Post on 25-Jun-2015
LAPORAN AKHIRPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
MUSHROOM POLIPONIK, PEMANFAATAN BAHAN POLYVINIL SEBAGAI TEMPAT MEDIA BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN
PASCA PANEN JAMUR TIRAM
Bidang Kegiatan:
PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan Oleh:Fauzin Fatkhurriza (Ketua) C 0803017 Angkt 2008M. Hudan Wicaksono C 0803005 Angkt 2008Sidik Nur Hidayat C 0803024 Angkt 2008Latif Septiasih C 0803003 Angkt 2008Dhica Inggrid H. C 0903019 Angkt 2009
POLITEKNIK BANJARNEGARABANJARNEGARA
2010
ABSTRAKJamur tiram putih merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki
harga jual yang cukup tinggi dan memiliki tingkat permintaan yang cukup tinggi pula. PVC merupakan salah satu tempat yang digunakan dalam budidaya jamur tiram. Pertumbuhan jamur tiram dengan media pembudidayaan PVC memiliki pertumbuhan yang cukup lambat sehingga dilakukan beberapa perlakuan untuk merangsang pertumbuhan jamur tiram seperti penyuntikan pupuk organik dan vitamin B kompleks.
Pengolahan pasca panen jamur tiram menjadi kerupuk jamur tiram dapat meningkatkan harga jualnya dan merupakan salah satu pengembangan usaha jamur tiram. Pengolahan pasca panen jamur tiram selain menjadi kerupuk jamur tiram juga diolah menjadi keripik dan baso jamur tiram.Kata kunci : jamur tiram, PVC, Kerupuk Jamur tiram.
KATA PENGANTARAlhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan akhir PKM yang berjudul ” Mushroom Poliponik, Pemanfaatan Bahan Polyvinil Sebagai Tempat Media Budidaya Dan Pengolahan Pasca Panen Jamur Tiram”,dalam rangka mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK).
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung, pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun Program Kreativitas Mahasiswa ini, antara lain :1. Bapak Sarno, SP selaku Dosen Pembimbing Program Kreativitas Mahasiswa
Politeknik Banjarnegara.2. Ayah dan Ibu tercinta atas inspirasi, semangat, doa restu dan dukungannya.3. Teman-teman Agroteknologi dan Kajian Ilmiah atas bantuan dan motivasinya.
Atas semua bimbingan serta bantuan pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan Akhir PKM-K ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih. Semoga semua amal dan budi rekan semua diterima oleh Allah SWT.
Kami menyadari bahwa Laporan Akhir PKM-K ini masih banyak kekurangan. Maka untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan yang membangun. Semoga PKM-K ini bermanfaat dan dapat berkelanjutan. Amin.
Banjarnegara, 29 Juni 2010
Penulis
I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah
Banjarnegara adalah daerah yang memiliki cuaca cukup sejuk, karena berada diketinggian ≥500 mdpl. Pada ketinggian tersebut memiliki suhu ± 26 º C namun, suhu tersebut kurang maksimal untuk budidaya jamur tiram sehingga perlu dilakukan manipulasi iklim mikro pada lingkungan hidupnya. Sehingga kita harus membuat ruangan khusus yang kelembabannya terjaga. Budidaya Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) atau jamur tiram putih adalah jamur pangan atau jamur konsumsi. Budidaya jamur tiram yang berkembang di Banjarnegara sudah ada yang membudidayakan, namun belum terlalu banyak dan biasanya hanya dipasarkan dalam bentuk jamur tiram (barang mentah / bukan olahan).
Permintaan pasaran di Banjarnegara akan jamur tiram lebih banyak dibandingkan pasokan dari produsen. Para konsumen kadang masih mencari ke tempat budidaya jamur untuk mendapatkannya. Permintaan pasaran yang tinggi ini dan rendahnya jumlah pasokan dapat menjadi peluang yang tepat untuk melakukan usaha budidaya jamur tiram sekaligus dengan pengolahan pasca panennya (kerupuk jamur tiram).
B. Perumusan MasalahPembudidayaan jamur tiram dengan menggunakan media plastik sebagai
media budidaya memberikan efek yang negatif, yaitu sampah plastik. Penggunaan plastik yang tidak dapat dipakai berulang ulang dapat menjadi masalah yang rumit. Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi tempat media budidaya adalah penggunaan polivynil. Penggunaan polivynil dapat lebih praktis disamping dapat dipakai berulang-ulang sehingga dapat mengurangi residu tempat media tanam dan dapat mengurangi biaya produksi. Dengan penggunaan polivynil sebagai tempat media tanam, dapat meningkatkan produktivitas jamur tiram karena perbandingan lubang tanam dengan menggunakan polivynil lebih banyak daripada menggunakan plastik.
Produk jamur tiram yang masih berkembang pada pasaran saat ini memiliki bentuk yang kecil-kecil, tidak tahan lama dan kurang menarik. Begitu pula dengan kemasannya yang kurang menarik serta mereka menjual jamur tiram hanya dalam bentuk jamur mentah (bukan olahan). Oleh karena itu perlu dilakukan teknik budidaya yang baik sehingga dapat menghasilkan jamur tiram yang berkualitas (bentuk besar-besar), tahan lama, dan melakukan pengolahan pasca panen (kerupuk jamur tiram) serta kemasan yang menarik, simpel, higienis dan tentunya lebih menguntungkan.
Peluang pasaran produk kami cukup baik, baik dalam bentuk jamur mentah maupun dalam bentuk kerupuk jamur tiram (pasca panen). Disamping dilihat dari segi kualitasnya juga dilihat dari produk pengolahan pasca panen (kerupuk jamur tiram) yang masih jarang dipasaran, sehingga dapat menjadi nilai lebih bagi produksi dan olahan produk kami ini.
C. Tujuan ProgramKegiatan ini bertujuan untuk membuka usaha bisnis budidaya jamur
tiram dengan memanfaatkan polivinil sebagai tempat media dan pengolahan jamur tiram menjadi kerupuk jamur yang bergizi, enak dan menyehatkan.
D. Luaran yang DiharapkanTarget yang diharapkan dapat dicapai yaitu memenuhi kebutuhan pasar
akan jamur tiram yang saat ini telah banyak dicari oleh masyarakat. Produk jamur dapat dijual dalam bentuk bahan mentah dan dapat berupa olahan jamur yang bermacam-macam. Produk olahan jamur yang diunggulkan yaitu berupa kerupuk jamur tiram dimana produk tersebut belum ada di pasaran dan diharapkan dapat menjadi inovasi baru.Luaran yang diharapkan berupa jamur tiram hasil budidaya dan kerupuk jamur tiram yang siap untuk dipasarkan.
E. Kegunaan ProgramProgram ini diharapkan akan memberikan kegunaan untuk
menumbuhkan jiwa enterpreneurship mahasiswa sehingga mampu menemukan dan memanfaatkan peluang usaha bisnis yang didasarkan pada potensi sumberdaya lokal/lingkungan disekitarnya. Rintisan usaha budidaya jamur tiram dan pengolahannya menjadi kerupuk jamur ini dapat dikembangkan menjadi usaha bisnis komersial setelah mahasiswa menyelesaikan studinya.
II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHAKetersediaan bahan baku untuk media tanam mudah diperoleh karena
banyak tersedia dan murah. Sedangkan untuk bahan baku benih jamur tiram mudah didapatkan. Peluang pasaran produk kami cukup baik, baik dalam bentuk jamur mentah maupun dalam bentuk kerupuk jamur tiram (pasca panen). Disamping dilihat dari segi kualitasnya juga dilihat dari produk pengolahan pasca panen (kerupuk jamur tiram) yang masih jarang dipasaran, sehingga dapat menjadi nilai lebih bagi produksi dan olahan produk kami ini.
Terdapat beberapa faktor pendukung yang mendorong peluang usaha budidaya jamur tiram di Banjarnegara untuk dikembangkan antara lain :
1. Jamur tiram juga memiliki harga jual yang cukup tinggi, sedangkan biaya produksi cukup mudah dan murah hanya menggunakan serbuk kayu, dedak,kalsium, dll. Budidaya jamur tiram tidak mengenal musim, sehingga
2. setiap saat bisa menghasilkan keuntungan secara terus menerus sepanjang tahun.3. Modal investasi tidak terlalu besar, dapat diusahakan sebagai usaha sampingan
maupun ditekuni sebagai mata pencaharian pokok.4. Pasarnya jelas, dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat, sepanjang masa
sehingga kemungkinan stagnasi pasar akan kecil.5. Pemeliharaan tidak begitu rumit, sehingga tidak menyita banyak waktu.6. Budidaya jamur tiram tidak menimbulakan pencemaran lingkungan, bahkan sisa
media tanamnya dapat digunakan sebagai pupuk organik ataupun pakan ternak babi.
Pembudidaya jamur tiram di Banjarnegara tergolong cukup banyak namun jumlah produksi belum dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Sehingga peluang usaha kami cukup besar, disamping dengan pengolahan jamur menjadi kerupuk jamur tiram dapat mendapat nilai lebih dan tentunya nilai jualnya. Pemasaran produksi pasar, mini market, toko – toko. Pemasaran produk kami ini juga tidak hanya untuk memenuhi pasaran Banjarnegara tetapi tidak menutup kemungkinan untuk memenuhi kebutuhan pasaran luar kota seperti Purwokerto, dan Wonosobo.
III METODE PENDEKATANSebelum dilakukan budidaya, dilakukan beberapa persiapan seperti
penyiapan tempat budidaya dimana dibuat gubug yang berfungsi mengatur lingkungan jamur secara mikro dan rak tempat diletakkannya log jamur. Selain itu juga dilakukan persiapan alat yang akan digunakan untuk produksi dan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan media tanam. Untuk dapat bekerja optimal, dilakukan pencarian informasi dengan cara mengunjungi beberapa tempat budidaya jamur yang telah ada. Hampir keseluruhan alat yang digunakan untuk produksi dapat diperoleh di sekitar wilayah lokasi budidaya jamur. Sedangkan bahan diperoleh dari pencarian di tempat budidaya jamur yang telah ada.Sehingga pelaksanaan pembudidayaan dapat berjalan dengan baik.
IV PELAKSANAAN PROGRAMA. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di Gumiwang RT 02 / 05, Kec. Purwonegoro, Kab. Banjarnegara, dimulai pada Februari sampai dengan Juni 2010.
B. Tahapan Pelaksanaan /Jadwal Faktual PelaksanaanN Jenis Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Pembuatan bangunan 2 Persiapan dan
pengadaan alat-alat dan bahan
3 Proses pembuatan media tanam dan penanaman benih
4 Perawatan tanaman 5 Pemanenan 6 Pengolahan pasca panen 7 Pemasaran
C. Instrumen Pelaksanaana. Administratif
Dalam kepengurusan administrasi sementara belum menemui kendala yang berarti. Administrasi dikelola oleh sekretaris dan dibantu oleh keseluruhan anggota. Hal-hal yang dilakukan dalam kepengurusan administrasi antara lain, pengurusan tentang kontrak kerja dan kontrak peminjaman dana pada Politeknik Banjarnegara. Selain itu pengurusan administrasi lebih banyak menyatu dengan kepengurusan administrasi keuangan.b. Teknis
Beberapa kendala teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini seperti; Waktu pelaksanaan dalam melakukan hampir keseluruhan kegiatan. Dalam kegiatan perumusan masalah perlu dilakukan bersama untuk memperoleh hasil yang tepat, namun untuk mengumpulkan masing-masing personal perlu menentukan waktu yang tepat sehingga tidak mengganggu kegiatan masing-
masing. Selain itu kendala waktu juga mempengaruhi kegiatan pembuatan media tanam dan pengolahan hasil panen.
Bahan baku tidak tersedia di pasaran bebas, dan hanya diperjualbelikan pada orang-orang tertentu saja. Bahan baku yang sukar diperoleh seperti bahan kimia CaCO3 dan CaSO4.
Dalam menyikapi masalah tentang waktu, yaitu dengan memperhitungkan waktu yang tepat dimana semua anggota dapat berkumpul. Waktu yang banyak digunakan untuk pelaksanaan kegiatan yaitu pada hari minggu atau hari libur.
Sedangkan ketika mencari bahan baku yang sulit diperoleh, dilakukan pencarian informasi dari tokoh-tokoh pembudidaya yang telah sukses. Informasi yang diperoleh berupa lokasi untuk mendapatkan bahan atau informasi tentang orang yang menjual bahan tersebut.c. Organisasi Pelaksana
Kegiatan organisasi dilakukan dalam tahap pembelajaran sehingga mengalami beberapa hambatan. Dari masing-masing anggota organisasi/ kelompok, terjadi kurang komunikasi sehingga antar anggota mengalami sedikit kesulitan dalam menentukan kegiatan jangka pendak dan jangka panjang. Selain itu juga berakibat pada koordinasi antar anggota untuk melaksanakan kegiatan produksi menjadi kurang terkendali.
Salah satu usaha untuk mengkondisikan kembali agar masing-masing anggota tetap dalam formasi yaitu dengan melakukan pendekatan terhadap masing-masing personal. Pendekatan bermaksud untuk mempererat kembali ikatan keanggotaan organisasi. Disamping pendekatan personal, juga dilakukan pendekatan melalui pembimbing dan pihak ketiga untuk mengkonsultasikan tentang masalah organisasi yang terjadi dalam kelompok.d. Keuangan
Kepengurusan keuangan banyak dilakukan dengan jumlah pengeluaran dan pemasukan. Kendala yang terjadi dalam melakukan pengeluaran yaitu terkadang dalam pembelian barang tidak mendapat bukti pembayaran sehingga menimbulkan terjadinya ketidak jelasan dalam penghitungan biaya pengeluaran.
Beberapa hal yang dilakukan adalah dengan mencatat kembali barang-barang yang baru dibeli setelah melakukan pembelian sekaligus mencatat harganya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam perhitungan pengeluaran sehingga tidak mengalami kerugian.
Permasalah lain yang muncul adalah dana dari DIKTI yang diterima kelompok baru datang 2 bulan sebelum pelaporan. Hal ini mengakibatkan hambatan teknis berupa pengerjaan yang cukup terburu-buru dan belum dapat menampakkan hasil yang diharapkan. Dalam mengantisipasi hal tersebut kelompok meminjam dana dari Politeknik Banjarnegara untuk memulai kegiatan produksi terlebih dahulu.
D. Rancangan dan Realisasi Biaya
No Tanggal Pemasukan Pengeluaran Sisa Keterangan
125/02/1
0Rp4.000.00
0 Rp0Rp4.000.00
0 Modal(Polibara)
225/02/1
0 Rp0Rp1.300.00
0Rp2.700.00
0 8 paralon
128 tutp paralon 2 geraji besi 20 kandi 1 rafia Konsumsi Kawat pemes karet 5 paralon 3/4 kapur tepung aci bekatul kuitansi
302/03/1
0 Rp0Rp1.000.00
0Rp1.700.00
0 sewa gedung 2 th
403/03/1
0 Rp0 Rp6.000Rp1.694.00
0 spirtus botol
Rp7.200Rp1.686.80
0 kertas karton penggaris spidol
Rp0 Rp131.000Rp1.555.80
0 bibit jamur gipson fotocopy bensin 4 liter plastik
504/03/1
0 Rp0 Rp5.000Rp1.550.80
0 konsumsi
606/03/1
0 Rp55.000 Rp0Rp1.605.80
0 kembalian
707/03/1
0 Rp0 Rp250.000Rp1.355.80
0 rak jamur
Rp0 Rp200.000Rp1.155.80
0 CaCO4
808/03/1
0 Rp0 Rp150.000Rp1.005.80
0
913/03/1
0 Rp0 Rp155.000 Rp850.800 kompor
1014/03/1
0 Rp0 Rp50.000 Rp800.800 tenaga kerja
1114/03/1
0 Rp0 Rp35.000 Rp765.800 strimin dedek
1215/03/1
0 Rp0 Rp5.000 Rp760.800 isolasi
Rp0 Rp30.000 Rp730.800 gas
1316/03/1
0 Rp0 Rp8.300 Rp722.500 kurangan
1417/03/1
0 Rp0 Rp5.000 Rp717.500 lilin Rp6.000 Rp711.500 alkohol Rp13.000 Rp698.500 gas Rp4.000 Rp694.500 isolasi Rp2.500 Rp692.000 konsumsi Rp30.000 Rp662.000 tenaga kerja Rp14.000 Rp648.000 bibit baru
Rp0 Rp15.000 Rp633.000 ponska,gas
1521/03/1
0 Rp0 Rp5.500 Rp627.500 aci
Rp7.000.00
0 Rp0Rp7.627.50
0 modal(dikti)
1631/03/1
0 Rp0Rp4.000.00
0Rp3.627.50
0pengembalian modal poltek
Rp325.000Rp3.302.50
0 sprayer
Rp0 Rp15.000Rp3.287.50
0 bahan membuat krupuk
1722/04/1
0 Rp0 Rp17.500Rp3.270.00
0 saos
1824/04/1
0 Rp0 Rp12.000Rp3.258.00
0 aci
Rp0 Rp25.000Rp3.233.00
0 timbangan
1906/05/1
0 Rp0 Rp15.000Rp3.218.00
0 plastik bungkus jamur
Rp0 Rp16.000Rp3.202.00
0 4 kantung grajen
Rp0 Rp26.000Rp3.176.00
0 2 gas
Rp0 Rp6.000Rp3.170.00
0 9 isolasi
Rp0 Rp150.000Rp3.020.00
0 rak jamur paralon
2007/05/1
0 Rp0 Rp9.000Rp3.011.00
0 2 pisau
Rp0 Rp5.000Rp3.006.00
0 plastik
Rp0 Rp3.000Rp3.003.00
0 merica+kaldu
Rp0 Rp10.000Rp2.993.00
0 bawang 1/2 kg
Rp0 Rp1.500Rp2.991.50
0 kapur sirih
Rp0 Rp2.500Rp2.989.00
0 ovalet
Rp0 Rp11.000Rp2.978.00
0 minyak goreng
Rp0 Rp1.500Rp2.976.50
0 soda kue
2108/05/1
0 rokok fermipan
Rp7.500Rp2.969.00
0 tepung pati
Rp0 Rp40.000Rp2.929.00
0 bibit
2210/05/1
0 bawang putih telur cabai pati
2310/05/1
0 Rp0 Rp6.000Rp2.923.00
0 tepung terigu tepung beras bawang
2418/06/1
0 Rp0 Rp800.000Rp2.123.00
0 pembayaran log
Rp100.000Rp2.023.00
0 pemeliharaan jamur
2520/06/1
0 Rp0 Rp3.000Rp2.020.00
0 Foto Copy
Rp17.000Rp2.003.00
0 Minyak Goreng
Rp2.500Rp2.000.50
0 Penyedap Rasa
V HASIL DAN PEMBAHASANLuaran yang telah diperoleh dari pelaksanaan Program Kreativitas
Mahasiswa dengan Judul Mushroom Poliponik, Pemanfaatan Bahan Polyvinil Sebagai Tempat Media Budidaya Dan Pengolahan Pasca Panen Jamur Tiram berupa jamur tiram, kerupuk jamur tiram dan beberapa olahan jamur tiram yang lain seperti baso jamur tiram, keripik jamur tiram dan jamur tiram cripsi. Produksi jamur tiram mentah dalam 1 hari, 1000 log jamur dapat menghasilkan 2 kg jamur tiram mentah.
Hasil panen jamur tiram mentah cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Dengan 1 kg jamur tiram mentah dapat diperoleh kerupuk jamur tiram sekitar 1,25. Hasil olahan jamur tiram menjadi kerupuk jamur tiram cukup diminati oleh konsumen. Rasa kerupuk yang gurih, renyah dan kemasan yang menarik cukup dapat diterima oleh pasar. Jamur tiram mentah dijual dalam kemasan plastik ukuran 8x15 cm, berat tiap plastik @25 gram dengan harga 500 rupiah.
Pembudidayaan jamur tiram dengan menggunakan paralon sebagai media budidaya sampai saat ini masih dalam tahap perkembangan atau pertumbuhan. Dalam pelaksanaan kegiatan program kreativitas tersebut, dilakukan pembudidayaan jamur tiram dengan media plastik sebagai bahan perbandingan. Pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram lebih lambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan jamur tiram dalam log plastik biasa. Pertumbuhan yang lambat tersebut dapat sebabkan oleh media tanam yang digunakan (serbuk geraji) jumlahnya terlalu banyak sehingga pertumbuhan miselium jamur membutuhkan waktu yang lama. Disamping itu pensterilan log dengan PVC membutuhkan waktu yang lebih lama serta membutuhkan perawatan ekstra karena kadar air pada media tanam berupa PVC mudah hilang. Untuk mengatasi pertumbuhan yang lambat tersebut dilakukan perlakuan berupa penyuntikan pupuk organik dan penyuntikan vitamin B kompleks pada log PVC sebagai perangsang pertumbuhan jamur tiram.
Jamur tiram yang dipanen selain diolah sebagai kerupuk jamur tiram juga dilakukan pengolahan lain seperti pembuatan baso jamur tiram dan keripik jamur tiram. Baso jamur tiram mendapat respon yang cukup positif dari konsumen karena memiliki rasa yang enak begitu pula dengan keripik jamur tiram. Keripik jamur tiram yang diproduksi dibuat dalam ukuran yang cukup besar sehingga dapat memunculkan ciri khas berupa rasa dan aroma khas yang dimiliki oleh jamur tiram.
VI KESIMPULAN DAN SARANPembudidaan jamur tiram memiliki prospek yang cukup baik dan mendapat
respon yang positif dari konsumen. Pembudidayaan jamur tiram dengan tempat media budidayanya berupa PVC memiliki perkembangan yang cukup lambat bila dibandingkan dengan media plastik. Salah satu cara yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan jamur tiram dengan media pembudidayaan PVC adalah dengan penyuntikan pupuk organik dan penyuntikan vitamin B kompleks ke media tanamnya. Penggolahan pasca panen jamur tiram yang dihasilkan berupa kerupuk jamur tiram sebagai komoditas utama dan baso jamur tiram serta keripik jamur tiram sebagai komoditas subsitusi jamur tiram.
LAMPIRAN
Gambar 1. Rak jamur tempat
diletakkannya log jamur
Gambar 2. Pembuatan lubang pada
log paralon
Gambar 3. Pencampuran bahan untuk
media tanam jamur
Gambar 4. Bahan untuk media tanam
dimasukkan ke dalam paralon
Gambar 5. Paralon yang telah diisi dengan
media tanam siap untuk dikukus
Gambar 6. Pembuatan log dengan plastik
sebagai pembandingGambar 7. Log jamur dikukus dalam
drum
Gambar 8. Log yang sudah matang
dibubuhi bibit jamur
Gambar 9. Jamur yang telah tumbuh Gambar 10. Jamur yang diekstraksi
sebelum diolah menjadi krupuk jamur
Gambar 11. Pertumbuan jamur tiram
(jamur tiram kecil)
Gambar 12. Jamur tiram (siap panen)
yang tumbuh di PVC
Gambar 13. Hasil olahan berupa
kerupuk jamur yang telah dikemas
Gambar 14. Hasil olahan berupa
keripik jamur yang telah dikemas