64.5 persen sedangkan yang paling rendah adalah Kabupaten
Kapuas 1.2 persen diikuti oleh Kabupaten Seruyan 2,7 persen.
Beberapa hal yang menghambat pemberian ASI eksklusif diantaranya
adalah:
1). Rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai manfaat ASI
dan cara menyusui yang benar.
2). Kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas
kesehatan.
3). Faktor sosial budaya.
4). Kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja.
5). Gencarnya pemasaran susu formula.
5. Pelayanan Kesehatan Bayi
Bayi juga merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap
gangguan kesehatan maupun serangan penyakit. Kesehatan bayi dan balita
harus dipantau untuk memastikan kesehatan mereka selalu dalam kondisi
optimal. Pelayanan kesehatan bayi termasuk salah satu dari beberapa indikator
yang bisa menjadi ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan
balita. Pelayanan kesehatan pada bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai
dengan 11 bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan
(dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali, yaitu pada 29 hari – 2 bulan, 3 – 5
bulan, 6 – 8 bulan dan 9 – 12 bulan sesuai standar di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Pelayanan ini terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian
imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian vitamin A pada
bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan ASI
Eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) dan lain-lain.
Cakupan pelayanan kesehatan bayi dapat menggambarkan upaya
pemerintah dalam meningkatan akses bayi untuk memperoleh pelayanan
kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit,
61
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas
hidup bayi.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bayi diperlukan peran serta
masyarakat dan kader sehingga bagi ibu-ibu yang memiliki bayi secara rutin
melakukan pemeriksaan kesehatan ke sarana kesehatan baik sarana kesehatan
pemerintah maupun swasta. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat
diperlukan kerjasama lintas sektoral seperti BPM Des, PKK dan lintas sektor
terkait. Selain itu untuk meningkatkan kunjungan bayi perlu mengaktifkan
kembali pokjanal posyandu, desa siaga, penyuluhan serta inovasi kegiatan di
posyandu
Gambaran capaian pelayanan kesehatan bayi menurut kabupaten Kota
di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
Gambar 5.19 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Pada Tahun 2014 di Provinsi Kalimantan Tengah
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2014
Dari gambar diatas diketahui bahwa cakupan pelayanan kesehatan bayi
pada tahun 2014 untuk Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 79.9%. Kabupaten
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0
Kps
Mura
Skmara
Kalteng
Seruyan
Barsel
Lmdau
Kotim
Gumas
Kobar
Pky
bartim
Barut
Pulpis
Ktgn
41,9
63,9
71,1
79,9
82,4
83,0
83,3
84,5
86,5
88,9
89,4
91,0
93,9
95,6
99,3
62
dengan capaian tertinggi adalah Kabupaten Katingan sebesar 99.3%, kemudian
Kabupaten Pulang Pisau 96.5% diikuti oleh Kabupaten Barito Utara 93.9%.
Sedangkan capaian terendah adalah Kabupaten Kapuas 41,9% dan Kabupaten
Murung Raya 63.9%.
6. Imunisasi
Berbagai penyakit yang sesungguhnya dapat dicegah dengan imunisasi.
Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain : Difteri, Tetanus, Hepatitis B,
radang selaput otak, radang paru-paru, pertusis, dan polio. Anak yang telah
diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya tersebut,
yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian.
Secara alamiah sistem kekebalan tubuh akan membentuk zat anti yang
disebut antibodi untuk melumpuhkan antigen. Pada saat pertama kali antibodi
“berinteraksi” dengan antigen, respon yang diberikan tidak terlalu kuat. Hal ini
disebabkan antibodi belum “mengenali” antigen. Pada interaksi antibodi-antigen
yang ke-2 dan seterusnya, sistem kekebalan tubuh sudah memiliki “memori”
untuk mengenali antigen yang masuk ke dalam tubuh, sehingga antibodi yang
terbentuk lebih banyak dan dalam waktu yang lebih cepat.
Proses pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah
disebut imunisasi alamiah. Sedangkan program imunisasi melalui pemberian
vaksin adalah upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk
menghasilkan antibodi dalam upaya melawan penyakit dengan melumpuhkan
“antigen” yang telah dilemahkan yang berasal dari vaksin. Imunisasi adalah
suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya sakit ringan.
Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi
penduduk terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada
populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, anak
usia sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil.
63
a. Cakupan Desa/Kelurahan UCI
Pemerintah telah menetapkan imunisasi sebagai upaya nyata untuk
mencapai Millennium Development Goals (MDGs), khususnya untuk
menurunkan angka kematian anak. Imunisasi dasar sangat penting diberikan
sewaktu bayi (usia 0 – 11 bulan) untuk memberikan kekebalan dari penyakit-
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Tanpa imunisasi anak-
anak mudah terserang berbagai penyakit, kecacatan dan kematian. Indikator
keberhasilan pelaksanaan imunisasi diukur dengan pencapaian Universal Child
Immunization (UCI) desa/ kelurahan, yaitu minimal 80% bayi didesa/
kelurahan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Sebagai salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pelaksanaan
imunisasi adalah Universal Child Immunization atau yang biasa disingkat UCI.
UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi (0-
11 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi
dasar lengkap. Target UCI pada Renstra adalah sebesar 95%. Indikator
keberhasilan GAIN UCI mengacu pada RPJMN Tahun 2010-2014 dengan target
tahun 2012 mencapai UCI 90% dan 85% bayi mendapatkan imunisasi dasar
lengkap yaitu BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan campak.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tidak tercapainya pencapaian
UCI desa di beberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah, pada umumnya
disebabkan karena penghitungan sasaran (denominator) yang melebihi dengan
kondisi riil jumlah sasaran di lapangan.
Kabupaten/kota yang belum mencapai target imunisasi dasar lengkap pada bayi
disebabkan antara lain :
1) Adanya perbedaan jumlah dibandingkan dengan sasaran yang ada, hal ini
dikarenakan penentuan jumlah sasaran masih berdasarkan angka estimasi
jumlah penduduk, bukan dari hasil pendataan.
2) Belum semua Puskesmas membuat Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
imunisasi secara rutin (bulanan, tribulanan) dikarenakan banyak petugas
imunisasi yang merangkap dengan tugas lain.
64
3) Belum dilakukan pelaksanaan sweeping atau kunjungan rumah untuk
melengkapi status imunisasi pada daerah-daerah yang cakupan imunisasinya
masih rendah, pada umumnya disebabkan keterbatasan sumber daya atau
tenaga banyak yang merangkap dengan tugas lain.
Pencapaian UCI desa/kelurahan di Provinsi Kalimantan Tengah tahun
2014 terlihat pada gambar berikut.
Gambar 5.20 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
Gambar diatas menunjukan bahwa capaian UCI untuk Provinsi
Kalimantan Tengah tahun 2014 70.1%. Ada 6 kabupaten dengan cakupan UCI
Desa/Kelurahan diatas 80% yaitu Barito Utara, Sukamara, Gunung Mas,
Kotawaringin Barat, Lamandau dan Barito Selatan. Sedangkan capaian UCI
terendah adalah Kabupaten Kapuas 38,6% dan Kabupaten Seruyan 51%.
Masih banyak kabupaten kota yang belum mencapai target yang telah
ditetapkan. Kurangnya dana operasional untuk imunisasi baik rutin maupun
tambahan, dan tidak tersedianya fasilitas dan infrastruktur yang memadai.
Selain itu juga kurangnya koordinasi lintas sektor termasuk pelayanan
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0
Kps
Seruyan
Mura
Pky
Kalteng
Ktgn
Pulpis
bartim
Kotim
Barut
Skmara
Gumas
Kobar
Lmdau
Barsel
38,6
51,0
61,3
70,0
70,1
70,8
72,7
73,8
76,8
80,6
81,3
84,3
88,3
89,2
89,5
65
kesehatan swasta, kurang sumber daya yang memadai serta kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang program dan manfaat imunisasi.
Indikator UCI akan memberikan gambar sejauh mana keterlibatan
semua pemangku kepentingan di daerah. Perkembangan UCI di Provinsi
Kalimantan Tengah dari tahun 2010 s.d 2014 dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 5.21 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 2010 – 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
Gambar diatas memperlihatkan bahwa pencapaian UCI desa/kelurahan
rata-rata di Provinsi Kalimantan Tengah tahun dari tahun ke tahun mengalami
fluktuasi. Pada tahun 2013 capaian UCI-nya mencapai 73.9% kemudian
mengalami penurunan menjadi 70.1% pada tahun 2014.
b. Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi
Sasaran imunisasi yang dilaksanakan melalui program pemerintah
adalah: imunisasi rutin (bayi, WUS, Catin dan anak usia SD) dan imunisasi
tambahan (bayi dan anak). Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran
program imunisasi, setiap bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap
(LIL) yang terdiri dari : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis
B, dan 1 dosis campak. Dari kelima imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan
tersebut, campak merupakan imunisasi yang mendapat perhatian lebih yang
76,5 77,3
72,8
73,9
70,1
66
68
70
72
74
76
78
2010 2011 2012 2013 2014
66
dibuktikan dengan komitmen Indonesia pada lingkup ASEAN dan SEARO untuk
mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Hal ini terkait
bahwa campak adalah salah satu penyebab utama kematian pada balita.
Dengan demikian pencegahan campak memiliki peran signifikan dalam
penurunan angka kematian balita.
Upaya untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian
bayi serta anak balita dilaksanakan program imunisasi baik program rutin
maupun program tambahan/suplemen untuk penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio,
Hepatitis B, dan Campak. Bayi seharusnya mendapat imunisasi dasar lengkap
yang terdiri dari BCG 1 kali, DPT-HB 3 kali, Polio 4 kali, HB Uniject 1 kali dan
campak 1 kali. Sebagai indikator kelengkapan status imunisasi dasar lengkap
bagi bayi dapat dilihat dari hasil cakupan imunisasi campak, karena imunisasi
campak merupakan imunisasi yang terakhir yang diberikan pada bayi umur 9
(sembilan) bulan dengan harapan imunisasi sebelumnya sudah diberikan
dengan lengkap (BCG, DPT-HB, Polio, dan HB).
Cakupan imunisasi campak Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
sebesar 85,66%.
Gambar 5.22 Persentase Cakupan Imunisasi Campak Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber: Bidang PMK Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
42,7
75,9
78,4
80,6
85,0
85,7
86,5
87,1
87,2
87,7
89,4
93,9
94,6
100,9
103,4
0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0 110,0
Mura
Lamandau
Seruyan
Kapuas
Barsel
KAL-TENG
P. Raya
Kotim
Barut
Gumas
Sukamara
Bartim
Kobar
Katingan
P. Pisau
67
Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa Kabupaten Pulang Pisau
memiliki capaian tertinggi sebesar 103,4% diikuti oleh Kabupaten Katingan
sebesar 100,9% dan Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar 94,6%. Sedangkan
Kabupaten dengan cakupan terendah adalah Kabupaten Murung Raya sebesar
42,7%, diikuti oleh Lamandau sebesar 75,9% dan Kabupaten Seruyan sebesar
78,4%.
Program imunisasi pada bayi mengharapkan agar setiap bayi
mendapatkan kelima jenis imunisasi dasar lengkap. Keberhasilan seorang bayi
dalam mendapatkan 5 jenis imunisasi dasar tersebut diukur melalui indikator
imunisasi dasar lengkap. Capaian indikator ini di Provinsi Kalimantan Tengah
pada tahun 2014 sebesar 68.6%. Angka ini belum memenuhi target SPM yang
telah ditetapkan sebesar 90%. Sebanyak 3 (tiga) kabupaten cakupan imunisasi
dasar lengkap > 90%, yaitu Palangka Raya, Barito Selatan dan Kabupaten
Pulang Pisau.
Gambar 5.23 Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber: Bidang PMK Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Gambar diatas ada tiga kabupaten/kota dengan capaian imunisasi dasar
lengkap pada bayi yang tertinggi pada tahun 2014 adalah di Kabupaten Pulang
Pisau sebesar 99,6% diikuti oleh Barito Selatan sebesar 92.0%, dan Kota
4,4
15,1
47,8
55,1
68,8
70,4
72,1
73,1
73,6
75,3
84,9
89,4
90,4
92,0
99,6
0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0 110,0
Barut
Bartim
Mura
Kotim
KAL-TENG
Katingan
Kapuas
Lamandau
Kobar
Seruyan
Gumas
Sukamara
P. Raya
Barsel
P. Pisau
68
Palangka Raya sebesar 90.4%. Sedangkan tiga kabupaten dengan capaian
terendah adalah Kabupaten Barito Utara sebesar 4,4%, diikuti oleh Barito Timur
sebesar 15,1%, dan Kabupaten Murung Raya sebesar 47,8%. Data dan
informasi terkait imunisasi dasar pada bayi yang menurut kabupaten/kota tahun
2014 terdapat pada lampiran 43.
7. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi
Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar
diseluruh dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada semua
umur terutama pada masa pertumbuhan. KVA dalam tubuh dapat menimbulkan
berbagai jenis penyakit yang merupakan “Nutrition Related Diseases” yang
dapat mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi dari organ tubuh seperti
menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan epitelisme sel-sel kulit.
Salah satu dampak kurang Vitamin A adalah kelainan pada mata yang
umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 4 tahun yang menjadi penyebab
utama kebutaan di negara berkembang.
Pemberian kapsul vitamin A dilakukan terhadap bayi (6-11 bulan)
dengan dosis 100.000 SI, anak balita (12-59 bulan) dengan dosis 200.000 SI,
dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan
memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pemberian Kapsul Vitamin A
diberikan secara serentak setiap bulan Februari dan Agustus padabalita usia 6-
59 bulan.
Cakupan Pemberian vitamin A pada bayi di Provinsi Kalimantan Tengah
pada tahun 2014 sebesar 87,09% lebih tinggi bila dibandingkan dengan
capaian tahun 2013 sebesar 71.1%. Data cakupan pemberian vitamin A pada
bayi menunjukan bahwa ada 8 kabupaten/kota yang capaiannya sudah 90%
atau lebih yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat, Sukamara, Kotawaringin Timur,
Seruyan, Barito Selatan, Barito Utara dan Kota Palangka Raya.
8. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita
Salah satu program penanggulangan KVA yang telah dijalankan adalah
dengan suplementasi kapsul Vitamin A dosis tinggi 2 kali pertahun pada Balita
dan ibu nifas untuk mempertahankan bebas buta karena KVA dan mencegah
69
berkembangnya kembali masalah Xerofthalmia dengan segala manifestasinya
(gangguan penglihatan, buta senja dan bahkan kebutaan sampai kematian).
Disamping itu pemantapan program distribusi kapsul Vitamin A dosis tinggi juga
dapat mendorong tumbuh kembang anak serta meningkatkan daya tahan anak
terhadap penyakit infeksi, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian pada bayi dan anak.
Balita yang dimaksud dalam program distribusi kapsul Vitamin A adalah
anak umur 12–59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul
Vitamin A dosis tinggi terdiri dari kapsul vitamin A berwarna merah dengan
dosis 200.000 SI yang diberikan pada anak umur 12-59 bulan dan diberikan
pada bulan Pebruari dan Agustus setiap tahunnya.
Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita tahun 2014 sebesar
81,32% lebih besar bila dibandingkan dengan cakupan pemberian vitamin A
pada anak balita pada tahun 2013 sebesar 71.32%. Ada lima kabupaten kota
yang memiliki cakupan tertinggi yang lebih dari 90% yaitu Kabupaten Barito
Timur sebesar 98,89%, kemudian Kabupaten Barito Utara sebesar 96,33%,
Kota Palangka Raya sebesar 94,47%, Kabupaten Pulang Pisau sebesar 93,90%
dan terakhir adalah Kabupaten Sukamara sebesar 91,62%. Sedangkan yang
cakupannya terendah adalah Kabupaten Kapuas sebesar 59,72% diikuti oleh
Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 71,55%. Cakupan pemberian kapsul
vitamin A pada balita selama 6 tahun terakhir (2010-2014) dapat dilihat dalam
gambar berikut ini:
70
Gambar 5.24 Cakupan Pemberian Kapsul Vit. A pada Balita di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008–2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
Dari grafik diatas secara umum terlihat perkembangan cakupan
pemberian kapsul vitamin A pada anak balita terus mengalami peningkatan,
dan masih diperlukan upaya untuk meningkatkan cakupan pemberian kapsul
vitamin A. Upaya tersebut antara lain melalui peningkatan integrasi pelayanan
kesehatan anak, sweeping pada daerah yang cakupannya masih rendah dan
kampanye pemberian kapsul vitamin A. Lebih jelasnya mengenai data
pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita dapat dilihat pada
lampiran tabel 44.
9. Cakupan Penimbangan Baduta di Posyandu (D/S)
Penimbangan terhadap bayi dan balita yang dilakukan di posyandu
merupakan upaya masyarakat memantau pertumbuhan dan perkembangan
bayi dan balita yang dintegrasikan dengan pelayanan kesehatan dasar lain
(KIA, Imunisasi, Pemberantasan Penyakit). Partisipasi masyarakat dalam
penimbangan di posyandu tersebut digambarkan dalam perbandingan jumlah
baduta yang ditimbang (D) dengan jumlah balita seluruhnya (S). Semakin tinggi
partisipasi masyarakat dalam penimbangan di posyandu maka semakin baik
pula data yang dapat menggambarkan status gizi balita.
66,52
118,9
75,16 73,75 78,89
71,32
81,32
0
20
40
60
80
100
120
140
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
71
Hasil penimbangan, dapat mengetahui apakah seorang anak terlalu
cepat bertambah berat badannya dibandingkan usianya atau tidak bertambah
berat badannya. Untuk itu memerlukan pemeriksaan berat badan anak lebih
lanjut terkait dengan tinggi badannya, yang dapat menentukan apakah seorang
anak mempunyai berat badan berlebih/kurang.
Kegiatan penimbangan anak baduta di Posyandu (D/S) menjadi salah
satu indikator yang ditetapkan pada Renstra Kementerian Kesehatan Tahun
2010-2014. Indikator ini berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita,
cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta penanganan
prevalensi gizi kurang pada balita. Dengan cakupan D/S yang tinggi, diharapkan
semakin tinggi pula cakupan vitamin A, cakupan imunisasi dan semakin rendah
prevalensi gizi kurang. Cakupan penimbangan Baduta di posyandu (D/S) di
Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 5.25. Persentase Baduta di timbang D/S Tahun 2014 di Provinsi Kalimantan Tengah
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
Pada gambar diatas diketahui bahwa cakupan penimbangan pada
tingkat provinsi hanya mencapai 57.6% masih jauh dari target yang telah
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0
Barito Utara
Palangka Raya
Kotawaringin Timur
Barito Timur
Kapuas
Kalteng
Gunung Mas
Barito Selatan
Katingan
Lamandau
Kotawaringin Barat
Pulang Pisau
Murung Raya
Seruyan
Sukamara
0,0
39,8
40,4
41,0
50,2
57,6
61,4
63,7
64,6
65,9
67,0
69,4
73,4
80,3
80,3
72
ditetapkan yaitu sebesar 80%. Kabupaten yang memiliki capaian tertinggi
adalah Kabupaten Sukamara dan Kabupaten Seruyan sebesar 80,3%, diikuti
oleh Murung Raya sebesar 73,4%. Sedangkan capaian terendah terdapat di
Kabupaten Barito Utara sebesar 0%, diikuti oleh Palangka Raya sebesar 39,8%
dan Kotawaringin Timur sebesar 40,4%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran tabel no 45.
Banyak hal dapat mampengaruhi tingkat pencapaian partisipasi
masyarakat dalam penimbangan di posyandu antara lain tingkat pendidikan,
tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gizi, faktor ekonomi
dan sosial budaya. Dari data yang ada menggambarkan bahwa pedesaan dan
perkotaan tidak memperlihatkan perbedaan yang menyolok dalam partisipasi
masyarakat tetapi yang sangat berpengaruh adalah faktor ekonomi dan sosial
budaya.
10. Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Kesehatan bayi dan balita harus dipantau untuk memastikan kesehatan
mereka selalu dalam kondisi optimal. Untuk itu dipakai indikator-indikator yang
bisa menjadi ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita,
salah satu diantaranya adalah pelayanan kesehatan anak balita. Adapun
batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur 12
sampai dengan 59 bulan.
Setiap tahapan perkembangan anak adalah masa penting dan setiap
anak memiliki tahapan perkembangan yang berbeda-beda. Pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan anak bawah lima tahun (balita) perlu
dilakukan karena sedang mengalami tumbuh kembang yang cepat.
Pemantauain pertumbuhan balita meliputi pengukuran berat badan
pertinggi/panjang badan (BB/TB). Ditingkat masyarakat pemanatauan
pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per umur (BB/U) setiap bulan di
Posyandu, Taman Bermain, Pos PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Taman
Penitipan Anak dan Taman Kanak-Kanak serta raudhatul athfal dll.
Pelayanan kesehatan pada anak balita dilakukan oleh tenaga kesehatan
dan memperoleh:
73
a. Pelayanan Pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun (Penimbangan
berat badan dan pengukuran tinggi badan minimal 8 kali dalam setahun).
b. Pemberian vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan Februari dan
Agustus
c. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang balita minimal 2 kali
dalam setahun.
c. Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Cakupan pelayanan anak balita (12-59 Bulan) yang mendapat pelayanan
kesehatan (minimal 8 kali) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014 sebesar
59,3% Lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2013 sebesar
54.2%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 5.26 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
Ada 5 Kabupaten yang capaiannya melebihi 80% yaitu Kabupaten
Sukamara memiliki capaian tertinggi yaitu sebesar 111,3%, diikuti oleh
Kotawaringin Barat sebesar 99,5%, Lamandau sebesar 95,6%, Barito Utara
sebesar 92,6% dan Kabupaten Gunung Mas sebesar 92,0%. Sedangkan
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0
Barito Timur
Murung Raya
Kapuas
Seruyan
Barito Selatan
Kalimantan Tengah
Katingan
Palangka Raya
Pulang Pisau
Kotawaringin Timur
Gunung Mas
Barito Utara
Lamandau
Kotawaringin Barat
Sukamara
0,0
0,0
16,2
36,7
53,5
59,3
68,8
75,9
78,9
79,0
92,0
92,6
95,6
99,5
111,3
74
Kabupaten dengan capaian terendah adalah Kabupaten Barito Timur dan
Murung Raya yang tidak memiliki hasil capai yaitu 0,0%, diikuti oleh Kabupaten
Kapuas sebesar 16.2% dan abupaten Seruyan sebesar 36,7%. Data lengkap
terkait pelayanan kesehatan anak balita disajikan pada lampiran 46.
11. Penjaringan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat
Mulai masuk sekolah merupakan hal penting bagi tahap perkembangan
anak. Banyak masalah kesehatan terjadi pada anak usia sekolah, seperti
misalnya pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti
menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun,
karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah
gizi. Pelayanan kesehatan pada anak termasuk pula intervensi pada anak usia
sekolah.
Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan
program kesehatan, karena selain jumlahnya yang besar, mereka juga
merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik.
Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/sederajat
kelas 1. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama
tenaga lainnya yang terlatih (guru UKS/UKSG dan dokter kecil). Tenaga
kesehatan disini adalah tenaga medis, tenaga keperawatan atau petugas
puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS.
Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru yang ditunjuk sebagai pembina
UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang UKS/UKGS. Dokter kecil adalah
kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD
dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.
Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran tentang kebersihan dan
kesehatan gigi bisa dilaksanakan sedini mungkin. Kegiatan ini dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi
dan mulut pada khususnya dan kesehatan tubuh serta lingkungan pada
umumnya.
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat yang mendapat
pelayanan kesehatan pada tahun 2014 sebesar 68,2% lebih rendah bila
75
dibandingkan dengan capaian pada tahun 2013 sebesar 75,6%. (lampiran tabel
49).
Gambar 5.27 Cakupan Sekolah Dasar/Setingkat Yang Melaksanakan Penjaringan Siswa SD/Setingkat Kelas 1 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
Dari gambar diatas diketahui bahwa sebagian besar kabupaten kota
belum memenuhi target 94%, hanya 5 kabupaten yang telah mencapai target
yaitu Murung Raya, Barito Timur, Barito Selatan, Lamandau dan Kabupaten
Kotawaringin Barat. Sedangkan capaian terendah terdapat di Kabupaten Barito
Utara 0% dan Kabupaten Kapuas sebesar 35.2%.
12. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Rasio Tambal Cabut Gigi Tetap
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas meliputi kegiatan
pelayanan dasar gigi dan upaya kesehatan gigi sekolah. Kegiatan pelayanan
dasar gigi adalah tumpatan (penambalan) gigi tetap dan pencabutan gigi tetap.
Indikasi dari perhatian masyarakat adalah bila tumpatan gigi tetap semakin
bertambah banyak berarti masyarakat lebih memperhatikan kesehatan gigi
yang merupakan tindakan preventif, sebelum gigi tetap betul betul rusak dan
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0
Barito Utara
Kapuas
Kotawaringin Timur
Pulang Pisau
Kalimantan Tengah
Sukamara
Seruyan
Katingan
Gunung Mas
Palangka Raya
Kotawaringin Barat
Lamandau
Barito Selatan
Barito Timur
Murung Raya
0,0
35,2
49,7
55,4
68,2
71,1
84,4
89,0
92,2
93,2
97,6
99,4
100,0
100,0
100,0
76
harus dicabut. Pencabutan gigi tetap adalah tindakan kuratif dan rehabilitatif
yang merupakan tindakan terakhir yang harus diambil oleh seorang pasien.
Jumlah tumpatan gigi tetap tahun 2014 sebanyak 5933 lebih banyak bila
dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 5.206, sementara jumlah
pencabutan gigi tetap pada tahun 2014 sebanyak 6326 lebih sedikit bila
dibandinghkan dengan data tahun 2013 sebanyak 6.372. Data tersebut
menandakan bahwa motivasi masyarakat dalam mempertahankan gigi geliginya
belum maksimal, walaupun sudah ada sedikit penurunan oleh karena itu masih
diperlukan penyuluhan yang terus menerus agar masyarakat memeriksakan
giginya secara teratur.
Sementara itu rasio tumpatan dan pencabutan gigi tetap tahun 2014
sebesar 0,9 lebih besar bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 0,8. Hal
tersebut menunjukan bahwa masih banyak masyarakat yang melakukan
pencabutan gigi dibandingkan melakukan tumpatan gigi tetap.
Gambar 5.28 Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2010-2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
Gambar diatas menunjukan bahwa trend jumlah pencabutan giginya
jauh lebih banyak dibandingkan tumpatan giginya (rasio rendah), menandakan
bahwa masyarakat di kabupaten yang bersangkutan masih kurang
memperhatikan kesehatan gigi dan mulut dan kemungkinan frekuensi
7802 8729 8474
6372 6326
4521 4684
5943 6372 5933
2010 2011 2012 2013 2014
Pencabutan Gigi Tetap Tumpatan Gigi Tetap
77
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh petugas kesehatan di
setiap lini, baik yang dilakukan didalam maupun diluar gedung masih sangat
minim.
b. Murid SD/MI Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk upaya promotif,
preventif, dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi sulung, pengobatan,
dan penambalan sementara gigi sulung dan gigi tetap, yang dilakukan baik di
sekolah maupun dirujuk ke puskesmas minimal 2 kali dalam setahun. Mulut
merupakan suatu tempat yang amat ideal bagi perkembangan bakteri. Bila
tidak dibersihkan dengan sempurna, sisa makanan yang terselip bersama
bakteri akan tetap melekat pada gigi kita.
Murid SD/MI diperiksa kesehatan giginya pada tahun 2014 sebanayak
25.2% lebih banyak bila dibandingkan dengan data tahun 2013 sebanyak
14,2% (Lampiran Tabel 51). Beberapa kabupaten mempunyai cakupan yang
cukup tinggi seperti Kabupaten Barito Selatan sebesar 100%, Kapuas sebesar
99,9%, Lamandau sebesar 96.7%, Kotawaringin Barat sebesar 94,1% dan
Kabupaten Gunung Mas sebesar 91,8%. Sedangkan kabupaten yang tidak
memiliki data adalah Kabupaten Barito Timur, Barito Selatan dan Kabupaten
Murung Raya.
Jumlah Murid SD/MI diperiksa dan memerlukan perawatan pada tahun
2014 sebesar 14.280 anak lebih sedikit bila dibandingkan dengan tahun 2013
sebanyak 18.963 anak. Cakupan perawatan gigi dan mulut murid SD/MI di
Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 sebesar 50% lebih sedikit daripada
tahun 2013 sebesar 50,9%.
Masih rendahnya cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
disebabkan masih kurangnya tenaga kesehatan gigi baik itu dokter gigi maupun
perawat gigi. Sehingga perlu ada upaya peningkatan tenaga kesehatan gigi di
Kalimantan Tengah baik yang bersumber dari pusat maupun dari daerah,
sehingga Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dapat dioptimalkan.
78
13. Pelayanan Kesehataan Usia Lanjut
Usia Lanjut adalah penduduk dengan usia 60 tahun ke atas. Penduduk
usia lanjut perlu diberi perhatian karena biasanya pada usia lanjut akan timbul
banyak keluhan/masalah kesehatan karena turunnya fungsi organ tubuh, oleh
karena itu baik pelayanan maupun fasilitas kesehatan juga harus
memperhatikan kebutuhan usia lanjut. Pada tahun 2014 jumlah penduduk usila
sebanyak 78.546 orang namun berdasarkan data yang berasal dari BPS jumlah
usila pada tahun 2014 sebanyak 122.845 orang jumlah tersebut lebih besar bila
dibandingkan dengan jumlah usila pada tahun 2013 berjumlah 107.765 orang.
Dari jumlah tersebut yang mendapat pelayanan kesehatan pada tahun 2014
sebesar 37% lebih besar bila dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar
34,16%. (Lampiran: tabel 52).
14. Angka Kematian Bayi (AKB)
Keberhasilan program pembangunan kesehatan dan perkembangan
derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari angka kematian pada suatu
wilayah yang dipantau dari waktu ke waktu. Angka kematian di komunitas pada
umumnya diperoleh melalui data survey sedangkan data kematian yang ada di
fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan.
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infan Mortality rate adalah banyaknya
bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran
hidup (KH). Sedangkan Angka Kematian Balita adalah jumlah anak yang
meninggal sebelum usia 5 tahun. AKB dan AKABA dapat digunakan untuk
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak termasuk status gizi,
sanitasi dan angka kesakitan lainnya. AKB dapat menggambarkan kondisi sosial
ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah kelompok usia yang paling
rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi.
Indikator AKB terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan
merefleksikan kondisi sosial-ekonomi, lingkungan tempat tinggal dan
kesehatannya. Pneumonia dan diare merupakan penyakit infeksi yang menjadi
penyebab utama kematian bayi di Indonesia dengan lebih dari 50 ribu balita
meninggal per tahun akibat penyakit tersebut.
79
Bayi dan Balita merupakan golongan masyarakat yang dianggap paling
rawan dari aspek kesehatan. Indikator yang berkaitan dengan kesakitan dan
kematian bayi merupakan indikator penting dan sering dipakai untuk mengukur
kemajuan suatu daerah, khususnya kemajuan dibidang kesehatan. Hal ini
dimaksudkan bahwa kesejahteraan bayi/balita sangat berkaitan dengan kondisi
lingkungan dimana orang tuanya bertempat tingga serta tingkat sosial ekonomi
orang tua tersebut.
AKB Provinsi Kalimantan Tengah mengalami fluktuasi dari dalam kurun
waktu 2002-2013. Menurut data dari Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) yang dikeluarkan oleh BPS menunjukkan bahwa di Provinsi
Kalimantan Tengah pada tahun 2002 terdapat AKB sebesar 40/1000 kelahiran
hidup kemudian mengalami penurunan pada tahun 2007 sebesar 30/1000
kelahiran hidup dan kembali mengalami penurunan yang signifikan pada tahun
2010 sebesar 23/1000 kelahiran hidup. Namun berdasarkan hasil SDKI tahun
2012 angka kematian bayi mengalami peningkatan cukup besar menjadi
49/1000 kelahiran hidup. Tren data angka kematian bayi (AKB) Provinsi
Kalimantan Tengah 2003 – 2012 terlihat pada grafik berikut.
Gambar 5.29 Tren data angka kematian bayi (AKB) Provinsi Kalimantan Tengah 2002 – 2012 Berdasarkan SDKI
Sumber: SDKI Tahun 2012
40
30
49
0
10
20
30
40
50
60
2003 2007 2012
an
gka
ke
ma
tian
bayi
Angka Kematian Bayi
80
Peningkatan angka kematian bayi menunjukan masih rendahnya status
kesehatan ibu dan bayi baru lahir; rendahnya akses dan kualitas pelayanan
kesehatan ibu dan anak; serta perilaku ibu hamil, keluarga, serta masyarakat
yang belum mendukung perilaku hidup bersih dan sehat.
Gambar diatas memperlihatkan bahwa AKB Provinsi Kalimantan Tengah
masih cukup tinggi dan diperlukan upaya yang sangat keras menurunkan AKB
untuk mencapai target. Berdasarkan perhitungan target yang ingin dicapai
maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menetapkan target AKB
yang tertuang dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2010-2014
turun menjadi 30/1000 kelahiran hidup. Disamping itu pemerintah pusat juga
telah menetapkan target yang ingin dicapai sesuai MDGs ke-4 pada tahun 2015
yaitu AKB turun menjadi 23/1000 kelahiran hidup.
Gambar 5.30 Jumlah Kasus Kematian Bayi di Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
Gambar diatas memperlihatkan bahwa jumlah kasus kematian bayi
tahun 2014 berjumlah 477 kasus. Jumlah kasus kematian bayi pada tahun 2014
jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah kasus pada tahun 2013 yang
berjumlah 400 kasus. Kabupaten dengan jumlah kematian bayi adalah
0 100 200 300 400 500
Pulpis
Barsel
bartim
Barut
Skmara
Gumas
Ktgn
Lmdau
Seruyan
Mura
Kps
Pky
Kotim
Kobar
Kalteng
12
13
17
21
23
24
26
28
33
35
48
57
65
75
477
81
Kotawaringin Barat sebesar 75 kasus, diikuti oleh Kotawaringin Timur sebesar
65 kasus dan Kota Palangka Raya sebesar 57 kasus. Sedangkan Kabupaten
dengan jumlah kasus kematian paling sedikit adalah Pulang Pisau sebesar 12
kasus, diikuti oleh Barito Selatan 13 kasus dan Barito Timur 17 kasus. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada (lampiran 5). Jumlah kasus kematian bayi
pada tahun 2014 berbanding lurus dengan hasil laporan SDKI tahun 2012 Yang
mengalami peningkatan angka kematian dari 30/1000 kelahiran menjadi
49/1000 kelahiran. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi data terkait jumlah
kasus kematian bayi yang berasal dari kabupaten/kota.
C. STATUS GIZI
Isu status gizi masyarakat masih menjadi perhatian serius pemerintah.
Dampak gizi pada ibu hamil, bayi, balita, dan anak merupakan investasi besar bagi
pembangunan nasional. Peningkatan status gizi masyarakat dilakukan dengan
meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan gizi.
Upaya perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perorangan dan masyarakat, antara lain yaitu melalui perbaikan pola konsumsi
makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses dan mutu pelayanan
gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Upaya perbaikan
gizi dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan
pentahapan prioritas pembangunan nasional.
Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan
sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas. Jika ditelusuri, masalah gizi terjadi
disetiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak,
dewasa, dan usia lanjut.
Status gizi seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan permasalahan
kesehatan secara umum, disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat
memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan individu. Status gizi pada janin/bayi sangat ditentukan oleh
status gizi ibu hamil atau ibu menyusui.
82
1. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Kementerian Kesehatan mengeluarkan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi. Gerakan Nasional ini adalah upaya penggalangan partisipasi dan
kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinir. Tujuan
utamanya adalah untuk memepercepat perbaikan gizi, khususnya pada periode
usia 1000 hari pertama kehidupan atau sejak masa janin sampai usia 2 tahun.
Kekurangan gizi terutama pada anak-anak balita dapa menyebabkan
meningkatnya risiko kematian, terganggunya pertumbuhan fisik dan
perkembangan mental serta kecerdasan bila tidak ditangani dengan segera.
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan pada tahun 2010
(100%), tahun 2011 (100%), tahun 2012 (100%), tahun 2013 (100 %), tahun
2014 (100%) dan diprediksikan tahun 2010 juga 100 %. Jumlah kasus gizi
buruk pada tahun 2014 berjumlah 83 kasus minus Kabupaten Seruyan yang
tidak memilki data kasus gizi buruk. Jumlah kasus tersebut lebih banyak bila
dibandingkan dengan jumlah kasus gizi buruk pada tahun 2013 yang berjumlah
76 kasus. Semua kasus gizi buruk yang terlacak, mendapat perawatan dengan
pemberian bantuan MP-ASI selama perawatan/penanganan. Selengkapnya
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 5.31 Cakupan balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan tahun 2010 - 2014
Sumber: Bidang Yankesdas Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
100 100 100 100 100
0
20
40
60
80
100
120
2010 2011 2012 2013 2014
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
83
Dalam upaya untuk terus menekan terjadinya gizi buruk dan gizi kurang
pada balita perlu dilakukan kegiatan yang efektif dalam rangka penanggulangan
gizi buruk dan gizi kurang berupa menyediakan materi-materi penunjang
berupa buku-buku pedoman, brosur-brosur maupun leaflet-leaflet, melakukan
pelacakan balita gizi buruk, memperbaiki sistem rujukan dan pasca rujukan
sehingga mengurangi risiko jatuh kembali balita ke dalam status gizi buruk,
peningkatan kegiatan pemantauan pertumbuhan di Posyandu, menyediakan
buffer stock PMT untuk balita, serta PMT pemulihan melalui dana BOK.
Selain pelatihan tata laksana gizi buruk, dilakukan juga pengembangan
Pusat Pemulihan Gizi Therapeutic Feeding Centre (TFC) dan Community
Feeding Centre/Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (CFC/PGBM) yang
merupakan bentuk upaya untuk memulihkan gizi buruk di masyarakat. Fasilitas
ini berfungsi sebagai tempat perawatan dan pengobatan anak gizi buruk (tanpa
penyakit penyerta) secara intensif, dan melibatkan keluarga dalam perawatan
anak tersebut.
Peta penyebaran kasus gizi buruk pada balita di Provinsi Kalimantan
Tengah dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 5.32 Peta Jumlah Kasus Balita Gizi Buruk dibandingkan dengan Jumlah Balita Yang Dilaporkan Tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Kota Tahun 2014
84
Dari gambar di atas terlihat bahwa jumlah kasus gizi buruk paling
banyak terdapat di Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 22 kasus diikuti
oleh Kabupaten Katingan sebanyak 9 kasus dan Kabupaten Murung Raya
sebanyak 7 kasus. Sedangkan jumlah kasus paling sedikit terdapat di
Kabupaten Pulang Pisau dengan jumlah kasus sebanyak 1 kasus dan Kabupaten
Barito Utara dan Kabupaten Barito Timur dengan jumlah kasus masing-masing
2 kasus.
2. Balita Bawah Garis Merah (BGM)
Aspek tumbuh kembang pada masa balita juga merupakan suatu hal
yang sangat penting, yang sering diabaikan oleh tenaga kesehatan khususnya
di lapangan. Biasanya penanganan yang dilakukan lebih banyak difokuskan
pada mengatasi penyakitnya, sementara tumbuh kembangnya diabaikan.
Adapun salah satu masalah pada pertumbuhan balita yakni balita
dengan Berat Badan (BB) di Bawah Garis Merah (BGM). Balita BGM adalah
balita yang saat ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di
bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS adalah kartu yang
memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri
berat atau tinggi badan menurut umur, mencatat pemberian kapsul vitamin A
serta vaksinasi. Balita dengan BGM (Bawah Garis Merah) adalah balita dengan
berat badan menurut umur (BB/U) berada dibawah garis merah pada KMS. Jika
anak berada pada BGM maka diperlukan tindakan kewaspadaan “warning” agar
anak tidak mengalami menderita gangguan pertumbuhan dan penyakit infeksi
serta perhatian pada pola asuh agar lebih ditingkatkan. Berat Badan BGM
bukan menunjukkan keadaan gizi buruk tetapi sebagai peringatan untuk
konfirmasi dan tindak lanjut. Persentase kasus BGM di Kabupaten/Kota pada
tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini. (Lampiran 47).
85
Gambar 5.33 Balita dengan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) Tahun
2014 di Provinsi Kalimantan Tengah
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Kota Tahun 2014
Dari gambar diatas diketahui bahwa persentase balita yang mengalami
BGM di Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebesar 0,9% dari total balita yang
ada. Kabupaten dengan persentase terendah adalah Kabupaten Lamandau
sebesar 0.1% diikuti oleh Kapuas sebesar 0.6% dan Kabupaten Barito Utara
sebesar 0,7%. Sedangkan Kabupaten dengan persetase BGM terbesar adalah
Kabupaten Sukamara sebesar 3.2%, diikuti oleh Kota Palangka Raya sebesar
3.1% dan Katingan sebesar 3.1%.
Seorang balita BGM dapat disebabkan oleh karena pola asuh anak yang
tidak baik dan sosial ekonomi keluarga yang rendah. Apabila balita BGM
diberikan perhatian yang lebih dan diberikan asupan gizi yang baik, balita
tersebut tidak akan mengalami gizi kurang maupun gizi buruk. Namun, apabila
pola asuh pada balita BGM tidak baik, akan menyebabkan anak menderita gizi
kurang atau bahkan gizi buruk. Pola asuh anak sangat berperan penting dalam
menentukan status gizi balita.
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5
Lamandau
Kapuas
Barito Utara
Gunung Mas
Kalimantan Tengah
Kotawaringin Barat
Barito Timur
Barito Selatan
Kotawaringin Timur
Seruyan
Pulang Pisau
Murung Raya
Katingan
Palangka Raya
Sukamara
0,1
0,6
0,7
0,8
0,9
0,9
0,9
1,2
1,2
1,2
1,2
1,3
3,1
3,1
3,2
86
BAB VI
PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
A. Pengendalian Penyakit
1. Penyakit Menular
a. Tuberkolusis (TB)
Tuberculosis atau sering disebut TB adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar
melalui droplet orang yang terinfeksi basil TB. Gejala umum TB pada orang
dewasa adalah batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu atau lebih.
Umumnya menyerang organ paru, namun dapat juga menyerang organ tubuh
lainnya. Jika tidak diobati maka setelah lima tahun sebagian besar (50%)
pasien akan meninggal. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi
salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam
MDGs.
Beberapa indikator yang digunakan dalam menilai keberhasilan program
pengendalian TB adalah :
1). Kasus baru BTA (+)
Tahun 2014 ditemukan kasus baru BTA (+) sebesar 1691 kasus.
Kasus terbanyak dilaporkan dari Kabupaten Kapuas (285 kasus),
Kotawaringin Timur (229 kasus) dan Barito Utara (192 kasus). Berdasarkan
jenis kelamin, kasus terbanyak dilaporkan adalah pada laki-laki (64,93%).
2). Proporsi Pasien Baru BTA Positif diantara semua kasus TB
Proporsi pasien baru TB BTA (+)di antara semua kasus Tb
menggambarkan prioritas penemuan pasien Tb yang menular di antara
seluruh pasien Tb paru yang diobati. Angka ini diharapkan tidak lebih
rendah dari 65%. Apabila proporsi pasien baru BTA+ di bawah 70% maka
hal itu menunjukkan mutu diagnosis yang rendah dan kurang memberikan
prioritas untuk menemukan pasien yang menular (pasien BTA+).
Di Provinsi Kalimantan Tengah proporsi pasien baru BTA (+)
diantara semua kasus adalah 72,1%. Hal ini menunjukan bahwa secara
nasional target telah terpenuhi. Beberapa kabupaten yang telah mencapai
87
target adalah Kotawaringin Timur (74,90%), Katingan (75,54%),
Kotawaringin Barat (77,12%), Sukamara (79,17%), Barito Selatan ( 89,90
%), dan Murung Raya (120,9%), sebagaimana terlihat pada gambar
berikut :
Gambar 6.1 Proporsi Pasien Baru BTA Positif Diantara Semua Kasus TB Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber Data : Program P2 TB Bidang PMK Tahun 2015
3). Proporsi Pasien Baru TB Paru Terkonfirmasi Laboratorium
diantara terduga TB
Proporsi pasien baru TB Paru Terkonfirmasi Laboratorium diantara
terduga Tb menggambarkan mutu dari proses penemuan, diagnosis serta
kepekaan menetapkan kriteria terduga. Angka ini sekitar 5 – 15%. Jika
angka < 5% menunjukan bahwa penjaringan terlalu longgar dan adanya
masalah dalam pemeriksaan laboratorium (negatif palsu). Jika angka
>15% kemungkinan disebabkan penjaringan terlalu ketat atau masalah
dalam pemeriksaan laboratorium (positif palsu).
Di Provinsi Kalimantan Tengah, proporsi pasien baru B Paru
Terkonfirmasi Laboratorium diantara terduga TB adalah 12,1%. Kabupaten
dengan proporsi antara 5-15% sebanyak tujuh kabupaten, yaitu Lamandau
(6,58%), Barito Timur (6,75%), Barito Selatan (8,70%), Sukamara
45,97
57,73
60,30
61,14
62,38
63,86
65,30
70,46
72,10
74,90
75,54
77,12
79,17
89,90
120,90
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
Lamandau
P. Pisau
P. Raya
Barut
Bartim
Kapuas
Seruyan
Gumas
KAL-TENG
Kotim
Katingan
Kobar
Sukamara
Barsel
Mura
Target ≥ 70%
88
(9,78%), Pulang Pisau (9,95%), Kotawaringin Timur (11,43%) dan
Seruyan (11,77%) sebagaimana terlihat pada gambar 6.2 berikut :
Gambar 6.2 Proporsi Pasien Baru TB Paru Terkonfirmasi Laboratorium Diantara Terduga TB Di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
Sumber Data : Program P2 TB Bidang PMK Tahun 2015 4). Angka Notifikasi Kasus (CNR)
Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah
pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di
suatu wilayah tertentu. Setiap tahun diharapkan terjadi peningkatan
penemuan kasus sebesar 5%. Angka CNR Provinsi Kalimantan Tengah
tahun 2014 sebesar 96,97%.
5). Angka Keberhasilan Pengobatan
Salah satu upaya untuk mengendalikan TB yaitu dengan
pengobatan. Indikator yang digunakan sebagai evaluasi pengobatan yaitu
angka keberhasilan pengobatan (success rate). Angka keberhasilan
pengobatan ini dibentuk dari angka kesembuhan dan angka pengobatan
lengkap. Pada tahun 2014, angka keberhasilan pengobatan adalah
76,24%. Angka ini masih dibawah target nasional sebesar 85%.
4,56
6,58
6,75
8,70
9,78
9,95
11,43
11,77
12,06
15,74
15,78
16,65
20,24
30,11
44,65
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Kobar
Lamandau
Bartim
Barsel
Sukamara
P. Pisau
Kotim
Seruyan
KAL-TENG
Katingan
Barut
Mura
Kapuas
P. Raya
Gumas
Target 5 - 15%
89
Gambar 6.3 Angka Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate) TB Paru Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber Data : Program P2 TB Bidang PMK Tahun 2014
Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat 5 kabupaten yang telah
mencapai target nasional yaitu Kabupaten Sukamara, Barito Timur,
Kotawaringin Barat, Pulang Pisau dan Kabupaten Barito Selatan. Pemetaan
jumlah kasus TB di kategorikan menjadi lima kategori yaitu 44 – 99 kasus, 99 –
131 kasus 131 – 171 kasus, 171 – 268 kasus dan 268 – 319 kasus. Sedangkan
keberhasilan pengobatan dinyatakan dalam persentase.
Gambar 6.4 Peta Persentase Keberhasilan Pengobatan di Bandingkan Jumlah Seluruh Kasus TB dan di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
Sumber Data : Program P2 TB Bidang PMK Tahun 2014
20,00
50,93
59,50
60,19
67,53
67,62
67,75
76,24
78,64
82,19
90,00
90,20
97,98
98,36
100,00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
Gumas
Barut
P. Raya
Katingan
Seruyan
Mura
Lamandau
KAL-TENG
Kapuas
Kotim
Barsel
P. Pisau
Kobar
Bartim
Sukamara
90
Dari gambar diatas terlihat bahwa ada tiga kabupaten dengan jumlah
kasus TB yang masuk dalam kategori 268 – 319 kasus yaitu Kabupaten
Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kapuas. Sedangkan
yang masuk kategori 44 – 99 kasus adalah Kabupaten Pulang Pisau dan
Kabupaten Gunung Mas.
Kabupaten dengan persentase keberhasilan pengobatan yang mencapai
90 persen adalah Kabupaten Sukamara sebesar 100%, Kabupaten Kotawaringin
Barat sebesar 97,96%, Kabupaten Barito Timur sebesar 96,36%, Kabupaten
Pulang Pisau sebesar 90,2% dan Kabupaten Barito Selatan sebesar 90%.
Sedangkan kabupaten dengan persentase keberhasilan pengobatan yang
terendah adalah Kabupaten Gunung Mas sebesar 20%, Kabupaten Barito Utara
50,93% dan Kota Palangka Raya sebesar 59,5%.
b. HIV, AIDS DAN SYPHILIS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan
tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan
sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui
melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing(VCT),
sero survey, dan Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).
HIV positif yang dilaporkan tahun 2014 adalah 121 orang, dengan
proporsi 57,9% perempuan. Sedangkan penderita AIDS jumlah 15 orang
dengan proporsi 93,3% laki-laki. Kematian akibat AIDS berjumlah 5 orang,
dengan proporsi 100% kematian pada kelompok laki-laki. Penderita syphilis
yang dilaporkan berjumlah 75 orang, dengan 48 orang penderita perempuan
(64%) dan 27 penderita laki-laki (36%).
91
Gambar 6.5 Kasus HIV, AIDS dan Syphilis/Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber data : Bidang PMK, Tahun 2015
c. Pnemonia
Pneumonia merupakan infeksi akut yang menyerang jaringan paru
(alveoli) yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau terhirup udara yang
tercemar. Kelompok rentan terserang pneumonia adalah balita, usia lanjut dan
yang memiliki masalah kesehatan seperti gangguan malnutrisi dan gangguan
imunologi.
Penyakit ini merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan
kematian bayi dan balita. Namun perhatian dunia selama ini terhadap
pneumonia sangat sedikit sehingga ISPA dikenal sebagai the forgotten
pandemic. Oleh karena itu dunia memasukan pneumonia kedalam komitmen
global MDGs untuk ditanggulangi bersama. Diperkirakan 10% dari seluruh
balita pernah menderita pneumonia.
Secara nasional penderita pnemonia balita yang ditemukan dan diobati
ditargetkan sebesar 80%. Cakupan penemuan pneumonia balita yang
ditemukan dan diobati sesuai dengan standar di Provinsi Kalimantan Tengah
pada tahun 2014 sebesar 462 balita (1,9%). Berbagai kendala yang ditemui
dalam penanggulangan ISPA pneumonia adalah cara penularannya yang lintas
udara (air borne desease), sulitnya mengidentifikasi gejala pneumonia oleh
0
20
40
60
80
100
120
140
HIV AIDS SYPHILIS
121
15
75 5
jum
lah
Pdrt Mati
92
masyarakat serta masih minimnya pelatihan tenaga kesehatan dalam
tatalaksana penderita pneumonia balita (MTBS).
Gambar 6.6 Jumlah Penderita Pnemonia Balita Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 – 2014
Sumber Data : Bidang PMK Tahun 2015
Dari gambar diatas diketahui perkembangan jumlah kasus penderita
pnemonia pada balita Provinsi Kalimantan Tengah terus mengalami
penurunan mulai dari tahun 2012 sebanyak 771 kasus kemudian turun lagi
menjadi 681 kasus dan terakhir tahun 2014 turun lagi menjadi 462.
Perkembangan posistif ini agar terus ditingkatkan hingga jumlah kasus
menjadi nol. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 10.
d. Diare
Diare merupakan penyakit ketika terjadi perubahan konsistensi feses
dan peningkatan frekuensi buang air besar. Diare merupakan penyakit yang
potensial menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Kejadian diare dipengaruhi
oleh berbagai faktor, antara lain : faktor lingkungan, gizi, kependudukan,
pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan perilaku masyarakat.
Tahun 2014, KLB Diare dilaporkan terjadi di Kabupaten Kotawaringin
Timur dengan jumlah penderita 82 orang dengan Attack Rate (AR) sebesar
0,13%. Penderita Diare yang berobat dan ditangani di faslitas pelayanan
kesehatan dasar pada tahun 2014 sebanyak 46.751 penderita (89,5%) dari
0
100
200
300
400
500
600
700
800
2011 2012 2013 2014
735 771
681
460
93
target penemuan penderita. Sedangkan proporsi penderita terbanyak pada
kelompok laki-laki 50,7% (1.710 penderita), sebagaimana gambar 6.6 berikut :
Gambar 6.7. Kasus Diare yang Ditangani di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber Data : Program P2 Diare, ISP dan Hepatitis Bidang PMK, Tahun 2015
e. Kusta
Kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh
Mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya.
Penyakit ini dapat menyebabkan stigma sosial di masyarakat akibat cacat yang
ditimbulkan oleh penyakit tersebut. Upaya pelayanan terhadap penderita
penyakit kusta antara lain pemeriksaan intensif penderita yang datang ke
pelayanan kesehatan dengan keluhan atau pernah kontak erat dengan
penderita.
Tahun tahun 2014 kasus baru tipe Pausi Basiler dan Multi Basiler
sebanyak 61 kasus dengan Newly Case Detection Rate (NDCR) sebesar
2,50/100.000 penduduk. Sedangkan angka prevalensi kusta adalah 0,37 per
10.000 penduduk dan telah memenuhi target < 1 per 10.000 penduduk (< 10
per 100.000 penduduk). Tingkat penularan di masyarakat menggunakan
0,0 50,0 100,0 150,0 200,0
Kotawaringin Timur
Palangka Raya
Kotawaringin Barat
Seruyan
Lamandau
Pulang Pisau
Kalimantan Tengah
Barito Utara
Gunung Mas
Barito Selatan
Sukamara
Katingan
Kapuas
Barito Timur
Murung Raya
49,4
60,8
69,7
75,9
76,4
84,8
89,5
89,8
96,9
107,8
113,6
115,4
122,7
128,4
171,5
94
indikator proporsi anak (0-14 tahun) diantara pederita baru. Dilaporkan bahwa
proporsi anak yang menderita kusta adalah 3,28%. Sedangkan keberhasilan
dalam mendeteksi kasus baru diukur dari proporsi cacat tingkat II yang pada
tahun 2014 sebesar 0,08 per 100.000 penduduk. Angka Release From
Treatment / RFT PB 25%, sedangkan RFT MB adalah 50%.
f. PD3I
Penyakit menular yang diupayakan pencegahannya melalui program
imunisasi di Indonesia ada 7 (tujuh) jenis penyakit, yaitu Difteri, Pertusis,
Tetanus, Hepatitis, TBC, Polio dan Campak. Di Provinsi Kalimantan Tengah
pada tahun 2014 penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
yang dilaporkan adalah :
1) Tetanus Neonatorum
Penyakit tetanus disebabkan oleh Clostridium tetani, masuk ke tubuh
melalui luka. Penyakit ini umumnya menginfeksi bayi baru lahir pemotongan
tali pusat dengan alat yang tidak steril atau perawatan tali pusat dengan
ramuan tradisional yang terkontaminasi. Dapat menyebabkan kematian jika
penderita terlambat mendapat pertolongan. Kasus Tetanus Neonatorum
dilaporkan sebanyak 2 kasus dari Kabupaten Kotawaringin Timur dengan
Attack Rate 0,0048% dan Case Fatality Rate sebesar 0%.
2) Pertusis
Pertusis adalah infeksi saluran pernapasan akut berupa batuk yang
sangat berat atau batuk intensif. Tersebar ditempat tempat yang padat
penduduknya dan dapat berupa endemic pada anak. Merupakan penyakit
paling menular dengan attack rate 80-100 % pada penduduk yang rentan.
Bersifat endemic dengan siklus 3-4 tahun antara juli sampai oktober sesudah
akumulasi kelompok rentan, Menyerang semua golongan umur yang
terbanyak anak umur < 1 tahun, perempuan lebih sering dari laki laki,
makin muda yang terkena pertusis makin berbahaya.
Kabupaten yang melaporkan kasus pertusis adalah Kabupaten
Kotawaringin Timur dengan jumlah kasus 33 orang, dengan 57,6%
penderita adalah perempuan (19 orang) dan 42,4% (14 orang).
95
3) Campak
Penyakit Campak disebabkan oleh virus campak atau biasa disebut
virus measles. Virus campak termasuk genus Morbilivirus familia
Paramyxoviridae. Penyakit ini sangat menular dan akut. Sebagian besar
menyerang anak-anak. Bila mengenai balita terutama dengan gizi buruk
maka dapat terjadi komplikasi. Komplikasi yang sering adalah
bronchopneumonia, gastroenteritis, dan otitis media; ensefalitis jarang
terjadi tetapi dapat berakibat fatal, yaitu kematian. Penularan dapat terjadi
melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah
terinfeksi. Penegakan kasus campak melalui pemeriksaan darah penderita.
Pada tahun 2014, kasus campak dilaporkan sebanyak 283 kasus, dari
Kabupaten Kotawaringin Barat (158 orang), Kotawaringin Timur (119 orang)
dan Kota Palangka Raya (6 orang). Proporsi penderita perempuan sebesar
53,4% dibandingkan laki-laki. Kabupaten Kotawaringin Barat melaporkan
terjadi KLB Campak pada bulan Agustus 2014 dengan penderita 50 orang
dan AR 0,14%. Tidak dilaporkan ada kematian akibat campak.
4) Difteri
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae
yang menyerang sistem pernapasan bagian atas. Penyakit difteri pada
umumnya menyerang anak-anak usia 1-10 tahun.
Jumlah kasus difteri pada tahun 2014 sebanyak 2 kasus dengan
jumlah kasus meninggal sebanyak 1 kasus sehingga CFR difteri sebesar
50%. Seluruh kasus dengan jenis kelamin laki-laki (100%). Kasus berasal
dari Kabupaten Kapuas (1 kasus, pada kelompok umur 1-4 tahun) dan kota
Palangka Raya dilaporkan 1 kasus pada kelompok umur 5 – 9 tahun (Attack
Rate = 0,02%) dan Case Fatality Rate 100%. Dari seluruh kasus tersebut,
penderita mendapatkan vaksin DPT pada saat masih bayi.
5) Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)
Dalam rangka eradikasi polio, seluruh negara (global) melaksanakan
surveilans AFP. AFP berbeda dengan polio, Polio disebabkan oleh infeksi
virus yang menyerang system syaraf sehingga penderita mengalami
96
kelumpuhan. Umumnya menyerang anak-anak yang ditandai dengan
munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku leher dan saki ditungkai
dan lengan. Sedangkan AFP (Acute Flaccid Paralysis) merupakan kondisi
abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa
penyebab yang jelas dan berakibat pada kelumpuhan. AFP merupakan
sekumpulan penyakit yang ditandai dengan lumpuh layuh akut. Survailans
AFP difokuskan pada penyakit-penyakit yang sifatnya akut -dan layuh
(flaccid) seperti pada kasus polio. Sebagian besar kasus polio non paralitik
tidak disertai manifestasi klinis yang jelas. Ditemukannya kasus polio paralitik
menunjukan adanya penyebaran virus polio liar di wilayah tersebut.
Surveilans AFP merupakan salah satu upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit polio. Kelompok rentan terhadap kasus polio adalah
anak-anak sehingga pelaksanaan program Surveilans AFP difokuskan pada
anak usia < 15 tahun yang menderita kelumpuhan mirip polio (lumpuh
layuh akut). Indicator surveilans AFP yaitu ditemukannya Non Polio AFP
minimal sebesar 2/100.000 anak usia < 15 tahun. Target ini telah terpenuhi
oleh Provinsi Kalimantan Tengah dengan jumlah penemuan 14 orang dengan
Non Polio AFP Rate sebesar 2/100.000 penduduk usia < 15 tahun.
6) Mers Cov
Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) adalah
suatu strain baru dari virus corona yang belum pernah ditemukan
menginfeksi manusia sebelumnya. Virus corona merupakan keluarga besar
dari virus yang dapat menimbulkan kesakitan maupun kematian pada
manusia dan
hewan. Virus corona dapat menimbulkan kesakitan pada manusia
dengan gejala ringan sampai berat seperti selesma (common cold),
Sindroma Saluran Pernapasan Akut yang berat (SARS/ Severe Acute
Respiratory Syndrome).
Beberapa negara di Timur Tengah telah melaporkan kasus infeksi
MERS-CoV pada manusia. Beberapa kasus juga dilaporkan dari negara-
negara di Eropa. Hampir semua kasus di Eropa mempunyai kesamaan yaitu
97
timbulnya gejala penyakit setelah melakukan perjalanan ke negara tertentu
di Timur Tengah yang diikuti dengan adanya penularan terbatas di
lingkungan keluarga. Kasus suspek Mers-CoV di Provinsi Kalimantan Tengah
dilaporkan dari Kota Palangka Raya. Kasus sebanyak 3 orang dengan jenis
kelamin perempuan (100%). Riwayat sakit setelah melakukan perjalanan
ibadah umroh ke daerah terjangkit (Arab Saudi).
g. DBD
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes Aepyty. Penyakit DBD
cenderung meningkat dan menyebar luas dan seringkali disertai kejadian luar
biasa (KLB), sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat karena menyebar
dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian.
Pada tahun 2014, di Provinsi Kalimantan tengah dilaporkan 79 kasus
(insidens Rate 32,7 per 100.000 penduduk) dengan 11 kematian (CFR : 1,4%).
Angka kesakitan ini telah mencapai target yang ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan RI yaitu ≤ 52 per 100.000 penduduk dengan CFR < 2%. Namun
Kabupaten Murung Raya dan Kota Palangka Raya angka kesakitan DBD cukup
tinggi yaitu > 100/100.000 penduduk, sebagaimana terlihat pada gambar 6.8
berikut.
Gambar 6.8 Kasus DBD di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber : Program P2 DBD Bidang PMK Tahun 2015
0,0 0,0
3,2 7,7
9,5 13,1
18,1 18,7
23,7 32,8
38,3 43,9
48,9 103,7 109,6
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
LamandauSeruyanP. Pisau
BarselGumasBartim
KatinganKapuas
KotimKAL-TENG
KobarBarut
SukamaraMura
P. Raya
Target ≤ 52
98
Penyebaran kasus DBD di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
dibagi dalam lima kategori yaitu : 0 – 10 kasus, 10 – 18 kasus, 18 – 50 kasus,
50 – 99 kasus dan 99 – 268 kasus, dan juga penyebaran kasus kematian akibat
DBD. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar. 6.9 Peta Jumlah Kematian Akibat DBD Dibandingkan Jumlah Kasus DBD di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber: Bidang PMK Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
Dari gambar diatas diketahui bahwa Kota Palangka Raya memiliki jumlah
kasus antara 210 – 270 kasus, Kabupaten Murung Raya dengan jumlah kasus
110 – 160 dan Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur,
Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Barito Utara dengan jumlah kasus 50 – 110.
Sedang Kabupaten dengan jumlah kasus terendah adalah Kabupaten Pulang
Pisau, Kabupaten Seruyan dan Kabupaten Lamandau. Sedangkan kasus
kematian akibat DBD terjadi di Kabupaten Sukamara, Kotawaringin Barat,
Kotawaringin Timur, Kota Palangka Raya, Murung Raya dan Kabupaten Barito
Utara.
h. Chikungunya
Demam chikungunya (demam chik) adalah suatu penyakit menular
dengan gejala utama demam mendadak, nyeri pada persendian, terutama pada
sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang, serta ruam
pada kulit. Demam chik ditularkan oleh nyamuk Aedes albopictus dan Aedes
99
aegypty yang juga merupakan nyamuk penular penyakit demam berdarah
Dengue (DBD). Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya demam chik
yaitu rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan kepadatan
populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan nyamuk yang
biasanya terjadi pada musim penghujan.
Pada tahun 2014 terdapat tiga kabupaten/kota yang melaporkan
terjadinya KLB Chikungunya yaitu Kabupaten Lamandau pada bulan Februari
2014, dengan jumlah penderita 20 orang (AR = 0,16%), Kabupaten
Kotawaringin Timur dengan jumlah penderita 16 orang (AR = 0,06%) dan Kota
Palangka Raya pada bulan pada bulan Mei 2014 dengan jumlah penderita 28
orang (AR = 0,09%).
i. Malaria
Millennium Development Goals (MDGs) menetapkan Malaria sebagai
salah satu komitmen global untuk diperangi. Hingga saat ini Malaria masih
menjadi permasalahan kesehatan masyarakat karena mempengaruhi angka
kesakitan dan kematian pada bayi dan ibu hamil serta dapat menurunkan
produktifitas kerja dan biaya untuk pengobatan. Malaria disebabkan parasit
Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia
yang ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina. Menyerang semua
golongan umur (bayi hingga dewasa) dan semua jenis kelamin.
Angka kesakitan malaria selama tahun 2008 - 2014 cenderung menurun
dari 3,53 per 1.000 penduduk berisiko pada tahun 2008 menjadi pada tahun
2014.0.55 per 1.000 penduduk berisiko. Penurunan API tersebut dapat dilihat
pada gambar 6.10 berikut ini.
100
Gambar 6.10. Angka Kesakitan Malaria (Annual Paracite Incidence/API) Per 1.000 Penduduk Berisiko di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 – 2014
Sumber data : Bidang PMK, Tahun 2015
j. Filariasis
Filariasis atau elephantiasis atau penyakit kaki gajah, adalah penyakit
yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
dari tiga spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori..
Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan
menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki,
tungkai, payudara, lengan dan organ genital. Penyakit ini tersebar luas di
pedesaan dan perkotaan. Dapat dan menyerang semua golongan tanpa
mengenal usia dan jenis kelamin. Tahun 2014 kasus filariasis berjumlah 16
kasus yang dilaporkan dari Kabupaten Lamandau (9 kasus) dan Kotawaringin
Timur (7 kasus).
k. Rabies
Rabies merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan oleh hewan
berdarah panas penular rabies seperti anjing, kucing dan monyet. Penyakit ini
merupakan penyakit zoonosa yang terpenting di Indonesia karena bila sudah
menunjukan gejala klinis pada manusia ataupun hewan selalu berakhir dengan
kematian, sehingga menimbulkan rasa cemas dan ketakutan bagi orang-orang
yang terkena gigitan dan kekhawatiran serta keresahan bagi masyarakat pada
3,53
2,88
4,47 4,08 3,95
2,38
0,55
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
AP
I Per
1.0
00
pen
du
du
k
API
101
umumnya. Suatu daerah dapat bebas rabies melalui surveilans penyakit yang
efektif, tidak adanya kasus Rabies pada hewan dan manusia (indigenous),
serta tidak ada kasus rabies pada hewan karnivora diluar karantina dalam 6
bulan terakhir.
Di Provinsi Kalimantan Tengah masih kasus GHPR dan kematian masih
dilaporkan dibeberapa kabupaten/kota. Beberapa Indikator yang digunakan
dalam upaya pengendalian Rabies, yaitu : GHPR (kasus gigitan hewan penular
Rabies), PET (penatalaksanaan kasus gigitan) dan kematian.
Gambar 6.11. Situasi Rabies di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 – 2014
Sumber data : Bidang PMK, Tahun 2014
Gambar 6.11 diatas menunjukan bahwa tahun 2012 terjadi peningkatan
gigitan serta kematian akibat GHPR. Pada tahun 2013 kasus gigitan menurun
yang disertai penurunan kematian. Tahun 2014 GHPR kembali meningkat
dengan kematian 2 orang.
2. Penyakit Tidak Menular
Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada Triple burden,
penyakit menular, penyakit tidak menular dan re-emerging disease. Pola
penyakit saat ini mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan
beralihnya penyebab kematian yang semula didominasi oleh penyakit menular
bergeser ke penyakit tidak menular (Non Communicable Disease), sekaligus
2011 2012 2013 2014
GHPR 1535 1940 1307 1539
PET 1098 1429 1016 1292
Lyssa 2 5 0 2
0
1
2
3
4
5
6
0
500
1000
1500
2000
2500
Kem
atia
n (
Lyss
a)
GH
PR
dan
PET
102
menghadapi tantangan penyakit yang muncul kembali HIV/AIDS, TB dan
Malaria.
Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan
lingkungan yang selaras dengan perubahan perilaku masyarakat, transisi
demografi, sosial ekonomi dan sosial budaya. Berbagai faktor risiko PTM antara
lain ialah: merokok dan keterpaparan terhadap asap rokok, minum minuman
beralkohol, diet/pola makan, gaya hidup, kegemukan, obat-obatan, dan riwayat
keluarga (keturunan).
Prinsip upaya pencegahan tetap lebih baik dari pengobatan. Upaya
pencegahan penyakit tidak menular lebih ditujukan kepada faktor risiko yang
telah diidentifikasi. Upaya pengendalian PTM tidak akan berhasil tanpa
dukungan seluruh jajaran lintas sektor, baik pemerintah, swasta, organisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan, bahkan seluruh lapisan masyarakat.
Beberapa kegiatan dalam upaya untuk mengendalikan penyakit tidak
menular pada tahun 2014 adalah sebagai berikut.
a. Posbindu PTM dan Upaya Pengendalian PTM di Puskesmas
Pos Pembinaan terpadu (Posbindu) merupakan salah satu wujud peran
serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini
terhadap faktor risiko PTM secara terpadu dan terintegrasi dengan kegiatan
rutin di masyarakat. Setiap kabupaten / kota diharapkan memiliki satu
Puskesmas dengan program pelayanan PTM.
Tahun 2014 jumlah posbindu sebanyak 80 posbindu dan 20 puskesmas
yang memberikan pelayanan PTM, sebagaimana tabel 6.1 berikut :
103
Tabel 6. 1 Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Dan Puskesmas dengan Pelayanan PTM Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
No Kabupaten / Kota Posbindu Pusk Pelayanan PTM
1. Sukamara 2 1 2 Lamandau 3 1 3 Kotawaringin Barat 9 2 4 Kotawaringin Timur 15 2 5 Seruyan 8 2 6 Katingan 5 1 7 Gunung Mas 4 1 8 Pulang Pisau 2 2 9 Kapuas 18 3 10 Barito Timur 2 1 11 Barito Selatan 2 1 12 Barito Utara 4 1 13 Murung Raya 2 1 14 Palangka Raya 4 1
JUMLAH 80 20
Sumber : Bidang PMK, Tahun 2015
b. Pengendalian Tembakau
Pengendalian tembakau merupakan salah satu upaya pengendalian
faktor risiko PTM, guna menurunkan prevalensi penyakit tidak menular.
Beberapa upaya yang telah dikembangkan adalah Pengembangan kawasan
tanpa rokok melalui peraturan daerah ataupun peraturan Bupati. Produk
hukum tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang telah dihasilkan oleh
kabupaten / kota adalah :
- Peraturan Daerah Palangka Raya Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan
Tanpa Rokok
- Peraturan Bupati Barito Selatan Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Kawasan
Tanpa Rokok
- Peraturan Bupati Seruyan Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok
- Instruksi Bupati Kapuas Tahun 2013 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di
Tempat Kerja di Lingkungan Kabupaten Kapuas.
c. Pelayanan PTM :
1). Pengukuran Tekanan Darah pada penduduk ≥ 18 tahun
104
Prioritas pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah adalah:
hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke. Risiko penyakit jantung dan
pembuluh darah meningkat sejalan peningkatan tekanan darah. Hipertensi
merupakan penyebab tersering penyakit jantung koroner dan stroke, serta
faktor utama gagal jantung kongestif.
Kegiatan pengukuran tekanan darah pada kelompok umur ≥ 18
tahun pada tahun 2014 dilaporkan oleh 7 (tujuh) kabupaten/ kota yaitu
Kabupaten Lamandau, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Seruyan,
Pulang Pisau, Barito Timur dan Kota Palangka Raya. Total jumlah yang
diukur adalah 229.092 orang (22,38%). Dari hasil pengukuran tekanan
darah pada penduduk yang berusia ≥ 18 tahun terdapat 50.768 penduduk
(22,16%) yang menderita hipertensi
2). Deteksi Dini Penyakit Kanker
Saat ini program pengedalian penyakit kanker diprioritaskan pada
dua kanker tertinggi di Indonesia yaitu kanker leher rahim dan kanker
payudara. Kegiatan yang dilakukan meliputi pencegahan primer, sekunder,
dan tersier.
Pencegahan primer dilakukan melalui pengendalian faktor risiko dan
peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi. Pencegahan sekunder
dilakukan melalui deteksi dini dan tatalaksana yang dilakukan di Puskesmas
dan rujukan ke rumah sakit. Deteksi dini kanker leher rahim menggunakan
metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan krioterapi untuk IVA
(lesi pra kanker leher rahim) positif, sedangkan deteksi dini kanker payudara
menggunakan metode Clinical Breast Examiniation (CBE). Pencegahan
tersier dilakukan melalui perawatan paliatif dan rehabilitatif di unit-unit
pelayanan kesehatan yang menangani kanker dan pembentukan kelompok
survivor kanker di masyarakat.
Kegiatan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara dilaporkan
dari 6 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin
Timur, Seruyan, Pulang Pisau, Kapuas dan Kota Palangka Raya. Pemeriksaan
payudara dilakukan pada 847 WUS (0,3%). Dari WUS yang diperiksa maka
105
IVA positif adalah 42 (4,96%), sedangkan tumor/benjolan pada payudara
sebesar 1 orang (0,17%)
B. KESEHATAN LINGKUNGAN
Kegiatan penyehatan lingkungan sangat penting dan tidak terpisahkan untuk
mendukung upaya pengendalian penyakit Menurut WHO (World Health
Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang
harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia.Lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap derajat
kesehatan, disamping perilaku dan pelayanan kesehatan. Program Lingkungan
Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui
pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan
lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan tersebut meliputi: (1) Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar, (2)
Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan, (3) Pengendalian Dampak
Risiko Lingkungan, (4) Pengembangan Wilayah Sehat.
Berdasarkan hal tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan mengadakan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 (Riskesdas
2013). Tujuan dari Riskesdas 2013 topik kesehatan lingkungan adalah mengevaluasi
program yang sudah ada, menindaklanjuti upaya perbaikan yang akan dijalankan,
dan mengidentifikasi faktor risiko lingkungan berbagai jenis penyakit dan gangguan
kesehatan.
1. Persentase Rumah Sehat
Klasifikasi rumah tangga dengan fasilitas sanitasi improved adalah
rumah tangga dengan menggunakan fasilitas BAB sendiri, sarana jamban leher
angsa dan atau plengsengan, dan pembuangan akhir tinja di tangki septik.
Jenis bahan bangunan, lokasi rumah, dan kondisi ruang rumah berkaitan
dengan rumah sehat dideskripsikan sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan
Perumahan.
Rumah Tangga yang sehat adalah rumah tangga yang telah
menjalankan 10 indikator PHBS yaitu persalinan ditolong oleh tenaga
106
kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang bayi dan balita,
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan buah dan
sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di
dalam rumah.
Pencapaian persentase rumah tangga sehat yaitu yang diwakili oleh
rumah tangga yang mencapai strata sehat utama dan sehat paripurna telah
mencapai 40,38% pencapaian ini lebih besar bila dibandingkan dengan rumah
sehat pada tahun 2013 yang hanya mencapai 20,27%. Kabupaten dengan
capai paling tinggi adalah Kabupaten Katingan sebesar 89,94%, diikuti oleh
Kabupaten Gunung Mas sebesar 78,59% dan Kabupaten Kotawaringin Barat
sebesar 72,66%. Sedangkan Kabupaten kota dengan capaian terendah adalah
kabupaten Barito Selatan sebesar 8,85% diikuti oleh Kota Palangka Raya
sebesar 9,36% dan Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 13,09%. Perubahan
perilaku tidak dapat terjadi dalam waktu singkat, tetapi memerlukan proses
yang panjang termasuk didalamnya perlu upaya pemberdayaan masyarakat
yang berkesinambungan.
Gambar 6.12 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalinatan Tengah Tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bidang PMK tahun 2014
0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0
Barito Selatan
Palangka Raya
Kotawaringin Timur
Kapuas
Lamandau
Pulang Pisau
Kalimantan Tengah
Barito Utara
Murung Raya
Sukamara
Seruyan
Barito Timur
Kotawaringin Barat
Gunung Mas
Katingan
8,8
9,4
13,1
15,1
34,3
39,5
40,4
46,9
57,6
58,6
61,9
71,0
72,7
78,6
89,9
107
2. Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum Yang Layak
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492 / MENKES / PER /
IV / 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Penyelenggara air minum dapat
berasal dari badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi,
badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat, dan/atau
individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum. Tidak
semua air dapat diminum, syarat-syarat kualitas air minum sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan dimaksud, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna;
b. Parameter Mikrobiologi E Coli dan total Bakteri Kolifrom, kadar maksimum
yang di perbolehkan 0 jumlah per 100 ml sampel;
c. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,
Kesadahan (maks 500 mg/l), pH 6,5-8,5;
d. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air);
e. Dan parameter tambahan lainnya.
Jumlah penduduk berdasarkan jenis sumber air minum yang berkualitas
yang memenuhi syarat baik secara kimiawi, fisik maupun biologis yang memiliki
akses berkelanjutan terhadap sumber air minum berdasarkan kriteria JMP
WHO-INICEF 2006 di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
108
Gambar 6.13 Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bidang PMK tahun 2014
Gambar diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang dapat
mengakses air minum yang layak di Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebagai
berikut terbesar pada sumur gali terlindung sebesar 129,077 orang, kemudian
Perpipaan sebesar 75,889 orang dan sumur bor/pompa sebesar 42,842 orang.
Sedangkan jumlah penduduk dengan akses air minum yang layak berkelanjutan
yang paling sedikit adalah mata air terlindung sebesar 2502 orang, diikuti oleh
Terminal air sebesar 4480 orang dan Penampungan air hujan sebesar 9979
orang. Data yahg ditampilkan diprofil kesehatan belum mencermin jumlah
penduduk dengan akses air minum yang layak, hal ini disebabkan karena belum
semua penduduk tercover dalam pemetaan akses berkelanjutan terhadap air
minum berkualitas (layak). Rincian lengkap penduduk dengan akses air minum
berkualitas (layak) berdasarkan jenis sumber air minum per kabupaten kota
dapat dilihat pada Lampiran 59.
Air yang layak diminum, mempunyai standar tertentu yaitu telah
memenuhi persyaratan fisik, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat tersebut
merupakan satu kesatuan. Jadi apabila ada satu saja parameter yang tidak
memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak untuk diminum. Agar air layak
untuk diminum maka diperlukan pengolahan air sebelum diminum.
129.077
23.182 42.842
4.480
2.502
9.979
75.889
Jumlah Penduduk Pengguna Sumur Gali Terlindung
Sumur Gali dengan Pompa
Sumur Bor dengan Pompa
Terminal Air
Mata Air Terlindung
Penampungan air hujan
Perpipaan (PDAM,
BPSPAM)
109
Persentase penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum
layak per kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.14 Persentase Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas Per Kabupaten/Kota di Provinsi
Kalimantan Tengah tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bidang PMK tahun 2014
Gambar diatas menunjukkan hasil Persentase Penduduk dengan Akses
Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas Per Kabupaten/Kota di Provinsi
Kalimantan Tengah tahun 2014 sebesar 15,4%. Persentase terbesar penduduk
Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas
terdapat di Kabupaten Barito Timur sebesar 45,8%, diikuti oleh Kabupaten
Seruyan sebesar 44% dan Kabupaten Pulang Pisau sebesar 40.5%. Persentase
terendah Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum
Berkualitas terdapat di Kabupaten Sukamara sebesar 1,8%, diikuti oleh
Kabupaten Gunung Mas sebesar 2,1% dan Kabupaten Kotawaringin Timur
sebesar 2,6%.
Persentase kualitas air minum di penyelenggara air minum yang
memenuhi syarat kesehatan (fisik, bakteriologi dan kimia) per kabupaten/kota
di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 adalah 41,52% dari 525
0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0
Sukamara
Gunung Mas
Kotawaringin Timur
Palangka Raya
Murung Raya
Lamandau
Kapuas
Barito Utara
Kalimantan Tengah
Katingan
Barito Selatan
Kotawaringin Barat
Pulang Pisau
Seruyan
Barito Timur
1,8
2,1
2,6
5,4
5,4
7,6
9,0
11,4
15,4
18,4
20,6
22,3
40,5
44,0
45,8
110
sampel yang diperiksa. Capaian paling tinggi adalah Kota Palangka Raya
sebesar 98%, dan Kabupaten Gunung Mas sebesar 97,5%. Sedangkan
kabupaten dengan capaian paling sedikit adalah Kabupaten Barito utara dan
Murung Raya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.15 Persentase Kualitas air minum di Penyelenggaraan air minum Syarat Kesehatan per Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah
tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bidang PMK tahun 2014
Upaya untuk dapat meningkatkan akses air minum dan kualitas air
minum yang layak secara nasional terus menerus dilakukan, akan tetapi masih
banyak kendala dalam pencapaiannya. Kendala tersebut antara lain :
a. Adanya kecenderungan meningkatnya penggunaan air kemasan dan isi
ulang sebagai sumber air minum, sementara itu air kemasan dan isi ulang
tidak termasuk sebagai sumber air minum layak. Hal ini terjadi disebabkan
oleh pendataan yang dilakukan saat ini hanya memotret akses terhadap
sumber air yang digunakan untuk minum, belum memperhitungkan kondisi
rumah tangga yang memiliki lebih dari satu sumber air yang layak untuk
diminum.
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0
Barito Utara
Murung Raya
Barito Timur
Kapuas
Sukamara
Barito Selatan
Kotawaringin Timur
Pulang Pisau
Kalimantan Tengah
Kotawaringin Barat
Seruyan
Katingan
Lamandau
Gunung Mas
Palangka Raya
0,0 0,0
2,0
23,3
30,0 38,0
40,0
40,0
41,5
45,0
55,0
62,5
65,0
97,5
98,0
111
b. Penyediaan infrastruktur air minum yang ada belum dapat mengimbangi laju
pertumbuhan penduduk, maupun faktor urbanisasi dan peningkatan
konsumsi.
c. Untuk penyediaan air minum perpipaan, beberapa permasalahan pada
tingkat operator air minum yaitu minimnya biaya operasional dan
pemeliharaan, rendahnya tarif, terbatasnya SDM yang kompeten dan
pengelolaan yang kurang efisien.
d. Terdapat kerusakan di berbagai sarana air minum yang dipakai di
masyarakat, termasuk sumber air minum bukan jaringan perpipaan (BJP)
yang tidak terlindungi.
3. Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi Layak (jamban sehat)
Derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan disamping
faktor perilaku dan pelayanan kesehatan. Upaya penyehatan lingkungan
dilakukan untuk mewujudkan mutu lingkungan yang lebih sehat, antara lain
melalui pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan air bersih dan sanitasi di
sarana pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan, pengendalian
dampak resiko pencemaran lingkungan dan pengembangan wilayah sehat.
Akses terhadap sanitasi layak merupakan salah satu fondasi inti dari
masyarakat yang sehat. Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang
menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan
lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Buruknya
kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari
turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum
bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya beberapa
penyakit.
Jumlah penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat)
menurut jenis tempat buang air besar yang digunakan per kabupaten/kota
pada tahun 2014 sebagian besar penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah
menggunakan kloset berjenis leher angsa sebanyak 239,044 orang, komunal
sebanyak 99,051 orang, cemplung/cubluk sebanyak 14,856 orang, dan
plengsengan sebanyak 3193 orang. Rincian lengkap penduduk dengan akses
112
terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) 2014 menurut
kabupaten/kota dapat dilihat pada Lampiran 61.
Gambar 6.16 Jumlah Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi Layak (jamban sehat) Berdasarkan Jenis Sarana Jamban Per Kabupaten/Kota Tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bidang PMK tahun 2014
Berdasarkan konsep dan definisi MDGs, akses sanitasi layak apabila
penggunaan fasilitas tempat buang air besar milik sendiri atau bersama, jenis
kloset yang digunakan jenis leher angsa dan tempat pembuangan akhir tinjanya
menggunakan tangki septik atau Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL).
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat
sebagai berikut:
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki
mata air atau sumur.
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan.
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar, atau bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.
f. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
99.051
239.044
3.193 14.856
Komunal
Leher Angsa
Plengsengan
Cemplung
113
Gambar 6.17 Persentase Penduduk dengan Akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Per Kabupaten Kota di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bidang PMK tahun 2014
Pada Gambar diatas terlihat bahwa Persentase Penduduk dengan Akses
Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Per Kabupaten Kota di Provinsi Kalimantan
Tengah tahun 2014 sebesar 24,6%. Persentase tertinggi terdapat di Kabupaten
Barito Selatan sebesar 28,5%, Kabupaten Pulang Pisau sebesar 28,4% dan
Kabupaten Kapuas sebesar 27,4%. Persentase terendah terdapat di Kabupaten
Seruyan sebesar 14,8% dan Barito Utara sebesar 20,0%.
Upaya untuk dapat meningkatkan sanitasi yang layak dilakukan
penguatan Kemitraan Pemerintah–Swasta (KPS) yakni melibatkan LSM Lokal /
Nasional / Internasional, CSR (Corporate Social Responsibility), donor agency
internasional, seperti World Bank, ADB yang diimplementasikan melalui
kegiatan Pamsimas dan ICWRMIP, serta kegiatan lain yang berorientasi pada
pembinaan, penyediaan sarana air minum dan sanitasi dasar yang layak serta
terbangunnya perilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat dengan
menggunakan pendekatan STBM.
0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0
Seruyan
Barito Utara
Murung Raya
Kotawaringin Timur
Gunung Mas
Kalimantan Tengah
Palangka Raya
Barito Timur
Sukamara
Kotawaringin Barat
Katingan
Lamandau
Kapuas
Pulang Pisau
Barito Selatan
14,8
20,0
21,7
23,7
23,9
24,6
25,1
25,2
25,4
25,7
25,8
27,3
27,4
28,4
28,5
114
4. Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah desa yang
sudah stop BABS minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja STBM atau natural
leader, dan telah mempunyai rencana kerja STBM atau rencana tindak lanjut.
STBM menjadi ujung tombak keberhasilan pembangunan air minum dan
penyehatan lingkungan secara keseluruhan. Sanitasi total berbasis masyarakat
sebagai pilihan pendekatan, strategi dan program untuk mengubah perilaku
higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan
metode pemicuan dalam rangka mencapai target MDGs. Dalam pelaksanaan
STBM mencakup 5 (lima) pilar yaitu:
a. Stop buang air besar sembarangan,
b. Cuci tangan pakai sabun,
c. Pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga,
d. Pengelolaan sampah dengan benar, dan
e. Pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman.
Pada tahun 2014 tidak ada desa STBM di Provinsi Kalimantan Tengah.
Sedangkan jumlah desa yang melaksanakan STBM sebanyak 611 desa atau
38,9% dari jumlah total desa/kelurahan. Jika dilihat jumlah desanya, maka
yang terbanyak adalah di Kabupaten Kapuas yaitu 100 desa, diikuti oleh Barito
Timur sebesar 81 desa dan Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 73 desa.
Kegiatan untuk mempercepat pelaksanaan STBM dilakukan bersama
penyediaan air minum dalam satu kegiatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (PAMSTBM).
Jumlah Desa Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Per Kabupaten Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014 dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
115
Gambar 6.18 Jumlah Desa Melaksanakan STBM Per Kabupaten Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten dan Bidang PMK Tahun 2014.
5. Persentase Tempat-tempat Umum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Tempat-tempat umum dan Pengelolaan Makanan adalah kegiatan bagi
umum yang dilakukan oleh badan pemerintah, swasta atau perorangan yang
langsung digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan
tetap serta memiliki fasilitas. Pengawasan sanitasi tempat umum bertujuan
untuk mewujudkan kondisi yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat
pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit serta tidak
menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat di sekitarnya. Risiko
dari pengelolaan makanan mempunyai peluang yang besar dalam penularan
penyakit karena jumlah konsumen relatif banyak dalam waktu yang bersamaan.
Tempat-tempat umum meliputi sarana pendidikan, Sarana kesehatan
dan hotel. Cakupan pengawasan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
kesehatan tahun 2014 meliputi sarana pendidikan SD sebesar 61.3%, SMP
sebesar 84.5% dan SMA sebesar 87,4%, kemudian untuk sarana kesehatan
yang meliputi puskesmas dan jaringannya sebesar 87,6% dan rumah sakit
sebesar 94,7% dan terakhir hotel berbintang 70,6% dan non bintang sebesar
77,9%. Secara keseluruhan cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi
0 200 400 600 800
Lamandau
Sukamara
Palangka Raya
Seruyan
Kotawaringin Barat
Gunung Mas
Pulang Pisau
Barito Utara
Katingan
Murung Raya
Barito Selatan
Kotawaringin Timur
Barito Timur
Kapuas
Kalimantan Tengah
8
11
12
13
25
35
43
43
50
54
63
73
81
100
611
116
persyaratan kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 sebesar
69,9%. Lebih rincinya dapat dilihat pada lampiran tabel 63.
Sedangkan untuk TPM (tempat pengelolaan makanan) yang meliputi
jasa boga, rumah makan/restoran, depot air minum (DAM) dan makanan
jajanan yang memenuhi syarat adalah 48,61% dari 5126 TPM yang ada.
Lampiran tabel (64).
C. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga merupakan
upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan
mampu melakukan PHBS dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya,
mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Hasil pemantauan rumah tangga pada tahun 2014 adalah sebanyak
102.960 rumah lebih sedikit bila dibandingkan dengan tahun 2013, sebanyak
109.872 rumah atau (18,3% dari total rumah tangga yang ada). Rumah tangga
yang termasuk Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat sebanyak
52,663 rumah atau sekitar 51,1%, lebih banyak bila dibandingkan dengan
persentase pada tahun 2013 yang berjumlah sekitar 45.7 persen. Cakupan
Rumah Tangga Ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Provinsi Kalimantan
Tengah dari tahun 2009 - 2013 terlihat pada gambar berikut.
Gambar 6.19 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Provinsi KalimantanTengah Tahun 2009 s/d 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013
52,1
41,7
30,4
37,0
45,7
51,1
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
2009 2010 2011 2012 2013 2014
117
Gambar diatas memperlihatkan bahwa cakupan rumah tangga yang ber-
PHBS di Privinsi Kalimantan Tengah mengalami fluktuasi, dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2011 mengalami penurunan cakupan ber-PHBS namun
ada peningkatan dari tahun 2012 sampai dengan 2014.
118
BAB VII
TENAGA KESEHATAN
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 21
menyebutkan bahwa pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam
rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dalam Peraturan Presiden Nomor 72
Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional dijelaskan bahwa untuk
melaksanakan upaya kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan diperlukan
sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan
kualitasnya serta terdistribusi secara adil dan merata.
Sumber daya manusia kesehatan yang disajikan pada bab ini lebih
diutamakan pada kelompok tenaga kesehatan. Dalam Peraturan Presiden Nomor 32
Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan memutuskan bahwa tenaga kesehatan
terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga
kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisian
medis.
Gambaran mengenai jumlah, jenis, dan kualitas, serta penyebaran tenaga
kesehatan di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Tengah dilakukan dengan cara
pengumpulan data pada sarana pelayanan kesehatan baik di wilayah dinas
kesehatan kabupaten/kota maupun dinas kesehatan provinsi. Pengumpulan data
tenaga kesehatan meliputi tenaga kesehatan yang berstatus PNS pusat, PNS
daerah, Pegawai Tidak Tetap (PTT), TNI/POLRI, dan swasta. Metode pengumpulan
data yang digunakan melalui mekanisme pemutakhiran data secara berjenjang
mulai dari dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi dan dikelola
oleh Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) Dinas Kesehatan Privinsi
Kalimantan Tengah melalui Sistem Informasi SDMK.
Peningkatan jumlah tenaga kesehatan berpengaruh terhadap peningkatan
mutu pelayanan kesehatan yang semakin tinggi. Kebutuhan tenaga kesehatan
belum dapat terpenuhi secara memadai, khususnya di tingkat kabupaten/kota
119
dikarenakan beban terhadap penganggaran pegawai serta belum berjalannya
kegiatan mobilisasi tenaga kesehatan yang sesuai dengan penempatan tugas
tenaga tersebut. Sehingga menyebabkan sulitnya dalam menentukan kebutuhan
tenaga kesehatan di tingkat kabupaten/kota.
Untuk mencukupi kebutuhan tenaga kesehatan tersebut, pemerintah
membuka penerimaan CPNS baru baik secara swakelola maupun tenaga pusat yang
ditempatkan di daerah. Untuk mencukupi kekurangan tenaga tersebut dilakukan
pengangkatan Dokter Tidak Tetap, Bidan Tidak Tetap dan diupayakan dapat
mengangkat tenaga kesehatan lain sebagai pegawai tidak tetap.
A. Jumlah Dan Rasio Tenaga Medis Pada Sarana Kesehatan
Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan
kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di fasilitas pelayanan
kesehatan di masyarakat. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Pendataan tenaga kesehatan yang dilakukan oleh Bidang Sumber
Daya Manusia Kesehatan (SDMK) menggunakan pendekatan tenaga
kesehatan yang melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan
pendekatan tersebut, pada tahun 2014 jumlah SDM Kesehatan yang tercatat
sebanyak 11.038 orang yang terdiri atas 9753 tenaga kesehatan dan 1285
tenaga non kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri atas 769 tenaga medis
(dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi), 4604 perawat, 269 perawat
gigi, 2478 bidan, 387 tenaga farmasi, 248 kesehatan masyarakat, 202
Kesling, 347 tenaga gizi, 32 keterapian fisik, 357 keteknisian medis, dan 60
tenaga kesehatan lainnya. Rincian lengkap mengenai rekapitulasi sumber
daya manusia kesehatan menurut jenis tenaga dapat dilihat pada Lampiran
72 s.d 79.
120
1. Dokter Spesialis
Jumlah tenaga dokter spesialis yang bekerja di sarana kesehatan tahun
2014 sebanyak 171 lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah dokter
spesialis pada 2013 yang berjumlah 126 orang. Sedangkan rasio dokter
spesialis pada tahun 2014 per 100.000 penduduk Provinsi Kalimantan Tengah
sebesar 7,0 meningkat bila dibandingkan dengan rasio dokter spesialis per
100.000 penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2013 sebesar 5,3.
Rasio tersebut berada di atas standar WHO sebesar 6/100.000 penduduk.
2. Dokter Umum
Pada tahun 2014 jumlah tenaga dokter umum yang bekerja di sarana
pelayanan kesehatan sebanyak 479 orang lebih banyak bila dibandingkan
dengan tahun 2013 yang berjumlah 431 orang. Berdasarkan jumlah dokter dan
jumlah penduduk disusun rasio dokter per 100.000 penduduk. Rasio dokter
umum di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 sebesar 19,632 dokter
umum per 100.000 penduduk, jumlah rasio tersebut lebih besar bila
dibandingkan dengan rasio dokter umum terhadap jumlah penduduk menurut
provinsi pada tahun 2013 sebesar 18. Rasio tersebut masih di bawah target
nasional 40 per 100.000 penduduk.
3. Dokter Gigi dan Spesialis Gigi
Jumlah dokter gigi dan spesialis gigi yang bekerja di sarana kesehatan di
Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 sebanyak 119 orang lebih banyak bila
dibandingkan dengan jumlah dokter gigi dan spesialis gigi pada tahun 2013
yang berjumlah 108 orang. Sedangkan rasio dokter gigi dan spesialis gigi pada
tahun 2014 per 100.000 penduduk sebesar 4.87 lebih besar bila dibandingkan
dengan rasio dokter gigi di Provinsi Kalimantan Tengah per 100.000 penduduk
tahun 2013 sebesar 4,50. Rasio tersebut masih di bawah target nasional 11 per
100.000 penduduk.
B. Jumlah dan Rasio Tenaga Bidan di Sarana Kesehatan
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan, bidan adalah seorang
perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui oleh pemerintah dan
121
organisasi profesi di wilayah negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi
dan kualifikasi untuk di register, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi
untuk menjalankan praktik kebidanan. Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang
bertanggung jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk
memberikan dukungan, asuhan dan nasihat selama hamil, masa kehamilan dan
masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan
asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, akses bantuan
medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan
kegawatdaruratan.
Jumlah Tenaga Bidan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 adalah 2.478
orang, lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah bidan pada tahun 2013 yang
berjumlah 2.328 orang. Rasio Tenaga Bidan per 100.000 penduduk tahun 2014
sebesar 101.28 lebih besar dari rasio bidan per 100.000 penduduk pada tahun 2013
sebesar 81. Rasio tersebut sudah melebihi target nasional 100 per 100.000
penduduk.
C. Jumlah dan Rasio Tenaga Perawat di Sarana Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat,
perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam
maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Tenaga perawat di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 sebanyak 4608
orang lebih banyak bila di bandingkan dengan jumlah perawat pada ytahun 2013
yang berjumlah 4.007 orang, sedangkan rasio tenaga perawat per 100.000
penduduk pada tahun 2014 adalah 187,84 lebih besar bila dibandingkan dengan
rasio perat pada tahun 2013 sebesar 167. Rasio tersebut sudah di atas target
nasional 117,5 per 100.000 penduduk.
D. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan
Tenaga kefarmasian terdiri dari Apoteker, S-1 Farmasi, D-III Farmasi, dan
Asisten Apoteker. Jumlah tenaga kefarmasian di Provinsi Kalimantan Tengah pada
122
tahun 2014 adalah 387 orang, lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah
tenaga kefarmasian yang bekerja pada sarana kesehatan pada tahun 2013 yang
berjumlah 310 orang. Rasio tenaga kefarmasian per 100.000 penduduk pada tahun
2014 adalah 15,86 lebih besar bila dibandingkan dengan rasio tenaga kefarmasian
pada tahun 2013 sebesar 13.0. Rasio tersebut sudah di atas target nasional 10 per
100.000 penduduk.
E. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat di Sarana Kesehatan
1. Kesehatan Masyarakat
Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah
tahun 2014 adalah 248 orang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah
tenaga kesehatan masyarakat pada 2013 yang berjumlah 318 orang, dengan
171 orang bekerja di sarana kesehatan. Penurunan juimlah tenaga kesehatan
disebabkan karena pada tahun 2014 jumlah tenaga kesehatahn masyarakat
yang dihitung adalah yang bekerja disarana pelayanan kesehatan saja. Namun
bila dibandingkan dengan jumlah tenaga kesehatan masyarakat yang bekerja
pada sarana kesehatan maka jumlah tenaga kesehatan pada tahun 2014 lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah tenaga kesehatan pada tahun 2013. Rasio
tenaga kesehatan masyarakat per 100.000 penduduk pada tahun 2014 sebesar
10.16 lebih besar bila dibandingkan dengan rasio tenaga kesehatan masyarakat
pada tahun 2013 sebesar 7.1. Rasio tersebut masih di bawah target nasional 40
per 100.000 penduduk.
2. Tenaga Sanitasi
Tenaga sanitasi terdiri dari D-III sanitasi dan D-I sanitasi. Jumlah
Tenaga Sanitasi di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 adalah 202 orang,
lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah sanitarian yang bekerja pada
sarana kesehatan pada tahun 2013 dengan jumlah 207. Rasio tenaga sanitarian
per 100.000 penduduk tahun 2014 adalah 8,27 lebih sedikit bila dibandingkan
dengan rasio sanitarian pada tahun 2013 sebesar 8.7. Rasio tersebut masih di
bawah target nasional 40 per 100.000 penduduk.
123
F. Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan
Tenaga gizi terdiri dari nutrisionis dan dietisen. Jumlah Tenaga gizi di
Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 adalah 347 orang. Rasio tenaga gizi per
100.000 penduduk tahun 2014 adalah 14.22. Rasio tersebut masih di bawah target
nasional 40 per 100.000 penduduk.
124
BAB VIII
P E N U T U P
Keberadaan data dan informasi tentang situasi pembangunan kesehatan di
suatu daerah sangat penting bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan
manajemen. Penyediaan data dan informasi yang berkualitas sangat diperlukan
sebagai masukan dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan.
Di bidang kesehatan, data dan informasi diperoleh melalui penyelenggaraan
sistem informasi kesehatan baik yang dikembangkan oleh pusat maupun yang
dikembangkan oleh masing-masing daerah. Salah satu luaran utama dari
penyelenggaraan dari sistem informasi kesehatan sejak tahun 1998, telah
dikembangkan paket sajian data dan informasi oleh Pusat Data Kesehatan RI yaitu
berupa buku profil kesehatan yang merupakan kumpulan informasi yang sangat
penting tentang gambaran kesehatan di suatu daerah. Untuk itu buku profil ini
sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan, lintas sektor maupun masyarakat.
Profil Kesehatan Provinsi diharapkan dapat memberikan gambaran secara
garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh keadaan kesehatan masyarakat
yang telah dicapai oleh Provinsi Kalimantan Tengah baik secara umum maupun
berdasarkan gender sepanjang tahun 2014. Oleh karena itu dalam rangka
meningkatkan kualitas Profil Kesehatan Provinsi, perlu terobosan dalam mekanisme
pengumpulan data dan informasi secara cepat, tepat dan akurat khususnya yang
bersumber dari Kabupaten/Kota dan pusat-pusat pelayanan kesehatan lainnya.
Palangka Raya, November 2015
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L + P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 153.565 Km2
Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 1569 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 1.273.302 1.166.556 2.439.858 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,9 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2
15,9 Jiwa/Km2
Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 46,9 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 109,2 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 69,88 69,34 69,63 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 16,00 11,54 15,12 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 18,85 10,88 15,76 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 1,97 0,45 1,39 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0,53 0,40 0,58 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 1,37 1,40 1,57 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 4,69 3,51 4,51 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 11.198 13.036 42.513 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 5 3 7 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 170 158 415 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 15 12 10 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 9 11 62 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 1 1 1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 9 13 506 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 1 1 12 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 101 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 185 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
B.2 Angka Kesakitan
19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 1.098 593 1.691 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 64,93 35,07 % Tabel 7
CNR kasus baru BTA+ 86,23 50,83 69,31 per 100.000 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 1.512 854 2.366 Kasus Tabel 7
CNR seluruh kasus TB 118,75 73,21 96,97 per 100.000 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 4,69 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek NA NA 12,06 % Tabel 8
Angka kesembuhan BTA+ NA NA 55,25 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ NA NA 21,00 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ NA NA 76,24 % Tabel 9
Angka kematian selama pengobatan 0,00 0,00 1,27 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 1,82 1,80 1,94 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus HIV 51 70 121 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus AIDS 14 1 15 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Kematian karena AIDS 5 0 5 Jiwa Tabel 11
24 Jumlah Kasus Syphilis 27 48 75 Kasus Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV 0,19 0,00 0,17 % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 60 1 61 Kasus Tabel 14
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 4,71 0,09 2,50 per 100.000 penduduk Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 3,28 % Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 6,56 % Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,16 per 100.000 penduduk Tabel 15
Angka Prevalensi Kusta 0,68 0,03 0,37 per 10.000 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 27,78 0,00 25,00 % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 49,30 66,67 50,00 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
AFP Rate (non polio) < 15 th 1,92 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 2 0 2 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Difteri 50 % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 14 19 33 Kasus Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 1 1 2 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 19
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
Jumlah Kasus Campak 132 151 283 Kasus Tabel 20
Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20
Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20
Jumlah Kasus Hepatitis B 26 10 36 Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 34,24 31,12 32,75 per 100.000 penduduk Tabel 21
30 Case Fatality Rate DBD 1,15 1,65 1,38 % Tabel 21
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,85 0,22 0,55 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 22
33 Angka Kesakitan Filariasis 1 1 1 per 100.000 penduduk Tabel 23
34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 38,74 7,76 22,16 % Tabel 24
35 Persentase obesitas 0,39 0,15 0,25 % Tabel 25
36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 4,96 % Tabel 26
37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0,12 % Tabel 26
38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 93,75 % Tabel 28
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 94 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 86,47 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 86,73 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 84,49 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 85,41 % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 35,67 % Tabel 30
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 87,19 % Tabel 32
46 Penanganan komplikasi kebidanan 45,08 % Tabel 33
47 Penanganan komplikasi Neonatal 15,55 28,47 44,61 % Tabel 33
48 Peserta KB Baru 14,02 % Tabel 36
49 Peserta KB Aktif 54,49 % Tabel 36
50 Bayi baru lahir ditimbang 99 99 92 % Tabel 37
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 0,89 0,89 1,56 % Tabel 37
52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 76,48 99,10 90,61 % Tabel 38
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 74,31 73,35 86,04 % Tabel 38
54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 26,80 19,64 15,68 % Tabel 39
55 Pelayanan kesehatan bayi 70,33 64,76 79,92 % Tabel 40
56 Desa/Kelurahan UCI 70,11 % Tabel 41
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 83,48 88,01 85,66 % Tabel 43
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 66,98 70,76 68,80 % Tabel 43
59 Bayi Mendapat Vitamin A NA NA 87,09 % Tabel 44
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
60 Anak Balita Mendapat Vitamin A NA NA 83,81 % Tabel 44
61 Baduta ditimbang 41,00 42,41 57,63 % Tabel 45
62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 1,08 1,04 0,83 % Tabel 45
63 Pelayanan kesehatan anak balita 56,13 63,96 59,27 % Tabel 46
64 Balita ditimbang (D/S) 34,67 43,99 55,78 % Tabel 47
65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 2,45 2,12 0,88 % Tabel 47
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100,00 100,00 % Tabel 48
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 70,92 69,17 68,23 %
Tabel 49
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,94 Tabel 50
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 19,53 sekolah Tabel 51
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 57,26 sekolah Tabel 51
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 29,05 26,48 25,15 % Tabel 51
72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 68,65 73,48 49,96 % Tabel 51
73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut 68,65 73,48 49,96 % Tabel 51
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 41,79 35,38 37,00 % Tabel 52
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPersentase
75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 5,22 5,52 55,73 % Tabel 53
76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 29,96 38,57 45,74 % Tabel 54
77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 2,81 3,28 4,04 % Tabel 54
78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 23,32 25,59 25,83 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 7,94 12,10 9,93 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 54,67 % Tabel 56
81 Bed Turn Over (BTO) di RS 65,28 Kali Tabel 56
82 Turn of Interval (TOI) di RS 2,53 Hari Tabel 56
83 Average Length of Stay (ALOS) di RS 2,83 Hari Tabel 56
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
87 Rumah Tangga ber-PHBS 51,15 % Tabel 57
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
C.4 Keadaan Lingkungan
88 Persentase rumah sehat 40,38 % Tabel 58
89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 15,37 % Tabel 59
90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 41,52 % Tabel 60
91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 24,55 % Tabel 61
92 Desa STBM - % Tabel 62
93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 69,94 % Tabel 63
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 48,61 % Tabel 64
TPM tidak memenuhi syarat dibina 56,70 % Tabel 65
TPM memenuhi syarat diuji petik 24,52 % Tabel 65
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum 19,00 RS Tabel 67
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 1,00 RS Tabel 67
96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 77,00 PUSKESMAS Tabel 67
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 119,00 PUSKESMAS Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling 116,00 PUSKEL Tabel 67
Jumlah Puskesmas pembantu 1.045,00 PUSTU Tabel 67
98 Jumlah Apotek 209,00 APOTEK Tabel 67
99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 68
100 Jumlah Posyandu 2.210,00 Posyandu Tabel 69
101 Posyandu Aktif 99,64 % Tabel 69
102 Rasio posyandu per 100 balita 0,89 per 100 balita Tabel 69
103 UKBM
Poskesdes 381,00 Poskesdes Tabel 70
Polindes 303,00 Polindes Tabel 70
Posbindu 167,00 Posbindu Tabel 70
104 Jumlah Desa Siaga 945,00 Desa Tabel 71
105 Persentase Desa Siaga 60,23 % Tabel 71
D.2 Tenaga Kesehatan
106 Jumlah Dokter Spesialis 91,00 80,00 171,00 Orang Tabel 72
107 Jumlah Dokter Umum 224,00 255,00 479,00 Orang Tabel 72
108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 26,64 per 100.000 penduduk Tabel 72
109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 45,00 72,00 117,00 Orang Tabel 72
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 4,80 per 100.000 penduduk
111 Jumlah Bidan 2.478,00 Orang Tabel 73
112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 212,42 per 100.000 penduduk Tabel 73
113 Jumlah Perawat 2.167,00 2.459,00 4.604,00 Orang Tabel 73
114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 187,84 per 100.000 penduduk Tabel 73
115 Jumlah Perawat Gigi 76,00 194,00 269,00 Orang Tabel 73
116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 118,00 269,00 387,00 Orang Tabel 74
117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 112,00 122,00 248,00 Orang Tabel 75
118 Jumlah Tenaga Sanitasi 149,00 107,00 256,00 Orang Tabel 76
119 Jumlah Tenaga Gizi 75,00 272,00 347,00 Orang Tabel 77
D.3 Pembiayaan Kesehatan
120 Total Anggaran Kesehatan 881.239.728.709,00 Rp Tabel 81
121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 8,38 % Tabel 81
122 Anggaran Kesehatan Perkapita 361.184,84 Rp Tabel 81
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kotawaringin Barat 10.759,0 81 13 94 269.629 70.865 3,80 25,06
2 Lamandau 6.414 80 3 83 71.798 19.621 3,66 11,19
3 Sukamara 3.827 29 3 32 53.190 14.242 3,73 13,90
4 Kotawaringin Timur 16.796 168 17 185 416.151 109.489 3,80 24,78
5 Seruyan 16.404 97 3 100 167.621 47.315 3,54 10,22
6 Katingan 17.500 154 7 161 157.654 40.081 3,93 9,01
7 Kapuas 14.999 216 17 233 344.955 88.301 3,91 23,00
8 Pulang Pisau 8.997 95 4 99 124.015 31.659 3,92 13,78
9 Gunung Mas 10.805 115 12 127 107.467 25.423 4,23 9,95
10 Barito Selatan 8.830 88 7 95 130.609 33.205 3,93 14,79
11 Barito Timur 3.834 100 3 103 110.446 29.026 3,81 28,81
12 Barito Utara 8.300 93 10 103 126.494 31.682 3,99 15,24
13 Murung Raya 23.700 115 9 124 107.724 25.306 4,26 4,55
14 Palangka Raya 2.400 0 30 30 252.105 66.241 3,81 105,07
JUMLAH (KAB/KOTA) 153.564,5 1431 138 1569 2.439.858 632.456 3,86 16
Sumber: a. Biro Adpum Setda Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015
b. BPS Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015
JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
NO KABUPATENDESA KELURAHAN
DESA +
KELURAHAN
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
1 0 - 4 125.939 121.090 247.029 104,00
2 5 - 9 120.720 113.985 234.705 105,91
3 10 - 14 114.572 109.722 224.294 104,42
4 15 - 19 112.024 107.068 219.092 104,63
5 20 - 24 115.581 106.871 222.452 108,15
6 25 - 29 117.685 107.668 225.353 109,30
7 30 - 34 116.426 107.698 224.124 108,10
8 35 - 39 112.376 100.758 213.134 111,53
9 40 - 44 96.597 82.304 178.901 117,37
10 45 - 49 77.259 65.280 142.539 118,35
11 50 - 54 58.648 49.455 108.103 118,59
12 55 - 59 42.132 35.155 77.287 119,85
13 60 - 64 27.299 23.025 50.324 118,56
14 65 - 69 16.599 15.740 32.339 105,46
15 70 - 74 10.093 10.283 20.376 98,15
16 75+ 9.352 10.454 19.806 89,46
JUMLAH 1.273.302 1.166.556 2.439.858 109,15
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 47
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 609.930 550.303 1.160.233
2PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
MELEK HURUF426.231 381.589 807.820 69,88 69,34 69,63
3PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 77.250 70.521 161.031 12,67 12,81 13,88
b. SD/MI 140.730 96.084 266.604 23,07 17,46 22,98
c. SMP/ MTs 97.559 63.496 175.433 16,00 11,54 15,12
d. SMA/ MA 114.965 59.867 182.869 18,85 10,88 15,76
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 12.034 2.461 16.179 1,97 0,45 1,39
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 3.224 2.197 6.708 0,53 0,40 0,58
g. AKADEMI/DIPLOMA III 8.383 7.682 18.158 1,37 1,40 1,57
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 28.629 19.289 52.287 4,69 3,51 4,51
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 22 16 38 0,0036 0,0029 0,0033
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015
TABEL 3
JUMLAH PERSENTASE
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
NO VARIABEL
TABEL 4
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kotawaringin Barat NA NA NA NA NA NA 4.778 16 5.036
2 Lamandau NA NA NA NA NA NA 1.241 10 1.251
3 Sukamara 476 7 483 559 6 565 1.035 13 1.048
4 Kotawaringin Timur 3.343 17 3.360 3.244 23 3.267 6.587 40 6.627
5 Seruyan 1.174 9 1.183 1.204 5 1.209 2.378 14 2.392
6 Katingan 1.454 20 1.474 1.421 14 1.435 2.875 34 2.909
7 Kapuas NA NA 3.496 NA NA 3.342 5.662 50 10.134
8 Pulang Pisau 1.028 NA 1.028 1.030 NA 9.827 2.058 7 2.065
9 Gunung Mas NA NA NA NA NA NA 2.024 21 2.045
10 Barito Selatan NA NA NA 2.075 16 2.091 2.075 16 2.091
11 Barito Timur 887 8 895 829 5 834 1.716 13 1.729
12 Barito Utara NA NA NA NA NA NA 2.443 14 2.443
13 Murung Raya NA NA NA NA NA NA 2.131 49 2.180
14 Palangka Raya 2.836 7 2.843 2.674 7 2.681 5.510 14 5.524
JUMLAH (KAB/KOTA) 11.198 68 14.762 13.036 76 25.251 42.513 311 47.474
4,6 3,0 6,6
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah ahun 2014
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
HIDUP + MATI
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN
(DILAPORKAN)
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
MATIHIDUP +
MATI
LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI
JUMLAH KELAHIRAN
NO KABUPATEN
HIDUP
PEREMPUAN
HIDUP MATI
TABEL 5
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Kotawaringin Barat 36 4 0 4 33 2 0 2 69 6 5 80
2 Lamandau 0 0 0 0 0 0 0 0 25 3 3 31
3 Sukamara 10 3 0 0 7 3 1 0 17 6 1 24
4 Kotawaringin Timur 29 0 0 0 34 0 0 0 63 2 1 66
5 Seruyan 11 NA NA NA 5 NA NA NA 16 17 4 37
6 Katingan 14 1 0 1 7 4 3 7 21 5 3 29
7 Kapuas 30 NA 0 0 14 NA 0 0 44 4 1 49
8 Pulang Pisau 5 0 0 0 5 0 0 0 10 2 0 12
9 Gunung Mas 0 NA 0 0 0 NA 0 0 19 5 2 26
10 Barito Selatan 0 0 0 0 12 0 1 1 12 1 1 14
11 Barito Timur 1 0 0 0 14 2 0 2 15 2 0 17
12 Barito Utara NA NA NA NA NA NA NA NA 15 6 2 23
13 Murung Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 33 2 2 37
14 Palangka Raya 34 1 3 4 27 0 1 1 56 1 4 61
JUMLAH (KAB/KOTA) 170 9 3 9 158 11 6 13 415 62 29 506
15 1 0 1 12 1 0 1 10 1 1 12
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah ahun 2014
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH KEMATIAN
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
BAYIa BALITA BAYI
a ANAK
BALITABALITA NEONATAL
NO KABUPATEN
BALITA ANAK
BALITABAYI
a ANAK
BALITANEONATAL NEONATAL
LAKI - LAKI PEREMPUAN
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
< 20 tahun 20-34 tahun ≥35 tahun JUMLAH< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Kotawaringin Barat 5.019 0 0 0 0 0 9 0 9 0 1 0 1 0 10 0 10
2 Lamandau 1.217 0 1 1 2 0 1 0 1 0 1 0 1 0 3 1 4
3 Sukamara 1.035 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 2 0 2
4 Kotawaringin Timur 6.587 0 0 0 0 0 4 7 11 0 0 0 0 0 4 7 11
5 Seruyan 2.378 0 0 0 0 NA NA NA 7 NA NA NA 1 NA NA NA 8
6 Katingan 2.875 0 2 1 3 0 6 6 12 0 1 0 1 0 9 7 16
7 Kapuas 6.792 1 0 1 2 2 4 3 9 2 5 2 9 5 9 6 20
8 Pulang Pisau 12.803 0 0 1 1 1 2 1 4 0 0 0 0 1 2 2 5
9 Gunung Mas 2.024 0 0 0 0 1 4 0 5 0 0 0 0 1 4 0 5
10 Barito Selatan 2.075 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 0 2
11 Barito Timur 1.716 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 0 0 1 0 1 2
12 Barito Utara 2.443 0 0 2 2 2 2 1 1 0 3 2 5
13 Murung Raya 2.131 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 0 7
14 Palangka Raya 5.510 0 0 0 0 0 4 0 4 0 0 0 0 0 4 0 4
54.605 1 4 6 11 5 38 18 75 2 10 2 15 8 52 26 101
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 185
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah ahun 2014
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
KEMATIAN IBU
JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KABUPATEN JUMLAH LAHIR HIDUP JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL
TABEL 7
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kotawaringin Barat 142.742 126.887 269.629 75 66,37 38 33,63 113 163 53,27 143 46,73 306 27 8,82
2 Lamandau 38.285 33.513 71.798 30 62,50 18 37,50 48 83 66,94 41 33,06 124 11 8,87
3 Sukamara 28.259 24.931 53.190 29 60,42 19 39,58 48 32 66,67 16 33,33 48 0 0,00
4 Kotawaringin Timur 219.693 196.458 416.151 136 59,39 93 40,61 229 188 58,93 131 41,07 319 17 5,33
5 Seruyan 90.134 77.487 167.621 49 62,03 30 37,97 79 83 56,46 64 43,54 147 15 10,20
6 Katingan 82.575 75.079 157.654 61 58,10 44 41,90 105 85 61,15 54 38,85 139 1 0,72
7 Kapuas 175.951 169.004 344.955 174 61,05 111 38,95 285 174 61,05 111 38,95 285 13 4,56
8 Pulang Pisau 64.517 59.498 124.015 39 70,91 16 29,09 55 67 69,07 30 30,93 97 2 2,06
9 Gunung Mas 57.079 50.388 107.467 68 70,83 28 29,17 96 29 65,91 15 34,09 44 0 0,00
10 Barito Selatan 66.623 63.986 130.609 76 58,46 54 41,54 130 75 58,14 54 41,86 129 1 0,78
11 Barito Timur 56.835 53.611 110.446 32 62,75 19 37,25 51 60 59,41 41 40,59 101 3 2,97
12 Barito Utara 65.669 60.825 126.494 129 67,19 63 32,81 192 128 66,32 65 33,68 193 3 1,55
13 Murung Raya 55.991 51.733 107.724 136 77,27 40 22,73 176 136 76,84 41 23,16 177 9 5,08
14 Palangka Raya 128.949 123.156 252.105 64 76,19 20 23,81 84 209 81,32 48 18,68 257 9 3,50
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.273.302 1.166.556 2.439.858 1.098 64,93 593 35,07 1.691 1.512 63,91 854 36,09 2.366 111 4,69
86,23 50,83 69,31
118,75 73,21 96,97
Sumber: Bidang PMK Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
2.439.858 Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar:
CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK
CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KASUS TB ANAK
0-14 TAHUNNO KABUPATENJUMLAH PENDUDUK
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+
L PL+P
JUMLAH SELURUH
KASUS TB
L PL+P
TABEL 8
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
TB PARU
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kotawaringin Barat NA NA 2.476 75 38 113 NA NA 4,56
2 Lamandau NA NA 730 30 18 48 NA NA 6,58
3 Sukamara NA NA 491 29 19 48 NA NA 9,78
4 Kotawaringin Timur NA NA 2.003 136 93 229 NA NA 11,43
5 Seruyan NA NA 671 49 30 79 NA NA 11,77
6 Katingan NA NA 667 61 44 105 NA NA 15,74
7 Kapuas NA NA 1.408 174 111 285 NA NA 20,24
8 Pulang Pisau NA NA 553 39 16 55 NA NA 9,95
9 Gunung Mas NA NA 215 68 28 96 NA NA 44,65
10 Barito Selatan NA NA 1.495 76 54 130 NA NA 8,70
11 Barito Timur NA NA 755 32 19 51 NA NA 6,75
12 Barito Utara NA NA 1.217 129 63 192 NA NA 15,78
13 Murung Raya NA NA 1.057 136 40 176 NA NA 16,65
14 Palangka Raya NA NA 279 64 20 84 NA NA 30,11
JUMLAH (KAB/KOTA) NA NA 14.017 1.098 593 1.691 NA NA 12,06
Sumber: Bidang PMK Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
% BTA (+)
TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KABUPATEN
SUSPEK
TABEL 9
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Kotawaringin Barat NA NA 198 NA NA NA NA 62 31,31 NA NA NA NA 132 66,67 NA NA 97,98 NA NA 1
2 Lamandau NA NA 32 NA NA NA NA 14 43,75 NA NA NA NA 8 25,00 NA NA 68,75 NA NA 0
3 Sukamara NA NA 27 NA NA NA NA 11 40,74 NA NA NA NA 16 59,26 NA NA 100,00 NA NA 0
4 Kotawaringin Timur NA NA 247 NA NA NA NA 168 68,02 NA NA NA NA 35 14,17 NA NA 82,19 NA NA 4
5 Seruyan NA NA 77 NA NA NA NA 23 29,87 NA NA NA NA 29 37,66 NA NA 67,53 NA NA 4
6 Katingan NA NA 103 NA NA NA NA 58 56,31 NA NA NA NA 4 3,88 NA NA 60,19 NA NA 2
7 Kapuas NA NA 206 NA NA NA NA 127 61,65 NA NA NA NA 35 16,99 NA NA 78,64 NA NA 6
8 Pulang Pisau NA NA 51 NA NA NA NA 43 84,31 NA NA NA NA 3 5,88 NA NA 90,20 NA NA 2
9 Gunung Mas NA NA 40 NA NA NA NA 5 12,50 NA NA NA NA 3 7,50 NA NA 20,00 NA NA 3
10 Barito Selatan NA NA 110 NA NA NA NA 97 88,18 NA NA NA NA 2 1,82 NA NA 90,00 NA NA 2
11 Barito Timur NA NA 61 NA NA NA NA 59 96,72 NA NA NA NA 1 1,64 NA NA 98,36 NA NA 2
12 Barito Utara NA NA 108 NA NA NA NA 54 50,00 NA NA NA NA 1 0,93 NA NA 50,93 NA NA 0
13 Murung Raya NA NA 105 NA NA NA NA 52 49,52 NA NA NA NA 19 18,10 NA NA 67,62 NA NA 3
14 Palangka Raya NA NA 121 NA NA NA NA 48 39,67 NA NA NA NA 24 19,83 NA NA 59,50 NA NA 2
JUMLAH (KAB/KOTA) NA NA 1.486 NA NA NA NA 821 55,25 NA NA NA NA 312 21,00 NA NA 76,24 0 0 31
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 0 0 1
Sumber: Bidang PMK Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
JUMLAH KEMATIAN
SELAMA PENGOBATAN
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L L + P
ANGKA PENGOBATAN LENGKAP
(COMPLETE RATE)
L P
BTA (+) DIOBATI
ANGKA KEBERHASILAN
PENGOBATAN
(SUCCESS RATE/SR)P L + P
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)
NO KABUPATEN
TABEL 10
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Kotawaringin Barat 13.820 12.300 26.120 1.382 1.230 2.612 70 5,1 73 5,9 143 5,5
2 Lamandau 3.720 3.250 6.970 372 325 697 0 0 0 0 0 0,0
3 Sukamara 2.710 2.400 5.110 271 240 511 0 0,0 0 0,0 0 0,0
4 Kotawaringin Timur 21.400 19.170 40.570 2.140 1.917 4.057 26 1,2 39 2,0 65 1,6
5 Seruyan 8.630 7.430 16.060 863 743 1.606 2 0,2 1 0,1 3 0,2
6 Katingan 8.120 7.390 15.510 812 739 1.551 18 2,2 16 2,2 34 2,2
7 Kapuas 17.420 16.740 34.160 1.742 1.674 3.416 4 0,2 5 0,3 9 0,3
8 Pulang Pisau 6.410 5.920 12.330 641 592 1.233 0 0,0 0 0,0 16 1,3
9 Gunung Mas 5.570 4.920 10.490 557 492 1.049 6 1,1 3 0,6 9 0,9
10 Barito Selatan 6.590 6.330 12.920 659 633 1.292 6 0,9 5 0,8 45 3,5
11 Barito Timur 5.520 5.210 10.730 552 521 1.073 31 5,6 14 2,7 11 1,0
12 Barito Utara 6.510 6.030 12.540 651 603 1.254 3 0,5 1 0,2 4 0,3
13 Murung Raya 5.460 5.050 10.510 546 505 1.051 0 0,0 0 0,0 15 1,4
14 Palangka Raya 12.500 11.950 24.450 1.250 1.195 2.445 60 4,8 48 4,0 108 4,4
JUMLAH (KAB/KOTA) 124.380 114.090 238.470 12.438 11.409 23.847 226 1,8 205 1,8 462 1,9
Sumber: Bidang PMK Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITANO KABUPATEN
PNEUMONIA PADA BALITA
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
L P L + P
TABEL 11
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
L P L+P L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 ≤ 4 TAHUN 1 0 1 0,83 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
2 5 - 14 TAHUN 1 2 3 2,48 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
3 15 - 19 TAHUN 0 2 2 1,65 0 0 0 0,00 0 0 0 1 0 1 1,33
4 20 - 24 TAHUN 7 9 16 13,22 6 1 7 46,67 2 0 2 14 4 18 24,00
5 25 - 49 TAHUN 41 57 98 80,99 7 0 7 46,67 1 0 1 12 28 40 53,33
6 ≥ 50 TAHUN 1 0 1 0,83 1 0 1 6,67 2 0 2 0 16 16 21,33
JUMLAH (KAB/KOTA) 51 70 121 14 1 15 5 0 5 27 48 75
PROPORSI JENIS KELAMIN 42,15 57,85 93,33 6,67 100,00 0,00 36,00 64,00
Sumber: Bidang PMK
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN
NO KELOMPOK UMUR
H I V AIDS SYPHILISJUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
TABEL 12
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
PMI Cab. Kotawaringin Barat* NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
UTD RSUD Lamandau NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
UTD RSUD Sukamara 259 22 281 259 100,00 22 100,00 281 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
PMI Cab. Kotawaringin Timur 3.163 329 3.492 3.163 100,00 329 100,00 3.492 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
UTD RSUD Seruyan 213 31 244 213 100,00 31 100,00 244 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
UTD RSUD Kasongan 319 55 374 319 100,00 55 100,00 374 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
UTD RSUD Kuala Kapuas 1.268 175 1.443 1.266 99,84 175 100,00 1.441 99,86 2 0,16 0 0,00 2 0,14
UTD RSUD Pulang Pisau NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
UTD RSUD Kuala Kurun* NA NA 154 NA NA NA NA 135 88 0 0 0 0 0 0
UTD RSUD Buntok* 966 36 1.002 966 100 36 100 1.002 100 0 0 0 0 0 0
UTD RSUD Tamiang Layang NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
UTD RSUD Muara Teweh* 297 87 384 265 89 73 89 338 88 0 0 0 0 0 0
UTD RSUD Puruk Cahu 534 68 602 534 100,00 68 100,00 602 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
PMI Cab. Palangka Raya 8.517 767 9.284 8.517 100,00 767 100,00 9.284 100,00 27 0,32 0,00 27 0,29
JUMLAH 15.536 1.570 17.260 15.502 99,78 1.556 99,11 17.193 99,61 29 0,19 0 - 29 0,17
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2013 dan 2014
Keterangan *) Data tahun 2013
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN
NO UNIT TRANSFUSI DARAH
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
TERHADAP HIV
L P
POSITIF HIV
L + P L P L + P
JUMLAH PENDONOR
TABEL 13
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Kotawaringin Barat 142.742 126.887 269.629 3.055 2.715 5.770 2.029 66 1.990 73 4.019 70
2 Lamandau 38.285 33.513 71.798 819 717 1.536 NA NA NA NA 1.174 76
3 Sukamara 28.259 24.931 53.190 605 534 1.138 683 113 610 114 1.293 114
4 Kotawaringin Timur 219.693 196.458 416.151 4.701 4.204 8.906 2.090 44 2.306 55 4.396 49
5 Seruyan 90.134 77.487 167.621 1.929 1.658 3.587 1.447 75 1.277 77 2.724 76
6 Katingan 82.575 75.079 157.654 1.767 1.607 3.374 2.042 116 1.851 115 3.893 115
7 Kapuas 175.951 169.004 344.955 3.765 3.617 7.382 4.513 120 4.545 126 9.058 123
8 Pulang Pisau 64.517 59.498 124.015 1.381 1.273 2.654 1.071 69 1.180 83 2.251 85
9 Gunung Mas 57.079 50.388 107.467 1.221 1.078 2.300 1.223 100 1.006 93 2.229 97
10 Barito Selatan 66.623 63.986 130.609 1.426 1.369 2.795 1.479 104 1.533 112 3.012 108
11 Barito Timur 56.835 53.611 110.446 1.216 1.147 2.364 1.509 124 1.526 133 3.035 128
12 Barito Utara 65.669 60.825 126.494 1.405 1.302 2.707 1.225 87 1.207 93 2.432 90
13 Murung Raya 55.991 51.733 107.724 1.198 1.107 2.305 2.337 195 1.617 146 3.954 172
14 Palangka Raya 128.949 123.156 252.105 2.760 2.636 5.395 1.629 61 1.652 65 3.281 61
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.273.302 1.166.556 2.439.858 27.249 24.964 52.213 23.277 85,4 22.300 89,3 46.751 89,5
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2013 dan 2014
P L + PLNO KABUPATENJUMLAH PENDUDUK
DIARE
JUMLAH TARGET PENEMUANDIARE DITANGANI
TABEL 14
KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kotawaringin Barat 0 0 0 3 0 3 3 0 3
2 Lamandau 0 0 0 1 0 1 1 0 1
3 Sukamara 0 0 0 1 0 1 1 0 1
4 Kotawaringin Timur 8 0 8 18 0 18 26 0 26
5 Seruyan 2 0 2 6 1 7 8 1 9
6 Katingan 0 0 0 2 0 2 2 0 2
7 Kapuas 0 0 0 10 1 11 11 0 11
8 Pulang Pisau 0 0 0 1 1 2 2 0 2
9 Gunung Mas 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Barito Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Barito Timur 2 0 2 0 0 0 2 0 2
12 Barito Utara 0 0 0 2 0 2 2 0 2
13 Murung Raya 1 0 1 0 0 0 1 0 1
14 Palangka Raya 0 0 0 1 0 1 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 13 0 13 45 3 48 60 1 61
PROPORSI JENIS KELAMIN 100,00 0,00 93,75 6,25 98,36 1,64
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 4,71 0,09 2,50
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2013 dan 2014
PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahNO KABUPATEN
KASUS BARU
TABEL 15
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8
1 Kotawaringin Barat 3 - 0,00 1 33,3
2 Lamandau 1 - 0,00 0 0,0
3 Sukamara 1 - 0,00 0 0,0
4 Kotawaringin Timur 26 - 0,00 1 8,3
5 Seruyan 9 1 11,11 1 11,1
6 Katingan 2 - 0,00 0 0,0
7 Kapuas 11 1 9,09 1 9,1
8 Pulang Pisau 2 - 0,00 0 0,0
9 Gunung Mas - - 0,00 0 0,0
10 Barito Selatan - - 0,00 0 0,0
11 Barito Timur 2 - 0,00 0 0,0
12 Barito Utara 2 - 0,00 0 0,0
13 Murung Raya 1 - 0,00 0 0,0
14 Palangka Raya 1 - 0,00 0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 61 2 3,28 4 6,6
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 0
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2013 dan 2014
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PENDERITA KUSTA
0-14 TAHUN
KASUS BARU
CACAT TINGKAT 2NO KABUPATEN PENDERIT
A KUSTA
TABEL 16
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kotawaringin Barat 12 0 12 3 0 0 12 0 12
2 Lamandau 0 0 0 2 0 2 2 0 2
3 Sukamara 0 0 0 1 0 1 1 0 1
4 Kotawaringin Timur 5 2 7 19 0 19 24 2 26
5 Seruyan 1 0 1 6 1 7 7 1 8
6 Katingan 0 0 0 3 0 3 3 0 3
7 Kapuas 0 0 0 23 1 24 24 0 24
8 Pulang Pisau 0 0 0 2 1 3 2 1 3
9 Gunung Mas 0 0 0 1 0 1 1 0 1
10 Barito Selatan 0 0 0 1 0 1 1 0 1
11 Barito Timur 0 0 0 5 0 5 5 0 5
12 Barito Utara 0 0 0 2 0 2 2 0 2
13 Murung Raya 0 0 0 1 0 1 1 0 1
14 Palangka Raya 0 0 0 2 0 2 2 0 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 18 2 20 71 3 71 87 4 91
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,683263 0,034289 0,372973
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2013 dan 2014
NO KABUPATEN
KASUS TERCATAT
Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
TABEL 17
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
KUSTA (PB) KUSTA (MB)
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Kotawaringin Barat 12 0 12 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0 0 0 #DIV/0! 0 0
2 Lamandau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 1 #DIV/0! 1 50
3 Sukamara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 100 0 #DIV/0! 1 100
4 Kotawaringin Timur 5 2 7 3 60 0 0 3 43 19 0 19 10 53 0 #DIV/0! 10 53
5 Seruyan 1 0 1 1 100 0 0 1 100 6 1 7 6 100 1 100 7 100
6 Katingan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 1 33 0 #DIV/0! 1 33
7 Kapuas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 1 24 8 35 0 0 8 33
8 Pulang Pisau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 1 50 0 0 1 33
9 Gunung Mas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 100 0 #DIV/0! 1 100
10 Barito Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 100 0 #DIV/0! 1 100
11 Barito Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 5 1 20 0 #DIV/0! 1 20
12 Barito Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 100 0 #DIV/0! 2 100
13 Murung Raya 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 100 0 #DIV/0! 1 100
14 Palangka Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 100 0 #DIV/0! 2 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 18 2 20 5 27,8 0 0,0 5 25,0 71 3 74 35 49 2 67 37 50
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2014
Keterangan : a = Penderita kusta PB/MB merupakan penderita pada kohort yang sama
NO KABUPATEN
RFT PB
L + PPENDERITA PB
a
L + P
RFT MB
L PL PPENDERITA MB
a
TABEL 18
NO KABUPATENJUMLAH PENDUDUK
<15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP
(NON POLIO)
1 2 4 5
1 Kotawaringin Barat 73.542 0
2 Lamandau 24.901 0
3 Sukamara 14.958 0
4 Kotawaringin Timur 115.758 0
5 Seruyan 44.074 0
6 Katingan 45.817 3
7 Kapuas 134.803 1
8 Pulang Pisau 36.732 1
9 Gunung Mas 33.414 1
10 Barito Selatan 37.890 1
11 Barito Timur 29.700 0
12 Barito Utara 39.241 0
13 Murung Raya 30.030 0
14 Palangka Raya 67.398 7
JUMLAH (KAB/KOTA) 728.258 14
2
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2014
Keterangan:
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar:706.028
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
2014
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut
termasuk kasus yang ditemukan di RS
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15
TAHUN
TABEL 19
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kotawaringin Barat 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Lamandau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Sukamara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Kotawaringin Timur 0 0 0 0 14 19 33 1 1 2 0 0 0 0 0
5 Seruyan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Katingan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kapuas 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Pulang Pisau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Gunung Mas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Barito Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Barito Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Barito Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Murung Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Palangka Raya 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 0 2 1 14 19 33 1 1 2 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 50,00 0,00 0,00
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2014
PERTUSISNO KABUPATENDIFTERI
JUMLAH KASUSMENINGGAL
JUMLAH KASUSMENINGGAL
TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
JUMLAH KASUSMENINGGAL
TABEL 20
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Kotawaringin Barat 71 87 158 0 0 0 19 9 28
2 Lamandau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Sukamara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Kotawaringin Timur 58 61 119 0 0 0 0 7 1 8
5 Seruyan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Katingan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kapuas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Pulang Pisau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Gunung Mas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Barito Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Barito Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Barito Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Murung Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Palangka Raya 3 3 6 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 132 151 283 0 0 0 0 26 10 36
CASE FATALITY RATE (%) 0,0
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2014
JUMLAH KASUS PD3I
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAMPAK
JUMLAH KASUSMENINGGAL
POLIO HEPATITIS BNO KABUPATEN
TABEL 21
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kotawaringin Barat 67 33 100 1 1 2 1,5 3,0 2,0
2 Lamandau 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 Sukamara 16 10 26 0 1 1 0,0 10,0 3,8
4 Kotawaringin Timur 49 49 98 1 2 3 2,0 4,1 3,1
5 Seruyan 1 2 3 0 0 0 0,0 0,0 0,0
6 Katingan 16 12 28 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 Kapuas 33 31 64 0 0 0 0,0 0,0 0,0
8 Pulang Pisau 3 1 4 0 0 0 0,0 0,0 0,0
9 Gunung Mas 8 8 16 0 0 0 0,0 0,0 0,0
10 Barito Selatan 8 6 14 0 0 0 0,0 0,0 0,0
11 Barito Timur 8 6 14 0 0 0 0,0 0,0 0,0
12 Barito Utara 34 21 55 1 0 1 2,9 0,0 1,8
13 Murung Raya 63 46 109 1 1 2 1,6 2,2 1,8
14 Palangka Raya 130 138 268 1 1 2 0,8 0,7 0,7
JUMLAH (KAB/KOTA) 436 363 799 5 6 11 1,1 1,7 1,4
34,2 31,1 32,7
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KABUPATEN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUS
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
INCIDENCE RATE PER
100.000 PENDUDUK
TABEL 22
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Kotawaringin Barat 202 410 612 501 952 1.453 12 2,40 - - 12 0,83 0 0 0 0 0 0
2 Lamandau NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
3 Sukamara NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
4 Kotawaringin Timur NA NA NA 1.678 1.500 3.178 104 6,20 38 3 142 4,47 0 0 0 0,00 0 0,00
5 Seruyan NA NA NA NA NA 555 NA NA NA NA 21 3,78 0 0 0 0,00 0,00 0,00
6 Katingan NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
7 Kapuas NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
8 Pulang Pisau 613 342 955 510 305 815 341 66,86 59 19 400 49,08 0 0 0 0,00 0,00 0
9 Gunung Mas NA NA NA NA NA NA 309 NA 83 NA 392 NA 0 0 0 0,00 0,00 0,00
10 Barito Selatan NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
11 Barito Timur 561 549 1.110 538 527 1.065 39 7,25 7 1 46 4,32 0 0 0 0,00 0,00 0,00
12 Barito Utara NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
13 Murung Raya NA NA NA NA NA NA 211 NA 51 NA 262 NA 0 0 0 0,00 0,00 0,00
14 Palangka Raya NA NA NA NA NA NA 67 NA 14 NA 81 NA 0 0 0 0,00 0,00 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.376 1.301 2.677 3.227 3.284 6.511 1.083 33,56 252 8 1.335 20,50 0 0 0 0 0 0
1.273.302 1.166.556 2.439.858
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0,85 0,22 0,55
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
L+P
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
JUMLAH PENDUDUK
BERISIKO
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CFRMENINGGAL SUSPEK
MALARIA
NO KABUPATEN POSITIFL P
TABEL 23
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P1 2 4 5 6 7 8 9
1 Kotawaringin Barat NA NA NA NA NA NA
2 Lamandau 6 3 9 6 3 9
3 Sukamara NA NA NA NA NA NA
4 Kotawaringin Timur 4 3 7 4 3 7
5 Seruyan NA NA NA NA NA NA
6 Katingan NA NA NA NA NA NA
7 Kapuas NA NA NA NA NA NA
8 Pulang Pisau NA NA NA NA NA NA
9 Gunung Mas NA NA NA NA NA NA
10 Barito Selatan NA NA NA NA NA NA
11 Barito Timur NA NA NA NA NA NA
12 Barito Utara NA NA NA NA NA NA
13 Murung Raya NA NA NA NA NA NA
14 Palangka Raya NA NA NA NA NA NA
JUMLAH (KAB/KOTA) 10 6 16 10 6 16
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 1 1 1
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KABUPATEN
PENDERITA FILARIASIS
TABEL 24
PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
LAKI-LAKIPEREMPU
AN
LAKI-LAKI +
PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kotawaringin Barat 49.347 46.244 95.591 16.901 34,25 18.596 40,21 35.497 37,13 NA NA NA NA NA NA
2 Lamandau 755 847 1.602 755 100,00 847 100,00 1.602 100,00 NA NA NA NA NA NA
3 Sukamara 19.768 16.810 36.578 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
4 Kotawaringin Timur 149.737 131.012 280.749 4.655 3,11 5.495 4,19 10.150 3,62 NA NA NA NA NA NA
5 Seruyan 50.465 45.677 96.142 6.050 11,99 6.831 14,96 12.881 13,40 NA NA NA NA NA NA
6 Katingan 49.657 43.372 93.029 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
7 Kapuas NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
8 Pulang Pisau 50.465 45.677 96.142 6.050 11,99 6.831 14,96 12.881 13,40 1141 18,9 3082 45,1 4223 32,8
9 Gunung Mas NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
10 Barito Selatan NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
11 Barito Timur 36.904 40.260 77.164 25.378 68,77 35.714 88,71 61.092 79,17 NA NA NA NA NA NA
12 Barito Utara NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
13 Murung Raya 36.571 32.946 69.517 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
14 Palangka Raya 88.415 88.912 177.327 46.712 52,83 48.277 54,30 94.989 53,57 40116 85,9 6429 13,32 46545 49,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 532.084 491.757 1.023.841 106.501 20,02 122.591 24,93 229.092 22,38 41.257 38,738603 9.511 7,7583183 50.768 22,160529
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2014
LAKI-LAKI +
PEREMPUAN
HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGIDILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUANNO KABUPATEN
JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUNLAKI-LAKI PEREMPUAN
TABEL 25
PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
LAKI-LAKIPEREMPU
AN
LAKI-LAKI +
PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kotawaringin Barat 19.529 17.496 37.025 801 4,10 748 4,28 1.549 4,18 NA NA NA NA NA NA
2 Lamandau NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
3 Sukamara NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
4 Kotawaringin Timur 46.807 37.933 84.740 314 0,67 666 1,76 980 1,16 NA NA NA NA NA NA
5 Seruyan NA NA NA 52 NA 329 NA 381 NA NA NA NA NA NA NA
6 Katingan NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
7 Kapuas NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
8 Pulang Pisau 678 617 1.295 82 12,09 69 11,18 151 11,66 5 6,10 3 4,35 8 5,30
9 Gunung Mas NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
10 Barito Selatan NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
11 Barito Timur NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
12 Barito Utara NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
13 Murung Raya NA NA NA 4 NA 2 NA 6 NA NA NA NA NA NA NA
14 Palangka Raya 92.085 88.099 180.184 25 0,03 145 0,16 170 0,09 NA NA NA NA NA NA
JUMLAH (KAB/KOTA) 159.099 144.145 303.244 1.278 0,80 1.959 1,36 3.237 1,07 5 0,39 3 0,15 8 0,25
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2014
NO KABUPATEN
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN
JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
OBESITAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TABEL 26
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 Kotawaringin Barat 41.080 132 0,32 NA NA NA NA
2 Lamandau NA NA NA NA NA NA NA
3 Sukamara 8.233 NA NA NA NA NA NA
4 Kotawaringin Timur 120.482 223 0,2 15 6,73 0 0,00
5 Seruyan 22.771 25 0,1 0 0,00 0 0,00
6 Katingan NA NA NA NA NA NA NA
7 Kapuas NA 100 NA 6 6,00 0 0,00
8 Pulang Pisau 17.183 100 0,6 4 4,00 1 1,00
9 Gunung Mas NA NA NA NA NA NA NA
10 Barito Selatan NA NA NA NA NA NA NA
11 Barito Timur NA NA NA NA NA NA NA
12 Barito Utara NA NA NA NA NA NA NA
13 Murung Raya 13.420 NA NA NA NA NA NA
14 Palangka Raya 35.779 267 0,7 17 6,37 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 258.948 847 0,3 42 4,96 1 0,12
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2014
Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
CBE: Clinical Breast Examination
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
PEMERIKSAAN LEHER RAHIM
DAN PAYUDARATUMOR/BENJOLAN
NO KABUPATEN
PEREMPU
AN
USIA 30-
50 TAHUN
IVA POSITIF
TABEL 27
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
DIKETAHUIDITANGGU-
LANGIAKHIR L P L+P
0-7
HARI
8-28
HARI
1-11
BLN
1-4
THN
5-9
THN
10-14
THN
15-19
THN
20-44
THN
45-54
THN
55-59
THN
60-69
THN
70+
THN L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 Diare (Ketapang II, Kotim) 1 1 Mgg-5 Mgg-5 Mgg-7 50 32 82 0 0 7 31 12 5 2 20 1 1 2 1 0 0 0 22.215 39.311 61.526 0,23 0,08 0,13 - - -
2Chikungunya (Parenggean I,
Kotim)1 1 15-2-2014 17-2-2014 25-2-2014 9 7 16 0 0 0 2 3 0 0 9 2 0 0 0 0 0 0 14.233 12.107 26.340 0,06 0,06 0,06 - - -
3Chikungunya (SP 6 Sematu,
Lamandau)1 1 16-2-2014 17-2-2014 22-2-2014 12 8 20 0 0 0 0 2 2 1 11 3 1 0 0 0 0 0 6.537 5.728 12.265 0,18 0,14 0,16 - - -
4Suspect Difteri (Ds. Mandomai,
Kapuas)1 1 10-3-2014 10-4-2014 14-4-2014 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 NA NA NA NA NA NA 100,00 - 100,00
5Keracunan Makanan (ds.
Sidomulyo, Tamban Catur,
kapuas)
1 1 3-4-2014 3-4-2014 6-4-2014 10 5 15 0 0 0 1 1 3 1 5 2 1 1 0 0 0 0 NA NA NA NA NA NA - - -
6Keracunan Makanan (Bahaur
Tengah)1 1 23-4-2014 23-4-2014 26-4-2014 9 28 37 0 0 0 4 4 1 6 17 4 0 1 0 0 0 0 4.308 4.082 8.390 0,21 0,69 0,44 - - -
7 DBD (Kel. Langkai, P. Raya) 1 1 29-4-2014 29-4-2014 7-5-2014 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 27.069 26.254 53.323 0,004 - 0,002 100,00 - 100,00
8Chikungunya (Kel. B. Tunggal,
P. Raya)1 1 6-4-2014 6-4-2014 4-5-2014 13 15 28 0 0 0 2 3 4 4 12 3 0 0 0 0 0 0 16.054 15.366 31.420 0,08 0,10 0,09 - - -
9 Suspect MERS-Cov (P. Raya) 2 3 8-5-2014 8-5-2014 16-5-2014 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 43.909 41.829 85.738 - 0,01 0,00 - - -
10Suspect Campak (Ds. Ampah,
Bartim)1 1 26-6-2014 26-6-2014 10-7-2014 9 7 16 0 0 0 5 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12.544 12.029 24.573 0,07 0,06 0,07 - - -
11 Campak (Kec. Kumai, Kobar) 1 1 2-8-2014 2-8-2014 30-9-2014 19 31 50 0 0 0 17 14 6 0 3 0 0 0 0 0 0 0 19.153 17.513 36.666 0,10 0,18 0,14 - - -
12 Difteri 1 1 13-10-2014 13-10-201427-10-2014 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 3.057 2.830 5.887 0,03 - 0,02 100,00 - 100,00
13Campak (Kel. Kereng B,
Sebangau, P. Raya)1 1 2-11-2014 2-11-2014 27-11-2014 3 3 6 0 0 0 0 4 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5.158 4.812 9.970 0,06 0,06 0,06 - - -
14Rubella (jl. Ramin, Panarung,
P. Raya)1 1 6-11-2014 6-11-2014 3-12-2014 2 3 5 0 0 0 1 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 27.069 26.254 53.323 0,01 0,01 0,01 - - -
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2014
CFR (%)NO
JENIS KEJADIAN LUAR
BIASA
ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK
TERANCAMJUMLAH
KEC
YANG TERSERANGWAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA
JUMLAH
DESA/KEL
TABEL 28
JUMLAHDITANGANI
<24 JAM%
1 2 4 5 6
1 Kotawaringin Barat 1 1 100,00
2 Lamandau 1 1 100,00
3 Sukamara 0 0 -
4 Kotawaringin Timur 2 2 100,00
5 Seruyan 0 0 -
6 Katingan 0 0 -
7 Kapuas 2 1 50,00
8 Pulang Pisau 1 1 100,00
9 Gunung Mas 0 0 -
10 Barito Selatan 0 0 -
11 Barito Timur 1 1 100,00
12 Barito Utara 0 0 -
13 Murung Raya 0 0 -
14 Palangka Raya 8 8 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 16 15 93,75
Sumber: Bidang PMK dan Data Profil Kabupaten Kota Tahun 2014
KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
2014
TABEL 29
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Kotawaringin Barat 5.358 5.295 98,8 5.056 94,4 5.064 4.795 94,0 4.606 90,0 4.795 93,7
2 Lamandau 1.543 1.407 91,2 1.262 81,8 1.543 1.217 78,9 1.203 78,0 1.197 77,6
3 Sukamara 1.496 1.354 90,5 1.218 81,4 1.396 987 70,7 995 71,3 1.040 74,5
4 Kotawaringin Timur 7.859 7.346 93,5 6.668 84,8 7.420 6.513 87,8 5.935 80,0 6.307 85,0
5 Seruyan 3.361 2.775 82,6 2.521 75,0 3.208 2.319 72,3 2.359 73,5 2.236 69,7
6 Katingan 3.158 3.148 99,7 3.001 95,0 3.015 2.909 96,5 2.811 93,2 2.903 96,3
7 Kapuas 7.458 7.029 94,3 6.173 82,7 7.076 5.662 79,4 5.699 79,9 5.689 79,7
8 Pulang Pisau 2.346 2.301 98,1 2.222 94,7 2.240 2.087 93,2 2.082 92,9 2.082 92,9
9 Gunung Mas 2.324 2.245 96,6 2.117 91,1 2.231 1.956 87,7 1.956 87,7 1.941 87,0
10 Barito Selatan 2.356 2.328 98,8 2.022 85,8 2.248 2.032 90,4 2.001 89,0 2.019 89,8
11 Barito Timur 2.323 1.871 80,5 1.792 77,1 2.004 1.781 88,9 1.778 88,7 1.781 88,9
12 Barito Utara 2.674 2.596 97,1 2.472 92,5 2.555 2.253 88,2 2.232 87,4 2.252 88,1
13 Murung Raya 2.395 2.230 93,1 1.992 83,2 2.327 1.921 82,6 1.984 85,3 1.984 85,3
14 Palangka Raya 6.314 6.153 97,5 5.553 87,9 5.955 5.443 91,4 5.151 86,5 5.012 84,2
JUMLAH (KAB/KOTA) 50.965 48.078 94,3 44.069 86,5 48.282 41.875 86,7 40.792 84,5 41.238 85,4
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
JUMLAH
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
IBU BERSALIN/NIFASIBU HAMIL
PERSALINAN
DITOLONG NAKES
MENDAPAT
YANKES NIFAS
IBU NIFAS
MENDAPAT VIT A JUMLAHK1 K4NO KABUPATEN
TABEL 30
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Kotawaringin Barat 5.358 229 4,3 208 3,9 20 0,4 25 0,5 46 0,9 299 5,6
2 Lamandau 1.543 828 53,7 746 48,3 109 7,1 48 3,1 36 2,3 939 60,9
3 Sukamara 1.496 492 32,9 460 30,7 NA NA NA NA NA NA 460 30,7
4 Kotawaringin Timur 7.859 2.192 27,9 1.744 22,2 504 6,4 239 3,0 153 1,9 2.051 26,1
5 Seruyan 3.361 892 26,5 779 23,2 242 7,2 99 2,9 48 1,4 1.168 33,3
6 Katingan 3.158 1.289 40,8 1.094 34,6 NA NA NA NA 146 4,6 1.240 39,3
7 Kapuas 7.403 2.120 28,6 1.709 23,1 1.229 16,6 706 9,5 689 9,3 4.333 58,5
8 Pulang Pisau 2.346 1.048 44,7 923 39,3 17 0,7 4 0,2 317 13,5 1.261 53,8
9 Gunung Mas 2.322 1.169 50,3 879 37,9 86 3,7 56 2,4 53 2,3 1.074 46,3
10 Barito Selatan 2.356 565 24,0 401 17,0 36 1,5 31 1,3 7 0,3 475 20,2
11 Barito Timur 1.822 1.224 67,2 1.056 58,0 NA NA NA NA NA NA 1.056 58,0
12 Barito Utara 2.674 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
13 Murung Raya 2.395 1.005 42,0 615 25,7 NA NA NA NA NA NA 615 25,7
14 Palangka Raya 6.314 2.664 42,2 2.224 35,2 328 5,2 274 4,3 181 2,9 3.007 47,6
JUMLAH (KAB/KOTA) 50.407 15.717 31,2 12.838 25,5 2.571 5,1 1.482 2,9 1.676 3,3 17.978 35,7
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH
IBU HAMILNO KABUPATEN
TABEL 31
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Kotawaringin Barat 58.517 23 0,0 5 0,0 3 0,0 0 - 11 0,0
2 Lamandau 91.582 285 0,0 262 0,0 265 0,3 48 0,1 42 0,0
3 Sukamara 73.571 492 0,0 460 0,0 NA NA NA NA NA NA
4 Kotawaringin Timur 27.302 2.427 0,1 1.759 0,1 526 1,9 257 0,9 165 0,6
5 Seruyan 26.976 55 0,0 12 0,0 6 0,0 7 0,0 5 0,0
6 Katingan 11.753 814 0,1 710 0,1 71 0,6 41 0,3 79 0,7
7 Kapuas 14.721 2.096 0,1 1.601 0,1 2.152 14,6 728 4,9 692 4,7
8 Pulang Pisau 38.920 440 0,0 418 0,0 NA NA NA NA 70 0,2
9 Gunung Mas 33.282 2 0,0 1 0,0 NA NA NA NA NA NA
10 Barito Selatan 24.616 565 0,0 401 0,0 36 0,1 31 0,1 7 0,0
11 Barito Timur 16.970 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
12 Barito Utara 23.064 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
13 Murung Raya 23.064 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
14 Palangka Raya 60.826 991 0,0 539 0,0 172 0,3 48 0,1 38 0,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 525.164 8.190 1,6 6.168 1,2 3.231 0,6 1.160 0,2 1.109 0,2
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
NO KABUPATEN
JUMLAH
WUS
(15-39
TAHUN)
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS
TABEL 32
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8
1 Kotawaringin Barat 5.358 5.269 98,3 5.052 94,3
2 Lamandau 1.407 1.407 100,0 1.262 89,7
3 Sukamara 1.496 1.354 90,5 1.218 81,4
4 Kotawaringin Timur 7.859 6.694 85,2 6.413 81,6
5 Seruyan 3.361 2.569 76,4 2.639 78,5
6 Katingan 3.158 3.147 99,7 2.959 93,7
7 Kapuas 7.403 6.743 91,1 6.254 84,5
8 Pulang Pisau 2.346 2.346 100,0 2.222 94,7
9 Gunung Mas 2.322 2.236 96,3 2.117 91,2
10 Barito Selatan 2.356 2.319 98,4 2.030 86,2
11 Barito Timur 2.037 1.955 96,0 1.816 89,2
12 Barito Utara 2.661 2.563 96,3 2.407 90,5
13 Murung Raya 2.395 2.157 90,1 2.088 87,2
14 Palangka Raya 6.314 6.016 95,3 5.528 87,6
JUMLAH (KAB/KOTA) 50.473 46.775 92,7 44.005 87
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
KABUPATENJUMLAH
IBU HAMILNO
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TABEL 33
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
S % L P L + P L P L + P S % S % S %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Kotawaringin Barat 5.358 1.072 958 89,4 NA NA 5.002 NA NA NA NA NA NA NA 446 0,0
2 Lamandau 1.543 282 381 121,2 NA NA 1.241 - - 67 NA NA NA NA 57 85,1
3 Sukamara 1.496 299 65 21,7 852 469 1.321 72 84 156 9 12,5 10 11,9 19 12,2
4 Kotawaringin Timur 7.859 1.572 432 27,5 3.343 3.244 6.587 501 487 988 145 28,9 153 31,4 298 30,2
5 Seruyan 3.361 672 142 21,1 NA NA 3.057 NA NA 459 NA NA NA NA 65 14,2
6 Katingan 3.158 632 261 41,3 1.207 1.665 2.872 181 250 431 - 0,0 - 0,0 97 22,5
7 Kapuas 7.458 1.481 771 52,1 NA NA 6.712 NA NA NA NA NA NA NA NA NA
8 Pulang Pisau 2.346 469 298 63,5 1.157 976 2.133 176 145 321 98 55,7 87 60,0 185 57,7
9 Gunung Mas 2.324 464 203 43,7 2.024 NA 2.024 304 - 321 - 0,0 - 0,0 128 39,9
10 Barito Selatan 2.356 471 145 30,8 NA 2.243 2.243 - 336 336 - 0,0 51 15,2 51 15,2
11 Barito Timur 2.323 407 115 28,2 977 971 1.948 147 146 292 22 15,0 213 146,2 235 80,4
12 Barito Utara 2.674 532 174 32,7 NA NA 1.905 - - 437 - 0,0 - 0,0 133 30,4
13 Murung Raya 2.395 479 220 45,9 NA NA 2.131 - - 436 - 0,0 - 0,0 256 58,7
14 Palangka Raya 6.314 1.084 430 39,7 2.958 2.782 5.740 381 358 739 - 0,0 - 0,0 253 34,2
JUMLAH (KAB/KOTA) 50.965 10.193 4.595 45,1 12.518 12.350 44.916 1.762 1.805 4.983 274 15,6 514 28,5 2.223 44,6
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
L P
PENANGANAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KABUPATENJUMLAH
IBU HAMIL
JUMLAH BAYI
PERKIRAA
N BUMIL
DENGAN
KOMPLIKA
SI
PERKIRAAN NEONATAL
KOMPLIKASI
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
L + P
TABEL 34
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
PESERTA KB AKTIF
MKJP
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % KON DOM % SUNTIK % PIL %OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kotawaringin Barat 943 2,8 119 0,4 736 2,2 3.162 9,4 4.960 14,8 901 2,7 19.410 58,0 8.210 24,5 0 0,0 0 0,0 28.521 85,2 33.481 100,0
2 Lamandau 185 1,8 61 0,6 69 0,7 805 8,0 1.120 11,1 160 1,6 6.514 64,5 2.300 22,8 0 0,0 0 0,0 8.974 88,9 10.094 100,0
3 Sukamara 48 0,6 5 0,1 41 0,5 535 6,2 629 7,3 47 0,5 6.293 73,3 1.620 18,9 0 0,0 0 0,0 7.960 92,7 8.589 100,0
4 Kotawaringin Timur 1.049 1,8 140 0,2 938 1,6 8.459 14,4 10.586 18,0 1.542 2,6 26.499 45,1 20.154 34,3 0 0,0 0 0,0 48.195 82,0 58.781 100,0
5 Seruyan 1.070 5,7 19 0,1 51 0,3 3.009 16,2 4.149 22,3 824 4,4 8.235 44,2 5.423 29,1 0 0,0 0 0,0 14.482 77,7 18.631 100,0
6 Katingan 258 1,0 15 0,1 76 0,3 2.954 11,0 3.303 12,4 1.187 4,4 13.038 48,8 9.215 34,5 0 0,0 0 0,0 23.440 87,6 26.743 100,0
7 Kapuas 1.081 1,7 133 0,2 828 1,3 9.100 13,9 11.142 17,0 1.454 2,2 30.524 46,7 22.268 34,1 0 0,0 0 0,0 54.246 83,0 65.388 100,0
8 Pulang Pisau 632 4,4 30 0,2 376 2,6 2.582 18,0 3.620 25,2 860 6,0 5.941 41,3 3.948 27,5 0 0,0 0 0,0 10.749 74,8 14.369 100,0
9 Gunung Mas 7 0,0 2 0,0 34 0,2 1.278 7,5 1.321 7,8 961 5,7 10.840 63,9 3.844 22,7 0 0,0 0 0,0 15.645 92,2 16.966 100,0
10 Barito Selatan 184 0,9 8 0,0 128 0,6 2.530 12,0 2.850 13,5 192 0,9 8.540 40,4 9.571 45,2 0 0,0 0 0,0 18.303 86,5 21.153 100,0
11 Barito Timur 234 1,4 8 0,0 151 0,9 1.754 10,2 2.147 12,5 247 1,4 6.195 36,0 8.630 50,1 0 0,0 0 0,0 15.072 87,5 17.219 100,0
12 Barito Utara 232 1,2 27 0,1 92 0,5 1.323 6,7 1.674 8,5 264 1,3 8.310 42,2 9.433 47,9 0 0,0 0 0,0 18.007 91,5 19.681 100,0
13 Murung Raya 101 0,8 22 0,2 68 0,5 234 1,8 425 3,3 205 1,6 6.028 47,2 6.108 47,8 0 0,0 0 0,0 12.341 96,7 12.766 100,0
14 Palangka Raya 801 2,7 127 0,4 407 1,4 2.517 8,5 3.852 13,1 1.971 6,7 13.653 46,3 9.985 33,9 0 0,0 0 0,0 25.609 86,9 29.461 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 6.825 1,9 716 0,2 3.995 1,1 40.242 11,4 51.778 14,7 10.815 3,1 170.020 48,1 120.709 34,2 0 0,0 0 0,0 301.544 85,3 353.322 100,0
Sumber: BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah 2014
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MKJP +
NON MKJP
% MKJP +
NON
MKJP
NO KABUPATENNON MKJP
TABEL 35
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
PESERTA KB BARU
MKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL %OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kotawaringin Barat 157 2,0 21 0,3 180 2,3 387 4,9 745 9,5 777 9,9 4.597 58,4 1.751 22,2 0 0,0 0 0,0 7.125 90,5 7.870 100,0
2 Lamandau 74 2,1 16 0,5 2 0,1 386 11,1 478 13,7 272 7,8 1.378 39,6 1.351 38,8 0 0,0 0 0,0 3.001 86,3 3.479 100,0
3 Sukamara 32 1,3 0 0,0 18 0,7 183 7,5 233 9,5 337 13,8 1.053 43,0 823 33,6 0 0,0 0 0,0 2.213 90,5 2.446 100,0
4 Kotawaringin Timur 177 1,3 7 0,1 90 0,7 808 6,0 1.082 8,0 488 3,6 7.478 55,5 4.437 32,9 0 0,0 0 0,0 12.403 92,0 13.485 100,0
5 Seruyan 52 1,0 2 0,0 2 0,0 448 8,5 504 9,5 402 7,6 2.233 42,2 2.151 40,7 0 0,0 0 0,0 4.786 90,5 5.290 100,0
6 Katingan 31 0,5 2 0,0 25 0,4 538 7,9 596 8,7 212 3,1 3.989 58,5 2.017 29,6 0 0,0 0 0,0 6.218 91,3 6.814 100,0
7 Kapuas 157 1,0 21 0,1 69 0,4 1.222 7,4 1.469 9,0 526 3,2 8.209 50,0 6.206 37,8 0 0,0 0 0,0 14.941 91,0 16.410 100,0
8 Pulang Pisau 37 1,1 0 0,0 19 0,6 170 5,2 226 6,9 49 1,5 1.936 59,2 1.059 32,4 0 0,0 0 0,0 3.044 93,1 3.270 100,0
9 Gunung Mas 39 0,5 0 0,0 22 0,3 713 9,4 774 10,2 412 5,5 3.958 52,4 2.412 31,9 0 0,0 0 0,0 6.782 89,8 7.556 100,0
10 Barito Selatan 69 1,8 0 0,0 47 1,2 250 6,5 366 9,6 28 0,7 1.712 44,8 1.713 44,9 0 0,0 0 0,0 3.453 90,4 3.819 100,0
11 Barito Timur 57 1,9 4 0,1 26 0,9 357 12,0 444 14,9 91 3,0 1.228 41,1 1.223 41,0 0 0,0 0 0,0 2.542 85,1 2.986 100,0
12 Barito Utara 72 1,7 3 0,1 21 0,5 197 4,6 293 6,8 186 4,3 2.369 55,0 1.459 33,9 0 0,0 0 0,0 4.014 93,2 4.307 100,0
13 Murung Raya 18 0,4 0 0,0 24 0,5 334 7,2 376 8,1 183 3,9 2.261 48,5 1.840 39,5 0 0,0 0 0,0 4.284 91,9 4.660 100,0
14 Palangka Raya 259 3,0 4 0,0 237 2,8 570 6,7 1.070 12,6 1.082 12,7 3.623 42,6 2.737 32,2 0 0,0 0 0,0 7.442 87,4 8.512 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.231 1,4 80 0,1 782 0,9 6.563 7,2 8.656 9,5 5.045 5,5 46.024 50,6 31.179 34,3 0 0,0 0 0,0 82.248 90,5 90.904 100,0
Sumber: BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah 2014
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NON MKJP MKJP +
NON
MKJP
% MKJP
+ NON
MKJP
NO KABUPATEN
TABEL 36
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
PESERTA KB BARU
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8
1 Kotawaringin Barat 58.517 7.870 13,4 33.481 57,2
2 Lamandau 91.582 3.479 3,8 10.094 11,0
3 Sukamara 73.571 2.446 3,3 8.589 11,7
4 Kotawaringin Timur 65.597 13.485 20,6 58.781 89,6
5 Seruyan 26.976 5.290 19,6 18.631 69,1
6 Katingan 34.553 6.814 19,7 26.743 77,4
7 Kapuas 71.855 16.410 22,8 65.388 91,0
8 Pulang Pisau 38.920 3.270 8,4 14.369 36,9
9 Gunung Mas 33.282 7.556 22,7 16.966 51,0
10 Barito Selatan 24.616 3.819 15,5 21.153 85,9
11 Barito Timur 21.971 2.986 13,6 17.219 78,4
12 Barito Utara 23.064 4.307 18,7 19.681 85,3
13 Murung Raya 23.064 4.660 20,2 12.766 55,4
14 Palangka Raya 60.826 8.512 14,0 29.461 48,4
JUMLAH (KAB/KOTA) 648.394 90.904 14,0 353.322 54,5
Sumber: BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah 2014
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PESERTA KB AKTIFJUMLAH
PUSNO KABUPATEN
TABEL 37
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kotawaringin Barat 2.671 2.331 5.002 2.671 100 2.331 100,0 5.002 100,0 33 1,23549 25 1,1 58 1,2
2 Lamandau NA NA 1.241 NA NA NA NA 1.186 95,6 NA NA NA NA 21 1,8
3 Sukamara 476 559 1.035 476 100,0 559 100,0 1.035 100,0 19 4,0 15 2,7 34 3,3
4 Kotawaringin Timur 3.343 3.244 6.587 3.343 100,0 3.244 100,0 6.587 100,0 NA NA NA NA 117 1,8
5 Seruyan 1.174 1.204 2.378 1.174 100,0 1.204 100,0 2.378 100,0 NA NA NA NA 40 1,7
6 Katingan 1.454 1.421 2.875 1.454 100,0 1.421 100,0 2.875 100,0 40 2,8 39 2,7 79 2,7
7 Kapuas 208 202 410 2 1,0 3 1,5 5 1,2 2 100,0 3 100,0 24 480,0
8 Pulang Pisau 1.028 1.047 2.075 1.028 100,0 1.047 100,0 2.075 100,0 12 1,2 11 1,1 23 1,1
9 Gunung Mas 2.024 0 2.024 2.024 100,0 0 0,0 2.024 100,0 10 0,5 7 0,0 17 0,8
10 Barito Selatan NA 2.075 2.075 0 0,0 2.075 100,0 2.075 100,0 0 0,0 23 1,1 23 1,1
11 Barito Timur 887 829 1.716 887 100,0 829 100,0 1.716 100,0 1 0,1 1 0,1 2 0,1
12 Barito Utara NA NA 2.443 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA 21 0,0
13 Murung Raya NA NA 2.131 NA NA NA NA 1.921 90,1 NA NA NA NA 38 2,0
14 Palangka Raya 2.836 2.674 5.510 2.853 100,6 2.654 99,3 5.507 99,9 25 0,9 13 0,5 38 0,7
JUMLAH (KAB/KOTA) 16.101 15.586 37.502 15.912 98,8 15.367 98,6 34.386 91,7 142 0,9 137 0,9 535 1,6
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P LL + P L + P
BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
PNO KABUPATEN
TABEL 38
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kotawaringin Barat NA NA 5.949 NA NA NA NA 4.580 84,3 NA NA NA NA 4.580 84,3
2 Lamandau NA NA 1.217 NA NA NA NA 1.186 97,5 NA NA NA NA 1.155 94,9
3 Sukamara 852 469 1.321 660 77,5 1.035 220,7 1.695 128,3 486 57,0 498 106,2 984 74,5
4 Kotawaringin Timur 3.676 3.394 7.070 3.217 87,5 3.163 93,2 6.380 90,2 3.187 86,7 2.942 86,7 6.129 86,7
5 Seruyan NA NA 3.057 NA NA NA NA 2.339 76,5 NA NA NA NA 2.164 70,8
6 Katingan 1.207 1.665 2.872 1.211 100,3 1.670 100,3 2.881 100,3 1.156 95,8 1.595 95,8 2.751 95,8
7 Kapuas NA NA 6.712 NA NA NA NA 5.884 87,9 NA NA NA NA 5.613 83,6
8 Pulang Pisau 1.075 952 2.027 967 90,0 974 102,3 1.941 95,8 967 90,0 626 65,8 1.593 78,6
9 Gunung Mas 2.024 0 2.024 NA NA NA NA 1.966 97,1 NA NA NA NA 1.963 97,0
10 Barito Selatan 0 2.243 2.243 NA NA 2.027 90,4 2.027 90,4 NA NA 0 87,5 1.966 87,5
11 Barito Timur 977 971 1.948 881 90,2 874 90,0 1.755 90,1 873 89,4 868 89,4 1.741 89,4
12 Barito Utara NA NA 2.443 NA NA NA NA 2.245 91,9 NA NA NA NA 2.240 90,7
13 Murung Raya NA NA 2.131 NA NA NA NA 2.035 95,5 NA NA NA NA 1.905 89,4
14 Palangka Raya 2.958 2.782 5.740 2.830 95,7 2.620 94,2 5.450 94,9 2.820 95,3 2.622 94,2 5.442 94,8
JUMLAH (KAB/KOTA) 12.769 12.476 46.754 9.766 76,5 12.363 99,1 42.364 90,6 9.489 74,3 9.151 73,4 40.226 86,0
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
NO KABUPATENJUMLAH BAYI
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)
L P L + P L P L + P
TABEL 39
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kotawaringin Barat 1.475 1.355 2.830 NA NA NA NA 1.297 45,8
2 Lamandau NA NA 1.217 NA NA NA NA 861 70,7
3 Sukamara 258 231 489 107 41,5 85 36,8 192 39,3
4 Kotawaringin Timur 3.676 3.394 7.070 1.375 37,4 1.369 40,3 2.744 38,8
5 Seruyan NA NA 25.050 NA NA NA NA 679 2,7
6 Katingan 465 644 1.109 136 29,2 52 8,1 188 17,0
7 Kapuas NA NA 6.712 NA NA NA NA 79 1,2
8 Pulang Pisau 1.157 976 2.133 328 28,3 341 34,9 669 31,4
9 Gunung Mas 772 913 1.685 NA NA NA NA 200 11,9
10 Barito Selatan - 4.332 4.332 NA NA 90 2,1 90 2,1
11 Barito Timur 977 971 1.948 34 3,5 38 3,9 72 3,7
12 Barito Utara NA NA 643 NA NA NA NA 415 64,5
13 Murung Raya NA NA 2.131 NA NA NA NA 153 7,2
14 Palangka Raya 2.958 2.782 5.740 1.166 39,4 1.088 39,1 2.254 39,3
JUMLAH (KAB/KOTA) 11.738 15.598 63.089 3.146 26,8 3.063 19,6 9.893 15,7
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
USIA 0-6 BULAN
L + P
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KABUPATENJUMLAH BAYI
L P
TABEL 40
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kotawaringin Barat 2.097 1.934 4.031 0 0 0 0 3.583 88,9
2 Lamandau NA NA 1.410 NA NA NA NA 1.175 83,3
3 Sukamara 852 469 1.321 522 61,3 417 88,9 939 71,1
4 Kotawaringin Timur 3.676 3.394 7.070 3.000 81,6 2.973 87,6 5.973 84,5
5 Seruyan NA NA 3.057 NA NA NA NA 2.518 82,4
6 Katingan 1.207 1.665 2.872 1.197 99,2 1.654 99,3 2.851 99,3
7 Kapuas NA NA 6.712 NA NA NA NA 2.812 41,9
8 Pulang Pisau 1.157 976 2.133 1.086 93,9 954 97,7 2.040 95,6
9 Gunung Mas NA NA 2.141 NA NA NA NA 1.852 86,5
10 Barito Selatan 381 2.243 2.243 NA NA NA NA 1.862 83,0
11 Barito Timur 977 971 1.948 915 93,7 858 88,4 1.773 91,0
12 Barito Utara NA NA 2.450 NA NA NA NA 2.301 93,9
13 Murung Raya NA NA 2.131 NA NA NA NA 1.362 63,9
14 Palangka Raya 2.958 2.782 5.740 2.638 89,2 2.491 89,5 5.129 89,4
JUMLAH (KAB/KOTA) 13.305 14.434 45.259 9.358 70,3 9.347 65 36.170 79,9
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
P L + PLNO KABUPATENJUMLAH BAYI
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
TABEL 41
1 2 4 5 6
1 Kotawaringin Barat 94 83 88,3
2 Lamandau 83 74 89,2
3 Sukamara 32 26 81,3
4 Kotawaringin Timur 185 142 76,8
5 Seruyan 100 51 51,0
6 Katingan 161 114 70,8
7 Kapuas 233 90 38,6
8 Pulang Pisau 99 72 72,7
9 Gunung Mas 127 107 84,3
10 Barito Selatan 95 85 89,5
11 Barito Timur 103 76 73,8
12 Barito Utara 103 83 80,6
13 Murung Raya 124 76 61,3
14 Palangka Raya 30 21 70,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.569 1.100 70,1
Sumber: a. Bidang PMK Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
b. Profil Kabupaten/Kota Tahun 2015
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH 2014
%
DESA/KELURAHAN
UCI
NO KABUPATEN
JUMLAH
DESA/KEL
URAHAN
DESA/KEL
URAHAN
UCI
TABEL 42
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
BAYI DIIMUNISASI
Hb < 7 hari BCG
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kotawaringin Barat 2.385 2.219 4604 1735 72,75 1701 76,66 3436 74,63 2.205 92,45 2.152 96,98 4357 94,64
2 Lamandau 1.352 1.220 2572 677 50,07 677 55,49 1354 52,64 923 68,27 902 73,93 1825 70,96
3 Sukamara 633 586 1219 318 50,24 461 78,67 779 63,90 426 67,30 633 108,02 1059 86,87
4 Kotawaringin Timur 3.676 3.394 7070 2731 74,29 2680 78,96 5411 76,53 3.167 86,15 3.184 93,81 6351 89,83
5 Seruyan 1.790 1.492 3282 950 53,07 861 57,71 1811 55,18 1.427 79,72 1.268 84,99 2695 82,11
6 Katingan 1.454 1.421 2875 1145 78,75 1059 74,52 2204 76,66 1.574 108,25 1.531 107,74 3105 108,00
7 Kapuas 3.466 3.326 6792 2257 65,12 2353 70,75 4610 67,87 2.859 82,49 2.870 86,29 5729 84,35
8 Pulang Pisau 1.028 1.047 2075 545 53,02 465 44,41 1010 48,67 1.143 111,19 1.129 107,83 2272 109,49
9 Gunung Mas 1.139 924 2063 762 66,90 742 80,30 1504 72,90 1.004 88,15 989 107,03 1993 96,61
10 Barito Selatan 1.231 1.182 2413 821 66,69 783 66,24 1604 66,47 1.136 92,28 1.033 87,39 2169 89,89
11 Barito Timur 887 829 1716 700 78,92 594 71,65 1294 75,41 858 96,73 823 99,28 1681 97,96
12 Barito Utara 1.314 1.119 2433 960 73,06 817 73,01 1777 73,04 1.213 92,31 1.036 92,58 2249 92,44
13 Murung Raya 960 884 1844 494 51,46 454 51,36 948 51,41 459 47,81 548 61,99 1007 54,61
14 Palangka Raya 2.958 2.782 5740 2675 90,43 2649 95,22 5324 92,75 2.945 99,56 2.889 103,85 5834 101,64
JUMLAH (KAB/KOTA) 24273 22425 46698 16770 69,09 16296 72,67 33066 70,81 21339 87,91 20987 93,59 42326 90,64
Sumber: a. Bidang PMK Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
b. Profil Kabupaten/Kota Tahun 2015
L + P L P L + PNO KABUPATEN
JUMLAH LAHIR HIDUP
L P
TABEL 43
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
BAYI DIIMUNISASI
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Kotawaringin Barat 2.385 2.219 4.604 2.143 90 2.130 96 4.273 93 2.038 85 2.004 90 4.042 88 2.115 89 2.241 101 4.356 95 1.675 70,2 1.714 77 3.389 74
2 Lamandau 1.352 1.220 2.572 954 71 960 79 1.914 74 958 71 961 79 1.919 75 1.002 74 951 78 1.953 76 966 71,4 914 75 1.880 73
3 Sukamara 633 586 1.219 598 94 507 87 1.105 91 525 83 632 108 1.157 95 484 76 606 103 1.090 89 450 71,1 640 109 1.090 89
4 Kotawaringin Timur 3.676 3.394 7.070 3.143 86 3.024 89 6.167 87 3.164 86 2.948 87 6.112 86 3.257 89 2.902 86 6.159 87 2.013 54,8 1.880 55 3.893 55
5 Seruyan 1.790 1.492 3.282 1.202 67 1.115 75 2.317 71 1.350 75 1.288 86 2.638 80 1.343 75 1.229 82 2.572 78 1.308 73,1 1.162 78 2.470 75
6 Katingan 1.454 1.421 2.875 1.484 102 1.506 106 2.990 104 1.470 101 1.470 103 2.940 102 1.478 102 1.425 100 2.903 101 1.050 72,2 978 69 2.028 71
7 Kapuas 3.466 3.326 6.792 2.743 79 2.736 82 5.479 81 2.538 73 2.470 74 5.008 74 2.632 76 2.843 85 5.475 81 2.471 71,3 2.429 73 4.900 72
8 Pulang Pisau 1.028 1.047 2.075 1.025 100 1.066 102 2.091 101 926 90 952 91 1.878 91 1.088 106 1.057 101 2.145 103 1.049 102,0 1.018 97 2.067 100
9 Gunung Mas 1.139 924 2.063 926 81 904 98 1.830 89 812 71 837 91 1.649 80 916 80 893 97 1.809 88 889 78,1 864 94 1.753 85
10 Barito Selatan 1.231 1.182 2.413 1.147 93 954 81 2.101 87 1.029 84 964 82 1.993 83 1.077 87 975 82 2.052 85 1.110 90,2 1.111 94 2.221 92
11 Barito Timur 887 829 1.716 833 94 796 96 1.629 95 811 91 790 95 1.601 93 827 93 785 95 1.612 94 140 15,8 119 14 259 15
12 Barito Utara 1.314 1.119 2.433 1.232 94 1.048 94 2.280 94 1.149 87 979 87 2.128 87 1.146 87 976 87 2.122 87 58 4,4 50 4 108 4
13 Murung Raya 960 884 1.844 464 48 431 49 895 49 469 49 425 48 894 48 389 41 398 45 787 43 441 45,9 441 50 882 48
14 Palangka Raya 2.958 2.782 5.740 2.700 91 2.635 95 5.335 93 2.555 86 2.457 88 5.012 87 2.510 85 2.455 88 4.965 86 2.638 89,2 2.549 92 5.187 90
JUMLAH (KAB/KOTA) 24.273 22.425 46.698 20.594 85 19.812 88 40.406 87 19.794 82 19.177 86 38.971 83 20.264 83 19.736 88 40.000 86 16.258 67,0 15.869 71 32.127 69
Sumber: a. Bidang PMK Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
b. Profil Kabupaten/Kota Tahun 2015
NO KABUPATEN
JUMLAH BAYI
(SURVIVING INFANT)L P L + PL P L + PL + P L P L + P L P
TABEL 44
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Kotawaringin Barat NA NA 2.408 NA NA NA NA 2.540 105,48 NA NA 20.506 NA NA NA NA 17.775 86,68 NA NA 22.914 NA NA NA NA 20.315 88,66
2 Lamandau NA NA 1.092 NA NA NA NA 732 67,03 NA NA 5.043 NA NA NA NA 4.488 88,99 NA NA 6.135 NA NA NA NA 5.220 85,09
3 Sukamara NA NA 497 NA NA NA NA 484 97,38 NA NA 2.951 NA NA NA NA 2.675 90,65 NA NA 3.448 NA NA NA NA 3.159 91,62
4 Kotawaringin Timur NA NA 3.535 NA NA NA NA 4.346 122,94 NA NA 33.146 NA NA NA NA 21.900 66,07 NA NA 36.681 NA NA NA NA 26.246 71,55
5 Seruyan NA NA 1.528 NA NA NA NA 1.241 91,16 NA NA 14.689 NA NA NA NA 18.808 128,04 NA NA 16.217 NA NA NA NA 14.049 86,63
6 Katingan NA NA 1.757 NA NA NA NA 1.522 86,62 NA NA 15.273 NA NA NA NA 10.833 70,93 NA NA 17.030 NA NA NA NA 12.355 72,55
7 Kapuas NA NA 4.187 NA NA NA NA 2.215 52,90 NA NA 21.839 NA NA NA NA 13.329 61,03 NA NA 26.026 NA NA NA NA 15.544 59,72
8 Pulang Pisau NA NA 1.404 NA NA NA NA 1.272 90,60 NA NA 6.947 NA NA NA NA 6.570 94,57 NA NA 8.351 NA NA NA NA 7.842 93,90
9 Gunung Mas NA NA 1.286 NA NA NA NA 855 66,49 NA NA 6.558 NA NA NA NA 5.284 80,57 NA NA 7.844 NA NA NA NA 6.139 78,26
10 Barito Selatan NA NA 1.534 NA NA NA NA 1.460 95,18 NA NA 13.135 NA NA NA NA 11.697 89,05 NA NA 14.669 NA NA NA NA 13.157 89,69
11 Barito Timur NA NA 1.058 NA NA NA NA 894 84,50 NA NA 7.725 NA NA NA NA 7.786 100,79 NA NA 8.783 NA NA NA NA 8.680 98,83
12 Barito Utara NA NA 1.397 NA NA NA NA 1.342 96,06 NA NA 8.035 NA NA NA NA 7.744 96,38 NA NA 9.432 NA NA NA NA 9086 96,33
13 Murung Raya NA NA 1.162 NA NA NA NA 905 77,88 NA NA 8.292 NA NA NA NA 6.709 80,91 NA NA 9.454 NA NA NA NA 7.614 80,54
14 Palangka Raya NA NA 2.926 NA NA NA NA 2.637 90,12 NA NA 17.212 NA NA NA NA 16.388 95,21 NA NA 20.138 NA NA NA NA 19.025 94,47
JUMLAH (KAB/KOTA) NA NA 25.771 NA NA NA NA 22.445 87,09 NA NA 181.351 NA NA NA NA 151.986 83,81 NA NA 207.122 NA NA NA NA 168.431 81,32
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
NO KABUPATEN JUMLAH BAYI USIA 6 - 11 BULANMENDAPAT VIT A
JUMLAH L + P
JUMLAH MENDAPAT VIT A
L P L + P L P L + P L P
MENDAPAT VIT A
TABEL 45
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P L P L+PJUMLA
H%
JUMLA
H%
JUMLA
H%
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kotawaringin Barat 4.867 4.464 9.331 NA NA 6.256 NA NA 67,0 8 NA 11 NA 19 0,3
2 Lamandau NA NA 51.869 NA NA 34.178 NA NA 65,9 NA NA NA NA 206 0,6
3 Sukamara 1.137 640 1.777 878 549 1.427 77,2 86 80,3 24 2,7 17 3,1 41 2,9
4 Kotawaringin Timur NA NA 14.495 NA NA 5.863 NA NA 40,4 NA NA NA NA 45 0,8
5 Seruyan NA NA 6.649 NA NA 5.339 NA NA 80,3 NA NA NA NA 105 2,0
6 Katingan 2.596 3.587 6.183 1.676 2.316 3.992 64,6 65 64,6 0 0,0 0 0,0 0 0,0
7 Kapuas NA NA 10.829 NA NA 5.437 NA NA 50,2 NA NA NA NA 18 0,3
8 Pulang Pisau 3.419 3.512 6.931 2.378 2.431 4.809 69,6 69 69,4 28 1,2 29 1,2 57 1,2
9 Gunung Mas NA NA 6.488 NA NA 3.982 NA NA 61,4 NA NA NA NA 39 1,0
10 Barito Selatan NA NA 5.262 NA NA 3.352 NA NA 63,7 NA NA NA NA 35 1,0
11 Barito Timur 8.609 8.613 17.222 3.526 3.533 7.059 41,0 41 41,0 31 0,9 35 1,0 66 0,9
12 Barito Utara NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
13 Murung Raya NA NA 4.839 NA NA 3.553 NA NA 73,4 NA NA NA NA 16 0,5
14 Palangka Raya NA NA 19.494 NA NA 7.752 NA NA 39,8 NA NA NA NA 129 1,7
JUMLAH (KAB/KOTA) 20.628 20.816 161.369 8.458 8.829 92.999 41,0 42 57,6 91 1,1 92 1,0 776 0,8
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
NO KABUPATEN
ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)
JUMLAH BADUTA DILAPORKAN (S)DITIMBANG BGM
JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
TABEL 46
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kotawaringin Barat 10.730 10.037 20.767 0 0,0 0 0,0 20.672 99,5
2 Lamandau NA NA 5.043 NA NA NA NA 4.823 95,6
3 Sukamara 1.495 1.354 2.849 1.654 110,6 1.518 112,1 3.172 111,3
4 Kotawaringin Timur 17.557 15.589 33.146 13.570 77,3 12.625 81,0 26.195 79,0
5 Seruyan NA NA 14.692 NA NA NA NA 5.388 36,7
6 Katingan 6.415 8.857 15.272 4.416 68,8 6.098 68,8 10.514 68,8
7 Kapuas NA NA 35.756 NA NA NA NA 5.806 16,2
8 Pulang Pisau 6.866 6.616 13.482 5.271 76,8 5.367 81,1 10.638 78,9
9 Gunung Mas NA NA 6.754 NA NA NA NA 6.213 92,0
10 Barito Selatan 0 13.131 13.131 NA NA 11.697 89 7.028 53,5
11 Barito Timur 4.364 4.368 8.732 0 0,0 0 0,0 0 0,0
12 Barito Utara NA NA 10.663 NA NA NA NA 9.875 92,6
13 Murung Raya NA NA 10.682 NA NA NA NA NA NA
14 Palangka Raya 8.807 8.413 17.220 6.654 75,6 6.418 76,3 13.072 75,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 56.234 68.365 208.189 31.565 56,1 43.723 64,0 123.396 59,3
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KABUPATEN JUMLAHMENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
L P L + P
TABEL 47
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kotawaringin Barat 12.463 11.600 24.063 NA NA 13.084 NA NA 54,4 48 NA 70 NA 118 0,9
2 Lamandau NA NA 80.015 NA NA 49.484 NA NA 61,8 NA NA NA NA 59 0,1
3 Sukamara 2.137 1.561 3.698 1.629 1.292 2.921 76,2 83 79,0 53 3,3 40 3,1 93 3,2
4 Kotawaringin Timur NA NA 22.918 NA NA 9.199 NA NA 40,1 NA NA NA NA 108 1,2
5 Seruyan NA NA 17.576 NA NA 8.363 NA NA 47,6 NA NA NA NA 102 1,2
6 Katingan 4.758 6.570 11.328 2.766 3.819 6.585 58,1 58 58,1 84 3,0 117 3,1 201 3,1
7 Kapuas NA NA 22.575 NA NA 10.665 NA NA 47,2 NA NA NA NA 63 0,6
8 Pulang Pisau 4.781 4.758 9.539 3.121 3.146 6.267 65,3 66 65,7 38 1,2 40 1,3 78 1,2
9 Gunung Mas NA NA 9.734 NA NA 6.350 NA NA 65,2 0 NA 0 NA 51 0,8
10 Barito Selatan 0 10.296 10.296 0 7.360 7.360 NA 71 71,5 0 NA 86 1,2 86 1,2
11 Barito Timur 4.676 4.678 9.354 3.527 3.532 7.059 75,4 76 75,5 32 0,9 34 1,0 66 0,9
12 Barito Utara NA NA 10.864 NA NA 6.748 NA NA 62,1 0 NA 0 NA 49 0,7
13 Murung Raya NA NA 5.140 NA NA 3.853 NA NA 75,0 0 NA 0 NA 49 1,3
14 Palangka Raya 8.807 8.413 17.220 2.001 1.911 3.912 22,7 23 22,7 64 3,2 59 3,1 123 3,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 37.622 47.876 254.320 13.044 21.060 141.850 34,7 44 55,8 319 2,4 446 2,1 1.246 0,9
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
NO KABUPATEN JUMLAH BALITA DILAPORKAN (S)
BALITA
L+P
BGM
L P
DITIMBANG
JUMLAH (D) % (D/S)
TABEL 48
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
KASUS BALITA GIZI BURUK
L P L+P S % S % S %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kotawaringin Barat 1 3 4 1 100,0 3 100,0 4 100,0
2 Lamandau 2 2 4 2 100,0 2 100,0 4 100,0
3 Sukamara 1 1 2 1 100,0 1 100,0 2 100,0
4 Kotawaringin Timur 11 11 22 11 100,0 11 100,0 22 100,0
5 Seruyan 2 1 3 2 100,0 1 100,0 3 100,0
6 Katingan 4 5 9 4 100,0 5 100,0 9 100,0
7 Kapuas 1 4 5 1 100,0 4 100,0 5 100,0
8 Pulang Pisau - 1 1 - 0,0 1 100,0 1 100,0
9 Gunung Mas 2 3 5 2 100,0 3 100,0 5 100,0
10 Barito Selatan - 1 1 - 0,0 1 100,0 1 100,0
11 Barito Timur - 2 2 - 0,0 2 100,0 2 100,0
12 Barito Utara - 2 2 - 0,0 2 100,0 2 100,0
13 Murung Raya - - 7 - 0,0 - 0,0 7 100,0
14 Palangka Raya 1 2 3 1 100,0 2 100,0 3 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 25 38 70 25 100,0 38 100,0 70 100,0
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
P L + P
MENDAPAT PERAWATANNO KABUPATEN
LJUMLAH DITEMUKAN
TABEL 49
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Kotawaringin Barat 2.876 2.516 5.525 2.876 100,0 2.516 100,0 5.392 97,6 180 177 98,33
2 Lamandau 348 290 638 348 100,0 286 98,6 634 99,4 45 45 90,00
3 Sukamara 623 557 1.180 459 73,7 380 68,2 839 71,1 42 39 92,86
4 Kotawaringin Timur 5.325 5.354 10.679 2.745 51,5 2.560 47,8 5.305 49,7 381 185 48,56
5 Seruyan NA NA 2.774 1.272 NA 1.071 NA 2.343 84,4 NA NA NA
6 Katingan 1.871 1.692 3.563 1.660 88,7 1.512 89,4 3.172 89,0 206 173 83,98
7 Kapuas 7.903 7.161 15.064 2.820 35,7 2.482 34,7 5.302 35,2 6 6 100,00
8 Pulang Pisau 2.664 2.352 5.016 1.512 56,8 1.268 53,9 2.780 55,4 162 125 77,16
9 Gunung Mas NA NA 3.351 NA NA NA NA 3.089 92,2 169 167 98,82
10 Barito Selatan 4.117 3.602 7.719 4.117 100,0 3.602 100,0 7.719 100,0 193 193 100,00
11 Barito Timur 1.418 1.342 2.760 1.418 100,0 1.342 100,0 2.760 100,0 120 120 100,00
12 Barito Utara 1.513 1.375 2.888 NA NA NA NA NA NA 178 150 84
13 Murung Raya 1.731 1.538 3.269 1.731 92,0 1.538 86,6 3.269 89,4 156 117 75
14 Palangka Raya 2.825 2.588 5.413 2.598 92,0 2.447 94,6 5.045 93,2 131 131 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 33.214 30.367 69.840 23.556 70,9 21.004 69,2 47.649 68,2 1.969 1.628 82,68
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 70,9 69,2 68,2
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
MENDAPAT
PELAYANAN
KESEHATAN
(PENJARINGAN)
%
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KABUPATENJUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
L P L + P
SD DAN SETINGKAT
JUMLAH
TABEL 50
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
2014
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TUMPATAN GIGI
TETAP
PENCABUTAN GIGI
TETAP
RASIO TUMPATAN/
PENCABUTAN1 2 4 5 6
1 Kotawaringin Barat 987 1.851 0,5
2 Lamandau 214 148 1,4
3 Sukamara 135 259 0,5
4 Kotawaringin Timur 2.789 1.142 2,4
5 Seruyan NA 70 NA
6 Katingan 75 168 0,4
7 Kapuas 16 45 0,4
8 Pulang Pisau 119 383 0,3
9 Gunung Mas - 78 0,0
10 Barito Selatan 527 875 0,6
11 Barito Timur 327 440 0,7
12 Barito Utara NA NA NA
13 Murung Raya 21 147 0,1
14 Palangka Raya 723 720 1,0
JUMLAH (KAB/ KOTA) 5.933 6.326 0,9
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO KABUPATEN
TABEL 51
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Kotawaringin Barat 180 - 0,0 177 98,3 - - 5.525 2.876 0,0 2.325 0,0 5.201 94,1 - - 4.326 - 0,0 - 0,0 - 0,0
2 Lamandau 117 43 36,8 43 36,8 323 290 613 303 93,8 290 100,0 593 96,7 71 34 105 - 0,0 - 0,0 - 0,0
3 Sukamara 42 - 0,0 42 100,0 3.395 3.050 6.445 459 13,5 380 12,5 839 13,0 - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0
4 Kotawaringin Timur 381 - 0,0 142 37,3 23.181 22.417 45.598 2.745 11,8 2.560 11,4 5.305 11,6 1.330 1.116 2.446 - 0,0 - 0,0 - 0,0
5 Seruyan 156 - 0,0 103 66,0 NA NA 19.490 1.221 NA NA NA 2.250 11,5 NA NA NA NA NA NA NA NA NA
6 Katingan 206 15 7,3 - 0,0 11.017 10.356 21.373 1.660 15,1 1.512 14,6 3.172 14,8 229 247 476 229 100,0 247 100,0 476 100,0
7 Kapuas 6 6 100,0 6 100,0 877 896 1.773 878 100,1 893 99,7 1.771 99,9 475 465 940 475 100,0 465 100,0 940 100,0
8 Pulang Pisau 162 23 14,2 101 62,3 1.140 1.142 2.282 753 66,1 785 68,7 1.538 67,4 469 480 949 358 76,3 336 70,0 694 73,1
9 Gunung Mas 169 117 69,2 107 63,3 - - 3.351 - 0,0 NA NA 3.075 91,8 - - 505 - 0,0 35 0,0 465 92,1
10 Barito Selatan 193 41 21,2 193 100,0 4.117 3.602 7.719 4.117 100,0 3.602 100,0 7.719 100,0 2.069 1.836 3.905 2.069 100,0 1.836 100,0 3.905 100,0
11 Barito Timur 131 28 21,4 28 21,4 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
12 Barito Utara NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
13 Murung Raya NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
14 Palangka Raya 131 93 71,0 131 100,0 14.843 13.684 28.527 2.098 14,1 2.330 17,0 4.428 15,5 307 321 628 267 87,0 387 120,6 654 104,1
JUMLAH (KAB/ KOTA) 1.874 366 19,5 1.073 57,3 58.893 55.437 142.696 17.110 29,1 14.677 26,5 35.891 25,2 4.950 4.499 14.280 3.398 68,6 3.306 73,5 7.134 50,0
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
MENDAPAT PERAWATANNO KABUPATEN
JUMLAH MURID SD/MI
UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH
JUMLAH
SD/MI
JUMLAH
SD/MI DGN
SIKAT GIGI
MASSAL
JUMLAH
SD/MI
MENDAPAT
YAN. GIGI
% %
MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN
TABEL 52
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+P L % P % L+P %1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kotawaringin Barat 2.436 6.189 8.625 NA NA NA NA NA NA
2 Lamandau 601 533 1.134 601 100,00 533 100,00 1.134 100,00
3 Sukamara 1.584 1.111 2.695 1.584 100,00 1.111 100,00 2.695 100,00
4 Kotawaringin Timur 8.550 8.068 16.618 1.350 15,79 1.869 23,17 3.219 19,37
5 Seruyan NA NA NA NA NA NA NA NA NA
6 Katingan 915 1.418 2.333 915 100,00 1.418 100,00 2.333 100,00
7 Kapuas 155 122 277 82 52,90 100 81,97 214 77,26
8 Pulang Pisau 2.404 2.761 5.165 1.432 59,57 1.906 69,03 3.338 64,63
9 Gunung Mas NA NA 11.422 NA NA NA NA 1.054 9,23
10 Barito Selatan 5.618 6.345 11.963 5.555 98,88 4.319 68,07 9.874 82,54
11 Barito Timur 7.191 7.176 14.367 899 12,50 891 12,42 1.790 12,46
12 Barito Utara 86 220 306 NA NA NA NA NA NA
13 Murung Raya NA NA 3.076 NA NA NA NA 3.076 100,00
14 Palangka Raya 177 388 565 NA NA NA NA 337 59,65
JUMLAH (KAB/KOTA) 29.717 34.331 78.546 12.418 41,79 12.147 35,38 29.064 37,00
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
USILA (60TAHUN+)
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KABUPATEN
TABEL 53
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
%
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8
1 Jaminan Kesehatan Nasional 59820 71136 434301 4,70 6,10 17,80
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 46.870 46.317 273.754 3,68 3,97 11,22
1.2 PBI APBD 1.101 1.321 10.604 0,09 0,11 0,43
1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 6.895 6.676 69.248 0,54 0,57 2,84
1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 845 825 13.951 0,07 0,07 0,57
1.5 Bukan pekerja (BP) 7.650 6.066 81.790 0,60 0,52 3,35
2 Jamkesda 2.706 2.865 475.314 0,21 0,25 19,48
3 Asuransi Swasta 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4 Asuransi Perusahaan 458 352 810 0,04 0,03 0,03
JUMLAH (KAB/KOTA) 66.525 64.422 1.359.772 5,22 5,52 55,73
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Jaminan Sarana Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
NO JENIS JAMINAN KESEHATAN
PESERTA JAMINAN KESEHATAN
JUMLAH
TABEL 54
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kotawaringin Barat NA NA 39.676 NA NA 777 0 0 0
2 Lamandau NA NA 7.980 NA NA 16 0 0 0
3 Sukamara 23.464 17.376 40.840 212 185 397 80 57 137
4 Kotawaringin Timur 88.335 80.729 169.064 1.460 1.609 3.069 213 186 399
5 Seruyan NA NA 71.975 NA NA 533 NA NA 169
6 Katingan NA NA 40.065 NA NA 381 0 0 0
7 Kapuas NA NA 124 NA NA NA NA NA 124
8 Pulang Pisau 24.227 25.451 49.678 315 247 562 28 24 52
9 Gunung Mas 19.853 28.008 47.861 553 828 1.381 220 87 307
10 Barito Selatan 10.063 14.574 24.637 100 83 183 62 33 95
11 Barito Timur 12.797 15.146 27.943 40 30 70 25 0 25
12 Barito Utara NA NA NA NA NA NA 14 12 26
13 Murung Raya NA NA NA NA NA NA NA NA NA
14 Palangka Raya 61.633 88.367 150.000 58 393 451 0 0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 240.372 269.651 669.843 2.738 3.375 7.820 642 399 1.334
1 Dr. St. Imanuddin 37.764 36.283 74.047 7.636 7.337 14.973 267 257 524
2 Lamandau NA NA NA NA NA NA NA NA NA
3 Sukamara 4.978 5.445 10.423 989 12 1.001 NA NA NA
4 Dr. Murjani 24.502 46.769 71.271 2.389 2.821 5.210 798 432 1.230
5 Kuala Pembuang NA NA 4.626 NA NA 1.460 NA NA NA
6 Hanau NA NA 3.778 NA NA 807 NA NA NA
7 Kasongan NA NA 9.480 NA NA 2.610 NA NA 0
8 Dr. Soemarno SA 22.878 25.545 48.423 3.621 4.326 7.947 1.139 540 1.679
9 Pulang Pisau 5.300 7.140 12.440 1.832 1.872 3.704 NA NA NA
10 Kuala Kurun 3.436 5.155 8.591 907 981 1.888 NA NA NA
11 Buntok 10.410 11.283 21.693 1.850 2.089 3.939 NA NA NA
12 Tamiang Layang 3.484 4.095 7.579 1.528 1.895 3.423 NA NA NA
13 Muara Teweh NA NA 13.533 2.684 2.439 5.123 NA NA 53
14 Puruk Cahu 1.789 2.185 3.974 1.324 1.420 2.744 NA NA NA
15 Dr. Doris Sylvanus NA NA 93.331 NA NA 18.066 NA NA NA
16 RS Polri Bhayangkara 18.473 17.278 35.751 1.290 1.494 2.784 NA NA NA
17 RS TNI Denkesyah 1.244 1.433 2.677 215 265 480 NA NA NA
18 RS PKU Muhammadiyah 4.677 4.550 9.227 6.169 6.500 12.669 NA NA NA
19 RSIA Yasmin 2.192 13.121 15.313 600 1.410 2.010 NA NA NA
20 RSJ Kelawa Atei 0 0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 141.127 180.282 446.157 33.034 34.861 90.838 2.204 1.229 3.486
1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 381.499 449.933 1.116.000 35.772 38.236 98.658 2.846 1.628 4.820
JUMLAH PENDUDUK PROVINSI 1.273.302 1.166.556 2.439.858 1.273.302 1.166.556 2.439.858
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 30,0 38,6 45,7 2,8 3,3 4,0
Sumber: a. Bidang Bina Yankes Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah 2014
b. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
TABEL 55
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Dr. St. Imanuddin 189 8.212 7.889 16.101 251 242 493 120 115 235 30,6 30,7 30,6 14,6 14,6 14,6
2 Lamandau NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
3 Sukamara 59 1.013 1.072 2.085 11 14 25 3 4 7 10,9 13,1 12,0 3,0 3,7 3,4
4 Dr. Murjani 214 NA NA 16.415 NA NA 619 NA NA 202 NA NA 37,7 NA NA 12,3
5 Kuala Pembuang 56 559 700 1.259 17 8 25 9 6 15 30,4 11,4 19,9 16,1 8,6 11,9
6 Hanau 22 436 451 887 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2,29 0 1,1
7 Kasongan 80 NA NA 2.615 NA NA 35 NA NA 11 NA NA 13,4 NA NA 4,2
8 Dr. Soemarno SA 145 3.621 4.326 7.947 123 79 202 43 23 66 34,0 18,3 25,4 11,9 5,3 8,3
9 Pulang Pisau 87 1.800 1.904 3.704 27 37 64 12 18 30 15,0 19,4 17,3 6,7 9,5 8,1
10 Kuala Kurun 41 NA NA 1186 NA NA 1 NA NA 11 NA NA 0,8 NA NA 9,3
11 Buntok 99 1666 2264 3.930 62 66 128 60 68 128 37,2 29,2 32,6 36,0 30,0 32,6
12 Tamiang Layang 64 1.724 1.706 3.430 25 15 40 4 4 8 14,5 8,8 11,7 2,3 2,3 2,3
13 Muara Teweh 82 2.669 2.458 5.127 61 65 126 19 15 34 22,9 26,4 24,6 7,1 6,1 6,6
14 Puruk Cahu 69 1.195 1.425 2.620 39 46 85 11 8 19 32,6 32,3 32,4 9,2 5,6 7,3
15 Dr. Doris Sylvanus 254 18.367 824 19.191 520 304 824 111 160 271 28,3 368,9 42,9 6,0 194,2 14,1
16 RSJ Kalawa Atei NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
17 RS Polri Bhayangkara 51 1.290 1.494 2.784 5 6 11 1 3 4 3,9 4,0 4,0 0,8 2,0 1,4
18 RS TNI Denkesyah 23 412 617 1.029 - - - - - - - - - - - -
19 RSIA Yasmin 25 600 1.410 2.010 4 5 9 1 - 1 6,7 3,5 4,5 1,7 - 0,5
20 RS PKU Muhammadiyah 49 6.212 6.510 12.722 16 10 26 - - - 2,6 1,5 2,0 - - -
1.609 49.776 35.050 105.042 1.161 897 2.713 395 424 1.043 23,3 25,6 25,8 7,9 12,1 9,9
Sumber: a. Bidang Bina Yankes Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah 2014 ,
b. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
JUMLAH
TEMPAT
TIDUR
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
KABUPATEN/KOTA
GDR NDRPASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR (HIDUP +
MATI)
PASIEN KELUAR MATI
≥ 48 JAM DIRAWATNO NAMA RUMAH SAKITa
TABEL 56
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
NO NAMA RUMAH SAKITa
JUMLAH
TEMPAT
TIDUR
PASIEN
KELUAR
(HIDUP +
MATI)
JUMLAH HARI
PERAWATAN
JUMLAH LAMA
DIRAWATBOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Dr. St. Imanuddin 189 16.101 49.952 50.459 72,4 85,2 1,2 3,1
2 Lamandau NA NA NA NA NA NA NA NA
3 Sukamara 59 2.085 8.459 6.533 39,3 35,3 6,3 3,1
4 Dr. Murjani 214 16.415 58.040 57.048 74,3 76,7 1,2 3,5
5 Kuala Pembuang 56 1.259 4.009 4.009 19,6 22,5 13,1 3,2
6 Hanau 22 887 2.303 1.529 28,7 40,3 6,5 1,7
7 Kasongan 80 2.615 8.992 6.613 30,8 32,7 7,7 2,5
8 Dr. Soemarno SA 145 7.947 25.964 18.468 49,1 54,8 3,4 2,3
9 Pulang Pisau 87 3.704 15.486 15.326 48,8 42,6 4,4 4,1
10 Kuala Kurun 41 1.186 3795 3020 25,4 28,9 9,4 2,5
11 Buntok 99 3.930 23.771 15.907 65,8 39,7 3,1 4,0
12 Tamiang Layang 64 3.430 6.972 8.249 29,8 53,6 4,8 2,4
13 Muara Teweh 82 5.127 13.900 13.688 46,4 62,5 3,1 2,7
14 Puruk Cahu 69 2.620 9.376 9.389 37,2 38,0 6,0 3,6
15 Dr. Doris Sylvanus 254 19.191 71.665 65.854 77,3 75,6 1,1 3,4
16 RSJ Kalawa Atei NA NA NA NA NA NA NA NA
17 RS Polri Bhayangkara 51 2.784 7.328 7.328 39,4 54,6 4,1 2,6
18 RS TNI Denkesyah 23 1.029 2.918 3.541 34,8 44,7 5,3 3,4
19 RSIA Yasmin 25 2.010 5.343 5.506 58,6 80,4 1,9 2,7
20 RS PKU Muhammadiyah 49 12.722 2.812 4.403 15,7 259,6 1,2 0,3
1609 105042 321.085 296.870 54,7 65,3 2,5 2,8
Sumber: a. Bidang Bina Yankes Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah 2014
b. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
KABUPATEN/KOTA
JUMLAHJUMLAH
DIPANTAU% DIPANTAU
JUMLAH
BER- PHBS % BER- PHBS
1 2 4 5 6 7 8
1 Kotawaringin Barat 68.600 7621 11,1 2803 36,8
2 Lamandau 631 631 100,0 399 63,2
3 Sukamara 14156 4954 35,0 2296 46,3
4 Kotawaringin Timur 106700 3.990 3,7 840 21,1
5 Seruyan 45333 155 0,3 94 60,6
6 Katingan 39400 28175 71,5 13252 47,0
7 Kapuas 83622 4158 5,0 796 19,1
8 Pulang Pisau 31739 10206 32,2 8.032 78,7
9 Gunung Mas 6528 1536 23,5 69 4,5
10 Barito Selatan 32800 18410 56,1 13088 71,1
11 Barito Timur 28200 NA NA NA NA
12 Barito Utara 31400 3360 10,7 2094 62,3
13 Murung Raya 23373 17333 74,2 8128 46,9
14 Palangka Raya 49007 2431 5,0 772 31,8
JUMLAH (KAB/KOTA) 561.489 102.960 18,3 52.663 51,1
sumber : a.Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014 b. Bidang PMK Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah
RUMAH TANGGA
TABEL 57
NO KABUPATEN
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMASKABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Kotawaringin Barat 51.542 18.284 35,47 33.258 19.164 57,62 19.164 100 37.448 72,66
2 Lamandau 19.281 1.046 5,43 18.235 6.362 34,89 5.563 87,44 6.609 34,28
3 Sukamara 11.088 3.923 35,38 7.165 3.180 44,38 2.579 81,10 6.502 58,64
4 Kotawaringin Timur 102.559 8.169 7,97 94.390 12.943 13,71 5.252 40,58 13.421 13,09
5 Seruyan 41.464 12.840 30,97 28.624 26.942 94,12 12.840 47,66 25.680 61,93
6 Katingan 39.400 9.159 23,25 30.241 28.175 93,17 26.277 93,26 35.436 89,94
7 Kapuas 75.844 9.159 12,08 66.685 4.787 7,18 2.308 48,21 11.467 15,12
8 Pulang Pisau 36.435 12.240 33,59 24.195 2.864 11,84 2.164 75,56 14.404 39,53
9 Gunung Mas 34.107 13.402 39,29 20.705 20.705 100 13.402 64,73 26.804 78,59
10 Barito Selatan 30.944 1.399 4,52 29.545 6.449 21,83 1.339 20,76 2.738 8,85
11 Barito Timur 28.200 10.548 37,40 17.652 9.488 53,75 9.488 100,00 20.036 71,05
12 Barito Utara 35.061 8.214 23,43 26.847 13.391 49,88 8.214 61,34 16.428 46,86
13 Murung Raya 21.001 6.050 28,81 14.951 15.773 105,50 6.050 38,36 12.100 57,62
14 Palangka Raya 52.479 3.015 5,75 49.464 1.898 3,84 1.898 100 4.913 9,36
JUMLAH (KAB/KOTA) 579.405 117.448 20,27 461.957 172.121 37,26 116.538 67,71 233.986 40,38
sumber : a. Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014 b. Bidang PMK Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah
TABEL 58
RUMAH MEMENUHI SYARAT
(RUMAH SEHAT)
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
RUMAH MEMENUHI SYARAT
(RUMAH SEHAT)
-1
JUMLAH
RUMAH YANG
BELUM
MEMENUHI
SYARAT
RUMAH DIBINARUMAH DIBINA MEMENUHI
SYARAT
0
NO
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
KABUPATEN
JUMLAH
SELURUH
RUMAH
TABEL 59
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 Kotawaringin Barat 269.629 15.525 47968 8766 47978 - 0 0 0,0 7091 4.632 1388 4632 0 - - 0 21 706 20 706,0 0 0 0 0,0 7 6791 7 6791,0 60107 22,29
2 Lamandau 71.798 - 0 0 3052 - 0 0 17,0 0 - 0 0,0 0 - - 0 0 0 0 1366,0 0 0 0 0,0 0 0 0 1024,0 5459 7,60
3 Sukamara 53.190 512 512 512 512,0 - 0 0 0,0 408 408 408 408,0 0 - - 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 19 19 19 19,0 939 1,77
4 Kotawaringin Timur 416.151 4.414 4414 3311 3311,0 - 0 0 0,0 2171 - 0 0,0 12 - - 0 0 0 0 0,0 1391 0 0 0,0 2246 0 0 0,0 10837 2,60
5 Seruyan 167.621 10.682 42728 10587 42348,0 314 314 236 236,0 4112 16.448 4112 16448,0 - - - - 55 237 55 237,0 96 441 96 441,0 4 14287 4 14287,0 73761 44,00
6 Katingan 157.654 5.148 19573 1126 3378,0 194 868 1126 3378,0 9996 37.691 5394 16182,0 0 - - 0 4 676 0 0,0 4559 18456 0 0,0 1770 6909 0 0,0 29009 18,40
7 Kapuas 344.955 9.096 18192 4.548 9096,0 4014 4.014 3011 3011,0 4014 4.014 3.011 3011,0 - 0 - 0 10 40 10 40,0 3277 3.277 2.458 2458,0 4 4327 4 4327,0 30901 8,96
8 Pulang Pisau 124.015 6.074 2680 5688 4995,0 1.043 11917 3935 9537,0 2958 15.985 857 10984,0 15 581 15 584 0 0 0 0,0 2026 13686 664 9534,0 3004 14539 2485 14539,0 50173 40,46
9 Gunung Mas 107.467 24 120 15 75,0 1071 5.355 626 3129,0 4071 4.071 3.053 3053,0 - - - - - - - - 825 4.125 495 2475,0 1875 9375 1125 5625,0 2261 2,10
10 Barito Selatan 130.609 1.208 6381 880 1039,0 220 3295 5 34,0 437 4.411 193 1934,0 0 - - 0 67 2554 10 158,0 80 436 4 4,0 7917 27381 6993 23730,0 26899 20,60
11 Barito Timur 110.446 2.902 55.933 1.563 29133,0 14.957 25.341 8.342 13587,0 503 1.242 114 645,0 - - - 0 25 591 1 35,0 5 37 0 0,0 3.154 9.218 3.154 7239,0 50.639 45,85
12 Barito Utara 126.494 1.857 1857 1.393 1393,0 149 149 112 112,0 125 125 94 94,0 - - - - 40 40 30 30,0 538 538 404 404,0 2 9755 2 9755,0 14457 11,43
13 Murung Raya 107.724 800 800 600 600,0 - 0 0 7,0 60 7 60 0,0 0 - - 3896 896 896 0 0,0 0 0 0 0,0 51 9634 2344 2404,0 5870 5,45
14 Palangka Raya 252.105 16 64 5 20,0 - 0 0 0,0 39535 155.518 1871 7791,0 0 - - 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 16468 62411 1282 5856,0 13667 5,42
JUMLAH (KAB/KOTA) ######## 58.258 201222 38994 146930 21962 51253 17393 33048 75481 244552 20555 65182 27 581 15 4480 1118 5740 126 2572 12797 40996 4121 15316 36521 174646 17419 95596 374979 15,37
sumber a.: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
b. Bidang PMK Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah
PENDUDUK DENGAN
AKSES BERKELANJUTAN
TERHADAP AIR MINUM
LAYAK
JU
MLA
H
%
BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI
SYARAT
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A
MEMENUHI SYARAT
TERMINAL AIR
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
NO
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
KABUPATENPENDUDU
K
JU
MLA
H S
AR
AN
A
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
MEMENUHI
SYARAT
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI
SYARAT
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI
SYARAT
MATA AIR TERLINDUNG
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA
TABEL 60
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
JUMLAH %
1 2 4 5 6 7
1 Kotawaringin Barat 6360 20 9 45
2 Lamandau 584 40 26 65
3 Sukamara 319 20 6 30
4 Kotawaringin Timur 20545 25 10 40
5 Seruyan 892 20 11 55
6 Katingan 2047 40 25 62,5
7 Kapuas 11600 30 7 23,3
8 Pulang Pisau 1799 40 16 40
9 Gunung Mas 1729 40 39 97,5
10 Barito Selatan 9011 50 19 38
11 Barito Timur 53 50 1 2
12 Barito Utara 7247 50 0 0
13 Murung Raya 1867 50 0 0
14 Palangka Raya 16011 50 49 98
JUMLAH (KAB/KOTA) 80.064 525 218 41,52
sumber a. Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
b. Bidang PMK Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah
MEMENUHI SYARAT
(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)NO KABUPATEN
JUMLAH
PENYELENGGARA
AIR MINUM
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
JUMLAH SAMPEL
DIPERIKSA
TABEL 61
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
JU
ML
AH
S
AR
AN
A
JU
ML
AH
P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
S
AR
AN
A
JU
ML
AH
P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
S
AR
AN
A
JU
ML
AH
P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
S
AR
AN
A
JU
ML
AH
P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Kotawaringin Barat 269629 94 3.383 94 3.383 100 39.166 39.166 39.166 39.166 100 228 540 10 12 2,22222 4.465 7.636 2.334 4.090 53,5621 69262 25,7
2 Lamandau 71798 121 6.362 121 605 9,50959 2.062 2.062 2.062 2.062 100 264 6.362 264 264 4,14964 - - - - 0 19585 27,3
3 Sukamara 53190 542 13516 542 13516,0 100 5.755 5.755 5.755 5.755 100 - - - - - 71 71 36 36 50,7042 13516 25,4
4 Kotawaringin Timur 416151 2.801 8403 2.801 8403,0 100 31.363 31.363 31.363 31.363 100 6.249 - - - - 3.987 - - - 0 98567 23,7
5 Seruyan 167621 130 180 130 180 100 5.913 5.913 5.913 5.913 100 - - - - - 62 375 62 375 0,28872 24752 14,8
6 Katingan 157654 274 4.956 274 4.956 100 10.641 10.641 10.641 10.641 100 2 8 2 8 100 1.262 9.488 1.229 9.488 100 40698 25,8
7 Kapuas 344955 5.023 15.069 5.023 15.069 100 31.052 31.052 31.052 31.052 100 - - - - - - - - - - 94.662 27
8 Pulang Pisau 124015 2.064 6192 2.064 6192,0 100 16.948 16.948 16.948 16.948 100 2.970 11.708 725 2.802 23,9324 2.209 6.245 209 791 12,6661 35191 28,4
9 Gunung Mas 107467 1.447 4341 1.447 4341,0 100 7.287 7287 7287,0 7287 100 - - - - - - - - - - 25707 24
10 Barito Selatan 130609 3.036 4.612 3.036 4.612 100 10.786 10.786 10.786 10.786 100 419 1.683 21 107 6,35769 40 191 17 76 39,7906 37163 28,5
11 Barito Timur 110446 1.874 5.622 1.874 5.622 100 9.978 9.978 9.978 9.978 100 - - - - - - - - - - 27.847 25
12 Barito Utara 126494 1.583 4.749 1.583 4.749 100 14.729 14.729 14.729 14.729 100 - - - - - - - - - - 25336 20,0
13 Murung Raya 107724 68 204 68 204 100 578 578 578 578 100 - - - - - - - - - - 23405 21,7
14 Palangka Raya 252105 5.799 27.219 5.799 27.219 100 44.712 44.712 44.712 44.712 100 - - - - - - - - - - 63337 25,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.439.858 24.856 104.808 24.856 99.051 94,51 230.970 230.970 230.970 230.970 100 10.132 20.301 1.022 3.193 15,73 12.096 24.006 3.887 14.856 61,8845 599.028 24,6
sumber a.: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JU
ML
AH
P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA MEMENUHI SYARAT
JU
ML
AH
SA
RA
NA MEMENUHI SYARAT
KABUPATEN
PLENGSENGAN CEMPLUNG
PENDUDUK
DENGAN AKSES
SANITASI LAYAK
(JAMBAN SEHAT)
NO
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
JU
ML
AH
P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JENIS SARANA JAMBAN
JU
ML
AH
SA
RA
NA
KOMUNAL LEHER ANGSA
JU
ML
AH
P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
TABEL 62
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 Kotawaringin Barat 94 25 26,6 12 12,8 - 0
2 Lamandau 83 8 9,6 0,0 0,0 - 0
3 Sukamara 32 11 34,4 0,0 0,0 - 0
4 Kotawaringin Timur 185 73 39,5 7,0 3,8 - 0
5 Seruyan 100 13 13,0 0,0 0,0 - 0
6 Katingan 161 50 31,1 0,0 0,0 - 0
7 Kapuas 233 100 42,9 17,0 7,3 - 0
8 Pulang Pisau 99 43 43,4 0,0 0,0 - 0
9 Gunung Mas 127 35 27,6 0,0 0,0 - 0
10 Barito Selatan 95 63 66,3 0,0 0,0 - 0
11 Barito Timur 103 81 78,6 20,0 19,4 - 0
12 Barito Utara 103 43 41,7 0,0 0 - 0
13 Murung Raya 124 54 43,5 0,0 0 0
14 Palangka Raya 30 12 40,0 0,0 0 - 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.569 611 38,9 56,0 3,6 0 0
sumber a.: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
b. Bidang PMK Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah
JUMLAH
DESA/
KELURAH
AN
DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
KABUPATEN DESA STBMNO DESA MELAKSANAKAN STBM
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
DESA STOP BABS
(SBS)
TABEL 63
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
SD
SLT
P
SLT
A
PU
SK
ES
MA
S
RU
MA
H
SA
KIT
UM
UM
BIN
TA
NG
NO
N
BIN
TA
NG
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kotawaringin Barat 148 51 25 85 2 2 42 355 99 66,9 41 80,4 18 72,0 48 56,5 1 50,0 2 100,0 13 31,0 222 62,5
2 Lamandau 97 37 11 11 1 1 11 168 88 90,7 36 97,3 10 90,9 11 100,0 1 100,0 0 - 11 100,0 157 93,5
3 Sukamara 50 17 11 5 1 6 90 50 100,0 17 100,0 11 100,0 5 100,0 1 100,0 0 - 6 100,0 12 13,3
4 Kotawaringin Timur 381 103 20 20 1 1 32 558 381 100,0 50 48,5 20 100,0 20 100,0 1 100,0 1 100 32 100,0 21 3,8
5 Seruyan 156 50 10 12 2 21 58 106 67,9 47 94,0 10 100,0 12 100,0 2 100,0 0 0 9 42,9 14 24,1
6 Katingan 189 49 22 104 1 1 21 387 167 88,4 43 87,8 21 95,5 101 97,1 1 100,0 0 - 2 9,5 335 86,6
7 Kapuas 23 3 3 26 1 1 5 30 23 88,4 3 100,0 3 100,0 26 97,1 1 100,0 1 100,0 5 100,0 30 100,0
8 Pulang Pisau 155 31 21 16 1 - 1 225 149 96,1 30 96,8 20 95,2 16 100,0 1 100,0 0 - 1 100,0 217 96,4
9 Gunung Mas 169 65 35 17 1 2 13 95 169 100,0 65 100,0 35 100,0 17 100,0 1 100,0 2 - 13 100,0 95 100
10 Barito Selatan 186 61 32 104 1 1 21 405 103 55,4 36 59,0 32 100,0 86 82,7 1 100,0 1 100,0 12 57,1 273 67,4
11 Barito Timur 121 45 35 148 1 - 15 164 121 55,4 45 59,0 7 20,0 133 89,9 1 100,0 0 - 15 100,0 148 90,2
12 Barito Utara 1.173 33 17 16 1 3 10 100 173 55,4 33 59,0 17 100,0 16 89,9 1 100,0 1 33,3 5 100,0 100 100,0
13 Murung Raya 167 45 16 15 1 2 5 101 167 55,4 45 59,0 16 100,0 15 89,9 1 100,0 1 50,0 28 100,0 101 100,0
14 Palangka Raya 131 49 44 10 4 3 28 269 131 55,4 49 59,0 44 100,0 10 100,0 4 100,0 3 100,0 28 100,0 269 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.146 639 302 589 19 17 231 4.943 1.927 61,3 540 84,5 264 87,4 516 87,6 18 94,7 12 70,6 180 77,9 3.457 69,93729
sumber a.: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
b. Bidang PMK Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
NON BINTANGSLTASLTP BINTANG
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TEMPAT-TEMPAT UMUM
NO KABUPATEN
SARANA PENDIDIKANTEMPAT-TEMPAT
UMUM
HOTELSARANA KESEHATAN
PUSKESMAS
SARANA PENDIDIKAN
SDRUMAH SAKIT
UMUM
HOTEL
JU
MLA
H T
TU
SARANA
KESEHATAN
YANG ADA
TABEL 64
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
JASA BOGA
RUMAH
MAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIR
MINUM
(DAM)
MAKANAN
JAJANANTOTAL % JASA BOGA
RUMAH
MAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIR
MINUM
(DAM)
MAKANAN
JAJANANTOTAL %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Kotawaringin Barat 698 41 88 180 0 309 44,3 12 38 57 14 121 17,3
2 Lamandau 85 0 44 39 0 83 97,6 0 4 5 0 9 10,6
3 Sukamara 249 30 36 47 83 196 78,7 0 74 5 22 101 40,6
4 Kotawaringin Timur 1136 46 86 144 81 357 31,4 0 695 0 0 695 61,2
5 Seruyan 272 0 181 45 13 239 87,9 0 33 0 2 35 12,9
6 Katingan 372 0 29 27 84 140 37,6 0 14 9 17 40 10,8
7 Kapuas 22 0 5 17 0 22 100,0 0 0 0 0 22 100,0
8 Pulang Pisau 332 3 114 78 112 307 92,5 0 6 4 15 25 7,5
9 Gunung Mas NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
10 Barito Selatan 476 6 91 83 46 226 47,5 2 23 13 212 250 52,5
11 Barito Timur 514 71 22 33 66 192 37,4 68 3 40 169 280 54,5
12 Barito Utara NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
13 Murung Raya NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
14 Palangka Raya 970 22 124 185 90 421 43,4 0 0 0 0 549 56,6
JUMLAH (KAB/KOTA) 5126 219 820 878 575 2492 48,61 82 890 133 451 2127 41,49
sumber a.: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
b. Bidang PMK Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah
KABUPATEN
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI
NOJUMLAH
TPM
TABEL 65
TAHUN 2014
JA
SA
BO
GA
RU
MA
H M
AK
AN
/
RE
ST
OR
AN
DE
PO
T A
IR
MIN
UM
(D
AM
)
MA
KA
NA
N
JA
JA
NA
N
TO
TA
L
JA
SA
BO
GA
RU
MA
H M
AK
AN
/
RE
ST
OR
AN
DE
PO
T A
IR
MIN
UM
(D
AM
)
MA
KA
NA
N
JA
JA
NA
N
TO
TA
L
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Kotawaringin Barat 121 4 20 18 0 42 34,71 309 0 0 103 0 103 33,33
2 Lamandau 9 0 0 39 0 39 433,33 83 0 0 39 0 39 46,99
3 Sukamara 101 0 1 5 22 28 27,72 196 0 0 0 0 0 0,00
4 Kotawaringin Timur 695 0 0 0 0 0 0,00 357 46 0 144 0 190 53,22
5 Seruyan 35 0 33 0 2 35 100,00 239 0 0 20 0 20 8,37
6 Katingan 40 0 55 36 378 469 1172,50 140 0 0 0 103 103 73,57
7 Kapuas 22 0 0 0 0 0 0,00 22 0 0 0 0 0 0,00
8 Pulang Pisau 25 0 6 7 12 25 100,00 307 0 0 1 0 1 0,33
9 Gunung Mas NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
10 Barito Selatan 250 0 19 20 110 149 59,60 226 1 4 24 91 120 53,10
11 Barito Timur 280 49 0 42 169 260 92,86 192 0 0 0 0 0 0,00
12 Barito Utara NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
13 Murung Raya NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
14 Palangka Raya 549 22 119 18 0 159 28,96 421 0 35 0 0 35 8,31
JUMLAH (KAB/KOTA) 2127 75 253 185 693 1206 56,70 2492 47 39 331 194 611 24,52
sumber a.: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014
b. Bidang PMK Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah
PE
RS
EN
TA
SE
TP
M
DIB
INA
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK
JU
ML
AH
TP
M
ME
ME
NU
HI S
YA
RA
T
HIG
IEN
E S
AN
ITA
SI
NO KABUPATEN
JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK
JU
ML
AH
TP
M T
IDA
K
ME
ME
NU
HI S
YA
RA
T
PE
RS
EN
TA
SE
TP
M
DIU
JI P
ET
IK
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TABEL 66
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECIL
KEBUTUH
AN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 5.550 6.400 56.500 62900 1133,33
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 8.250 5.300 14.900 20200,00 244,85
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 2.475 210 1.200 1410,00 56,97
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 165.000 - -
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 200.000 20.760 240 21000,00 10,50
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 500.000 84.700 112.700 197400,00 39,48
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 200.000 1.858 1.335 3193,00 1,60
8 Metampiron tablet 500 mg tablet 150.000 112.100 216.000 328100,00 218,73
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul - 1.710 1710,00
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium
Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
tablet 30.000 18.500 2.300 20800,00 69,33
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g +
polimiksin 10.000 IU/g
tube 50 - -
12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +
Heksaklorofen 250 mg
supp -
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam
Salisilat 3%
pot - 200 200 400,00 #DIV/0!
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 165.000
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +
Levodopa 250 mg
tablet - #DIV/0!
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 3.960 930 80 1010,00 25,51
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 70.400 34.000 2.000 36000,00 51,14
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 1.760 2.900 2900,00 164,77
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet - 1.600 1.300 2900,00 #DIV/0!
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet 5.000 50.300 50300,00 1006,00
21 Atropin tetes mata 0,5% botol - #DIV/0!
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul - 480 600 1080,00 #DIV/0!
23 Betametason krim 0,1 % krim 1.000 25 25,00 2,50
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul - 1.900 13.619 15519,00 #DIV/0!
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 34.400 10.920 10920,00 31,74
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol 200 40 40,00 20,00
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 220 51 299 350,00 159,09
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 1.000 300 28.560 28860,00 2886,00
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 2.800 630 5.700 6330,00 226,07
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 500 17.100 1.800 18900,00 3780,00
31 Diazepam tablet 5 mg tablet - #DIV/0!
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 1.700 874 120 994,00 58,47
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet - 46.700 46700,00 #DIV/0!
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 2.000 250 250,00 12,50
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet - #DIV/0!
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 67.400 2.310 3.720 6030,00 8,95
37 Etakridin larutan 0,1% botol 100 16 16,00 16,00
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul - #DIV/0!
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 20.000 44.410 3.120 47530,00 237,65
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 30.000 23.100 66.000 89100,00 297,00
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet - #DIV/0!
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet - #DIV/0!
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 100 24 24,00 24,00
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 38.200 9.270 9270,00 24,27
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 3.500 2.300 2300,00 65,71
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 22.000 27.000 18.600 45600,00 207,27
47 Gameksan lotion 1 % botol #DIV/0!
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium
klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g
sach 39.600 41.200 41200,00 104,04
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 200 50 50,00 25,00
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 500 10.300 5.000 15300,00 3060,00
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 22.000 83.000 1.000 84000,00 381,82
52 Gliserin botol #DIV/0!
53 Glukosa larutan infus 5% botol 1.000 200 200 400,00 40,00
54 Glukosa larutan infus 10% botol 260 260,00 #DIV/0!
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 140 120 1.690 1810,00 1292,86
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 500
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 2.500 5.800 8300,00 #DIV/0!
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet #DIV/0!
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 1.500 6.500 6500,00 433,33
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 5.000 3.000 3000,00 60,00
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 300 194 194,00 64,67
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 10.000 2.300 2300,00 23,00
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 11.000 3.600 3600,00 32,73
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 1.300 26.800 2.700 29500,00 2269,23
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 26.500 6.000 6000,00 22,64
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 3.800 2.100 5900,00 #DIV/0!
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet #DIV/0!
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 2.500 2500 #DIV/0!
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial 15 15,00 #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECIL
KEBUTUH
AN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul #DIV/0!
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 55.000 12.750 17.500 30250,00 55,00
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 72 72,00 #DIV/0!
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 26.400 15.800 15800,00 59,85
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul #DIV/0!
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul 4.050 4050,00 #DIV/0!
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 52.800 12.000 12000,00 22,73
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 200.000 52.000 5.000 57000,00 28,50
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg +
Sulfadoxin 500 mg
tablet 5.100 5100,00 #DIV/0!
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg
+ Trimetoprim 40 mg/ 5 ml
botol 1.000 1.070 2.030 3100,00 310,00
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi :
Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg
tablet 500 14.100 44.100 58200,00 11640,00
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi :
Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg
tablet 41.100 112.100 153200,00 #DIV/0!
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet 34.200 34200,00 #DIV/0!
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul 12.840 12840,00 #DIV/0!
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 10.000 10.800 8.220 19020,00 190,20
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 200 48 48,00 24,00
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 1.250 408 120 528,00 42,24
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach #DIV/0!
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol #DIV/0!
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet 2.760 - 2760,00 #DIV/0!
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125
mg
tablet 4.500 2.600 200 2800,00 62,22
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 5.280 1.800 1800,00 34,09
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 20.000 20000,00 #DIV/0!
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet #DIV/0!
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol 30 30,00 #DIV/0!
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 620 380 250 630,00 101,61
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul #DIV/0!
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 2.200 3.400 4.600 8000,00 363,64
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet #DIV/0!
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 902 361 361,00 40,02
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 32.468 7.379 200 7579,00 23,34
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial #DIV/0!
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul #DIV/0!
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol #DIV/0!
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 160.000 8.000 168000,00 #DIV/0!
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 322.500 24.490 5.500 29990,00 9,30
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol 20 20,00 #DIV/0!
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet #DIV/0!
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 25.000 13.000 2.000 15000,00 60,00
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 53 1 54,00 #DIV/0!
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 7 3 10,00 #DIV/0!
111 Prednison tablet 5 mg tablet 110.000 30.700 6 30706,00 27,91
112 Primakuin tablet 15 mg tablet 72.000 50.000 79.000 129000,00 179,17
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 4.400 3.800 2.000 5800,00 131,82
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 14.000 3.800 19.300 23100,00 165,00
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet #DIV/0!
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet 22.000 12.000 3.000 15000,00 68,18
117 Ringer Laktat larutan infus botol 2.640 720 720,00 27,27
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap
4%
tube 650 168 168,00 25,85
119 Salisil bedak 2% kotak 50 94 94,00 188,00
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial #DIV/0!
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial 40
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial #DIV/0!
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul #DIV/0!
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial #DIV/0!
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul #DIV/0!
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 400 96 96,00 24,00
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol 400 400,00 #DIV/0!
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 3.000 3000,00 #DIV/0!
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul #DIV/0!
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul #DIV/0!
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 300.000 162.000 3.000 165000,00 55,00
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul #DIV/0!
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet #DIV/0!
134 Vaksin Rabies Vero vial #DIV/0!
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 10.000 42.000 8.000 50000,00 500,00
VAKSIN 30.000 7.290 7290,00
136 BCG vial 15.000 11.670 6.690 18360,00 122,40
137 T T vial 500 7.742 7742,00 1548,40
138 D T vial 40.000 14.550 2.040 16590,00 41,48
139 CAMPAK 10 Dosis vial 60.000 14.370 14370,00 23,95
140 POLIO 10 Dosis vial 147.000 2.150 2150,00 1,46
141 DPT-HB vial 33.300
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial #DIV/0!
143 POLIO 20 Dosis vial #DIV/0!
144 CAMPAK 20 Dosis vial #DIV/0!Ketrsediaan 461,97
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
TABEL 67
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKESPEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 1 14 2 0 2 19
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 1 0 0 0 0 1
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 67 0 0 0 77
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 390 0 0 0 390
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 99 0 0 0 119
3 PUSKESMAS KELILING 0 0 116 0 0 0 116
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 879 0 0 0 1.045
1 RUMAH BERSALIN 0 8 12 20
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 9 80 89
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 7 128 135
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 9 338 347
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 5 5
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 1 1 2
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 4 4
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 1 1
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 3 3
6 APOTEK 2 207 209
7 TOKO OBAT 198 198
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 1 1
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Jaminan Sarana Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
TABEL 68
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
JUMLAH %
1 2 3 4 5
1 RUMAH SAKIT UMUM 19 19 100,00
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 20 20 100,00
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014
b. Bidang Jaminan Sarana Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
NO SARANA KESEHATANJUMLAH
SARANA
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR
LEVEL I
PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
TABEL 69
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Kotawaringin Barat 13 7,3 67 37,85 72 40,68 25 14,12 177 177 100,00
2 Lamandau 70 39,5 7 3,95 6 3,39 3 1,69 86 86 100,00
3 Sukamara 2 1,1 45 25,42 0 0,00 0 0,00 47 47 100,00
4 Kotawaringin Timur 150 84,7 109 61,58 19 10,73 1 0,56 279 279 100,00
5 Seruyan 71 40,1 44 24,86 3 1,69 20 11,30 138 138 100,00
6 Katingan 13 7,3 86 49 0 0,00 0 0,00 99 99 100,00
7 Kapuas 212 119,8 105 59,32203 26 14,69 5 2,82 348 348 100,00
8 Pulang Pisau 29 25,0 69 38,98 17 9,60 1 0,56 116 116 100,00
9 Gunung Mas 54 30,5 86 48,59 5 2,82 0 0,00 145 137 94,48
10 Barito Selatan 57 32,2 78 44,07 24 13,56 2 1,13 161 161 100,00
11 Barito Timur 22 12,4 112 63,28 29 16,38 1 0,56 164 164 100,00
12 Barito Utara 114 64,4 40 23 10 5,65 3 1,69 167 167 100,00
13 Murung Raya 139 91,4 13 9,92 0 0,00 0 0,00 152 152 100,00
14 Palangka Raya 49 37,4 75 57,25 6 3,39 1 0,56 131 131 100,00
995 45,02 936 42,35 217 9,82 62 2,81 2210 2202 99,64
1
Sumber: a. Bidang Bina Yankes Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah 2014
b. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF
NO KABUPATEN
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
JUMLAH
JUMLAH (KAB/KOTA)
STRATA POSYANDU
PRATAMA
TABEL 70
JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
POSKESDES POLINDES POSBINDU
1 2 3 4 5 6
1 Kotawaringin Barat 94 47 18 46
2 Lamandau 83 NA 37 37
3 Sukamara 32 27 0 24
4 Kotawaringin Timur 185 47 28 20
5 Seruyan 100 43 21 8
6 Katingan 161 17 54 -
7 Kapuas 233 60 62 -
8 Pulang Pisau 99 31 10 8
9 Gunung Mas 127 30 2 10
10 Barito Selatan 95 68 5 -
11 Barito Timur 103 8 60 -
12 Barito Utara 103 NA NA NA
13 Murung Raya 124 NA NA NA
14 Palangka Raya 30 3 6 14
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.569 381 303 167
Sumber: a. Bidang Bina Yankes Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah 2014
b. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
NO KABUPATENDESA/
KELURAHAN
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT
(UKBM)
TABEL 71
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 Kotawaringin Barat 94 36 33 11 9 89 94,7
2 Lamandau 83 53 7 - - 60 72,3
3 Sukamara 32 3 44 - - 47 146,9
4 Kotawaringin Timur 185 185 - - - 185 100,0
5 Seruyan 100 12 - - - 12 12,0
6 Katingan 161 NA NA NA NA NA NA
7 Kapuas 233 191 20 5 1 217 93,1
8 Pulang Pisau 99 16 22 9 - 47 47,5
9 Gunung Mas 127 17 - - - 17 13,4
10 Barito Selatan 95 - 10 - - 10 10,5
11 Barito Timur 103 3 89 63 6 161 156,3
12 Barito Utara 103 NA NA NA NA NA NA
13 Murung Raya 124 95 2 - - 97 78,2
14 Palangka Raya 30 3 - - - 3 10,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.569 614 227 88 16 945 60,2
Sumber: a. Bidang Bina Yankes Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah 2014
b. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN
NO KABUPATEN
JUMLAH
DESA/
KELURAHAN
TABEL 72
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Kotawaringin Barat - - - 12 18 30 12 18 30 4 6 10 - - - 4 6 10
2 Lamandau - - - 8 7 15 8 7 15 - 2 2 - - - - 2 2
3 Sukamara - - - 5 5 10 5 5 10 1 2 3 - - - 1 2 3
4 Kotawaringin Timur - - - 18 16 34 18 16 34 3 5 8 - - - 3 5 8
5 Seruyan - - - 7 8 15 7 8 15 - 2 2 - - - - 2 2
6 Katingan - - - 8 14 22 8 14 22 2 3 5 - - - 2 3 5
7 Kapuas - - - 16 15 31 16 15 31 6 - 6 - - - 6 - 6
8 Pulang Pisau 1 - 1 8 10 18 9 10 19 1 3 4 - - - 1 3 4
9 Gunung Mas - - - 7 7 14 7 7 14 1 2 3 - - - 1 2 3
10 Barito Selatan - - - 8 7 15 8 7 15 2 6 8 - - - 2 6 8
11 Barito Timur - - - 5 11 16 5 11 16 2 2 4 - - - 2 2 4
12 Barito Utara - - - 13 10 23 13 10 23 4 5 9 - - - 4 5 9
13 Murung Raya - - - 10 14 24 10 14 24 2 4 6 - - - 2 4 6
14 Palangka Raya - 1 1 16 23 39 16 24 40 2 9 11 - 1 1 2 10 12
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 1 2 141 165 306 142 166 308 30 51 81 - 1 1 30 52 82
1 Dr. St. Imanuddin 14 11 25 6 5 11 20 16 36 1 1 2 1 - 1 2 1 3
2 Lamandau 2 2 4 6 5 11 8 7 15 1 1 - - 1 1
3 Sukamara 3 3 6 2 2 4 5 5 10 - 1 1 - - - - 1 1
4 Dr. Murjani 13 11 24 5 4 9 18 15 33 1 1 2 - 1 1 2
5 Kuala Pembuang 2 2 4 2 2 4 4 4 8 - 1 1 - - - - 1 1
6 Hanau - - - 3 3 6 3 3 6 - - - - - - - - -
7 Kasongan 4 3 7 5 6 11 9 9 18 2 - 2 - - - 2 - 2
8 Dr. Soemarno SA 7 5 12 7 6 13 14 11 25 2 - 2 - - - - - -
9 Pulang Pisau 5 - 5 5 5 10 10 5 15 - 1 1 - - - - 1 1
10 Kuala Kurun 2 2 4 4 5 9 6 7 13 1 1 2 - - - 1 1 2
11 Buntok - 9 9 - 8 8 - 17 17 1 - 1 - - - 1 - 1
12 Tamiang Layang 3 2 5 4 3 7 7 5 12 1 1 2 - - - 1 1 2
13 Muara Teweh 3 3 6 3 5 8 6 8 14 2 - 2 - - - 2 - 2
14 Puruk Cahu 4 6 10 5 2 7 9 8 17 - 1 1 1 1 2 1 2 3
15 Dr. Doris Sylvanus 24 18 42 10 15 25 34 33 67 3 5 8 - 2 2 3 7 10
16 RS Polri Bhayangkara - - - 3 3 6 3 3 6 1 - 1 - - - 1 - 1
17 RS TNI Denkesyah 1 - 1 1 - 1 2 - 2 - 1 1 - - 1 1
18 RS PKU Muhammadiyah 1 1 2 6 6 12 7 7 14 - 1 1 - - 1 1
19 RSIA Yasmin - - - - - - - - - -
20 RSJ Kelawa Atei 1 1 2 5 4 9 6 5 11 - 1 1 - - 1 1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 89 79 168 82 89 171 171 168 339 15 17 32 2 3 5 15 20 35
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1 Labkes Palangka Raya - - - - - - - - - -
2 Labkesda Sampit - - - - - - - - - -
3 Jamkesda Sampit - - - - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -
1 Bapelkes Palangka Raya
2 Akper Sampit
3 Akper Kapuas
4 Poltekkes Palangka Raya
DOKTER
GIGI SPESIALIS TOTAL
JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
TOTAL DOKTER GIGI NO UNIT KERJA
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
DOKTER
GIGI SPESIALIS TOTALTOTAL DOKTER GIGI
NO UNIT KERJA
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 - 1 1 1 2 2 1 3 - - - - - - - - -
1 Kotawaringin Barat - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Lamandau - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 Sukamara - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 Kotawaringin Timur - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5 Seruyan 1 - 1 1 1 2 2 1 3 - - - - - - - - -
6 Katingan - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 Kapuas - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Pulang Pisau - - - - - - - - - - - - - - - - - -
9 Gunung Mas - - - - - - - - - - - - - - - - - -
10 Barito Selatan - - - - - - - - - - - - - - - - - -
11 Barito Timur - - - - - - - - - - - - - - - - - -
12 Barito Utara - - - - - - - - - - - - - - - - - -
13 Murung Raya - - - - - - - - - - - - - - - - - -
14 Palangka Raya - - - - - - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH PROVINSI 91 80 171 224 255 479 315 335 650 45 68 113 2 4 6 45 72 117
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 7,0086046 19,63229 26,640895 4,6314171 0,245916 4,795361
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
b. Bidang Sumber daya Manusia Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
Keterangan : a termasuk S3
TABEL 73
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kotawaringin Barat 135 79 70 149 4 8 12
2 Lamandau 91 89 69 158 4 6 10
3 Sukamara 62 48 27 75 2 4 6
4 Kotawaringin Timur 148 232 110 342 4 17 21
5 Seruyan 111 72 60 132 1 4 5
6 Katingan 188 124 115 239 5 12 17
7 Kapuas 292 100 117 217 8 17 25
8 Pulang Pisau 136 30 54 84 2 10 12
9 Gunung Mas 124 103 100 203 4 5 9
10 Barito Selatan 131 100 81 181 6 12 18
11 Barito Timur 106 55 95 150 3 7 10
12 Barito Utara 145 100 80 180 7 10 17
13 Murung Raya 198 110 113 223 8 10 18
14 Palangka Raya 163 47 118 165 4 31 35
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2030 1289 1209 2498 62 153 215
1 Dr. St. Imanuddin 33 51 117 168 0 1 1
2 Lamandau 24 50 46 96 1 3 4
3 Sukamara 21 49 30 79 2 2 4
4 Dr. Murjani 45 103 122 225 0 3 3
5 Kuala Pembuang 30 43 46 89 2 1 3
6 Hanau 15 10 17 27 0 0 0
7 Kasongan 25 45 55 100 4 0 4
8 Dr. Soemarno SA 39 77 143 220 1 3 4
9 Pulang Pisau 17 9 25 34 1 2 3
10 Kuala Kurun 24 38 40 78 0 3 3
11 Buntok 29 100 83 183 0 5 5
12 Tamiang Layang 15 32 64 96 0 3 3
13 Muara Teweh 16 26 49 75 0 3 3
14 Puruk Cahu 21 50 56 106 0 2 2
15 Dr. Doris Sylvanus 58 107 260 367 0 4 4
16 RS Polri Bhayangkara 14 25 30 55 3 4 7
17 RS TNI Denkesyah 3 15 5 20 0 1 1
18 RS PKU Muhammadiyah 8 29 38 67 0 0 0
19 RSIA Yasmin 0 0
20 RSJ Kelawa Atei 0 12 10 22 1 1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 437 871 1236 2085 14 41 54
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0
1 Labkes Palangka Raya
2 Labkesda Sampit
3 Jamkesda Sampit
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0
1 Bapelkes Palangka Raya
2 Akper Sampit
3 Akper Kapuas
4 Poltekkes Palangka Raya
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 11 7 14 21 0 0 0
1 Kotawaringin Barat 0 0 0 0 0 0 0
2 Lamandau 0 0 0 0 0 0 0
3 Sukamara 0 0 0 0 0 0 0
4 Kotawaringin Timur 0 0 0 0 0 0 0
5 Seruyan 7 7 13 20 0 0 0
6 Katingan 0 0 0 0 0 0 0
7 Kapuas 0 0 0 0 0 0 0
8 Pulang Pisau 0 0 0 0 0 0 0
9 Gunung Mas 0 0 0 0 0 0 0
10 Barito Selatan 0 0 0 0 0 0 0
11 Barito Timur 0 0 0 0 0 0 0
12 Barito Utara 4 NA NA 6 NA NA 1
13 Murung Raya 0 0 0 0 0 0 0
14 Palangka Raya 0 0 1 1 0 0 0
JUMLAH PROVINSI 2478 2167 2459 4604 76 194 269
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 212,42 187,84 11,03
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
b. Bidang Sumber daya Manusia Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
BIDANPERAWAT
a
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
TABEL 74
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
TENAGA TEKNIS
KEFARMASIANa APOTEKER
L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kotawaringin Barat 3 9 12 - 2 2 3 11 14
2 Lamandau 2 2 4 1 2 3 3 4 7
3 Sukamara 2 1 3 1 2 3 3 3 6
4 Kotawaringin Timur 1 11 12 1 1 2 2 12 14
5 Seruyan - 5 5 2 6 8 2 11 13
6 Katingan 5 9 14 1 1 2 6 10 16
7 Kapuas - 5 5 - 1 1 - 6 6
8 Pulang Pisau 3 8 11 - - - 3 8 11
9 Gunung Mas 3 4 7 - - - 3 4 7
10 Barito Selatan 4 8 12 - - - 4 8 12
11 Barito Timur 3 9 12 3 1 4 6 10 16
12 Barito Utara 5 3 8 2 2 4 7 5 12
13 Murung Raya 3 5 8 - - - 3 5 8
14 Palangka Raya 6 6 12 - 4 4 6 10 16
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 40 85 125 11 22 33 51 107 158
1 Dr. St. Imanuddin 1 15 16 - 2 2 1 17 18
2 Lamandau - 1 1 3 4 7 3 5 8
3 Sukamara 2 2 4 2 2 4 4 4 8
4 Dr. Murjani 9 8 17 1 4 5 10 12 22
5 Kuala Pembuang - 2 2 1 2 3 1 4 5
6 Hanau - 1 1 - 2 2 - 3 3
7 Kasongan 2 6 8 3 3 2 9 11
8 Dr. Soemarno SA 2 8 10 2 3 5 4 11 15
9 Pulang Pisau - 5 5 - 3 3 - 8 8
10 Kuala Kurun 1 1 2 1 1 2 2 2 4
11 Buntok - 5 5 - 8 8 - 13 13
12 Tamiang Layang 2 5 7 - 4 4 2 9 11
13 Muara Teweh 2 2 4 3 3 6 5 5 10
14 Puruk Cahu 4 6 10 - 3 3 4 9 13
15 Dr. Doris Sylvanus 18 20 38 5 7 12 23 27 50
16 RS Polri Bhayangkara - 6 6 - 1 1 - 7 7
17 RS TNI Denkesyah 1 1 2 - - - 1 1 2
18 RS PKU Muhammadiyah 3 4 7 - 3 3 3 7 10
19 RSIA Yasmin - - - - -
20 RSJ Kelawa Atei - 2 2 1 1 2 1 3 4
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 47 100 147 19 56 75 66 156 222
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - -
1 Labkes Palangka Raya - - - - -
2 Labkesda Sampit - - - - -
3 Jamkesda Sampit - - - - -
- - - - - - - - -
1 Bapelkes Palangka Raya - - - - -
2 Akper Sampit - - - - -
3 Akper Kapuas - - - - -
4 Poltekkes Palangka Raya - - - - -
- 4 4 1 2 3 1 6 7
1 Kotawaringin Barat - - - - - - - - -
2 Lamandau - - - - - - - - -
3 Sukamara - - - - - - - - -
4 Kotawaringin Timur - - - - - - - - -
5 Seruyan - 2 2 1 2 3 1 4 5
6 Katingan - - - - - - - - -
7 Kapuas - - - - - - - - -
8 Pulang Pisau - - - - - - - - -
9 Gunung Mas - - - - - - - - -
10 Barito Selatan - 2 2 - - - - 2 2
11 Barito Timur - - - - - - - - -
12 Barito Utara 2 1 - - 3
13 Murung Raya - - - - - - - - -
14 Palangka Raya - - - - - - - - -
JUMLAH PROVINSI 87 189 276 31 80 111 118 269 387
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 11,3121 4,54945 15,861579
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
b. Bidang Sumber daya Manusia Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA TOTAL
TENAGA KEFARMASIAN
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
TABEL 75
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
KESEHATAN MASYARAKATa
KESEHATAN LINGKUNGANb
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kotawaringin Barat 1 7 8 5 6 11
2 Lamandau 6 3 9 3 2 5
3 Sukamara 2 1 3 3 2 5
4 Kotawaringin Timur 8 2 10 9 9 18
5 Seruyan 7 4 11 2 5 7
6 Katingan 2 3 5 60 3 63
7 Kapuas 17 9 26 11 13 24
8 Pulang Pisau 5 6 11 6 3 9
9 Gunung Mas 3 2 5 3 2 5
10 Barito Selatan 4 6 10 7 6 13
11 Barito Timur 3 2 5 10 7 17
12 Barito Utara 7 7 14 10 9 19
13 Murung Raya 3 3 6 3 4 7
14 Palangka Raya 2 10 12 2 8 10
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 70 65 135 134 79 213
1 Dr. St. Imanuddin - - - 1 - 1
2 Lamandau 1 3 4 1 - 1
3 Sukamara 2 3 5 - 2 2
4 Dr. Murjani 9 9 18 2 2 4
5 Kuala Pembuang 2 - 2 - 1 1
6 Hanau - 1 1 - - -
7 Kasongan 1 2 3 1 - 1
8 Dr. Soemarno SA 5 7 12 1 1 2
9 Pulang Pisau 2 2 4 - - -
10 Kuala Kurun - - - 1 - 1
11 Buntok - 8 8 - 3 3
12 Tamiang Layang 1 - 1 1 1 2
13 Muara Teweh 3 1 4 - 2 2
14 Puruk Cahu 4 4 8 - 2 2
15 Dr. Doris Sylvanus 2 5 7 1 7 8
16 RS Polri Bhayangkara - 1 1 - - -
17 RS TNI Denkesyah - - - - - -
18 RS PKU Muhammadiyah - - - - - -
19 RSIA Yasmin - - - - - -
20 RSJ Kelawa Atei - 1 1 - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 32 47 79 9 21 30
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - -
1 Labkes Palangka Raya - -
2 Labkesda Sampit - -
3 Jamkesda Sampit - -
- - - - - -
1 Bapelkes Palangka Raya - -
2 Akper Sampit - -
3 Akper Kapuas - -
4 Poltekkes Palangka Raya - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 10 10 34 6 7 13
1 Kotawaringin Barat - - - - - -
2 Lamandau - - - - - -
3 Sukamara 4 2 6 1 3 4
4 Kotawaringin Timur - - - - - -
5 Seruyan 4 8 12 3 2 5
6 Katingan - - - - - -
7 Kapuas - - - - - -
8 Pulang Pisau - - - - - -
9 Gunung Mas 2 - 2 - 2 2
10 Barito Selatan - - - - - -
11 Barito Timur - - - - - -
12 Barito Utara NA NA 14 2 - 2
13 Murung Raya - - - - - -
14 Palangka Raya - - - - - -
JUMLAH PROVINSI 112 122 248 149 107 256
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 10,16452597 10,4924139
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
b. Bidang Sumber daya Manusia Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
Keterangan : a termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan,
tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatanb termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
TABEL 76
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
NUTRISIONIS DIETISIEN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kotawaringin Barat 3 10 13 - - - 3 10 13
2 Lamandau 5 11 16 1 3 - 6 14 20
3 Sukamara 4 6 10 - - - 4 6 10
4 Kotawaringin Timur 6 14 20 - - - 6 14 20
5 Seruyan 1 9 10 - - - 1 9 10
6 Katingan 1 18 19 - - - 1 18 19
7 Kapuas 5 15 20 - - - 5 15 20
8 Pulang Pisau 4 8 12 - - - 4 8 12
9 Gunung Mas 2 7 9 - 2 7 9
10 Barito Selatan 3 9 12 - - - 3 9 12
11 Barito Timur 2 15 17 - - - 2 15 17
12 Barito Utara 10 16 26 - - - 10 16 26
13 Murung Raya 3 10 13 - - - 3 10 13
14 Palangka Raya 3 20 23 - - - 3 20 23
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 52 168 220 1 3 - 53 171 224
1 Dr. St. Imanuddin 1 7 8 - - - 1 7 8
2 Lamandau 2 6 8 2 2 4 4 8 12
3 Sukamara - - - - 3 3 - 3 3
4 Dr. Murjani - 13 13 - - - - 13 13
5 Kuala Pembuang 1 1 2 - - - 1 1 2
6 Hanau - 2 2 - - - - 2 2
7 Kasongan 8 8 - - 8 8
8 Dr. Soemarno SA 2 9 11 - 2 9 11
9 Pulang Pisau - 1 1 - 4 4 - 5 5
10 Kuala Kurun - 5 5 - - - - 5 5
11 Buntok 2 5 7 - - - 2 5 7
12 Tamiang Layang 1 7 8 - - - 1 7 8
13 Muara Teweh 3 3 - - 3 3
14 Puruk Cahu 2 2 2 - - - 2 2 4
15 Dr. Doris Sylvanus 4 12 16 - - - 4 12 16
16 RS Polri Bhayangkara - 4 4 - - - - 4 4
17 RS TNI Denkesyah - 1 1 - - - - 1 1
18 RS PKU Muhammadiyah 3 2 2 - - - 3 2 5
19 RSIA Yasmin - - - - -
20 RSJ Kelawa Atei 1 1 - - 1 1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 18 89 102 2 9 11 20 98 118
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - -
1 Labkes Palangka Raya - - - - -
2 Labkesda Sampit - - - - -
3 Jamkesda Sampit - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - -
1 Bapelkes Palangka Raya - - - - -
2 Akper Sampit - - - - -
3 Akper Kapuas - - - - -
4 Poltekkes Palangka Raya - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 2 3 5 - - - 2 3 5
1 Kotawaringin Barat - - - - - - - - -
2 Lamandau - - - - - - - - -
3 Sukamara - 2 2 - - - - 2 2
4 Kotawaringin Timur - - - - - - - - -
5 Seruyan 1 1 2 - - - 1 1 2
6 Katingan - - - - - - - - -
7 Kapuas - - - - - - - - -
8 Pulang Pisau - - - - - - - - -
9 Gunung Mas - - - - - - - - -
10 Barito Selatan - - - - - - - - -
11 Barito Timur - - - - - - - - -
12 Barito Utara 1 - 1 - - - 1 - 1
13 Murung Raya - - - - - - - - -
14 Palangka Raya - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 72 260 327 3 12 11 75 272 347
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 14,22213916
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
b. Bidang Sumber daya Manusia Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
TOTAL
JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TABEL 77
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Kotawaringin Barat - - - - - - - - - - - - - - -
2 Lamandau - - - - - - - - - - - - - - -
3 Sukamara - - - - - - - - - - - - - - -
4 Kotawaringin Timur - - - - - - - - - - - - - - -
5 Seruyan - - - - - - - - - - - - - - -
6 Katingan - - - - - - - - - - - - - - -
7 Kapuas - - - - - - - - - - - - - - -
8 Pulang Pisau - - - - - - - - - - - - - - -
9 Gunung Mas - - - - - - - - - - - - - - -
10 Barito Selatan - - - - - - - - - - - - - - -
11 Barito Timur - - - - - - - - - - - - - - -
12 Barito Utara - - - - - - - - - - - - - - -
13 Murung Raya - - - - - - - - - - - - - - -
14 Palangka Raya 1 - 1 - - - - - - - - - 1 - 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 - 1 - - - - - - - - - 1 - 1
1 Dr. St. Imanuddin 1 3 4 - - - - - - - - - 1 3 4
2 Lamandau 1 2 3 - - - - 1 1 - - - 1 3 4
3 Sukamara - 2 2 - - - - - - - - - - 2 2
4 Dr. Murjani 2 3 5 - - - - - - - - - 2 3 5
5 Kuala Pembuang - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1
6 Hanau 1 - 1 - - - - - - - - - 1 - 1
7 Kasongan - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1
8 Dr. Soemarno SA 3 2 5 - - - - - - - - - 3 2 5
9 Pulang Pisau 1 1 2 - - - - - - - - - 1 1 2
10 Kuala Kurun 1 1 2 - - - - - - - - - 1 1 2
11 Buntok - 2 2 - - - - - - - - - - 2 2
12 Tamiang Layang - - - - - - - - - - - - - - -
13 Muara Teweh - 1 1 - - - - - - - 1 1 - 2 2
14 Puruk Cahu - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1
15 Dr. Doris Sylvanus 4 5 9 - - - - - - - - - 4 5 9
16 RS Polri Bhayangkara 1 1 2 - - - - - - - - - 1 1 2
17 RS TNI Denkesyah - - - - - - - - - - - - - - -
18 RS PKU Muhammadiyah - - - - - - - - - - - - - - -
19 RSIA Yasmin - - - - - - - - - - - - - - -
20 RSJ Kelawa Atei - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 15 26 41 - - - - 1 1 - 1 1 15 28 43
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - - - -
1 Labkes Palangka Raya - - - - - - -
2 Labkesda Sampit - - - - - - -
3 Jamkesda Sampit - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - - - -
1 Bapelkes Palangka Raya - - - - - - -
2 Akper Sampit - - - - - - -
3 Akper Kapuas - - - - - - -
4 Poltekkes Palangka Raya - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - - - -
1 Kotawaringin Barat - - - - - - - - - - - - - - -
2 Lamandau - - - - - - - - - - - - - - -
3 Sukamara - - - - - - - - - - - - - - -
4 Kotawaringin Timur - - - - - - - - - - - - - - -
5 Seruyan - - - - - - - - - - - - - - -
6 Katingan - - - - - - - - - - - - - - -
7 Kapuas - - - - - - - - - - - - - - -
8 Pulang Pisau - - - - - - - - - - - - - - -
9 Gunung Mas - - - - - - - - - - - - - - -
10 Barito Selatan - - - - - - - - - - - - - - -
11 Barito Timur - - - - - - - - - - - - -
12 Barito Utara - - - - - - - - - - - - - - -
13 Murung Raya - - - - - - - - - - - - - - -
14 Palangka Raya - - - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 16 26 42 - - - - 1 1 - 1 1 16 28 44
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 1,80338
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
b. Bidang Sumber daya Manusia Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN
TENAGA KETERAPIAN FISIKTOTAL
NO UNIT KERJA
TABEL 78
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 Kotawaringin Barat - - - - - - - - - - - - 4 11 15 - - - - - - 3 4 7 - - - - - - 7 15 22
2 Lamandau - - - - - - - - - 4 6 10 - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - 4 7 11
3 Sukamara - - - - - - - - - - - - 2 1 3 - - - - - - 2 2 4 - - - - - - 4 3 7
4 Kotawaringin Timur - - - - - - - - - - - - 6 9 15 - - - - - - - - - - - - - - - 6 9 15
5 Seruyan - - - - - - - - - - - - 2 4 6 - - - - - - - - - - - - - - - 2 4 6
6 Katingan - - - - - - - - - - - - 2 6 8 - - - - - - - - - - - - - - - 2 6 8
7 Kapuas 1 - 1 - - - - - - - - - 1 3 4 - - - - - - - - - - - - - - - 2 3 5
8 Pulang Pisau - - - - - - - - - - - - 2 8 10 - - - - - - - - - - - - - - - 2 8 10
9 Gunung Mas - - - - - - - - - - - - 2 1 3 - - - - - - - - - - - - 1 1 2 3 2 5
10 Barito Selatan - - - - - - - - - - - - 2 8 10 - - - - - - - - - - - - - - - 2 8 10
11 Barito Timur - - - - - - - - - - - - 7 7 14 - - - - - - - - - - - - - - - 7 7 14
12 Barito Utara - - - - - - - - - - - - 2 2 4 - - - - - - - - - - - - - - - 2 2 4
13 Murung Raya - - - - - - - - - - - - 3 4 7 - - - - - - - - - - - - - - - 3 4 7
14 Palangka Raya - - - - - - - - - - 2 2 2 12 14 - - - - - - - - - - - - - - - 2 14 16
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 - 1 - - - - - - 4 8 12 37 77 114 - - - - - - 5 6 11 - - - 1 1 2 48 92 140
1 Dr. St. Imanuddin 3 3 6 1 1 2 2 1 3 1 3 4 3 3 6 - - - - - - 2 6 8 1 - 1 1 2 3 14 19 33
2 Lamandau 2 - 2 - - - - - - - - - 3 4 3 - - - - - - - 1 1 - - - - - - 5 5 10
3 Sukamara 2 2 4 - - - - - - 1 - 1 3 4 7 - - - - - - 4 2 6 - - - - 1 1 10 9 19
4 Dr. Murjani 3 4 7 - - - 2 3 5 - 1 1 5 5 10 1 1 2 - - - 2 1 3 2 1 3 - - - 15 16 31
5 Kuala Pembuang 2 1 3 - - - 1 - 1 - - - 1 2 3 1 - 1 - - - 1 1 2 - - - - - - 6 4 10
6 Hanau 1 1 2 - - - - 1 1 - - - 1 2 3 - - - - - - - 1 1 - - - - - - 2 5 7
7 Kasongan 1 1 2 - - - 1 - 1 - - - 3 4 7 - - - - - - 1 - 1 - - - - - - 6 5 11
8 Dr. Soemarno SA 3 1 4 - - - 2 1 3 1 - 1 6 9 15 - - - - - - - 1 1 1 1 2 - - - 13 13 26
9 Pulang Pisau 1 1 2 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - - 3 3 - - - - - - 2 5 7
10 Kuala Kurun 2 3 5 - - - - 1 1 - 1 1 3 3 6 - - - - - - - - - 2 - 2 - - - 7 8 15
11 Buntok 4 3 7 - - - - 2 2 - - - - 15 15 - - - - - - - 1 1 - - - - - - 4 21 25
12 Tamiang Layang 3 - 3 - - - 1 1 2 - - - 1 6 7 - - - - - - - 1 1 - - - - - - 5 8 13
13 Muara Teweh 3 - 3 - - - - - - - - - 1 2 3 1 - 1 - - - 1 2 3 - - - - - - 6 4 10
14 Puruk Cahu 2 2 4 - - - 1 - 1 - - - 5 4 9 - - - - - - 1 1 2 - - - - - - 9 7 16
15 Dr. Doris Sylvanus 7 7 14 - 2 2 2 3 5 1 2 3 2 12 14 - - - - - - 1 2 3 3 3 6 - - - 16 31 47
16 RS Polri Bhayangkara 3 - 3 - - - 1 - 1 - - - 3 3 6 - - - - - - - 1 1 - - - - - - 7 4 11
17 RS TNI Denkesyah - - - - - - - - - - - - 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2
18 RS PKU Muhammadiyah 2 1 3 - - - 1 - 1 - - - 4 8 12 - - - - - - 1 1 2 - - - - - - 8 10 18
19 RSIA Yasmin - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
20 RSJ Kelawa Atei - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - 2 2
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 44 30 74 2 4 6 14 14 28 4 7 11 45 87 128 3 1 4 - - - 14 26 40 9 5 14 1 3 4 136 177 313
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1
1 Kotawaringin Barat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Lamandau - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 Sukamara - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 Kotawaringin Timur - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5 Seruyan - - - - - - - - - 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1
6 Katingan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 Kapuas - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Pulang Pisau - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
9 Gunung Mas - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
10 Barito Selatan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
11 Barito Timur - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
12 Barito Utara - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
13 Murung Raya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
14 Palangka Raya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 45 30 75 2 4 14 14 28 9 15 24 82 164 242 3 1 4 - - - 19 32 51 9 5 14 2 4 6 185 269 454
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 18,608
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
b. Bidang Sumber daya Manusia Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
TEKNISI
KARDIOVASKULERJUMLAH
JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA KETEKNISIAN MEDIS
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI ANALISIS KESEHATANREFRAKSIONIS
OPTISIENORTETIK PROSTETIK
REKAM MEDIS DAN
INFORMASI KESEHATAN
TEKNISI TRANSFUSI
DARAH
TABEL 79
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kotawaringin Barat 0 0 - - - - - - -
2 Lamandau 0 0 - 1 - 1 1 - 1
3 Sukamara 1 0 1 - - - 1 - 1
4 Kotawaringin Timur 0 0 0 - - - - - -
5 Seruyan NA NA NA NA NA NA NA NA NA
6 Katingan 0 0 - 2 2 4 2 2 4
7 Kapuas NA NA NA NA NA NA NA NA NA
8 Pulang Pisau 3 4 7 3 2 5 6 6 12
9 Gunung Mas 0 0 - - - - - - -
10 Barito Selatan 11 15 26 - - - 11 15 26
11 Barito Timur 0 0 - 1 2 3 1 2 3
12 Barito Utara 0 0 - - - - - - -
13 Murung Raya 0 0 - - - - - - -
14 Palangka Raya 0 0 - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 15 19 34 7 6 13 22 25 47
1 Dr. St. Imanuddin - - - - 1 1 - 1 1
2 Lamandau - - - - - - - - -
3 Sukamara - - - - - - - - -
4 Dr. Murjani - - - - - - - - -
5 Kuala Pembuang NA NA NA NA NA NA NA NA NA
6 Hanau NA NA NA NA NA NA NA NA NA
7 Kasongan - - - 2 2 4 2 2 4
8 Dr. Soemarno SA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
9 Pulang Pisau - - - 4 2 6 4 2 6
10 Kuala Kurun - - - - - - - - -
11 Buntok - - - - - - - - -
12 Tamiang Layang - - - - - - - - -
13 Muara Teweh - - - - - - - - -
14 Puruk Cahu - - - - - - - - -
15 Dr. Doris Sylvanus - - - - - - - - -
16 RS Polri Bhayangkara - - - - - - - - -
17 RS TNI Denkesyah - - - - - - - - -
18 RS PKU Muhammadiyah - - - - - - - - -
19 RSIA Yasmin - - - - - - - - -
20 RSJ Kelawa Atei - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - 6 5 11 6 5 11
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - -
1 Labkes Palangka Raya - - - - -
2 Labkesda Sampit - - - - -
3 Jamkesda Sampit - - - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - -
1 Bapelkes Palangka Raya - - - - -
2 Akper Sampit - - - - -
3 Akper Kapuas - - - - -
4 Poltekkes Palangka Raya - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 1 2 - - - 1 1 2
1 Kotawaringin Barat - - - - - - - - -
2 Lamandau - - - - - - - - -
3 Sukamara - - - - - - - - -
4 Kotawaringin Timur - - - - - - - - -
5 Seruyan NA NA NA NA NA NA NA NA NA
6 Katingan - - - - - - - - -
7 Kapuas NA NA NA NA NA NA NA NA NA
8 Pulang Pisau - - - - - - - - -
9 Gunung Mas - - - - - - - - -
10 Barito Selatan 1 1 2 - - - 1 1 2
11 Barito Timur - - - - - - - - -
12 Barito Utara - - - - - - - - -
13 Murung Raya - - - - - - - - -
14 Palangka Raya - - - - - - - - -
JUMLAH PROVINSI 16 20 36 13 11 24 29 31 60
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
b. Bidang Sumber daya Manusia Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA KESEHATAN LAIN
TOTALPENGELOLA PROGRAM
KESEHATANTENAGA KESEHATAN LAINNYA
TABEL 80
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Kotawaringin Barat 0 0 - 24 16 40 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 24 16 40
2 Lamandau 0 0 - 4 2 6 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4 2 6
3 Sukamara 5 2 7 2 - 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 7 2 9
4 Kotawaringin Timur 33 5 38 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 34 5 39 68 10 78
5 Seruyan 12 1 13 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 12 1 13
6 Katingan 16 12 28 4 3 7 - - - - - - - - - - - - - - - 4 7 11 24 22 46
7 Kapuas NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
8 Pulang Pisau 7 4 11 - 4 4 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 7 8 15
9 Gunung Mas 0 0 - 5 6 11 - - - - - - - - - - - - 15 10 25 - - - 20 16 36
10 Barito Selatan 18 5 23 12 6 18 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 30 11 41
11 Barito Timur 11 9 20 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 11 9 20
12 Barito Utara NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
13 Murung Raya 25 3 28 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 25 3 28
14 Palangka Raya 3 2 5 7 25 32 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 10 27 37
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 130 43 173 59 62 121 - - - - - - - - - - - - 15 10 25 38 12 50 242 127 369
1 Dr. St. Imanuddin 8 5 13 56 36 92 9 1 10 2 1 3 - - - - - - 27 31 58 102 74 176 204 148 352
2 Lamandau 1 4 5 1 7 8 - - - - - - - - - - - - - - - 2 11 13
3 Sukamara 1 2 3 10 12 22 - - - 1 1 2 1 - 1 - - - - - - - - - 13 15 28
4 Dr. Murjani 16 7 23 - - - - - - 16 7 23 32 14 46
5 Kuala Pembuang 4 - 4 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4 - 4
6 Hanau NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
7 Kasongan 9 4 13 8 13 21 - - - 5 5 - - - - - - - - - - - - 22 17 39
8 Dr. Soemarno SA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
9 Pulang Pisau 6 5 11 1 4 5 - - - 2 - 2 - - - - - - - - - - - - 9 9 18
10 Kuala Kurun NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
11 Buntok - 14 14 - 49 49 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 63 63
12 Tamiang Layang 3 1 4 16 23 39 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 19 24 43
13 Muara Teweh 9 5 14 15 15 30 - - - 2 - 2 - - - - - - 3 1 4 - - - 29 21 50
14 Puruk Cahu 8 5 13 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - 9 7 16
15 Dr. Doris Sylvanus - - - - - - - - - - -
16 RS Polri Bhayangkara 8 1 9 8 18 26 - - - 2 - 2 - - - - - - 8 11 19 - - - 26 30 56
17 RS TNI Denkesyah - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
18 RS PKU Muhammadiyah 9 3 12 17 19 36 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 26 22 48
19 RSIA Yasmin NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
20 RSJ Kelawa Atei NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 82 56 138 133 198 331 9 1 10 14 2 16 1 - 1 - - - 38 44 82 118 81 199 395 382 777
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1 Labkes Palangka Raya - - - - - - - - - - -
2 Labkesda Sampit - - - - - - - - - - -
3 Jamkesda Sampit - - - - - - - - - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1 Bapelkes Palangka Raya - - - - - - - - - - -
2 Akper Sampit - - - - - - - - - - -
3 Akper Kapuas - - - - - - - - - - -
4 Poltekkes Palangka Raya - - - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 36 22 58 27 44 71 - - - 2 3 5 - - - - - - 3 2 5 - - - 68 71 139
1 Kotawaringin Barat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Lamandau - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 Sukamara - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 Kotawaringin Timur - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5 Seruyan 16 4 20 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 16 4 20
6 Katingan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 Kapuas - - - - - - - - - - -
8 Pulang Pisau - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
9 Gunung Mas 8 10 18 13 28 41 - - - 2 3 5 - - - - - - 3 2 5 - - - 26 43 69
10 Barito Selatan 12 8 20 14 16 30 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 26 24 50
11 Barito Timur - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
12 Barito Utara - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
13 Murung Raya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
14 Palangka Raya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH PROVINSI 248 121 369 219 304 523 9 1 10 16 5 21 1 - 1 - - - 56 56 112 156 93 249 705 580 1.285
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
b. Bidang Sumber daya Manusia Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014
TENAGA PENUNJANG
KESEHATAN LAINNYA
JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN
TOTALPEJABAT STRUKTURAL
STAF PENUNJANG
ADMINISTRASI
STAF PENUNJANG
TEKNOLOGI
STAF PENUNJANG
PERENCANAANTENAGA PENDIDIK JURUTENAGA KEPENDIDIKAN
TABEL 81
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 646.048.275.558 73,31
a. Belanja Langsung 349.254.929.184
b. Belanja Tidak Langsung 296.793.346.374
2 APBD PROVINSI 115.468.421.813 13,10
a. Belanja Langsung 48.042.489.950
b. Belanja Tidak Langsung 15.925.931.863
c. Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi 11.500.000.000
d. DAK Kalteng Barigas 40.000.000.000
3 APBN : 114.910.173.398 13,04
- Dana Alokasi Umum (DAU) 5.240.099.400 0,59
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 38.687.730.998 4,39
- Dana Dekonsentrasi 23.860.247.000 2,71
- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota 14.053.432.000 1,59
- Lain-lain (sebutkan) BOK 23.728.028.000 2,69
- JKN PBI APBN 8.490.636.000
- Pajak Rokok 850.000.000
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 199.046.940 0,02
(sebutkan project dan sumber dananya)
ATM Komponen TB 53.346.800
GF Malaria 145.700.140
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 4.613.811.000 0,01
4.613.811.000
881.239.728.709
7.708.959.728.037
8,38
361.184,84
Sumber: a. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
b. Subbag Penyusunan Program Dinkes Provinsi Kalteng Tahun 2014
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
NO SUMBER BIAYA
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2014