Post on 27-Jul-2015
description
PERSEPSI SISWA SMP NEGERI DI KECAMATAN
GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TERHADAP SMK
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI BIDANG
KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Bangunan
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Aries Gunanto
NIM. 5114000001
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
PENGESAHAN
“Persepsi Siswa SMP Negeri di kecamatan Gemolong kabupaten Sragen
Terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan”
Oleh
Aries Gunanto
NIM. 5114000001
Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 13 Agustus 2005
Ketua Sekretaris
Drs. Lashari, MT. Drs. Supriyono
NIP. 131471402 NIP. 131571560
Anggota Penguji
Pembimbing I 1. Drs. Harijadi GBW, MPd.
NIP. 131404318
Drs. Harijadi GBW, MPd. 2. Drs. Supriyono
NIP. 131404318 NIP. 131571560
Pembimbing II
Drs. Supriyono 3. Dra. Sri Handayani, MPd.
NIP. 131571560 NIP. 131961217
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
Prof. DR. Soesanto
NIP. 130875753
SARI
Aries Gunanto. 2005. Persepsi Siswa SMP Negeri di Kecamatan Gemolong
Kabupaten Sragen Terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan. Jurusan Teknik Sipil Program Studi
Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang. 62 hal. Pembimbing I : Drs. Harijadi Gunawan BW, MPd, II :
Drs. Supriyono
Kata Kunci: Persepsi, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan, SMK Kelompok
Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada saat ini
menuntut para generasi bangsa untuk mencari bekal ilmu dan teknologi yang
tinggi. SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan merupakan salah satu SMK Kelompok Teknologi dan Industri yang
dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah ketenagakerjaan dan masalah-
masalah dalam pembangunan bidang konstruksi. Namun dilihat dari jumlah
tamatan SMP yang memilih melanjutkan pendidikan ke SMK Kelompok
Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan semakin rendah atau
bahkan tidak ada yang berminat.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian adalah adakah perbedaan
persepsi siswa SMP Negeri di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen terhadap
SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan
ditinjau dari pendapatan keluarga, dari tingkat pendidikan orang tua dan ditinjau
dari pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan orang tua.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SMP Negeri di
kecamatan Gemolong kabupaten Sragen yang berjumlah 481 siswa. Sampel yang
diambil sebesar 10%, yaitu 50 siswa dengan menggunakan teknik pengambilan
sampel purposive random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan
metode dokumentasi dan metode Kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan
adalah analisa varian dua jalur dengan menggunakan program SPSS.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi
siswa SMP terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian
Teknik Bangunan ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. Hal ini ditunjukkan
bahwa nilai Fhitung sebesar 1.364 dengan probabilitas 0.26 > 0.05, yang berarti
bahwa siswa yang berasal dari tingkat pendidikan orang tua yang tinggi,
menengah maupun rendah mempunyai persepsi terhadap SMK Kelompok
Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan yang relatif sama.
Sedangkan ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua menunjukan bahwa ada
perbedaan persepsi siswa SMP terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri
Bidang Keahlian Teknik Bangunan. Hal ini ditunjukkan bahwa Fhitung sebesar
15.612 dengan probabilitas 0.000 < 0.05, yang berarti bahwa siswa yang berasal
dari tingkat pendapatan orang tua yang tinggi, menengah maupun rendah
mempunyai persepsi terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang
Keahlian Teknik Bangunan yang relatif berbeda. Ditinjau dari tingkat pendidikan
dan tingkat pendapatan orang tua menunjukkan bahwa persepsi siswa SMP
terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan tidak ada perbedaan. Hal ini ditunjukkan bahwa Fhitung sebesar 0.742
dengan probabilitas 0.533 < 0.05.
Simpulan dari hasil penelitian adalah bahwa ditinjau dari tingkat
pendidikan dan tingkat pendapatan orang tua secara bersama-sama tidak ada
perbedaan persepsi siswa SMP terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri
Bidang Keahlian Teknik Bangunan. Secara parsial, ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua tidak ada perbedaan persepsi siswa SMP terhadap SMK
Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan. Sedangkan
ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua ada perbedaan persepsi siswa SMP
terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka saran yang dapat
disampaikan adalah untuk pihak SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang
Keahlian Teknik Bangunan meningkatkan kualitas lulusannya dengan
memperbaiki proses pembelajaran di sekolah, hubungan kerja sama dengan pihak
dunia industri serta meningkatkan fasilitas yang digunakan. Dan untuk penelitian
selanjutnya yang serupa lebih memperbanyak populasi penelitian dengan
membandingkan persepsi siswa SMP terhadap SMU atau SMK Bidang Keahlian
lainnya.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
� Minta tolonglah kamu kepada Allah dengan bersikap sabar dan mengerjakan
shalat. Sesungguhnya shalat itu amat berat dirasakan, kecuali bagi orang-orang
yang khusuk (Q.S Al-Baqarah : 45).
� Sebaik-baiknya manusia adalah yang banyak memberi manfaat terhadap
manusia yang lain (Hr. Bukhori dan Muslim).
PERSEMBAHAN
� Bapak dan ibu tercinta yang selalu memberikan doa
dan restunya.
� Mbak Wiwik dan adikku Erna tercinta terima kasih
atas dukungannya.
� Simbah kakung dan putri serta keluarga besar di
Sragen.
� Pipin yang selalu memberikan semangat.
� Keluarga besar bapak Zaenun Banaran terima kasih
semuanya.
� Teman-teman PTB ‘00’
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian skripsi ini.
Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana
pendidikan pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang dan Dekan Fakultas Teknik yang telah
memberi kesempatan kepada penulis menyelesaikan studi di Jurusan Teknik
Sipil.
2. Ketua Jurusan Teknik Sipil, atas segala bantuan, saran dan petunjuknya.
3. Drs. Harijadi Gunanwan BW, MPd., Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan petunjuk, kritik serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
4. Drs. Supriyono, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan petunjuk, kritik
serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Dra. Sri Handayani, MPd., Dosen Penguji yang telah memberikan petunjuk,
kritik serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen, yang telah memberi bekal ilmu yang tidak ternilai
harganya selama belajar di Jurusan Teknik Sipil.
7. Kepala Dinas P dan K kabupaten Sragen yang telah memberikan ijin
penelitian.
8. Kepala SMP N 1 Gemolong, Kepala SMP N 2 Gemolong, Kepala SMP Islam
Mondokan, Kepala SMK Sakti Gemolong, SMK N 1 Mondokan, SMK N 1
Miri yang telah memberikan ijin penelitian.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan moril dan materiil kepada penulis.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemapuan dan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu segala bentuk kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini akan saya terima dengan senang hati.
Semarang, Agustus 2005
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
PENGESAHAN............................................................................................ iii
PERNYATAAN ........................................................................................... iv
SARI ............................................................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah …………………………………………… 5
1.3 Pembatasan Masalah …………………………………………… 7
1.4 Perumusan Masalah ……………………………………………. 7
1.5 Tujuan Penelitian ………………………………………………. 8
1.6 Manfaat Penelitian ……………………………………………… 9
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi ………………………………….. 10
BAB II KERANGKA TEORITIS
2.1 Kerangka Teoritis ………………………………………………… 12
2.1.1 Persepsi ……………………………………………………. 12
2.1.2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) ……………………….. 15
2.1.3 SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan ………………… 16
2.1.4 Pendapatan Keluarga ………………………………………. 19
2.1.5 Tingkat Pendidikan Orang Tua ……………………………. 22
2.2 Kerangka Pemikiran ……………………………………………… 26
2.3 Pengajuan Hipotesis ……………………………………………… 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Disain Penelitian …………………………………………………. 29
3.2 Populasi dan Sampel ……………………………………………... 30
3.2.1 Populasi ……………………………………………………. 30
3.2.2 Sampel ……………………………………………………... 30
3.3 Variabel Penelitian ……………………………………………….. 31
3.3.1 Variabel Bebas (X) ……………………………………….. 31
3.3.2 Variabel Terikat (Y) ……………………………………….. 32
3.4 Instrumen…………………………………………………………. 33
3.4.1 Instrumen Penelitian ………………………………………. 33
3.4.2 Penyusunan Instrumen …………………………………….. 33
3.4.3 Uji Validitas ……………………………………………….. 35
3.4.4 Uji Reliabilitas …………………………………………….. 36
3.5 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………….. 37
3.6 Metode Analisis Data …………………………………………….. 38
3.6.1 Pengujian Persyaratan Analisis ……………………………. 38
3.6.2 Pengujian Hipotesis ……………………………………….. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ………………………… 43
4.2 Persepsi Siswa Terhadap SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan
…………………………………………………………………… 44
4.3 Hasil Uji Hipotesis ………………………………………………. 50
4.3.1 Hasil Uji Normalitas Data ……………………………. 50
4.3.2 Hasil Uji Homogenitas Data ………………………….. 51
4.3.3 Hasil Uji Hipotesis I ………………………………….. 53
4.3.4 Hasil Uji Hipotesis II …………………………………. 54
4.3.5 Hasil Uji Hipotesis III ………………………………… 54
4.2 Pembahasan ………………………………………………………. 56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan …………………………………………………………. 61
5.2 Saran ……………………………………………………………… 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................ 64
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jumlah populasi siswa SMP................................................................. 30
3.2 Jumlah sampel siswa SMP ................................................................... 31
3.3 Ubahan persepsi siswa SMP Negeri terhadap SMK Kelompok
Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan.................. 35
3.4 Analisis varian dua jalur untuk pengujian hipotesis .............................. 41
4.5 Tingkat pendidikan orang tua............................................................... 43
4.6 Tingkat pendapatan keluarga................................................................ 44
4.7 Kriteria persepsi siswa SMP Negeri terhadap SMK Kelompok
Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan ................. 45
4.8 Distribusi frekuensi persepsi siswa SMP Negeri terhadap SMK
Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua............................ 45
4.9 Distribusi frekuensi persepsi siswa SMP Negeri terhadap SMK
Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan ditinjau dari tingkat pendapatan keluarga............................. 46
4.10 Distribusi frekuensi persepsi siswa SMP Negeri terhadap SMK
Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan ditinjau dari tingkat pendidikan dan pendapatan
keluarga ............................................................................................... 47
4.11 Distribusi frekuensi rata-rata persepsi siswa SMP Negeri terhadap
SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan............................................................................................. 49
4.12 Uji normalitas data............................................................................... 51
4.13 Uji homogenitas data ........................................................................... 52
4.14 Hasil uji anava dua jalur....................................................................... 53
4.15 Hasil uji duncan ................................................................................... 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Skema stimulus terhadap individu........................................................ 15
3.2 Skema hubungan antar variabel............................................................ 29
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Siswa Uji coba Kuesioner .............................................................. 64
2. Data Siswa Sampel penelitian ................................................................... 65
3. Ubahan instrument (Uji Coba) .................................................................. 67
4. Instrumen penelitian (Uji Coab) ................................................................ 68
5. Hasil Analisis Validitas dan Reabilitas Instrumen ..................................... 73
6. Ubahan Instrumen Penelitian .................................................................... 75
7. Instrumen Penelitian ................................................................................. 76
8. Hasil Penelitian......................................................................................... 83
9. Distribusi Frekuensi .................................................................................. 90
10. Uji Hipotesis ........................................................................................... 93
11. Uji Normalitas dan Homogenitas Data .................................................... 94
12. Daftar Kritik r Product Moment .............................................................. 95
11. Surat-surat Ijin penelitian ........................................................................ 96
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia (SDM) merupakan masalah sentral yang menjadi
perhatian dalam pelaksanaa pembangunan nasional. SDM merupakan faktor yang
sangat penting dalam proses pembangunan. Hal ini disebabkan karena
keberhasilan pembangunan tidak hanya ditentukan oleh Sumber Daya Alam
(SDA) maupun kemampuan teknologi yang dimiliki oleh suatu bangsa, akan
tetapi juga tergantung manusianya sebagai pelaku pembangunan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin
berkembang di era saat ini, menuntut para generasi bangsa untuk mencari bekal
ilmu dan teknologi yang tinggi. Hal ini disebabkan persaingan global yang sudah
tidak terbendung lagi dan harus dihadapi oleh generasi penerus bangsa.
Persaingan global atau yang dikenal dengan “Era Globalisasi” dapat merubah
semua kondisi yang ada disuatu Negara khususnya Indonesia, karena baik secara
langsung maupun tidak langsung akibat dari persaingan global dapat merubah
nilai-nilai budaya kebiasaan, dari sifat-sifat agraris menjadi industrialis.
Untuk mendorong berkembangnya pembangunan dan industri maka
diterapkan penggunaan teknologi tinggi sehingga produk yang dihasilkan dapat
diterima dipasaran dunia dan dapat bersaing dengan Negara-negara lain. Dengan
perkembangan teknologi pembangunan dan industri membutuhkan tenaga-tenaga
ahli yang berkualitas dalam kognitif, afektif dan psikomotori. Hal ini menunjukan
bahwa industri membutuhkan tenaga yang dapat bekerja dengan efisien, efektif
dan professional.
Untuk menyediakan tenaga-tenaga terampil yang merupakan kebutuhan
industri, telah banyak lembaga-lembaga formal yang bertujuan untuk mencetak
tenaga terampil dan siap pakai. Diantaranya adalah SMK kelompok Teknologi
dan Industri yang di dalamnya terdapat Bidang Keahlian Teknik bangunan,
elektronika, dan mesin. Untuk mendapatkan pendidikan di SMK para peserta
didik harus menempuh Sekolah Menengah Pertama atau yang sederajat.
Selain itu pembentukan SMK, khususnya pada Bidang Keahlian Teknik
bangunan dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah ketanaga kerjaan dan
masalah-masalah dalam pembangunan bidang konstruksi. Peran masyarakat perlu
dikembangkan dalam pembangunan bidang konstruksi. Peran masyarakat dapat
berupa kesediaan mempelajari bidang bangunan atau konstruksi melalui lembaga-
lembaga pendidikan teknologi dan indurtri khususnya bidang bangunan atau
konstruksi, dan selanjutnya bekerja pada bidangnya.
Jumlah tamatan SMP yang memilih SMK Kelompok Teknologi dan Industri
Bidang Keahlian Teknik Bangunan semakin lama semakin rendah atau bahkan
ada Bidang Keahlian Teknik bangunan pada suatu SMK ditutup karena tidak ada
siswanya. Berdasarkan survei awal terbukti dari tiga SMK yang ada di Gemolong
di mana dari ketiga SMK tersebut hanya terdapat satu SMK yang memiliki bidang
keahlian teknik bangunan, itupun dari jumlah siswa pendaftar atau yang diterima
tidak sesuai dengan kapasitas yang disediakan oleh sekolah hal ini dapat
ditunjukan dengan jumlah siswa setelah masa reformasi bergulir yaitu pada tahun
ajaran 1997/1998 : 119 siswa, 1998/1999 : 101 siswa, 1999/2000 : 104 siswa,
2000/2001 : 93 siswa, 2001/2002 : 90 siswa, 2002/2003 89 siswa, 2003/2004 : 76
siswa, 2004/2005 : 46 siswa, kemudian sebagai tolak ukur di luar wilayah
kecamatann Gemolong yaitu beberapa SMK Negeri di antaranya SMK Negeri 1
Miri dan SMK Negeri 1 Mondokan, di mana SMK tersebut yang semula
membuka bidang keahlian teknik bangunan kemudian menutup program keahlian
tersebut mengganti dengan bidang keahlian otomotif.
Hal ini menunjukan bahwa terjadi kesenjangan antara minat para tamatan
SMP memasuki SMK, khususnya Bidang Keahlian Teknik Bangunan dengan
tujuannya. Kesenjangan yang terjadi antara tujuan dan pembentukan SMK Bidang
Keahlian Teknik Bangunan dengan minat tamatan SMP untuk melanjutkan
pendidikan ke SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan dengan Bidang Keahlian
Teknik lainnya yang juga terdapat dalam SMK kelompok Teknologi dan Industri
seperti Elektronika dan Mesin maupun SMK kelompok lainnya, sedikit banyak
berkaitan dengan persepsi siswa SMP terhadap SMK Bidang Keahlian Teknik
Bangunan.
Siswa yang baru lulus dari SMP terkadang bingung menentukan pilihan
mana yang akan diambil. Dalam hal ini peranan sekolah dan orang tua maupun
lingkungan sangat penting untuk mengarahkan seorang siswa dalam menentukan
pilihannya. Maka dari itu informasi yang jelas maupun pengalaman tentang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun Sekolah Menengah Umum (SMU)
akan menjadi stimulus yang masuk dalam intelijensi siswa yang kemudian siswa
akan dapat mempersepsikan stimulus tersebut.
Dilihat dari status sosial orang tua maka seorang anak yang orang tuanya
berpendidikan tinggi kemungkinan besar akan menolak terutama hanya
memandang SMK sebagai lembaga pendidikan pencetak tenaga kerja tingkat
rendah termasuk di dalamnya Bidang Keahlian Teknik bangunan. Demikian
halnya anak-anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi kemungkinan besar
akan beranggapan Bidang Keahlian Teknik bangunan pada SMK tempat sekolah
anak-anak yang tidak mampu melanjutkan ke perguruan tinggi atau sebagai
tenaga kerja kasar. Sebaliknya seorang anak yang orang tuanya berpendidikan dan
berpenghasilan rendah maka kemungkinan besar beranggapan SMK adalah
tempat yang sesuai karena peserta didik yang telah menyelesaikan sekolah
langsung dapat bekerja. Disamping faktor orang tua dan guru penentuan pilihan
studi lanjut juga tergantung pada diri siswa sendiri. Persepsi siswa terhadap
sekolah lanjutan dalam hal ini SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan sedikit
banyak memberi pengaruh terhadap proses pemilihan studi lanjut. Informasi
persepsi siswa SMP terhadap SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan dirasakan
semakin rendah.
Oleh karena itu penulis memandang perlu diadakan penelitian tentang
persepsi mereka mengenai SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan. Dalam
kaitan ini penulis ingin mengungkap lebih jauh perbedaan persepsi siswa SMP di
Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen terhadap SMK Bidang Keahlian Teknik
Bangunan.
1.2 Identifikasi Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bidang Keahlian Teknik Bangunan
secara obyektif merupakan SMK yang cukup memberikan harapan bagi siswa-
siswinya, Karena merupakan lembaga pendidikan pencetak tenaga ahli tingkat
menengah di bidang konstruksi. Padahal saat ini dan masa-masa yang akan datang
bidang pembangunan dapat memberikan peluang kerja yang cukup luas, karena
sektor pembangunan merupakan lapangan kerja yang dapat mengurangi
banyaknya pengangguran di Negara Indonesia. Akan tetapi persepsi siswa SMP
terhadap SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan tampaknya semakin lama
semakin menurun di bandingkan dengan Bidang Keahlian Teknik lainnya,
misalnya Bidang Keahlian Teknik elektronika dan otomotif. Padahal patut diakui
bahwa lapangan kerja di sektor konstruksi (meliputi : Kerajinan, Industri,
kontraktor dan sebagainya) masih mengandalakan tenaga kerja tamatan SMK
Bidang Keahlian Teknik Bangunan.
Secara konsepsional persepsi siswa terhadap SMK Bidang Keahlian Teknik
Bangunan dipengaruhi oleh persepsi terhadap bidang pembangunan. Sedangkan
persepsi individu dipengaruhi oleh faktor internal berupa pengetahuan,
pengalaman, keyakinan, dan aspek emosional, serta faktor eksternal berupa
informasi yang diterima tentang obyek, dukungan keluarga, pendapatan orang tua,
lingkungan sosial, yaitu teman-teman dan lingkungan tempat tinggal serta peranan
media masa. Dari pernyataan di atas, tampak bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu obyek.
Untuk mengetahui secara empirik tentang persepsi siswa SMP terhadap
SMK Kelompok Tekknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan,
masalah penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Apakah jenis kelamin dapat mempengaruhi persepsi siswa SMP terhadap
SMK Kelompok Tekknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan?
2. Apakah status sosal ekonomi dapat mempengaruhi persepsi siswa SMP
terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan ?
3. Apakah teman sebaya dapat mempengaruhi persepsi siswa SMP terhadap
SMK Kelompok Tekknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan?
4. Apakah lingkungan keluarga dapat mempengaruhi persepsi siswa SMP
terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan ?
5. Apakah prospek dunia kerja dapat mempengaruhi persepsi siswa SMP
terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan ?
6. Apakah prospek pembangunan di Indonesia dapat mempengaruhi persepsi
siswa SMP terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri Bidang
Keahlian Teknik Bangunan ?
7. Apakah masyarakat sekitar dapat mempengaruhi persepsi siswa SMP terhadap
SMK Kelompok Tekknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan?
8. Apakah pendapatan keluarga dapat mempengaruhi persepsi siswa SMP
terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan ?
9. Apakah prestasi belajar dapat mempengaruhi persepsi siswa SMP terhadap
SMK Kelompok Tekknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan?
10. Apakah tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi persepsi siswa
SMP terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri Bidang Keahlian
Teknik Bangunan ?
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, dapat diketahui
terdapat cukup banyak faktor yang mempengaruhi perbedaan persepsi siswa SMP
terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan.
Karena terbatasnya kemampuan penulis baik dari segi waktu, dana serta
wawasan maka penulis membatasi penelitian tentang persepsi siswa SMP
terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan dalam kaitannya dengan faktor pendapatan keluarga serta tingkat
pendidikan orang tua.
1.4 Perumusan Masalah
Dari keseluruhan uraian di atas, masalah penelitian dirumuskan sebagai
berikut:
1. Adakah perbedaan persepsi siswa SMP Negeri di Kecamatan Gemolong
Kabupaten Sragen terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri Bidang
Keahlian Teknik Bangunan ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua ?
2. Adakah perbedaan persepsi siswa SMP Negeri di Kecamatan Gemolong
Kabupaten Sragen terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri Bidang
Keahlian Teknik Bangunan ditinjau dari pendapatan keluarga ?
3. Adakah perbedaan persepsi siswa SMP Negeri di Kecamatan Gemolong
Kabupaten Sragen terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri Bidang
Keahlian Teknik Bangunan ditinjau dari pendapatan keluarga dan tingkat
pendidikan orang tua?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan persepsi siswa SMP Negeri di kecamatan
Gemolong kabupaten Sragen terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan
Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan ditinjau dari tingkat pendidikan
orang tua.
