Post on 28-Oct-2015
description
Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan
cara mencicipi rasanya, misalnya jeruk tomat dan apel. Namun, tidak semua zat
dapat diidentifikasi dengan cara itu. Beberapa zat, berbahaya jika dicicipi
misalnya larutan asam klorida dan asam sulfat yang beracun dan menyebabkan
iritasi
Senyawa-senyawa asam-basa dapat diidentifikasi secara aman dengan
menggunakan indikator. Indikator merupakan zat warna yang warnanya
berbeda jika berada dalam kondisi asam dan basa.
Salah satu indikator yang praktis untuk digunakan adalah lakmus.
Lakmus dapat berbentuk larutan dan kertas. Bentuk kertas lebih banyak
digunakan karena sukar teroksidasi sehingga dapat disimpan lama, dan
perubahan warna yang diberikan cukup jelas. Ada dua jenis kertas lakmus yaitu
kertas lakmus merah dan biru.
Gambar 1.1 kertas lakmus merah dan biru
Senyawa asam dan basa dapat diidentifikasi menggunakan kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan yang terjadi pada kertas lakmus ketika
DASAR TEORI
dicelupkan ke dalam larutan. Ketika dicelupkan dalam larutan asam dan larutan
basa, kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru akan menghasilkan warna
yang berbeda.
Indikator Perubahan warna dalam larutanAsam Basa Netral
Lakmus merahLakmus biru
Merahmerah
BiruBiru
MerahBiru
Gambar 1.2 perubahan yang terjadi pada kertas lakmus
Kertas lakmus merah yang dicelupkan ke dalam larutan asam tidak akan
mengubah warna merah kertas lakmus tersebut, namun jika dicelupkan ke
dalam larutan basa akan berubah menjadi biru. Demikian juga dengan kertas
lakmus biru yang akan mengalami perubahan warna apabila dicelupkan ke
dalam larutan asam dan tetap berwarna biru jika dicelupkan ke dalam larutan
basa. Sedangkan dalam larutan yang bersifat netral, kertas lakmus merah dan
biru tidak mengalami perubahan warna.
Nama Alat dan Bahan Ukuran/Satuan Jumlah
Alat :· Plat tetes· Pipet tetes· Penjepit/pinset
---
111
ALAT DAN BAHAN
Bahan :· Larutan NaOH· Larutan HCl· Larutan CH3COOH· Aquades· Air kapur· Air detergen· Perasan jeruk nipis· Sabun cair· Kertas lakmus merah· Kertas lakmus biru
0,1 M0,1 M0,1 M
-------
2 mL2 mL2 mL2 mL2 mL2 mL2 mL2 mL2 mL2 mL
1. Meletakkan kertas lakmus merah dan biru ke dalam lubang plat tetes
yang berbeda menggunakan penjepit/pinset
2. Memasukkan dua tetes larutan yang akan diuji ke dalam lubang plat
tetes yang berisi kertas lakmus merah dan dua tetes larutan yang sama
ke dalam lubang plat tetes yang berisi kertas lakmus biru
3. Mengamati perubahan warna kertas lakmus merah dan biru, dan
mencatat hasilnya.
PROSEDUR KERJA
LarutanPerubahan Warna Kertas Lakmus
Merah Biru
Larutan NaOH …… ……Larutan HCl …… ……Larutan CH3COOH …… ……Air kapur …… ……Air detergen …… ……Aquades …… ……Perasan jeruk nipis …… ……Sabun cair …… ……
1. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, larutan apa sajakah yang dapatmengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah? ................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................
2. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, larutan apa sajakah yang dapatmengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru? ................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................
3. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, larutan apa sajakan yang tidakmenyebabkan perubahan warna pada kertas lakmus merah dan biru? ................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................
4. Berdasarkan ketiga data hasil percobaan tersebut, kelompokkansenyawa yang bersifat asam, basa atau netral! ................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................
DATA PERCOBAAN
PERTANYAAN
Untuk mengidentifikasi apakah suatu larutan bersifat asam, basa atau
netral, kita dapat menggunakan kertas lakmus seperti pada percobaan
sebelumnya. Namun penggunaan kertas lakmus hanya dapat membedakan
larutan tersebut bersifat asam, basa atau netral sehingga kita tidak dapat
mengetahui derajat keasaman (pH) atau derajat kebasaan (pOH) dari suatu
larutan.
Untuk mengatasi hal tersebut, dapat digunakan indikator lain yaitu
indikator universal. Indikator universal ini bisa dalam bentuk kertas ataupun
cairan. Dengan kertas indikator universal yang dicelupkan ke dalam larutan,
kita dapat mengetahui pH larutan tersebut. Caranya adalah dengan
mencocokkan perubahan warna kertas indikator dengan tabel warna indikator
universal itu.
Gambar 2.1. kertas indikator universal
DASAR TEORI
Selain indikator universal, ada satu alat yang dapat digunakan untuk
menentukan harga pH suatu larutan dengan akurat. Alat tersebut disebut pH
meter. pH meter adalah suatu sel elektrokimia yang memberikan nilai pH
dengan ketelitian tinggi. pH meter memiliki suatu elektroda yang sensitif
terhadap konsentrasi ion H+ dalam larutan.
Gambar 2.1. beberapa jenis pH meter
Keasaman dan kebasaan suatu larutan dapat kita ukur dengan melihat
nilai pH suatu larutan tersebut, yaitu :
Larutan asam : [H+] > 10-7 M atau pH < 7
Larutan basa : [H+] < 10-7 M atau pH > 7
Larutan netral : [H+] = 10-7 M atau pH = 7
Untuk lebih memahami pengukuran pH menggunakan pH meter dan
kertas indikator universal. Ikutilah kegiatan berikut ini
Nama Alat dan Bahan Ukuran/Satuan Jumlah
Alat :· Gelas kimia· Gelas ukur· pH meter· Pipet tetes· Corong gelas
100 mL50 mL
---
41
1set11
ALAT DAN BAHAN
Bahan :· Larutan A (larutan HCl)· Larutan B (Larutan NaOH)· Larutan C (Larutan CH3COOH)· Larutan D (Larutan NH4OH)· Kertas indikator universal
0,1 M0,1 M0,1 M0,1 M
-
50 mL50 mL50 mL50 mL
4 lembar
1. Memasukkan 50 mL larutan-larutan yang akan akan diuji pada gelas
kimia yang berbeda.
2. Mengukur pH larutan menggunakan kertas indikator universal.
3. Mengamati perubahan yang terjadi pada kertas indikator universal dan
mencatat hasilnya.
4. Mengkalibrasi pH meter
5. Mengukur pH larutan menggunakan pH meter.
6. Membaca skala yang terdapat pada pH meter dan mencatat hasilnya.
LarutanHarga pH
pH meterIndikatoruniversal
Larutan A …… ......Larutan B …… ......Larutan C …… ......Larutan D …… ......
PROSEDUR KERJA
DATA PERCOBAAN
1. Berdasarkan hasil percobaan, larutan apa yang memiliki pH > 7 ?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
2. Berdasarkan hasil percobaan, larutan apa yang memiliki pH < 7 ?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
3. Berdasarkan hasil percobaan, larutan apa yang memiliki pH = 7 ?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
4. Berdasarkan data-data hasil percobaan tersebut, kelompokkan senyawa
yang bersifat asam, basa atau netral!
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
5. Adakah perbedaan pH antara larutan yang sama yang diukur dengan pH
meter dan indikator universal? Jika terdapat perbedaan faktor apakah
yang mempengaruhi?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
PERTANYAAN
Untuk mengidentifikasi suatu larutan bersifat asam, basa atau netral kita
dapat menggunakan kertas lakmus merah dan biru. Namun selain menggunakan
kertas lakmus kita juga dapat menggunakan larutan indikator. Larutan indikator
asam basa adalah zat yang dapat menunjukkan kisaran harga pH suatu larutan.
Hal ini disebabkan setiap interval perubahan pH tertentu akan memberikan
warna yang berbeda. Perubahan warna yang terjadi pada interval pH tertentu
disebut trayek perubahan warna indikator. Berikut disajikan trayek perubahan
warna beberapa indikator :
Tabel. 3.1. Perubahan warna beberapa larutan indikator
Indikator JangkauanpH
Warna indikatordalam larutan asam
Warna indikatordalam larutan basa
Biru kresil cemerlang 0,0 – 1,0 Merah - jingga BiruTimol biru 1,2 – 2,8 Merah KuningMetil jingga 3,2 – 4,4 Merah JinggaBromokresol hijau 3,8 – 5,4 Kuning BiruMetil merah 4,2 – 6,3 Merah KuningKlorofenol merah 4,8 – 6,4 Kuning MerahBromotimol biru 6,0 – 7,6 Kuning BiruFenol merah 6,8 – 8,4 Kuning MerahFenolftalein 8,3 – 10,0 Tak berwarna MerahTimolftalein 8,3 – 10,5 Tak berwarna BiruAlizarin kuning 10,1 – 12,0 Kuning Jingga
DASAR TEORI
Untuk lebih memahami trayek pH indikator, marilah kita lihat reaksi
ionisasi larutan indikator sebagai berikut :
HIn(aq) ⇄ H+(aq) + In-(aq)
Bila ke dalam indikator asam, kita tambahkan larutan asam atau basa
maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan pada larutan indikator tersebut
Nama Alat dan Bahan Ukuran/Satuan Jumlah
Alat :· Rak tabung reaksi· Tabung reaksi· Gelas ukur· Pipet tetes
KecilKecil
10 mL-
11211
Bahan :· Larutan indikator fenolftalein· Larutan indikator metil jingga· Larutan indikator bromtimol biru· Larutan-larutan· Cuka dapur· Air sabun
---
pH 1 – 12--
SecukupnyaSecukupnyaSecukupnya
10 mL/larutan10 mL10 mL
Mengamati trayek perubahan warna beberapa indikator :
1. Memasukkan 2 mL larutan pH 1-12 ke dalam tabung reaksi yang
berbeda.
2. Menambahkan 2 tetes larutan indikator fenolftalein ke dalam setiap
tabung reaksi yang berisi larutan pH 1-12
3. Mengamati dan mencatat perubahan warna yang terjadi
ALAT DAN BAHAN
PROSEDUR KERJA
4. Mengulangi kegiatan yang sama untuk larutan indikator metil jingga dan
bromtimol biru
Memperkirakan pH suatu larutan berdasarkan trayek perubahan warna
Larutan I : cuka dapur
1. Memasukkan 2 mL sampel ke dalam tiga buah tabung reaksi yang
berbeda
2. Menambahkan 2 tetes larutan indikator fenolftalein ke dalam setiap
tabung reaksi yang berisi cuka dapur
3. Mengamati dan mencatat perubahan warna yang terjadi
4. Mengulangi kegiatan yang sama untuk larutan indikator metil jingga dan
bromtimol biru
Larutan I : air sabun
1. Memasukkan 2 mL sampel ke dalam tiga buah tabung reaksi yang
berbeda
2. Menambahkan 2 tetes larutan indikator fenolftalein ke dalam setiap
tabung reaksi yang berisi cuka dapur
3. Mengamati dan mencatat perubahan warna yang terjadi
4. Mengulangi kegiatan yang sama untuk larutan indikator metil jingga dan
bromtimol biru
Mengamati trayek perubahan warna beberapa indikator :pH
Indikator1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Fenolftalein
Metil jingga
Bromtimol biru
DATA PERCOBAAN
Memperkirakan pH suatu larutan berdasarkan trayek perubahan warna
LarutanIndikator
Fenolftalein Metil jingga Bromtimol biruwarna pH warna pH warna pH
Cuka dapur ……… … ……… … ……… …
Air sabun ……… … ……… … ……… …
Mengamati trayek perubahan warna beberapa indikator :
1. Pada rentangan pH berapakah terjadi perubahan warna pada larutan
dengan pH 1-12 jika ditetesi indikator fenolftalein?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
2. Bagaimanalah perbandingan antara trayek perubahan warna larutan
indikator fenolftalein yang diperoleh dari data percobaan dan data yang
diperoleh dari literatur?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
3. Pada rentangan pH berapakah terjadi perubahan warna pada larutan
dengan pH 1-12 jika ditetesi indikator metil jingga?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
PERTANYAAN
4. Bagaimanalah perbandingan antara trayek perubahan warna larutan
indikator metil jingga yang diperoleh dari data percobaan dan data yang
diperoleh dari literatur?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
5. Pada rentangan pH berapakah terjadi perubahan warna pada larutan
dengan pH 1-12 jika ditetesi indikator bromtimol biru?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
6. Bagaimanalah perbandingan antara trayek perubahan warna larutan
indikator bromtimol biru yang diperoleh dari data percobaan dan data
yang diperoleh dari literatur?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Memperkirakan pH suatu larutan berdasarkan trayek perubahan warna
Larutan I : cuka dapur
1. Berapakah perkiraan pH cuka dapur jika ditetesi dengan larutan
indikator fenolftalein?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
2. Berapakah perkiraan pH cuka dapur jika ditetesi dengan larutan
indikator metil jingga?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
3. Berapakah perkiraan pH cuka dapur jika ditetesi dengan larutan
indikator bromtimol biru?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Larutan I : air sabun
1. Berapakah perkiraan pH air sabun jika ditetesi dengan larutan indikator
fenolftalein?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
2. Berapakah perkiraan pH air sabun jika ditetesi dengan larutan indikator
metil jingga?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
3. Berapakah perkiraan pH air sabun jika ditetesi dengan larutan indikator
bromtimol biru?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Larutan asam bila direaksikan dengan larutan basa akan menghasilkan
garam dan air. Sifat asam dan sifat basa akan hilang dengan terbentukanya zat
baru yang disebut garam yang memiliki sifat berbeda dengan sifat zat asalnya.
Karena hasil reaksinya adalah air yang memiliki sifat netral yang artinya jumlah
ion H+ sama dengan jumlah ion OH- maka reaksi itu disebut dengan reaksi
netralisasi atau penetralan.
Salah satu kegunaan reaksi netralisasi adalah untuk menentukan
konsesntrasi asam atau basa yang tidak diketahui. Penentuan konsentrasi ini
dilakukan dengan titrasi asam-basa. Titrasi merupakan suatu metode untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan dengan larutan yang konsentrasinya
sudah diketahui dengan tepat. Titrasi asam basa dilakukan dengan
menggunakan indikator atau menggunakan pH-meter. Pada praktikum ini
dilakukan titrasi asam basa menggunakan indikator. Dalam titrasi asam basa,
indikator merupakan zat yang memiliki perbedaan warna yang mencolok dalam
medium asam dan basa.
Dalam percobaan titrasi, suatu larutan yang konsentrasinya telah
diketahui secara pasti disebut sebagai larutan standar (standard solution), yang
ditambahkan secara bertahap ke dalam larutan lain yang konsentrasinya tidak
diketahui sampai reaksi antara kedua larutan tersebut berlangsung sempurna.
Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran. Titran
ditambahkan sedikit demi sedikit (biasanya diletakkan dalam buret) pada titrat
DASAR TEORI
(larutan yang dititrasi, yang akan ditentukan konsentrasinya dan biasanya
diletakkan dalam labu erlenmeyer) sampai terjadi perubahan warna indikator.
Gambar 4.1 Rangkaian peralatan titrasi
Suatu titik dimana jumlah asam yang bereaksi sama dengan jumlah basa
yang bereaksi disebut titik ekivalen. Sebagai contoh, titrasi larutan asam asetat
dengan larutan natrium hidroksida :
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → NaCH3COO(aq) + H2O(l)
Titik ekivalen terjadi apabila mol natrium hidroksida yang ditambahkan sama
dengan mol dari asam asetat. Dalam sebuah proses titrasi, titik dimana indikator
berubah warna disebut titik akhir titrasi. Pada saat terjadi titik akhir titrasi
inilah proses titrasi harus dihentikan. Jangan lupa untuk mencatat volume titer
yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data
volume titran, volume dan konsentrasi titrat, maka kita bisa menghitung
konsentrasi titrat.
Contoh :
Dalam sebuah percobaan titrasi, seorang siswa menemukaan bahwa 20,00 mL
larutan H2SO4 0,245 M dapat dinetralkan oleh larutan NaOH 0,610 M. Berapakah
volume larutan NaOH yang digunakan dalam proses penetralan tersebut?
Penyelesaian :
Persamaan reaksi penetralan larutan H2SO4 oleh larutan NaOH :
2NaOH(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + 2H2O(l)
Karena volume dan konsentrasi larutan H2SO4 telah diketahui, maka kita dapat
menghitung jumlah mol H2SO4 yang terpakai dalam reaksi :
Dari persamaan reaksi dapat dilihat bahwa :
1 mol H2SO4 ≎ 2 mol NaOH
Jumlah mol NaOH yang bereaksi
Sehingga volume NaOH dapat diketahui dengan cara :
Jadi volume NaOH 0,610 M yang digunakan untuk menetralkan 20,00 mL larutan
H2SO4 0,245 M adalah sebanyak 0,016 L atau 16,1 mL
Nama Alat dan Bahan Ukuran/Satuan Jumlah
Alat :· Statif· Klem· Buret· Gelas kimia· Labu Erlenmeyer· Pipet tetes· Gelas ukur· Corong
--
50 mL100 mL100 mL
-50 mLKecil
11111111
Bahan :· Larutan HCl yang akan ditentukan
kadarnya· Larutan NaOH 0,1M· Indikator fenolftalein· Aquades
-
0,1 M--
30 mL
50 mLSecukupnyaSecukupnya
ALAT DAN BAHAN
1. Merancang peralatan titrasi.
2. Mengisi buret dengan NaOH 0,1M hingga volumenya tepat pada skala
nol.
3. Memasukkan 25 mL larutan HCl yang akan ditentukan kadarnya ke
dalam labu Erlenmeyer.
4. Memasukkan 2 tetes indikator fenolftalein ke dalam labu Erlenmeyer
yang telah berisi larutan HCl.
5. Melakukan titrasi larutan HCl sampai terjadi perubahan warna.
6. Mencatat volume NaOH 0,1M yang digunakan.
7. Mengulangi percobaan tersebut sebanyak dua kali
Volume larutan HCl = ............................ mL
Pembacaan buret I II
Volume NaOH(aq) awal ………mL ………mL
Volume NaOH(aq) akhir ………mL ………mL
Volume NaOH(aq) ………mL ………mL
PROSEDUR KERJA
DATA PERCOBAAN
1. Apa manfaat indikator fenolftalein pada percobaan ini?
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
2. Apakah anda dapat menentukan titik ekivalen pada titrasi tersebut
tanpa bantuan indikator pp? Jelaskan!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
3. Buatlah persamaan reaksi dari percobaan tersebut!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
4. Dari data-data yang telah diperoleh selama percoban, berapa
konsentrasi larutan HCl tersebut?
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
PERTANYAAN
Suatu larutan yang bertahan terhadap perubahan pH apabila ditambah
sedikit asam, sedikit basa ataupun diencerkan disebut larutan penyangga
(larutan buffer). Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari asam lemah atau
basa lemah dan garamnya, kedua komponen tersebut harus ada. Larutan ini
mampu mempertahankan nilai pH-nya ketika terjadi penambahan sedikit asam,
sedikit basa atau jika larutan tersebut diencerkan sampai volume tertentu.
· Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan yang bersifat asam memiliki pH kurang dari 7. Larutan
penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan
garamnya, dapat didefinisikan juga sebagai suatu larutan yang terdiri dari
asam lemah dan basa konjugasinya.
· Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan penyangga yang bersifat basa memiliki pH lebih dari 7. Larutan
penyangga yang bersifat basa biasanya terbuat dari basa lemah dan
garamnya, dapat didefinisikan juga sebagai suatu larutan yang terdiri dari
basa lemah dan basa konjugasinya.
Misalnya, suatu larutan penyangga yang terdiri dari asam asetat
(CH3COOH) dan natrium asetat (NaCH3COO), perhatikan reaksi ionisasi asam
asetat dan natrium asetat berikut :
DASAR TEORI
HC2H3O2 H+ + C2H3O2-
NaC2H3O2 Na+ + C2H3O2-
Bila ke dalam larutan penyangga tersebut ditambahkan sedikit larutan asam
klorida (HCl). Asamklorida dalam larutan akan mengion menghasilkan ion H+
menurut reaksi :
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
Penambahan ion H+ tersebut akan diikat oleh ionasetat membentuk asam asetat
sehingga perubahan pH larutan sangat kecil.
