Post on 25-Jul-2015
PRAKTIKUM X
Topik : Daun
Tujuan : Untuk mengamati macam-macam susunan struktur anatomi daun
Hari/ Tanggal : Sabtu, 7 Mei 2011
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Silet
2. Kaca benda dan kaca penutup
3. Pipet tetes
4. Mikroskop
5. Gelas kimia
6. Baki
Bahan :
1. Daun padi (Oryza sativa)
2. Daun beringin (Ficus benjamina)
3. Daun jeruk (Citrus sp.)
4. Daun jagung (Zea mays)
5. Aquades
II. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menyayat secara melintang dan setipis mungkin masing-masing daun padi
(Oryza sativa), daun beringin (Ficus benjamina), daun jeruk (Citrus sp.), dan
daun jagung (Zea mays).
3. Meletakkan masing-masing sayatan di atas kaca benda, memberi setetes
aquadest dan menutup dengan kaca penutup.
4. Mengamati masing-masing preparat di bawah mikroskop.
5. Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan.
III. TEORI DASAR
Seperti halnya batang dan akar maka daun juga tersusun atas 3 sistem
jaringan yaitu jaringan kulit, jaringan dasar dan jaringan vaskuler. Jaringan dasar
atau mesofil terletak diantara ke dua epidermis yang merupakan daerah
fotosintesis utama. Pada kebanyakan daun dikotil mesofil terdeferensiasi menjadi
parenkim palisade dan parenkim spon. Sel-sel palisade bentuknya memanjang,
mengandung banyak kloroplas, menempati ½ - 2/3 mesofil. Spon parenkim
terbentuk tidak teratur, bercabang, mengandung lebih sedikit kloroplas. Pada
penampang melintang, susunan anatomi daun dapat simetris, artinya jaringan
tiang terdapat di bagian dorsal maupun ventral daun (disebut daun isobilateral atau
isolateral), dapat pula tidak simetris, jaringan tiang hanya terdapat di sisi ventral
saja (disebut daun dorsiventral atau bifasial). Selain itu ada yang susunannya
sentris, yaitu daun dengan mesofil yang tersusun radial simetris ke segala arah,
terdapat pada daun berbentuk jarum misalnya daun Pinus sp. Berkas pengangkut
pada daun mempunyai susunan seperti pada batangnya walaupun tidak seluas
yang terdapat pada batang. Semakin dekat dengan tulang daun yang kecil-kecil
berkas pengangkut susunannya semakin sederhana (Sumardi dan Agus 1993).
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Daun padi (Oryza sativa)
Keterangan:
1. Epidermis
2. Sel kipas (buliform)
3. Jaringan tiang
4. Trikoma
Perbesaran (40 x 10)
Menurut literatur:
Keterangan:
1. Epidermis atas
2. Sel kipas
3. Epidermis bawah
Sumber: http://www.mobot.org/MOBOT/Research/davidse/canastra/figure2b.jpg
2. Daun Beringin (Ficus benjamina)
Keterangan:
1. Epidermis
2. Jaringan tiang
3. Jaringan bunga karang
Perbesaran (40 x 10)
Menurut Literatur:
Sumber: http://bima.ipb.ac.id/~tpbipb/materi/bio100/Gambar/vegetatif_tnm/ficus_elastica.jpg
Keterangan:1. Lapisan kutikula
2. Epidermis ganda
3. Jaringan tiang
4. Litokis
5. Sistolit
6. Jaringan bunga karang
7. Berkas pengangkut
8. Epidermis bawah
9. Sklerenkim
10. Stoma
Sumber: http://endangpurwaningsih.freehostia.com
3. Daun jeruk (Citrus sp.)
Keterangan:
1. Epidermis atas
2. Jaringan tiang
3. Jaringan bunga karang
4. Epidermis bawah
Perbesaran (40 x 10)
Menurut literatur:
Sumber: http://1.bp.blogspot.com/_VSGOuAjm3tE/SGxKWB_ak6I/AAAAAAAAAP4/dZVhCE7sqws/s200/penampang+melintang+daun.bmp
4. Daun jagung (Zea mays)
Keterangan:
1. Epidermis atas
2. Lapisan kutikula
3. Epidermis bawah
Perbesaran (40 x 10)
Menurut literatur:
Keterangan:
1. Epidermis
2. Sel buliform
3. Berkas pengangkut
Sumber:
http://1.bp.blogspot.com/_FaDvfIKTkCs/SatZ-1TcjSI/AAAAAAAAAEw /Mmdj_
HwOu0I/s400/anatomi+daun.JPG
Anatomi daun secara umum
Sumber: http://bima.ipb.ac.id/~tpbipb/materi/bio100/Gambar/vegetatif_tnm/daun.jpg
V. ANALISIS DATA
1. Daun Padi (Oryza sativa)
Klasifikasi:
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Subclassis : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Familia : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa
Sumber : (Cronquist. 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan terhadap daun
padi dengan perbesaran 40 x 10, nampak adanya epidermis, jaringan tiang,
maupun derivat epidermis yang berupa trikoma. Epidermis terletak pada
permukaan atas dan permukaan bawah daun. Dinding sel epidermis mengalami
penebalan yang tidak merata dan penebalan itu umumnya terdiri dari kutin.
Pada daun padi ini terdapat sel-sel yang mengelilingi berkas pengangkut.
Terdiri dari sel parenkim yang berdinding tipis. Seludang berkas pengangkut
pada daun padi berlapis satu. Sel-sel seludang ini mengandung kloroplas, yang
lebih kecil dari kloroplas dalam sel-sel mesofil. Karena sel-sel seludang bersifat
parenkim sehingga dapat menyimpan pati dan membentuk seludang pati. Sel-sel
seludang sebelah dalam yaitu seludang mestom, dinding menebal dan
mengandung lamela hergabus. Lamela ini dilubangi oleh plasmodesmata. Jadi
seludang mestom analog dengan endodermis.
Derivat epidermis yang nampak dari pengamatan yaitu :
Trikoma; pada daun padi ini banyak trikoma memanjang yang terdiri atas
banyak sel.
Sel kipas (bulliform cell), sel-selnya besar dengan dinding tipis dan vakuola
yang besar. Terdapat di permukaan atas daun, banyak mengandung air,
sedikit atau tanpa klorofil. Sel kipas berisi silika berfungsi untuk mengurangi
penguapan dengan jalan menggulung daun.
Adapun trikoma dan sel kipas, sebenarnya ada derivat epidermis lain yaitu
stoma namun pada pengamatan stoma ini tidak nampak. Hal ini dimungkinkan
karena kekurangtelitian pada saat pengamatan. Stomata tersebar merata di
seluruh permukaan daun, tersusun menurut alur-alur tertentu. Sel-sel epidermis
daun tidak mengandung kloroplas.
Stoma pada daun padi bagian atas dan bawah sahingga disebut daun
amfistomatik. Stomata berfungsi sebagai jalan bagi pertukaran gas pada tubuh
tumbuhan dan sebagai pengatur besarnya transpirasi. Di antara epidermis atas
dan bawah serta antara berkas pengangkut terdapat mesofil. Mempunyai dinding
yang tipis. Pada daun padi, mesofilnya tidak berdifferensiasi menjadi jaringan
tiang dan jarnigan bunga karang, tetapi tersusun atas sel parenkim yang struktur
dan ukurannya seragam.
2. Daun Beringin (Ficus benjamina)
Klasifikasi:
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassis : Hammameliidae
Ordo : Urticales
Familia : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies : Ficus benjamina
Sumber : (Cronquist. 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada daun beringin
dengan perbesaran 40 x 10 terlihat adanya epidermis, jaringan tiang dan jaringan
bunga karang. Epidermis pada daun beringin merupakan epidermis ganda sebagai
hasil pembelahan periklinal protoderm. Epidermis pada daun Ficus ini terdiri dari
beberapa lapis sel, yang pada pengamatan kali ini terlihat tersusun atas 2 lapis sel
yang susunannya sangat rapat. Di bagian bawahnya lagi terlihat adanya jaringan
tiang (palisade), yang tersusun agak rapat dengan bentuk selnya yang agak
memanjang. Kemudian di sebelah dalamnya lagi terdapat bagian yang merupakan
tempat bagi berkas pengangkut. Jumlah epidermis bagian atas lebih banyak
daripada permukaan bawah. Namun, pada pengamatan kali ini pada berkas
pengangkut tidak terlihat dengan jelas karena yang terlihat pada mikroskop
hanyalah berupa garis-garis tebal yang menutupi jaringan ini, sehingga antara
xylem dan floem pun belum dapat dibedakan dengan jelas.
Sel epidermis merupakan modifikasi dari epidermis yang bentuknya lebih
besar dari epidermis normal. Pada daun ini terdapat derivat epidermis yang berupa
sel litokis. Litokis mengandung sistolit yang terdiri atas selulosa dan diresapi oleh
kalsium karbonat (Kristal CaCO3) yang bentuknya tidak teratur dan mengisi
seluruh ruang antar sel. Di dalam litokis terdapat tonjolan yang disebut sistolit.
Sistolit terdiri atas selulosa dan diresapi oleh kalsium karbonat. Sedangkan pada
epidermis bawah terdapat sel-sel yang tidak mengandung kloroplas atau
hipodermis. Yang merupakan pertumbuhan seperti tangkai sari dari dinding sel ke
arah lumen sel.
Di antara epidermis atas dan epidermis bawah serta antara berkas
pengangkut terdapat mesofil. Mesofil pada daun beringin berdifferensiasi menjadi
jaringan tiang dan jaringan bunga karang. Sel-sel penyusun jaringan tiang
berbentuk silindris, tegak pada permukaan daun dan mengandung banyak
kloroplas karena berfungsi untuk menangkap cahaya. Jaringan tiang ini hanya
terdapat pada bagian atas daun sehingga daunnya disebut daun dorsiventral.
Pada daun beringin epidermis dapat berperan sebagai jaringan penguat
karena strukturnya yang padat (kompak) dan kekuatan kutikulanya. Selain itu
kolenkim juga memiliki peran yang sama, biasanya terdapat di dekat tulang daun
yang lebih besar dan juga pada tepi-tepi daun.
Jaringan bunga karang tersusun oleh sel-sel yang tidak teratur, berdinding
tipis, mempunyai kloroplas yang sedikit dibandingkan dengan jaringan tiang.
Pada jaringan ini terdapat ruang antar sel yang besar sehingga terjadi pertukaran
antar sel yang mudah karena berhubungan dengan lubang stomata. Pada daun
beringin epidermis dapat berperan sebagai jaringan penguat karena strukturnya
yang apdat (kompak) dan kekuatan kutikulanya. Selain itu kolenkim juga
berperan yang sama, biasanya terdapat di dekat tulang daun yang lebih besar dan
juga pada tepi-tepi daun.
3. Daun Jeruk (Citrus sp.)
Klasifikasi:
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassis : Rosiidae
Ordo : Sapindales
Familia : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.
Sumber : (Cronquist. 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada daun jeruk
dengan perbesaran 40 x 10 terlihat adanya jaringan epidermis dengan sel-selnya
yang rapat di permukaan atas maupun bawah daun. Jumlah lapisan epidermis
bagian atas biasanya lebih banyak daripada permukaan bawahnya. Pada epidermis
permukaan atas daun tampak adanya stoma yang berfungsi sebagai tempat keluar
masuknya udara. Daun jeruk bersifat dorsiventral karena, jaringan tiang tersusun
di bagian epidermis atas dan jaringan bunga karang terdapat pada bagian
epidermis bawah.
Pada daun jeruk terdapat berbagai sistem jaringan yaitu :
a) Epidermis dan derivatnya
Seperti pada tumbuhan lainnya, bagian terluar daun jeruk adalah
epidermis. Epidermis in terletak di bagian atas dan bawah daun. Jumlah lapisan
bagian atas lebih banyak dibandingkan pada lapisan bawah.
Dinding selnya mengalami penebalan yang tidak merata. Penebalan itu
terdiri dari kutin yang membentuk suatu lapisan kutikula. Stomata sebagai
derivate epidermis terdapat pada kedua permukaan daun yang disebut
amfistomatik. Stomata tersebar merata di permukaan daun. Sel-sel epidermi daun
tidak mengandung kloroplas, kecuali pada sel penutup.
b) Kelenjar
Adapun yang khas pada daun jeruk adalah adanya kelenjar yang
mempunyai bau yang khas. Struktur kelenjar pada daun jeruk berfungsi sebagai
pengeluaran air serta senyawa-senyawa lain. Sekret dapat dikelurkan dari kelenjar
atau terlepas bersama kehancuran sel-sel tersebut. Kelenjar biasanya terdapat di
ujung berkas pengangkut.
Struktur ini terdiri atas massa sel parenkim yang padat dan disinilah
tempat berakhir berkas pembuluh. Parenkim ini dikelilingi epitelium yang bersifat
kelenjar. Sel-sel epidermis ini kebanyakan memanjang ke arah tegak lurus
terhadap permukaan kelenjar dan mempunyai sitoplasma rapat dan nukleus yang
besar. Kelenjar pada daun jeruk adalah kelenjar minyak atsiri yang terdapat pada
mesofil. Terjadinya secara lisigen yang membentuk sekresi dalam sel dan
melepaskannya setelah sel hancur, sehingga karena lisis terjadilah rongga. Sel-
selnya mengandung zat resin.
c) Mesofil
Mesofil merupakan jaringan dasar yang bersifat parenkim dan terletak di
sebelah dalam epidermis. Mesofil kemudian berdifferensiasi membentuk jaringan
palisade (tiang) dan jaringan bunga karang. Sel-sel penyusun jaringan tiang
memanjang, berbentuk silindris seperti tongkat dan tersusun sejajar. Sel-sel
palisade pada daun jeruk berbaris ganda, sering dijumpai di kedua sisi daun, atas
dan bawah. Daun seperti ini di sebut daun yang bersifat isolateral dan isobilateral.
Jaringan palisade mempunyai spesialisasi sehingga efisiensi fotosintesis
meningkat. Karena bentuk dan susunan palisade itu sehingga kloroplas dapat
tersusun sedemikian. Yang mana susunan tersebut dapat mamaksimalkan
pemanfaatan cahaya.
Jaringan bunga karang mempunyai bentuk sel yang beragam, berdinding
tipis dan mengandung kloroplas lebih sedikit dibandingkan jarinagn tiang.
Mempunyai ruang antar sel yang besar sehingga terjadi pertukaran gas dengan
mudah karena berhubungan dengan lubang stomata.
4. Daun jagung (Zea mays)
Klasifikasi:
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Subclassis : Commeliniidae
Ordo : Poales
Familia : Gramineae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
Sumber : (Cronquist. 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada daun jagung,
terlihat adanya jaringan epidermis pada lapisan terluarnya. Jaringan epidermis ini
tersusun rapat, tanpa ruang antar sel dan memiliki dinding sel yang tipis, ukuran
sel-sel penyusunnya tidak terlalu besar. Pada jaringan epidermis ini terlihat
adanya bagian sel yang menggembung yang disebut sel kipas (bulliform) yang
merupakan modifikasi dari sel epidermis, berupa sederet sel yang berukuran lebih
besar dari sel epidermis normal yang dilengkapi dengan vakuola yang besar dan
dinding yang tipis. Fungsi dari sel kipas adalah untuk membantu mengurangi
penguapan/ transpirasi.
Selain sel epidermis juga terdapat jaringan parenkim yang berfungsi
sebagai penguat pada tanaman ini. Parenkim memiliki ukuran sel-sel penyusun
yang lebih besar jika dibandingkan dengan sel-sel penyusun epidermis di sebelah
atasnya. Di sebelah dalam dari jaringan ini terlihat adanya berkas pengangkut
yang tersusun atas xilem dan floem. Xilem terlihat memiliki ukuran yang lebih
besar daripada floem. Pada daun jagung, di antara dua berkas pengangkut, juga
ditemukan sarung mestoom yang dindingnya mengalami penebalan.
VI. KESIMPULAN
1. Susunan struktur anatomi pada daun umumnya terdiri atas epidermis dan
derivatnya, jaringan dasar yang menyusun mesofil daun, jaringan berkas
pengangkut, penguat dan jaringan sekretori.
2. Pada permukaan daun padi (Oryza sativa) terdapat jaringan epidermis yang
terdiri atas epidermis atas dan epidermis bawah. Pada jaringan epidermis ini
terlihat adanya bagian sel yang menggembung yang disebut sel kipas
(bulliform) yang berfungsi untuk membantu mengurangi penguapan/
transpirasi.
3. Pada daun beringin (Ficus benjamina) terlihat adanya jaringan epidermis yang
ditutupi kutikula pada bagian terluar, mesofil dan berkas pengangkut.
Epidermis pada daun Ficus ini terdiri atas 2 lapis sel yang susunannya sangat
rapat. Pada epidermis terdapat litokis yang mengandung sistolit.
4. Pada daun jeruk (Citrus sp.) terlihat adanya jaringan epidermis, mesofil dan
berkas pengangkut yang berupa xilem dan floem. Mesofil daun terdiri atas
jaringan tiang dan jaringan bunga karang. Pada daun jeruk juga terdapat
kelenjar minyak atsiri yang terdapat pada mesofil daun.
5. Pada daun jagung (Zea mays) terlihat adanya jaringan epidermis pada lapisan
terluarnya, parenkim dan berkas pengangkut yang berupa xilem dan floem,
serta sarung mestoom yang mengalami penebalan pada dindingnya.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Adrak, Adrian Rifarin, Muchyar dan Sri Amintarti. 2011. Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan.. PMIPA FKIP UNLAM. Banjarmasin.
Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.
http://bima.ipb.ac.id/~tpbipb/materi/bio100/Gambar/vegetatif_tnm/ficus_elastica.jpg
http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/bio100/Gambar/vegetatif_tnm/daun.jpg
http://1.bp.blogspot.com/_FaDvfIKTkCs/SatZ-1TcjSI/AAAAAAAAAEw /Mmdj_ HwOu0I/s400/anatomi+daun.JPG
http://1.bp.blogspot.com/_VSGOuAjm3tE/SGxKWB_ak6I/AAAAAAAAAP4/dZVhCE7sqws/s200/penampang+melintang+daun.bmp
http://endangpurwaningsih.freehostia.com
http://www.mobot.org/MOBOT/Research/davidse/canastra/figure2b.jpg
Soerodikoesoemo, Wibisono dan Sri Woelaningsih Santosa. 1987. Anatomi Tumbuhan. PT Karunia. Jakarta.
Sriwoelaningsih. 1984. Botani Dasar Sitologi. UGM Press. Yogyakarta.
Sumardi, Isserep dan Agus Pudjoarianto. 1993. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Depdikbud. Yogyakarta.