presentasi PERTUSIS

Post on 11-Dec-2015

69 views 9 download

description

pertusis

Transcript of presentasi PERTUSIS

PERTUSIS

Bagian Ilmu Kesehatan AnakRSUD Gambiran KediriFakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

Laporan Kasus

Andy Pratama Jaya201320401011083

DEFINISI

• Penyakit saluran respiratorik akut

• Sangat menular

• Disebabkan oleh infeksi Bordetella pertussis

• Disebut juga sebagai tussis quinta, whooping cough,

violent cough, batuk rejan, batuk 100 hari

• Ditandai oleh batuk spasmodik yang panjang, berakhir

dengan batuk disertai suara keras (‘whoop’) dan muntah.

PERTUSIS

epidemiologi

• Di dunia 60 juta kasus pertusis setahun, > setengah juta meninggal.

• Penyakit endemik dengan siklus endemik setiap 3-4 tahun.

• Dapat mengenai semua golongan umur

• Terbanyak terdapat pada umur 1-5 tahun

• Di Indonesia berdasarkan data dari WHO pada tahun 2008 diperkirakan terdapat sekitar 227.345 kasus pertusis,

(Sandora, 2008)Gambar 2.2

Insiden Pertusis di Amerika Berdasarkan Umur

etiologi

Bordetella pertussis berukuran 0,5 – 1 um,

diameter 0,2 – 0,3 um, cocobacillus, gram

negatif, aerob, tidak membentuk spora, dan tidak

bergerak. Spesimen bisa didapatkan melalui

hapusan nasofaring pasien pertusis, selanjutnya

ditanam pada agar media Bordet-Gengou.

Droplet

Melekat pada silia epitel sal. respiratorik

Bermultiplikasi dan menyebar ke seluruh

permukaan epitel

PT masuk ke sirkulasi dan mempengaruhi imunitas pejamu

LPF menghambat migrasi limfosit dan makrofag ke daerah

infeksi

FHA , LPF/PT , Pertactine

Inflamasi, hiperplasia jar. limfoid peribronkial & me↑

jumlah mukus pada permukaan epitel

Penumpukan sekret mukopurulen & rx inflamasi

Terbentuk mucous plug

Obstruksi sal. respiratorik

patogenesis

Manifestasi klinis

1. Fase kataral (7-10 hari)

▫ Batuk (pada awalnya hanya timbul di malam

hari, makin lama makin berat, kemudian

terjadi sepanjang hari)

▫ Demam

▫ Bersin-bersin

▫ Nafsu makan berkurang

2. Fase spasmodik/paroksismal (1-4 mgg)

▫ Terjadi serangan batuk panjang, tanpa

inspirasi diantaranya dan diakhiri dengan

whoop (tarikan nafas panjang dan berbunyi

melengking)

▫ Sering disertai muntah bercampur lendir

yang kental

3. Fase konvalesen (2 mgg - sembuh)

▫ Serangan batuk <<<

▫ Muntah <<<

▫ Nafsu makan mulai membaik

▫ Rhonki difus mulai menghilang

(Hong, 2010)Gambar 2.2

Manifestasi dan Komplikasi Pertusis

Diagnosis

• Anamnesis

1. riwayat kontak dengan pasien pertusis,

2. adakah serangan khas yaitu paroksismal dan

bunyi whoop yang jelas.

3. riwayat imunisasi

• Pemeriksaan fisik

▫Gejala klinis yang didapat pada pemeriksaan fisis

tergantung dari stadium saat pasien diperiksa

• Pemeriksaan penunjang

▫ Laboratorium

leukositosis 20.000-50.000/μL dengan limfositosis

absolut khas pada akhir stadium kataral dan selama

stadium paroksismal

▫ Kultur Diagnosis pasti pertusis

hasil positif kultur hapusan nasofaring yang diperoleh

dari pasien hanya selama 3-4 minggu pertama sakit

▫ PCR

lebih sensitif dibanding kultur untuk mendeteksi B.

pertussis, terutama setelah 3-4 minggu dan sesudah

penggunaan antibiotik

penatalaksanaan

• Terapi suportif :

▫ Pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat

▫ Oksigenasi

▫ Pereda batuk apabila batuk sangat mengganggu

• Eradikasi bakteri : pemberian antibiotika

Rekomendasi antibiotik

pencegahan

• Isolasi

• Imunisasi aktif

• Imunisasi pasif

Strategi Imunisasi Pertusis berdasarkan rekomendasi dari Global Inisiative Pertussis tahun 2001 :

• Imunisasi universal pada kelompok dewasa• Imunisasi selektif pada ibu baru, keluarga dan

orang yang kontak erat dengan bayi baru lahir• Imunisasi selektif pada petugas kesehatan dan

perawatan anak• Imunisasi universal pada remaja• Strategi untuk memperkuat dan / atau

meningkatkan imunisasi pada bayi dan balita

Imunisasi Pertusis Berdasarkan Rekomendasi dari Centers for Disease Control (CDC) :

• Anak berusia dibawah 7 tahun : mendapatkan imunisasi DTP saat berusia 2, 4, 6 bulan, ulangan pada usia 12-18 bulan dan 4-6 tahun.

• Anak / individu berusia diatas 7 tahun : mendapatkan imunisasi ulangan (DT atau Td atau Tdap)

• Wanita hamil : diberikan Tdap pada kehamilan akhir trimester 2 atau pada trimester 3 (kehamilan > 20 minggu). Bila selama hamil belum mendapatkan imunisasi, maka setelah persalinan ibu dianjurkan menerima imunisasi Tdap untuk menghindarkan bayinya dari pertusis. Dari data penelitian diketahui bahwa 76-83% bayi baru lahir mendapatkan transmisi pertusis dari anggota keluarga atau individu sekitarnya.

•Komplikasi terjadi terutama pada sistem respirasi dan saraf pusat.1,9

•Pneumonia•Emfisema dan atelektasis•otitis media•perdarahan subkonjungtiva, epistaksis,

perdarahan pada sistem saraf sentral dan retina, pneumotoraks, emfisema, hernia umbikalis, hernia inguinalis, dan prolaps rekti

•Apnea atau bradikardi •konvulsi

komplikasi

Laporan kasus

• Nama : An. D

• Jenis Kelamin : Laki-laki

• Umur : 3 bulan

• Anak ke : 1

• Alamat : ngadisimo

• Agama : Islam

• Suku : Jawa

• MRS : 8 November

2014

Nama Ayah : Tn. W

Usia : 23 th

Pekerjaan : Buruh

bangunan

Nama Ibu : Ny. S

Usia : 21 th

Pekerjaan : IRT

Identitas pasien

• Keluhan Utama : Batuk

• Riwayat Penyakit Sekarang

Batuk (+) sejak ± 2 bulan yang lalu, batuk

terutama pada malam hari. Tiga hari ini batuk

lebih ngikil dan grok-grok. Batuk diakhiri

dengan seperti mau muntah. Demam (-), pilek

(-), kejang (-), BAK/BAB biasa. Minum ASI (+)

anamnesis

• Riwayat Penyakit Dahulu

Saat umur 1 bulan pasien mulai batuk, dibawa ke

PKM. Batuk sempat berhenti seminggu, namun

setelah itu kambuh lagi dan sampai sekarang tidak

berhenti.

• Riwayat Penyakit Keluarga

Ayah punya asma, namun sudah lama tidak kambuh,

terakhir kambuh umur 6 tahun. Di rumah & tetangga

tidak ada yang batuk

•Riwayat Ekonomi & Sosial

Orang tua px mengaku rumahnya lembab,

cahaya yang masuk kurang, dan berdebu.

•Riwayat Persalinan

Lahir spontan normal, aterm, BBL 2500 g,

lahir di bidan

Riwayat Imunisasi•BCG +•DPT I/II/III -/-/-•Polio I/II/III +/-/-•Campak -•Hepatitis I/II/III +/-/-

Riwayat Tumbuh Kembang :

Z score : • BB/U : 5,3 kg/ 3 bulan = -2 SD s/d 0 SD = Normal• BB/PB : 5,3/ 60 cm = -2 SD s/d +2 SD = Normal• PB/U : 60 cm/ 3 bulan = -2 SD SD = Normal• LK/U : 38,5/ 3 bulan = -2 SD s/d 0 SD = Normal

Motorik Kasar:• Mengangkat kepala• Tengkurap• Duduk dengan bantuanMotorik Halus : Memegang bendaVerbal : Mengoceh spontanSosial : Tertawa saat diajak bermain

• Keadaan umum : Tampak sesak

• Kesadaran : Composmentis

• Vital Sign :

▫Nadi : 140 x/menit

▫Suhu : 36,8 ⁰C

▫RR : 65 x/menit

•TB: 60 cm, BB: 5,3 Kg

Pemeriksaan fisik

• Kepala/Leher : a/i/c/d: -/-/-/+, perdarahan

subkonjungtiva(-) napas cuping hidung (-),

pembesaran KGB (-), retraksi suprasternal (+)

• Pulmo▫Inspeksi: Bentuk dada normal, simetris,

retraksi intercostal (+) ▫Palpasi : ekspansi paru N/N, fremitus N/N▫Perkusi : sonor▫Auskultasi : vesikuler, wheezing -/-, Crackles

+/+

•Jantung▫Pembesaran : normal▫Auskultasi : S1S2 tunggal, bising (-)

•Abdomen▫Inspeksi : chest indrawing (+), flat▫Palpasi : Soepel, turgor normal, ▫Hepar : Tidak teraba, ▫Lien : Tidak teraba▫Perkusi : Timpani ▫Bising usus : BU normal

•Ekstremitas Akral hangat, kering, merah.edem (-), CRT < 2 detik

•Genitalia : tidak tampak kelainan

•Laboratorium▫Darah lengkap

Parameter Nilai Nilai Rujukan

WBC (leukosit) 22,3 X 10³/ ul 4,8 – 10,8

RBC (eritrosit) 4,00 x 106 /ul 4,2 – 6,1

HB (Hemoglobin)

10,4 gr/dl 12 – 18

HCT (Hematokrit)

31,4% 37 – 52

PLT (Platelet) 639 x 10³ / ul 150 – 450

MCV 78,5 fL 79,0 – 99,0

MCH 26 pg 27,0 – 31,0

MCHC 33,1 gr/dl 33,0 – 37,0

RDW 13,9 fl 11,5 – 14,5

PDW 9,2 fL 9,0 – 17,0

MPV 9,2 fL 9,0 – 13,0

LYM% 64,5 25 – 40

NEUT% 25 50 – 70

MONO% 8,7 25 – 30

LYM# 14,38 0,8 – 4

NEUT# 5,57 2 – 7,7

MONO# 1,95 2 – 7,7

Pemeriksaan penunjang

▫Urin lengkap

Parameter Nilai

Parameter Nilai

WBC 0 cell/ul PH 6,0

KET 0 mmol/ul VC 0 mmol/L

NIT - LEUCO 0 – 1

BIL 0 umol/L ERY -

PRO 0 gr/L CYL -

GLU 0 mmol/ L EPTH 0 – 1

SG 1,010 KRIST Amorph (+)

▫Feses lengkap

Warna

Konsistensi

Blood

Slym

Erytrosit

Lekosit

Amoeba

Kista

Worm

coklat

lembek

(-)

(-)

(-)

3-4

(-)

(-)

(-)

• Radiologi ▫Cor : tidak membesar▫Pulmo

Tampak patchy infiltrat di supra parahiler & paracardial dextra-sinistra.

Penebalan hilus dextra

• Sinus costophrenicus dextra sinistra tajam

• Kesan: BronkopneumoniaPenebalan hilus dextra DD vesikuler, retensi sekret, lymphadenopathy

Problem list• Dyspnea (takipnea, retraksi

(+))• Batuk paroksismal• Whoop• Riwayat imunisasi DPT (-)• Riwayat keluarga asma• Crackles• Wheezing• Leukositosis dengan

limfositosis absolut

• Initial diagnosis▫Pertusis▫Asma bronkiale

• DDx :▫ Bronkopneumonia▫ Bronkiolitis ▫ Croup

Problem list, initial diagnosis & Differential Diagnosis

• Diagnosis▫ Kultur▫ PCR

• Terapi▫ Infus N4 500 cc / 24 jam▫ O2 kanul 2-3 lpm▫ Eritromisin syrup 4 x ¼ cth

(212 - 265 mg/hari dibagi dalam 4 dosis) selama 14 hari

▫ Nebulisasi Salbutamol 2,5 mg/kali tiap 4 jam

planing

• Monitoring

• Monitoring

keluhan pasien

(batuk, sesak)

• Vital Sign (TD, N,

RR, suhu)

