Presentation KTI Seminar Proposal

Post on 07-Aug-2015

134 views 5 download

Transcript of Presentation KTI Seminar Proposal

SEMINAR PROPOSAL

H. Dadang Erianto07711170

“HUBUNGAN KADAR TIMBAL (Pb) DARAH DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA POLISI LALU LINTAS DI KOTA YOGYAKARTA”

BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Permasalahan

Timbal (timah hitam, Pb) Alami terdapat di kerak bumi Hasil kegiatan manusia

Timbal (Pb) bersifat toksik melalui: konsumsi makanan, minuman, air, udara,

serta debu yang tercemar Pb.

Lanjutan Pb yang diabsorbsi terdeteksi pd tiga jaringan

utama :1. Dalam darah Pb terikat dgn sel darah merah

(eritrosit) & mempunyai waktu paruh sekitar 25-30 hari.

2. Dalam jaringan lunak (hati dan ginjal), mempunyai waktu paruh beberapa bulan.

3. Pd tulang dan jaringan keras (kalsifikasi) lainnya seperti gigi, tulang rawan, dan rambut (Darmono, 1995).

Lanjutan Tekanan darah →variabel yg paling sensitive

paparan Pb kronis. Pengaruh terjelas dijumpai pada pria setengah

baya & wanita Kadar Pb darah sebanyak 7 µg/dL =↑resiko

hipertensi (Katzung, 2004).

Lanjutan Secara kuantitatif, terdapat tekanan darah

sistolik sebesar 1 mmHg setiap↑berlipatnya Pb darah (Nawrot et.al., 2002; Schwartz, 1995; Stassen et.al., 1994).

Berdasarkan dua analisis data (NHANES) III selama periode 1988 sampai 1994 lebih nyata pada orang kulit hitam dari pada kulit putih (Den Hond et.al., 2002; Vupputuri et.al., 2003).

Lanjutan Mekanisme timbal dapat menginduksi

hipertensi dan penyakit kardiovaskular melalui: Jalur stress oksidatif, Defisiensi fungsional nitrit oksida (NO), Inflamasi, Peningkatan aktifitas saraf simpatis pusat, dan Gangguan pengaturan dari sistem vasoregulator

(Vaziri & Gonick, 2008).

Perumusan Masalah

“Adakah hubungan kadar Pb darah dengan kejadian hipertensi pada polisi lalu lintas di

Kota Yogyakarta?”

Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Mengetahui hubungan kadar Pb darah dengan kejadian hipertensi pada polisi lalu lintas di Kota Yogyakarta.

Tujuan Khusus Mengetahui kadar Pb darah polisi lalu lintas di Kota

Yogyakarta. Mengetahui kejadian hipertensi pada polisi lalu

lintas di Kota Yogyakarta. Menganalisis hubungan antara kadar Pb darah

dengan kejadian hipertensi pada polisi lalu lintas di Kota Yogyakarta

Keaslian Penelitian Sri Suciani

Kadar Pb Dalam Darah Polisi Lalu Lintas dan Hubungannya Dengan Kadar Hemoglobin. (Studi pada Polisi Lalu Lintas yang Bertugas di Jalan Raya Kota Semarang). 2007

Retno Adriani Kadar Pb Udara, Kadar Pb Darah dan Efeknya

terhadap Kesehatan Pedagang Kaki Lima Jalan Dharmawangsa di Kota Surabaya. 2005

Lanjutan Dellyani Hanggar Sari

Pengaruh Timbal (Pb) Pada Udara Jalan Tol Terhadap Gambaran Mikroskopik Ginjal Dan Kadar Timbal (Pb) Dalam Darah Mencit BALB/C Jantan. 2010

Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini sebagai sumbangan pemikiran

2. Memberikan informasi

3. Menggambarkan keadaan dan dapat dijadikan

tinjauan bagi keselamatan dan kesehatan kerja

instansi-instansi terkait.

4. Penelitian ini dapat meningkatkan kepedulian

pemerintah dan masyarakat akan pentingnya

kesehatan dan menjaga lingkungan hidup

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Hipertensi Definisi Hipertensi

Hipertensi merujuk pada tekanan darah arteri yang tinggi dan abnormal pada sirkulasi sistemik. (Silbernagl, 2000).

Hipertensi dapat bersamaan dengan penyakit lain sebagai sebab akibat (Price, 2002).

Morbiditas dan mortalitas kardiovaskular meningkat sejalan dengan meningkatnya tekanan darah sistolik dan diastolik.

Prediktor komplikasi yg baik pd usia↑50th.

Lanjutan Data NHANES → 1999-2000, insidensi

hipertensi pd orang dewasa → 29-31%, = 58-65 jt org hipertensi di Amerika, & ↑ 15 jt dr data NHANES III thn 1988-1991

Deteksi dini dan perawatan hipertensi yang efektif.

Klasifikasi Hipertensi JNC VII

Etiologi Hipertensia) Hipertensi Essensial (HE)

HE/hipertensi primer/idiopatik →hipertensi tanpa kelainan dasar patologi yg jelas

HE →hipertensi yg tdk diketahui penyebabnya

Hipertensi essensial kemungkinan disebabkan oleh beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah (Gray, 2002).

b). Hipertensi Sekunder

Penyebab- penyebab: Pertama, penyakit parenkim ginjal (3%) Kedua, penyakit vaskular ginjal (1%) Ketiga, penyakit endokrin (1%) Keempat, peningkatan estrogen misalnya pada

pil kontrasepsi dan kehamilan Kelima, hipertensi oleh karena feokromasitoma

Faktor Resiko Hipertensi Faktor keturunan dan Ras Usia Obesitas Asupan garam Kebiasaan merokok Konsumsi alkohol Aktifitas fisik Stres psikologis Riwayat Diabetes mellitus (DM)

Patofisiologi Hipertensi

cardiac output→ peripheral vascular resistence

dipengaruhi oleh sisten saraf otonom, jantung dan ginjal (jangka panjang)

Pengaturan tekanan darah jangka pendek → reflek baroreseptor → ↑ stroke volume sehingga ↑cardiac output

Timbal (Pb)

Karakteristik Pb

Pb (plumbum, timah hitam) logam golongan IV-A dalam Tabel Sistem Periodik Unsur Kimia. Nomor atom (NA) 82 dengan berat atom (BA) 207,2

Pb berpengaruh toksisitas pada manusia. Pb terdapat dalam bentuk organik dan

anorganik.

lanjutan Bentuk organik seperti tetra-etil Pb dan

tetra-metil Pb (TEL dan TML) → bensin berfungsi sebagai “octane booster”

Kira-kira 10% Pb → knalpot mobil → Pb organik, sisanya menjadi Pb inorganik.

Kegunaan Pb

(CH3)4-Pb (tetra-metil Pb) dan (C2H5)4-Pb (tetra-etil Pb)→ anti-knock

industri baterai→Pb logam bismuth (Pb-Bi), Pb oksida (PbO4) → arus elektron.

Sbg pigmen “chrom”

Lanjutan

Pb dengan atom Nitrogen (N) akan membentuk senyawa azida → detonator (bahan peledak).

intermediet Pb-asetat (CH3-COO-Pb-OOCH3) → Sbg pengkilap keramik dan sekaligus sebagai bahan tahan api

Metabolisme Pb Dalam Tubuh

Absorbsi

Pb bersifat toksik berasal dr tindakan mengkonsumsi makanan, minuman, atau melalui inhalasi dari udara, debu yg tercemar Pb

Kira-kira 90% partikel Pb di udara diabsorbsi melalui saluran pernapasan→30% diserap oleh tubuh→hanya 15% yg akan mengendap pd jaringan tubuh→Sisanya di Eksresi

Distribusi

Pb dlm darah → eritrosit → waktu paruh sekitar 25-30 hari,

Dalam jaringan lunak (jaringan lemak, terutama dalam ginjal dan hati ) → beberapa bulan,

Sedangkan pada tulang dan jaringan keras lainnya (kalsifikasi) dengan waktu paruh mencapai 30-40 tahun.

Ekskresi

Pb diekskresikan terutama melalui urin Pb juga diekskresikan melalui feses,

keringat, dan air susu ibu serta didepositkan dalam rambut dan kuku

Biasanya ekskresi Pb sangat kecil walaupun intake Pb tiap hari naik,

Efek Pb pada Tubuh

Sistem hemapoetik Pb menghambat aktifitas enzim yg terlibat

dlm pembentukan hemoglobin (Hemoglobin) Sistem saraf

Pd anak usia sekolah didapatkan bahwa peningkatan kadar Pb darah dr sampai 20 µg/dL dihubungkan dengan penurunan 2,6 point IQ

Lanjutan

Sistem urinaria Pb bisa menyebabkan lesi tubulus proksimal,

loop Ansa Henle, serta menyebabkan aminoasiduria.

Sistem gastrointestinal Paparan Pb akut dapat menyebabkan

munculnya gejala seperti kram perut, kolik, dan biasanya diawali dengan sembelit, mual, muntah, dan sakit perut yang hebat (kadar Pb darah 100-200 µg/dL)

Lanjutan Sistem kardiovaskular

Dalam hal ini Tekanan darah kadar Pb darah serendah 7 µg/dL sudah diasosisasikan dgn ↑ resiko hipertensi

Penurunan GFR mungkin berkontribusi pd ↑ tekanan darah.

Pd tikus yg diberikan Pb asetat → dengan Pb darah < 60 µg/dL terdapat ↑ sistolik, ↑ aktivitas angiotensin converting enzyme (ACE) dan aktifitas Na+, K+-ATPase

Lanjutan

• Menurut Vaziri dan Gonick (2008)• Hubungan Pb darah & hipertensi dijelaskan

melalui : mekanisme stres oksidatif dan inflamasi, sistem vasoregulasi utama, kerusakan sel endotelium, menyebabkan proliferasi

sel otot polos pembuluh darah dan transformasi, dan menghambat fibrinolisis.

Sistem reproduksi Paparan Pb kronis bisa mengakibatkan

penurunan libido, infertilitas pada laki-laki, gangguan mentruasi serta aborsi spontan pada wanita

pd wanita hamil (mungkin sampai serendah 12-17 µg/dL) sudah dapat mempengaruhi perkembangan neurologis dari janin dalam kandungan dan fungsi kognitif selanjutnya dari si anak (Katzung, 2004).

Sistem endokrin Perubahan pada kadar hormon tiroid yang

bersirkulasi terutama T4 dan TSH (Pb darah ≥ 40-60 µg/dL)

Perubahan hormon reproduksi, terutama FSH, LH, & testosteron (Pb darah ≥ 30-40 µg/dL)

Hubungan Pb dengan Hipertensi

Pada 31 penelitian meta-analisis terbaru → ditemukan peningkatan tekanan darah sistolik 1 mmHg dan tekanan darah diastolik 0,6 mmHg setiap kelipatan kadar Pb darah.

Lanjutan

Pemaparan Pb dosis rendah menggunakan hewan percobaan dpt menginduksi hipertensi melalui : stres oksidatif, defisiensi fungsional nitrit oksida, Inflamasi, peningkatan aktifitas saraf simpatis, gangguan regulasi beberapa faktor

vasoregulasi.

Landasan Teori

Kerangka Konsep

Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah terdapat

hubungan pada kadar Pb darah dengan kejadian hipertensi pada polisi lalu lintas di Kota Yogyakarta.

BAB III. METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian Rancangan penelitian menggunakan design cross-

sectional, Data yang dikumpulkan menggunakan teknik kuisioner

sederhana, pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan laboratorium.

Lokasi Penelitian Penelitian mengambil lokasi penelitian wilayah Kota

Yogyakarta, yaitu di Kesatuan Patroli Jalan Raya Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Polresta Yogyakarta, dan Laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (Lab. BBTKL-PPM).

Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011

sampai Februari 2012.

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah polisi lalu lintas laki-laki di wilayah Kota Yogyakarta yang bertugas mengatur jalan raya.

Sampel Sampel yang digunakan diambil secara acak

sederhana (Simple Random Sampling). Sampel penelitian adalah polisi lalu lintas laki-

laki di wilayah Kota Yogyakarta yang bertugas di jalan raya yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Perhitungan Besar Sampel

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan perhitungan rumus sebagai berikut (Sastroasmoro, 2002):

Variabel Penelitian Variabel Bebas

Varibel bebas yaitu kadar Pb darah pada polisi lalu lintas di Kota Yogyakarta.

Variabel Terikat Variabel terikat yaitu kejadian hipertensi pada

polisi lalu lintas di Kota Yogyakarta.

Variabel Pengganggu Variabel penganggu terdiri dari kebiasaan

merokok, konsumsi garam, alkohol, lama bekerja, lama paparan per hari, jarak tempat tinggal dengan jalan raya, riwayat keluarga hipertensi, usia, dan BMI.

Definisi Operasional Kadar Pb darah Hipertensi Usia Kebiasaan Lama bekerja Lama paparan per hari Jarak tempat tinggal dari jalan raya

Instrumen Penelitian

Kuisioner Alat dan Bahan

Pengimpilan Data

Kuisioner Berat Badan Tekanan Darah Pengukuran Pb Darah

Tahapan Penelitian

Tahapan Awal Melakukan studi kepustakaan. Penulisan prosposal penelitian. Seminar proposal penelitian.

Tahapan Persiapan Mengurus surat perijinan dan melaporkan

kegiatan penelitian pada instansi yang berwenang.

Meninjau lokasi penelitian. Menyusun jadwal penelitian di lokasi

penelitian.

Tahapan Pelaksanaan Pengambilan data dengan mengisi kuisioner

oleh responden. Pengambilan sampel darah. Pemeriksaan berat badan, tinggi badan,

indeks massa tubuh (BMI), tekanan darah di lokasi penelitian.

Pemeriksaan kadar Pb darah di BTKLPM Yogyakarta.

Pengolahan data. Analisis data.

Tahapan Akhir Penyusunan laporan penelitian. Seminar hasil penelitian.

Analisis Hasil Penelitian Pengolahan Data

Data diolah dengan komputer menggunakan software SPSS versi 13.0. pengolahan data dilakukan dengan pengkatagorian sebagai berikut:

Kadar Pb dalam darah Dibuat menjadi beberapa interval yaitu 0-2 µg/dL, 3-5

µg/dL, 6-8 µg/dL, 9-11 µg/dL, 12-14 µg/dL, dan >15 µg/dL. Tekanan darah

Dibuat sesuai dengan klasifikasi JNC-VII, 2003 yaitu normal <120/80 mmHg, prehipertensi 120-139/80-89 mmHg, hipertensi stage 1 140-159/90-99 mmHg, dan hipertensi stage 2 >160/>100 mmHg.

Usia Dibuat menjadi beberapa interval yaitu 21-30 tahun, 31-

40 tahun, dan 41-50 tahun.

Lama bekerja Dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu pekerja

baru jika <12 bulan, pekerja sedang jika 12-36 bulan, dan pekerja lama jika >36 bulan.

Lama paparan Dikategorikan menjadi beberapa interval berbeda

yaitu 1-3 jam/hari, 3-6 jam/hari, dan 6-9 jam/hari. Kebiasaan merokok

Bustan (2000) menggolongkan kriteria perokok menurut jumlah rokok yang dihisap menjadi perokok ringan (<10 batang/hari), perokok sedang (10-20 batang/hari), dan perokok berat (>20 batang/hari).

Jarak tempat tinggal dari jalan raya Dikategorikan menjadi beberapa interval yaitu 0-2

km, 3-5 km, 6-8 km, 9-11 km, 12-14 km, dan >15 km.

Analisis Data

Analisis Univariat Varibel-variabel yang akan dianalisis univariat

adalah sebagai berikut: kadar Pb dalam darah, tekanan darah responden, usia responden, BMI, lama bekerja, lama paparan per hari, kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi alkohol dan jarak tempat tinggal dari jalan raya.

Tujuan dari analisis univariat adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik dari setiap variabel penelitian. Analisis ini biasanya hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabelnya.

Analisis Bivariat Analisis biavariat dilakukan terhadap dua

varibel yang diduga berhubungan atau berkorelasi sebagai berikut : kadar Pb darah dengan kejadian hipertensi, kadar Pb darah dengan lama bekerja, kadar Pb darah dengan usia responden, kadar Pb darah dengan kebiasaan merokok, dan kadar Pb dengan jarak tempat tinggal dari jalan raya.

Etika Penelitian

Setiap responden mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian.

Semua responden diberlakukan informed consent dan penjelasan prosedur pengambilan sampel.

Semua data tentang responden akan dijaga kerahasiaannya. Hasil pengujian sampel akan dikembalikan kepada responden yang bersangkutan.