Post on 17-Aug-2019
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
(STUDI KASUS DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN DIY)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
Andrius Akun
NIM : 101314044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
(STUDI KASUS DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN DIY)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
Andrius Akun
NIM : 101314044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus Kupersembahkan
Skripsi ini kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Antonius Jaimin dan Ibu Paulina
Anyun), tiada kata dan tindakan yang mampu membalas semua kasih
sayang, doa dan perhatian kepadaku.
2. Abangku Florensius Apin, terima kasih atas dukungan, semangat serta doa
selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Tidak ada manusia super yang dapat menguasai banyak hal dan ahli dibanyak
bidang. Untuk sukses cukup kuasai satu bidang, lalu perbanyak ribuan wawasan
bidang lainnya.
(Horace Wal Pole)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
(STUDI KASUS DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN DIY)
Andrius Akun
101314044
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan persepsi guru terhadap
implementasi Kurikulum 2013 dalam mata pembelajaran sejarah, (2)
mendeskripsikan persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam
pembelajaran sejarah, (3) mendeskripsikan kendala yang dirasakan oleh guru
dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 beserta solusi untuk mengatasi
kendala tersebut, (4) mendeskripsikan kendala yang dirasakan oleh siswa dalam
pengimplementasian Kurikulum 2013 beserta solusi untuk mengatasi kendala
tersebut.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Sampel dalam penelitian ini adalah
guru sejarah dan 88 siswa SMK Negeri 2 Depok yang dipilih menggunakan teknik
purposive sampling dan dikembangkan dengan teknik snowball sampling.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan angket. Teknik analisis data
dilakukan secara deskriptif interaktif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Persepsi guru positif karena
menyambut baik implementasi Kurikulum 2013, didukung sosialisasi dan
pelatihan yang cukup, sehingga guru dapat menerapkan konsep pembelajaran
sejarah sesuai dengan Kurikulum 2013 seperti penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, penilaian autentik, dan pendekatan saintifik. (2) Persepsi siswa
positif karena senang dengan pembelajaran sejarah menggunakan Kurikulum
2013, serta aktif dalam pembelajaran. (3) Kendala guru berupa kendala teknis dan
nonteknis. Guru mengatasi kendala tersebut dengan mengembangkan diri dan
pengetahuan yang dimiliki. (4) Kendala siswa berupa tugas yang banyak dan
materi yang sulit. Siswa mengatasi kendala tersebut dengan rajin belajar dan
memanfaatkan berbagai sumber.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
TEACHER AND STUDENTS PERCEPTION ABOUT THE
IMPLEMENTATION CURRICULUM 2013 IN LEARNING HISTORY
(CASE STUDY AT SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN DIY)
Andrius Akun
101314044
This research aims to : (1) describe teacher perception about curriculum
2013 implementation in the teaching of history. (2) describe student perception
about curruculum 2013 implementation in the teaching of history. (3) describe the
perceived problems by teachers in the Curriculum 2013 implementation and the
solution to overcome that problems. (4) describe the perceived problems by
students in the Curriculum 2013 implementation and the solution to overcome that
problems.
This research is an qualitative case study. The sample in this research
include history teacher and 88 students of SMK Negeri 2 depok who were
selected using purposive sampling and developed with snowball sampling
technique. Data were collected by means of interviews and questionnaires. Data
analysis techniques is a descriptive interactive.
The result of this research indicates that : (1) Teachers perception is positive
because they welcomed the implementation of Curriculum 2013. It is supported
by sufficient socialization and training, so that teachers can apply the concept of
history teaching in accordance with the curriculum in 2013 like a design lesson
plans, authentic assessment and scientific approach. (2) Students perception is
positive because they were delighted with the teaching of history using the
Curriculum 2013 and can be followed with active learning. (3) the teacher got
problems in the form of technical and nontechnical. The teachers reduced the
problems with developing themselves by knowledge possessed. (4) Students had
difficulty in the form of many tasks and difficult materials. The students reduced
the problems by being diligent and using various sources.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dan Maha
Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya dan anugerah-Nya, skripsi yang berjudul
Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri
2 Depok Yogyakarta dapat tersusun dangan baik. Skripsi ini diajukan sebagai
salah satu prasyarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan studi pada Program
Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyususnan skripsi ini tidak
lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang senantiasa
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama proses
penyusunan skripsi ini dan dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis.
5. Bapak Drs. A.K. Wiharyanto, M.M., sebagai Dosen Pembimbing II yang
senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis
selama proses penyusunan skripsi ini dan dapat terselesaikan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Dosen-dosenku yang baik: “Pak Anton, Pak A.K, Pak Musidi, Pak Bakti, Pak
Padi, Pak Adi, Bu Sumini, Pak Hendra, Pak Yulius” Terimakasih atas ilmu
dan didikan yang telah diberikan kepada saya selama ini.
7. Pak Agus, selaku staff sekretarian Program Studi Pendidikan Sejarah yang
selalu sabar dan telaten dalam memberikan pelayanan administrasi kepada
penulis.
8. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Antonius Jaimin dan Ibu Paulina Anyun),
tiada kata dan tindakan yang mampu membalas semua kasih sayang, doa dan
perhatian kepadaku.
9. Abangku Florensius Apin, terima kasih atas dukungan, semangat serta doa
selama ini.
10. Sahabat-sahabatku.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi
lebih baik, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi
LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori .................................................................................. 9
1. Persepsi..................................................................................... 9
2. Kurikulum 2013 ....................................................................... 12
3. Pembelajaran Sejarah ............................................................... 32
B. Kerangka Pikir .............................................................................. 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 36
B. Pendekatan Penelitian ................................................................... 36
C. Sumber Data.................................................................................. 38
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 38
E. Teknik Cuplikan............................................................................ 40
F. Validitas Data................................................................................ 41
G. Analisis Data ................................................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................... 46
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 51
1. Persepsi Guru ........................................................................... 51
2. Persepsi Siswa .......................................................................... 63
3. Kendala dan Solusi Guru Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 69
4. Kendala dan Solusi Siswa Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 70
C. Pembahasan................................................................................... 72
1. Persepsi Guru ........................................................................... 72
2. Persepsi Siswa .......................................................................... 86
3. Kendala dan Solusi Guru Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 91
4. Kendala dan Solusi Siswa Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 95
B. Saran ............................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 98
LAMPIRAN ............................................................................................. 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi Wawancara Guru ............................................................ 39
Tabel 2. Kisi-kisi Angket Siswa ................................................................. 40
Tabel 3. Profil SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta ....................... 46
Tabel 4. Persiapan Siswa Dalam Menghadapai Pembelajaran Sejarah Dengan
Kurikulum 2013 ............................................................................ 63
Tabel 5. Pendapat Siswa Tentang Pembelajaran Sejarah Dengan
Kurikulum 2013 ............................................................................ 65
Tabel 6. Metode Mengajar Guru Sejarah .................................................... 66
Tabel 7. Efektivitas Pembelajaran Sejarah Dengan Kurikulum 2013......... 68
Tabel 8. Kendala Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan
Kurikulum 2013 ............................................................................ 70
Tabel 9. Upaya Siswa Mengatasi Kendala yang dialami ............................ 71
Tabel 10. Perubahan Pola Pikir KBK dan KTSP ke Kurikulum 2013........ 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir ............................................................... 35
Gambar 2. Analisis Data ............................................................................. 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Jadwal Penelitian ........................................................................................ 102
Lembar Wawancara .................................................................................... 103
Angket ............................................................................................. 105
Catatan Lapangan 1 .................................................................................... 108
Catatan Lapangan 2 ..................................................................................... 112
Catatan Lapangan 3 ..................................................................................... 116
Catatan Lapangan 4 ..................................................................................... 122
Dokumentasi Wawancara............................................................................ 128
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................... 131
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 .......................................... 143
Surat Izin ............................................................................................. 161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal paling mendasar yang harus dimiliki
setiap orang. Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam menjamin
kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara. Dengan pendidikan maka akan
tercipta sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam menghadapi
tantangan dan kompetisi pada era globalisasi seperti saat ini. Pendidikan
merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh
oleh sebuah negara agar warganya dapat mencapai kesejahteraan. Kualitas
pendidikan suatu negara menjadi salah satu indikator untuk melihat kategori
negara tersebut apakah tergolong ke dalam negara maju, berkembang, atau negara
miskin. Dengan sumber daya manusia yang memiliki pendidikan yang tinggi
maka negara tersebut akan mampu mengelola sumber daya yang dimiliki.
Demikian halnya dengan Indonesia, kualitas kehidupan di Indonesia sangat
ditentukan oleh faktor pendidikan. Pembaharuan di bidang pendidikan harus
dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Dengan
meningkatnya mutu pendidikan di Indonesia maka diharapkan dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Perubahan dibidang
pendidikan harus memperhatikan berbagai perubahan yang terjadi pada era global
sehingga mampu menciptakan output yang mampu menghadapai tantangan pada
era global saat ini. Perubahan dalam bidang pendidikan harus dilakukan dengan
penataan sistem pendidikan secara utuh dan menyeluruh, terutama yang berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan
dunia kerja pada saat ini. Dalam pendidikan, kegiatan belajar harus mampu
memberikan bekal kecakapan hidup bagi peserta didik yang sesuai dengan
lingkungan dan kebutuhan dari peserta didik tersebut.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan ditentukan oleh berbagai
komponen, diantaranya adalah kurikulum. Hal ini karena kurikulum adalah
pedoman penyelenggaraan pembelajaran dalam sistem pendidikan. Dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagaipedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Dalam perjalanan sejarah pendidikan di Indonesia, kurikulum sebagai suatu
komponen pendidikan sering mengalami pergantian, mulai dari Kurikulum 1964,
Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, tahun 2004
diberlakukan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), tahun 2006 diberlakukan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan pada tahun 2013
diberlakukan Kurikulum 2013 yang pelaksanaanya secara serentak pada bulan
Juni 2014.1
Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada
tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui
1Zuhroh, 2011 dalam Akhinah, 2013 : 2, dalam I Nengah Ciptasari “Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013
Pada Mata Pelajaran Sejarah (Studi Kasus Guru Sejarah Di Sman 1 Sawan)”.Dalam Jurnal Widya Winayata 3.1
(2015),hlm. 1-2. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS/article/viewFile/5312/4008, diakses 10 Agustus 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi,
diharapkan bangsa ini dapat menjadi bangsa yang bermartabat, masyarakatnya
memiliki nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan kepada
orang lain dan bangsa lain di dunia, sehingga mampu untuk bersaing, bersanding,
bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam era global. Hal ini
dimungkinkan jika implementasi Kurikulum 2013 benar-benar dapat
menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Pendidikan
karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan
hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak
mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar
kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui implementasi
Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, dengan
pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasi serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia
sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.2
Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, salah satu mata pelajaran yang turut
mendapatkan sentuhan adalah mata pelajaran sejarah. Proses pelaksanaan
Kurikulum 2013 terutama dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia untuk jenjang
pendidikan Menengah tidak hanya mampu mengasah keterampilan dan sikap
secara menyeluruh. Sejarah Indonesia adalah suatu mata pelajaran yang mampu
membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang dimensi ruang dan waktu
2E.Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. 2013. Hlm.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia, keterampilan dalam menyajikan
pengetahuan yang mampu menghargai jasa para pahlawannya yang telah
meletakan pondasi bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta
peninggalan-peninggalan kebudayaan yang masih di warisi sampai sekarang.
Sehingga dengan diakumulasikannya beberapa kompetensi tersebut, peserta didik
diharapkan mampu membentuk pola pemikiran yang sadar akan sejarah.3
Dalam implementasi kurikulum setiap pengajar apakah di SD, SMP, SMA
ataupun universitas ikut terlibat didalamnya. Kurikulum ditentukan oleh pihak
atasan, misalnya Depdikbud masih berupa barang cetakan, jadi dapat dikatakan
barang “mati”. Hanya guru yang dapat memberi hidup kepada pedoman
kurikulum yang diterbitkan itu. Karena itu guru selalu merupakan tokoh utama
untuk mewujudkan kurikulum itu agar terjadi perubahan kelakuan peserta didik
menurut apa yang diharapkan.
Agar hal itu terlaksana, guru harus lebih dahulu memahami kurikulum agar
dapat menyajikannya dalam bentuk pengalaman yang bermakna bagi peserta
didik. Jadi pada hakikatnya setiap kurikulum formal yang dikeluarkan oleh
pemerintah hanya dapat direalisasikan berkat usaha guru dan karena itukurikulum
seperti yang diwujudkan dalam kelas selalu mengandung unsur kepribadian guru.
Walau kurikulum dikatakan “uniform” pelaksanaannya selalu melalui pribadi
guru, jadi mengandung perbedaan individual. Guru hanya dapat melaksanakannya
3Kemendikbud, 2013, dalam I Nengah Ciptasari"Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pada Mata
Pelajaran Sejarah (Studi Kasus Guru Sejarah Di Sman 1 Sawan)”. Dalam Jurnal Widya Winayata 3.1 (2015), hlm. 1-2. .http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS/article/viewFile/5312/4008, diakses 10 Agustus 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
menurut persepsi masing-masing, yang mungkin ada perbedaannya dengan apa
yang dimaksud oleh para pengembang kurikulum pada tingkat atasan.
Selain itu guru dapat pula berusaha menyesuaikan kurikulum dengan
perkembangan psikologis setiap peserta didik, atau dengan keadaan masyarakat
tempat sekolah itu berada. Jadi kurikulum dalam pelaksanaannya selalu
melibatkan guru. Kurikulum yang diterbitkan oleh. Pemerintah masih bersifat
umum berupa pedoman, jadi dapat disebut pedoman kurikulum. Dalambentuk
yang demikian kurikulum belum dapat disampaikan kepada kelas. Ada beberapa
langkah agar kurikulum siap untuk disajikan.
Pertama : pedoman kurikulum harus dianalisis lebih lanjut dalam sejumlah
topik, sub topik serta bahan yang lebih spesifik. Harus ditentukan lebih jelas apa
yang akan diajarkan, apa sebab, apa tujuannya, dalam urutan yang bagaimana.
Hal-hal seperti ini dimasukkan dalam apa yang disebut pedoman instruksional.
Kedua : agar bahan pelajaran dapat disajikan kepada peserta didik dalam jam
pelajaran tertentu guru masih harus membuat persiapan pelajaran yang
dilakukannya berdasarkan pedoman instruksional tersebut. Tiap pengajar harus
membuat persiapan pelajaran sebelum dengan penuh tanggung jawab dapat
memasuki kelas. Mengajar adalah tugas yang begitu kompleks dan sulit, tanpa
persiapan guru tidak tahu dengan jelas ke mana peserta didik harus dibimbing,
tujuan apa yang harus dicapai, perubahan kelakuan apakah yang harus
dibangkitkan, hingga manakah tujuan pelajaran yang harus dicapai, kesulitan apa
yang dihadapai, kelemahan apakah harus diperbaiki demi peningkatan mutu, tugas
apakah yang harus dilakukan peserta didik untuk pelajaran berikutnya. Mutu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pendidikan bergantung pada mutu guru, dan mutu guru turut ditentukan oleh
pemahamannya tentang seluk-beluk kurikulum.4
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta.
Sekolah ini berada di Mrican, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. SMK
Negeri 2 Depok merupakan salah satu sekolah menengah kerjuruan yang
menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014, dengan kata lain
sekolah ini merupakan sekolah percontohan pelaksanaan Kurikulum 2013.
Peneliti ingin menggali tentang pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan
menggunakan Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok serta tanggapan guru dan
siswa terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam
pembelajaran sejarah ?
2. Bagaimana persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam
mata pembelajaran sejarah ?
3. Apa saja kendala yang dirasakan oleh guru dalam pengimplementasian
Kurikulum 2013 serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut ?
4. Apa saja kendala yang dirasakan oleh siswa dalam pengimplementasian
Kurikulum 2013 serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut ?
4S Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2010, hlm. 1-3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan :
1. Persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran
sejarah.
2. Persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran
sejarah.
3. Kendala yang dirasakan oleh guru dalam pengimplementasian Kurikulum
2013 beserta solusi untuk mengatasi kendala tersebut.
4. Kendala yang dirasakan oleh siswa dalam pengimplementasian Kurikulum
2013 beserta solusi untuk mengatasi kendala tersebut.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoretis
Pada tataran teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat-manfaat sebagai berikut :
a. Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang Kurikulum 2013, baik
yang berkaitan dengan aspek kesiapan manajemen, pelakasanaan,
keunggulan dan kekurangannya.
b. Memberikan informasi berkaitan dengan adanya hambatan atau faktor
penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013 khususnya bagi guru
sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Aspek Praktis
Pada tataran praktis penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat
yang besar bagi :
a. Kepala Sekolah atau bidang kesiswaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan masukan dalam melakukan pembenahan sehingga tercipta suasana
baru yang lebih kondusif
b. Guru khususnya dalam pembelajaran Sejarah mengetahui usaha yang perlu
dapat dilakukan dalam penerapan konsep Kurikulum 2013.
c. Universitas Sanata Dharma, sebagai bahan kajian keilmuan dan
pengembangan kajian khususnya bidang kebijakan pendidikan
d. Penulis, dapat mengetahui implementasi Kurikulum 2013 pada mata
pelajaran Sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu
melalui alat indra atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak
berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses
selanjutnya merupakan persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas
dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses
pendahulu dari proses pesepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap
saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu
melalui mata sebagai alat pengelihatan, telinga sebagai alat pendengar,
hidung sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat pengecap, kulit pada telapak
tangan sebagai alat perabaan, kesemuanya merupakan alat indera yang
digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu. Alat indera tersebut
merupakan alat penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Stimulus
yang diindera itu kemudian oleh individu diorganisasikan dan
diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang
diindera itu, dan proses ini disebut persepsi.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa stimulus diterima oleh alat
indera, yaitu yang dimaksud dengan penginderaan, dan melalui proses
penginderaan tersebut stimulus itu menjadi sesuatu yang berarti setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
diorganisasikan dan diinterpretasikan. Persepsi merupakan proses integratedd
alam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian
dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan pengorganisasian,
penginterpetasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan
sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri
individu. Karena itu dalam penginderaan orang akan mengaitkan dengan
stimulus, sedangkan dalam persepsi orang akan mengaitkan dengan objek.
Dengan persepsi individu akan menyadari tentang keadaan di sekitarnya dan
juga keadaan diri sendiri.5 Persepsi adalah proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi
manusia terus-meneurs mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar,
peraba, perasa dan penciuman.6
Persepsi dibagi menjadi dua bentuk yaitu persepsi positif dan persepsi
negatif. Persepsi positif merupakan penilaian individu terhadap suatu objek
atau informasi dengan pandangan yang positif atau sesuai dengan yang
diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada.
Sedangkan, persepsi negatif merupakan persepsi individu terhadap objek atau
informasi tertentu dengan pandangan yang negatif, berlawanan dengan yang
diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada.
5Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (edisi revisi), Yogyakarta : CV. Andi offset, 2010,
hlm 99-100. 6Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (edisi revisi), Jakarta : Rineka Cipta,
2010, hlm. 102.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Penyebab munculnya persepsi negatif seseorang dapat muncul karena adanya
ketidakpuasan individu terhadap objek yang menjadi sumber persepsinya,
adanya ketidaktahuan individu serta tidak adanya pengalaman inidvidu
terhadap objek yang dipersepsikan dan sebaliknya, penyebab munculnya
persepsi positif seseorang karena adanya kepuasan individu terhadap objek
yang menjadi sumber persepsinya, adanya pengetahuan individu, serta adanya
pengalaman individu terhadap objek yang dipersepsikan.7
Persepsi merupakn proses yang terintegrasi didalam diri individu
sehingga apa yang ada dalam diri individu akan trurun serta dan aktif dalam
persepsi. Persepsi individu dapat jauh berbeda dengan individu lain karena
adanya perbedaan-perbedaan individual, perbedaan kepribadian, perbedaan
dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Sekalipun dalam situasi yang
sama persepsi antar individu dapat berbeda antara individu satu dengan yang
lainnya. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi adalah sebagi berikut :
1. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga
dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung
mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun
sebagian besar stimulus datang dari luar individu.
7 Robbins Stephen P. 2002. Prinsip prinsip Perilaku Organisasi. (Edisi Kelima) Erlangga :Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus,di
samping itu juga harus ada syaraf sensori sebagai alat untuk meneruskan
stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak
sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon
diperlukan syaraf motorik.
3. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan
dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan
atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada
sesuatu atau sekumpulan objek.
2. Kurikulum 2013
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, implementasi didefiniskan
sebagai sebuah pelaksanaan atau penerapan.8Implementasi merupakan suatu
proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan
praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,
keterampilan maupun nilai, dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner’s
Dictionary di kemukakan bahwa implementasi ialah: “put something into
effect”, (penerapan sesuatu yang memberikan efek dan dampak).9
8Depdiknas. 2008. KBBI ed. IV. Jakarta : PT. Gramedia, hlm.529.
9E.Mulyasa,op.cit, hlm. 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Istilah kurikulum yang berasal dari bahasa latin “curriculum” semula
berarti”a running course, or race course, especially a chariot race course”
dan terdapat pula dalam bahasa prancis “courier” artinya” to run, berlari”.
Kemudian istilah itu digunakan untuk sejumlah “courses” atau matapelajaran
yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah.10
Hilda Taba dalam M. Yamin mendefinisikan kurikulum sebagai a plan
for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran anak. William
B. Ragan dalam M. Yamin menjelaskan arti kurikulum sebagai all the
experience of children for which the school accepts responsibility. It denotes
the result of efforts on the part of the adults of the community and the nation
to bring to the children the finest, most whole some influences thatexists in
the culture. Ragan menggunakan kurikulum dalam arti yang luas mencakup
semua program dan kehidupan dalam sekolah. Kurikulum tidak hanya
mencakup bahan pelajaran, namun seluruh kehidupan dalam kelas, hubungan
social antara guru dan murid, metode mengajar, dan cara mengevaluasi juga
termasuk didalamnya.11
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada
dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan
10
S.Nasution. Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Alumni, 1986, hlm. 9 11
M.Yamin, Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan . Yogyakarta : Diva ress, 2012, hlm
22-23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara
yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.12
Rumusan yang terdapat di dalam sistem Pendidikan Nasional lebih
spesifik mengandung pokok-pokok pikiran sebagai berikut :
1) Kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan.
2) Kurikulum merupakan pengaturan, yang berarti mempunyai sistematika
dan struktur tertentu.
3) Kurikulum memuat/berisikan isi dan bahan pelajaran, menunjuk kepada
perangkat mata pelajaran atau bidang pelajaran tertentu.
4) Kurikulum mengandung cara, metode, atau strategi penyampaian
pengajaran.
5) Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajara
mengajar.
6) Kendatipun tidak tertulis, namun telah tersirat didalam kurikulum, yakni
kurikulum dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
7) Berdasarkan butir 6 maka kurikulum sebenarnya adalah suatu alat
pendidikan.
Istilah “kurikulum”memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh
pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai
dengan dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan
lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar bersangkutan.
Istilah kurikulum berasal dari bahasa Latin, yakni “Curriculae” artinya jarak
12
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar
Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Alyah,hlm. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yang harus ditempuh seseorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum
ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang
bertujuan untuk memperoleh ijazah.Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya
merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa
rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu
jarak antara satu tempat ke tempat lainnya dan akhirnya mencapai finish.
Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat
penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh
perolehan suatu ijazah tertentu. Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan
berikut ini.13
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga
pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut
siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong
perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Dengan kata lain, dengan program kurikuler tersebut,
sekolah/lembaga pendidikan menyediakan lingkungan pendidikan bagi siswa
untuk berkembang. Itu sebabnya kurikulum disusun sedemikian rupa yang
memungkinkan siswa melakukan beraneka ragam kegiatan belajar.
Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran, namun meliputi
segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti :
bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan sekolah, perpustakaan,
karyawan tata usaha, gambar-gambar, halaman sekolah, daln lain-lain.14
13
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, hlm 16-17. 14
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2013, hlm 65.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Lazimnya kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung
jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.15
Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi,
system, dan bidang studi yaitu :
Kurikulum sebagai suatu substansi, suatu kurikulum, dipandang orang
sebagai suatu rencana suatu kegiatan belajar bagi murid-muridnya di sekolah,
atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.Suatu kurikulum juga
dapat menunjuk pada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan,
bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum
juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan
bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan
pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup
lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, provinsi, ataupun suatu
negara.
Kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum. Sistem
kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan,
bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur
personalia, dan prosedur kerja sebagaimana cara menyusun suatu kurikulum,
melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu
15
S.Nasution, op.cit, hlm 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem
kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
Kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini
merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan
pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan
ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami
bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum
melalaui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan,
mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat
bidang studi kurikulum.16
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dijelaskan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana pengajaran
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan di bawah tanggung jawab sekolah/lembaga pendidikan.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan
pada tahun pelajaran 2013/204. Kurikulum ini adalah pengembangan dari
kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi
yang telah dirilis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan pada tahun 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada
Kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill
dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.Kemudian, kedudukan kompetensi yang semula diturunkan dari
16
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2007, hlm 27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari
kompetensi.Selain itu, pembelajaran lebih bersifat tematik integrative dalam
semua mata pelajaran. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Kurikulum
2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan
menyeimbangkan kemampuan soft skill dan hard skill yang berupa sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.17
Implementasi Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam
pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal
tersebut menuntuk keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan
berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Saylor
mengatakan bahwa “instruction is thus implementation of curriculum plan,
usually, but not necessarily, involving teaching in the sense of student,teacher
interaction in an education setting”. Dalam hal ini, guru harus dapat
mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik
belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah kegiatan pembelajaran
dihentikan, diubah metodenya atau mengulang dulu pembelajaran yang lalu.
Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan media
pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, keterampilan
menilai hasil-hasil belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan
strategi atau pendekatan pembelajaran.18
17
M. Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA, Yogyakarta : Ar- Ruzz Media, 2014,hlm 16. 18
E.Mulyasa,op.cit. hlm 99-100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a. Karakteristik Kurikulum 2013
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah halaman 3 dijelaskan karakteristik kurikulum 2013
sebagai berikut :
1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik;
2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat
sebagai sumber belajar;
3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
b. Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.19
Kurikulum 2013 bertujuan untuk menghadapi berbagai masalah dan
tantangan masa depan yang semakin lama semakin rumit dan kompleks.
Berbagai tantangan masa depan tersebut antara lain berkaitan dengan
globalisasi dan pasar bebas, masalah lingkungan hidup, pesatnya kemajuan
teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, ekonomi berbasis
pengetahuan, kebangkitan industry kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan
ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, mutu, investasi dan
transformasi pada sektor pendidikan, serta materi TIMSS dan PISA yang
harus dimiliki oleh peserta didik.20
Perlu adanya perubahan maupun pergantian kurikulum di Indonesia
tentu tidak lepas dari persoalan perubahan zaman. Sebab, hakikat
penyelenggaraan pendidikan adalah untuk menjadi solusi terhadap persoalan-
19
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 TentangKerangka Dasar
Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Alyah, hlm 4. 20
E.Mulyasa,op.cit. hlm 63-64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
persoalan yang dihadapi bangsa dan negara. Dengan kata lain, melalui
pendidikan bangsa dan negara ini akan mengalami kemajuan. Oleh karena itu,
pendidikan diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-
lulusan berkualitas yang memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan sesuai standar nasional yang disepakati.21
Pada dasarnya kurikulum ditentukan oleh guru (tenaga kependidikan).
Guru (pelatih/widyaiswara) turut serta menyusun kurikulum, duduk dalam
suatu panitia pengembang kurikulum, atau memberikan masukan kepada
panitia pengembang kurikulum. Prosedur apapun yang ditempuh dalam
pengembangan kurikulum, guru tetap memegang peran yang penting, karena
guru merupakan unsur penting yang menentukan berhasil atau gagalnya
pelaksanaan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan (sekolah). Guru
terlibat langsung secara aktif dalam pelaksanaan kurikulum bersama para
siswa. Guru yang menentukan topik pengajaran, bahan-bahan yang akan
diajarkan, metode yang digunakan, alat yang dipilih dan dipergunakan, serta
mengevaluasi hasil pelaksanaan kurikulum. Guru memegang peran penting
dalam penyusunan dan pelakasanaan kurikulum, dan oleh karenanya guru
harus memahmi dengan baik masalah kurikulum.22
Melalui pengembangan Kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini,
pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan
21
M.Fadillah, op.cit, hlm 17. 22
Oemar Hamalaik, 2008, op.cit, hlm 64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman
terhadap konsep yang dipelajarinya secara konseptual. Kurikulum 2013
memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses
pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman
terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu mengetahui
kriteria penguasaan kompetensi dan karekter yang akan dijadikan sebagai
standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat
mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi
dan karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat
penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya.23
Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan
yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan, karena
Kurikulum 2013 ini berbasis karakter dan kompentensi, yang secara
konseptual memiliki beberapa keunggulan.Pertama : Kurikulum 2013
menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstal), karena
berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk
mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan pontensinya masing-
masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar, dan proses
belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami
berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (Transfer of
Knowledge).
23
E.Mulyasa, op.cit, hlm 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Kedua : Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompentensi boleh
jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan
ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan
aspek-aspek keperibadian dapat dilakukan secara optimal berdasakan standar
kompetensi tertentu. Ketiga : ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran
tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan
kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.24
c. Pengembangan Kurikulum 2013
Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum bersifat dinamis serta harus
selalu dilakukan perubahan dan perkembangan, agar dapat mengikuti
perkembangan dan tantangan zaman. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dijelaskan
bahwa ada beberapa faktor yang mendasari dikembangkannya Kurikulum
2013.25 Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,
24
Ibid 25
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 TentangKerangka Dasar
Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.hlm 1-2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait
dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan
penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia
produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak
berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah
penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-
2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar
yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya
manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan
menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan
keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
2) Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat
terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan
eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia,
pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International
Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan
Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999
juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak
menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS
dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang
ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum
Indonesia.
3) Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir
sebagai berikut :
a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-
pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi
yang sama;
b) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-
lingkungan alam, sumber/media lainnya);
c) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring
(peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja
yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains);
e) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim)
f) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia;
g) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan
(users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap peserta didik;
h) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline)
menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines);
dan
i) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
4) Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai
daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan
pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan
tata kelola sebagai berikut:
a) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja
yang bersifat kolaboratif;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan
(educational leader); dan
c) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan
proses pembelajaran.
5) Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan
materi yang relevan bagi peserta didik
d. Landasan Pengembangan Kuriklum 2013
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69
Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah, terdapat tiga landasan dalam
pengembangan Kurikulum 2013 yaitu, landasan filosofis, landasan teoritis,
dan landasan yuridis26.
1) Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil
belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam
di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis
yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta
26
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 TentangKerangka Dasar
Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, hlm 5-6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam
tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi
pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan
kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan
filosofi sebagai berikut:
a) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini
menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya
bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan
bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum,
hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan
pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa
menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan
kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan
luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap
permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan
di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi
kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah
suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna
terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya
dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan
fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam
kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya,
dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual
dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu
dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan
intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian,
dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan
bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud
untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan
dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana
di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam
beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi
inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
2) Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum 2013 menganut: (1)
pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk
proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah,
kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik
(learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan
kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual
peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
3) Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah :
a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
c) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan
yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
d) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
e. Kunci Sukses Kurikulum 2013
Keberhasilan Kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang
produktif, kreatif, dan inovatif, serta dalam merealisasikan tujuan pendidikan
nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
sangat ditentukan oleh berbagai faktor (kunci sukses). Kunci sukses tersebut
antara lain berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru,
aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan
yang kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah.27
3. Pembelajaran Sejarah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran dimaknai sebagai
proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.28
Artinya dengan kegiatan pembelajaran seseorang dapat memperoleh ilmu
pengetahuan tentang materi yang dipelajari. Suyono dan Haryanto
menjelaskan bahwa istilah pembelajaran sendiri berasal dari kata dasar
belajar, yaitu suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengukuhkan kepribadian. Pengertian ini lebih diarahkan kepada perubahan
27
E.Mulyasa, op.cit, hlm 39. 28
Depdiknas. KBBI ed. IV. 2008. Jakarta : PT. Gramedia, hlm. 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
individu, baik menyangkut ilmu pengetahuan maupun berkaitan dengan sikap
dan kepribadian dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, dalam UU No. 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa
pembelajran ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Dari beberapa uraian tersebut secara umum definisi pembelajaran
memiliki pengertian yang sama, yaitu proses interaksi antara pendidik dengan
pserta didik maupun antar-peserta didik. Proses interaksi ini bisa dilakukan
dengan berbagai media dan sumber belajar yang menunjang keberhasilan
belajar peserta didik. Oleh karenanya pembelajaran dalam hal ini dapat
didefinisikan sebagai proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik
dan peserta didik dengan peserta didik dalam rangka memperoleh
pengetahuan yang baru dikehendaki dengan menggunakan berbagai media,
metode, dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan. Melalui proses
inilah diharapkan peserta didik mampu mendapatkan bermacam-macam
informasi baru yang akan menunjang kehidupannya dimasa yang akan
datang.29
Kita perlu mempelajari Sejarah karena dengan Sejarah kita dapat
mengkonsepsikan kehidupan dalam perjalanan waktu. Tujuan Sejarah adalah
mengajarkan kita sebuah cara menentukan pilihan, untuk mempertimbangkan
berbagai pendapat, untuk membawakan berbagai kisah. Sejarah itu bukan
sekedar nama dan tanggal, tetapi menyangkut penilaian, kepedulian, dan
29
M.Fadillah, op.cit, hlm 172-173.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
kewaspadaan. Sejarah sendiri menyangkut persoalan kesinambungan dan
perubahan, dari sejarahlah kita bisa belajar.
Mata pelajaran sejarah dalam perkembangan kurikulum pendidikan di
Indonesia, memiliki perkembangan yang demikian menarik untuk dicermati.
Sejarah pada dasarnya merupakan ilmu yang akan terus berkembang dan
tidak akan mati, sehingga sukar untuk dijadikan salah satu bagian dalam ujian
nasional. Dalam kurikulum 1984 dan 1994, misalnya mata pelajaran Sejarah
memiliki alokasi waktu 2 jam pelajaran per minggu (kelas 1-2-3). Selanjutnya
pelajaran sejarah tidak terlalu banyak mendapat tempat dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) khususnya di tingkat SMA. Sejarah hanya
diberikan 1 jam pelajaran untuk kelas X dan 1 jam pelajaran untuk kelas IPA
serta 3 jam pelajaran untuk IPS. Hal inilah yang dirasakan kurang karena
penanaman karakter bangsa dan anak bangsa bisa dibangun dengan sejarah.
Siswa lebih banyak diisikan mata pelajaran yang cenderung sains sentris, dan
meminggirkan mata pelajaran sosial, budaya atau humaniora. Sebagai
pengembangan sesuai dengan tuntutan jaman, maka Kurikulum 2013 untuk
SMA membagi sejarah pada dua mata pelajaran yaitu sejarah Indonesia dan
pelajaran sejarah saja. Pembelajaran sejarah Indonesia merupakan pelajaran
wajib (kelompok A) dengan alokasi 2 jam pelajaran setiap tingkatan kelas
serta pelajaran sejarah menjadi pelajaran pilihan dengan alokasi 4 jam
pelajaran untuk peminatan sosial.30
30
Eko Heru Prasetyo. ”Mapel Sejarah Dalam Kurikulum 2013” http://www.sosiosejarah.com/
2013 /05 /mapel-sejarah-dalam-kurikulum-2013. html. Diakses pada 20 Novemeber 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
B. Kerangka Pikir
Alur kerangka pikir dalam penelitian ini diawali dari Kurikulum 2013 yang
merupakan pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirilis pada tahun 2004 maupun
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Salah satu pelajaran
dalam Kurikulum 2013 adalah pelajaran sejarah. Pengimplementasian Kurikulum
2013 pada pembelajaran sejarah merupakan sebuah pengalaman bagi guru
maupun siswa. Pengalaman tersebut akan disimpulkan kedalam sebuah pendapat
dan terbentuklah persepsi guru dan siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013
pada pembelajaran sejarah. Dari pengalaman dalam mengimplementasikan
Kurikulum 2013 tersebut tentunya guru dan siswa akan mendapat beberapa
kendala, dari kendala tersebut maka guru dan siswa akan mencari solusi agar
kendala tersebut bisa diatasi. Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan
kerangka berpikir sebagai berikut :
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Kurikulum 2013
Pembelajaran Sejarah
Implementasi
Guru dan Siswa
Persepsi Kendala Solusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta. Sekolah
ini berada di Mrican, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. SMK Negeri 2
Depok merupakan salah satu sekolah menengah kerjuruan yang menerapkan
Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014, dengan kata lain sekolah ini
merupakan sekolah percontohan pelaksanaan Kurikulum 2013. Penelitian ini
dilaksanakan selama tiga bulan mulai tanggal 02 Oktober 2015 sampai dengan 01
Januari 2016.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis kualitatif dengan metode
studi kasus. Penelitian kualitatif adalah kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan
individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis tapi perlu
memandangnya sebagai bagian dari keutuhan.31 Penelitian kualitatif memperoleh
data berupa kata-kata, perilaku dan selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan perilaku orang yang diamati, diwawancarai
dan terdokumentasi merupakan sumber utama dan dicatat melalui catatan tertulis
atau melalui perekaman video atau tape, pengambilan foto, atau film.32Penelitian
31
Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2004. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. hlm
3. 32
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, 1988, Bandung : Transito, hlm. 112.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan berbagai
fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga
tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model dari fenomena tersebut.33
Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti
menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau
sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti
mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan databerdasarkan waktu yang telah ditentukan.34 Penelitian deskriptif
studi kasus berusaha memperoleh gambaran secara lengkap dan detail tentang
kejadian dan fenomena tertentu pada suatu objek dan subjek yang memiliki
kekhasan. Dengan demikian pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode
studi kasus adalah menggali informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam-
dalamnya kemudian mendeskripsikannya dalam bentuk naratif sehingga
memberikan gambaran secara utuh tentang fenomena yang terjadi.
Dalam bidang pendidikan studi kasus dapat diartikan sebagai metode
penelitian deskriptif untuk menjawab permasalahan pendidikan yang mendalam
dan komperhensif dengan melibatkan subjek penelitian yang terbatas sesuai
dengan jenis kasus yang diselidiki. Subjek penelitian dalam studi kasus bisa
individu, kelompok, lembaga, atau golongan masyarakat tertentu. Segala aspek
33
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode dan Prosedur) , 2013, Jakarta : Kencana,
hlm. 47 34
Stake (1995), dalam John W. Creswell, Research Design, pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixsed, edidi ke-3, 2013, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hlm.20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
yang berkaitan dengan kasus dianalisis secara mendalam, sehingga diperoleh
generalisasi yang utuh.35
C. Sumber Data
Yang dimkasud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari
mana data diperoleh.36 Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-
kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-
lain.37 Adapun yang dijadikan data dalam penelitian ini adalah :
1. Hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran Sejarah tentang pelaksanaan
Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran Sejarah.
2. Hasil angket terhadap peserta didik tentang pelaksanaan Kurikulum 2013
dalam mata pelajaran Sejarah.
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian ini maka
yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.38 Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru
35
Wina Sanjaya, op.cit, hlm. 75. 36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , 2010, Jakarta : PT Rineka
Cipta, hlm.172 37
Lofland dan Lofland, 1984 : 47, dalam Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2008,
Bandung : PT Remaja Rosdakarya. hlm 157.
38
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
yang mengampu mata pelajaran sejarah. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
data mengenai persepsi guru mengenai implementasi Kurkulum 2013 di SMK
Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta. Berikut adalah kisi-kisi wawancara
guru:
Tabel 1. Kisi-kisi wawancara guru
No Kisi Kisi Pertayaan Indikator
Pertanyaan
1 perencanaan implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah
Pelatihan SDM
Silabus dan RPP
Modul dan Sumber
Evaluasi
2 langkah langkah yang dilaksanakan dalam
implementasi kurikulum 2013
3 perbedaan mendasar dari kurikulum 2013 dan
kurikulum yg sebelumnya
Landasan
Orientasi
Metode
Pengelolaan
4 Efektivitas Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah
5 kendala yang terjadi ketika kurikulum 2013
diimplementasikan dalam mata pelajaran sejarah
6 solusi dari kendala yang telah ditemukan
2. Angket (kuesioner)
Angket adalah instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan atau pernyataan
secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai dengan
petunjuk pengisiannya. 39 Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau peryataan
tertulis kepada responden untuk dijawab.40 Angket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket semi terbuka dimana sudah disediakan pilihan
39 Wina Sanjaya, op.cit, hlm. 255 40 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B, 2011, (cetakan ke-14), Bandung :
ALFABETA, hlm. 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
jawaban, namun responden harus menyertakan alasan tertulis atas pilihan
jawabannya tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai
persepsi siswa mengenai implementasi Kurkulum 2013 di SMK Negeri 2
Depok, Sleman, Yogyakarta. Berikut adalah kisi-kisi pertanyaan angket
siswa:
Tabel 2. Kisi-kisi pertanyaan angket siswa
No Butir-butir pertanyaan
1 persiapan dalam menghadapi pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013
2 proses pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 menyenangkan atau tidak
3 Metode mengajar guru sejarah dengan Kurikulum 2013
4 Persepsi tentang pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013
5 Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013
6 Solusi untuk mengatasi kendala
E. Teknik Cuplikan
Dalam penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi yang mendalam
mengenai fokus penelitian maka digunakan teknik cuplikan berupa purposive
sampling dan dikembangkang dengan menggunakan teknik snowball sampling.
Didalam purposive sampling peneliti cenderung memilih informan yang dianggap
tahu dan dapat dipercaya sepenuhnya sebagai sumber data serta mengetahui
permasalahan secara mendalam.41 Purposive sampling merupakan pemilihan
41
H.B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan terapannya dalam penelitian ,
2006, Surakarta : Universitas Sebelas Maret, hlm. 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
sampel yang didasarkan pada fokus penelitian dengan maksud untuk menjaring
informasi sebanyak mungkin.42
Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah
purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel atas pertimbangan tertentu berdasarkan pada pemenuhan
kebutuhan informasi, sedangkan snowball sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang bermula sedikit kemudian berkembang menjadi lebih banyak selaras
dengan perkembangan pemenuhan informasi hingga data atau informasi yang
didapat mengalami kejenuhan.43 Peneliti akan memilih informan yang dianggap
mengetahui informasi tentang implementasi Kurikulum 2013 secara mendalam
dan dapat dipercaya khususnya dalam mata pelajaran sejarah. Informan tersebut
adalah guru sejarah di sekolah tempat penelitian dilakasanakan. Sementara itu
responden angket atau kuesioner adalah peserta didik yang terlibat langsung
dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan Kurikulum 2013 di sekolah
tempat penelitian ini dilaksanakan.
F. Validitas Data
Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsiran
makna sebagai hasil penelitian.44 Dalam penelitian kulaitatif terdapat beberapa
macam cara untuk menguji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil
penelitian, antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan
42
Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2011. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Hlm. 224 43
Sugiyono, op.cit, hlm. 300 44
H.B. Sutopo, op.cit, hlm. 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
memberchechk.45 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi dan
menggunakan bahan referensi.
Triangulasi merupakan cara pemerikasaan keabsahan data yang paling
umum digunakan. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap hal tersebut.46 Menurut Patton triangulasi ada empat
macam yaitu :47
1. Triangulasi sumber yaitu pemeriksaan sumber yang memanfaatkan jenis
sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis.
Triangulasi sumber dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang
diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini peneliti
membandingkan data hasil wawancara guru dengan hasil angket siswa.
2. Triangulasi metode yaitu pemeriksaan yang menekankan penggunaan
metode pengumpulan data yang berbeda untuk mengumpulkan data
yang sejenis. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
wawancara dan angket untuk mengumpulkan data.
3. Triangulasi teori yaitu pemeriksaan data menggunakan prespektif lebih
dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Dalam
penelitian ini peneliti membandingkan rumusan informasi yang
diperoleh dengan prespektif teori yang digunakan.
45
Sugiyono, op.cit, hlm. 270 46
Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2007. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
hlm 178 47
H.B. Sutopo, op.cit, hlm. 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Selain triangulasi peneliti juga menggunakan Bahan Referensi. Bahan
referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan. Alat-alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif, seperti
kamera, handycam, alat perekam suara sangat diperlukan untuk mendukung
kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti. Selain triangulasi, peneliti
menggunakan bahan referensi pendukung berupa video hasil rekaman wawancara
agar data yang telah diperoleh lebih dapat dipercaya.
G. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri dan orang lain.48
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan konsep yang diberikan oleh
Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data yaitu, data
reduction, data display, dan conclusion drawinf/verification.49 Berikut adalah
bagan analisis data yang digunakan :
48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B, 2009, (cetakan ke-9), Bandung :
ALFABETA, hlm. 329 49
Sugiyono, op cit, hlm. 246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Sumber : Miles dan Huberman (1984) Gambar 2. Analisis data
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data adalah proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.
3. Conclusion drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi)
Setelah melalui dua tahapan diatas maka langkah selanjutnya adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukankan
Data collection
Data display Data reduction
Conclusions :
drawing/verifying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap, sehingga
setelah diteliti menjadi jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta.
Sejak diresmikannya Sekolah dengan nama STM Pembangunan Yogyakarta pada
tanggal 29 Juli 1972, jenjang pendidikan adalah 4 tahun dengan fasilitas lengkap
dan posisi tamatan apabila sudah bekerja di Industri adalah Teknisi Industri. Pada
tanggl 7 Maret 1997 dengan keputusna Mendikbud No. 036/O/1997 nama
Sekolah berubah menjadi SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta dengan jenjang
pendidikan tetap 4 tahun. SMK Negeri 2 Depok merupakan salah satu sekolah
menengah kejuruan yang menerapakan Kurikulum 2013 sejak tahun pelajaran
2013/2014. Dengan kata lain, SMK Negeri 2 Depok adalah salah satu sekolah
menengah kejuruan yang menjadi sekolah percontohan penerapan Kurikulum
2013. Berikut adalah profil lengkap sekolah :
Tabel 4. Profil SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta
Tanggal Pendirian 29 Juni 1979, diresmikan oleh Presiden Soeharto
Nama Semula STM Pembangunan
Nama Sekarang SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta, berdasarkan
SK Mendikbud No. 0034/0/1997, tanggal 7 Maret 1997
No.Statistik
Sekolah (NSS)
721040214001
No. Pokok Sekolah
Negeri (NPSN)
20401315
Alamat Mrican, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Telepon (0274) 513515, fax (0274) 513438
Status Sekolah Negeri
Program 4 Tahun
Luas Areal 42.077 m2
1. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
a. Visi
Mewujudkan lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan sumber
daya manusia professional yang memenuhi standar pasar kerja
Internasional.
b. Misi
1) Melaksanakan dan mengembangkan manajemen mutu yang mengacu
pada sistem manajemen muti ISO 9001 : 2008.
2) Melaksanakan proses diklat dengan pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi.
3) Menyediakan dan mengembangkan fasilitas sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan ilmu pengetahuan.
4) Mendidik, melatih, dan menyiapkan sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi standar nasional dan internasional, serta
memiliki jiwa kewirausahaan.
5) Menyelenggarakan dan mengembangkan berbagai program unggulan.
6) Melaksanakan dan meningkatkan bimbingan kepemimpinan dan karis
bagi para siswa.
7) Melaksanakan nda mengembangkan ketertiban siswa dan kedisiplinan
siswa.
8) Membangun dan mengembangkan jaringan komunikasi dan kerjasama
dengan pihak-pihak terkait.
9) Mempersiapkan dan meningkatkan mutu guru dan tenaga pengajar
secara profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
a. Tujuan
1) Menyiapkan peserta didik/siswa yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
2) Menyiapkan peserta didik/siswa untuk memasuki lapangan kerja atau
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3) Menyiapkan peserta didik/siswa agar mampu memilih karier,
berkompetisi dan mengembangkan diri
4) Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk memenuhi
kebutuhan dunia usaha dan dunia industri pada saat ini maupun yang
akan datang
5) Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif,
adaptif dan kreatif
2. Sarana dan perasarana
Sarana dan prasarana yang menunjang merupakan salah satu faktor
yang mendukung berhasilnya implementasi Kurikulum 2013. Sebagai
penunjang proses belajar mengajar, SMK Negeri 2 Depok berusaha
melengkapi fasilitas belajar yang diperlukan. Beberapa fasilitas yang dimiliki
oleh SMK Negeri 2 Depok, antara lain:
1) Ruang Teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Ruang teori adalah ruangan yang dipakai siswa untuk belajar tentang teori.
Ruang teori terdiri dari 30 ruangan. Bangunan ini mempunyai dua lantai
dan berdiri mengitari taman sekolah.
2) Bengkel
Untuk menyampaikan materi yang membutuhkan praktik, SMK Negeri 2
Depok memiliki 17 ruang prkatik (bengkel) sesuai dengan jurusan-jurusan
yang dimiliki.
3) Perpustakaan
Perpustakaan menjadi salah satu penunjang proses belajar mengajar di
SMK Negeri 2 Depok. Ini menjadi Perpustakaan berada tersendiri di depan
masjid.
4) Kantor Guru, Ruang Bimbingan dan Konseling, dan Tata Usaha
Kantor Guru berada di deretan ruang teori. Ruang guru berada tepat di
depan ruang BK. Sedangkan kantor tata usaha terletak di bagian depan
sekolah di dekat Showroom.
5) Kantin
SMK Negeri 2 Depok memiliki sebuah kantin yang terletak di ujung
selatan. Kantin terdiri empat penjual yang menjual berbagai macam
makanan. Kantin terletak di depan lapangan sepak bola.
6) Masjid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Masjid SMK Negeri 2 Depok berdiri di sebelah barat ruang guru dan ruang
BK. Masjid selalu dipakai oleh seluruh warga sekolah untuk melakukan
ibadah.
7) Ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
Kondisi ruang UKS cukup baik walaupun tidak begitu besar. Tujuan
diadakannya UKS adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi
siswa yang sakit selama mereka berada di sekolah.
8) Auditorium
9) Laboratorium
SMK Negeri 2 Depok memiliki beberapa laboratorium yang digunakan
sebagai penunjang pembelajaran.
10) Showroom
11) Ruang OSIS
12) Ruang Media
13) Peralatan Sekolah
Peralatan menjadi sangat penting karena membantu terlaksananya proses
belajar mengaja di kelas. Peralatan yang ada di SMK Negeri 2 Depok
antara lain:
1. Papan tulis (Hitam dan Putih)
2. Spidol khusus papan tulis putih
3. Penghapus papan tulis
4. Penggaris
5. Meja gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
6. Alat-alat olahraga
7. Pesawat telepon
8. Meja dan kursi untuk belajar
B. Hasil Penelitian
1. Persepsi Guru
Persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2
Depok dibagi ke dalam beberapa kategori sebagai berikut : perencanaan
implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah, langkah langkah
yang dilaksanakan dalam implementasi kurikulum 2013, perbedaan
Kurikulum 2013 dan kurikulum yang sebelumnya, dan Efektivitas Kurikulum
2013 dalam pembelajaran sejarah.
a. Perencanaan implementasi Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah
Berkaitan dengan berubahnya kurikulum dari KTSP menjadi
Kurikulum 2013, guru yang mengampu mata pelajaran sejarah di SMK
Negeri 2 Depok mengaku merasa senang dengan berubahnya kurikulum
karena bisa bebas bereksplorasi dan perubahan kurikulum tersebut merupakan
jawaban dari masa depan peserta didik. Ibu Nur Haryanti mengaku merasa
senang dengan berubahnya kurikulum karena lebih diberi kebebasan, namun
yang tidak menyenangkan adalah penilaian didalam Kurikulum 2013 yang
rumit (CL.1). Sementara Ibu Evi Suryanti berpendapat bahwa dengan
berubahnya kurikulum diharapkan peserta didik memiliki kompetensi yang
mampu bersaing di dunia kerja, dan pendidikan (CL.2). Dilain pihak Ibu
Chatarina menilai bahwa perubahan kurikulum adalah hal yang baik, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
berubahnya kurikulum diharapkan peserta didik mampu untuk menjawab
tantangan masa depan (CL.3). Senada dengan tiga guru sebelumnya Ibu Tiara
menganggap perubahan kurikulum adalah hal yang sangat baik, asalkan
semua perubahan itu juga dikikuti dengan perubahan yang baik oleh semua
yang berkepentingan dan berkaitan dengan kurikulum (CL.4).
Berkaitan dengan harus digantikannya KTSP dengan Kurikulum 2013,
Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa Kurikulum 2013 merupakan
pengembangan dari KTSP, sehingga ada beberapa penambahan di Kurikulum
2013, contonya seperti penilaian yang menjadi mengitu kompleks dan rumit
(CL.1). Sementara Ibu Evi Suryanti menilai bahwa KTSP belum mampu
untuk memberikan yang lebih kepada peserta didik, dan oleh karena itu harus
diganti dengan Kurikulum 2013 (CL.2).
Dipihak lain Ibu Chatarina menilai bahwa pergantian kurikulum harus
dilakukan karena merupakan tuntutan jaman. Ibu Chatarina mengatakan
bahwa dalam KTSP peserta didik tidak mendapat kesempatan untuk
bereksplor, dalam KTSP juga masih bersifat guru oriented. Kurikulum 2013
adalah jawaban untuk menggali kemampuan peserta didik, dalam Kurikulum
2013 terdapat tahapan-tahapan yang mampu menggali kemampuan peserta
didik. Ibu Chatarina juga menyatakan bahwa dalam Kurikulum 2013 peserta
didik wajib untuk banyak membaca, dari membaca itu maka akan muncul
why, what, dan who (CL.3). Sementara itu Ibu Tiara memberikan pendapat
yang senada dengan Ibu Chatarina bahwa kurikulum itu harus diganti karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
merupakan tuntutan jaman, dan untuk menjawab tantangan masa depan
peserta didik (CL.4).
Selanjutnya menanggapi tentang harapan pemerintah dengan
berubahnya kurikulum, Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa pemerintah
sendiri mau mengeksplor, dan memberikan kebebasan kepada peserta didik
dan guru sesuai dengan kreatifitas masing-masing (CL.1). Sementara ibu Evi
Suryanti mengatakan bahwa pemerintah mengharapkan adanya masyarakat
yang lebih maju, maka dari itu dilakukan perubahan dari pendidikan yaitu
kurikulum (CL.2). Ibu Chatarina mengatakan bahwa pemerintah
mengharapkan output peserta didik yang siap untuk bersaing dalam era
globalisasi, Beliau juga menyebutkan beberapa contoh hal yang akan
dihadapi seperti pasar bebas ASIA, ASIA Pasific, MEA, APEC, kemudian
kemajuan IPTEK dan tuntutan lingkungan (CL.3). Sementara Ibu Tiara
mengatakan bahwa prodak atau hasil dari pendidikan itu harus terus
berkembang, jadi dengan berubahnya kurikulum pemerintah ingin memenuhi
kriteria tuntutan jaman, pemerintah ingin menghasilkan peserta didik yang
terdidik sesuai dengan kebutuhan (CL.4).
Pada tahap persiapan berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan yang
dilakasakan baik oleh pemerintah dan pihak sekolah untuk mempersiapakan
guru dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Ibu Nur Haryanti mengatakan
bahwa beliau sering mengikuti diklat baik itu tingkat kabupaten dan sekolah,
namun untuk cukup atau tidaknya beliau tidak mengetahuinya, karena
seorang guru harus tetap mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan (CL.1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Sementara Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa sudah mendapatkan diklat
yang cukup (CL.2). Senada dengan Ibu Nur Haryanti dan Ibu Evi Suryanti,
Ibu Chatarina mengatkan sudah mendapatkan diklat yang cukup, baik itu dari
pemerintah dan pihak sekolah (CL.3). Sementara Ibu Tiara mengatakan
bahwa dirinya belum mendapatkan diklat untuk melaksanakan Kurikulum
2013 (CL.4).
Dalam penyusunan RPP mata pelajaran sejarah terdapat perbedaan
antara Kurikulum 2013 dan KTSP, dalam hal ini Ibu Nur Haryanti
mengatakan bahwa penyusunan RPP mata pelajaran sejarah harus
menyesuaikan silabus, indikator dan tujuan dari pemerintah. Beliau
mengatakan dalam penyusunan RPP guru boleh menambah indikator dan
tujuan, namun tidak boleh merubah indikator (CL.1). Sementara Ibu Evi
Suryanti menjelaskan lebih rinci dalam penyusunan RPP, mulai dari
mengembangkan KD, SKL, KI, tujuan pembelajaran, materi, kegiatan. Dari
beberapa tahapan tersebut, Ibu Evi Suryanti menekankan pada proses
pembelajaran seperti pengamatan, mengumpulkan data, mendiskusikan, dan
mempresentasikan (CL.2).
Senada dengan Ibu Nur Haryanti, Ibu Chatarina mengatakan bahwa
dalam penyusunan RPP guru memiliki buku panduan, jadi guru sejarah tidak
boleh membuat RPP diluar dari pedoman. Ibu Chatarina mengatakan bahwa
didalam buku pedoman tersebut ada KI, KD, dan indikator. Indikator sendiri
tidak boleh dirubah kata beliau, namun bisa ditambah asalkan sesuai dengan
rambu-rambu (CL.3). Ibu Tiara sendiri memiliki pandangan yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dengan ibu Chatarina tentang penyusunan RPP, Ibu Tiara mengatakan bahwa
penyusunan RPP harus sesuai dengan rambu-rambu buku pedoman yang
diberikan oleh pemerintah (CL.4).
Berkaitan dengan modul dan sumber untuk menunjang pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013, Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa modul
sudah memadai, namun beliau masih merasa belum cukup untuk materi
sehingga beliau masih harus mencari dari berbagai sumber lain (CL.1).
Sementara Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa modul dan sumber sudah
memadai dan sudah disediakan oleh pemerintah. Untuk materi pembelajaran
sejarah sendiri beliau tidak mendapatkan masalah (CL.2).
Dalam hal ini Ibu Chatarina mengatakan bahwa untuk pembelajaran
sejarah modul dan sumbernya sudah memadai, seperti buku panduan bagi
guru dan buku khusus untuk peserta didik. Ibu Chatarina juga mengatakan
bahwa selain yang disediakan oleh pemerintah sudah banyak penerbit yang
menyediakan buku sejarah dengan Kurikulum 2013, bahkan sudah banyak
LKS denga kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh beberapa penerbit (CL.3).
Hampir senada dengan tiga guru lainnya Ibu Tiara juga mengatakan bahwa
pedoman pelaksanaan Kurikulum 2013 sudah memadai, beliau juga
mengatakan bahwa sudah banyak LKS dengan Kurikulum 2013 yang beredar,
dan para penerbit tersebut sudah mempunyai pedoman sendiri untuk
membuat LKS sehinggga dapat menunjang pembelajaran sejarah dengan
Kurikulum 2013 (CL.4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Selanjutnya berkaitan dengan penyusunan evaluasi yang digunakan
untuk melihat melihat seberapa jauh pencapaian siswa, Ibu Nur Haryanti
mengatakan bahwa dalam penyusunan evaluasi ada tiga aspek yaitu
pengetahuan, sikap dan keterampilan, untuk pengetahuan harus sesuai dengan
tujuan, kemudian yang berkaitan dengan sikap meliputi sosial, disiplin,
keagamaan, personal. Dari beberapa aspek tersebut penyusunan evaluasi
harus susuai dengan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam pedoman,
jadi didalam evaluasi tersebut terdapat banyak kolom penilaian (CL.1).
Secara lebih rinci Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa dalam penyusunan
evaluasi ada beberapa tahapan diantaranya adalah penilaian sikap diambil dari
KI 1 dan KI 2, penilaian pengetahuan diambil dari KD 3, dan keterampilan
diambil dari KD 4 beserta silabus. Penyusunan evaluasi yang dilakukan
tujuannya untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa terutama dalam
bersikap, seperti jujur, kerjasama, religius, toleransi, kemudian pengetahuan
tentang sejauh mana peserta didik mengetahui dan paham pelajaran tersebut
dan bisa digunakan dalam kehidupannya sekarang. Kemudian nilai
keterampilan digunakan untuk mengukur keterampilan siswa, misalnya
membuat peta dan kliping (CL.2).
Berikutnya Ibu Chatarina mengatakan bahwa evaluasi itu ada tiga, yaitu
afektif, kognitif, dan psikomotorik. Penyususnan evaluasi harus disesuaikan,
untuk aspek kognitif itu membuat soal ulangan harian, UTS dan UAS, dan
penyusunannya harus ada kisi-kisi, soal, lembar jawaban dan format
penilaian. Kemudian untuk keterampilan itu berupa penugasan-penugasan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
sedangkan untuk sikap itu membuat kuisioner berupa penilaian sesama teman
dan diri sendiri, format yang digunkan tergantung dari apa yang akan dinilai
(CL.3). Senada dengan tigas guru diatas Ibu Tiara mengatakan bahwa ada tiga
aspek didalam evaluasi pembelajaran yaitu, kognitif, afektif, dan
psikomotorik, dan untuk format penilaiannya harus menyesuaikan dengan
tujuan pembelajaran dan aspek apa yang akan dinilai (CL.4).
b. Langkah langkah yang dilaksanakan dalam implementasi Kurikulum 2013
Didalam langkah-langkah yang dilakukan untuk pembelajaran sejarah
dengan Kurikulum 2013 khususnya pemilihan metode pembelajaran guru-
guru sejarah SMK Negeri 2 Depok memiliki cara tersendiri untuk
menyikapainya. Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa sejarah itu adalah
pelajaran yang harus kontekstual, jadi guru harus membuat pembelajaran
tersebut menarik dan siswa bisa menghubungkan atau mencari nilai-nilai
yang bisa diterapkan untuk masa sekarang ini. Berkaitan dengan metode
pembelajaran sejarah dalam Kurikulum 2013, Ibu Nur Haryanti menggunakan
metode PBL (problem base learning) (CL.1). Sementara itu Ibu Evi Suryanti
mengatakan bahwa ada bermacam-macam metode yang digunakan seperti
dicovery learnig, PBL, dan lainnya, namun kaitanya dengan SMK maka yang
digunakan adalah metode inquiri (CL.2).
Dilain pihak Ibu Chatarina mengungkapkan bahwa ada beberapa
petimbangan yang diperhatikan pada saat menentukan metode pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013, diantaranya adalah materi pembelajaran itu
sendiri, infrastruktur, sarana dan prasarana, dan yang menjadi pertimbangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
terakhir adalah siswanya sendiri. Dari beberapa pertimbangan tersebut maka
Ibu Chatarina menggunakan metode diskusi didalam pembelajaran sejarah
(CL.3). Hampir sependapat dengan Ibu Chatarina, Ibu Tiara mengatakan
bahwa ada berbagai pertimbangan yang diperharikan didalam memilih
metode pembelajaran sejarah namu lebih disoroti adalah mengenai bobot dari
materi yang akan disampaikan, dilihat terlebih dahulu apakah metode tersebut
mampu untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut (CL.4).
c. Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP
Berkaitan dengan perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP dari segi
landasan pelaksanaan Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa di SMK pelajaran
sejarah masuk kedalam pelajaran IPS, namun setelah menggunakan
Kurikulum 2013 pelajaran sejarah menjadi berdiri sendiri (CL.1). Sementara
itu Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa landasan pelaksanaan Kurikulum
2013 mengacu kepada peraturan pemerintah, namun Ibu Evi Suryanti tidak
ingat peraturan pemerintah nomor berapa yang menjadi landasan tersebut. Ibu
Evi Suryanti juga mengemukakan bahwa Kurikulum 2013 menmpunyai KI
dan KD, sedangkan didalam KTSP tidak terdapat KI dan KD (CL.2). Berbeda
dengan dua guru sebelumnya Ibu Chatarina mengatakan bahwa pelaksanaan
Kurikulum 2013 membuat anak lebih aktif, baik itu dalam menganalisis,
bertanya, mengertajakan tugas sendiri, dan diskusi (CL.3). Dilain pihak Ibu
Tiara mengatakan bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 membantu guru
karena lebih detail, Kurikulum 2013 tidak lagi guru sentris seperti KTSP,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Kurikulum 2013 lebih memberikan kesempatan siswa untuk interaktif dan
komunikatif (CL.4).
Selanjutnya berkaitan dengan perbedaan orientasi Kurikulum 2013 dan
KTSP Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa sebenarnya KTSP dan Kurikulum
2013 hampir sama namun memiliki perbedaan, perbedaan dari orientasi
pelaksanaan seperti siswa mengamati terlebih dahulu, mengumpulkan data,
membuat jejaring, dan mengkomunikasikan, sementara KTSP tidak seperti itu
(CL.2). Sementara itu Ibu Chatarina mengatakan bahwa orientasi Kurikulum
2013 dan KTSP jelas berbeda, Ibu Chatarina mengatakan bahwa Kurikulum
2013 orientasinya mencetak peserta didik yang komperhensif, tidak hanya
cerdas, humanis, tanggung jawab, moral dan sikap (CL.3). Senada dengan Ibu
Chatarina, Ibu Tiara mengatakan bahwa orientasi Kurikulum 2013 adalah
untuk mencetak siswa yang cerdas dan komperhensif (CL.4).
Selanjutnya berkaitan dengan motode yang digunakan guru didalam
pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013, Ibu Nur Haryanti mengatakan
bahwa metode yang digunakan itu berbeda, didalam KTSP beliau
menggunakan metode diskusi tetapi didalam Kurikulum 2013 menggunakan
PBL. Didalam Kurikulum 2013 siswa mengumpulkan data, diberi masalah,
setelah mendapat data dan dianalisis kemudian hasilnya dipresentasikan.
Dengan Kurikulum 2013 guru harus benar-benar menguasai materi (CL.1).
Sementara itu Ibu Evi Suryanti mengatakan dalam pelaksaanaannya KTSP
dan Kurikulum 2013 berbeda, didalam Kurikulum 2013 siswa dituntut lebih
aktif, sedangkan KTSP cenderung guru sentris, karena itu Ibu Evi Suryanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
memilih menggunakan metode yang bervariasi diantaranya adalah PBL dan
discovery llearning (CL.2).
Dilain pihak Ibu Chatarina mengatakan bahwa metode yang digunakan
adalah diskusi, baik itu didalam KTSP maupun Kurikulum 2013, namun Ibu
Chatarina menekankan bahwa diskusi yang digunakan didalam Kurikulum
2013 berbeda dengan metode diksusi yang digunakan didalam KTSP. Lebih
jelas Ibu Chatarina mengatakan bahwa diskusi dalam KTSP siswa masih
kosong, tetapi dalam Kurikulum 2013 sebelum melakukan diskusi siswa bisa
mengeksplor sendiri sepeti membaca buku dan browsing sehingga ketika
berdiskusi peserta sudah mempunyai bekal pengetahuan yang mereka dapat
sebelumnya. Didalam memilih metode diskusi Ibu Chatarina memiliki
beberapa pertimbangan dalam memilih metode tersebut, Ibu Chatarina
mengatakan bahwa dengan metode diskusi guru bisa menilai tiga aspek yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik (CL.3). Sementara itu Ibu Tiara
mempunyai pendapat yang sama dengan Ibu Chatarina.
Selanjutnya berkaitan dengan perbedaan pengelolaan Kurikulum 2013
dan KTSP dari segi penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ibu Nur Haryanti
berpendapat bahwa yang berbeda hanya metode dan evaluasi, didalam
evaluasi Kurikulum 2013 terdapat penilaian sikap, keterampilan, dan
pengetahuan (CL.1). Senada dengan Ibu Nur Haryanti, Ibu Evi Suryanti
mengatakan bahwa didalam Kurikulum 2013 evaluasinya ada sikap,
keterampilan, dan pengetahuan, sedangkan di KTSP tidak sedetail itu. Ibu Evi
Suryanti menambahkan bahwa dari segi pelaksanaan dan penyusunan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
berbeda, namun beliau tidak menjelaskan lebih jauh mengenai perbedaan
tersebut (CL.2). Dilain pihak Ibu Chatarina mengatakan bahwa untuk
penyusunan RPP khususnya bahwa ada format yang berubah, didalam KTSP
formatnya ada SK, KD, indikator, dan materi, sedangkan dalam Kurikulum
2013 ada SK, KI, KD, indikator dan materi. Beliau juga menambahkan bahwa
dalam Kurikulum 2013, KI dan indikator untuk sejarah sudah tersedia dari
pemerintah (CL.3). Sementara itu Ibu Tiara menambahkan bahwa didalam
KTSP ada EEK (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi), namun didalam
Kurikulum 2013 lebih kompleks dan lebih jelas tahapan-tahapannya (CL.4).
Bekaitan dengan kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013, Ibu Nur
Haryanti mengatakan bahwa kelebihan Kurikulum 2013 adalah kebebasan
untuk bereksplor, baik itu guru dan peserta didik. Sedangkan untuk
kekurangan, beliau mengatakan bahwa antara silabus dengan indikator
terkadang tidak sama, jadi guru harus menyesuaikan dan harus bisa
mencocokan (CL.1). Sementara itu Ibu Evi Suryanti mengantakan kelebihan
Kurikulum 2013 adalah dapat membuat peserta didik lebih aktif, membuka
cakrawala yang lebih, mengobservasi dan mencari hal-hal baru, sehingga
peserta didik menjadi mandiri. Sementara untuk kekurangannya Ibu Evi
Suryanti mengatakan bila Kurikulum 2013 diterapkan di daerah-daerah yang
IT nya masih kurang, karena dalam Kurikulum 2013 IT sangat dituntut,
beliau juga mencotohkan jika Kurikulum 2013 diterapkan di SMK yang SDM
nya masih rendah maka terkadang akan kurang berhasil (CL.2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Sementara itu Ibu Chatarina mengatakan bahwa kelebihan dari
Kurikulum 2013 adalah dapat membuat peserta didik lebih aktif, lebih
bertanggung jawab, dan mempunyai sikap yang lebih baik. Sementara untuk
kekurangannya Ibu Chatarina mengatakan bahwa tugas guru menjadi lebih
berat, demikian juga dengan peserta didik. Peserta didik mempunyai banyak
sekali tugas yang harus diselesaikan (CL.3). Ibu Tiara mengatakan hal yang
senada dengan Ibu Chatarina bahwa Kurikulum 2013 membuat peserta didik
lebih aktif, bertanggung jawab, dan berkarakter, dan kekurangannya adalah
tugas guru dan peserta didik menjadi berat (CL.4).
d. Efektivitas Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah
Dalam hal efektivitas penerapan Kurikulum 2013 khususnya mata
pelajaran sejarah di SMK Negeri 2 Depok, Ibu Nur Haryanti mengatakan
bahwa sejarah cocok dengan Kurikulum 2013, peserta didik juga senang
dengan pembelajaran sejarah pada Kurikulum 2013, namun Ibu Nur Haryanti
mengatakan bahwa peseta didik tidak suka bila diberi tugas, beliau juga
menambahkan bahwa peserta didik di SMK Negeri 2 Depok adalah peserta
didik yang pintar-pintar, selain itu juga beliau mengatakan bahwa fasilitas
yang dimiliki peserta didik sudah menunjang, demikian juga dengan sarana
dan prasarana sekolah (CL.1). Ibu Evi Suryanti mengatakan bahwa
Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok sangat efektif, SMK Negeri 2
Depok juga merupakan sekolah pilot dari Kurikulum 2013, selain itu beliau
juga mengatakan bahwa SMK Negeri 2 Depok memiliki SDA yang sudah
sangat memadai dan di tunjang dengan IT yang maju (CL.2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Ibu Chatarina mengatakan bahwa pembelajaran sejarah sudah efektif
karena di SMK Negeri 2 Depok memiliki input siswa yang baik, guru-
gurunya sering mendapat pelatihan serta didukung dengan sarana dan
prasarana yang baik (CL.3). Menurut Ibu Tiara pembelajaran sejarah dengan
Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Depok sudah aktif, karena SMK Negeri 2
Depok merupakan sekolah pilot project dari Kurikulum 2013 (CL.4).
2. Persepsi Siswa
Persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri
2 Depok dibagi ke dalam beberapa kategori sebagai berikut : persiapan dalam
menghadapi kurikulum 2013, pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013,
Metode mengajar yang digunakan oleh guru sejarah, Efektivitas pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013.
a. Persiapan dalam menghadapi pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
Tabel 4. Persiapan siswa dalam menghadapi pembelajaran sejarah dengan
Kurikulum 2013
No
Pilihan angket/kuisioner Persentase
Ya Tidak Ya Tidak
1 43 45 48.9% 51.1%
Pada tabel 4 terlihat bahwa 43 atau 48.9% siswa melakukan persiapan
untuk menghadapai pembelajaran dengan Kurikulum 2013, sementara 45
siswa atau 51.1% siswa tidak melakukan persiapan untuk menghadapi
pembelajaran dengan Kurikulum 2013. Dari data tersebut siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
melakukan persiapan menyatakan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum
yang menuntut siswa untuk aktif dan mandiri, dan guru merupakan fasilitator
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa mengatakan bahwa
Kurikulum 2013 adalah tantangan yang harus mereka hadapi, Kurikulum
2013 adalah tantangan yang bisa merubah diri mereka menjadi lebih aktif dan
mandiri. Dimata siswa Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang sangat berat,
selain mereka harus aktif dan mandiri, mereka juga harus mengerjakan tugas
yang banyak sekali, setiap mata pelajaran mempunyai tugas sendiri yang
harus mereka selesaikan. Siswa mengatakan bahwa terkadang mereka tidak
mempunyai waktu untuk bermain karena banyaknya tugas yang harus
diselesaikan. Karena berbagai alasan tersebut siswa harus melakukan
persiapan untuk menghadapi pembelajaran dengan Kurikulum 2013.
Siswa yang mengatakan tidak melakukan persiapan dalam menghadapai
pembelajaran dengan Kurikulum 2013 memiliki alasan yang berbeda-beda,
diantaranya adalah karena siswa sudah terbiasa dengan KTSP sejak masih
duduk di bangku SMP sehingga pada saat masuk SMK dengan Kurikulum
2013 mereka menjadi kaget dan tidak tahu harus mempersiapkan apa dalam
menghadapai Kurikulum tersebut. Siswa mengatakan bahwa mereka masih
terbawa dengan pembelajaran KTSP, mereka masih terbiasa dengan sistem
pembelajaran dengan KTSP. Sementara itu ada siswa yang mengatakan
bahwa mereka adalah angkatan pertama dan sebagai percobaan dalam
Kurikulum 2013 ketika pertama kali diterapkan pada tahun 2013, siswa
beranggapan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum dadakan dan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
belum mendapat sosialisasi mengenai Kurkulum 2013 ketika pertama kali
diterapkan sehingga mereka tidak mengerti dan tidak tahu harus melakukan
persiapan seperti apa.
b. Pendapat siswa tentang pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
Tabel 5. Pendapat siswa tentang pembelajaran sejarah dengan Kurikulum
2013
No
Pilihan angket/kuisioner Persentase
menyenangkan Tidak
menyenangkan
menyenangkan Tidak
menyenangkan
1 75 13 85.2% 14.8%
Pada tabel 5 terlihat bahwa 75 atau 85.2% siswa menyatakan bahwa
pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 menyenangkan, sedangkan 13
atau 14.8% siswa menyatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan
Kurikulum 2013 tidak menyenangkan. Dari data tersebut siswa yang
mengatakan pelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 menyenangkan
mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 menjadi
lebih berwarna, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran menjadi
beraneka ragam dan tidak membuat mereka merasa bosan dengan pelajaran
sejarah.
Siswa mengatakan bahwa mereka senang karena mereka bisa bebas
untuk bereksplorasi dan mencari sendiri materi-materi pembelajaran sejarah,
materi tersebut tidak hanya perpatokan pada buku, mereka bisa mencari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
materi dengan lebih luas seperti dari internet, media sosial, orang lain atau
teman yang dianggap bisa, dan banyak lagi cara mereka untuk mendapatkan
materi. Meraka mengatakan ketika sedang mencari materi mereka sering
menmukan hal-hal baru dan kemudian mereka mecari tahu tentang hal-hal
baru tersebut, jika mereka tidak bisa menemukan jawaban atau tidak mengerti
maka mereka akan menanyakan kepada gurunya. Ketika menanyakan
permasalahan tersebut guru tidak langsung menjawab, namun memberikan
kesempatan kepada teman lain untuk memberikan jawaban, setelah itu guru
akan lebih memperjelas permasalahan tersebut untuk mereka.
Siswa yang menjawab pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
tidak menyenangkan memiliki beragam alasan. Siswa mengatakan bahwa
pelajaran sejarah selalu berada pada siang atau sore, jadi mereka sudah tidak
bersemangat lagi. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak suka bila
menghafalkan fakta-fakta sejarah. Faktor guru dan metode pembelajaran juga
menjadi alasan kenapa mereka tidak menyukai pembelajaran sejarah dengan
Kurikulum 2013. Dari beberapa alasan tersebut ada beberapa siswa yang
mengatakan bahwa mereka pada dasarnya memang tidak menyukai
pembelajaran sejarah.
c. Metode mengajar yang digunakan oleh guru sejarah
Tabel 6. Metode mengajar yang digunakan guru sejarah
No
Pilihan angket/kuisioner Persentase
Ya Tidak Ya Tidak
1 80 8 90.9% 9.1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Pada tabel 6 terlihat bahwa 80 atau 90.9% siswa menyatakan bahwa
metode pembelajaran sejarah yang digunakan oleh guru sejarah mengarahkan
mereka untuk berpikir analisis, sedangkan 8 atau 9.1% siswa menyatakan
bahwa metode pembelajaran yang digunakan guru sejarah masih belum
mengarahkan mereka untuk berpikir analisis. Siswa yang mengatakan bahwa
metode mengajar guru sejarah sudah mengarahkan untuk berpikir analisis
mempunyai pola jawaban yang sama. Siswa mengatakan bahwa metode
pembelajaran sejarah yang digunakan guru sejarahnya selalu membuat
mereka melakukan pemecahan masalah. Guru hanya memeberitahukan secara
garis besar dan setelah itu siswa sendiri yang akan mecari sendiri. Garis besar
yang disampaikan oleh guru membuat mereka penasaran dan semakin terpacu
untuk mencari sendiri.
Siswa mengatakan bahwa biasanya metode mengajar yang digunakan
oleh guru sejarah bervariasi tergantung dari materi apa yang akan
disampaikan, namun yang biasa digunakan adalah diskusi. Sebelum
melakukan diskusi, guru memberikan gambaran secara garis besar tentang
materi pembelajaran sejarah, dan setelah itu mereka diberikan permasalahan-
permasalahan yang harus diselesaikan secara berkelompok.
Sementara itu untuk siswa yang mengatakan bahwa metode mengajar
guru sejarah tidak mengarahkan mereka berpikir analisis, mereka mempunya
alasan tersendiri. Mereka mengatakan bahwa guru sejarah mengarahkan
mereka untuk selalu belajar dan tidak untuk menganalisis materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
pembelajaran, mereka juga merasa bosan karena selalu melihat presentasi
melalui proyektor, dan guru hanya membawa LKS saat proses pembelajaran.
Dari beberapa alasa tersebut juga yang mengatakan bahwa mereka sulit untuk
menganalisis materi pembelajaran sejarah yang begitu banyak, ditambah lagi
dengan tidak suka terhadap pelajaran sejarah dan lebih menyukai pelajaran
lain.
d. Efektivitas pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
Tabel 7. Efektivitas pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
No
Pilihan angket/kuisioner Persentase
Ya Tidak Ya Tidak
1 53 35 60.2% 39.8%
Tabel 7 menunjukan bahwa 53 atau 60.2% siswa menjawab bahwa
pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan efektif,
sedangkan 35 atau 39.8% siswa mengatakan bahwa pembelajaran sejarah
dengan Kurkulum 2013 belum efektif. Siswa yang menyatakan efektif
mengatakan bahwa pembelajaran sejarah sudah sesuai dengan kurikulum
2013 dimana mereka sebagai peserta didik menjadi lebih aktif didalam
pembelajaran tanpa ketergantungan dengan guru. Guru merupakan fasilitator
mereka didalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan guru
merupakan tempat dimana mereka bertanya bila mereka menemukan materi
atau permasalahan yang tidak dapat mereka selesaikan sendiri ataupun secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
berkelompok. Fasilitas yang ada disekolah juga sudah sangat memadai untuk
menunjang pelaksanaan Kurikulum 2013.
Sementara itu siswa yang menyatakan tidak efektif memiliki beragam
alasan diantaranya adalah, mereka memang mengakui bahwa metode
pembelajaran sejarah yang digunakan guru sudah menuntut mereka untuk
menjadi lebih aktif dan mandiri namun dari pribadi mereka sendiri masih
belum terbiasa dengan hal tersebut, mereka masih terbawa dengan suasana
pembelajaran menggunakan KTSP. Siswa menilai bahwa pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013 masih belum aktif karena mereka masih
benar-benar asing dengan Kurikulum 2013 ketika pertama kali diterapkan,
mereka benar-benar membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan
Kurikulum 2013. Selain itu siswa mengatakan bahwa mereka masih sulit
mengikuti Kurikulum 2013 karena faktor diri sendiri dimana masih merasa
malas, dan hal ini sangat bertentangan dengan Kurkulum 2013 yang menuntut
siswa untuk lebih aktif dan mandiri.
3. Kendala beserta solusi guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.
Dalam hal ini peneliti bertanya tentang kendala apa yang dihadapai dan
apa solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Dalam hal ini Ibu Nur Haryanti
lebih menyoroti masalah jam pelajaran sejarah yang berada di atas pukul
14.00, karena peserta didik sudah menjadi tidak bersemangat, beliau juga
mengatakan bahwa siswa SMK berbeda dengan siswa SMA. Untuk
mengatasi kendala tersebut Ibu Nur Haryanti mengatakan bahwa dirinya
berusaha proaktif membuat peserta didik lebih bersemangat untuk belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
sejarah, beliau juga membuat pembelajaran sejarah didalam kelas menjadi
kontekstual. Sementara Ibu Evi Suryanti hanya mendapat kendala berupa hal-
hal teknis seperti proyektor di kelas yang tidak bisa menyala.
Berbeda dengan Ibu Nur Haryanti dan Ibu Evi Suryanti, Ibu Chatarina
dan Ibu Tiara mengungkapkan kendala berupa kendala administratif seperti
penilaian yang rumit dan kompleks. Untuk solusinya sendiri Ibu Chatarina
mengatakan bahwa guru harus selau mengupdate ilmu yang dimiliki, Ibu
Tiara sendiri memiliki jawaban yang sama dengan Ibu Chatarina bahwa guru
harus selalu mengupdate ilmu yang dimiliki.
4. Kendala beserta solusi siswa dalam pelaksanaan Kurikulum 2013
Kendala dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013.
Tabel 8. Kendala siswa dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
No
Pilihan angket/kuisioner Persentase
Ya Tidak Ya Tidak
1 64 24 72.7% 27.3%
Tabel 8 menunjukan bahwa ada 64 atau 72.2% siswa mengalami
kendala dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013, sementara
sisanya ada 24 atau 27.3% siswa tidak mendapat kendala dalam pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013. Siswa mengatakan bahwa kendala yang
dihadapi mereka adalah waktu mata pelajaran sejarah yang dinilai sangat
sedikit sementara materi yang harus diselesaikan banyak. Siswa menilai
bahwa Kurikulum 2013 terlalu memberatkan siswa dimana setiap mata
pelajaran mereka mempunyai tugas yang harus diselesaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Siswa mengatakan bahwa pelajaran sejarah memiliki materi yang
banyak, demikian pula dengan tugasnya, untuk menyelesaikan tugas dan
memahami materi mereka membutuhkan waktu yang banyak, sementara itu
mereka masih ada tugas lain yang harus diselesaikan dari mata pelajaran lain.
Siswa juga menyoroti masalah jam pelajaran sejarah yang selalu berada pada
jam-jam akhir diatas pukul 12.00, jam-jam siang tersebut menjadi kendala
karena mereka sudah merasa lelah dan tidak bersemangat lagi untuk
mengikuti proses pembelajaran. Selain masalah waktu dan tugas yang banyak
siswa mengatakan mereka menemukan kesulitan untuk memahami beberapa
materi sejarah yang dinilai sulit.
Siswa yang tidak mendapat kendala mengatakan bahwa mereka sudah
terbiasa dan bisa menyesuaikan diri dengan pembelajaran sejarah dalam
Kurkulum 2013. Guru juga sudah mengajar dengan baik dan menyenangkan,
selain itu siswa mengatakan bahwa sejarah adalah pelaran yang
menyenangkan dan mereka bisa mengikutinya dengan baik. Siswa juga
mengaku lebih aktif dalam mencari materi sendiri, bahkan sebelum diarahkan
oleh guru mereka sudah mengetahui materi apa yang akan dipelajari.
Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dialami
Tabel 9. Upaya siswa mengatasi kendala yang dialami
No
Pilihan angket/kuisioner Persentase
Ya Tidak Ya Tidak
1 64 24 72.7% 27.3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 9 menunjukan bahwa ada 64 atau 72.7% siswa melakukan
tindakan untuk mengatasi kendala yang mereka hadapai dalam pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013, sementara sisanya tidak melakukan tindakan
apa-apa karena mereka tidak mendapat kendala dalam pembelajaran sejarah
dengan Kurikulum 2013. Untuk mengatasi kendala yang dihadapi siswa
melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya, untuk materi yang sulit siswa
berusaha untuk memahaminya dan mencari berbagai sumber yang membahas
maeteri tersebut, baik itu dari buku, LKS, ataupun dari internet.
Selanjutnya adalah jam pelajaran sejarah yang selalu berada diakhir jam
sekolah, siswa tidak dapat berbuat apa-apa dengan hal tersebut karena
merupakan kebijakan sekolah, dan untuk mengatasi rasa lemas dan malas
dijam-jam akhir, siswa berusaha untuk lebih bersemangat saat pembelajaran
sejarah sedang berlangsung. Sementara untuk tugas yang begitu banyak,
siswa melatih diri agar lebih rajin lagi didalam mengerjakan tugas, karena
tugas yang harus diselesaikan tidak hanya satu, dan jika mereka terus
bermalas-malasan maka mereka takut akan tertinggal dengan teman-teman
yang lain.
C. Pembahasan
1. Persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2
Depok, Sleman, Yogyakarta
Pengalaman dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 membentuk
sebuah persepsi atau pendapat tersendiri bagi guru. Guru memiliki
pengalaman yang berbeda-beda pada saat mengimplemntasikan Kurikulum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2013, hal ini kemudian menghasilkan persepsi yang berbeda-beda. Proses
terjadinya persepsi diawali dengan objek, kemudian objek memberikan
stimulus kepada alat indera. Dalam penelitian ini objek yang diteliti adalah
persepsi guru sejarah yang terbentuk dari pengalaman saat
mengimplementasikan Kurikulum 2013.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu
melalui alat indra atau juga disebut proses sensoris.50 Stimulus berupa
pengalalaman tersebut kemudian akan diteruskan ke otak. Stimulus tersebut
diterima oleh otak kemudian diorganisasikan dan diintepretasikan, setalah itu
pengalaman tersebut akan disimpulkan oleh otak. Pengalaman tersebut akan
disimpulkan kedalam sebuah pendapat individu yang merasakannya dan
terbentuklah persepsi guru sejarah terhadap implementasi Kurikulum 2013.
a. Perencanaan implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah
Perlu adanya perubahan maupun pergantian kurikulum di Indonesia
tentu tidak lepas dari persoalan perubahan zaman. Sebab, hakikat
penyelenggaraan pendidikan adalah untuk menjadi solusi terhadap persoalan-
persoalan yang dihadapi bangsa dan negara. Dengan kata lain, melalui
pendidikan bangsa dan negara ini akan mengalami kemajuan. Oleh karena itu,
pendidikan diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-
50
Bimo Walgito, op.cit, hlm 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
lulusan berkualitas yang memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan sesuai standar nasional yang disepakati.51
Guru sejarah SMK Negeri 2 Depok Yoygakarta yang menjadi
narasumber dalam penelitian ini menyambut baik perubahan kurikulum 2006
(KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Dengan berubahnya KTSP menjadi
Kurikulum 2013 diharapkan peserta didik mampu untuk menjawab tantangan
masa depan dan memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang mampu bersaing didunia kerja. Perubahan kurikulum juga harus disertai
dengan perubahan yang baik dari semua pihak yang berkepentingan dan
berkaitan dengan kurikulum.
KTSP harus digantikan dengan Kurikulum 2013 karena KTSP dianggap
belum mampu untuk menghasilkan output yang sesuai dengan perkembangan
dan tuntujan zaman. Guru sejarah di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta
berpendapat bahwa dengan diterapkannya Kurikulum 2013 pemerintah
menginginkan adanya masyarakat yang lebih maju dan siap bersaing di era
globalisasi seperti saat ini. Perubahan tersebut harus dimulai dari pendidikan
yaitu dengan berubahnya kurikulum, hasil dari pendidikan tersebut harus
terus berkembang demi memenuhi kriteria tuntutan zaman, dengan demikian
maka diharapkan peserta didik akan mampu untuk memenuhi kriteria
tersebut.
Salah satu kunci sukses Kurikulum 2013 adalah sosialisasi. Sosialisasi
dalam implementasi kurikulum sangat penting dilakukan agar semua pihak
51
M.Fadillah, op.cit, hlm 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
yang terlibat dalam implementasinya di lapangan paham dengan perubahan
yang harus dilakukan. Sosialisasi kurikulum perlu dilakukan terhadap
berbagai pihak yang terkait dalam implementasinya, serta terhadap seluruh
warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik.
Pentingnya sosialisasi ini terutama agar seluruh warga sekolah mengenal dan
memahami visi dan misi sekolah, serta kurikulum yang akan
diimplementasikan.
Sosialaisasi dapat dilakukan oleh jajaran pendidikan di pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah yang bergerak dalam bidang pendidikan
(Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) secara proporsional dan profesional.
Pada tingkat sekolah, sosialisasi bisa langsung oleh kepala sekolah atau
dengan mengundang ahlinya yang ada dimasyarakat, baik dari kalangan
pemerintah, akademisi, maupun dari kalangan penulis atau pengamat
pendidikan.52
Guru sejarah di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta sudah mendapatkan
sosialisasi dan sering mengikuti pelatihan, baik itu yang dilakukan oleh
pemerintah maupun pihak sekolah. Namun dari empat guru yang menjadi
narasumber peneliti dalam penelitian ini, ada satu guru yang belum
mendapatkan pelatihan mengenai implementasi Kurikulum 2013, hal ini
karena guru tersebut merupakan guru yang baru lulus.
Salah satu kunci sukses implementasi Kurikulum 2013 yang berikutnya
adalah fasilitas dan sumber belajar. Fasilitas dan sumber belajar harus
52
E. Mulyasa, op.cit, hlm 48.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
memadai agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara
optimal. Dalam Implementasi Kurikulum 2013 pemerintah sudah menyiapkan
sebagain besar buku-buku wajib yang harus dipelajari oleh peserta didik,
termasuk buku guru, dan pedoman belajar peserta didik. Pemilihan buku
pelajaran hendaknya mengutamakan buku wajib, yang langsung berkaitan
dengan pencapaian kompetensi tertentu. Sedangkan pemilihan buku
pelengkap hendaknya tetap berpedoman pada rekomendasi atau pengesahan
dari dinas pendidikan.53 Berkaitan dengan hal tersebut, guru sejarah SMK
Negeri 2 Depok menyatakan bahwa panduan, buku wajib guru, dan buku
untuk peserta didik telah memadai, khususnya mata pelajaran sejarah. SMK
Negeri 2 Depok juga menyediakan buku dan LKS berbasis Kurikulum 2013
diluar dari yang disediakan oleh pemerintah.
Berkaitan dengan penyusunan RPP guru sejarah SMK Negeri 2 Depok
melakukan penyusunan dengan memperhatikan buku pedoman yang telah
disediakan oleh pemerintah. Didalam buku pedoman tersebut terdapat KI,
KD, dan indikator. RPP dijabarkan dari silabus yang telah dibuat oleh
pemerintah untuk dijadikan arahan atau alur dalam proses pembelajaran. hal
ini menunjukan bahwa guru sejarah SMK Negeri 2 Depok telah memahami
konsep-konsep penyusunan RPP dalm Kurikulum 2013.
Berdasarkan Kementrian dan Kebudayaan, penyusunan RPP dijabarkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya
53
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
mencapai KD.54 Hal ini juga sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013
dimana kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran. Kompetensi inti
kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar,
dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan
untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.55
Berkaitan dengan evaluasi, Guru sejarah SMK Negeri 2 Depok sudah
menerapkan penilaian autentik seperti yang dicantumkan didalam Kurikulum
2013. Penilaian tersebut adalah penilaian sikap dimana siswa menilai diri
sendiri, penilaian antar teman, dan penilaian guru melalui lembar observasi
atau kuisioner. Penilaian pengetahuan diambil dari ulangan harian, ulangan
tengah semester, dan ulangan akhir semester. Sedangkan penilaian
keterampilan diambil dari penugasan-penugasan yang diberikan oleh guru.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dijelaskan
bahwa Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik
dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan
penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan. Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian
54
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, PPT-3.1-1 Rambu-Rambu Penyusunan RPP, 2013,
hlm. 2 55
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Nomor 69 Tahun 2013 TentangKerangka Dasar
Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.hlm 3-4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan
suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan
penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Tes praktik adalah penilaian
yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau
perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.56
b. Langkah langkah yang dilaksanakan dalam implementasi Kurikulum 2013
Dalam suatu pembelajaran diperlukan startegi yang tepat agar tujuan
atau kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam menentukan strategi pembelajaran adalah karakteristik
peserta didik, kompetensi dasar yang diharapkan, bahan ajar, alokasi waktu
dan sarana/prasarana belajar.57 Mempersiapkan suatu pembelajaran adalah hal
yang wajib dilakukan oleh seorang guru sebelum melakukan suatu
pembelajaran. Dalam hal strategi pembelajaran guru sejarah SMK Negeri 2
Depok memiliki beberapa pentimbangan sebelum menentukan metode apa
yang akan digunakan dalam pembelajaran. Beberapa pentimbangan tersebut
adalah karakteristik peserta didik, materi yang akan diajarkan, infrastruktur,
sarana dan prasarana.
Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan karakter ingin
mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke
56
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar
Penilaian Pendidikan. hlm. 4-5 57
Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep, dan
Implementasi). Yogyakarta : Familia (Group Relasi Inti Media), hlm.73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif dengan
contextual teaching and learning (CTL). Oleh karena itu, pembelajaran harus
banyak sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar mereka mampu
bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai
potensi, dan kebenaran secara ilmiah. Dalam kerangka inilah perlunya
kreativitas guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator dan mitra belajar
bagi peserta didik. Guru harus kreatif dalam memberikan layanan dan
kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar
dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas,
dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka.58
Setelah melalui beberapa pertimbangan diatas guru sejarah SMK
Negeri 2 Depok menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Guru
sejarah SMK Negeri 2 Depok senantiasa mencari pendekatan-pendekatan
dalam memecahkan masalah, tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton,
melaikan memilih variasi yang sesuai. Dari beberapa motode yang digunakan,
ada beberapa metode yang lebih dominan digunakan diantaranya adalah
Problem Base Learning (PBL), ikuiri, dan metode diskusi. Selain lebih
dominan, metode tersebut juga dianggap paling efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran selama diterapkannya Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2
Depok.
Pembelajaran sejarah adalah pembelajaran yang harus kontekstual
dimana guru harus bisa membuat dan membantu peserta didik mengaitkan
58
E.Mulyasa, op.cit. hlm 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
materi pembelajaran dengan dunia kehidupannya. Hal ini bertujuan agar
peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil
belajar dalam kehidupan sehari-hari. Demikian halnya dengan guru sejarah
SMK Negeri 2 Depok, guru berusaha membuat pelajaran sejarah menarik dan
menyenangkan, peserta didik diarahkan untuk bisa menghubungkan materi
mata pelajaran sejarah yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari peserta
didik.
c. Perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP
Berdasarkan hasil penelitian, guru sejarah SMK Negeri 2 Depok
mengungkapkan perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP berdasarkan
pengalaman yang telah dialami selama penerapan KTSP maupun Kurikulum
2013. Dalam hal landasan pelaksanaan guru hanya menjelaskan mengenai
landasan konseptual pengembangan Kurikulum 2013 seperti pembelajaran
aktif, penilaian yang menyeluruh, pendidikan yang berkarekter, dan relevansi
pendidikan itu sendiri. Pada dasarnya guru sejarah SMK Negeri 2 Depok
mengetahui tentang landasan lain pengembangan Kurikulum 2013 namun,
tidak menyebutkan peraturan pemerintah dan undang-undang nomor berapa
yang mengatur kebijakan tersebut. Landasan pengembangan Kurikulum 2013
adalah sebagai berikut :
1) Landasan Filosofis
a) Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam
pembangunan pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
b) Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai
akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.
2) Landasan Yuridis
a) RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang Perbuahan
Metodologi Pembelajaran dan Penataan Kurikulum.
b) PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
c) INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan
Prioritas Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan
metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa
untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.
3) Landasan Konseptual
a) Relevansi pendidikan (link and match).
b) Kurikulum berbasis kompetensi, dan karakter.
c) Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning).
d) Pembelajaran aktif (student active learning).
e) Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh.
Selain itu guru sejarah SMK Negeri 2 Depok mengungkapkan bahwa
Kurikulum 2013 akan mencetak peserta didik yang tidak hanya cerdas,
humanis, bertanggung jawab, dan berkarakter. Berkaitan dengan hal tersebut
maka dalam Kurikulum 2013 pembelajarannya diawalai dengan mengamati,
menanya, mencoba, dan mempresentasikan. Dalam Kurikulum 2013 semua
mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama, yaitu pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, dan menalar. Sedangkan
KTSP tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang berbeda.59
Guru sejarah SMK Negeri 2 Depok mengungkapkan bahwa KTSP dan
Kurikulum 2013 memiliki perbedaan. Perbedaan yang dijelaskan oleh Guru
SMK Negeri 2 Depok merupakan hasil dari pengalaman mereka didalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013. Pembelajaran sejarah dengan
Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, hal ini
jelas berbeda dengan KTSP, dimana pembelajarannya lebih berpusat pada
guru. Berkaitan dengan metode pembelajaran, guru sejarah SMK Negeri 2
Depok mengungkapkan bahwa dalam KTSP ada tiga langkah dalam metode
pembelajarannya, yaitu elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi. Sedangkan
dalam Kurikulum 2013 ada lima langkah, yaitu mengamati, bertanya,
menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Pendekatan yang dimaksudkan
oleh guru sejarah SMK Negeri 2 Depok merupakan pendekatan scientic
appoach. Pendekatan ini dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud
meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, dan
menyimpulkan.60
Selain itu, beberapa perbedaan lain juga diungkapkan oleh Guru sejaraj
SMK Negeri 2 Depok diantaranya adalah penyusunan RPP dan evaluasi.
Namun dari kedua hal tersebut yang lebih disoroti adalah evaluasi
pembelajaran dengan Kurikulum 2013. Evaluasi pembelajaran dengan
59
E.Mulyasa, op.cit, hlm 172 60
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, PPT-2.1-1 Konsep Pendekatan Scientific Sejarah,
2013, hlm. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Kurikulum 2013 meliputi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dari
beberapa hal tersebut guru juga mengungkapkan kelebihan dan kekurangan
dari Kurikulum 2013. Kelebihan Kurikulum 2013 adalah mampu membuat
peserta didik lehibaktif, membuka cakrawala yang lebih, mengobservasi dan
mencari hal-hal baru sehingga peserta didik menjadi lebih mandiri.
Kurikulum 2013 membuat peserta didik aktif, bertanggung jawab dan
berkarakter. Adapun kekurangannya menurut guru adalah, tugas guru dan
peserta didik menjadi lebih berat, terkadang antara silabus dan indikator
tidak sama, dan kurikulum 2013 akan sulit diterapkan di daerah-daerah
dengan teknologi informasi yang masih kurang.
Perubahan dan pengembanagn kurikulum dilakukan untuk menjawab
tantangn zaman yang terus berubah agar peserta didik mampu bersaing
dimasa depan, dalam konteks nasional maupun global. Kurikulum 2013
merupakan penyempurnaan dari KTSP, karena hal ini merupakan
penyempurnaan tentunya akan ada perbedaan-perbedaan dari kurikulum
sebelumnya dengan kurikulum yang baru. Berikut adalah penyempurnaan
pola pikir dari kurikulum KBK dan KTSP ke Kurikulum 2013 berdasarkan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013.61
61
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, PPT-1.1 Rasional Kurikulum 2013, 2013, hlm. 12-13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel 10. Perubahan pola pikir KBK dan KTSP ke Kurikulum 2013
1 Berpusat pada guru Berpusat pada siswa
2 Satu arah interaktif
3 isolasi Lingkungan jejaring
4 pasif Aktif-menyelidiki
5 Maya/abstrak Konteks dunia nyata
6 Pribadi Pembelajaran berbasis tim
7 Luas (semua materi
diajarkan)
Perilaku khas memberdayakan kaidah
keterkaitan
8 Stimulasi rasa tunggal
(beberapa panca indra)
Stimulasi ke segala penjuru (semua
panca indra)
9 Alat tunggal (papan tulis) Alat multimedia (berbagai teknologi
pendidikan)
10 Hubungan satu arah Kooperatif
11
Produksi masa (siswa
memperoleh dokumen yang
sama)
Kebutuhan pelanggan (siswa
mendapat dokumen sesuai dengan
ketertarikan sesuai potensinya)
12 Usaha sadar tunggal
(mengikuti cara seragam)
Jamak (keberagaman inisiatif
individu siswa)
13
Satu ilmu pengetahuan
bergeser (mempelajari satu
sisi pandangan ilmu)
Pengetahuan disiplin jamak
(pendekatan multidisiplin)
14 Kontrol terpusat (kontrol
oleh guru)
Otonomi dan kepercayaan (siswa
diberi tanggungjawab)
15 Pemikiran faktual Kritis (membutuhkan pemikiran
kreatif)
16
Penyampaian pengetahuan
(pemindahan ilmu dari
guru ke siswa)
Penukaran pengetahuan (antara guru
dan siswa, siswa dan siswa lainya)
Sumber : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
d. Efektivitas Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah
Berkaitan dengan efetivitas, guru sejarah SMK Negeri 2 Depok
menyatakan bahwa Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan efektif di SMK
Negeri 2 Depok. Khusus mata pelajaran sejarah, peserta didik menyambut
baik pelaksanaan Kurikulum 2013, namun guru sering mendapat keluhan
tentang tugas yang begitu banyak dari peserta didik. Peserta didik di SMK
Negeri 2 Depok berasal dari input yang baik dan cerdas, dengan
diterapkannya Kurikulum 2013 peserta didik menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran. SMK Negeri 2 Depok juga sudah memiliki sarana dan
prasarana serta fasilits yang menunjang pelaksanaan Kurkulum 2013. Salah
satu faktor yang menentukan keberhasilan Kurikulum 2013 adalah fasilitas
dan sumber belajar yang memadai. Fasilita dan sumber belajar yang perlu
dikembangkan dalam mendukung suksesnya implementasi kurikulum antara
lain adalah laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga
pengelola dan peningkatan kemampuan pengelolanya. Fasilitas dan sumber
belajar tersebut perlu didayagunakan seoptimal mungkin, dipelihara, dan
disimpan dengan sebaik-baiknya.62
Selain beberapa faktor tersebut, guru-guru di SMK Negeri 2 Depok
juga sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan yang cukup untuk
melaksanakan Kurikulum 2013. Guru sebagai fasilitatator pembelajaran
sudah disiapkan dengan baik. Selain mendapat pelatihan atau diklat dari
pemerintah, guru-guru sejarah di SMK Negeri 2 Depok juga mendapat
62
E.Mulyasa, op.cit, hlm 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
pelatihan dari pihak sekolah sendiri. Berkat dari pelatihan yang didapatkan,
guru-guru sejarah SMK Negeri 2 Depok menjadi lebih memahami konsep
kurikulum itu sendiri, guru juga menjadi lebih kreatif. Kreativitas guru
merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya
implementasi Kurikulum 2013. Hal ini senada dengan penyataan Mulyasa
dalam bukunya yang berjudul “Pengembangan dan Implementasi Kurikulum
2013” bahwa salah satu kunci sukses yang menentukan keberhasilan
implementasi Kurikulum 2013 adalah kreativitas guru, karena guru
merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat
menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar.63
2. Persepsi Siswa
Pengalaman dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 membentuk
sebuah persepsi atau pendapat tersendiri bagi siswa. Siswa memiliki
pengalaman yang berbeda-beda pada saat mengimplemntasikan Kurikulum
2013, hal ini kemudian menghasilkan persepsi yang berbeda-beda.
a. Persiapan dalam menghadapi pembelajaran dengan Kurikulum 2013
Dalam rangka mengimpementasikan Kurikulum 2013 diperlukan
sosialisasi yang cukup agar kurikulum tersebut dapat berjalan dengan baik.
Sosialisasi kurikulum perlu dilakukan terhadap berbagai pihak yang terkait
dalam implementasinya, serta terhadap seluruh warga sekolah, bahkan
terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik. Pentingnya sosialisasi ini
terutama agar seluruh warga sekolah mengenal dan memahami visi dan misi
63
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
sekolah, serta kurikulum yang akan diimplementasikan. Sosialaisasi dapat
dilakukan oleh jajaran pendidikan di pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah yang bergerak dalam bidang pendidikan (Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan) secara proporsional dan profesional. Pada tingkat sekolah,
sosialisasi bisa langsung oleh kepala sekolah atau dengan mengundang
ahlinya yang ada dimasyarakat, baik dari kalangan pemerintah, akademisi,
maupun dari kalangan penulis atau pengamat pendidikan.64
Sosialisasi berpengaruh terhadap persiapan siswa, dari 88 siswa yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini hanya 48.9% siswa melakukan
persiapan dalam menghadapai pembelajaran dengan Kurikulum 2013. Dari
jawaban siswa tersebut dapat diketahui bahwa mereka sudah mendapatkan
sosialisasi mengenai Kurikulum 2013. Hal diperkuat dengan jawaban siswa
bahwa Kurikulum 2013 adalah tantangan yang harus mereka hadapi.
Kurikulum 2013 menuntut mereka untuk lebih aktif dan mandiri, tidak
bergantung pada guru. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berat
bagi siswa, karena mereka memiliki tugas yang banyak.
Sementara itu 51.1% siswa tidak melakukan persiapan dalam
menghadapi pembelajaran dengan Kuriklum 2013. Hal ini dikarenakan siswa
tersebut baru pertama kali menggunakan Kurikulum 2013, walaupun sudah
mendapatkan sosialaisasi tentang Kurikulum 2013, siswa masih kebingungan
untuk mempersiapkan diri dalam menghadapai Kurikulum 2013 pada
kegiatan pembelajaran sejarah.
64
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Penyebab lain siswa tidak melakukan persiapan mengahadapi kegiatan
pembelajaran dengan Kurikulum 2013 karena siswa masih terbiasa dengan
sistem pembelajaran KTSP. Dengan kata lain siswa belum terbiasa
menggunakan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah, sehingga siswa
tidak dapat mengikuti pembelajaran sejarah secara maksimal. Namun seiring
belajannya waktu siswa menjadi terbiasa dan merasa senang menggunakan
Kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajaran sejarah.
b. Pendapat siswa tentang pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
Dari 88 siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini, 85.1% siswa
mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
menyenagkan. Siswa mengatakan bahwa dengan Kurikulum 2013
pembelajaran menjadi lebih berwarna karena metode pembelajaran yang
digunakan guru bervariasi. Dalam implementasi Kurikulum 2013 guru harus
menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi serta harus kreatif dalam
memberikan layanan dan kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik,
agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira,
penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara
terbuka.65 Dalam hal ini guru sejarah SMK Negeri 2 Depok telah berhasil
melaksanakan pembelajaran denga metode yang bervariasi dan
menyenangkan sehingga peserta didik menyukai pembelajaran sejarah dengan
Kurikulum 2013.
65
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Kendatipun guru dikatakan berhasil, namun masih terdapat siswa yang
mengatakan pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak
menyenangkan. Dari 88 siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini,
14.8% siswa megatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
tidak menyenangkan. Siswa mengungkapkan bahwa pelajaran sejarah selalu
berada pada siang atau sore hari, sehingga siswa sudah tidak bersemangat
untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu siswa tidak bisa mengikuti
pembelajaran dengan metode yang digunakan oleh guru sejarah karena
memang tidak suka terhadap guru dan tidak menyukai mata pelajaran sejarah.
c. Metode mengajar yang digunakan oleh guru sejarah
Berdasarkan hasil penelitian, dari 88 siswa yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini, 90.9% mengatakan bahwa metode pembelajaran yang
digunakan guru sejarah mengarahkan mereka untuk berpikir analitis. Menurut
siswa, guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, tergantung
dari materi apa yang akan dibahas. Guru memberikan gambaran umum
tentang materi yang akan dibahas, didalam menyampaikan gambaran tersebut
guru membuat siswa penasaran terhadap materi yang hendak dibahas,
sehingga siswa jadi terpacu untuk mencari materi tersebut. Setelah itu makan
guru akan memberikan permasalahan-permasalahan yang akan dikerjakan
oleh siswa baik secara berkelompok atau individiu. Hal ini menunjukan
bahwa metode pembelajaran yang digunakan guru sejarah SMK Negeri 2
Depok sudah sesuai dengan salah satu kriteria pendekatan scientific. Dalam
hal ini pembelajaran harus mendorong dan menginspirasi peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.66
Sementara itu dari 88 siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini,
9.1% siswa mengatakan bahwa metode pembelajaran sejarah yang digunakan
guru tidak mengarahkan mereka berpikir analitis. Adapun beberapa alasan
siswa diantaranya, merasa terbebani karena harus belajar terus menerus,
merasa bosan karena harus memperhatikan presetasi teman, sulit memahami
materi pembelajaran sejarah yang dinilai begitu banyak, dan tidak suka
terhadap pelajaran sejarah karena lebih menyukai pelajaran lain.
d. Efektivitas pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
Dari 88 siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, 60.2%
mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah
berjalan dengan efektif. Pembelajaran sejarah sudah sesuai dengan Kurikulum
2013 menurut siswa, dimana mereka menjadi lebih aktif dan mandiri dalam
pembelajaran tanpa ketergantungan pada guru. Guru merupakan fasilitator
didalam untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru merupakan tempat
bertanya ketika siswa tidak dapat memecahkan masalah dalam pembelajaran.
Dalam Kurikulum 2013 aktivitas peserta didik merupakan salah satu
kunci keberhasilan implementasi kurikulum. Dalam rangka mendorong dan
mengembangkan aktivitas peserta didik, guru harus mampu membantu
peserta didik mengembangkan pola perilakunya.67 Dalam hal ini, guru sejarah
66
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, PPT-2.1-1 Konsep Pendekatan Scientific Sejarah,
2013, hlm. 9 67
E.Mulyasa, op.cit, hlm 45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
SMK Negeri 2 Depok telah berupaya untuk mengembangkan aktivitas peserta
didik dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Selain itu,
fasilitas yang ada di SMK Negeri 2 Depok sudah menunjang proses
terlakasananya Kurikulum 2013.
Meskipun pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah
dapat dikatakan berhasil, namun dari 88 siswa yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini terdapat 39.8% mengatakan bahwa pembelajaran sejarah
dengan Kurikulum 2013 belum berjalan dengan efektif. Dalam hal ini siswa
mengatakan bahwa guru memang telah berupaya untuk membantu mereka
didalam mengembangkan aktivitas serta menggunakan metode yang
bervariasi didalam pembelajaran, namun siswa masih mengalami masalah
dengan pribadi masing-masing dimana siswa masih belum terbiasa untuk
aktif dan mandiri didalam pembelajaran. Selain itu, siswa masih
membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan Kurikulum 2013.
Sejak pembelajaran dengan Kurikulum 2013 diterapkan di SMK Negeri 2
Depok siswa jadi banyak tugas yang harus diselesaikan, tidak hanya tugas
dari mata pelajaran sejarah namun dari mata pelajaran lainnya. Hal ini
kemudian menimbulkan rasa malasa dari dalam diri siswa.
3. Kendala beserta solusi guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013
Berdasarkan hasil penelitian, guru sejarah SMK Negeri 2 Depok tidak
mendapatakan kendala yang berarti didalam implementasi Kurikulum 2013
pada pembelajaran sejarah. Beberapa kendala yang didapat diantaranya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
adalah, jam pelajaran sejarah yang selalu berada diatas pukul 12.00 sehingga
siswa sudah lemas dan tidak bersemangat untuk mengikuti pembelajaran,
kendala teknis seperti fasilitas pendukung media pembelajaran berupa
proyektor yang tidak dapat menyala, dan yang terakhir adalah penilaian
dalam Kurikulum 2013 yang begitu kompleks.
Dalam rangka mengatasi beberapa kendala tersebut guru sejarah SMK
Negeri 2 Depok berupaya untuk lebih proaktif untuk membuat peserta didik
lebih bersemangat dalam pembelajaran sejarah. Dalam hal ini kreativitas guru
sebagai seorang fasilitator sangat dibutuhkan untuk memberikan layanan dan
kemudahan bagi seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam
suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan
berani mengemukakan pendapat. Hal tersebut merupakan modal dasar bagi
peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap
beradaptasi, menghadapi berbagai kemungkinan, dan memasuki era
globalisasi yang penuh dengan tantangan.68
Sedangkan untuk menyikapi penilaian yang dinilai begitu kompleks,
guru sejarah SMK Negeri 2 Depok senantiasa mengembangkan diri dan
menambah pengentahuan yang dimiliki. Dalam hal ini guru sejarah SMK
Negeri depok menyadari bahwa guru merupakan ujung tombak dalam
implementasi kurikulum dimana guru harus mampu melaksanakan
Kurikulum 2013 dengan tepat baik dari proses penilaian dan kompentensi.
68
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Seorang guru harus memilki pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis
belajar, kondisi internal dan eksternal peserta didik, serta cara melakukan
pembelajaran yang efektif dan bermakna.69
4. Kendala beserta solusi siswa dalam pelaksanaan Kurikulum 2013
Berdasarkan hasil penelitian, dari 88 siswa 72.2% siswa mengalami
kendala dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013. Siswa
mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 sangat memberatkan mereka dimana
setiap mata pelajaran pasti ada tugas yang harus diselesaikan. Khusus untuk
mata pelajaran sejarah, siswa mengungkapkan bahwa sejarah memiliki materi
yang banyak, demikian pula dengan tugas, sehingga siswa membutuhkan
waktu yang lebih untuk menyelesaikan tugas tersebut. Sementara itu, selain
tugas mata pelajaran sejarah siswa masih memiliki tugas mata pelajaran lain
yang harus diselesaikan, hal inilah yang dianggap sangat memberatkan bagi
siswa. Selain itu ada beberapa kendala lain dihadapi siswa, diantaranya
adalah jam pelajaran sejarah yang berada pada jam-jam akhir diatas jam
12.00 siang. Hal tersebut menjadi kendala karena pada jam-jam tersebut
siswa sudah merasa lemas dan tidak bersemangat lagi untuk mengikuti proses
pembelajaran. Sedangkan kendala terakhir adalah adanya beberapa materi
sejarah yang memang sulit untuk mereka pahami.
Dalam rangka mengatasi kendala yang dihadapi dalam pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013, peserta didik melakukan berbagai upaya,
diantaranya adalah berusaha memahami materi dengan memanfaatkan
69
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
berbagai sumber seperti buku, LKS, internet, dan bertanya kepada teman,
guru atau orang yang dianggap mengerti tentang materi yang dianggap sulit
tersebut.
Kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk lebih aktif dan mandiri,
dalam implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat mengubah sikap
ketergantungan peserta didik menjadi tidak bergantung.70 Sementara itu,
untung mengatasi tugas yang begitu banyak peserta didik melatih diri untuk
lebih rajin didalam mengerjakan tugas. Peserta didik di SMK Negeri 2 Depok
menyadari bahwa berhasil atau tidaknya mereka didalam belajar terletak pada
usaha dan kegiatannya sendiri. Disampaing faktor kemauan, minat,
ketekunan, tekad untuk sukses, dan cita-cita tinggi yang mendukung setiap
usaha dan kegiatannya. Peserta didik akan berhasil jika berusaha semaksimal
mungkin dengan cara belajar yang effisien sehingga meningkatkan hasil
belajar.71
70
Ibid 71
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Guru memiliki persepsi positif terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam
pembelajaran sejarah karena guru menyambut baik perubahan KTSP menjadi
Kurikulum 2013, hal ini didukung dengan persiapan melalui sosialisasi dan
pelatihan dari pemerintah serta pihak sekolah yang sering diikuti oleh guru
guna memaksimalkan implementasi Kurikulum 2013. Guru dapat
menerapkan konsep-konsep Kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah
seperti penyusunan Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP),
melaksanakan pembelajaran sejarah dengan pendekatan saintifik melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mempresentasikan, serta
menerapkan penilaian autentik seperti yang dicantumkan didalam Kurikulum
2013.
2. Siswa memiliki persepsi positif terhadap implementasi Kurikulum 2013
dalam pembelajaran sejarah, karena siswa dapat mengikuti pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013 dengan penuh keaktifan, siswa merasa
senang dengan pembelajaran sejarah menggunakan Kurikulum 2013 karena
bisa bereksplorasi. Pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 menjadi
lebih berwarna dan menyenangkan karena metode yang digunakan guru
bervariasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
3. Kendala guru dalam implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah
di SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta diantaranya berupa kendala
teknis dan nonteknis. Kendala teknis seperti fasilitas pendukung media
pembelajaran berupa proyektor tidak dapat menyala. Upaya mentasinya
adalah dengan melapor kepada pihak terkait. Selain itu, penilaian dalam
Kurikulum 2013 yang kompleks juga merupakan kendala yang dialami oleh
guru karena membutuhkan banyak waktu. Upaya guru untuk mengatasi
kendala tersebut adalah dengan senantiasa mengembangkan diri dan
mengupadate pengetahuan yang dimiliki. Sedangkan kendala nonteknis
berupa jam pelajaran sejarah yang selalu di atas pukul 12.00 sehingga siswa
merasa lelah dan tidak bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
Upaya guru mengatasi kendala tersebut adalah dengan bersikap lebih proaktif
untuk membuat siswa lebih bersemangat dalam pelajaran sejarah.
4. Kendala siswa dalam implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran
sejarah di SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta diantaranya adalah
tugas yang banyak sehingga membutuhkan waktu yang banyak juga untuk
menyelesaikannya, dalam hal ini Kurikulum 2013 dianggap terlalu
memberatkan siswa. Untuk mengatasi hal tersebut siswa senantiasa melatih
diri untuk lebih rajin didalam mengerjakan tugas dan berusaha semaksimal
mungkin untuk belajar. Selain itu kendala berupa jam pelajaran sejarah yang
selalu di atas pukul 12.00 sehingga siswa merasa lelah dan tidak bersemangat
untuk mengikuti proses pembelajaran. Upaya siswa dalam mengatasi hal
tersebut adalah dengan membiasakan diri untuk lebih rajin dan bersemangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
dalam belajar. Rasa lelah dan tidak bersemangat siswa tersebut akan teratasi
bila guru sudah memulai pembelajaran sejarah, hal ini karena guru mampu
memotivasi siswa, dan guru menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi dan menyenangkan. Selain dua kendala tersebut ada beberapa
materi sejarah yang sulit dipahami oleh siswa. Untuk mengatasi kendala
tersebut siswa melakukan berbagai upaya diantaranya adalah dengan
memanfaatkan berbagai sumber seperti buku, LKS, internet, dan bertanya
kepada teman, guru atau orang yang dianggap mengerti.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Bagi Kepala Sekolah diharapkan melakukan pemeriksaan secara rutin
terhadap fasilitas pendukung media pembelajaran seperti proyektor.
2. Bagi guru diharapkan agar tidak cepat merasa puas dan terus
mengembangkan diri serta mengupdate pengetahuan yang dimiliki.
3. Bagi peserta didik diharapkan meningkatkan kreativitas dengan melengkapi
sumber-sumber belajar serta membentuk kelompok dengan teman agar
dapat meringankan beban dalam mengerjakan tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
DAFTAR PUSTAKA
Bimo Walgito. 2010. Pengantar Psikologi Umum (edisi revisi). Yogyakarta : CV.
Andi offset.
Creswell, John, W. 2013. Research Design, pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixsed. edidi ke-3.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Depdiknas. 2008. KBBI ed. IV. Jakarta : PT. Gramedia.
Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA. Yogyakarta : Ar- Ruzz Media.
Isriani Hardini, dan Dewi Puspitasari. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori,
Konsep, dan Implementasi). Yogyakarta : Familia.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Nomor 69 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
. 2013. PPT 1.1 Rasional Kurikulum 2013. Jakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
. 2013. PPT 2.1-1 Konsep Pendekatan Scientific Sejarah. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
. 2013. PPT 3.1-1 Rambu-Rambu Penyusunan RPP. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Moleong Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Muh. Yamin. 2012. Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan.
Yogyakarta : Diva ress.
Mulyasa, H. E. 2013. Pengembangan dan ImplementasiKurikulum 2013. Bandung
: PT Remaja Rosdakarya.
Nana Sukmadinata, S. 2007. Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Nasution, S. 1986. Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Alumni.
. 2010. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Nasution. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Transito.
Oemar Hamalik. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Nomor 66 Tahun 2013
Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (edisi revisi).
Jakarta : Rineka Cipta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B,(cetakan ke-
9). Bandung : ALFABETA.
. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B, (cetakan ke-14).
Bandung : ALFABETA.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
: PT Rineka Cipta.
Sutopo, H. B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan terapannya
dalam penelitian. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Wina Sanjaya. 2013. Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode dan Prosedur). Jakarta
: Kencana.
heru Prasetyo, E. 2013. Mapel Sejarah Dalam Kurikulum 2013
http://www.sosiosejarah.com/2013/05/mapel-sejarah-dalam-kurikulum-2013. html.
Diakses pada 20 Novemeber 2014.
I Nengah Ciptasari. 2015. Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013
Pada Mata Pelajaran Sejarah (Studi Kasus Guru Sejarah DI SMA N 1
Sawan). Jurnal Widya Winayata 3.1. http://ejournal.undiksha.ac.
id/index.php/JJPS/article/viewFile/5312/4008. Diakses 10 Agustus 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Agu Sep Okt Nov Des Jan
1 Penyusunan proposal √ √
2 Perizinan √
3 Pengumpulan data √
4 Analisis data √
5 penyusunan √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lembar Wawancara Guru Sejarah.
1. Berkaitan dengan Kurikulum 2013 ini, bagaimana pendapat bapak/ibu
sendiri sebagai Guru dengan berubahnya kurikulum ?
2. Menurut bapak/ibu mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti dengan
yang baru ?
3. Menurut bapak/ibu apa yang diharapkan oleh pemerintah dengan
berubahnya kurikulum?
4. Apakah bapak/ibu sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk
melaksanakan Kurikulum 2013 khusus nya di mata pelajaran sejarah?
5. Bagaimana langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP
kurikulum 2013?
6. Bagaimana dengan modul dan sumber apakah sudah memadai untuk
menjadi pedoman dalam pelaksanaan kurikulum 2013?
7. Evaluasi apa yang akan digunakan ketika melaksanakan kurikulum 2013?
8. Bagaimana penyusunan evaluasi yang bapak/ibu lakukan terutama yang
tujuan nya untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa?
9. Menurut bapak/ibu langkah-langkah apa yang digunakan dalam
pembelajaran sejarah? Dalam hal memilih metode pembelajaran dan apa
pertimbangan bapak/ibu dalam memlilih metode tersebut
10. Apa yang membedakan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari segi
landasan pelaksanaannya?
11. Menurut bapak/ibu apakah orientasi kurikulum 2013 hampir sama dengan
kurikulum KTSP? Ataukah kedunya memliki perbedaan orientasi?
12. Apakah metode yang digunakan bapak/ibu dalam pelaksanaan kurikulum
2013 dan KTSP itu sama?
13. Selama menerapkan Kurikulum 2013, metode apa yang menurut bapak/ibu
paling efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran khususnya mata
pelajaran Sejarah ?
14. Dalam pengelolaan kurikulum adakah yang berbeda dari kedua kurikulum
tersebut? Baik dari penyusunan , pelaksanaan, hingga evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
15. Menurut pendapat bapak/ibu, apa saja kelebihan dan kekurangan dari
Kurikulum 2013 ?
16. Sejauh ini seberapa efektif penerapan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1
Depok ?
17. Kendala apa saja yang bapak/ibu alami ketika melaksanakan kurikulum
2013?
18. Apa yang bapak/ibu lakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
ANGKET TENTANG PERSEPSI SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMK
NEGERI 2 DEPOK YOGYAKARTA
Daftar angket yang kami sampaikan pada Anda kami harap diisi dengan jujur dan
apa adanya, karena jawaban Anda akan kami gunakan untuk penelitian tentang
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (STUDI
KASUS DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN DIY) dan jawaban Anda sama
sekali tidak berpengaruh terhadap prestasi sekolah Anda, kami sangat
mengharapkan Anda dapat memberikan informasi yang sesuai. Atas kesediaan
dan partisipasi Anda, kami ucapkan terimakasih.
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai keadaan yang sesugguhnya dengan
memberi tanda (X) pada salah satu huruf a atau b dan sertakan alasan Anda.
IDENTITAS
Nama :..................................................
Kelas :..................................................
PERTANYAAN
1. Apakah Anda melakukan persiapan dalam menghadapi pembelajaran
dengan Kurikulum 2013 ?
a. Ya b. Tidak
Alasan:..............................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
2. Menurut Anda bagaimana pembelajaran Sejarah dengan Kurikulum 2013 ?
a. Menyenangkan b. Tidak menyenangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Alasan:..............................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
3. Apakah metode mengajar yang guru Sejarah Anda gunakan mengarahkan
Anda untuk berfikir analitis ?
a. Ya b. Tidak
Alasan:..............................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
4. Menurut pendapat Anda, apakah pembelajaran Sejarah dengan Kurikulum
2013 sudah berjalan dengan efektif ?
a. Ya b. Tidak
Alasan:..............................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
5. Apakah dalam pembelajaran dengan Kurikulum 2013 khususnya mata
pelajaran Sejarah Anda mendapat kendala ?
a. Ya b. Tidak
Alasan:..............................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
6. Apakah Anda melakukan tindakan untuk mengatasi kendala yang Anda
alami?
a. Ya b. Tidak
Jika “Ya”, jelaskan yang Anda lakukan !
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
CATATAN LAPANGAN 1
WAWANCARA
Topik/ Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum
2013 Dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus di SMK Negeri
2 Depok, Sleman, DIY)
Nama Peneliti : Andrius Akun
Responden : Ibu Nur Haryanti
Waktu : 31 Oktober 2015
Keterangan P : Peneliti
I : Informan
P : Berkaitan dengan Kurikulum 2013 ini, bagaimana pendapat Ibu sendiri sebagai
Guru dengan berubahnya kurikulum ?
I : Senang, kita diberi kebebasan, tapi yang tidak senangnya penilaiannya rumit,
lain suka dan menyenangkan
P : Menurut Ibu mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti dengan yang baru
?
I : Sebetulnya tidak beda antara KSTP dan Kurikulum 2013, yang berbeda cuma
cara penilaiannya saja
P : Menurut Ibu apa yang diharapkan oleh pemerintah dengan berubahnya
kurikulum ?
I : mau mengeksplor, mau memberikan kebebasan kepada siswa ataupun guru,
sesuai dengan kreatifitas masing-masing.
P : Apakah Ibu sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk melaksanakan
Kurikulum 2013 khusus nya di mata pelajaran sejarah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
I : kalau cukupnya saya tidak tahu tapi kalau ada pelatihan disuruh ikut, tingkat
kabupaten dan sekolah juga sering.
P : Bagaimana langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP
kurikulum 2013?
I : menyesuaikan silabus dari pemerintah, disesuiakan dengan indikatornya, nanti
jika tidak sesuai kita sesuaikan, harus sesuai dengan tujuannya, jadi kita boleh
menambah indikator, tujuan tapi tidak boleh merubah indikator.
P : Bagaimana dengan modul dan sumber apakah sudah memadai untuk menjadi
pedoman dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ?
I : kalau memadai belum, masih harus searching dan menambah dari sumber lain.
P : Evaluasi apa yang akan digunakan ketika melaksanakan kurikulum 2013?
Bagaimana penyusunan evaluasi yang ibu lakukan terutama yang tujuan nya
untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa ?
I : evaluasinya ada tiga pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pengetahuan sesuai
dengan tujuannya apa, tarsus sikap ada sikap sosial, disiplin, keagamaan, personal
atau keterampilan sesuai dengan tujuan, jadi ada banyak fom.
P : Menurut Ibu langkah-langkah apa yang digunakan dalam pembelajaran
sejarah? Dalam hal memilih metode pembelajaran dan apa pertimbangan
bapak/ibu dalam memlilih metode tersebut ?
I : sejarah itu kontekstual, faktanya sudah ada jadi kita tinggal menarik atau
bagaimana diterapkan sekarang cocok atau tidak, metodenya disesuaikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
misalnya masa majapahit, disesuaikan sama anak-anak, ditarik dengan masa
sekarang. Kalau metode selama ini untuk Kurikulum 2013 untuk sejarah itu PBL.
P : Apa yang membedakan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari segi
landasan pelaksanaannya?
I : untuk sejarah sendiri, karena kita SMK, sejarah masuk ke dalam pelajaran IPS,
sejarah sosiologi dan ekonomi, terus jadi Kurikulum 2013 sejarah berdiri sendiri.
P : Apakah metode yang digunakan Ibu dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dan
KTSP itu sama?
I : Berbeda, kalau kstp diskusi, diskusi boleh saja, sekarang tidak, tapi PBL,
sekarang mengumpulkan data, kita beri masalah, mereka nanti mendapat data
kemudian presentasi, guru lebih enak dengan Kurikulum 2013 tetapi harus lebih
menguasai materi, tidak boleh menerangkan, tapi sejarah tidak bisa lepas dari
menerangkan.
P : Dalam pengelolaan kurikulum adakah yang berbeda dari kedua kurikulum
tersebut? Baik dari penyusunan , pelaksanaan, hingga evaluasi.
I : yang berbeda cuma metode, penyusunan masih sama, yang jelas evaluasi
berbeda, karena ada sikap, keterampilan, pengetahuan, di KTSP juga ada
pengetahuan
P : Menurut pendapat Ibu, apa saja kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum
2013 ?
I : kita di beri kebebasan, siswa di beri kebebasan, jadi mengeksplor masing-
masing asal tidak melenceng dari tujuan. Kekurangan nya antara silabus dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
indikator terkadang tidak sama, kita harus menyesuaikan, harus pintar-pintar
mencocokan, kita tidak mengikuti di situ IPK (indeks pencapaian kopetensi) nya,
tapi indikatornya tetap.
P : Sejauh ini seberapa efektif penerapan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1
Depok ?
I : sejarah cocok dengan Kurikulum 2013, siswa juga suka, tidak sukanya disuruh
buat tugas, tapi presentasinya senang, siswa disini aktif karna mereka pintar-
pintar, mereka sudah punya gadget, terus ada wifi sekolah.
P : Kendala apa saja yang Ibu alami ketika melaksanakan kurikulum 2013?
I : disini sampai sore, kalau siswa lebih dari jam 2 sudah loyo, tapi sejarah tidak
mungkin di kasi pagi dan pasti siang, jadi kita harus pintar-pintar membuat siswa
senang dengan sejarah, SMK berbeda dengan SMA.
P : Apa yang Ibu lakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi?
I : kita harus proaktif, jangan terlalu tegang karna belajar masa lalu, sejarah
belajar masa lalu tapi sekarang sudah era seperti ini, saya harus bisa mengambil
hati siswa, dan tidak galak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
CATATAN LAPANGAN 2
WAWANCARA
Topik/ Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum
2013 Dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus di SMK Negeri
2 Depok, Sleman, DIY)
Nama Peneliti : Andrius Akun
Responden : Ibu Evi Suryanti
Waktu : 5 November 2015
Keterangan P : Peneliti
I : Informan
P : Berkaitan dengan Kurikulum 2013 ini, bagaimana pendapat Ibu sendiri sebagai
Guru dengan berubahnya kurikulum ?
I : Dengan berubahnya kurikulum diharapkan peserta didik memiliki kompetensi
yang mampu bersaing di dunia kerja, pendidikan
P : Menurut Ibu mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti dengan yang baru
?
I : KTSP dirasa belum mampu memberikan yang lebih kepada peserta didik
P : Menurut Ibu apa yang diharapkan oleh pemerintah dengan berubahnya
kurikulum ?
I : Diharapkan nanti masyarakatnya bisa lebih maju
P : Apakah Ibu sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk melaksanakan
Kurikulum 2013 khusus nya di mata pelajaran sejarah?
I : Insyaa Allah sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
P : Bagaimana langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP
kurikulum 2013?
I : penyusunan RPP ya bikin KD, ada SKL, bikin KI KD,kemudian tujuan
pembelajaran, kemudian materi, kemudian ada kegiatan, terus yang paling utama
adalah pengamatan, megumpulkan data, mensharing ke teman-teman, kemudian
mengkomunikasikan.
P : Bagaimana dengan modul dan sumber apakah sudah memadai untuk menjadi
pedoman dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ?
I : Modulnya sudah ada, dan sumber buku juga sudah disediakan oleh
pemerintah, jadi ada buku acuan dan buku panduan guru, lalu untuk materi
pembelajaran sejarah tidak ada masalah
P : Evaluasi apa yang akan digunakan ketika melaksanakan kurikulum 2013?
Bagaimana penyusunan evaluasi yang ibu lakukan terutama yang tujuan nya
untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa ?
I : Penilaian sikap diambil dari KI 1 dan KI2, penilaian pengetahuan diambil dari
KD 3, dan keterampilan itu diambil dari KD 4 dan silabus. penyusunan evaluasi
yang dilakukan tujuannya untuk menlihat seberapa jauh pencapaian siswa
terutama dalam bersikap, bersikap itu jujur yang seperti apa, kerjasama seperti
apa, religius seperti apa, toleransi, kemudian pengetahuan tentang sejauh mana
mengetahui dan paham pelajaran tersebut, bisa digunakan dalam kehidupannya
sekarang. Kemudian dengan nilai keterampilan, keterampilan siswa, misalnya
membuat peta, kliping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
P : Menurut Ibu langkah-langkah apa yang digunakan dalam pembelajaran sejarah
? Dalam hal memilih metode pembelajaran dan apa pertimbangan Ibu dalam
memlilih metode tersebut ?
I : metodenya ada macam-macam, ada discovery learnig, PBL, namun kaitanya
dengan SMA dan SMK yang digunakan adalah metode inquiri.
P : Apa yang membedakan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari segi
landasan pelaksanaannya?
I : Landasan pelaksanaannya mengacu pada peraturan pemerintah, Kurikulum
2013 mengacu pada PP nomor (lupa), Kurikulum 2013 ada KI dan ada KD, kalau
KTSP ada KD tapi tidak ada KI.
P : Menurut Ibu apakah orientasi kurikulum 2013 hampir sama dengan kurikulum
KTSP? Ataukah kedunya memliki perbedaan orientasi?
I : sebenarnya hampir mirip tetapi memiliki perbedaan, perbedaan dari
pelakasanaan itu ada siswa mengamati terlebih dahulu, mengumpulkan data,
membuat jejaring, dan mengkomunikasikan, kalau KTSP kan tidak.
P : Apakah metode yang digunakan Ibu dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dan
KTSP itu sama ?
I : Dalam pelaksaannya berbeda karena dalam kurikulum 2013 siswanya dituntut
lebih aktif, kalau KTSP cenderung ke guru. Kurikulum 2013 siswa menemukan
sendiri.
P : Dalam pengelolaan kurikulum adakah yang berbeda dari kedua kurikulum
tersebut? Baik dari penyusunan , pelaksanaan, hingga evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
I : Kurikulum 2013 ada sikap, keterampilan dan pengetahuan, kalau KTSP tidak.
Itu dari segi evaluasi, dari segi pelaksanaan penyusunan juga berbeda.
P : Menurut pendapat Ibu, apa saja kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum
2013 ?
I : kelebihannya, Kurikulum 2013 siswa bisa menjadi lebih aktif, bisa membuka
cakrawala yang lebih, mengobservasi dan mencari hal-hal yang baru, dan siswa
bisa mencari sendiri, kalau ada kekurangannya diterapkan di daerah-daerah yang
kurang ITnya, karena Kurikulum 2013 harus dituntu ITnya, misalnya diterapka di
SMK yang SDM masih rendah terkadang mereka kurang mampu.
P : Sejauh ini seberapa efektif penerapan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1
Depok ?
I : Efektif sekali karena SMK 2 Depok juga merupakan Pilot dari Kurikulum
2013, disini juga memiliki SDM yang sungguh luar biasa, dan juga ditunjang
dengan IT nya yang sungguh sangat maju.
P : Kendala apa saja yang Ibu alami ketika melaksanakan kurikulum 2013?
I : kendalanya biasanya hanya pada alat saja, seperti LCD di kelas rusak, kendala
teknis
P : Apa yang Ibu lakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi?
I : Lapor ke pihak yang bersangkutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
CATATAN LAPANGAN 3
WAWANCARA
Topik/ Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum
2013 Dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus di SMK Negeri
2 Depok, Sleman, DIY)
Nama Peneliti : Andrius Akun
Responden : Ibu Chatarina
Waktu : 9 November 2015
Keterangan P : Peneliti
I : Informan
P : Berkaitan dengan Kurikulum 2013 ini, bagaimana pendapat Ibu sendiri sebagai
Guru dengan berubahnya kurikulum ?
I : Kurikulum 2013 itu sebagai jawaban untuk tantangan masa depan siswa
P : Menurut Ibu mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti dengan yang baru
?
I : Harus diganti karena memang tuntutan jaman, karena dalam kurikulum
sebelumnya itu, pembelajaran misalnya guru oriented, menerangkan, ceramah-
ceramah dan peserta didik tidak diberi kesempatan bereksplor, sehingga dengan
Kurikulum 2013 itu ada step step yang menggali kemampuan siswa, di KTSP tik
ada itu. Maka dari Kurikulum 2013 itu hukum wajib siswa harus membaca, jadi
tidak ada step yang tidak harus membaca, siswa harus membaca dulu baru nanti
dari membaca itu muncul why, what, who, mesti itu muncul semua, dan itu guru
menjawab dari ketidaktahuan anak yang bertanya, dan itu tidak boleh langsung
menjawab, lemparkan lagi ke anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
P : Menurut Ibu apa yang diharapkan oleh pemerintah dengan berubahnya
kurikulum ?
I : Siswa nanti outputnya siap globalisasi, nanti memasuki pasar bebas se Asia,
Asia Pasifik, dan Asia MEA sama APEC, kemudian juga kemajuan IPTEK,
kemudian tuntutan lingkungan
P : Apakah ibu sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk melaksanakan
Kurikulum 2013 khusus nya di mata pelajaran sejarah?
I : Iya, pelatihan ini dilaksanakan oleh pemerintah dan juga pihak sekolah, jadi
kita mendapatkan pelatihan dari pihak pemerintah dan sekolah. Pemerintah itu
seperti yang dilakukan KEMENDIKBUD, kemudian yang dari sekolah itu sama
dinasnya.
P : Bagaimana langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP
kurikulum 2013?
I : Untuk Guru sejarah ada panduannya, panduanyaitu buku, , jadi seluruh guru
sejarah tidak boleh membuat RPP diluar buku, itu dasar pembuatan RPP disitu
ada KI KD nya, bahkan inikatornya pun kita tidak boleh dirubah, tetapi bisa
ditambah sesuai dengan rambu-rambu
P : Bagaimana dengan modul dan sumber apakah sudah memadai untuk menjadi
pedoman dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ?
I : Khusus sejarah itu ada buku khusus guru dan siswanya bahkan diluar dari
pengadaan pemerintah, diluar juga sudah banyak buku-buku sejarah untuk SMK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
untuk kurikulum 2013. Bahkan LKSnya pun ada beberapa penerbit yang membuat
LKS Kurikulum 2013, sehingga pihak masyrakatpun ikut membantu dalam
pelakasanaan Kurikulum 2013 berupa penerbitan buku-buku LKS.
P : Evaluasi apa yang akan digunakan ketika melaksanakan kurikulum 2013?
Bagaimana penyusunan evaluasi yang ibu lakukan terutama yang tujuan nya
untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa ?
I : Evaluasinya ada tiga,yaitu untuk komperhensif, kognitif, sikap, sama
psikomotorik. Penyusunan evaluasi kita sesuaikan, kalau untuk kognitif kita
membuat soal, ulangan harian, UTS, dan UAS, dan penyunsunannya itu harus ada
kisi-kisi, soal, lembar jawaban dan format pernilaian. Kemudian untu
keterampilan itu penugasan-penugasan, sedangkan untuk sikap kita buat
kuisioner, misalkan penilaian sesame teman, diri sendiri, untuk menumbuhkan
rasa percaya diri, formatnya tergantung kita mau menilai apa.
P : Menurut Ibu langkah-langkah apa yang digunakan dalam pembelajaran sejarah
? Dalam hal memilih metode pembelajaran dan apa pertimbangan Ibu dalam
memlilih metode tersebut ?
I : Melihat materi, infrastruktur, sarana prasarana, tentu ini yang membedakan.
Materinya sama, tetapi mungkin metodenya berbeda, sekolah yang satu dengan
yang lain, tergantung siswanya, mungkin siswanya yang baik akan berbeda
dengan sekolah yang kurang baik untuk penerapannya. Kemudian
infrastrukturnya misalnya sekolah yang lengkap dengan teknologi yang mungkin
ada wifinya dan yang lainya akan berbeda dengan yang lainya. Kebetulan disini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
semuanya ada, sehingga ini yang menunjang pelaksanaan Kurikulum 2013,
metodenya kita menggunakan diskusi, pasti anak bilang “bu boleh searching bu”
boleh, kemudian ketika hasil diskusi ditayangkan, presentasi berjalan karena kita
punya LCD. Jadi metodenya seperti itu.
P : Apa yang membedakan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari segi
landasan pelaksanaannya?
I : Anak aktif, aktif menganalisi, pasti dalam pelaksanaannya nanti baca
kemudian apa yang di baca pasti muncul banyak pertanyaan, kemudian nanti
menggali dari teman, diskusikan.
P : Menurut Ibu apakah orientasi kurikulum 2013 hampir sama dengan kurikulum
KTSP? Ataukah kedunya memliki perbedaan orientasi?
I : Kalau ini jelas berbeda antara KTSP dan Kurikulum 2013, tadi sudah
disampaikan kalau orientasinya mencetak peserta didik yang memang
komperhensif, tidak hanya cerdas, humanis, kemudian tanggung jawab, kemudian
punya moral, sikap dinilai dalam Kurikulum 2013
P : Apakah metode yang digunakan Ibu dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dan
KTSP itu sama ?
I : Tidak terlalu, misalnya KTSP ada diskusi, tetapi ketika diskusi anak-anak
dalam KTSP masih kosong, tetapi kalau dalamKurikulum 2013 sebelum
melaksanakan diskusi anak-anak bisa eksplor dari browsing, bisa baca buku
karena anak-anak punya buku paket, sehingga anak-anak ketika diskusi
pemikiranya keluar semua. Tetapi dalam KTSP tidak dihalui dengan membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
P : Selama menerapkan Kurikulum 2013, metode apa yang menurut bapak/ibu
paling efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran khususnya mata pelajaran
Sejarah ?
I : Diskusi, nanti dikusi ini bisa kita nilai ketiga-tiganya, misalnya aspek sikap
kita lihat kerjasamanya, akan terlihat tanggung jawabnya, akan terlihat
menghargai temannya. Kemudian yang keterampilan, nanti bagaimana dia
menyelesaikan tugasnya, kemudian dalam kognitif jelas ada dalam
pengetahuannya, dalam diskusi dapat dinilai ketiga-tiganya
P : Dalam pengelolaan kurikulum adakah yang berbeda dari kedua kurikulum
tersebut? Baik dari penyusunan , pelaksanaan, hingga evaluasi.
I : Untuk penyusunan RPP itu dulu formatnya SK KD indikator materi, sekarang
SK itu tidak adanya KI KD indikator materi, jadi penyusunan itu berubah dan ini
KI KD indikator sudah khusus untuk sejarah itu dari pemerintah. Jadi memang
dalam pelaksanaan peserta didik itu terbantu.
P : Menurut pendapat Ibu, apa saja kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum
2013 ?
I : Kelebihanya peserta didik bisa lebih aktif, lebih tanggung jawab, sikapnya
lebih baik, kemudian kekurangannya, tugas guru menjadi lebih berat, siswapun
menjadi berat, karena dalam Kurikulum 2013 itu diakhir materi, akhir pertemuan,
siswa harus diberi tugas.
P : Sejauh ini seberapa efektif penerapan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1
Depok ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
I : Dari SDM nya input anak-anak baik, dari NEM yang baik, kemudian SDM
guru-guru, guru-guru disini banyak diklat, saprasnya baik.
P : Kendala apa saja yang Ibu alami ketika melaksanakan kurikulum 2013?
I : Kendalanya administrasi, cukup rumit
P : Apa yang Ibu lakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi?
I : Guru harus selalu update ilmu, karena peserta didik diberi kebebasan mencari
informasi sejarah seluas-luasnya, meskipun itu tidak ceramah harus siap
menjawab jelajahan ilmu sejarah dari anak-anak, karena anak-anak belajar jadi
kita harus lebih dahulu membaca, sehingga nanti ketika anak-anak bertanya kita
sudah siap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
CATATAN LAPANGAN 4
WAWANCARA
Topik/ Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum
2013 Dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus di SMK Negeri
2 Depok, Sleman, DIY)
Nama Peneliti : Andrius Akun
Responden : Ibu Tiara
Waktu : 9 November 2015
Keterangan P : Peneliti
I : Informan
P : Berkaitan dengan Kurikulum 2013 ini, bagaimana pendapat Ibu sendiri sebagai
Guru dengan berubahnya kurikulum ?
I : Menurut saya juga baik, asalkan semua perubahan itu juga dikikuti dengan
perubahan yang baik semua yang berkepentingan dan berkaitan dengan
kurikulum, kalau kirikulum yang dulu sudah berubah menuju baik tetapi aspek
penunjang masih belum berarti masih kurang
P : Menurut Ibu mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti dengan yang baru
?
I : Harus diganti karena memang tuntutan jaman, karena dalam kurikulum
sebelumnya itu, pembelajaran misalnya guru oriented, menerangkan, ceramah-
ceramah dan peserta didik tidak diberi kesempatan bereksplor, sehingga dengan
Kurikulum 2013 itu ada step step yang menggali kemampuan siswa, di KTSP
tidak ada itu.
P : Menurut Ibu apa yang diharapkan oleh pemerintah dengan berubahnya
kurikulum ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
I : Menurut saya, prodak atau hasil dari pendidikan itu harus terus berkembang,
jadi dengan berbubahnya kurikum pemerintah ingin memenuhi kriteria. Seperti
sekarang itu siswa dituntut yang intinya menghasilkan siswa yang terdidik sesuai
dengan kebutuhan
P : Apakah Ibu sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk melaksanakan
Kurikulum 2013 khusus nya di mata pelajaran sejarah?
I : Belum mendapat
P : Bagaimana langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP
kurikulum 2013?
I : Untuk Guru sejarah ada panduannya, panduanyaitu buku, , jadi seluruh guru
sejarah tidak boleh membuat RPP diluar buku, itu dasar pembuatan RPP disitu
ada KI KD nya, bahkan inikatornya pun kita tidak boleh dirubah, tetapi bisa
ditambah sesuai dengan rambu-rambu
P : Bagaimana dengan modul dan sumber apakah sudah memadai untuk menjadi
pedoman dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ?
I : Buku guru itu ada, meskipun masih ada revisi dan bahkan penerbit LKS itu
punya paduannya sendiri, untuk guru tetapi menurut LKS, ada filenya untuk guru,
semua sudah bekerjasama dengan baik.
P : Evaluasi apa yang akan digunakan ketika melaksanakan kurikulum 2013?
Bagaimana penyusunan evaluasi yang ibu lakukan terutama yang tujuan nya
untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
I : Evaluasinya ada tiga,yaitu untuk komperhensif, kognitif, sikap, sama
psikomotorik. Penyusunan evaluasi kita sesuaikan, kalau untuk kognitif kita
membuat soal, ulangan harian, UTS, dan UAS, dan penyunsunannya itu harus ada
kisi-kisi, soal, lembar jawaban dan format pernilaian.
P : Menurut Ibu langkah-langkah apa yang digunakan dalam pembelajaran sejarah
? Dalam hal memilih metode pembelajaran dan apa pertimbangan Ibu dalam
memlilih metode tersebut ?
I : Kalau memilih model dan metode itu disesuaikan dengan bobot materi
P : Apa yang membedakan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari segi
landasan pelaksanaannya?
I : Kalau dalam pelaksanaannya kurikulum 2013 itu membantu guru karena lebih
detail, lebih dijabarkan step-stepnya, jadi yang membedakan itu seperti evaluasi
tadi, Kurikulum 2013 itu memang sudah dipisahkan sendiri penilaianya, ada
kognitif sendiri, afektif sendiri, psikomotor sendiri, jadi itu juga sudah membantu
guru, lalu perbedaannya lagi itu dengan pemilihan metode dan model karena kalu
Kurikulum 2013 itu kan, sekarang anak lebih akan senang yaitu kalau menggali
masalahnya, karena ada PBL, ada base learning jadi itu yang membedakan. Jadi
tidak lagi guru sentries tetapi lebih ke siswa sentries, Kurikulum 2013 itu lebih
memberikan kesempatan siswa untuk interaktif, komunikatif, mungkin itu
beberapa diantaranya.
P : Menurut Ibu apakah orientasi kurikulum 2013 hampir sama dengan kurikulum
KTSP? Ataukah kedunya memliki perbedaan orientasi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
I : Orientasinya mencetak peserta didik yang memang komperhensif, tidak hanya
cerdas, humanis, kemudian tanggung jawab, kemudian punya moral, sikap dinilai
dalam Kurikulum 2013.
P : Apakah metode yang digunakan Ibu dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dan
KTSP itu sama ?
I : Tidak terlalu, misalnya KTSP ada diskusi, tetapi ketika diskusi anak-anak
dalam KTSP masih kosong, tetapi kalau dalamKurikulum 2013 sebelum
melaksanakan diskusi anak-anak bisa eksplor dari browsing, bisa baca buku
karena anak-anak punya buku paket, sehingga anak-anak ketika diskusi
pemikiranya keluar semua. Tetapi dalam KTSP tidak dihalui dengan membaca.
P : Selama menerapkan Kurikulum 2013, metode apa yang menurut bapak/ibu
paling efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran khususnya mata pelajaran
Sejarah ?
I : Diskusi, nanti dikusi ini bisa kita nilai ketiga-tiganya, misalnya aspek sikap
kita lihat kerjasamanya, akan terlihat tanggung jawabnya, akan terlihat
menghargai temannya. Kemudian yang keterampilan, nanti bagaimana dia
menyelesaikan tugasnya, kemudian dalam kognitif jelas ada dalam
pengetahuannya, dalam diskusi dapat dinilai ketiga-tiganya
P : Dalam pengelolaan kurikulum adakah yang berbeda dari kedua kurikulum
tersebut? Baik dari penyusunan , pelaksanaan, hingga evaluasi.
I : Kemudian untuk pelaksanaan ya tadi itu, mungkin kalau di KSTP itu ada EEK,
kalau di Kurikulum 2013 itu lebih komplit, lebih jelas step-stepnya, seperti
pertama dalam diskusi anak sudah dibekali, tidak kosong melompong karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
sudah membaca, baik internet atau buku. Lalu denga mengeksplor seperti itu, ada
eksplorasi, mendemotrasikan atau mendiskusikan, terus nanti ada mengevaluasi
ada asosiasi
P : Menurut pendapat Ibu, apa saja kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum
2013 ?
I : Kelebihanya peserta didik bisa lebih aktif, lebih tanggung jawab, sikapnya
lebih baik, kemudian kekurangannya, tugas guru menjadi lebih berat, siswapun
menjadi berat, karena dalam Kurikulum 2013 itu diakhir materi, akhir pertemuan,
siswa harus diberi tugas.
P : Sejauh ini seberapa efektif penerapan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1
Depok ?
I : Kalau menurut kami sudah efektif, karena memang tidak hanya ditahun ini
saja menerapkan Kurikulum 2013, kalau untuk mata pelajaran sejarah efektif
karena dalam mata pelajaran sejarah itu diperlukan kekreatifan nanti untuk
mendomplek siswa supaya tidak jenuh, karena kadang siswa “wah sejarah itu ini
ini ini” nah dengan Kurikulum 2013 ini siswa diberi kebebasan untuk
mengeksplor diri, kemungkinan untuk tugasnya itu mungkin dibuat lebih
fleksibel, efisien mungkin.
P : Kendala apa saja yang Ibu alami ketika melaksanakan kurikulum 2013?
I : Penilaian siswanya itu lebih kompleks, lebih detail, jadi maksudnya perangkat
guru untuk menilai ada afektif, psikomotorik, kognitif. Terus perangkat
penilaiannya juga banyak, belum lagi untuk mempersiapkan kalau RPP mungkin
hanya dirubah sedikit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
P : Apa yang Ibu lakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi?
I : Harus banyak belajar dari sumber apapun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
DOKUMENTASI WAWANCARA GURU
Wawancara tanggal 31 Oktober 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Wawancara tanggal 5 November 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Wawancara tanggal 9 November 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP 1)
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Depok
Program Studi Keahlian : Semua Program Studi Keahlian
Paket Keahlian : Semua Paket Keahlian
Kelas/Semester : X /gasal
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Materi Pokok : Menelusuri Peradaban Awal di Kepulauan Indonesia
Sub Materi Pokok : - Konsep Berpikir Diakronis dan Sinkronis
- Zaman Praaksara
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit (90Menit)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta, damai, responsive dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dalam lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta penerapan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Menghayati teladan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya
1.1.1 Peserta didik mampu menunjukkan nilai-nilai syukur pada ciptaan Tuhan YME berupa
kepulauan Indonesia
2.2 Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsive dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh
sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya:
2.2.1 Peserta didik mampu menunjukkan sikap dan tindakan cinta damai dalam mengatasi
masalah sosial dan lingkungannya
2.2.2 Peserta didik mampu menunjukkan sikap responsif dalam mengatasi masalah sosial dan
lingkungannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
2.2.3 Peserta didik mampu menunjukkan sikap proaktif dalam mengatasi masalah sosial dan
lingkungannya
3.1 Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan
waktu dalam sejarah:
3.1.1 Menjelaskan pengertian diakronis dan sinkronis
3.1.2 Menerapkan berpikir diakronis dan sinkronis dalam memahami dan merekonstruksi
sejarah yang dipelajari
3.2.1 Menjelaskan pengertian praaksara
4.1 Menyajikan informasi mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis
(diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah:
4.1.1 Membuat laporan dalam bentuk tertulis mengenai keterkaitan antara konsep berpikir
kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian diakronis dan sinkronis
2. Menerapkan berpikir diakronis dan sinkronis dalam memahami dan merekonstruksi sejarah yang
dipelajari
3. Menjelaskan pengertian praaksara
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian diakronis dan sinkronis
2. Contoh penerapan berpikir diakronis dan sinkronis dalam memahami dan merekonstruksi sejarah
yang dipelajari
3. Pengertian praaksara
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran : Scientific Learning
Strategi : Cooperatif Learning
Model pembelajaran : Learning Community
Metode pembelajaran : Observasi, membaca, browsing, ceramah, tanya jawab,
diskusi kelompok, dan penugasan
F. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media:
a. Buku teks
b. Power point
2. Alat/bahan
a. LCD, Lap Top, CD, white board, spidol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
b. Gambar
c. Internet
3. Sumber belajar
- Hapsari Ratna dan Adil M. 2013. Sejarah Indonesia Untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga
- Kemdikbud RI. 2014. Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta: Kemdikbud
- Buku-buku lain yang relevan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1
KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan 1. Orientasi
Mengucapkan Salam Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas dan peserta
didik
Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Presensi siswa sebagai salah satu bentuk kedisplinan
Menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti psoses pembelajaran
Mempersiapkan materi ajar dan alat/media pembelajaran Menjelaskan secara singkat materi keseluruhan selama
satu semester diawal semester gasal 2. Apersepsi
Menjelaskan secara singkat materi keseluruhan selama satu semester diawal semester gasal
Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan peserta didik dengan materi “Sinkronis dan diakronis, dan zaman praaksara”
3. Motivasi
Menceritakan pengalaman hidup yang menarik serta memiliki nilai-nilai tertentu terutama bagi orang yang mengalami langsung pengalaman tersebut. Contoh, belajar disiplin waktu.
Memberi pertanyaan yang menantang “Apakah siswa memiliki pengalaman menarik serta mampukah menceritakan pengalaman tersebut di depan teman-temannya?”
4. Menyampaikan manfaat materi pembelajaran 5. Menyampaikan rencana kegiatan dan penilaian, menjelaskan
tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, dengan model belajar Learning Community. Penilaian meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap
1 Menit
Inti Indikator Nama Indikator (Pengetahuan) 1. Stimulation/ Pemberian Rangsangan
Mengamati Peserta didik mengamati gambar contoh konsep diakronik
60 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI
WAKTU
dan sinkronik dan gambar pada zaman praaksara
Peserta didik membaca buku teks (siswa) halaman 3-7, untuk memahami tentang “Diakronik dan sinkronik, serta zaman praaksara”
Menanya Dengan mengamati tayangan gambar sinkronik dan diakronik dan video zaman praaksara, serta membaca buku teks (siswa) halaman 3-7, peserta didik diarahkan membuat pertanyaan yang berkaitan dengan diakronis dan sinkronis, serta zaman praaksara
2. Problem statement (pertanyaan/identifikasi masalah)
Jika tidak ada pertanyaan, disiapkan oleh guru, misal: a. Mengapa belajar sejarah? b. Jelaskan keterkaitan antara berpikir diakronis dan
sinkronis? c. Apa manfaat belajar zaman praaksara?
3. Data collection (pengumpulan data)
Mengumpulkan informasi/eksperimen
Guru secara singkat merespon setiap pertanyaan yang muncul dari peserta didik dan menegaskan kembali pentingnya topik ini
Pertanyaan yang terkumpul dijadikan bahan diskusi
Guru menegaskan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan model Learning Community
4. Data processing (pengolahan data) Mengasosiasikan/mengolah informasi
Peserta didik dibagi dalam enam kelompok masing-masing beranggotakan 5/6 siswa (3 kelompok sebagai penyaji 3 kelompok sebagai pendebat)
Peserta didik berdiskusi kelompok menjawab pertanyaan sesuai pertanyaan yang didapat dan sesuai tugas masing-masing
5. Verification (pembuktian) Mengasosiasikan/mengolah informasi
Peserta didik berusaha mencari sumber-sumber yang ada untuk memecahkan masalah dari pertanyaan yang menjadi bagian dari kelompoknya
Peserta didik mencatat hasil diskusi kelompok
Peserta didik mebuat laporan hasil diskusi
6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Mengkomunikasikan
Guru meminta setiap kelompok penyaji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI
WAKTU
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok pendebat menanggapi
Guru memberi penguatan kepada peserta didik yang sedang presentasi dan kelompok yang menanggapi
Peserta didik mencatat/menyempurnakan hasil diskusinya di kelas
Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi masing-masing kelompok
Indikator Nama Indikator (Keterampilan) 1. Stimulation
Mengamati
Guru menyampaikan target atau hasil yang harus dicapai siswa setelah membaca sumber belajar
Siswa membaca Lembar Kerja Siswa halaman 7 untuk mengetahui hasil yang harus dicapai dari pembelajaran
Siswa melaksanakan aktivitas untuk menganalisis tentang keterkaitan antara konsep berpikir kronologis (diakronis), sinkronis, ruang, dan waktu dalam sejarah
Guru mengamati proses belajar siswa dan melakukan observasi
Menanya Dengan mengamati Lembar Kerja Siswa halaman 7 dan membaca buku teks (siswa) halaman 3-7, peserta didik diarahkan membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi
2. Problem statement (pertanyaan/identifikasi masalah)
Siswa mengidentifikasi masalah dan membuat hipotesis (ditulis pada Lembar Hasil Kegiatan Belajar Siswa)
Guru mengamati proses belajar siswa dan melakukan observasi
3. Data collection (pengumpulan data)
Mengumpulkan informasi/eksperimen
Siswa mencari data dan informasi tambahan di internet, buku teks yang terkait dengan kegiatan siswa
Siswa mencatat data dan inforamsi dari berbagai website pada Lembar Hasil Kegiatan Belajar Siswa
4. Data processing (pengolahan data)
Mengasosiasikan/Mengolah informasi
Siswa berdiskusi dalam kelompok mengolah hasil yang diperoleh dari eksperimen. Untuk menemukan: Indikator yang dicapai
Hasil diskusi di catat pada Lembar Hasil Kegiatan Belajar Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI
WAKTU
5. Verification (pembuktian) Mengasosiasikan/Mengolah informasi
Siswa mempresentasikan hasil kegiatan belajar siswa, perwakilan kelompok presentasi, kelompok lain memperhatikan, menyanggah, mengoreksi dengan membandingkan hasil kerja kelompoknya
Selama siswa presentasi dan diskusi, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat dalam kegiatan dan diskusi, serta mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh materi
6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Mengkomunikasikan Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan tentang: form login pada halaman web
Catatan: Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: tanggung jawab dan kerjasama
Penutup Peserta didik memberi ulasan singkat tentang kegiatan pembelajaran dan hasil belajarnya yang mana yang sudah baik dan mana yang masih harus ditingkatkan
Peserta didik dapat ditanyakan apakah sudah memahami materi tersebut
Sebagai refleksi, guru membimbing peserta didik untuk membuat klarifikasi/kesimpulan tentang pelajaran yang baru saja berlangsung dengan materi Sinkronik dan diakronik, dan zaman praaksara serta menanyakan kepada peserta didik apa manfaat yang diperoleh setelah mempelajari materi tersebut
Peserta didik menjawab pertanyaan (acak) serta lisan untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran yang baru saja dilakukan. Misal: A. Mengapa konsep berpikir sinkronis dalam sejarah sangat
penting? B. Mengapa konsep berpikir sinkronis dan diakronis saling
berkaitan dalam sejarah? C. Apa nilai-nilai yang dapat diperoleh dengan belajar
sinkronis dan diakronis serta zaman praaksara
Guru menegaskan kepada peserta didik untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugrahkan kekuatan serta ketegaran dalam menghadapi tantangan melalui kehidupan sehari-hari
Memberikan tugas kepada peserta didik untuk memahami materi yang akan dipelajari minggu depan yaitu “Terbentuknya Kepulauan Indonesia”
Menutup dengan salam
20 e
n
i
t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
H. Penilaian Hasil Belajar
a. Tes
1. Uraian (terlampir)
b. Non Tes
1. Lembar pengamatan kerja kelompok (terlampir)
2. Lembar pengamatan observasi (terlampir)
3. Membuat laporan dalam bentuk tertulis mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis
(diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah
Catatan Pelaksanaan Pembelajaran untuk perbaikan RPP
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
.
......................................................................................................................................................................
Sleman, 18 Agustus 2015
Mengetahui,
KPU Guru Sejarah Indonesia
Dra. Yohana Umiyati Dra.Catarina Setyawati Marsiana
NIP. 19610530 198903 2 001 NIP 19650801 200501 2 003
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
LAMPIRAN
Lampiran 1: Materi Pembelajaran
A. Ringkasan Materi
Konsep Berpikir Diakronis, Sinkronis, Ruang, dan Waktu dalam Sejarah
Sejarah akan membicarakan suatu peristiwa dari satu waktu sampai waktu tertentu secara
berurutan berdasarkan waktu terjadinya (kronologis). Pada dasarnya, sejarah merupakan ilmu
diakronis yang artinya sejarah itu memanjang dalam waktu. Maksudnya adalah sej arah sangat
memperhatikan aspek waktu yang di dalamnya terdapat dinamika atau perubahan, seperti
pertumbuhan, perkembangan, kejayaan, dan keruntuhan yang menghubungkan suatu waktu
dengan waktu yang lain secara terus menerus. lebih mengutamakan memanjangnya gambaran yang
berdimensi waktu dengan sedikit luasan ruangan. Dalam konsep waktu terdapat penanggalan -
penanggalan waktu yang disusun secara kronologis.
Menurut sastrawan, sejarawan, dan kebudayawan Kuntowijoyo, model sinkronis kebanyakan
digunakan oleh ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, politik, ekonomi, antropologi, dan arkeologi,
sedangkan model diakronis digunakan oleh ilmu sejarah. Menurut Kuntowijoyo, pada dasarnya
sejarah merupakan ilmu diakronis yang memanjang dalam waktu tetapi dalam ruang yang sempit.
Ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial, sejarah menjadi ilmu yang juga sinkronis. Artinya
selain memanjang dalam waktu, sejarah juga melebar dalam luar. Dengan demikian, selain sebagai
ilmu diakronis, dengan sumbangan ilmu lain telah menjadikan sejarah sebagai ilmu diakronis dan
juga ilmu sinkronis, maka lengkaplah sejarah.
Sejarah tidak semata-mata bertujuan untuk menceritakan kejadian, tetapi bermaksud
menerangkan kejadian itu dengan melengkapi sebab-sebabnya, kondisi lingkungannya, konteks
sosial budayanya, pendeknya secara mendalam akan diadakan analisis mengenai faktor-faktor
kausal, kondisional, kontekstual tentang unsur-unsur yang merupakan komponen dan eksponen
dari proses sejarah yang dikaji.
Cara Berpikir Diakronis/kronologis dan Sinkronis
a. Cara Berpikir Diakronis/Kronologis
1) Mempelajari kehidupan sosial secara memanjang berdimensi waktu
2) Konsep berpikir diakronis memandang masyarakat sebagai sesuatu yang terus bergerak dan
memiliki hubungan kausalitas atau sebab akibat
3) Menguraikan proses transformasi yang terus berlangsung dari waktu ke waktu kehidupan
masyarakat secara berkesinambungan
4) Menguraikan kehidupan masyarakat secara dinamis
5) Digunakan dalam ilmu sejarah
b. Cara Berpikir Sinkronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
1) Kerangka berpikir sinkronis mengamati kehidupan sosial secara meluas berdimensi ruang.
2) Memandang kehidupan masyarakat sebagai sebuah sistem yang terstruktur saling berkaitan
antara satu unit dan unit yang lainnya.
3) Menguraikan kehidupan masyarakat secara deskriptif dengan menjelaskan bagian demi
bagian.
4) Menjelaskan struktur dan fungsi dari masing-masing unit dalam kondisi statis.
5) Digunakan oleh ilmu-ilmu sosial, seperti geografi, sosiologi, politik, ekonomi, antropologi, dan
arkeologi.
Sebelum Mengenal Tulisan (Zaman Praaksara)
Praaksara adalah istilah baru untuk menggantikan istilah prasejarah. Penggunaan istilah
prasejarah untuk menggambarkan perkembangan kehidupan dan budaya manusia saat belum
mengenal rulisan adalah kurang tepat. Pra berarti sebelum dan sejarah adalah sejarah sehingga
prasejarah berarti sebelum ada sejarah. Sebelum ada sejarah berarti sebelum ada aktivitas
kehidupan manusia. Dalam kenyataannya sekalipun belum mengenal tulisan, makhluk yang
dinamakan manusia sudah memiliki sejarah dan sudah menghasilkan kebudayaan. Oleh karena itu,
para ahli mempopulerkan istilah pra-aksara untuk menggantikan istilah prasejarah.
Pra-aksara berasal dari dua kata, yakni pra yang berarti sebelum dan aksara yang berarti tulisan.
Dengan demikian zaman pra-aksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan.
Ada istilah yang mirip dengan istilah pra-aksara, yakni istilah nirleka. Nir berarti tanpa dan leka
berarti tulisan. Karena belum ada tulisan maka untuk mengetahui sejarah dan hasil -hasil
kebudayaan manusia adalah dengan melihat beberapa sisa peninggalan yang dapat kita temukan.
Zaman pra-aksara dimulai sudah tentu sejak manusia ada, itulah titik dimulainya masa pra-aksara.
Zaman pra-aksara berakhir setelah manusianya mengenal tulisan. Sampai sekarang para ahli belum
dapat secara pasti menunjuk waktu kapan mulai ada manusia di muka bumi ini. Untuk mengetahui
hal tersebut, harus perlu memahami kronologi perjalanan kehidupan di permukaan bumi yang
rentang waktunya sangat panjang. Bumi yang kita huni sekarang diperkirakan mulai terjadi sekitar
2.500 juta tahun yang lalu.
Arti penting dari pembelajaran tentang sejarah kehidupan zaman pra-aksara pertama-tama
adalah kesadaran akan asal usul manusia. Tumbuhan memiliki akar. Semakin tinggi tumbuhan itu,
semakin dalam pula akarnya menghunjam ke bumi hingga tidak mudah tumbang dari terpaan angin
badai atau bencana alam lainnya. Demikian pula halnya dengan manusia. Semakin berbudaya
seseorang atau kelompok masyarakat, semakin dalam pula kesadaran kolektifnya tentang asal usul
dan penghargaan terhadap tradisi. Jik tidak demikian, manusia yang melupakan budaya bangsanya
akan mudah terombang-ambing oleh terpaan budaya asing yang lebih kuat, sehingga dengan
sendirinya kehilangan identitas diri. Jadi bangsa yang gampang meninggalkan tradisi nenek
moyangnya akan mudah didikte oleh budaya dominan dari luar yang bukan miliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
Lampiran 2: Instrumen Penilaian
Soal Uraian
Kerjakan soal beriku ini dengan tepat!
a. Apa pengertian diakronis dan sinkronis?
b. Berikan contoh penerapan berpikir diakronis dan sinkronis dalam memahami dan merekonstruksi
sejarah yang dipelajari!
c. Jelaskan keterkaitan antara berpikir diakronis dan sinkronis!
d. Apa pengertian praaksara?
e. Apa nilai-nilai yang dapat diperoleh dengan belajar diakronis dan sinkronis serta zaman praaksara?
Kunci Jawaban:
1. Diakronis merupakan suatu peristiwa dari satu waktu sampai waktu tertentu secara berurutan
berdasarkan waktu terjadinya, dan sinkronis merupakan suatu peristiwa berdasarkan dimensi ruang
2. Contohnya, Jepang yang mengandalkan kekuatan lautnya mengalami kegagalan terutama karena
Laksamana Yamamoto sebagai otak perang Pasifik pada akhirnya gugur, di negerinya sendiri Jepang
mendapat gempuran hebat yang terus menerus dari Angkatan Udara Amerika. Bom-bom atom
beruntun yang dijatuhkan oleh Angkatan Udara Amerika di Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9
Agustus 1945) memaksa Jepang untuk menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945 dan perang Pasifik pun
berakhir.
3. Keterkaitan antara berpikir diakronis dan sinkronis terutama ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu
sosial, sejarah menjadi ilmu yang juga sinkronis. Artinya selain memanjang dalam waktu, sejarah juga
melebar dalam ruang. Dengan demikian, selain sebagai ilmu diakronis, dengan sumbangan ilmu lain
telah menjadikan sejarah sebagai ilmu diakronis dan juga ilmu sinkronis, maka lengkaplah sejarah.
4. Pra-aksara berasal dari dua kata, yakni pra yang berarti sebelum dan aksara yang berarti tulisan.
Dengan demikian zaman pra-aksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan.
Karena belum ada tulisan maka untuk mengetahui sejarah dan hasil-hasil kebudayaan manusia adalah
dengan melihat beberapa sisa peninggalan yang dapat kita temukan. Zaman pra-aksara dimulai sudah
tentu sejak manusia ada, itulah titik dimulainya masa pra-aksara.
5. Niai-nilai yang dapat kita peroleh dengan belajar diakronis dan sinkronis serta zaman praaksara yaitu
nilai pelestarian akan segala sesuatu peninggalan masa praaksara dengan cara menjaga,
mempertahankan, merawat peninggalan-peninggalan kebudayaan masa praaksara yang terdapat di
lingkungan terdekat dan juga yang terdapat di tempat lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
Lampiran 3: Pedoman Penilaian dan Penskora
Pedoman penilaian soal uraian No Soal Skor
1 Apa pengertian diakronis dan sinkronis? 20
2 Berikan contoh penerapan berpikir diakronis dan sinkronis dalam memahami dan merekonstruksi sejarah yang dipelajari!
20
3 Jelaskan keterkaitan antara berpikir diakronis dan sinkronis! 20
4 Apa pengertian praaksara? 20
5 Apa nilai-nilai yang dapat diperoleh dengan belajar diakronis dan sinkronis serta zaman praaksara?
20
Jumlah 100
Rubrik kegiatan diskusi
N
o
Nama peserta
didik
Mengkomunika
sikan pendapat
Mendengark
an Toleransi Keaktifan
Menghargai
pendapat teman
Jumlah
skor Nilai
1 Tonny 4 4 4 4 4 20 100
2 Sri 3 4 3 4 4 18 90
3 Titin 3 3 3 4 3 16 80
4 Julia 3 3 3 2 3 14 70
5 Teddy 3 2 2 3 2 12 60 6 Putra 2 2 2 2 2 10 50
Keterangan Skor: Masing-masing kolom diisi dengan kriteria: 4 = Baik Sekali 3 = Baik
2 = Cukup 1 = Kurang
Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 -79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = < 60 : Kurang
Rubrik penilaian laporan
No Nama peserta
didik Aspek yang dinilai
Skor Nilai Penulisan EYD Isi Makna
1 Tonny 4 4 4 4 16 100
2 Sri 3 4 3 4 14 90 3 Titin 4 2 3 3 12 80
4 Julia 3 2 2 3 10 70
5 Teddy 3 2 2 2 9 60
6 Putra 2 2 2 2 8 50
Keterangan Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
ADMINISTRASI GURU 2015/2016
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria 4 = Baik Sekali
3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 -79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = < 60 : Kurang
Lampiran 4 : Penilaian Sikap Sosial Spritual
No Nama
peserta didik
Sikap spiritual Sikap sosial Jumlah
skor Nilai
Mensyukuri Jujur Kerjasama Harga diri
1 Tonny 3 4 3 4 14 90
2 Sri 4 4 4 4 16 100
3 Titin 3 3 3 3 12 80
4 Julia 2 2 2 2 8 50
5 Teddy 3 2 2 2 9 60
6 Putra 3 2 2 3 10 70
Keterangan Skor
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria 4 = Baik Sekali 3 = Baik
2 = Cukup 1 = Kurang
Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 -79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = < 60 : Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 70 TAHUN 2013
TENTANG
KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 77A ayat (3), Pasal
77C ayat (3), Pasal 77D ayat (3), Pasal 77E ayat (3), dan Pasal 77K ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Sistem Pendidikan Nasional perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5410);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-
2014;
5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011;
6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan
Tatakerja Kementerian Negara Republik Indonesia
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011; dan
7. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan
Presiden Nomor 61/P Tahun 2012.
MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH
KEJURUAN.
Pasal 1 (1) Kerangka dasar kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan merupakan landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan
yuridis yang berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur kurikulum
pada tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal pada tingkat
daerah serta pedoman pengembangan kurikulum pada Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. (2) Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan merupakan pengorganisasian kompetensi inti, Mata pelajaran, beban belajar, dan kompetensi dasar pada setiap Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.
(3) Kerangka dasar dan struktur kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Pasal 2 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
MOHAMMAD NUH
Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR TAHUN TENTANG KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN /MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
I. PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
1. Pengertian Kurikulum
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang
pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.
2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan
penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif
(15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak
berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas).
Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya
pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang
melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya
manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban. b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi
dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,
kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif
dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup
masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi
masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat
terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of
Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area
(AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta
mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan
Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun
1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia
tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang
dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain
banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak
terdapat dalam kurikulum Indonesia. c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik
harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang
dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik)
menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta
didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya);
3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara
jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja
dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh
melalui internet);
4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan
model pembelajaran pendekatan sains);
5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan
pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan
potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline)
menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak
(multidisciplines); dan
9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan
kurikulum sebagai daftar Mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum
2013 untuk Sekolah Menegah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan.
Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:
1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata
kerja yang bersifat kolaboratif;
2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan
kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan
kependidikan (educational leader); dan
3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.
e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
B. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap
spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan
apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar;
3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan
berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar Mata pelajaran;
6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya
(enriched) antarMata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
C. Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
dan peradaban dunia. II. KERANGKA DASAR KURIKULUM
A. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan
kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi
dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian
hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat
digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat
menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini
menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya
bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan
bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum,
hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan
pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda
bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa
depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang
peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan
di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi
kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah
suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna
terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya
dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan
fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan
dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat
sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual
dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu
dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama Mata pelajaran
yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa
depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan
intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian,
dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan
bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).
Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam
berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat,
dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang
lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana
di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam
beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi
inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan
diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia. B. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-
luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru
(taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2)
pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta
didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi
hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik
menjadi hasil kurikulum.
C. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan
yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional; dan 4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
III. STRUKTUR KURIKULUM
A. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta
didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal
berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dapat dilihat pada Tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Tabel 1. Kompetensi Inti Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran
agama yang agama yang agama yang dianutnya. dianutnya. dianutnya.
2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan
Mengamalkan mengamalkan mengamalkan
perilaku jujur, perilaku jujur, perilaku jujur, disiplin, tanggung- disiplin, tanggung- disiplin, tanggung- jawab, peduli (gotong jawab, peduli (gotong jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, royong, kerjasama, royong, kerjasama,
toleran, damai), toleran, damai), toleran, damai), santun, responsif dan santun, responsif dan santun, responsif dan
pro-aktif dan pro-aktif dan pro-aktif dan menunjukan sikap menunjukan sikap menunjukan sikap
sebagai bagian dari sebagai bagian dari sebagai bagian dari
solusi atas berbagai solusi atas berbagai solusi atas berbagai permasalahan dalam permasalahan dalam permasalahan dalam
berinteraksi secara berinteraksi secara berinteraksi secara
efektif dengan efektif dengan efektif dengan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
alam serta dalam alam serta dalam alam serta dalam menempatkan diri menempatkan diri menempatkan diri
sebagai cerminan sebagai cerminan sebagai cerminan
bangsa dalam bangsa dalam bangsa dalam pergaulan dunia. pergaulan dunia. pergaulan dunia.
3. Memahami, 3. Memahami, 3. Memahami,
menerapkan dan menerapkan, dan menerapkan,
menganalisis menganalisis menganalisis, dan pengetahuan faktual, pengetahuan faktual, mengevaluasi konseptual, dan konseptual, pengetahuan faktual,
prosedural prosedural, dan konseptual, berdasarkan rasa metakognitif prosedural, dan
ingin tahunya tentang berdasarkan rasa metakognitif dalam
ilmu pengetahuan, ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam budaya, dan humaniora dengan
wawasan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian dalam penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang dan kejadian dalam bidang kerja yang
spesifik untuk bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan spesifik untuk memecahkan masalah. memecahkan masalah.
masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
4. Mengolah, menalar, 4. Mengolah, menalar, 4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam dan menyaji dalam menyaji, dan ranah konkret dan ranah konkret dan mencipta dalam
ranah abstrak terkait ranah abstrak terkait ranah konkret dan dengan dengan ranah abstrak terkait
pengembangan dari pengembangan dari dengan
yang dipelajarinya di yang dipelajarinya di pengembangan dari sekolah secara sekolah secara yang dipelajarinya di
mandiri, dan mampu mandiri, bertindak sekolah secara melaksanakan tugas secara efektif dan mandiri, dan mampu spesifik di bawah kreatif, dan mampu melaksanakan tugas
pengawasan melaksanakan tugas spesifik di bawah langsung. spesifik di bawah pengawasan
pengawasan langsung.
langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Kompetensi Dasar Sejarah Indonesia
Kelas X
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin
mengamalkan ajaran agama dalam mengamalkan ajaran agamanya.
yang dianutnya 1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin
dalam toleransi antar umat beragama
dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab,
mengamalkan perilaku peduli terhadap berbagai hasil budaya
jujur, disiplin, pada zaman praaksara, Hindu-Buddha
tanggungjawab, peduli dan Islam.
(gotong royong, kerjasama, 2.2 Meneladani sikap dan tindakan cinta
toleran, damai), santun,
damai, responsif dan pro aktif yang
responsif dan pro-aktif dan
ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam
menunjukkan sikap sebagai
mengatasi masalah sosial dan
bagian dari solusi atas
lingkungannya.
berbagai permasalahan
2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab
dalam berinteraksi secara
dalam mengerjakan tugas-tugas dari
efektif dengan lingkungan
pembelajaran sejarah.
sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami ,menerapkan, 3.1 Memahami dan menerapkan konsep
menganalisis pengetahuan berpikir kronologis (diakronik), sinkronik,
faktual, konseptual, ruang dan waktu dalam sejarah.
prosedural berdasarkan 3.2 Memahami corak kehidupan masyarakat
rasa ingintahunya tentang
pada zaman praaksara.
ilmu pengetahuan,
3.3 Menganalisis asal-usul nenek moyang
teknologi, seni, budaya, dan
bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu
humaniora dengan
dan Melanesoid).
wawasan kemanusiaan,
3.4 Menganalisis berdasarkan tipologi hasil
kebangsaan, kenegaraan,
budaya Praaksara Indonesia termasuk
dan peradaban terkait
yang berada di lingkungan terdekat.
penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan 3.5 Menganalisis berbagai teori tentang
pengetahuan prosedural proses masuk dan berkembangnya
pada bidang kajian yang agama dan kebudayaan Hindu-Buddha
spesifik sesuai dengan di Indonesia.
bakat dan minatnya untuk 3.6 Menganalisis karakteristik kehidupan
memecahkan masalah masyarakat, pemerintahan, dan
kebudayaan pada masa kerajaan-
kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
serta menunjukkan contoh bukti-bukti
yang masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini.
3.7 Menganalisis berbagai teori tentang
proses masuk dan berkembangnya
agama dan kebudayaan Islam di
Indonesia.
3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan
masyarakat, pemerintahan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
kebudayaan pada masa kerajaan-
kerajaan Islam di Indonesia dan
menunjukan contoh bukti-bukti yang
masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menyajikan informasi mengenai
menyaji dalam ranah keterkaitan antara konsep berpikir
konkret dan ranah abstrak kronologis (diakronik ) , sinkronik, ruang,
terkait dengan dan waktu dalam sejarah .
pengembangan dari yang 4.2 Menyajikan hasil penalaran mengenai
dipelajarinya di sekolah
corak kehidupan masyarakat pada zaman
secara mandiri, dan mampu
praaksara dalam bentuk tulisan.
menggunakan metoda
4.3 Menyajikan kesimpulan-kesimpulan dari
sesuai kaidah keilmuan
informasi mengenai asal-usul nenek
moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero
Melayu dan Melanesoid) dalam bentuk
tulisan.
4.4 Menalar informasi mengenai hasil budaya
Praaksara Indonesia termasuk yang
berada di lingkungan terdekat dan
menyajikannya dalam bentuk tertulis.
4.5 Mengolah informasi mengenai proses
masuk dan perkembangan kerajaan
Hindu-Buddha dengan menerapkan cara
berpikir kronologis, dan pengaruhnya
pada kehidupan masyarakat Indonesia
masa kini serta mengemukakannya
dalam bentuk tulisan.
4.6 Menyajikan hasil penalaran dalam
bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan
unsur budaya yang berkembang pada
masa kerajaan Hindu-Buddha dan masih
berkelanjutan dalam kehidupan bangsa
Indonesia pada masa kini.
4.7 Mengolah informasi mengenai proses
masuk dan perkembangan kerajaan
Islam dengan menerapkan cara berpikir
kronologis, dan pengaruhnya pada
kehidupan masyarakat Indonesia masa
kini serta mengemukakannya dalam
bentuk tulisan.
4.8 Menyajikan hasil penalaran dalam
bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan
unsur budaya yang berkembang pada
masa kerajaan Islam dan masih
berkelanjutan dalam kehidupan bangsa
Indonesia pada masa kini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
KELAS : XI
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menghayati nilai-nilai persatuan dan
mengamalkan ajaran agama keinginan bersatu dalam perjuangan
yang dianutnya pergerakan nasional menuju
kemerdekaan bangsa sebagai karunia
Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa
dan negara Indonesia.
2. Menghayati dan 2.1 Mengembangkan nilai dan perilaku
mengamalkan perilaku mempertahankan harga diri bangsa
jujur, disiplin, dengan bercermin pada kegigihan para
tanggungjawab, peduli pejuang dalam melawan penjajah.
(gotong royong, kerjasama, 2.2 Meneladani perilaku kerjasama, tanggung
toleran, damai), santun,
jawab, cinta damai para pejuang dalam
responsif dan pro-aktif dan
mewujudkan cita-cita mendirikan negara
menunjukkan sikap sebagai
dan bangsa Indonesia dan
bagian dari solusi atas
menunjukkannya dalam kehidupan
berbagai permasalahan
sehari-hari.
dalam berinteraksi secara
2.3 Meneladani perilaku kerjasama,
efektif dengan lingkungan
tanggung jawab, cinta damai para
sosial dan alam serta dalam
pejuang untuk meraih kemerdekaan dan
menempatkan diri sebagai
menunjukkannya dalam kehidupan
cerminan bangsa dalam
sehari-hari.
pergaulan dunia
2.4 Meneladani perilaku kerjasama, tanggung
jawab, cinta damai para pejuang untuk
mempertahankan kemerdekaan dan
menunjukkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2.5 Berlaku jujur dan bertanggungjawab
dalam mengerjakan tugas-tugas dari
pembelajaran sejarah.
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Menganalisis perubahan, dan
dan menganalisis keberlanjutan dalam peristiwa sejarah
pengetahuan faktual, pada masa penjajahan asing hingga
konseptual, prosedural, dan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
metakognitif berdasarkan 3.2 Menganalisis proses masuk dan
rasa ingin tahunya tentang
perkembangan penjajahan bangsa Barat
ilmu pengetahuan,
(Portugis, Belanda, Inggris) di Indonesia.
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait 3.3 Menganalisis strategi perlawanan bangsa
penyebab fenomena dan
Indonesia terhadap penjajahan bangsa
kejadian, serta menerapkan
Barat di Indonesia sebelum dan sesudah
pengetahuan prosedural
abad ke-20.
pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan 3.4 Menganalisis persamaan dan perbedaan
bakat dan minatnya untuk pendekatan dan strategi pergerakan
memecahkan masalah nasional di Indonesia pada masa awal
kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda
dan sesudahnya sampai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
Proklamasi Kemerdekaan.
3.5 Menganalisis peran tokoh-tokoh nasional
dan daerah dalam perjuangan
menegakkan negara Republik Indonesia.
3.6 Menganalisis dampak politik, budaya,
sosial-ekonomi dan pendidikan pada
masa penjajahan Barat dalam kehidupan
bangsa Indonesia masa kini.
3.7 Menganalisis peristiwa proklamasi
kemerdekaan dan maknanya bagi
kehidupan sosial, budaya, ekonomi,
politik dan pendidikan bangsa Indonesia.
3.8 Menganalisis peristiwa pembentukan
pemerintahan pertama Republik
Indonesia dan maknanya bagi kehidupan
kebangsaan Indonesia masa kini.
3.9 Menganalisis peran Bung Karno dan
Bung Hatta sebagai proklamator serta
tokoh-tokoh proklamasi lainnya.
3.10 Menganalisis perubahan dan
perkembangan politik masa awal
kemerdekaan.
3.11 Menganalisis perjuangan bangsa
Indonesia dalam upaya mempertahankan
kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan
Belanda.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Mengolah informasi tentang peristiwa
menyaji dalam ranah sejarah pada masa penjajahan bangsa
konkret dan ranah abstrak Barat berdasarkan konsep perubahan
terkait dengan dan keberlanjutan, dan menyajikannya
pengembangan dari yang dalam bentuk cerita sejarah.
dipelajarinya di sekolah 4.2 Mengolah informasi tentang proses
secara mandiri, bertindak
masuk dan perkembangan penjajahan
secara efektif dan kreatif,
bangsa Barat di Indonesia dan
serta mampu menggunakan
menyajikannya dalam bentuk cerita
metoda sesuai kaidah
sejarah.
keilmuan
4.3 Mengolah informasi tentang strategi
perlawanan bangsa Indonesia terhadap
penjajahan bangsa Barat di Indonesia
sebelum dan sesudah abad ke-20 dan
menyajikannya dalam bentuk cerita
sejarah.
4.4 Mengolah informasi tentang persamaan
dan perbedaan pendekatan dan strategi
pergerakan nasional di Indonesia pada
masa awal kebangkitan nasional, pada
masa Sumpah Pemuda, masa
sesudahnya sampai dengan Proklamasi
Kemerdekaan dan menyajikannya dalam
bentuk cerita sejarah.
4.5 Menulis sejarah tentang satu tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
nasional dan tokoh dari daerahnya yang
berjuang melawan penjajahan kolonial Barat.
4.6 Menalar dampak politik, budaya, sosial-
ekonomi dan pendidikan pada masa
penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini dan menyajikannya
dalam bentuk cerita sejarah.
4.7 Menalar peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan
sosial, budaya, ekonomi, politik, dan
pendidikan bangsa Indonesia dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
4.8 Menalar peristiwa pembentukan
pemerintahan pertama Republik Indonesia
dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan
Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
4.9 Menulis sejarah tentang perjuangan
Bung Karno dan Bung Hatta.serta tokoh-
tokoh proklamasi lainnya.
4.10 Menalar perubahan dan perkembangan
politik masa awal proklamasi dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
4.11 Mengolah informasi tentang perjuangan
bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari
ancaman, Sekutu, Belanda dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
KELAS: XII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Mengamalkan hikmah kemerdekaan
mengamalkan ajaran agama sebagai tanda syukur kepada Tuhan
yang dianutnya YME, dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
2. Menghayati dan 2.1 Meneladani perilaku kerjasama,
mengamalkan perilaku tanggung jawab, cinta damai para
jujur, disiplin, pejuang dalam mempertahankan
tanggungjawab, peduli kemerdekaan dan menunjukkannya
(gotong royong, kerjasama, dalam kehidupan sehari-hari.
toleran, damai), santun, 2.2 Berlaku jujur dan bertanggungjawab
responsif dan pro-aktif dan
dalam mengerjakan tugas-tugas dari
menunjukkan sikap sebagai
pembelajaran sejarah.
bagian dari solusi atas
2.3 Menunjukkan sikap peduli dan proaktif
berbagai permasalahan
yang dipelajari dari peristiwa dan para
dalam berinteraksi secara
pelaku sejarah dalam menyelesaikan
efektif dengan lingkungan
permasalahan bangsa dan negara
sosial dan alam serta dalam
Indonesia.
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Mengevaluasi upaya bangsa Indonesia
menganalisis dan dalam menghadapi ancaman disintegrasi
mengevaluasi pengetahuan bangsa terutama dalam bentuk
faktual, konseptual, pergolakan dan pemberontakan (antara
prosedural, dan lain: PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA,
metakognitif berdasarkan Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G-30-
rasa ingin tahunya tentang S/PKI).
ilmu pengetahuan, 3.2 Mengevaluasi peran tokoh Nasional dan
teknologi, seni, budaya, dan
Daerah yang berjuang mempertahankan
humaniora dengan
keutuhan negara dan bangsa Indonesia
wawasan kemanusiaan,
pada masa 1948 – 1965.
kebangsaan, kenegaraan,
3.3 Mengevaluasi perkembangan kehidupan
dan peradaban terkait
politik dan ekonomi bangsa Indonesia
penyebab fenomena dan
pada masa Demokrasi Liberal.
kejadian, serta menerapkan
3.4 Mengevaluasi perkembangan kehidupan
pengetahuan prosedural
politik dan ekonomi bangsa Indonesia
pada bidang kajian yang
pada masa Demokrasi Terpimpin.
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk 3.5 Mengevaluasi kehidupan politik dan
memecahkan masalah ekonomi bangsa Indonesia pada masa
Orde Baru.
3.6 Mengevaluasi kehidupan politik dan
ekonomi bangsa Indonesia pada masa
awal Reformasi.
3.7 Mengevaluasi peran pelajar, mahasiswa
dan tokoh masyarakat dalam perubahan
politik dan ketatanegaraan Indonesia.
3.8 Mengevaluasi kontribusi bangsa
Indonesia dalam perdamaian dunia
diantaranya : ASEAN, Non Blok, dan Misi
Garuda.
3.9 Mengevaluasi perubahan demokrasi
Indonesia dari tahun 1950 sampai
dengan era Reformasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
4. Mengolah, menalar,
menyaji, dan mencipta
dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara
efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah
keilmuan
4.1 Merekonstruksi upaya bangsa Indonesia
dalam menghadapi ancaman disintegrasi
bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan (antara
lain: PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA,
Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G-30-
S/PKI) dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
4.2 Menulis sejarah tentang tokoh nasional
dan daerah yang berjuang
mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa 1948-1965.
4.3 Merekonstruksi perkembangan kehidupan
politik dan ekonomi bangsa
Indonesia pada masa Demokrasi Liberal dan menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis.
4.4 Melakukan penelitian sederhana tentang
kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin
dan menyajikannya dalam bentuk laporan
tertulis.
4.5 Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa
Indonesia pada masa Orde Baru dan
menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis.
4.6 Melakukan penelitian sederhana tentang
kehidupan politik dan ekonomi bangsa
Indonesia pada masa awal Reformasi dan
menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis.
4.7 Menulis sejarah tentang peran pelajar,
mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam
perubahan politik dan ketatanegaraan
Indonesia.
4.8 Menyajikan hasil telaah tentang kontribusi
bangsa Indonesia dalam perdamaian dunia
diantaranya : ASEAN, Non Blok, dan Misi
Garuda serta menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis.
4.9 Membuat studi komparasi tentang ide dan
gagasan perubahan demokrasi Indonesia 1950
sampai dengan era Reformasi dalam bentuk laporan tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI