pph pasal 24 25 dan 26

Post on 16-Apr-2017

393 views 12 download

Transcript of pph pasal 24 25 dan 26

PPH PASAL 24PPH PASAL 25PPH PASAL 26KELOMPOK 5

MUHAMMAD WILYAMKOMANG NURMINISUNARTI SAMMANFITRIYANI KADIRSRI DEVIDESY SAMSIDARFEBRIANI DAHRI

SESI 1

Pajak Penghasilan

pasal 24

KOMANGWILYAM

PPh pasal 24 mengatur tentang perhitungan besarnya pajak atas penghasilan yang diayar atau terutang di luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang atas seluruh penghasilan wajib pajak dalam negeri. 

KONSEP DASAR PPh PASAL 24

Pengkreditan pajak luar negeri dilakukan dalam tahun digabungkannya penghasilan dari luar negeri dengan penghasilan di Indonesia. 

KOMANG

1

OBJEK PPh PASAL 241

Objek PPh pasal 24 (2)1

Permohonan Kredit Pajak Luar Negeri

Permohonan disampaikan kepada Dirjen Pajak ketika penyerahan SPT PPh dengan melampirkan:Laporan keuangan dari penghasilan luar

negeri.

Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak (Tax Return) yang disampaikan di luar negeri.

Dokumen pembayaran pajak di luar negeri.

1

Objek Penggabungan Penghasilan

Penghasilan dari usaha.

Penghasilan – penghasilan lainnya.

Penghasilan berupa dividen sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) UU PPh, ditetapkan sesuai KMK

Penggabungan dilakukan dalam tahun pajak diperolehnya penghasilan tersebut .

2

Batas maksimum kredit pajak diambil yang terendah diantara 3 unsur/perhitungan berikut ini:

Jumlah pajak yang terutang atau dibayar di luar negeri. 

(Penghasilan luar negeri : seluruh penghasilan kena pajak) x PPh atas seluruh yang dikenakan tarif pasal 17.

Jumlah pajak yang terutang untuk seluruh penghasilan kena pajak (dalam hal penghasilan kena pajak adalah lebih kecil daripada penghasilan luar negeri).

BATAS MAKSIMUM KREDIT PAJAK

2

PT Perdana di Semarang memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2009 sebagai berikut: Penghasilan dalam negeri Rp 400.000.000 Penghasilan dari luar negeri (tarif pajak

20%)Rp 200.000.000 Penghitungan PPh pasal 24 adalah sebagai

berikut:

CONTOH PERHITUNGANPerhitungan Kredit Pajak Luar Negeri (PPh

Pasal 24)

2

CONTOH PERHITUNGANPerhitungan Kredit Pajak Luar Negeri (PPh

Pasal 24)a. Menghitung total penghasilan kena pajakPenghasilan dalam negeri Rp400.000.000Penghasilan dari luar negeri Rp200.000.000(+)Penghasilan neto Rp 600.000.000

b. Menghitung toal PPh terutang Pajak terhutang 28% x Rp 600.000.000 = Rp

168.000.000

2

CONTOH PERHITUNGANPerhitungan Kredit Pajak Luar Negeri (PPh

Pasal 24)c. Menghitung PPh maksimum yang dapat dikreditkan (penghasilan LN : total penghasilan) x total PPh terutang (Rp 200.000.000 : Rp 600.000.000) x Rp 168.000.000 = Rp

56.000.000d. Menghitung PPh yang terutan atau dipotong di Luar Negeri 20% x Rp 200.000.000 = Rp 40.000.000Dari perhitungan tersebut di atas kredit pajak LN yang di[ernolehkan adalah sebesar Rp 40.000.000 atau sebesar PPh yang terutang atau dibayar di LN. Jumlah ini diperoleh dengan membandingkan penghitungan PPh maksimum yang boleh dikreditkan dengan PPh yang terutang atau dibayar di LN, kemudian pilih jumlah yang terendah.

2

SESI 2 PAJAK PENGHASILAN PASAL

25FITRIYANI K

SRI DEVI

Ketentuan pasal 25 Undang-Undang Pajak Penghasilan mengatur tentang penghitungan besarnya angsuran bulanan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak dalam tahun berjalan.

Pembayaran pajak dalam tahun berjalan dapat dilakukan dengan:

  Wajib Pajak membayar sendiri (PPh pasal 25).   Melalui pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga

(PPh pasal 21, 22, 23, dan 24)

Konsep Dasar PPh Pasal 253

Pajak terutang sesuai SPT. • DikurangiKredit pajak

dalam negeri.

• Kredit PPh 21, 22, 23 (Bagi OP)

• Kredit PPh 22, 23 (Bagi Badan)

Kredit pajak luar negeri (PPh 24). • DikurangiAngsuran PPh

25 per tahun. • Sama Dengan

Angsuran PPh 25 per bulan.

CARA PERHITUNGAN3

1. Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian; 2. Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak

teratur; 3. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak

Penghasilan tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan; 

4. Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan; 

5. Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan; dan 

6. Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak

HAL-HAL TERTENTU UNTUK PENGHITUNGAN BESARNYA ANGSURAN PPh PASAL 25

4

Pajak penghasilan yang terutang berdasarkan SPT pajak penghaasila tahun 2009 Rp 50.000.000,00

dikurangi:a. Penghasilan yang dipotong pemberi kerja (pasal 21) Rp 15.000.000,00b. Pajak penghasilan yang dipungut oleh pihak lain (pasal 22) Rp 10.000.000,00c. Pajak penghasilan yang dipotong oleh pihak lain (pasal 23) Rp 2.500.000,00d. Kredit pajak penghasilan luar negeri

(pasal 24) Rp 7.500.000,00(+)Jumlah kredit pajak Rp 35.000.000,00(-)selisih Rp 15.000.000,00besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri setiap bulan untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp 1.250.000,00 (Rp 15.000.000,00 : 12 bulan).

CONTOH PERHITUNGAN4

SESI 3PAJAK PENGHASILAN PASAL 26

SUNARTI SDESY SAMSIDAR

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 26 adalah PPh yang dikenakan/ dipotong atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP) Luar Negeri selain Bentuk Usaha Tetap (BUT) diIndonesia

KONSEP DASAR PPh PASAL 265

SUBJEK PAJAK- Badan Pemerintah;- Subjek Pajak dalam negeri;- Penyelenggara Kegiatan;- BUT;- Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya selain BUT di

Indonesia

5

TARIF DAN OBJEK PAJAK20% (final) dari jumlah penghasilan bruto yang diterima atau

diperoleh Wajib Pajak LuarNegeri berupa :a. Dividen;b. Bunga, premium, diskonto, premi swap,dan imbalan

sehubungan dengan jaminan pengembalian hutang;c. Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan

penggunaan harta;d. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan;e. Hadiah dan penghargaanf. pensiun dan pembayaran berkala lainnya.

5

TARIF DAN OBJEK PAJAK1. 20% (final) dari perkiraan penghasilan neto berupa :

a. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia;

b. Premi asuransi, premi reasuransi yang dibayarkan langsung maupun melalui pialang kepada perusahaan asuransi di luar negeri.

2. 20% (final) dari Penghasilan Kena Pajak sesuda dikurangi pajak dari suatu BUT di Indonesia, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia.

5

TARIF DAN OBJEK PAJAK4. Tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak

Berganda (P3B) antara Indonesia dengan negara pihak pada persetujuan

6

PENGECUALIANBUT dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 26 apabila Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi Pajak Penghasilan dari BUT ditanamkan kembali di Indonesia dengan syarat:a. Dilakukan dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan

yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau peserta pendiri, dan;

b. Bilakukan dalam tahun berjalan atau selambat lambatnya tahun pajak berikutnya dari tahun pajak diterima atau diperoleh penghasilan tersebut;

6

PENGECUALIANc. tidak melakukan pengalihan atas penanaman

kembali tersebut sekurang-kurangnya dalam waktu 2 (dua) tahun sesudah perusahaan tempat penanaman dilakukan, mulai berproduksi komersil.

2. Badan-badan Internasional yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan

6

THANK’SYOU