Post on 11-Aug-2015
description
B. DENYUT NADIDenyut nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah didalam
pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan menggunakan ujung jari tangan disepanjang jalannya pembuluh darah arteri, terutama pada tempat- tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri. Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi yaitu temporalis, karotid, apikal, brankialis, femoralis, radialis, poplitea, dorsalis pedis dan tibialis posterior, namun yang paling sering dilakukan yaitu :1. Arteri radialisTerletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan
tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin2. Arteri BrankialisTerletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku (fossa
antekubital). Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus cardiac arrest pada infant
3. Arteri KarotidTerletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid
berjalan diantara trakea dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, kasus cardiac arrest dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang mempengaruhinya, pada saat aktifitas normal :
Normal : 60 – 100 x / menit, Bradikardi : < 60 x / menit Takhikardi : > 100. x / menit
Denyut nadi pada saat tidur yaitu :a. Bayi baru lahir 100 – 180 x/menitb. Usia 1 minggu – 3 bulan 100 – 220 x/ menitc. Usia 3 bulan – 2 tahun 80 – 150 x/menitd. usia 10 –21 tahun 60 – 90 x/menite. Usia lebih dari 21 tahun 69 – 100 x/menitBerdasarkan kuat dan lemahnya denyut arteri diklasifikasikan :i. Tidak teraba denyut : 0ii. Ada denyut tetapi sulit teraba : +1,iii. Denyut normal teraba dengan mudah dan tidak mudah hilang : +2iv. Denyut kuat, mudah teraba seakan- akan memantul terhadap ujung jari
serta tidak mudah hilang : + 31. PEMERIKSAAN FREKUENSI NADIpemeriksaan frekuensi nadi yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :a. PEMERIKSAAN FREKUENSI DENYUT ARTERI RADIALIS1). Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)2. Buku catatan nadi ( kartu status )3. Alat tulis
2). Persiapan pasien1. Jelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang akan dilakukan2. Buatlah pasien rilek dan nyaman .
3). Cara pemeriksaan1. Cuci tangan pemeriksa2. minta pasien untuk menyingsingkan baju yang menutupi lengan
bawah3. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan lengan
ekstensi. Pada posisi tidur terlentang, kedua lengan ekstensi dan menghadap atas.
4. Lakukan palpasi ringan arteri radialis dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah ,lakukan palpasi sepanjang lekuk radial pada pergelangan tangan
5. Rasakan denyut arteri radialis dan irama yang teratur6. Hitung denyut tersebut selama satu menit ,7. Informasikan ke pasien dan catat hasil pemeriksaan pada buku.
b. PEMERIKSAAN FREKUENSI DENYUT ARTERI BRAKIALIS1). Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)2. Buku catatan nadi ( kartu status )3. Alat tulis
2). Persiapan pasien1. Jelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang akan dilakukan2. Buatlah pasien rilek dan nyaman
3). Cara pemeriksaan1. Cuci tangan pemeriksa2. Menyingsingkan lengan baju pasien yang menutupi lengan atas3. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan lengan
ekstensi. Pada posisi tidur terlentang, kedua lengan ekstensi dan menghadap atas.
4. Lakukan palpasi ringan arteri dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah pada fossa kubiti (lekuk antara otot bisep dan trisep diatas siku)
5. Rasakan denyut arteri brankialis dan irama yang teratur6. Hitung jumlah denyut selama satu menit7. Informasikan ke pasien dan catat hasil pemeriksaan pada buku
c. PEMERIKSAAN FREKWENSI DENYUT ARTERI KAROTIS1). Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)2. Buku catatan nadi ( kartu status )3. Alat tulis
2). Persiapan pasien1. Jelaskan pada pasien tentang perlunya pemeriksaan ini.2. Buatlah pasien serilek dan senyaman mungkin
3). Cara pemeriksaan1. Cuci tangan pemeriksa dengan air bersih2. minta pasien melepaskan baju sehingga bagian leher terlihat jelas
3. pasien duduk dengan posisi tangan diistirahatkan diatas paha4. Inspeksi kedua sisi leher untuk melihat denyut arteri karotis5. Mintalah pasien untuk memalingkan kepala pada sisi arah yang
berlawanan dengan yang akan diperiksa6. Kemudian lakukan palpasi dengan lembut, jangan terlalu keras untuk
menghindari rangsangan sinus karotid7. Dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk palpasi sekitar otot
sternokleidomastoideus bagian medial8. Perhatikan perubahan denyut pada saat menarik atau
menghembuskan napas9. Hitung frekuensi nadi dengan alat pengukur waktu untuk 30 detik,
kemudian hasilnya dikalikan 2. Bila irama tidak teratur hitung selama 1 menit
C. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAHPemeriksaan tekanan darah diperoleh dari pengkuran pada sirkulasi arteri. Aliran darah akibat pemompaan jantung menimbulkan gelombang yaitu gelombang tinggi yang disebut tekanan systole dan gelombang pada titik terendah yang disebut tekanan diastole. Perbedaan antara systole dan diastole disebut pulse pressure. Satuan Tekanan darah dinyatakan dalam millimeter air raksa (mm hg).Hindari penempatan manset pada lengan yang terpasang infus, terpasang shunt arterivena, graft, operasi payudara, ketiak serta pengangkatan limfe, lengan/ tangan yang mengalami fistula, trauma dan tertutup gip atau balutan keras1). Persiapan alat
1. sphygmomanometer air raksa lengkap dengan manset.2. stetoscope3. antiseptik
2). Persiapan pasien1. Jelaskan kepada pasien tentang perlunya pemeriksaan tekanan
darah2. Jelaskan bahwa lengan akan dipasangi manset yang bila dipompa
akan menekan, sehingga terasa tidak enak/ kesemutan .3). Cara pemeriksaan
1. pemeriksa mencuci tangan2. mintalah pasien untuk membuka bagian lengan atas yang akan
diperiksa, sehingga tidak ada penekanan pada a. brachialis.3. posisi pasien bisa berbaring, setengah duduk atau duduk yang
nyaman dengan lengan bagian volar diatas.4. Gunakan manset yang sesuai dengan ukuran lengan pasien5. pasanglah manset melingkar pada lengan tempat pemeriksaan
setinggi jantung, dengan bagian bawah manset 2 – 3 cm diatas fossa kubiti dan bagian balon karet yg menekan tepat diatas arteri brachialis.
6. pastikan pipa karet tidak terlipat atau terjepit manset.7. Istirahatkan pasien sedikitnya 5 menit sebelum pengukuran. Dan
pastikan pasien merasa santai dan nyaman.
8. hubungkan manset dengan sphymomanometer air raksa , posisi tegak dan level air raksa setinggi jantung
1. raba denyut a. brachialis pada fossa kubiti dan a. radialis dengan jari telunjuk dan jari tengah ( untuk memastikan tidak ada penekanan )
2. pastikan mata pemeriksa harus sejajar dengan permukaan air raksa ( agar pembacaan hasil pengukuran tepat )
3. tutup katup pengontrol pada pompa manset4. pastikan stetoskop masuk tepat kedalam telinga pemeriksa, raba
denyut a. brachialis5. pompa manset sampai denyut a brachialis tak teraba lagi6. kemudian pompa lagi sampai 20 – 30 mm Hg ( jangan lebih tinggi,
sebab akan menimbulkan rasa sakit pada pasien, rasa sakit akan meningkatkan tensi )
7. letakkan kepala stetoskop diatas a brachialis8. Lepaskan katup pengontrol secara pelan-pelan sehingga air raksa
turun dengan kecepatan 2 – 3 mm Hg per detik atau 1 skala perdetik
9. Pastikan tinggi air raksa saat terdengar detakan pertama arteri brachialis ( Korotkoff I ) ini adalah tekanan sistolik
10. pastikan tinggi air raksa pada saat terjadi perubahan suara yang tiba-tiba melemah ( Korotkoff IV ) tekanan diastolik
11. lepaskan stetoskop dari telinga pemeriksa dan manset dari lengan pasien.
12. Bersihkan earpiece dan diafragma stestokop dengan disinfektan13. Apabila ingin diulang tunggu minimal 30 detik14. informasikan pada pasien hasil pemeriksaan dan Catat pada kartu
statusTabel tekanan darah
No USIA Tekanan
Sistole (mm Hg
)
Tekanan
Diastole (mm
Hg )
1
2
3
4
5
Bayi
Anak 7 - < 10 th
10 - < 19 th
Laki- laki
Perempuan
Usia tengah
Usia lanjut
65 – 115
87 – 117
124 – 136
124 – 127
120
140 – 160
42 – 80
48 – 64
77 – 84
63 – 74
80
80 – 90
D. PEMERIKSAAN FREKUENSI PERNAPASANSeseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2)
dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal. Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang
besar, baik pada waktu tarik napas/ inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi. Sedangkan pada pernapasan dangkal maka volume udara akan mengecil.
INSPIRASI EKSPIRASI
Diafragma Kontraksi ( tampak datar ) Relaksasi ( melengkung keatas )
Tulang iga ( costae ) bergerak keatas & keluar bergerak kebawah & kedalam
Tulang dada Bergerak keluar Bergerak kedalam
Rongga dada membesar mengecil
Paru-paru mengembang mengempisFrekuensi napas normal tergantung umur : Usia baru lahir sekitar 35 – 50 x/menit Usia < 2 tahun 25 – 35 x/menit usia 2-12 tahun 18 – 26 x/menit dewasa 16 – 20 x/menit. Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut Apnea : Bila tidak bernapas .1). Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam, stopwatch)2. Buku pencatat3. Alat pencatat (pensil, pena)
2). Persiapan pasien1. Jelaskan pentingnya pemeriksaan frekuensi napas2. Posisi pasien berbaring, kecuali dalam kondisi tertentu.
3). Cara pemeriksaan1. tempatkan satu telapak tangan pasien diatas dada2. Rasakan gerakan napas dengan memegang tangan pasien atau
dengan melihat gerakan dada/ tangan yang naik turun. Gerakan naik (inhalasi) dan turun (ekhalasi) dihitung 1 frekuensi napas
3. Hitung frekuensi napas selama satu menit4. informasikan hasil pemeriksaan dan catat pada status
E. PEMERIKSAAN BERAT BADAN1). Persiapan alat
1. timbangan badan2. alat pencatat
2). Persiapan pasien1. Jelaskan pentingnya pemeriksaan yang akan dilakukan
3). Cara pemeriksaan1. pastikan timbangan badan berfungsi baik dan stel penunjuk pada
titik nol.2. pastikan tidak ada beban ditubuh pasien yang mempengaruhi
penimbangan.3. pasien diminta naik keatas timbangan atau bila bayi baringkan
diatasnya.4. perhatikan angka tempat penunjuk berhenti
5. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada statusF. PEMERIKSAAN TINGGI BADAN1). Persiapan alat
1. meteran pengukur tinggi badan2. penggaris atau sejenis
2). Persiapan pasien1. Jelaskan proses dan pentingnya pemeriksaan yang akan dilakukan
3). Cara pemeriksaan1. pastikan meteran pengukur berfungsi baik ( tergantung macam )2. minta pasien berdiri tegak sejajar pengukur3. pemeriksan menggunakan penggaris atau sejenis menaruh di ubun-
ubun pasien sejajar dengan tempat pijakan4. perhatikan angka yang ditunjuk oleh penggaris ( centimeter / inchi )5. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada status.
E. PEMERIKSAAN ELASTISITAS KULITElastisitas kulit atau turgor menggambarkan keadaan keseimbangan cairan tubuh . secara sederhana dengan melakukan pemeriksaan turgor kulit . dapat diketahui derajat kekurangan cairan tubuh ( dehidrasi ).1). Persiapan alat
1. stop watch2. tissue
2). Persiapan pasien1. Jelaskan pentingnya pemeriksaan frekuensi napas2. Posisi pasien berbaring, atau duduk.
2) cara pemeriksaan1. pastikan bagian ( lengan / perut ) yang akan diperiksa terbuka2. bersihkan kulit yang akan diperiksa dengan tissue3. pemeriksa menjepitkan ibu jari dan telunjuk pada kulit,4. lepaskan jepitan dan perhatikan waktu yang diperlukan kulit untuk
kembali seperti semula ( dalam detik )5. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada status
Arsip Tag: turgorJAN 9 2011
Kekurangan Cairan Pada Lansia Manusia perlu minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah melakukan aktivitas. Air sangat besar artinya bagi tubuh kita, karena air membantu menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya berbagai penyakit di saluran kemih seperti kencing batu, batu ginjal, dll. Air juga sebagai pelumas bagi fungsi tulang dan sendi. Manfaat lain dari minum air putih adalah mencegah sembelit karena untuk mengolah makanan dalam usus sangat dibutuhkan air, tentu saja tanpa air yang cukup kerja usus tidak dapat maksimal dan timbullah sembelit.
Air mineral atau air putih lebih baik daripada kopi, teh kental, softdrink, alkohol, es, maupun sirup dan dianjurkan minimal kita minum air putih 1.5 sampai dengan 2 liter/hari. Minuman seperti kopi, teh kental, softdrink, alkohol, es, maupun sirup bahkan
tidak baik untuk kesehatan dan harus dihindari terutama bagi para lansia yang mempunyai penyakit-penyakit tertentu seperti kencing manis, darah tinggi, obesitas, dan jantung.
Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan Pada Lansia1. Berat badan (lemak tubuh) cenderung meningkat dengan bertambahnya usia,
sedangkan sel-sel lemak mengandung sedikit air, sehingga komposisi air dalam tubuh lansia kurang dari manusia dewasa yang lebih muda atau anak-anak dan bayi.
2. Fungsi ginjal menurun dengan bertambahnya usia. Terjadi penurunan kemampuan untuk memekatkan urine, mengakibatkan kehilangan air yang lebih tinggi.
3. Terdapat penurunan asam lambung, yang dapat mempengaruhi individu untuk mentoleransi makanan-makanan tertentu. Lansia terutama rentan terhadap konstipasi karena penurunan pergerakan usus. Masukan cairan yang terbatas, pantangan diet, dan penurunan aktivitas fisik dapat menunjang perkembangan konstipasi. Penggunaan laksatif yang berlebihan atau tidak tepat dapat mengarah pada masalah diare.
4. Lansia mempunyai pusat haus yang kurang sensitif dan mungkin mempunyai masalah dalam mendapatkan cairan (misalnya gangguan dalam berjalan) atau mengungkapkan keinginan untuk minum (misalnya penderita stroke).
Kekurangan Cairan Pada LansiaMasalah cairan yang lebih sering dialami lansia adalah kekurangan cairan tubuh, hal ini berhubungan dengan berbagai perubahan-perubahan yang dialami lansia, diantaranya adalah peningkatan jumlah lemak pada lansia, penurunan fungsi ginjal untuk memekatkan urin dan penurunan rasa haus.
Tanda-tanda utama kekurangan cairan pada lansia antara lain :
Terjadi peningkatan suhu tubuh Dapat terjadi peningkatan frekuensi pernafasan dan kedalaman pernafasan
(normal : 14 – 20 x/menit) Peningkatan frekwensi denyut nadi (normal : 60-100 x/mnt), nadi lemah, halus. Tekanan darah menurun. Terjadi penurunan jumlah urine
Jika terjadi kekurangan cairan juga akan nampak perubahan fisik pada lansia, antara lain sebagai berikut :
Kulit kering dan agak kemerahan. Lidah kering dan kasar. Mata cekung. Penurunan berat badan yang terjadi secara tiba-tiba atau drastis. Turgor kulit menurun.
Selain perubahan yang nampak pada fisik, akibat kekurangan cairan yang dialami oleh seorang lansia bisa mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
Penurunan kesadaran Gelisah Lemah Pusing Tidak nafsu makan Mual dan muntah Kehausan (pada lanjut usia kurang signifikan)
Kelebihan Cairan Pada Lansia
Selain masalah kekurangan cairan, seorang lanjut usia juga bisa mengalami kelebihan cairan, hal ini bisa berakibat buruk bagi kesehatannya.
Berbeda atau berlawanan dengan kekurangan cairan, tanda-tanda kelebihan cairan pada lansia antara lain :
Terjadi penurunan suhu tubuh. Dapat terjadi sesak nafas. Denyut nadi teraba kuat dan frekuensinya meningkat. Tekanan darah meningkat. Peningkatan jumlah urine (jika ginjal masih baik).
Juga akan nampak pada perubahan fisik pada lansia, antara lain :
Turgor kulit meningkat Edema Peningkatan berat badan secara tiba-tiba Kulit lembab
Selain perubahan yang nampak pada fisik, akibat kelebihan cairan yang dialami oleh seorang lansia bisa mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
Pusing Anoreksia atau tidak nafsu makan Mual muntah
Diare akut
Perubahan pada frekuensi BAB menjadi lebih sering dari normal atau perubahan konsistensi feses menjadi lebih encer atau kedua-duanya dalam waktu kurang dari 14 hari.
Umumnya disertai dengan segala gangguan saluran cerna yang lain seperti mual, muntah dan nyeri perut, kadang-kadang disertai demam, darah pada feses serta tenesmus (gejala disentri).
Derajat dehidrasi menurut who
Untuk menilai derajat Dehidrasi (kekurangan cairan) dapat digunakan skor WHO dibawah ini:
Yang dinilaiSKOR
1 2 3
Keadaan umum Baik Lesu/haus Gelisah, lemas, mengantuk hingga syok
Mata Biasa Cekung Sangat cekung
Mulut Biasa Kering Sangat kering
Pernapasan < 30 x/menit 30-40 x/menit > 40 x/menit
Turgor Baik Kurang Jelek
Nadi < 120 x/menit 120-140 x/menit
> 140x/menit
Skor: 6 : tanpa dehidrasi
7 – 12 : dehidrasi ringan-sedang ≥ 13 : dehidrasi berat