Post on 25-Jan-2015
description
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita semua menyadari perubahan itu merupan konsekuensi dari kehidupan umat manusia
yang terus menerus mendapatkan pengaruh internal maupun eksternal terhadap tata
kehidupan dalam masyarakat kita. Sehingga tidak ada suatu masyarakatpun yang berhenti
dari perubahan. Yang terpenting bagi kita adalah bagaimana kita melakukan rencana
perubahan yang sebaik-baiknya untuk mengkondisikan masyarakat pada masa yang akan
datang lebih baik dari kondisi yang sekarang.
Perubahan itu sendiri akan mampu mengantarkan manusia kepada hakekat kehidupannya
yang dicita-citakan yaitu tercapainya suatu suasana kehidupan yang damai, sejahtera, serasi
dan dalam istilah agama disebut dengan bahagia. Ditinjau dari sudut agama bahwa perubahan
itu adalah sangat penting untuk dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan tarap
kehidupannya maupun untuk mengembangkan masyarakat pada tahap yang lebih baik dan ini
juga yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya untuk
melakukan Hijrah dari Makkah ke Madinah yang merupakan perubahan arah perjuangan
untuk mencapai kemajuan dalam pengembangan dakwah islam. Didalam al-Qur’an surat Ar-
Ra’du ayat 11 Allah juga telah mensinyalir bahawa melakukan perubahan kepada yang lebih
baik itu adalah sangat penting untuk dilakukan. Makalah ini akan membahas perubahan
social meliputi pendahuluan, pengertian perubahan social, teori-teori perubahan social, sebab-
sebab terjadinya perubahan sosial, perubahan dan pembangunan, perubahan social terencana
dalam kontek komuniakasi islam,
1.2. Permasalahan
2.1 Proses Perubahan Sosial Budaya
2.2 Perubahan dan Fenomena Sosial di Jawa Timur
2.3 Pembangunan Sosial Di Jawa Timur
ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan diartikan sebagai suatu hal atau keadaan berubah, peralihan dan pertukaran.
Dengan demikian perubahan adalah sebuah proses yang mengakibatkan keadaan sekarang
berbeda dengan keadaan sebelumnya, karena mengalami perubahan atau pertukaran. William
F.Ogburn memberi batasan terhadap makna perubahan social hanya pada unsure-unsur
kebudayaan.[2]Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan social adalah perubahan dalam
struktur masyarakat. Misalnya dengan timbulnya organisasi buruh dalam masyarakat
kapitalis, terjadi perubahan-perubahan hubungan antara buruh dan majikan, selanjutnya
perubahan-perubahan organisasi ekonomi dan politik.
Perubahan memiliki aspek yang luas, termasuk didalamnya yang berkaitan dengan nilai,
norma, tingkah laku, organisasi social, lapisan social, kekuasaan, wewenang dan intraksi
social. Menurut Koenjaraningrat perubahan social itu sendiri mencakup nilai-nilai yang
bersifat material maupun budaya tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian
masayarakat adalah kelompok social yang mendiami suatu tempat. Istilah social itu sendiri
dipergunakan untuk menyatakan pergaulan serta hubungan antara manusia dan
kehidupannya, hal ini terjadi pada masyarakat secara teratur, sehingga cara hubungan ini
mengalami perubahan dalam perjalanan masa, sehingga membawa pada perubahan
masyarakat.
Perubahan adalah proses social yang dialami oleh masyarakat serta semua unsur-unsur
budaya dan system social, dimana semua tingkatan kehidupan masyarakat secara sukarela
atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya dan
system social lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan,
budaya, dan system social baru.[5] Sebagaimana telah diaungkapkan diatas perubahan itu
adalah sebagai suatu hal atau keadaan berubah, peralihan dan pertukaran, maka perubahan itu
sendiri terjadi membutuhkan sebuah proses sehingga akan mengakibatkan terjadinya
perubahan social. Dengan demikian perubahan adalah suatu proses yang mengakibatkan
keadaan sekaran berbeda dengan keadaan sebelunya.
ii
B. Teori-Teori Perubahan Sosial
Masyarakat selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Ada yang menganggap bahwa
perubahan tersebut tak ubahnya sebuah siklus yang selalu berputar dan tidak ada akhirnya.
Adapula yang beranggapan bahwa suatu perubahan pasti mengacu pada kondisi yang lebih
baik. Ada pula yang beranggapab bahwa tidak mungkin terjadi perubahan jika tidak ada
pemicu, seperti sebuah hubungan yang timbale balik. Berikut ini adalah beberapa pandangan
atau perspektif perubahan social yang dikemukakan oleh para ahli sebagai beriku :
1. Teori Sosiohistoris
Teori ini menempatkan variable latar belakang sejarah dengan menekankan proses evolusi
sebagai factor penting terjadinya perubahan. Perspektif ini melihat dua dimensi yang saling
berbeda asumsi antara lain ;
Perubahan sebagai siklus; Perubahan sebagai perkembangan.
Perubahan sebagai siklus akan sulit diketahui ujung pangkal perubahannya. Asumsi ini
memandang sejarah sebagai siklus yang tak berujung. Ibnu Khaldun adalah salah satu
pendukung teori sosiohistoris, yang mengemukakan perubahan, sebagai suatu siklus yang
memfokuskan pada bentuk dan tingkat pengorganisasian kelompok dengan latar social
budaya yang berbeda. Model perubahan social seperti ini biasanya dianut oleh masyarakat di
kawasan Timur, terutama Cina. Sementara Auguste Comte, Herbert Spencer, dan Emile
Durkheim adalah penganut perspektif yang melihat perubahan sebagai perkembangan. Setiap
masyarakat lambat laun pasti berubah kearah yang lebih maju, kompleks dan modern.
2. Teori Fungsionalisme Struktural
Teori ini melihat perubahan social sebagai dinamika adaptif menuju keseimbangan baru,
akibat dari perubahan lingkungan eksternal.
3. Teori-teori Psikologi Sosial
Teori ini memadang perubahan social, sebagai akibat dari peran actor individual untuk
berkereasi dan berkembang.
4. Teori Konflik
Dalam teori konflik dijelaskan bagaimana perubahan social biasa diakibatkan dari adanya
proses social yang disosiatif dalam masyarakat. Teori konflik berbicara secara terang-
terangan banyak perubahan masyarakat. Tokoh sentral konflik ini adalah Karl Marx yang
mendasarkan diri pada asumsi yang mengisyaratkan adanya kontradiksi sebagai substansi
segala sesuatu, baik alam maupun manusia, sekaligus fakta sentral segala sesuatu. Strauss
mengatakan konflik dan kontradiksi yang merupakan proses tawar menawar antara beberapa
ii
kekuatan untuk menuju tertib social dan setiap masyarakat akan selalu mengalami proses
tersebut.
Jadi, agar manusia dapat bertahan dengan segalam perubahan yang terjadi baik didalam diri
mereka maupun perubahan yang terjadi dilikungkungan mereka, keempat fungsi tersebut
haruslah dapat dilaksanakan. Dan ini tidak hanya berlaku bagi manusia sebagai individu,
tetapi juga berlaku bagi manusia sebagai kelompok social. Melakukan tindakan yang nyata
baik tindakan secara individual maupun tindakan social merupakan kunci utam untuk
berfungsinya keempat hal di atas. Jika keberfungsian terjadi, maka segala perubahan yang
terjadi dapat dijalani sebagai hal yang wajar dan sebagai proses yang alami yang justru akan
menyehatkan masyarakat manusia itu sendiri.
B.Sebab-Sebab terjadinya Perubahan Sosial
Proses perubahan masyarakat pada dasarnya merupakan perubahan pola prilaku kehidupan
dari seluruh norma-norma social yang baru secara seimbang, berkemajuan dan
berkesinambungan. Polo-pola kehidupan masyarakat lama yang dianggap sudah usang dan
tidak relevan lagi akan diganti dengan pola-pola kehidupan baru yang tidak sesuai dengan
kebutuhan sekarang dan masa mendatang.[6] Pendapat lain mengatakan bahwa perubahan itu
juga terjadi dalam suatu masyarakat dapat disebabkan oleh terganggunya keseimbangan atau
tidak adanya sinkronisasi, terganggunya keseimbangan ini akan mengakibatkan terjadinya
ketegangan-ketegangan dalam tubuh manusia, disamping itu juga adanya ketidak puasan
suatu masyarakat terhadap kondisi budaya yang ada.
Disisi lain yang dominant dalam perubahan itu sendiri, tidak boleh dipungkiri karena adanya
penemuan baru (invention), pertumbuhan penduduk yang semakin banyak dan kebudayaan
(culture).[7] Aspirasi seorang individu atau kelompok dalam melaksanakan perubahan social
sangat dipengaruhi oleh inovasi dan adaptasi dari setiap tekhnologi yang baru muncul, atau
nampak ditengah-tengah masyarakat, baik tekhnologi yang berasal dari dalam (intern)
maupun luar (ekstren) negeri. Fenomena ini menggambarkan bahwa betapa pentingnya
inovasi bagi kemajuan dan perubahan dalam suatu masyarakat, sehingga pada akhirnya dapat
dijadikan sebagai bagian dari peradaban masyarakat.
Berkaitan dengan hal ini O.P.Darma dan O.P.Bhatnagar mencatat setidaknya ada empat
factor yang merangsang perubahan pada manusia yaitu :
Manusia secara terus menerus berupaya untuk memodifikasi sumber daya alam dalam
bentuk pemecahan maslah.
ii
Upaya tersebut dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, melengkapi dan
menyempurnakan perubahan yang secara berkelanjutan tercipta dalam lingkungan
manusia.
Proses kompetitif untuk membandingkan kemampuan seseorang dengan orang lain
sangat ditentukan oleh daya dorong mengatasi inovasi.
Dalam hal disorganisasi yang sangat menyedihkan adalah kebiasaan masyarakat
biasanya sangat sedikit dalam bekerja pada lingkungan yang baru sebagai suatu
rangsangan untuk melakukan perubahan.[8]
Berdasarkan ulasan para tokoh tersebut, maka sebuah perubahan yang bersifat komperhensif
membutuhkan rangsangan yang dapat memotivasi objek sasaran perubahan tersebut. Yang
tak kalah pentingnya sejauh manakah rangsangat itu dapat membawa dampak, baik secara
positif maupun negative, hal ini dimaklumi otomatis rangsangan itu akan cepat diterima
apabila membawa keuntungan bagi penerima perubahan itu sendiri.
Banyak hal yang menyebabkan terjadinya perubahan itu pada masyarakat diantaranya
adalah :
Akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
Kemajuan komunikasi dan transformasi
Urbanisasi yang dialami masyarakat
Bertambahnya harapan dan tuntutan masyarakat.[9]
C. Perubahan dan Pembangunan
Masyarakat yang telah berkembang (maju) banyak mengalami perubahan –perubahan baik
dalam bidang ekonomi, politik social dan lainnya, hal ini dialami oleh masyarakat. Perubahan
yang terjadi merupakan pengaruh dari kemajuan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan
transformasi yang dijadikan landasan untuk mengembangkan pembangunan dalam segala
bidang. Perubahan yang riil terjadi akan mewujudkan kehidupan modern bagi masyarakat.
Din Samsuddin mengatakan bawa salah satu bentuk perubahan social yang sering menjadi
perbincangan di Negara yang sedang berkembang adalah perubahan dihasilkan oleh
pembangunan (modernisasi). Pembangunan adalah merupakan sebuah proses peralihan dari
kehidupan lama tradisional kepada kehidupan yang maju (modern)
Rogers sebagaimana dikutif oleh Zulkarimin mengartikan modernisasi pembangunan adalah
merupakan proses terjadinya pada level atau tingkatan-tingkatan system social, sedangkan
modernisasi menunjukkan pada proses yang terjadi pada individu, oleh karena itu perubahan
yang dialami adalah seluruh lapisan masyarakat.
ii
Setiap siapa saja yang mempelopori pergerakan dan merencanakan perubahan social itu dapat
dikategorikan agen perubahan. Agen Perubahan adalah seseorang yang membantu
terlaksananya perubahan social atau enovasi yang yang berencana. Adapun peran agen
perubahan dalam proses pembangunan masyarakat menurut O.Gorman sebagaimana dikutip
oleh Zulkarimen Nasution adalah :
Mengidentifikasikan tujuan dan permasalahan
Melakukan identifikasi pemanfaatan dari sumber-sumber kepemimpinan dan
organisasi
Penetapan prioritas, rencana dan evaluasi.
Kemajuan yang dialami oleh suatu daerah dalam segala bidangnya pada saat ini tidak terlepas
dari peran agen perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah sebagai bentuk dari
pembangunan yang sedang dirasakan oleh masyarakat. Pembangunan akan terlaksana
apabila, pembangunan itu sendiri dilakukan dengan perubahan terencana, dengan meninjau
elemen-elemen mana yang dibutuhkan dalam proses pembangunan itu sendiri.
D. Perubahan Sosial Terencana dalam kontek Komunikasi Islam
Islam sebagai agama yang bersifat universal dimana segala ajaran yang ada didalamnya tidak
akan pernah mengalami istilah usang atau ketinggalan (pasif), akan tetapi sebaliknya yaitu
ajaran islam akan selalu mampu menyesuaikan diri dengan segalam kemajuan zaman, artinya
ajarannya akan selalu relevan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi di zaman
modern. Disamping itu juga bahwa ajaran ini akan selalu mampu memberikan jawaban-
jawaban tentang segala bentuk problem (permasalahan) hidup yang dialami oleh manusia, hal
ini diketahui bahwa ajaran islam adalah bersifat absolute (murni) yang mengandung ajaran
wahyu dan akal, yang dikenal dengan dalil aqli dan naqli.
Dalam ajaran islam diperintahkan untuk mengembangkan komunikasi baik dengan khaliknya
(hablumminallah) maupun sesama manusia sendiri (hablumminannas) tujuan menjalin
komunikasi ini semata-mata untuk memenuhi kebituhan manusia itu sendiri, dimana setiap
manusia menginginkan kebahagiaan baik dunia dan akhirat. Untuk memperoleh hal tersebut
tentunya setiap manusia baik secara individu maupun kelompok berkepribadian yang islami.
Untuk mengubah prilaku seseorang dalam kehidupan social membutuhkan sebuah
perencanaan komunikasi yang efektif dan langkah-langkah yang matang dalam ajaran islam
dikenal dengan dakwah. Orang yang melakukan dakwah juga dapat dikategorikan agen
perubahan social terencana, berkaitan dengan hal ini Abd Rosyad Shaleh mengemukakan
beberapa langkah dalam mengadakan dakwah yaitu :
ii
Memperkirakan dan memperhitungkan masa depan
Menentukan dan merumuskan sasaran dalam rangka pencapaian tujuan dakwah
Menetapkan tindakan-tindakan dan prioritas dakwah
Menetapkan metode yang tepat
Menetapkan dan menjadwalkan waktu pelaksanaan
Menetapkan lokasi
Menetapkan biaya dan fasilitas serta hal-hal lain yang dianggap perlu.[13]
Jadi peran komunikasi islam dalam perubahan social masyarakat merupakan hal yang
signifikan karena dalam menjalankan peranannya selalu mengutamakan ajaran islam. Agama
dapat diposisikan pada tiga tempat, yaitu: pertama memainkan peran dalam memberikan sprit
dan inspirasi bagi proses perubahan kepada hal yang positif. Kedua memberikan norma dan
batasan-batasan dalam mengadakan perubahan social. Ketiga memberikan penghargaan
kepada agen perubahan itu sendiri.
E. Perubahan Sosial Yang Terjadi Di Jawa Timur
Menjelang detik – detik peresmian jembatan Suramadu (Surabaya-Madura), seperti
menjelang detik – detik ijab qabul pasangan suami istri. Setelahnya, akan ada kehidupan baru
bagi kedua pasangan, Surabaya dan Madura, yang dipersatukan oleh jembatan Suramadu.
Kehidupan baru ini, memicu adanya perubahan sosial yang pasti terjadi, khususnya di sekitar
jalur jembatan Suramadu. Perubahan sosial yang muncul dipastikan akan mempengaruhi
banyak aspek – aspek kehidupan masyarakat sekitar jembatan Suramadu, khususnya
Masyarakat Madura sebagai objeknya.
Tentu saja disini perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Madura bukan merupakan
sebuah hasil atau produk tetapi merupakan sebuah proses. Perubahan sosial ini merupakan
sebuah keputusan bersama yang diambil oleh anggota masyarakat Madura sebagai reaksi
adanya perubahan teknis kewilayahan akibat dari pembangunan jembatan Suramadu.
Kurt Lewin yang dikenal sebagai bapak manajemen perubahan, mengenalkan konsep yang
dikenal dengan model force-field yang diklasifikasi sebagai modelpower-based karena
menekankan kekuatan-kekuatan penekanan. Menurutnya, perubahan terjadi karena
munculnya tekanan-tekanan terhadap kelompok, individu, atau organisasi. Ia berkesimpulan
bahwa kekuatan tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan penolakan
(resistences) untuk berubah. Sama halnya dengan yang sedang dihadapi masyarakat Madura
yang mendapat tekanan, yaitu tekanan menghadapi fakta keberadaan Suramadu yang sangat
disadari akan membawa banyak pengaruh pada kehidupan sosial masyarakat Madura sendiri.
ii
Namun, masyarakat Madura menanggapi driving forces sebagai pengaruh positif yang dapat
dimanfaatkan untuk perubahan sosial ke arah positif pula. Masyarakat Madura justru
mereduksi resistences to change, dengan menemukan peluang perbaikan ekonomi,
peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan pelayanan kesehatan. Dengan adanya
Suramadu diharapkan mampu mentransfer pola – pola kehidupan sosial penduduk Surabaya
sebagai servis baru dalam pola kehidupan masayarakat Madura.
Dalam sebuah master plan yang dirancang untuk kedua wilayah jalur Suramadu, tergambar
perubahan model tata ruang wilayah yang sangat signifikan. Digambarkan bahwa di kedua
wilayah berubah menjadi pusat kehidupan dari wilayahmasing- masing, dengan jalan utama
dan bangunan – bangunan utama yang menunjang segala kebutuhan dua wilayah tersebut.
Gambar ini menunjukkan adanya reaksi terhadap perubahan sosial. Dalam hal ini perubahan
sosial tidak muncul dengan sendirinya, melainkan memang direncanakan.
Masyarakat Madura menyadari sepenuhnya bahwa akan ada perubahan sosial, sehingga,
diluar keterkaitan dengan master plan yang dimaksudkan, masyarakat madura juga telah
merencanakan sendiri perubahan sosial tersebut. Masyarakat mulai mencari peluang dan
menemukan kesempatan – kesempatan untuk memperbarui pola – pola kehidupan. Terlihat
setelah diresmikannya Jembatan Suramadu, masyarakat berbondong – bondong membuka
lapangan penghasilan disekitar jembatan Suramadu. Mengarah masuk ke Kota Bangkalan,
juga mulai mucul berbagai fasilitas kemasyarakatan yang dibangun sebagai bentuk
penerimaan terhadap adanya orang – orang baru dan investor yang nantinya akan mendatangi
Madura. Telah muncul gerai fastfood, pasar induk yang diimplementasikan dari bentuk mall,
cafe, dan bangunan – bangunan lain yang mengidentifikasikan kehidupan perkotaan seperti di
Surabaya. Seiring berjalannya waktu, masyarakat Madura akan banyak meniru pola
kehidupan sosial masyarakat Surabaya, sebagai bentuk transfer, yang kini telah mudah, yaitu
melalui Jembatan Suramadu.
Asumsi masyarakat adalah bahwa dengan adanya Jembatan suramadu tidak sekedar
menghubungkan, melainkan telah menyatukan antara Surabaya dengan Madura. Sehingga
sesuatu yang satu itu adalah sama. Masyarakat Madura yang notabene secara kultural
maupun bahasa sangat berbeda dengan masyarakat Surabaya, nantinya akan menjalani proses
perubahan sosial untuk menyamakan diri dengan masyarakat Surabaya, sebagai suatu hal
yang satu. Mengapa bukan sebaliknya? Tentu kita menyadari, bahwa perubahan selalu terkait
dengan arah yang positif dan maju, sehingga yang berubah itu adalah dari yang tradisional
menuju modernisasi.
ii
Menurut Max Weber dalam Berger (2004), bahwa, tindakan sosial atau aksi sosial (social
action) tidak bisa dipisahkan dari proses berpikir rasional dan tujuan yang akan dicapai oleh
pelaku. Perubahan sosial yang diupayakan masyarakat Madura, diharapkan mengarah kepada
arah yang positif, yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan sosial. Peningkatan kualitas
perekonomian, perbaikan mutu pendidikan, kelengkapan fasilitas kehidupan, serta kelayakan
berkehidupan menjadi harapan yang digantungkan pada pemanfaatan jembatan Suramadu.
Sudah barang tentu, perubahan sosial ini nantinya akan menyebabkan perubahan kultural,
bahasa, dan moralitas.
Perubahan tersebut tidak selalu mengarah kepada hal yang positif sebagaimana yang
diharapkan, sekalipun telah direncanakan. Khususnya perubahan moralitas, mengikuti
modernisasi, dimana masyarakat modern Surabaya telah sangat dipengaruhi oleh modernisasi
Barat. Perilaku – perilaku Barat telah menjadi tolak ukur, sekalipun banyak yang
bertentangan dengan nilai ke-Timuran. Sehingga yang menjadi tantangan terberat bagi
masyarakat Madura adalah bagaimana nantinya mengambil sari – sari kehidupan masyarakat
Surabaya tanpa menghilangkan nilai moralitas dan kultural masyarakat Madura itu sendiri.
Masyarakat Madura sebagai masyarakat yang agamis harus tetap menjaga nilai – nilai yang
telah melekat, sekalipun nantinya perubahan telah benar – benar terjadi pada masyarakat
Madura Pasca tejadinya transfer kehidupan sosial dari Surabaya menuju Madura melalui
Jembatan Suramadu. Semoga Madura semakin maju dan modern.
ii
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perubahan yang terjadi pada masyarakat disebut dengan perubahan sosial.Apakah perubahan
itu mengenai pakaian, alat transportasi, pertambahan penduduk, ataupun tingkah laku anak
muda. Pada beberapa pemikir terdapat tiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban,
perubahan, budaya dan perubahan sosial. Perubahan peradaban biasanya dikaitkan dengan
perubahn-perubahan elemen atau aspek yang lebih bersifat fisik, seperti transportasi,
persenjataan, jenis-jenis bibit unggul yang ditemukan, dan sebagainya.
Perubahan budaya berhubungan dengan perubahan yang bersifat rohani seperti keyakinan,
nilai, pengetahuan, ritual, apresiasi seni, dan sebagainya.Sedangkan perubahan sosial terbatas
pada aspek-aspek hubuingan sosial dan keseimbangannya. Meskipun begitu perlu disadari
bahwa sesuatu perubahan di masyarakat selamanya memiliki mata rantai diantaranya elemen
yang satu dan eleman yang lain dipengaruhi oleh elemen yang lainnya. Berikut adalah teori
yang membahas tentang perubahan sosial Untuk itu, terlebih dahulu perlu dicatat bagaimana
tingkat dan sifat peralihan dari perubahan itu sendiri di masyarakat.Pada masyarakat yang
tergolong bersahaja relatif jarang dan lamban terjadinya perubahan-perubahan.
Pada masyarakat semacam itu elemen-elemen dasarnya seperti trdisi, ritual dan hirarki sosial
yang berlangsung, biasanya dipegang kuat oleh para warganya secara bersama-sama.
Pergolakan revolusi dan gerakan emansipasi sertapenemuan-penemuan baru dibidang ilmu
pengetahuan dan tekhnologi Masyarakat yang telah berkembang (maju) banyak mengalami
perubahan –perubahan baik dalam bidang ekonomi, politik social dan lainnya, hal ini dialami
oleh masyarakat. Perubahan yang terjadi merupakan pengaruh dari kemajuan ilmu
pengetahuan, tekhnologi dan transformasi yang dijadikan landasan untuk mengembangkan
pembangunan dalam segala bidang. Perubahan yang riil terjadi akan mewujudkan kehidupan
modern bagi masyarakat. Din Samsuddin mengatakan bawa salah satu bentuk perubahan
social yang sering menjadi perbincangan di Negara yang sedang berkembang adalah
perubahan dihasilkan oleh pembangunan (modernisasi). Pembangunan adalah merupakan
sebuah proses peralihan dari kehidupan lama tradisional kepada kehidupan yang maju
(modern)
B. SARAN
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Astrid S.Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, TK.Bica Cipta, 1979
Burhanuddin Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma dan Diskursus
Tekhnologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: fajarinterpratama Offset, 2006
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1995
Dahana O.P. dan Bhatnagar P.P. Education And Comunication For Defelopmen, New
Delhi: Oxford & IBH Publishing Co, 1980
Gazalba, Sidi, Islam dan Perubahan Sosial Budaya,: Kajian Islam tentang Perubahan
masyarakat, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983
Nasution, Zulkarimein, Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan
Penerapannya (ed revisi), Jakarta: Logos, 2000
Ogburn William F., Social Chang, New York: Viking Press, 1
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Yayasan PenerbitUniversitas
Indonesia, 1974
Samsuddin, M.Din, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani,Jakarta:
Logos, 2000
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, Namun penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan
sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga
selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW,
kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku
umatnya.
Makalah ini penulis membahas mengenai “PERUBAHAN SOSIAL DAN
PEMBANGUNAN YANG TERJADI DI JAWA TIMUR”, dengan makalah ini penulis
mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Penulis ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.
Raha, Agustus 2013
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.... ................................................................................... 2
A. Pengertian Perubahan Sosial................................................................. 2
B. Teori-Teori Perubahan Sosial................................................................. 3
C. Perubahan dan Pembangunan................................................................. 5
D. perubahan sosial terencana dalam konteks komunikasi islam.................... 6
E. Perubahan Sosial Yang Terjadi Di Jawa Timur........................................ 7
BAB II PENUTUP................................................................................................... 10
A. Kesimpulan.................................................................................................. 10
B. Saran............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 11
ii
MAKALAH
PERUBAHAN SOSIAL
DAN PEMBANGUNAN
YANG TERJADI DI JAWA TIMUR
DISUSUN OLEH :
NAMA : SAMSIA
JURUSAN : GEOGRAFI
SEMESTER : II
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
KELAS RAHA
2013
ii