Post on 26-Mar-2019
i
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG
SISWA KELAS III SD KANISIUS SOROWAJAN DENGAN
PENDEKATAN PPR TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
Kristianingsih
101134246
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
TuhanYesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan menolongku
Kedua orangtuaku dan kakak-kakakku yang selalu membantu dan selalu ada untukku
Sahabat- sahabat yang selalu menolongku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
You can if you want
Lakukanlah segala sesuatu dengan penuh cinta kasih
Karena dengan cinta kasih, semua keraguan akan punah
Dan keyakinan akan menyelimuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG
SISWA KELAS III SD KANISIUS SOROWAJAN DENGAN
PENDEKATAN PPR TAHUN AJARAN 2013/2014
Oleh :
Nama : Kristianingsih
Nomor Mahasiswa : 101134246
Tujuan dari penelitian ini adalah upaya peningkatan kemampuan mengarang
siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan dengan pendekatan PPR dalam pembelajaran
tematik. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian dilakukan dengan
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian siswa kelas
III SD Kanisius Sorowajan. Peneliti berpendapat guru merupakan motor penggerak
utama dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu
kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena
tidak semua tujuan dapat dicapai hanya dengan satu strategi tertentu saja. Guru sebagai
pengelola pembelajaran berperan menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa
dapat belajar dengan nyaman dan produktif.
Mengarang merupakan salah satu keterampilan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia yang sangat penting, di dalam pembelajaran mengarang terdapat berbagai
unsur meliputi kemampuan siswa dalam memilih kata-kata, menggunakan huruf kapital
yang tepat, merangkai kata menjadi sebuah kalimat, menyusun kalimat menjadi sebuah
paragraf, mengaitkan paragraf yang satu dengan yang lain, menggunakan ejaan yang
benar, dan menerapkan tanda-tanda baca dengan tepat, sehingga tersusun suatu
karangan yang baik. Ada kecenderungan dari anak didik yang mengalami kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
dalam pembelajaran mengarang, terbukti dengan kurang teliti dan tepat dalam
penggunaan tanda-tanda baca, huruf kapital serta penggunaan ejaan.
Melihat hal tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa siswa dalam
mengarangnya kurang tepat dan teliti. Oleh karena itu, peneliti mempunyai solusi untuk
mengatasi kesulitan siswa tersebut. Cara awal yang yang dilakukan peneliti adalah
mengambil data dengan menggunakan teknik pengumpulan data, metode wawancara,
observasi, dan dokumentasi dengan penyusunan instrumen berupa kisi–kisi soal,
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar soal evaluasi,
dan lembar penilaian.
Peneliti merencanakan data dianalisa dengan langkah mendeskripsikan kondisi
awal dan target akhir yang ingin dicapai. Pada kondisi awal peneliti, mendapatkan hasil
kemampuan mengarang siswa sebesar 69,28. Sedangkan target akhir yang ingin dicapai
sebesar 85.
Kata kunci : PPR dalam pembelajaran tematik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
IMPROVEMENT EFFORTS WRITING ABILITY CLASS III SD KANISIUS
SOROWAJAN PPR APPROACH TO STUDY IN 2013/2014
By:
Name : Kristianingsih
Student number : 101134246
The purpose of this research is to increase the writing ability of students of
class III SD CanisiusSorowajan with PPR in thematic learning approach. To achieve
these objectives, the research done by using Action Research (PTK) with research
subjects third grade students of SD CanisiusSorowajan. Investigators believe the teacher
is the main driving force in improving the quality of education in Indonesia. One of the
capabilities that must be held by teachers is how to design a learning strategy that is
consistent with the objectives or competencies to be achieved, because not all objectives
can be achieved only with a certain strategy. Teachers as managers of learning
contribute to create a climate of learning that enables students can learn with a
comfortable and productive.
Making up one of skill in learning Indonesian language is very important in the learning
fabricate there are various elements include the ability of the students in choosing the
words, using capital letters right, stringing words into a sentence, construct a sentence
into a paragraph, linking paragraphs one with the other, using the correct spelling, and
punctuation marks apply to the right, thus composed a good bouquet. There is a
tendency of students who have difficulties in learning fabricated, as evidenced by the
less scrupulous and precise in the use of punctuation, capitalization and spelling usage.
Seeing this the researchers concluded that students in all up less precise and
meticulous. Therefore, researchers have a solution to overcome the difficulties these
students. How to start by researchers was retrieving data using data collection
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
techniques, interviews, observation, and documentation with the preparation of the
instruments in the form of lattice - lattice matter, syllabus, lesson plan, student
worksheets, sheets about the evaluation and assessment sheets.
Researchers analyzed the data plan with steps describe the condition of initial
and final target to be achieved. the initial conditions of researchers, getting the writing
ability of students amounted to 69.28. while the final target to be achieved by 85.
Keywords: PPR in thematic learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini
ditulis untuk memenuhi syarat kelulusan Program SI PGSD Universitas Sanata Dharma.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang telah
yang telah banyak membantu dalam segala keperluan perkuliahan selama
menjadi mahasiswa.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,S.S.,BST.,MA.Kaprodi program studi PGSD
yang sudah banyak memberikan pendampingan dan bimbingan selama menjadi
mahasiswa.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd. Wakaprodi program studi PGSD yang
sudah banyak memberikan pendampingan dan bimbingan selama menjadi
mahasiswa.
4. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,S.S.,BST.,MA. dan Apri Damai Sagita Krissandi,
S.,S.,M.Pd. Dosen pembimbing yang banyak meluangkan waktu dengan tulus,
untuk membimbing, mendampingi, memberikan dorongan dan semangat kepada
penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. Dosen penguji yang telah banyak memberikan saran
dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. Para dosen PGSD Universitas Sanata Dharma, terkhusus Dra. Ignatia Esti
Sumarah, M. Hum. Yang baik langsung atau tidak langsung memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….. iv
HALAMAN MOTTO……………………………………………………….. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………… vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………….. vii
ABSTRAK…………………………………………………………………… viii
ABSTRAC…………………………………………………………………… x
KATA PENGANTAR……………………………………………………...... xii
DAFTAR ISI………………………………………………………………... xiv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
1. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
2. Rumusan Masalah………………………………………………………... 4
3. Tujuan Penelitian……………………………………………………........ 4
4. Manfaat Penelitian……………………………………………………….. 4
5. Definisi Operasional……………………………………………………... 5
A. BAB II LANDASAN TEORI................................................................... 7
1. Paradigma Pedagogi Reflektif…………………………………………… 7
2. Prestasi Belajar…………………………………………………………... 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3. Pengertian Bahasa Indonesia………………………………………….. 17
4. Pentingnya Penggunaan Tanda Baca PadaKemampuan Menulis……… 21
5. Pembelajaran Tematik…………………………………………………. 26
6. Penelitian Sebelumnya………………………………………………… 32
7. HasilPenelitian Yang Relevan………………………………………… 38
8. Kerangka Berpikir……………………………………………………... 39
9. Hipotesis Tindakan…………………………………………………….. 40
B. BAB III METODE PENELITIAN…………………………………... 41
1. Jenis Penelitian…………………………………………………………. 41
2. Setting Penelitian……………………………………………………… 44
3. Rencana Tindakan…………………………………………………....... 45
4. Penyusunan Instrumen Penelitan……………………………………….. 49
5. Instrument Kemampuan Mengarang…………………………………… 50
6. Uji Validitas……………………………………………………………. 51
7. Reliabilitas……………………………………………………………... 52
8. Teknik Analisa Data……………………………………………………. 52
9. Perhitungan Kemampuan Mengarang………………………………….. 53
10. Kriteria Keberhasilan…………………………………………………… 55
C. BAB IV PENUTUP…………………………………………………… 57
1. Rencana Pelaksanaan Penelitian ………………………………………. 57
2. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………… 59
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 60
LAMPIRAN……………………………………………………………… 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
1. Silabus…………………………………………………………………. 63
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………....... 68
3. Lemba Kerja Siswa ……………………………………………………. 76
4. Soal Evaluasi…………………………………………………………… 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peneliti sudah menjadi guru kelas III SD Kanisius Sorowajan selama 4
tahun. Penurut pengamatan peneliti, siswa kelas III mengalami kesulitan dalam
pelajaran Bahasa Indonesia khususnya memahami tanda-tanda baca, misalnya:
siswa masih belum memahami penggunaan titik dan koma pada kalimat. Mereka
juga kurang memahami penggunaan huruf kapital pada suatu kalimat atau
paragraf dalam karangan. Peneliti merasa prihatin sebab kemampuan
menggunakan tanda-tanda baca merupakan hal paling mendasar dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Akibat kesalahan yang dilakukan siswa
berkaitan dengan ketidakmampuannya menggunakan tanda-tanda baca tersebut,
berakibat pada menurunnya hasil belajar mereka pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Kemampuan memahami penggunaan tanda-tanda baca mendukung
salah satu aspek dalam Bahasa Indonesia yaitu aspek menulis, pada materi
“Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan
penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda- baca yang tepat. Bukti jika siswa
kurang memahami penggunaan tanda baca adalah nilai yang didapat siswa
kurang dari KKM yaitu 72. Dari 25 siswa, 19 siswa (76 %). Dengan demikian
kompetensi siswa dalam materi “Menulis karangan sederhana berdasarkan
gambar seri dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda-
baca yang tepat” belum maksimal. Hal tersebut jika dilihat dari Paradigma
Pedagogi Reflektif ( PPR ), berkaitan dengan Competence.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pelajaran Bahasa Indonesia dalam materi ”Menulis karangan sederhana
berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf
kapital, dan tanda- baca yang tepat” belum mencapai KKM. Menurut
pengamatan peneliti siswa mengalami kesulitan tidak teliti saat mengerjakan
tugas pada kedua materi tersebut. Selain itu mereka sulit berkejasama dalam
mengerjakan tugas kelompok, yang mengakibatkan tidak dapat mengumpulkan
tugas secara tepat waktu. Apabila, dilihat dari Paradigma Pedagogi Reflektif
(PPR) keteidakseriusan siswa berkaitan dengan Conscience, sedangkan
kerjasama berkaitan dengan Compassion. PPR adalah Paradigma Pedagogi
Reflektif, memiliki sebuah ciri atau kekhasan pendidikan dan proses belajarnya
yaitu menyaturagakan pendidikan nilai dan pembentukan kepribadian ke dalam
kurikulum yang sudah ada dan bukan menambah pelajaran/mata pelajaran baru.
Tujuan utama dari PPR adalah menciptakan manusia-manusia muda yang
sungguh unggul dan berkarakter secara manusiawi. Jika diterapkan pada dunia
pendidikan proses tadi tertuang ada RPP (Rencana Pelaksaan Pembelajaran)
yang disusun oleh guru. Dimana dalam RPP itu terdapat makna pengalaman
yaitu melibatkan pikiran, perasaan, kehendak, imajinasi siswa untuk mengalami
sendiri segala hal yang siswa pelajari ( jika ada keterkaitan antara ilmu yang
dipelajari siswa dengan situasi kehidupan yang nyata dalam kesehariannya),
refleksi yaitu siswa dapat meyakini maknanilai-nilai yang terkandung dalam
pengalaman, dalam kaitannya dengan: diri sendiri, orang lain, alam/lingkungan,
dan Allah, sedangkan aksi yaitu siswa dapat membangun keinginan atau niat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dan bertindak sesuai dengan hasil refleksinya. Peneliti menggunakan pendekatan
PPR ini karena PPR merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif.
Paradigma Pedagogi Reflektif digunakan oleh sekolah-sekolah yang
berada di bawah naungan yayasan pendidikan Kanisius, salah satunya SD
Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Dalam praktik pembelajaran, metode
pembelajaran PPR ini menerapkan lima tahapan kegiatan yang berupa siklus,
terdiri dari (1) Konteks, (2) Pengalaman, (3) Reflektif, (4) Aksi, (5) Evaluasi..
Tujuan PPR adalah meningkatkan 3 C, yaitu kompetensi siswa secara utuh
(competence), suara hati (conscience), dan bela rasa (compassion). Penelitian ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam materi Bahasa
Indonesia supaya dapat mencapai KKM. Semuanya itu hanya dapat terjadi
apabila siswa dapat teliti ( conscience ) dan dapat bekerjasama mengerjakan
tugas dalam kelompok (compassion), yang pada akhir mendapatkan hasil yang
memuaskan (competence) .
Alasan peneliti menggunakan pendekatan tersebut karena merupakan
kekhasan dari SD Kanisius Sorowajan dan juga sekolah-sekolah Kanisius yang
lain. Peneliti akan mencoba meningkatkan kemampuan mengarang Bahasa
Indonesia kelas III SD Kanisius Sorowajan dengan pendekatan PPR tersebut.
Oleh karena itu judul skripsi ini adalah ”Upaya Meningkatkan
Kemampuan Mengarang Siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan dengan
Pendekatan PPR Tahun Pelajaran 2013/2014”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Dilandasi latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah dengan pendekatan PPR dapat meningkatkan kemampuan
mengarang siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2013 /
2014 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan kemampuan mengarang siswa kelas III SD
Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2013 / 2014 dengan pendekatan
PPR.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia dan IPA siswa kelas III SD
Kanisius Sorowajan.
b. Lebih mengetahui tanda-tanda baca yang ada pada sebuah karangan
sederhana.
2. Bagi guru
a. Dapat memecahkan permasalahan pembelajaran yang sedang dihadapi.
b. Dapat dijadikan motivasi dan referensi untuk memilih metode dan
strategi pembelajaran yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
c. Dapat memberikan contoh sebagai model pembelajaran yang dapat
dikembangkan mengajarkan pada materi tertentu dan dapat dikembangkan
pada materi pokok lain, mata pelajaran lain dan di kelas lain.
E. Definisi Operasional
1. Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan
untuk memperbaiki pekerjaannya memahami pekerjaan ini dilakukan atau
suatu penelitian yang sengaja dilakukan untuk meningkatkan kualitas yang
ada pada kelas tersebut.
2. Pembelajaran merupakan kegiatan yang direncanakan untuk seseorang agar
bisa belajar dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
3. Pendekatan PPR adalah menyaturagakan pendidikan nilai dan
pembentukan pribadi ke dalam kurikulum yang ada dan bukan menambah
pelajaran/mata pelajaran baru.
4. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam sebuah aktivitas
belajar yang dapat berupa nilai ataupun dalam bentuk pengalaman/perubahan
tingkah laku baru sebagai hasil dari apa yang telah dipelajarinya.
5. Pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran yang memadukan
beberapa materi pembelajaran sehingga memberikan pengalaman yang
bermaknabagi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
6. Mengarang adalah kegiatan mengungkapkan gagasan atau ide seseorang
dengan menuliskan dalam bentuk kata, kalimat, alinea atau paragraf supaya
gagasan atau ide tersebut dapat tersampaikan kepada masyarakat pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Paradigma Pedagogi Reflektif
Kegiatan pembelajaran dalam lingkup pendidikan formal merupakan
salah satu proses yang penting dalam membentuk manusia yang berkualitas.
Oleh karena itu paradigma pembelajaran selalu mengalami perkembangan dari
waktu ke waktu dengan tujuan agar melalui proses pembelajaran dapat
dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan perkembangan
dunia. Berbagai paradigma pembelajaran yang lebih inovatif banyak
dikembangkan oleh para ahli bidang pendidikan. Semua lembaga pendidikan
dari tingkat bawah sampai pendidikan tinggi juga mulai menerapkan model-
model pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran inovatif yang akhir-akhir ini
banyak dikembangkan dan mulai diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
adalah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).
PPR dalam definisinya kepanjangan dari Paradigma Pedagogi Reflektif,
memiliki sebuah style/ciri khas pendidikan dan proses belajar mengajarnya yaitu
menyaturagakan pendidikan nilai dan pembentukan pribadi ke dalam
kurikulum yang ada dan bukan menambah pelajaran/mata pelajaran baru. Tujuan
utama dari PPR ini adalah menciptakan manusia-manusia muda yang sungguh
unggul dan berkarakter secara manusiawi. Jika diterapkan pada dunia
pendidikan proses tadi tertuang pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
yang disusun oleh guru. Dimana didalamnya termuat makna pengalaman,
refleksi, aksi.
PPR sebagai salah satu alternatif proses pembelajaran yang bertujuan
supaya siswa memiliki kecerdasan pikiran dan hati secara integral. Proses
pembelajaran mengikuti pola pendekatan yang biasanya dirumuskan dalam
sebuah sistem yang memiliki unsur-unsur pokok: Context – Experience –
Reflection – Action – Evaluation (Tim Redaksi Kanisius, 2010:65).
Keterangan:
a. Konteks: yang dimaksud dengan konteks di sini adalah (1) Konteks siswa,
meliputi: latar belakang keluarga, lingkungan, pengalaman hidup siswa. (2)
Konteks masyarakat dimana siswa itu tumbuh dan berkembang. (3) Konteks
sekolah, meliputi: lingkungan dan situasi sekolah tempat dimana siswa belajar,
hubungan antar pribadi (siswa dengan pendidik maupun siswa dengan
temannya), kurikulum. (4) Konteks pendidik: latar belakang pendidikannya,
harapan-harapannya, komitmennya untuk mendampingi siswa supaya memiliki
POLA: PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pandangan-pemahaman-perasaan berdasarkan nilai-nilai tertentu yang
diinternalisasikannya).
b. Pengalaman: Maksudnya keterlibatan pikiran, perasaan, kehendak, imajinasi
siswa untuk mengalami sendiri segala hal yang ia pelajari (jadi ada keterkaitan
antara ilmu yang dipelajarinya dengan situasi hidup nyata kesehariannya).
c. Refleksi: Siswa diajak mencari makna dan nilai-nilai pengalaman, dalam
kaitannya dengan: diri sendiri, bersama orang lain, alam/lingkungan, Allah.
Misalnya: untuk apa arti..... bagiku? Jika aku menjelaskan ....... apa yang akan
kukatakan?
d. Aksi: Pilihan dan komitmen pada kebaikan yang lebih besar (magis).Pilihan-
pilihan diungkapkan secara nyata dalam bentuk tindakan.
e. Evaluasi: (1) apakah tujuan tercapai? (2) Mana yang baik dan mana yang
kurang? (3) Apa dampak pada suasana di kelas, rumah? (4) Apakah rasa puas
orang tua terhadap perilaku anak mereka terpenuhi atau tidak?
Pedagogi reflektif dikembangkan oleh Sekolah-sekolah yang berada di
bawah naungan yayasan pendidikan Kanisius, salah satunya SD Kanisius
Sorowajan-Yogyakarta. Model pembelajaran ini mengembangkan 3 kompetensi
siswa yang meliputi aspek kognitif (competence), suara hati (conscience) dan
bela rasa (compassion); atau yang biasa dikenal dengan istilah 3C.
Competencemerupakan kemampuan penguasaan kompetensi secara utuh atau
kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif dalam hal ini adalah kemampuan
siswa untuk menyelesaikan soal yang diberikan pendidik dengan nilai yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
baik. Consciencemerupakan kemampan afektif, kemampuan kepekaan dan
ketajaman hati nurani.Ketajaman hati nurani ini dapat berupa kesadaran untuk
melakukan tindakan yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Compassion
kemampuan membentuk pribadi manusia secara utuh melalui proses yang
unggul, sehingga bakat dan kemampuan dalam berbagai aspek kehidupan dapat
berkembang secara optimal.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar menurut Masidjo (2006: 1) “merupakan suatu proses perubahan
aktivitas mental yang sadar tujuan, yang terjadi dalam interaksi aktif dengan
lingkungan jangka waktu tertentu, sehingga diperoleh tingkah laku baru atau
penyempurnaan tingkah laku lama yang bersifat menetap atau membekas”.
pengertian belajar diatas mengandung artibahwa belajar itu adalah sebuah
perubahan untuk memperoleh tingkah laku baru setelah melakukan aktivitas
dalam belajar tersebut. Sejalan dengan itu, Djamarah(2011: 14) mengungkapkan
bahwa belajar itu akan menghasilkan sebuah perubahan atau change dimana di
akhir aktivitas belajarnya seseorang akan mendapat pengalaman baru sebagai
wujud dari perubahan tersebut. tetapi perubahan yang dimaksudkan disini adalah
perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah
laku.
Menurut Tanlain (2007: 6) belajar adalah latihan-latihan yang
dilakukan sendiri oleh tiap orang dengan tujuan memperoleh pengetahuan,
pemecahan masalah, keterampilan, sikap dan pola tingkah laku. Sejalan dengan
hal tersebut, Hilgard dalamTanlain (2007: 6) mengatakan bahwa belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
(leraning) adalah sebagai proses yang didalamnya terbentuk tingkah laku atau
terjadi perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan.
Slameto (2010: 2) mengungkapkan bahwa belajar merupakan proses
usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam menemukan perubahan perilaku
yang baru secara menyeluruh melalui pengalaman yang diperoleh dari
pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya. Keseluruhan dari pendapat para
ahli daiatas menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah
laku. Traver dalam Agus Suprijono (2009: 2) juga mengemukakan hal yang
sama yaitu belajar adalah proses penghasilan penyesuaian tingkah laku.
Jadi berdasarkan pengertian-pengertian belajar diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang
berkesinambungan dimana perubahan tersebut terjadi dalam aktivitas-aktivitas
ataupun latihan-latihan. Dapat diartikan pula bahwa proses atau aktivitas
terstruktur dalam sebuah lingkungan yang dilakukan seseorang dan kemudian
akan menghasilkan sebuah pengalaman baru ataupun sebuah tingkah laku baru
yang menjadi tujuan adanya aktivitastersebut.
a. Ciri-ciri Belajar
Belajar yang pada hakikatnya adalah sebagai proses perubahan
tingkah laku, memiliki beberapa ciri terkait dengan perubahan tingkah
laku tersebut. Menurut Djamarah (2011: 15-17) ada beberapaciri-ciri
belajar yang merupakan sebuah perubahan-perubahan tertentu yang
kemungkinan muncul setelah melakukan aktivitas belajar. Ciri-ciri
tersebut antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1. Perubahan yang terjadi secara sadar
Hal ini berarti perubahan yang terjadi dalam belajar
dirasakan oleh individu yang melakukan kegiatan belajar.Individu
secara sadar tahu dan merasakan ada perubahan yang terjadi dalam
dirinya setelah melakukan kegiatan belajar.Tingkah laku yang tidak
disadari atau yang muncul ketika keadaan tidak sadar berarti bukan
kategori perubahan dalam belajar, karena individu tidak menyadari
perubahan itu.
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan dalam diri individu
berlangsung terus menerus dan akan menyebabkan ataupun
membantu perubahan berikutnya yang akan berguna untuk proses
belajar selanjutnya. Misalnya ketika seorang anak belajar menulis,
perubahan yang terjadi akan berlangsung terus menerus dari tidak
dapat menulis menjadi dapat menulis dan terus mengalami
perkembangan yang selanjutnya kemampuan menulisnya akan
mendekati sempurna
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan yang terjadi dalam aktivitas belajar akan selalu
bertambah dan tertuju untuk mendapat sesuatu yang lebih baik.
Banyaknya aktivitas belajar akan menentukan kualitas dan semakin
baiknya perubahan yang terjadi. Perubahan bersifat aktif berarti
perubahan yang terjadi tidak berlangsung dengan sendirinya, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
membutuhkan usaha dari individu untuk memperoleh sebuah
perubahan.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar tidak bersifat
sementara berarti perubahan bersifat permanen dan menetap.
Menetap artinya tingkah laku yang didapat akan terus dilakukan
ataupun dapat dikeluarkan kembali diluar aktivitas belajar tersebut.
disini akan ada kemungkinan perkembangan dari perubahan ynag
terjadi karena sifatnya menetap dan dapat dipakai terus-menerus.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah
Artinya perubahan tingkah laku terjadi karena ada nya tujuan
yang akan dicapai. Perubahan yang terjadi akan terarah pada
perubahan tingkah laku yang dikehendaki ataupun disadari. Ketika
aktivitas belajar sudah memiliki tujuan atau terarah pada sebuah
tingkah laku, maka aktivitas tersebut akan berfokus pada tujuan itu
sehingga keberlangsungkannya aktivitas belajar akan terarah pada
pencapaian tujuan tersebut.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Biasanya perubahan yang terjadi setelah melalui suatu proses
belajar meliputi keseluruhan tingkah laku. perubahan yang terjadi
biasanya akan menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan,
pengetahuan, dan sebagainya. Namun biasanya perubahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
terjadi akan nampak jelas hanya pada satu aspek saja, aspek yang
lain kurang begitu nampak. Akan tetapi ada keterkaitan antara satu
aspek dengan aspek lain yang menjadikan adanya perubahan
seluruh aspek tingkah laku.
