ppt penanganan pertama tindak pidana kehutanan

Post on 21-Jun-2015

1.208 views 6 download

Transcript of ppt penanganan pertama tindak pidana kehutanan

PENANGANAN PERTAMADI TKP

OLEH

SUDIRMAN SULTAN

1. Menjelaskan pengertian dan modus operandi tindak

pidana kehutanan.

2. Menjelaskan cara penanganan tindak pidana dalam hal

tertangkap tangan.

3. Menjelaskan cara penanganan tindak pidana diluar hal

tertangkap tangan.

• Strafbaar feit = hukum pidana Belanda

• Simon : delik adalah suatu tindakan melawan hukum yang

telah dilakukan dengan sengaja oleh seseorang yang

tindakannya tersebut dapat dipertanggungjawabkian dan

oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai suatu

perbuatan yang dapat dihukum.

• Sifat melawan hukum formiil : perbuatan itu bertentangan

dengan ketentuan undang-undang (hukum tertulis).

• Sifat melawan hukum materil : perbuatan melawan

hukum tidaklah hanya sekedar bertentangan dengan

ketentuan hukum tertulis saja (dirasakan masyarakat

sebagai perbuatan yang tidak boleh atau tidak patut).

• UU No. 41 Tahun1999 : Pasal 50 dan Pasal 78.

(Perbuatan Illegal Logging = Adanya kerusakan hutan)

Modus Operandi : Cara pelaku melakukan tindak

pidana

PENGRUSAKAN (Pasal 406 s/d 412 KUHP).

PENCURIAN (Pasal 362 KUHP).

PENYELUNDUPAN (disamakan delik Pencurian).

PEMALSUAN (Pasal 261 s/d 276 KUHP).

PENGGELAPAN (Pasal 372 s/d 377 KUHP).

PENADAHAN (Pasal 480 KUHP)

Unsur Pengrusakan : Perizinan mengandung fungsi

pengendalian dan pengawasan terhadap hutan untuk

tetap menjamin kelestarian fungsi hutan.

Tidak memiliki izin yang resmi

Memiliki izin, tapi menyalahi ketentuan perizinan yang

ada (over, penebangan di luar areal izin, dll.)

Penebangan kayu dengan sengaja untuk mengambil

manfaat dari hasil hutan kayu (untuk dimiliki).

Bagi pemilik Izin : ada ketentuan perizinan yang harus

diperhatikan.

Menebang pohon dalam areal hutan yang bukan

menjadi haknya menurut hukum.

Membuat surat yang bukan semestinya atau membuat

surat sedemikian rupa sehingga seperti aslinya.

Ancaman Pidana : Pasal 263, Penjara paling lama 6

tahun dan Pasal 264 Paling lama 8 tahun.

Mis : Pemalsuan SKSHH, pemalsuan tanda tangan,

pembuatan stempel palsu, keterangan palsu dalam

SKSHH.

Over cutting : Penebangan di luar areal konsesi yang

dimiliki.

Penebangan yang melebihi target kuota (Over capasity)

Penebangan sistem tebang habis (padahal izinnya

tebang pilih).

Data jumlah kayu dalam SKSHH yang lebih kecil dari

jumlah sebenarnya.

R.Soesilo : membeli atau menyewa barang yang diketahui

atau patut diduga hasil kejahatan.

Menjual, menukar atau menggadaikan barang yang

diketahui atau patut diduga dari hasil kejahatan.

Ancamana pidana : paling lama 4 tahun.

Banyak di temukan dalam transaksi perdagangan kayu

illegal.

Pasal 50 ayat 3 huruf f UU No. 41 Tahun 1999.

Pengrusakan Sarana dan Prasarana Linhut (Pasal 50 ayat 1)“Setiap orang dilarang merusak sarana dan prasaranaperlindungan hutan”

Kerusakan dalam areal izin (Pasal 50 ayat 2)

Ketentuan Pidana (Pasal 78 ayat 1)“Melanggar pasal 50 ayat 1 atau pasal 50 ayat 2 : pidanapenjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak 5 Milyar”.

Mengerjakan dan merambah kawasan hutan (Pasal 50 ayat 3 huruf a dan b).

Menebang Pohon dalam radius tertentu (Pasal 50 ayat 3 huruf c).

Ketentuan Pidana (Pasal 78 ayat 2)

“Melanggar pasal 50 ayat 3 huruf a, huruf b atau huruf c : pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak 5 Milyar”.

Membakar hutan (Pasal 50 ayat 3 huruf d).“setiap orang dilarang membakar hutan”

Ketentuan Pidana (Pasal 78 ayat 3)“Melanggar pasal 50 ayat 3 huruf d : pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak 5 Milyar”.

Ketentuan Pidana (Pasal 78 ayat 4)“Kelalaian Melanggar pasal 50 ayat 3 huruf d, :pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak 1,5 Milyar”.

Menebang Pohon (Pasal 50 ayat 3 huruf e).“Menebang pohon atau memanen atau memungut hasilhutan di dalam hutan tanpa memiliki hak atau izin daripejabat yang berwenang”

Membeli dan menjual hasil hutan illegal (Pasal 50 ayat3 huruf f).“Menerima, membeli atau menjual, menerima tukar, menerima titipan, menyimpan atau memiliki hasil hutanyang diduga dipungut secara tidak sah.

Ketentuan Pidana (Pasal 78 ayat 5)“Melanggar pasal 50 ayat 3 huruf e dan huruf f : pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak 5 Milyar”.

Eksploitasi tambang (Pasal 50 ayat 3 huruf g).“Melakukan kegiatan penyelidikan umum ataueksploitasi bahan tambang di dalam kawasan hutantanpa izin dari Menteri”

Ketentuan Pidana (Pasal 78 ayat 6)“Melanggar pasal 38 ayat 4 atau 50 ayat 3 huruf g : pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak 5 Milyar”.

Pengangkutan Hasil Hutan tanpa Dokumen (Pasal 50 ayat3 huruf h).“ Mengangkut, menguasai atau memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi bersama-sama dengan surat keterangansahnya hasil hutan”.

Ketentuan Pidana (Pasal 78 ayat 7)“Melanggar pasal 50 ayat 3 huruf h : pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak10 Milyar”.

Menggembalakan ternak (Pasal 50 ayat 3 huruf i)“Menggembalakan ternak dalam kawasan hutan yang ditidak ditunjuk secara khusus untuk maksud tersebutoleh pejabat yang berwenang”

Ketentuan Pidana (Pasal 78 ayat 8)“Melanggar pasal 50 ayat 3 huruf i : pidana penjara paling lama 3 bulan dan denda paling banyak10 juta rupiah”.

Membawa alat berat atau alat angkut hasil hutan(Pasal 50 ayat 3 huruf j).“Membawa alat-alat berat atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut diduga akan digunakan untukmengangkut hasil hutan di dalam kawasan hutan tanpaizin dari pejabat yang berwenang”

Alat Berat : traktor, bulldozer, truck, trailer, crane, tongkang, perahu klotok, helicopter, jeep, tugboat dankapal.

Ketentuan Pidana (Pasal 78 ayat 9)“Melanggar pasal 50 ayat 3 huruf j : pidana penjara paling 5 tahun dan denda paling banyak 5 Milyar”.

Membawa alat menebang pohon (Pasal 50 ayat 3 huruf k)“Membawa alat-alat yang lazim digunakan untukmenebang, memotong atau membelah pohon di dalamkawasan hutan tanpa izin pejabat berwenang”

Alat : parang, mandau, golok atau yang sejenisnya.

Ketentuan Pidana (Pasal 78 ayat 10)“Melanggar pasal 50 ayat 3 huruf k : pidana penjara paling 3 tahun dan denda paling banyak 1 Milyar”.

Menyebabkan kebakaran hutan (Pasal 50 ayat 3 huruf l)“Membuang benda-benda yang dapat menyebabkankebakaran dan kerusakan serta membahayakankeberadaan atau kelangsungan fungsi hutan”

Ketentuan Pidana (Pasal 78 ayat 11)“Melanggar pasal 50 ayat 3 huruf l : pidana penjara paling 3 tahun dan denda paling banyak 1 Milyar”.

Mengangkut tumbuh-tumbuhan dan satwa liar (Pasal 50 ayat 3 huruf m).“mengeluarkan, membawa dan mengangkut tumbuh-tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi undang-undang yang berasal dari kawasan hutan tanpa izin daripejabat berwenang”

Ketentuan Pidana (Pasal 78 ayat 12)“Melanggar pasal 50 ayat 3 huruf m : pidana penjara paling 1 tahun dan denda paling banyak 50 juta rupiah”.

Pasal 78 ayat 13Pasal 78 ayat 1, ayat 2, ayat 3, ayat 4, ayat 5, ayat 6, ayat 7, ayat 9, ayat 10 dan ayat 11 : Kejahatan.Pasal 78 ayat 8 dan ayat 12 : Pelanggaran.

Pasal 78 ayat 14Tindak Pidana pada pasal 50 ayat 1, ayat 2 dan ayat 3 apabiladilakukan oleh dan atau atas nama badan hukum dan badanusaha : -Pidananya dijatuhkan terhadap pengurusnya-Pidananya + 1/3 dari pidana yang dijatuhkan.

Unsur Kesengajaan

Kesengajaan sebagai maksud/tujuan (opzet als oogmerk)

Kesengajaan sebagai kepastian (opzet bij

zekerheidsbewustzijn)

Kesengajaan sebagai kemungkinan (opzet bij

mogelijkheidsbewustzijn) disebut juga dengan dolus

eventualis

Unsur Kelalaian, dengan ciri-ciri :

Sengaja melakukan

merugikan orang lain.

Perasaan takut seperti yang terdapat dalam pasal 308

KUHP.

Unsur Obyektif : Unsur yang terdapat diluar diri si Pelaku

Perbuatan yang melanggar hukum

Akibat yang ditimbulkan dari perbuatan tersebut dapat

membahayakan kepentingan orang lain

Keadaan-keadaan tertentu

Kausalitas atau hubungan sebab-akibat

Setiap orang pribadi maupun badan hukum dan atau

badan usaha ;

Melakukan perbuatan yang dilarang baik karena sengaja

maupun karena kealpaannya ;

Menimbulkan kerusakan hutan, dengan cara-cara yakni :

Merusak prasarana dan sarana perlindungan hutan,

Kegiatan yang keluar dari ketentuan perizinan sehingga

merusak hutan, dll sesuai pasal 50.

KA RESORT

MEMANAGERESPONSE TEAM(PIKET FUNGSI)

QUICK RESPON TERHADAP LAP. DARI MASYARAKAT

PERSIAPAN RESPONS TEAM DI MAKOSEBELUM BERANGKAT KE TKP :1) SIAP PERS :

SIAP PERS YG DITUGASKAN LAKUKANPENANGANAN TKP SESUAI DGNSIFAT/JENIS TKP DGN DIAWALI DGN APP(BRIEFING) SERTA PEMBAGIAN TUGASDAN ARAHAN SEPERLUNYA.

2) MEMPERSIAPKAN PERALATAN YG AKANDIGUNAKAN DI TKP.

3) MEMPERSIAPKAN KENDARAAN BESERTAPENENTUAN ROUTE MENUJU, DARI DANKE TKP

4) MENGHUBUNGI BANTUAN TEKNISLAINNYA SESUAI DENGAN SIFAT DANJENIS TKP.

5) MELAPORKAN KEJADIAN PADA PIMPINAN

QUICK RESPONS/KETANGGAP SEGERAAN SETELAHMENERIMA LAPORAN KEJADIAN :

1. KECEPATAN/KETANGAP SEGERAAN KA RESORTDAN ANGGOTA DALAM MERESPONS THDP LAPORAN DARI MASYARAKAT

2. KECEPATAN KA RESOT DLM MEMANGGIL/ MENGUMPULKAN & MEMANAGE ANGGOTA DLM MERESPONS ADANYA LAPORAN DARI MASYARAKAT.

3. KECEPATAN KA RESORT DLM PENYIAPAN PERSONIL DAN PERARALATAN, SARANA/ PRASARANA/ TRANPORTASI/ KOMUNIKASI, PERALATAN ALUT/ALSUS SERSE.

4. KA RESORT MEMBERIKAN APP KEPADA TEAM SEBELUM BERANGKAT KE TKP DGN MEMBAGI TUGAS PADA MASING-2 UNIT YG TERGABUNG DLM TEAM.

SESAAT SETELAH MENERIMALAPORAN

GIAT YG DILAKS PADA TAHAP TPTKPA. MENCATAT WAKTU KEDATANGAN DAN CUACA DI TKP.

B. MELAKUKAN PENGAMATAN UMUM TERHADAP SITUASI TKP.

C. MENUTUP TKP DENGAN POLICE LINE/GARIS POLISI, UTK AMANKAN TKP, DGN PRINSIP :1) DITUTUP SELUAS MUNGKIN, SEHINGGA MAMPU AMANKAN SEMUA BB2) SAMPAI DATANG PETUGAS YG BERWENANG, JANGAN MELAKUKAN KEGIATAN

LAIN DI TKP APAPUN ALASANNYA

D. PERTAHANKAN SITUASI TKP TETAP SEBAGAIMANA PADA SAAT DITINGGALKAN OLEH TERSANGKA. (SESUAI DGN ASLINYA)

E. MENCARI PEMILIK/PENGHUNI RUMAH TEMPAT TINGGAL (KALAU TKP BERUPA RUMAH) DAN TENTUKAN DUA ORANG SAKSI SERTA KETUA LINGKUNGAN DIDAERAH TERSEBUT

F. MELAKUKAN PERTOLONGAN/BANTUAN DAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN/ANGGOTA MASYARAKAT LAINNYA.

/ G. TERHADAP …

G. TERHADAP ORANG YG LUKA-2 SEMENTARA DITOLONG DAPAT DITANYAKAN TENTANG JALANNYA KEJADIAN SERTA IDENTITAS/CIRI-2 PELAKU DAN SAKSI-2

H. APABILA TERPAKSA MENINGGALKAN/MENAMBAH JEJAK SEWAKTU MENOLONG KORBAN, TANDAI DAN LAPORKAN PADA KETUA TEAM TP TKP DAN ATAU KETUA TEAM OLAH TKP

• BUAT JALAN SETAPAK DGN MEMPERHATIKAN BARANG-2 BUKTI/JEJAK YG ADA DI TKP, YAITU LINTASAN/JALUR JALAN UNTUK KELUAR MASUK PETUGAS DAN PARA SAKSI PADA SAAT MELAKUKAN PENGOLAHAN TKP.

J. SEBELUM KORBAN YG LUKA-2 DIANGKAT UNTUK DIBAWA KERUMAH SAKIT, TANDAI LETAKNYA

K. BILA KORBAN SUDAH JELAS/PASTI MENINGGAL DUNIA, TIDAK PERLU TERLALU CEPAT DIANGKAT

L. SEGERA GELEDAH PAKAIAN/BADAN ORANG YG DICURIGAI DAN PERHATIKAN KALAU-2 MEMBUANG SESUATU.

TERTANGKAP TANGAN

Mengikuti Prosedur TP TKP.

TIDAK TERTANGKAP TANGAN

Menerima laporan TP Kehutanan

Mencatat laporan (LK Model B)

Membuatkan surat tanda penerimaan laporan.

Mengikuti Prosedur TK TKP

TERTANGKAP TANGAN

Tertangkapnya seseorang pada waktu sedang melakukan atau,

Dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu

dilaksanakan atau

sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang

yang melakukannya atau

apabila sesaat kemudian padanya ditemukan barang bukti hasil

kejahatan, benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk

melakukan tindak pidana itu, yang menunjukkan bahwa ia adalah

pelakunya, atau

turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.

TERIMA KASIH