• Menjelaskan penyakit yang diderita pasien • Menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan • Menjelaskan penatalaksaan yang akan dilakukan,

cara penggunaan obat, tujuan dan manfaat, serta efek samping obat

edukasi

Follow up

8/11/14 9/11/14 10/11/14 11/11/14 12/11/14Suhu 36,8 36,7 36 36,5 36,5Nadi (x/mnt)

140 120 110 106 100

RR (x/mnt) 65 50 43 30 30Retraksi suprasternal

+ + + - -

Retraksi

interostae+|+ +|+ +|+ - | - - | -

Crakles - -+ ++ +

- -+ ++ +

- -+ ++ +

- -+ ++ +

- -+ ++ +

Wheezing -/- +/+ +/- +/- -/-Sesak +++ +++ ++ - -Batuk ++ ++ ++ ++ ++Pilek - - - - -

8/11/14 9/11/14 10/11/14 11/11/14 12/11/14Terapi Infus N4 14

tpm Inj. Dexame thasone 3 x 1/3 ampl Inj meixam 3 x 7 mg Inj Amoxilin 3 x 150 mg Nebuli zer : pulmi cort ¼ + ventolin¼ + PZ 2x1/hari

Infus N4 14 tpm Inj. Dexame thasone 3 x 1/3 ampl Inj meixam 3 x 7 mg Inj Amoxilin 3 x 150mg Nebuli zer pulmi cort ¼ + ventolin¼ + PZ 2x1/hari

Infus N4 14 tpm Inj. Dexame thasone 3 x 1/3 ampl Inj meixam 3 x 7 mg Inj Amoxilin 3 x 150mg Nebuli zer pulmi cort ¼ + ventolin¼ + PZ 2x1/hari

Infus N4 14 tpm Inj. Dexame thasone 3 x 1/3 ampl Inj meixam 3 x 7 mg Inj Amoxilin 3 x 150mg Nebuli zer pulmi cort ¼ + ventolin¼ + PZ 2x1/hari

Infus N4 14 tpm Inj. Dexame thasone 3 x 1/3 ampl Inj meixam 3 x 7 mg Inj Amoxilin 3 x 150mg Nebuli zer pulmi cort ¼ + ventolin¼ + PZ 2x1/hari

Pada kasus ini seorang bayi laki-laki berusia 3 bulan datang ke Poli Anak RSUD Gambiran Kediri dengan keluhan batuk sudah ± 2 bulan, namun 3 hari ini batuk terlihat lebih parah, sekalinya batuk terus-menerus sampai sesak dan diakhiri dengan seperti mau muntah, baru setelah itu batuk berhenti. Dari aloanamnesis diketahui anak belum mendapatkan imunisasi DPT.Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, didapatkan dyspnea yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi napas serta terlihat adanya retraksi suprasternal dan retraksi intercostae.Didapatkan juga crakcles saat auskultasi. Batuknya terlihat paroksismal saat ekspirasi dan diakhiri dengan whoop (tarikan nafas panjang dan berbunyi melengking) walaupun tidak sampai muntah.

pembahasan

Pada pemeriksaan darah lengkap, didapatkan leukositosis dengan limfositosis absolut.Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan, diagnosis mengarah kepada pertusis, sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pertusis adalah suatu infeksi akut saluran respiratorik yang ditandai oleh batuk spasmodik yang panjang dan berakhir dengan batuk disertai suara keras (‘whoop’) dan muntah.Selain itu juga didapatkan leukositosis dan limfositosis absolut pada pemeriksaan darah lengkap. Namun saat follow-up didapatkan adanya wheezing saat auskultasi.Bila dicocokkan dengan riwayat keluarga dengan asma dan tempat tinggal yang kurang sehat, besar kemungkinan pasien juga menderita asma bronkiale.

Penanganannya adalah perlu dilakukan MRS sehingga dapat dilakukan pemberian O2 kanul 2-3 lpm pada distres pernapasan akut. Secara medikamentosa diberikan terapi antibiotik untuk eradikasi bakteri penyebab pertusis. Antibiotik yang dianjurkan salah satunya adalah eritromisin yang untuk bayi berumur 1-5 bulan dapat diberikan 40–50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis selama 14 hari.Diberikan juga bronkodilator kerja cepat dengan nebulisasi salbutamol 2,5 mg/kali tiap 4 jam untuk mengatasi asma pada pasien

TERIMA KASIH