Bila yang ditambahkan ke dalam larutan penyangga tersebut adalah basa,
misalnya larutan natrium hidroksida (NaOH). Natrium hidroksida dalam
larutannya akan terionisasi menghasilkan ion OH- menurut reaksi :
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
Penambahan ion OH- berbarti pengikatan ion H+ maka asam asetat akan
mengion lebih banyak untukmenghasilkan ion H+ lebih banyak pula sehingga
perubahan pH sangat kecil. Pada pengenceran larutan penyangga, juga tidak
akan mengubah harga pH larutan. Untuk lebih jelasnya amatilah perbedaan
perubahan pH larutan penyangga dan bukan penyangga pada percobaan berikut
ini.
Nama Alat dan Bahan Ukuran/Satuan Jumlah
Alat :· Gelas kimia· Labu Erlenmeyer· pH meter· Gelas ukur· Gelas ukur· Buret· Statif /klem· Pengaduk/spatula
100 mL100 mL
-50 mL10 mL50 mL
--
11
1 set11111
ALAT DAN BAHAN
Bahan :· Akuades· Larutan NaCl· Larutan NH4OH· Larutan NH4Cl· Larutan HCl· Larutan NaOH
-0,1 M0,1 M0,1 M0,1 M0,1 M
Secukupnya60 mL30 mL30 mL50 mL50 mL
Pembuatan larutan penyangga :
1. Mencampurkan 30 mL larutan NH4OH 0,1M dengan 30 mL larutan NH4Cl
0,1M
2. Mengukur harga pH larutan mengggunakan kertas indikator universal
dan mencatat hasilnya
Pengaruh penambahan sedikit basa kuat , asam kuat dan pengenceran pada
larutan penyangga :
1. Memasukkan masing-masing 20 mL larutan penyangga tersebut ke
dalam 3 buah gelas kimia yang berbeda
2. Memasukkan larutan-larutan berikut pada gelas kimia tersebut :
a). Pada gelas kimia 1,
Menambahkan larutan HCl 0,1M sebanyak 20 mL melalui buret,
tetes demi tetes ke dalam gelas kimia yang berisi larutan
penyangga. Kemudian mengukur pH larutan setiap penambahan
0,5 mL larutan HCl 0,1M sampai 20 mL.
b). Pada gelas kimia 2,
Menambahkan larutan NaOH 0,1M sebanyak 20 mL melalui buret,
tetes demi tetes ke dalam gelas kimia yang berisi larutan
penyangga. Kemudian mengukur pH larutan setiap penambahan
0,5 mL larutan NaOH 0,1M sampai 20 mL.
PROSEDUR KERJA
c). Pada gelas kimia 3,
Menambahkan air suling sebanyak 20 mL melalui buret, tetes
demi tetes ke dalam gelas kimia yang berisi larutan penyangga.
Kemudian mengukur pH larutan setiap penambahan 0,5 mL air
suling
Pengaruh penambahan sedikit basa kuat, asam kuat dan pengenceran pada
larutan bukan penyangga :
1. Memasukkan masing-masing 20 mL larutan NaCl 0,1M ke dalam 3 buah
gelas kimia yang berbeda
2. Memasukkan larutan-larutan berikut pada gelas kimia tersebut :
a). Pada gelas kimia 1,
Menambahkan larutan HCl 0,1M sebanyak 20 mL melalui buret,
tetes demi tetes ke dalam gelas kimia yang berisi larutan
penyangga. Kemudian mengukur pH larutan setiap penambahan
0,5 mL larutan HCl 0,1M sampai 20 mL.
b). Pada gelas kimia 2,
Menambahkan larutan NaOH 0,1M sebanyak 20 mL melalui buret,
tetes demi tetes ke dalam gelas kimia yang berisi larutan
penyangga. Kemudian mengukur pH larutan setiap penambahan
0,5 mL larutan NaOH 0,1M sampai 20 mL.
d). Pada gelas kimia 3,
Menambahkan air suling sebanyak 20 mL melalui buret, tetes
demi tetes ke dalam gelas kimia yang berisi larutan penyangga.
Kemudian mengukur pH larutan setiap penambahan 0,5 mL air
suling
· pH larutan awalLarutan Harga pH
NH4OH + NH4Cl ………Akuades ………HCl 0,1M ………
NaOH 0,1M ………NaCl 0,1M ………
DATA PERCOBAAN
· Pengaruh penambahan asam kuat dan basa kuatpH larutan penyangga pH larutan bukan penyangga
VolumePenambahan
HCl 0,1MPenambahanNaOH 0,1M
VolumePenambahan
HCl 0,1MPenambahanNaOH 0,1M
1 0,5 mL ……… ……… 1 0,5 mL ……… ………2 1,0 mL ……… ……… 2 1,0 mL ……… ………3 1,5 mL ……… ……… 3 1,5 mL ……… ………4 2,0 mL ……… ……… 4 2,0 mL ……… ………5 2,5 mL ……… ……… 5 2,5 mL ……… ………6 3,0 mL ……… ……… 6 3,0 mL ……… ………7 3,5 mL ……… ……… 7 3,5 mL ……… ………8 4,0 mL ……… ……… 8 4,0 mL ……… ………9 4,5 mL ……… ……… 9 4,5 mL ……… ………
10 5,0 mL ……… ……… 10 5,0 mL ……… ………11 5,5 mL ……… ……… 11 5,5 mL ……… ………12 6,0 mL ……… ……… 12 6,0 mL ……… ………13 6,5 mL ……… ……… 13 6,5 mL ……… ………14 7,0 mL ……… ……… 14 7,0 mL ……… ………15 7,5 mL ……… ……… 15 7,5 mL ……… ………16 8,0 mL ……… ……… 16 8,0 mL ……… ………17 8,5 mL ……… ……… 17 8,5 mL ……… ………18 9,0 mL ……… ……… 18 9,0 mL ……… ………19 9,5 mL ……… ……… 19 9,5 mL ……… ………20 10,0 mL ……… ……… 20 10,0 mL ……… ………21 10,5 mL ……… ……… 21 10,5 mL ……… ………22 11,0 mL ……… ……… 22 11,0 mL ……… ………23 11,5 mL ……… ……… 23 11,5 mL ……… ………24 12,0 mL ……… ……… 24 12,0 mL ……… ………25 12,5 mL ……… ……… 25 12,5 mL ……… ………26 13,0 mL ……… ……… 26 13,0 mL ……… ………27 13,5 mL ……… ……… 27 13,5 mL ……… ………28 14,0 mL ……… ……… 28 14,0 mL ……… ………29 14,5 mL ……… ……… 29 14,5 mL ……… ………30 15,0 mL ……… ……… 30 15,0 mL ……… ………31 15,5 mL ……… ……… 31 15,5 mL ……… ………32 16,0 mL ……… ……… 32 16,0 mL ……… ………33 16,5 mL ……… ……… 33 16,5 mL ……… ………34 17,0 mL ……… ……… 34 17,0 mL ……… ………35 17,5 mL ……… ……… 35 17,5 mL ……… ………36 18,0 mL ……… ……… 36 18,0 mL ……… ………37 18,5 mL ……… ……… 37 18,5 mL ……… ………38 19,0 mL ……… ……… 38 19,0 mL ……… ………39 19,5 mL ……… ……… 39 19,5 mL ……… ………40 20,0 mL ……… ……… 40 20,0 mL ……… ………
· PengenceranPenambahan
air suling pH larutan penyanggapH larutan bukan
penyangga1 0,5 mL ……… ………2 1,0 mL ……… ………3 1,5 mL ……… ………4 2,0 mL ……… ………5 2,5 mL ……… ………6 3,0 mL ……… ………7 3,5 mL ……… ………8 4,0 mL ……… ………9 4,5 mL ……… ………
10 5,0 mL ……… ………11 5,5 mL ……… ………12 6,0 mL ……… ………13 6,5 mL ……… ………14 7,0 mL ……… ………15 7,5 mL ……… ………16 8,0 mL ……… ………17 8,5 mL ……… ………18 9,0 mL ……… ………19 9,5 mL ……… ………20 10,0 mL ……… ………21 10,5 mL ……… ………22 11,0 mL ……… ………23 11,5 mL ……… ………24 12,0 mL ……… ………25 12,5 mL ……… ………26 13,0 mL ……… ………27 13,5 mL ……… ………28 14,0 mL ……… ………29 14,5 mL ……… ………30 15,0 mL ……… ………31 15,5 mL ……… ………32 16,0 mL ……… ………33 16,5 mL ……… ………34 17,0 mL ……… ………35 17,5 mL ……… ………36 18,0 mL ……… ………37 18,5 mL ……… ………38 19,0 mL ……… ………39 19,5 mL ……… ………40 20,0 mL ……… ………
Pengaruh penambahan asam kuat
1. Pada penambahan ke berapa, pH larutan penyangga mulai berubah
secara signifikan?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
2. Pada penambahan ke berapa, pH larutan bukan penyangga mulai
berubah secara signifikan?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
3. Bandingkan perubahan pH larutan-larutan tersebut. Larutan manakah
yang perubahan pH-nya paling kecil?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Pengaruh penambahan basa kuat
1. Pada penambahan ke berapa, pH larutan penyangga mulai berubah
secara signifikan?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
2. Pada penambahan ke berapa, pH larutan bukan penyangga mulai
berubah secara signifikan?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
PERTANYAAN
3. Bandingkan perubahan pH larutan-larutan tersebut. Larutan manakah
yang perubahan pH-nya paling kecil?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Pengenceran
1. Pada penambahan ke berapa, pH larutan penyangga mulai berubah
secara signifikan?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
2. Pada penambahan ke berapa, pH larutan bukan penyangga mulai
berubah secara signifikan?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
3. Bandingkan perubahan pH larutan-larutan tersebut. Larutan manakah
yang perubahan pH-nya paling kecil?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
4. Pertanyaan-pertanyaan tersebut, yang dimaksud dengan larutan
penyangga adalah?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Dalam air murni terdapat ion H+ (atau H3O+) dan ion OH- dalam
konsentrasi yang sama, yang sangat kecil. Bila konsentrasi H+ sama dengan
konsentrasi OH- maka larutan bersifat netral. Jika konsentrasi H+ lebih besar
daripada konsentrasi OH- maka larutan tersebut bersifat asam. Sedangkan jika
konsentrasi H+ lebih kecil daripada konsentrasi OH- maka larutan tersebut
bersifat basa.
Bila garam dilarutkan dalam air, larutannya dapat bersifat asam, basa
atau netral bergantung pada jenis garamnya. Suatu larutan amonium nitrat
(NH4NO3) dapat memerahkan kertas lakmus biru, jadi larutan garam tersebut
bersifat asam. Suatu larutan natrium sianida (NaCN) dapat membirukan kertas
lakmus merah, jadi larutan garam tersebut bersifat basa. Sedangkan larutan
amonium asetat (NH4C2H3O2) tidak mempunyai pengaruh pada kertas lakmus,
jika larutan tersebut bersifar netral.
Untuk menerangkan hal ini, yang harus diperhatikan adalah reaksi kation
atau anion dari suatu garam dengan air, reaksi ini disebut hidrolisis. Dalam arti
yang luas, hidrolisis adalah reaksi antara zat apa saja dan air serta tidak terbatas
pada larutan garam. Ada dua macam hidrolisis, yaitu hidrolisis total dan
hidrolisis parsial (sebagian). Contoh hidrolisis adalah pengionan asam asetat
dalam air.
HC2H3O2 + H2O H3O+ + C2H3O2-
DASAR TEORI
Sifat larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan basa pembentuk garam
tersebut. Berikut akan dijelaskan beberapa kasus yang terjadi apabila garam
dilarutkan dalam air.
1. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat
Garam yang terdiri dari kation (Li+, Na+,K+, Ba2+, Sr2+) dari basa kuat,dan
anion (Cl-, NO3-, SO42-) dari asam kuat membentuk larutan yang bersifat
netral. Contohnya adalah kalium klorida (KCl), natrium nitrat (NaNO3),
barium klorida (BaCl2).
2. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat
Garam yang terdiri dari kation (dari) basa kuat dan anion (dari) asam lemah,
membentuk larutan yang bersifat basa. Contohnya adalah natrium sianida
(NaCN).
3. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah
Garam yang terdiri dari kation (dari) basa lemah dan anion (dari) asam kuat,
membentuk larutan yang bersifat asam. Contohnya adalah amonium nitrat
(NH4NO3).
4. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah
Garam yang terdiri dari asam lemah dan basa lemah, kedua ion yang berasal
dari asam lemah dan basa lemah tersebut akan mengalami hidrolisis.
Larutan dapat bersifat netral, asam atau basa bergantung pada kuat relatif
kation asam dan anion basa tersebut.
Nama Alat dan Bahan Ukuran/Satuan Jumlah
Alat :· Plat tetes· Pipet tetes· Penjepit/pinset
---
111
ALAT DAN BAHAN
Bahan :· Larutan NaCl· Larutan (NH4)2SO4
· Larutan CH3COONa· Larutan Na2CO3
· Larutan AlCl3
· Kertas lakmus merah· Kertas lakmus biru
1 M1 M1 M1 M1 M
--
2 mL2 mL2 mL2 mL2 mL
5 lembar5 lembar
1. Meletakkan kertas lakmus merah dan biru ke dalam lubang plat tetes
yang berbeda menggunakan penjepit/pinset
2. Memasukkan dua tetes larutan yang akan diuji ke dalam lubang plat
tetes yang berisi kertas lakmus merah dan dua tetes larutan yang sama
ke dalam lubang plat tetes yang berisi kertas lakmus biru
3. Mengamati perubahan warna kertas lakmus merah dan biru, dan
mencatat hasilnya.
Larutan GaramPerubahan Warna
Sifat GaramLakmusMerah
Lakmus Biru
NaCl 1M …… …… ……
(NH4)2SO4 1M …… …… ……
CH3COONa 1M …… …… ……
Na2CO3 1M …… …… ……
AlCl3 1M …… …… ……
PROSEDUR KERJA
DATA PERCOBAAN
1. Dari percobaan di atas, sebutkan masing-masing garam yang bersifat
netral, asam dan basa!
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
2. Mengapa larutan garam dapat bersifat netral, asam dan basa?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
3. Tuliskan reaksi yang terjadi pada masing-masing garam yang dilarutkan
ke dalam air!
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
4. Sebutkan contoh lain garam yang bersifat netral, asam dan basa!
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
PERTANYAAN
Jika kita melarutkan sedikit AgCl ke dalam air, maka AgCl akan larut dan
kita akan memperoleh larutan garam AgCl. Jika kita kemudian menambahkan
lebih banyak AgCl, apa yang akan terjadi?apakah AgCl tambahan tersebut akan
larut juga? Adakah batasan kelarutan suatu zat dalam pelarutnya?
Karena garam seperti AgCl dianggap sebagai elektrolit kuat, semua AgCl
yang larut dalam air dianggap terurai sempurna menjadi ion Ag+ dan Cl-.
Persamaan kesetimbangannya dalam larutan adalah sebagai berikut :
AgCl(s) ⇌ Ag+(aq) + Cl-(aq)
Sehingga,
Kc =-
Karena AgCl adalah padatan dan dianggap konstan, maka
Kc [AgCl] = Ksp = [Ag+][Cl-]
Dimana Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan (solubility product
constant), yaitu hasil kali konsentrasi tiap ion yang dipangkatkan dengan
koefisien stoikiometrinya di dalam persamaan kesetimbangan.
Contoh :
CaF2(s) ⇌ Ca2+(aq) + 2F-(aq) Ksp = [Ca2+][F-]2
Al(OH)3(s) ⇌ Al3+(aq) + 3OH-(aq) Ksp = [Al3+][OH-]3
DASAR TEORI
Nilai kelarutan suatu zat berbeda-beda. Semakin besar nilai kelarutan, berarti
zat tersebut semakin mudah larut.
Tabel. Konstanta Hasilkali Kelarutan pada suhu 25oCSenyawa Ksp
Barium karbonat [BaCO3] 8,1 x 10-33
Kalsium fosfat [Ca3(PO4)3] 1,2 x 10-26
Tembaga(I) bromida [CuBr] 4,2 x 10-8
Besi(III) hidroksida [Fe(OH)3] 1,1 x 10-36
Timbal(I) kromat [PbCrO4] 2,0 x 10-14
Perak karbonat [Ag2CO3] 8,1 x 10-12
Strontium sulfat [SrSO4] 3,8 x 10-7
Harga Ksp suatu senyawa dapat digunakan untuk memperkirakan
pengendapan zat elektrolit dalam larutan. Hal ini dilakukan dengan
membandingkan nilai Ksp dengan kuotion reaksi (Qc). Qc adalah hasil kali
konsentrasi molar awal dari ion-ion dalam larutan.
Contoh :
Garam BaCO3 dilarutkan ke dalam air dan terurai menjadi ion Ba2+ dan CO32-
sesuai dengan persamaan reaksi berikut
BaCO3 (s) ⇌ Ba2+(aq) + CO32-(aq)
Q = [Ba2+][CO32-]
Hubungan yang mungkin antara Q dan Ksp adalah :
1. Q < Ksp, larutan belum jenuh
2. Q = Ksp, larutan jenuh
3. Q > Ksp, larutan lewar jenuh
Suatu larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang mengandung zat
terlarut dalam jumlah yang diperlukan untuk memperoleh kesetimbangan
dengan zat yang tak larut. Banyaknya zat terlarut yang melarut dalam sejumlah
zat pelarut untuk menghasilkan larutan jenuh disebut kelarutan. Lazimnya
kelarutan dinyatakan dalam gram zat terlarut per 100 cm3 atau 100 gram
pelarut pada temperatur yang ditentukan. Selain larutan jenuh, kita juga
mengenal larutan yang kurang jenuh, yaitu suatu larutan yang masih dapat
melarutkan zat terlarut. Dalam larutan kurang jenuh, belum terjadi
kesetimbangan antara zat terlarut dan zat yang tidak larut. Larutan yang sudah
tidak dapat melarutkan zat terlarut sehingga terbentuk endapan disebut larutan
lewat jenuh.
Nama Alat dan Bahan Ukuran/Satuan Jumlah
Alat :· Buret· Statif· Klem· Pipet tetes· Labu Erlenmeyer
50 mL---
100 mL
11111
Bahan :· Larutan jenuh kalsium hidroksida
(Ca(OH)2) dalam air suling· Larutan jenuh kalsium hidroksida
(Ca(OH)2) dalam larutanNaOH 0,025M
· Larutan jenuh kalsium hidroksida(Ca(OH)2) dalam larutanNaOH 0,050M
· Larutan HCl· Indikator fenolftalein
-
-
-
0,100 M-
25 mL
25 mL
25 mL
50 mLSecukupnya
ALAT DAN BAHAN
1. Merancang peralatan titrasi
2. Mengisi buret dengan larutan HCl 0,100M hingga volumenya tepat pada
skala nol.
3. Memasukkan 25 larutan jenuh kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dalam air
suling ke dalam labu Erlenmeyer.
4. Memasukkan 2 tetes indikator fenolftalein ke dalam labu Erlenmeyer.
5. Menitrasi larutan tersebut dengan larutan HCl 0,100M
6. Mengehentikan titrasi bila warna merah pada larutan tepat hilang
7. Mencatat volume larutan HCl 0,100M yang digunakan
8. Mengulangi titrasi sebanyak dua kali
9. Mengulangi urutan prosedur kerja di atas untuk larutan jenuh kalsium
hidroksida (Ca(OH)2) dalam berbagai konsentrasi larutan natrium
hidroksida
Larutan jenuh Ca(OH)2 dalamLarutan HCl 0,100M (mL)
1 2 Rata-rata
Air suling ………… ………… …………
Larutan NaOH 0,025M ………… ………… …………
Larutan NaOH 0,050M ………… ………… …………
PROSEDUR KERJA
DATA PERCOBAAN
1. Bagaimanakah pengaruh NaOH terhadap kelarutan Ca(OH)2?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
2. Berapakah kelarutan Ca(OH)2 dalam air suling?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
3. Berapakah kelarutan Ca(OH)2 dalam larutan NaOH 0,025M ?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
4. Berapakah kelarutan Ca(OH)2 dalam larutan NaOH 0,050M ?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
5. Berapa harga hasil kali kelarutan Ca(OH)2 di atas?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
PERTANYAAN