Post on 22-Jul-2015
PEMELIHARAAN BAY TRAFO 60 MVA
MENGGUNAKAN THERMOVISI DI GARDU
INDUK PAUH LIMOOleh CHALIDAH RAHMI
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang
2014
PT PLN
(Persero) P3B
Sumatera
Dosen Pembimbing : Oriza Candra, ST, MT
Latar Belakang
Sumberdaya
manusia
Teknologidan industri
persaingan
Univesitas NegeriPadang
PraktekLapanganIndustri
Kemajuandan
pembangun
Tujuan
Merupakan salah satu mata kuliah wajibuntuk persyaratan dalam menyelesaikan
mata kuliah Praktek Lapangan Industri pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi S1
Pendidikan Teknik Elektro.
Pengalaman Kerja Praktek Lapangan Industribertujuan untuk memberikan bekal
pengalaman dunia kerja kepada mahasiswa.
Pengalaman Praktek Lapangan Industrimembina kemampuan dan keterampilan
mahasiswa dalam memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi di lapangan
sehingga dapat dijelaskan dalam bentuktulisan.
Pengalaman Praktek Lapangan Industribertujuan untuk menjalin hubungan timbal
balik antara dunia pendidikan dan duniaindustri yang saling membutuhkan.
Batasan Masalah
• Dalam laporan praktek lapangan industri ini penyusun membatasi pembahasan masalah tentang Pemeliharaan Bay Trafo 2 60 MVA menggunakan Thermovisi di Gardu Induk PauhLimo.
Tempat danWaktu
Pelaksanaan
• Kerja praktek Pengalaman Lapangan Industri ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) P3B Sumatera Unit Pelayanan Transmisi Padang Gardu Induk Pauh Limo dan waktu pelaksanaanselama 2 bulan dimulai dari tanggal 04 Agustus s/d 04 Oktober 2014.
Metode Penulisan
• Studi literature
• Tinjauan lapangan: Diskusi dan wawancara, Pembahasan, Kesimpulan
SistematikaPenulisan
• Bab I pendahuluan
• Bab II pembahasan
• Bab III penutup
DESKRIPSI P3B SUMATERA
Sejarah Umum P3B Sumatera
Proses restrukturisasi pengusahaan tenaga listrik di Indonesia masih terus berjalan.
Salah satunya adalah dengan penyiapan PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur
Beban Sumatera (P3B Sumatera) sebagai salah satu unit PT. PLN (Persero). P3B
Sumatera nantinya akan memiliki tugas dan lapangan usaha berupa pengoperasian dan
pengelolaan aset penyaluran serta melakukan transaksi energi listrik pada Sistem
Interkoneksi Sumatera. Organisasi PT PLN (Persero) P3B Sumatera dibentuk berdasarkan Keputusan Direksi PT
PLN (Persero) nomor No.179.K/DIR/010/2004. P3B Sumatera
bukanlah lembaga yang benar-benar baru sebab P3B Sumatera merupakan
penggabungan fungsi Penyaluran dari PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagut dan fungsi
Penyaluran PT PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel.
Visi, Misi, Motto, dan Tugas P3B Sumatera
Visi
• Menjalankan bisnis kelistrikan dan bisnis lain terkait berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.
• Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
• Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatanekonomi.
• Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Misi
• Mengelola operasi sistem tenaga listrik secara andal.
• Melakukan usaha penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara efisien, andal, dan akrab lingkungan.
• Mengelola pasar tenaga listrik secara kompetitif, transparan, dan adil.
• Melaksanakan pembangunan instalasi sistem tenaga listrik Sumatera.
Motto
• “Kesinambungan Penyaluran Listrik untuk Sumatera (Continuity of Electricity for Sumatera)”
PERENCANAAN KEGIATAN PLI DI GARDU INDUK PAUH LIMO
PELAKSANAAN KEGIATAN PLI
1. KEGIATAN UMUM
2. KEGIATAN KHUSUS
PEMELIHARAAN BAY TRAFO 60 MVA MENGGUNAKAN THERMOVISI DI GARDU INDUK
PAUH LIMO
BAB II
A. Transformator
• Transformator Tenaga adalah suatu alat listrik yang dapat menyalurkan
tenaga / daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip
induksi – electro magnet
Berdasarkan fungsinya transformator daya dapat dibagi atas dua
jenis, yaitu:
1. Transformator penaik tegangan (step up)
2. Transformator penurun tegangan (step down)
Bagian-bagian utama dari suatu transformator tenaga adalah:
• Inti besi
• Kumparan
• Minyak transformator
• Tangki dan konservator
• Busing
Peralatan bantu transformator, antara lain yaitu:
Untuk mendeteksi transformator yang beroperasi maka dilengkapi dengan :
Sistem Pendingin
Tap changer (On Load Tap Changer)
Alat Pernapasan (Dehydrating Breather)
Thermometer
Permukaan minyak
B. Thermovisi
Ada 3 cara pemeliharaan pada trafo, yaitu :
Pengertian Thermovisi
Thermovisi adalah suatu metode pencitraan thermal/panas denganmenggunakan suatu perangkat yang dapat menafsirkan sinar infra
merah. Metoda ini digunakan pada pencitraan infra merah dankamera pengukuran untuk melihat dan mengukur energi thermal
yang dipancarkan suatu benda
• Sinar inframerah merupakan bagian dari spektrum
elektromagnetik yang kita rasakan sebagai panas. Inframerah
mempunyai panjang gelombang antara 750 nm hingga 100 µm
• Semakin tinggi temperatur benda, semakin besar radiasi
inframerah yang dipancarkan. Inframerah membantu kita
melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh mata.
Pada saat trafo dalam keadaanoperasi, bagian trafo yang dialiri arusakan menghasilkan panas. Panas pada
radiator trafo dan maintank yang berasal dari belitan trafo akan
memiliki tipikal suhu bagian atas akanlebih panas dari bagian bawah secara
gradasi. Sedangkan untuk bushing, suhu klem pada stud bushing akan
lebih panas dari sekitarnya.
Suhu yang tidak normal pada trafodapat diartikan sebagai adanya
ketidaknormalan pada bagian ataulokasi tersebut. Metoda pemantauansuhu trafo secara menyeluruh untuk
melihat ada tidaknya ketidaknormalanpada trafo dilakukan dengan
menggunakan thermovisi / thermal image camera.
Lokasi-lokasi pada trafo yang dipantau dengan thermovisi adalahsebagai berikut :
Maintank
Tangki OLTC
Radiator
Bushing
Klem-klem
Tangki
konservatorNGR
Evaluasi Hasil Thermovisi
• Perbedaan hasil ukur ini (Δt), dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :
Kategori kondisi perbedaan hasil ukur
KATEGORI HASIL UKUR (Δt) KONDISI
I < 5°C (9°F) Awal kondisi panas
berlebih (overheating)
II 5–30°C (9–54°F) Peningkatan panas
berlebih (overheating)
III > 30°C (54°F) Panas berlebih
(overheating) akut
C. Pembahasan/Ulasan
• Gardu Induk Pauh Limo Bus I
Feeder 1, digunakan untuk pemakaian sendiri.
Feeder 2, untuk pendistribusian daya ke daerah Kuranji.
Feeder 3, untuk pendistribusian daya ke daerah Koto Tingga.
Feeder 4, untuk pendistribusian daya ke daerah TLK. Bayur 1.
Feeder 5, untuk pendistribusian daya ke daerah TLK. Bayur 2.
Feeder 6, untuk pendistribusian daya ke daerah BLK.
Feeder 7, untuk pendistribusian daya ke daerah Kandis I.
Feeder 8, untuk pendistribusian daya ke daerah Unand.
Feeder 9, untuk pendistribusian daya ke daerah Indarung I.
Feeder 10, untuk pendistribusian daya ke daerah Indarung II.
• Gardu Induk Pauh Limo Bus II
Feeder Limau Manis
Feeder UNAND
Feeder Belimbing
Feeder Iman Bonjol
Feeder Couple Bus
PH
T.S
.HA
RU
2
A
B
150 kV
PH
T.S
.HA
RU
1
PH
T.L
.ALU
NG
1
PH
T.P
.I.P
PH
T.I
ND
AR
UN
G 1
PH
T.I
ND
AR
UN
G 2
TD1
60 MVA
150/20 kV
TD2
60 MVA
150/20 kV
20 kV 20 kV
PS
. 1
PS
. 2
F2
. K
ura
nji
F3.
K.T
ing
ga
F4.
Tl. B
ayu
r
F5
. In
dustr
i
F6
. B
LK
I
F7
. K
an
dis
1
F8
. U
na
nd
F9.
Ag
reko
1
F1
0. 1
Ag
reko 2
J.0
2
J.0
3
J.0
4
J.0
5
J.0
6
J.0
7
J.0
8
KO
PL
ER
J.0
9
Una
nd
Lim
au M
an
is
Be
lim
bin
g
J.0
2
NC
BUS BARU
1. Inspeksi Level Satu
2. Inspeksi Level dua
• Maintank dan Radiator
• Tangki OLTC
Ar1
Ar2
Ar3Ar4 25.1
46.0 °C
30
40
FL IR Sy stem s
Ar1
Ar2
Ar3
23.4
55.0 °C
30
40
50
FL IR Sy stem s
•Bushing
•Klem-klem
Ar1
Ar2
Ar3
Ar4
Ar5
Ar6
Ar7
Ar8
Ar9
23.5
59.6 °C
30
40
50
FL IR Sy stem s
• Tangki konservator
• NGR
Ar1Ar2
Ar3
Ar4
Ar5
Ar6
17.2
64.0 °C
20
40
60
FL IR Sy stem s
Ar1
Ar2
Ar324.2
50.9 °C
30
40
50
FL IR Sy stem s
PENUTUP
BAB III
A. Kesimpulan
Kesimpulan
Thermovisi adalah suatu metode pencitraan thermal/ panas dengan menggunakan suatu perangkat seperti kamerayang dapat menafsirkan sinar infra merah dan suhu akan dapat dilihat pada skala warna (gradasi).
Pada Gardu Induk Pauh Limo terdapat 9 objek pengukuran thermovisi yaitu pada 6 (enam) bay line, 2 (dua) bay trafo dan 1 (satu) couple bus.
Pada Gardu Induk Pauh Limo pemeriksaan thermovisi dilakukan setiap bulan dan digunakan untuk melihat titik-titik sambungan pada instalasi setiap peralatan seperti : Klem
Konduktor
LA (Lightning Arrester)
CVT (Capacitive Voltage Transformer)
PMS (Pemisah)
CT (Current Transformer)
PMT (Pemutus Tenaga).
Hasil pengamatan thermovisi pada suatu bay di G.I. Pauh Limo akan dibandingkan perbedaan temperatur dari masing-masing fasanya (R, S, T) yang nantinya akan mendapatkan perbedaan hasil ukur (Δt) yang dikelompokkanmenjadi 3 (tiga) kategori, yaitu : Kategori I dengan perbedaan suhu < 5°C (9°F) termasuk awal kondisi panas berlebih (overheating)
Kategori II dengan perbedaan suhu 5–30°C (9–54°F) termasuk peningkatan panas berlebih (overheating)
Kategori III dengan perbedaan suhu > 30°C (54°F) termasuk panas berlebih (overheating) akut
Saran
Pada saat melakukan setiap kegiatan di area Gardu Indukhendaknya memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Mahasiswa dituntut lebih aktif lagi dalam menggali pengetahuan pada saat kerja praktek.
Dengan semakin meningkatnya teknologi, maka keterampilan teknisi maupun operator harus lebih ditingkatkan.
Untuk mempertahankan kondisi peralatan-peralatan maka harus dilakukan pemeliharaan dan pemeriksaan berkala serta perencanaan yang baik sebelum melakukan kegiatan.
TERIMA KASIH