Post on 12-Jan-2017
PERUBAHAN CTA KE AKRUAL
BAGAIMANA
• Set up chart of account sesuai dengan ketentuan baru akun LO
• Tentukan proses yang akan dijalankan sesuaikan sisdur Kemendagri
• Set up sistem pencatatan sederhanakan dengan sistem komputer sehingga tidak menimbulkan masalah di lapangan.
• Set up reporting format untuk LO , SAL dan LPE
• Open balance neraca CTA • Transfer akun Ekuitas dana ke Ekuitas • Pastikan nilai dalam neraca sesuai definisi aset dan
kewajiban.• Pastikan semua aset dan utang Entitas telah dimasukkan
dalam Neraca
ALTERNATIF PROSES
• Transaksi anggaran dilaksanakan dan transaksi akuntansi dicatat melalui proses penyesuaian secara batch (bulanan, semesteran atau tahunan.
• Transaksi anggaran dan akuntansi dilakukan secara paralel, end user akan melakukan pencatatan baik di sikulus anggaran, maupun siklus akuntansinya.
• Transaksi anggaran dan akuntansi dilakukan secara paralel, end user akan melakukan pencataan anggaran, sistem secara otomatis membuat transaksi akuntansinya
• Transaksi anggaran dan akuntansi dilakukan secara paralel tetapi end user akan menghadapi transaksi akuntansi, sistem akan membuat secara otomatis transaksi anggaran jika transaksi tersebut berhubungan dengan kas
Open Balance Neraca Akrual
Saldo Ekuitas di CTA ditutup Ekuitas dana lancar (piutang, persediaan) Ekuitas dana diinvestasikan pada aset tetap Ekuitas dana diinvestasikan pada aset lainnya Ekuitas dana diinvestasi pada cadangan Ekuitas dana untuk pembayaran kewajiban
Saldo ekuitas dana dipindahkan ke Ekuitas
Pastikan nilai dalam neraca, aset, kewajiban memenuhi definisi aset dan kewajiban dan pastikan bahwa semua aset dan kewajiban Pemda telah disajikan dalam laporan keuangan.
Sebaiknya Penetapan Neraca Awal Akrual dibuat dalam dokumen legal sebagai bukti dan landasan hukum.
Perhatian
Aset yang belum didepresiasi didepresasikan Untuk menghindari aset nilainya lebih tinggi, namun tidak
memiliki manfaat di masa mendatang. Aset yang belum dimasukkan ke neraca
Setelah dinilai dengan nilai yang tepat dimasukkan beserta bukti berita acara penyerahan atau bukti perolejannya
Piutang dan persediaan yang belum dimasukkan.
Aset yang bermasalah ?? Bolehkah dibersihkan dari neraca jika sudah ada bukti
hukum dan mengikuti prosedur manajemen BMD Aset yang tidak jelas keberadaannya Piuatang yang tidak dapat ditagih
SKPD!!
Pendapatan SKPD yang tidak memiliki pendapatan ??
LO akan negatif jika tidak ada sumber pendapatan
SKPD pengelola pendapatan akan membukukan surplus tinggi sekali
Rekening perantara akan menjadi bagian dari ekuitas konsolidasi. Walaupun terjadi defisit tetapi nilai ekuitas tidak negatif. Nilai ini akan dieliminasi pada saat konsolidasi.
Pada tingkat Laporan entitas pelaporan tidak menimbulkan masalah tetapi di SKPD menimbulkan masalah karena LO negatif.
Dapat dibuat alternatif, dana yang ditransfer dari PPKD akan diakui sebagai pendapatan bagi SKPD, namun pada konsolidasi entitas pelaporan harus dieliminasi
Mekanisme Pencatatan - Alternatif
Transaksi anggaran akan dicatat dipasangkan dengan akun perantara misal Estimasi Perubahan SAL. Transaksi ini akan digunakan sebagai pasangan untuk mencatat:
Belanja Pendapatan Pembiayaan Koreksi SAL
Transaksi ini secara paralel dicatat dalam akuntansi Beban Pendapatan LO Penambahan / pengurangan aset Penambahan / pengurangan kewajiban
Estimasi Perubahan SAL akan ditutup dalam SAL diperoleh SAL dilaporkan dalam Laporan SAL.
SAL direkonsiliasikan dengan kas perbedaan terjadi karena utang PFK
Mekanisme Penyesuaian
Dalam rangka pelaporan, PSAP Akrual dapat diterapkan dengan melakukan penyesuaian terhadap pencatatan dan Laporan Keuangan CTA yang saat ini dilakukan.
Jika mekamisme ini dilakukan, sebaiknya hanya dilakukan untuk sementara / masa transisi.
Proses ideal sebaiknya dilakukan dengan mengembangkan sistem akuntansi yang lengkap sehingga tercipta sistem akuntansi yang dapat diandalkan.
Untuk penyesuaian diperlukan beberapa informasi akrual sehingga setiap kenaikan dan penurunan aset dan kewajiban dapat direkonsiliasikan dengan LRA.
PENYESUAIAN CTA – AKRUAL 1
Untuk melakukan proses penyesuaian harus dipastikan bahwa neraca CTA sudah mencerminkan semua akrual yang telah ada di akhir tahun.
Aset tetap depresiasi, aset rusak, aset belum dicatat
Persediaan persediaan rusak, hilang, persediaan belum dicatat
Piutang piutang tidak dapat ditagih, piutang yang belum dicatat
Hutang utang yang belum dicatat Reklasifikasi Ekuitas Dana EKUITAS
PENYESUAIAN CTA – AKRUAL 2
Data dalam Neraca dapat direkonsiliasikan dengan data dalam LRA contoh:
Kenaikan aset tetap belanja modal + perolehan aset hibah – penjualan / pelepasan aset
Kenaikan investasi penerimaan pembiayaan investasi – pengeluaran pembiayaan investasi -
Pastikan semua data untuk melakukan penyesuaian tersedia. Pendapatan yang masih harus diterima piutang Pendapatan diterima dimuka yang telah menjadi pendapatan
atau pendapatan diterima dimuka dari transaksi yang telah ada. Biaya yang masih harus dibayar piutang Biaya dibayar dimuka yang telah menjadi beban atau biaya
dibayar dimuka dari transaksi yang telah ada. Beban depresiasi, penyisihan piutang transaksi non kas Penjualan aset, aset yang diterima dari hibah Pendapatan investasi yang telah diakui secara akrual
TRANSAKSI DALAM SAP AKRUAL
TRANSAKSI AKRUAL• Pendapatan masih harus diterima • Pendapatan diterima dimuka• Beban yang masih harus dibayar• Beban dibayar dimuka• Beban Penyusutan
• TRANSAKSI KAS PELAKSANAAN ANGGARAN
PENYESUAIAN CTA - AKRUAL
LRA
Pendapatan-LO SekaligusPendapatan-LRA
Pendapatan LRA dan Pendapatan LO
BelanjaSekaligusBeban
Belanja dan Beban
Pend. Diterima Dimuka
Piutang Pendapatan
Pendapatan LO sudah
diterima Kas-nya
Belanja Dibayar Dimuka
Utang atas Belanja (YMHD)
Beban sudah dikeluarkan
Kas-nya/ Dibayar
LO LRA LO
TRANSAKSI KAS
• Transaksi Kas dicatat sebagai pendapatan LRA dan Belanja LRA• Beberapa transaksi kas sebenarnya juga mencerminkan akrual
sehingga sama dengan Pendapatan atau Beban dalam LO• Pembayaran gaji pada periode anggaran atas seorang yang telah
bekerja• Pembayaran beban sewa selama satu periode anggaran• Penerimaan pendapatan untuk periode tersebut retribusi
• Beberapa transaksi kas tidak mencerminkan akrual• Pembiayaan• Belanja modal• Pembayaran belanja untuk dimanfaatkan jangka panjang• Penerimaan pendapatan untuk jasa di masa datang
TRANSAKSI AKRUAL
• Transaksi Akrual kadangkala tidak terkait dengan kas, karena kasnya belum diterima atau dibayarkan.
• Untuk transaksi ini, harus disediakan informasi pada tanggal pelaporan.• Piutang (pendapatan yang masih harus diterima)• Utang (Beban yang masih harus dibayar)• Persediaan terpakai• Depresiasi
PENDAPATAN MASIH HARUS DITERIMA
• Pendapatan masih harus diterima merupakan pendapatan yang sampai dengan tanggal pelaporan belum diterima oleh satker karena adanya tunggakan pungutan pendapatan dan transaksi lainnya yang menimbulkan hak tagih satker dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintah
• Contoh:– Pajak masih harus diterima Pajak, Retribusi daerah.– Pendapatan bukan pajak masih harus diterima Pendapatan
sumber daya alam, pendapatan bunga, pendapatan sewa Bagian laba atas laba BUMN, PNBP lainnya.
PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA
Pembayaran 1 Februari 20X3
Rp. 250 Jt.
Diakui sebagai pendapatan pada tahun
20X2 dan dicatat sebagai “Pendapatan yang masih
harus diterima = Aset”
16
Pendapatan tahun 20X2
Des. 20X2
Pembayaran atas piutang yang telah diakui
pada 31 Des 20X2
PENDAPATAN MASIH HARUS DITERIMA
Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat SKP yang telah dikirimkan ke pengusaha restoran dan hotel namun belum diterima pelunasannya. Sebesar 250.000.000. Pelunasan baru dilakukan pada 1 Februari 20X3Pada 31 Desember 20X2, terdapat deposito Pemda tertanggal 1 Nopember 20X2 sebesar 500.000.000 berbunga 6%, jangka waktu 3bulan, jatuh tempo 1 Februari 20X3
Tanggal
Finansial Anggaran
31 Des20X2
Piutang PendapatanPendapatan Pajak – LO
250.000.000250.000.000
Tidak dicatat
31 Des20X2
Piutang BungaPendapatan Bunga – LO
2.500.0002.500.000
Tidak dicatat
1 Feb20X3
Kas Piutang Pendapatan
250.000.000250.000.000
Estimasi Perubahan SAL Pendapatan Pajak-LRA
250.000.000250.000.000
1 Feb20X3
Kas Piutang Bunga
2.500.0002.500.000
Estimasi Perubahan SAL Pendapatan bunga- LRA
2.500.0002.500.000
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
• Pendapatan Diterima Dimuka merupakan pendapatan yang telah diterima oleh pemerintah dan sudah disetor ke Kas Umum Daerah, namun wajib pajak dan/atau wajib setor belum menikmati barang/jasa/fasilitas dari pemerintah.
• Contoh:– Pajak / Retribusi Diterima Dimuka Pajak / Retribusi yang
diterima lebih dari satu periode.– Pendapatan bukan pajak masih harus diterima Dividen BUMD
sudah diputuskan/diumumkan namun uangnya belum dterima.– Penerimaan sewa yang diterima untuk jangka waktu lebih dari
satu periode
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
Pembayaran 1 Juli 20X2 Rp. 100 Jt.
18 bulan sebagai :- Kewajiban (Pendapatan
Diterima Dimuka);- Pengurang Pendapatan
Akrual
6 bulan sebagai “Pendapatan
Akrual”
Berakhir 30 Jun 20X4
19
Sewa selama 2 tahun berakhir 30 Juni 20X4
Des. 20X3Des. 20X2
12 bulan pendapatan 20X3,
6bulan Pendapatan diterima dimuka, yang
akan diakui pendapatan LO 20x4
25 Jt. 50 Jt. 25 Jt.
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
Pada tanggal 1 Juli 20X2 Diterima pendapatan sewa atas gedung yang tidak dipakai dalam rangka pendayagunaan aset daerah dengan nilai sewa 100 juta untuk masa 2 tahun.
Tanggal Finansial Anggaran1 Juli 20x2
KasPendapatan diterima dimuka – LO
100.000.000100.000.000
Estimasi Perubahan SAL
Pendapatan – LRA
100.000.000100.000.000
31 Des Pendapatan diterima dimuka - LO
Pendapatan – LO
25.000.00025.000.000
Tidak dicatat
PENYESUAIAN PENDAPATAN LO CTA AKRUAL
Pendapatan LO = Pendapatan LRA tahun berjalan -/- Piutang awal periode +/+ Piutang akhir periode +/+ Pendapatan diterima dimuka awal -/- Pendapatan diterima dimuka akhir periode
Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang pendapatan – kenaikan pendapatan diterima dimuka
20X2 20X1Pendapatan LO Pendapatan 300.000 300.000
Piutang 25.000 20.000 5.000 kenaikan
Pendapatan diterima dimuka 10.000 14.000 (4.000) penurunan Pendapatan LRA + kenaikan piutang + penurunan pendapatan diterima dimuka 309.000
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
• Beban yang masih harus dibayar merupakan kewajiban yang timbul akibat hak atas barang/jasa yang telah diterima dan dinikmati dan/atau perjanjian komitmen telah dilakukan, namun sampai akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen tersebut.
• Contoh:– Belanja Pegawai yang masih harus dibayar– Belanja Barang yang masih harus dibayar– Belanja lainnya yang masih harus dibayar
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Pembayaran 1 Februari 20X3
Rp. 150 Jt.
Diakui sebagai beban pada tahun 20X2 dan
dicatat sebagai “Beban yang masih harus
dibayar = Kewajiban”
23
Beban tahun 20X2
Des. 20X2
Pembayaran atas utang yang telah diakui pada
31 Des 20X2
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat tagihan atas kegiatan pemeliharaan rutin sebesar 20.000.000 yang telah diselesaikan oleh seorang rekanan, namun belum dibayar. Karena kegiatan rutin ini disatukan dalam kontrak pemeliharaan setahun maka pembayaran baru dilakukan pada 1 Maret 20X3
Tanggal Finansial Anggaran31 Des20X2
Beban barang/jasaBeban yang masih harus dibayar
20.000.00020.000.000
Tidak dicatat
1 Mar20X3
Beban yang masih harus dibayar
Kas
20.000.000
20.000.000
Belanja barang/jasa Estimasi Perubahan SAL
20.000.00020.000.000
BEBAN DIBAYAR DIMUKA
• Beban Dibayar Dimuka merupakan pengeluaran satuan kerja/pemerintah yang telah dibayarkan dari rekening Kas dan membebani pagu anggaran, namun barang/jasa/fasilitas dari pihak ketiga belum diterima/dinikmati satuan kerja/pemerintah.
• Persediaan dan aset tetap sebenarnya beban dibayar dimuka, namun karakteristiknya khusus
• Contoh:– Beban Pegawai dibayar dimuka– Beban Barang dibayar dimuka– Uang muka kegiatan
BEBAN DIBAYAR DIMUKA
Pembayaran 1 Oktober 20X2
Rp. 40 Jt.
9 bulan diakui sebagai beban tahun 20X3
3 bulan sebagai Beban sewa
Berakhir 30 Sep 20X4
26
Sewa ruangan selama 1 tahun berakhir 30 September 20X3
Des. 20X2
10 Jt. 30 Jt.
9 bulan sebagai Aset (Beban dibayar dimuka)
BEBAN DIBAYAR DIMUKA
Pada tanggal 1 Oktober 20X2 dibayar sewa ruangan untuk ruang kantor unit SKPD dengan nilai sewa 40 juta untuk masa 1tahun.
Tanggal Finansial Anggaran1 Okt 20X2
Beban sewa dibayar dimuka
Kas
40.000.00040.000.000
Belanja barang/jasaEstimasi Perubahan SAL
40.000.00040.000.000
31 Des20X2
Beban sewa Beban sewa dibayar
dimuka
10.000.00010.000.000
Tidak dicatat
31 Des20X3
Beban sewa Beban sewa dibayar
dimuka
30.000.00030.000.000
Tidak dicatat
BEBAN LO CTA AKRUAL
Beban LO = Belanja tahun berjalan +/+ Beban dibayar dimuka awal periode -/- Beban dibayar dimuka akhir periode -/- Beban yang masih harus dibayar awal periode +/+ Beban yang masih harus dibayar akhir periode
Beban LO = Beban LRA – penurunan beban dibayar dimuka + kenaikan biaya yang masih harus dibayar.
20X2 20X1 Beban
Belanja pegawai 500.000 500.000
Beban dibayar dimuka 30.000
40.000 (10.000)Penurunan
Beban yang masih harus dibayar 20.000 14.000 6.000 Kenaikan
Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka – kenaikan beban yang masih harus dibayar 516.000
BIAYA PENYUSUTAN
• Penyusutan adalah alokasi biaya atas penggunaan aset tetap penyesuaian nilai akibat pemanfaatan dari suatu aset.
• Metode penyusutan yang dapat digunakan:– Metode garis lurus– Metode saldo menurun ganda– Metode unit produksi
• Akumulasi Penyusutan disajikan sebagai pengurang aset di neraca.
• Beban penyusutan identik dengan beban pemakaian aset tetap
• Beban penyusutan beban LO tidak ada dalam LRA
REKONSILIASI DATA PENYUSUTAN
• Kenaikan akumulasi penyusutan = beban penyusutan jika dalam periode tersebut tidak terdapat penjualan / pelepasa aset.
• Rekonsiliasi data : • akumulasi penyusutan awal periode • +/+ beban penyusutan• -/- akumulasi penyusutan aset yang dijual / dilepaskan• = akumulasi penyusutan akhir periode
• Beban depresiasi = akumulasi penyusutan akhir periode – akumulai penyusutan awal periode + akumulasi penyusutan barang yang terjual
BIAYA PENYISIHAN PIUTANG
• Penyisihan piutang adalah penyisihan atas jumlah piutang yang kemungkinan tidak tertagih di masa depan.
• Aset merupakan manfaat masa depan yang akan mengalir ke entitas, sehingga jika piutang kemungkinan tidak dapat ditagih akan dilakukan penyisihan.
• Besarnya piutang ditetapkan dalam kebijakan akuntansi yang mengacu regulasi yang ada.
• Penyisihan piutang hanya membuat nilai aset agar menceriminkan nilai yang dapat direalisasi, namun entitas tetap berupaya untuk melakukan penagihan atas piutang yang telah disisihkan.
• Untuk proses penghapusan piutang, mengikuti regulasi yang berlaku.
PENYUSUTAN DAN PENYISIHAN
Pada 31 Desember 20X2, berdasarkan kebijakan akuntansi yang ditetapkan jumlah penyusutan tahun 20X2 sebesar 230.000.000 dan penyisihan piutang sebesar 10.000.000
Tanggal Finansial Anggaran31 Des20X2
Beban penyusutan Akumulasi penyusutan
230.000.000230.000.000
Tidak dicatat
31 Des20X3
Beban penyisihan piutang Akumulasi penyisihan
piutang
10.000.00010.000.000
Tidak dicatat
PERSEDIAAN
• Persediaan dalam perlakuan akuntansi sebenarnya hampir sama dengan beban dibayar dimuka.
• Perbedaannya dalam penentuan persediaan yang dibebankan dalam satu periode didasarkan pada perhitungan secara fisik.
• Beban persediaan (barang) dalam LO merupakan beban penggunaan persediaan.
• Beban persediaan = persediaan awal + belanja barang persediaan (LRA) – persediaan akhir
PERSEDIAAN
Pada 31 Desember 20X1, entitas memiliki saldo persediaan sebesar 45.000.000. Selama peride 20X2 persediaan yang dibeli (3 Juli) sebesar 150.000.000. Pada akhir periode, persediaan yang masih tersisa sebesar 50.000.000.Persediaan yang terpakai = 45.000.000+150.000.000-50.000.000=145.000.000
Tanggal Finansial Anggaran
3 Juli20X2
Persediaan Kas
150.000.000150.000.000
Belanja barang Estimasi Perubahan SAL
150.000.000150.000.000
31 Des Beban persediaan Persediaan
145.000.000145.000.000
Tidak ada jurnal
SURPLUS/DEFISIT PENJUALAN ASET
• Penjualan aset dalam LRA akan dicatat sebesar nilai kas yang diterima dari penjualan tersebut.
• Dalam LO transaksi tersebut akan dicatat debit kas, akumulasi depresiasi, kredit aset yang dijual, selisihnya akan dicatat sebagai kredit surplus penjualan aset (keuntungan) atau debit defisit penjualan aset (kerugian)
• Untuk pelepasan aset, akan diakui defisit pelepasan aset sebesar selisih nilai aset dan akumulasi depresiasi.
PENJUALAN ASET
Pada 2 Januari 20X2, entitas melakukan penjualan peralatan dengan harga 70.000.000. Berdasarkan catatan yang ada, nilai perolehan aset sebesar 400.000.000 dan akumulasi depresiasi sebesar 350.000.000
Tanggal Finansial Anggaran
2 Januari20X2
KasAkumulasi Depresiasi Peralatan
Surplus penjualan aset - LO
70.000.000350.000.000
400.000.00020.000.000
Estimasi Perubahan SAL Pendapatan lain
70.000.00070.000.000
PENDAPATAN BUKAN KAS
• Pendapatan LO meliputi pendapatan yang diterima bukan dalam bentuk kas, misalnya• Hibah dalam bentuk barang• Hibah dalam bentuk jasa yang dapat diukur dengan
andal.• Pendapatan bukan kas, akan diakui sebagai pendapatan
LO namun tidak diakui sebagai pendapatan LRA.• Klasifikasi pendapatan mengikuti kententuan dalam
kontrak pemberian barang/jasa dan bagan akun entitas.• Untuk hibah dalam bentuk jasa, harus dipastikan bentuk
dari jasa tersebut (terukur) dan manfaat yang dihasilkan dalam meningkatkan kinerja misal jasa perawatan gedung, jasa sewa gedung, jasa tenaga dokter.
PENDAPATAN BUKAN KAS
Pada 3 Januari 20X2, entitas menerima hibah dari perusahaan swasta berupa 2 unit kendaraan untuk dinas pendidikan dengan nilai 420.000.000 beserta service pemeliharaan kendaraan gratis selama 1 tahun dengan nilai jasa pemeliharaan sebesar 10.000.000
Tanggal Finansial Anggaran
3 Jan20X2
Kendaraan Pendapatan hibah
420.000.000420.000.000
Tidak dicatat
3 Jan20X2
Beban Pemeliharaan Pendapatan hibah
10.000.00010.000.000
KESIMPULAN PENYESUAIAN CTA - AKRUAL
Beban LO Belanja yang disesuaikan dengan akrual
beban yang masih harus dibayar dan beban dibayar dimuka
Beban yang belum dicatat penyusutan, penyisihan, defisit penjualan / pelepasan aset
Pendapatan LO Pendapatan LRA disesuaikan dengan akrual
pendapatan diterima dimuka dan pendapatan yang masih harus diterima
Pendapatan yang belum dicatat hibah, surplus penjualan aset.
NERACA KOMPARATIF
NERACA
ASET 20X0 20X0 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20X0 20X1
Kas 400 580 Pendapatan sewa diterima dimuka 250 350
Piutang 500 600 Pendapatan pajak diterima dimuka 100 300
Persediaan 120 100 Utang biaya gaji 100 250
Biaya dibyr dimuka 230 120 Utang jangka panjang 1.000 1.300
Aset tetap 2.500 4.000 Utang bunga - 20
Akumulasi dep (200) (300) Ekuitas 4.100 5.530
Bangunan net 2.300 3.700
Investasi non per 2.000 2.650
Total Aset 5.550 7.750 Total kewajiban dan ekutias 5.550 7.750
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
LRA 20X1Pendapatan transfer - LRA 4.000 Pendapatan pajak - LRA 3.200 Pendapatan sewa 500 Pendapatan investasi 200 Total Pendapatan 7.900 Belanja Belanja gaji 3.000 Belanja barang dan jasa 2.620 Belanja bansos 400 Belanja hibah 300 Belanja bunga 100 Belanja modal 1.000 Total belanja 7.420 Pembiayaan Penggunaan SAL 400 Pembelian investasi (600)Penerimaan utang jangka panjang 300 Pembiayaan netto 100 Total kewajiban dan ekutias 580
LAPORAN OPERASIONAL
LO LRA LO
Pendapatan transfer - LRA 4.000 4.000
Pendapatan pajak - LRA 3.200 +100 -200 3.100
Pendapatan sewa 500 -100 400
Pendapatan investasi 200 +50 250
Pendapatan hibah aset 500 500
Total Pendapatan 8.250 Beban
Beban gaji 3.000 +150 3.150
Beban barang dan jasa 2,620 +20 +110 2.7510
Beban bansos 400 400
Beban hibah 300 300
Beban bunga 100 20 120
Beban depresiasi 100 100
Total belanja 6.820
Total surplus LO 1.430
KESIMPULAN PENYESUAIAN CTA - AKRUAL
Pendapatan transfer LO = Pendapatan transfer LRA tidak ada item akrual di Neraca 4.000
Pendaptan pajak LO = Pendapatan pajak LRA + peningkatan piutang pajak – peningkatan pajak dibayar dimuka = 3.200+100-200=3.100
Pendapatan sewa LO = Pendapatan sewa LRA – peningkatan pendapatan sewa diterima dimuka = 500 – 100 = 400
Pendapatan investasi LO = Pendapatan investasi LRA + kenaikan investasi – pembiayaan investasi = 200 + 650 – 600 = 250.
Pendapatan hibah aset LO = Kenaikan nilai aset tetap – Belanja Modal + penjualan aset
KESIMPULAN PENYESUAIAN CTA - AKRUAL
Beban gaji = Belanja gaji + kenaikan utang gaji = 3.000 + 150 = 3.150
Beban barang dan jasa = belanja barang + penurunan persediaan + penurunan biaya dibayar dimuka = 2.620 + 20 + 110 = 2.750
Beban bansos = Belanja bansos LRA Beban hibah = Belanja hibah LRA Beban bunga = belanja bunga + keniakan utang bunga = 100
+ 20 = 120 Beban depresiasi = akumulasi depresiasi akhir – akumulasi
depresiasi awal + akumulasi depresiasi aset yang dijual = 300 – 200 = 100
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Ekuitas 31 Desember 20X0 4.100
Surplus LO 1.430
Ekuitas 31 Desember 20X1 5.530
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
1 Diterima pendaptan transfer sebesar 4.000juta2 Diterima pelunasan pajak yang telah diakui pada 20X0 sebesar 500.3 Diterima pendapatan pajak sebesar 2.000
4Diterima pendapatan pajak sebesar 700, di mana 200 merupakan pendapatan pajak untuk tahun 20X2
5Pendapatan pajak diterima dimuka pada awal peride 250, semuanya merupakan pendapatan pajak untuk tahun 20X1
6Pemda telah mengirimkan SKP senilai 600, namun belum diterima pembayarannya.
7Diterima pendapatan sewa sebear 500, dari jumlah tersebut 300 merupakan sewa untuk tahun 20X2.
8Pendapatan sewa awal periode sebesar 250 semuanya merupakan pendapatan tahun 20X1.
9Dibayar belanja gaji 3.000juta. Dari jumlah tersebut 100 merupakan gaji pada 20X0 yang telah diakui sebagai utag gaji.
10 Gaji yang masih terutang sebesar 250.12 Membeli persediaan sebesar 62013 Hasil perhitungan, persediaan yang tersisa di akhir periode sebesar 120
14Mengeluarkan biaya barang dan jasa sebesar 2.000. dari jumlah tersebut 120 merupakan biaua dibayar dimuka.
15Biaya dibayar dimuka sebesar 230 merupakan biaya sewa yang telah menjadid beban pada tahun 20X1.
16 Mengeluarkan belanja bansos sebesar 40017 Mengeluarkan belanja hibah sebsar 30018 Membayaar bunga sebesar 100. 19 Biaya bunga yang terjadi namun belun dibayarkan sebesar 20
20SAL awal periode sebesar 300 semunya digunakan sebagai sumber dana untuk kegiatan tahun 20X1.
21 Melakukan tembahan investasi di BUMD sebesar 60022 Menerima utang sebesar 30023 Beban depresiasi pada 20X1 sebesar 100
SIMULASI - 1
Jurnal Finansial1 Maret Kas 4 .000
Pendapatan - LO 4 .000
Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas
1 Maret Estimasi Perubahan SAL 4 .000Pendapatan LRA 4 .000
Pemda menerima transfer dari pemerintah pusat sebesar 4 .000 pada tanggal 1 Maret 2012
SIMULASI - 2
Jurnal Finansial10 Maret Beban pegawai 2 .000
Kas 2 .000
Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas
10 Maret Belanja Pegawai 2 .000 Estimasi Perubahan SAL 2 .000
Pemda membayar belanja pegawai sebesar 2 .000 pada tanggal 10 Maret 2012
SIMULASI - 3
Jurnal Finansial30 Juni Kas 240
Pendapatan sewa-LO 60 Pendapatan sewa diterima dimuka 180
• Atau dengan alternatif30 Juni Kas 240
Pendapatan sewa-LO 240 31 Des Pendapatan sewa-LO 180
Pendapatan sewa diterima dimuka 180
Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas30 Juni Estimasi Perubahan SAL 240
Pendapatan sewa 240
Diterima pendapatan sewa sebesar Rp 240 juta untuk sewa selama 2 tahun dimulai 1 Juli 2012 sampai dengan 30 Juni 2014.
SIMULASI - 4
Jurnal Laporan Keuangan1 Agt Bangunan 1 .000
Kas 1 .000
Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas
1 Agt Belanja Modal 1 .000 Estimasi Perubahan SAL 1 .000
Pemda membayar belanja modal untuk membangun gedung DPR sebesar 1 .000 pada tanggal 1 Agt 2012
SIMULASI - 5
Jurnal Finansial1 April Persediaan 400
Kas 400 Penyesuaian 31 Des Beban barang dan jasa 300
Persediaan 300
Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas1 April Belanja barang 400
Estimasi Perubahan SAL 400
Pemda melakukan belanja barang sebesar Rp 400 juta pada 1 April . Pada tanggal 31 Desember 2012 barang tersebut masih tersisa sebesar 100 juta.
SIMULASI - 6
Jurnal Laporan Keuangan1 Okt Investasi non permanen 200
Kas 200
Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas
1 Okt Pengeluaran pembiayaan - penyertaan 200 Estimasi Perubahan SAL 200
Pemda memberikan pinjaman kepada BUMD Rp 200 juta pada 1 Okt.
SIMULASI - 7
Jurnal Laporan Keuangan1 Nop Beban barang dan jasa 360
Kas 360
Jurnal angggaran dicatat sebagai belanja dan diklasifikasikan sebagai belanja barang.
1 Nop Belanja Barang dan jasa 360 Estimasi Perubahan SAL 360
Pemda membayar pemeliharaan Rp 200 , perjalanan dinas sebesar Rp 100 dan biaya jasa sebesar Rp 60 pada 1 Nop
SIMULASI - 8
Jurnal Laporan Keuangan1 Okt Beban Depresiasi 50
Akumulasi Depresiasi 50
Jurnal angggaran tidak ada karena tidak terkait dengan anggaran
Beban Depresiasi selama tahun 2012 sebesar Rp 50
SIMULASI - 9
Jurnal Finansial25 Nop Piutang Pajak 500
Pendapatan pajak -LO 500 5 Des Kas 500
Piutang Pajak 500
Jurnal angggaran 5 Des Estimasi Perubahan SAL 500
Pendapatan pajak - LRA 500
Pada 25 Nopember 2012, telah diterbitkan Surat Ketetapan pajak sebesar Rp 500 , SKP tersebut dibayar 5 Desember
SIMULASI - 10
Jurnal Laporan Keuangan25 Des Piutang Pajak 200
Pendapatan pajak 200
Jurnal angggaran belum dimasukkan dalam LRA karena kasnya belum diterima. Akan dimasukkan sebagai pendapatan LRA pada tahun 2013 saat pendapatan tersebut diterima.
Pada 25 Desember 2012, terdapat pendapatan pajak yang belum dibayar namun telah diterbitkan Surat Ketetapan Pajaknya sebesar Rp 200 .
SIMULASI - RINGKASAN
Laporan LRAPendapatan transfer 4 .000Pendapatan pajak 500 Pendapatan sewa 240 Total pendapatan - LRA 4.740 Beban
Belanja Pegawai 2 .000 Belanja Barang dan Jasa 660 Beban Depresiasi 50
• Total beban 2.710 • Surplus Operasional 1.550
NERACAASET KEWAJIBAN DAN EKUITASKas 280 Pendapatan diterima dimuka 180.000
Piutang 200
Persediaan 100 Ekuitas 1.550
Bangunan 1 .000
Akumulasi dep (50 )
Bangunan net 950
Investasi non per 200
Total Aset 1.730 Total kewajiban dan ekutias 1.730
SIMULASI - RINGKASAN
SIMULASI - RINGKASAN
Laporan Realisasi AnggaranPendapatan transfer - LRA 4 .000Pendapatan pajak - LRA 240 Total pendapatan - LRA 4.240 Beban
Belanja Pegawai 2 .000Belanja Barang dan Jasa 760 Belanja Modal 1 .000
Total Belanja 2.960 • Surplus LRA 480 • Pengeluaran pembiayaan inv non permanen 200 • Saldo Anggaran Lebih / SILPA 280