Post on 05-Aug-2019
i
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI
TINGKAT RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS
(Studi Empiris pada Perusahaan Bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing
yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 sampai dengan
2011)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Elisabet Rosita Nastiti
NIM : 082114032
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Hidup ini memang tidak mudah, tapi juga tidak sesulit itu.
Marilah kita lebih ikhlas melakukan yang bisa kita lakukan, agar
Tuhan melakukan untuk kita hal-hal yang tidak bisa kita
lakukan.
Kemarin aku berani berjuang. Hari ini aku berani meraih
kemenangan
Tuhan Yesus Kristus yang maha kasih
Kedua Orang Tuaku tercinta
Kakak dan Adikku terkasih
Sahabat-sahabatku tersayang
Keluarga besar Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan
Ia akan bertindak
(Mazmur 37:5)
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah
gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh. – Confusius
Waktu dan tenaga yang kau gunakan untuk meratapi kekurangan,
sesungguhnya adalah waktu dan tenaga yang seharusnya kau gunakan
untuk menghebatkan dirimu.
Keikhlasan menerima dirimu adalah awal perjalanan naikmu.
(Mario Teguh)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang Maha
Kasih atas segala bimbingan, berkat serta rahmat yang telah dilimpahkan selama
penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi gelar sarjana pada
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dorongan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ selaku rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Bpk Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Akt., QIA selaku dosen
pembimbing yang telah banyak membantu, membimbing, serta memberikan
masukan yang sangat berarti bagi penulisan skripsi ini.
5. Dosen-dosen serta staf-staf Fakultas Ekonomi, yang telah banyak membantu
selama masa-masa kuliah.
6. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang,
perhatian, semangat serta tidak pernah berhenti mendoakan aku agar dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
7. Kakak dan adikku tercinta, mbak Ima dan adek Tito yang siap sedia
membantuku, memberi dukungan, semangat serta doa.
8. Seluruh keluarga besarku, yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan
dan doa bagi penulis.
9. Sahabat-sahabatku Ana, Stevia, Elis, Dita, Monik, Willy, Jati, Artha, Titin,
Dian, Dona, Roni, Anang, yang telah memberikan dorongan, doa, perhatian,
persahabatan, serta kebersamaan yang telah kita jalani bersama.
10. Teman-teman satu kelas MPT, atas kerjasama dan bantuan yang telah
diberikan. Akhirnya teman-teman, segala kerja keras kita sudah dapat menuai
hasil yang baik.
11. Teman-teman Akuntansi 2008, dan semua teman-teman yang selalu
memberikan dukungan dan kebersamaan selama kuliah di Sanata Dharma.
12. Semua pihak yang telah banyak berjasa bagi penulis yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 28 Maret 2013
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
MOTO .......... .................................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .............................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR.................................................................... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................. x
HALAMAN DAFTAR TABEL .......................................................................... xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ..................................................................... xv
ABSTRAK .... .................................................................................................... xvii
ABSTRACT .. ..................................................................................................... ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
C. Eumusan Masalah ..................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
E. Sistematika Penulisan .................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 7
A. Kinerja Keuangan ..................................................................... 7
B. Laporan Keuangan .................................................................... 9
C. Analisis Rasio ........................................................................... 17
D. Hubungan Rasio Keuangan dengan Kinerja Keuangan .............. 22
E. Rumus Rasio Keuangan ............................................................ 23
F. Analisis Trend .......................................................................... 26
G. Metoda dan Teknik Analisis Laporan Keuangan ....................... 27
H. Penelitian Terdahulu .................................................................. 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 31
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 31
B. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 31
C. Populasi dan Sampel ................................................................. 31
D. Data yang dibutuhkan ............................................................... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 32
F. Variabel Penelitian .................................................................... 32
G. Teknik Analisis Data ................................................................. 33
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................... 37
A. PT. Astra Agro Lestari Tbk ....................................................... 37
B. PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk ........................................ 38
C. PT. Bisi Internatinonal Tbk ....................................................... 39
D. PT. BW Plantations Tbk ........................................................... 40
E. PT. Central Proteinaprima Tbk ................................................. 40
F. PT. Dharma Samudera Fishing Industries Tbk .......................... 42
G. PT. Gozco Plantations Tbk ....................................................... 42
H. PT. Inti Agri Resources Tbk ..................................................... 43
I. PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk ..................................... 44
J. PT. Sampoerna Agro Tbk ......................................................... 44
K. PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk .............................................. 45
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................................... 47
A. Menilai Kinerja Keuangan dengan membandingkan antara
Rasio Keuangan Perusahaan dengan Rata-rata Industri Bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007 sampai 2011 ....... 47
B. Pembahasan .............................................................................. 82
BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 89
A. Kesimpulan ............................................................................... 89
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 90
C. Saran ......................................................................................... 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 91
LAMPIRAN ..................................................................................................... 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Perhitungan Net Profit Margin perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing pada tahun 2007 ............................................. 48
Tabel 5.2 Perhitungan Net Profit Margin perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing tahun 2011 ...................................................... 50
Tabel 5.3 Perhitungan Trend Net Profit Margin perusahaan bidang
Agriculture, Forestry,dan Fishing tahun 2007sampai dengan 2011 .... 51
Tabel 5.4 Perhitungan ROA perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing pada tahun 2007 .................................................................... 53
Tabel 5.5 Perhitungan ROA perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing pada tahun 2011 .................................................................... 55
Tabel 5.6 Perhitungan Trend ROA perusahaan bidang Agriculture, Forestry,
dan Fishing tahun 2007 sampai dengan 2011 ................................... 56
Tabel 5.7 Perhitungan ROE perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing pada tahun 2007 .................................................................... 58
Tabel 5.8 Perhitungan ROE perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing pada tahun 2011 .................................................................... 61
Tabel 5.9 Perhitungan Trend ROE perusahaan bidang Agriculture, Forestry,
dan Fishing tahun 2007 sampai dengan 2011 ..................................... 61
Tabel 5.10 Perhitungan Current Ratio perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing pada tahun 2007 .............................................. 63
Tabel 5.11 Perhitungan Current Ratio perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing pada tahun 2011 .............................................. 65
Tabel 5.12 Perhitungan Trend Current Ratio perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007sampai dengan 2011 .. 66
Tabel 5.13 Perhitungan Quick Ratio perusahaan bidang Agriculture, Forestry,
dan Fishing pada tahun 2007 ............................................................ 68
Tabel 5.14 Perhitungan Quick Ratio perusahaan bidang Agriculture, Forestry,
dan Fishing pada tahun 2011 ............................................................ 70
Tabel 5.15 Perhitungan Trend Quick Ratio perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007sampai dengan 2011 .. 71
Tabel 5.16 Perhitungan Debt to Equity perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing pada tahun 2007 .............................................. 73
Tabel 5.17 Perhitungan Debt to Equity perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing pada tahun 2011 .............................................. 75
Tabel 5.18 Perhitungan Trend Debt to Equity perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007 sampai dengan 2011 .. 76
Tabel 5.19 Perhitungan Debt Total Assets Ratio perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing pada tahun 2007 .............................................. 78
Tabel 5.20 Perhitungan Debt Total Assets Ratio perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing pada tahun 2011 .............................................. 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Tabel 5.21 Perhitungan Trend Debt Total Assets Ratio perusahaan
bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007 sampai
dengan 2011 ...................................................................................... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.1 Tingkat Net Profit Margin masing-masing perusahaan dan
Rata-rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun
2007 ............................................................................................... 48
Gambar 5.2 Tingkat Net Profit Margin masing-masing perusahaan dan
Rata-rata perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing
tahun 2011 ..................................................................................... 50
Gambar 5.3 Tingkat Net Profit Margin dan Trend Net Profit Margin industri
bidang Agriculture, Forestry,dan Fishing dari tahun 2007 sampai
dengan 2011 .................................................................................. 52
Gambar 5.4 Tingkat ROA masing-masing perusahaan dan Rata-rata
industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007 ...... 54
Gambar 5.5 Tingkat ROA masing-masing perusahaan dan Rata-rata
industri bidang Agriculture, Forestry,dan Fishing tahun 2011 ....... 55
Gambar 5.6 Tingkat ROA dan Trend ROA bidang Agriculture, Forestry,
dan Fishing dari tahun 2007 sampai dengan 2011 .......................... 57
Gambar 5.7 Tingkat ROE masing-masing perusahaan dan Rata-rata
industri bidang Agriculture, Forestry,dan Fishing tahun 2007 ....... 59
Gambar 5.8 Tingkat ROE masing-masing perusahaan dan Rata-rata industri
bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2011 ................... 60
Gambar 5.9 Tingkat industri ROE dan Trend ROE bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing dari tahun 2007 sampai dengan 2011 ........... 62
Gambar 5.10 Tingkat Current Ratio masing-masing perusahaan dan
Rata-rata industri bidang Agriculture,Forestry,dan Fishing
tahun 2007 ..................................................................................... 64
Gambar 5.11 Tingkat Current Ratio masing-masing perusahaan dan
Rata-rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing
tahun 2011 ..................................................................................... 65
Gambar 5.12 Tingkat Current Ratio dan Trend Current Ratio bidang
Agriculture, Foresrty, dan Fishing dari tahun 2007
sampai dengan 2011 ...................................................................... 67
Gambar 5.13 Tingkat Quick Ratio masing-masing perusahaan dan Rata-rata
industri bidang Agriculture,Forestry, dan Fishing tahun 2007 ........ 69
Gambar 5.14 Tingkat Quick Ratio masing-masing perusahaan dan Rata-rata
industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2011 ....... 70
Gambar 5.15 Tingkat Quick Ratio dan Trend Quick Ratio perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing dari tahun 2007 sampai
dengan 2011 ................................................................................. 72
Gambar 5.16 Tingkat Debt to Equity masing-masing perusahaan dan
Rata-rata industri Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007 ... 74
Gambar 5.17 Tingkat Debt to Equity masing-masing perusahaan dan Rata-rata
industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2011 ....... 75
Gambar 5.18 Tingkat Debt to Equity dan Trend Debt to Equity perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing dari tahun 2007 sampai
dengan 2011 .................................................................................. 77
Gambar 5.19 Tingkat Debt Total Assets Ratio masing-masing perusahaan dan
Rata-rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing
tahun 2007 ..................................................................................... 79
Gambar 5.20 Tingkat Debt Total Assets Ratio masing-masing perusahaan dan
Rata-rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing
tahun 2011 ..................................................................................... 79
Gambar 5.21 Tingkat Debt Total Assets Ratio dan Trend Debt Total Assets Ratio
perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing dari tahun
2007 sampai dengan 2011 .............................................................. 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI
TINGKAT RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS
(Studi Empiris Pada Perusaahaan Bidang Agriculture, Forestry dan Fishing
yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 sampai dengan
2011)
Elisabet Rosita Nastiti
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan
yang ditinjau dari tingkat rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas. Jenis penelitian
adalah studi empiris pada perusaahaan bidang Agriculture, Forestry dan Fishing
yang go public di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dokumentasi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan laba rugi dan
neraca perusahaan bidang Agriculture, Forestry dan Fishing dari tahun 2007
sampai dengan 2011. Analisis data yang digunakan untuk menjawab
permasalahan adalah analisis rasio keuangan dan analisis trend dengan metode
least square.
Dari hasil analisis data yang dilakukan diketahui rasio rentabilitas dan
likuiditas cenderung mengalami penurunan, sedangkan untuk rasio solvabilitas
cenderung mengalami kenaikan. Hal ini tampak dari analisis trend terhadap Net
Profit Margin, Return On Assets, Return On Equity, Current Ratio dan Quick
Ratio memiliki nilai b bernilai negatif (mengalami penurunan), dan untuk analisis
trend terhadap Debt to Equity dan Debt Total Assets Ratio memiliki nilai b positif
(mengalami penurunan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE COMPANY’S FINANCIAL PERFORMANCE IN
TERMS OF RENTABILITY, LIQUIDITY AND SOLVABILITY
Empirical studies of Agriculture, Forestry and Fishing corporations listed in
Indonesia Stock Exchange for the period 2007 up to 2011
Elisabet Rosita Nastiti
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
This research in aimed to find out the financial performance of the
company through the rentability, likuidity and solvability level. This research was
an empirical studies of Agriculture, Forestry and Fishing corporations listed in
Indonesia Stock Exchange. The data gathering technique of this research was
documentation.
The data used in this research was gathered from the companies profit and
loss statement and the balance report of Agriculture, Forestry and Fishing
companies from 2007 up to 2010. The data analysis tehnique used was the
financial ratio analysis and trend analysis using least square method.
The result found that rentability and liquidity ratios decreased, whereas
for solvability ratio was increased. This fact are shown on the trend analysis
toward Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, Current Ratio and
Quick Ratio have a negative b value (means decreasing), and trend analysis of the
Debt for Equity and Debt to Total Assets ratio has a positive b value (means
decreasing).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat
penting bagi perusahaan. Oleh sebab itu, untuk melihat sehat tidaknya
suatu perusahaan tidak hanya dapat dinilai dari keadaan fisiknya saja.
Saat ini dunia globalisasi dan revolusi teknologi sudah dapat dipastikan
akan mempengaruhi peta dan pola persaingan dunia bisnis secara drastis.
Oleh karena itu, perusahaan diharuskan untuk melihat jauh ke depan
segala peluang, kesempatan, hambatan dan kekuatan perusahaan guna
mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang dapat mempengaruhi
perkembangan usahanya. Faktor terpenting untuk dapat melihat
perkembangan suatu perusahaan terletak dalam unsur keuangannya,
karena dari unsur tersebut juga dapat mengevaluasi apakah kebijakan
yang ditempuh suatu perusahaan sudah tepat atau belum, mengingat
sudah begitu banyak kompleksnya permasalahan yang dapat
menyebabkan kebangkrutan dikarenakan banyaknya perusahaan yang
akhirnya gulung tikar karena faktor keuangan yang tidak sehat
(Budiman, 2009).
Kinerja dan tingkat kesehatan perusahaan merupakan salah satu
tolak ukur untuk melihat sejauh mana perusahaan mampu
mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup serta kelancaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
operasinya. Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang sama
yaitu profit (laba), growth (pertumbuhan), survive (kelangsungan hidup
perusahaan), dan tujuan perusahaan tersebut harus dicapai oleh semua
pihak yang ada di perusahaan. Pihak-pihak yang bekepentingan terhadap
posisi keuangan dan perkembangan perusahaan adalah pihak intern dan
pihak ekstern. Pihak intern adalah pemilik saham dan manajemen
perusahaan, sedangkan pihak ekstern tersebut adalah bank, calon
pemegang saham, kreditur dan pihak-pihak lain yang berkepentingan
atas informasi tersebut. Khusus bagi pihak manajemen maupun
pemimpin perusahaan, informasi keuangan tersebut menjadi sangat
penting dan berguna dalam proses pengambilan kebijakan yang tepat,
penyusunan rencana ke depan yang lebih baik, dan perbaikan sistem
perusahaan.
Proses penetapan dan pencapaian tujuan membutuhkan ketelitian,
keakuratan, serta kecepatan manajemen dalam pengambilan keputusan
serta dalam mengelola perusahaannya. Oleh karena itu, seorang manajer
harus dapat menjaga kelangsungan kehidupan perusahaannya agar
terhindar pula dari ancaman kebangkrutan (Habibie, 2007). Salah satu
media yang digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan keuangan
perusahaan adalah laporan keuangan neraca, perhitungan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu dasar informasi dan
penilaian dalam menentukan kebijaksanaan perusahaan. Laporan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
keuangan memberikan pandangan yang mendalam tentang status
perusahaan dewasa ini untuk mengembangkan kebijaksanaan dan
strategi yang akan datang (Fraser dan Ormiston, 2004: 172).
Dalam mengukur tingkat kesehatan keuangan perusahaan,
manajemen memerlukan tolak ukur. Tolak ukur yang umumnya
digunakan perusahaan adalah rasio. Rasio dapat menjadi alat screening
untuk menunjukkan kekuatan dan kelemahan dan mengindikasikan hal-
hal yang perlu investigasi lebih lanjut. Namun rasio keuangan tidak
memberikan jawaban dengan sendirinya dan tidak bersifat prediktif.
Rasio-rasio keuangan hendaknya digunakan dengan melihat
penyebabnya, dan akal sehat serta harus digunakan dalam kombinasi
dengan unsur-unsur yang lain dalam analisa laporan keuangan (Fraser
dan Ormiston, 2004: 178).
Analisis rasio juga digunakan pada perusahaan bidang
Agriculture, Foresty, dan Fishing dalam menilai kinerja keuangannya.
Dilihat dari bidang usahanya, perusahaan-perusahaan ini memiliki
laporan keuangan yang kompleks dan perlu dianalisis untuk melihat
perkembangannya. Sektor industri minyak kelapa sawit Indonesia terus
bertumbuh pesat dari tahun ke tahun, dan total ekspor diperkirakan juga
mengalami peningkatan. Sampai saat ini Indonesia menempati posisi
teratas sebagai negara produsen CPO terbesar dunia serta ditunjuk
sebagai negara yang memiliki potensi kuat dalam bidang pertanian dan
perikanan. Dengan adanya perkembangan tersebut, maka perusahaan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
perusahaan yang bergerak dibidang Agriculture, Foresty, dan Fishing
saling berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan sebanyak
mungkin dan berusaha untuk memberikan kepuasan kepada para
konsumennya.
Atas dasar masalah tersebut maka penulis ingin melakukan suatu
penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan ditinjau
dari Rentabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas (Studi empiris pada
Perusahaan Bidang Agriculture, Foresty, dan Fishing yang Go Public di
BEI periode 2007 sampai dengan 2011)” .
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis
kinerja keuangan Perusahaan Bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing
yang Go Public di BEI periode 2007 sampai dengan 2011 ditinjau dari
Rentabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas.
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “
Bagaimanakah kinerja keuangan Perusahaan Bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing yang Go Public di BEI periode 2007 sampai
dengan 2011 ditinjau dari Rentabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitasnya?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
1. Dapat memberikan data dan informasi serta gambaran mengenai
analisis kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari rentabilitas,
likuiditas, dan solvabilitas pada perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing yang Go Public periode 2007 sampai dengan
2011.
2. Dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan langsung dalam penelitian ini yaitu sebagai bahan
referensi mahasiswa dan perpustakaan Universitas Sanata Dharma,
serta sebagai bahan penerapan ilmu yang diperoleh selama masa
perkuliahan oleh penulis.
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan
penelitian, rumusan masalah, , manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini akan menjelaskan tentang teori-teori yang
digunakan sebagai dasar untuk mengolah data yaitu
tentang kinerja keuangan, laporan keuangan, analisis rasio
keuangan, hubungan rasio keuangan dengan kinerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
keuangan, rumus rasio keuangan seperti rasio rentabilitas,
likuiditas, dan solvabilitas, analisis trend, metode dan
teknik analisis laporan keuangan, serta penelitian
terdahulu.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan
waktu penelitian, teknik analisis data, data yang
diperlukan.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum 11
(sebelas) perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing yang dijadikan sampel penelitian.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini akan menjelaskan tentang analisis data dan
pembahasan yang sudah menjadi rumusan masalah
penelitian.
Bab VI Penutup
Bab ini menguraikan kesimpulan yang dihasilkan dari
penelitian, keterbatasan penelitian serta saran-saran
penulis bagi perusahaan yang bersangkutaan dengan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kinerja Keuangan
Penilaian kinerja setiap perusahaan berbeda-beda karena itu
tergantung kepada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Untuk
memutuskan suatu badan usaha atau perusahaan memiliki kualitas
yang baik maka ada dua penilaian yang paling dominan yang dapat
dijadikan acuan untuk melihat badan usaha/perusahaan tersebut telah
menjalankan suatu kaidah-kaidah manajemen yang baik. Penilain ini
dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan dan kinerja non
keuangan (Fahmi, 2011). Kinerja keuangan melihat pada laporan
keuangan yang dimiliki oleh perusahaan/badan usaha yang
bersangkutan dan itu tercermin dari informasi yang diperoleh pada
neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas (Fahmi, 2011: 238 ).
Definisi kinerja keuangan menurut Fahmi (2011: 239) adalah
suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu
perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar, seperti membuat suatu
laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam
SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Accepted
Accounting Principle), dan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Penilaian kinerja keuangan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan
atau kemampuan kerja. Sedangkan menurut Mulyadi (2001: 293)
mengemukakan bahwa kinerja organisasi merupakan usaha cerdas
yang kompleks yang menjanjikan hasil signifikan dan berjangka
panjang. Dalam lingkungan bisnis yang stabil dan persaingan yang
tidak begitu signifikan, kinerja organisasi perusahaan berupa
penciptaan kekayaan dalam jumlah memadai. Dalam lingkungan
bisnis yang kompetitif untuk dapat bertahan hidup dan tumbuh,
organisasi perusahaan harus mampu melipatgandakan kekayaannya.
Pada proses inilah dapat diukur kinerja perusahaan khususnya
keuangan dalam melipatgandakan kekayaannya untuk dapat bertahan
dan berkembang. Selanjutnya Sawir (2005: 1) mengemukakan bahwa
kinerja keuangan adalah ukuran mengenai seberapa jauh perusahaan-
perusahaan berada dari batas normal agar perusahaan dapat dikatakan
sehat dan berjalan baik sehingga dapat memenuhi kewajibannya dan
menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disambil suatu
kesimpulan mengenai arti kinerja keuangan yaitu merupakan potensi
keuangan yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan.
Kinerja keuangan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan,
dengan catatan laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan sudah
memenuhi standar laporan keuangan yang telah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. Laporan Keuangan
Suatu laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk
pengambilan keputusan apabila dengan informasi tersebut dapat
diprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dengan
mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses perbandingan,
evaluasi, analisis tren, akan mampu diprediksi apa yang mungkin akan
terjadi di masa mendatang, sehingga laporan keuangan tersebut begitu
diperlukan.
Semakin baik kualitas laporan keuangan yang disajikan maka
akan semakin menyakinkan pihak eksternal dalam melihat kinerja
keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan suatu
informasi yang menggambarkan kondisi keungan suatu perusahaan,
dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran
kinerja keuangan perusahaan tersebut (Fahmi, 2001: 2). Selanjutnya
menurut Harahap (2007: 105) bahwa laporan keuangan
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan
pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan
keuangan yang lazim dikenal adalah neraca atau laporan laba/rugi,
atau hasil usaha, laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan.
Menurut PSAK No.1 (2004: 04) laporan keuangan merupakan
laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, asosiasi
atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan.
Dari ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan. Kelima laporan keuangan tersebut menggambaran kondisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan dalam periode waktu tertentu
sekaligus sebagai salah satu informasi yang dapat disampaikan
kepada pihak eksternal untuk melihat kinerja keuangan perusahaan.
Laporan keuangan menjadi salah satu sarana untuk
berkomunikasi antara data keuangan perusahaan atau aktivitas
perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data keuangan
atau aktivitas perusahaan, sehingga laporan keuangan tersebut
menjadi bermanfaat seperti yang dinyatakan oleh Fahmi (2011: 5)
tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada
pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut
angka-angka dalam satuan moneter. Menurut PSAK No. 1 (2004 : 04)
tujuan laporan keuangan adalah:
1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian,
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang
mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan
dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi non keuangan.
3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai
apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen
berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi,
keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk
menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau
keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti menajemen.
Dengan diperolehnya laporan keuangan, maka diharapkan
laporan keuangan bisa membantu dalam tujuan untuk menghindari
analisis yang keliru dalam melihat kondisi perusahaan. Para
akuntan harus memahami benar bahwa laporan keuangan yang
dibuatnya tersebut akan menjadi informasi yang bermanfaat bagi
banyak pihak. Oleh karena itu, seorang akuntan harus memahami
benar tujuan suatu pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang
dipublikasikan dianggap memiliki arti penting dalam menilai suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
perusahaan. Pada setiap perusahaan bagian keuangan memegang
peranan penting dalam masalah perencanaan perusahaan. Bagian
keuangan mendukung segala kelancaran kegiatan pada bagian lain.
Bila bagian keuangan perusahaan berfungsi dengan baik, maka
akan terlihat baik pula kinerja perusahaannya. Dengan demikian,
pihak-pihak yang membutuhkan akan memperoleh informasi yang
berguna dalam pengambilan keputusan.
Menurut Fraser dan Ormiston (2008), suatu laporan
tahunan corporate terdiri dari empat laporan keuangan pokok,
yaitu:
a. Neraca
Menunjukkan posisi keuangan aktiva, utang, dan ekuitas
pemegang saham pada suatu perusahaan dalam tanggal
tertentu, seperti akhir triwulan atau akhir tahun. Menurut
Yusup (2001: 22), neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
1) Aktiva
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki
perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang.
Jenis sumber ekonomi atau disebut harta perusahaan bisa
bermacam-macam. Terdapat dua jenis kekayaan yaitu,
kekayaan yang bersifat permanen seperti tanah, gedung
dan mesin dan aktiva lancar seperti kas, piutang dagang,
persediaan dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2) Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang harus dibayar oleh
perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu
di masa yang akan datang. Terdapat dua jenis kewajiban
yaitu kewajiban jangka pendek seperti utang dagang
kepada kreditur, utang wesel dan kewajiban jangka
panjang seperti utang hipotik dan utang obligasi.
3) Modal
Modal merupakan hak pemilik perusahaan atas kekayaan
(aktiva) perusahaan. Besarnya hak pemilik sama dengan
aktiva bersih perusahaan, yaitu selisih antara aktiva dan
kewajiban. Jumlah modal merupakan sisa dari hak atas
sisa aktiva setelah dikurangi kewajiban pada para kreditur.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi menggambarkan keberhasilan atau
kegagalan operasi perusahaan dalam upaya mencapai
tujuannya. Hasil operasi diukur dengan membandingkan antara
perndapatan perusahaan dengan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Menurut Yusuf (2001 :24) isi laporan laba rugi terdiri dari tiga
komponen utama, yaitu:
1) Pendapatan
Pendapatan adalah aliran penerimaan kas atau harta lain
yang diterima dari konsumen sebagai hasil penjualan
barang atau pemberian jasa.
2) Biaya
Biaya adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa
yang dikonsumsi untuk menghasilkan pendapatan.
3) Laba (atau rugi)
Laba (atau rugi) adalah hasil selisih lebih (atau kurang)
antara pendapatan dengan biaya.
c. Laporan Ekuitas
Laporan ekuitas pemegang saham merekonsiliasi saldo awal
dan akhir semua akun yang ada dalam seksi ekuitas pemegang
saham pada neraca.
d. Laporan Arus Kas
Memberikan informasi tentang arus kas masuk dan keluar dari
kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi selama satu tahun
periode akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Laporan keuangan ini dibutuhkan oleh masyarakat di berbagai
kalangan. Hal ini dipertegas oleh Harahap (2007: 120-125)
yang mengemukakan bahwa pemakai laporan keuangan adalah:
1) Pemegang Saham ingin mengetahui kondisi keuangan
perusahaan, aset, utang, modal, hasil, biaya, dan laba serta
prestasi perusahaan dalam pengelolaan manajemen yang
diberikan amanah. Selain itu ia ingin mengetahui jumlah
deviden yang akan diterima, jumlah pendapatan saham,
jumlah laba yang ditahan. Dari informasi ini ia dapat
mempertimbangkan apakah ia akan terus mempertahankan
sahamnya, menjual, atau menambahnya.
2) Investor potensial akan melihat kemungkinan potensi
keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang
dilaporkan.
3) Analisa Pasar Modal ingin mengetahui nilai perusahaan,
kekuatan dan posisi keuangan perusahaan yang sudah go
public maupun yang berpotensi masuk pasar modal.
4) Manajer ingin mengetahui situasi ekonomis perusahaan
yang dipimpinnya. Seorang manajer dihadapkan kepada
seribu satu masalah yang memerlukan keputusan cepat dan
setiap saat. Untuk sampai pada keputusan tepat, ia harus
mengetahui selengkap-lengkapnya kondisi keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
perusahaan baik semua pos neraca (aset, utang, modal),
laba/rugi, likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan
sebagainya.
5) Karyawan dan Serikat Pekerja perlu mengetahui kondisi
keuangan perusahaan untuk menetapkan apakah ia harus
masih terus bekerja di situ atau pindah. Selain itu, ia perlu
mengetahui hasil usaha perusahaan supaya ia bisa menilai
apakah penghasilan yang diterimanya adil atau tidak, serta
untuk mengetahui mengenai cadangan dana pensiun,
asuransi kesehatan, asuransi atau jaminan sosial tenaga
kerja (jamsostek).
6) Instansi Pajak akan melihat dalam laporan keuangan
perusahaan mengenai kebenaran perhitungan pajak,
pembayaran pajak, pemotongan pajak, restitusi, dan juga
untuk dasar penindakan.
7) Pemberi Dana (Kreditur) ingin mengetahui kondisi
perusahaan baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang
akan diberi pinjaman. Bagi perusahaan yang sudah diberi
pinjaman, maka laporan keuangan akan menyajikan
informasi mengenai penggunaan dana yang diberikan,
seperti likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas perusahaan.
Bagi perusahaan calon debitur laporan keuangan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
menjadi sumber informasi untuk menilai kelayakan
perusahaan untuk menerima kredit yang akan diluncurkan.
8) Supplier ingin mengetahui apakah perusahaan layak
diberikan fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan, dan
sejauh mana potensi risiko yang dimiliki perusahaan.
9) Pemerintah dan Lembaga Pengatur Resmi ingin mengetahui
apakah perusahaan telah mengikuti peraturan yang telah
ditetapkan.
10) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) membutuhkan
laporan keuangan untuk menilai sejauhmana perusahaan
merugikan pihak tertentu yang dilindunginya.
11) Peneliti/Akademisi/Lembaga Peringkat menggunakan
laporan keuangan sebagai data primer dalam melakukan
penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan
laporan keuangan atau perusahaan. Laporan keuangan
menjadi bahan dasar yang diolah untuk mengambil
kesimpulan dari suatu hipotesis atau penelitian yang
dilakukan.
C. Analisis Rasio Keuangan
Penggunaan rasio keuangan sebagai alat analisis kinerja keuangan
perusahaan dan rasio keuangan nantinya akan dilihat oleh investor
atau manajer sebagai salah satu pendukung dalam pengambilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
keputusan. Rasio disebut sebagai perbandingan jumlah, dari satu
jumlah dengan jumlah lainnya itulah dilihat perbandingannya dengan
harapan nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya itu
dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan diputuskan (Fahmi, 2011:
107). Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap,
2007: 297). Oleh karena itu, rasio keuangan ini sangat penting bila
akan melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio
keuangan hanya akan menyederhanakan informasi yang
menggambarkan hubungan antar pos-pos yang bersangkutan, misalnya
antara utang dan modal, kas dan total aset, harga pokok produksi dan
total penjualan, dan sebagainya. Dengan adanya penyederhanaan
tersebut dengan cepat kita dapat menilai hubungan antar pos tadi dan
dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat
memperoleh informasi dan memberikan penilaian. Laporan keuangan
seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas adalah laporan
keuangan yang sering digunakan sebagai dasar analisis rasio
keuangan.
Selanjutnya rasio keuangan yang telah didapatkan oleh
perusahaan, akan dibandingkan dengan rata-rata industri. Industri
didefinisikan sebagai sekelompok perusahaan yang menghasilkan
barang-barang yang sejenis yang sama atau yang paling dekat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
barang pengganti. Rata-rata industri yang dihasilkan dari beberapa
perusahaan yang sejenis dapat dijadikan bagi perusahaan yang
bersangkutan. Rasio ini disebut sebagai rata-rata rasio industri.
Perbandingan antara rasio keuangan perusahaan-perusahaan dengan
rata-rata rasio industri akan menunjukkan sejauh mana kondisi
keuangan perusahaan saat ini (Nugroho, 2005). Tujuan dari analisis
rasio laporan keuangan secara umum adalah sebagai berikut menurut
Hanafi dan Halim (2005: 6-9):
1. Investasi pada saham
Analisis resiko difokuskan pada kemampuan perusahaan melewati
masa-masa sulit dan kemudian memproyeksikan kemampuan ini
untuk periode-periode masa yang akan datang.
2. Pemberian kredit
Dimana tujuan pokoknya adalah untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta
bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.
3. Kesehatan pemasok (supplier)
Mengetahui kondisi keuangan pemasok sangat bermanfaat bagi
perusahaan dalam melakukan negosiasi dengan pemasok.
4. Kesehatan pelanggan (customer)
Tujuannya adalah untuk mengetahui informasi mengenai
kemampuan pelanggan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
5. Kesehatan perusahaan ditinjau dari karyawan
Bertujuan untuk memastikan apakah perusahaan yang akan
dimasuki memiliki prospek keuangan yang bagus.
6. Pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang dibayarkan.
7. Analisis internal, tujuannya untuk mengetahui kondisi keuangan.
8. Analisis pesaing, untuk menentukan sejauh mana kekuatan
keuangan pesaing yang dapat dipakai untuk penentuan strategi
perusahaan.
9. Penilaian kerusakan untuk menentukan besarnya kerusakan yang
dialami perusahaan dalam rangka untuk mengganti kerugian.
Namun menganalisis laporan keuangan dengan teknik rasio
memiliki kelemahan dan kelebihan dibandingkan dengan teknik
analisis lainnya, antara lain (Harahap, 2007: 298-299):
a. Kelebihan teknik analisis rasio
1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan.
2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan oleh laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3) Mengetahui posisi perusahaan di tengah indusri lain.
4) Sangat bermanfaat untuk mengambil bahan dalam mengisi
model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-
score).
5) Menstandari ukuran perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
6) Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan
perusahaan lain atau melihat perkembangan secara periodik
atau “time series”.
7) Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan
prediksi di masa yang akan datang.
b. Kelemahan teknik analisis rasio
1) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat dapat digunakan
untuk kepentingan pemakainya.
2) Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan
juga menjadi keterbatasan teknik seperti:
a) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak
mengandung taksiran yang dapat dinilai bias atau subyektif.
b) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio
adalah nilai perolehan (cost), bukan harga pasar.
c) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada
angka rasio.
d) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi
bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
3) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, maka akan
menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
4) Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
5) Jika dua perusahaan yang dibandingkan, bisa saja teknik dan
standar akuntansi yang dipakai tidak sama sehingga jika
dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
D. Hubungan Rasio Keuangan dengan Kinerja Keuangan
Seperti yang kita ketahui, bahwa untuk dapat memenangkan
persaingan setiap perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang
baik. Untuk menilai keuangan suatu perusahaan diperlukan suatu
analisis laporan keuangan yaitu rasio keuangan yang dihitung dari
laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi
perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator
keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam
kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu
menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian
menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang
bersangkutan (Fahmi, 2011: 108).
Rasio keuangan dan kinerja perusahaan memiliki hubungan yang
erat. Setiap rasio yang digunakan memiliki arti masing-masing
tergantung dari siapa penggunanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
E. Rumus Rasio Keuangan
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam
menganalisis rasio, yaitu:
1. Rentabilitas
Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba
melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan
sebagainya. Menurut Wild (2005: 110) analisis profitabilitas
sangat penting bagi semua pengguna, khususnya investor ekuitas
dan kreditor. Bagi investor ekuitas, laba merupakan satu-satunya
faktor penentu perubahan nilai efek (sekuritas). Pengukuran dan
peramalan laba merupakan pekerjaan paling penting bagi investor
ekuitas. Bagi kreditor, laba dan arus kas operasi umumnya
merupakan sumber pembayaran bunga dan pokok. Rasio
rentabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) menunjukkan berapa
besar presentase pendapatan yang diperoleh perusahaan dari
setiap penjualan. Margin Laba dapat dirumuskan sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Return on Assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba.
Rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah
dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana
(aktiva) yang dimilikinya. ROA ini dihitung dengan cara
sebagai berikut:
c. Return on Equity (ROE) menunjukkan berapa besar persen
diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik, semakin
besar semakin bagus. ROE dapat dirumuskan sebagai berikut:
2. Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.
Misalnya membayar listrik, telepon, air PDAM, gaji karyawan,
dan sebagainya. Menurut Fraser dan Aileen Ormiston (2008: 223)
rasio likuiditas terdiri dari:
a. Current Ratio (Rasio Lancar) mengukur kemampuan suatu
perusahaan memenuhi kebutuhan hutang ketika jatuh tempo.
Kewajiban lancar dijadikan penyebut rasio karena dianggap
menggambarkan hutang yang paling mendesak, harus dilunasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dalam satu tahun atau satu siklus operasi. Current Ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut:
b. Quick Ratio (Rasio Cepat) menunjukkan kemampuan aktiva
lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Rasio
cepat adalah ukuran uji solvensi jangka pendek yang lebih teliti
daripada rasio lancar karena pembilangnya mengeliminasi
persediaan yang dianggap aktiva lancar yang sedikit tidak
likuid dan kemungkinan menjadi sumber kerugian. Quick ratio
dapat dirumuskan sebagai berikut:
3. Solvabilitas
Rasio Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. Rasio solvabilitas
terdiri dari 2 (dua) rasio, yaitu:
a. Debt to Equity, yaitu rasio yang memberi gambaran mengenai
struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat
dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang. Kreditor
jangka panjang pada umumnya lebih menyukai angka rasio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
yang lebih kecil. Semakin kecil angka rasio maka semakin
besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemiliki perusahaan.
(Prastowo dan Rifka, 2005: 89-90). Rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
b. Debt Total Assets Ratio, membagi total hutang dengan total
aktiva. Rasio ini merupakan ukuran tentang tingkat keamanan
yang dimiliki kreditor apabila hutang yang dimiliki dijamin
secara khusus dengan aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta
tingkat keuntungan yang semakin tinggi (Sartono, 2010: 121).
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
F. Analisis Trend
Analisis trend merupakan salah satu teknik analisis laporan
keuangan dan termasuk metode analisis horizontal. Analisis ini
menunjukkan kecenderungan perubahan suatu pos laporan keuangan
selama beberapa periode (dari tahun ke tahun). Dalam teknik analisis
ini, data laporan keuangan untuk beberapa periode dinyatakan dalam
satuan persentase atas dasar tahun dasar (Prastowo dan Rifka, 2005:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
66). Tujuan dari analisis trend ini membandingkan angka-angka atau
rasio satu dengan rasio yang lainnya. Dengan melihat kecenderungan
(trend) angka-angka atau rasio tertentu dapat diperoleh gambaran
apakah rasio-rasio tersebut cenderung naik, turun atau relatif konstan
(Prastowo dan Rifka, 2005: 73).
G. Metoda dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Prastowo dan Rifka (2002: 54-55) metoda analisis
laporan keuangan pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu:
1. Metoda analisis horizontal (dinamis) adalah metoda analisis yang
dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk
beberapa tahun, sehingga dapat diketahui perkembangan dan
kecenderungannya. Disebut sebagai metoda analisis horizontal
karena analisis ini membandingkan pos uang sama untuk periode
yang berbeda. Teknik-teknik yang termasuk dalam klasifikasi
metoda ini antara lain analisis perbandingan, analisis trend (index),
analisis sumber dan penggunaan dana, analisis perubahan laba
kotor.
2. Metoda analisis vertikal (statis) adalah metoda analisis yang
dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun
tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu
dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
periode yang sama. Oleh karena membandingkan antara pos yang
satu dengan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama, maka
disebut metoda vertikal. Teknik-teknik yang termasuk dalam
klasifikasi metoda ini antara lain teknik analisis prosentase per-
komponen (Common-Size), analisis rasio, dan analisis impas.
H. Penelitian Terdahulu
Tri Kurniasary Wahyuni (2007) melakukan penelitian tentang
analisis kinerja perusahaan ditinjau dari tingkat likuiditas, solvabilitas,
dan rentabilitas pada sepuluh perusahaan property yang memiliki 10
(sepuluh) ranking teratas akan laba rugi bersih yang terdaftar di BEJ
periode 2001-2005. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan melakukan
pencatatan, pengumpulan data, dan pengelompokan data. Teknik
analisis data yang digunakana yaitu analisis rasio yang terdiri dari
likuiditas (current dan quick rasio), solvabilitas (total debt to total
assets ratio) dan rentabilitas (profit margin, ROI,dan ROE). Hasil
analisis data menunjukkan pada tingkat likuiditas perusahaan property
mampu memenuhi kewajiban jangka pendek dan menunjukkan kinerja
yang baik dari tahun ke tahun. Pada tingkat solvabilitas dari tahun
2001 sampai tahun 2005 perusahaan property sanggup menunjukkan
kinerja yang baik karena perusahaan mampu memperlihatkan bahwa
aset yang dimiliki lebih besar dibandingkan hutangnya. Pada rasio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
rentabilitas perusahaan property mengalami ketidakstabilan dalam
menghasilkan laba bersih tiap tahunnya, sehingga perusahaan
menunjukkan kinerja yang kurang baik.
Adi Nugroho (2005) meneliti tentang analisis rasio keuangan
untuk menilai perkembangan keuangan perusahaan industri textil dan
garmen yang telah go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode
1998-2002. Data yang digunakan dalam menganalisis berupa neraca
dan laporan laba rugi perusahaan-perusahaan tersebut. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini hanya metode
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab
permasalahan adalah menggunakan times series analysis dan cross
sectional approach. Hasil dari penelitian ini adalah:
1. Tingkat likuiditas, current ratio mempunyai kecenderungan yang
terus meningkat dan hanya pada tahun 1998 berada dalam kondisi
ilikuid sedangkan tahun 1999-2002 berada dalam kondisi likuid,
quick ratio mempunyai kecenderungan yang terus meningkat
namun tahun 1998-2002 dalam kondisi ilikuid.
2. Tingkat solvabilitas, total assets to debt ratio selama lima tahun
mempunyai kecenderuangan yang semakin meningkat dan dari
tahun 1998-2002 dalam kondisi solvable. Net Worth to Debt Ratio
selama 5 (lima) tahun mempunyai kecenderungan yang semakin
meningkat namun dari tahun 1998-2002 dalam keadaan insolvable.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3. Tingkat rentabilitas, rentabilitas ekonomi selama tahun 1998-2001
dalam kondisi rendabel namun tahun 2002 dalam kondisi tidak
rendabel dan selama 5 (lima) tahun mempunyai kecenderungan
menurun, rentabilitas usaha pada tahun 1999,2001, dan 2002
dalam kondisi rendabel namun pada tahun 1998 dan 2000 dalam
kondisi tidak rendabel dan selama 5 (lima) tahun mempunyai
kecenderungan yang naik.
Habibie (2007) meneliti tentang analisis kinerja keuangan
perusahaan dengan menggunakan metode rasio pada PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) cabang Medan, menyimpulkan bahwa
kinerja keuangan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang
Medan pada tahun 2005 dan tahun 2006 secara umum dapat dikatakan
baik. Selain itu, kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) cabang Medan mengalami perubahan yang cukup baik, dan
dikatakan pula meskipun tingkat likuiditas pada PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) cabang Medan tampak rendah, hal ini tidak begitu
dipermasalahkan khususnya di perusahaan perbankan yang tugasnya
adalah menarik dan menyalurkan dana kepada masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris di perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Studi empiris ini dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman studi
terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
berupa laporan keuangan yang diperoleh dari laporan tahunan perusahaan
bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing yang go public di BEI periode 2007
sampai dengan 2011. Data yang digunakan adalah neraca dan laporan laba
rugi tahun 2007 sampai dengan 2011.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasi
dalan penelitian ini adalah perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing yang terdaftar di BEI.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Cara
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling, yaitu dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogiyanto, 2007: 79) Kriteria yang dipilih
dalam penelitian ini untuk mengambil sampel adalah :
a. Perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing yang terdaftar di
BEI yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan
secara lengkap dari tahun 2007 sampai dengan 2011.
b. Mempunyai laporan keuangan yang sudah diaudit oleh auditor
independen.
D. Data yang Dibutuhkan
a. Gambaran umum perusahaan
b. Neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2007 sampai dengan 2011
E. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode dokumentasi terhadap laporan keuangan perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007 sampai dengan 2011 yang
terdaftar di BEI.
F. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen (bebas), sifatnya tidak dapat berdiri sendiri serta menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
perhatian utama peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dependen adalah kinerja keuangan perusahaan.
b. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen, serta sifatnya dapat berdiri sendiri. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel independen adalah rumus-rumus dalam bentuk rasio,
yaitu rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas.
G. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan metode
deskriptif yaitu mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan data yang
diperoleh kemudian diinterpretasikan dan dianalisis sehingga memberikan
informasi yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi. Langkah-
langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yaitu sebagai
berikut:
a. Menghitung Rasio Keuangan
1) Rentabilitas
a) Net Profit Margin
b) Return On Assets
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
c) Return On Equity
2) Likuiditas
a) Current Ratio
b) Quick Ratio
3) Solvabilitas
a) Debt to Equity
b) Debt Total Assets Ratio
b. Menghitung rata-rata keuangan (rentabilitas, likuiditas dan
solvabilitas) dari perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing.
c. Melakukan analisis vertikal untuk masing-masing perusahaan
Agriculture, Forestry, dan Fishing dengan membandingkan antara
rasio keuangan dengan rasio industri untuk memperoleh kinerja
keuangan perusahaan dengan menyusun tabel cross sectional analysis.
Rata-rata rasio yang dihasilkan dari perusahaan bidang Agriculture,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Forestry, dan Fishing dijadikan pembanding bagi perusahaan yang
bersangkutan.
d. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing harus memperhatikan trend dari rata-rata
industri, yaitu dengan mengetahui kecenderungan kondisi keuangan
perusahaan-perusahaan tersebut. Selain itu, dengan menggunakan
perhitungan trend dapat memproyeksi keadaan perusahaan di masa
yang akan datang. Perhitungan trend dilakukan dengan menggunakan
rumus (Wahyuni, 2007):
Y’ = a + bx
Diketahui :
Y’ : nilai variabel yang ditentukan
a : nilai Y’ apabila x = 0
b : perubahan nilai Y’ dari waktu ke waktu
x : periode waktu dan tahun dasar
Untuk menentukan nilai a dan b pada persamaan diatas digunakan
rumus :
n
ya
2X
xyb
Dimana:
n : jumlah tahun yang digunakan
x : kode waktu masing-masing tahun
y : nilai variabel deret berkala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Hasil perhitungan diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Jika b positif, maka rentabilitas, likuiditas perusahaan mengalami
kenaikan dari waktu ke waktu sehingga perkembangan perusahaan
meningkat sedangkan untuk solvabilitas perkembangan perusahaan
mengalami penurunan.
2. Jika b negatif maka, rentabilitas, likuiditas perusahaan menurun
dari waktu ke waktu sehingga perkembangan keuangan perusahaan
menurun sedangkan untuk solvabilitas perkembangan perusahaan
mengalami peningkatan.
3. Jika b sama dengan nol maka, rentabilitas, likuiditas dan
solvabilitas dapat dikatakan dalam kondisi stabil atau sama dari
tahun ke tahun, sehingga perkembangan keuangan perusahaan
tetap.
e. Menggambarkan kecenderungan perkembangan atau trend tersebut
dengan grafik untuk masing-masing rasio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PT. Astra Agro Lestari Tbk
Keberadaan PT. Astra Agro Lestari Tbk dapat ditelusuri sekitar 30
tahun lalu saat PT Astra Internasional Tbk mendirikan unit usaha di bidang
perkebunan, yaitu mengkonversi usaha perkebunan ubi kayu 2.000 hektar
menjadi perkebunan karet. Tahun 1984 perusahaan melihat adanya prospek
yang baik dari bisnis kelapa sawit, oleh karena itu perusahaan mengakuisisi
PT Tunggal Perkasa Plantations yang memiliki perkebunan kelapa sawit
seluas 15.000 hektar. Pada 3 Oktober 1988, PT Astra Internasional mengganti
namanya menjadi PT Suryaraya Cakrawala, kemudian tahun 1989 mengganti
namanya kembali menjadi PT Astra Agro Niaga. Pada tahun 1997 PT Astra
Agro Niaga melakukan penggabungan usaha dengan PT Suryaraya Bahtera
dan mengganti namanya PT Astra Agro Lestari.
PT. Astra Agro Lestari memiliki visi yaitu menjadi perusahaan
Agrobisnis yang paling produktif dan paling inovatif di dunia dan untuk
mewujudkan visinya PT. Astra Agro Lestari memiliki misi yaitu menjadi
pautan dan berkontribusi untuk pembangunan serta kesejahteraan bangsa.
Sebagai perusahaan yang berkembang, 9 Desember 1997 PT. Astra Agro
Lestari mencatatkan sahamnya pertama kali di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya yang saat ini sudah bersatu menjadi Bursa Efek Indonesia.
Setelah 31 tahun beroperasi, kini perkebunan kelapa sawit yang dikelola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
sudah mencapai 266.706 hektar yang terdiri dari kebun inti dan plasma
(perkebunan rakyat) di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Jumlah
karyawan yang dimiliki perusahaan sampai dengan tahun 2011 mencapai
26.473 orang.
B. PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk
Perusahaan ini berdiri pada tahun 1911 ketika NV Hollandsch
Amerikaanse Plantage Maatschappji membuka perkebunan karet pertama di
Kisaran, Sumatera Utara dan merupakan salah satu perusahaan perkebunan
tertua di Indonesia. Tahun 1986 perusahaan diakuisisi oleh Bakrie and
Brothers dan berganti nama menjadi PT Bakrie Sumatera Plantations.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatanusaha
perusahaan meliputi bidang perkebunan, pengolahan, perdagangan dan
pengangkutan hasil tanaman dan produk industri, serta pabrik kertas. Tahun
1990 perusahaan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Sejak awal sebagai perusahaan perkebunan karet, perusahaan telah
berkembang dan diversifikasi untuk menjadi salah satu produsen terkemuka
baik karet alam dan CPO di Indonesia. Tahun 2007 perusahaan telah memulai
untuk memperluas ke provinsi Kalimantan Tengah, dan sedang
mengembangkan perkebunan Greenfield.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
C. PT. Bisi International Tbk
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1983 oleh Charoen Pokphand
Group sebagai perusahaan penghasil dan penjual benih hibrida untuk jagung,
padi, hortikultura, dan sekaligus menjadi penghasil utama pestisida di
Indonesia serta distributor berbagai pupuk. Kantor pusat perusahaan ini
berada di Jl. Raya Surabaya-Mojokerto Km. 19 Desa Beringindendo, Kec.
Taman Sidoarjo, Jawa Timur, sedangkan untuk kegiatan produksi berada di
Desa sumber Agung, Kec. Ploso Klaten Kediri, Jawa Timur.
Visi yang dimiliki oleh perusahaan adalah memberi pangan bagi dunia
yang berkembang dan untuk mewujudkan visi tersebut perusahaan bertekad
untuk memberikan produk, teknologi dan dukungan inovatif untuk membantu
para petani dalam meningkatkan produktivitas. Pada tanggal 20 Agustus 1997
perusahaan mendapatkan penghargaan Satya Lencana dari Presiden Republik
Indonesia dalam upayanya mengembangkan benih lokal berkualitas tinggi,
selanjutnya pada tanggal 20 Maret 2000 PT. BISI memperoleh akreditasi
pemerintah dari Intitute of Certification on Quality System untuk melakukan
self-labeling pada produknya. Sejak Mei 2007 PT. Bisi International
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, dan sampai tahun 2010
perusahaan telah memproduksi sendiri benih jagung hibrida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
D. PT. BW Plantation Tbk
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 6 November 2000 dengan nama
PT Bumi Perdana Prima Internasional. Pada tahun 2007 perusahaan
mengubah namanya menjadi PT BW Plantations Tbk sesuai perubahan
Anggaran Dasar serta tujuan dan sasaran perusahaan. PT BW Plantations
bergerak di bidang industri dan perkebunan kelapa sawit dengan minyak
sawit dan inti sawit sebagai produk utama serta memanen Tandan Buah Segar
(TBS) untuk diolah menjadi minyak kelapa sawit. Visi dari PT. BW
Plantations Tbk adalah menjadi perusahaan produsen minyak kelapa sawit
yang dinamis, sedangkan misinya adalah mengadopsi praktik terbaik yaitu
menggabungkan integritas dan profesionalitas yang tinggi, menerapkan bisnis
yang berwawasan lingkungan dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi
serta memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, memiliki biaya
operasional yang efesien untuk meningkatkan laba rugi perusahaan dan para
pemegang saham, dan memiliki pertumbuhan usaha yang baik dalam jangka
pendek dan jangka panjang.
E. PT. Central Proteinaprima Tbk
Perusahaan ini didirikan pada 30 April tahun 1980 oleh Charoen
Pokphand Group dan telah beranjak menjadi sebuah perusahaan besar dengan
kegiatan operasional kurang lebih 30 tahun. PT. Central Proteinaprima Tbk
sebagai pelopor dalam usaha budidaya akuakultur skala besar, dan salah satu
produsen, pengolah udang terbesar di dunia, serta pengekspor udang utama ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pasar Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. PT. Central Proteinaprima Tbk
memiliki visi yakni menjadi perusahaan akuakultur terbesar dan terdepan
yang terintegrasi secara vertikal di dunia, dan untuk mewujudkan visi ini PT.
Central Proteinaprima Tbk akan terus menerus meningkatkan kekuatan di
bidang akuakultur dan mengutamakan efisiensi melalui sistem manajemen
yang inovatif serta teknologi terkini dalam rangka memastikan keberhasilan
dari para perambak serta memberikan rangkaian produk yang berkualitas,
serta secara konsisten perusaahaan akan mengevaluasi kinerja CP Prima dan
memberikan kontribusi di bidang social selain juga menetapkan praktik yang
ramah lingkungan di seluruh proses operasional. Hasil produksi perusahaan
ini antara lain benur, probiotik, pakan udang dan pakan ikan.
PT. Central Proteinaprima Tbk memiliki unit operasi antara lain
fasilitas produksi pembenuran, budidaya udang, pengelolaan udang beku,
probiotik, fasilitas produksi pakan dan berbagai pakan ikan dan udang, dan
hewan peliharaan. Perusahaan memiliki 6 unit pembenuran yang berlokasi di
Lampung, Medan, Anyer, Rembang dan Situbondo yang memiliki kapasitas
produksi puluhan miliar benur per tahun, selain itu PT. Central Proteinaprima
memiliki 9 unit pabrik pakan udang dan ikan yang berlokasi di Jawa Barat,
Jawa Timur, Lampung dan Medan. Selain adanya fasilitas-fasilitas yang
menunjang untuk produksi, PT. Central Proteinaprima Tbk juga memiliki
SDM yang kompeten dibidangnya masing-masing, dan sampai tahun 2010
perusahaan memiliki karyawan sebanyak 9.800 pekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F. PT. Dharma Samudra Fishing Industries Tbk
Perusahaan ini didirikan di Jakarta pada tanggal 2 Oktober 1973
dengan alamat kantor pusat di Jl. Laks. R.E Martadinata 1, Tanjung Priok,
Jakarta dan memiliki kantor cabang di Jl. R.A Kartini No. 39 Kendari.
Perusahaan tersebut bergerak di bidang perikanan laut yang meliputi
menangkap, mengumpulkan, mengolah, menjual serta menjalankan usaha di
bidag perdangangan hasil perikanan laut.
G. PT. Gozco Plantations Tbk
Perusahaan yang beralamat di Gedung Graha Permata Pancoran C9-10
Jl. Raya Pasar Minggu No. 32 C/10 Jakarta Selatan ini berdiri pada 10
Agustus 2001 dengan nama sebelumnya PT Surya Gemilang Sentosa. Pada
tanggal 19 Desember 2007 berubah nama menjadi PT Gozco Plantations.
Sebagai perusahaan yang akan terus berkembang, perusahaan memiliki visi
yakni menjadi produsen produk kelapa sawit yang bermutu, efisien dan
produktif yang berkembang dan berkelanjutan dengan melakukan investasi
terbaik pada industrinya dan di komunitasnya untuk meningkatkan nilai
stakeholder. Sebagai cara untuk mewujudkan visi ini, perusahaan berupaya
mengembangkan perkebunan kelapa sawit melalui kapitalisasi yang mantap
atas tim manajemen kebun yang profesional dan berdedikasi, memperluas
area perkebunan pada lahan yang sangat cocok untuk pengembangan usaha
kelapa sawit dan letaknya strategis dalam kelompok, secara bertahap
membangun kapasitas pengolahan dan infrastruktur pendukung untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
menempatkan produk secara efisien ke dalam pasar, memelihara hubungan
kuat yang sudah ada dengan masyarakat sekitar dengan cara pengembangan
program petani kecil kelapa sawit dan pengembangan komunitas yang
berkelanjutan.
H. PT. Inti Agri Resources Tbk ( Formerly PT Inti Kapuas Arowana Tbk )
Perusahaan ini awalnya bernama PT Inti Indah Karya Plasindo yang
berdiri pada tanggal 16 Maret 1999 dan bergerak dalam bidang usaha plastik.
Pada tanggal 14 Oktober 2002, perusahaan tersebut mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Indonesia. Namun pada tahun 2005 perusahaan mengubah
kegiatan usahanya pada industri ikan hias Arowana Super Red dan mengganti
nama perusahaan menjadi PT Inti Kapuas Arowana Tbk. Pada tanggal 21
April 2008 perseroan merubah namanya menjadi PT Inti Agri Resources Tbk.
Dalam menjalankan usaha ikan Arowana Super Red, perusahaan mengambil
alih usaha penangkaran ikan Arowana tradisional di Pontianak, serta
mengakuisisi lahan yang dikembangkan menjadi tambak-tambak
penangkaran baru dan modern. PT. Inti Agri Resources Tbk memiliki visi
yakni menjadi perusahaan berbasis agri bisnis dengan beragam aktifitas
dalam rangka mengeksplorasi kekayaan alam serta melestarikan satwa langka
asli Indonesia, sedangkan misi perusahaan adalah menjalankan agri bisnis
secara komersil demi kepentingan atau manfaat bagi seluruh pemangku
kepentingan namun tanpa mengabaikan kepedulian terhadap lingkungan
secara menyeluruh, memperkenalkan dan mengangkat citra satwa asli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Indonesia “Ikan Arowana” kehadapan masyarakat lokal dan internasional
serta melestarikannya, dan menjalakan aktifitas bisnis dalam mengelola
kekayaan alam bumi Indonesia dengan tujuan komersil tanpa mengabaikan
kepedulian terhadap sesama dan lingkungan.
I. PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk
Perusahaan tersebut berdiri pada tahun 1906 atas inisiatif Harrisons &
Crosfield Plc berkembang menjadi salah satu perusahaan perkebunan
terkemuka di dunia dengan lebih dari 100.000 hektar perkebunan kelapa
sawit, karet, kakao, dan teh di empat pulau terbesar di Indonesia. Namun
sejak tahun 1980 perusahaan mengutamakan karet sebagai komoditas utama
perseroan. Tahun 2009, perusahaan menjadi penghasil minyak sawit lestari
setelah menerima sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) atas
perkebunan dan pabrik kelapa sawitnya di Sumatera Utara.
J. PT. Sampoerna Agro Tbk
Perusahaan ini berdiri pada tahun 1993 dengan nama PT Selapan Jaya
dan mengelola kebun kelapa sawit di Sumatera Selatan. Saat ini perusahaan
memfokuskan diri pada empat lini produk utama, yaitu produk sawit, produk
inti sawit, kecambah sawit, dan produk non kelapa sawit (sagu dan karet).
Perseroan tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2007. PT. sampoerna Agro Tbk memiliki visi yaitu menjadi salah satu
perusahaan yang bertanggungjawab di sektor agribisnis, serta misi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dimiliki adalah mengembangkan tim manajemen professional yang
berintegritas tinggi dan didukung oleh sumber daya manusia yang terampil
dan termotivasi, mencari dan mengembangkan peluang pertumbuhan yang
menguntungkan di bisnis inti kami dengan tetap menjaga pengeluaran biaya
secara terkontrol, terus berusaha mencapai kesempurnaan melalui motivasi,
penelitian, dan pengembangan, ikut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas
hidup masyarakat sekitar perkebunan, dan menjaga dan mempromosikan
standar lingkungan hidup yang baku dalam segala aspek pengembangan,
produksi dan pengolahan.
K. PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk
Berdirinya perusahaan berawal sejak didirikannya CV Phonix Mas
tahun 1979 yang bergerak dibidang perdagangan hasil bumi dan kelautan.
Tahun 1982 perusahaan mengekspor produknya dan dilanjutkan dengan
membangun pabrik pengolahan kacang mete tahun 1989. Pada tanggal 7
Agustus 1993 didirikan PT Golden Phoenix berdasarkan Akta nomor 096
yang dibuat dihadapan notaris. PT. Golden Phoenix adalah induk dari CV
Phonix Mas yang bergerak dibidang pengolahan rumput laut menjadi
karaginan (tepung rumput laut). Namun pada tanggal 30 Mei 1996, PT.
Golden Phoenix merubah namanya menjadi PT Wahana Yuda Mandiri dan
selanjutnya pada tanggal 31 Januari 2000 perusahaan mengganti namanya
menjadi PT Wahana Phonix Mandiri berdasarkan Akta nomor 44. PT.
Wahana Phonix Mandiri Tbk memiliki visi yakni menjadi perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Agroindustri terkemuka dalam mengolah produk unggulan alam Indonesia,
serta misi perusahaan adalah membangun integrasi usaha pengelolaan rumput
laut dan kacang mete yang berdaya saing internasional, menjadi industri
pengolahan makanan dan minuman yang sehat dan berkarakter, mendukung
pemerintah dalam menanggulangi permasalahan kesejahteraan bangsa
khususnya dalam penyediaan pangan dan gizi, membantu pemerintah dalam
menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD), pertumbuhan dan perkembangan
perusahaan dan perekonomian masyarakat yang semakin meningkat,
membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat khususnya di sektor pertanian atau perkebunan dan industri, dan
meningkatkan penghasilan atau keuntungan perusahaan untuk dapat
berkembang menjadi lebih besar dan maju.
Pada tanggal 22 Juni 2001 perusahaan mulai mencatatkan sahamnya
pada PT. Bursa Efek Indonesia. PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk ini
bergerak dibidang perdagangan, pembangunan, industri, perdagangan hasil
tambang, pertanian, percetakan, pengangkutan dan jasa, namun komoditas
utama perdagangan hasil pertanian dan hasil kelautan adalah rumput laut,
beras dan kedelai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Menilai Kinerja Keuangan dengan membandingkan antara Rasio
Keuangan Perusahaan dengan Rata-rata Industri bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing tahun 2007 dan 2011
1. Rasio Rentabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba melalui kemampuan dan sumber yang ada.
a. Net Profit Margin
Tingkat net profit margin yang dimiliki perusahaan dibidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing pada tahun 2007 dan 2011 terdapat
pada gambar 5.1 dan 5.2. Tingkat net profit margin untuk perusahaan
bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing selama tahun 2007 dan 2011
diperoleh dari perbandingan laba bersih perusahaan dengan penjualan
perusahaan, perhitungan net profit margin masing-masing perusahaan
terdapat pada tabel 5.1 dan tabel 5.2.
Pada tahun 2007 perusahaan yang memiliki rasio net profit margin
tertinggi adalah PT. Astra Agro Lestari Tbk yaitu sebesar 33,11% yang
berarti bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba bersih setelah
pajak sebesar Rp33,11 pada setiap Rp100 penjualan, sedangkan rasio
net profit margin terendah dimiliki oleh PT. Wahana Phonix Mandiri
Tbk yaitu sebesar 0,08% yang berarti bahwa perusahaan mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp8,00 pada setiap
Rp100 penjualan. Hal ini dapat dilihat dalam gambar 5.1.
Tabel 5.1 Perhitungan net profit margin perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing pada tahun 2007
Kode
perusahaan
Laba bersih (dalam
jutaan rupiah) Penjualan (dalam
jutaan rupiah) NPM (%)
(1) (2) (1) : (2)
AALI 1,973,428 5,960,954 33.11
UNSP 206,575 1,949,018 10.60
BISI 150,292 889,588 16.89
BWPT 86,552 340,552 25.42
CPRO 358,413 6,123,044 5.85
DSFI 2,096 250,855 0.84
GZCO 25,803 132,795 19.43
IIKP 20,876 80,885 25.81
LSIP 564,034 2,929,993 19.25
SGRO 215,083 1,598,931 13.45
WAPO 130 153,783 0.08
Rata-rata industri 15.52
Gambar 5.1 Tingkat net profit margin masing-masing perusahaan dan
rata-rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing tahun 2007
Pada tahun 2011, perusahaan yang memiliki nilai net profit margin
tertinggi adalah PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk yaitu sebesar
0
5
10
15
20
25
30
35
A A LI U N SP B ISI B W PT C PR O DSFI GZC O IIKP LSIP SGRO W A PO
NPM Rata-rata 15,52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
36,31% yang berarti bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba
bersih setelah pajak sebesar Rp36,31 pada setiap Rp100 penjualan,
sedangkan perusahaan yang memiliki rasio net profit margin terendah
adalah PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk yaitu sebesar -335,42% yang
berarti bahwa perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar yaitu
pada setiap Rp100 penjualan mengalami kerugian sebesar Rp335. Hal
ini dapat dilihat pada tabel 5.2.
Setelah melihat rasio net profit margin tahun 2007 dan 2011,
perusahaan yang mengalami peningkatan rasio net profit margin
adalah PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk, PT. BW Plantations Tbk,
PT. Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, PT. Gozco Plantations
Tbk, PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk, dan PT. Sampoerna
Agro Tbk, sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan nilai net
profit margin adalah PT. Astra Agro Lestari Tbk, PT. Bisi
Internasional Tbk, PT. Central Proteinaprima Tbk, PT. Inti Agri
Resources Tbk, dan PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 5.2 Perhitungan net profit margin perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing pada tahun 2011
Kode
perusahaan
Laba bersih (dalam
jutaan rupiah) Penjualan (dalam
jutaan rupiah) NPM (%)
(1) (2) (1) : (2)
AALI 2,405,564 10,772,582 22.33
UNSP 745,501 4,367,081 17.07
BISI 146,127 998,656 14.63
BWPT 320,388 888,298 36.07
CPRO -2,036,203 7,529,439 -27.04
DSFI 7,093 171,817 4.13
GZCO 167,140 492,947 33.91
IIKP -23,275 12,942 -179.84
LSIP 1,701,513 4,686,457 36.31
SGRO 540,944 3,142,379 17.21
WAPO -69,529 20,729 -335.42
Rata-rata industri -32.65
Gambar 5.2 Tingkat net profit margin masing-masing perusahaan dan
rata-rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing tahun 2011.
-400
-300
-200
-100
0
100
AALI UNSP BISI BWPT CPRO DSFI GZCO IIKP LSIP SGRO WAPO
NPM
Rata-rata -32,65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Keterangan:
AALI : PT. Astra Agro Lestari Tbk
UNSP : PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk
BISI : PT. Bisi Internasional Tbk
BWPT : PT. BW Plantations Tbk
CPRO : PT. Central Proteinaprima Tbk
DSFI : PT. Dharma Samudera Fishing Industries Tbk
GZCO : PT. Gozco Plantations Tbk
IIKP : PT. Inti Agri Resources Tbk
LSIP : PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk
SGRO : PT. Sampoerna Agro Tbk
WAPO : PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk
Kemudian langkah selanjutnya adalah melihat trend net profit margin
untuk melihat kinerja perusahaan dari tahun 2007 sampai dengan
2011. Selanjutnya untuk perhitungan trend dapat dilihat pada tabel
5.3.
Tabel 5.3 Perhitungan trend net profit margin perusahaan
bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007
sampai dengan 2011.
Tahun NPM
(Y) X X
2 XY Y' (Trend)
2007 15.52 -2 4 -31.04 21.97
2008 12.44 -1 1 -12.44 12.29
2009 5.72 0 0 0.00 2.61
2010 12.01 1 1 12.01 -7.07
2011 -32.65 2 4 -65.30 -16.75
Jumlah 13.04 0 10 -96.77 13.05 Sumber: data sekunder 2007-2011
Jadi persamaan trend untuk net profit margin adalah Y = 2,61 –
9,68X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Berdasarkan hasil perhitungan dari rata-rata industri untuk seluruh
perusahaan berjumlah 11 (sebelas) perusahaan, tingkat net profit
margin pada tahun 2007 sampai dengan 2011 mengalami penurunan.
Hal ini ditunjukkan dengan tingkat trend perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing yang mengalami penurunan dari
tahun ke tahun dengan nilai b bernilai negatif sebesar -9,68. Hal ini
dapat dilihat seperti gambar 5.3 yang menunjukkan trend net profit
margin yang menurun.
Gambar 5.3 Tingkat net profit margin dan trend net profit margin
industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing dari
tahun 2007 sampai dengan 2011.
b. ROA
Tingkat ROA untuk perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing tahun 2007 dan 2011 diperoleh dari perbandingan laba bersih
perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan,
perhitungan ROA masing-masing perusahaan terdapat pada tabel 5.4
dan 5.5.
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
2007 2008 2009 2010 2011
Profit Margin
Trend
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 5.4 Perhitungan ROA perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing pada tahun 2007
Kode
perusahaan
Laba bersih (dalam
jutaan rupiah) Total Aktiva (dalam
jutaan rupiah) ROA (%)
(1) (2) (1) : (2)
AALI 1,973,428 5,352,986 36.87
UNSP 206,575 4,310,903 4.79
BISI 150,292 892,227 16.84
BWPT 86,552 578,401 14.96
CPRO 358,413 7,794,496 4.60
DSFI 2,096 316,161 0.66
GZCO 25,803 1,018,106 2.53
IIKP 20,876 412,548 5.06
LSIP 564,034 3,938,140 14.32
SGRO 215,083 2,088,002 10.30
WAPO 130 199,516 0.07
Rata-rata industri 10.09
Berdasarkan perhitungan ROA untuk tahun 2007 yang tertera pada
tabel 5.4 perusahaan yang menunjukkan angka rasio ROA tertinggi
adalah PT. Astra Agro Lestari Tbk yaitu sebesar 36,87% yang berarti
bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan keuntungan sebesar
Rp36,87 untuk setiap Rp100 penggunaan aktivanya, sedangkan
perusahaan yang memiliki angka rasio ROA terendah adalah PT.
Wahana Phonix Mandiri Tbk yaitu sebesar 0,07%. Hal ini dapat
dilihat dalam gambar 5.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 5.4 Tingkat ROA masing-masing perusahaan dan rata-rata
industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun
2007
Pada tahun 2011, perusahaan yang menunjukkan angka rasio ROA
tertinggi adalah PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk yaitu sebesar
25,05% yang berarti bahwa perusahaan mampu memberikan
keuntungan sebesar Rp25,05 untuk setiap Rp100 penggunaan
aktivanya, sedangkan perusahaan yang memiliki angka rasio ROA
terendah adalah PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk yaitu sebesar
-86,92% yang berarti bahwa perusahaan mengalami kerugian sebesar
Rp86,92 pada setiap penggunaan aktiva sebesar Rp100. Hal ini dapat
dilihat pada gambar 5.5.
Setelah melihat perbandingan rasio ROA tahun 2007 dan 2011,
perusahaan yang mengalami peningkatan angka rasio ROA adalah PT.
Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, PT. Gozco Plantations
Tbk, PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk, dan PT. Sampoerna
Agro Tbk, sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan nilai
0
5
10
15
20
25
30
35
40
A A LI U N SP B ISI B W PT C PR O D SFI GZC O IIKP LSIP SGR O W A PO
ROA
Rata-rata 10,09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
rasio ROA adalah PT. Astra Agro Lestari Tbk, PT. Bakrie Sumatera
Plantations Tbk, PT. Bisi Internasional Tbk, PT. BW Plantations Tbk,
PT. Central Proteinaprima Tbk, PT. Inti Agri Resources Tbk, dan PT.
Wahana Phonix Mandiri Tbk.
Tabel 5.5 Perhitungan ROA perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing pada tahun 2011
Kode
perusahaan
Laba bersih (dalam
jutaan rupiah) Total Aktiva (dalam
jutaan rupiah)
ROA
(%)
(1) (2) (1) : (2)
AALI 2,405,564 10,204,495 23.57
UNSP 745,501 18,702,295 3.99
BISI 146,127 1,518,534 9.62
BWPT 320,388 3,589,031 8.93
CPRO -2,036,203 7,062,598 -28.83
DSFI 7,093 161,729 4.39
GZCO 167,140 2,434,096 6.87
IIKP -23,275 382,377 -6.09
LSIP 1,701,580 6,791,859 25.05
SGRO 540,944 3,411,026 16
WAPO -69,529 79,991 -86.92
Rata-rata industri ROA -2.14
Gambar 5.5 Tingkat ROA masing-masing perusahaan dan rata-rata
industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun
2011
-100
-80
-60
-40
-20
0
20
40
AALI UNSP BISI BWPT CPRO DSFI GZCO IIKP LSIP SGRO WAPOROA
Rata-rata -2,14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Langkah selanjutnya adalah melihat trend ROA perusahaan yang
digunakan untuk melihat kinerja perusahaan. Selanjutnya untuk
perhitungan trend ROA dapat dilihat pada tabel 5.6
Tabel 5.6 Perhitungan trend ROA perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing tahun 2007 sampai dengan 2011.
Tahun ROA
(Y) X X
2 XY Y' (Trend)
2007 10.09 -2 4 -20.18 6.55
2008 8.43 -1 1 8.43 5.65
2009 0.36 0 0 0.00 4.75
2010 7.00 1 1 7.00 3.85
2011 -2.14 2 4 -4.28 2.95
Jumlah 23.74 0 10 -9.03 23.75 Sumber: data sekunder 2007-2011
Jadi persamaan trend untuk ROA adalah Y = 4,75 – 0,90X.
Berdasarkan hasil perhitungan dari rata-rata industri untuk seluruh
perusahaan berjumlah 11 perusahaan, tingkat ROA pada tahun 2007
sampai dengan 2011 mengalami penurunan. Hal ini ditunjukkan
dengan tingkat trend perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun dengan nilai b
bernilai negatif sebesar -0,90. Hal ini dapat dilihat seperti gambar 5.6
yang menunjukkan trend ROA yang menurun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar 5.6 Tingkat ROA dan trend ROA bidang Agriculture, Forestry,
dan Fishing dari tahun 2007 sampai dengan 2011.
c. ROE
Tingkat ROE yang dimiliki perusahaan bidang Agriculture, Forestry,
dan Fishing pada tahun 2007 dan 2011 terdapat pada gambar 5.7 dan
5.8. Tingkat ROE untuk perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing selama tahun 2007 sampai dengan 2011 diperoleh dari
perbandingan laba bersih perusahaan dengan modal yang dimiliki oleh
perusahaan, perhitungan ROE masing-masing perusahaan terdapat
pada tabel 5.7 dan 5.8.
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
2007 2008 2009 2010 2011
ROA
Trend ROA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 5.7 Perhitungan ROE perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing pada tahun 2007
Kode
perusahaan
Laba bersih (dalam
jutaan rupiah)
Ek. Pemg.Saham (dalam jutaan
rupiah) ROE (%)
(1) (2) (1) : (2)
AALI 1,973,428 4,060,602 48.60
UNSP 206,575 2,385,206 8.66
BISI 150,292 544,022 27.63
BWPT 86,552 95,374 90.75
CPRO 358,413 1,530,819 23.41
DSFI 2,096 187,516 1.12
GZCO 25,803 506,317 5.10
IIKP 20,876 405,552 5.15
LSIP 564,034 2,315,027 24.36
SGRO 215,083 1,471,240 14.62
WAPO 130 82,341 0.16
Rata-rata industri 22.69
Berdasarkan hasil perhitungan, pada tahun 2007 terdapat perusahaan
yang memiliki angka rasio ROE tertinggi adalah PT. BW Plantations
Tbk yaitu sebesar 90,75% yang berarti bahwa perusahaan mampu
menghasilkan keuntungan sebesar Rp90,75 dari setiap Rp100 modal
sendiri, sedangkan perusahaan yang memiliki angka rasio ROE
terendah adalah PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk yaitu sebesar
0,16%. Hal ini dapat dilihat pada gambar 5.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 5.7 Tingkat ROE masing-masing perusahaan dan rata-rata
industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun
2007.
Perusahaan yang menunjukkan angka rasio ROE tertinggi pada tahun
2011 adalah PT. PP London Sumatera Indonesia yaitu sebesar 29,14%
yang berarti bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan
sebesar Rp29,14 dari setiap Rp100 modal sendiri, sedangkan
perusahaan yang memiliki angka rasio ROE terendah adalah PT.
Central Proteinaprima Tbk sebesar -379,55% yang berarti bahwa
perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp379,55 pada setiap
penggunaan Rp100 modal sendiri. Hal ini dapat dilihat pada gambar
5.8, sedangkan untuk perhitungan ROE tahun 2011 dapat dilihat pada
tabel 5.8.
0
20
40
60
80
100
AALI UNSP BISI BWPT CPRO DSFI GZCO IIKP LSIP SGRO WAPO
ROE
Rata-rata 22.69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar 5.8 Tingkat ROE masing-masing perusahaan dan rata-rata
industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun
2011.
Setelah melihat perbandingan rasio ROE tahun 2007 sampai dengan
2011, perusahaan yang mengalami peningkatan angka rasio ROE
adalah PT. Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, PT. Gozco
Plantations Tbk, PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk, dan PT.
Sampoerna Agro Tbk, sedangkan perusahaan yang mengalami
penurunan nilai ROE adalah PT. Astra Agro Lestari Tbk, PT. Bakrie
Sumatera Plantations Tbk, PT. Bisi Internasional Tbk, PT. BW
Plantations Tbk, PT. Central Proteinaprima Tbk, PT. Inti Agri
Resources Tbk, dan PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk.
-450-400-350
-300-250-200-150
-100-50050
100
AALI UNSP BISI BWPT CPRO DSFI GZCO IIKP LSIP SGRO WAPO
ROE
Rata-rata -21,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 5.8 Perhitungan ROE perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing pada tahun 2011
Kode
perusahaan
Laba bersih (dalam
jutaan rupiah) Ek. Pemg.Saham (dalam jutaan rupiah) ROE (%)
(1) (2) (1) : (2)
AALI 1,973,428 8,139,615 24.24
UNSP 745,501 9,057,562 8.23
BISI 146,127 1,279,256 11.42
BWPT 320,388 1,128,773 28.38
CPRO -2,036,203 536,485 -379.55
DSFI 7,093 36,445 19.46
GZCO 167,140 1,492,276 11.20
IIKP -23,275 380,899 -6.11
LSIP 1,701,580 5,839,424 29.14
SGRO 540,944 2,499,511 21.64
WAPO -69,529 1,589,249 -4.37
Rata-rata industri ROE -21.00
Langkah selanjutnya melihat trend untuk dapat dilihat kinerja
perusahaan pada tahun 2007 sampai dengan 2011. Tabel 5.9
menunjukkan hasil perhitungan trend ROE.
Tabel 5.9 Perhitungan trend ROE perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing tahun 2007 sampai dengan 2011.
Tahun ROE (Y) X X2 XY Y' (Trend)
2007 22.69 -2 4 -45.38 13.68
2008 12.47 -1 1 -12.47 4.66
2009 -45.62 0 0 0.00 -4.36
2010 9.67 1 1 9.67 -13.38
2011 -21 2 4 -42.00 -22.4
Jumlah -21.79 0 10 -90.18 -21.8 Sumber: data sekunder 2007-2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Jadi persamaan trend untuk ROE adalah Y = -4,36 – 9,02X.
Berdasarkan hasil perhitungan dari rata-rata industri untuk seluruh
perusahaan berjumlah 11 (sebelas) perusahaan, tingkat ROE pada
tahun 2007 sampai dengan 2011 mengalami penurunan. Hal ini
ditunjukkan dengan tingkat trend yang selalu mengalami penurunan
dari tahun ke tahun dengan nilai b bernilai negatif sebesar -9,02. Hal
ini dapat dilihat seperti gambar 5.9 yang menunjukkan tingkat trend
ROE menurun.
Gambar 5.9 Tingkat industri ROE dan trend ROE perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing dari tahun 2007
sampai dengan 2011.
2. Rasio Likuiditas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.
a. Current Ratio
Tingkat current ratio dan rata-rata industri yang dimiliki perusahaan
Agriculture, Forestry, dan Fishing pada tahun 2007 dan 2011 terdapat
pada gambar 5.10 dan 5.11. Tingkat current ratio untuk perusahaan
Agriculture, Forestry, dan Fishing selama tahun 2007 sampai dengan
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
2007 2008 2009 2010 2011ROE
Trend ROE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2011 diperoleh dari perbandingan antara aktiva lancar dengan utang
lancar, perhitungan current ratio masing-masing perusahaan terdapat
pada tabel 5.10 dan 5.11.
Tabel 5.10 Perhitungan current ratio perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing pada tahun 2007
Kode
perusahaan
Aktiva Lancar (dalam jutaan rupiah)
Utang Lancar (dalam jutaan rupiah) CR (%)
(1) (2) (1) : (2)
AALI 1,647,854 1,027,958 160.30
UNSP 1,427,343 449,843 317.30
BISI 690,146 268,608 256.93
BWPT 111,366 220,242 50.57
CPRO 4,053,009 1,428,823 283.66
DSFI 208,838 125,229 166.76
GZCO 75,057 50,496 148.64
IIKP 51,800 6,136 844.20
LSIP 914,538 833,347 109.74
SGRO 942,310 374,464 251.64
WAPO 161,864 110,432 146.57
Rata-rata industri 248.76
Berdasarkan hasil perhitungan nilai current ratio diperoleh bahwa
pada tahun 2007 perusahaan yang memiliki angka current ratio
tertinggi adalah PT. Inti Agri Resources Tbk yaitu sebesar 844,20%
yang berarti bahwa perusahaan mampu untuk menjamin Rp100 utang
lancar dengan Rp844,20 aktiva lancar, sedangkan perusahaan yang
memiliki angka current ratio terendah adalah PT. BW Plantations Tbk
yaitu sebesar 50,57%. Hal ini dapat dilihat pula dalam gambar 5.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 5.10 Tingkat current ratio masing-masing perusahaan dan rata-
rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing
tahun 2007.
Pada tahun 2011 perusahaan yang memiliki angka current ratio
tertinggi adalah PT. Inti Agri Resources Tbk sebesar 1672,58,
sedangkan angka current ratio terendah dimiliki oleh PT. Bakrie
Sumatera Plantations Tbk yaitu sebesar 39,77%. Hal ini dapat dilihat
dalam gambar 5.11 dan perhitungan ROE masing-masing perusahaan
dapat dilihat dalam tabel 5.11.
Setelah melihat perbandingan current ratio tahun 2007 sampai dengan
2011, perusahaan yang mengalami peningkatan angka current ratio
adalah PT. Bisi Internasional Tbk, PT. BW Plantations Tbk, PT.
Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, PT. Inti Agri Resources
Tbk, PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk, sedangkan perusahaan
yang mengalami penurunan nilai current ratio adalah PT. Astra Agro
Lestari Tbk, PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk, PT. Central
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
AALI UNSP BISI BWPT CPRO DSFI GZCO IIKP LSIP SGRO WAPO
CR
Rata-rata 248,76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Proteinaprima Tbk, PT. Gozco Plantations Tbk, PT. Sampoerna Agro
Tbk dan PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk.
Tabel 5.11 Perhitungan current ratio perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing pada tahun
2011.
Kode
perusahaan
Aktiva Lancar (dalam jutaan rupiah)
Utang Lancar (dalam jutaan rupiah) CR (%)
(1) (2) (1) : (2)
AALI 1,886,387 1,440,351 130.97
UNSP 1,369,517 3,443,758 39.77
BISI 1,216,417 200,115 607.86
BWPT 441,193 517,058 85.33
CPRO 3,422,950 6,095,011 56.16
DSFI 85,263 25,682 332.00
GZCO 231,317 293,848 78.72
IIKP 15,923 952 1672.58
LSIP 2,567,657 531,326 483.25
SGRO 782,629 492,375 158.95
WAPO 5,892 12,045 48.92
Rata-rata industri 335.86
Gambar 5.11 Tingkat current ratio masing-masing perusahaan dan rata-
rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing
tahun 2011.
0
200
400
600
8001000
1200
1400
1600
1800
AALI UNSP BISI BWPT CPRO DSFI GZCO IIKP LSIP SGRO WAPO
CR
Rata-rata 335.86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Langkah selanjutnya adalah melihat trend current ratio perusahaan
yang digunakan untuk melihat kinerja perusahaan. Selanjutnya untuk
perhitungan trend current ratio dapat dilihat pada tabel 5.12.
Tabel 5.12 Perhitungan trend current ratio perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007 sampai
dengan 2011.
Tahun CR (Y) X X2 XY Y' (Trend)
2007 248.76 -2 4 -497.52 380.98
2008 670.15 -1 1 -670.15 392.7
2009 244.12 0 0 0.00 386.42
2010 433.19 1 1 433.19 380.14
2011 335.86 2 4 671.72 373.86
Jumlah 1932.08 0 10 -62.76 1914.1 Sumber: data sekunder 2007-2011
Jadi persamaan untuk trend current ratio adalah Y = 386,42 – 6,28X.
Berdasarkan hasil perhitungan dari rata-rata industri untuk seluruh
perusahaan berjumlah 11 perusahaan, tingkat current ratio pada tahun
2007 sampai dengan 2011 mengalami penurunan. Tingkat trend
perusahaan Agriculture, Forestry, dan Fishing mengalami penurunan
dari tahun ke tahun dengan nilai b bernilai negatif sebesar -6,28.
Grafik trend current ratio dapat dilihat pada gambar 5.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Gambar 5.12 Tingkat current ratio dan trend current ratio perusahaan
bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing dari tahun 2007
sampai dengan 2011.
b. Quick Ratio
Tingkat quick ratio dan rata-rata yang dimiliki perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing pada tahun 2007 dan 2011 terdapat
pada gambar 5.13 dan 5.14. Tingkat quick ratio untuk bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing selama tahun 2007 sampai dengan
2011 diperoleh dari pengurangan aktiva lancar dengan persediaan
yang kemudian dibandingkan dengan utang lancar, perhitungan quick
ratio masing-masing perusahaan terdapat pada tabel 5.13 dan 5.14.
0
200
400
600
800
2007 2008 2009 2010 2011
Current Ratio
Trend CR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 5.13 Perhitungan quick ratio perusahaan bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing pada tahun 2007.
Kode
perusahaan
Aset
Lancar (dalam jutaan
rupiah)
Persediaan(dalam
jutaan rupiah)
Utang
Lancar (dalam jutaan
rupiah)
QR (%)
(1) (2) (3) (1)-(2)/(3)
AALI 1,647,854 413,813 1,027,958 120.05
UNSP 1,427,343 147,162 449,843 284.58
BISI 690,146 359,770 268,608 123.00
BWPT 111,366 28,663 220,242 37.55
CPRO 4,053,009 1,169,932 1,428,823 201.78
DSFI 208,838 144,186 125,229 51.63
GZCO 75,057 6,908 50,496 134.96
IIKP 51,800 26,104 6,136 418.77
LSIP 914,538 225,833 833,347 82.64
SGRO 942,310 215,084 374,464 194.20
WAPO 161,864 74,200 110,432 79.38
Rata-rata industri 157.14
Pada tahun 2007 perusahaan yang memiliki nilai quick ratio tertinggi
dimiliki oleh PT. Inti Agri Resources Tbk yaitu sebesar 418,77% yang
berarti bahwa perusahaan mampu melunasi utang pendeknya dengan
menjamin bahwa setiap Rp100 utang akan dilunasi dengan Rp418,77
aktiva lancar, sedangkan nilai quick ratio terendah dimiliki oleh PT.
BW Plantations Tbk yaitu sebesar 37,55%. Hal ini dapat dilihat pada
gambar 5.13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 5.13 Tingkat quick ratio masing-masing perusahaan dan rata-
rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing
tahun 2007.
Pada tahun 2011, perusahaan yang memiliki angka quick ratio
tertinggi adalah PT. Inti Agri Resources Tbk yaitu sebesar 768,49%
yang berarti bahwa perusahaan mampu menjamin setiap Rp100 utang
dengan Rp768,49 aktiva lancar, sedangkan perusahaan yang memiliki
angka quick ratio terendah adalah PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk
yaitu sebesar 20,86 %. Perhitungan quick ratio dapat dilihat pada tabel
5.14 dan pada gambar 5.14.
Setelah melihat perbandingan angka quick ratio tahun 2007 sampai
dengan 2011, perusahaan yang mengalami peningkatan angka quick
ratio adalah PT. Bisi Internasional Tbk, PT. BW Plantations Tbk, PT.
Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, PT. Inti Agri Resources
Tbk, PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk, sedangkan perusahaan
yang mengalami penurunan nilai current ratio adalah PT. Astra Agro
Lestari Tbk, PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk, PT. Central
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
AALI UNSP BISI BWPT CPRO DSFI GZCO IIKP LSIP SGRO WAPO
QR
Rata-rata 157,14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Proteinaprima Tbk, PT. Gozco Plantations Tbk, PT. Sampoerna Agro
Tbk dan PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk.
Tabel 5.14 Perhitungan quick ratio perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing pada tahun
2011.
Kode
perusahaan
Aset Lancar (dalam jutaan
rupiah)
Persediaan (dalam jutaan
rupiah)
Utang Lancar (dalam jutaan
rupiah) QR (%)
(1) (2) (3) (1)-(2)/(3)
AALI 1,886,387 769,903 1,440,351 77.51
UNSP 1,369,517 216,520 3,443,758 33.48
BISI 1,216,417 523,299 200,115 346.36
BWPT 441,193 168,578 517,058 52.72
CPRO 3,422,950 1,108,037 6,095,011 37.98
DSFI 85,263 51,684 25,682 130.75
GZCO 231,317 19,915 293,848 71.94
IIKP 15,923 8,607 952 768.49
LSIP 2,567,657 368,244 531,326 413.95
SGRO 782,629 333,910 492,375 91.13
WAPO 5,892 3,379 12,045 20.86
Rata-rata industri 185.92
Gambar 5.14 Tingkat quick ratio masing-masing perusahaan dan rata-
rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing
tahun 2011.
0
100
200
300
400500
600
700
800
900
AALI UNSP BISI BWPT CPRO DSFI GZCO IIKP LSIP SGRO WAPO
QR
Rata-rata 185,92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Langkah selanjutnya adalah melihat trend quick ratio untuk melihat
kinerja perusahaan Agriculture, Forestry, dan Fishing. Tabel yang
menunjukkan perhitungan trend industri untuk masing-masing tahun
dari tahun 2007 sampai dengan 2011 dapat dilihat pada tabel 5.15.
Tabel 5.15 Perhitungan trend quick ratio perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007 sampai
dengan 2011.
Tahun QR (Y) X X2 XY Y' (Trend)
2007 157.14 -2 4 -314.28 273
2008 456.79 -1 1 -456.79 262.51
2009 166.32 0 0 0.00 251.94
2010 293.57 1 1 293.57 250.37
2011 185.92 2 4 371.84 230.8
Jumlah 1259.74 0 10 -105.66 1268.62 Sumber: data sekunder 2007-2011
Jadi persamaan untuk trend quick ratio adalah Y= 251,95 – 10,57X.
Berdasarkan data yang telah didapatkan, perusahaan Agriculture,
Forestry, dan Fishing tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 pada
tingkat quick ratio mengalami penurunan pada rata-rata industrinya,
yaitu sebesar 273,00 pada tahun 2007 menjadi 230,80 pada tahun
2011.Tingkat trend quick ratio perusahaan Agriculture, Forestry, dan
Fishing mengalami penurunan dari tahun ke tahun dengan nilai b
bernilai negatif sebesar -10,57. Grafik trend quick ratio dapat dilihat
pada gambar 5.15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar 5.15 Tingkat quick ratio dan trend quick ratio perusahaan
bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing dari tahun
2007 sampai dengan 2011.
3. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.
a. Debt to Equity
Tingkat debt to equity yang dimiliki perusahaan Agriculture, Forestry,
dan Fishing pada tahun 2007 dan 2011 terdapat pada gambar 5.16
dan 5.17. Tingkat debt to equity untuk perusahaan Agriculture,
Forestry, dan Fishing tahun 2007 dan 2011 diperoleh dari
perbandingan antara total hutang dengan total modal, perhitungan debt
to equity masing-masing perusahaan terdapat pada tabel 5.16 dan 5.17.
0
100
200
300
400
500
2007 2008 2009 2010 2011
QR
Trend QR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 5.16 Perhitungan debt to equity perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing pada tahun 2007.
Kode
perusahaan
Total Utang (dalam
jutaan rupiah) Total Modal (dalam
jutaan rupiah) DTE (%)
(1) (2) (1) : (2)
AALI 1,150,575 4,060,602 28.34
UNSP 1,924,314 2,835,206 67.87
BISI 298,490 544,022 54.87
BWPT 483,027 95,374 506.46
CPRO 6,254,545 1,530,819 408.58
DSFI 128,646 187,516 68.61
GZCO 480,628 506,317 94.93
IIKP 7,026 405,552 1.73
LSIP 1,623,113 2,315,027 70.11
SGRO 595,034 1,471,240 40.44
WAPO 116,901 82,341 141.97
Rata-rata industri 134.90
Pada tahun 2007 perusahaan yang memiliki nilai debt to equity terbaik
adalah PT. Inti Agri Resources Tbk yaitu sebesar 1,73% yang berarti
bahwa perusahan mampu menjamin setiap Rp100 utangnya dengan
Rp1,73 modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan
perusahaan yang memiliki nilai debt to equity yang kurang baik adalah
PT. BW Planataions Tbk yaitu sebesar 506,46%. Hal ini juga dapat
dilihat pada gambar 5.16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar 5.16 Tingkat debt to equity masing-masing perusahaan dan
rata-rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing tahun 2007.
Pada tahun 2011 perusahaan yang memiliki angka debt to equity
terbaik adalah PT. Inti Agri Resources Tbk yaitu sebesar 0,39% yang
berarti bahwa perusahaan mampu menjamin setiap Rp100 utangnya
dengan Rp0,39 modal sendiri yang dimiliki perusahaan, sedangkan
perusahaan yang memiliki angka debt to equity kurang baik adalah
PT. Central Proteinaprima Tbk yaitu sebesar 1214,70%. Hal ini dapat
dilihat pula pada tabel 5.17 dan gambar 5.17.
0
100
200
300
400
500
600
AALI UNSP BISI BWPT CPRO DSFI GZCO IIKP LSIP SGRO WAPO
DTE
Rata-rata 134,90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 5.17 Perhitungan debt to equity perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing pada tahun 2011.
Kode
perusahaan
Total Utang (dalam
jutaan rupiah) Total Modal (dalam
jutaan rupiah) DTE (%)
(1) (2) (1) : (2)
AALI 1,778,337 8,139,615 21.85
UNSP 9,644,733 9,057,562 106.48
BISI 239,180 1,279,256 18.70
BWPT 2,163,128 1,128,773 191.64
CPRO 6,516,684 536,485 1214.70
DSFI 125,285 36,445 343.76
GZCO 1,327,475 1,492,276 88.96
IIKP 1,479 380,899 0.39
LSIP 952,435 5,839,424 16.31
SGRO 911,515 2,499,511 36.47
WAPO 81,579 1,589,249 5.13
Rata-rata industri 185.85
Gambar 5.17 Tingkat debt to equity masing-masing perusahaan dan
rata-rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing tahun 2011.
Langkah selanjutnya setelah menghitung rasio masing-masing
perusahaan dan rata-ratanya adalah melihat trend yang menunjukkan
akan kenaikan atau penurunan pada perusahaan Agriculture, Forestry,
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
AALI UNSP BISI BWPT CPRO DSFI GZCO IIKP LSIP SGRO WAPO
DTE
Rata-rata 185,85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
dan Fishing dari tahun 2007 sampai dengan 2011 dan perhitungan
trend debt to equity dapat dilihat pada tabel 5.18.
Tabel 5.18 Perhitungan trend debt to equity perusahaan bidang
Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007 sampai
dengan 2011.
Tahun DTE (Y) X X2 XY
Y'
(Trend)
2007 134.90 -2 4 -269.80 108.03
2008 95.67 -1 1 -95.67 121.63
2009 129.95 0 0 0.00 135.23
2010 129.79 1 1 129.79 148.83
2011 185.85 2 4 371.70 162.43
Jumlah 676.16 0 10 136.02 676.15 Sumber: data sekunder 2007-2011
Jadi persamaan untuk trend debt to equity adalah Y = 135,23 +
13,60X.
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dilihat bahwa terdapat beberapa
perusahaan terus mengalami peningkatan utang kepada kreditur yang
ditunjukkan dengan nilai trend tahun 2007 sebesar 108,03 dan
mengalami kenaikan terus menerus sampai tahun 2011 dengan nilai b
bernilai positif sebesar 13,60. Grafik yang trend debt to equity yang
meningkat dapat dilihat pada gambar 5.18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar 5.18 Tingkat debt to equity dan trend debt to equity perusahaan
bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing dari tahun 2007
sampai dengan 2011.
b. Debt Total Assets Ratio
Tingkat debt total assets ratio yang dimiliki perusahaan Agriculture,
Forestry, dan Fishing pada tahun 2007 dan 2011 terdapat pada
gambar 5.19 dan 5.20. Tingkat debt total assets ratio untuk
perusahaan Agriculture, Forestry, dan Fishing selama tahun 2007
sampai dengan 2011 diperoleh dari perbandingan antara total hutang
dengan total aktiva perhitungan debt total assets ratio masing-masing
perusahaan terdapat pada tabel 5.19 dan 5.20.
0
50
100
150
200
2007 2008 2009 2010 2011
Debt to equity
Trend DTE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 5.19 Perhitungan debt total assets ratio bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing pada tahun 2007.
Kode
perusahaan
Total Utang (dalam
jutaan rupiah) Total Aktiva (dalam
jutaan rupiah) DTA (%)
(1) (2) (1) : (2)
AALI 1,150,575 5,352,986 21.49
UNSP 1,924,314 4,310,903 44.64
BISI 298,490 892,227 33.45
BWPT 483,027 578,401 83.51
CPRO 6,254,545 7,794,496 80.24
DSFI 128,646 316,161 40.69
GZCO 480,628 1,018,106 47.21
IIKP 7,026 412,548 1.70
LSIP 1,623,113 3,938,140 41.22
SGRO 595,034 2,088,002 28.50
WAPO 116,901 199,516 58.59
Rata-rata industri 43.75
Pada tahun 2007 perusahaan yang memiliki angka debt total assets
ratio terbaik adalah PT. Inti Agri Resources Tbk yaitu sebesar 1,70%
yang berarti bahwa perusahaan mampu menjamin setiap Rp100 utang
dengan Rp1,7 aktiva yang dimilikinya, sedangkan perusahaan yang
memiliki angka debt total assets ratio kurang baik adalah PT. BW
Plantations Tbk sebesar 83,51%. Hal ini juga dapat dilihat pada
gambar 5.19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Gambar 5.19 Tingkat debt total assets ratio masing-masing perusahaan
dan rata-rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing tahun 2007.
Pada tahun 2011 perusahaan yang memiliki angka debt total assets
ratio yang terbaik adalah PT. Inti Agri Resources Tbk yaitu sebesar
0,39% dan perusahaan yang memiliki angka debt total assets ratio
kurang baik adalah PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk yaitu sebesar
101,99%. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.20 dan gambar 5.20.
Gambar 5.20 Tingkat debt total assets ratio masing-masing perusahaan
dan rata-rata industri Agriculture, Forestry, dan Fishing
tahun 2011.
0
20
40
60
80
100
AALI UNSP BISI BWPT CPRO DSFI GZCO IIKP LSIP SGRO WAPO
DTA
Rata-rata 43,75
0
20
40
60
80
100
120
AALI UNSP BISI BWPT CPRO DSFI GZCO IIKP LSIP SGRO WAPO
DTA
Rata-rata 46,58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Setelah melihat perbandingan angka debt total assets ratio tahun 2007
sampai dengan 2011, perusahaan yang mengalami penurunan angka
debt total assets ratio adalah PT. Astra Agro Lestari Tbk, PT. Bisi
Internasional Tbk, PT. BW Plantations Tbk, PT. Inti Agri Resources
Tbk, PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk, PT. Sampoerna Agro
Tbk, sedangkan perusahaan yang mengalami peningkatan angka debt
total assets ratio adalah PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk, PT.
Central Proteinaprima Tbk, PT. Dharma Samudera Fishing Industries
Tbk, PT. Gozco Plantations Tbk, dan PT. Wahana Phonix Mandiri
Tbk.
Tabel 5.20 Perhitungan debt total assets ratio bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing pada tahun 2011.
Kode
perusahaan
Total Utang (dalam
jutaan rupiah) Total Aktiva (dalam
jutaan rupiah) DTA (%)
(1) (2) (1) : (2)
AALI 1,778,337 10,204,495 17.43
UNSP 9,644,733 18,702,295 51.57
BISI 239,180 1,518,534 15.75
BWPT 2,163,128 3,589,031 60.27
CPRO 6,516,684 7,062,598 92.27
DSFI 125,285 161,729 77.47
GZCO 1,327,475 2,434,096 54.54
IIKP 1,479 382,377 0.39
LSIP 952,435 6,791,859 14.02
SGRO 911,515 3,411,026 26.72
WAPO 81,579 79,991 101.99
Rata-rata industri 46.58
Langkah selanjutnya adalah melihat trend debt total assets ratio untuk
melihat kinerja perusahaan dari tahun 2007 sampai dengan 2011.
Selanjutnya untuk perhitungan trend dapat dilihat pada tabel 5.21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 5.21 Perhitungan trend debt total assets ratio perusahaan
bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007
sampai dengan 2011.
Tahun DTA
(Y) X X
2 XY Y' (Trend)
2007 43.75 -2 4 -87.50 41.34
2008 41.43 -1 1 -41.43 41.8
2009 39.19 0 0 0.00 42.26
2010 40.37 1 1 40.37 42.72
2011 46.58 2 4 93.16 43.18
Jumlah 211.32 0 10 4.60 211.3 Sumber: data sekunder 2007-2011
Jadi persamaan untuk trend debt total assets ratio adalah Y= 42,26 +
0,46X. Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dilihat bahwa
perusahaan terus mengalami peningkatan rata-rata industri selama 5
(lima) tahun. Tabel 5.21 menunjukkan bahwa tahun 2007 sampai
dengan tahun 2011 trend debt total assests perusahaan terus
meningkat yang ditunjukkan dengan nilai b positif sebesar 0,46.
Grafik yang menunjukkan trend debt total assets ratio yang
meningkat dapat dilihat pada gambar 5.21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gambar 5.21 Tingkat debt total assets ratio dan trend debt total assets
ratio perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing dari tahun 2007 sampai dengan 2011.
B. Pembahasan
Hasil analisis terhadap 11 (sebelas) sampel perusahaan Agriculture,
Forestry, dan Fishing periode 2007 sampai 2011 menunjukkan bahwa tingkat
profit margin, ROA, ROE, current ratio, dan quick ratio mengalami
penurunan, sedangkan untuk tingkat debt to equity dan debt total assets ratio
mengalami kenaikan.
1. Rentabilitas
Rasio rentabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan laba. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kinerja perusahaan bila ditinjau dari rasio rentabilitas perusahaan
cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan beberapa perusahaan
mengalami penurunan penjualan atau kerugian penjualan seperti PT.
Central Proteinaprima Tbk yang mengalami kerugian akibat adanya
penghentian operasi pengelolaan udang di salah satu sentra produksi. Di
tahun 2009 PT. Central Proteinaprima Tbk mengalami wabah virus IMNV
yang menyerang tambak-tambak udang, sehingga menyebabkan
produktivitas atau operasional perusaahan menurun secara signifikan.
3436384042444648
2007 2008 2009 2010 2011
DTA
trend DTA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tahun 2011, PT. Central Proteinaprima Tbk terganggu oleh insiden
penyakit kedua kalinya yang berasal dari Brazil yaitu force majeure yang
mempengaruhi kinerja operasional dan keuangan perusahaan sehingga
terjadi penurunan kemampuan produksi. Perusahaan yang mengalami
penurunan selain PT. Central Proteinaprima Tbk yaitu PT. Inti Agri
Resources Tbk yang mengalami kerugian akibat adanya krisis di Amerika
yang berimbas pada krisis ekonomi dan selanjutnya disusul oleh krisis
ekonomi di Eropa yang membuat para pembeli ikan arowana yang
kebanyakan dari Cina dan Jepang ikut menahan diri untuk melakukan
pembelian. Hal ini berimbas pada penjualan produk ikan Arowana
perusahaan yang sebagian besar adalah dengan tujuan ekspor, oleh karena
itu produksi ikan Arowana Super Red mengalami penurunan. Penurunan
ini berimbas pada penjualan jumlah ikan Arowana Super Red baik untuk
penjualan lokal ataupun luar negeri. Penurunan hasil produksi dan
penurunan harga sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan secara
keseluruhan, serta pendapatan dari hasil penjualan secara drastis. Keadaan
yang berbeda pada PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk mengalami
penurunan di tahun 2010, kerugian ini disebabkan karena kondisi pailit
yang dialami perusahaan dan memiliki biaya bunga yang sangat besar
sedangkan penjualan terus mengalami penurunan.
Sedangkan untuk PT. Astra Agro Lestari Tbk mengalami
peningkatan penjualan bersih serta peningkatan volume penjualan sampai
dengan tahun 2011. Permintaan domestik di Indonesia atas produk CPO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(crude palm oil) Perseroan meningkat, serta pertumbuhan ekonomi
nasional dan kondisi sosial politik yang dinamis memberi suasana
kondusif bagi kinerja perusahaan. Meskipun terjadi pelemahan pada akhir
tahun 2011 akibat krisis Eropa namun bagi PT. Astra Agro Lestari Tbk
tampaknya kebutuhan pasar minyak nabati global masih belum terlalu
terpengaruh oleh adanya krisis di Eropa. Selain itu, program-program
intensifikasi yang telah direncanakan perusahaan beberapa tahun terakhir
ini, baik melalui mekanisasi, perbaikan struktur tanah, pengelolaan air
maupun pembenahaan infrastruktur kebun telah membuahkan hasil di
tahun 2011.
Menurut Dewan Komisaris program intensifikasi merupakan
bagian dan arahan srategis untuk melanjutkan pengembangan perusahaan
sebagai produsen minyak kelapa sawit yang utama dan paling efisien di
Indonesia. Sektor industri minyak kelapa sawit Indonesia masih
menempati posisi teratas sebagai produsen CPO terbesar di dunia dan terus
mengembangkan pasar ekspor baru dalam memasarkan produksinya ke
luar negeri misalnya Pakistan, Bangladesh, Eropa Timur, serta China.
Peningkatan produksi CPO yang terjadi didukung oleh luasnya areal
perkebunan kelapa sawit yang terus meningkat yaitu sebesar 7,9 juta
hektar pada tahun 2011 dari 7,5 juta hektar pada tahun 2010. Pemerintah
Indonesia sedang menetapkan perbaikan infrastruktur di seluruh lahan
CPO yang terdapat di Pantai Utara Jawa, Pantai Timur Sumatera,
Kalimantan Timur, daerah Sulawesi dan Merauke.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Selanjutnya, trend rasio rentabilitas cenderung mengalami
penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan keuangan
perusahaan cenderung menurun dari waktu ke waktu.
2. Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan bila diukur dengan
rasio likuiditas cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan
bahwa adanya penurunan kas dan setara kas dimana belanja modal
sebagian didanai dengan penggunaan dana dari operasional seperti yang
terjadi pada PT. Sampoerna Agro Tbk. Namun, PT. Sampoerna Agro Tbk
mengalami peningkatan dalam memperoleh laba. Hal ini disebabkan oleh
peningkatan kontribusi penjualan produk kelapa sawit serta peningkatan
volume penjualan dan harga CPO di tahun 2011.
Keberhasilan ini didukung pula oleh sumber daya manusia yang
berkompeten dibidangnya. Tahun 2011 perusahaan mempekerjakan
sebanyak 14.400 karyawan yang kemudian oleh perusahaan diberikan
pembelajaran dan pelatihan sebagai tindak lanjut dari program intensif di
tahun sebelumnya. Kondisi yang berada di PT. Sampoerna Agro Tbk
berbeda dengan PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk yang justru mengalami
penurunan jumlah aset akibat penjualan sahamnya di anak perusahaan
serta berkurangnya piutang usaha dan persediaan barang dagangan,
akibatnya pada tahun 2011 PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
tuntutan pailit yang diajukan oleh Kreditur Indover Bank Asia Limite yang
pada akhirnya diselesaikan dengan kesepakatan perdamaian.
Hal yang hampir sama terjadi pada PT. Bakrie Sumatera
Plantations Tbk yang memiliki posisi kas dan setara kas yang hanya
sebesar Rp133,62 miliar, sedangkan utang yang jatuh tempo satu tahun ke
depan mencapai Rp229,58 miliar. Selain kinerja keuangan perusahaan
yang memburuk, adanya sentimen negatif yang melingkupi kelompok
usaha Keluarga Bakrie mengakibatkan pula pelemahan harga saham.
Sedangkan untuk PT. Inti Agri Resources Tbk mengalami penurunan aset
lancar yaitu piutang usaha pihak ketiga akibat menurunnya untuk tujuan
ekspor.
Selanjutnya trend rasio likuiditas juga cenderung mengalami
penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan keuangan
perusahaan cenderung menurun dari waktu ke waktu.
3. Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan mengalami
kenaikan maupun penurunan rasio solvabilitasnya antara lain PT. Central
Proteinaprima Tbk yang mengalami peningkatan rasio solvabilitasnya.
Namun, perusahaan mengalami penurunan jumlah modal yang
dimilikinya. Hal ini disebabkan adanya biaya bunga obligasi yang harus
dibayar oleh perusahaan meningkat sedangkan modal perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
mengalami penurunan. Pada awal tahun 2008 terjadi perbaikan pasar
udang dalam negeri maupun pasar ekspor sampai tahun 2011, banyak
pelaku usaha yang tergiur dengan perbaikan ini namun tanpa
memperhatikan bahwa udang adalah komoditas yang dapat berubah-ubah
sewaktu-waktu. Petani tambak baik skala besar atau kecil saling berlomba
memproduksi udang dalam ukuran besar karena dianggap lebih
menguntungkan. Sementara, pasar mulai meningkatkan permintaan udang
dalam ukuran yang lebih kecil.
Selain PT. Central Proteinaprima Tbk, PT. BW Plantations Tbk
mengalami peningkatan, hal ini disebabkan perusahaan melakukan upaya
pendanaan dari PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) melalui
penerbitan obligasi IBW Plantations di tahun 2010 sebesar Rp700 miliar
sehingga memberikan nilai tambah bagi kinerja perusahaan. Atas
penerbitan obligasi tersebut menunjukkan kemampuan kas operasional
perusahaan di masa mendatang akan mampu melunasi obligasi tersebut di
masa mendatang. Meski demikian, kewajiban perusahaan di tahun 2011
mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena adanya penambahan
pinjaman SSS, anak perusahaan kepada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk
(Persero) sebesar Rp604,8 miliar. Total fasilitas yang diperoleh SSS
digunakan untuk kredit investasi kebun, kredit investasi pabrik dan kredit
modal kerja. Seiring peningkatan kewajiban, modal perusahaan juga
mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan atas
laba bersih perusahaan sebesar Rp320,4 miliar. Namun, pencapaian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
tentu saja tidak lepas dari adanya sumber daya manusia (SDM) yang
profesional sesuai kebutuhan perusahaan terkait keberagaman kompetensi
dalam operasi perkebunan.
Hal yang berbeda pula pada PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk yang
mengalami penurunan jumlah kewajiban. Penurunan kewajiban di tahun
2011 dikarenakan perusahaan berupaya menyelesaikan utang-utangnya
secara bertahap kepada Bank Bukopin untuk mengurangi beban bunga
yang besar. Berdasarkan hasil penilaian independen dari Kantor Jasa
Penilai Publik (KJPP), nilai saham perusahaan minus yang berarti bahwa
jumlah ekuitas PT. Phonix Mas Persada (PMP) sebagai anak cabang tidak
lebih tinggi dari jumlah utangnya. Hal ini yang melatar belakangi
perusahaan melakukan divestasi agar tidak semakin membebani keuangan.
Selanjutnya nilai trend rasio solvabilitas cenderung mengalami
peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan keuangan
perusahaan cenderung menurun dari waktu ke waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka rasio keuangan yang terdiri dari rentabilitas, likuiditas, dan
solvabilitas terhadap perusahaan Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun
2007 sampai 2011 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Rentabilitas
Tingkat net profit margin, ROA dan ROE bidang Agriculture, Forestry,
dan Fishing dari tahun 2007 sampai dengan 2011 cenderung mengalami
penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan bila
ditinjau dari tingkat rentabilitas cenderung mengalami penurunan.
2. Likuiditas
Tingkat current ratio dan quick ratio bidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing dari tahun 2007 sampai dengan 2011 cenderung mengalami
penurunan. Artinya kinerja keuangan perusahaan bila ditinjau dari tingkat
likuiditas cenderung mengalami penurunan.
3. Solvabilitas
Tingkat debt to equity dan debt total assets ratio bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing dari tahun 2007 sampai dengan 2011 cenderung
mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
perusahaan bila ditinjau dari tingkat solvabilitas cenderung mengalami
penurunan.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari keterbatasan dalam
melakukan penelitian yaitu masih terbatasnya alat dan metode penelitian yang
digunakan. Penulis hanya mengunakan analisis rasio dan analisis trend. Hal
ini akan berbeda jika menggunakan alat dan metode penelitian yang lain
seperti analisis common size atau Z-Score.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diberikan maka penulis dapat
memberikan saran bagi perusahaan yaitu:
1. Perusahaan yang bergerak dibidang Agriculture, Forestry, dan Fishing
sebaiknya meningkatkan penjualan dari tahun ke tahun dengan cara
memperluas pasarnya, kemudian untuk perusahaan yang bergerak
dibidang pengelolaan udang sebaiknya lebih meningkatkan antisipasi
terhadap berbagai penyakit atau virus yang dapat menyerang sentra
produksi udang.
2. Meskipun perusahaan yang bergerak dibidang Agriculture, Forestry, dan
Fishing sedikit mengalami penurunan kinerja, namun perusahaan sudah
mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Oleh sebab itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
perusahaan harus terus mempertahankan kondisi tersebut agar kewajiban
jangka pendek dapat terselesaikan dalam jangka waktu yang lebih cepat.
3. Perusahaan yang bergerak dibidang Agriculture, Forestry, dan Fishing
sebaiknya mengelola utang dengan baik, agar menghasilkan aktiva lebih
besar serta menambah modalnya agar kewajiban jangka panjangnya dapat
terlunas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Prima. 2009. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan ditinjau dari
Rentabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas Studi Kasus pada PTPN X
Surakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi UMS. Diakses tanggal 12 Maret 2012.
Fahmi, Irham. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kesatu. ALVABETA,
Bandung.
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Jurusan Akuntansi. 2010. Panduan
Penulisan Skripsi Program Studi Akuntansi. Yogyakarta.
Fraser, Lyn M dan Alieen Orminston. 2004. Memahami Laporan Keuangan.
Terjemahan Edisi Keenam. PT. INDEKS, Jakarta.
__________________. 2008. Memahami Laporan Keuangan. Edisi Ketujuh. PT.
INDEKS, Jakarta.
Habibie, Donny Rahardian. 2007. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan
Dengan Menggunakan Metode Rasio pada PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) cabang Medan. Skripsi. Fakultas Ekonomi USUT. Diakses pada
12 Maret 2012.
Hanafi, Mahmud dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Kedua. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafari. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Penerbit
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Jogiyanto, 2007. Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman –
Pengalaman. Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Mulyadi, 2001. Balance Scorecard Alat Manajemen Kontemporer untuk
Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Nugroho, Adi. 2005. Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Perkembangan
Keuangan Perusahaan Industri Textil dan Garmen. Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma, Tidak Dipublikasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty. 2002. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan
Aplikasi. Edisi Revisi. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
____________________. 2005. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan
Aplikasi. Edisi Kedua. UUP AMP YKPN, Yogyakarta.
Sartono, R.Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Cetakan
Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perencanaan. Cetakan Ketiga, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wahyuni, Kurniasary Tri. 2007. Analisis Kinerja Perusahaan Ditinjau dari
Tingkat Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas Studi Empiris Pada
Sepuluh Perusahaan Property yang Memiliki Ranking Sepuluh Besar Laba
Tertinggi yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Tidak Dipublikasikan.
Wild, John J, dkk. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Delapan, Buku
Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Yusuf, Haryono. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1. Cetakan Pertama, Edisi
Keenam, Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta.
http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan
.aspx. Diakses tanggal 16 Maret 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
L A M P I R A N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 1
Laporan Keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk
dalam jutaan rupiah
2007 2008 2009 2010 2011
Total Assets 5,352,986 6,519,791 7,571,399 8,791,799 10,204,495
Current Assets 1,647,854 1,975,656 1,714,426 2,051,177 1,886,387
of which
Cash and Cash Equivalents 1,012,772 867,676 788,549 1,240,781 838,190
Trade receivables 111,664 16,346 150,091 50,668 5,374
Inventories 413,813 781,363 610,031 624,694 769,903
Non-Current Assets 3,705,132 4,544,135 5,856,973 6,740,622 8,318,108
of which
Fixed Assets-Net 1,755,574 2,001,772 2,444,959 2,686,910 3,424,194
Deffered Tax Assets-Net 65,792 61,501 92,493 58,291 99,613
Other Assets 74,702 85,378 157,888 180,232 285,155
Liabilities 1,150,575 1,183,215 1,144,783 1,334,542 1,778,337
Current Liabilities 1,027,958 1,016,167 938,976 1,061,852 1,440,351
of which
Trade payables 165,725 291,455 297,801 302,455 354,787
Taxes payables 556,828 452,036 297,801 302,455 354,787
Accured expenses 31,284 97,961 107,383 49,122 56,149
Long-term Liabilities 122,617 167,048 205,807 272,690 337,986
Minority Interests in
Subsidiaries 141,809 180,331 200,251 245,570 286,543
Shareholders Equity 4,060,602 5,156,245 6,226,365 7,211,687 8,139,615
Paid-up capital 787,373 787,373 787,373 787,373 787,373
Paid-up capital
in excess of par value 83,476 83,476 83,476 83,476 83,476
Revaluation of fixed Assets 3,300 3,300 3,300 3,300 3,300
Retained earnings 3,186,453 4,282,096 5,352,216 6,337,538 7,268,639
Net Sales 5,960,954 8,161,217 7,424,283 8,843,721 10,772,582
Cost of Good Sold 2,773,747 4,357,818 4,322,498 5,234,372 6,837,674
Gross Profit 3,187,207 3,803,399 3,101,785 3,609,349 3,934,908
Operating Expenses 281,162 426,055 491,567 610,638 739,247
Operating Profit 2,906,046 3,377,344 2,610,218 2,998,711 3,934,908
Other Income (Expenses) 14,197 572,091 (109,792) (34,671) (601,976)
Profit before Taxes 2,920,242 3,949,435 2,500,426 2,964,040 3,332,932
Profit after Taxes 1,973,428 2,631,019 1,660,649 2,016,780 2,405,564
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 2
Laporan Keuangan PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk
dalam jutaan rupiah
2007 2008 2009 2010 2011
Total Assets 4,310,903 4,700,320 5,071,797 18,502,257 18,702,295
Current Assets 1,427,343 732,999 666,220 1,788,214 1,369,517
of which
Cash and Cash
Equivalents 363,426 352,301 167,304 329,768 168,477
Trade receivables 204,834 98,337 143,155 204,571 509,648
Inventories 147,162 141,537 108,786 200,073 216,520
Non-Current Assets 2,883,560 3,967,320 4,405,577 16,714,043 17,332,777
of which
Fixed Assets-Net 741,089 743,826 687,481 7,086,614 7,021,478
Deffered Tax Assets-Net 25,110 40,408 18,259 318,264 166,957
Other Assets 169,606 2,736 339 62,227 64,023
Liabilities 1,924,314 2,229,141 2,401,056 9,955,000 9,644,733
Current Liabilities 449,843 473,418 659,502 3,342,540 3,443,758
of which
Trade payables 73,077 119,559 181,939 349,947 474,555
Taxes payables 48,913 55,018 81,865 527,336 744,811
Accured expenses 56,079 81,039 329,789 267,257
Long-term Liabilities 1,474,471 1,755,722 1,741,554 6,612,460 6,200,973
Minority Interests in
Subsidiaries 1,383 1,000 898 228,849 63,623
Shareholders Equity 2,835,206 2,470,179 2,669,843 8,318,408 9,057,562
Paid-up capital 378,788 378,800 378,800 1,355,378 1,368,673
Paid-up capital
in excess of par value 1,572,080 1,572,236 1,572,236 5,489,625 5,546,800
Retained earnings 434,338 519,143 718,808 1,437,405 2,212,742
Net Sales 1,949,018 2,931,419 2,325,282 3,004,454 4,367,081
Cost of Good Sold 1,278,975 1,909,397 1,652,785 1,712,178 2,571,781
Gross Profit 670,043 1,022,022 672,497 1,292,276 1,795,300
Operating Expenses 181,172 262,325 202,174 442,311 576,102
Operating Profit 488,871 759,697 470,323 849,965 1,795,300
Other Income (Expenses) (144,941) (479,922) (102,456) 139,178 (677,728)
Profit before Taxes 343,930 279,775 367,867 989,143 1,117,571
Profit after Taxes 206,575 173,568 252,783 805,630 745,501
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 3
Laporan Keuangan PT. Bisi International Tbk
dalam jutaan rupiah
2007 2008 2009 2010 2011
Total Assets 892,227 1,662,977 1,412,075 1,363,277 1,518,534
Current Assets 690,146 1,367,995 1,042,621 983,905 1,216,417
of which
Cash and Cash
Equivalents 9,311 16,192 7,748 69,518 248,531
Trade receivables 280,489 877,641 483,524 440,043 415,549
Inventories 359,770 444,052 535,996 462,402 523,299
Non-Current Assets 202,081 294,982 369,454 379,372 302,117
of which
Fixed Assets-Net 159,279 271,025 272,579 259,304 256,350
Deffered Tax Assets-Net 2,624 7,446 6,431 11,067 11,836
Other Assets 6,201 4,482 4,438 10,391 9,594
Liabilities 298,490 687,049 347,211 148,113 239,180
Current Liabilities 268,608 659,465 318,416 116,260 200,115
of which
Trade payables 59,637 108,134 101,606 48,341 62,432
Taxes payables 60,380 113,227 15,226 19,934 22,026
Accured expenses 13,626 25,303 15,660 18,395 33,075
Long-term Liabilities 29,882 27,584 28,795 311,853 39,065
Minority Interests in
Subsidiaries 49,715 34,915 48,071 54,882 98,000
Shareholders Equity 544,022 941,013 1,016,793 1,160,282 1,279,256
Paid-up capital 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000
Paid-up capital
in excess of par value 86,395 86,395 86,395 86,395 86,395
Revaluation of fixed
Assets 1 n.a n.a n.a n.a
Retained earnings 157,626 554,618 630,398 773,887 885,561
Net Sales 889,588 1,627,821 782,125 894,865 998,656
Cost of Good Sold 490,307 798,676 440,540 527,547 582,596
Gross Profit 399,281 829,145 341,585 367,318 416,060
Operating Profit 238,215 574,278 174,550 186,331 181,817
Other Income (Expenses) (17,362) (40,951) (46,705) (9,892) 9,332
Profit before Taxes 220,853 533,327 127,845 176,439 191,149
Profit after Taxes 150,192 398,401 75,780 143,489 146,127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 4
Laporan Keuangan PT BW Plantation Tbk
dalam jutaan rupiah
2007 2008 2009 2010 2011
Total Assets 578,401 1,016,499 1,622,885 2,654,678 3,589,031
Current Assets 111,366 109,625 402,771 779,354 441,193
of which
Cash and Cash Equivalents 31,878 18,166 318,390 498,992 58,274
Trade receivables 40,672 16,617 34,125 39,525 3,457
Inventories 28,663 45,145 32,140 68,561 168,578
Non-Current Assets 467,035 906,874 1,220,114 1,875,324 3,147,838
of which
Fixed Assets-Net 181,325 259,953 300,919 351,603 468,595
Deffered Tax Assets-Net 5,203 5,572 7,337 9,189 18,205
Other Assets 24,361 125,686 169,062 332,068 522,842
Liabilities 483,027 743,341 717,425 1,525,905 2,163,128
Current Liabilities 220,242 351,666 339,678 611,500 517,058
of which
Trade payables 44,288 121,849 81,655 188,299 209,250
Accured expenses 3,151 5,284 7,635 24,364 24,512
Current Maturities of long-term debt 48,577 51,652 75,790 99,016 100,472
Non Current Liabilities 262,785 391,675 377,748 914,405 1,646,070
Minority Interests in
Subsidiaries n.a 2 n.a n.a n.a
Shareholders Equity 95,374 273,156 905,460 1,128,773 1,128,773
Paid-up capital 40,766 314,008 403,708 403,708 404,162
Paid-up capital
in excess of par value 135,269 n.a 375,136 375,136 380,689
Retained earnings (80,662) (40,852) 126,615 349,928 807,724
Net Sales 340,552 513,699 584,109 712,174 888,298
Cost of Good Sold 133,928 207,661 219,093 244,990 274,292
Gross Profit 206,624 306,038 365,016 467,184 614,005
Operating Expenses 34,468 61,098 106,177 96,182 131,045
Operating Profit 172,156 244,941 258,839 371,003 482,960
Other Income (Expenses) (18,802) (64,683) (11,029) (38,423) (53,035)
Profit before Taxes 153,354 180,258 247,810 332,579 429,924
Profit after Taxes 86,552 119,810 167,467 243,588 320388
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 5
Laporan Keuangan PT. Central Proteinaprima Tbk
dalam jutaan rupiah
2007 2008 2009 2010 2011
Total Assets 7,794,496 9,370,538 8,702,005 8,433,444 7,062,598
Current Assets 4,053,009 4,529,051 3,994,309 3,962,595 3,422,950
of which
Cash and Cash Equivalents 334,502 248,871 227,225 242,081 168,477
Trade receivables 2,241,924 1,753,923 1,601,944 1,500,049 1,968,384
Inventories 1,169,932 1,605,439 1,440,128 1,401,367 1,108,037
Non-Current Assets 3,741,487 4,841,487 4,707,696 4,470,849 3,639,648
of which
Fixed Assets-Net 3,357,895 4,248,285 4,005,372 3,655,030 2,707,797
Deffered Tax Assets-Net 16,628 149,255 152,076 262,108 469,239
Other Assets 196,857 124,358 178,427 176,197 177,266
Liabilities 6,254,545 6,017,680 5,481,815 5,849,307 6,516,684
Current Liabilities 1,428,823 2,170,943 2,101,798 5,456,023 6,095,011
of which
Trade payables 537,777 771,172 508,615 570,498 472,630
Taxes payables 16,959 15,045 17,087 27,169 25,871
Accured expenses 73,445 106,032 255,434 568,828 1,011,137
Long-term Liabilities 3,123,067 27,289 15,317 8,292 6,996
Minority Interests in
Subsidiaries 9,132 9,623 9,639 9,507 9,429
Shareholders Equity 1,530,819 3,343,235 3,210,551 2,574,630 536,485
Paid-up capital 1,834,772 3,959,863 4,047,073 4,047,073 4,047,073
Paid-up capital
in excess of par value 7,647 100,757 96,922 96,922 96,922
Revaluation of fixed Assets 14,227 n.a n.a n.a n.a
Retained earnings (325,827) (717,385) (933,444) (1,569,365) (2,663,116)
Net Sales 6,123,044 8,169,928 6,832,754 6,243,876 7,529,439
Cost of Good Sold 5,023,130 6,626,049 5,996,638 5,584,204 6,835,761
Gross Profit 1,099,914 1,543,879 836,116 659,672 693,678
Operating Expenses 640,078 951,042 1,025,882 1,010,254 968,276
Operating Profit 459,836 592,837 (189,766) (350,582) (2,928,065)
Other Income (Expenses) (32,327) (1,099,279) (14,013) 14,381 (106,153)
Profit before Taxes 427,509 (506,442) (203,779) (731,385) (2,234,387)
Profit after Taxes 358,413 (407,182) (217,171) (635,614) (2,038,223)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 6
Laporan Keuangan Dharma Samudra Fishing Industries Tbk
dalam jutaan rupiah
2007 2008 2009 2010 2011
Total Assets 316,161 245,182 138,808 146,168 161,729
Current Assets 208,838 155,581 62,423 68,876 85,263
of which
Cash and Cash Equivalents 10,506 2,767 1,134 1,882 564
Trade receivables 37,369 25,053 14,588 21,705 26,702
Inventories 144,186 111,363 34,745 35,405 51,684
Non-Current Assets 107,323 89,601 76,385 77,292 76,466
of which
Fixed Assets-Net 81,735 85,589 72,844 40,918 40,250
Deffered Tax Assets-Net 18,957 n.a n.a 6,664 7,023
Other Assets 3,567 3,874 3,403 3,226 2,727
Liabilities 128,646 129,263 122,312 124,625 125,285
Current Liabilities 125,229 125,315 120,683 48,690 25,682
of which
Trade payables 42,117 39,711 40,112 43,488 15,952
Accured expenses 5,368 6,352 2,359 1,119 1,630
Non-Current Liabilities 3,417 3,949 1,629 75,935 73,599
Minority Interests in
Subsidiaries n.a 155 155 149 149
Shareholders Equity 187,516 115,763 16,341 21,394 36,445
Paid-up capital 185,714 185,714 185,714 185,714 185,714
Paid-up capital
in excess of par value 18,434 18,434 18,434 18,434 18,434
Retained earnings (16,631) (88,384) (187,806) (182,753) (175,660)
Net Sales 250,855 257,307 166,800 120,461 171,817
Cost of Good Sold 202,598 259,095 221,987 99,748 143,514
Gross Profit 48,257 (1,788) (55,188) 20,714 28,302
Operating Expenses 36,587 41,796 34,376 13,969 15,429
Operating Profit 11,670 (43,584) (89,564) 6,745 12,872
Other Income (Expenses) (8,558) (8,388) (8,989) (9,991) 10,594
Profit before Taxes 3,112 (51,972) (98,553) (3,246) 6,737
Profit after Taxes 2,096 (71,753) (99,422) 5,052 7093
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 7
Laporan Keuangan PT. Gozco Plantations Tbk
dalam jutaan rupiah
2007 2008 2009 2010 2011
Total Assets 1,018,106 1,428,610 1,993,046 2,095,796 2,434,096
Current Assets 75,057 374,383 363,843 246,348 231,317
of which
Cash and Cash Equivalents 18,219 326,267 305,001 174,563 178,475
Trade receivables 33,279 2,065 n.a n.a n.a
Inventories 6,908 31,454 33,115 19,038 19,915
Non-Current Assets 943,049 1,054,228 1,629,203 1,849,448 2,063,280
of which
Fixed Assets-Net 186,090 259,009 304,450 304,450 461,047
Invesments n.a n.a 222,585 309,910 263,101
Other Assets 13,554 13,334 107,194 96,654 99,768
Liabilities 480,628 517,185 863,511 865,629 1,327,475
Current Liabilities 50,496 71,730 127,363 149,770 293,848
of which
Trade payables 19,100 20,387 39,482 49,218 98,583
Taxes payables 8,006 7,544 35,301 19,427 22,835
Accured expenses 1,488 1,710 4,484 7,028 10,874
Long-term Liabilities 430,132 445,455 736,149 715,859 1,033,627
Minority Interests in
Subsidiaries 31,161 29,654 59,553 59,388 14,846
Shareholders Equity 506,317 881,772 1,069,982 1,170,779 1,492,276
Paid-up capital 350,000 500,000 500,000 500,000 500,000
Paid-up capital
in excess of par value n.a 170,704 170,704 170,704 170,704
Revaluation of fixed Assets n.a n.a n.a n.a n.a
Retained earnings 156,317 211,067 399,278 500,075 690,076
Net Sales 132,795 290,791 407,906 454,523 492,947
Cost of Good Sold 66,143 174,605 260,959 262,058 336,973
Gross Profit 66,653 116,186 146,946 192,465 155,973
Operating Expenses 5,938 17,837 25,464 41,494 42,472
Operating Profit 60,714 98,349 121,482 150,971 155,973
Other Income (Expenses) (20,161) (34,469) 81,583 39,113 30,763
Profit before Taxes 40,553 63,880 203,065 190,084 186,736
Profit after Taxes 25,803 54,750 204,385 160,797 167140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 8
Laporan Keuangan PT. Inti Agri Resources Tbk
dalam jutaan rupiah
2007 2008 2009 2010 2011
Total Assets 412,548 418,528 413,130 405,624 382,377
Current Assets 51,800 38,661 40,888 35,436 15,923
of which
Cash and Cash Equivalents 7,224 1,816 2,469 5,485 2,493
Trade receivables 13,808 14,176 11,497 9,692 82
Inventories 26,104 15,762 15,498 10,987 8,607
Non-Current Assets 360,748 379,866 372,241 370,188 366,454
of which
Fixed Assets-Net 148,961 171,549 166,024 159,206 157,133
Deffered Tax Assets-Net n.a 500 500 500 500
Other Assets 1,333 1,342 1,215 1,137 1,195
Liabilities 7,026 1,682 5,334 1,790 1,479
Current Liabilities 6,136 976 4,617 1,356 952
of which
Trade payables n.a n.a n.a 3,150 72,201
Taxes payables 5,047 135 3,466 82 62
Current Maturities of long
term-debt n.a n.a n.a 382 140
Non-Current Liabilities 890 706 717 434 526
Minority Interests in
Subsidiaries n,a n.a n.a n.a 255
Shareholders Equity 405,552 416,845 407,795 403,834 380,899
Paid-up capital 364,800 364,800 364,800 364,800 364,800
Paid-up capital
in excess of par value 9,272 9,272 9,272 9,272 9,272
Retained earnings 31,450 42,773 33,723 29,761 6,521
Net Sales 80,885 70,791 26,880 36,211 12,942
Cost of Good Sold 36,099 32,056 24,446 26,500 23,946
Gross Profit 44,786 38,736 2,434 9,711 (11,005)
Operating Expenses 13,875 17,792 12,506 13,918 16,876
Operating Profit 30,911 20,943 (10,072) (4,207) (27,881)
Other Income (Expenses) 233 1,448 (1,781) (823) (28,060)
Profit before Taxes 31,144 22,391 (11,853) (5,030) (4,785)
Profit after Taxes 20,876 15,490 (9,050) (3,962) (23,275)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 9
Laporan Keuangan PT. London Sumatra Indonesia Tbk
dalam jutaan rupiah
2007 2008 2009 2010 2011
Total Assets 3,938,140 4,931,528 4,852,277 5,561,433 6,791,859
Current Assets 914,538 1,399,810 964,362 1,487,257 2,567,657
of which
Cash and Cash Equivalents 558,359 1,034,344 682,249 1,160,688 2,063,982
Trade receivables 62,764 99,207 65,018 25,952 101,261
Inventories 225,833 213,719 192,133 264,473 368,244
Non-Current Assets 3,023,602 3,531,718 3,887,915 4,074,176 4,224,202
of which
Fixed Assets-Net 1,108,134 1,377,634 1,603,497 1,728,694 1,824,630
Other Assets 1,651 87,390 81,949 93,111 87,691
Liabilities 1,623,113 1,734,634 1,038,812 1,036,585 952,435
Current Liabilities 833,347 87,390 686,189 621,593 531,326
of which
Bank Loans 260,275 330,919 204,450 n.a n.a
Trade payables 63,403 103,743 59,717 103,711 36,674
Accured expenses 232,717 243,133 243,133 274,805 299,822
Non-Current Liabilities 789,766 881,364 352,623 414,992 421,109
Minority Interests in
Subsidiaries n.a n.a n.a n.a (67,000)
Shareholders Equity 2,315,027 3,197,059 3,813,465 4,554,105 5,839,424
Paid-up capital 682,286 682,286 682,286 682,286 682,286
Paid-up capital
in excess of par value 888,069 888,069 1,030,312 1,030,312 1,030,312
Retained earnings 744,672 1,626,704 2,100,867 2,841,507 4,126,893
Net Sales 2,929,993 3,846,154 3,199,687 3,592,658 4,686,457
Cost of Good Sold 1,526,163 1,985,379 1,809,194 1,821,244 2,324,138
Gross Profit 1,403,830 1,860,775 1,390,493 1,771,414 2,362,319
Operating Expenses 412,930 546,359 371,842 371,894 369,149
Operating Profit 990,900 1,314,416 1,018,651 1,399,520 2,003,976
Other Income (Expenses) (156,111) 12,300 (10,512) (17,738) 86,573
Profit before Taxes 834,789 1,326,716 1,008,139 1,381,782 2,090,513
Profit after Taxes 564,034 927,555 707,487 1,033,329 1701580
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 10
Laporan Keuangan PT. Sampoerna Agro Tbk
dalam jutaan rupiah
2007 2008 2009 2010 2011
Total Assets 2,088,002 2,156,164 2,261,798 2,875,847 3,411,026
Current Assets 942,310 803,629 615,542 868,210 782,629
of which
Cash and Cash Equivalents 458,688 642,678 387,316 529,550 348,687
Trade receivables 70,627 3,169 16,203 62,884 4,048
Inventories 215,084 120,306 135,859 226,434 333,910
Non-Current Assets 1,145,692 1,352,535 1,646,257 2,007,637 2,628,396
of which
Fixed Assets-Net 418,607 485,896 590,903 653,246 983,776
Deffered Tax Assets-Net 8,466 6,434 9,292 12,288 18,668
Other Assets 185 1,190 1,739 1,688 4,952
Liabilities 595,034 577,988 474,967 716,582 911,515
Current Liabilities 374,464 354,044 235,648 458,869 492,375
of which
Trade payables 200,326 202,138 109,923 186,198 243,734
Taxes payables 76,432 107,261 38,820 70,317 51,605
Accured expenses 16,806 16,527 18,450 25,212 32,958
Long-term Liabilities 220,572 223,944 239,319 257,713 419,140
Minority Interests in
Subsidiaries 21728 25212 21251 27,018 30,439
Shareholders Equity 1,471,240 1,552,964 1,765,581 2,132,247 2,499,511
Paid-up capital 378,000 378,000 378,000 378,000 378,000
Paid-up capital
in excess of par value 931,583 931,583 952,757 952,757 952,757
Revaluation of fixed Assets 76 n.a n.a n.a n.a
Retained earnings 161,581 243,381 434,823 801,490 1,168,754
Net Sales 1,598,931 2,288,143 1,815,557 2,311,749 3,142,379
Cost of Good Sold 1,104,495 1,514,354 1,216,131 1,469,118 2,081,566
Gross Profit 494,436 773,790 599,427 842,631 1,060,812
Operating Expenses 90,036 162,334 139,389 186,648 345,810
Operating Profit 404,400 611,456 460,037 655,785 748,752
Other Income (Expenses) (92,616) 20,306 (50,679) (25,307) 33,750
Profit before Taxes 311,784 631,762 409,358 630,478 741,475
Profit after Taxes 215,083 439,516 281,766 451,717 540944
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 11
Laporan Keuangan PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk
dalam jutaan rupiah
2007 2008 2009 2010 2011
Total Assets 199,516 206,763 207,445 204,817 79,991
Current Assets 161,864 171,515 174,390 174,097 5,892
of which
Cash and Cash Equivalents 1,276 804 436 86 380
Trade receivables 60,068 58,857 58,004 58,104 2,108,284
Inventories 74,200 73,644 64,198 68,381 3,379
Non-Current Assets 37,652 35,248 33,055 30,720 74,098
of which
Fixed Assets-Net 37,457 35,177 32,999 30,720 73,275
Other Assets 195 72 56 n.a 20
Liabilities 116,901 124,513 125,090 136,662 81,579
Current Liabilities 110,432 123,258 123,718 140,001 12,045
of which
Bank Loans 87,432 90,821 90,438 97,785 4,430
Trade payables 438 70 n.a n.a 5,483
Current Maturities of long-term debt 977 6,394 5,941 n.a n.a
Non-Current Liabilities 6,469 1,255 1,372 (3,339) 69,534
Minority Interests in
Subsidiaries 274 274 273 215 n.a
Shareholders Equity 82,341 81,976 82,082 67,940 1,589,249
Paid-up capital 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000
Paid-up capital
in excess of par value 12,454 12,454 12,454 12,454 12,454
Retained earnings 17,887 17,522 17,628 3,486 (66,043)
Net Sales 153,783 147,924 118,911 41,044 20,729
Cost of Good Sold 133,629 132,181 104,828 35,116 22,925
Gross Profit 20,154 15,742 14,083 5,928 2,195
Operating Expenses 6,372 5,717 4,339 2,929 24,653
Operating Profit 13,782 10,025 9,744 2,999 26,849
Other Income (Expenses) (13,560) (10,594) (9,522) (21,911) 43,534
Profit before Taxes 222 (568) 222 (18,912) (70,383)
Profit after Taxes 130 (365) 106 (14,142) (69,529)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 12
Rasio masing-masing perusahaan dan rata-rata industri bidang Agriculture,
Forestry, dan Fishing tahun 2007 sampai dengan tahun2011.
1. Net Profit Margin (dalam satuan %)
No. Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011
1 AALI 33.11 32.24 22.37 22.80 22.33
2 UNSP 10.60 5.92 10.87 26.81 17.07
3 BISI 16.89 24.47 9.69 16.03 14.63
4 BWPT 25.42 23.32 28.67 34.20 36.07
5 CPRO 5.85 (4.98) (3.18) (10.18) (27.04)
6 DSFI 0.84 (27.89) (59.61) 4.19 4.13
7 GOZCO 19.43 18.83 50.11 35.38 35.38
8 IIKP 25.81 21.88 (33.67) (10.94) (179.84)
9 LSIP 19.25 24.12 22.11 28.76 36.31
10 SGRO 13.45 19.21 15.52 19.54 17.21
11 WAPO 0.08 (0.25) 0.09 (34.46) (335.42)
Jumlah 170.73 136.87 62.97 132.15 (359.17)
Rata-rata NPM 15.52 12.44 5.72 12.01 (32.65)
2. ROA (dalam satuan %)
No. Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011
1 AALI 36.87 40.35 21.93 22.94 23.57
2 UNSP 4.79 3.69 4.98 4.35 3.99
3 BISI 16.84 23.96 5.37 10.53 9.62
4 BWPT 14.96 11.79 10.32 9.18 8.93
5 CPRO 4.60 (4.35) (2.50) (7.54) (28.83)
6 DSFI 0.66 (29.27) (71.63) 3.46 4.39
7 GOZCO 2.53 3.83 10.57 7.67 6.87
8 IIKP 5.06 3.70 (2.19) (0.98) (6.09)
9 LSIP 14.32 18.81 14.58 18.58 25.05
10 SGRO 10.30 20.38 12.46 15.71 15.86
11 WAPO 0.07 (0.18) 0.05 (6.91) (86.92)
Jumlah 111.01 92.73 3.95 76.99 (23.56)
Rata-rata ROA 10.09 8.43 0.36 7.00 (2.14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
3. ROE (dalam satuan %)
No. Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011
1 AALI 48.60 51.03 26.67 27.97 29.55
2 UNSP 8.66 7.03 9.47 9.68 8.23
3 BISI 27.63 42.34 7.45 12.37 11.42
4 BWPT 90.75 43.86 18.50 21.59 28.38
5 CPRO 23.41 (11.86) (6.96) (24.69) (379.55)
6 DSFI 1.12 (61.98) (608.42) 23.61 19.46
7 GOZCO 5.10 6.21 19.10 13.73 11.2
8 IIKP 5.15 3.72 (2.22) (0.98) (6.11)
9 LSIP 24.36 29.01 18.55 22.69 29.14
10 SGRO 14.62 28.30 15.96 21.19 21.64
11 WAPO 0.16 (0.45) 0.13 (20.82) (4.37)
Jumlah 249.56 137.21 (501.77) 106.34 (231.01)
Rata-rata ROE 22.69 12.47 (45.62) 9.67 (21.00)
4. Current Ratio (dalam satuan %)
No. Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011
1 AALI 160.30 194.42 182.58 193.17 130.97
2 UNSP 317.30 154.83 101.02 53.50 39.77
3 BISI 256.93 207.44 327.44 846.30 607.86
4 BWPT 50.57 31.17 118.57 127.45 85.33
5 CPRO 283.66 208.62 190.04 72.63 56.16
6 DSFI 166.76 124.15 51.72 141.46 332.00
7 GOZCO 148.64 521.93 285.67 164.48 78.72
8 IIKP 844.20 3961.17 885.60 2613.27 1672.58
9 LSIP 109.74 1601.80 140.54 239.27 483.25
10 SGRO 251.64 226.99 261.21 189.21 158.95
11 WAPO 146.57 139.15 140.96 124.35 48.92
Jumlah 2736.32 7371.68 2685.36 4765.09 3694.51
Rata-rata Current Ratio 248.76 670.15 244.12 433.19 335.86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
5. Quick Ratio (dalam satuan %)
No. Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011
1 AALI 120.05 117.53 117.62 134.34 77.51
2 UNSP 284.58 124.93 84.52 47.51 33.48
3 BISI 123.00 140.01 159.11 448.57 346.36
4 BWPT 37.55 18.34 109.11 116.24 52.72
5 CPRO 201.78 134.67 121.52 46.94 37.98
6 DSFI 51.63 35.29 22.93 68.74 130.75
7 GOZCO 134.96 478.08 259.67 151.77 71.94
8 IIKP 418.77 2346.21 549.92 1803.02 768.49
9 LSIP 82.64 1357.24 112.54 196.72 413.95
10 SGRO 194.20 193.01 203.56 139.86 91.13
11 WAPO 79.38 79.40 89.07 75.51 20.86
Jumlah 1728.54 5024.71 1829.57 3229.22 2045.17
Rata-rata Quick Ratio 157.14 456.79 166.32 293.57 185.92
6. Debt to Equity (dalam satuan %)
No. Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011
1 AALI 28.34 22.95 18.39 18.51 21.85
2 UNSP 67.87 90.24 89.93 119.67 106.48
3 BISI 54.87 73.01 34.15 12.77 18.7
4 BWPT 506.46 272.13 79.23 135.18 191.64
5 CPRO 408.58 180.00 170.74 227.19 1214.7
6 DSFI 68.61 111.66 748.50 582.52 343.76
7 GOZCO 94.93 58.65 80.70 73.94 88.96
8 IIKP 1.73 0.40 1.31 0.44 0.39
9 LSIP 70.11 54.26 27.24 22.76 16.31
10 SGRO 40.44 37.22 26.90 33.61 36.47
11 WAPO 141.97 151.89 152.40 201.15 5.13
Jumlah 1483.91 1052.41 1429.49 1427.74 2044.39
Rata-rata Debt to Equity 134.90 95.67 129.95 129.79 185.85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
7. Debt Total Assets Ratio (dalam satuan %)
No. Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011
1 AALI 21.49 18.15 15.12 15.18 17.43
2 UNSP 44.64 47.43 47.34 53.80 51.57
3 BISI 33.45 41.31 24.59 10.86 15.75
4 BWPT 83.51 73.13 44.21 57.48 60.27
5 CPRO 80.24 64.22 62.99 69.36 92.27
6 DSFI 40.69 52.72 88.12 85.26 77.47
7 GOZCO 47.21 36.20 44.67 41.30 54.54
8 IIKP 1.70 0.40 1.29 0.44 0.39
9 LSIP 41.22 35.17 21.41 18.64 14.02
10 SGRO 28.50 26.81 21.00 24.92 26.72
11 WAPO 58.59 60.22 60.30 66.79 101.99
Jumlah 481.25 455.76 431.04 444.04 512.42
Rata-rata Debt Total
Assets Ratio 43.75 41.43 39.19 40.37 46.58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI