PRODUKSI BIOFUEL GLOBAL WARMING

Post on 19-Jan-2016

53 views 0 download

description

PRODUKSI BIOFUEL GLOBAL WARMING. PERUBAHAN IKLIM. Belum lama ini sebuah balok es di Antartika yang besarnya kira-kira dua pertiga luas Kota Jakarta mengalami longsor padahal selama 1500 tahun , balok es tersebut aman-aman saja. ( Kompas, 9/3 ). - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PRODUKSI BIOFUEL GLOBAL WARMING

PRODUKSI BIOFUEL

GLOBAL WARMING

PERUBAHAN IKLIM

Belum lama ini sebuah balok es di Antartika yang besarnya kira-kira dua pertiga luas Kota Jakarta mengalami longsor padahal selama 1500 tahun , balok es tersebut aman-aman saja.

( Kompas, 9/3 )

SEBUAH kendaraan jenis jip yang menggunakan bahan bakar biofuel dipajang pada pameran Indonesia International Motor Show

di Jakarta, Juli lalu. Pemerintah menyiapkan dana Rp 13 triliun untuk pengembangan biofuel. Pemerintah melalui Departemen

Pertanian juga telah menyiapkan 1.720 hektare lahan di 14 provinsi.*DUDI SUGANDI/”PR”

http://www.tribun-timur.com/view.php?id=56362&jenis=Opini akses tanggal 161207

Dunia menurut AS

KAMASE UGM

Ketimpangan Penggunaan Energi Dunia

Pelelehan Es di Gunung Alpen

10 wilayah-indonesia-defisit-listrik Source: KAMASE UGM

• Pada gambar tersebut , diperlihatkan 10 daerah kritis pasokan energi listrik di Indonesia pada akhir Maret 2005 (PLN, 2005). – Jawa, Bali, NTT, NTB, sebagian Sulawesi tidak mengalami

kekurangan pasokan daya listrik. – Kalimantan mengalami defisit pasokan daya listrik sebesar

50 MW. – Sebagian besar Sumatera dan sebagian kecil Sulawesi,

terjadi defisit pasokan daya listrik mencapai lebih dari 50 MW.

Skenario menurut WEC/IIASA, IPCC, WBGU, G8 dan IEA. (diambil dari: Anonim, 2004, Conf. Issue Paper, Renewables, Intl. Conf. for Renewable

Energies, Bonn

Produksi bahan bakar konvensional (minyak, gas alam, batu bara) terus menurun seiring dengan pertumbuhan ekonomi dunia. Hal ini akan membuka peluang dalam efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan di dunia.

Energi terbarukan

Potensi Energi Surya Dunia

Daerah-daerah khatulistiwa (termasuk Indonesia) memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan dengan daerah-daerah sub-tropik/kutub.

Dengan besarnya potensi ini (Indonesia rata-rata sekitar 4,8kWh/m2) maka pengembangan teknologi PV (Photovoltaic), SWH (Solar Water Heater), dan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) sangat menjanjikan.

Source: KAMASE UGM