2. Untuk mengetahui perbedaan persepsi siswa SMP Negeri di kecamatan
Gemolong kabupaten Sragen terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan
Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan ditinjau dari pendapatan keluarga.
3. Untuk mengetahui perbedaan persepsi siswa SMP Negeri di kecamatan
Gemolong kabupaten Sragen terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan
Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan ditinjau dari pendapatan keluarga
dan tingkat pendidikan orang tua.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Empiris
(a) Bagi penulis diharapkan untuk menambah pengetahuan teori dan praktek
tentang persepsi siswa SMP Negeri terhadap SMK Kelompok Teknologi
dan Industri Bidang Keahlian Teknik. serta untuk menelaah antara teori
dan praktek.
(b) Bagi pengelola SMP Negeri diharapkan dapat memberikan informasi
tentang persepsi siswa SMP Negeri terhadap SMK Kelompok Teknologi
dan Industri Bidang Keahlian Teknik bangunan.
(c) Bagi pengelola SMK Kleompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian
Teknik bangunan diharapkan sebagai masukan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi siswa SMP Negeri terhadap SMK Kelompok
Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik bangunan.
2. Manfaat Akademik
Menjadi sumbangan teoritis terutama menyangkut tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi siswa SMP Negeri terhadap SMK Kelompok
Teknologi dan Industri pada Bidang Keahlian Teknik Bangunan.
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi
untuk memudahkan jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi skripsi.
Sistematika penulisan skripsi ini disusun sebagai berikut :
1. Bagian Awal Skripsi
Bagian ini berisi tentang halaman judul, sari, halaman pengesahan,
halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar serta
daftar tabel.
2. Bagian Isi Skripsi
Bagian isi skripsi memuat lima bab: bab pertama adalah gambaran
umum keseluruhan isi skripsi, yaitu memuat latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan skripsi.
Bab kedua adalah kerangka teoritis. Kerangka teoritis merupakan kajian
pustaka yang membahas teori-teori yang merupakan kajian kerangka teoritis.
Dalam hal ini berisi tentang persepsi siswa SMP, SMK Kelompok Teknologi
dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan, pendapatan keluarga, tingkat
pendidikan orang tua, kerangka pemikiran, serta pengajuan hipotesis.
Bab ketiga merupakan metode penelitian yang meliputi, disain
penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen
penelitian, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, serta metode
analisis data.
Bab keempat berisi hasil penelitian penulis selama melakukan
penelitian serta pembahasan hasil penelitian tersebut.
Bab kelima adalah penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir Skripsi
Pada bagian akhir skripsi memuat tentang daftar pustaka dan lampiran-
lampiran yang mendukung isi skripsi.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1 Kerangka Teoritis
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jalan pikiran menurut kerangka
yang logis dan mampu mengungkap serta menggambarkan masalah tersebut. Hal
ini dilakukan untuk menjawab masalah yang telah teridentifikasi. Beberapa hal
yang akan disampaikan adalah persepsi siswa SMP, SMK Kelompok Tekknologi
dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan, pendapatan keluarga, tingkat
pendidikan orang tua. Hal ini menghindari salah pengertian dalam penelitian ini
dan untuk memberikan gambaran yang jelas ke arah tujuan yang dimaksud, maka
diberi batasan dan penegasan sebagai berikut:
2.1.1 Persepsi
Ada beberapa definisi yang disampaikan untuk menjelaskan tentang
persepsi. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia persepsi didefinisikan sebagai
proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya menurut Bimo
Walgito (1992: 69) persepsi merupakan perangsangan dari luar melalui alat
penginderaan diteruskan ke pusat otak kemudian menafsirkannya apa yang ia lihat
dan dengar, sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang di indera.
Sejalan dengan pendapat di atas Efendi dan Usman (1985: 112) menyatakan
bahwa persepsi merupakan proses penerimaan, penafsiran, dan pemberian artidari
kesimpulan yang diterima melalui indera.
Menurut Irwanto (1997: 71) persepsi adalah proses diterimanya rangsang
yang meliputi: obyek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa, sampai
rangsang itu disadari dan dimengerti.
Persepsi juga diartikan sebagai penafsiran stimulus yang telah ada di
dalam otak. Pada waktu kita mempersepsikan sesuatu akan tergantung bukan saja
pada stimulusnya sendiri, tetapi juga pada latar belakang beradanya stimulus itu,
seperti pengalaman sensoris terdahulu, perasaan pada waktu itu, prasangka-
prasangka, keinginan-keinginan, sikap dan tujuan (Dimyati, 1989: 41).
Dari berbagai pengertian tentang persepsi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian persepsi adalah suatu proses seseorang untuk mengetahui,
menafsirkan dan mengingat serta mengorganisasikan obyek atau sesuatu di sekitar
mereka dengan alat indera. Dalam hal ini obyek yang dijadikan persepsi adalah
tentang keberadaan SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan oleh siswa SMP
Negeri.
Persepsi terjadi melalui beberapa langkah yaitu gattering information,
selection, mixing, organizing dan interpreting. Maksud dari pernyataan tersebut
adalah persepsi terjadi mulai dari menghimpun informasi yang masuk kemudian
menyeleksi untuk memperoleh prioritas, penyaringan dilakukan untuk
melengkapi, mengurangi ataupun mengkoordinasikan untuk membentuk
pandangan yang teratur sebelum diinterpretasikan.
Sehubungan dengan persepsi bukan hanya sekedar proses penginderaan
tetapi merupakan proses pengorganisasian dan penilaian yang bersifat psikologis,
maka Irwanto dkk (1989: 48) menjabarkan beberapa faktor yang mempengaruhi
persepsi diantaranya:
1. Perhatian yang selektif, artinya tidak semua rangsangan atau tertentu saja.
2. Ciri-ciri rangsang, artinya intensitas rangsang yang paling kuat dan
rangsang yang bergerak/dinamis lebih menarik perhatian untuk diamati.
3. Nilai-nilai kebutuhan individu, artinya nilai-nilai antara individu yang satu
dengan yang lainnya tidak sama tergantung dari nilai hidup yang dianut dan
kebutuhannya.
4. Pengalaman terdahulu akan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang
memberikan persepsi dunia sekitar.
Dari pendapat para ahli di atas maka dapat diketahui bahwa terjadinya
persepsi pada setiap individu secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor diri individu dan faktor yang ada di luar individu.
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi dalam persepsi, dalam proses
persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi itu. Hal
tersebut karena keadaan menunjukan bahwa individu tidak hanya dikenai oleh
stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan
oleh keadaan sekitarnya. Namun demikian tidak semua stimulus mendapatkan
respon individu untuk dipersepsi. Stimulus mana yang akan dipersepsi atau
mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang
bersangkutan. Secara skematis hal tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
Gambar 1. Skema Stimulus Terhadap Individu
Keterangan :
St = Stimulus (faktor luar)
Fi = Faktor intern (faktor dalam, termasuk perhatian)
Sp = Struktur pribadi individu
Skema tersebut memberikan gambaran bahwa setiap individu menerima
bermacam-macam stimulus yang datang ari lingkungan. Tetapi tidak semua
stimulus akan diperhatikan atau akan diberikan respon. Individu melakukan
seleksi terhadap stimulus yang mengenainya, dan di sini berperannya perhatian.
Sebagai akibat dari stimulus yang dipilihnya dan diterima oleh individu, individu
SP
menyadari dan memberikan respon sebagai reaksi terhadap stimulus tersebut
(Bimo Walgito. 1992: 71-71).
2.1.2 Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional (SISDIKNAS) pada bab II pasal 3 disebutkan bahwa:
“Tujuan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan pengembangan
di sektor pendidikan, pada tahun 1994 pemerintah mencanangkan wajib belajar
sembilan tahun yang masih berlaku sampai saat ini, yaitu masyarakat wajib
memperoleh pendidikan minimal sampai pada bangku SMP atau yang sederajat.
SMP merupakan pendidikan formal yang mempunyai tantangan lebih besar dari
jenjang yang ada di bawahnya yaitu Sekolah Dasar (SD).
Proses pendidikan yang dilaksanakan di SMP yang merupakan jenjang
pendidikan dasar bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik dlam hal
prestasi belajar maupun konsep diri siswa menghadapi di masa yang akan datang.
Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh pendidikan di SMP selama tiga
tahun. Program pelajaran yang disusun meliputi pendekatan dan metode
penyampaian GBPP yang berlaku, penggunaan sarana dan prasarana dalam proses
belajar mengajar sampai pada alokasi waktu yang sudah ditentukan. Sedang
proses belajar mengajarnya meliputi kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler.
Penilaian akhir yang dilakukan adalah standar nasional melalui Ujian Akhir
Nasional (UAN), nilai yang diraih dalam bentuk nilai.
2.1.3 SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal
tingkat menengah atas yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa bekerja pada
bidang tertentu. Pendidikan menengah kejuruan membentuk siswa agar memiliki
ketrampilan khusus yang merupakan bekal memasuki dunia kerja sesuai dengan
bakat, minat dan kemampuannya.
SMK merupakan pendidikan yang dilaksanakan setelah jenjang
pendidikan dasar seperti SMP, MTs atau pendidikan lain yang sederajat.
Pendidikan menengah kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah yang
diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta
menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja dan mengembangkan sikap
profesional. Tujuan SMK menurut Dikmenjur (2004: 8) adalah:
1. Tujuan Umum
a. Menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara
layak.
b. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.
c. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri
dan bertanggung jawab.
d. Menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai
keanekaragaman budaya bangsa indonesia.
e. Menyiapakan peserta didik agar dapat menerapkan dan memelihara
hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni.
2. Tujuan Khusus
a. Menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri
atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia
industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang
dan program keahlian yang diminati.
b. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih
dalam berkompetisi, dan mampu mengembangkan sikap profesional
dalam bidang keahlian yang diminatinya.
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
agar mampu mengembangkan diri melalui jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
Dengan memahami tujuan di atas maka SMK memiliki perbedaan dengan
lembaga pendidikan formal lainnya seperti SMU dan MA serta lembaga
pendidikan menengah kejuruan non formal. Perbedaan dengan SMU dan MA
serta lembaga kejuruan non formal adalah dalam hal lulusan. SMK lebih
berorientasi pada penyiapan lulusan agar memiliki keterampilan seperti pada
tujuan di atas. SMU dan MA bertujuan untuk mempersiapkan lulusan untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan perbedaan
dengan lembaga pendidikan non formal adalah siswa SMK masih diberi
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
SMK menyelenggarakan program pendidikan yang disesuaikan dengan
jenis lapangan kerja, sehingga program pendidikan SMK dikelompokan menjadi
enam kelompok meliputi: kelompok teknik dan industri, kelompok pertanian dan
kehutanan, kelompok bisnis dan manajemen, kelompok kesejahteraan masyarakat,
kelompok pariwisata, kelompok seni dan kerajinan.
Dalam kaitannya dengan persepsi siswa terhadap SMK, persepsi dapat
diartikan sebagai proses dimana siswa mengetahui, menfsirkan dan mengingat
serta mengorganisasikan obyek di sekitar dengan menggunakan alat indera
mereka. Persepsi di sini dimaksudkan sebagai suatu proses dimana siswa dapat
menilai dan menginterpretasikan keberadaan SMK Bidang Keahlian Teknik
Bangunan, sehingga dengan adanya persepsi tersebut kemungkinan akan terjadi
penilaian yang positif maupun negatif.
2.1.4 Pendapatan Keluarga
a. Pengertian Pendapatan keluarga
Menurut Hardinsyah (1989: 54) pendapatan secara sederhana dapat diartikan
sebagai nilai ekonomi yang diterima dari total komoditi (barang /
jasa) yang dihasilkan termasuk pinjaman, bunga dan penerimaan
transfer. Sedangkan pengertian spesifik dari pendapatan tergantung
pada aspek penerapannya. Bagi seorang pekerja upah yang diterima
sebagai imbalan curahan waktu, tenaga, pikiran dan ketrampilannya
merupakan pendapatan bila tidak ada sumber pendapatan lain. Bagi
suatu keluarga pendapatan merupakan penjumlahan dari semua
penerimaan anggota rumah tangga (kepala rumah tangga, istri, anak
dan lain sebagainya) baik berupa uang maupun natura. Oleh karena
itu banyak aspek yang terkait dengan istilah pendapatan rumah
tangga/keluarga. Sedang pada pendapatan rumah tangga/keluarga
adalah:
“Jumlah uang dan barang (yang dinilai dengan uang) yang diterima seseorang
atau keluarga (kepala keluarga, istri, anak dan sebagainya) atas barang dan
jasa yang diberikan dalam jangka satu bulan/tahun.”
Pendapatan yang diterima keluarga atau individu dalam satu bulan pertahun tidak
sama tergantung tinggi rendahnya martabat, pangkat, derajat/traf
kelas (Purwodarminto, 1976: 1677). Menurut Gilarso (1985: 47)
sumber pendapatan keluarga berasal dari:
1. Usaha sendiri, misalnya berdagang, menjalankan perusahaan, menerima
rantangan dan sebagainya.
2. Bekerja pada orang lain, misalnya bekerja di kantor atau pegawai.
3. Hasil milik, misalnya menyewakan tanah, rumah dan sebagainya.
Penerimaan atau pendapatan keluarga dapat berbentuk uang, barang dan lain-lain.
Menurut Mulyono (1982: 93-94) merinci sumber pendapatan sebagai
berikut:
1. Pendapatan berupa uang yaitu pendapatan (a) dari gaji dan upah yang
diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja
srabutan, (b) dari usaha sendiri komisi penjualan dari barang, (c) dari
hasil investasi, yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial.
2. Pendapatan berupa barang yaitu pendapatan yang berupa (a) bagian
pembayaran upah dan gaji yang dibentukkan dalam beras, pengobatan,
transportasi, perumahan, rekreasi, (b) barang yang diproduksi dan
dikonsumsi di rumah, antara lain pemakaian barang yang harus
diproduksi di rumah, sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah
sendiri yang ditempati.
3. Penerimaan yang bukan merupakan pendapatan atau lain-lain, yaitu
penerimaan yang berupa (a) pengembalian tabungan, (b) penjualan
barang-barang yang dipakai, (c) penagihan piutang, (d) pinjaman uang,
(e) kiriman uang, (f) hadiah pemberian, (g) warisan, (h) menang judi.
b. Sumber dan Macam Pendapatan Keluarga
Pada dasarnya pendapatan bisa juga dikelompokkan dalam pendapatan sektor formal, informal, sub
sistem dan penerimaan yang bukan pendapatan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendapatan sektor formal
Pendapatan sektor formal adalah pendapatan baik berupa uang atau
barang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas
jasa atau kontra prestasi, meliputi:
a. Pendapatan berupa uang
b. Pendapatan berupa barang
2. Pendapatan sektor informal
Pendapatan sektor informal adalah segala pendapatan baik berupa uang
atau barang yang diterima biasanya sebagai balas jasa, meliputi:
a. Pendapatan dari usaha yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri,
promosi, penjualan dari kerjinan rumah.
b. Pendapatan dari investasi
c. Pendapatan dari keuntungan sosial
3. Pendapatan subsistem
Pendapatan sektor subsistem menurut Partodirjo (1977: 31) adalah
pendapatan yang terjadi apabila produksi dengan konsumsi terletak di
satu tangan atau masyarakat. Hal ini terjadi apabila hasil produksi sendiri
dikonsumsi oleh diri sendiri, ini juga berlaku dalam satu keluarga,
masyarakat kecil atau sekelompok orang, atau dapat dikatakan bahwa apa
yang dikonsumsi itu diproduksi oleh sendiri.
c. Tingkat Pendapatan Keluarga
Keadaan ekonomi seseorang ditentukan oleh besarnya pendapatan yang diperoleh. Besarnya
pendapatan yang diperoleh dalam suatu keluarga itu berbeda-beda atau mempunyai tingkatan dan kriteria atau
ukuran yang biasanya dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan di
antaranya kekayaan. Aristoteles mengatakan bahwa tiap-tiap negara itu terdapat tiga unsur yaitu kaya, miskin, dan mereka yang di tengah-tengahnya (Sukanto, 1982:219). Hal ini sependapat dengan yang dikemukakan oleh
Furdiantanto (1974: 6) yang menjelaskan penggolongan kelas ekonomi dalam keluarga berdasarkan tinggi
rendahnya kesejahteraan atau harta benda yang dimiliki, yaitu:
1. Golongan kelas ekonomi tinggi, yaitu milioner, umumnya banker.
2. Golongan kelas ekonomi menengah, yaitu golongan cukup, harta
miliknya tidak berlebihan.
3. Golongan kelas ekonomi rendah, yaitu harta miliknya hanya cukup untuk
hidup sederhana sampai hanya minimal saja.
Dari penggolongan di atas yang termasuk golongan tinggi umumnya adalah keluarga yang
pendapatannya sudah dipusatkan pada seluruh kebutuhan hidup rata-rata perorang, dengan kata lain semua hidup dapat dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Sumitro Djoyokusumo (1987: 105), bahwa:
“Jika seseorang atau suatu bangsa dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup dengan memuaskan, karena
tersedia cukup banyak barang dan jasa, maka tingkat hidupnya adalah tinggi.”
2.1.5 Tingkat Pendidikan Orang Tua
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan yang berlaku di Indonesia saat ini adalah pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar
merupakan pendidikan yang lamanya sembilan tahun, diselenggarakan
selama enam tahun di SD dan tiga tahun di SMP, pendidikan menengah
lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar dan diselenggarakan di SMU
atau yang sederajat. Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan
menengah.
Menurut Hasbullah (2001: 46) sekolah mampu berfungsi sebagai
jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga
dengan kehidupan dalam masyarakat kelak. Sasaran pendidikan adalah
membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi
kemanusiaannya (Umar Tirtahardja dan La Sulo, 1995: 1).
Dari pendapat-pendapat di atas, yang dimaksud dengan pendidikan
adalah:
1. Proses pertumbuhan yang berlangsung berkat perbuatan belajar.
2. Adanya subyek uji pendidik, orang tua, manusia dewasa dan adanya
obyek uji anak didik.
3. Terjadinya pengalihan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan
ketrampilan dalam rangka pembinaan kepribadian dan pengembangan
kemampuan.
4. Adanya tujuan yaitu mendewasakan anak didik agar mampu
melaksanakan hidupnya dengan baik.
b. Macam Pendidikan
Menurut Edi Suardi (1984: 11) pendidikan dapat dibedakan menjadi
pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan non formal.
1. Pendidikan formal
Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang diatur, sistematis,
mempunyai jenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang
berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi
(Soewarmin, 1980: 50). Tempat untuk melaksanakan pendidikan formal
disebut pendidikan formal. Disebut lembaga pendidikan formal karena
mempunyai bentuk yang jelas dan program yang telah direncanakan
dengan peraturan dan ditetapkan secara resmi.
2. Pendidikan informal
Menurut H. Coomb yang dikutip oleh Vembrianto (1981: 22) yang
dimaksud pendidikan informal adalah:
“Pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari
dengan sadar atau tidak sadar sejak seseorang lahir sampai mati, di dalam
keluarga, dalam pekerjaan atau pergaulan sehari-hari. Pendidikan
informal berlangsung setiap saat tidak terikat oleh waktu dan tempat.”
3. Pendidikan non formal
Pendidikan non formal menurut Philip H. Coomb adalah pendidikan
yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti
peraturan yang tetap dan ketat. Pendidikan non formal mempunyai
bentuk dan aktivitas yang luas dan beraneka ragam serta tujuan yang
berbeda dan di bawah tanggung jawab departemen berbeda tergantung
tujuannya. Pendidikan non formal yang sekarang ini pada umumnya
dalam bentuk kursus-kursus, seperti kursus komputer, menjahit, bengkel
dan sebagainya.
c. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan perjenjangan pendidikan yang
dilakukan dalam pendidikan formal (Suryobroto, 1983: 49) membagi
pendidikan dan pengajaran menjadiempat jenis yaitu:
1. Pendidikan dan Pengajaran Taman Kanak-kanak (TK)
Pada dasarnya tujuan umum dari pendidikan TK adalah tumbuhnya
jasmani dan rohani anak, agar memiliki sifat-sifat dasar sebagai pribadi
yang bertanggung jawab dan menjadi warga negara yang baik.
2. Pendidikan dan Pengajaran Rendah/Dasar
Pendidikan dan pengajaran tingkat rendah atau tingkat sekolah dasar
merupakan kelanjutan dari tingkat pendidikan TK. Dalam tingkat
pendidikan ini anak sudah diberi pelajaran mengetahui nilai kecakapan
dan ilmu pengetahuan yang diterima dari pendidikan.
3. Pendidikan dan Pengajaran Menengah
Pendidikan menengah merupakan kelanjutan dari pendidikan dasar. Pada
pendidikan menengah sudah mulai diadakan penjurusan untuk
menyiapkan anak didik menjadi calon tenaga kerja. Berdasarkan
jenisnya, pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum
dan pendidikan menengah kejuruan. Kedua jenis pendidikan ini bertujuan
mendidik anak didik dapat menjalankan kewajiban membangun negara.
4. Pendidikan dan Pengajaran Tinggi
Pendidikan dan pengajaran tinggi merupakan kelanjutan dari pendidikan
menengah. Dalam pendidikan tinggi, bermaksud memberikan kepada
anak didik mempersiapkandiri menjadi calon-calon pemimpin dalam
masyarakat serta mengembangkan dan memelihara kemajuan ilmu
pengetahuan untuk kesejahteraan hidup masyarakat. Pendidikan tinggi
dapat berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan lain-
lain (Suryobroto, 1983: 59). Dengan pendidikan yang semakin tinggi
diharapkan akan semakin baik pula dalam menggunakan daya pikir.
2.2 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian di atas, maka persepsi merupakan proses seseorang
mengetahui, menafsirkan, dan mengingat serta mengorganisasikan terhadap suatu
obyek dengan menggunakan alat indera. Sedangkan timbulnya suatu persepsi
disebabkan oleh adanya faktor dari dalam diri individu dan dari luar diri individu.
Dengan demikian persepsi mempunyai peranan yang penting dalam pencapaian
suatu tujuan, dalam hal ini adalah siswa-siswa SMP dalam memilih studi lanjut.
Persepsi setiap individu tentulah berbeda-beda tergantung dari seberapa luas dia
menerima informasi tentang obyek yang menjadi persepsinya. Namun persepsi
juga akan berbeda apabila dilihat dari latar belakang status sosial seseorang.
Kondisi pendapatan dan pendidikan orang tua setiap siswa tentunya juga
akan berbeda misalnya dalam hal pekerjaan, kekayaan, pendapatan, ataupun
statusnya di masyarakat. Kedudukan orang tua tersebut menunjukkan bahwa
kedudukan tingkat penididikan juga berbeda-beda ada yang berpendidikan tinggi
ada pula yang menduduki tingkat pendidikan rendah. Demikian juga dalam hal
status ekonomi ada yang termasuk ekonomi kelas atas, ada juga yang ekonomi
kelas bawah dan ada sebagian yang menduduki status ekonomi kelas menengah.
Dari keragaman tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua itulah timbul
perbedaan persepsi dengan mengingat dan menyesuaikan keadaan masing-masing.
Orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan pendapatan yang tinggi
mempunyai harapan dan keinginan yang tingggi pula, sehingga mereka lebih
menjaga prestise daripada kebutuhan. Sedangkan orang tua yang mempunyai
status tingkat pendidikan dan pendapatan rendah akan mempunyai harapan
sebaliknya yaitu akan mengutamakan kebutuhan daripada prestise. Oleh
karenanya siswa yang memiliki keadaan tingkat pendidikan dan pendapatan orang
tua seperti di atas baik tingkat pendidikan dan pendapatan tinggi maupun rendah
akan dapat mempengaruhi persepsi siswa dalam memilih studi lanjut sesuai
dengan kondisi ststus sosial orang tuanya.
2.3 Pengajuan Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi
Arikunto, 1998: 62). Sedangkan menurut Sofyan Efendi (1987: 43) hipotesis
adalah suatu kesimpulan sementara atau proposi tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah sebagai
berikut:
1. Ada perbedaan persepsi siswa SMP Negeri di kecamatan Gemolong
kabupaten Sragen terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri
Bidang Keahlian Teknik Bangunan ditinjau dari tingkat pendidikan orang
tua.
2. Ada perbedaan persepsi siswa SMP Negeri di kecamatan Gemolong
kabupaten Sragen terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri
Bidang Keahlian Teknik Bangunan ditinjau dari tingkat pendapatan
keluarga
3. Ada perbedaan persepsi siswa SMP Negeri di kecamatan Gemolong
kabupaten Sragen terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri
Bidang Keahlian Teknik Bangunan ditinjau dari pendapatan keluarga dan
tingkat pendidikan orang tua.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, karena data yang
diperoleh adalah hasil peristiwa yang berlangsung secara alami, dalam arti
penelitian tidak mengendalikan atau tidak memperlakukan secara khusus terhadap
variabel-variabel penelitian yang ada (Sugiyono, 1992: 3).
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini bertitik
tolak dari anggapanbahwa semula gejala yang diamati dapat diukur dan diubah
dalam bentuk angka yang memungkinkan digunakan teknik-teknik analisis
statistik (Sudarsono, 1988: 30).
Sesuai dengan judul skripsi, maka dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Variabel Bebas, meliputi:
a. Variabel Pendapatan Keluarga (X1)
b. Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua (X2)
2. Variabel Terikat, meliputi:
Persepsi siswa SMP terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan (Y).
Rancangan hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2. Skema Hubungan Antar Variabel
X1
X2
Y
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat sama
(Sutrisno Hadi, 1993: 220). Sedangkan Sudjana berpendapat bahwa populasi
adalah totalitas nilai yang mungkin, hasil pengukuran atau perhitungan, kuantitatif
maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai kesimpulan obyek yang
lengkap dan jelas, yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (1986: 5).
Lebih singkatnya dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian (1998: 115). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa populasi
adalah keseluruhan obyek penelitian dari karakteristik tertentu untuk dipelajari
kemudian dijadikan sumber data.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas III SMP
Negeri di kecamatan Gemolong kabupaten Sragen yang berjumlah 481 siswa.
Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Jumlah Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Kelas Jumlah Siswa
1
2
SMP Negeri I Gemolong
SMP Negeri II Gemolong
6 Kelas
6 Kelas
241 Siswa
240 Siswa
Jumlah 12 Kelas 481 Siswa
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1998:
117). Sedangkan menurut Sugiyono (1991: 67) sampel adalah sebagian jumlah
data dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Besarnya sampel yang dipergunakan menurut Arikunto (1998: 107),
apabila subyeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Apabila jumlah subyeknya lebih
besar dari seratus maka sampel yang digunakan antara 10 – 15% atau 20 – 25%.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive random sampling yaitu cara pemilihan sampel yang didasarkan atas
ciri-ciri atau sifat yang mempunyai sangkut paut dengan ciri populasi dan sudah
diketahui sebelumnya (Sutrisno Hadi, 1993: 226), yaitu siswa-siswi SMP Negeri
kelas III di kecamatan Gemolong kabupaten Sragen.
Karena subyek penelitian lebih dari 100, maka berdasarkan uraian di atas maka sampel dalam penelitian ini digunakan 10%, yaitu 50 orang. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Jumlah Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1.
2.
SMP Negeri I Gemolong
SMP Negeri II Gemolong
241
240
26
24
Jumlah 481 50
3.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 1998: 97). Dalam penelitian ini variabel yang akan
diteliti adalah:
3.3.1 Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:
1. Faktor Pendapatan Keluarga (X1), dengan sub variabel sebagai berikut:
a. Pendapatan tinggi : Pengeluaran untuk kebutuhan makanan semakin
rendah dan sebaliknya kebutuhan untuk non makanan semakin tinggi.
b. Pendapatan sedang : Pengeluaran untuk kebutuhan makanan dan non
makanan relative tetap atau seimbang.
c. Pendapatan rendah : Pengeluaran hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
pokok saja atau hanya sampai minimal saja.
2. Faktor Tingkat Pendidikan Orang Tua (X2), dengan sub variabel sebagai
berikut:
a. Pendidikan rendah : SD
b. Pendidikan menengah : SMP, SMA/SMK
c. Pendidikan tinggi : Diploma dan Sarjana
3.3.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi siswa SMP Negeri di
kecamatan Gemolong kabupaten Sragen terhadap SMK Kelompok Teknologi dan
Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan, dengan sub variabel sebagai berikut:
1. Kurikulum
2. Biaya pendidikan
3. Pembelajaran
4. Fasilitas
5. Prospek lulusan
6. Pandangan masyarakat
7. Manfaat
3.4 Instrumen
3.4.1 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data. Untuk
menyusun suatu instrumen penelitian ada beberapa syarat yang harus diperhatikan
yaitu:
1. Obyektif, artinya harus dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya
dari obyek yang akan diteliti.
2. Cocok, artinya harus dapat tepat dan sesuai dengan jenis data yang akan
dikumpulkan.
3. Valid, artinya instrumen harus dapat memiliki ketepatan dalam proses
pengukuran.
4. Reliabel, artinya instrumen harus ajeg, dapat digunakan kapan saja dan di
mana saja terhadap kelompok yang sama.
Instrumen dalam penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang diturunkan dalam
definisi operasional dari variabel penelitian. Indikator-indikator tersebut dijadikan
kisi-kisi untuk menyusun item-item pertanyaan.
3.4.2 Penyusunan Instrumen
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen adalah sebagai berikut:
1. Mengenali responden dengan mengungkap identitas lainnya,
meliputi:
a. Nama responden
b. Umur responden pada saat penelitian
c. Tempat sekolah responden
2. Mengidentifikasi tingkat pendidikan
a. Pendidikan rendah
b. Pendidikan menengah
c. Pendidikan tinggi
3. Instrumen pendapatan keluarga
Variabel tingkat pendapatan keluarga hanya diungkap tiga item yaitu:
a. Rata-rata pendapatan keluarga yang diperoleh dalam satu bulan.
b. Jumlah tanggungan keluarga dalam pendidikan
c. Anggaran untuk pendidikan.
4. Instrumen persepsi siswa terhadap SMK kelompok teknologi
dan industri bidang keahlian teknik bangunan.
Untuk mengukur persepsi siswa digunakan angket pilihan, pertanyaan-pertanyaan yang disusun
berdasarkan indikator-indikator yang menunjukkan adanya persepsi siswa
terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan, yaitu kurikulum, biaya pendidikan, pembelajaran, fasilitas, prospek
lulusan, pandangan masyarakat, dan manfaat.
Skala yang digunakan adalah model likert dengan lima (5) pilihan jawaban. Jawaban pilihan
Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Tidak punya pilihan (E)
diberi skor 3, Kurang Setuju (KS) diberi skor 2, dan pilihan Tidak Setuju (TS)
diberi skor 1.
Adapun instrumen dari masing-masing variabel tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 3. Ubahan Persepsi Siswa SMP Terhadap SMK Kelompok teknologi dan
Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan.
Variabel Obyek yang Diukur No. Item Juml
ah
Item
1. Kurikulum 1, 8, 10, 13, 29 5
2. Biaya Pendidikan 5, 15, 16 3
3. Pembelajaran 9, 11, 18, 21, 22, 28 6
4. Fasilitas 17,19 2
5. Prospek Lulusan 3, 6, 7, 31, 23, 27, 32 7
6.Pandangan Masyarakat 2, 4, 14, 20, 25, 26, 30 7
Persepsi
Siswa
7. Manfaat 12, 24 2
1. Tinggi
2. Sedang
Pendapatan
3. Rendah
Kuisioner pendapatan
keluarga
1. Tinggi
2. Sedang
Tingkat
Pendidikan
3. Rendah
Identitas Responden
3.4.3 Uji Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkatan-tingkatan kevaliditasan atau kesahihan
suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi (Arikunto,
1998:160).
Validitas instrumen penelitian ini diungkapkan dalam bentuk koefisien korelasi produk moment
dari pearson yang diperoleh dari hasilkorelasi antara skor pengukuran dan skor
butir setiap soal (Arikunto, 1998: 162).
( )( )
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−=
2222YYNXXN
YXXYNRXY
Keterangan:
RXY = koefisien korelasi antar variabel X dan Y
N = Jumlah responden
∑X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor total
∑X2 = Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 = Jumlah kuadrat skor total
Hasil ujicoba angket oleh 21 responden terdapat 3 item angket dari 32
angket yang digunakan tidak valid, yaitu no 2, 13 dan 21. Ketiga item tersebut
mempunyai koefisien korelasi kurang dari rtabel (0.433), sedangkan 29 butir
lainnya mempunyai koefisien korelasi lebih dari 0.433 dalam kategori valid. Hasil
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
3.4.4 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Untuk menguji kesahihan
instrumen penelitian ini digunakan rumus alpha crobach adalah:
( )
∑−
−=
211 11
t
b
k
kr
σ
σ
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal
∑σb = jumlah varian butir
σt2
= varian total
(Arikunto, 1998: 193).
Hasil analisis reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0.936 >
rtabel (0.433) pada taraf signifikansi 5% dan n = 21, yang berarti bahwa instrumen
tersebut reliabel.
Berdasarkan dari hasil analisis tersebut, maka untuk pengambilan data
dalam penelitian digunakan 29 item angket.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data cara yang ditempuh untuk memperoleh data sesuai dengan data yang
dibutuhkan, penelitian ini menggunakan metode:
1. Metode Angket (Kuesioner), adalah suatu jumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998: 227).
Digunakan dalam penelitian ini untuk mengungkap perbedaan persepsi siswa
SMP Negeri di kecamatan Gemolong kabupaten Sragen terhadap SMK
Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan.
2. Metode Dokumentasi, adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998: 202). Digunakan dalam
penelitian ini untuk mengetahui jumlah orang tua siswa berdasarkan tingkat
pendidikan yang pernah ditempuh.
3.6 Metode Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan teknik persentase
yang meliputi: daftar distribusi frekuensi dengan crosstabulation. Untuk memberi
interpretasi skor mengenai persepsi siswa SMP Negeri di kecamatan Gemolong
kabupaten Sragen terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang
Keahlian Teknik Bangunan dalam penelitian digunakan tingkatan atau rangking.
Untuk memperoleh tingkatan atau rangking tersebut digunakan dari seluruh
subyek. Dengan cara tersebut dapat dibuat tingkatan atau rangking: baik, sedang,
dan kurang sebagai berikut.
Mean tertinggi = 5
Mean terendah = 1
Rentang = Mean tertinggi – mean terendah = 5-1 = 4
Banyak kelas interval = 3 (rendah, sedang dan baik)
Panjang kelas interval = Rentang : banyak kelas interval = 4 : 3 = 1.3
Dengan panjang interval 1.3 dan mean terendah 1, maka kriterianya sebagai
berikut.
1,000 – 2,33 Rendah
2,34 – 3,67 Sedang
3,68 – 5,00 Baik
3.6.1 Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis data untuk membuktikan hipotesis penelitian menurut Sutrisno
Hadi ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi masing-masing ubahan yaitu:
1. Sampel yang digunakan harus sampel yang diambil secara random.
2. Distribusi gejala yang diselidiki adalah apabila berdistribusi normal.
3. Varian-varian atau simpangan baku yang diselidiki dari masing-masing
populasi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan satu sama lain
(Sutrisno Hadi, 1993: 338).
Sesuai dengan pendapat di atas maka sebelum diadakan pengujian hipotesis yang telah diajukan
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah tiap variabel pada data yang diperoleh
memiliki distribusi normal atau tidak. Imam Ghozali (2005:28) menyatakan
bahwa secara statistik ada dua komponen normalitas yaitu nilai skwwnes dan
kurtosis. Skewnes berkaitan dengan simetri distribusi, sedangkan kurtosis
berkaitan dengan puncak dari distribusi. Dengan menggunakan program SPSS
akan diperoleh nilai skewnes dan kurtosis, sedangkan pengujiannya dengan rumus
sebagai berikut.
Z skew =
N
6
0S − dan
Z kurt =
N
24
0K −
Apabila nilai Zhitung > 1.96 pada taraf signifikansi 5% dan 2.58 pada taraf signifikansi 1%, maka
dapat disimpulkan bahwa asumsi data berdistribusi normal ditolak.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui bahwa varian dari kelompok dalam populasi
masing-masing tidak menunjukkan perbedaan (Sutrisno Hadi, 1993: 338).
Pengujian homogenitas data menurut Imam Ghozali (2005: 60) dapat digunakan
Levene test. Jika nilai probabilitas < 0.05,
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Untuk memastikan apakah hipotesis yang telah diajukan dapat diterima
atau ditolak, maka perlu dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis
penelitian ini menggunakan taraf signifikan 5% (0,05) dari 100% kebenaran yang
dicapai sebesar 95% (0,95). Hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis yang diajukan
adalah hipotesis alternatif (Ha).
Hipotesis nihil (Ho) adalah tandingan dari hipotesis alternatif (Ha),
dimana jika hasil pengujian dari secara statistik terhadap hipotesis nihil (Ho)
dinyatakan ditolak, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, begitu sebaliknya.
Sesuai hipotesis yang diajukan yaitu ada perbedaan persepsi siswa SMP
terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan ditinjau dari tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan orang tua di
kecamatan Gemolong kabupaten Sragen, maka pengujian hipotesis dilakukan
dengan teknik varian dua jalur. Karena dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan persepsi siswa. Adapun rumus varian dua jalur
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Anilisis Varian Dua Jalur Untuk Pengujian Hipotesis
Sumber
Variasi
Jumlah Kuadrat
(JK)
db Mk Fo
Antar A
JKA=( ) ( )
∑ ∑∑−
N
x
n
x T
A
A
22
A-1
JKA/dbA
MKA/MKd
Antar B
Antar AB
Dalam
(d)
JKB=( ) ( )
∑ ∑∑−
N
x
n
x T
B
B
22
JKAB=
( ) ( )∑ ∑∑
−N
x
n
x T
AB
B
22
JK(d)=JKT -JKA-JKB-JKAB
B-1
DbA X dbB
dbT -dbA-dbB-
dbAB
JKB/dbB
JKAB/dbA
B
JKd/dbd
MKB/MK
d
MKAB/M
Kd
Total (T) JKT=XT
2 -
( )N
XT
2
∑
N - 1
(Arikunto, 1998: 320)
Keterangan:
Antar A = Tingkat Pendidikan Orang Tua
Antar B = Pendapatan Keluarga
Antar AB = Tingkat Pendidikan Orang Tua dan Pendapatan Keluarga
DK = Jumlah Kuadrat
Db = Derajat Kebebasan
MK = Mean Kuadrat
Fo = F observasi
N = Jumlah Sampel
Perhituangan selanjutnya digunakan program SPSS yaitu melalui analisis
univariate dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui perbedaan dari
masing-masing kelompok dalam variabel bebas yang diteliti. Berdasarkan hasil
analisis menggunakan program SPSS, apabila diperoleh nilai probabilitas < 0.05,
dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan, dan melalui uji Duncan apabila
diperoleh nilai-nilai yang letaknya dalam satu kolom dapat disimpulkan nilai-nilai
tersebut tidak berbeda nyata.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian
Data penelitian ini dikumpulkan dari siswa kelas III SMP Negeri se
Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen yang terdiri dari dua SMP yaitu SMP
Negeri 1 Gemolong sebanyak 26 siswa dan SMP Negeri 2 Gemolong sebanyak 24
siswa. Siswa-siswa sebagian besar berasal dari latar belakang keluarga dengan
tingkat pendidikan menengah yaitu mencapai 24 siswa (48%), selebihnya 19
siswa (38%) dengan tingkat pendidikan rendah dan hanya 7 siswa (14%)
berpendidikan tinggi (lihat tabel 5).
Tabel 5. Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa
4 19 1 24
16.7% 79.2% 4.2% 100.0%
15 5 6 26
57.7% 19.2% 23.1% 100.0%
19 24 7 50
38.0% 48.0% 14.0% 100.0%
f
%
f
%
f
%
SMP Negeri 2
Gemolong
SMP Negeri 1
Gemolong
Sekolah
Total
Rendah Menengah Tinggi
Pendidikan orang tua
Total
Sumber: Data Primer yang diolah 2005
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa latar belakang pendidikan orang
tua siswa kelas III di SMP negeri 2 Gemolong, 19 siswa (79,2%) berpendidikan
menengah, 4 siswa (16,7%) berpendidikan rendah dan hanya 1 siswa (4,2%)
berpendidikan tinggi. Latar belakang pendidikan orang tua siswa kelas III SMP
Negeri 1 Gemolong, 15 siswa (57,7%) berpendidikan rendah, 5 siswa (19,2%)
menengah dan 6 siswa (23,1%) berpendidikan tinggi.
Ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua siswa, ternyata tingkat
persentasenya relatif sama, dimana 20 siswa (40%) dengan tingkat pendapatan
tinggi, 18 siswa (36%) tingkat pendapatan rendah dan 12 siswa (24%) dengan
tingkat pendapatan sedang (lihat tabel 6).
Tabel 6. Tingkat Pendapatan Orang Tua Siswa
4 6 14 24
16.7% 25.0% 58.3% 100.0%
14 6 6 26
53.8% 23.1% 23.1% 100.0%
18 12 20 50
36.0% 24.0% 40.0% 100.0%
f
%
f
%
f
%
SMP Negeri 2
Gemolong
SMP Negeri 1
Gemolong
Sekolah
Total
Rendah Sedang Tinggi
Pendapatan orang tua
Total
Sumber: Data Primer yang diolah 2005
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa latar belakang tingkat pendapatan
orang tua siswa kelas III di SMP Negeri 2 Gemolong, 14 siswa (58,3%) dengan
tingkat pendapatan tinggi, 6 siswa (25%) tingkat pendapatan sedang dan hanya 4
siswa (16,7%) dengan tingkat pendapatan rendah. Latar belakang tingkat
pendapatan orang tua dari siswa kelas III SMP Negeri 1 Gemolong, 14 siswa
(53,8%) berpendapatan rendah, 6 siswa (23,1%) menengah dan 6 siswa (23,1%)
dengan tingkat pendapatan tinggi.
4.2 Persepsi Siswa terhadap SMK Kelompok Teknologi dan IndustriBidang
Keahlian Teknik Bangunan
Persepsi siswa terhadap SMK bidang keahlian teknik bangunan dapat
dilihat dari deskriptif cross tabulation. Angket yang digunakan untuk
mengungkap persepsi siswa tentang SMK menggunakan skor tertinggi 5 dan
terendah 1, maka dapat disusun kriteria sebagai berikut.
Mean tertinggi = 5
Mean terendah = 1
Rentang = Mean tertinggi – mean terendah = 5-1 = 4
Banyak kelas interval = 3 (rendah, sedang dan baik)
Panjang kelas interval = Rentang : banyak kelas interval = 4 : 3 = 1.3
Dengan panjang interval 1.3 dan mean terendah 1, maka kriterianya sebagai
berikut.
Tabel 7. Kriteria Persepsi Siswa terhadap SMK bidang keahlian Teknik Bangunan
No Interval Kriteria
1 1,00 – 2,33 Rendah
2 2,34 – 3,67 Sedang
3 3,68 – 5,00 Baik
Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa mempunyai tingkat persepsi yang sedang terhadap SMK bidang teknik
bangunan. Dari 50 responden terdapat 66% mempunyai persepsi yang
sedang dan 34% mempunyai persepsi yang baik. Persepsi siswa tentang
SMK ditinjau dari latar belakang pendidikan dan pendapatan orang tua
disajikan pada tabel 8 dan tabel 9.
Tabel 8. Persepsi Siswa tentang SMK ditinjau dari Tingkat Pendidikan Orang tua
Persepsi siswa Pendidikan orang
tua
K
r
i
t
e
r
i
a
R
e
n
d
a
h
S
e
d
a
n
g
B
a
i
k
Total
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa dari 50 siswa terdapat 33 siswa
(66%) mempunyai persepsi yang sedang, 17 siswa (34%) mempunyai persepsi
baik dan tidak ada siswa yang mempunyai persepsi rendah. Dari 19 siswa yang
tingkat pendidikan orang tuanya dalam kategori rendah terdapat 11 siswa (57,9%)
mempunyai persepsi yang baik tentang SMK dan 8 siswa (42.1%) mempunyai
persepsi sedang. Dari 24 siswa yang berasal dari tingkat pendidikan orang
menengah, terdapat 19 siswa (79,2%) mempunyai persepsi yang sedang dan 5
siswa (20,8%) mempunyai persepsi yang tinggi. Siswa-siswa yang berasal dari
latar belakang tingkat pendidikan orang tua yang tinggi, terdapat 6 siswa (85,7%)
mempunyai persepsi yang sedang dan 1 siswa (14,3%) mempunyai persepsi yang
baik.
Tabel 9. Persepsi Siswa tentang SMK ditinjau dari Tingkat
Pendapatan Orang tua
Persepsi siswa Pendapatan orang
tua
I
n
t
e
r
v
a
l
1
,
0
0
–
2
,
3
3
2
,
3
4
–
3
,
6
7
3
,
6
8
–
5
,
0
0
Total
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa dari 50 siswa terdapat 33 siswa
(66%) mempunyai persepsi yang sedang, 17 siswa (34%) mempunyai persepsi
baik dan tidak ada siswa yang mempunyai persepsi rendah. Dari 18 siswa yang
tingkat pendapatan orang tuanya dalam kategori rendah, terdapat 11 siswa
(61,1%) mempunyai persepsi yang baik tentang SMK dan 7 siswa (38,9%)
mempunyai persepsi sedang. Dari 12 siswa yang berasal dari tingkat pendapatan
sedang, terdapat 6 siswa (50%) mempunyai persepsi yang sedang dan 6 siswa
(50%) mempunyai persepsi yang tinggi. sedangkan siswa yang berasal dari latar
belakang pendapatan orang tua yang tinggi, 20 siswa (100%) mempunyai persepsi
yang sedang.
Persepsi siswa terhadap SMK bidang keahlian teknik bangunan ditinjau
dari tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10. Persepsi Siswa tentang SMK ditinjau dari Tingkat Pendidikkan dan
Pendapatan Orang tua
Persepsi siswa terhadap SMK
Rendah Sedang Baik
Total Pendidikan
Orang tua
Pendapatan
orang tua
f % F % f % f %
Rendah 0 0% 5 38.5% 8 61.5% 13 100%
Sedang 0 0% 1 25% 3 75% 4 100% Rendah
Tinggi 0 0% 2 100% 0 0% 2 100%
Rendah 0 0% 2 40% 3 60% 5 100%
Sedang 0 0% 5 71.4% 2 28.6% 7 100% Menengah
Tinggi 0 0% 12 100% 0 0% 12 100%
Rendah 0 0% 0 0% 0 0% 0 100%
Sedang 0 0% 0 0% 1 100% 1 100% Tinggi
Tinggi 0 0% 6 100% 0 0% 6 100%
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa dari 13 siswa yang tingkat
pendidikan orang tuan rendah dan pendapatan orang tua rendah, terdapat 8 siswa
(61.5%) mempunyai persepsi yang baik terhadap SMK, selebihnya 5 siswa
(38,5%) dalam kategori sedang, tidak ada siswa yang mempunyai persepsi rendah
terhadap SMK. Dari 4 siswa yang berasal dari tingkat pendidikan rendah dengan
pendapatan sedang, terdapat 3 siswa (75%) mempunyai persepsi yang baik
terhadap SMK, 1 siswa (25%) mempunyai persepsi yang sedang dan tidka ada
siswa yang mempunyai persepsi rendah. Dari 2 siswa yang berasal dari tingkat
pendidikan orang tua rendah dengan pendapatan tinggi, semuanya (100%)
mempunyai persepsi yang sedang terhadap SMK.
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa dari 5 siswa yang tingkat
pendidikan orang tuanya menengah dengan pendapatan rendah, terdapat 3 siswa
(60%) mempunyai persepsi yang baik dan 2 siswa (40%) mempunyai persepsi
sedang. Tujuh siswa yang berasal dari tingkat pendidikan menengah dengan
pendapatan sedang, 5 di antaranya (71.4%) mempunyai persepsi yang sedang dan
2 siswa (28,6%) mempunyai persepsi yang baik. Dari 12 siswa yang berasal dari
tingkat pendidikan menengah dengan pendapatan tinggi semuanya (100%)
mempunyai persepsi yang sedang terhadap SMK.
Berdasarkan tabel tersebut terdapat 1 siswa yang berasal dari tingkat
pendidikan tinggi dengan pendapatan sedang, siswa terebut mempunyai persepsi
yang baik terhadap SMK dan terdapat 6 siswa yang tingkat pendidikan orang
tuanya tinggi dengan pendapatan tinggi mempunyai persepsi yang sedang
terhadap SMK. Dari 50 siswa tersebut ternyata tidak ada siswa yang mempunyai
persepsi rendah terhadap SMK.
Tinjauan persepsi siswa tentang SMK ditinjau dari kurikulum, biaya
pendidikan, pembelajaran, fasislitas, prospek lulusan, pandangan masyarakat, dan
manfaat dapat dilihat dari rata-rata skor jawaban responden seperti tercantum pada
tabel 11.
Tabel 11. Rata-rata Persepsi Siswa tentang SMK ditinjau dari Tingkat Pendidikan
dan Tingkat Pendapatan Orang tua
Persepsi Persepsi Variabel Pendidikan
orang tua Mean Kriteria
Pendapatan
orang tua Mean Kriteria
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Rendah 3.72 Baik Rendah 3.84 Baik
Menengah 3.50 Sedang Sedang 3.98 Baik
Kurikulum
Tinggi 3.69 Baik Tinggi 3.13 Sedang
Rendah 3.15 Sedang Rendah 3.48 Sedang
Menengah 3.26 Sedang Sedang 3.38 Sedang
Biaya
pendidikan
Tinggi 3.14 Sedang Tinggi 2.81 Sedang
Rendah 3.23 Sedang Rendah 3.58 Sedang
Menengah 3.25 Sedang Sedang 3.60 Sedang
Pembelajaran
Tinggi 3.52 Sedang Tinggi 2.84 Sedang
Rendah 3.37 Sedang Rendah 3.37 Sedang
Menengah 3.42 Sedang Sedang 3.85 Baik
Fasilitas
Tinggi 3.54 Sedang Tinggi 3.06 Sedang
Rendah 3.51 Sedang Rendah 3.77 Baik
Menengah 3.50 Sedang Sedang 3.78 Baik
Prospek
Lulusan
Tinggi 3.57 Sedang Tinggi 3.10 Sedang
Rendah 3.56 Sedang Rendah 3.64 Sedang
Menengah 3.26 Sedang
Sedang 3.66 Sedang
Pandangan
masyarakat
Tinggi 3.40 Sedang Tinggi 3.00 Sedang
Rendah 3.67 Sedang Rendah 3.94 Baik
Menengah 3.33 Sedang Sedang 3.84 Baik
Manfaat
Tinggi 3.83 Baik Tinggi 3.08 Sedang
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa rata-rata persepsi siswa dengan
latar belakang pendidikan orang tua rendah, sedang dan tinggi mempunyai
persepsi yang relatif sama yaitu dalam kategori sedang terhadap biaya pendidikan,
pembelajaran, fasilitas, prospek lulusan dan pandangan masyarakat, namun ada
kecenderungan bahwa siswa yang berasal dari latar belakang pendidikan orang tua
tinggi mempunyai persepsi yang baik terhadap kurikulum dan dari segi
manfaatnya.
Ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua, sebagian besar siswa yang
berasal dari tingkat pendapatan orang tua tinggi mempunyai persepsi yang sedang
terhadap tujuh komponen tersebut, sedangkan yang berasal dari tingkat
pendapatan rendah mempunyai persepsi yang baik tentang kurikulum, prospek
lulusan dan dari segi manfaat. Rata-rata siswa yang berasal dari latar belakang
pendapatan sedang mempunyai persepsi yang baik tentang kurikulum, fasilitas
dan komponen manfaat.
4.3 Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian diuji menggunakan analisis varians dua jalur
yang diji terlebih dahulu kenormalan data dan homogenitasnya. Untuk
menghindari kesalahan dalam perhitungan dan kesalahan akibat
pembulatan angka, maka analisis selanjutnya digunakan program SPSS
release 10.
4.3.1 Uji Normalitas Data
Kenormalan data yang akan dianalisis merupakan salah satu prasyarat
yang harus dipenuhi dalam analisis varians. Imam Ghozali (2005:28) menyatakan
bahwa secara statistik ada dua komponen normalitas yaitu nilai skwwnes dan
kurtosis. Skewnes berkaitan dengan simetri distribusi, sedangkan kurtosis
berkaitan dengan puncak dari distribusi. Dengan menggunakan program SPSS
akan diperoleh nilai skewnes dan kurtosis, sedangkan pengujiannya dengan rumus
sebagai berikut.
Z skew =
N
6
0S − dan
Z kurt =
N
24
0K −
Apabila nilai Zhitung > 1.96 pada taraf signifikansi 5% dan 2.58 pada taraf
signifikansi 1%, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi data berdistribusi normal
ditolak. Hasil uji skewnes dan kurtosis dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 12. Uji Normalitas Data
50 2.3400 .697 .337 -1.580 .662
Persepsi siswa SMP
terhadap SMK bidang
keahlian Teknik
Bangunan
Statistic Statistic Statistic
Std.
Error Statistic
Std.
Error
N Mean Skewness Kurtosis
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh nilai skewnes 0,697 dan
berdasarkan rumus di atas diperoleh Z skew = 2,01, sedangkan nilai kurtosisnya
0,662 sehingga Z kurt = 0,96. Nilai Z skew > 1,96 pada taraf signifikansi 0.05,
dan kurang dari 2.58 pada taraf signifikansi 0.01, sehingga dapat disimpulkan
bahwa pada taraf signifikansi 5% data mendekati distribusi normal, sedangkan
pada taraf signifikansi 1% data terdistribusi normal. Melihat nilai kurtosisnya
tampak bahwa Zkurt di bawah 1.96, sehingga ditinjau dari kurtosis data
terdistribusi normal. Dari hasil analisis ini maka peneliti mempunyai asumsi
bahwa data terdistribusi normal pada taraf signifikansi 1%.
4.3.2 Uji Homogenitas Data
Homogenitas data merupakan prasyarat yang kedua dari pengujian analisis
varians. Pengujian homogenitas data menurut Imam Ghozali (2005: 60) dapat
digunakan Levene test. Jika nilai probabilitas < 0.05, dapat disimpulkan asumsi
homogen ditolak. Hasil analisis levene test dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13. Uji Homogenitas Data
Levene's Test of Equality of Error Variances a
Dependent Variable: Persepsi siswa SMP
terhadap SMK bidang keahlian Teknik Bangunan
1.348 7 42 .253
F df1 df2 Sig.
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
Design: Intercept+A+B+B * Aa.
Berdasarkan tabel output SPSS tersebut diperoleh nilai Fhitung 1.348 dengan
signifikansi 0.253 > 0.05, sehingga asumsi bahwa data bersifat homogen diterima.
4.3.3 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis varians dua
jalur dengan faktor A menjelaskan variabel bebas latar belakang siswa ditinjau
dari tingkat pendidikan orang tua dan faktor B menjelaskan variabel bebas latar
belakang tingkat pendapatan orang tua. Analisis varians ini digunakan untuk
menguji perbedaan persepsi siswa SMP terhadap SMK bidang keahlian Teknik
Bangunan ditinjau dari latar belakang tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan
orang tua. Lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan dari masing-masing variabel
digunakan uji Duncan. Hasil analisis varians menggunakan bantuan program
SPSS tamapk pada tabel 14.
Tabel 14. Hasil Uji Anava Dua Jalur
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Persepsi siswa SMP terhadap SMK bidang keahlian Teknik
Bangunan
5.687a 7 .812 8.347 .000
285.115 1 285.115 2929.313 .000
.266 2 .133 1.364 .267
3.039 2 1.520 15.612 .000
.217 3 7.217E-02 .742 .533
4.088 42 9.733E-02
588.999 50
9.775 49
Source
Corrected Model
Intercept
A
B
B * A
Error
Total
Corrected Total
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
R Squared = .582 (Adjusted R Squared = .512)a.
4.3.3.1 Uji Hipotesis I
Hipotesis I menyatakan ada perbedaan persepsi siswa SMP terhadap SMK
bidang Keahlian teknik Bangunan ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
Berdasarkan hasil analisis tampak bahwa nilai Fhitung untuk faktor A (tingkat
pendidikan orang tua) sebesar 1.364 dengan probabilitas 0.267 > 0.05, yang
berarti tidak signifikan, dengan demikian hipotesis 1 yang menyatakan ada
perbedaan persepsi siswa SMP terhadap SMK bidang Keahlian teknik Bangunan
ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa yang berasal dari tingkat pendidikan orang tua yang rendah, menengah dan
tinggi mempunyai persepsi terhadap SMK bidang keahlian teknik Bangunan yang
relatif sama.
4.3.3.2 Uji Hipotesis II
Hipotesis II menyatakan ada perbedaan persepsi siswa SMP terhadap
SMK bidang Keahlian teknik Bangunan ditinjau dari tingkat pendapatan orang
tua. Berdasarkan hasil analisis tampak bahwa nilai Fhitung untuk faktor B (tingkat
pendapatan orang tua) sebesar 15.612 dengan probabilitas 0.000 < 0.05, yang
berarti signifikan, dengan demikian hipotesis II yang menyatakan ada perbedaan
persepsi siswa SMP terhadap SMK bidang Keahlian teknik Bangunan ditinjau
dari tingkat pendapatan orang tua diterima. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
yang berasal dari tingkat pendapatan orang tua yang rendah, menengah dan tinggi
mempunyai persepsi terhadap SMK bidang keahlian teknik Bangunan yang relatif
berbeda.
4.3.3.3 Uji Hipotesis III
Hipotesis III menyatakan ada perbedaan persepsi siswa SMP terhadap
SMK bidang Keahlian teknik Bangunan ditinjau dari tingkat pendidikan dan
pendapatan orang tua. Berdasarkan hasil analisis tampak bahwa nilai Fhitung untuk
faktor A x B sebesar 0.742 dengan probabilitas 0.533 > 0.05, yang berarti tidak
signifikan, dengan demikian hipotesis III yang menyatakan ada perbedaan
persepsi siswa SMP terhadap SMK bidang Keahlian teknik Bangunan ditinjau
dari tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua ditolak.
Untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan tingkat persepsi siswa terhadap
SMK yang mempunyai latar belakang tingkat pendapatan tinggi, sedang dan
rendah dapat dilihat dari uji Duncan berikut.
Tabel 15. Hasil Uji Duncan
Persepsi siswa SMP terhadap SMK bidang keahlian Teknik
Bangunan
Duncana,b,c
20 3.0150
12 3.6375
18 3.6794
1.000 .707
Pendapatan orang tua
Tinggi
Sedang
Rendah
Sig.
N 1 2
Subset
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 9.733E-02.
Uses Harmonic Mean Sample Size = 15.882.a.
The group sizes are unequal. The harmonic mean of
the group sizes is used. Type I error levels are not
guaranteed.
b.
Alpha = .05.c.
Hasil uji Duncan seperti pada tabel 10 tampak bahwa rata-rata persepsi
siswa terhadap SMK yang berasal dari latar belakang tingkat pendapatan orang
tua tinggi sebesar 3.0150, sedangkan dengan latar belakang tingkat pendapatan
sedang sebesar 3.6375 dan yang berlatar pendapatan orang tua rendah sebesar
3.6794. Dilihat pada kolom subset, rata-rata persepsi siswa tentang SMK yang
latar belakang tingkat pendapatan sedang dan rendah berada pada satu kolom,
sedangkan tingkat pendapatan tinggi pada kolom yang berbeda. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa yang berasal dari latar belajang tingkat pendidikan
rendah dan sedang mempunyai persepsi terhadap SMK yang relatif sama, dan
berbeda dengan siswa yang berlatarbelakang pendpatan orang tua tinggi. ada
kecenderungan bahwa siswa yang mempunyai latar belakang pendapatan orang
tua tinggi mempunyai persepsi yang lebih rendah tentang SMK daripada yang
berasal dari latar belakang tingkat pendapatan sedang dan rendah.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data ternyata menolak hipotesis
pertama dan ketiga, namun menerima hipotesis kedua. Hipotesis pertama yang
menyatakan ada perbedaan tingkat persepsi siswa terhadap SMK bidang keahlian
teknik bangunan ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua ditolak. Ada indikasi
bahwa bahwa tingkat persepsi siswa terhadap SMK bidang keahlian teknik
bangunan bukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tuanya. Hal ini
disebabkan karena informasi tentang pendidikan tidak mutlak karena tingkat
pendidikan formal orang tua. Dengan dampak informasi dan teknologi orang lebih
cenderung mengetahui tentang pendidikan melalui media, sehingga orang lebih
memberikan kebebasan kepada anak dalam memilih studi lanjutnya. Pemilihan
studi lanjut tersebut juga tidak terlepas dari kondisi ekonomi orang tua. Ada
kecenderungan bahwa siswa yang berasal dari kondisi ekonomi yang lebih mapan
akan lebih leluasa memilih studi lanjut yang diminati dan mempunyai nilai lebih.
Hal ini terbukti dengan diterimanya hipotesis kedua.
Hipotesis kedua yang menyatakan ada perbedaan persepsi siswa terhadap
SMK bidang keahlian teknik bangunan ditinjau dari latar belakang pendapatan
diterima, dengan tingkat signifikansi 5%. Setelah dilanjutkan dengan uji Duncan,
secara nyata ada perbedaan persepsi siswa yang mempunyai latar belakang
pendapatan orang tua tinggi dengan yang berlatar belakang pendapatan rendah
dan menengah. Berdasarkan hasil uji Duncan tersebut ternyata ada kesamaan
persepsi siswa terhadap SMK bidang keahlian teknik bangunan antara yang
berlatar belakang pendapatan rendah dan menengah. Dilihat dari rata-ratanya, ada
kecenderungan bahwa siswa yang berlatar belakang pendapatan orang tua tinggi
mempunyai persepsi yang lebih rendah terhadap SMK bidang keahlian teknik
bangunan daripada siswa yang berasal dari tingkat pendapatan sedang dan rendah.
Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan latar belakang pendapatan
orang tua mempunyai peran terhadap siswa dalam pemilihan studi lanjut ke SMK
bidang keahlian Teknik Bangunan. Ada indikasi bahwa siswa berlatar belakang
pendapatan menengah ke bawah lebih respon terhadap SMK bidang keahlian
karena menganggap bahwa SMK bidang keahlian mempunyai kurikulum yang
membekali siswa untuk siap kerja. Siswa mempunyai persepsi bahwa SMK
bidang keahlian teknik bangunan dapat dijangkau, karena biaya pendidikan tidak
terlalu tinggi. persepsi siswa tentang pembelajaran yang dilakukan mampu
menyiapkan tenaga kerja siap pakai, dengan fasilitas yang mendukung untuk
pembelajaran dan pelatihan ke dunia kerja. Di samping itu siswa dari golongan ini
mempunyai perspsi bahwa lulusan SMK tetap berpeluang untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi di samping siap untuk bekerja. Dari segi manfaat ada
kecenderungan bahwa siswa yang berlatar belakang pendapatan orang tua
menengah ke bawah mempunyai persepsi bahwa pelajaran di SMK bidang
keahlian teknik bangunan cocok untuk membina sikap mandiri. Siswa-siswa dari
golongan ini juga mempunyai persepsi bahwa siswa yang melanjutkan ke SMK
bidang kehalian teknik bangunan mempunyai penampilan dan tingkah laku yang
baik.
Persepsi ini berbeda dengan siswa yang berasal dari latar belakang
pendapatan orang tua tinggi. Hal ini disebabkan karena siswa lebih terpengaruh
oleh pendapat orang tuanya. Dengan pendapatan yang tinggi mereka dapat lebih
leluasa untuk memilih sekolah lain yang mempunyai nilai lebih. Kemungkinan
juga terjadinya perbedaan persepsi ini karena keinginan orang tua agar anaknya
dapat melanjutkan ke Perguruan tinggi sehingga lebih memilih sekolah umum
atau SMK bidang keahlian lainnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Tidak ada perbedaan yang nyata perspesi siswa SMP Negeri Se Kecamatan
Gumolong terhadap SMK bidang keahlian teknik bangunan ditinjau dari
tingkat pendidikan orang tua.
2. Ada perbedaan yang nyata perspesi siswa SMP Negeri Se Kecamatan
Gumolong terhadap SMK bidang keahlian teknik bangunan ditinjau dari
tingkat pendapatan orang tua.
3. Tidak ada perbedaan persepsi siswa SMP Negeri Se Kecamatan Gemolong
Kabupaten Sragen terhadap SMK bidang keahlian teknik bangunan ditinjau
dari tingkat pendapatan dan pendidikan orang tua.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disarankan kepada
orang tua dan keluarga supaya lebih meningkatkan penghasilan atau pendapatan
dengan mencari sumber pendapatan lain.
Bagi penelitian serupa supaya menambah populasi yang lebih banyak
dengan membandingkan persepsi siswa terhadap sekolah umum atau SMK bidang
keahlian lainnya, serta menambah variabel selain tingkat pendidikan dan
pendapatan orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta. _______. 1993. Prosedur Pnelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta. Dikmenjur. 2004. Kurikulum SMK Semua Bidang Keahlian. Jakarta: Depdikbud. Dimyati, Mahmud. 1989. Pengantar Psikologi Pendidikan. Yogyakarta:
Depdikbud. Effendi dan Usaman. 1985. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Gilarso. 1991. Dasar-dasar Ekonomi Makro. Jakarta: Kanisius. Hadikusumo, Kunaryo. dkk. 1996. Pengantar Pendidikan. Semarang: IKIP
Semarang Press. Hadi, Sutrisno. 1989. Statistika II. Yogyakarta: Andi Offset. Hardinsyah dan Soehardjo. 1989. Ekonomi Gizi. Bogor : Depdikbud Dirjen. PAU
Pangan dan Gizi IPB Irwanto, dkk. 1997. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Gramedia. Mulyanto S dan Hans D Evers. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta:
CV. Rajawali. Munib, Achmad. dkk. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. UPT MKK UNNES:
Semarang. Poerwadarminto. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakata: Balai Pustaka. Rachman, Maman dan Muchsin. 1999. Konsep dan Analisis Statistik. Semarang:
IKIP Semarang Press.
Sekretariat Kabinet RI. 2003. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Kabinet RI.
Singgih, Santoso. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex
Media Komputindo. Soekanto. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali. Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Walgito, Bimo. 1992. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset.