Post on 11-Dec-2020
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.) TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS
FISIK SEDIAAN EMULGEL
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Yoestenia
NIM : 108114174
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.) TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS
FISIK SEDIAAN EMULGEL
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Yoestenia
NIM : 108114174
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.) TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS
FISIK SEDIAAN EMULGEL
Skripsi yang diajukan oleh:
Yoestenia
NIM : 108114174
telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt. Tanggal………………….
Pembimbing II
Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. Tanggal ………………....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.) TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS
FISIK SEDIAAN EMULGEL
Oleh:
Yoestenia
NIM : 108114174
Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal 24 Juli 2014
Mengetahui
Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.
Panitia Penguji: Tanda tangan
1. Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt. …………………………….
2. Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. …………………………….
3. Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. …………………………….
4. Melania Perwitasari, M.Sc., Apt. …………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu
inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu
kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan
Without dreams, we reach nothing. Without love, we feel nothing. And
without God, we are nothing
-Oprah World-
Karya ini kupersembahkan kepada:
Papaku Yusman & Mamaku tercinta Djok Fong
Bapak Effendi Wirwanto & Ibu Erni Rusli
Kedua kakakku, Yoestejo & Yoestinus
Seluruh keluarga besarku untuk kasihnya
Sahabat, teman dan almamater yang ku banggakan
Dream, Believe, and make it happen (Agnes Mo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 24 Juli 2014
Penulis
Yoestenia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yoestenia
NIM : 108114174
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.) TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS
FISIK SEDIAAN EMULGEL
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 24 Juli 2014
Yang menyatakan
Yoestenia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan berkat dan kasih-Nya sehingga penelitian dan penyusunan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.) terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan Emulgel” dapat
diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
meraih gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Sepanjang proses perkuliahan, penelitian hingga selesainya penyusunan
skripsi ini, penulis mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Dengan penuh ucapan syukur, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, sebagai Tuhan yang luar biasa dalam hidup penulis.
2. Papa dan mama tercinta yang selalu berdoa, memberikan kasih sayang,
perhatian, motivasi, inspirasi dan dukungan kepada penulis.
3. Bapak Effendi Wirwanto dan Ibu Erni Rusli yang selalu memberikan
dukungan semangat, perhatian, motivasi, inspirasi serta bantuan finansial
selama penulis menempuh perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
4. Kakakku Yoestinus, yang selalu memberikan semangat, doa, dukungan,
perhatian, dan pengertian yang diberikan selama ini.
5. Seluruh keluarga besar yang telah banyak memberikan dukungan, semangat,
perhatian, motivasi, dan inspirasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Bapak Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt. selaku dosen pembimbing I
yang dengan sabar memberikan pengarahan, bimbingan, masukan, kritik dan
saran baik selama penelitian maupun penyusunan skripsi ini.
8. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing II, atas
perhatian, bimbingan, arahan, semangat, dan dukungan yang diberikan selama
penyusunan proposal, penelitian, dan penyusunan laporan akhir.
9. Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah
meluangkan waktu untuk menguji serta ketersediaannya untuk berkonsultasi
dan memberikan masukan yang bermanfaat bagi penulis.
10. Melania Perwitasari, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang telah meluangkan
waktunya untuk menguji, sekaligus saran dan kritik yang diberikan kepada
penulis.
11. Ibu Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si., yang telah meluangkan waktu untuk
ketersediaannya dalam konsultasi dan memberikan masukan yang bermanfaat
bagi penulis.
12. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik atas
bimbingan dan semangat yang telah diberikan selama ini.
13. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku Kepala Laboratorium Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
14. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat demi kemajuan mahasiswa dalam bidang
farmasi.
15. Pak Musrifin, Pak Agung, Pak Heru, Pak Parjiman, Pak Mukminin, Pak
Wagiran, Pak Otok, Pak Bimo, dan laboran-laboran lain atas bantuan yang
diberikan selama penelitian dan menempuh perkuliahan.
16. Keluarga keduaku, cici Ade Mauryn, opung Devi Sinaga, inang Sari
Tambunan, cece Mariana, cici Melisa Darmawan, kak Novie Imoliana, Rotua
Silitonga, Jolina dan Metta Maurila. Terima kasih untuk kebersamaan, canda,
tawa, suka, duka yang telah kita lalui bersama.
17. Sahabat dan teman-temanku Zufri Bella Yani, Rinda Meita Pangastuti, Nita
Rahayu, Swaseli, dan Widya. Teman dan sahabat yang luar biasa, yang selalu
membantu, memberikan semangat, sahabat berbagi cerita yang menguatkan,
menghibur, dan mendoakan selama ini, serta kesediaan untuk selalu
direpotkan.
18. Devina Permatasari, selaku teman seperjuangan penelitian atas kerja sama,
semangat, dukungan, suka duka yang telah dilewati bersama dan tempat
berbagi keluh kesah selama penelitian dan penyusunan skripsi.
19. Titi, Kenny, Chandra, Vivian, Rosiana, Kristin Lilin, Desti, Astri, Muhadela,
Ajeng, Palma, Ita, Rosalia, Marcelina, Juliana, Sisca, Sita, Agrif. Terima kasih
untuk diskusi, kebersamaan, dukungan, bantuan, canda dan tawa selama
penelitian di laboratorium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
20. Semua teman-teman angkatan 2010, khususnya kelompok praktikum F dan
FST B yang telah memberikan pengalaman yang berharga selama praktikum,
perkuliahan, serta kebersamaan, keceriaan, kekompakan yang begitu indah
dan tak terlupakan, serta dukungan semangat dalam penyusunan dan ujian
skripsi.
21. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
penulis dalam mewujudkan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini, sehingga segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Semoga skripsi ini membantu dan bermanfaat bagi pembaca pada
khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vi
PRAKATA ........................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
INTISARI .......................................................................................................... xviii
ABSTRACT ........................................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1. Rumusan Masalah ........................................................................... 3
2. Keaslian Penelitian .......................................................................... 3
3. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
B. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA................................................................ 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
A. Manggis (Garcinia mangostana L.) ...................................................... 5
1. Klasifikasi Tumbuhan ..................................................................... 5
2. Morfologi Manggis ......................................................................... 6
3. Kandungan Kimia ........................................................................... 6
4. Kajian Farmakologi Kulit Buah Manggis ....................................... 7
B. Kromatografi Lapis Tipis ...................................................................... 9
C. Emulgel ................................................................................................. 10
D. Bahan-Bahan yang Digunakan dalam Formulasi Emulgel ................... 13
1. Carbopol .......................................................................................... 13
2. Trietanolamin .................................................................................. 13
3. Paraffin cair ..................................................................................... 14
4. Tween 20 ......................................................................................... 15
5. Span 20 ............................................................................................ 16
6. Propilen glikol ................................................................................. 16
7. Metil paraben .................................................................................. 17
8. Propil paraben ................................................................................. 18
E. Uji Sifat Fisik Sediaan Emulgel ............................................................ 19
1. Organoleptik .................................................................................... 19
2. pH .................................................................................................... 19
3. Viskositas ........................................................................................ 19
4. Daya Sebar ...................................................................................... 22
F. Stabilitas Fisik Sediaan ......................................................................... 22
G. Landasan Teori ...................................................................................... 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
H. Hipotesis ................................................................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 25
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 25
B. Variabel dan Definisi Operasional ........................................................ 25
1. Variabel penelitian .......................................................................... 25
2. Definisi operasional ........................................................................ 26
C. Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................... 27
1. Alat penelitian ................................................................................. 27
2. Bahan penelitian .............................................................................. 27
D. Tata Cara Penelitian .............................................................................. 27
1. Identifikasi ekstrak kulit buah manggis .......................................... 27
2. Identifikasi ekstrak kulit buah manggis secara KLT....................... 28
3. Pembuatan emulgel ekstrak kulit buah manggis ............................. 28
4. Evaluasi sifat fisik emulgel ............................................................. 30
5. Uji stabilitas emulgel....................................................................... 31
E. Tata Cara Analisis Hasil........................................................................ 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 33
A. Identifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis .............................................. 33
B. Identifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis Secara KLT ......................... 33
C. Evaluasi Sifat Fisik Emulgel ................................................................. 35
1. Uji Organoleptis .............................................................................. 35
2. Uji pH .............................................................................................. 37
3. Uji Viskositas ................................................................................. 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4. Uji Daya Sebar ................................................................................ 41
D. Uji Stabilitas Emulgel Ekstrak Kulit Buah Manggis ............................ 44
1. Uji Stabilitas Organoleptis .............................................................. 44
2. Uji Stabilitas pH .............................................................................. 45
3. Uji Stabilitas Viskositas .................................................................. 45
4. Uji Stabilitas Daya Sebar ................................................................ 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 49
A. Kesimpulan ........................................................................................... 49
B. Saran ...................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 50
LAMPIRAN ...................................................................................................... 53
BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Formula Emulgel .......................................................................... 28
Tabel II. Formula Emulgel Modifikasi ........................................................ 29
Tabel III. Harga Rf Noda pada Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Kulit
Buah Manggis ............................................................................... 34
Tabel IV. Hasil Uji Organoleptis Emulgel Ekstrak Kulit Buah Manggis ..... 36
Tabel V. Hasil Uji Post Hoc Viskositas Emulgel Eksrak Kulit Buah
Manggis ......................................................................................... 40
Tabel VI. Hasil Uji Post Hoc Daya Sebar Emulgel Eksrak Kulit Buah
Manggis ......................................................................................... 43
Tabel VII. Hasil Uji t Berpasangan Viskositas Emulgel Eksrak Kulit Buah
Manggis ......................................................................................... 46
Tabel VIII.Hasil Uji t Berpasangan Daya Sebar Emulgel Eksrak Kulit Buah
Manggis ......................................................................................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Buah manggis ............................................................................. 5
Gambar 2. Struktur kimia xanton ................................................................ 7
Gambar 3. Unit monomer asam akrilat dari polimer carbopol .................... 13
Gambar 4. Struktur kimia trietanolamine .................................................... 13
Gambar 5. Struktur kimia tween 20 ............................................................. 15
Gambar 6. Struktur kimia span 20 ............................................................... 16
Gambar 7. Struktur kimia propilen glikol .................................................... 16
Gambar 8. Struktur kimia metil paraben...................................................... 17
Gambar 9. Struktur kimia propil paraben .................................................... 18
Gambar 10. Kurva aliran Newton .................................................................. 20
Gambar 11. Kurva aliran non Newton ........................................................... 21
Gambar 12. Profil KLT standar alfa-mangostin dibandingkan dengan
ekstrak kulit buah manggis deteksi UV 254 nm ........................ 34
Gambar 13. Grafik Pengukuran Viskositas pada Minggu ke-0 ..................... 38
Gambar 14. Grafik Pengukuran Daya Sebar pada Minggu ke-0 ................... 42
Gambar 15. Grafik Stabilitas Viskositas ........................................................ 45
Gambar 16. Grafik Stabilitas Daya Sebar ...................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) dry extract mangosteen ............. 54
Lampiran 2. Material safety data sheet mangosteen .................................... 55
Lampiran 3. Foto ekstrak kulit buah manggis............................................... 57
Lampiran 4. Perhitungan HLB ...................................................................... 57
Lampiran 5. Hasil identifikasi kualitatif KLT ekstrak kulit buah manggis . 58
Lampiran 6. Struktur kimia senyawa xanton ................................................ 59
Lampiran 7. Data pengamatan organoleptis sediaan emulgel ekstrak kulit
buah manggis ............................................................................ 61
Lampiran 8. Data pengukuran pH sediaan emulgel ekstrak kulit buah
manggis..................................................................................... 64
Lampiran 9. Data pengukuran viskositas (d.Pa.s) sediaan emulgel ekstrak
kulit buah manggis ................................................................... 65
Lampiran 10. Data pengukuran diameter daya sebar (cm) sediaan emulgel
ekstrak kulit buah manggis ....................................................... 66
Lampiran 11. Sediaan emulgel ekstrak kulit buah manggis minggu ke-0 ...... 67
Lampiran 12. Sediaan emulgel ekstrak kulit buah manggis minggu ke-1 ...... 68
Lampiran 13. Sediaan emulgel ekstrak kulit buah manggis minggu ke-2 ...... 69
Lampiran 14. Sediaan emulgel ekstrak kulit buah manggis minggu ke-3 ...... 70
Lampiran 15. Sediaan emulgel ekstrak kulit buah manggis minggu ke-4 ...... 71
Lampiran 16. Foto alat-alat ............................................................................. 72
Lampiran 17. Hasil analisis statistik dengan program R.3.0.2 ....................... 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
INTISARI
Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) mengandung
senyawa golongan xanton yang memiliki beberapa aktivitas farmakologi yaitu
anti-alergi, anti-inflamasi, anti-mikroorganisme, anti-oksidan, anti-kanker, anti-
aterosklerosis maupun anti-HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penambahan konsentrasi ekstrak kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.) terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan emulgel.
Evaluasi yang dilakukan terhadap ekstrak adalah uji organoleptis dan uji
KLT. Formulasi emulgel dibuat dengan variasi konsentrasi ekstrak yaitu FI 0%,
FII 2,5%, FIII 5%, FIV 7,5%, FV 10% dan FVI 12,5%. Evaluasi fisik yang
dilakukan antara lain, uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, dan uji daya sebar.
Analisis statistik menggunakan uji ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%, untuk
data stabilitas emulgel dianalisis secara statistik dengan uji t berpasangan untuk
melihat perbedaan terhadap data pertama. Pengolahan data dilakukan
menggunakan software R.3.0.2.
Hasil dari uji sifat fisik menunjukkan terdapat perbedaan pada
organoleptis (warna dan bentuk sediaan), viskositas dan daya sebar pada formula,
sedangkan untuk pH tidak ada perbedaan. Hasil uji stabilitas sediaan selama
empat minggu penyimpanan menunjukkan sifat fisik berupa pengamatan
organoleptis, pH, dan daya sebar emulgel stabil, tetapi viskositas tidak stabil.
Pada penelitian ini konsentrasi ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana
L.) yang memenuhi syarat adalah konsentrasi ekstrak 0% sampai 5%.
Kata kunci : Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), emulgel,
sifat fisik, stabilitas fisik sediaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
ABSTRACT
Mangosteen (Garcinia mangostana L.) peel extract contain xanthone
compounds that have some pharmacological activities such as anti-allergy, anti-
inflammatory, anti-oxidant, anti-carcinogenic, anti-microorganism, anti-
atherosclerosis and anti-HIV. The aim of this research was to determine the effect
of the concentration of mangosteen peel extract on the physical properties and
physical stability of emulgel.
Organoleptic and TLC assay were conducted to evaluate the extract.
Emulgel formulations made with various of the extract concentration, FI 0%, FII
2,5%, FIII 5%, FIV 7,5%, FV 10% and FVI 12,5%. The physical evaluations were
organoleptic, pH test, viscosity test and dispersive power test. Statistical analysis
used ANOVA with 95% confidence level, emulgel stability were analyzed
statistically with paired t test. Data processing was performed using software
R.3.0.2.
The results showed that there were differences in the physical properties
of the organoleptic (color and dosage form), viscosity and dispersive power on a
formula, but there was no difference in pH. The results of the stability during four
weeks of storage showed that organoleptic, pH, and dispersive power were stable,
but the viscosity of emulgel tend to be unstable. In this study the eligible
concentration of mangosteen (Garcinia mangostana L.) peel extract is 0% until
5%.
Keywords : Mangosteen (Garcinia mangostana L.) peel extract, emulgel,
physical properties, physical stability.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini penggunaan obat sintetik/kimia masih banyak digunakan oleh
masyarakat sekitar. Hal ini disebabkan karena obat-obatan yang diolah secara
kimiawi lebih awet dan juga reaksi penyembuhannya lebih cepat. Penggunaan
obat kimia dalam jangka waktu tertentu dapat menimbulkan efek samping (side
effect). Kondisi inilah yang mendorong masyarakat untuk mencari alternatif lain
dalam pengobatan yaitu menggunakan bahan-bahan dari alam dengan gerakan
kembali ke alam (back to nature) yang diyakini mempunyai efek samping
yang lebih kecil dibandingkan obat-obat modern (Siswanti, Astirin, dan Widiyani,
2003).
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tumbuhan yang berasal
dari daerah Asia Tenggara meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina.
Kulit buah manggis mengandung senyawa xanton yang meliputi kudraksanton G,
8-deoksigartanin, garsimangoson B, garsinon D, garsinon E, gartanin, 1-
isomangostin, alfa-mangostin, gamma-mangostin, mangostinon, smeathxanthon
A, dan tovofillin A (Jung, Su, Keller, Mehta, and Kinghorn, 2006). Berdasarkan
uraian studi Nugroho (2007), menyatakan bahwa kulit buah manggis setelah
diteliti ternyata mengandung beberapa senyawa dengan aktivitas farmakologi
antara lain: Anti-alergi, anti-inflamasi, anti-mikroorganisme, anti-oksidan, anti-
kanker, anti-aterosklerosis maupun anti-HIV. Beberapa senyawa utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kandungan kulit buah manggis yang dilaporkan bertanggung jawab atas beberapa
aktivitas farmakologi adalah golongan xanton yaitu alfa-mangostin, gamma-
mangostin dan garsinon-E (Nugroho, 2007). Berdasarkan penelitian yang pernah
dilakukan Kurose, Shibata, Iinuma, and Otsuki (2012) diketahui bahwa alfa-
mangostin berguna sebagai agen terapi untuk kanker payudara pembawa mutasi
p53. Banyaknya potensi pemanfaatan serta banyaknya aktivitas farmakologi yang
ada membuat ekstrak kulit buah manggis menjadi pilihan dalam pengobatan
alternatif serta sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai kemopreventif.
Penggunaan ekstrak kulit buah manggis secara langsung menimbulkan
ketidaknyamanan pada pengguna sehingga perlu dikembangkan menjadi sediaan
yang mudah diaplikasikan. Menurut Astuti, Sumirtapura, dan Wiwik (2012) saat
ini banyak dikembangkan sediaan topikal untuk pemakaian lokal agar dapat
mengurangi efek samping dan mengatasi penurunan ketersediaan hayati oleh efek
metabolisme dihati. Sediaan topikal juga dapat dianggap sebagai alternatif yang
sebanding dengan sediaan oral (Klinge and Sawyer, 2013).
Sediaan emulgel dipilih karena alfa-mangostin bersifat hidrofobik.
Emulgel dapat membantu mencampurkan obat hidrofobik ke dalam fase minyak
lalu globul minyak tersebut didispersikan dalam fase air dengan mencampurkan
pada basis gel (Chirag, Tyagi, Gupta, Sharma, Veeramuthumari, and Potdar,
2013). Sediaan emulgel lebih disukai oleh pasien karena memiliki kelebihan
tersendiri dilihat dari sisi emulsi maupun gel. Emulsi mempunyai kelebihan
berupa kemampuan penetrasi yang tinggi pada kulit sedangkan gel memiliki
kandungan air yang sangat tinggi sehingga memberikan sensasi dingin dan rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
nyaman pada kulit. Oleh karena itu, emulgel digunakan sebagai pembawa
berbagai macam obat pada kulit (Mohamed, 2004; Meenakshi, 2013).
Sediaan yang baik diperlukan suatu formulasi yang mengandung bahan-
bahan yang cocok dengan konsentrasi yang sesuai. Pada penelitian ini dibuat
sediaan emulgel dengan konsentrasi ekstrak kulit buah manggis yang bervariasi.
Penelitian ini fokus pada variasi konsentrasi ekstrak yang dilihat pengaruhnya
dalam sediaan emulgel dan lama penyimpanan terhadap sifat fisik.
1. Rumusan Masalah
Apakah variasi konsentrasi ekstrak kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.) berpengaruh terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan
emulgel?
2. Keaslian Penelitian
Adapun penelitian terkait yang pernah dilakukan oleh Dersonolo (2012)
yaitu “Formulasi Sediaan Hand and Body Lotion Ekstrak Metanol Kulit Manggis
(Garcinia mangostana L.) dengan Uji Sifat Fisik serta Uji Iritasi Primer”, pada
penelitian ini, formulasi losion dibuat dengan variasi konsentrasi ekstrak yaitu
10%, 15% dan 25% kemudian dilakukan evaluasi fisik sediaan. Hasil penelitian
ini terdapat perbedaan viskositas dan daya sebar pada tiap formula, sedangkan
untuk daya lekat dan pH tidak terdapat perbedaan. Sifat fisik yang berupa
viskositas, pH, dan daya lekat cenderung stabil, tetapi daya sebar losion tidak
stabil serta losion ekstrak metanol kulit manggis ini tidak mengiritasi kulit.
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan peneliti, penelitian tentang
“Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan Emulgel” belum pernah
dilakukan.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoretis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang pengembangan obat
dengan bahan alam serta menjadi sumber informasi tentang pengaruh
penggunaan konsentrasi ekstrak kulit buah manggis terhadap sifat fisik
dan stabilitas fisik sediaan emulgel.
b. Manfaat praktis. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi
konsentrasi ekstrak kulit buah manggis yang sesuai yang dapat
diaplikasikan sehingga menghasilkan sediaan emulgel ekstrak kulit buah
manggis yang aman dan memenuhi persyaratan sifat fisik dan stabilitas
fisik emulgel.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi
konsentrasi ekstrak kulit buah manggis terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik
sediaan emulgel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Manggis (Garcinia mangostana L.)
Gambar 1. Buah manggis
1. Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi botani pohon manggis adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L.
(IPTEK, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Morfologi Manggis
Manggis merupakan salah satu jenis tanaman tahunan yang hidup di
hutan tropis teduh di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia,
Filipina, dan Thailand. Secara morfologi, manggis merupakan tanaman
berkayu keras dan umumnya membutuhkan 8-10 tahun baru mulai berbuah.
Umurnya relatif panjang karena bisa mencapai 150 tahun (Nurchasanah,
2012).
Tanaman manggis ini tingginya mencapai 7-8 meter serta tajuk yang
rindang berbentuk piramida. Memiliki daun yang kasar, kayu yang berwarna
coklat gelap, tangkai yang pendek dan tebal serta diameter bunga 5 cm
(Dweck, 2014).
3. Kandungan Kimia
Buah manggis mengandung 10,8% sakarosa, 1% dekstrosa dan 1,2%
kerrelose dan biji manggis mengandung vitamin C. Kulit buah manggis
mengandung 5,5% tannin, resin berupa kristal kuning pahit dan mangostin
(Dweck, 2014).
Hasil penelitian Iswari, Harnel, Azman, dan Aswardi (2006)
menunjukkan bahwa komponen seluruh buah manggis yang paling besar
adalah kulitnya, yakni 70-75%, sedangkan daging buahnya hanya 10-15% dan
bijinya 15-20 %. Kandungan xanton tertinggi terdapat dalam kulit buah
manggis, yakni 107,76 mg per 100 g kulit buah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Skrining fitokimia yang telah dilakukan oleh Poeloengan dan
Praptiwi (2010) terhadap kulit buah manggis menunjukkan adanya senyawa
golongan alkaloid, saponin, triterpenoid, tanin, fenolik, flavonoid, glikosida
dan steroid. Kulit buah manggis mengandung senyawa xanton. Jung et al.
(2006) berhasil mengidentifikasi kandungan xanton dari ekstrak larut dalam
diklorometana, yaitu 2 xanton terprenilasi teroksigenasi dan 12 xanton
lainnya. Dua senyawa xanton terprenilasi teroksigenasi adalah 8-
hidroksikudraksanton G, dan mangostingon [7-metoksi-2-(3-metil-2-butenil)-
8-(3-metil-2-okso-3-butenil)-1,3,6-trihidroksiksanton, sedangkan keduabelas
xanton lainnya adalah kudraksanton G, 8-deoksigartanin, garsimangoson B,
garsinon D, garsinon E, gartanin, 1-isomangostin, alfa-mangostin, gamma-
mangostin, mangostinon, smeathxanthon A, dan tovofillin A.
Gambar 2. Struktur kimia xanton
(Akao, Nakagawa, Iinuma, and Nozawa, 2008)
4. Kajian Farmakologi Kulit Buah Manggis
Bagian-bagian dari pohon manggis banyak digunakan untuk tujuan
pengobatan misalnya, daun, kulit batang, dan kulit digunakan sebagai obat
herbal untuk sariawan, disentri, diare, cystitis, gonorea, eksim, dan gangguan
kulit (ICUC, 2003). Nugroho (2007) menyatakan bahwa kulit buah manggis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
setelah diteliti ternyata mengandung beberapa senyawa dengan aktivitas
farmakologi antara lain: Anti-alergi, anti-inflamasi, anti-mikroorganisme, anti-
oksidan, anti-kanker, anti-aterosklerosis maupun anti-HIV. Beberapa senyawa
utama kandungan kulit buah manggis yang dilaporkan bertanggung jawab atas
beberapa aktivitas farmakologi adalah golongan xanton yaitu alfa-mangostin,
gamma-mangostin dan garsinon-E.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Kurose et al. (2012)
diketahui bahwa alfa-mangostin berguna sebagai agen terapi untuk kanker
payudara pembawa mutasi p53 dan termasuk subtipe HER2/hormon-negatif.
Alfa-mangostin (turunan xanton) juga mempunyai aktivitas anti-metastasis
terhadap kanker payudara yang disebabkan oleh mutasi p53 serta berguna
sebagai terapi pengobatan alternatif komplementer dan sebagai alat untuk
kemoprevensi perkembangan kanker payudara (Shibata, Iinuma, Morimoto,
Kurose, Akamatsu, Okuno, Akao, and Otsuki, 2011). Shibata, Matoba, Tosa,
and Iinuma (2013) menyatakan bahwa ekstrak manggis terutama alfa-
mangostin dapat menginduksi apoptosis melalui jalur mitokondria dan efek
anti-proliferasi yang secara in vivo dapat menekan pertumbuhan tumor dan
metastasis dalam model kanker mammae tikus, sehingga ekstrak manggis
memiliki potensi sebagai kemopreventif dan/atau sebagai pengobatan
alternatif tambahan dalam terapi kanker payudara manusia. Jung et al. (2006)
menyatakan bahwa 8-hidroksikudraxanton, gartanin, alfa-mangostin, gamma-
mangostin dan smeathxanton A memiliki aktivitas antioksidan yang poten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan analit-analit dalam
sampel yang terdistribusi antara 2 fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam
dapat berupa bahan padat atau porus dalam bentuk molekul kecil, atau dalam
bentuk cairan yang dilapiskan pada pendukung padat atau dilapiskan pada dinding
kolom. Fase gerak dapat berupa gas atau cairan, jika menggunakan fase gerak gas
maka dikenal sebagai kromatografi gas sedangkan dalam kromatografi cair dan
kromatografi lapis tipis fase gerak yang digunakan selalu cair (Rohman, 2009).
Kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi kertas merupakan
bentuk kromatografi planar. Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih
mudah dan lebih murah dibandingkan dengan kromatografi kolom, peralatan yang
digunakan juga lebih sederhana dan dapat dikatakan bahwa hampir semua
laboratorium dapat melaksanakan setiap saat secara cepat. Pada kromatografi lapis
tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam (uniform) pada permukaan
bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, palat aluminium, atau pelat
plastik. Fase diam yang paling sering digunakan pada KLT adalah silika dan
serbuk selulosa. Fase gerak pada KLT dapat dipilih dari pustaka, tetapi lebih
sering dengan mencoba-coba karena waktu yang diperlukan hanya sebentar.
Sistem yang paling sederhana ialah campuran 2 pelarut organik karena daya elusi
campuran kedua pelarut ini dapat mudah diatur sedemikian rupa sehingga
pemisahan dapat terjadi secara optimal (Rohman, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
C. Emulgel
Emulgel merupakan emulsi, baik minyak dalam air (M/A) maupun air
dalam minyak (A/M), yang dicampurkan bersama agen pembentuk gel sehingga
membentuk emulgel. Bentuk sediaan emulgel lebih disukai oleh pasien karena
memiliki keuntungan sifat emulsi dan gel. Oleh karena itu, emulgel digunakan
sebagai pembawa berbagai macam obat pada kulit (Mohamed, 2004; Meenakshi,
2013).
Syarat sediaan emulgel sama seperti syarat untuk sediaan gel, yaitu untuk
penggunaan dermatologi harus mempunyai syarat antara lain sebagai berikut:
tiksotropik, mempunyai daya sebar yang baik, mudah dibersihkan, kompatibel
dengan beberapa zat tambahan dan larut dalam air (Mohamed, 2004; Meenakshi,
2013). Menurut Meenakshi (2013) dalam tahun-tahun mendatang, pemberian obat
topikal akan digunakan secara ekstensif untuk memberikan kepatuhan pasien yang
lebih baik. Emulgel jika masih memiliki keunggulan dalam hal daya sebar, adhesi,
viskositas dan ekstrusi akan menjadi sistem penghantaran obat yang populer.
Pada pembuatan emulgel diperlukan komponen penting sebagai berikut:
a. Bahan Berair
Bahan ini digunakan untuk membuat fase air dari emulsi. Bahan yang sering
digunakan adalah air dan alkohol.
b. Minyak
Bahan ini digunakan untuk membentuk fase minyak dari emulsi. Emulsi
topikal biasanya minyak mineral digunakan baik merupakan komponen
tunggal atau kombinasi dengan paraffin cair atau padat. Minyak tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
secara luas digunakan sebagai pembawa bahan obat. Minyak yang digunakan
untuk pemberian oral pun dapat digunakan sebagai fase minyak, misalnya
minyak ikan, minyak biji jarak, ataupun minyak nabati.
c. Bahan Pengemulsi
Bahan pengemulsi digunakan baik untuk membentuk emulsi selama
pembuatan ataupun untuk mengontrol stabilitas selama penyimpanan. Bahan
pengemulsi yang biasa digunakan dalam formulasi emugel adalah propilen
glikol stearat, sorbitan monooleat (span 80), polioksietilen sorbitan monooleat
(tween 80), asam stearat, dan natrium stearat.
d. Bahan Pembentuk Gel
Bahan ini digunakan untuk meningkatkan konsistensi dan viskositas sediaan
farmasi.
e. Permeation Enhancers
Bahan ini digunakan sebagai agen yang berpartisi masuk ke dalam dan
berinteraksi dengan konstituen kulit untuk mendorong peningkatan sementara
dan reversibel terhadap permeabilitas di kulit (Chirag et al., 2013).
Penggunaan emulgel sebagai sistem penghantaran obat memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan sediaan lain, yaitu:
a. Dapat membawa obat yang bersifat hidrofobik dan tidak larut air. Obat-obat
hidrofobik tidak dapat dicampurkan secara langsung ke dalam basis gel biasa
karena kelarutan menjadi penghalang utama dan menjadi masalah ketika obat
akan dilepaskan. Emulgel membantu mencampurkan obat hidrofobik ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
fase minyak lalu globul minyak tersebut didispersikan dalam fase air dengan
mencampurkan pada basis gel.
b. Kapasitas penjerapan obat yang lebih bila dibandingkan dengan sistem
partikulat seperti niosom dan liposom. Niosom dan liposom yang berukuran
nano dan merupakan struktur vesikular dapat terjadi kebocoran sehingga dapat
menyebabkan efisiensi penjerapan yang lebih rendah, sedangkan gel yang
merupakan konstituen dengan jaringan yang lebih luas dapat menjerap obat
lebih baik.
c. Stabilitas yang lebih baik. Sediaan transdermal/topikal lain memiliki stabilitas
yang lebih rendah bila dibandingkan dengan emulgel, misalnya sediaan serbuk
bersifat higroskopis, krim yang menunjukkan inversi fase atau breaking dan
salep dapat menjadi tengik karena menggunakan basis berminyak.
d. Memungkinkan biaya produksi yang lebih rendah. Pembuatan emulgel terdiri
dari tahapan yang pendek dan sederhana sehingga memungkinkan untuk
diproduksi. Tidak ada alat khusus yang dibutuhkan untuk memproduksi
emulgel, selain itu bahan yang digunakan merupakan bahan yang mudah
dijangkau secara ketersediaan dan ekonomis.
e. Emulgel dapat dibuat menjadi sediaan lepas terkendali untuk obat-obat dengan
waktu paruh pendek.
f. Tidak memerlukan proses sonikasi yang intensif. Biasanya dalam membuat
molekul vesikular memerlukan sonikasi yang dapat menyebabkan kebocoran
atau degradasi obat, namun permasalahan ini tidak ditemui ketika membuat
emulgel karena tidak memerlukan sonikasi (Chirag et al., 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
D. Bahan-Bahan yang Digunakan dalam Formulasi Emulgel
1. Carbopol
Carbopol digunakan dalam formulasi sediaan cair atau semisolid
sebagai rheology modifier. Formulasi tersebut termasuk krim, gel, lotion dan
salep. Carbopol dapat digunakan sebagai material bioadhesiv, controlled
release agent, emulsifying agent, rheology modifier, agen stabilitas, agen
pensuspensi, dan pengisi tablet (Rowe, Sheskey, and Quinn, 2009).
Gambar 3. Unit monomer asam akrilat dari polimer carbopol
(Rowe et al., 2009)
Carbopol merupakan polimer sintetik dari asam akrilat dengan bobot
molekul tinggi. Rantai polimernya terhubung saling menyilang (crosslinked)
dengan alil sukrosa atau alil pentaeritriol. Carbopol terdiri dari 52%-68%
gugus asam karbosilat (COOH). Secara teoritis bobot molekul carbopol
diperkirakan antara 7 x 105 sampai 4 x 10
9 (Rowe et al., 2009).
2. Trietanolamin
Gambar 4. Struktur kimia trietanolamin (Rowe et al., 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Trietanolamin adalah cairan kental yang memiliki bau sedikit
amonia, berwarna kuning pucat dan jelas. Trietanolamin digunakan sebagai
agen alkalizing dan agen pengemulsi terutama dalam berbagai sediaan topikal,
meskipun umumnya dianggap sebagai bahan tidak beracun, trietanolamin
dapat menyebabkan hipersensitivitas atau menjadi iritasi pada kulit bila
terdapat dalam produk formulasi. Dosis oral trietanolamin yang dapat
mematikan manusia diperkirakan 5-15 g/kg berat badan (Rowe et al., 2009).
Trietanolamin yang bersifat basa digunakan untuk menetralisasi
carbopol. Penambahan trietanolamin pada carbopol akan membentuk garam
yang larut, sebelum di netralisasi carbopol dalam air berada dalam bentuk tak
terion pada pH sekitar 3. Pada pH ini, polimer sangat fleksibel dan strukturnya
random coil dan dengan adanya penambahan trietanolamin akan menggeser
kesetimbangan ionik membentuk garam yang larut. Hasilnya ion yang tolak
menolak dari gugus karboksilat dan polimer menjadi kaku dan rigid, sehingga
meningkatkan viskositas (Osborne and Amann, 1990).
3. Paraffin cair
Paraffin cair memiliki beberapa nama lain antara lain nujol, mineral
oil, bayol F, crystosol, glymol (Dunlevy, 2001). Paraffin cair merupakan
campuran hidrokarbon-hidrokarbon cair dari minyak tanah gubal yang
diperoleh dengan penyulingan. Bahan ini berupa zat cair yang mengandung
minyak, tidak berbau, tidak berwarna, jernih, dan tidak berfluoresensi.
Paraffin cair ini praktis tidak larut dalam air dan dapat larut dalam etanol, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
larut dengan hidrokarbon (British Pharmacopoeia Commission, 2010).
Paraffin cair memiliki sifat mengiritasi membran mukosa dan saluran
pencernaan atas (Dunlevy, 2001).
4. Tween 20
Gambar 5. Struktur kimia tween 20 (Rowe et al., 2009)
Tween 20 banyak digunakan dalam produk kosmetik, makanan,
formulasi sediaan oral, parenteral dan topikal, serta umumnya dianggap
sebagai bahan yang tidak beracun dan tidak mengiritasi. Tween 20 atau
polioksi etilen sorbitan monolaurat dapat berfungsi sebagai agen pengelusi
(emulgator), surfaktan nonionik hidrofilik, agen pelarut, dan agen penghidrasi.
Zat ini merupakan cairan berminyak, jernih, berwana kuning, berbau spesifik,
dan berasa pahit. Tween 20 larut dalam air, alkohol, etil asetat, tidak larut
dalam mineral oil dan vegetable oil. Nilai HLB tween 20 adalah 16,7 (Rowe
et al., 2009).
w + x + y + z = 20
R = asam lemak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
5. Span 20
Gambar 6. Struktur kimia span 20 (Rowe et al., 2009)
Sorbitan monolaurate merupakan nama lain dari span 20. Span 20
banyak digunakan dalam kosmetik, produk makanan, formulasi sediaan oral
dan topikal serta umumnya dianggap sebagai senyawa yang tidak toksik dan
tidak mengiritasi. Span 20 berbentuk cairan kental berwarna kuning dan
memiliki nilai HLB 8,6. Span 20 tidak larut air, tetapi larut dalam pelarut
organik. Span 20 dapat berperan sebagai dispersing agent, emulsifying agent,
nonionic surfactant, solubilizing agent, suspending agent, dan wetting agent.
Span 20 sering dikombinasikan dengan polisorbat untuk menghasilkan emulsi
tipe A/M atau M/A (Rowe et al., 2009).
6. Propilen glikol
Gambar 7. Struktur kimia propilen glikol (Rowe et al., 2009)
R1 = R
2 = OH
R3 = (C11H23)COO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Propilen glikol bersifat jernih, tidak berwarna, kental, cairan praktis
tidak berbau, manis, memiliki rasa sedikit pedas menyerupai gliserin. Propilen
glikol dapat digunakan sebagai pelarut, ekstraktan, water-miscible cosolvent
dan pengawet dalam berbagai parenteral dan non parenteral dalam formulasi
farmasi. Propilen glikol merupakan pelarut yang sangat baik daripada gliserin
dalam melarutkan berbagai macam bahan, seperti kortikosteroid, fenol,
barbiturat, vitamin (A dan D), alkaloid, dan anestesi lokal (Rowe et al., 2009).
Propilen glikol stabil secara kimiawi saat dicampur dengan etanol
(95%), gliserin atau air. Konsentrasi penggunaan propilen glikol sebagai
solvent atau cosolvent dalam sediaan topikal adalah 5-80%. Propilen glikol
bersifat higroskopis (Rowe et al., 2009). Propilen glikol juga dapat berfungsi
sebagai penetration enhancer, namun penggunaan propilen glikol secara
tunggal kurang efektif sebagai penetration enhancer. Kombinasi propilen
glikol dengan penetration enhancer lainnya ditemukan sangat efektif dalam
meningkatkan permeasi kulit, salah satunya adalah terpen dengan propilen
glikol. Propilen glikol/terpen sinergi dapat menghasilkan peningkatan
gangguan lipid bilayer (Setty, Jawarkar, and Pathan, 2010).
7. Metil paraben
Gambar 8. Struktur kimia metil paraben (Rowe et al., 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Metil paraben berupa kristal berwarna atau bubuk kristal putih, tidak
berbau atau hampir tidak berbau dan memiliki rasa sedikit terbakar. Metil
paraben dalam formulasi farmasetika, produk makanan, dan terutama dalam
kosmetik biasanya digunakan sebagai bahan pengawet. Bahan ini dapat
digunakan sendiri maupun dikombinasi dengan jenis paraben lain. Metil
paraben menunjukkan aktivitas antimikroba pada pH 4-8. Konsentrasi yang
umum digunakan untuk sediaan topikal adalah 0,02-0,3%. Pengawet ini larut
dalam air panas 80oC (1:30), etanol 95%, eter (1:10), dan metanol (Rowe et
al., 2009).
8. Propil paraben
Gambar 9. Struktur kimia propil paraben (Rowe et al., 2009)
Propil paraben berupa bubuk putih, kristal, tidak berbau, dan hambar.
Propil paraben digunakan sebagai bahan pengawet dalam kosmetik, makanan,
dan produk farmasetika. Aktivitas antimikroba ditunjukkan pada pH antara 4-
8. Penggunaan kombinasi paraben dapat meningkatkan aktivitas antimikroba.
Bahan ini sangat larut dalam aseton, eter, dan minyak; mudah larut dalam
etanol dan metanol. Konsentrasi yang umum digunakan untuk sediaan topikal
adalah 0,01-0,6% (Rowe et al., 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
E. Uji Sifat Fisik Sediaan Emulgel
1. Organoleptik
Uji organoleptik merupakan cara pengujian dengan menggunakan
indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan
terhadap suatu produk. Indra yang digunakan dalam menilai sifat indrawi
suatu produk adalah penglihatan, indra peraba, indra pembau, dan indra
pengecap (Anonim, 2013).
2. pH
Stabilitas sediaan menjadi penting dalam mempertimbangkan pH
optimal dari suatu produk/sediaan, karena sistem rheologi tergantung pH.
Pada umumnya, suatu sediaan semisolid memiliki pH stabil pada kisaran 4-10.
Suatu sediaan harus diperiksa untuk stabilitas pH dengan waktu tertentu,
karena setiap perubahan pH dapat menunjukkan masalah yang potensial
(Lieberman, Rieger, and Banker 1996).
3. Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir, semakin tinggi viskositas semakin besar tahanannya (Martin,
Swarbrick, and Cammarata, 1993). Perubahan viskositas suatu sediaan selama
penyimpanan satu bulan dapat menjadi suatu parameter stabilitas fisik.
Indikator ketidakstabilan sediaan selama penyimpanan adalah perubahan
profil kekentalan selama satu bulan (Dwiastuti, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasinya dibagi
menjadi dua yaitu, sistem Newton dan sistem non-Newton (Martin, Swarbrick,
and Cammarata, 1993). Koefisien viskositas dinamik merupakan
perbandingan antara tegangan geser (r) dengan kecepatan deformasi (D).
Hubungan antara tegangan geser dan kecepatan deformasi digambarkan
dengan kurva aliran dengan tegangan geser sebagai sumbu x dan kecepatan
deformasi sebagai sumbu y. Kurva aliran berupa garis lurus dan melalui titik
nol, maka menunjukkan proporsionalitas linier antara koefisien viskositas
terhadap tegangan geser. Kurva aliran ini disebut sistem aliran Newton.
Sistem aliran Newton menunjukkan koefisien viskositas yang konstan dan
tidak tergantung dari tegangan geser yang diberikan dan perbedaan geser yang
dihasilkan (Voigt, 1994).
Gambar 10. Kurva aliran Newton (Voigt, 1994).
Perilaku aliran yang tergantung dari tegangan geser dan kecepatan
deformasi, maka disebut sebagai aliran non Newton. Sistem aliran non
Newton terdiri dari beberapa jenis aliran diantaranya yaitu:
a. Pseudoplastik, memiliki sistem yang lebih cair dengan adanya peningkatan
beban geseran sehingga viskositas menurun. Banyak produk farmasi yang
menunjukkan aliran pseudoplastik. Contoh tipe aliran ini adalah suspensi
konsentrasi rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b. Dilatan, merupakan kebalikan dari tipe aliran pseudoplastik yaitu memiliki
sistem yang lebih kental (viskositas meningkat) dengan adanya kenaikan
tingkat kecepatan.
c. Plastis, memiliki suatu batas aliran yang memerlukan sejumlah tegangan
geser minimal ke dalam sistem agar bisa mengalir. Contoh tipe aliran ini
adalah krim, pasta.
d. Tiksotrop, tipe aliran ini terjadi penurunan viskositas secara reversibel
yang disebabkan oleh gaya geser pada suhu tetap, jika sistem yang
diberikan beban dalam keadaan diam, maka dalam beberapa saat
viskositas akan kembali semula pada harga awalnya, jika sistem diberikan
gaya geser yang kontinyu, maka sistem akan rusak sehingga viskositas
menurun. Contoh tipe aliran ini adalah salep.
e. Rheopeksi, merupakan kebalikan dari tiksotrop. Tipe aliran ini mengalami
kenaikan viskositas akibat beban mekanik pada suhu tetap (Voigt, 1994).
(a) (b) (c)
(d) (e)
Gambar 11. Kurva aliran non Newton, Pseudoplastik (a); dilatan (b);
plastis (c); tiksotrop (d); dan rheopeksi (e) (Voigt, 1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4. Daya Sebar
Daya sebar adalah kemampuan penyebaran sediaan pada kulit. Daya
sebar merupakan karakteristik yang penting karena bertanggung jawab untuk
ketepatan transfer dosis atau melepaskan zat aktifnya, dan kemudahan
penggunaannya. Faktor yang mempengaruhi daya sebar yaitu rigiditas
sediaan, lama penekanan, temperatur tempat aksi, dan vikositas sediaan. Daya
sebar berhubungan dengan viskositas, meningkatnya viskositas akan
menurunkan daya sebar dan sebaliknya (Garg, Aggarwal, Garg, and Singla,
2002).
Metode plat sejajar adalah metode yang paling banyak digunakan
untuk menentukan dan mengukur daya sebar sediaan semipadat. Keuntungan
dari metode ini adalah sederhana dan murah, selain itu peralatan dapat
didesain dan dibuat sesuai dengan kebutuhan tiap individu berdasarkan tipe
data yang dibutuhkan, rute administrasi, luas permukaan yang ditutupi, dan
pertimbangan model membran. Disisi lain, metode ini kurang akurat dan
sensitif, serta data yang dihasilkan harus diinterpretasikan dan disajikan secara
manual (Garg et al., 2002).
F. Stabilitas Fisik Sediaan
Stabilitas diartikan bahwa obat (bahan obat, sediaan obat) disimpan
dalam kondisi penyimpanan tertentu di dalam kemasan penyimpan dan
pengangkutannya tidak menunjukkan perubahan sama sekali atau berubah dalam
batas-batas yang diperbolehkan. Sediaan menjadi tidak stabil bisa dikarenakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
terjadi proses penguraian (perubahan fisika, perubahan kimia dan mikrobiologis).
Faktor yang menyebabkan ketidakstabilan sediaan obat dapat dikelompokkan
menjadi dua. Pertama adalah labilitas bahan obat dan bahan pembantunya sendiri
yang dihasilkan oleh bangun kimiawi dan kimia-fisikanya. Kedua adalah faktor
luar seperti suhu, kelembaban udara dan cahaya yang dapat menginduksi atau
mempercepat jalannya reaksi (Voigt, 1995).
Sediaan obat yang dibuat dalam skala industri, penyimpanan yang
dilakukan dalam waktu lama dibatasi dengan jangka waktu daya tahan selama 5
tahun, tetapi untuk kasus-kasus tertentu bahkan hanya 3 tahun. Sediaan obat yang
dibuat melalui peracikan dan segera diberikan kepada pasien, harus memiliki
stabilitas paling tidak beberapa bulan, akan tetapi untuk preparatif semacam itu
umumnya dilakukan pembatasan waktu penyimpananya (Voigt, 1995).
G. Landasan Teori
Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) mengandung senyawa
golongan xanton. Penelitian terdahulu menyatakan beberapa senyawa utama
kandungan kulit buah manggis yang dilaporkan bertanggung jawab atas beberapa
aktivitas farmakologi adalah golongan xanton yaitu alfa-mangostin, gamma-
mangostin dan garsinon-E, adapun aktivitas farmakologi yang dihasilkan yaitu
anti-alergi, anti-inflamasi, anti-mikroorganisme, anti-oksidan, anti-kanker, anti-
aterosklerosis maupun anti-HIV. Alfa-mangostin diketahui mempunyai aktivitas
anti-metastasis terhadap kanker payudara yang disebabkan oleh mutasi p53 serta
berguna sebagai terapi pengobatan alternatif komplementer dan kemoprevensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
untuk perkembangan kanker payudara, dengan demikian ekstrak kulit buah
manggis memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi sediaan yang mudah
diaplikasikan.
Bentuk sediaan emulgel memiliki keuntungan sifat emulsi dan gel.
Emulgel dapat membantu mencampurkan obat hidrofobik ke dalam fase minyak
lalu globul minyak tersebut didispersikan dalam fase air dengan mencampurkan
pada basis gel. Bentuk sediaan emulgel memiliki kelebihan tersendiri dilihat dari
sisi emulsi maupun gel. Emulsi mempunyai kelebihan berupa kemampuan
penetrasi yang tinggi pada kulit sedangkan gel memiliki kandungan air yang
sangat tinggi sehingga memberikan sensasi dingin dan rasa nyaman pada kulit.
Pada penelitian ini dibuat sediaan emulgel dengan variasi konsentrasi
ekstrak kulit buah manggis untuk menghasilkan sediaan emulgel yang baik.
Perbedaan konsentrasi ekstrak kulit buah manggis untuk mengetahui adanya
pengaruh variasi konsentrasi ekstrak terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan
selama penyimpanan.
H. Hipotesis
Variasi konsentrasi ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana
L.) berpengaruh terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan emulgel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis rancangan penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian
eksperimental. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Formulasi Teknologi
Sediaan Padat-Semipadat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas, dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi ekstrak kulit
buah manggis (0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10%, dan 12,5%).
b. Variabel tergantung, dalam penelitian ini adalah karakteristik fisik dan
stabilitas fisik emulgel ekstrak kulit buah manggis, meliputi: organoleptis
(bentuk, bau dan warna), pH, uji viskositas dan uji daya sebar.
c. Variabel pengacau terkendali, dalam penelitian ini adalah alat dan bahan
yang digunakan, asal bahan (ekstrak kulit buah manggis), prosedur
pembuatan dan pengujian, lama penyimpanan, suhu pencampuran dan
kecepatan pengadukan.
d. Variabel pengacau tak terkendali, dalam penelitian ini adalah kriteria
tanaman manggis yang digunakan produsen sebagai sumber ekstrak kulit
buah manggis, metode ekstraksinya serta proses pengeringan ekstrak, suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dan kelembaban udara ruangan saat pembuatan emulgel, suhu penyimpanan
dan intensitas cahaya.
2. Definisi operasional
a. Ekstrak kulit buah manggis adalah ekstrak kering hasil ekstraksi dari kulit
buah manggis yang mengandung minimal 25% α-mangostin dan 10%
maltodextrin yang diperoleh dari PT. Borobudur Semarang.
b. Emulgel merupakan emulsi, baik minyak dalam air (M/A) maupun air
dalam minyak (A/M), yang dicampurkan bersama agen pembentuk gel
sehingga membentuk emulgel.
c. Emulgel ekstrak kulit buah manggis adalah sediaan topikal semipadat hasil
emulsifikasi dan penambahan gelling agent yang dibuat dengan bahan
aktif ekstrak kulit buah manggis sesuai dengan formula yang tercantum
pada penelitian ini.
d. Daya sebar adalah kemampuan suatu sediaan untuk menyebar pada
permukaan tertentu setelah pemberian tekanan. Daya sebar dinyatakan
dalam diameter penyebaran sediaan.
e. Viskositas adalah hambatan emulgel untuk mengalir setelah adanya
pemberian gaya. Semakin besar viskositas, maka emulgel semakin tidak
mudah mengalir.
f. Sifat fisik emulgel adalah parameter kualitas fisik emulgel dalam
penelitian ini, yaitu meliputi: organoleptis (bentuk, bau dan warna), pH, uji
viskositas dan uji daya sebar emulgel 48 jam setelah pembuatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
g. Stabilitas emulgel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya perubahan emulgel dalam penyimpanan pada suhu kamar selama
4 minggu kemudian dilakukan pengamatan organoleptis (perubahan
bentuk, warna dan bau), pemeriksaan pH, viskositas dan daya sebar.
C. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas (Pyrex-
Japan), termometer, neraca analitik, waterbath, viscometer Rion seri VT 04
(RION-JAPAN), gelas objek, lempeng kaca pengukur daya sebar, dan mixer
(Crown).
2. Bahan penelitian
Bahan yang digunakan adalah ekstak kulit buah manggis yang diperoleh
dari PT. Borobudur Semarang, carbopol 940 (FAGRON), TEA, parafin cair
(Bratachem), tween 20, span 20, propilen glikol (Bratachem), metil paraben,
propil paraben, aquadest, kloroform, metanol, etil asetat, Silika Gel 60 F254.
D. Tata Cara Penelitian
1. Identifikasi ekstrak kulit buah manggis
Ekstrak kulit buah manggis yang diperoleh dari PT. Borobudur
Industri Jamu Semarang dan telah diuji identitasnya, dibuktikan dengan
Certificate of Analysis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2. Identifikasi ekstrak kulit buah manggis secara KLT
Identifikasi ekstrak kulit buah manggis dengan Kromatografi Lapis
Tipis menggunakan fase diam Silika Gel 60 F254 dan fase gerak kloroform :
metanol : etil asetat (28 : 1,75 : 3,5) (Yuliani, 2013). Sampel sebanyak 1 µL
dan standar α-mangostin sebanyak 1 µL ditotolkan pada lempeng silika gel.
Lempeng silika gel dielusi dalam bejana pengembang yang telah dijenuhkan
dengan fase gerak dengan jarak pengembangan 10 cm. Lempeng silika
dikeringkan, kemudian dilihat di bawah sinar UV 254 nm. Pengamatan
meliputi warna bercak dan Rf antara sampel dibandingkan dengan standar.
3. Pembuatan emulgel ekstrak kulit buah manggis
a. Formula emulgel
Formula yang digunakan untuk pembuatan emulgel ekstrak kulit
buah manggis mengacu pada “Optimation of Chlorphenesin Emulgel
Formulation” (Mohamed, 2004). Formula dapat dilihat pada Tabel I.
Tabel I. Formula Emulgel
Formula Jumlah (g)
Chlorphenesin 0,5
HPMC 2,5
Liquid paraffin 5
Tween 20 1
Span 20 1,5
Propylene glycol 5
Ethanol 2,5
Methyl paraben 0,03
Propyl paraben 0,01
Purified water to 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Dilakukan modifikasi dengan menggantikan zat aktif dan
beberapa eksipiennya. Formula hasil modifikasi dapat dilihat pada Tabel
II.
Tabel II. Formula Emulgel Modifikasi
Formula F1 (g) F2 (g) F3 (g) F4 (g) F5 (g) F6 (g)
Ekstrak kulit buah manggis 0 2,5 5 7,5 10 12,5
Carbopol 940 1 1 1 1 1 1
TEA 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Parafin cair 5 5 5 5 5 5
Tween 20 1 1 1 1 1 1
Span 20 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Propilen glikol 5 5 5 5 5 5
Metil paraben 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
Propil paraben 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Aquadest ad 100 100 100 100 100 100
b. Pembuatan emulgel
1) Pembuatan dispersi carbopol 940
Carbopol 940 didispersikan sedikit demi sedikit dalam 50 mL
aquadest dan didiamkan selama 24 jam.
2) Pembuatan emulsi
Fase minyak dibuat dengan mencampurkan span 20 dengan
parafin cair dan propil paraben pada suhu 70-80oC selama 5 menit.
Fase air dibuat dengan mencampurkan tween 20, metil paraben, dan
propilen glikol pada suhu 70-80oC selama 5 menit. Setelah homogen,
fase minyak ditambahkan pada fase air kemudian dicampurkan dengan
ekstrak yang telah didispersikan pada sisa aquadest menggunakan
mixer pada skala 3 selama 10 menit hingga terbentuk emulsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3) Pembuatan emulgel
Emulsi yang terbentuk kemudian dicampurkan dengan
carbopol yang telah mengembang dengan menggunakan mixer pada
skala 3 selama 10 menit. Selanjutnya ditambahkan TEA hingga pH
4,8–6,5 dan campuran diaduk kembali selama 5 menit.
4. Evaluasi sifat fisik emulgel
a. Pemeriksaan organoleptis
Pemeriksaan organoleptis dilakukan dengan mengamati bentuk,
bau dan warna sediaan emulgel yang mengandung berbagai konsentrasi
ekstrak kulit buah manggis.
b. Pemeriksaan pH
Pemeriksaan pH dilakukan dengan cara mengukur pH sediaan
emulgel ekstrak kulit buah manggis yang telah dibuat menggunakan
indikator pH universal. Nilai pH yang diinginkan adalah berada dalam
rentang pH yang tidak mengiritasi kulit, yaitu 4-6.
c. Pemeriksaan viskositas
Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscometer Rion seri
VT 04 yaitu dengan cara sediaan emulgel dimasukkan dalam wadah
hingga penuh dan dipasang pada portable viscotester. Viskositas emulgel
diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas
(Instruction Manual Viscotester VT-04E). Pengukuran dilakukan 48 jam
setelah pembuatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
d. Pemeriksaan daya sebar
Sediaan emulgel ditimbang seberat 1 gram dan diletakkan di
tengah kaca bulat berskala. Di atas emulgel diletakkan kaca bulat lain dan
pemberat seberat 50 gram, kemudian didiamkan selama 1 menit dan
dicatat diameter penyebarannya. Pengukuran dilakukan 48 jam setelah
pembuatan.
5. Uji stabilitas emulgel
Stabilitas sediaan emulgel ditunjukkan dengan melihat ada atau
tidaknya perubahan sediaan saat sampel emulgel disimpan pada suhu kamar
selama 4 minggu, kemudian dilakukan pengamatan organoleptis (perubahan
bentuk, warna, dan bau), pemeriksaan pH, viskositas dan daya sebar.
Pemeriksaan dilakukan setiap 1 minggu pada masing-masing formula sediaan
yang telah direplikasi sebanyak 3 kali. Pengukuran dilakukan pada minggu ke-
0 (48 jam setelah pembuatan) sampai minggu ke-4.
E. Tata Cara Analisis Hasil
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data sifat fisik dan
stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak kulit buah manggis. Data kemudian
dianalisis menggunakan program R 3.0.2. Data hasil penelitian yang diperoleh
dianalisis dengan uji Shapiro-Wilk untuk melihat kenormalan distribusi data dan
uji kesamaan varians Levene's test untuk melihat kesamaan varians, jika hasilnya
memiliki kesamaan varian dan distribusi data normal maka dilanjutkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
menggunakan ANOVA. Data yang tidak terdistribusi normal dan tidak varians
dianalisis menggunakan Kruskal-Wallis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis
Penelitian ini menggunakan ekstrak kering kulit buah manggis yang
diperoleh dari PT. Borobudur Industri Jamu Semarang, yang telah melalui uji
identifikasi dan dibuktikan dengan Certificate of Analysis (CoA) (Lampiran 1).
Identifikasi dilakukan dengan pengamatan organoleptis, yang meliputi:
bentuk, warna, bau dan rasa. Ekstrak kulit buah manggis yang diperoleh dari PT.
Borobudur Industri Jamu Semarang ini berwujud serbuk halus, berwarna coklat
muda, memiliki bau aromatis yang khas dan memiliki rasa pahit. Tujuan
identifikasi ini untuk menjamin bahwa bahan yang diuji sesuai dengan tujuan
penelitian, sehingga tidak membiaskan hasil penelitian serta memastikan
kebenaran identitas ekstrak kulit buah manggis yang digunakan.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis
sesuai dengan CoA (Lampiran 1), sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit
buah manggis yang berasal dari PT. Borobudur Industri Jamu Semarang adalah
benar ekstrak kulit buah manggis.
B. Identifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis Secara KLT
Identifikasi ekstrak kulit buah manggis secara KLT ini merupakan uji
kualitatif untuk memastikan bahwa di dalam ekstrak kulit buah manggis yang
digunakan terdapat alfa-mangostin (senyawa yang memiliki aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
farmakologi). Fase diam yang digunakan silika gel 60 F254 dan fase gerak
kloroform : metanol : etil asetat (28 : 1,75 : 3,5) dengan jarak rambat 10 cm.
Identifikasi dilakukan dengan membandingkan nilai Rf dan warna bercak antara
baku alfa-mangostin dengan ekstrak kulit buah manggis yang akan digunakan.
Dua senyawa dikatakan identik jika mempunyai nilai Rf yang sama jika diukur
pada kondisi KLT yang sama (Gandjar dan Rohman, 2007). Harga Rf
didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak yang ditempuh solut dengan jarak
yang ditempuh fase gerak (Gandjar dan Rohman, 2007). Hasil KLT berupa bercak
alfa-mangostin standar dan sampel ekstrak kulit buah manggis dilakukan
pengamatan dibawah sinar UV 254 nm untuk mengetahui warna bercak yang
dihasilkan. Hasil identifikasi kualitatif kandungan ekstrak kulit buah manggis
secara KLT dapat diamati pada Tabel III dan Gambar 12.
Tabel III. Harga Rf Noda pada Kromatografi Lapis Tipis
Ekstrak Kulit Buah Manggis
Sampel Harga Rf Sinar UV 254 nm
Ekstrak kulit buah manggis 0,45 Berfluoresensi ungu
Standar alfa-mangostin 0,44 Berfluoresensi ungu
Gambar 12. Profil KLT standar alfa-mangostin (A) dibandingkan dengan ekstrak
kulit buah manggis (B) deteksi UV 254 nm
A B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 12 merupakan hasil uji kualitatif KLT setelah pengembangan pada
fase gerak yang digunakan. Berdasarkan Gambar 12 dapat diketahui bahwa
ekstrak kulit buah manggis menghasilkan peredaman fluoresensi dengan warna
ungu dan Rf 0,45. Hal ini sama dengan bercak noda standar alfa-mangostin
menghasilkan peredaman fluoresensi dengan warna ungu dan Rf 0,44. Hasil KLT
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak kulit buah manggis yang
digunakan dalam penelitian ini mengandung alfa-mangostin.
C. Evaluasi Sifat Fisik Emulgel
Sifat fisik dan stabilitas fisik merupakan salah satu parameter kualitas
dari sediaan topikal. Evaluasi sifat fisik sediaan emulgel ekstrak kulit buah
manggis meliputi uji organoleptis, pH, viskositas dan daya sebar. Pengujian ini
dilakukan pada saat penyimpanan pada minggu ke-0 (48 jam setelah pembuatan).
1. Uji Organoleptis
Uji organoleptis meliputi pengamatan bentuk, bau, dan warna. Hasil
pengamatan organoleptis pada Tabel IV menunjukkan bahwa FII, FIII, FIV, FV
dan FVI memiliki bau yang sama yaitu berbau aromatik kecuali FI. Hal ini
dikarenakan pada FI tidak terdapat ekstrak kulit buah manggis sedangkan pada
FII, FIII, FIV, FV dan FVI terdapat penambahan ekstrak kulit buah manggis yang
memberikan bau aromatik. Intensitas bau khas aromatik dari ekstrak kulit buah
manggis bertambah dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak.
Sediaan emulgel yang dibuat menghasilkan warna yang berbeda-beda
seiring meningkatnya konsentrasi ekstrak. Emulgel tanpa penambahan ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
berwarna putih sedangkan dengan penambahan ekstrak kulit buah manggis
dihasilkan sediaan emulgel berwarna kuning sampai kuning kecoklatan karena
ekstrak yang ditambahkan pada emulgel berwarna coklat muda. FI berwarna putih
karena tidak dilakukan penambahan ekstrak dan warna putih ini berasal dari
bahan-bahan penyusun yang mayoritas berwarna putih. FII dan FIII berwarna
kuning sedangkan FIV, FV dan FVI berwarna kuning kecoklatan. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak ekstrak yang ditambahkan ke dalam sediaan
akan mempengaruhi warna bentuk sediaan yang dihasilkan.
Tabel IV. Hasil Uji Organoleptis Emulgel Ekstrak Kulit Buah Manggis
Parameter* Bentuk Bau Warna
F I Encer Tidak berbau Putih
F II Encer Aromatik Kuning
F III Encer Aromatik Kuning
F IV Kental Aromatik Kuning kecoklatan
F V Kental Aromatik Kuning kecoklatan
F VI Sangat kental Aromatik Kuning kecoklatan
* Setiap formula dilakukan replikasi 3 kali
Keterangan:
F I : Emulgel tanpa penambahan ekstrak kulit buah manggis
F II : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 2,5%
F III : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 5%
F IV : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 7,5%
F V : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 10%
F VI : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 12,5%
Formula ekstrak kulit buah manggis ini memiliki bentuk yang berbeda-
beda. FIV dan FV memiliki bentuk yang kental, FVI memiliki bentuk yang sangat
kental, sedangkan FI, FII dan FIII memiliki bentuk yang sama yaitu encer. Hal ini
dikarenakan pada FI tidak dilakukan penambahan ekstrak kulit buah manggis
sehingga tidak ada penambahan kandungan padat dalam sediaan, sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dalam FII dan FIII penambahan ekstraknya terlalu rendah yaitu 2,5% dan 5%
sehingga belum mengganggu bentuk dari sediaan. Pada FIV dan FV memiliki
bentuk kental dan FVI memiliki bentuk sangat kental, hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa semakin bertambahnya konsentrasi ekstrak maka bentuk yang
dihasilkan semakin kental. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara kualitatif
perbedaan variasi konsentrasi ekstrak berpengaruh terhadap bentuk sediaan.
Semakin banyak ekstrak (kandungan padat) yang ditambahkan ke dalam sediaan
emulgel maka bentuk sediaan yang dihasilkan semakin kental/padat.
2. Uji pH
Uji pH emulgel ekstrak kulit buah manggis ini dilakukan dengan
menggunakan indikator universal (pH strips). Pengujian pH bertujuan untuk
mengetahui pH dari sediaan emulgel yang dibuat. pH sediaan yang diharapkan
yaitu berkisar 4-6 sesuai dengan pH kulit (Yosipovitch and Maibach, 1996). Hasil
pengujian pH pada minggu ke-0 dapat dilihat pada Lampiran 8.
Lampiran 8 menunjukkan nilai pH dari rata-rata tiga kali replikasi
masing-masing formula pada minggu ke-0 yaitu pH 6. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa sediaan emulgel yang dibuat ini memenuhi kriteria pH untuk
kulit normal yang relatif memiliki sifat asam, yaitu memiliki pH berkisar antara 4-
6 (Yosipovitch and Maibach, 1996) sehingga emulgel tidak mengiritasi kulit dan
aman saat digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3. Uji Viskositas
Pengujian viskositas ini bertujuan untuk mengetahui kekentalan sediaan
emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan perbedaan konsentrasi ekstrak.
Viskositas merupakan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin besar
tahanannya maka viskositasnya juga semakin besar (Martin et al., 1993).
Viskositas suatu sediaan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah, jika emulgel
yang terbentuk terlalu kental akan susah dikeluarkan dari kemasan sedangkan jika
terlalu encer maka sediaan tidak lama tinggal pada kulit saat digunakan.
Pengukuran viskositas menggunakan alat viscometer RION-Japan seri VT-04
dengan rotor nomor 2. Nilai viskositas emulgel ditunjukkan dengan skala yang
ditunjukkan oleh jarum pada alat viscometer tersebut. Hasil pengukuran viskositas
dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Grafik Pengukuran Viskositas pada Minggu ke- 0
Gambar 13 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan viskositas formula
emulgel seiring dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak. FII memiliki viskositas
terendah yaitu 255 d.Pa.s dan FVI memiliki viskositas tertinggi yaitu 360 d.Pa.s.
Viskositas yang dikehendaki dalam penelitian ini yaitu 200-300 d.Pa.s. Menurut
260 255 267300
332360
0
50
100
150
200
250
300
350
400
0 2,5 5 7,5 10 12,5
Vis
kosi
tas
(d.Pa.s.)
Variasi konsentrasi ekstrak (%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Susanti (2013), viskositas emulgel pada 200 d.Pa.s tidak terlalu encer dan
viskositas emulgel pada 300 d.Pa.s tidak terlalu kental. Gambar 13 menunjukkan
bahwa tidak semua formula yang dihasilkan dari penelitian ini masuk dalam
kisaran viskositas yang diinginkan, yaitu FIV, FV dan FVI. Hal ini disebabkan
karena jumlah ekstrak pada FIV, FV dan FVI yang terlalu banyak.
Data yang diperoleh kemudian dilakukan uji Shapiro-wilk (untuk sampel
yang lebih dari atau sama dengan 3 sampai kurang dari atau sama dengan 5000)
(Dudley, 2012) untuk mengetahui distribusi data yang dihasilkan mempunyai
distribusi normal atau tidak secara analitis. Uji normalitas Shapiro-wilk hipotesis
null (H0) adalah “data terdistribusi normal” dan hipotesis alternatif (H1) adalah
“data tidak terdistribusi normal”, dengan taraf kepercayaan 95% jika nilai p (p-
value) kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima dan sebaliknya jika nilai
p (p-value) tidak kurang dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak (Istyastono,
2012).
Hasil statistik pada Lampiran 17, menunjukkan bahwa data uji viskositas
sediaan emulgel ekstrak kulit buah manggis berdistribusi normal dan homogen,
sehingga dilanjutkan uji ANOVA satu jalan. Uji ANOVA satu jalan menunjukkan
bahwa viskositas sediaan emulgel ekstrak kulit buah manggis diperoleh nilai
signifikan 1,38x10-6
(P<0,05). Hal ini menunjukkan setidaknya ada satu kelompok
yang berbeda secara statistik dan untuk mengetahui kelompok ekstrak yang
memiliki perbedaan bermakna, maka dilanjutkan uji post hoc (Tabel V).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel V. Hasil Uji Post Hoc Viskositas Emulgel Eksrak Kulit Buah Manggis
Kelompok Komparasi Hasil p-value Keterangan (α=0,05)
Formula I vs Formula II 0,481 Tidak Ada Perbedaan
Formula I vs Formula III 0,561 Tidak Ada Perbedaan
Formula I vs Formula IV 0,008 Ada Perbedaan
Formula I vs Formula V 0,001 Ada Perbedaan
Formula I vs Formula VI 0,001 Ada Perbedaan
Formula II vs Formula III 0,277 Tidak Ada Perbedaan
Formula II vs Formula IV 0,002 Ada Perbedaan
Formula II vs Formula V 0,000 Ada Perbedaan
Formula II vs Formula VI 0,001 Ada Perbedaan
Formula III vs Formula IV 0,034 Ada Perbedaan
Formula III vs Formula V 0,004 Ada Perbedaan
Formula III vs Formula VI 0,003 Ada Perbedaan
Formula IV vs Formula V 0,026 Ada Perbedaan
Formula IV vs Formula VI 0,009 Ada Perbedaan
Formula V vs Formula VI 0,106 Tidak Ada Perbedaan
Keterangan: P<0,05: Ada perbedaan
P≥0,05: Tidak ada perbedaan
Tabel V menunjukkan bahwa semua formula memiliki perbedaan yang
bermakna kecuali pada FI, FII, dan FIII serta FV dibandingkan dengan FVI tidak
memiliki perbedaan yang bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya
konsentrasi ekstrak kulit buah manggis berpengaruh terhadap peningkatan
viskositas emulgel ekstrak kulit buah manggis. Peningkatan viskositas emulgel
ekstrak kulit buah manggis disebabkan karena ekstrak yang ditambahkan berupa
ekstrak kering (serbuk). Menurut Johanes (1973), faktor-faktor yang
mempengaruhi viskositas adalah suhu, berat molekul, zat terlarut, tekanan dan
jumlah bahan terlarut. Semakin besar konsentrasi ekstrak yang ditambahkan maka
viskositas sediaan emulgel semakin tinggi. Hal tersebut disebabkan karena
semakin besar konsentrasi ekstrak yang ditambahkan semakin besar pula jumlah
bahan yang terlarut dalam air sehingga viskositasnya meningkat. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
penelitian Lestari dan Aprilia (2012), peningkatan viskositas juga merupakan
pengaruh dari banyaknya komponen bahan yang ditambahkan ke dalam sediaan.
Peningkatan viskositas emulgel juga disebabkan karena kulit buah manggis
terdapat kandungan resin (getah) yang dapat meningkatkan viskositas dari sediaan
tersebut. Semakin besar konsentrasi ekstrak yang ditambahkan maka kandungan
resin yang terdapat dalam sediaan juga semakin besar, dengan adanya resin
tersebut maka gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis) antar
partikel dalam sediaan semakin kuat sehingga viskositasnya meningkat. Hal ini
bisa dilihat dari hasil uji viskositas FI (Gambar 13) yang menunjukkan nilai yang
lebih rendah dibandingkan viskositas FIV, FV dan FVI, sedangkan FII dan FIII
tidak berbeda dengan FI, hal ini dikarenakan jumlah konsentrasi ekstrak pada FII
dan FIII masih sedikit sehingga tidak mempengaruhi viskositas dari sediaan
emulgel. Hal ini mendukung kesimpulan bahwa viskositas emulgel ekstrak kulit
buah manggis meningkat karena adanya penambahan/peningkatan konsentrasi
ekstrak. Berdasarkan uji ANOVA dan post hoc serta mencermati Gambar 13
didapati bahwa FIV, FV dan FVI tidak memenuhi syarat.
4. Uji Daya Sebar
Pengujian daya sebar bertujuan untuk mengetahui sejauh mana emulgel
dapat menyebar ketika diaplikasikan pada kulit. Daya sebar merupakan salah satu
karakteristik penting dalam formulasi yang bertanggung jawab dalam melepaskan
zat aktif dan kemudahan saat diaplikasikan di kulit (Garg et al., 2002). Daya sebar
emulgel diukur dengan cara mengukur diameter pada skala kaca bulat. Daya sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang baik adalah saat tanpa memerlukan tekanan yang besar sediaan dapat dengan
mudah diaplikasikan pada kulit dan bisa mempertahankan waktu tinggal di kulit.
Hasil pengukuran daya sebar dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Grafik Pengukuran Daya Sebar pada Minggu ke- 0
Gambar 14 menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak
maka semakin kecil daya sebarnya. Semakin besar diameter daya sebar, maka
semakin encer sediaan emulgel, dan sebaliknya semakin kecil diameter daya
sebar, maka semakin kental sediaan emulgel tersebut. Daya sebar suatu sediaan
pada umumnya berbanding terbalik dengan viskositas sediaan tersebut karena
semakin kental suatu sediaan maka gaya kohesi antar partikel dalam sediaan
semakin kuat sehingga akan sulit menyebar. FII memiliki daya sebar tertinggi
yaitu 3,95 cm dan pada FVI memiliki daya sebar terendah yaitu 3,63 cm. Menurut
Susanti (2013), daya sebar emulgel yang mudah diaplikasikan tanpa memerlukan
tekanan yang besar, tetapi juga bisa mempertahankan waktu tinggal di kulit yaitu
berkisar 3-5 cm.
3.85
3.95
3.853.8
3.683.63
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
4
0 2,5 5 7,5 10 12,5
Day
a se
bar
(cm
)
Variasi konsentrasi ekstrak (%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Hasil statistik pada Lampiran 17, menunjukan bahwa data uji daya sebar
sediaan emulgel ekstrak kulit buah manggis berdistribusi normal dan homogen,
sehingga dilanjutkan uji ANOVA satu jalan. Uji ANOVA satu jalan menunjukkan
bahwa daya sebar sediaan emulgel ekstrak kulit buah manggis diperoleh nilai
signifikan 0,0123 (P<0,05). Hal ini menunjukkan setidaknya ada satu kelompok
yang berbeda secara statistik. Dilihat dari syarat daya sebar yang diharapkan,
semua formula masuk dalam range daya sebar yang diinginkan yaitu 3-5cm, untuk
mengetahui kelompok ekstrak yang memiliki perbedaan bermakna, maka
dilanjutkan uji post hoc (Tabel VI).
Tabel VI. Hasil Uji Post Hoc Daya Sebar Emulgel Eksrak Kulit Buah Manggis
Kelompok Komparasi Hasil p-value Keterangan (α=0,05)
Formula I vs Formula II 0,287 Tidak Ada Perbedaan
Formula I vs Formula III 1,000 Tidak Ada Perbedaan
Formula I vs Formula IV 0,287 Tidak Ada Perbedaan
Formula I vs Formula V 0,066 Tidak Ada Perbedaan
Formula I vs Formula VI 0,050 Tidak Ada Perbedaan
Formula II vs Formula III 0,287 Tidak Ada Perbedaan
Formula II vs Formula IV 0,140 Tidak Ada Perbedaan
Formula II vs Formula V 0,051 Tidak Ada Perbedaan
Formula II vs Formula VI 0,039 Ada Perbedaan
Formula III vs Formula IV 0,287 Tidak Ada Perbedaan
Formula III vs Formula V 0,066 Tidak Ada Perbedaan
Formula III vs Formula VI 0,050 Tidak Ada Perbedaan
Formula IV vs Formula V 0,155 Tidak Ada Perbedaan
Formula IV vs Formula VI 0,099 Tidak Ada Perbedaan
Formula V vs Formula VI 0,624 Tidak Ada Perbedaan
Keterangan: P<0,05: Ada perbedaan
P≥0,05: Tidak ada perbedaan
Berdasarkan uji post hoc pada Tabel VI menunjukkan bahwa semua
formula tidak memiliki perbedaan yang bermakna kecuali pada FII dengan FVI.
Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak kulit buah manggis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
berpengaruh terhadap daya sebar emulgel ekstrak kulit buah manggis, sehingga
penambahan kadar/konsentrasi ekstrak berikutnya perlu diperhatikan karena
adanya penurunan daya sebar.
D. Uji Stabilitas Emulgel Ekstrak Kulit Buah Manggis
Stabilitas merupakan kemampuan sediaan dalam menjaga sifat fisiknya
yang sesuai dengan kriteria, ditunjukkan dengan tidak terdapat perubahan sama
sekali selama penyimpanan. Uji stabilitas emulgel dilakukan untuk mengetahui
kestabilan sediaan emulgel ekstrak kulit buah manggis selama empat minggu
penyimpanan. Stabilitas yang diamati dalam penelitian ini adalah perubahan fisika
organoleptis, pH, viskositas dan daya sebar.
1. Uji Stabilitas Organoleptis
Pemeriksaan stabilitas dilakukan secara organoleptis meliputi bentuk,
bau dan warna pada masing-masing formula sediaan emulgel selama empat
minggu pada suhu kamar. Hasil pemeriksaan organoleptis dapat dilihat pada
Lampiran 7. Berdasarkan hasil pengamatan (Lampiran 7), diketahui bahwa
formula sediaan emulgel tanpa (FI) ataupun dengan penambahan ekstrak kulit
buah manggis (FII, FIII, FIV, FV dan FVI) selama penyimpanaan empat minggu
tidak mengalami perubahan bentuk, bau, dan warna, sehingga dapat disimpulkan
bahwa sediaan emulgel yang dibuat stabil secara fisik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2. Uji Stabilitas pH
Hasil pemeriksaan pH selama empat minggu dapat dilihat pada Lampiran
8. Lampiran 8 menunjukkan stabilitas pH emulgel ekstrak kulit buah manggis
selama empat minggu penyimpanan tetap stabil yaitu pada pH 6. Hasil tersebut
memenuhi pH kulit yaitu berkisar antara 4-6 (Yosipovitch and Maibach, 1996)
sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan emulgel yang dibuat stabil secara fisik
selama penyimpanan.
3. Uji Stabilitas Viskositas
Hasil pemeriksaan viskositas selama empat minggu dapat dilihat pada
Lampiran 9 dan Gambar 15.
Gambar 15. Grafik Stabilitas Viskositas
Gambar 15 menunjukkan stabilitas viskositas emulgel selama empat
minggu penyimpanan. Hasil statistik pada Lampiran 17, menunjukkan stabilitas
viskositas sediaan emulgel ekstrak kulit buah manggis berdistribusi normal,
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400
420
440
0 1 2 3 4
Vis
kosi
tas
(d.P
a.s)
Lama penyimpanan (minggu)
Formula I
Formula II
Formula III
Formula IV
Formula V
Formula VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
sehingga dilanjutkan uji t berpasangan (paired t test). Uji t berpasangan (paired t
test) dilakukan untuk membandingkan dua kelompok data yang diperoleh dari
pengukuran dua kali obyek pengamatan yang sama, setelah dan sebelum
perlakuan (Istyastono, 2012).
Tabel VII. Hasil Uji t Berpasangan Viskositas Emulgel Eksrak Kulit Buah Manggis
Kelompok Komparasi Hasil p-value
F I F II F III F IV F V F VI
Minggu ke-0 vs minggu ke-1 0,839 0,422 0,825 0,370 0,008 0,422
Minggu ke-0 vs minggu ke-2 0,497 0,225 0,269 0,289 0,027 0,005
Minggu ke-0 vs minggu ke-3 0,225 0,074 0,235 0,009 0,007 0,013
Minggu ke-0 vs minggu ke-4 0,299 0,225 0,422 0,000 0,024 0,003
Keterangan: P<0,05: Ada perbedaan
P≥0,05: Tidak ada perbedaan
Tabel VII menujukkan bahwa FI, FII dan FIII dari penyimpanan minggu
ke-0 sampai 4 tidak terdapat perubahan viskositas yang signifikan, sedangkan
pada FIV terdapat perbedaan viskositas antara minggu ke-0 dengan 3 dan minggu
ke-0 dengan 4. FV dan FVI dari penyimpanan minggu ke-0 sampai 4 perubahan
viskositas menunjukkan perbedaan yang signifikan kecuali antara minggu ke-0
dengan 1 pada FVI. Data tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna
antar kelompok kecuali pada FI, FII dan FIII. Hal ini dapat disimpulkan bahwa FI,
FII dan FIII memiliki viskositas yang stabil selama penyimpanan empat minggu.
Selama penyimpanan FI, FII, dan FIII memenuhi syarat viskositas yang
dikehendaki, sedangkan pada FIV, FV dan FVI tidak memenuhi syarat viskositas
yang dikehendaki yaitu 200-300 d.Pa.s. Ketidakstabilan viskositas pada FIV, FV
dan FVI disebabkan karena pada FIV, FV dan FVI memiliki konsentrasi ekstrak
kulit buah manggis yang tinggi menyebabkan jumlah atau kandungan air dalam
formula sedikit sehingga sediaan menjadi mengeras. Peningkatan viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
selama penyimpanan kemungkinan terjadi karena adanya hidrasi berkelanjutan
dari polimer carbopol 940. Menurut Liebermann et al. (1996) bahwa salah satu
faktor penyebab peningkatan viskositas sediaan selama penyimpanan adalah
hidrasi polimer, yang mana viskositas sediaan akan meningkat setelah 1-2
minggu.
4. Uji Stabilitas Daya Sebar
Hasil pemeriksaan daya sebar selama empat minggu dapat dilihat pada
Lampiran 10 dan Gambar 16.
Gambar 16. Grafik Stabilitas Daya Sebar
Gambar 16 menunjukkan stabilitas daya sebar emulgel selama empat
minggu penyimpanan. Hasil statistik pada Lampiran 17, menunjukkan stabilitas
daya sebar sediaan emulgel ekstrak kulit buah manggis berdistribusi normal,
sehingga dilanjutkan uji t berpasangan (paired t test). Hasil uji t berpasangan
(paired t test) dapat dilihat pada Tabel VIII.
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
4
0 1 2 3 4
Day
a se
bar
(cm
)
Lama penyimpanan (minggu)
Formula I
Formula II
Formula III
Formula IV
Formula V
Formula VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel VIII. Hasil Uji t Berpasangan Daya Sebar Emulgel
Eksrak Kulit Buah Manggis
Kelompok
Komparasi
Hasil p-value
F I F II F III F IV F V F VI
Minggu ke-0 vs
minggu ke-1 0,912 0,237 0,225 0,286 0,225 0,974
Minggu ke-0 vs
minggu ke-2 0,422 0,277 0,390 0,247 0,874 0,707
Minggu ke-0 vs
minggu ke-3 1,000 0,622 0,225 0,074 0,074 0,337
Minggu ke-0 vs
minggu ke-4 0,269 0,395 <2,2x10
-16 * 0,183 0,094 0,466
Keterangan: P<0,05: Ada perbedaan
P≥0,05: Tidak ada perbedaan
*rata-rata selisih=0,05 cm (SD=0) uji t yang dilakukan tidak relevan
Tabel VIII menunjukkan bahwa semua formula dari penyimpanan
minggu ke-0 sampai 4 tidak terdapat perubahan daya sebar yang signifikan
kecuali pada FIII terdapat perbedaan daya sebar antara minggu ke-0 dengan 4.
Data tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antar kelompok
kecuali pada F III. Hal ini dapat disimpulkan bahwa FI, FII, FIV, FV dan FVI
memiliki daya sebar yang stabil selama penyimpanan empat minggu. Selama
penyimpanan semua formula masih masuk dalam daya sebar yang dikehendaki
yaitu 3-5 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Variasi konsentrasi ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana
L.) tidak berpengaruh pada pH tetapi berpengaruh pada organoleptis (warna dan
bentuk sediaan emulgel), daya sebar dan viskositas emulgel (semua formula
masuk dalam range daya sebar yang diharapkan sedangkan untuk viskositas hanya
FI, FII dan FIII yang memenuhi syarat). Selama penyimpanan, variasi konsentrasi
ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) tidak mempengaruhi
stabilitas organoleptis, pH dan daya sebar namun mempengaruhi stabilitas
viskositas (FI, FII dan FIII memenuhi syarat viskositas yang diharapkan). Dengan
demikian konsentrasi ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang
memenuhi syarat adalah formula dengan konsentrasi ekstrak 0% sampai 5%.
B. Saran
1. Perlu dilakukan pengujian terkait aktivitas dari sediaan emulgel ekstrak kulit
buah manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai kemoprevensi.
2. Perlu pengkajian tentang dosis ekstrak kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.) yang dapat memberikan aktivitas sebagai kemoprevensi.
3. Perlu dilakukan uji iritasi terkait sediaan emulgel ekstrak kulit buah manggis
(Garcinia mangostana L.) yang tidak mengiritasi kulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
DAFTAR PUSTAKA
Akao, Y., Nakagawa, Y., Iinuma, M., and Nozawa Y., 2008, Anti-Cancer Effects
of Xanthones from Pericarps of Mangosteen, Int. J. Mol. Sci., 9, 355-370.
Anonim, 2013, Uji organoleptik, http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_organoleptik,
diakses tanggal 1 April 2014.
Astuti, K.W., Sumirtapura, Y.C., dan Wiwik, N.N.S., 2012, Difusi Natrium
Diklofenak dalam Gel Methocel 400 pada Berbagai pH, Jurnal Kimia, 6
(1), 17-22.
British Pharmacopoeia Commission, 2010, British Pharmacopoeia 2011, Volume
II, The Stationery Office, London, pp. 1650-1651.
Chirag, P.J., Tyagi, S., Gupta, A.K., Sharma, P., Veeramuthumari, P., and Potdar,
M.B., 2013, Emulgel: A Combination of Emulsion and Gel, Journal of
Drug Discovery and Therapeutics, 1 (6), 57-61.
Dersonolo, N. G., 2012, Formulasi Sediaan Hand and Body Lotion Ekstrak
Metanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Uji Sifat Fisik
serta Uji Iritasi Primer, Skripsi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Dudley, R., 2012, The Shapiro-Wilk Test for Normality,
http://math.mit.edu/~rmd/465/shapiro.pdf, diakses tanggal 2 Juni 2014.
Dunlevy, B., 2001, Chemical Paraffin (liquid),
http://chemistry.slss.ie/resources/downloads/ph_sd_md_liquidparaffin.pdf,
diakses tanggal 9 September 2013.
Dweck, A.C., 2014, A review of Mangosteen (Garcinia mangostana) Linn.,
Dweck Data.
Dwiastuti, R., 2010, Pengaruh Penambahan CMC (Carboxymethyl Cellulose)
sebagai Gelling Agent dan Propilen Glikol sebagai Humektan dalam
Sediaan Gel Sunscreen Ekstrak Kering Polifenol Teh Hijau (Camellia
Sinensis L), Jurnal Penelitian, 13 (2), 232.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, hal. 328, 366.
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Singla, A. K., 2002, Spreading of Semisolid
Formulations, Pharmaceutical Technology, 84-102.
ICUC, 2003, Fruit to the Future Mangosteen, Factsheet, 8.
IPTEK, 2005, Tentang Budidaya Pertanian Manggis (Garcinia mangostana L.),
http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=2&doc=2a14, diakses
tanggal 2 Juni 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Istyastono, E. P., 2012, Mengenal Peranti Lunak R-2.14.0 for Windows: Aplikasi
Statistika Gratis dan Open Source, Penerbit USD, Yogyakarta, hal. 21, 25.
Iswari, K., Harnel, E.A, Azman, F.A., dan Aswardi, 2006, Kajian Teknologi
Pengolahan Manggis Mendukung Agribisnis Manggis di Sumbar, Laporan
Hasil Penelitian BPTP Sumbar.
Johanes, H., 1973, Pengantar Ilmu Kimia Koloid dan Permukaan, Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta.
Jung, H.A., Su, B.N., Keller, W.J., Mehta, R.G., and Kinghorn, A.D., 2006,
Antioxidant Xanthones from the Pericarp of Garcinia mangostana
(Mangosteen), J Agric Food Chem, 54(6), 2077-2082.
Klinge, S.A., and Sawyer, G.A., 2013, Effectiveness and Safety of Topical Versus
Oral Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs: A Comprehensive Review,
Physician and Sportsmedicine, 41 (2).
Kurose, H., Shibata, M.A., Iinuma, M., and Otsuki, Y., 2012, Alteration in Cell
Cycle and Induction of Apoptotic Cell Death in Breast Cancer Cells
Treated with α-Mangostin Extracted from Mangosteen Pericarp, Journal
of Biomedicine and Biotechnology, 2012, 1-9.
Lestari, F., dan Aprilia, H., 2012, Uji Stabilitas Fisik dan Kimia Sediaan Sirup
Racikan yang Mengandung Erdostein, Prosiding SNaPP2012: Sains,
Teknologi, dan Kesehatan, 3 (1), 101-108.
Lieberman, H. A., Rieger, M. M., and Banker, G. S., 1996, Pharmaceutical
Dosage Form: Disperse System, Volume I, Marcel Dekker, New York,
p. 46, 291.
Martin, A., Swarbick, J., and Cammarata, A., 1993, Farmasi Fisik, Edisi III, UI
Press, Jakarta, hal. 1077-1078.
Meenakshi, D., 2013, Emulgel: A Novel Approach to Topical Drug Delivery, Int
J Pharm Bio Sci, 4 (1), 847-856.
Mohamed, M.I., 2004, Optimization of Chlorphenesin Emulgel Formulation, The
AAPS Journal 2004, 6 (3), 1-6.
Nugroho, A.E., 2007, Manggis (Garcinia Mangostana L.): Dari Kulit Buah Yang
Terbuang Hingga Menjadi Kandidat Suatu Obat, MOT, 12 (42), 1-9.
Nurchasanah, 2012, Khasiat Istimewa MANGGIS, Dunia Sehat, Jakarta, hal. 2.
Osborne, D.W., and Amann, A.H., 1990, Topical Drug Delivery Formulations,
Marcell Dekker, New York, pp. 383-384.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Poeloengan, M., dan Praptiwi, 2010, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit buah
Manggis (Garcinia mangostana Linn), Media Litbang Kesehatan, 20 (2),
65-69.
Rohman, A., 2009, Kromatografi untuk Analisis Obat, Graha Ilmu, Yogyakarta,
hal. 1, 45-48.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th
ed, Pharmaceutical Press, London, pp. 110, 441-443, 549-
553, 592-593, 596-597, 675-678, 754-755.
Setty, C.M., Jawarkar, Y., and Pathan, I.B., 2010, Effect of essential oils as
penetraton enhancers on percutaneous penetration of furosemide through
human cadaver skin, Acta Pharmaceutica Sciencia, 52, 159-168.
Shibata, M.-A., Iinuma, M., Morimoto, J., Kurose, H., Akamatsu, K., Okuno, Y.,
Akao, Y., and Otsuki, Y., 2011. α-Mangostin extracted from the pericarp
of the mangosteen (Garcinia mangostana Linn) reduces tumor growth and
lymph node metastasis in an immunocompetent xenograft model of
metastatic mammary cancer carrying a p53 mutation, BMC medicine, 9,
69–86.
Shibata, M.A., Matoba, Y., Tosa, H., and Iinuma, M., 2013, Effects of
Mangosteen Pericarp Extracts Against Mammary Cancer, Altern Integ
Med, 2 (139), 1-5.
Siswanti, T., Astirin, O. P., dan Widiyani, T., 2003, Pengaruh Ekstrak Temu Putih
(Curcuma zedoria Rosc.) Terhadap Spermatogenesis dan Kualitas
Spermatozoa Mencit (Mus musculus L.), BioSMART, 5 (1), 38-42.
Susanti, L., 2013, Formulasi Emulgel Minyak Cengkeh (Oleum caryophylli):
Pengaruh Lama dan Kecepatan Putar pada Proses Pencampuran terhadap
Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik, Skripsi, 45-46, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi ke-5, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, hal. 84-88.
Voigt, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM Press, Yogyakarta,
hal. 607-609.
Yosipovitch, G., and Maibach, H.I., 1996, Skin Surface pH: A Protective Acid
Mantle, Cosmetics & Toiletries®
magazine, 111 (12), 101.
Yuliani, S.H., 2013, Pengembangan Sediaan Transdermal Mangostin Ekstrak
Manggis (Garcinia mangostana L.): Studi Absorpsi Perkutan Mangostin
secara In Vitro, Laporan Penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Dry Extract Mangosteen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lampiran 2. Material Safety Data Sheet Mangosteen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lampiran 3. Foto Ekstrak Kulit Buah Manggis
A B
Keterangan:
A : Kemasan 500 gram ekstrak kering kulit buah manggis
B : Ekstrak kering kulit buah manggis
Lampiran 4. Perhitungan HLB
Emulgator Jumlah untuk 100 g (g) HLB
Tween 20 1 16,7
Span 20 1,5 8,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 5. Hasil Identifikasi Kualitatif Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Ekstrak Kulit Buah Manggis
Keterangan : A. Standard α-mangostin
B. Sampel ekstrak kulit buah manggis
Fase diam : Silika Gel 60 F254
Fase gerak : Kloroform : metanol : etil asetat
28 : 1,75 : 3,5
Deteksi : UV 254 nm
A B
Sampel Harga Rf Sinar UV 254 nm
Ekstrak kulit buah manggis 0,45 Berfluoresensi ungu
Standar α-mangostin 0,44 Berfluoresensi ungu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Lampiran 6. Struktur kimia senyawa xanton
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Keterangan:
(a) : 8-hidroksikudraksanton G
(b) : mangostingon
(c) : kudraksanton G
(d) : 8-deoksigartanin
(e) : garsimangoson B
(f) : garsinon D
(g) : garsinon E
(h) : gartanin
(i) : 1-isomangostin
(j) : alfa-mangostin
(k) : gamma-mangostin
(l) : tovofillin A
(m) : mangostinon
(n) : smeathxanthon A
(Nugroho, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 7. Data Pengamatan Organoleptis Sediaan Emulgel Ekstrak Kulit
Buah Manggis
Formula Pemeriksaan Penyimpanan (minggu)
0 1 2 3 4
F I
Bentuk
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Bau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Warna
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
F II
Bentuk
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Bau
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Warna
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
F III
Bentuk
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer
Bau
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Warna
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
F IV
Bentuk
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Bau
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Warna
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
F V
Bentuk
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Kental
Bau
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Warna
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
F VI Bentuk
Sangat
kental
Sangat
kental
Sangat
kental
Sangat
kental
Sangat
kental
Sangat
kental
Sangat
kental
Sangat
kental
Sangat
kental
Sangat
kental
Sangat
kental
Sangat
kental
Sangat
kental
Sangat
kental
Sangat
kental
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Bau
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Aromatik
Warna
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Keterangan :
F I : Emulgel tanpa penambahan ekstrak kulit buah manggis
F II : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 2,5%
F III : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 5%
F IV : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 7,5%
F V : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 10%
F VI : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 12,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 8. Data Pengukuran pH Sediaan Emulgel Ekstrak Kulit Buah
Manggis
Formula
Minggu FI FII FIII FIV FV FVI
Minggu ke-0
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
Rata-rata ± SD 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0
Minggu ke-1
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
Rata-rata ± SD 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0
Minggu ke-2
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
Rata-rata ± SD 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0
Minggu ke-3
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
Rata-rata ± SD 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0
Minggu ke-4
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
Rata-rata ± SD 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0 6 ± 0
Keterangan :
F I : Emulgel tanpa penambahan ekstrak kulit buah manggis
F II : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 2,5%
F III : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 5%
F IV : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 7,5%
F V : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 10%
F VI : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 12,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 9. Data Pengukuran Viskositas (d.Pa.s) Sediaan Emulgel Ekstrak
Kulit Buah Manggis
Formula
Minggu FI FII FIII FIV FV FVI
Minggu ke-0
260
270
250
250
260
255
270
250
280
300
310
290
330
320
345
340
360
380
Rata-rata ± SD 260±10 255±5 267±15,3 300±10 332±12,6 360±20
Minggu ke-1
275
260
250
250
260
240
260
280
270
320
300
330
350
340
360
370
360
380
Rata-rata ± SD 262±12,6 250±10 270±10 317±15,3 350±10 370±10
Minggu ke-2
270
260
275
250
270
260
270
280
290
290
350
360
410
400
390
405
420
430
Rata-rata ± SD 268±7,6 260±10 280±10 333±37,8 400±10 418±12,6
Minggu ke-3
260
280
270
260
265
270
280
290
285
350
370
360
390
400
410
400
410
420
Rata-rata ± SD 270±10 265±5 285±5 360±10 400±10 410±10
Minggu ke-4
260
275
270
270
260
265
270
300
280
360
370
355
390
410
400
400
410
430
Rata-rata ± SD 268±7,6 265±5 283±15,3 362±7,6 400±10 413±15,3
Keterangan :
F I : Emulgel tanpa penambahan ekstrak kulit buah manggis
F II : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 2,5%
F III : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 5%
F IV : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 7,5%
F V : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 10%
F VI : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 12,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 10. Data Pengukuran Diameter Daya Sebar (cm) Sediaan Emulgel
Ekstrak Kulit Buah Manggis
Formula
Minggu FI FII FIII FIV FV FVI
Minggu ke-0
3,80
3,90
3,85
3,90
4,10
3,85
3,85
3,90
3,80
3,80
3,85
3,75
3,80
3,65
3,60
3,75
3,65
3,50
Rata-rata±SD 3,85±0,05 3,95±0,13 3,85±0,05 3,8±0,05 3,68±0,10 3,63±0,12
Minggu ke-1
3,90
3,83
3,80
3,90
3,83
3,73
3,80
3,90
3,70
3,80
3,78
3,73
3,80
3,75
3,65
3,58
3,68
3,65
Rata-rata±SD 3,84±0,05 3,82±0,08 3,8±0,10 3,77±0,03 3,73±0,07 3,64±0,05
Minggu ke-2
3,80
3,78
3,85
3,88
3,85
3,80
3,88
3,70
3,75
3,75
3,65
3,73
3,60
3,75
3,65
3,50
3,60
3,65
Rata-rata±SD 3,81±0,03 3,84±0,04 3,77±0,09 3,71±0,05 3,67±0,07 3,58±0,07
Minggu ke-3
3,90
3,80
3,85
3,85
3,90
3,95
3,80
3,90
3,70
3,60
3,55
3,65
3,65
3,60
3,50
3,60
3,50
3,55
Rata-rata±SD 3,85±0,05 3,90±0,05 3,80±0,10 3,60±0,05 3,58±0,07 3,55±0,05
Minggu ke-4
3,80
3,85
3,70
3,85
3,80
3,88
3,80
3,85
3,75
3,60
3,65
3,75
3,60
3,50
3,55
3,58
3,60
3,55
Rata-rata±SD 3,78±0,07 3,84±0,04 3,8±0,05 3,67±0,07 3,55±0,05 3,57±0,02
Keterangan :
F I : Emulgel tanpa penambahan ekstrak kulit buah manggis
F II : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 2,5%
F III : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 5%
F IV : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 7,5%
F V : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 10%
F VI : Emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi ekstrak 12,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 11. Sediaan Emulgel Ekstrak Kulit Buah Manggis Minggu ke-0
Formula I Formula II
Formula III Formula IV
Formula V Formula VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 12. Sediaan Emulgel Ekstrak Kulit Buah Manggis Minggu ke-1
Formula I Formula II
Formula III Formula IV
Formula V Formula VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 13. Sediaan Emulgel Ekstrak Kulit Buah Manggis Minggu ke-2
Formula I Formula II
Formula III Formula IV
Formula V Formula VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 14. Sediaan Emulgel Ekstrak Kulit Buah Manggis Minggu ke-3
Formula I Formula II
Formula III Formula IV
Formula V Formula VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 15. Sediaan Emulgel Ekstrak Kulit Buah Manggis Minggu ke-4
Formula I Formula II
Formula III Formula IV
Formula V Formula VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 16. Foto Alat-Alat
Mixer Viscotester RION VT-04
Alat uji viskositas Alat uji daya sebar
pH universal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 17. Hasil Analisis Statistik dengan Program R.3.0.2
a. Hasil statistik terhadap uji viskositas
Uji Shapiro-wilk (normalitas data)
Minggu ke-0
Uji Levene Test (homogenitas data)
Minggu ke-0
Uji ANAVA
Minggu ke-0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Uji Post Hoc (t Independen)
Minggu ke-0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
b. Hasil statistik terhadap uji stabilitas viskositas
Formula I
Uji Shapiro-wilk (normalitas data)
Minggu ke-0 →
Minggu ke-1 →
Minggu ke-2 →
Minggu ke-3 →
Minggu ke-4 →
Uji t berpasangan (paired t test)
Minggu ke-0 - minggu ke-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Minggu ke-0 - minggu ke-2
Minggu ke-0 - minggu ke-3
Minggu ke-0 - minggu ke-4
Kelompok Komparasi Hasil Keterangan
Minggu ke-0 vs minggu ke-1 0,8399 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-2 0,4975 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-3 0,2254 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-4 0,2999 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-2 0,5471 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-3 0,5492 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-4 0,6039 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-3 0,8740 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-4 1,0000 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-3 vs minggu ke-4 0,4226 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Formula II
Uji Shapiro-wilk (normalitas data)
Minggu ke-0 →
Minggu ke-1 →
Minggu ke-2 →
Minggu ke-3 →
Minggu ke-4 →
Uji t berpasangan (paired t test)
Minggu ke-0 - minggu ke-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Minggu ke-0 - minggu ke-2
Minggu ke-0 - minggu ke-3
Minggu ke-0 - minggu ke-4
Kelompok Komparasi Hasil Keterangan
Minggu ke-0 vs minggu ke-1 0,4226 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-2 0,2254 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-3 0,0741 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-4 0,2254 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-2 0,2254 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-3 0,1885 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-4 0,1885 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-3 0,4226 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-4 0,6220 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-3 vs minggu ke-4 1,0000 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Formula III
Uji Shapiro-wilk (normalitas data)
Minggu ke-0 →
Minggu ke-1 →
Minggu ke-2 →
Minggu ke-3 →
Minggu ke-4 →
Uji t berpasangan (paired t test)
Minggu ke-0 - minggu ke-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Minggu ke-0 - minggu ke-2
Minggu ke-0 - minggu ke-3
Minggu ke-0 - minggu ke-4
Kelompok Komparasi Hasil Keterangan
Minggu ke-0 vs minggu ke-1 0,8259 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-2 0,2697 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-3 0,2354 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-4 0,4226 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-2 0,2254 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-3 0,0351 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-4 0,0571 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-3 0,4226 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-4 0,7418 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-3 vs minggu ke-4 0,8075 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Formula IV
Uji Shapiro-wilk (normalitas data)
Minggu ke-0 →
Minggu ke-1 →
Minggu ke-2 →
Minggu ke-3 →
Minggu ke-4 →
Uji t berpasangan (paired t test)
Minggu ke-0 - minggu ke-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Minggu ke-0 - minggu ke-2
Minggu ke-0 - minggu ke-3
Minggu ke-0 - minggu ke-4
Kelompok Komparasi Hasil Keterangan
Minggu ke-0 vs minggu ke-1 0,3701 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-2 0,2893 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-3 0,0091 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-4 0,0007 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-2 0,5598 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-3 0,0830 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-4 0,0766 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-3 0,2697(P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-4 0,3275(P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-3 vs minggu ke-4 0,7418(P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Formula V
Uji Shapiro-wilk (normalitas data)
Minggu ke-0 →
Minggu ke-1 →
Minggu ke-2 →
Minggu ke-3 →
Minggu ke-4 →
Uji t berpasangan (paired t test)
Minggu ke-0 - minggu ke-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Minggu ke-0 - minggu ke-2
Minggu ke-0 - minggu ke-3
Minggu ke-0 - minggu ke-4
Kelompok Komparasi Hasil Keterangan
Minggu ke-0 vs minggu ke-1 0,0081 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-2 0,0279 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-3 0,0076 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-4 0,0246 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-2 0,0377 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-3 0,0130 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-4 0,0377 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-3 1,0000 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-4 1,0000 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-3 vs minggu ke-4 1,0000 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Formula VI
Uji Shapiro-wilk (normalitas data)
Minggu ke-0 →
Minggu ke-1 →
Minggu ke-2 →
Minggu ke-3 →
Minggu ke-4 →
Uji t berpasangan (paired t test)
Minggu ke-0 - minggu ke-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Minggu ke-0 - minggu ke-2
Minggu ke-0 - minggu ke-3
Minggu ke-0 - minggu ke-4
Kelompok Komparasi Hasil Keterangan
Minggu ke-0 vs minggu ke-1 0,4226 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-2 0,0056 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-3 0,0130 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-4 0,0038 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-2 0,0218 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-3 0,0202 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-4 0,0228 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-3 0,0377 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-4 0,2254 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-3 vs minggu ke-4 0,4226 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
c. Hasil statistik terhadap uji daya sebar
Uji Shapiro-wilk (normalitas data)
Minggu ke-0
Uji Levene Test (homogenitas data)
Minggu ke-0
Uji ANAVA
Minggu ke-0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Uji Post Hoc (t Independen)
Minggu ke-0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
d. Hasil statistik terhadap uji stabilitas daya sebar
Formula I
Uji Shapiro-wilk (normalitas data)
Minggu ke-0 →
Minggu ke-1 →
Minggu ke-2 →
Minggu ke-3 →
Minggu ke-4 →
Uji t berpasangan (paired t test)
Minggu ke-0 - minggu ke-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Minggu ke-0 - minggu ke-2
Minggu ke-0 - minggu ke-3
Minggu ke-0 - minggu ke-4
Kelompok Komparasi Hasil Keterangan
Minggu ke-0 vs minggu ke-1 0,9125 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-2 0,4226 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-3 1,0000 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-4 0,2697 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-2 0,5286 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-3 0,8020 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-4 0,2724 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-3 0,3206 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-4 0,7210 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-3 vs minggu ke-4 0,3828(P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Formula II
Uji Shapiro-wilk (normalitas data)
Minggu ke-0 →
Minggu ke-1 →
Minggu ke-2 →
Minggu ke-3 →
Minggu ke-4 →
Uji t berpasangan (paired t test)
Minggu ke-0 - minggu ke-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Minggu ke-0 - minggu ke-2
Minggu ke-0 - minggu ke-3
Minggu ke-0 - minggu ke-4
Kelompok Komparasi Hasil Keterangan
Minggu ke-0 vs minggu ke-1 0,2379 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-2 0,2776 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-3 0,6220 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-4 0,3955 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-2 0,4647 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-3 0,4134 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-4 0,7489 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-3 0,3901 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-4 1,0000 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-3 vs minggu ke-4 0,1959 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Formula III
Uji Shapiro-wilk (normalitas data)
Minggu ke-0 →
Minggu ke-1 →
Minggu ke-2 →
Minggu ke-3 →
Minggu ke-4 →
Uji t berpasangan (paired t test)
Minggu ke-0 - minggu ke-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Minggu ke-0 - minggu ke-2
Minggu ke-0 - minggu ke-3
Minggu ke-0 - minggu ke-4
Kelompok Komparasi Hasil Keterangan
Minggu ke-0 vs minggu ke-1 0,2254 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-2 0,3903 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-3 0,2254 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-4 <2,2e-16 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-2 0,8172 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-3 NA -
Minggu ke-1 vs minggu ke-4 1,0000 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-3 0,8172 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-4 0,7623 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-3 vs minggu ke-4 1,0000 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Formula IV
Uji Shapiro-wilk (normalitas data)
Minggu ke-0 →
Minggu ke-1 →
Minggu ke-2 →
Minggu ke-3 →
Minggu ke-4 →
Uji t berpasangan (paired t test)
Minggu ke-0 - minggu ke-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Minggu ke-0 - minggu ke-2
Minggu ke-0 - minggu ke-3
Minggu ke-0 - minggu ke-4
Kelompok Komparasi Hasil Keterangan
Minggu ke-0 vs minggu ke-1 0,2863 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-2 0,2474 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-3 0,0741 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-4 0,1835 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-2 0,2539 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-3 0,0656 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-4 0,2523 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-3 0,0340 (P<0,05) Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-4 0,5040 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-3 vs minggu ke-4 0,1835 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Formula V
Uji Shapiro-wilk (normalitas data)
Minggu ke-0 →
Minggu ke-1 →
Minggu ke-2 →
Minggu ke-3 →
Minggu ke-4 →
Uji t berpasangan (paired t test)
Minggu ke-0 - minggu ke-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Minggu ke-0 - minggu ke-2
Minggu ke-0 - minggu ke-3
Minggu ke-0 - minggu ke-4
Kelompok Komparasi Hasil Keterangan
Minggu ke-0 vs minggu ke-1 0,2254 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-2 0,8740 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-3 0,0741 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-4 0,0941 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-2 0,4226 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-3 error -
Minggu ke-1 vs minggu ke-4 0,0532 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-3 0,3377 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-4 0,2495 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-3 vs minggu ke-4 0,5286 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Formula VI
Uji Shapiro-wilk (normalitas data)
Minggu ke-0 →
Minggu ke-1 →
Minggu ke-2 →
Minggu ke-3 →
Minggu ke-4 →
Uji t berpasangan (paired t test)
Minggu ke-0 - minggu ke-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Minggu ke-0 - minggu ke-2
Minggu ke-0 - minggu ke-3
Minggu ke-0 - minggu ke-4
Kelompok Komparasi Hasil Keterangan
Minggu ke-0 vs minggu ke-1 0,9748 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-2 0,7072 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-3 0,3377 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-0 vs minggu ke-4 0,4669 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-2 0,1835 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-3 0,2744 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-1 vs minggu ke-4 0,1885 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-3 0,6667 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-2 vs minggu ke-4 0,9098 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
Minggu ke-3 vs minggu ke-4 0,5471 (P>0,05) Tidak Ada Perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
BIOGRAFI PENULIS
Yoestenia lahir di Kijang pada tanggal 25
September 1992. Penulis merupakan anak ketiga dari
tiga bersaudara pasangan Bapak Yusman dan Ibu Djok
Fong. Penulis telah menempuh pendidikan formal di TK
Antam Kijang (1997-1998), SD Negeri 003 Bintan
Timur (1998-2004), SMP Negeri 1 Bintan Timur (2004-
2007), dan SMA Negeri 1 Tanjung Pinang (2007-2010).
Kemudian penulis melanjutkan studi di program S1
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Selama kuliah penulis aktif mengikuti berbagai organisasi dan kegiatan
kemahasiswaan antara lain, sebagai anggota divisi pengabdian masyarakat Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas (2011-2012), koordinator divisi quality control
Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (2013-2014), kepala bidang logistik Unit
Kegiatan Mahasiswa KSR PMI Unit VI Universitas Sanata Dharma (2011-2012),
bendahara Unit Kegiatan Mahasiswa “Persekutuan Mahasiswa Kristen Apostolos”
(2012-2013), peserta Kampanye Informasi Obat “Herbal Medicine” (2011), sie
keamanan panitia Paingan Festival (2011), sie P3K panitia Pharmacy
Performance (2011), sekretaris panitia TITRASI “Pharmacist : Smart Opinion,
Act Priecisely” (2012), sie P3K panitia Futsal BEMU Cup (2012), sie
acomodation IPSF Student Exchange Programme (2012), Co-Fasilitator
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I (2012), bendahara panitia
Retreat Apostolos (2012), bendahara panitia Retreat PMK Gabungan Universitas
Sanata Dharma (2013).
Selain itu penulis juga pernah mengikuti program magang (internship) di
PT Dexa Medica divisi Registration Affair Department periode Juni-Agustus
2013 serta menjadi asisten praktikum Botani Farmasi (2011), asisten praktikum
Kimia Dasar (2011), asisten praktikum Mikrobiologi (2012), asisten praktikum
Kimia Analisis (2012), asisten praktikum Biofarmasetika (2014), dan asisten
praktikum Formulasi Teknologi Sediaan Farmasi I (2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI