Ppt PLI Gardu induk

Post on 22-Jul-2015

588 views 89 download

Transcript of Ppt PLI Gardu induk

PEMELIHARAAN BAY TRAFO 60 MVA

MENGGUNAKAN THERMOVISI DI GARDU

INDUK PAUH LIMOOleh CHALIDAH RAHMI

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Padang

2014

PT PLN

(Persero) P3B

Sumatera

Dosen Pembimbing : Oriza Candra, ST, MT

Latar Belakang

Sumberdaya

manusia

Teknologidan industri

persaingan

Univesitas NegeriPadang

PraktekLapanganIndustri

Kemajuandan

pembangun

Tujuan

Merupakan salah satu mata kuliah wajibuntuk persyaratan dalam menyelesaikan

mata kuliah Praktek Lapangan Industri pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi S1

Pendidikan Teknik Elektro.

Pengalaman Kerja Praktek Lapangan Industribertujuan untuk memberikan bekal

pengalaman dunia kerja kepada mahasiswa.

Pengalaman Praktek Lapangan Industrimembina kemampuan dan keterampilan

mahasiswa dalam memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi di lapangan

sehingga dapat dijelaskan dalam bentuktulisan.

Pengalaman Praktek Lapangan Industribertujuan untuk menjalin hubungan timbal

balik antara dunia pendidikan dan duniaindustri yang saling membutuhkan.

Batasan Masalah

• Dalam laporan praktek lapangan industri ini penyusun membatasi pembahasan masalah tentang Pemeliharaan Bay Trafo 2 60 MVA menggunakan Thermovisi di Gardu Induk PauhLimo.

Tempat danWaktu

Pelaksanaan

• Kerja praktek Pengalaman Lapangan Industri ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) P3B Sumatera Unit Pelayanan Transmisi Padang Gardu Induk Pauh Limo dan waktu pelaksanaanselama 2 bulan dimulai dari tanggal 04 Agustus s/d 04 Oktober 2014.

Metode Penulisan

• Studi literature

• Tinjauan lapangan: Diskusi dan wawancara, Pembahasan, Kesimpulan

SistematikaPenulisan

• Bab I pendahuluan

• Bab II pembahasan

• Bab III penutup

DESKRIPSI P3B SUMATERA

Sejarah Umum P3B Sumatera

Proses restrukturisasi pengusahaan tenaga listrik di Indonesia masih terus berjalan.

Salah satunya adalah dengan penyiapan PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur

Beban Sumatera (P3B Sumatera) sebagai salah satu unit PT. PLN (Persero). P3B

Sumatera nantinya akan memiliki tugas dan lapangan usaha berupa pengoperasian dan

pengelolaan aset penyaluran serta melakukan transaksi energi listrik pada Sistem

Interkoneksi Sumatera. Organisasi PT PLN (Persero) P3B Sumatera dibentuk berdasarkan Keputusan Direksi PT

PLN (Persero) nomor No.179.K/DIR/010/2004. P3B Sumatera

bukanlah lembaga yang benar-benar baru sebab P3B Sumatera merupakan

penggabungan fungsi Penyaluran dari PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagut dan fungsi

Penyaluran PT PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel.

Visi, Misi, Motto, dan Tugas P3B Sumatera

Visi

• Menjalankan bisnis kelistrikan dan bisnis lain terkait berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

• Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

• Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatanekonomi.

• Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Misi

• Mengelola operasi sistem tenaga listrik secara andal.

• Melakukan usaha penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara efisien, andal, dan akrab lingkungan.

• Mengelola pasar tenaga listrik secara kompetitif, transparan, dan adil.

• Melaksanakan pembangunan instalasi sistem tenaga listrik Sumatera.

Motto

• “Kesinambungan Penyaluran Listrik untuk Sumatera (Continuity of Electricity for Sumatera)”

PERENCANAAN KEGIATAN PLI DI GARDU INDUK PAUH LIMO

PELAKSANAAN KEGIATAN PLI

1. KEGIATAN UMUM

2. KEGIATAN KHUSUS

PEMELIHARAAN BAY TRAFO 60 MVA MENGGUNAKAN THERMOVISI DI GARDU INDUK

PAUH LIMO

BAB II

A. Transformator

• Transformator Tenaga adalah suatu alat listrik yang dapat menyalurkan

tenaga / daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau

sebaliknya, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip

induksi – electro magnet

Berdasarkan fungsinya transformator daya dapat dibagi atas dua

jenis, yaitu:

1. Transformator penaik tegangan (step up)

2. Transformator penurun tegangan (step down)

Bagian-bagian utama dari suatu transformator tenaga adalah:

• Inti besi

• Kumparan

• Minyak transformator

• Tangki dan konservator

• Busing

Peralatan bantu transformator, antara lain yaitu:

Untuk mendeteksi transformator yang beroperasi maka dilengkapi dengan :

Sistem Pendingin

Tap changer (On Load Tap Changer)

Alat Pernapasan (Dehydrating Breather)

Thermometer

Permukaan minyak

B. Thermovisi

Ada 3 cara pemeliharaan pada trafo, yaitu :

Pengertian Thermovisi

Thermovisi adalah suatu metode pencitraan thermal/panas denganmenggunakan suatu perangkat yang dapat menafsirkan sinar infra

merah. Metoda ini digunakan pada pencitraan infra merah dankamera pengukuran untuk melihat dan mengukur energi thermal

yang dipancarkan suatu benda

• Sinar inframerah merupakan bagian dari spektrum

elektromagnetik yang kita rasakan sebagai panas. Inframerah

mempunyai panjang gelombang antara 750 nm hingga 100 µm

• Semakin tinggi temperatur benda, semakin besar radiasi

inframerah yang dipancarkan. Inframerah membantu kita

melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh mata.

Pada saat trafo dalam keadaanoperasi, bagian trafo yang dialiri arusakan menghasilkan panas. Panas pada

radiator trafo dan maintank yang berasal dari belitan trafo akan

memiliki tipikal suhu bagian atas akanlebih panas dari bagian bawah secara

gradasi. Sedangkan untuk bushing, suhu klem pada stud bushing akan

lebih panas dari sekitarnya.

Suhu yang tidak normal pada trafodapat diartikan sebagai adanya

ketidaknormalan pada bagian ataulokasi tersebut. Metoda pemantauansuhu trafo secara menyeluruh untuk

melihat ada tidaknya ketidaknormalanpada trafo dilakukan dengan

menggunakan thermovisi / thermal image camera.

Lokasi-lokasi pada trafo yang dipantau dengan thermovisi adalahsebagai berikut :

Maintank

Tangki OLTC

Radiator

Bushing

Klem-klem

Tangki

konservatorNGR

Evaluasi Hasil Thermovisi

• Perbedaan hasil ukur ini (Δt), dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

Kategori kondisi perbedaan hasil ukur

KATEGORI HASIL UKUR (Δt) KONDISI

I < 5°C (9°F) Awal kondisi panas

berlebih (overheating)

II 5–30°C (9–54°F) Peningkatan panas

berlebih (overheating)

III > 30°C (54°F) Panas berlebih

(overheating) akut

C. Pembahasan/Ulasan

• Gardu Induk Pauh Limo Bus I

Feeder 1, digunakan untuk pemakaian sendiri.

Feeder 2, untuk pendistribusian daya ke daerah Kuranji.

Feeder 3, untuk pendistribusian daya ke daerah Koto Tingga.

Feeder 4, untuk pendistribusian daya ke daerah TLK. Bayur 1.

Feeder 5, untuk pendistribusian daya ke daerah TLK. Bayur 2.

Feeder 6, untuk pendistribusian daya ke daerah BLK.

Feeder 7, untuk pendistribusian daya ke daerah Kandis I.

Feeder 8, untuk pendistribusian daya ke daerah Unand.

Feeder 9, untuk pendistribusian daya ke daerah Indarung I.

Feeder 10, untuk pendistribusian daya ke daerah Indarung II.

• Gardu Induk Pauh Limo Bus II

Feeder Limau Manis

Feeder UNAND

Feeder Belimbing

Feeder Iman Bonjol

Feeder Couple Bus

PH

T.S

.HA

RU

2

A

B

150 kV

PH

T.S

.HA

RU

1

PH

T.L

.ALU

NG

1

PH

T.P

.I.P

PH

T.I

ND

AR

UN

G 1

PH

T.I

ND

AR

UN

G 2

TD1

60 MVA

150/20 kV

TD2

60 MVA

150/20 kV

20 kV 20 kV

PS

. 1

PS

. 2

F2

. K

ura

nji

F3.

K.T

ing

ga

F4.

Tl. B

ayu

r

F5

. In

dustr

i

F6

. B

LK

I

F7

. K

an

dis

1

F8

. U

na

nd

F9.

Ag

reko

1

F1

0. 1

Ag

reko 2

J.0

2

J.0

3

J.0

4

J.0

5

J.0

6

J.0

7

J.0

8

KO

PL

ER

J.0

9

Una

nd

Lim

au M

an

is

Be

lim

bin

g

J.0

2

NC

BUS BARU

1. Inspeksi Level Satu

2. Inspeksi Level dua

• Maintank dan Radiator

• Tangki OLTC

Ar1

Ar2

Ar3Ar4 25.1

46.0 °C

30

40

FL IR Sy stem s

Ar1

Ar2

Ar3

23.4

55.0 °C

30

40

50

FL IR Sy stem s

•Bushing

•Klem-klem

Ar1

Ar2

Ar3

Ar4

Ar5

Ar6

Ar7

Ar8

Ar9

23.5

59.6 °C

30

40

50

FL IR Sy stem s

• Tangki konservator

• NGR

Ar1Ar2

Ar3

Ar4

Ar5

Ar6

17.2

64.0 °C

20

40

60

FL IR Sy stem s

Ar1

Ar2

Ar324.2

50.9 °C

30

40

50

FL IR Sy stem s

PENUTUP

BAB III

A. Kesimpulan

Kesimpulan

Thermovisi adalah suatu metode pencitraan thermal/ panas dengan menggunakan suatu perangkat seperti kamerayang dapat menafsirkan sinar infra merah dan suhu akan dapat dilihat pada skala warna (gradasi).

Pada Gardu Induk Pauh Limo terdapat 9 objek pengukuran thermovisi yaitu pada 6 (enam) bay line, 2 (dua) bay trafo dan 1 (satu) couple bus.

Pada Gardu Induk Pauh Limo pemeriksaan thermovisi dilakukan setiap bulan dan digunakan untuk melihat titik-titik sambungan pada instalasi setiap peralatan seperti : Klem

Konduktor

LA (Lightning Arrester)

CVT (Capacitive Voltage Transformer)

PMS (Pemisah)

CT (Current Transformer)

PMT (Pemutus Tenaga).

Hasil pengamatan thermovisi pada suatu bay di G.I. Pauh Limo akan dibandingkan perbedaan temperatur dari masing-masing fasanya (R, S, T) yang nantinya akan mendapatkan perbedaan hasil ukur (Δt) yang dikelompokkanmenjadi 3 (tiga) kategori, yaitu : Kategori I dengan perbedaan suhu < 5°C (9°F) termasuk awal kondisi panas berlebih (overheating)

Kategori II dengan perbedaan suhu 5–30°C (9–54°F) termasuk peningkatan panas berlebih (overheating)

Kategori III dengan perbedaan suhu > 30°C (54°F) termasuk panas berlebih (overheating) akut

Saran

Pada saat melakukan setiap kegiatan di area Gardu Indukhendaknya memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Mahasiswa dituntut lebih aktif lagi dalam menggali pengetahuan pada saat kerja praktek.

Dengan semakin meningkatnya teknologi, maka keterampilan teknisi maupun operator harus lebih ditingkatkan.

Untuk mempertahankan kondisi peralatan-peralatan maka harus dilakukan pemeliharaan dan pemeriksaan berkala serta perencanaan yang baik sebelum melakukan kegiatan.

TERIMA KASIH