Ciri-ciri di atas tidak dapat dipisahkan dari perubahan-perubahan
dalam aktivitas belajar.Akan ada banyak hal yang dapat membuktikan
bahwa ciri-ciri belajar tersebut memang barasal dari hasil aktivitas
belajar yaitu berupa perubahan nyata yang dapat dilihat melalui tingkah
laku individu. Sehingga sebuah proses belajar dapat dinilai melalui ciri-
ciri belajar yang sudah dibahas diatas dan akan terlihat mana aktivitas
belajar dan mana yang bukan merupakan aktivitas belajar.
b. Prestasi Belajar
Sebelum menjelaskan tentang prestasi belajar, terlebih dahulu akan
dibahas mengenai prestasi. Prestasi menurut kamus besar bahasa
Indonesia berarti hasil yang telah dicapai. Dapat diartikan pula prestasi
adalah hasil yang telah dicapai setelah melakukan aktivitas belajar.
Belajar dapat diamati melalui praktek atau latihan sehingga terbentuk
tingkah laku baru sebagai hasil dari aktivitas belajar tersebut.
Prestasi belajar sering dikaitkan dengan kegiatan belajar, karena
prestasi belajar disini adalah sebagai hasil dari sebuah proses belajar
yang dilakukan individu. Prestasi belajar (achivement) berbeda dengan
hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
berkaitan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi
aspek pembentukan watak siswa (Zaenal Arifin, 2009: 12).
Menurut Winkel (dalam Hartanto, 2011), prestasi belajar adalah
suatu bukti keberhasilan dalam aktivitas belajar yang dilakukan
individu/siswa yang sesuai dengan bobot yang dicapainya. Menurut
Hartanto (2011) prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang
dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-
informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar
seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari sesuatu
yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor.
Berdasarkan uraian diatas, secara garis besar prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai seseorang dalam sebuah aktivitas belajar yang dapat
berupa nilai ataupun dalam bentuk pengalaman/perubahan tingkah laku
baru sebagai hasil dari apa yang telah dipelajarinya.
Muhibbin Syah (2001: 132) mengungkapkan bahwa prestasi belajar
dipengaruhi oleh tiga macam faktor, yaitu faktor internal, faktor
eksternal dan faktor pendekatan belajar. berikut penjelasan dari ketiga
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar:
i. Faktor Internal
Faktor internal berasal dari dalam diri individu. Faktor ini
membuktikan adanya peningkatan prestasi menjadi lebih baik atau
tinggi. Faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
antara lain (1) Bakat, kemampuan siswa untuk belajar. (2)
Kecerdasan, yaitu potensi dasar yang dimiliki oleh setiap siswa. (3)
Minat, yaitu suatu ketertarikan atau perhatian padasuatu objek yang
cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa
senang. Dan (4) Motivasi, yaitu suatu tenaga atau keinginan yang
mendorong individu bertindak atau berbuat sesuatu untuk tujuan
tertentu. Keempat faktor ini memiliki penegaruh kuat dalam
peningkatan prestasi belajar individu karena dalam keempat faktor
interen ini lebih berkaitan dengan keadaan diri individu, bagaimana
dia belajar, ketertarikan terhadap sesuatu, kemampuan yang
dimiliki, dan keinginan akan belajar yang menjadi kekuatan besar
untuk menjadikan prestasi belajar lebih baik.
ii. Faktor Eksternal
Berbeda dengan faktor internal yang memiliki pengaruh besar
terhadap prestasi belajar individu, faktor eksternal hanya memiliki
sedikit pengaruh terhadap prestasi. Faktor eksternal tersebut antara
lain: (1) Kualitas guru dalam penguasaan materi, (2) metode yang
digunakan dalam mengajar, (3) fasilitas mengajar, dan (4)
lingkungan yang mendukung. Walaupaun pengaruhnya tidak
terlalu besar tetapi terkadang faktor eksternal ini ikut menentukan
prestasi belajar individu.Oleh karena itu faktor ekstern ini tetap
memiliki bagian penting dalam pengembangan kemampuan anak
terutama prestasi belajarnya. Apabila dilihat faktor ekstern yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mempengaruhi prestasi belajar berkaitan dengan hal-hal yang
berkaitan dengan proses pembelajaran. Akan lebih baik keempat
faktor tersebut dapat dimaksimalkan keberadaannya dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar individu, sehingga pencapaiannya
akan lebih optimal.
C. Pengertian Bahasa Indonesia
1. Hakekat Bahasa Indonesia
Kemampuan berbahasa anak diperoleh secara bertahap, diawali dari fase
perolehan bahasa sampai belajar berbahasa (Widharyanto, 2008). Perolehan
bahasa diawali sejak lahir sampai usia pra sekolah (0-4 tahun). Pada masa ini
anak merekam semua ucapan orang dewasa, membedakan atau memilahnya
berdasar fungsi dan keterkaitannya dengan sesuatu yang lain, menirunya,
mencoba merangkai dan menerapkannya untuk berkomunikasi sederhana.
Secara alami, anak-anak yang normal akan mencapai khazanah bahasa yang
memadai untuk tahap berbahasa selanjutnya.
Bahasa adalah suatu system lambang bunyi yang arbitrer, digunakan
oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasi diri. Lambang yang digunakan dalam system bahasa adalah
berupa bunyi, yaitu bunyi yang dihasilkaan oleh alat ucap manusia( Abdul
Chaer 1986 : 1). Karena lambang yang digunakan itu berupa bunyi, maka
yang dianggap primer di dalam bahasa adalah bahasa yang diucapkan, atau
sering disebut bahsa lisan.Sedangkan bahasa yang sekunder adalah bahasa
tulisan. Bahasa tulisan sesungguhnya tidak lain daripada rekaman visual,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dalam bentuk huruf-huruf dan tanda-tanda baca dari bahasa lisan. Lambang-
lambang bahasa berupa bunyi itu bersifat arbitrer. Maksudnya, tidak ada
ketentua, atau hubungan antara suatu lambang bunyi benda atau konsep yang
dilambangkan ( Abdul Chaer 1986 : 1)
Bahasa adalah sistem dari lambang (tanda / bunyi), bersifat
konvensional (persetujuan bersama), untuk melahirkan pikiran dan perasaan
(kekayaan batin seseorang), dan bernilai komunikatif (Samana, 1982: 1).
Bahasa merupakan hal paling penting yang dapat digunakan manusia untuk
bersosialisasi dengan orang lain. Seperti dikemukakan oleh Arsajad (1988:
10-11) bahwa bahasasebagai sarana komunikasi, bahasa merupakan sarana
berpikir, dan manusia dapat berpikir dengan baik karena manusia memiliki
bahasa. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan sarana
berpikir yang pertama dan mungkin yang utama.
Menurut Samana (1982: 1-2), bahasa Indonesia mempunyai beberapa
makna, yaitu (1) bahasa Indonesia (juga bahasa lain) adalah pengetahuan
alat untuk belajar; (2) bahasa Indonesia dapat dikaitkan dengan pemuasan
hasrat keindahan (kesusasteraan) beik secara pasif maupun aktif; (3) bahasa
Indonesia sebagai objek belajar (sebagai ilmu pengetahuan) menarik untuk
didalami.
Menurut pengertian bahasa yang sudah disampaikan diatas, dapat
disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu lambang tanda atau bunyi yag
dipergunakan manusia dalam berkomunikasi dengan manusia lain, yang
memiliki makna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Dalam berbahasa ada beberapa aspek yang digunakan seperti,
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan, membaca,
dan keterampilan menulis. Aspek-aspek yanga ada ini dikemukan oleh
beberapa ahli bahasa, diantaranya :
1. Keterampilan menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang
melibatkan indera pendengaran. Selain itu dalam kegiatan menyimak
diperlukan konsentrasi yang baik agar bahan simakan dapat seluruhnya
dipahami. Djago Tarigan (1993:4) mengemukakan bahwa “menyimak
pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan
simakan”.
2. Keterampilan berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa
dalam bentuk lisan. Keterampilan ini melatih siswa untuk mengeluarkan
ide/pendapat melalui alat ucapnya. H. G. Tarigan (Resmini, Novi dkk,
2006: 18) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan.
3. Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan reseptif
dalam kegiatan berbahasa. Keterampilan membaca dapat melatih
kecepatan mata dalam membaca simbol-simbol grafis, sehingga bahan
bacaan dapat dipahami isinya.
Wilson dan Peters (Resmini, Novi dan Hartati, Tatat, 2006: 107)
mendefinisikan bahwa membaca merupakan suatu proses menyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
makna melalui interaksi dinamis diantara pengetahuan pembaca yang
telah ada, informasi yang dinyatakan oleh bahasa tulis dan konteks situasi
pembaca.Miles Tinker dan Constance Mc Cullough (Iswara, Prana
Dwija dan Harjasujana, Ahmad Slamet, 1996: 2) memandang bahwa
membaca sebagai kegiatan yang meliputi pengenalan lambang-lambang
tertulis atau lambang percetak yang berperan sebagai stimuli untuk
mengingat makna yang dibangun berdasar pada pengalaman yang lalu dan
penyusunan makna-makna baru dengan jalan memanipulasi konsep-
konsep yang telah dimiliki oleh pembaca. Kegiatan aspek membaca
meliputi: membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, denah,
berbagai teks, membaca nyaring, membaca intensif, membaca memindai,
membaca pengumuman, kamus, ensiklopedia, membaca petunjuk,
membaca puisi, pantun, cerita anak dan sebagainya.
4. Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan yang bersifat
produktif. Keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan menuangkan
ide/gagasan ke dalam bentuk bahasa tulis (simbol grafis) agar dapat
dipahami maksud dan isinya oleh orang lain, dalam hal ini oleh
pembaca.Robert Lado (Suriamiharja, Agus dkk, 1996: 1) mengartikan
menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan
suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh
orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol
grafisnya. Kegiatan dalam aspek menulis meliputi menulis permulaan,
menulis huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, karangan, menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pengumuman, menulis surat, menulis puisi dan menulis pantun.
Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berhubungan dan saling
mempengaruhi satu Ketrampilan menyimak merupakan keterampilan yang
pertama kali diperoleh sejak manusia dilahirkan, dilanjutkan dengan
keterampilan berbicara.Untuk keterampilan membaca dan menulis biasanya
diperoleh setelah memasuki jenjang pendidikan.
Aspek – aspek keterampilan berbahasa ini secara tidak langsung dapat
merangsang daya pikir atau kemampuan bahasa si anakdalam menuliskalimat
yang utuh dan benar. Hingga akhirnya si anak dapat dengan lancar menulis
dengan standar penulisan yang tepat saat menuangkannya dalam bentuk sebuah
rangkaian kalimat atau karangan.
D. Pentingnya penggunaan Tanda Baca Pada Kemampuan Menulis ( Mengarang)
Menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2007:3) bahwapembelajaran
Bahasa Indonesia menekankan pada pemerolehan empat keterampilan
berbahasa.Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak,
berbicara, membaca dan menulis.Keempat keterampilan berbahasa disajikan
secara terpadu namun dimungkinkan untuk memberikan penekanan pada salah
satu keterampilan, misalnya keterampilan menulis.Keterampilan menulis
merupakan keterampilan yang bersifat produktif, artinya keterampilan menulis
merupakan keterampilan yang menghasilkan tulisan.Menulis secara umum dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.Sebagai suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena
penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikannya dalam
formulasi ragam bahasa tulis.Di balik kerumitannya, menulis mengandung
banyak manfaat bagi pengembangan mental, intelektual dan sosial siswa.
Selanjutnya Suparno dan Mohammad (2007:4) juga mengungkapkan jika
melalui kegiatan menulis paragraf siswa dapat mengkomunikasikan ide/gagasan
dan pengalamannya. Siswa juga dapat meningkatkan dan memperluas
pengetahuannya melalui tulisan-tulisannya. Di samping itu ada beberapa
manfaat yang dapat dipetik/diperoleh dari menulis, antara lain: (1) peningkatan
kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas, (3) penumbuhan
keberanian, dan (4) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan
informasi. Menulis merupakan modal pokok untuk belajar pada tingkat
selanjutnya. Pengetahuan dan kemampuan menulis akan menjadi dasar pada
pembelajaran, peningkatan dan pengembangan kemampuan siswa pada kelas
lanjut. Apabila dasar itu baik, kuat maka hasil pengembangannya juga akan baik
pula. Sebaliknya, apabila dasar itu kurang, maka hasil pengembangannya juga
tidak akan maksimal. Penguasaan bahasa tulis diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari, dalam kenyataannya pengajaran menulis kurang mendapatkan
perhatian.
Tulisan dari Suparno dan Mohammad tersebut di atas juga dikuatkan oleh
pendapat Pelly, 1992 (Haryadi dan Zamzami, 1996: 75) yang mengatakan bahwa
pelajaran menulis yang dulu merupakan pelajaran dan latihan pokok kini kurang
mendapat perhatian dari para siswa maupun para guru. Pelajaran mengarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
sebagai salah satu aspek dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khusunya
keterampilan menulis kurang ditangani secara sungguh-sungguh.
Badudu, 1985 (dalam Haryadi dan Zamzami, 1996: 75) berpendapat bahwa
rendahnya mutu kemampuan menulis siswa disebabkan oleh kenyataan bahwa
pengajaran mengarang dianaktirikan. Penggunaan tanda baca sangatlah penting
dalam menyusun karangan dengan maksud agar penulis atau pengarang dapat
lebih mudah dalam menyampaikan isi karangannya kepada pembaca sehingga
pembaca dapat memahami isi karangan dengan cepat.
Selain itu, dapat mengenal dan mengetahui tanda baca yang digunakan dan
penempatannya dalam sebuah karangan.Tanda baca merupakan unsur yang
sangat penting dalam penggunaan bahasa tulis, terlebih dalam tulisan resmi
seperti pada penulisan karya ilmiah. Penggunaan tanda baca akan memudahkan
pembaca dalam mengidentifikasi maksud dari suatu tulisan. Dalam hal ini,
penggunaan tanda baca sangat memegang peranan penting dalam suatu kalimat.
Jika penggunaan tanda baca diabaikan oleh pemakai bahasa, khususnya kalimat,
pembaca akan susah dalam memahami apa sebenarnya maksud dari kalimat itu.
Adanya tanda baca, dapat membantu pembaca memahami suatu tulisan dengan
tepat. Sebaliknya, tidak adanya tanda baca, akan menyulitkan pembaca
memahami suatu tulisan, bahkan mungkin dapat mengubah pengertian dari suatu
kalimat.
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara)
atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan
struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
diamati sewaktu pembacaan.Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi,
waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya
spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis. Beberapa jenis tanda
baca yang penting antara lain adalah:
1. Titik (.) berfungsi untuk menandai akhir kalimat berita, atau untuk
keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.
2. Koma (,) berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang
disebutkan dalam kalimat, juga untuk keperluan singkatan, gelar, dan
angka-angka.
3. Tanda ((..)) kurung berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang
belum banyak diketahui oleh banyak manusia yang baik juga ada yang
jahat di dunia ini.
4. Tanda (`) kutip satu berfungsi untuk mengasosiasikan suatu istilah.
5. Tanda ("...") petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau
percakapan dalam naskah drama.
6. Tanda (!) seru berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa
kalimat yang bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan.
7. Tanda (?) tanya berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.
8. Tanda (...-...) hubung berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata,
kata ulang, rentang suatu nilai.
9. Titik dua (:) berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Menurut Poerwadarminta (1981 : 14 ), adanya penggunaan tanda baca dalam
menyusun karangan adalah dengan maksud untuk membantu pengarang atau
penulis dalam memperjelas dan mempertegas isi karangan yang disampaikan
kepada pembaca. Sehubungan dengan tanda baca ada yang menyatakan bahwa
karangan selalu berupa bahasa tertulis, dimana dalam beberapa hal tidak sama
dengan bahasa lisan. Banyak alat – alat bahasa seperti : lagu, jeda, intonasi,
apabila dilukiskan dalam bahasa tulisan maka akan menemui kesulitan dalam
membaca, dan untuk menutupi kesulitan – kesulitan itu maka dibuatkanlah tanda
baca
Secara teoritis di dalam memahami tentang penggunaan serta penempatan
tanda baca akan dapat mempengaruhi hasil suatu karangan untuk menunjang
peningkatan keterampilan dalam berbahasa. Kemampuan menulis didapat melalui
latihan yang intensif dan terus-menerus sesuai dengan tingkat kognitif siswa.
Tanda baca yang sering digunakan dalam penulisan sebuah kalimat, paragraf,
atau karangan seperti tanda baca titik ( . ), tanda baca koma ( , ), tanda baca titik
koma ( ; ), tanda baca titik dua ( : ), tanda baca hubungan ( - ), Tanda Baca Tanya
( ? ), tanda baca seru ( ! ), ini sudah sesuai ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan (EYD).
Kemampuan menulis dapat diterapkan dalam pembelajaran pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Kemampuan menulis ini terdapat pada aspek menulis
yang dikuatkan pada kompetensi dasar yaitu menulis karangan sederhana
berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dan tanda baca yang tepat. Kemampuan mengarang adalah pekerjaan merangkai
kata, kalimat, alinea atau paragraph untuk menjabarkan dan mengulas topic guna
memperoleh hasil akhir berupa karangan. Menurut pendapat Widyamartaya dan
Sudiati ( 1997:77 ), mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang
untuk mengungkapkan gagasan dan penyampaian melalui bahasa tertulis kepada
pembaca. Sedangkan menurut Gie ( 2002:3 ), mengarang adalah mengarang
adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada bahasa tulis kepada masyarakat
pembaca untuk dipahami.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diartikan mengarang adalah kegiatan
mengungkapkan gagasan atau ide seseorang dengan menuliskan dalam bentuk
kata, kalimat, alinea atau paragraph supaya gagasan atau ide tersebut dapat
tersampaikan kepada masyarakat pembaca.
E. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik dimaknai dengan pembelajaran menggunakan teme-tema
tertentu. Dalam pembahasan tema tersebut akan ditinjau dari berbagai mata
pelajaran. Misalnya saja tema “pendidikan”. Tema “pendidikan” dapat ditinjau
dari dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, PKN, dan lain-lain.
Menurut Depdiknas pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema untuk mengaaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dapat diberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Trianto, 2009 : 79). Selain
itu menurut Hadisubroto pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali
dengan suatu pokok bahasan lain. Konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain
yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi
atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar siswa, maka pembelajaran
akan lebih bermakna (Trianto, 2009 : 82).
Pembelajaran tematik juga merupakan satu model pembelajaran yang
memadukan materi pembelajaran berbagai standar kompetensi dan kompetensi
dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran (Trianto, 2009 : 84)
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut,dapatlah diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran tematik merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan
beberapa materi pembelajaran sehingga memberikan pengalaman yang
bermaknabagi siswa.
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Menurut Depdinas pembelajaran tematik terdapat beberapa karakteristik.
Karakteristik pembelajaran tematik adalah (Trianto, 2009 : 92) :
a. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa, hal ini sesuai dengan pendekatan
belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar
sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktifitas belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Member pengalaman langsung
Dengan adanya pengalamanan langsung siswa dihadapkan pada sesuatu yang
nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak.
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Focus pembelajaran tematik diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang
paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu
memahami konsep-konsep tersebut.
e. Bersifat fleksibel
Guru hanya mengaitkan bahan ajar dari suatu mata pelajaran dengan mata
pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkan dengan kehidupan nyata yang ada
dalam kehidupan sehari-hari.
f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Dengan menggunakan pembelajaran yang menyenangkan siswa mampu
menyerap pengetahuan dengan baik.
3. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik
Tahap-tahap pembelajaran tematik ( Puji Purnomo, 2006 : 10 ) adalah :
a. Tahap persiapan dan pelaksanaan
Dalam pembelajaran tematik perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi
tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan standar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kompetensi, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Di dalam tahap pelaksanaan ada beberapa hal yan harus dilakukan
diantaranya adalah pertama tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan
pendahuluan atau awal atau pembuaan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup atau akhir dan tindak lanjut. Tahap yang kedua adalah
pengaturan jadwal.
c. Tahap penilaian
Di dalam tahap penilaian dapat menggunakan alat penilaian berupa tes
dan non tes. Tes mencakup : tertulis, lisan atau berbuatan, catatan harian
perkembangan siswa, dan portofolio.
4. Kekuatan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan, yaitu
( Trianto, 2009 : 9 ) :
a. Keuntungan pembelajaran tematik bagi guru
1. Waktu yang tersedia banyak. Materi tidak dibatasi oleh jam
pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup
berbagai mata pelajaran.
2. Hubungan antar mata pelajaran dan topic dapat diajarkan secara
logis dan alami.
3. Pendidik dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar ke
berbagai aspek kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
4. Pendidik bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topic
dari berbagai sudut pandang.
b. Keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa
1. Bias lebih menfokuskan diri pada proses belajar dari pada hasil
belajar
2. Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa dalam hal ini
dikaitkan pada minat, kebutuhan, dan kecerdasan.
3. Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di
luar kelas
4. Membantu siswa membangun hubungan, antar konsep dan ide,
sehingga meningkatkan apersepsi dan pemahaman.
c. Kekurangan dalam pembelajran tematik
1. Aspek pendidik
Pendidik harus mempunyai wawasan yang luas. Pendidik dituntut
untuk mencari banyak informasi dari berbagai hal tentang
pengetahuan tersebut. Jika pendidik tidak memiliki hal tersebut maka
pembelajran tematik sulit terwujud.
2. Aspek siswa
Siswa dituntut adanya kemampuan akademik maupun kreatifitasnya.
Hal ini diperlukan karena dalam pembelajaran tematik diperlukan
kemampuan menguraikan.
3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber
informasi yang cukup banyak dan bervaariasi,mungkin juga fasilitas
internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan
mempermudah pengembangan wawasan . bila sarana ini tidak
terpenuhi, maka penerapannya pembelajaran ini akan terlambat.
4. Aspek kurikulum
Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan
pemahaman siswa ( bukan pada pencapaian target penyampaian
materi ). Guru perlu diberi kewenangan dalam pengembangan materi,
metode, penilaian keberhasilan, pembelajaran siswa.
5. Aspek penilaian
Pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
yaitu menetapkan keberhasilan belajar siswa dari beberapa bidang
kajian yang terkait yang dipadukan.
6. Aspek suasana pembelajaran
Pada saat mengajarkan sesuatu tema, maka guru berkecenderungan
menekankan atau mengutamakan subtansi gabungan tersebut sesuai
dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru ini.
F. Penelitian Sebelumnya
Kegiatan pembelajaran sangat penting bagi perkembangan kognitif anak usia
sekolah. Dalam kegiatan pembelajaran inilah anak 6 – 11 tahun, usia sekolah dasar
mengalami perkembangan kognitif. Menurut Peaget ( Syamsu Yusuf, 2008 : 4-6 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berpendapat bahwa perkembangan manusia dapat digambarkan dalam konsep
fungsi dan stuktur. Fungsi merupakan mekanisme biologis bawaan yang sama bagi
setiap orang atau kecenderungan-kecenderungan biologis untuk mengorganisasi
pengetahuan ke dalam struktur kognisi, dan untuk beradaptasi terhadap berbagai
tantangan lingkungan. Tujuan dari fungsi-fungsi tersebut adalah menyusun struktur
kognitif internal. Sementara struktur merupakan interelasi ( saling berkaitan )
system pengetahuan yang mendasari dan membimbing tingkah laku intelegen.
Struktur kognitif diistilahkan denan konsep skema, yaitu seperangkat keterampilan,
pola-pola kegiatan yang fleksibel yang anak dapat memahami lingkungan.
Skema merupakan aspek yang fundamental dalam teori Piaget, namun sangat
sulit dipahami secara koprehensif. Piaget meyakini bahwa intelegensi bukan
sesuatu yang dimiliki anak, tetapi yang dilakukan anak. Anak memahami
lingkungan hanya melalui perbuatan ( melakukan sesuatu terhadap lingkungan
).intelegensi lebih merupakan proses daripada tempat penyimpanan informasi yang
statis. Dalam hal ini Piaget memberikan contoh tentang bagaimana berkembangnya
pengetahuan anak tentang bola.Pengetahuan itu diperoleh melalui kegiatan-
kegiatannya dalam memperlakukan bola tersebut, seperti memegang, menendang,
dan melempar.Kegiatan-kegiatan ini merupakan kegiatan skema. Dengan demikian,
skema itu terdiri atas dua elemen, yaitu obyek yang ada di lingkungan( seperti
bola), dan reaksi anak terhadap obyek.
Menurut Wasty Soemanto ( 1984 ), skema ini berhubungan dengan ( a ) refleks :
bernapas, makan dan minum; dan ( b ) skema mental : skema klasifikasi ( pola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
tingkah laku yang dapat diamati seperti sikap ) dan operasi ( pola tingkah laku yang
dapat diamati ).
Dalam membahas fungsi-fungsi, Piaget mengelompokkannya seperti berikut :
1. Organisasi, yang merujuk kepada fakta bahwa semua struktur kognitif
berinterelasi, dan berbagai pengetahuan baru harus diselaraskan ke dalam
system yang ada.
2. Adaptasi, yang merujuk kepadakecenderungan organism untuk
menyelaraskan dengan lingkungan. Adaptasi ini terdiri atas dua subproses :
(1) Asimilas, yaitu kecenderungan untuk memahami pengalaman baru
berdasarkan pengetahuan yang telah ada, seperti: seorang anak kecil
memanggil semua orang dewasa pria dengan sebutan “Daddy” ( bapak ); (2)
Akomodasi, yaitu perubahan struktur kognitif karena pengalaman baru baru.
Ini terjadi apabila informasi yang baru itu sangat berbeda atau terlalu
kompleks yang kemudian diintegrasikan ke dalam struktur yang ada. Dapat
juga diartikan sebagai “mengubah struktur kognitif yang ada untuk
menyesuaikan atau menyelaraskan dengan pengalaman baru”. Seperti pada
awal perkembangan, anak cenderung untuk mengisap setiap obyek yang
berada di dekatnya, namun pada akhirnya dia belajar bahwa tidak semua
obyek dapat diisap.
Keadaan saling mempengaruhi antara asimiliasi dan akomodasi melahirkan
konsep konstruktivisme, yaitu bahwa anak secara aktif menciptakan
(mengkreasikan) pengetahuan, dalam arti anak tidak hanya menerima pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
secara pasif dari lingkungannya. Menurut Piaget, perkembangan kognitif
(inteligensi ) itu meliputi empat tahap atau periode, yaitu :
TABEL 1. 1
Tahapan Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
PERIODE USIA DESKRIPSI PERKEMBANGAN
1. Sensorimotor 1-2 tahun
Pengetahuan anak diperoleh melalui
interaksi fisik, baik dengan orang atau
obyek (benda). Skema-skemanya
baru terbentuk reflex-
refleksnsederhana, seperti:
menggenggam atau mengisap
2. Praoperasional 2-6 tahun
Anak mulai menggunakan symbol-
simbol untuk merepresentasikan
dunia (lingkungan) secara kognitif.
Symbol-simbol itu seperti kata-kata
dan bilangan yang dapat
menggantikan obyek, peristiwa dan
kegitan (tingkah laku yang tampak)
3. Operasi Konkret 6-11 tahun
Anak sudah dapat membentuk
operasi-operasi mental atas
pengetahuan yang mereka miliki.
Mereka dapat menambah,
mengurangi dan mengubah. Operasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
ini memungkinkan untuk dapat
memecahkan masalah secara logis.
4. Operasi Formal
11 tahun
sampai
dewasa
Periode ini merupakan operasi mental
tingkat tinggi. Di sini anak (remaja)
sudah dapat berhubungan dengan
peerstiwa-peristiwa hipotesis atau
abstrak dan memecahkan masalah
melalui pengujian semua alternatif
yang ada.
Pendapat Piaget yang tertuang di atas , selaras dengan teori Taksonomi Bloom
yang mengemukakan segenap usaha pendidikan seyogyanya diarahkan untuk terjdinya
perubahan siswa secara menyeluruh, dengan mencakup semua kawasan tingkah laku.
Semua kawasan tingkah laku itu meliputi: ranah kognitf, adalah ranah yang mencakup
kegiatan mental (otak); ranah afektif, adalah ranah yang mencakup segala sesuatu yang
terkaitan dengan emosi , misalnya perasaan, nilai penghargaan, semangat, minat,
motivasi, dan sikap ; ranah psikomotorik, adalah ranah yang berkaitan dengan aspek-
aspek keterampilan yang melibatkan fungsi system syaraf dan otot ( neuronmucular
system ) dan fungsi psikis.
Pada teori Taksonomi Bloom ini, dalam setiap masing-masing ranahnya
memiliki jenjang proses berfikir yang berbeda-beda, diantaranya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
1. Ranah Kognitif, terdiri dari enam jenjang proses berfikir yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisa, sintesi, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif, terdiri dari lima kategori ranah yang diurutkan mulai dari
perilaku yang sederhana sampai yang paling kompleks, diantaranya yaitu
penerimaan, responsive, nilai yang dianut, organisasi, dan karakterisasi.
3. Ranah Psikomotorik, terdiri dari lima kategori yang diurutkan yaitu
kesiapan, meniru, membiasakan, adaptasi, dan menciptakan.
Teori Piaget dan teori Taksonomi Bloom, kedua memiliki kesamaan dalam pola
berfikir yang dibutuhkan pada tahap perkembangan anak usia belajar, terutama di kelas
rendah / kelas 3 usia 7-9 tahun. Kesamaan yang dimiliki dalam hal pola berfikir adalah
pada setiap tahapan perkembangan anak dibutuhkan ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotorik. Ketiga ranah tersebut diharapkan ada pada setiap perkembangan
anak usia belajar.
PPR sebagai salah satu model / pendekatan yang dibutuhkan dalam
perkembangan dan proses pembelajaran yang bertujuan supaya anak memiliki
kecerdasan pikiran dan hati secara integral. Paradigm Pedagogi Reflektif ( PPR ) dalam
proses belajar mengajarnya yaitu menyaturagakan pendidikan nilai dan pembentukan
pribadi ke dalam kurikulum yang ada dan bukan menambah pelajaran/mata pelajaran
baru. Tujuan utama dari PPR ini adalah menciptakan manusia-manusia muda yang
sungguh unggul dan berkarakter secara manusiawi. Untuk menciptakan tujuan tersebut
maka menggunakan 3 kompetensi yang mendukung proses pembelajaran anak yaitu
meliputi aspek kognitif (competence), suara hati (conscience) dan bela rasa
(compassion); atau yang biasa dikenal dengan istilah 3C. Competencemerupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kemampuan penguasaan kompetensi secara utuh atau kemampuan kognitif.
Kemampuan kognitif dalam hal ini adalah kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal
yang diberikan pendidik dengan nilai yang baik. Consciencemerupakan kemampan
afektif, kemampuan kepekaan dan ketajaman hati nurani.Ketajaman hati nurani ini
dapat berupa kesadaran untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan aturan yang
berlaku. Compassionkemampuan membentuk pribadi manusia secara utuh melalui
proses yang unggul, sehingga bakat dan kemampuan dalam berbagai aspek kehidupan
dapat berkembang secara optimal.
Paradigma Pedagogi Reflektif ( PPR ) dengan Piaget dan Taksonomi Bloom,
dari ketiganya memiliki keterkaitan dalam hal perkembangan dan proses belajar anak.
Dimana pada setiap model yang dikembangkan dari ketiganya memliki kesamaan,
diantaranya: dalam teori Piaget, perkembangan dan proses belajar anak, dipengaruhi
oleh kognitif, tingkahl laku anak, daya kreasi anak, sedangkan menurut Taksonomi
Bloom, perkembangan dan proses belajar anak dipengaruhi oleh kognitif, afektif, dan
psikomotorik anak. Keterkaitannya dengan PPR yaitu dalam proses belajar anak sudah
menyaturagakan ketiga hal tersebut yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik ke dalam
3C, Competence merupakan kemampuan penguasaan kompetensi secara utuh atau
kemampuan kognitif, Conscience merupakan kemampan afektif, kemampuan kepekaan
dan ketajaman hati nurani, dan Compaasion kemampuan membentuk pribadi manusia
secara utuh yang dapat mengembangkan bakat dan kemampuan dalam berbagai aspek
kehidupan secara optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
G. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian “Peningkatan Prestasi Belajar 3C ( Competence, Conscience, Compassion
) Bahasa Indonesia dan IPA Siswa Kelas III SD Kanisius Sorowajan Dengan
Pendekatan PPR Tahun Ajaran 2013/2014” relevan dengan penelitian sebelumnya yaitu
(1) Theresia Uri Pratiwi, Penerapan PPR Dalam Pembelajaran Tematik Untuk
Meningkatkan Competence, Conscience, Compaasion Peserta Didik Kelas IIIC SD
Kanisius Demangan Baru Tahun Pelajaran 2010 / 2011, membuat kalimat dengan
menggunakan gambar seri. Peneliti dapat meningkatkan competence siswa membuat
kalimat dengan menggunakan gambar seri dari nilai competence pra penelitian, untuk
conscience peneliti menggunakan pengukuran skala sikap dan skala minat, kemudian
pada compassion peneliti menggunakan pengukuran skala sikap dan skala minat yang
berkaitan dengan kerjasama siswa mengerjakan tugas dalam kelompok. ; (2) Arum
Wahyu Dewi, Penerapan PPR Dalam Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan
Competence, Conscience, Compaasion Peserta Didik Kelas III SD Kanisius Kembaran
Tahun Pelajaran 2010 / 2011. Peneliti dapat meningkatkan competence dari nilai
competence pra penelitian, untuk conscience peneliti menggunakan pengukuran dengan
non tes terkhusus pada aspek ketelitian, kemudian pada compassion peneliti mengamati
siswa berkaitan dengan materi bertukar pendapat dan saling mengungkapkan ide dalam
kelompok.
Dari kedua penelitian tersebut dapat dilaporkan bahwa, penerapan PPR dalam
pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion
peserta didik kelas III, dapat meningkatkan 3C, Competence, Conscience, dan
Compassion peserta didik. Penelitian yang dilakukan, hampir sama dengan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
yang akan dilakukan oleh penulis, disini penelitian yang dilakukan penulis lebih
menekankan pada pembelajaran tematik, karena siswa yang dihadapi adalah siswa kelas
rendah / kelas III SD.
H. Kerangka Berpikir
Tumbuh kembangnya pribadi yang utuh pada setiap siswa, merupakan harapan
bagi orang tua, guru, dan orang-orang disekitar siswa.Siswa dapat tumbuh dengan
baik apabila dalam belajarnya didukung guru dan teman-teman sejawat. Dalam
proses belajar tersebut, dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.
Dengan mengalami hal yang bermakna siswa dapat menemukan dan
mengembangkan dirinya sendiri menjadi pribadi yang utuh.PPR adalah salah satu
model / pendekatan yang tepat untuk menemukan dan mengembangkan pribadi
siswa secara utuh.
PPR dikenal dengan 3C, Competence, Consciens, dan Compassion, ketiga hal
ini sangat membantu siswa dalam proses belajarnya. Competence, Consciens, dan
Compassion ini berperan aktif dalam proses belajar siswa, karena dapat menjadikan
diri siswa menjadi pribadi yang utuh.
I. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalampenelitian ini sebagai berikut :
1. Penggunaan pendekatan PPR akan meningkatkan kemampuan mengarang siswa
kelas III SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2013/2014, pada materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
menulis karangan sederhana berdasarkan berdasarkan gambar seri dengan
memperhatikan penggunaan ajaan, huruf capital dan tanda baca yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian
tindakan kelas . menurut Kemmis dan Carr PTK adalah suatu bentuk penelitian
yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan
bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya memahami pekerjaan ini dilakukan
(Kasbolah 2001:9). Sedangkan menurut Ebbut PTK merupakan studi yang
dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan
melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut ( Kasbolah,
2001 : 9).
Selanjutnya PTK adalah suatu penelitian yang merupakan suatu
rangkaian langkah-langkah yang satu dengan yang lain saling berhubungan
(Kasbolah, 2001:10) . Langkah-langkah yang ada dalam rangkaian ini adalah :
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. PTK juga merupakan penelitian
yang memerlukan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan
dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran (Kasbolah, 2001 : 11).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian Hopkins.
Model Hopkins menurut Masnur Muslich (2010: ) merupakan suatu bentuk
kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam
melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
praktik pembelajaran. Model penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari
perencanaan ( planning ), aksi atau tindakan ( acting ), observasi ( observing )
dan refleksi ( reflecting ) . Setelah siklus dilaksanakan harus ditindaklanjuti
dengan melakukan refleksi dari semua kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan. Jika tidak ada peningkatan dapat dilakukan dengan merancang ulang
pembelajaran untuk dilaksanakan pada siklus selanjutnya.
Di bawah ini merupakan tahapan dari setiap siklus
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
1. Perencanaan
2. pelaksanaan
3.
3. Pengamatan
Gambar Model Penelitian Tindakan Kelas ( Hopkis, 1992 )
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Hopkins ( 1992) menurut Masnur Musclih menguraikan langkah-langkah
PTK sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu kegiatan merencanakan suatu tindakan
yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan. Dalam kegiatan
perencaan ada beberapa hal yang perlu dilakukan , antara lain: (a)
mengenal masalah yang ada pada kelas tersebut, (b) menganalisis
penyebab dari permasalahan , (c) pengembangan metode
pembelajaran yang akan digunakan sebagai solusi atau pemecahan
masalah.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas merupakan penerapan
isi rancangan pada proses belajar mengajar di kelas. Dalam
pelaksanaannya, peneliti harus sebisa mungkin memjalankan
pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan namun harus
tetap berlaku wajar atau tidak di buat-buat.
3. Pengamata / Observasi
Kegiatan pengamatan atau observasi dalam penelitian tindakan kelas
dilakukan untuk mengetahui informasi lengkap tentang
perkembangan proses pembelajaran. Pengamaan sebaiknya dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan agar didapakan data yang
akurat utuk siklus berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
4. Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk
menentukan keputusan untuk menentukan siklus lanjutan atau
berhenti karena maasalahnya sudah terpecahkan. Refleksi biasanya
dilakukan setelah guru pelaksana melakukan tindakan, refleksi
dilakukan dengan cara melakukan diskusi antara guru pelaksana dan
guru pengamat.
B. Setting penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Sorowajan, Kecamatan
Banguntapan, Kabupaten Bantul.
b. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswankelas III di SD Kanisius
Sorowajan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul dengan jumlah
siswa sebanyak 25 yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa
perempuan pada tahun pelajaran 2013/2014
c. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa dengan
menggunakan pendekatan PPR.
d. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan bulan April sampai bulan Juni 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
C. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I
dan sikus II. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan
beberapa langkah persiapan, rencana tindakan, pengamatan ( observasi ) dan
refleksi agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
harapan yang ingin dicapai.
a. Persiapan
Langkah-langkah persiapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Meminta ijin kepada Kepala Sekolah SD Kanisius Sorowajan
untuk melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas ( PTK ) di
SD tersebut.
b. Melakukan wawancara pada kepala sekolah, guru kelas III dan
sebagian siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan.
c. Untuk memperoleh gambaran siswa terhadap mata pelajaran
Bahasa dan IPA.
d. Mengidentifikaasi masalah yang terdapat pada siswa di kelas III
terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA yang
berdasarkan pada wawancara dan observasi.
e. Meminta rekap nialai siswa kelas III pada guru kelas mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA.
f. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi
pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
g. Menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data
seperti kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi dan instrumen
penilaian.
h. Menyiapkan media pembelajaran dan sarana pendukung yang
diperlukan di kelas.
b. Rencana Tindakan setiap Siklus
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan di kelas
III SD Kanisius Sorowajan diperoleh gambaran keadaan kelas III SD
Kanisius Sorowajan, maka dilakukan penelitian tindakan kelas sebagai
berikut:
a. Siklus I
1) Perencanaan Tindakan Siklus I
Pembelajaran pada siklus I terdiri dari 1 pertemuan, setiap
pertemuan 2 jp dengan waktu 35 menit per jp. Dalam
pembelajaran siklus I, peneliti terlebih dahulu menyiapkan
instrumen penelitian seperti: Silabus, RPP, LKS, Soal Evaluasi
dan Bahan Ajar yang sesuai dengan pendekatan PPR yang akan
digunakan dalam penelitian. Setelah itu, peneliti dan guru
menentukan berhasilan prestasi belajar yang akan dicapai oleh
siswa. Peneliti kemudian menyiapkan kelas yang akan digunakan
untuk melaksanakan penelitian. Mempersiapkan media
pembelajaran yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam satu
kali pertemuan dan di dalam setiap pertemuan dilaksanakan 2x35
menit. Adapun langkah kegiatan sebagai berikut:
Pertemuan Siklus I
Kegiatan Awal
a) Guru mengucapkan salam.
b) Guru dan siswa berdoa bersama.
c) Guru melakukan presensi kehadiran siswa.
Kegiatan Inti
a) Guru bertanya jawab kepada siswa mengenai mengarang
sederhana dengan media gambar seri
b) Siswa dijelaskan oleh guru mengenai penggunaan tanda baca
dalam sebuah kalimat atau paragraf.
c) Siswa ditunjukkan gambar yang berkaitan dengan cuaca, dan
diminta untuk mendeskripsikan gambar tersebut.
d) Siswa diminta untuk membuat cerita atau karangan sederhana
dengan tema cuaca dengan menggunakan tanda baca, huruf
kapital yang tepat sesuai dengan gambar yang sudah ditunjuk
guru.
e) Beberapa siswa diminta untuk membacakan cerita yang sudah
dibuatnya di depan kelas.
f) Siswa diberi soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
g) Guru bersama siswa mengoreksi bersama soal evaluasi yang
tela dikerjakan oleh siswa
h) Siswa diberi PR mengarang dengan menggunakan gambar
berseri dari buku yang tersedia.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan apa saja
yang telah dipelajari.
b) Guru memberi penguatan dan meluruskan kesalahan
persepsi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Suatu penelitian membutuhkan banyak data. Melalui data tersebut
penelitian dapat berjalan dengan baik. Pengumpulan data yang kami lakukan
adalah :
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Artinya
percakapan dilakukan dua pihak yaitu pewawancara, yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancara yang memberika jawaban atas pertanyaan
itu.( Moleong J Lexy, 1989 : 148 ). Dalam wawancara ini penelitian
dilakukan dengan walikelas III yaitu Kristianingsih dengan tujuan ingin
mengetahui permasalahan dari yang ada pada kelas III B dan karakteristik
peserta didik kelas III. Dalam ini peneliti menggunakan pedoman wawancara
dengan beberapa pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
b. Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan dengan sistematis
atas fenomena-fenomena yang teliti, pengamatan dilakukan secara langsung
ataupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung dapat berupa
questionnaire dan tes. Observasi yang akan dilakukan adalah Penerapan
Paradigma Pedagogi Reflektif ( PPR ) dalam pembelajaran tematik Upaya
Peningkatan Kemampuan Mengarang Siswa Kelas III SD Kanisius
Sorowajan Tahun Ajaran 2013 / 2014.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap pernyaan tertulis yang disusun oleh
seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa. Dalam
hal ini penelitian yang akan dilakukan dengan cara mengumpulkan daftar
nilai pada kelas III pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan
mengetahui daftar nilai peserta didik kelas III diharapkan nantinya dapat
mengetahui permasalahan yang ada pada kelas III . Foto dan video saat
penelitianyang dibutuhkan karena sebagai salah satu arsip dalam
pengumpulan data.
E. Penyusunan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah :
a. Kisi-kisi soal
b. Silabus
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
d. Lembar Kerja Siswa
e. Lembar Soal Evaluasi
f. Lembar Penilaian
F. Instrumen Kemampuan Mengarang
Data tentang kemampuan mengarang siswa diperoleh melalui tes. Tes
dirancang sesuai dengan dengan standar kompetensi ( SK ) dan kompetensi
dasar ( KD ). Jenis tes yang digunakan adalah soal uraian. Kisi-kisi soal yang
dipergunakan untuk penelitian adalah :
Tabel 1
Kisi-kisi soal Matapelajaran Bahasa Indonesia
Indikator Pencapaian Indikator Soal
Bentuk
soal
Tes /
non tes
Uraian
Bahasa Indonesia
1. Siswa menulis karangan
sederhana sesuai gambar
seri menggunakan huruf
kapital dan tanda baca
dengan tepat
1. Siswa cermat
menggunakan huruf
kapital dan tanda baca
pada karangan gambar
seri.
Bahasa Indonesia
1. Siswa dapat
menulis karangan
sesuai dengan
gambar seri dengan
pilihan kata yang
tepat .
2. Siswa dapat
menulis karangan
gambar seri
√
√
Tes
tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Compassion
1. Siswa menulis pokok
pikiran dalam setiap
gambar dengan
menggunakan huruf
kapital dan tanda baca
yang tepat
menggunakan
tanda baca yang
benar.
3. Siswa dapat
menulis karangan
gambar seri dengan
menggunakan
huruf kapital yang
benar.
√
G. Uji Validitas
Masidjo ( 2010:242 ) mengemukan bahwa validitas adalah taraf sampai
dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Azwar
(2008:5) mengemukan validitas adalah sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dan melakukan fungsi dan ukurnya.pendapat lain
yang didefinisikan oleh Surapranata ( 2009:50) bahwa validitas merupakan
suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa
yang seharusnya diukur. Maka dari itu suatu instrumen dikatakan valid jika
dapat mengukur suatu yang akan diukur dan ketepatan melakukan fungsi dan
ukurnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Surapranata (2009:51) berpendapat bahwa validitas memiliki empat
macam bentuk yaitu ( 1 ) validasi isi, ( 2 ) validasi konstruk, ( 3 ) validasi
prediktif, ( 4 ) validasi konkuren. Validasi ini memiliki arti suatu alat ukur
dikatakan valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur.
Validasi knstruk adalah suatu validasi dikatakan valid jika cocok dengan
konstruksi teoritik diman tes itu dibuat. Validasi prediksi adalah suatu
kemampuan untuk memprediksikan apa yang terjadi di masa dating. Validasi
konkuren menunjukkan kepada hubungan antara tes skor dengan yang dicapai
dengan keadaan sekarang.
H. Reliabilitas
Menurut Masidjo (2010 : 209) reliabilitas adalah taraf sampai di mana
suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang
diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliable
akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai
pengukuran. Dengan kata lain skor-skor tersebut dari berbagai pengukuran tidak
menunjukkan penyimpangan atau perbedaan-perbedaan yang berarti. Reliabilitas
tes dapat dibuat oleh peneliti setelah diujikan di lapangan.
I. Teknik Analisa Data
Menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan mengiterpretasikan
tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya
sehingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan penelitian ( Sanjaya,
2011 : 117). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data
secara deskriptif. Teknik analisis data ini digunakan untuk mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
kemampuan mengarang siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan. Analisis data ini
dilakukan dengan cara membandingkan data kondisi sebelum dan setelah
diberikan tindakan dan untuk mengetahui kemampuan mengarang siswa yang
telah ditentukan dengan criteria keberhasilan yang akan dicapai.
J. Perhitungan Kemampuan Mengarang
Data mengenai kemampuan mengarang siswa diperoleh dari hasil tes
siswa pada kondisi awal dan setelah diberi tindakan . kemampuan mengarang
siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Table 1
Penilaian Matapelajaran Bahasa Indonesia
No. Indikator Skor Jumlah skor
1.
Siswa dapat menulis
karangan sesuai
dengan gambar seri.
10 10
2.
Siswa dapat menulis
karangan sesuai dengan
gambar seri
menggunakan pilihan
kata yang tepat.
10 10
3.
Siswa dapat menulis
karangan gambar seri
menggunakan tanda
baca yang benar.
10 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
4.
Siswa dapat menulis
karangan gambar seri
dengan menggunakan
huruf kapital yang benar.
10 10
Jumlah total skor 40
Keterangan
1. Menulis karangan sesuai dengan gambar :
a. Skor 5 : jika menulis sesuai dengan gambar.
b. Skor 3 : jika kurang sesuai dengan gambar dalam menulis karangan.
c. Skor 2 : jika tidak sesuai dengan gambar.
1. Menulis karangan sesuai dengan gambar seri menggunakan pilihan kata
yang tepat.
a. Skor 5 : jika menulis karangan dengan gambar seri menggunakan pilihan
kata yang tepat.
b. Skor 3 : jika kurang menulis karangan dengan gambar seri menggunakan
pilihan kata yang tepat.
c. Skor 2 : jika tidak sesuai menulis karangan dengan gambar seri
menggunakan pilihan kata yang tepat.
2. Menulis karangan gambar seri menggunakan tanda baca yang benar.
a. Skor 5 : jika menulis karangan gambar seri menggunakan tanda baca
yang benar.
b. Skor 3 : jika kurang tepat menggunakan tanda baca yang benar.
c. Skor 2 : jika tidak ada tanda baca yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3. Menulis karangan gambar seri dengan menggunakan huruf kapital yang
benar.
a. Skor 5 : jika menulis karangan gambar seri dengan menggunakan huruf
kapital yang benar.
b. Skor 3 : jika kurang tepat menggunakan huruf kapital yang benar.
c. Skor 2 : jika salah dalam menulis huruf kapital yang benar.
Penilaian akhir = total skor x 10 = 100
4
K. Kriteria Keberhaasilan
Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan kriteria keberhasilan yang
dijadikan acuan peningkatan yang harus dicapai pada akhir penelitian. Peneliti
menetapkan kriteria keberhasilan untuk kemampuan mengarang siswa. Kriteria
keberhasilan kemampuan mengarang siswa kelas III pada KD 8.1.Menulis
karangan sederhana berdasarkan gembar seri menggunakan pilihan kata dan
kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan
tanda baca yang tepat, dapat dailihat pada tabel berikut :
Tabel 3.9 Target Kriteria Keberhasilan
Variabel Indikator Kondisi Awal Target Akhir
Kemampuan
Mengarang
Rata-rata nilai
ualangan
68,28 80
Persentase jumlah
siswa yang
mencapai nilai
KKM ( 72 )
36, 61 % 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
L. Jadwal Penelitian
Tabel Jadwal Penelitian
No. Kegiatan
Tahun 2013/2014
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1. Proses perijinan ke
sekolah
2. Observasi pra penelitian
(kondisi awal) dan
wawancara
3. Penyusunan proposal
4. Persiapan perangkat
pembelajaran
Pada jadwal penelitian yang lengkap seharusnya ada pelalsanaan siklus I
dan siklus II, pengolahan data hasil penelitian, dan penyelesaian kelengkapan
penelitian. Namun peneliti melaksanakan penelitian sampai dengan perangkat
pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti mengalami kendala teknis yaitu
keterbatasan waktu atau keterlambatan waktu penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB IV
PENUTUP
A. Rencana Pelaksanaan Penelitian
Peneliti merencanakan penelitian mulai dilaksanakan pada bulan April
sampai dengan bulan Juni 2014. Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius
Sorowajan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul. Subyek dalam
penelitian ini adalah siswan kelas III di SD Kanisius Sorowajan, Kecamatan
Banguntapan, Kabupaten Bantul dengan jumlah siswa sebanyak 25 yang terdiri
dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan pada tahun pelajaran 2013/2014.
Obyek penelitian ini adalah peningkatan kemampuan mengarang siswa dengan
menggunakan pendekatan PPR.
Rencana awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan ijin penelitian
di SD Kanisius Sorowajan. Kemudian setelah minta ijin penelitian, selanjutnya
peneliti melakukan observasi pra penelitian (kondisi awal) dan wawancara guna
untuk pengambilan data. Setelah data diperoleh akan dilakukan pengolahan data
yang kemudian akan mendapatkan hasil dari penelitian yang dilakukan.
1. Rencana pengambilan data
Pengambilan data dilaksanakan bulan Februari, dengan meminta atau
mengambil data hasil tes mengarang siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan
kepada guru kelas. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan
mengarang siswa dengan menggunakan ejaan,huruf kapital dan tanda baca
yang tepat, hasilnya kurang memuaskan atau masih banyak yang mendapat
nilai di bawah KKM (72).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Table 1
Data nilai tes mata pelajaran Bahasa Indonesia
No. Nama siswa Bahasa Indonesia
1 Krisna Nichel Larindra P. 69
2 Benedictus Begawan C. 69
3 Bernadheta Putriningtyas 70
4 Chatarina Stella A. 73
5 Cristian Euro Maniche 69
6 Danny Harry Purwanto 68
7 Fasya Wahyu Dwinanda 73
8 Felicita Keyshia Esa S. 68
9 FX. Sadewo Jalu W. 69
10 Gamaliel Twista Putra 73
11 Graciella Rebeka T. 77
12 Gregorius Raoul Dyfan G 66
13 Helena Tiffany Meylani 66
14 Ignasia Zefanya 72
15 I Nyoman Amritam S. 69
16 Ivan Oktavian 66
17 Jonathan Neo Sutji 68
18 Maria Angela Kusuma M. 66
19 Maria Angeli Nur Rosana 66
20 Nathanael Bona Benedict 78
21 Ranoffel Gading A. 66
22 Stefanus Gilang Yudha P. 66
23 Pangeran Michael Agusto 69
24 Benedicta Wida Tria A 69
25 Julia Selfiana Ayomi 67
Jumlah 1732
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Rencana pengolahan data
Peneliti akan merencanakan pengolahan data, data diambil dari
hasil tes siswa pada materi mengarang mata pelajaran bahasa Indonesia.
Dari hasil tes tersebut akan dilaksanakan penelitian tindakan kelas pada
setiap siklus. Kemudian jika sudah memenuhi target pencapaian, pada
setiap siklus, penelitian sudah tidak dilanjutkan.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengalami kerbatasan penelitian.
Keterbatasan penelitian, menjadi kelemahan atau kekurangan dalam penelitian.
Kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya :
1. Waktu penelitian yang kurang cukup.
2. Data yang diperoleh peneliti kurang valid.
3. Pengetahuan tentang penelitian yang kurang cukup atau memadai.
4. Kurang cukupnya komunikasi peneliti kepada beberapa narasumber
yang terkait.
Peneliti sangat menyadari kelemahan-kelemahan tersebut.
Kelemahan ini akan menjadi koreksi bagi peneliti dan mungkin peneliti-
peneliti yang lain.
Nilai rata-rata 69,28
Persentase (%) 36, 61 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Chaer. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, Zaenal. 1948. Berbahasa Indonesialah dengan Benar.
Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.
Depdikbud. 2009. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan: EYD
Terbaru (Permendiknas Nomor 46 Tahun 2009).
Yogyakarta: Pustaka Timur
Kasbolah, Kasihani E. S. 2001. Penelitian Tindakan Kelas.
Malang : Universitas Negri Malang.
Mariaulfe.2010. Aspek Keterampilan Berbahasa. ( di akses pada 17
Maret 2015 , sumber elektronik:
http://mariaulfe.blogspot.com/2010/08/4-aspek-keterampilan-
berbahasa.htm l).
Masidjo. (2010) . Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.
Yogyakarta. Kanisius
Muslich, Masnur. 2009. Melaksankan PTK Itu Mudah.
Malang: Bumi Aksara.
Puji Purnomo. 2006. Model Pembelajaran Tematik Awal SD.
Pusat Kurikulum Badan Penelitian Pengembangan departemen
Pendidikan Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tim PPR SD Kelompok Kanisius. 2010. Paradigma Pedaggogi
Reflektif. Yogyakarta: Kanisius.
Terjemahan Ignasia Pedagogy. 2010. Paradigma Pedagogy Reflektif.
Yogyakarta: Kanisius.
Trianto, M.Pd.2009. Mengembangkan Modul Pembelajaran Tematik.
Jakarta: PT Prestasi Pusaka.
Suparno dan Mohamad Yunus. 2008. Keterampilan Dasar Menulis.
Jakarta: Universitas Terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
L
A
M
P
I
R
A
N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
SILABUS
Satuan Pendidikan : SD Kanisius Sorowajan
Kelas/Semester : III / 2
Tema : Pendidikan
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia
Menulis
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana
dan puisi
IPA
6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi
manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan
melestarikan alam .
B. Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
8.1 Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan
kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf
kapital dan tanda titik .
IPA
6.1 Mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
C. Indikator
Bahasa Indonesia
Competence
6.1.1 Siswa dapat menulis karangan sesuai dengan gambar seri.
6.1.2 Siswa dapat menulis karangan sesuai dengan gambar seri menggunakan
pilihan kata yang tepat.
6.1.3 Siswa dapat menulis karangan gambar seri menggunakan tanda baca yang
benar.
6.1.4 Siswa dapat menulis karangan gambar seri dengan menggunakan huruf
kapital yang benar.
Conscience
6.1.5 Siswa tepat menggunakan huruf kapital dalam membuat karangan gambar
seri.
6.1.6 Siswa tepat menggunakan tanda baca dalam membuat karangan gambar
seri.
6.1.7 Siswa tepat menggunakan pilihan kata dalam membuat karangan gambar
seri.
Compassion
6.1.5 Siswa membuat pokok pikiran pada setiap gambar.
IPA
Competence
6.1.1 Menyebutkan pengertian beberapa kondisi cuaca.
6.1.2 Menyebutkan beberapa kondisi cuaca.
Conscience
6.1.3 Siswa tepat menyebutkan beberapa kondisi.
Compassion
6.1.4 Siswa dapat menggambar beberapa simbol cuaca.
D. Materi Ajar
Bahasa Indonesia
Menulis karangan berdasarkan gambar seri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
IPA
Mendeskripsikan keadaan cuaca.
E. Kegiatan Pembelajaran
a. Tatap muka
1. Siswa dapat mengarang gambar berseri yang berkaitan dengan cuaca,
menggunakan tanda baca dan huruf kapital dengan tepat.
2. Siswa dapat menyebutkan beberapa kondisi cuaca yang terdapat pada
gambar.
3. Siswa dapat menggambarkan beberapa simbol cuaca pada gambar yang
tersedia
4. Siswa membacakan hasil mengarangnya di depan kelas.
5. Bersama dengan guru, siswa membuat kesimpulan.
b. Penugasan terstruktur (PT)
1. Siswa menuliskan karangangambar seri.
2. Siswa menjawab pertanyaan.
3. Siswa mengerjakan soal.
c. Refleksi :
Competence :
1. Apakah kalian mengalami kesulitan dalam mengarang menggunakan
gambar berseri ?
2. Adakah kesulitan yang kamu alami dalam menuliskan tanda baca pada
karanganmu?
3. Apakah kalian mengalami kendala dalam mengarang gambar berseri ?
4. Apakah kalian mengalami kesulitan menyebutkan beberapa pengertian
cuaca ?
Conscience:
1. Apakah masih ada yang kurang tepat menuliskan huruf kapital dan
tanda baca pada karangan ?
2. Apakah masih ada yang yang kuarang tepat menyebutkan beberapa
kondisi cuaca ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Compassion :
1. Siapa yang masih belum bisa membuat karangan dengan gambar
berseri ?
d. Aksi:
Competence :
1. Dapat menuliskan karanagan sederhana menggunakan gambar seri.
2. Dapat mengetahui beberapa kondisi cuaca disekitarnya.
3. Dapat menulis simbol-simbol cuaca.
Conscience:
1. Menjadi lebih tepat dalam menuliskan huruf capital dan tanda baca .
Compassion :
1. Bisa membuat karangan sederhana dengan gambar seri.
2. Bisa menggamabarkan symbol dari beberapa kondisi cuaca.
F. REFLEKSI
1. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari materi ini ?
2. Adakah kesulitan yang kamu hadapi saat mengikuti pelajaran ini?
3. Bagaimana cara kamu menerapkan pelajaran ini?
4. Bagaimana cara kamu menyelesaiakan masalah yang berhubungan dengan
materi ini ?
G. AKSI :
1. Dapat lebih percaya diri dan berani berkomunikasi
2. Mampu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan materi ini dalam
kehidupan sehari-hari.
H. NILAI KEMANUSIAAN
1. Jujur, disiplin, berani, tanggung jawab,dan percaya diri.
2. Berani dan toleransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
K. KECAKAPAN HIDUP ( LIFE SKILL )
1. Kecakapan menulis.
2. Kecakapan memecahkan masalah
3. Percaya diri.
4. Kecakapan komunikasi lisan.
L. PENILAIAN HASIL BELAJAR :
M. ALOKASI WAKTU :
2 jp
N. SUMBER BELAJAR
1.Ayo melakukan Pembelajaran Tematik 3C. Penerbit Kanisius.
2.Benda di sekitar lingkup sekolah.
Mengetahui, Sorowajan, 8 Mei
2014
Guru Kelas III Praktikan
…………………. Kristianingsih
101134246
No Mata
Pelajaran
Penilaian
Bentuk Teknik
1. Bahasa
Indonesia
Tertulis Uraian
2 IPA Tertulis
Isian singkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP
Satuan Pendidikan : SD Kanisius Sorowajan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia dan IPA
Tema : Pendidikan
Kelas / Semester : III A / 2
Waktu : 2 x 35 mnt
A. Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana
dan puisi
IPA
6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi
manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan
melestarikan alam
B. Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
8.1. Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan
kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf
kapital dan tanda titik.
IPA
6.2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca
C. Indikator
Competence
Bahasa Indonesia
6.1.8 Siswa dapat menulis karangan sesuai dengan gambar seri.
6.1.9 Siswa dapat menulis karangan sesuai dengan gambar seri menggunakan
pilihan kata yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
6.1.10 Siswa dapat menulis karangan gambar seri menggunakan tanda baca
yang benar.
6.1.11 Siswa dapat menulis karangan gambar seri dengan menggunakan huruf
kapital yang benar.
Conscience
6.1.12 Siswa tepat menggunakan huruf kapital dalam membuat karangan
gambar seri.
6.1.13 Siswa tepat menggunakan tanda baca dalam membuat karangan gambar
seri.
6.1.14 Siswa tepat menggunakan pilihan kata dalam membuat karangan gambar
seri.
Compassion
6.1.5 Siswa membuat pokok pikiran pada setiap gambar.
IPA
Competence
6.1.1 Menyebutkan pengertian beberapa kondisi cuaca.
6.1.2 Menyebutkan beberapa kondisi cuaca.
Conscience
6.1.3 Siswa tepat menyebutkan beberapa kondisi.
Compassion
6.1.4 Siswa dapat menggambar beberapa simbol cuaca.
D. Tujuan Pembelajaran
Competence
Bahasa Indonesia
1. Siswa dapat menulis karangan sesuai dengan gambar seri.
2. Siswa dapat menulis karangan sesuai dengan gambar seri menggunakan
pilihan kata yang tepat.
3. Siswa dapat menulis karangan gambar seri menggunakan tanda baca yang
benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
4. Siswa dapat menulis karangan gambar seri dengan menggunakan huruf
kapital yang benar.
Conscience
1. Siswa tepat menggunakan huruf kapital dalam membuat karangan gambar
seri.
2. Siswa tepat menggunakan tanda baca dalam membuat karangan gambar seri.
3. Siswa tepat menggunakan pilihan kata dalam membuat karangan gambar
seri.
Compassion
1. Siswa membuat pokok pikiran pada setiap gambar.
IPA
Competence
1. Menyebutkan pengertian beberapa kondisi cuaca.
2. Menyebutkan beberapa kondisi cuaca.
Conscience
1. Siswa tepat menyebutkan beberapa kondisi.
Compassion
1. Siswa dapat menggambar beberapa simbol cuaca.
E. Materi Ajar
Menulis karangan berdasarkan gambar seri
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Pedagogi Reflektif (PPR).
Metode Pemelajaran
Ceramah bervariasi, tanya jawab, diskusi, penugasan.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal ( konteks )
a. Salam pembuka, guru mengucapkan salam kepada siswa.
b. Guru dan siswa berdoa bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
c. Guru melakukan presensi.
d. Apersepsi
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang akan
disampaikan pada hari ini.
e. Orientasi
Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dan menyampaikan
tujuan pembelajaran pada hari ini.
f. Motivasi
Guru mengajak siswa untuk melakukan
Tik tik tik, bunyi hujan di atas genting
Airnya turun, tidak terkira
Cobalah tengok, daun dan ranting
Pohon dan kebun basah semua
2. Kegiatan Inti ( pengalaman )
a. Guru bertanya jawab kepada siswa mengenai tema pembelajaran pada hari
ini. Siapa yang tahu cuaca itu apa ? Bagaimana keadaaan cuaca hari ini ?
b. Siswa dijelaskan oleh guru mengenai penggunaan tanda baca dalam sebuah
karangan.
c. Siswa ditunjukkan gambar yang menyangkut cuaca, dan diminta untuk
menanggapi dan mendiskripsikann gambar yang sudah ditunjukkan oleh
guru.
d. Siswa diminta untuk membuat cerita atau karangan dengan tema cuaca
dengan menggunakan tanda baca yang tepat sesuai dengan gambar yang
sudah ditunjukkan oleh guru.
e. Beberapa siswa diminta untuk membacakan cerita yang sudah dibuatnya
didepan kelas.
f. Siswa diberi PR, mengarang dengan gambar seri yang tersedia di buku
paket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
3. Kegiatan Akhir
Kesimpulan
a. Guru memberikan penguatan dan meluruskan kesalahan persepsi siswa
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum jelas
c. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini
Evaluasi
a. Siswa mengerjakan soal evalusi secara individual.
Refleksi
Siswa bersama guru merefleksikan pembelajarn hari ini.
1. Apakah kalian mengalami kesulitan dalam mengarang menggunakan
gambar berseri ?
2. Adakah kesulitan yang kamu alami dalam menuliskan tanda baca pada
karanganmu?
3. Apakah kalian mengalami kendala dalam mengarang gambar berseri ?
4. Apakah kalian mengalami kesulitan menyebutkan beberapa pengertian
cuaca ?
Aksi
1. Rajin dan tekun menulis sebuah karangan dengan tanda baca yang
tepat.
2. Mempelajari macam-macam cuaca beserta dengan simbol-simbol
cuaca.
Tindak Lanjut
a. Guru menutup pembelajaran dengan mengingatkan siswa untuk
mempelajari pembelajaran selanjutnya
b. Siswa dan guru berdoa bersama
H. Media dan Alat/Bahan
Media :
a. Gambar seri
b. Lembar kerja untuk membuat cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
I. Sumber Belajar
Murtini, Suswanto, dan Sunardi. 2011. Ayo Melakukan Pembelajaran Tematik
Untuk SD Kelas III Semester 2 Awal. Yogyakarta: Kanisius.
J. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Jenis
Penilaian
Teknik
Penilaian
Contoh
Instrumen
Soal
Competence
Bahasa Indonesia
6.1.5 Siswa dapat menulis
karangan sesuai dengan
gambar seri.
6.1.6 Siswa dapat menulis
karangan sesuai dengan
gambar seri menggunakan
pilihan kata yang tepat.
6.1.7 Siswa dapat menulis
karangan gambar seri
menggunakan tanda baca
yang benar.
6.1.8 Siswa dapat menulis
karangan gambar seri
dengan menggunakan
huruf kapital yang benar.
Tes tertulis
Uraian
Uraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Conscience
6.1.9 Siswa tepat
menggunakan huruf
kapital dalam membuat
karangan gambar seri.
6.1.10 Siswa tepat
menggunakan tanda
baca dalam membuat
karangan gambar seri.
6.1.11 Siswa tepat
menggunakan pilihan
kata dalam membuat
karangan gambar seri.
Compassion
6.1.5 Siswa membuat pokok
pikiran pada setiap
gambar.
IPA
Competence
6.1.1 Menyebutkan pengertian
beberapa kondisi
cuaca.
6.1.2 Menyebutkan beberapa
kondisi cuaca.
Conscience
6.1.12 Siswa tepat
menyebutkan beberapa
kondisi.
Tes tertulis
Isian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Compassion
6.1.13 Siswa dapat
menggambar beberapa
simbol cuaca.
Mengetahui, Sorowajan, 8 Mei 2014
Guru Kelas III Praktikan
………………. Kristianingsih
10113424
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lembar Kerja Siswa
Satuan Pendidikan : SD Kanisius Sorowajan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia dan IPA
Tema : Pendidikan
Kelas / Semester : III / 2
Waktu : 2 x 35 mnt
A. Tujuan Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Competence
1. Siswa dapat menulis karangan sesuai dengan gambar seri.
2. Siswa dapat menulis karangan sesuai dengan gambar seri menggunakan
pilihan kata yang tepat.
3. Siswa dapat menulis karangan gambar seri menggunakan tanda baca
yang benar.
4. Siswa dapat menulis karangan gambar seri dengan menggunakan huruf
kapital yang benar.
Conscience
1. Siswa tepat menggunakan huruf kapital dalam membuat karangan
gambar seri.
2. Siswa tepat menggunakan tanda baca dalam membuat karangan gambar
seri.
3. Siswa tepat menggunakan pilihan kata dalam membuat karangan gambar
seri.
Compassion
1. Siswa membuat pokok pikiran pada setiap gambar.
IPA
Competence
1. Menyebutkan pengertian beberapa kondisi cuaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Menyebutkan beberapa kondisi cuaca.
Conscience
2. Siswa tepat menyebutkan beberapa kondisi.
Compassion
2. Siswa dapat menggambar beberapa simbol cuaca.
B. Petunjuk ( untuk siswa )
Buatlah karangan sederhana berdasarkan gambar seri di bawah ini !
C. Kegiatan Pembelajaran
I. Buatlah karangan sederhana berdasarkan gambar seri di bawah ini !
Gambar I Gambar II Gambar III Gambar IV
II. Isilah titik-titik di bawah ini !
1. Cuaca panas adalah. . .
2. Cuaca hujan adalah……
3. Cuaca berawan adalah. . . .
4. Cuaca dingin adalah. . . .
5. Langit dalam kondisi terang, sinar matahari memancar terang, dan
terdapat awan-awan tipis. Ini merupakan kondisi dari cuaca. . . . .
6. Simbol dari cuaca cerah adalah. . . .
7. Arya dan Arta berangkat ke sekolah menggunakan payung, karena
cuaca sedang
8. Symbol dari cuaca berawan adalah. . . . . . . ..
9. Symbol dari cuaca hujan adalah. . . .
10. Symbol dari cuaca cerah berawan adalah. . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lembar Evaluasi
Satuan Pendidikan : SD Kanisius Sorowajan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia dan IPA
Tema : Pendidikan
Kelas / Semester : III / 2
Waktu : 2 x 35 mnt
I. Buatlah karangan sederhana berdasarkan gambar seri di bawah ini !
I II III
II.Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat !
1. Cuaca yang tampak pada gambar 1, menunjukkan keadaan cuaca…..
2. Cuaca yang tampak pada gambar 2, menunjukkan keadaan cuaca…..
3. Cuaca yang tampak pada gambar 3, menunjukkan keadaan cuaca…..
4. Simbol dari cuaca cerah adalah…..
5. Simbol dari cuaca hujan adalah…..
6. Kota Jakarta diliputi awan mendung, ini menunjukkan akan turun…..
7. Langit di desa Sekar Kenari tampak cerah dan diliputi awan tipis. Ini
menunjukkan keadaan cuacanya adalah cuaca…..
8. Cuaca hujan adalah…..
9. Ibu-ibu memakai jas hujan karena kondisi cuacanya sedang……
10. Cuaca cerah adalah….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI