Post on 19-Jun-2015
LAMPIRAN IV : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 12 TAHUN 2007 TANGGAL : 12 MARET 2007
PANDUAN TEKNIS PENGOLAHAN DATA PROFIL DESA DAN
KELURAHAN
DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
DEPARTEMEN DALAM NEGERI 2009
Lampiran IV
2
BAB I PENGERTIAN
a. Profil Desa/Kelurahan adalah gambaran menyeluruh tentang
karakter Desa dan Kelurahan yang meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa dan kelurahan.
b. Penyusunan adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan dan publikasi data profil desa dan kelurahan yang meliputi data dasar keluarga, data potensi desa dan kelurahan serta tingkat perkembangan desa dan kelurahan.
c. Pendayagunaan adalah berbagai upaya memanfaatkan data dasar keluarga, data potensi desa dan kelurahan serta tingkat perkembangan desa dan kelurahan dalam sistem perencanaan dan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.
d. Pendataan adalah kegiatan pengumpulan fakta dan informasi melalui pengisian daftar isian data dasar keluarga, potensi desa dan kelurahan serta tingkat perkembangan desa dan kelurahan.
e. Pembangunan Desa dan Kelurahan adalah seluruh kegiatan pembangunan yang berlangsung di Desa dan Kelurahan yang dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong royong masyarakat.
f. Potensi Desa/Kelurahan adalah keseluruhan sumber daya yang dimiliki atau digunakan oleh Desa dan Kelurahan baik sumber daya alam, sumber daya manusia dan kelembagaan maupun prasarana dan sarana untuk mendukung percepatan kesejahteraan masyarakat.
g. Tingkat Perkembangan Desa/Kelurahan adalah status tertentu dari capaian hasil kegiatan pembangunan yang dapat mencerminkan tingkat kemajuan dan/atau keberhasilan masyarakat, pemerintahan Desa/Kelurahan serta pemerintahan daerah dalam melaksanakan pembangunan di Desa dan Kelurahan.
h. Desa/Kelurahan Cepat Berkembang adalah Jika perolehan total skor pengukuran mencapai lebih dari 90% dari total skor maksimal tingkat perkembangan desa dan kelurahan tahunan.
i. Desa/Kelurahan Berkembang adalah Jika perolehan total skor mencapai 60% sampai 90% dari total skor maksimal tingkat perkembangan desa dan kelurahan tahunan.
j. Desa/Kelurahan Lamban Berkembang adalah Jika perolehan total skor mencapai 30% sampai 60% dari total skor maksimal tingkat perkembangan desa dan kelurahan tahunan.
k. Desa/Kelurahan Kurang Berkembang adalah Jika perolehan total skor mencapai kurang dari 30% dari total skor maksimal tingkat perkembangan desa dan kelurahan tahunan.
l. Desa/Kelurahan Swasembada adalah jika nilai total skor yang diperoleh mencapai lebih dari 80% dari skor maksimal tingkat perkembangan lima tahunan.
m. Desa/Kelurahan Swakarya adalah jika nilai total skor yang diperoleh mencapai 60% sampai 80% dari skor maksimal tingkat perkembangan lima tahunan.
Lampiran IV
3
n. Desa/Kelurahan Swadaya adalah jika nilai total skor yang diperoleh mencapai kurang dari 60% dari skor maksimal tingkat perkembangan lima tahunan.
o. Kategori Mula adalah desa/kelurahan yang membutuhkan prioritas penanganan pada masalah pemenuhan kebutuhan dasar seperti ekonomi, pendidikan dan kesehatan.
p. Kategori Madya adalah desa/kelurahan yang membutuhkan prioritas penanganan pada masalah keamanan dan ketertiban, kesadaran politik dan kebangsaan, peranserta masyarakat dalam pembangunan dan kinerja lembaga kemasyarakatan.
q. Kategori Lanjut adalah desa/kelurahan yang membutuhkan prioritas penanganan masalah yang terkait dengan kinerja pemerintahan desa dan kelurahan serta pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan.
r. Desa/Kelurahan Miskin adalah desa/kelurahan yang potensi umumnya rendah, laju perkembangannya lamban dan kurang berkembang serta status perkembangannya berada pada tingkat swadaya dengan kategori mula, madya dan lanjut.
s. Data dasar keluarga adalah gambaran menyeluruh potensi dan perkembangan keluarga yang meliputi potensi sumber daya manusia, perkembangan kesehatan dan pendidikan, penguasaan aset ekonomi dan sosial keluarga, partisipasi anggota keluarga dalam proses pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta berbagai permasalahan kesejahteraan keluarga dan perkembangan keamanan dan ketertiban di lingkungannya.
t. Registrasi ibu dan anak tingkat dusun/lingkungan yang selanjutnya disebut RIAD adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan dan analisis serta publikasi dan pendayagunaan data perkembangan ibu dan anak di tingkat dusun dan lingkungan berdasarkan data dasar keluarga di setiap dusun dan lingkungan.
u. Tipologi Desa/Kelurahan adalah kondisi spesifik keunggulan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi kelembagaan serta potensi prasarana dan sarana dalam menentukan arah pengembangan dan pembinaan masyarakat berdasarkan karakteristik keunggulan komparatif dan kompetitif dari setiap desa dan kelurahan.
Lampiran IV
4
BAB II PROFIL DESA DAN KELURAHAN
Profil Desa dan Kelurahan adalah gambaran menyeluruh tentang karakter Desa dan Kelurahan yang meliputi data dasar keluarga, data potensi desa/kelurahan dan data tingkat perkembangan desa/kelurahan. Data dasar keluarga terdiri dari data potensi sosial ekonomi keluarga, kesehatan individua, kelompok dan lingkungan keluarga, data pendidikan, penguasaan aset ekonomi dan sosial budaya serta tingkat kesejahteraan keluarga dan perkembangan keamanan dan ketertiban keluarga. potensi desa dan kelurahan terdiri atas data potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana. A. DATA DASAR KELUARGA Data dasar keluarga berisikan gambaran menyeluruh potensi dan perkembangan keluarga yang meliputi: 1. potensi sumber daya manusia; 2. perkembangan kesehatan; 3. perkembangan pendidikan; 4. penguasaan aset ekonomi dan sosial keluarga; 5. partisipasi anggota keluarga dalam proses pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan; 6. berbagai permasalahan kesejahteraan keluarga; dan 7. perkembangan keamanan dan ketertiban di lingkungannya. Daftar isian data dasar keluarga yang diisi oleh kepala keluarga selanjutnya di dihimpun dan diolah oleh Pokja Profil Desa/Kelurahan di tingkat Desa/Kelurahan. Pokja melaksanakan kegiatan tabulasi dan rekapitulasi data dasar keluarga dari tingkat RT, RW, Dusun/Lingkungan sampai tingkat Desa/Kelurahan. Data hasil rekapitulasi selanjutnya dijadikan input dalam mengisi daftar isian registrasi ibu dan anak tingkat dusun/lingkungan (RIAD) untuk mendata perkembangan kualitas hidup ibu dan anak dan lingkungannya di setiap Dasawisma di RT, RW, Dusun/Lingkungan. Data yang dikumpulkan melalui instrumen pengumpulan data RIAD dimaksud selanjutnya diolah dengan menggunakan cara manual maupun program aplikasi RIAD. Output pengolahan data RIAD dijadikan input analisis situasi ibu dan anak tingkat dusun/lingkungan dan desa/kelurahan (ASIA) tingkat Desa/Kelurahan. Data hasil ASIA dimaksud selanjutnya menjadi input bagi formulasi kebijakan intervensi perbaikan kualitas hidup ibu dan anak mulai di tingkat dusun/lingkungan. Output RIAD dan ASIA adalah data profil keluarga dari aspek kependudukan dan KB, kesehatan, pendidikan, ekonomi/pendapatan, sosial dan budaya, peranserta dalam proses politik dan pembangunan, penguasaan aset produksi, sumber daya alam dan lingkungan, serta permasalahan kesejahteraan keluarga lainnya di setiap rumah tangga. Berdasarkan profil permasalahan kualitas manusia di tingkat keluarga dimaksud, pemerintah, dunia usaha dan masyarakat akan memanfaatkan data dasar keluarga dimaksud dalam proses pilihan alternatif intervensi kebijakan bagi perbaikan kualitas manusia Indonesia seluruhnya. Program Keluarga Siaga, Keluarga Harapan, Desa Siaga, serta berbagai program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat di tingkat keluarga, dusun/lingkungan bahkan sampai ke tingkat desa dan kelurahan diharapkan memanfaatkan data dari hasil olahan data dasar keluarga.
Lampiran IV
5
B. DATA POTENSI DESA DAN KELURAHAN Data potensi desa/kelurahan terdiri dari data potensi umum SDA, SDM, Prasarana dan Sarana serta Kelembagaan. Hubungan antara keempat variabel ini bersifat kausalitas. Sumber daya alam diciptakan Tuhan YME dan diserahkan pengelolaannya kepada Manusia sebagai puncak dari segala ciptaan untuk dikuasai, diolah, dimanfaatkan, dilindungi, dijaga, dikembangbiakkan dan dilestarikan serta dipertanggungjawabkan kembali kepada Pencipta, Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Output sinerjitas kausalitas SDM dan SDA tampak secara nyata dalam bentuk berbagai jenis prasarana dan sarana atau infrastruktur fisik dan non fisik. Prasarana dan sarana ini harus dijamin pelestariannya, pemenuhan nilai kemanfaatannya dan dilembagakan atau diinternalisasi dalam sistem sosial dan pranata lainnya sehingga tampak dalam bentuk kelembagaan atau institusi dalam segala dimensi kehidupan. Hal itu berarti interaksi kausalitas SDA dan SDM menghasilkan prasarana dan sarana yang nilai kemanfaatannya dilestarikan melalui sistem kelembagaan. Progresivitas interaksi kausalitas ini menghasilkan suatu potensi yang perlu dikelola dengan cermat agar mampu memberikan nilai aksiologis yang optimal bagi kesejahteraan manusia. Kumpulan data dimaksud dikelompokkan ke dalam Data Potensi Desa/Kelurahan. Dengan demikian, output dari interaksi antara SDM dan SDA berupa prasarana dan sarana serta kelembagaan merupakan ruang lingkup dan jenis data dari potensi desa/kelurahan. 1. RUANG LINGKUP DATA POTENSI DESA DAN KELURAHAN
Ruang lingkup data potensi Desa/Kelurahan terdiri dari 4 (empat) variabel yaitu:
(1) Potensi Sumber Daya Alam; (2) Potensi Sumber Daya Manusia; (3) Potensi Kelembagaan; (4) Potensi Prasarana dan Sarana.
POTENSI DESA/KELURAHAN
SUMBER DAYA
MANUSIA
SUMBER DAYA
KELEMBAGAAN
SUMBER DAYA ALAM
PRASARANADAN
SARANA
Lampiran IV
6
2. JENIS DATA POTENSI DESA/KELURAHAN
Ruang lingkup dan jenis data potensi desa dan kelurahan selengkapnya sebagaimana pada tabel berikut.
Tabel 1 : Ruang Lingkup dan Jenis Data Potensi Desa/Kelurahan No Potensi No Jenis Data A SUMBER DAYA ALAM 1 Potensi umum: batas dan luas
wilayah, iklim, jenis dan kesuburan tanah, orbitasi, bentangan wilayah dan letak;
2 Pertanian 3 Perkebunan 4 Kehutanan 5 Peternakan 6 Perikanan 7 Bahan galian/Pertambangan 8 Sumber daya air 9 Kualitas Lingkungan 10 Ruang Publik/Taman 11 Wisata
B SUMBER DAYA MANUSIA 1 Jumlah 2 Usia
3 Pendidikan 4 Mata Pencaharian Pokok 5 Agama dan aliran kepercayaan 6 Cacat Mental dan Fisik 7 Kewarganegaraan 8 Etnis/Suku Bangsa 9 Tenaga Kerja C KELEMBAGAAN 1 Lembaga pemerintahan desa/
kelurahan 2 Lembaga kemasyarakatan 3 Lembaga Sosial Kemasyarakatan 4 Organisasi profesi 5 Partai Politik 6 Lembaga Perekonomian 7 Lembaga Pendidikan 8 Lembaga Adat 9 Lembaga Keamanan/Ketertiban
D PRASARANA DAN SARANA 1 Transportasi 2 Informasi dan Komunikasi 3 Air bersih dan Sanitasi 4 Prasarana dan Kondisi Irigasi 5 Pemerintahan 6 Kemasyarakatan 7 Peribadatan 8 Olah raga
Lampiran IV
7
9 Kesehatan 10 Pendidikan 11 Energi dan Penerangan 12 Hiburan dan Wisata 13 Kebersihan
3. ANALISIS DATA POTENSI DESA/KELURAHAN
Data SDA, SDM, Prasarana dan Sarana serta Kelembagaan yang telah dikumpulkan Pokja Profil di tingkat desa dan kelurahan selanjutnya perlu diolah dan dianalisis oleh Tim Pengolahan Data Profil di tingkat Desa/Kelurahan dan tingkatan selanjutnya. Tujuan analisis data potensi Desa/Kelurahan dimaksudkan untuk mengetahui perubahan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, potensi kelembagaan dan potensi sarana dan prasarana yang dimiliki Desa/Kelurahan. Dari potensi tersebut, dapat diketahui potensi pengembangannya pada masa mendatang. Selain itu, analisis potensi Desa dan Kelurahan juga ditujukan untuk mengetahui faktor penghambat pengembangan yang dihadapi Desa dan Kelurahan, baik faktor penghambat penduduk, faktor penghambat kelembagaan, faktor penghambat prasarana dan sarana maupun faktor penghambat sumber daya alam. Dari data potensi Desa dan Kelurahan dapat diketahui atau dirumuskan beberapa hal, yaitu :
(1) Tingkatan Potensi Umum (2) Potensi pengembangan (3) Tipologi Desa/Kelurahan (4) Kendalakendala pengembangan desa/kelurahan
3.1. Analisis Potensi Umum
Analisis Potensi umum dimulai dengan klarifikasi dan verifikasi data sumber daya alam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana serta kelembagaan yang sudah dikumpulkan dalam daftar isian masingmasing. Data potensi yang valid dan reliabel itu selanjutnya diolah baik menggunakan program aplikasi maupun secara manual. Analisis data sumber daya alam didasarkan pada data potensi pertanian, potensi kehutanan, potensi lingkungan dan udara, potensi peternakan, potensi perkebunan, potensi bahan galian/pertambangan, potensi sumber daya air, potensi kelautan dan perikanan, potensi ruang publik/taman dan potensi wisata. Analisis Potensi Sumber Daya Manusia didasarkan pada data potensi jumlah penduduk dan jender, potensi umur dan jenis kelamin, potensi pendidikan dan mata pencaharian/pekerjaan, potensi agama, potensi keragaman etnis dan suku bangsa, tenaga kerja, dan jumlah penduduk menurut kecacatan. Analisis Potensi Kelembagaan didasarkan pada data potensi lembaga pemerintahan desa/kelurahan, lembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan, lembaga sosial kemasyarakatan, organisasi profesi partai politik, lembaga perekonomian, lembaga pendidikan dan lembaga Adat. Sedangkan Analisis Potensi Sarana dan Prasarana didasarkan pada perkembangan data potensi sarana dan prasarana transportasi, informasi dan komunikasi, prasarana air bersih dan sanitasi, prasarana dan kondisi irigasi, prasarana dan sarana pemerintahan, prasarana dan sarana lembaga kemasyarakatan, prasarana peribadatan, prasarana olah raga, prasarana dan sarana kesehatan, prasarana dan sarana pendidikan, prasarana dan sarana energi dan penerangan serta prasarana dan sarana hiburan dan wisata.
Lampiran IV
8
Setelah data dari setiap variabel diklarifikasi kebenarannya oleh Pokja, langkah selanjutnya adalah memberikan nilai atau skoring terhadap setiap jawaban terhadap daftar pertanyaan yang diisi oleh Tim Pengumpul tingkat desa/kelurahan. Jawaban terhadap setiap jenis data yang dipertanyakan dalam daftar isian data potensi desa/kelurahan selanjutnya diberikan skor standar nasional untuk mengukur tinggi rendahnya potensi yang diukur. Daftar skor bagi setiap pertanyaan sebagaimana pada tabel berikut.
Tabel 2
Skor Potensi Desa dan Kelurahan I. POTENSI SUMBER DAYA ALAM No POTENSI SDA Ukuran Skor A BATAS WILAYAH Bila belum ada penataan batas 0 Bila ada kesepakatan batas dalam
Perdes/Perda tentang batas desa/kel. 5
Bila belum ada peta tetapi batasnya jelas
8
Bila ada peta dan batasnya sudah jelas 10 B LUAS WILAYAH
1 Luas Pemukiman Bila, luas pemukiman mencapai Kurang dari 50 ha 2 50 – 100 ha 4 100 – 500 ha 6 500 – 1000 ha 8 Lebih dari 1000 ha 10
2 Luas Persawahan Bila, luas persawahan mencapai
Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10
3 Luas Perkebunan Bila, luas perkebunan mencapai
Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10
4 Luas Kuburan Bila, luas kuburan mencapai
Kurang dari 0,1 ha 2 0,1 – 1,0 ha 4 1,0 – 5,0 ha 6 5,0 – 10,0 ha 8 > 10,0 ha 10
5 Luas Pekarangan Bila, luas pekarangan mencapai
Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10
Lampiran IV
9
6 Luas Taman Bila, luas taman mencapai Kurang dari 0,1 ha 2 0,1 – 1,0 ha 4 1,0 – 3,0 ha 6 3,0 – 5,0 ha 8 > 5,0 ha 10
7 Perkantoran Bila, luas lahan perkantoran
Kurang dari 0,1 ha 2 0,1 – 1,0 ha 4 1,0 – 3,0 ha 6 3,0 – 5,0 ha 8 > 5,0 ha 10
8 Luas Prasarana umum
lainnya Bila, luas tanah mencapai
Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10
C
TANAH SAWAH
1 Luas Sawah Irigasi Teknis
Bila luas sawah irigasi teknis
Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10
2 Luas Sawah Irigasi ½
Teknis Bila luas sawah irigasi teknis
Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10
3 Luas Sawah Tadah
Hujan Bila luas sawah tadah hujan
Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10
4 Luas Sawah Pasang
Surut Bila luas sawah pasang surut
Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10
Lampiran IV
10
D TANAH KERING
1 Luas Tegal/Ladang Bila luas tegalan/ladang Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10
2 Luas Pemukiman Bila luas pemukiman
Kurang dari 50 ha 2 50 – 100 ha 4 100 – 500 ha 6 500 – 1000 ha 8 > 1000 ha 10
3 Luas Pekarangan Bila luas pekarangan Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10
E TANAH BASAH
1 Luas Tanah Rawa Bila luas tanah rawa Kurang dari 10 ha 8 10 – 50 ha 6
50 – 100 ha 4 100 – 500 ha 2 > 500 ha 1
2 Luas Pasang Surut Bila luas daerah pasang surut Kurang dari 10 ha 8 10 – 50 ha 6
50 – 100 ha 4 100 – 500 ha 2 > 500 ha 1
3 Luas Lahan Gambut Bila luas lahan gambut Kurang dari 10 ha 8
10 – 50 ha 6 50 – 100 ha 4 100 – 500 ha 2 > 500 ha 1
4 Luas Situ/Waduk/ Danau
Bila luas situ/waduk/danau
Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10
Lampiran IV
11
F TANAH PERKEBUNAN 1 Luas perkebunan rakyat Bila luas perkebunan rakyat Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 2 Luas perkebunan
negara Bila luas perkebunan negara
Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 3 Luas perkebunan
swasta Bila luas perkebunan swasta
Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 4 Luas perkebunan
perorangan Bila luas perkebunan perorangan
Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 G TANAH FASILITAS UMUM
1 Luas tanah kas desa/kelurahan
Bila luas tanah kas desa/kelurahan
Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 2 Luas Tanah Bengkok Bila luas tanah bengkok Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 3 Luas tanah titi sara Bila luas tanah titi sara Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10
Lampiran IV
12
4 Luas kebun desa Bila luas kebun desa Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 5 Luas sawah desa Bila luas sawah desa Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 6 Luas lapangan olahraga Bila luas lapangan olahraga Kurang dari 1 ha 8 1,0 – 5,0 ha 6 5,0 – 10,0 ha 4 10 – 15 ha 2 Lebih dari 15 ha 1 7 Luas Perkantoran
pemerintah Bila luas perkantoran pemerintah
Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 8 Luas ruang
publik/taman kota Bila luas ruang publik/taman
Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 9 Luas tempat
pemakaman umum Bila luas tempat pemakaman umum
Kurang dari 1 ha 8 1,0 – 5,0 ha 6 5,0 – 10,0 ha 4 10 – 15 ha 2 Lebih dari 15 ha 1 10 Luas tempat
pembuangan sampah Bila luas tempat pembuangan sampah.
Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 11 Luas tanah bangunan
sekolah/perguruan tinggi
Bila luas bangunan sekolah/ perguruan tinggi
Lampiran IV
13
Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 > 15 ha 10 12 Luas pertokohan Bila luas pertokohan Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 13 Luas fasilitas pasar Bila luas fasilitas pasar Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 14 Luas terminal Bila luas terminal Kurang dari 1 ha 8 1,0 – 5,0 ha 6 5,0 – 10,0 ha 4 10 – 15 ha 2 Lebih dari 15 ha 1 15 Luas tanah utk jalan Bila luas jalan Kurang dari 10 ha 8 10 – 50 ha 6 50 – 100 ha 4 100 – 500 ha 2 > 500 ha 1 16 Luas daerah tangkapan
air Bila luas daerah tangkapan air
Kurang dari 1 ha 8 1,0 – 5,0 ha 6 5,0 – 10,0 ha 4 10 – 15 ha 2 Lebih dari 15 ha 1 17 Luas usaha perikanan Bila luas lahan usaha perikanan Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 18 Luas lahan aliran listrik
tegangan tinggi Bila luas sutet/aliran listrik tegangan tinggi.
Kurang dari 1 ha 8 1,0 – 5,0 ha 6 5,0 – 10,0 ha 4 10 – 15 ha 2 > 15 ha 1
Lampiran IV
14
H TANAH HUTAN 1 Luas hutan lindung Bila luas hutan lindung Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 2 Luas hutan produksi Bila luas hutan produksi Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 3 Luas hutan produksi
tetap Bila luas hutan produksi tetap
Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 4 Luas hutan terbatas Bila luas hutan terbatas < 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 5 Luas hutan konservasi Bila luas hutan konservasi Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 6 Luas hutan adat Bila luas hutan adat Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 7 Luas hutan asli Bila luas hutan asli Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 8 Luas hutan sekunder Bila luas hutan sekunder Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6
Lampiran IV
15
100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 9 Luas hutan buatan Bila luas hutan buatan Kurang dari 10 ha 8 10 – 50 ha 6 50 – 100 ha 4 100 – 500 ha 2 > 500 ha 10 Luas hutan mangrove Bila luas hutan mangrove Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 11 Luas hutan suaka alam Bila luas hutan suaka alam Kurang dari 10 ha 8 10 – 50 ha 6 50 – 100 ha 4 100 – 500 ha 2 > 500 ha 12 Luas hutan suaka
margasatwa Bila luas hutan suaka margasatwa
Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 2 Luas hutan rakyat Bila luas hutan rakyat Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 I IKLIM
1 Curah hujan Bila kurang dari 1500 mm/tahun 1 1500 – 2500 mm/tahun 5 Lebih dari 2500 mm/tahun 1 2 Jumlah bulan hujan Bila ratarata curah hujan Kurang dari 2 bulan 2 2 – 4 bulan 5 4 – 6 bulan 8 > 6 bulan 3 3 Kelembaban Bila ratarata kelembaban Kurang dari 2 bulan 2 2 – 4 bulan 5 4 – 6 bulan 8 > 6 bulan 3
Lampiran IV
16
4 Suhu harian ratarata Bila suhu ratarata Kurang dari 10 0C 2 10 – 15 0C 4 15 – 20 0C 6 20 – 25 0C 8 25 – 30 0C 10 > 30 0C 2 J KESUBURAN TANAH 1 Warna tanah Bila warna tanah > 60 % Kuning 4 > 60 % Merah 6 > 60 % Abuabu 8 > 60 % Hitam 10 2 Tekstur tanah Bila tekstur tanah: Debuan 4 Pasiran 6 Lempungan 8 3 Tingkat Kemiringan
Tanah Bila kemiringan tanah antara 0 – 100 9
10 250 8 25 500 6 50 750 4 > 750 2 4 Lahan Kritis Bila luas lahan kritis Kurang dari 5% dari luas wilayah 8 5 – 15 % dari luas wilayah 6 15 – 30 % dari luas wilayah 4 30 – 45 % dari luas wilayah 2 > 45 % dari luas wilayah 1 5 Lahan Terlantar Bila luas lahan terlantar Kurang dari 5% dari luas wilayah 8 5 – 15 % dari luas wilayah 6 15 – 30 % dari luas wilayah 4 30 – 45 % dari luas wilayah 2 > 45 % dari luas wilayah 1 6 Tingkat erosi tanah Bila tidak pernah terjadi erosi 8 Terjadi erosi ringan 4 Terjadi erosi sedang 2 Terjadi erosi berat 0 K TOPOGRAFI
Luas Bentangan Wilayah 1 Bentangan dataran
rendah Bila terdapat
Kurang dari 10% dari luas wilayah 3 10 – 40% dari luas wilayah 5 40 – 70% dari luas wilayah 7 > 70% dari luas wilayah 9
Lampiran IV
17
2 Bentangan daerah berbukit bukit
Bila terdapat
Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 10 – 40% dari luas wilayah 7 40 – 70% dari luas wilayah 5 > 70% dari luas wilayah 2 3 Bentangan dataran
tinggi Bila terdapat
Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 10 – 40% dari luas wilayah 7 40 – 70% dari luas wilayah 5 > 70% dari luas wilayah 2 4 Bentangan wilayah
lereng Bila terdapat
Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 10 – 40% dari luas wilayah 7 40 – 70% dari luas wilayah 5 > 70% dari luas wilayah 2 5 Bentangan tepi pantai Bila terdapat Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 10 – 40% dari luas wilayah 7 40 – 70% dari luas wilayah 5 > 70% dari luas wilayah 2 6 Bentangan kawasan
rawa Bila terdapat bentangan rawa
Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 10 – 40% dari luas wilayah 7 40 – 70% dari luas wilayah 5 > 70% dari luas wilayah 2 7 Bentangan kawasan
gambut Bila terdapat bentangan lahan gambut
Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 10 – 40% dari luas wilayah 7 40 – 70% dari luas wilayah 5 > 70% dari luas wilayah 2 8 Bentangan aliran
sungai Bila desa/kelurahan berada dalam
Kurang dari 10% dari luas bentangan sungai
9
10 – 40% dari luas bentangan sungai 7 40 – 70% dari luas bentangan sungai 5 > 70% dari luas bentangan sungai 3 9 Bantaran sungai Bila desa / kelurahan berada di < 10% dari daerah bantaran sungai 9 10 – 40% dari daerah bantaran sungai 7 40 – 70% dari daerah bantaran sungai 5 > 70% dari daerah bantaran sungai 2
Lampiran IV
18
L LETAK Bila letak wilayah desa/kelurahan Bukan di kawasan DAS, Bantara
Sungai, rawan banjir, potensial tsunami dan rawan jalur gempa bumi & kawasan rawan gunung berapi
10
Di kawasan DAS, Bantara Sungai , rawan banjir, potensial tsunami, rawan jalur gempa bumi & kawasan rawan gunung berapi
5
M ORBITASI 1 Jarak ke ibu kota
kecamatan Bila, lama tempuh ke ibukota kecamatan lebih dari 3 jam
2
2 – 3 jam 4 1 – 2 jam 6 Kurang dari 1 jam 8 Bila kendaraan umum ke ibu kota ada
tapi terbatas 5
Bila kendaraan umum tidak ada 0 2 Jarak ke ibu kota
Kabupaten/kota Bila, lama tempuh ke ibukota lebih dari 6 jam
2
3 – 6 jam 4 1 – 3 jam 6 Kurang dari 1 jam 8 Bila kendaraan umum ke ibu kota ada
tapi terbatas 5
Bila kendaraan umum tidak ada 0 3 Jarak ke ibu kota
provinsi Bila, lama tempuh ke ibukota lebih dari 12 jam
2
6 – 12 jam 4 4 – 6 jam 6 2 – 4 jam 7 1 – 2 jam 8 Kurang dari 1 jam 9 Bila kendaraan umum ke ibu kota ada
tapi terbatas 3
Bila kendaraan umum banyak tersedia 5 Bila kendaraan umum tidak ada 0 N PERTANIAN N1 Tanaman Pangan 1 Kepemilikan Lahan Pertanian tanaman pangan a Memiliki lahan pertanian
kurang dari 50 ha Bila jumlah keluarga mencapai
< 10 % dari jumlah total keluarga 2 10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4 40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6 > 80 % dari jumlah total keluarga 8 b Memiliki lahan pertanian
lebih dari 50 ha Bila jumlah keluarga mencapai
< 10 % dari jumlah total keluarga 2 10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4 40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6 > 80 % dari jumlah total keluarga 8
Lampiran IV
19
c Tidak memiliki lahan pertanian
Bila jumlah keluarga mencapai < 10 % dari jumlah total keluarga 2 10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4 40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6 > 80 % dari jumlah total keluarga 8 2 Produktivitas tanaman pangan a Jenis tanaman pangan Bila kurang dari 10 jenis 1 Antara 10 – 20 jenis 5 20 – 30 jenis 7 Lebih dari 30 jenis 10 b Luas tanaman pangan Bila luas tanaman kurang dari 10 ha 2 1050 ha 4 50100 ha 6 100500 ha 8 5001000 ha 9 > 1000 ha 10 c Total Produksi Tanaman
pangan Bila tidak ada
Bila kurang dari 100 ton 4 100 – 500 ton 6 500 – 1000 ton 8 1000 – 10000 ton 9 > 10.000 ton 10 N2 Kepemilikan lahan untuk buahbuahan yang dibudidayakan 1 Memiliki lahan untuk
tanaman buahbuahan kurang dari 10 ha
Bila jumlah keluarga mencapai < 10 % dari jumlah total keluarga 2 10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4 40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6 > 80 % dari jumlah total keluarga 8 2 Memiliki lahan tanaman
buahbuahan lebih dari 10 ha
Bila jumlah keluarga mencapai < 10 % dari jumlah total keluarga 2
10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4 40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6 > 80 % dari jumlah total keluarga 8 3 Tidak memiliki lahan
tanaman buahbuahan Bila jumlah keluarga mencapai
< 10 % dari jumlah total keluarga 8 10 – 40 % dari jumlah total keluarga 6 40 – 80 % dari jumlah total keluarga 4 > 80 % dari jumlah total keluarga 2 4 Jenis tanaman buah
buahan Bila kurang dari 10 jenis 1
Antara 10 – 20 jenis 5 20 – 30 jenis 7 Lebih dari 30 jenis 10
Lampiran IV
20
5 Luas tanaman buahbuahan
Bila luas tanaman kurang dari 10 ha 2
1050 ha 4 50100 ha 6 100500 ha 8 5001000 ha 9 > 1000 ha 10 6 Total Produksi buah
buahan Bila tidak ada 2
Bila kurang dari 100 ton 4 100 – 500 ton 6 500 – 1000 ton 8 1000 – 10000 ton 9 > 10.000 ton 10 7 Mekanisme Pemasaran
Tanaman Pangan dan Buahbuahan
Bila 75% dijual langsung ke konsumen 3
Bila dijual ke pasar 4 Bila dijual melalui KUD 7 Bila melalui tengkulak 1 Bila melalui pengecer 3 Bila dijual ke lumbung desa/kel 8 Bila tidak dijual 6 N3 TANAMAN APOTIK HIDUP DAN OBAT KELUARGA 1 Jenis tanaman obat
obatan Bila kurang dari 10 jenis 1
Antara 10 – 20 jenis 5 20 – 30 jenis 7 Lebih dari 30 jenis 10 2 Luas tanaman obat
obatan Bila luas tanaman kurang dari 0,01 ha 2
0,01 – 0,05 ha 4 0,05 – 0,1ha 6 0,1 – 1,0 ha 8 >1,0 ha 10 3 Total Produksi tanaman
obatobatan Bila tidak ada 0
Bila kurang dari 1 ton 2 1,0 – 1,5 ton 6 1,5 – 2,5 ton 8 2,5 – 5 ton 9 > 5 ton 10 4 Mekanisme Pemasaran
Tanaman obatobatan Bila dijual langsung ke konsumen 7
Bila dijual ke pasar 4 Bila dijual melalui Koperasi 5 Bila melalui tengkulak 3 Bila melalui pengecer 2 Bila dijual ke lumbung desa/kelurahan 8 Bila tidak dijual 6
Lampiran IV
21
O PERKEBUNAN O1 Pemilikan lahan perkebunan 1 Keluarga yang memiliki
lahan perkebunan <5 ha Bila jumlah keluarga mencapai
<10% dari total jumlah keluarga 2 10 – 20 % dari total jumlah keluarga 4 20 – 40 % 6 40 – 60 % 8 >60% 10 2 Keluarga yang tidak
memiliki lahan perkebunan
Bila jumlah keluarga mencapai
<10% dari total jumlah keluarga 2 10 – 20 % dari total jumlah keluarga 4 20 – 40 % 6 40 – 60 % 8 > 60% 10 3 Keluarga yang memiliki
lahan perkebunan 5,0 – 50,0 ha
Bila jumlah keluarga mencapai
<10% dari total jumlah keluarga 2 10 – 20 % dari total jumlah keluarga 4 20 – 40 % 6 40 – 60 % 8 >60% 10 4 Keluarga yang memiliki
lahan perkebunan >50ha Bila jumlah keluarga mencapai
<10% dari total jumlah keluarga 2 10 – 20 % dari total jumlah keluarga 4 20 – 40 % 6 40 – 60 % 8 >60% 10 5 Kepemilikan usaha
perkebunan oleh negara Bila mencapai
<10% dari total luas lahan usaha 3 10 – 20 % dari total luas lahan usaha 4 20 – 40 % dari total luas lahan usaha 5 40 – 60 % dari total luas lahan usaha 6 >60% dari total luas lahan usaha 7 O2 Luas dan hasil perkebunan menurut jenis komoditas 1 Jenis komoditas
tanaman perkebunan Bila kurang dari 10 jenis 3
Antara 10 – 20 jenis 5 20 – 30 jenis 7 Lebih dari 30 jenis 9 2 Luas tanaman komoditas
perkebunan Bila luas tanaman kurang dari 10 ha 4
1050 ha 5 50100 ha 6 100500 ha 7 5001000 ha 8 > 1000 ha 9
Lampiran IV
22
3 Total Produksi tanaman perkebunan
Bila tidak ada 0
Bila kurang dari 1.000 ton 2 1,000,0 – 5,000 ton 4 5,000 – 10,000 ton 6 10. 000 – 50000 ton 8 > 50. 000 ton 10 4 Mekanisme Pemasaran
hasil perkebunan Bila 75% dijual langsung ke konsumen 7
Bila 75% dijual ke pasar 4 Bila 75% dijual melalui Koperasi 5 Bila 75% melalui tengkulak 3 Bila 75% melalui pengecer 2 Bila dijual ke lumbung desa/kel 8 Bila tidak dijual 6 P KEHUTANAN P1 Luas lahan kehutanan menurut kepemilikan 1 Milik negara Bila negara mempunyai lahan < 10% luas lahan 2 10 – 40 % luas lahan 3 40 – 60 % luas lahan 4 60 – 80 % luas lahan rakyat 6 > 80 % luas lahan 8 2 Milik adat/ulayat Bila hak ulayat mempunyai lahan < 10% luas lahan 3 10 – 40 % luas lahan 4 40 – 60 % luas lahan 8 60 – 80 % luas lahan 5 > 80 % luas lahan 2 3 Perhutani/Instansi
sektoral Bila Perhutani mempunyai lahan
< 10% luas lahan 2 10 – 40 % luas lahan 3 40 – 60 % luas lahan 4 60 – 80 % luas lahan 6 > 80 % luas lahan 8 4 Milik masyarakat
perorangan Bila perorangan mempunyai lahan
< 10% luas lahan 8 10 – 40 % luas lahan 6 40 – 60 % luas lahan 4 60 – 80 % luas lahan 3 > 80 % luas lahan 2 P2 Jenis dan produksi kehutanan 1 Jenis komoditas hasil
kehutanan Bila kurang dari 10 jenis 2
Antara 10 – 20 jenis 4 20 – 30 jenis 6 Lebih dari 30 jenis 8 2 Luas tanaman komoditas
kehutanan Bila luas tanaman produksi kehutanan kurang dari 100 ha
2
100500 ha 3
Lampiran IV
23
5001000 ha 5 10005000 ha 6 500010000 ha 7 10000 – 100000 ha 8 > 100000 ha 10 3 Total nilai produksi
kehutanan Bila tidak ada 0
Bila kurang dari 1.000 ton 2 1,000,0 – 10,000 ton 4 10000 – 50000 ton 6 50000 – 100000 ton 8 > 100000 ton 10 4 Mekanisme Pemasaran
hasil perkebunan Bila 75% dijual langsung ke konsumen 7
Bila 75% dijual ke pasar 4 Bila 75% dijual melalui Koperasi 5 Bila 75% melalui tengkulak 3 Bila 75% melalui pengecer 2 Bila dijual ke lumbung desa/kel 8 Bila tidak dijual 6 P3 Kondisi Hutan 1 Hutan Bakau/mangrove Bila kondisi hutan bakau < 10% rusak 4 10 – 40 % rusak 3 40 – 60 % rusak 2 60 – 80 % rusak 1 > 80 % rusak 0 2 Hutan Produksi Bila kondisi hutan produksi < 10% rusak 4 10 – 40 % rusak 3 40 – 60 % rusak 2 60 – 80 % rusak 1 > 80 % rusak 0 3 Hutan lindung Bila kondisi hutan lindung < 10% rusak 4 10 – 40 % rusak 3 40 – 60 % rusak 2 60 – 80 % rusak 1 > 80 % rusak 0 4 Hutan margasatwa Bila kondisi hutan margasatwa < 10% rusak 4 10 – 40 % rusak 3 40 – 60 % rusak 2 60 – 80 % rusak 1 > 80 % rusak 0 5 Hutan suaka alam Bila kondisi hutan suaka alam < 10% rusak 4 10 – 40 % rusak 3 40 – 60 % rusak 2 60 – 80 % rusak 1
Lampiran IV
24
> 80 % rusak 0 6 Hutan lainnya Bila kondisi hutan .................. < 10% rusak 4 10 – 40 % rusak 3 40 – 60 % rusak 2 60 – 80 % rusak 1 > 80 % rusak 0 7 Hutan ....................... Bila kondisi hutan .................. < 10% rusak 4 10 – 40 % rusak 3 40 – 60 % rusak 2 60 – 80 % rusak 1 > 80 % rusak 0 P4 Dampak yang timbul dari Pengolahan Hutan 1 Pencemaran Udara Bila ada pencemaran udara 0 Bila tidak ada pencemaran udara 10 2 Pencemaran Air Bila ada pencemaran air 0 Bila tidak ada pencemaran air 10 3 Longsor/erosi/abrasi Bila ada longsor/erosi/abrasi 0 Bila tidak ada 10 4 Bising Bila ada kebisingan 0 Bila tidak ada kebisingan 10 5 Kerusakan Biota Bila ada kerusakan biota
laut/sungai/danau/situ/waduk 0
Bila tidak ada 10 6 Kemusnahan Flora Bila ada kemusnahan flora 0 Bila tidak ada 10 7 Hilangnya sumber mata
air Bila terjadi hilangnya sumber mata air 0
Bila tidak ada 10 8 Kebakaran hutan Bila ada kebakaran hutan 0 Bila tidak ada kebakaran hutan 10 9 Terjadi kekeringan air Bila terjadi kekeringan sumber mata air 0 Bila tidak ada 10 10 Berubahnya fungsi hutan Bila ada perubahan fungsi hutan 0 Bila tidak ada 10 11 Terjadi lahan kritis Bila ada lahan kritis 0 Bila tidak ada 10 12 Hilangnya daerah
tangkapan air. Bila hilangnya daerah tangkapan/ resapan air
0
Bila tidak ada 10
Lampiran IV
25
13 Musnahnya habitat Binatang Hutan
Bila ada pemusnahan habitat binatang hutan
0
Bila tidak ada 10 P5 Mekanisme Pemasaran Hasil Hutan 1 Dijual langsung ke
konsumen Bila 75% dijual langsung ke konsumen 7
Bila 75% dijual ke pasar 4 Bila 75% dijual melalui Koperasi 5 Bila 75% melalui tengkulak 3 Bila 75% melalui pengecer 2 Bila dijual ke lumbung desa/kel 8 Bila tidak dijual 6 Q PETERNAKAN Q1 Kepemilikan dan Populasi ternak 1 Sapi a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 100 ekor 1 100 – 500 ekor 2 500 – 1000 ekor 3 1000 – 5000 ekor 4 Lebih dari 5000 ekor 5 2 Babi a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 500 ekor 1 500 – 1000 ekor 2 1000 – 5000 ekor 3 5000 – 10000 ekor 4 Lebih dari 10000 ekor 5 3 Kerbau a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
Lampiran IV
26
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 100 ekor 1 100 – 500 ekor 2 500 – 1000 ekor 3 1000 – 5000 ekor 4 Lebih dari 5000 ekor 5 4 Ayam Kampung a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 1000 ekor 1 1000 – 5000 ekor 2 5000 – 10000 ekor 3 10000 – 50000 ekor 4 Lebih dari 50000 ekor 5 5 Ayam Boiler a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 5000 ekor 1 5000 – 10000 ekor 2 10000 – 50000 ekor 3 50000 – 100000 ekor 4 Lebih dari 100000 ekor 5 6 Domba a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 100 ekor 1 100 – 500 ekor 2
Lampiran IV
27
500 – 1000 ekor 3 1000 – 5000 ekor 4 Lebih dari 5000 ekor 5 7 Bebek a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 500 ekor 1 500 – 1000 ekor 2 1000 – 5000 ekor 3 5000 – 10000 ekor 4 Lebih dari 10000 ekor 5 8 Kuda a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 100 ekor 1 100 – 500 ekor 2 500 – 1000 ekor 3 1000 – 5000 ekor 4 Lebih dari 5000 ekor 5 9 Kambing a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 500 ekor 1 500 – 1000 ekor 2 1000 – 5000 ekor 3 5000 – 10000 ekor 4 Lebih dari 10000 ekor 5 10 Domba a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1
Lampiran IV
28
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 500 ekor 1 500 – 1000 ekor 2 1000 – 5000 ekor 3 5000 – 10000 ekor 4 Lebih dari 10000 ekor 5 11 Angsa a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 500 ekor 1 500 – 1000 ekor 2 1000 – 5000 ekor 3 5000 – 10000 ekor 4 Lebih dari 10000 ekor 5 12 Burung Puyuh a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 500 ekor 1 500 – 1000 ekor 2 1000 – 5000 ekor 3 5000 – 10000 ekor 4 Lebih dari 10000 ekor 5 13 Kelinci a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0
Lampiran IV
29
Kurang dari 100 ekor 1 100 – 500 ekor 2 500 – 1000 ekor 3 1000 – 5000 ekor 4 Lebih dari 5000 ekor 5 14 Burung Walet a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 1000 ekor 1 1000 – 5000 ekor 2 5000 – 7500 ekor 3 7500 – 10000 ekor 4 Lebih dari 10000 ekor 5 15 Kucing a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 100 ekor 1 100 – 500 ekor 2 500 – 1000 ekor 3 1000 – 5000 ekor 4 Lebih dari 5000 ekor 5 16 Ular Kobra a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 5 <10% dari total jumlah penduduk 4 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1 >60% dari total jumlah penduduk 0 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 10 ekor 2 10 – 50 ekor 3 50 – 100 ekor 4 100 – 500 ekor 5 Lebih dari 500 ekor 6 17 Ular Piton a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Lampiran IV
30
Tidak ada 5 <10% dari total jumlah penduduk 4 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1 >60% dari total jumlah penduduk 0 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 10 ekor 2 10 – 50 ekor 3 50 – 100 ekor 4 100 – 500 ekor 5 Lebih dari 500 ekor 6 18 Burung Cendrawasih a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 5 <10% dari total jumlah penduduk 4 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1 >60% dari total jumlah penduduk 0 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 10 ekor 2 10 – 50 ekor 3 50 – 100 ekor 4 100 – 500 ekor 5 Lebih dari 500 ekor 6 19 Burung Beo a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 5 <10% dari total jumlah penduduk 4 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1 >60% dari total jumlah penduduk 0 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 10 ekor 2 10 – 50 ekor 3 50 – 100 ekor 4 100 – 500 ekor 5 Lebih dari 500 ekor 6 20 Buaya a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 5 <10% dari total jumlah penduduk 4 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1 >60% dari total jumlah penduduk 0
Lampiran IV
31
b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 10 ekor 2 10 – 50 ekor 3 50 – 100 ekor 4 100 – 500 ekor 5 Lebih dari 500 ekor 6 21 Hewan Ternak Lainnya a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 2 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 4 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 5 >60% dari total jumlah penduduk 6 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 1000 ekor 2 1000 – 5000 ekor 4 5000 – 10000 ekor 6 10000 – 50000 ekor 8 Lebih dari 50000 ekor 10 Q2 Produksi Peternakan 1 Susu Bila total produksi Tidak ada 0 < 100 ton 2 100 500 ton 4 500 – 1000 ton 6 1000 – 10000 ton 8 >10000 ton 10 2 Kulit Bila total produksi Tidak ada 0 < 1000 ton 2 1000 5000 ton 4 5000 – 10000 ton 6 10000 – 50000 ton 8 >50000 ton 10 3 Telur Bila total produksi Tidak ada 0 < 1000 ton 2 1000 5000 ton 4 5000 – 10000 ton 6 10000 – 50000 ton 8 >50000 ton 10 4 Daging Bila total produksi Tidak ada 0 < 100 ton 2 100 500 ton 4 500 – 1000 ton 6
Lampiran IV
32
1000 – 10000 ton 8 >10000 ton 10 5 Madu Bila total produksi Tidak ada 0 < 10 ton 2 10 100 ton 4 100 – 500 ton 6 500 – 1000 ton 8 >1000 ton 10 6 Bulu Bila total produksi Tidak ada 0 < 10 ton 2 10 100 ton 4 100 – 500 ton 6 500 – 1000 ton 8 >1000 ton 10 7 Air liur burung walet Bila total produksi Tidak ada 0 < 100 ton 2 100 500 ton 4 500 – 1000 ton 6 1000 – 10000 ton 8 >10000 ton 10 8 Minyak Bila total produksi Tidak ada 0 < 100 ton 2 100 500 ton 4 500 – 1000 ton 6 1000 – 10000 ton 8 >10000 ton 10 9 Hiasan / Lukisan Bila total produksi Tidak ada 0 <10 unit 2 10 – 50 unit 4 50 – 100 unit 6 100 – 500 unit 8 500 – 1000 unit 10 <1000 unit 10 Cindermata Bila total produksi Tidak ada 0 < 100 unit 2 100 500 unit 4 500 – 1000 unit 6 1000 – 10000 unit 8 >10000 unit 10 Q3 Ketersediaan Hijauan Pakan Ternak 1 Luas tanaman pakan Bila terdapat
Lampiran IV
33
ternak Tidak ada 0 < 100 ha 2 100 – 500 ha 4 500 – 1000 ha 6 1000 – 5000 ha 8 >5000 ha 10 2 Produksi hijauan untuk
makanan ternak Bila hijauan makanan yang dihasilkan sebanyak
< 100 ton 2 100 – 500 ton 4 500 – 1000 ton 6 1000 – 5000 ton 8 > 5000 ton 10 3 Luas lahan gembalaan Bila terdapat Tidak ada 0 <1000 ha 2 1000 5000 ha 4 5000 – 10000 ha 6 10000 – 50000 ha 8 50000 100000 ha 9 >100000 ha 10 4 Dipasok dari luar desa /
kelurahan Bila terdapat
Tidak ada 3 < 100 ton 4 100 – 500 ton 5 500 – 1000 ton 6 1000 – 5000 ton 7 > 5000 ton 8 5 Disubsidi pemerintah Bila terdapat Tiak ada 1 < 100 ton 2 100 – 500 ton 3 500 – 1000 ton 4 1000 – 5000 ton 5 > 5000 ton 6 Q4 Pemilik usaha pengolahan hasil ternak 1 Dendeng Bila terdapat Tidak ada 0 < 10 % jumlah penduduk 2 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 2 Abon Bila terdapat Tidak ada 0 < 10 % jumlah penduduk 2
Lampiran IV
34
10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 3 Penyamakan kulit Bila terdapat Tidak ada 0 < 10 % jumlah penduduk 2 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 4 Madu lebah Bila terdapat Tidak ada 0 < 10 % jumlah penduduk 2 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 5 Biogas Bila terdapat Tidak ada 0 < 10 % jumlah penduduk 2 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 6 Telur asin Bila terdapat Tidak ada 0 < 10 % jumlah penduduk 2 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 7 Kerupuk kulit Bila terdapat Tidak ada 0 < 10 % jumlah penduduk 2 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 8 Penyamakan kulit Bila terdapat Tidak ada 0 < 10 % jumlah penduduk 2 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 9 Kerajinan tangan Bila perkembangan pengrajin Tidak ada 0
Lampiran IV
35
< 10 % dari jumlah penduduk 2 10 – 40% dari jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 10 Usaha pengolahan hasil
peternakan lainnya Apabila perkembangan kepemilikan usaha pengolahan
Tidak ada 0 < 10 % dari jumlah penduduk 2 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 Q5 Ketersediaan lahan pemeliharaan ternak/padang gembalaan 1 Milik masyarakat umum Bila potensi ketersediaan Tidak ada 0 <1000 ha 2 1000 5000 ha 3 5000 – 10000 ha 4 10000 – 50000 ha 5 50000 – 100000 ha 6 >50000 ha 7 2 Milik perusahaan
peternakan Bila terdapat
Tidak ada 0 <1000 ha 4 1000 5000 ha 6 5000 – 10000 ha 8 10000 – 50000 ha 9 >50000 ha 10 3 Milik perorangan Bila terdapat Tidak ada 0 <1000 ha 4 1000 5000 ha 6 5000 – 10000 ha 8 10000 – 50000 ha 9 >50000 ha 10 4 Sewa pakai Bila terdapat Tidak ada 0 <1000 ha 4 1000 5000 ha 6 5000 – 10000 ha 8 10000 – 50000 ha 9 >50000 ha 10 5 Milik pemerintah Bila terdapat Tidak ada 2 <1000 ha 4 1000 5000 ha 6 5000 – 10000 ha 8
Lampiran IV
36
10000 – 50000 ha 10 >50000 ha 6 Milik Masyarakat adat Bila terdapat Tidak ada 0 <1000 ha 2 1000 5000 ha 4 5000 – 10000 ha 5 10000 – 50000 ha 50000 100000 ha 7 >100000 ha 8 R PERIKANAN R1 Jenis dan alat produksi budi daya ikan laut, payau & air tawar 1 Jenis alat produksi Bila jumlah alat produksi Tidak ada 0 1 – 3 jenis 2 3 – 6 jenis 4 6 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 36 jenis 8 2 Jenis Ikan tangkapan
dan panenan Bila jumlah total jenis ikan
Tidak ada 0 Kurang dari 10 jenis 2 10 – 20 jenis 4 20 – 30 jenis 6 30 – 50 jenis 8 Lebih dari 50 jenis 8 3 Produksi Perikanan Bila Tidak ada 0 Kurang dari 10 ton 2 10 – 50 ton 4 50 – 100 ton 6 100 – 500 ton 8 500 – 1000 ton 9 Lebih dari 1000 ton 10 4 Pemasaran Hasil Bila 75% dijual langsung ke konsumen 7 Bila 75% dijual ke pasar 8 Bila 75% dijual melalui Koperasi 6 Bila 75% melalui tengkulak 2 Bila 75% melalui pelelangan ikan 9 Bila dijual ke lumbung desa/kel 5 Bila tidak dijual 4 S BAHAN GALIAN S1 Jenis dan deposit bahan galian 1 Jenis bahan galian Bila jumlah jenis bahan tambang/galian Tidak ada 0 Kurang dari 5 jenis 4 5 – 10 jenis 5 10 – 20 jenis 6 20 – 40 jenis 7
Lampiran IV
37
Lebih dari 40 jenis 8 2 Produksi bahan
tambang/galian Bila jumlah total ratarata potensi produksi bahan tambang/galian
Tidak ada 0 Kecil 4 Sedang 6 Besar 8 S2 Kepemilikan dan
pengelolaan Bila pemilik dan pengelola bahan tambang
a Pemerintah Tidak ada 0 Kurang dari 10 % 2 10 – 25% 3 25 – 50 % 4 50 – 75% 5 75100% 7 b Swasta Tidak ada 0 Kurang dari 10 % 2 10 – 25% 3 25 – 50 % 4 50 – 75% 5 75100% 7 c Perorangan Tidak ada 0 Kurang dari 10 % 2 10 – 25% 3 25 – 50 % 4 50 – 75% 5 75 – 100% 7 d Masyarakat adat Tidak ada 0 Kurang dari 10 % 2 10 – 25% 3 25 – 50 % 4 50 – 75% 5 75 – 100% 7 S3 Pemasaran Hasil Tambang/Galian Bila 75% dijual langsung ke konsumen 3 Bila 75% dijual ke pasar 4 Bila 75% dijual melalui Koperasi 6 Bila 75% melalui tengkulak 2 Bila dijual ke lumbung desa/kel 7 Bila tidak dijual 1 T SUMBER DAYA AIR T1 Potensi air dan Sumber Daya air 1 Jenis potensi Bila total jumlah jenis potensi Tidak ada 0 1 – 2 jenis 2 2 – 4 jenis 4
Lampiran IV
38
4 – 7 jenis 6 7 – 10 jenis 8 Lebih dari 10 jenis 10 2 Debit dan volume air Bila debit/volume/kapasitas Kecil 5 Sedang 6 Besar 8 3 Sumber air bersih Jumlah jenis sumber air Bila total jumlah jenis sumber Tidak ada 0 1 – 2 jenis 2 2 – 4 jenis 4 4 – 7 jenis 6 7 – 10 jenis 8 Lebih dari 10 jenis 10 T2 Pemanfaat sumber air Bila jumlah KK pemanfaat 1 Mata air Tidak ada 7 < 10 % dari jumlah KK 5 10 – 40 % 4 40 – 60 % 3 60 – 80 % 2 80 – 100% 1 2 Sumur Gali Tidak ada 7 < 10 % dari jumlah KK 5 10 – 40 % 4 40 – 60 % 3 60 – 80 % 2 80 – 100% 1 3 Sumur pompa Tidak ada 7 < 10 % dari jumlah KK 5 10 – 40 % 4 40 – 60 % 3 60 – 80 % 2 80 – 100% 1 4 Hidran umum Tidak ada 0 < 10 % dari jumlah KK 2 10 – 40 % 4 40 – 60 % 6 60 – 80 % 8 80 – 100% 9 5 PAM Tidak ada 0 < 10 % dari jumlah KK 2 10 – 40 % 4 40 – 60 % 6 60 – 80 % 8 80 – 100% 9
Lampiran IV
39
5 Pipa Tidak ada 0 < 10 % dari jumlah KK 2 10 – 40 % 4 40 – 60 % 6 60 – 80 % 8 80 – 100% 9 6 Sungai Tidak ada 10 < 10 % dari jumlah KK 8 10 – 40 % 6 40 – 60 % 4 60 – 80 % 3 80 – 100% 2 7 Embung Tidak ada 10 < 10 % dari jumlah KK 8 10 – 40 % 6 40 – 60 % 4 60 – 80 % 3 80 – 100% 2 8 Bak penampung air
hujan Tidak ada 10
< 10 % dari jumlah KK 8 10 – 40 % 6 40 – 60 % 4 60 – 80 % 3 80 – 100% 2 9 Beli tangki swasta Tidak ada 1 < 10 % dari jumlah KK 2 10 – 40 % 4 40 – 60 % 6 60 – 80 % 8 80 – 100% 10 10 Depot isi ulang Tidak ada 1 < 10 % dari jumlah KK 2 10 – 40 % 4 40 – 60 % 6 60 – 80 % 8 80 – 100% 10 11 Sumber lain Tidak ada 1 < 10 % dari jumlah KK 2 10 – 40 % 3 40 – 60 % 4 60 – 80 % 5 80 – 100% 6 T3 Kondisi sumber air
bersih Bila kondisi sumber air bersih
1 Mata air Baik 10 Rusak 0
Lampiran IV
40
2 Sumur Gali Baik 10 Rusak 0 3 Sumur pompa Baik 10 Rusak 0 4 Hidran umum Baik 10 Rusak 0 5 PAM Baik 10 Rusak 0 6 Pipa Baik 10 Rusak 0 7 Sungai Baik 10 Rusak 0 8 Embung Baik 10 Rusak 0 9 Bak penampung air
hujan Baik 10
Rusak 0 10 Beli tangki swasta Baik 10 Rusak 0 11 Depot isi ulang Baik 10 Rusak 0 12 Sumber lain Baik 10 Rusak 0 T4 Kualitas air minum Bila kualitas air minum dari sumber 1 Mata air Berbau 0 Berwarna 0 Berasa 0 Baik 10 2 Sumur gali Berbau 0 Berwarna 0 Berasa 0 Baik 10 3 Sumur pompa Berbau 0 Berwarna 0 Berasa 0 Baik 10 4 Hidran umum Berbau 0 Berwarna 1 Berasa 2 Baik 10
Lampiran IV
41
5 PAM Berbau 0 Berwarna 0 Berasa 0 Baik 10 6 Pipa Berbau 0 Berwarna 0 Berasa 0 Baik 10 7 Sungai Tercemar 0 Pendangkalan 0 Baik 0 10 8 Bak penampung air
hujan Berbau 0
Berwarna 0 Berasa 0 Baik 10 9 Tangki swasta Berbau 0 Berwarna 0 Berasa 0 Baik 10 10 Depot isi ulang Berbau 0 Berwarna 0 Berasa 0 Baik 10 T5 Kondisi Sungai Tercemar 0 Pendangkalan/pengendapan lumpur 1 Keruh 1 Jernih/tidak tercemar/memenuhi baku
mutu air sungai 10
Berkurangnya biota sungai 1 Kering 1 T6 Pemanfaatan Rawa Tidak dimanfaatkan 1 Usaha perikanan 5 Air minum 3 Cuci dan mandi 4 Irigasi 6 Buang air besar 0 Tanaman Sayuran/buahbuahan 2 Budi daya mangrove/sejenis 7 T7 Pemanfaatan dan kondisi danau/waduk/situ a Pemanfaatan 1 Perikanan Tidak 1 Usaha perikanan 5
Lampiran IV
42
2 Air minum/air baku Tidak 1 Air minum 5 3 Cuci dan mandi Tidak 1 Cuci dan mandi 2 4 Irigasi Tidak 1 Usaha irigasi 5 5 Buang air besar Tidak 5 Buang air besar/kecil 0 6 Pembangkit listrik Tidak 1 Usaha pembangkit tenaga listrik 5 7 Prasarana transportasi Tidak 2 Usaha transportasi 5 8 Pariwisata Tidak 2 Usaha wisata 5 b Kondisi Bila kondisinya 1 Tercemar Tidak tercemar 10 Tercemar 0 Pendangkalan Tidak 10 Pendangkalan 0 2 Keruh Tidak 10 Keruh 0 Berlumpur Tidak 10 Berlumpur 0 T8 Air Panas 1 Sumber Tidak ada 1 Gunung berapi 2 Geiser 2 2 Pemanfaatan Tidak dimanfaatkan 0 Dimanfaatkan 5 3 Kepemilikan Bila sumber air panas dikelola a Pemerintah Kurang dari 25% 4 2550% 5 50 – 100% 6 b Swasta Kurang dari 25% 4 2550% 5 50 – 100% 8 c Perorangan/Masyarakat
adat Kurang dari 25% 4
2550% 5 50 – 100% 6 U KUALITAS UDARA U1 Kondisi udara Bila udara tidak tercemar 10 Bila Tercemar 0
Lampiran IV
43
a Sumber 1 Pabrik Milik pemerintah 0 Milik swasta 0 Milik masyarakat 1 2 Kendaraan bermotor Kurang dari 25% 1 25 100% 0 3 Pembakaran hutan/
lahan gambut Kurang dari 25% 2
25 50% 1 5 – 100% 0 V KEBISINGAN 1 Tingkat kebisingan Tidak ada kebisingan 10 Kebisingan rendah 5 Kebisingan sedang 3 Kebisingan tinggi 1 2 Ekses kebisingan Ada 0 Tidak 10 3 Sumber kebisingan Kendaraan bermotor lebih dari 50% 5 Pabrik lebih dari 50% 5 Pelabuhan lebih dari 50% 4 Hiburan dan wisata lebih dari 50% 6 Lainnya lebih dari 50% 5 W RUANG PUBLIK/TAMAN 1 Keberadaan dan jumlah
total jenis ruang publik/ taman
Tidak ada 0
Kurang dari 2 jenis 2 2 – 5 jenis 4 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 8 2 Pemanfaatan Dimanfaatkan secara pasif 4 Dimanfaatkan secara aktif 8 X POTENSI WISATA 1 Keberadaan dan jumlah
total jenis lokasi/area wisata
Tidak ada 0
Kurang dari 10 jenis 3 10 – 25 jenis 5 25 – 50 jenis 7 Lebih dari 50 jenis 9 2 Tingkat Pemanfaatan Dimanfaatkan secara pasif 5 Dimanfaatkan secara aktif 8
Lampiran IV
44
II. SKOR POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA No POTENSI SDM Ukuran Skore A KEPADATAN Bila kurang dari 100 jiwa/km2 2 100 – 250 3 250 – 500 4 500 750 5 7501000 6 Lebih dari 1000 jiwa/km2 8 B Perkembangan Usia Bila 25 – 50 % penduduk usia 0 – 7 tahun 2 7 – 18 tahun 3 18 – 56 tahun 8 Di atas 56 tahun 4 C TINGKAT PENDIDIKAN 1 Jumlah usia 7 – 18
tahun yang tidak sekolah
Bila kurang dari 10% dari jumlah penduduk dari usia 7 – 18 tahun
3
10 – 25% 2 25% 50% 1 Lebih dari 75% 0 2 Jumlah usia 12 – 56
tahun yang tidak pernah sekolah
Bila kurang dari 10% dari jumlah penduduk usia 12 – 56 tahun
3
10 – 25% 2 25% 50% 1 Lebih dari 75% 0 3 Jumlah usia 12 – 56
tahun tidak tamat SD Bila kurang dari 10% dari jumlah penduduk usia 12 – 56 tahun
3
10 – 25% 2 25% 50% 1 Lebih dari 75% 0 4 Jumlah usia 12 – 56
tahun tidak tamat SLTP Bila kurang dari 10% dari jumlah penduduk usia 12 – 56 tahun
4
10 – 25% 3 25% 50% 2 Lebih dari 75% 1 5 Jumlah usia 18 – 56
tahun tidak tamat SLTA Bila kurang dari 10% dari jumlah penduduk usia 18 – 56 tahun
5
Bila mencapai 10 – 25% 4 Bila mencapai 25% 50% 3 Lebih dari 75% 2 5 6 Tamat SLB Bila kurang dari 10% dari jumlah
penduduk yang cacat
10 – 25% 7 25% 50% 9 Lebih dari 75% 10
Lampiran IV
45
D MATA PENCARIAN POKOK Jumlah jenis mata
pencaharian pokok Bila sebaran jenis matapencaharian pokok penduduk kurang dari 5 jenis
3
5 – 10 jenis 4 10 – 15 jenis 5 15 – 20 jenis 6 20 – 25 jenis 7 25 – 30 jenis 8 30 – 35 jenis 9 Lebih dari 35 jenis 10 E AGAMA 1 Jumlah agama yang
dianut Bila sebaran penganut agama hanya 1 5
1 – 2 agama 6 2 – 3 agama 7 3 – 4 agama 8 4 – 5 agama 9 5 – 6 agama 10 2 Jumlah penganut aliran
kepercayaan Jika jumlah penganut mencapai kurang dari 1% jumlah penduduk
4
1 – 5% 3 5 – 10% 2 Lebih dari 10% dari jumlah penduduk 1 F KEWARGANEGARAAN Bila semua penduduk WNI 5 Bila penduduk WNA kurang dari 5% 2 Bila penduduk WNA 5 – 10% 3 Bila penduduk WNA lebih dari 15% 4 Bila ada penduduk yang
Dwikewarganegaraan 6
G ETNIS Pembauran Masyarakat Bila penduduk berasal dari 1 (satu)
kelompok etnis/suku bangsa 1
2 – 5 etnis/suku bangsa 2 5 – 10 etnis/suku bangsa 4 10 – 15 etnis/sukubangsa 6 15 – 20 etnis/suku bangsa 8 Lebih dari 20 etnis/suku bangsa 10 H
CACAT MENTAL DAN FISIK
Jumlah penderita cacat Bila penduduk cacat fisik dan mental
mencapai kurang dari 0,1% dari jumlah penduduk
5
0,1 – 0,5% 4 0,5 – 1% 3 1 – 5% 2 Lebih dari 5% 1
Lampiran IV
46
I TENAGA KERJA 1 Penduduk usia 18 56 Bila mencapai yang tidak bekerja < 5% dari jumlah penduduk 5 5 – 10% 4 10 – 25% 3 25 – 50% 2 Lebih dari 50% 1 2 Penduduk usia 18 – 56
tahun yang bekerja Bila sebanyak
< 5% dari jumlah penduduk 1 5 – 10% 3 10 – 25% 5 25 – 50% 7 Lebih dari 50% 10 3 Angka Ketergantungan
kerja Rasio jumlah penduduk 18 – 56 tahun yang bekerja dengan penduduk usia 056 tahun ke atas yang tidak bekerja, bila mencapai
Kurang dari 5% 10 5 – 10% 8 10 – 25% 6 25 – 50% 4 50 – 75% 2 Lebih dari 75% 1 J KUALITAS ANGKATAN KERJA 1 Penduduk usia 1856
yang buta aksara dan huruf/angka latin
Bila penduduk usia 18 – 56 yang buta aksara sebanyak
< 10 % 4 10 – 25 % 3 25 – 50 % 2 50 – 75 % 1 > 75% 0 2 Penduduk usia 1856
yang tidak tamat SD Bila penduduk usia 18 – 56 yang tidak tamat SD sebanyak
< 10 % 4 10 – 25 % 3 25 – 50 % 2 50 – 75 % 1 > 75% 0 3 Penduduk usia 1856
yang tamat SD Bila penduduk usia 18 – 56 yang tamat SD sebanyak
< 10 % 1 10 – 25 % 2 25 – 50 % 3 50 – 75 % 4 > 75% 5 4 Penduduk usia 1856
tahun yang tamat SLTP Bila penduduk usia 18 – 56 yang tamat SLTP sebanyak
< 10 % 2 10 – 25 % 3 25 – 50 % 4 50 – 75 % 5 > 75% 6
Lampiran IV
47
5 Penduduk usia 1856 yang tamat SLTA
Bila penduduk usia 18 – 56 yang tamat SLTA sebanyak
< 10 % 4 10 – 25 % 5 25 – 50 % 6 50 – 75 % 7 > 75% 8 6 Penduduk usia 1856
yang tamat perguruan tinggi
Bila penduduk usia 18 – 56 yang tamat perguruan tinggi sebanyak
< 10 % 6 10 – 25 % 7 25 – 50 % 8 50 – 75 % 9 > 75% 10 III. SKORING POTENSI KELEMBAGAAN
No POTENSI KELEMBAGAAN Penilaian Skore A LEMBAGA PEMERINTAHAN A1 Pemerintah Desa/Kelurahan
1 Dasar hukum pembentukan Pemerintah Desa/Kelurahan Bila pembentukan organisasi
pemerintah desa dan kelurahan berdasarkan Perda Kab/Kota
10
Berdasarkan Keputusan Bupati/ Walikota
2
Berdasarkan Keputusan Camat 1 Tidak/belum ada dasar hukum 0 2 Dasar hukum pembentukan
BPD Bila pembentukan organisasi BPD berdasarkan Perda Kab/Kota
10
Berdasarkan Keputusan Bupati/ Walikota
2
Berdasarkan Keputusan Camat 1 Tidak/belum ada dasar hukum 0 3 Jumlah aparat
pemerintahan Bila jumlah aparat kurang dari 5 orang
3
5 – 7 orang 4 7 – 10 orang 5 10 – 15 orang 6 15 – 25 orang 8 Lebih dari 25 orang 10 4 Jumlah perangkat
desa/kelurahan Bila jumlah unit kerja perangkat desa/kelurahan
Sampai 3 unit kerja 5 4 – 5 unit kerja 7 6 – 7 unit kerja 8 Lebih dari 7 unit kerja 9
Lampiran IV
48
5 Kepala desa/lurah Bila ada 5 Bila tidak ada 0 6 Perangkat Desa/Kelurahan a Sekretaris Bila ada 5 Bila tidak ada 0 b Kepala Urusan Bila kurang dari 50% Kepala Urusan
tidak ada/belum terisi 2
Bila lebih dari 50% ada tetapi tidak aktif
3
Bila ada semua dan aktif 10 c Jumlah staf pemerintahan
desa/kelurahan Bila staf berjumlah kurang dari 5 orang
1
5 – 7 orang 2 7 – 10 orang 3 10 – 15 orang 5 15 – 25 orang 8 Lebih dari 25 orang 10 7 Jumlah dusun/lingkungan Bila dusun/lingkungan sebagai
unsur lini pemerintahan desa/kelurahan tidak ada
0
Bila ada organisasi dusun/ lingkungan
5
Bila ada tetapi tidak aktif 6 Bila ada dan aktif 9 8 Tingkat Pendidikan Aparat a Kepala Desa/Lurah Tidak sekolah 1 Bila SD SLTP 3 SLTA 5 Diploma 6 S1 8 S2 atau S3 9 b Sekretaris Desa/Kelurahan Tidak sekolah 0 Bila SD SLTP 3 SLTA 5 Diploma 8 S1 9 S2 atau S3 10 c Kepalakepala urusan Tidak sekolah 0 Bila SD – SLTP kurang dari 10% 4 SLTA lebih dari 50% 7 Diploma lebih dari 10% 8 S1 kurang dari 10% 9 S2 atau S3 kurang dari 10% 10 B BADAN PERMUSYAWARATAN DESA 1 Keberadaan BPD Bila BPD ada tetapi tidak aktif aktif 5 Bila tidak ada BPD 0 Bila ada dan aktif 10
Lampiran IV
49
2 Jumlah anggota BPD Bila anggota BPD sejumlah kurang dari 5 orang
5
5 – 7 orang 6 7 – 9 orang 7 9 – 11 orang 8 Lebih dari 11 orang 9 3 Pendidikan ketua BPD Tidak sekolah 0 Bila SD SLTP 4 SLTA 6 Diploma 8 S1 9 S2 atau S3 10 4 Wakil Ketua Tidak sekolah 0 Bila SD SLTP 3 SLTA 4 Diploma 5 S1 6 S2 atau S3 8 5 Sekretaris Tidak sekolah 0 Bila SD SLTP 2 SLTA 5 Diploma 7 S1 8 S2 atau S3 10 6 Anggota Tidak sekolah 0 Bila SD – SLTP kurang dari 10% 5 SLTA lebih dari 50% 7 Diploma lebih dari 10% 8 S1 kurang dari 10% 9 S2 atau S3 kurang dari 10% 10 C LEMBAGA KEMASYARAKATAN 1 Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan (LKD/LKK) a Keberadaan LKD/LKK Bila Belum ada organisasi LKD/LKK 0 Bila pembentukan LKD/LKK
berdasarkan Perdes dan Perda Kab/Kota
10
Berdasarkan Keputusan Bupati/ Wali kota
2
Berdasarkan Keputusan Camat 1 Tidak/belum ada dasar hukum 0 b Jumlah pengurus Bila berjumlah kurang dari 5 orang 2 5 – 10 orang 3 10 – 15 orang 4 15 – 20 orang 5 20 – 25 orang 6 Lebih dari 25 orang 7 c Kantor Bila ada kantor yang jelas 5 Jika tidak mempunyai kantor 0
Lampiran IV
50
d Ruang Lingkup Kegiatan Bila jumlah kegiatan kurang dari 3 jenis
5
3 – 5 jenis 6 5 – 10 jenis 7 10 – 15 jenis 8 Lebih dari 15 jenis 9 2 Keberadaan Organisasi
anggota LKD/ LKK Bila tidak ada organisasi anggota LKD/LKK
0
Bila terdiri dari PKK, LKMD/LPM atau Sebutan Lain, RT, RW, Karang Taruna, dan lainnya
10
Bila hanya terdiri dari LKMD/LKMK/LPM atau sebutan lain
1
3 Jumlah organisasi lain yang potensial menjadi anggota LKD/LKK
Kurang dari 5 unit organisasi 4 5 – 10 unit organisasi 5 10 – 15 unit organisasi 6 15 25 unit organisasi 7 Lebih dari 25 unit organisasi 8 4 Pembentukan organisasi
anggota LKD/LKK Bila pembentukan dan dasar hukum organisasi anggota LKD/ LKK seperti ketentuan peraturan pemerintah
10
Bila tidak sesuai 0 a Kantor dan kepengurusan Bila tidak ada kantor 0 Bila ada kantor 5 Bila ada pengurus tetap dan aktif 10 b Kegiatan organisasi anggota
LKD/LKK Bila tidak mempunyai kegiatan 1
Bila 2 – 5 kegiatan 5 5 – 7 kegiatan 8 7 – 10 kegiatan 9 Lebih dari 10 kegiatan 10 D LEMBAGA POLITIK D1 Partai Politik 1 Jumlah partai politik lokal Bila jumlah partai politik lokal Kurang dari 10% dari total jumlah
parpol lokal yang ada di desa/kel ini 3
10 – 40 % dari jumlah parpol 4 40 – 60% dari jumlah parpol 5 60 – 80% dari jumlah parpol 6 Lebih dari 80% dari jumlah parpol 7 2 Jumlah partai politik
nasional Bila jumlah partai politik nasional
Kurang dari 10% dari jumlah parpol tingkat nasional
3
10 – 40% dari jumlah parpol 4 40 – 60% dari jumlah parpol 5 60 – 80% dari jumlah parpol 6 Lebih dari 80% dari jumlah parpol 7 3 Jumlah pengurus Bila jumlah pengurus partai politik
Lampiran IV
51
berasal dari penduduk desa/ kelurahan ini mencapai:
Kurang dari 10% dari jumlah pengurus parpol seluruhnya
2
10 – 40% dari jumlah pengurus parpol seluruhnya
4
40 – 60% dari jumlah pengurus parpol seluruhnya
6
60 – 80% dari jumlah pengurus parpol seluruhnya
8
Lebih dari 80% dari jumlah pengurus parpol seluruhnya
10
4 Jumlah Anggota Parpol Bila jumlah penduduk yang jadi
anggota tetap partai politik
Kurang dari 10% dari total jumlah penduduk desa/kelurahan
2
10 – 40 % 4 40 – 60% 6 60 – 80% 8 Lebih dari 80% 10 5 Jumlah pemilih pada pemilu
terakhir Bila jumlah pemilih pada pemilihan terakhir dari desa/kelurahan ini
Kurang dari 10% dari total jumlah penduduk
2
10 – 40 % 4 40 – 60% 6 60 – 80% 8 Lebih dari 80% jumlah penduduk 10 6 Kantor dan kegiatan partai
politik Jika kurang dari 50% dari jumlah partai yang ada tidak ada kantor di desa/kelurahan ini
5
Lebih dari 50% partai yang ada mempunyai kantor di desa/kel ini
7
7 Dasar hukum pembentukan Jika ada dasar hukum 10 Tidak belum ada dasar hukum 0 8 Ruang lingkup kegiatan Jika lebih dari 80% partai yang ada
mempunyai kegiatan di desa/kel ini 10
Kurang dari 80% partai yang ada tidak mempunyai kegiatan di desa/kel ini
5
D2 Organisasi Underbow Jumlah partai yang mempunyai
underbow di desa/kelurahan ini:
1 Keberadaan Bila kurang dari 10% dari jumlah partai yang ada mempunyai underbow di desa/kelurahan ini
3
10 – 40% 4 40 – 60% 5 60 – 80% 6 Lebih dari 80% 7 2 Dasar hukum underbow Bila jumlah underbow partai politik
Lampiran IV
52
yang tidak mempunyai dasar hukum pembentukan mencapai
Kurang dari 10% dari total underbow di desa/kelurahan ini
4
10 – 40% 3 40 – 60% 2 60 – 80% 1 Lebih dari 80% 0 E LEMBAGA EKONOMI E1 Lembaga Ekonomi dan unit Usaha Desa/Kelurahan 1a Jenis Koperasi Unit Desa Bila jumlah jenis lembaga koperasi
dan simpan pinjam di desa/kel
Tidak ada 0 Kurang dari 2 unit 4 2 – 4 unit 5 4 – 6 unit 6 6 – 8 unit 7 Lebih dari 8 unit 8 1b Jumlah kegiatan Jika setiap jenis lembaga koperasi
mempunyai kegiatan
Kurang dari 2 jenis 4 2 – 4 jenis 5 4 – 6 jenis 6 6 – 10 jenis 7 Lebih dari 10 jenis 8 1c Jumlah pengurus dan
anggota Jika ada lembaga koperasi yang tidak mempunyai anggota
0
Jika semua lembaga koperasi yang ada mempunyai anggota dan pengurus yang memadai
10
E2 Jenis lembaga jasa
keuangan Jika jumlah jenis lembaga jasa keuangan di desa/kelurahan
Tidak ada 0 Kurang dari 2 jenis 4 2 – 5 jenis 5 5 – 7 jenis 6 7 – 10 jenis 7 Lebih dari 10 jenis 8 Jumlah kegiatan Jika setiap jenis lembaga jasa
keuangan di desa/kelurahan ini mempunyai kegiatan
Kurang dari 2 jenis 4 2 – 4 jenis 5 4 – 6 jenis 6 6 – 10 jenis 7 Lebih dari 10 jenis 8 Jumlah pengurus dan
anggota Jika ada lembaga jasa keuangan yang tidak jelas keanggotaannya
0
Jika semua lembaga jasa keuangan yang ada mempunyai anggota dan
10
Lampiran IV
53
pengurus yang memadai E3 Industri Kecil dan
Menengah
Jenis industri kecil dan menengah
Bila jumlah jenis usaha industri kecil dan menengah di desa/kel ini
Tidak ada 0 Kurang dari 5 jenis usaha 4 5 – 10 jenis usaha 5 10 – 15 jenis usaha 6 15 – 20 jenis usaha 7 Lebih dari 20 jenis usaha 8 Jumlah kegiatan Jika setiap jenis usaha industri yang
ada mempunyai kegiatan produksi
Kurang dari 5 unit kegiatan 4 5 – 10 kegiatan 5 10 – 15 kegiatan 6 15 – 20 kegiatan 7 Lebih dari 20 kegiatan 8 Jumlah pengelola Jika setiap jenis kegiatan
melibatkan
1 – 4 tenaga kerja pengelola 5 4 – 9 orang 6 9 – 15 orang 7 Lebih dari 15 orang 8 E4 Usaha Jasa Pengangkutan 1 Jumlah pemilik angkutan
darat, sungai, laut, udara, ekspedisi
Bila kepemilikan usaha jasa pengangkutan orang dan barang di desa/kelurahan ini
Tidak ada 0 Kurang dari 1% dari jumlah
keluarga 2
1 – 5% 3 5 – 10% 4 10 – 15% 5 Lebih dari 15% 6 2 Kapasitas angkut jasa
pengangkutan darat, sungai, laut dan udara
Bila kapasitas angkut usaha jasa pengangkutan yang ada di desa/kelurahan ini kurang dari 10 orang
5
10 – 50 orang 6 50 – 100 orang 7 100 – 200 orang 8 200 – 500 orang 9 Lebih dari 500 orang 10 3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari
semua usaha jasa pengangkutan yang ada kurang dari 50 orang
5
50 – 75 orang 6 75 – 100 orang 7
Lampiran IV
54
100 – 200 orang 8 Lebih dari 200 orang 9 E5 Usaha Jasa dan Perdagangan 1 Jumlah usaha jasa
perdagangan Bila jumlah usaha jasa dan perdagangan di desa/kelurahan ini
Tidak ada 0 Kurang dari 5 unit usaha 1 5 – 15 unit usaha 3 15 – 30 unit usaha 5 30 60 unit usaha 7 60 – 100 unit usaha 8 Lebih dari 100 unit usaha 9 2 Jenis produksi yang
diperdagangkan Bila jumlah jenis produk dari setiap unit usaha yang diperdagangkan
Kurang dari 10 jenis 1 10 – 20 jenis 3 20 – 30 jenis 5 30 – 50 jenis 7 50 – 100 jenis 8 Lebih dari 100 jenis 9 3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari
semua unit usaha perdagangan yang ada kurang dari 100 orang
4
100 – 200 orang 5 200 – 300 orang 6 300 –500 orang 7 Lebih dari 500 orang 8 E6 Usaha Jasa Hiburan 1 Jumlah usaha jasa hiburan Bila jumlah usaha jasa hiburan di
desa/kelurahan ini
Kurang dari 5 unit usaha 1 5 – 15 unit usaha 3 15 – 30 unit usaha 5 30 60 unit usaha 7 60 – 100 unit usaha 8 Lebih dari 100 unit usaha 9 2 Jenis jasa hiburan yang
diusahakan Bila jumlah jenis kegiatan dari setiap unit usaha jasa hiburan
Kurang dari 10 jenis 1 10 – 20 jenis 3 20 – 30 jenis 5 30 – 50 jenis 7 50 – 100 jenis 8 Lebih dari 100 jenis 9 3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari
semua unit usaha jasa hiburan yang ada kurang dari 100 orang
3
100 – 200 orang 5 200 – 300 orang 7
Lampiran IV
55
300 –500 orang 8 Lebih dari 500 orang 9 E7 Usaha Jasa Gas, Listrik, BBM dan Air 1 Jumlah usaha jasa gas,
listrik, BBM dan Air Minum Bila jumlah semua usaha yang ada di desa/kelurahan ini
Kurang dari 5 unit usaha 1 5 – 15 unit usaha 3 15 – 30 unit usaha 5 30 60 unit usaha 7 60 – 100 unit usaha 8 Lebih dari 100 unit usaha 9 2 Jenis jasa yang diusahakan Bila jumlah jenis kegiatan dari
setiap unit usaha yang ada
Kurang dari 10 jenis 1 10 – 20 jenis 3 20 – 30 jenis 5 30 – 50 jenis 7 50 – 100 jenis 8 Lebih dari 100 jenis 9 3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari
semua unit usaha yang ada kurang dari 100 orang
5
100 – 200 orang 7 200 – 300 orang 8 300 –500 orang 9 Lebih dari 500 orang 10 E8 Usaha jasa keterampilan 1 Jumlah usaha jasa
keterampilan Bila jumlah semua usaha jasa keterampilan di desa/kelurahan ini
Tidak ada 0 Kurang dari 5 unit usaha 1 5 – 15 unit usaha 3 15 – 30 unit usaha 5 30 60 unit usaha 7 60 – 100 unit usaha 8 Lebih dari 100 unit usaha 9 2 Jenis usaha jasa
keterampilan Bila jumlah jenis produk dari setiap unit usaha jasa keterampilan
Kurang dari 10 jenis 1 10 – 20 jenis 3 20 – 30 jenis 5 30 – 50 jenis 7 50 – 100 jenis 8 Lebih dari 100 jenis 9 3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari
semua unit usaha jasa keterampilan yang ada kurang dari 100 orang
2
100 – 200 orang 4 200 – 300 orang 6
Lampiran IV
56
300 –500 orang 7 Lebih dari 500 orang 8 E9 Usaha jasa Hukum dan Konsultasi 1 Jumlah usaha jasa hukum
dan konsultasi Bila jumlah semua usaha jasa hukum dan konsultasi di desa/kelurahan ini
Tidak ada 0 Kurang dari 5 unit usaha 1 5 – 15 unit usaha 3 15 – 30 unit usaha 5 30 60 unit usaha 7 60 – 100 unit usaha 8 Lebih dari 100 unit usaha 9 2 Jenis usaha jasa hukum
dan konsultasi Bila jumlah jenis produk dari setiap unit usaha jasa hukum dan konsultasi
Kurang dari 10 jenis 1 10 – 20 jenis 3 20 – 30 jenis 5 30 – 50 jenis 7 50 – 100 jenis 8 Lebih dari 100 jenis 9 3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari
semua unit usaha jasa hukum dan konsultasi yang ada kurang dari 100 orang
2
100 – 200 orang 3 200 – 300 orang 5 300 –500 orang 7 Lebih dari 500 orang 8 E10 Usaha Penginapan
1 Jumlah usaha jasa penginapan
Bila jumlah semua usaha jasa penginapan di desa/kelurahan ini
Tidak ada 0 Kurang dari 5 unit usaha 4 5 – 15 unit usaha 5 15 – 30 unit usaha 6 30 60 unit usaha 7 60 – 100 unit usaha 8 Lebih dari 100 unit usaha 9 2 Jenis usaha jasa
penginapan Bila jumlah jenis produk dari setiap unit usaha jasa penginapan
Kurang dari 10 jenis 1 10 – 20 jenis 3 20 – 30 jenis 5 30 – 50 jenis 7 50 – 100 jenis 8 Lebih dari 100 jenis 9
Lampiran IV
57
3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari semua unit usaha jasa penginapan yang ada kurang dari 100 orang
3
100 – 200 orang 4 200 – 300 orang 5 300 –500 orang 6 Lebih dari 500 orang 7 E11 Lembaga Pendidikan 1 Jenis lembaga pendidikan
formal Bila jumlah semua lembaga pendidikan yang ada di desa/kelurahan ini
Tidak ada lembaga pendidikan 0 Kurang dari 2 lembaga 5 2 – 4 lembaga 7 Lebih dari 4 lembaga 9 2 Jumlah tenaga pengajar Bila setiap jenis lembaga pendidikan
yang ada mempunyai tenaga pengajar
Kurang dari 6 orang 3 6 – 10 orang 4 10 – 15 orang 5 15 – 20 orang 6 Lebih dari 20 orang 7 3 Kepemilikan lembaga
pendidikan formal Bila dari semua lembaga pendidikan yang ada di desa/kelurahan
a Milik pemerintah Tidak ada 0 Kurang dari 10% 2 10 – 50% 3 Lebih dari 50% 5 b Milik swasta Tidak ada 0 Kurang dari 10% 4 10 – 50% 6 Lebih dari 50% 8 c Milik desa/kelurahan atau
lembaga kemasyarakatan desa/ kelurahan
Tidak ada Kurang dari 10% 8 10 – 50% 9 Lebih dari 50% 10 4 Lembaga pendidikan formal keagamaan a Jumlah lembaga keagamaan Bila jumlah lembaga pendidikan
keagamaan yang ada di desa/ kelurahan ini
Tidak ada 0 Ada 1 jenis lembaga pendidikan
keagamaan 4
2 jenis lembaga 5 3 jenis lembaga 6 Lebih dari 3 jenis lembaga
keagamaan 7
Lampiran IV
58
b Lembaga pendidikan formal keagamaan milik lembaga agama
Bila setiap lembaga keagamaan yang ada di desa/kelurahan ini memiliki lembaga pendidikan
Tidak ada lembaga pendidikan milik agama tertentu
0
Milik 1 lembaga agama 4 Milik 2 lembaga agama 6 Milik 3 lembaga agama 8 Milik lebih dari 3 lembga agama 10 c Jumlah tenaga pengajar Bila setiap jenis lembaga pendidikan
formal keagamaan yang ada mempunyai tenaga pengajar
Kurang dari 6 orang 3 6 – 10 orang 5 10 – 15 orang 7 15 – 20 orang 8 Lebih dari 20 orang 9 5 Kepemilikan lembaga pendidikan formal keagamaan a Milik pemerintah Bila kepemilikan dari semua
lembaga pendidikan yang ada di desa/kelurahan
Tidak ada 0 Kurang dari 10% dari jumlah
lembaga pendidikan keagamaan yang ada di desa/kelurahan
2
10 – 50% 3 Lebih dari 50% 5 b Milik swasta/yayasan Kurang dari 10% 4 10 – 50% 8 Lebih dari 50% 9 c Milik desa/kelurahan atau
lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan
Tidak ada 0 Kurang dari 10% dari jumlah
lembaga pendidikan keaagamaan yang ada di desa/kelurahan
7
10 – 50% 8 Lebih dari 50% 10 6 Pendidikan non Formal/Kursus a Jenis lembaga pendidikan
non formal/kursus Bila jumlah semua lembaga pendidikan non formal/kursus yang ada di desa/kelurahan ini
Tidak ada 0 Kurang dari 2 lembaga 5 2 – 5 lembaga 7 5 – 10 lembaga 8 Lebih dari 10 lembaga 9 b Jumlah tenaga pengajar Bila setiap jenis lembaga pendidikan
yang ada mempunyai tenaga pengajar
Lampiran IV
59
Kurang dari 6 orang 3 6 – 10 orang 5 10 – 15 orang 7 15 – 20 orang 8 Lebih dari 20 orang 9 c Kepemilikan lembaga
pendidikan formal Bila dari semua lembaga pendidikan yang ada di desa/kelurahan
c1 Milik pemerintah Tidak ada 0 Kurang dari 10% 2 10 – 50% 3 Lebih dari 50% 5 c2 Milik swasta Tidak ada 0 Kurang dari 10% 4 10 – 50% 8 Lebih dari 50% 9 c3 Milik desa/kelurahan atau
lembaga kemasyarakatan desa/ kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 10% 7 10 – 50% 8 Lebih dari 50% 10 E12 LEMBAGA ADAT 1 Keberadaan lembaga adat Bila lembaga adat di desa/kel ini Tidak ada 0 Ada 5 2 Simbol lembaga adat Bila simbol lembaga dan kekuasaan
adat di desa/kelurahan ini
Tidak ada 0 Kurang dari 3 jenis 5 3 – 5 jenis 7 Lebih dari 5 jenis 9 3 Jenis kegiatan lembaga adat Bila jumlah jenis kegiatan adat Tidak ada 0 Kurang dari 2 jenis 4 2 – 5 jenis 6 5 – 10 jenis 8 Lebih dari 10 jenis 9 E13 LEMBAGA KEAMAMAAN 1 Hansip dan Linmas
a Keberadaan Hansip dan Linmas
Bila Hansip dan Limas di desa/kel
Tidak ada 0 Ada dan pasif 5 Ada dan aktif 10
Lampiran IV
60
b Jumlah anggota Hansip Bila Tidak ada 0 Kurang dari 1% jumlah penduduk 4 1 – 5% 5 5 – 10% 6 Lebih dari 10% jumlah penduduk 7 c Jumlah anggota Satgas
Linmas Bila Tidak ada 0
Kurang dari 1% jumlah penduduk 3 1 – 5% 5 5 – 10% 7 Lebih dari 10% jumlah penduduk 9 2 Pelaksanaan SISKAMLING Bila Siskamling Tidak ada/tidak
aktif 0
Ada dan aktif 8 3 Jumlah Pos Kamling Bila jumlah Poskamling di
desa/kelurahan Tidak ada 0
Kurang dari 2 unit 4 2 – 5 unit 6 5 – 10 unit 8 Lebih dari 10 unit 9 4 Satpam Swakarsa a Keberadaan Satpam
Swakarsa Bila tidak ada Satpam Swakarsa 2
Bila ada Satpam Swakarsa 5 b Kepemilikan dan induk
oganisasi Satpam Swakarsa Pemerintah 5
Perusahaan swasta 4 Perorangan 1 Bila tidak ada induk organisasinya 0 Bila ada organisasi induknya 2 5 Keberadaan organisasi
kemanan dan ketertiban masyarakat lainnya
Bila tidak ada 2
Bila ada dan pasif 5 Bila ada dan aktif 8 6 Kerjasama Trantiblinmas Jenis kerjasama a Kerjasama dengan TNI Bila tidak ada 1 Bila ada kerjasama antara Kepala
Desa/Lurah dengan Danramil 3
1 4 jenis kegiatan 5 4 – 10 jenis kegiatan 6 Lebih dari 10 jenis kegiatan 7 b Kerjasama dengan Polri Bila tidak ada 1 Bila ada kerjasama antara Kepala 3
Lampiran IV
61
Desa/Lurah dengan Kapolsek 1 – 2 jenis kegiatan 5 2 – 4 jenis kegiatan 6 Lebih dari 4 jenis kegiatan 7
Lampiran IV
62
III. SKORING POTENSI PRASARANA DAN SARANA No POTENSI SARANA DAN
PRASARANA Cara Penilaian Skore
A TRANSPORTASI A1 Transportasi darat 1 Jalan Desa/Kelurahan Jika total panjang semua jenis
permukaan jalan desa/ kelurahan yang rusak
Kurang dari 1% total panjang jalan
7
1 – 5% 6 5 – 10% 5 10 – 25% 4 25 – 50% 3 Lebih dari 50% total panjang
jalan 2
2 Jalan antar desa/kelurahan Jika total panjang semua jenis
permukaan jalan antar desa/ kelurahan yang rusak
Kurang dari 1% total panjang jalan
5
1 – 5% 4 5 – 10% 3 10 – 25% 2 25 – 50% 1 Lebih dari 50% total panjang
jalan 0
3 Jalan kabupaten/kota yang
melewati desa/kelurahan Jika total panjang semua jenis permukaan jalan kabupaten/kota yang melewati desa/ kelurahan yang rusak:
Kurang dari 1% total panjang jalan
5
1 – 5% 4 5 – 10% 3 10 – 25% 2 25 – 50% 1 Lebih dari 50% total panjang
jalan 0
4 Jalan provinsi yang
melewati desa/kelurahan Jika total panjang semua jenis permukaan jalan provinsi yang melewati desa/kelurahan dalam kondisi rusak
Kurang dari 1% total panjang jalan
5
1 – 5% 4 5 – 10% 3 10 – 25% 2 25 – 50% 1 Lebih dari 50% total panjang
jalan 0
Lampiran IV
63
5 Jalan negara yang melewati desa/kelurahan
Jika kondisi total panjang semua jenis permukaan jalan negara yang melewati desa/kelurahan yang rusak
Kurang dari 1% total panjang jalan
5
1 – 5% 4 5 – 10% 3 10 – 25% 2 25 – 50% 1 Lebih dari 50% total panjang
jalan 0
5 Jembatan desa/kelurahan Bila total jumlah jembatan yang
ada di desa/kelurahan dalam kondisi rusak
Kurang dari 1% total jumlah jembatan
5
1 – 5% 4 5 – 10% 3 10 – 25% 2 25 – 50% 1 Lebih dari 50% total jumlah
jembatan 0
6 Prasarana dan sarana
angkutan darat Bila total jumlah terminal. pelabuhan, stasiun, pangkalan yang ada di wilayah desa/kelurahan dalam kondisi rusak:
Kurang dari 1% total jumlah prasarana dan sarana sejenis ayang ada
5
1 – 5% 4 5 – 10% 3 10 – 25% 2 25 – 50% 1 Lebih dari 50% total jumlah
prasarana sejenis yang ada 0
7 Sarana Transportasi darat a Jenis sarana transportasi
darat Bila jumlah total jenis sarana transportasi darat di desa/ kelurahan
Tidak ada 0 Kurang dari 2 jenis 3 2 – 5 jenis 6 5 – 7 jenis 8 Lebih dari 7 jenis sarana
angkutan 9
b Jumlah sarana transportasi
darat Bila setiap jenis sarana transportasi darat memiliki jumlah armada pengangkutan
Lampiran IV
64
Tidak ada 0 Kurang dari 5 unit 5 5 – 25 unit 6 25 – 50 unit 7 50 – 100 unit 8 Lebih dari 100 unit 9 A2 Transportasi Sungai/Laut 1 Jenis prasarana dan sarana
transportasi sungai/laut Bila jumlah total jenis sarana transportasi sungai/laut di desa/ kelurahan
Tidak ada 0 Kurang dari 2 jenis 2 2 – 5 jenis 4 5 – 7 jenis 6 Lebih dari 7 jenis sarana
angkutan 8
2 Jumlah prasarana dan
sarana dan transportasi sungai/laut
Bila jumlah armada pengangkutan dari setiap jenis prasarana dan sarana transportasi sungai/laut
Tidak ada Kurang dari 5 unit 0 5 – 25 unit 2 25 – 50 unit 4 50 – 100 unit 6 Lebih dari 100 unit 8 A3 Prasarana dan Sarana transportasi Udara 1 Jenis prasarana dan sarana
transportasi udara Bila jumlah total jenis sarana transportasi udara di wilayah desa/ kelurahan
Tidak ada 0 Kurang dari 2 jenis 6 2 – 5 jenis 7 5 – 7 jenis 8 Lebih dari 7 jenis sarana
angkutan 9
2 Jumlah prasarana dan
sarana transportasi udara Bila jumlah armada pengangkutan dari setiap jenis prasarana dan sarana transportasi udara
Tidak ada 0 Kurang dari 2 unit 5 2 – 5 unit 6 5 – 10 unit 7 10 – 50 unit 8 Lebih dari 50 unit 9 B PRASARANA SARANA KOMUNIKASI DAN INFORMASI 1 Jenis prasarana telepon Bila jumlah jenis prasarana
Lampiran IV
65
umum, Warnet dan Wartel telepon di desa/kelurahan Tidak ada 0 Kurang dari 2 unit 5 2 – 4 unit 6 4 – 7 unit 7 7 – 10 unit 8 Lebih dari 10 unit 9 2 Jumlah pelanggan Telkom,
GSM, CDMA Bila total jumlah pelanggan di desa/kelurahan
Tidak ada 0 Kurang dari 250 pelanggan 3 250 500 pelanggan 4 500 – 1000 pelanggan 5 1000 – 5000 pelanggan 6 5000 – 10000 7 Lebih dari 10000 pelanggan 8 3 Sinyal telepon seluler Bila Ada 10 Bila Tidak ada 0 4 Kantor Pos Bila ada 10 Bila tidak ada 0 5 Pegawai pos Bila pegawai/tukang pos di
desa/kelurahan tidak ada 0
Ada 5 6 Radio dan TV a Milik umum Bila tidak ada 0 Bila ada 5 b Milik pribadi c Jumlah TV Bila tidak ada TV 0 Bila jumlahnya kurang dari
10% dari jumlah keluarga 5
10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 d Jumlah radio Bila tidak ada radio 0 Bila jumlahnya kurang dari
10% dari jumlah keluarga 5
10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 e Antene parabola Bila tidak ada 0 Bila jumlahnya kurang dari
10% dari jumlah keluarga 5
10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9
Lampiran IV
66
7 Koran, majalah, buletin Bila tidak ada 0 Bila ada 5 8 Papan iklan/pengumuman Bila tidak ada 0 Bila ada 5 C PRASARANA AIR BERSIH DAN SANITASI C1 Prasarana air bersih 1 Jumlah sumur pompa,
sumur gali dan penampung air hujan, mata air
Bila jumlahnya di desa/ kelurahan
Tidak ada 0 Kurang dari 1% dari total
prasarana air bersih 2
1 10% 3 10 15% 4 15 25% 5 Lebih dari 25% 6 2 Jumlah hidran umum,
tangki air bersih dan bangunan/depot pengolahan air minum
Bila jumlahnya di desa/ kelurahan
Tidak ada 0 Kurang dari 1% dari total
prasarana air bersih 3
1 10% 4 10 15% 5 15 25% 6 Lebih dari 25% 7 C2 Sanitasi 1 Saluran drainase/saluran
pembuangan air limbah Bila tidak ada 0
Bila ada 5 2 Sumur resapan air rumah
tangga Bila tidak ada 0
Kurang dari 10% dari total
keluarga 2
10 – 25% 4 25 – 50% 6 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 10 3 Jumlah MCK umum Bila tidak ada 0 Kurang dari 5 unit 2 5 – 10 unit 4 10 –20 unit 6 Lebih dari 20 unit 8 4 Jamban keluarga Bila jumlah jamban keluarga di
desa/kelurahan
Tidak ada 0
Lampiran IV
67
Kurang dari 10% dari jumlah keluarga
2
10 – 25% 4 25 – 50% 6 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 10 5 Kondisi saluran drainase/
saluran pembuang limbah Bila kondisi saluran drainase atau Saluran pembuangan air limbah rusak:
Kurang dari 10% dari jumlah saluran yang ada
4
10 – 25% 3 25 – 50% 2 Lebih dari 50% 1 Bila kondisi saluran drainase
atau Saluran pembuangan air limbah baik:
Kurang dari 10% dari jumlah saluran yang ada
2
10 – 25% 3 25 – 50% 4 Lebih dari 50% dalam keadaan
baik dari jumlah saluran yang ada
5
D PRASARANA DAN KONDISI IRIGASI Kondisi 1 Kondisi saluran primer Bila kondisinya baik 5 Bila kondisi saluran primer
yang rusak:
Kurang dari 10% total panjang saluran primer:
4
10 – 25% total panjang saluran 3 25 – 50 % total panjang saluran 2 Lebih dari 50% total panjang
saluran 1
2 Panjang saluran sekunder Bila kondisinya baik 5 Bila kondisi saluran sekunder
yang rusak:
Kurang dari 10% total panjang saluran primer
4
10 – 25% total panjang saluran 3 25 – 50 % total panjang saluran 2 Lebih dari 50% total panjang
saluran 1
3 Panjang saluran tersier Bila kondisinya baik 5 Bila kondisi saluran tesier yang
rusak:
Kurang dari 10% total panjang saluran primer
4
10 – 25% total panjang saluran 3
Lampiran IV
68
25 – 50 % total panjang saluran 2 Lebih dari 50% total panjang
saluran 1
4 Jumlah pintu sadap Bila kondisinya baik 5 Bila kondisi pintu yang rusak: Kurang dari 10% total jumlah
pintu 4
10 – 25% total jumlah pintu 3 25 – 50 % total jumlah pintu 2 Lebih dari 50% total jumlah
pintu 1
5 Jumlah pintu pembagi air Bila kondisinya baik 5 Bila kondisi pintu pembagi
yang rusak:
Kurang dari 10% total pintu pembagi air
4
10 – 25% total pintu pembagi air
3
25 – 50 % total pintu pembagi air
2
Lebih dari 50% total pintu pembagi air
1
E PRASARANA DAN SARANA PEMERINTAHAN E1 Prasarana dan Sarana Pemerintahan Desa/Kelurahan 1 Gedung kantor a Kondisi gedung kantor Bila tidak ada gedung kantor 0 Bila ada, kondisinya Rusak 1 Baik 5 b Jumlah ruang kerja Bila jumlah ruang kantor, Kurang dari 3 ruang 3 3 – 5 ruang 4 5 – 7 ruang 5 Lebih dari 7 ruangan 6 c Balai desa/kelurahan Bila tidak ada balai desa 0 Bila ada 5 2 Listrik Bila tidak ada listrik 0 Bila ada 5 3 Air bersih Bila tidak ada air bersih 0 Bila ada Rusak 1 Baik 5 4 Telepone Bila tidak ada telepone 0 Bila ada 5 5a Rumah dinas kepala desa /
lurah Bila tidak ada rumah dinas kepala desa/lurah
1
Lampiran IV
69
Bila ada 10 5b Rumah dinas perangkat
desa/kelurahan Bila tidak ada 0
Bila ada 10 6 Inventaris dan alat tulis
kantor
6a Jumlah jenis inventaris dan alat tulis kantor
Bila tidak ada 0
Bila jumlah semua jenis inventaris dan ATK
Kurang dari 2 jenis 2 2 – 5 buah 4 6 – 8 buah 6 9 – 15 buah 8 Lebih dari 15 jenis 10 6b Jumlah alat kerja perjenis
inventaris Bila tidak ada 0
Bila total semua jenis mempunyai:
Kurang dari 2 unit 2 3 – 5 unit 4 5 – 10 unit 6 Lebih dari 10 unit untuk setiap
jenis 8
E2 Administrasi desa dan Kelurahan 1 Jumlah jenis buku
administrasi desa/kelurahan
Bila tidak ada buku administrasi desa/kelurahan
0
Bila ada tetapi tidak diisi 1 Bila ada dan diisi: Kurang dari 10 jenis buku 5 11 – 15 jenis buku 6 16 – 20 jenis buku 7 21 – 25 jenis buku 8 26 – 30 jenis buku 9 Lebih dari 30 jenis buku 10 2 Keberadaan buku data
profil desa/kelurahan Bila tidak ada buku data profil 0
Bila ada 10 E3 Prasarana dan sarana badan permusyawaratan desa / BPD 1 Gedung kantor a Kondisi gedung kantor Bila tidak ada gedung kantor 0 Bila ada, kondisinya Rusak 1 Baik 5 b Jumlah ruang kerja Bila jumlah ruang kantor, Kurang dari 3 ruang 3
Lampiran IV
70
3 – 5 ruang 4 5 – 7 ruang 5 Lebih dari 7 ruangan 6 c Balai BPD Bila tidak ada 0 Bila ada 5 2 Listrik Bila tidak ada listrik 0 Bila ada 5 3 Air bersih Bila tidak ada air bersih 0 Bila ada Rusak 1 Baik 5 4 Telepone Bila tidak ada telepone 0 Bila ada 5 5 Inventaris dan alat tulis kantor 5a Jenis inventaris dan alat
tulis kantor (ATK) Bila tidak ada 0
Bila jumlah semua jenis inventaris dan ATK:
Kurang dari 2 jenis 3 3– 5 jenis 4 6 – 8 jenis 5 9 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 5b Jumlah inventaris dan ATK Bila tidak ada 0 Bila jumlah total setiap jenis
mempunyai:
Kurang dari 2 unit 3 3 – 5 unit 4 5 – 10 unit 5 Lebih dari 10 unit untuk setiap
jenis 6
6 Administrasi BPD Jumlah jenis buku
administrasi desa/kelurahan
Bila tidak ada buku administrasi desa/kelurahan
0
Bila ada tetapi tidak diisi 1 Bila ada dan diisi: Kurang dari 3 jenis buku 4 4 – 6 jenis buku 5 7 – 10 jenis buku 6 Lebih dari 10 buku 7 E4 Prasarana dan sarana Dusun/Lingkungan atau sebutan
Lain
1 Gedung kantor/balai Tidak ada 0 Ada 5
Lampiran IV
71
2 Alat Tulis Kantor (ATK) Tidak ada 0 Ada 5 3 Barang inventaris kantor Tidak ada 0 Ada 5 4 Buku administrasi Tidak ada 0 Ada dan tidak terisi 1 Ada dan terisi 5 5 Kegiatan Tidak ada 0 Ada 5 6 Jumlah pengurus Tidak ada pengurus 0 Bila ada, kurang dari 3 orang 3 4 – 6 orang 4 7 – 10 orang 5 Lebih dari 10 orang 6 F Prasarana dan sarana Lembaga Kemasyarakatan F1 Prasarana dan sarana Lembaga Kemasyarakatan
Desa/Kelurahan (LKD/LKK)
1 Gedung/kantor LKD/LKK Bila tidak memiliki gedung 0 Bila ada 5 2 Peralatan kantor, komputer,
fax, mesin tik, kardek, meja dan kursi
Jika tidak ada 0
Jika ada 5 3 Buku administrasi
LKD/LKK Bila tidak ada 0
Jika ada, jumlah buku yang tersedia
> 3 buah 2 4– 6 buah 4 7 – 10 buah 6 Lebih dari 10 buah 8 F2 LKMD/LPM atau sebutan lain 1 Gedung/kantor LKMD Bila tidak memiliki gedung 0 Bila ada 5 2 Peralatan kantor, komputer,
fax, mesin tik, kardek, meja dan kursi
Jika tidak ada 0
Jika ada 5 3 Buku administrasi lembaga
kemasyarakatan Bila tidak ada 0
Jika ada, jumlah buku yang tersedia
> 3 buah 2 4– 6 buah 4 7 – 10 buah 6 Lebih dari 10 buah 8
Lampiran IV
72
F4 PKK 1 Keberadaan organisasi Tidak ada 0 Ada 5 2 Gedung/kantor LKD/LKK Bila tidak memiliki gedung 0 Ada 5 3 Peralatan kantor, komputer,
fax, mesin tik, kardek, meja dan kursi
Jika tidak ada 0 Jika ada 5
4 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0 Bila ada dan tidak aktif 1 Bila ada dan aktif 5 5 Buku administrasi PKK Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlah buku yang
ada
Kurang dari 10 jenis 5 11 – 15 jenis 6 15 – 20 jenis 7 21 – 25 jenis 8 Lebih dari 25 jenis 9 6 Jenis kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 Jika ada, jumlah kegiatan: Kurang dari 10 jenis 5 11 – 15 jenis 6 16 – 20 jenis 7 21 – 25 jenis 8 Lebih dari 25 jenis 9 F5 Karang taruna 1 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0 Bila ada dan tidak aktif 1 Bila ada dan aktif 5 2 Buku administrasi Bila tidak ada 0 Jika ada kurang dari 2 jenis 2 2 – 4 jenis 4 5 – 7 jenis 6 8 – 10 jenis 8 Lebih dari 10 jenis 10 3 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 Jika jumlah kegiatan: Kurang dari 5 jenis 2 6 – 10 jenis 4 11 – 15 jenis 6 Lebih dari 15 jenis 8 F6 RT 1 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0 Bila ada dan tidak aktif 1 Bila ada dan aktif 5
Lampiran IV
73
2 Buku administrasi Bila tidak ada buku 0 Bila jumlahnya: Kurang dari 5 jenis 2 6 – 10 4 11 – 15 6 16 – 20 8 Lebih dari 20 jenis 10 3 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 Jika ada kegiatan maka
banyaknya kegiatan :
Kurang dari 10 jenis 2 11 – 15 jenis 4 16 – 20 jenis 6 Lebih dari 20 jenis 8 F7 RW 1 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0 Bila ada dan tidak aktif 1 Bila ada dan aktif 5 2 Buku administrasi Bila tidak ada buku 0 Bila jumlahnya: Kurang dari 5 jenis 2 6 – 10 4 11 – 15 6 16 – 20 8 Lebih dari 20 jenis 10 3 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 Jika ada, banyaknya kegiatan: Kurang dari 10 jenis 2 11 – 15 jenis 4 16 – 20 jenis 6 Lebih dari 20 jenis 8 F8 Lembaga Adat 1 Keberadaan Tidak ada 0 Ada 5 2 Memiliki gedung / kantor Bila tidak memiliki gedung 0 Bila ada 5 3 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0 Bila ada dan tidak aktif 1 Bila ada dan aktif 5 4 Buku administrasi Bila tidak ada buku 0 Bila jumlahnya: Kurang dari 2 jenis 4 3 – 5 5 6 – 10 6 Lebih dari 10 jenis 7 5 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 Jika ada, banyaknya kegiatan:
Lampiran IV
74
Kurang dari 10 jenis 5 11 – 15 jenis 6 16 – 20 jenis 7 Lebih dari 20 jenis 8 F9 BUMDES 1 Keberadaan Tidak ada 0 Ada 10 2 Memiliki gedung / kantor Bila tidak memiliki gedung 0 Bila ada 5 3 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 1 Bila ada dan tidak aktif 2 Bila ada dan aktif 5 4 Buku administrasi Bila tidak ada buku 0 Bila jumlahnya: Kurang dari 2 jenis 2 3 – 5 3 6 – 10 4 Lebih dari 10 jenis 5 5 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 Jika ada banyaknya kegiatan: Kurang dari 10 jenis 5 11 – 15 jenis 6 16 – 20 jenis 7 Lebih dari 20 jenis 8 F10 Organisasi Anggota Lembaga Kemasyarakatan
Desa/Kelurahan Lainnya yang ada di Desa/Kelurahan
1 Jenis organisasi anggota Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan lainnya
Bila tidak ada 0
Bila ada jumlahnya Kurang dari 5 jenis 5 6 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 2 Jenis kegiatan Jika tidak ada kegiatan 0 Jika setiap jenis organisasi
anggota lembaga kemasyarakatan desa/ kelurahan mempunyai
Kurang dari 2 kegiatan 3 3 – 5 kegiatan 4 5 – 10 kegiatan 5 Lebih dari 10 kegiatan 6 G Prasarana Peribadatan 1 Jumlah Masjid Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 2
Lampiran IV
75
3 – 5 buah 3 5 – 10 buah 4 Lebih dari 10 buah 5 2 Jumlah Langgar Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 2 3 – 5 buah 3 5 – 10 buah 4 Lebih dari 10 buah 5 3 Jumlah Gereja Kristen Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 3 3 – 5 buah 4 Lebih dari 5 buah 5 4 Jumlah Gereja Katolik Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 3 3 – 5 buah 4 Lebih dari 5 buah 5 5 Jumlah Wihara Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 3 3 – 5 buah 4 Lebih dari 5 buah 5 6 Jumlah Pura Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 3 3 – 5 buah 4 Lebih dari 5 buah 5 7 Jumlah Klenteng Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 3 3 – 5 buah 4 Lebih dari 5 buah 5 H Prasarana Olahraga 1 Lapangan sepak bola Bila tidak ada 0 Bila ada, berjumlah 1 unit 2 2 unit 4 3 unit 6 Lebih dari 3 unit 8 2 Lapangan bulu tangkis Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 2 2 – 4 buah 4 4 – 8 buah 6 8 – 10 buah 8
Lampiran IV
76
Lebih dari 10 Buah 10 3 Meja pingpong Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 2 2 – 4 buah 4 4 – 8 buah 6 8 – 10 buah 8 Lebih dari 10 Buah 10 4 Lapangan tenis Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 2 2 – 4 buah 4 4 – 8 buah 6 8 – 10 buah 8 Lebih dari 10 Buah 10 5 Lapangan Voli Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 2 2 – 4 buah 4 4 – 8 buah 6 8 – 10 buah 8 Lebih dari 10 Buah 10 6 Lapangan Golf Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya 1 unit 5 2 unit 7 Lebih dari 2 unit 9 7 Pacuan kuda Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya 1 unit 5 2 unit 7 Lebih dari 2 unit 9 8 Arum Jeram Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya 1 unit 5 2 unit 7 Lebih dari 2 unit 9 9 Lapangan basket Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 3 unit 5 4 – 5 unit 7 Lebih dari 5 unit 9 10 Pusat kebugaran Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 3 unit 5 4 – 5 unit 7 Lebih dari 5 unit 9
Lampiran IV
77
11 Gelanggang Remaja Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya 1 unit 5 2 unit 7 Lebih dari 2 unit 9 I PRASARANA DAN SARANA KESEHATAN I1 Prasarana kesehatan 1 Puskesmas Bila tidak ada 0 Jika ada 1 unit 8 Lebih dari 2 unit 9 2 Rumah sakit Umum Bila tidak ada 0 Jika ada 1 unit 8 Lebih dari 2 unit 9 3 Puskesmas Pembantu Bila tidak ada 0 Jika ada 1 unit 5 Lebih dari 2 unit 7 4 Poliklinik Bila tidak ada 0 Jika ada 1 unit 5 Lebih dari 2 unit 7 5 Apotik Bila tidak ada 0 Jika ada 1 unit 5 Lebih dari 2 unit 7 6 Posyandu Bila tidak ada 0 Jika ada kurang dari 2 unit 5 Lebih dari 3 – 5 unit 7 Lebih dari 5 unit 9 7 Toko obat Bila tidak ada 0 Jika ada 1 unit 5 Lebih dari 2 unit 7 8 Balai pengobatan
masyarakat swasta Bila tidak ada 0
Jika ada 1 unit 5 Lebih dari 2 unit 7 9 Gudang obat Bila tidak ada 0 Jika ada 1 unit 5 Lebih dari 2 unit 7 10 Tempat praktek dokter Bila tidak ada 0 Jika ada 1 unit 5 Lebih dari 2 unit 7 11 Rumah bersalin Bila tidak ada 0 Jika ada 1 unit 5 Lebih dari 2 unit 7
Lampiran IV
78
12 Balai kesehatan ibu dan anak
Bila tidak ada 0 Jika ada 1 unit 5
Lebih dari 2 unit 7 13 Rumah sakit mata Bila tidak ada 0 Jika ada 1 unit 8 Lebih dari 2 unit 10 I2 Sarana Kesehatan 1 Jumlah Dokter Umum Bila tidak ada 0 Bila ada 1 orang 5 Bila ada lebih dari 2 orang 7 2 Jumlah Dokter Gigi Bila tidak ada 0 Bila ada 1 orang 5 Bila ada lebih dari 2 orang 7 3 Jumlah dokter spesial Bila tidak ada 0 Bila ada 1 orang 5 Bila ada lebih dari 2 orang 7 4 Jumlah paramedis Bila tidak ada 0 Bila ada kurang dari 5 orang 5 Bila ada 5 orang lebih 7 5 Jumlah Dukun bersalin Bila tidak ada 0 Bila ada kurang dari 5 orang 5 Bila ada lebih dari 5 orang 7 6 Bidan/perawat Bila tidak ada 0 Bila ada kurang dari 5 orang 5 Bila ada lebih dari 5 orang 7 7 Dukun pengobatan
alternatif Bila tidak ada 0
Bila ada kurang dari 5 orang 2 Bila ada lebih dari 5 orang 4 8 Jenis sarana kesehatan
lainnya Bila ada kurang dari 5 jenis 5 Jika lebih dari 5 unit 8
J PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN 1 Gedung Kampus PTN dan
PTS Bila tidak ada 0 Bila ada gedungnya milik sendiri
5
Bila ada gedungnya sewa 3 2 Gedung SMA sederajat dan
SLTP/Sederajat Bila tidak ada 0 Bila ada gedungnya milik sendiri
5
Bila ada gedungnya sewa 3 3 Gedung SD/Sederajat dan
TK/Sederajat Bila tidak ada 0 Bila ada dan gedungnya milik sendiri
5
Bila ada tetapi gedungnya sewa 3
Lampiran IV
79
4 Gedung Tempat bermain anak
Bila tidak ada 0
Bila ada gedungnya milik sendiri
5
Bila ada gedungnya sewa 3 5 Gedung Lembaga
pendidikan agama Bila tidak ada 0
Bila ada gedungnya milik sendiri
5
Bila ada gedungnya sewa 3 6 Gedung perpustakaan
desa/taman bacaan Bila tidak ada 0
Bila ada gedungnya milik sendiri
5
Bila ada gedungnya sewa 3 7 Gedung prasarana dan
sarana pendidikan lainnya Bila ada gedungnya milik sendiri
5
Bila ada gedungnya sewa 3 K PRASARANA ENERGI DAN PENERANGAN 1 Listrik PLN Bila tidak ada 0 Bila ada 5 2 Diesel Umum Bila tidak ada 0 Bila ada 5 3 Genset Pribadi Bila tidak ada 0 Bila ada 5 4 Lampu minyak tanah/jarak Bila tidak ada 0 Bila ada 5 5 Kayu bakar Bila tidak ada 0 Bila ada 5 6 Batu bara Bila tidak ada 0 Bila ada 5 7 Tanpa penerangan Bila ada 0 Bila tidak ada 5 L PRASARANA HIBURAN DAN WISATA 1 Jumlah tempat wisata Bila tidak ada 0 Bila ada 5 2 Hotel bintang 5 Bila tidak ada 0 Bila ada 5 3 Hotel bintang 4 Bila tidak ada 0 Bila ada 5 4 Hotel bintang 3 Bila tidak ada 0 Bila ada 5
Lampiran IV
80
5 Hotel bintang 2 Bila tidak ada 0 Bila ada 5 6 Hotel bintang 1 Bila tidak ada 0 Bila ada 5 7 Hotel melati Bila tidak ada 0 Bila ada 5 8 Diskotik Bila tidak ada 0 Bila ada 5 9 Museum Bila tidak ada 0 Bila ada 5 10 Restoran Bila tidak ada 0 Bila ada 5 11 Bioskop Bila tidak ada 0 Bila ada 5 12 Prasarana hiburan dan
wisata lainnya Bila tidak ada 0
Bila ada 5 M PRASARANA DAN SARANA KEBERSIHAN 1 Tempat Pembuangan
Sementara (TPA) Bila tidak ada 0 Bila ada 5
2 Tempat Pembuangan Akhir Bila tidak ada 0 Bila ada 5 3 Alat penghancur sampah Bila tidak ada 0 Bila ada 5 4 Jumlah gerobak sampah Bila tidak ada 0 Bila ada 5 5 Jumlah tong sampah Bila tidak ada 0 Bila ada 5 6 Jumlah truck pengangkut
sampah Bila tidak ada 0
Bila ada 5 7 Satgas kebersihan Bila tidak ada 0 Bila ada 5 8 Jumlah anggota Satgas
kebersihan Bila tidak ada 0 Bila ada kurang dari 10 orang 5
Lebih dari 10 orang 9 Satgas pemulung Bila tidak ada 0 Bila ada 5
Lampiran IV
81
10 Tempat pengolahan sampah Bila tidak ada 0 Bila ada 5 11 Pengelola sampah Pemerintah 5 Swasta 7 Swadaya masyarakat 9 12 Pengelola sampah lainnya Bila tidak 0 Bila ada 5 Setelah data potensi desa/kelurahan yang diisi Tim Pengumpul atau Pokja Profil di tingkat Desa/Kelurahan, diberi skor atau diberi nilai oleh Tim Pengolah Data Profil, maka langkah selanjutnya adalah perhitungan skor tertinggi dan skor terendah dari setiap variabel pengukur tingkatan potensi desa/kelurahan. Skoring tertinggi dan terendah yang digunakan untuk menganalisis tingkatan potensi desa/kelurahan sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 3 : Rekapitulasi Skoring Data Potensi Desa/Kelurahan
No Komponen Skor Terendah Tertinggi
A SUMBER DAYA ALAM 264 2327 1. Batas Wilayah 0 10 2. Luas Wilayah 16 80 3. Luas tanah sawah 8 40 4. Luas tanah kering 6 30 5. Luas tanah basah 5 34 6. Luas tanah perkebunan 8 40 7. Luas tanah fasilitas umum 30 164 8. Luas tanah hutan 26 136 9. Iklim 7 31 10. Kesuburan tanah 12 51 11. Bentangan Wilayah 20 81 12. Letak 5 10 13. Orbitasi 0 25 14. Pertanian tanaman pangan 13 54 15. Tanaman Buahbuahan 10 62 16. Tanaman apotik hidup 5 38 17. Perkebunan 22 83 18 Kehutanan 14 222 19 Peternakan 8 570 20 Perikanan 2 35 21 Bahan galian 1 47 22 Sumber daya air 32 493 23 Kualitas udara 5 40 24 Ruang Publik/Taman 4 16 25 Wisata 5 17
Lampiran IV
82
B POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA 46 165 1. Kepadatan 2 8 2. Perkembangan Usia 7 19 3. Pendidikan 8 31 4. Mata Pencaharian 3 10 5. Agama 6 14 6. Kewarganegaraan 2 6 7. Etnis 1 10 8. Penduduk cacat mental/fisik 1 5 9. Tenaga kerja 16 62
C POTENSI KELEMBAGAAN 73 775 1. Lembaga Pemerintah Desa/Kel 12 107 2. Badan Permusyawaratan Desa 5 57 3. Lembaga kemasyarakatan 12 79 4. Partai politik dan underbow partai
politik 25 82
5. Lembaga ekonomi dan unit usaha desa/kelurahan
4 26
6 Lembaga jasa keuangan 4 26 7 Industri kecil dan menengah 9 24 8 Usaha jasa pengangkutan 10 25 9 Usaha jasa dan perdagangan 5 26 10 Usaha jasa hiburan 5 27 11 Usaha jasa gas, listrik, BBM dan
air minum 7 28
12 Usaha jasa keterampilan 3 26 13 Usaha jasa hukum dan konsultasi 3 26 14 Usaha penginapan 4 26 15 Lembaga pendidikan formal 10 89 16 Lembaga pendidikan non formal 3 42 17. Lembaga adat 0 24 18. Lembaga keamanan dan Linmas 2 75
D POTENSI PRASARANA DAN SARANA 33 1079 1. Transportasi 2 89 2. Komunikasi dan Informasi 0 89 3. Air Bersih dan Sanitasi 2 51 4. Irigasi 5 25 5. Pemerintah Desa/Kelurahan 4 69 6. Administrasi Desa/Kelurahan 0 20 7. Badan Permusyawaratan Desa 3 51 8. Dusun/Lingkungan/Sebutan Lain 0 31 9. Lembaga Kemasyarakatan
Desa/Kelurahan 4 219
10. Peribadatan 0 35 11. Olah Raga 0 103 12. Kesehatan 5 154 13. Pendidikan 3 35 14. Energi dan Penerangan 0 35 15. Hiburan dan Wisata 0 60 16. Kebersihan 5 63 TOTAL SELURUHNYA 416 4346
Lampiran IV
83
Berdasarkan nilai skor potensi yang diperoleh, dapat dilakukan perhitungan tinggi rendahnya setiap potensi di desa/kelurahan dimaksud atas klasifikasi Desa dan Kelurahan dengan Tingkatan Potensi Tinggi, Potensi Sedang dan Tingkatan Potensi Rendah. Penentuan tinggi rendahnya suatu potensi ditentukan dengan menghitung total skor setiap potensi yang dicapai dan membandingkannya dengan skor maksimal bagi potensi dimaksud. Dengan demikian dapat diketahui capaian skor setiap potensi dan dapat mengukur tinggi rendahnya skor potensi setiap desa/kelurahan. . No Variabel Skor
Terendah Tertinggi
A SUMBER DAYA ALAM 264 2327 B SUMBER DAYA MANUSIA 46 165 C KELEMBAGAAN 73 775 D PRASARANA DAN SARANA 33 1079 TOTAL SKOR POTENSI DESA/KELURAHAN 416 4346
Total skore untuk potensi Desa/Kelurahan adalah 4346. Suatu desa/kelurahan dikatakan memiliki Potensi Tinggi apabila nilai skornya mencapai lebih dari 3476,8 (lebih dari 80% dari nilai skor maksimal), Potensi Sedang apabila memiliki skor dari 2607,6 s/d 3476,8 (antara 60% s.d. 80% dari nilai skor maksimal), sedangkan suatu desa/kelurahan diklasifikasikan Potensi Rendah bila capaian skor kurang dari 2607,6 (atau kurang dari 60% dari nilai skor maksimal).
C. POTENSI PENGEMBANGAN Data yang dibutuhkan untuk mengukur potensi pengembangan desa/kelurahan adalah data SDA, SDM, Kelembagaan dan Prasarana dan Sarana. Output yang dihasilkan dari pengukuran potensi pengembangan ini adalah arah pengembangan desa/kelurahan berdasarkan kontribusi sektoral terhadap perbaikan kesejahteraan masyarakat. Ada beberapa sektor yang tidak potensial dikembangkan, dan ada beberapa sektor yang sangat potensial dikembangkan. Determinan variabel yang diperhitungkan untuk menentukan potensial tidaknya suatu potensi dikembangkan adalah dukungan dari SDA,SDM, prasarana dan sarana serta kelembagaan.
Tinggi, apabila> 2088
Sedang, apabila1566 - 2088
Rendah, apabila> 1566
AnalisisPotensi Umum
ANALISIS TINGKATAN
POTENSI UMUM
Tinggi, apabila > 3476,8
Sedang, apabila 2607,6 – 3476,8
Rendah, apabila < 2607,6
Lampiran IV
84
1. Ruang Lingkup dan Jenis Data Pengukuran Potensi Pengembangan
Ruang lingkup dan jenis data yang dibutuhkan dalam pengukuran potensi pengembangan adalah potensi pertanian, potensi perkebunan, potensi peternakan, potensi perikanan, potensi pertambangan/bahan galian, potensi perdagangan, potensi industri dan kerajinan rumah tangga serta potensi pariwisata. Analisis penilaian tingkat Potensi pertanian didasarkan pada data potensi tanaman pangan, tanaman buahbuahan dan palawija serta subvariabel pendukungnya. Penilaian tingkat Potensi Perkebunan didasarkan pada nilai skor dari indikator potensi perkebunan dan pendukungnya. Demikian pula penilaian tingkat Potensi Peternakan didasarkan pada nilai skor dari indikator potensi peternakan pada nilai skor dari indikator potensi peternakan dan pendukungnya. Penilaian tingkat Potensi Perikanan didasarkan pada nilai skor dari indikator potensi perikanan dan pendukungnya. Penilaian tingkat Potensi Pertambangan didasarkan pada nilai skor dari indikator potensi pertambangan dan pendukungnya. Penilaian tingkat Potensi Perdagangan didasarkan pada nilai skor dari indikator potensi perdagangan dan pendukungnya. Penilaian tingkat Potensi Industri didasarkan pada nilai skor dari indikator potensi industri dan pendukungnya. Penilaian tingkat Potensi Wisata didasarkan pada nilai skor indikator potensi wisata beserta data pendukungnya. Data yang digunakan untuk mengukur potensi pengembangan berasal dari data skor potensi sumber daya alam untuk masingmasing indikator potensi yang akan diukur. Dari data skor itulah dilakukan pengukuran skor untuk potensi pengembangan setiap jenis potensi. Berdasarkan skor setiap potensi pada data skor potensi SDA, dapat dirumuskan skor untuk penentuan potensialitas pengembangan dari setiap potensi. Skor dimaksud sebagaimana tabel berikut.
Lampiran IV
85
Tabel 4 Indikator dan Skor Penilaian Potensi Pengembangan
No Jenis Potensi Indikator Skore 1 Persawahan (1) Luas persawahan 2 – 10
(3) Luas tanah sawah irigasi 2 – 10 (4) Iklim 7 – 31 (5) Kesuburan tanah 4 – 10 (6) Bentangan dataran rendah 3 – 9 (7) Letak 5 – 10 (8) Orbitasi 0 25 (9) Memiliki lahan pertanian
lebih dari 50 ha 2 – 8
10 Kondisi sungai 0 – 10 11 Penduduk usia 18 – 56
tahun yang bekerja 1 10
12 Penduduk usia 18 – 15 yang tamat SMA
4 8
13 Prasarana dan Kondisi irigasi
5 – 25
35 166 2 Tanaman Komoditi
buahbuahan (1) Memiliki lahan tanaman
buahbuahan lebih dari 10 ha.
2 – 8 (2) Jenis tanaman buah
buahan
1 – 10 (3) Luas tanaman buah
buahan
2 – 10 (4) Total produksi buah
buahan
2 – 10 (5) Mekanisme pemasaran
tanaman Pangan dan Buahbuahan
1 – 8 (6) Tingkat kesuburan tanah 4 – 10 (7) Iklim 7 – 41 (8) Letak wilayah atau desa 5 – 10
24 107 3 Tanaman pangan per
komoditi (1) Memiliki lahan pertanian
lebih dari 50 ha 2 – 8
(2) Jenis tanaman pangan 1 – 10 (3) Luas tanaman pangan 2 – 10 (4) Total produksi tanaman
pangan 4 – 10
(5) Iklim 2 10 (6) Luas pemilikan lahan 1 10 (7) Pemasaran 1 – 8
13 – 66
Lampiran IV
86
4 Tanaman obat per komoditi
(1) Jenis tanaman obatobatan 1 10 (2) Luas tanaman obatobatan 2 – 10 (3) Total produksi tanaman
obatobatan 0 – 10
(3) Mekanisme pamasaran tanaman obatobatan
2 – 8
(4) Luas pemilikan lahan 110 (5) Pemasaran 2 8 8 – 56
5 Perkebunan per
komoditi (1) Luas perkebunan 2 – 10 (2) Potensi irigasi 6 – 30 (3) Luas Tanah perkebunan 4 – 40 (4) Iklim 7 – 31 (5) Kesuburan tanah 4 10 (6) Luas bentangan dataran
rendah
3 – 9 (7) Letak 5 – 10 (8) Orbitasi 0 – 25 (9) Keluarga yang memiliki lahan
perkebunan >50 ha
2 – 10 (10) Jenis komoditas tanaman
perkebunan.
3 – 9 (11) Luas tanaman komoditas
perkebunan
4 9 (12) Total produksi tanaman
perkebunan
0 – 10 (13) Pemasaran hasil perkebunan 2 – 8
42 211 6 Kehutanan (1) Luas hutan produksi 2 – 10
(2) Luas hutan produksi tetap 2 – 10 (3) Luas hutan rakyat 2 10 (3) Kondisi kehutanan 0 – 28 (4) Mekanisme pemasaran hasil
hutan 2 – 8
(5) Orbitasi 0 25 (5) Kondisi iklim 7 31
15 – 122 7 Peternakan per jenis
ternak (1) Kepemilikan ternak 0 5 (2) Populasi ternak 0 – 5 (2) Produksi peternakan 0 – 100 (3) Luas tanaman pakan ternak 0 – 10 (4) Produksi hijauan untuk
makanan ternak
2 – 10 (5) Luas lahan gembalaan 0 – 10 (6) Pemilik usaha pengolahan
hasil ternak
0 – 100 (7) Ketersediaan lahan
pemeliharaan ternak/ padang gembalaan.
0 57
Lampiran IV
87
(8) Pemasaran hasil ternak 2 – 8
4 – 305 8 Perikanan (1) Luas situ/waduk/ danau 2 – 10
(2) Luas usaha perikanan 2 – 10 (2) Kapasitas Produksi Per
ikanan
0 – 10 (3) Iklim 7 – 31 (3) Budi daya ikan payau, air
tawar dan laut 2 – 35
(4) Bentangan tepi pantai 2 – 9 (5) Bentangan kawasan rawa 2 9 (6) Bentangan aliran sungai 3 9 (7) Bantaran sungai 2 9 (8) Mekanisme pemasaran hasil
perikanan
2 8 (9) Pemanfaatan dan kondisi
danau/waduk/situ.
1 – 5 25 – 145
9 Wisata (1) Jumlah areal wisata 0 – 9
(2) Jenis wisata 0 – 10 (3) Tingkat pemanfaatan 5 – 8 (4) Sarana dan prasarana
pariwisata
0 – 10 (5) Prasarana transportasi 0 – 10 (6) Prasarana penerangan 0 – 10 (7) Sarana prasarana
komunikasi dan informasi
0 – 10 (9) Keamanan dan ketertiban 0 – 10 (10) Jumlah usaha jasa
penginapan
0 – 9 (11) Jenis usaha jasa
penginapan
1 – 9 (12) Penyerapan jumlah tenaga
kerja 3 – 9
(13) Jenis kegiatan lembaga adat 0 – 9 (14) Wisata Gunung 0 10 (15) Wisata Agro 0 10 (16) Wisata Hutan 0 10 (17) Wisata Sungai/Arung Jeram 0 10 (18) Wisata Danau 0 10
9 163 10 Pertambangan (1) Jenis bahan galian 0 – 8
(2) Produksi bahan tambang atau galian
0 – 8
(2) Prasarana transportasi 2 – 10 (3) Jumlah pemilik usaha 0 – 28 (4) Pemasaran hasil tambang 1 – 7 (5) Prasarana dan sarana 0 – 10
Lampiran IV
88
(6) Penduduk usia 1856 tahun yang tamat SMA
6 – 10
9 – 81 11 Perdagangan (1) Orbitasi 210
(2) Prasarana transportasi 210 (3) Prasarana penerangan 310 (4) Prasarana komunikasi 0 5 (5) Lembaga Ekonomi dan Unit
Usaha Desa/ Kelurahan
0 26 (6) Lembaga jasa keuangan 4 – 26 (7) Jumlah usaha jasa dan
perdagangan
5 – 26 (8) Jenis produksi yang diper
dagangkan
3 – 9 (9) Penduduk usia 18 – 56
tahun yang tamat SMA
6 10 (10) Penyerapan jumlah tenaga
kerja
3 – 9 16 – 141
12 Industri (1) Orbitasi 2 – 10
(2) Prasarana transportasi 2 – 89 (3) Listrik PLN 0 – 35 (4) Prasarana komunikasi dan
informasi
0 – 89 (6) Industri kecil dan
menengah 9 – 24
(7) Kualitas tenaga kerja 0 – 10 (8) Jumlah pemilik usaha 0 – 10 (9) Penyerapan jumlah tenaga
kerja
3 – 9 13 276
Perumusan potensi pengembangan suatu potensi didasarkan pada capaian nilai skor dari indikator sektor yang bersangkutan. Suatu sektor sangat potensial dikembangkan, apabila capaian nilai skor indikatornya lebih dari 80% dari skor maksimal potensi yang diukur; potensial dikembangkan apabia capaian nilai skorenya antara 7080% dari skor maksimal potensi yang diukur; cukup potensial dikembangkan apabila nilai skornya antara 6070% dari skor maksimal potensi yang diukur; dan suatu sektor dikatakan kurang potensial dikembangkan apabila nilai skornya kurang dari 60% dari skor maksimal potensi yang diukur. Berdasarkan skoring terhadap data potensi pengembangan di atas, langkah selanjutnya adalah menentukan potensialitas pengembangan desa/ kelurahan. Suatu potensi potensial dikembangkan atau tidak sangat tergantung dari persentase capaian skor dari skor maksimal potensi yang diukur. Penentuan potensial tidaknya suatu potensi dikembangkan didasarkan atas rumusan sebagaimana pada tabel berikut.
Lampiran IV
89
Tabel 5 Penilaian Potensi Pengembangan Desa/Kelurahan
No Potensi Pengembangan Skor Potensi 1 Persawahan (35 – 166) >132,8 Sangat potensial
116,2 – 132,8 Potensial 99,6 – 116,2 Cukup potensial
<99,6 Kurang potensial
2 Tanaman Komoditi buah
buahan (24 – 107) >85,6 Sangat potensial
74,9 – 85,6 Potensial 64,2 – 74,9 Cukup potensial
< 64,2 Kurang potensial
3 Tanaman pangan per
komoditi (13 – 66) >44,8 Sangat potensial
39,2 – 44,8 Potensial 33,6 – 39,2 Cukup potensial
< 33,6 Kurang potensial
4 Tanaman obatobatan >36,8 Sangat potensial (8 – 56) 32,2 – 36,8 Potensial 27,6 – 32,2 Cukup potensial < 32,2 Kurang
potensial 5 Perkebunan perkomoditi
(42 – 211) >168,8 Sangat potensial
147,7 – 168,8 Potensial 126,6 – 147,7 Cukup potensial
< 126,6 Kurang potensial
6 Kehutanan (15 – 122) >97,6 Sangat potensial
85,4 – 97,6 Potensial 73,2 – 85,4 Cukup potensial
< 73,2 Kurang potensial
7 Peternakan (4 – 305) > 244 Sangat potensial
213,5 – 244 Potensial 183 – 213,5 Cukup potensial
< 183 Kurang potensial
8 Perikanan ( 25 – 145) >88 Sangat potensial
77 88 Potensial 66 – 77 Cukup potensial
<66 Kurang potensial
9 Wisata (9 – 163) >130,4 Sangat potensial
114,1 – 130,4 Potensial 97,8 – 114,1 Cukup potensial
Lampiran IV
90
<97,8 Kurang potensial
10 Pertambangan ( 9 – 81) >64,8 Sangat potensial
56,7 – 64,8 Potensial 48,6 – 56,7 Cukup potensial
<48,6 Kurang potensial
11 Perdagangan (16 – 141) >112,8 Sangat potensial
98,7 – 112,8 Potensial 84,6 – 98,7 Cukup potensial
<84,6 Kurang potensial
12 Industri (13 – 276) >220,8 Sangat potensial
193,2 – 220,8 Potensial 165,6 – 193,2 Cukup potensial
<165,6 Kurang potensial
Dari skoring potensi pengembangan ini diketahui pula faktor pembatas pengembangan setiap potensi. Faktor pembatas pengembangan dirumuskan dari indikator potensi pengembangan suatu sektor yang nilainya 0. Artinya, kalau suatu indikator pada suatu indikator nilai skorenya 0, maka indikator yang bersangkutan akan menjadi faktor pembatas pengembangan pada pengembangan potensi yang bersangkutan. C. TIPOLOGI DESA/KELURAHAN Tipologi Desa/Kelurahan adalah kondisi spesifik keunggulan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi kelembagaan serta potensi prasarana dan sarana dalam menentukan arah pengembangan dan pembinaan masyarakat berdasarkan karakteristik keunggulan komparatif dan kompetitif dari setiap desa dan kelurahan. Semua desa dan kelurahan harus dapat digolongkan menurut karakteristik tertentu yang prioritas pengembangannya lebih potensial diarahkan pada sumber mata pencaharian yang dominan. Dalam profil desa/kelurahan, penentuan tipologi desa dan kelurahan didasarkan pada data potensi pengembangan. Berdasarkan penentuan potensi pengembangan, dilakukanlah perhitungan tipologi desa/kelurahan yang mencerminkan prioritas arah pengembangan desa dan kelurahan baik dalam jangka pendek dan menengah maupun jangka panjang. Indikator yang dipergunakan untuk mengukur tipologi suatu desa/kelurahan berdasarkan potensi pengembangan adalah gabungan dari indikator dalam potensi SDA, SDM, prasarana dan sarana serta kelembagaan. Keempat potensi ini bersinerji membentuk tipologi suatu desa/kelurahan. Berdasarkan indikator potensi SDA dan potensi pendukung lainnya, tipologi desa dan kelurahan dapat diklasifikasikan atas 10 (sepuluh) tipe yakni :
Lampiran IV
91
1. tipologi desa dan kelurahan persawahan; 2. tipologi desa dan kelurahan perladangan; 3. tipologi desa dan kelurahan perkebunan; 4. tipologi desa dan kelurahan peternakan; 5. tipologi desa dan kelurahan nelayan; 6. tipologi desa dan kelurahan pertambangan/galian; 7. tipologi desa dan kelurahan kerajinan dan industri kecil; 8. tipologi desa dan kelurahan industri sedang dan besar; 9. tipologi desa dan kelurahan jasa dan perdagangan; dan 10. tipologi desa dan kelurahan pariwisata. Dengan adanya klasifikasi tipologi desa/kelurahan yang demikian, maka setiap desa/kelurahan mempunyai arah prioritas pengembangan potensi yang lebih potensial. Teknik penentuan tipologi suatu desa dan kelurahan didasarkan atas indikator penilaian berikut.
TABEL 6 PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN PERSAWAHAN
Variabel/Subvariabel Indikator Skor Kesuburan tanah 4 10 Curah hujan tahunan 1 – 5 Presentase bentangan dataran rendah 3 – 9 Persentase luas sawah beririgasi 2 – 10 Persentase luas sawah tidak beririgasi 2 – 10 Potensi air irigasi 2 – 10 Kondisi Irigasi 5 – 25 Ratarata hasil padi (ton/ha) 2 – 10 Persentase petani produktif dengan
jumlah tenaga kerja produktif
2 – 10 Rasio luas tanah pertanian dengan
jumlah petani
2 – 10 Persentase jumlah penduduk memiliki
tanah sawah
0 – 8 Struktur pemilikan tanah 2 – 10 Mekanisme pemasaran hasil pertanian 1 – 8 Prasarana irigasi 2 – 10 Peta tata ruang perdesaan 0 – 8 Kontrubsi sektor pertanian sawah
terhadap pendapatan perkapita
0 – 10 Jumlah skor 30 – 184
Lampiran IV
92
TABEL 7 PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN PERLADANGAN
Variabel/Subvariabel Indikator Skor Tingkat kesuburan tanah 4 – 10 Curah hujan tahunan 1 – 5 Tingkat erosi tanah 0 – 8 Topografi 20 81 Persentase luas lahan tegalan 2 – 10 Ratarata hasil palawija 4 – 10 Rasio luas tanah pertanian dengan
jumlah petani
0 – 8 Persentase luas tanah terlantar 2 – 10 Struktur pemilikan tanah 2 – 8 Mekanisme pemasaran hasil pertanian 1 – 8 Prasarana irigasi 2 – 8 Peta tata ruang perdesaan 0 – 8 Jumlah skor 38 – 174
TABEL 8 PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN PERKEBUNAN
Variabel/Subvariabel Indikator Skor Persentase luas lahan tanaman
perkebunan
2 – 8 Persentase luas hutan konversi 2 – 8 Kondisi lahan perkebunan 2 – 10 Kesuburan tanah 2 – 20 Topografi 20 – 81 Produktivitas lahan perkebunan 4 – 10 Persentase jumlah penduduk memiliki
usaha perkebunan
0 – 8 Struktur pemilikan lahan perkebunan 2 – 8 Mekanisme pemasaran hasil
perkebunan
1 – 8 Prasarana dan sarana transportasi 2 – 55 Peta tata ruang perdesaan 0 – 8 Jumlah jenis tanaman perkebunan 3 – 9 Jumlah skor 40 – 233
Lampiran IV
93
TABEL 9 PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN PETERNAKAN
Variabel/Subvariabel Indikator Skor Ketersediaan hijauan pakan ternak 2 – 10 Prosentase penduduk yang memiliki
pengolahan hasil ternak 0 – 100
Ketersediaan lokasi kawasan peternakan
0 – 55
Ketersediaan air pada musim kemarau
0 – 10
Ratarata populasi jumlah ternak besar
0 – 5
Ratarata populasi jumlah ternak sedang
0 – 5
Ratarata populasi jumlah ternak kecil dan unggas
0 – 5
Persentase jumlah penduduk memiliki usaha peternakan
0 – 10
Persentase jumlah penduduk yang bekerja di sektor peternakan
0 – 10
Prosentase hasil peternakan per item produksi
0 10
Kontribusi sektor peternakan bagi PD/KDB
0 – 5
Kontribusi sektor peternakan bagi pendapatan perkapita
0 – 5
Mekanisme pemasaran hasil perternakan
1 – 8
Peta tata ruang perdesaan 0 – 8 Jumlah skor 3 – 246
TABEL 10 PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN NELAYAN
Variabel/Subvariabel Indikator Skor Luas perairan laut/darat 2 – 9 Potensi perikanan air tawar/laut 2 – 9 Kontribusi sektor perikanan
terhadap PDB dan Pendapatan Perkapita
0 – 5
Persentase jumlah penduduk bekerja di sektor perikanan
0 – 10
Persentase jumlah pemilik usaha perikanan
0 – 10
Pelestarian hutan bakau 2 – 9 Hasil tangkapan ikan 0 – 8 Keberadaan tempat pelelangan ikan 1 – 5 Produksi perikanan 0 – 10 Persentase jumlah penduduk yang
Lampiran IV
94
memiliki usaha perikanan 0 – 10 Jenis prasarana dan sarana
transportasi sungai/laut.
0 – 8 Mekanisme pemasaran hasil
perikanan 1 – 8
Jumlah prasarana dan sarana transportasi sungai/laut.
0 – 8
Peta tata ruang perdesaan 0 – 8 Jumlah skor 8 – 117
TABEL 11 PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN PERTAMBANGAN/GALIAN C Variabel/Subvariabel Indikator Skor Jumlah deposit bahan galian/tambang 0 – 8 Kualitas lingkungan fisik 0 – 10 Persentase penduduk yang bekerja di
sektor pertambangan/galian
0 – 10 Persentase pemilik usaha
pertambangan/bahan galian
0 – 10 Ratarata hasil produksi
pertambangan/galian C
0 – 10 Mekanisme pemasaran hasil
pertambangan/bahan galian
1 – 7 Prasarana dan sarana transportasi dan
perhubungan
2 – 89 Prasarana dan sarana komunikasi dan
informasi 0 – 89
Prasarana dan sarana penerangan 0 – 35 Peta tata ruang perdesaan 0 – 8 Kontribusi sektor pertambangan/galian
C terhadap PDDB
0 – 8 Kontribusi sektor pertambangan/galian
C terhadap pendapatan perkapita
0 – 8 Jumlah skor 3 – 292
TABEL 12 PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN KERAJINAN/INDUSTRI
KECIL Variabel/Subvariabel Indikator Skor Peta tata ruang desa/kelurahan 0 – 8 Kualitas lingkungan 2 – 8 Ketersediaan bahan baku
kerajinan/industri kecil
2 – 8 Produksi usaha kerajinan/industri kecil 2 – 10 Prosentase jumlah penduduk usia 1856
tahun yang tamat SLTA 0 – 8
Persentase jumlah penduduk memiliki usaha di sektor kerajinan/industri kecil
0 – 10
Lampiran IV
95
Kontribusi sektor kerajinan/industri kecil terhadap PDDB
0 – 8
Mekanisme pemasaran hasil kerajinan /industri kecil
1 – 8
Jumlah penduduk yang bekerja di sektor kerajinan/industri kecil
0 – 10
Kontribusi sektor kerajinan/industri kecil terhadap pendapatan perkapita
0 – 8
Ketersediaan prasarana dan sarana transportasi
2 – 55
Ketersediaan sarana dan prasarana informasi dan komunikasi
0 – 89
Ketersediaan Lembaga Ekonomi dan Unit Usaha Desa/Kelurahan
4 – 26
Prasarana dan sarana penerangan 0 – 35 Jumlah skor 13 – 291
TABEL 13 PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN INDUSTRI SEDANG/BESAR
Variabel/Subvariabel Indikator Skor Prasarana pembuangan limbah 0 – 5 Prasrana listrik 0 – 8 Topografi 20 – 81 Prasarana dan sarana perhubungan/
transportasi
2 – 89 Prasarana dan sarana informasi dan
komunikasi
0 – 89 Kualitas tenaga kerja 1 – 9 Ketersediaan kawasan industri 2 – 10 Potensi industri 0 – 8 Persentase penduduk yang memiliki
usaha di sektor industri sedang/besar
2 – 8 Persentase penduduk usia 18 – 56 yang
tamat SLTA
0 – 8 Jumlah Penduduk yang bekerja di
sektor industri sedang/besar
2 – 8 Peta tata ruang perdesaan 0 – 8 Kontribusi sektor industri sedang/besar
terhadap PDDB
0 – 8 Konstribusi sektor industri
sedang/besar terhadap pendapatan perkapita
0 – 8 Dukungan lembaga keuangan 0 – 8 Jumlah skor 29 – 355
Lampiran IV
96
TABEL 14 PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN JASA DAN PERDAGANGAN
Variabel/Subvariabel Indikator Skor Prasarana dan sarana perhubungan
darat
0 18 Kondisi Topografi 20 – 81 Luas fasilitas pertokoan 2 – 10 Luas fasilitas pasar 2 – 10 Prasarana dan sarana perhubungan
laut dan atau sungai
0 – 16 Prasarana dan sarana perhubungan
udara
0 – 18 Prasarana dan sarana informasi dan
komunikasi
0 81 Prasarana dan sarana air bersih Prasarana dan sarana energi dan
penerangan 0 5
Prasarana dan sarana pasar 2 8 Persentase jumlah penduduk memiliki
usaha di sektor jasa dan perdagangan
Prasarana dan sarana hiburan dan pariwisata
0 60
Orbitasi Prosentase penduduk usia 18 – 56
tahun yang tamat SLTA
4 – 8 Prosentase penduduk usia 18 – 56
tahun yang tamat PT
6 10 Peta tata ruang perdesaan 0 – 8 Kontribusi sektor jasa dan perdagangan
terhadap PDB Desa/Kelurahan
2 10 Kontribusi sektor jasa dan perdagangan
terhadap pendapatan perkapita desa/kelurahan
0 8
Prasarana dan sarana perbankan 4 10 Jumlah skor 42 – 361
Lampiran IV
97
TABEL 15 PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN PARIWISATA
Variabel/Subvariabel Indikator Skor Jumlah potensi dan obyek wisata 5 – 17 Prasarana dan sarana perhubungan
udara
0 – 18 Prasarana dan sarana transportasi darat 0 – 18 Prasarana dan sarana transportasi laut 0 – 16 Prasarana dan sarana informasi dan
komunikasi
0 – 89 Prasarana dan sarana air bersih 0 – 13 Prasarana dan sarana energi dan
penerangan (listrik PLN) 0 – 5
Jumlah tempat penginapan 0 – 5 Banyaknya event/kegiatan budaya yang
dibuat dalam satu tahun. 0 – 9
Kontribusi sektor industri kecil dan kerajinan terhadap pariwisata.
0 – 8
Jumlah tenaga kerja 0 – 10 Kualitas tenaga kerja 0 10 Kontribusi sektor pariwisata dan budaya
terhadap perekonomian rakyat.
0 – 8 Prasarana hiburan dan wisata 0 – 60 Jumlah usaha jasa penginapan 0 – 9 Jenis usaha jasa penginapan 1 – 9 Prasarana Linmas Peta tata ruang perdesaan 0 – 8 Jumlah skor 6 – 312 Penetapan tipologi suatu desa/kelurahan didasarkan pada perhitungan skor bagi setiap jenis potensi pengembangan. Manakala capaian skor suatu potensi pengembangan paling tinggi dari potensi pengembangan lainnya dalam satu desa/kelurahan, maka potensi pengembangan itulah yang lebih atau sangat potensial dikembangkan di desa/kelurahan dimaksud. Sedangkan potensi pengembangan lain dengan skor rangking berikutnya menjadi potensi pendukung yang harus diarahkan pengembangannya pula. Dengan demikian, potensi pengembangan ditentukan berdasarkan capaian skor tertinggi dan persentase tertinggi dari struktur pendapatan atau kontribusi sektoral terhadap pendapatan domestik desa/kelurahan bruto dan pendapatan perkapita masyarakat. Tipologi desa/kelurahan ditentukan dari capaian skor dan persentasi tertinggi dari 10 (sepuluh) kemungkinan pengembangan. Penggolongan desa/kelurahan menurut karakteristik potensi pengembangan tertentu diperlukan dalam penentuan prioritas pengembangan desa/kelurahan sesuai dukungan potensi unggulan masingmasing. Karena itu, berdasarkan potensi arah pengembangannya, tipologi desa/kelurahan digolongkan dalam 10 (sepuluh) tipe yakni desa/kelurahan persawahan, perladangan, perkebunan, peternakan, nelayan, pertambangan/galian C, industri kerajinan/kecil, industri sedang/besar serta tipe desa/kelurahan jasa dan perdagangan dan tipologi desa/kelurahan pariwisata. Teknik penentuan tipologi desa/kelurahan adalah:
Lampiran IV
98
1. perhitungan capaian skor masingmasing potensi pengembangan dari skor maksimal untuk setiap potensi;
2. perhitungan capaian persentase skoring masingmasing potensi pengembangan berdasarkan skoring maksimal;
3. penentuan tipe desa/kelurahan berdasarkan skor potensi pengembangan yang mendapatkan skor dan persentase tertinggi dari 10 (sepuluh) kemungkinan arah pengembangan desa/kelurahan.
Setelah penentuan tipologi desa/kelurahan sesuai dukungan potensi yang potensial dikembangkan langkah selanjutnya adalah mengarahkan pengembangan berbagai sektor pembangunan desa/kelurahan pada subvariabel dan indikator utama yang potensial dikembangkan. Peranan sektor lainnya adalah sebagai pendukung yang juga harus dikembangkan. Dengan demikian, tidak akan terjadi penentuan arah pengembangan desa/kelurahan yang tidak sesuai arah potensi utama dan pendukung pengembangannya. Intervensi kebijakan pembangunan desa/kelurahan didasarkan atas karakteristik tipologi desa/kelurahan sesuai dukungan potensi yang ada.
99
BAB III TINGKAT PERKEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN
A. INDIKATOR PENGUKUR TINGKAT PERKEMBANGAN MASYARAKAT
Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan adalah status tertentu dari capaian hasil kegiatan pembangunan yang dapat mencerminkan tingkat kemajuan dan/atau keberhasilan masyarakat, pemerintahan Desa dan Kelurahan dan pemerintahan daerah dalam melaksanakan pembangunan di Desa dan Kelurahan. Tingkat keberhasilan kegiatan pembangunan Desa dan Kelurahan yang dilakukan selama satu tahun dan atau selama lima tahun. Penilaian hasil kegiatan pembangunan tahunan dimaksudkan untuk mengetahui laju perubahan dan kecepatan perkembangan penduduk, ekonomi, pendidikan, kesehatan, keamanan dan ketertiban, kedaulatan politik masyarakat, partisipasi masyarakat dalam pembangunan, kinerja lembaga kemasyarakatan, kinerja pemerintahan desa/kelurahan serta efektivitas pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan. Dari hasil evaluasi keberhasilan kegiatan pembangunan setiap tahun akan diperoleh status perkembangan Desa/Kelurahan, yaitu Desa dan Kelurahan Cepat Berkembang, Desa/Kelurahan Berkembang, Desa dan Kelurahan Lamban Berkembang, dan Desa dan Kelurahan Kurang Berkembang. Sedangkan penilaian hasil kegiatan pembangunan lima tahun dimaksudkan untuk mengevaluasi keberhasilan jangka pendek pembangunan manusia Indonesia (IPM) melalui pengukuran klasifikasi tingkat dan status perkembangan kemajuan desa dan kelurahan dalam 10 (sepuluh) variabel yakni:
1. perkembangan kependudukan; 2. ekonomi masyarakat; 3. pendidikan masyarakat; 4. kesehatan masyarakat; 5. keamanan dan ketertiban; 6. kedaulatan politik masyarakat; 7. peranserta masyarakat dalam pembangunan; 8. lembaga kemasyarakatan; 9. kinerja pemerintahan desa dan kelurahan; dan 10. pembinaan dan pengawasan.
Hasil evaluasi keberhasilan kegiatan pembangunan selama 5 tahun akan diperoleh status kemajuan suatu Desa/Kelurahan atas klasifikasi Desa/Kelurahan Swasembada, Desa/Kelurahan Swakarya, dan Desa/Kelurahan Swadaya baik dalam Kategori Mula dan Kategori Madya dan Kategori Lanjut. Indikator yang digunakan untuk mengukur laju kemajuan tahunan dan status tingkat perkembangan desa dan kelurahan selama lima tahun didasarkan atas 10 (sepuluh) variabel penentu perkembangan desa/ kelurahan. Kesepuluh variabel itu telah dikonkritisasikan dalam subvariabel, indikator dan subindikator di mana masingmasingnya sudah diberikan nilai atau skor tertentu. Daftar isian data tingkat perkembangan desa/kelurahan yang sudah diisi tim pengumpul data profil tingkat desa/kelurahan selanjutnya diberi skoring dengan berpedoman pada skala nilai sebagaimana pada tabel berikut.
100
TABEL 1 SKOR TINGKAT PERKEMBANGAN DESA/KELURAHAN
No Indikator Cara Penilaian Skore
I PERKEMBANGAN PENDUDUK 1 Jumlah Penduduk Bila perkembangan jumlah
penduduk tahun ini
Kurang dari 0,1% dari total jumlah penduduk
5
0,1 – 0,5% 4 0,5 – 1,0% 3 1 – 1,5% 2 Lebih dari 1,5% 1 2 Jumlah Keluarga Bila perkembangan jumlah kepala
keluarga tahun ini
Kurang dari 0,1% dari jumlah total kepala keluarga
1
0,1 – 0,5% 2 0,5 – 1,0% 3 1 – 1,5% 4 Lebih dari 1,5% 5 II Ekonomi Masyarakat A Pengangguran Bila jumlah penduduk usia 1856
tahun yang masih sekolah, tidak bekerja dan bekerja tidak tentu
1
Lebih dari 80% dari total jumlah penduduk usia 18 – 56 tahun
60 – 80% 2 40 – 60% 4 20 – 40% 6 10 – 20% 8 Kurang dari 10% 10
B Kesejahteraan Keluarga Bila jumlah keluarga prasejahtera
dan sejahtera I lebih dari 75% dari total jumlah keluarga
1
50 – 75% 2 40 – 50% 4 20 – 40% 6 10 – 20% 8 Kurang dari 10% 10
C 1
PENDAPATAN DOMESTIK DESA/KELURAHAN BRUTO (PDD/KB)
Subsektor Pertanian Bila jumlah selisih lebih antara
total nilai produksi dengan biaya yang dikeluarkan subsektor pertanian mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10
101
2 3 4 5 6
Subsektor Perkebunan Bila jumlah selisih lebih antara total nilai produksi dengan total biaya yang dikeluarkan subsektor perkebunan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10
Subsektor Peternakan Bila jumlah selisih lebih antara
total nilai produksi dengan total biaya yang dikeluarkan subsektor peternakan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10
Subsektor Perikanan Bila jumlah selisih lebih antara
total nilai produksi dengan biaya yang dikeluarkan subsektor perikanan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6
25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10
Subsektor Kehutanan Bila jumlah selisih lebih antara total nilai produksi dengan biaya yang dikeluarkan subsektor kehutanan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10 Sektor Pertambangan dan Galian
Bila jumlah selisih lebih antara total nilai produksi dengan biaya yang dikeluarkan subsektor pertambangan dan galian mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
102
7 8 9 10
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10 Subsektor Kerajinan Bila jumlah selisih lebih antara
total nilai produksi dengan biaya yang dikeluarkan subsektor kerajinan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8
75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10 Sektor Industri Pengolahan
Bila jumlah selisih lebih antara total nilai produksi dengan biaya yang dikeluarkan sektor industri pengolahan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10
Subsektor Perdagangan besar dan eceran
Bila jumlah selisih lebih antara total nilai transaksi dengan biaya yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10
Subsektor hotel dan restoran
Bila jumlah selisih lebih antara total nilai pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10 11 Sektor Bangunan/
Konstruksi Bila jumlah selisih lebih antara total nilai bangunan/konstruksi
103
dengan biaya yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10 12 Subsektor bank dan
lembaga keuangan bukan bank
Bila jumlah selisih lebih antara total nilai transaksi dengan biaya yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 13 14 15
25 – 50% 7
50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10
Subsektor sewa bangunan dan jasa perusahaan
Bila jumlah selisih lebih antara total nilai transaksi dengan biaya yang dikeluarkan subsektor mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10 Subsektor jasa pemerintahan umum
Bila jumlah selisih lebih antara total nilai transaksi dengan biaya yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10 Subsektor jasa swasta Bila jumlah selisih lebih antara
total nilai transaksi dengan biaya yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10
104
16 17 18 19 20
Subsektor jasa hiburan dan rekreasi
Bila jumlah selisih lebih antara total nilai transaksi dengan biaya yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10 Subsektor jasa perorangan dan rumah tangga
Bila jumlah selisih lebih antara total nilai transaksi dengan biaya yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10 Subsektor angkutan dan jasa penunjang angkutan
Bila jumlah selisih lebih antara total nilai transaksi dengan biaya yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10 Subsektor komunikasi Bila jumlah selisih lebih antara
total nilai transaksi dengan biaya yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10 Subsektor listrik dan gas
Bila jumlah selisih lebih antara total nilai transaksi dengan biaya yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10
105
21 D. D.1 1 2 3
Subsektor air minum Bila jumlah selisih lebih antara
total nilai transaksi dengan biaya yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya yang dikeluarkan
4
Antara 5 – 10% 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 75 – 100% 9 Lebih dari 100% 10 PENDAPATAN PERKAPITA MENURUT SEKTOR USAHA Subsektor Pertanian Bila total jumlah pendapatan sektor
pertanian dibagi jumlah total anggota keluarga petani dan buruh tani memperoleh ratarata pendapatan peranggota keluarga pertanian mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1 Rp.2 juta Rp.5 juta/tahun 2 Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5 Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7 Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8 Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9
Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10 Perkebunan Bila total jumlah pendapatan sektor
perkebunan dibagi jumlah total anggota keluarga dan buruh perkebunan memperoleh ratarata pendapatan peranggota keluarga perkebunan setahun mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1 Rp.2 juta Rp.5 juta/tahun 2 Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5 Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7 Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8 Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9 Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10 Peternakan Bila total jumlah pendapatan sektor
peternakan dibagi jumlah total anggota keluarga peternak dan buruh peternakan memperoleh ratarata pendapatan peranggota keluarga peternakan setahun mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1 Rp.2 juta Rp.5 juta/tahun 2 Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5 Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7 Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8 Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9 Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10
106
4 5 6 7
Perikanan Bila total jumlah pendapatan sektor
perikanan dibagi jumlah total anggota keluarga perikanan dan buruh usaha perikanan memperoleh ratarata pendapatan peranggota keluarga perikanan setahun mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1 Rp.2 juta Rp.5 juta/tahun 2 Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5 Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7 Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8 Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9 Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10 Kerajinan Bila total jumlah pendapatan sektor
kerajinan dibagi jumlah total anggota keluarga pengrajin dan buruh usaha kerajinan memperoleh ratarata pendapatan peranggota keluarga pengrajin mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1 Rp.2 juta Rp.5 juta/tahun 2 Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5 Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7 Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8 Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9 Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10 Pertambangan Bila total jumlah pendapatan sektor
pertambangan dibagi jumlah total anggota keluarga pertambangan dan buruh usaha pertambangan/ galian memperoleh ratarata pendapatan peranggota keluarga pertambangan mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1 Rp.2 juta Rp.5 juta/tahun 2 Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5 Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7 Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8 Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9 Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10 Kehutanan Bila total jumlah pendapatan sektor
kehutanan dibagi jumlah total anggota keluarga pengusaha kehutanan dan buruh usaha kehutanan memperoleh ratarata pendapatan peranggota keluarga mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1 Rp.2 juta Rp.5 juta/tahun 2 Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5 Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7 Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8 Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9 Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10
107
8 9 D.2
Industri kecil, menengah dan besar
Bila total jumlah pendapatan sektor industri kecil, menengah dan besar dibagi jumlah total anggota keluarga di sektor industri kecil, menengah dan besar serta buruh usaha industri memperoleh ratarata pendapatan peranggota keluarga mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1 Rp.2 juta Rp.5 juta/tahun 2 Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5 Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7 Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8 Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9 Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10 Jasa dan Perdagangan Bila total jumlah pendapatan sektor
jasa dan perdagangan dibagi jumlah total anggota keluarga dan buruh di sektor usaha jasa dan perdagangan memperoleh ratarata pendapatan peranggota keluarga mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1 Rp.2 juta Rp.5 juta/tahun 2 Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5 Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7 Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8 Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9 Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10 PENDAPATAN RIIL KELUARGA Bila total pendapatan keluarga dari
berbagai sektor dibagi total jumlah anggota keluarga yang menghasilkan ratarata pendapatan peranggota keluarga mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1 Rp.2 juta Rp.5 juta/tahun 2 Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5 Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7 Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8 Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9 Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10
E. STRUKTUR MATA PENCAHARIAN MENURUT SEKTOR
No Indikator Cara Penilaian Skore
1 Sektor pertanian a Petani Jika tidak ada petani 0 Kurang dari 1% dari jumlah
total penduduk 2
1 – 10% 4 10 – 20% 6 20 – 30% 8
108
Lebih dari 30% 10 b Buruh tani Jika tidak ada buruh tani 0 Kurang dari 5% dari jumlah
total penduduk 2
5 15% 4 15 – 30% 6 30 50% 8 Lebih dari 50% 10 c Pemilik usaha pertanian Jika tidak ada 0 Kurang dari 1% dari jumlah
total penduduk 2
1 – 5 % 4 5 10% 6 10 – 15% 8 Lebih dari 15% 10 2 Sektor Perkebunan a Buruh perkebunan Jika tidak ada 0 Kurang dari 5% dari jumlah
total penduduk 2
5 15% 4 15 – 30% 6 30 50% 8 Lebih dari 50% 10 b Karyawan perusahaan
perkebunan Jika tidak ada 0
Kurang dari 1% dari jumlah total penduduk
2
1 – 5 % 4 5 10% 6 10 – 15% 8 Lebih dari 15% 10 c Pemilik usaha perkebunan Jika tidak ada 0 Kurang dari 1% dari jumlah
total penduduk 2
1 – 5 % 4 5 10% 6 10 – 15% 8 Lebih dari 15% 10 3 Peternakan a Buruh usaha peternakan Jika tidak ada 0 Kurang dari 5% dari jumlah
total penduduk 2
5 15% 4 15 – 30% 6 30 50% 8 Lebih dari 50% 10 b Pemilik usaha peternakan Jika tidak ada 0 Kurang dari 1% dari jumlah
total penduduk 2
1 – 5 % 4 5 10% 6 10 – 15% 8 Lebih dari 15% 10 4 Perikanan a Nelayan Jika tidak ada nelayan 0 Kurang dari 5% dari jumlah 2
109
total penduduk 5 15% 4 15 – 30% 6 30 50% 8 Lebih dari 50% 10 b Pemilik usaha perikanan Jika tidak ada 0 Kurang dari 1% dari jumlah
total penduduk 2
1 – 5 % 4 5 10% 6 10 – 15% 8 Lebih dari 15% 10 c Buruh usaha perikanan Jika tidak ada 0 Kurang dari 5% dari jumlah
total penduduk 2
5 15% 4 15 – 30% 6 30 50% 8 Lebih dari 50% 10 5 Kehutanan a Pemilik usaha pengolahan
hasil hutan Jika tidak ada 0
Kurang dari 1% dari jumlah total penduduk
2
1 – 5 % 4 5 10% 6 10 – 15% 8 Lebih dari 15% 10 b Buruh usaha pengolahan
hasil hutan Jika tidak ada 0
Kurang dari 5% dari jumlah total penduduk
2
5 15% 4 15 – 30% 6 30 50% 8 Lebih dari 50% 10 c Pengumpul hasil hutan Jika tidak ada 0 Kurang dari 5% dari jumlah
total penduduk 2
5 15% 4 15 – 30% 6 30 50% 8 Lebih dari 50% 10 6 Sektor Pertambangan dan Bahan Galian C a Penambang galian C
kerakyatan/perorangan Jika tidak ada 0
Kurang dari 5% dari jumlah total penduduk
2
5 15% 4 15 – 30% 6 30 50% 8 Lebih dari 50% 10 b Pemilik usaha
pertambangan skala kecil Jika tidak ada 0
110
dan besar Kurang dari 1% dari jumlah
total penduduk 2
1 – 5 % 4 5 10% 6 10 – 15% 8 Lebih dari 15% 10 c Buruh usaha
pertambangan Jika tidak ada 0
Kurang dari 5% dari jumlah total penduduk
2
5 15% 4 15 – 30% 6 30 50% 8 Lebih dari 50% 10 7 Sektor Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga a Sebaran matapencaharian
penduduk di sektor/ usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga
Bila tidak ada penduduk yang bermatapencaharian tetap di sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga
0
Bila jumlah jenis usaha yang ada di sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga mencapai
Kurang dari 2 jenis 2 3 – 5 jenis 5 5 – 10 jenis 7 10 – 15 jenis 9 Lebih dari 15 jenis 10 b Penyerapan tenaga kerja Bila dari semua jenis usaha
sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga mampu menyerap tenaga kerja
Kurang dari 5% dari jumlah total penduduk
2
5 15% 4 15 – 30% 6 30 50% 8 Lebih dari 50% 10 8 Sektor Industri menengah dan besar a Karyawan perusahaan
swasta Bila tidak ada penduduk yang bermatapencaharian tetap sebagai karyawan perusahaan swasta
0
Bila jumlah karyawan perusahaan swasta mencapai
Kurang dari 5% dari jumlah total penduduk
2
5 15% 4 15 – 30% 6 30 50% 8 Lebih dari 50% 10
111
b Karyawan perusahaan
pemerintah Bila tidak ada penduduk yang bermatapencaharian tetap sebagai karyawan perusahaan pemerintah
0
Bila jumlah karyawan perusahaan pemerintah mencapai
Kurang dari 5% dari jumlah total penduduk
2
5 15% 4 15 – 30% 6 30 50% 8 Lebih dari 50% 10 c Pemilik perusahaan
industri menengah dan besar
Jika tidak ada penduduk yang menjadi pemilik perusahaan yang beroperasi di desa/ kelurahan
0
Jika ada, jumlahnya kurang dari 1% dari jumlah total penduduk
2
1 – 5 % 4 5 10% 6 10 – 15% 8 Lebih dari 15% 10 9 Sektor perdagangan a Pengusaha perdagangan
hasil bumi Jika tidak ada penduduk yang menjadi pengusaha perdagangan hasil bumi
0
Jika ada, jumlahnya kurang dari 1% dari jumlah total penduduk
2
1 – 5 % 4 5 10% 6 10 – 15% 8 Lebih dari 15% 10 b Buruh jasa perdagangan
hasil bumi Bila tidak ada penduduk yang bermatapencaharian tetap sebagai buruh karyawan perusahaan jasa perdagangan hasil bumi
0
Bila ada, jumlah karyawan mencapai
Kurang dari 5% dari jumlah total penduduk
2
5 15% 4 15 – 30% 6 30 50% 8 Lebih dari 50% 10 10 Sektor Jasa a Jenis usaha jasa yang ada Bila ada penduduk yang tidak
bermatapencaharian tetap di sektor jasa yang ada
0
Bila ada, jenis usaha sektor jasa yang menjadi mata pencaharian utama penduduk
2
112
berjumlah Kurang dari 3 jenis usaha jasa
3 – 5 jenis 4 6 – 10 jenis 6 11 – 15 jenis 8 Lebih dari 15 jenis usaha 10 b Penyerapan tenaga kerja di
sektor jasa Bila dari semua jenis usaha sektor jasa yang ada, jumlah penduduk yang bermata pencaharian tetap di sektor jasa yang ada mencapai
Kurang dari 5% dari jumlah total penduduk
2
5 15% 4 15 – 30% 6 30 50% 8 Lebih dari 50% 10 F. PENGUASAAN ASET EKONOMI MASYARAKAT F.1. ASET TANAH Aset tanah Jika jumlah penduduk yang
memiliki tanah kurang dari 10% dari jumlah total penduduk
2
10 – 25% 4 25 – 50% 6 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 10 F.2. ASET SARANA TRANSPORTASI UMUM 1 Memiliki ojek sepeda/
motor Jika tidak ada penduduk yang memiliki ojek sepeda/motor
1
Jika jumlah pemilik kurang dari 5% dari total jumlah penduduk
2
5 – 10% 3 10 – 25% 4 25 – 50% 5 Lebih dari 50% 6 2 Memiliki becak/bentor,
cidemo, andong dan dokar Jika tidak ada penduduk yang memiliki
1
Jika jumlah pemilik kurang dari 5% dari total jumlah penduduk
2
5 – 10% 3 10 – 25% 4 25 – 50% 5 Lebih dari 50% 6 3 Memiliki angkutan kota/
desa, minibus, bus Jika tidak ada penduduk yang memiliki
1
Jika jumlah pemilik kurang dari 5% dari total jumlah penduduk
3
5 – 10% 4 10 – 25% 5 25 – 50% 6
113
Lebih dari 50% 7 4 Memiliki perahu dayung,
kapal motor, dan angkutan laut/sungai lainnya
Jika tidak ada penduduk yang memiliki
1
Jika jumlah pemilik kurang dari 5% dari total jumlah penduduk
2
5 – 10% 3 10 – 25% 4 25 – 50% 5 Lebih dari 50% 6 5 Memiliki angkutan udara Jika tidak ada penduduk yang
memiliki 5
Jika ada yang memiliki dari berbagai jenis
10
F.3. ASET SARANA PRODUKSI 1 Jenis sarana produksi Jika tidak ada salah satu pun
jenis sarana produksi di desa/kelurahan
0
Jika ada kurang dari 2 jenis 4 3 – 4 jenis 5 5 – 6 jenis 6 7 – 8 jenis 7 9 – 10 jenis 8 11 20 jenis 9 Lebih dari 20 jenis 10 2 Kepemilikan sarana
produksi Jika tidak ada penduduk yang memiliki sarana produksi yang ada di desa/kelurahan ini
0
Jika jumlah penduduk yang memiliki sarana produksi kurang dari 5% dari jumlah total penduduk
1
5 – 10% 2 10 – 15% 3 15 – 25% 5 25% 50% 7 Lebih dari 50% 10 G. ASET PERUMAHAN G.1 Rumah menurut dinding 1 Tembok Jika tidak ada rumah
penduduk yang dindingnya tembok
2
Jika jumlah rumah dinding tembok kurang dari 5% dari total jumlah rumah yang ada
3
5 – 10% 4 15 – 20% 5 20 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 2 Kayu Jika tidak ada rumah
penduduk yang dindingnya 9
114
kayu Jika jumlah rumah dinding
kayu kurang dari 5% dari total jumlah rumah yang ada
8
5 – 10% 7 15 – 20% 6 20 – 25% 5 25 – 50% 4 50 – 75% 3 Lebih dari 75% 2 3 Bambu Jika tidak ada rumah
penduduk yang berdinding bambu
9
Jika jumlah rumah dinding bambu kurang dari 5% dari total jumlah rumah yang ada
8
5 – 10% 7 15 – 20% 6 20 – 25% 5 25 – 50% 4 50 – 75% 3 Lebih dari 75% 2 4 Tanah liat Jika tidak ada rumah
penduduk yang berdinding tanah liat
10
Jika jumlah rumah dinding tanah liat kurang dari 5% dari total jumlah rumah yang ada
4
5 – 10% 3 15 – 25% 2 Lebih dari 25% 1 5 Pelepah kelapa/lontar dan
dedaunan Jika tidak ada rumah penduduk yang berdinding pelepah dan dedaunan
10
Jika jumlah rumah dinding pelepah dan dedaunan kurang dari 5% dari total jumlah rumah yang ada
6
5 – 10% 5 15 – 20% 4 20 – 25% 3 25 – 50% 2 50 – 75% 1 Lebih dari 75% 0 G.2 Rumah menurut lantai 1 Keramik Jika tidak ada rumah
penduduk yang berlantai keramik
2
Jika jumlah rumah lantai keramik kurang dari 5% dari total jumlah rumah yang ada
3
5 – 10% 4 15 – 20% 5 20 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8
115
Lebih dari 75% 9 2 Semen Jika tidak ada rumah
penduduk yang berlantai semen
2
Jika jumlah rumah lantai semen kurang dari 5% dari total jumlah rumah yang ada
3
5 – 10% 4 15 – 20% 5 20 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 3 Kayu Jika tidak ada rumah
penduduk yang berlantai kayu
2
Jika jumlah rumah lantai kayu kurang dari 5% dari total jumlah rumah yang ada
3
5 – 10% 4 15 – 20% 5 20 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 4 Tanah Jika tidak ada rumah
penduduk yang berlantai tanah
2
Jika jumlah rumah lantai tanah kurang dari 5% dari total jumlah rumah yang ada
3
5 – 10% 4 15 – 20% 5 20 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 G.3 Rumah menurut Atap 1 Genteng Jika tidak ada rumah
penduduk yang beratap genteng
2
Jika jumlah rumah atap genteng kurang dari 5% dari total jumlah rumah yang ada
3
5 – 10% 4 15 – 20% 5 20 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 2 Seng Jika tidak ada rumah
penduduk yang beratap seng 2
Jika jumlah rumah atap seng 3
116
kurang dari 5% dari total jumlah rumah yang ada
5 – 10% 4 15 – 20% 5 20 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 3 Asbes Jika tidak ada rumah
penduduk yang beratap asbes 8
Jika jumlah rumah atap asbes kurang dari 5% dari total jumlah rumah yang ada
7
5 – 10% 6 15 – 20% 5 20 – 25% 4 25 – 50% 3 50 – 75% 2 Lebih dari 75% 1 4 Beton Jika tidak ada rumah
penduduk yang beratap beton 2
Jika jumlah rumah atap beton kurang dari 5% dari total jumlah rumah yang ada
3
5 – 10% 4 15 – 20% 5 20 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 5 Kayu dan Bambu Jika tidak ada rumah
penduduk yang beratap kayu dan atau bambu
1
Jika jumlah rumah atap kayu dan bambu kayu kurang dari 5% dari total jumlah rumah yang ada
2
5 – 10% 3 15 – 20% 4 20 – 25% 5 25 – 50% 6 50 – 75% 7 Lebih dari 75% 8 6 Daun lontar, gebang,
ilalang dan dedaunan lain Jika tidak ada rumah penduduk yang beratap dedaunan
9
Jika jumlah rumah atap dedaunan kurang dari 5% dari total jumlah rumah yang ada
8
5 – 10% 7 15 – 20% 6 20 – 25% 5 25 – 50% 3 50 – 75% 2 Lebih dari 75% 1
117
H. PEMILIKAN ASET EKONOMI LAINNYA 1 Sebaran jumlah jenis aset
ekonomi lainnya Bila tidak ada satu jenis pun aset ekonomi yang dimiliki penduduk desa/kelurahan ini
0
Bila jumlah jenis aset yang dimiliki penduduk kurang dari 2 jenis
1
3 – 5 jenis 2 6 – 8 jenis 3 9 – 10 jenis 4 11 – 15 jenis 5 16 – 20 jenis 6 21 – 30 jenis 7 Lebih dari 30 jenis 8 2 Sebaran pemilik berbagai
jenis aset Bila tidak ada penduduk yang memiliki salah satu jenis aset ekonomi lainnya ini
0
Bila jumlah penduduk yang memiliki aset dari berbagai jenis kurang dari 1% dari total jumlah penduduk
2
1 – 5% dari total jumlah penduduk
3
5 – 10% 4 10 – 15% 5 15 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 III. PENDIDIKAN MASYARAKAT A. Tingkat Pendidikan Penduduk 1 Jumlah penduduk buta
aksara dan huruf latin Jika tidak ada penduduk yang buta aksara dan huruf latin
10
Jika jumlah penduduk buta aksara dan huruf latin kurang dari 10% dari total jumlah penduduk
9
10% 25% 6 25 – 50 % 2 50 – 75% 1 Lebih dari 75% 0 2 Jumlah penduduk usia 3
6 tahun yang masuk TK dan kelompok bermain anak.
Jika tidak ada anak usia 3 – 6 tahun yang masuk TK dan atau kelompok bermain
1
Jika jumlah anak usia 3 – 6 tahun yang masuk TK atau kelompok bermain kurang dari 10% dari total jumlah anak usia 3 – 6 tahun
2
10 – 25% 4 25 – 50% 5 50 – 75% 6 Lebih dari 75% 7
118
3 Jumlah penduduk tidak tamat SD/sederajat
Bila jumlah penduduk yang pendidikan terakhir tidak tamat SD/sederajat kurang dari 1% dari jumlah total penduduk
5
1 – 5% 4 5 – 10 % 3 10 – 15% 2 Lebih dari 15% 0 4 Jumlah penduduk tidak
tamat SLTP/Sederajat
Bila jumlah penduduk yang pendidikan terakhir tamat SLTP/sederajat kurang dari 1% dari jumlah total penduduk
1
1 – 10% 2 10 – 15 % 3 15 – 25% 4 25 – 50% 5 50 – 75% 6 Lebih dari 75% 7 5 Jumlah penduduk tamat
SLTA/sederajat
Bila jumlah penduduk yang pendidikan terakhir tamat SLTA/sederajat kurang dari 1% dari jumlah total penduduk
1
1 – 10% 3 10 – 15 % 4 15 – 25% 5 25 – 50% 6 50 – 75% 7 Lebih dari 75% 8 6 Jumlah penduduk tamat
Diploma/sederajat
Bila jumlah penduduk yang pendidikan terakhir tamat diploma/sederajat kurang dari 1% dari jumlah total penduduk
3
1 – 10% 4 10 – 15 % 5 15 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 8 Jumlah penduduk tamat
S1, S2 dan S3 Bila jumlah penduduk yang pendidikan terakhir tamat S1, S2 dan S3 kurang dari 1% dari jumlah total penduduk
4
1 – 10% 5 10 – 15 % 6 15 – 25% 7 25 – 50% 8 50 – 75% 9 Lebih dari 75% 10
119
9 Jumlah penduduk cacat Jika tidak ada anak dan penduduk yang cacat fisik dan mental
5
Jika jumlah anak dan penduduk yang cacat kurang dari 5% dari total jumlah penduduk
4
5 – 10% 3 10 – 25% 2 25 – 50% 1 Lebih dari 50% 0 10 Jumlah penduduk cacat
yang tamat SLB Jika jumlah anak dan penduduk cacat fisik/mental yang tamat sekolah/SLB kurang dari 1% dari total jumlah penduduk yang cacat
1
1 – 5% 2 5 – 10% 3 10 – 25% 6 25 – 50% 7 Lebih dari 50% 8 B. Wajib Belajar 9 tahun Jumlah penduduk usia 7
15 tahun yang tidak sekolah
Jika jumlah penduduk usia 715 tahun yang tidak sekolah kurang dari 1% dari total jumlah penduduk usia 7 – 15 tahun
9
1 – 5% 6 5 – 10% 5 10 – 25% 4 25 – 50% 2 Lebih dari 50% 1 C. Rasio Guru dan Murid 1 Rasio guru dan murid TK
dan kelompok bermain Jika tidak ada guru dan murid TK dan kelompok bermain
0
Bila 1 guru mengajar kurang dari 10 murid
8
11 – 20 murid 6 21 – 30 murid 3 31 – 40 murid 2 Lebih dari 40 murid 1 2 Rasio guru dan murid
SD/sederajat
Bila jumlah siswa dibagi jumlah guru menghasilkan perbandingan 1 guru mengajar kurang dari 10 murid
9
11 – 20 murid 8 21 – 30 murid 5 31 – 40 murid 3 Lebih dari 40 murid 1 3 Rasio guru dan murid
SLTP/sederajat
Bila jumlah siswa dibagi 9
120
jumlah guru menghasilkan perbandingan 1 guru mengajar kurang dari 10 murid
11 – 20 murid 8 21 – 30 murid 5 31 – 40 murid 3 Lebih dari 40 murid 1 4 Rasio guru dan murid
SLTA/sederajat
Bila jumlah siswa dibagi jumlah guru menghasilkan perbandingan 1 guru mengajar kurang dari 10 murid
9
11 – 20 murid 8 21 – 30 murid 5 31 – 40 murid 3 Lebih dari 40 murid 1 5 Rasio guru dan murid
SLB/sederajat
Bila jumlah siswa dibagi jumlah guru menghasilkan perbandingan 1 guru mengajar kurang dari 2 murid
9
2 – 5 murid 8 6 – 8 murid 5 9 – 10 murid 3 Lebih dari 10 murid 0 D. Kelembagaan Pendidikan Masyarakat 1 Jumlah perpustakaan
desa/kelurahan Jika tidak ada perpustakaan desa/kelurahan
0
Jika jumlah perpustakaan desa/kelurahan 1 unit
5
2 – 5 unit 7 Lebih dari 5 unit 9 2 Jumlah taman bacaan
desa / kelurahan Jika tidak ada taman bacaan desa dan kelurahan
0
Jika jumlah taman bacaan desa/kelurahan 1 unit
5
2 – 5 unit 6 Lebih dari 5 unit 10 3 Jumlah perpustakan
keliling Jika tidak ada perpustakaan keliling desa/kelurahan
0
Jika jumlah perpustakaan keliling desa/kelurahan 1 unit
7
2 – 5 unit 8 Lebih dari 5 unit 10 4 Jumlah sanggar belajar Jika tidak ada sanggar belajar 0 Jika jumlah sanggar belajar
desa/kelurahan 1 unit 5
2 – 5 unit 7 Lebih dari 5 unit 9 5 Jumlah kegiatan lembaga Jika tidak ada kegiatan 0
121
pendidikan luar sekolah lembaga pendidikan luar sekolah
Jika jumlah kegiatan lembaga pendidikan luar sekolah di desa/kelurahan 1 jenis
4
2 – 5 unit 8 Lebih dari 5 unit 10 6 Jumlah kelompok belajar
paket A, B dan C Jika tidak ada kelompok belajar paket A, B dan C
0
Jika jumlah kelompok belajar paket A, B dan C kurang dari 4 kelompok
5
5 – 8 kelompok 7 Lebih dari 8 kelompok 9 7 Jumlah lembaga kursus
keterampilan Jika tidak ada lembaga kursus keterampilan
0
Jika jumlah lembaga kursus keterampilan 1 unit
6
2 – 5 unit 7 6 – 8 unit 8 9 – 10 unit 9 Lebih dari 10 unit 10 IV. KESEHATAN MASYARAKAT A. Kualitas ibu hamil 1 Jumlah ibu hamil periksa
di posyandu Jika tidak ada ibu hamil yang periksa ke Posyandu
0
Jika jumlah ibu hamil periksa di Posyandu kurang dari 10% dari total jumlah ibu hamil
2
10 – 25% 4 25 – 50% 6 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 2 Jumlah ibu hamil periksa
di Puskesmas dan Rumah Sakit
Jika tidak ada ibu hamil yang periksa ke puskesmas dan Rumah Sakit
0
Jika jumlah ibu hamil periksa di puskemas dan rumah sakit kurang dari 10% dari total jumlah ibu hamil
2
10 – 25% 4 25 – 50% 6 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 3 Jumlah ibu hamil periksa
di Dokter praktek dan Bidan Praktek
Jika tidak ada ibu hamil yang periksa ke Dokter praktek dan Bidan Praktek
0
Jika jumlah ibu hamil yang periksa di Dokter praktek dan Bidan Praktek kurang dari 10% dari total jumlah ibu hamil
2
10 – 25% 4 25 – 50% 6
122
50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 4 Jumlah ibu hamil periksa
di Dukun terlatih Jika tidak ada ibu hamil yang periksa ke dukun terlatih
0
Jika jumlah ibu hamil yang periksa di dukun terlatih kurang dari 10% dari total jumlah ibu hamil
2
10 – 25% 4 25 – 50% 6 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 5 Jumlah kematian ibu
hamil Jika tidak ada ibu hamil meninggal
10
Jika jumlah ibu hamil meninggal kurang dari 10% dari total jumlah ibu hamil
8
10 – 25% 2 25 – 50% 1 Lebih dari 50% 0 6 Jumlah ibu hamil yang
melahirkan
Jika jumlah ibu hamil yang melahirkan kurang dari 10% dari total jumlah ibu hamil
1
10 – 25% 2 25 – 50% 5 50 – 75% 7 Lebih dari 75% 9 7 Jumlah kematian ibu nifas Jika tidak ada kematian ibu
nifas 10
Jika jumlah kematian ibu nifas kurang dari 1% dari jumlah total ibu nifas
8
1 – 10% 6 10 – 25% 4 25 – 50% 2 Lebih dari 50% 1 B. Kualitas Bayi 1 Jumlah keguguran
kandungan Jika tidak pernah terjadi keguguran kandungan
10
Jika jumlah keguguran kandungan kurang dari 5% dari jumlah total ibu hamil
5 – 10% 3 10 – 15% 2 15 – 25% 1 Lebih dari 25% 0 2 Jumlah bayi lahir mati Jika tidak ada bayi lahir mati 10 Jika jumlah bayi lahir mati
kurang dari 5% dari jumlah total bayi yang lahir
4
5 – 10% 3
123
10 – 15% 2 15 – 25% 1 Lebih dari 25% 0 3 Jumlah bayi usia 0 – 12
bulan yang mati Jika tidak ada bayi usia 0 – 12 yang mati
8
Jika jumlah bayi usia 0 – 12 bulan mati kurang dari 10% dari total jumlah bayi usia 0 – 12 bulan
4
10 – 25% 3 25 – 50% 2 Lebih dari 50% 1 4 Jumlah bayi lahir berat
kurang dari 2,5 kg Jika semua bayi lahir berat lebih dari 2,5 kg
10
Jika jumlah bayi lahir berat badan kurang dari 2,5 kg kurang dari 10% dari total jumlah bayi lahir
8
10 – 25% 6 25 – 50% 4 Lebih dari 50% 2 5 Jumlah bayi 0 – 5 tahun
yang cacat Jika tidak ada bayi 0 – 5 tahun yang menderita cacat
10
Jika jumlah bayi 0 – 5 tahun yang menderita cacat kurang dari 10%
4
10 – 25% 3 25 – 50% 2 Lebih dari 50% 1 C. Kualitas Persalinan C.1. Tempat Persalinan 1 Tempat persalinan RSU
dan Puskesmas Jika jumlah tempat persalinan di RSU, rumah bersalin dan Puskesmas kurang dari 10% dari total jumlah persalinan
1
10 – 25% 2 25 – 50% 6 Lebih dari 50% 8 2 Tempat persalinan BKIA
dan Polindes Jika jumlah tempat persalinan di Balai Kesehatan Ibu dan Anak dan Polindes kurang dari 10% dari total jumlah persalinan
2
10 – 25% 4 25 – 50% 6 Lebih dari 50% 8 3 Tempat persalinan Rumah
praktek dokter dan bidan Jika jumlah tempat persalinan di tempat praktek dokter atau rumah praktek bidan kurang dari 10% dari jumlah total persalinan
1
10 – 25% 2
124
25 – 50% 3 Lebih dari 50% 4 4 Tempat persalinan rumah
dukun dan rumah sendiri Jika jumlah tempat persalinan di rumah dukun dan rumah sendiri kurang dari 10%
4
10 – 25% 3 25 – 50% 2 Lebih dari 50% 1 C.2. Pertolongan Persalinan 1 Pertolongan Dokter, Bidan
dan Perawat Jika jumlah persalinan yang ditolong dokter, bidan dan perawat kurang dari 10% dari jumlah total persalinan
3
10 – 25% 4 25 – 50% 5 Lebih dari 50% 6 2 Persalinan yang ditolong
Dukun bersalin Jika tidak pernah ditolong dukun bersalin
5
10 – 25% 4 25 – 50% 3 Lebih dari 50% 2 3 Jumlah persalinan yang
ditolong keluarga Jika jumlah persalinan yang ditolong keluarga kurang dari 10% dari total jumlah persalinan
4
10 – 25% 3 25 – 50% 2 Lebih dari 50% 1 D. Cakupan Imunisasi 1 Imunisasi bayi usia 2
bulan Jika jumlah bayi usia 2 bulan yang diimunisasi kurang dari 10% dari total jumlah bayi usia 2 bulan
1
10 – 25% 2 25 – 50% 4 50 75% 6 Lebih dari 75% 8 2 Imunisasi bagi bayi usia 3
bulan Jika jumlah bayi usia 3 bulan yang diimunisasi kurang dari 10% dari total jumlah bayi usia 3 bulan
1
10 – 25% 2 25 – 50% 4 50 75% 6 Lebih dari 75% 8 3 Imunisasi bagi bayi usia 4
bulan Jika jumlah bayi usia 4 bulan yang diimunisasi kurang dari 10% dari total jumlah bayi usia 4 bulan
1
10 – 25% 2 25 – 50% 4 50 75% 6 Lebih dari 75% 8
125
4 Imunisasi bagi bayi usia 9
bulan Jika jumlah bayi usia 9 bulan yang diimunisasi kurang dari 10% dari total jumlah bayi usia 9 bulan
1
10 – 25% 2 25 – 50% 4 50 75% 6 Lebih dari 75% 8 E. Perkembangan Pasangan Usia Subur dan KB E.1. Pasangan Usia Subur 1 Jumlah pasangan usia
subur Bila jumlah pasangan usia subur kurang dari 10% dari jumlah total wanita usia subur 15 – 49 tahun
3
10 – 25% 4 25 – 50% 5 50 – 75% 6 Lebih dari 75% 7 2 Wanita kawin muda usia
kurang dari 16 tahun Jika jumlah wanita usia di bawah 16 tahun yang kawin muda kurang dari 10% dari total jumlah perempuan usia 12 sampai 16 tahun
5
10 – 25% 4 25 – 50% 3 50 – 75% 2 Lebih dari 75% 1 E.2. Keluarga Berencana 1 Jumlah pengguna metode
Kontrasepsi
Jika total jumlah pengguna metode KBA dan obat tradisional kurang dari 10% dari total jumlah pasangan usia subur
3
10 – 25% 4 25 – 50% 5 50 – 75% 6 Lebih dari 75% 8 2 Jumlah PUS yang tidak
menggunakan metode KB Jika jumlah total pasangan usia subur/PUS yang tidak menggunakan metode KB kurang dari 10% dari total jumlah PUS
7
10 – 25% 6 25 – 50% 5 50 – 75% 4 Lebih dari 75% 3 F. Wabah Penyakit 1 Jenis wabah penyakit Jika tidak ada kejadian wabah
penyakit 10
Jika jumlah kejadian wabah penyakit yang diderita masyarakat kurang dari 3 jenis
4
4 – 5 jenis 3
126
6 – 7 jenis 2 7 – 10 jenis 1 Lebih dari 10 jenis 0 2 Jumlah korban meninggal Jika tidak ada korban
meninggal 10
Jika jumlah korban meninggal akibat berbagai jenis wabah penyakit kurang dari 10% dari total jumlah kejadian
3
10 – 25% 2 25 – 50% 1 Lebih dari 50% 0 G. Angka Harapan Hidup/AHH Angka harapan hidup Jika AHH penduduk desa/
kelurahan:
Kurang dari AHH tingkat kabupaten/kota
3
Sama dengan AHH tingkat kabupaten/kota
5
Lebih dari AHH tingkat kabupaten/kota
10
H. Cakupan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Jumlah keluarga yang
menggunakan sumur gali Jika jumlah keluarga lebih dari 25 – 75% dari total jumlah keluarga menggunakan:
Air PAM, Pipa air kran dan hidran umum,
10
Sumur gali dan sumur pompa 6 Air sungai dan mata air 5 Embung dan bak penampung
air hujan 7
Akses air minum dari air laut 8 Dari sumber lainnya 9 I. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 1 Kebiasaan buang air besar Jika jumlah keluarga yang
memiliki WC sehat lebih dari 75%
8
Jika jumlah keluarga yang menggunakan fasilitas MCK umum lebih dari 10%
6
Jika jumlah keluarga yang memiliki WC kurang memenuhi standar kesehatan lebih dari 25%
2
Jika jumlah keluarga yang biasa buang air di semak, kebun, hutan, sungai, parit, dan lainlain lebih dari 10% dari total jumlah keluarga
0
2 Pola makan Jika kebiasaan penduduk
makan dalam sehari
Belum tentu makan sekali sehari
0
1 kali 2 2 kali 3
127
3 kali 4 Lebih dari 3 kali 1 3 Kebiasaan berobat waktu
sakit Bila kebiasaan berobat saat sakit:
Berobat ke dokter, puskesmas, mantri kesehatan, posyandu, perawat, dan bidan
10
Berobat ke dukun terlatih 3 Menggunakan obat tradisional
dari dukun pengobatan alternatif
4
Gunakan obat tradisional dari keluarga sendiri
8
Ke paranormal 1 Tidak diobati 0 J Status Gizi Balita Jika lebih dari 25% balita dari
total jumlah balita:
Bergizi baik 8 Bergizi kurang 2 Bergizi lebih 1 Bergizi buruk 0 K. Jenis Penyakit dan Tempat Perawatan Penderita Sakit
tahun ini
1 Jenis penyakit yang diderita penduduk
Bila tidak ada jenis penyakit yang diderita
10
Bila jumlah jenis penyakit yang diderita penduduk kurang dari 2 jenis
4
3 – 4 jenis 3 5 – 7 jenis 2 7 – 10 jenis 1 Lebih dari 10 jenis 0 2 Penderita penyakit Bila jumlah penderita sakit
kurang dari 1% dari jumlah total penduduk
5
1 – 5% 4 5 – 10% 3 10 – 25% 2 Lebih dari 25% 0 3 Tempat perawatan a Rumah sakit/Puskesmas Bila jumlah penderita yang
dirawat di puskesmas dan rumah sakit, kurang dari 10% dari total jumlah penderita sakit
1
10 – 25% 3 25 – 50% 5 Lebih dari 50% 7 b Rumah sendiri Bila jumlah penderita yang
dirawat di rumah kurang dari 7
128
10% dari total jumlah penderita sakit
10 – 25% 5 25 – 50% 3 Lebih dari 50% 1 L. Perkembangan Sarana dan Prasarana Kesehatan
Masyarakat
1 MCK umum Jika ada fasilitas MCK umum 8 Jika tidak ada 0 2 Organisasi Posyandu dan
Kepengurusan Jika tidak ada Posyandu 0
Jika ada Posyandu 1 Jika ada pengurus dan kader
Posyandu yang aktif 5
3 Kegiatan Posyandu Jika tidak ada kegiatan
Posyandu 0
Jika jumlah kegiatan Posyandu kurang dari 2 jenis
2
3 – 5 jenis 6 6 – 8 jenis 7 8 – 10 jenis 8 Lebih dari 10 jenis 9 4 Administrasi Posyandu Jika tidak buku administrasi
Posyandu 0
Jika ada buku administrasi dan diisi secara rutin
5
5 Dasawisma Jika tidak ada dasawisma 0 Jika ada dasawisma yang
pengurusnya aktif dan ada kegiatannya
8
6 Kesehatan Masyarakat a Kegiatan Kebersihan
Lingkungan Jika tidak ada kegiatan kebersihan lingkungan
0
Jika ada 5 b Pengobatan Gratis Jika tidak ada kegiatan
pengobatan gratis 0
Jika ada 5 c Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) Jika tidak ada kegiatan pemberantasan sarang nyamuk
0
Jika ada 5 d Pembangunan prasarana
dan sarana kesehatan lingkungan/komunitas
Jika tidak ada kegiatan pembangunan prasarana dan sarana kesehatan lingkungan dan komunitas lainnya
0
Jika ada 5
129
V. KEAMANAN DAN KETERTIBAN A. Jenis Konflik Sara 1 Konflik Sara pada tahun
ini Jika tidak ada konflik Sara di desa/kelurahan
10
Jika ada korban non material dan harta benda
0
2 Konflik sosial ekonomi a Konflik antar kelompok
masyarakat dalam desa/kelurahan
Jika tidak ada konflik sosial ekonomi antar kelompok masyarakat dalam desa/ kelurahan
10
Jika ada korban non material dan harta benda
0
b Konflik antar kelompok masyarakat antar desa/kelurahan
Jika tidak ada konflik sosial ekonomi antara kelompok masyarakat antar desa/ kelurahan
10
Jika ada korban nonmaterial dan harta benda
0
3 Konflik sosial politik antar
masyarakat dengan lembaga politik
Jika tidak ada 10
Jika ada korban non material dan harta benda konflik sosial politik
0
4 Konflik masyarakat
dengan pemerintah Jika tidak ada 10
Jika ada korban non material dan harta benda
0
5 Konflik antara masyarakat
dengan perusahaan Jika tidak ada 10
Jika ada korban non material dan harta benda
0
6 Proses hukum bagi pelaku
konflik Jika tidak ada kasus yang diproses secara hukum
0
Jika jumlah kasus yang diproses secara hukum kurang dari 10% dari total jumlah kasus konflik
5
10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 B. Perkelahian 1 Korban kasus perkelahian Jika tidak ada kasus 5 Jika ada korban kerugian
material dan non material 1
2 Proses hukum bagi pelaku Jika tidak ada kasus yang
diproses secara hukum 0
Jika jumlah kasus yang diproses secara hukum kurang dari 75% dari total jumlah kasus perkelahian
5
Lebih dari 75% 8
130
C. Pencurian 1 Korban kasus pencurian Jika tidak ada kasus 5 Jika ada korban kerugian
material dan non materil 1
2 Proses hukum bagi pelaku Jika tidak ada kasus yang
diproses secara hukum 0
Jika jumlah kasus yang diproses secara hukum kurang dari 75% dari total jumlah kasus pencurian
5
Lebih dari 75% 8 D. Penjarahan dan Penyerobotan tanah 1 Korban kasus Jika tidak ada kasus 5 Jika ada korban kerugian
material dan non materil 1
2 Proses hukum bagi pelaku Jika tidak ada kasus yang
diproses secara hukum 0
Jika jumlah kasus yang diproses secara hukum kurang dari 50% dari total jumlah kasus
5
Lebih dari 50% 8 E. Perjudian, Penipuan dan Penggelapan 1 Kasus perjudian Jika tidak ada kasus 8 Jika ada kasus perjudian 0 2 Kasus penipuan dan
penggelapan Jika tidak ada 8
Jika ada 0 3 Jumlah kasus sengketa
warisan, jual beli dan hutang piutang
Jika tidak ada 8
Jika ada 0 F. Pemakaian Narkoba dan Miras 1 Kasus Narkoba Jika tidak ada kasus
pemakaian Narkoba 10
Jika ada kasus produksi, pengedaran, penggunaan dan korban narkoba
0
2 Kasus Miras Jika tidak ada produksi,
pengedaran dan pengguna serta korban Miras
10
Jika ada 0 G. Prostitusi 1 Lokalisasi Jika tidak ada 10 Jika ada tempat resmi dan
terselubung penyedia prostitusi 0
2 Penertiban tempat Jika ada penertiban pelaku 5
131
praktek prostitusi prostitusi Jika tidak ada pembinaan dan
pengawasan praktek prostitusi 0
H. Pembunuhan 1 Korban Pembunuhan Jika tidak ada kasus 10 Jika ada korban pembunuhan 0 2 Proses hukum bagi pelaku Jika tidak ada kasus yang
diproses secara hukum 0
Jika jumlah kasus yang diproses secara hukum kurang dari 75% dari total jumlah kasus
5
Lebih dari 75% 8 I. Penculikan 1 Korban Penculikan Jika tidak ada kasus 10 Jika ada korban penculikan 0 2 Proses hukum bagi pelaku Jika tidak ada kasus yang
diproses secara hukum 0
Jika jumlah kasus yang diproses secara hukum kurang dari 75% dari total jumlah kasus
5
Lebih dari 75% 8 J. Kejahatan Seksual 1 Kasus perkosaan Jika tidak ada kasus 10 Jika ada korban perkosaan 0 Jika ada kasus kehamilan di
luar nikah menurut hukum negara
1
2 Tempat liar bagi praktek
pekerja seks komersial (PSK) jalanan
Jika tidak ada tempat bagi pekerja seks komersial
10
Jika ada 0 K. Masalah Kesejahteraan Sosial 1 Jenis masalah
kesejahteraan sosial Jika tidak ada salah satu jenis pun masalah kesejahteraan sosial di desa/kelurahan
10
Jika jumlah jenis masalah kesejahteraan sosial yang ada:
Kurang dari 10 jenis masalah 3 11 – 15 jenis 2 16 – 20 jenis 1 Lebih dari 20 jenis 0 2 Jumlah penyandang
masalah kesejahteraan sosial
Jika jumlahnya kurang dari 5
132
1% dari total jumlah penduduk 1 – 5% 3 5 – 10% 2 10 – 15% 1 Lebih dari 15% 0 3 Keberadaan Panti/sanggar/rumah singgah dan tempat
pemulihan/rehabilitasi bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial Jika tidak ada
Jika tidak ada 0 Jika ada 10 L. Teror dan Intimidasi 1 Jumlah kasus Jika tidak ada kasus 10 Jika jumlah kasus teror dan
intimidasi kurang dari 2 kasus 4
3 – 5 kasus 3 5 – 7 kasus 2 7 – 10 kasus 1 Lebih dari 10 kasus 0 2 Penyelesaian kasus Jika tidak ada kasus yang
diselesaikan secara hukum 0
Jika jumlah kasus yang diselesaikan kurang dari 50% dari total jumlah kasus
5
Jika lebih dari 50% kasus diselesaikan
8
M. Pelembagaan Sistem Keamanan Lingkungan Semesta 1 Organisasi Siskamling Ada 8 Tidak ada 0 2 Organisasi pertahanan
sipil dan perlindungan masyarakat dan Satpam
Ada 8
Tidak ada 0 3 Kegiatan Siskamling Ada 8 Tidak 1 4 Pembinaan Siskamling,
Hansip dan Linmas Ada 7
Tidak 0 5 Administrasi Siskamling,
Hansip dan Linmas Ada 7
Tidak 0 VI. KEDAULATAN POLITIK MASYARAKAT A. Kesadaran berpemerintahan, berbangsa dan bernegara 1 Jenis kegiatan pemantapan nilai ideologi Pancasila sebagai
dasar negara, nilai Bhinneka Tunggal Ika dan nilai kesebangsaan lainnya
Jika tidak ada salah satu jenis pun kegiatan
0
Jika jumlah jenis kegiatan
133
pemantapan ideologi negara: Kurang dari 2 jenis 1 3 – 5 jenis 3 6 – 10 jenis 5 11 – 15 jenis 7 Lebih dari 15 jenis 9 2 Jumlah kegiatan
pemantapan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
Jika jumlah kegiatan pemantapan nilai ideologi Pancasila dari setiap jenis:
Kurang dari 2 kegiatan 1 3 – 5 kegiatan 3 6 – 10 kegiatan 5 11 – 15 kegiatan 7 Lebih dari 15 kegiatan 9 3 Kasus ancaman keutuhan
NKRI, gangguan Kantibmas, disintegrasi sosial, politik, ekonomi dan nilai kesebangsaan lainnya
Jika tidak ada kasus 10
Jika jumlah kasus kurang dari 2 kasus
4
3 – 5 kasus 3 6 – 10 kasus 2 11 – 15 kasus 1 Lebih dari 15 kasus 0 4 Kasus ketenagakerjaan
dan perlintasan batas antar negara
Jika tidak ada kasus 10
Jika jumlah kasus kurang dari 5 kasus
3
6 – 10 kasus 2 11 – 15 kasus 1 Lebih dari 15 kasus 0 5 Fasilitasi penyelesaian
Kasus Jika tidak ada kegiatan penyelesaian kasus
0
Jika ada fasilitasi penyelesain kasus oleh pemerintah desa/kelurahan
5
B. Kesadaran Membayar Pajak dan Retribusi 1 Realisasi PBB Jika realisasi kurang dari 10%
dari target PBB 1
10 – 25% 2 25 – 50% 3 50 – 75% 4 Lebih dari 75% 5 2 Tindakan hukum terhadap
penunggak PBB Jika tidak ada 1
Jika ada 5 3 Realisasi Retribusi dan
Pungutan resmi lainnya dari masyarakat
Jika realisasi kurang dari 10% dari target retribusi
1
10 – 25% 2
134
25 – 50% 3 50 – 75% 4 Lebih dari 75% 5 4 Tindakan hukum terhadap
penunggak PBB Jika tidak ada 1
Jika ada 5 5 Pungutan tidak resmi Jika tidak ada 10 Jika ada 0 C. Partisipasi Politik C.1. Jumlah Partai Politik dan Pemilihan Umum 1 Jumlah pemilih yang
menggunakan hak pilih dalam pemilihan presiden/ wakil dan legislatif pada Pemilu terakhir
Jika jumlah penduduk yang menggunakan hak pilih:
Kurang dari 10% dari jumlah total penduduk yang memiliki hak pilih:
4
10 – 25% 5 25 – 50% 6 50 – 75% 7 Lebih dari 75% 8 2 Jumlah penduduk yang
dipilih dalam pemilu legislatif yang lalu
Jika tidak ada penduduk yang terpilih
1
Jika jumlah penduduk yang terpilih:
Kurang dari 10% dari jumlah total penduduk yang memiliki hak pilih
6
10 – 25% 7 25 – 50% 8 50 – 75% 9 Lebih dari 75% 10 3 Parpol yang mempunyai
kantor dan pengurus di desa/kelurahan
Jika tidak ada Parpol yang berkantor di desa/kelurahan ini
5
Bila ada 7 4 Jumlah perempuan dari
desa/kelurahan yang aktif di partai politik
Jika tidak ada 5
Jika ada 7 5 Jumlah penduduk yang
menjadi pengurus parpol di desa/kelurahan
Jika tidak ada penduduk yang jadi pengurus Parpol yang berkantor di desa/kelurahan
5
Jika ada 7 C.2. Pemilihan Kepala Daerah 1 Jumlah pemilih yang
menggunakan hak pilih Jika jumlah penduduk yang menggunakan hak pilih:
135
dalam pemilihan Gubernur pada Pemilu terakhir
Kurang dari 10% dari jumlah total penduduk yang memiliki hak pilih:
5
10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 2 Jumlah pemilih yang
menggunakan hak pilih dalam pemilihan Bupati/ Walikota pada Pilkada terakhir
Jika jumlah penduduk yang menggunakan hak pilih:
Kurang dari 10% dari jumlah total penduduk yang memiliki hak pilih:
5
10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 C.3. Penetapan Kepala Desa/Lurah dan Perangkat
Desa/Kelurahan
1 Penentuan jabatan kepala desa
Jika proses penentuannya:
Dipilih secara langsung oleh penduduk yang mempunyai hak pilih
10
Dipilih oleh perwakilan kelompok masyarakat
2
Ditunjuk oleh Bupati/Walikota 0 Diangkat turun temurun oleh
masyarakat setempat 1
2 Penentuan Sekretaris
Desa/Kelurahan Jika proses dilakukan melalui
Diusulkan oleh kepala desa/lurah, dipilih, diangkat dan ditetapkan oleh Sekretaris Daerah atas nama Bupati/ Walikota
10
Diusulkan oleh kepala desa/lurah, diangkat dan ditetapkan oleh Camat
1
Ditunjuk dan diangkat oleh kepala desa/lurah
0
3 Penentuan perangkat desa termasuk kepala dusun sebagai unsur kewilayahan
Ditunjuk, dan ditetapkan oleh Kepala Desa disahkan oleh Camat
1
Ditunjuk, diangkat dan ditetapkan oleh Kades/Lurah dan dilaporkan ke Camat
10
Ditunjuk, diangkat dan ditetapkan oleh Camat/Kepala Distrik/sebutan lain
0
4 Masa jabatan Kepala Desa Jika lama masa jabatan 6 9
136
tahun 12 tahun 7 Lebih dari 12 tahun 0 5 Penentuan jabatan lurah
dan perangkat kelurahan termasuk kepala lingkungan
Ditunjuk, diangkat dan ditetapkan oleh Lurah serta disahkan Camat
1
Ditunjuk, diangkat dan ditetapkan oleh Lurah serta dilaporkan ke Camat/Bupati/ Walikota
0
Diusulkan oleh Lurah, dipilih, diangkat dan ditetapkan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota
10
C.4. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) 1 Keberadaan BPD Jika tidak ada 0 Jika ada 10 2 Jumlah Anggota Jika jumlah anggota kurang
dari 5 orang 1
5 – 11 orang 10 Lebih dari 11 orang 0 3 Pemilihan BPD a Penentuan anggota BPD Pemilihan langsung oleh
masyarakat 1
Dipilih oleh perwakilan masyarakat desa secara musyawarah dan mufakat
10
Ditunjuk oleh Kepala desa/ camat dan unsur lainnya
0
b Pimpinan BPD Dipilih dari dan oleh anggota
BPD secara langsung 10
Dipilih oleh Kepala Desa dan disetujui oleh Camat
0
Dipilih oleh rakyat secara langsung dari para anggota BPD
1
4 Pemilikan kantor/ruang kerja BPD
Ada 5 Tidak 0 5 Anggaran untuk BPD Ada 5 Tidak 0 6 Produk Keputusan BPD tahun ini a Peraturan desa Jika tidak ada 0 Jika kurang dari 2 kali 1 3 – 5 kali 3 Lebih dari 5 kali 5 b Permintaan keterangan
dari kepala desa Jika tidak ada 0
Jika kurang dari 2 kali 1
137
3 – 5 kali 3 Lebih dari 5 kali 5 c Rancangan peraturan desa Jika tidak ada 0 Jika kurang dari 2 kali 1 3 – 5 kali 3 Lebih dari 5 kali 5 d Menyatakan pendapat
kepala desa Jika tidak ada 0
Jika kurang dari 2 kali 1 3 – 5 kali 3 Lebih dari 5 kali 5 e Menyampaikan usul dan
pendapat kepada kepala desa
Jika tidak ada 0
Jika kurang dari 2 kali 1 3 – 5 kali 3 Lebih dari 5 kali 5 e Mengevaluasi efektivitas
pelaksanaan APB desa Jika tidak ada 0
Jika kurang dari 2 kali 1 3 – 5 kali 3 Lebih dari 5 kali 5 f Rancangan peraturan desa Jika tidak ada 0 Jika kurang dari 2 kali 1 3 – 5 kali 3 Lebih dari 5 kali 5 D. Pemilihan dan Fungsionalisasi Lembaga Kemasyarakatan 1 Keberadaan organisasi
LKD/K
Ada 5 Tidak 0 2 Dasar hukum keberadaan
LKD
Peraturan desa 10 Keputusan kepala desa 4 Keputusan camat 1 Belum diatur 0 3 Dasar hukum
pembentukan LKK
Peraturan Daerah 8 Keputusan lurah 2 Keputusan camat 1 Belum diatur 0 4 Pemilihan pengurus
LKD/LKK
Dipilih oleh rakyat secara langsung
8
Ditunjuk dan diangkat oleh kepala desa atau lurah
1
Ditunjuk dan diangkat oleh camat
0
138
5 Jumlah organisasi anggota LKD/LKK
Jika hanya 1 yakni LKMD/LKMK/LPM atau sebutan lain
0
6 Pemilihan pengurus organisasi anggota LKD/LKK termasuk PKK, LPM/LKMD/, Karang Taruna, RT, RW, ..........
Jika 2 – 5 unit organisasi 5
5 – 10 8 Lebih dari 10 unit organissi 10 7 Pemilihan pengurus
organisasi anggota LKD/LKK termasuk PKK, LPM/LKMD/, Karang Taruna, RT, RW,..........
Pemilihan langsung oleh masyarakat
10
Ditunjuk dan diangkat oleh ketua LKD/LKK
2
Ditunjuk dan diangkat oleh kepala desa/lurah
1
Diunjuk oleh camat 0 8 Implementasi tugas, fungsi
dan kewajiban LKD/LKK Aktif 5
tidak 0 9 Jumlah kegiatan yang
dilaksanakan LKD/LKK dan organsisi anggota
Jika kurang dari 5 kegiatan 5
5 – 10 kegiatan 8 Lebih dari 10 kegiatan 10 10 Fungsi, tugas dan
kewajiban lembaga kemasyarakatan yang dijalankan oleh organisasi anggota LKD/LKK
Aktif 8
tidak 0 11 Alokasi anggaran untuk
LKD/LKK dari anggaran kelurahan/APBD dan APBDesa
Ada 8
Tidak 0 12 Alokasi anggaran untuk
organisasi anggota LKD/LKK termasuk PKK, LPM/LKMD/K, RT/RW.....
Ada 8
Tidak 0 13 Kantor dan ruang kerja
LKD/LKK Ada 5
Tidak 0 14 Dukungan pembiayaan,
personil dan ATK untuk LKD/LKK dari APBD/APB
Memadai 10
139
Desa Kurang memadai 5 15 Realisasi program kerja
organisasi anggota LKD/ LKK
Kurang dari 50% dari total program
4
Lebih dari 50% dari total program
6
16 Keberadaan alat
kelengkapan unit organisasi LKD/K: anggota, pokja, bidang, seksi dan yang lainnya.
Ada dan terisi 8
Ada dan belum terisi semuanya 4 Tidak ada 1 17 Kegiatan administrasi dan
ketatausahaan LKD/LKK Berfungsi 5
Tidak 0 VII. PERANSERTA MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN A. Musyawarah Perencanaan pembangunan
desa/kelurahan/ Musrenbangdes/kelurahan
1 Jumlah kegiatan
Musrenbangdes/kel yang dilakukan pada tahun ini, termasuk di tingkat dusun dan lingkungan
Hanya 1 kali 1
2 – 4 kali 5 Lebih dari 4 kali 6 2 Jumlah kehadiran
masyarakat dalam setiap kali musyawarah tingkat dusun/lingkungan dan desa/kelurahan
Kurang dari 25% warga 3
25 – 50% 4 Lebih dari 50% warga 5 3 Perkembangan peranserta
lakilaki dan perempuan dalam Musrenbang di desa/kelurahan
Bila jumlah peserta lakilaki lebih sedikit dari jumlah peserta perempuan
8
Bila jumlah peserta lakilaki sama dengan jumlah peserta perempuan
6
Bila jumlah peserta lakilaki lebih banyak dari jumlah peserta perempuan
7
4 Penggunaan data dasar
keluarga dalam Profil Desa/Kelurahan dalam penentuan lokasi dan penerima program penanggulangan kemiskinan dan program
Ya 10
140
pemberdayaan masyarakat Tidak 3 5 Penggunaan data dasar
keluarga dalam Profil Desa/Kelurahan oleh dinas/instansi sektoral dan unit kerja pemerintah daerah lainnya
Ya 10
Tidak 3 6 Penggunaan data Profil
Desa/Kelurahan dalam forum Musrenbangdes/kel Partisipatif
Ya 10
Tidak 0 7 Pelibatan masyarakat
dalam pemutakhiran data profil desa dan kelurahan sebagai bahan dalam Musrenbang partisipatif
Ya 5
Tidak 0 8 Usulan masyarakat yang
disetujui menjadi Rencana Kerja Desa dan Kelurahan
Kurang dari 50% yang diterima 5
Lebih dari 50% diterima 10 9 Usulan Pemerintah Desa
dan Kelurahan yang disetujui menjadi Rencana Kerja Desa/Kelurahan dan dimuat dalam RAPBDesa
Kurang dari 50% yang diterima 5
Lebih dari 50% diterima 10 10 Usulan rencana kerja dari
pemerintah kabupaten/ kota/provinsi dan pusat yang dibahas saat Musrenbang dan ditolak masyarakat
Tidak ada yang ditolak 5
Ada yang ditolak 7 11
Pemilikan dokumen hasil Musrenbang tingkat Desa dan Kelurahan yang diusulkan ke pemerintah tingkat atas untuk dibiayai dari APBD Kab/Kota, APBD Provinsi dan APBN maupun sumber biaya dari perusahaan swasta yang investasi di desa/kelurahan
Tidak ada 0
Ada 10 12
Pemilikan dokumen Rencana Kerja Pembangunan Desa/
Tidak Ada 0
141
Kelurahan (RKPD/K) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa/ Kelurahan (RPJMD/K)
Ada 10 13 Kegiatan yang diusulkan
masyarakat melalui forum Musrenbangdes/kel yang tidak direalisasikan dalam APBDesa, APBDaerah kabupaten/Kota dan provinsi
Tidak Ada 10
Ada 0 14 Kegiatan yang diusulkan
masyarakat melalui forum Musrenbangdes/kel yang pelaksanaannya tidak sesuai dengan hasil Musrenbang
Tidak ada 10
Ada 1 B. Peranserta masyarakat dalam pelaksanaan dan
Pelestarian hasil pembangunan
1 Jumlah masyarakat yang
terlibat dalam pelaksanaan pembangunan fisik di desa dan kelurahan sesuai hasil Musrenbag
Jika lebih dari 50% dari total jumlah penduduk
8
Kurang dari 50% dari total jumlah penduduk
3
2 Jumlah penduduk yang
dilibatkan dalam pelaksanaan proyek padat karya oleh pengelola proyek yang ditunjuk pemerintah desa/kelurahan atau kabupaten/kota
Jika lebih dari 50% dari total jumlah penduduk
8
Kurang dari 50% dari total jumlah penduduk
3
3 Kegiatan yang
dilaksanakan oleh masyarakat dan lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan yang sudah ada sesuai ketetapan dalam APBDesa
Ada 10
Tidak ada 0 4 Kegiatan yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga tanpa melibatkan masyarakat
Tidak ada 5
142
Ada 0 5 Kegiatan yang masuk
desa/kelurahan di luar yang telah direncanakan dan disepakati masyarakat saat Musrenbang
Ada 1
Tidak ada 5 6 Usulan masyarakat yang
disetujui menjadi Rencana Kerja Desa dan Kelurahan
Lebih dari 50% dari jumlah total usulan
8
Kurang dari 50% 5 7 Usulan Pemerintah Desa
dan Kelurahan yang disetujui menjadi Rencana Kerja Desa/Kelurahan
Lebih dari 50% dari jumlah total usulan
8
Kurang dari 50% 5 8 Usulan rencana kerja
program dan kegiatan dari pemerintah kabupaten/kota/provinsi dan pusat yang dibahas saat Musrenbang dan disetujui untuk dilaksanakan di desa dan kelurahan oleh masyarakat
Lebih dari 50% dari jumlah total usulan
8
Kurang dari 50% 5 9 Penyelenggaraan
musyawarah desa/kelurahan untuk menerima, memelihara dan melestarikan hasil pembangunan yang sudah ada
Tidak ada 0
Ada 10 10 Pelaksanaan kegiatan dari
masyarakat untuk menyelesaikan atau menindaklanjuti kegiatan yang belum diselesaikan oleh pelaksana sebelumnya.
Tidak ada 2
Ada 8 11 Kasus penyimpangan
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang dilaporkan masyarakat atau lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan kepada Kepala Desa/Lurah
Ada 10
Tidak ada 5
143
12 Kasus penyimpangan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan di tingkat desa/kelurahan
Tidak ada 2
Ada 8 13 Kasus penyimpangan
pelaksanaan kegiatan pembangunan desa/kelurahan yang diselesaikan secara hukum
Tidak ada 2
Ada 8 14 Kegiatan masyarakat
untuk melestarikan hasil pembangunan yang dikoordinasikan pemerintah desa/kelurahan
Tidak ada 1
Ada 10 15 Kegiatan yang didanai dari
APBDesa/anggaran kelurahan dan swadaya masyarakat di kelurahan
Ada 10
Tidak ada 0 16 Kegiatan di desa dan
kelurahan yang didanai dari APB Daerah Kabupaten/Kota
Ada 5
Tidak ada 0 17 Kegiatan di desa dan
kelurahan yang didanai dari APBD Provinsi
Ada 10
Tidak ada 0 18 Jumlah kegiatan di desa
dan kelurahan yang didanai APBN
Ada 10
Tidak ada 5 C. Semangat Kegotongroyongan Penduduk 1 Kelompok arisan Ada 5 Tidak 0 2 Dana sehat Ada 5 Tidak 0 3 Kegiatan gotongroyong
atau sambatan dalam pembangunan rumah
Ada 5
Tidak 0 4 Kegiatan gotong royong
atau sambatan/sejenisnya Ada 5
144
dalam pengolahan tanah Tidak 0 5 Kegiatan gotong royong
atau sambatan/sejenisnya dalam pembiayaan pendidikan anak sekolah/kuliah/kursus
Tidak ada 0
Ada 5 6 Kegiatan gotong royong
atau sambatan/sejenisnya dalam pemeliharaan fasilitas umum dan fasilitas sosial/prasarana dan sarana
Tidak ada 0
Ada 5 6 Kegiatan gotong royong
atau sambatan/sejenisnya dalam pemberian modal usaha
Tidak ada 0
Ada 5 7 Kegiatan gotong royong
atau sambatan/sejenisnya dalam pengerjaan sawah dan kebun
Tidak ada 0
Ada 5 8 Kegiatan gotong royong
atau sambatan/sejenisnya dalam penangkapan ikan dan usaha peternakan lainnya
Tidak ada 0
Ada 5 9 Kegiatan gotong royong
atau sambatan/sejenisnya dalam menjaga ketertiban, ketentraman dan keamanan
Tidak ada 0
Ada 5 10 Kegiatan gotong royong
atau sambatan/sejenisnya dalam peristiwa kematian
Tidak ada 0
Ada 5 11 Kegiatan gotong royong
menjaga kebersihan Desa/Kelurahan
Tidak ada 0
Ada 5 12 Kegiatan gotong royong
membangun jalan/jembatan/saluran air/irigasi
Tidak ada 0
Ada 5 13 Kegiatan gotong royong Tidak ada 0
145
atau sambatan/sejenisnya dalam pemberantasan sarang nyamuk dan kesehatan lingkungan lainnya
Ada 5 14 Kerjasama antar
Desa/Kelurahan Tidak ada 0
Ada 5 15 Penyelesaian perselisihan
antar desa/kelurahan Tidak ada 0
Ada 5 1 16 Kegiatan gotong royong
dalam penyelesaian konflik di setiap desa/kelurahan oleh masyarakat sendiri
Tidak ada 0
Ada 5 17 Gotong royong dalam
menolong keluarga tidak mampu dan fakir miskin di desa dan kelurahan
Tidak ada 0
Ada 5 18 Kegiatan Kepala Desa
sebagai Hakim Perdamaian Desa
Tidak ada 0
Ada 5 19 Kegiatan gotong royong
dalam penanggulangan bencana
Tidak ada 0
Ada 5 20 Kegiatan gotong royong
dalam pelaksanaan kegiatan bulan bhakti gotong royong masyarakat
Tidak ada 0
Ada 5 D. Adat Istiadat 1 Adat istiadat dalam
perkawinan Tidak ada 0 Aktif 8
Tidak aktif 2 Pernah ada 1 2 Adat istiadat dalam
kelahiran anak Tidak ada 0
Aktif 8 Tidak aktif 2 Pernah ada 1 3 Adat istiadat dalam
upacara kematian Tidak ada 0
146
Aktif 8 Tidak aktif 2 Pernah ada 1 4 Adat istiadat dalam
pengelolaan hutan Tidak ada 0
Aktif 8 Tidak aktif 2 Pernah ada 1 5 Adat istiadat dalam
pengelolaan pertanian Tidak ada 0
Aktif 8 Tidak aktif 2 Pernah ada 1 6 Adat istiadat dalam
pengolahan laut/pantai Tidak ada 0
Aktif 8 Tidak aktif 2 Pernah ada 1 7 Adat istiadat dalam
pemecahan konflik Tidak ada 0
Aktif 8 Tidak aktif 2 Pernah ada 1 8 Adat istiadat dalam
menjauhkan bala penyakit dan bencana alat
Tidak ada 0
Aktif 8 Tidak aktif 2 Pernah ada 1 9 Adat istiadat dalam
memulihkan hubungan antara alam semesta dengan manusia dan lingkungannya
Tidak ada 0
Aktif 8 Tidak aktif 2 Pernah ada 1 10 Adat istiadat dalam
penanggulangan kemiskinan bagi keluarga yang tidak mampu/fakir miskin/terlantar
Tidak ada 0
Aktif 8 Tidak aktif 2 Pernah ada 1 E. Sikap Mental Masyarakat 1 Pungutan liar dari anak
gelandangan di sudut jalanan
Ada 0
Tidak ada 5
147
2 Pungutan liar, pelabuhan dan pasar
Ada 0
Tidak ada 5 3 Pemintaminta
sumbangan dari rumah ke rumah
Ada 1
Tidak ada 8 4 Pemintaminta
sumbangan terorganisasi dari rumah ke rumah
Ada 2
Tidak ada 5 5 Berkembangnya praktek
jalan pintas dalam mencari uang secara gampang walau tidak halal
Ada 0
Tidak ada 10 6 Pungutan dari RT atau
sebutan lain dari warga Ada 3
Tidak 5 7 Pungutan dari RW atau
sebutan lain kepada warga Ada 3
Tidak ada 5 8 Hukuman bagi aparat di
desa dan kelurahan yang terlibat pungutan liar, pemerasan dan sejenisnya.
Ada 10
Tidak ada 0 9 Banyak penduduk yang
mengeluhkan memburuknya kualitas pelayanan kepada masyarakat
Ada 10
Tidak ada 5 10 Banyak kegiatan yang
bersifat hiburan dan rekreasi yang diinisiatifi masyarakat sendiri
Ada 5
Tidak ada 2 11 Masyarakat agak kurang
toleran dengan keberadaan kelompok masyarakat dari unsur etnis, agama dan kelompok kepentingan lain
Ada 2
Tidak ada 10 12 Banyak masyarakat yang
memberikan biaya lebih dari yang ditentukan sebagai ucapan terima kasih dalam proses
Ada 5
148
pelayanan administrasi di kantor desa/kelurahan
Tidak 8 F. ETOS KERJA PENDUDUK 1 Banyak lahan tidur, lahan
terlantar dan lahan pekarangan yang tidak dikelola pemiliknya
Tidak ada 5
Ada 2 2 Banyak penduduk yang
mencari, memanfaatkan atau memilih pekerjaan/ keterampilan lain jika gagal panen/gagal tanam
Tidak ada 2
Ada 8 3 Banyak penduduk yang
mencari pekerjaan di kota besar lainnya
Tidak ada 5
Ada 2 4 Masyarakat sering
mendatangi kantor desa dan lurah menuntut penyediaan kebutuhan dasar sembilan bahan pokok pada saat kelaparan dan kekeringan
Tidak ada 5
Ada 6 5 Kebiasaan masyarakat
bermusyawarah untuk menyelesaikan berbagai persoalan sosial kemasyarakatan
Tidak ada 0
Ada 10 6 Lebih banyak masyarakat
yang diam/masabodoh/ apatis ketika ada persoalan yang terjadi di lingkungan sekitarnya
Tidak ada 8
Ada 0 7 Kebiasaan aparat
pemerintah desa/ kelurahan terlebih di tingkat RT, RW, Dusun dan Lingkungan yang kurang menanggapi kesulitan yang dihadapi masyarakat
Rendah/sedang 10
Tinggi 0 8 Kebiasaan masyarakat
merayakan pesta dengan menghadirkan undangan
Rendah/sedang 5
149
yang banyak dan atau memotong hewan dalam jumlah besar
Tinggi 4 9 Kebiasaan masyarakat
berdemonstrasi/protes terhadap kebijakan pemerintah
Rendah/sedang 5
Tinggi 4 10 Kebiasaan masyarakat
mudah terprovokasi karena isu SARA dan isu kepentingan sosial, ekonomi dan politik
Tinggi 0
Rendah/sedang 8 VIII LEMBAGA KEMASYARAKATAN A. Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan/LKD/K 1 Keberadaan organisasi
LKD/K Ada 10
Tidak 0 2 Dasar hukum LKD Peraturan Desa 10 Tidak 0 3 Dasar hukum LKK Peraturan Daerah 10 Tidak 0 4 Kepengurusan LKD/LKK Aktif 8 Tidak 0 5 Kegiatan Kurang dari 5 jenis 5 Lebih dari 5 jenis 8 6 Buku administrasi
LKD/LKK
Ada buku dan terisi 5 Ada buku dan tidak terisi 1 Tidak ada 0 7 Jumlah organisasi anggota
lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan
Kurang dari 5 unit organisasi 5
Lebih dari 5 unit organisasi 8 B. Organisasi Anggota Lembaga Kemasyarakatan
Desa/Kelurahan
B.1. LKMD/LKMK/LPM atau sebutan lain 1 Keberadaan Ada 10 Tidak 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak aktif O
150
3 Buku administrasi Tidak ada 2 Terisi 5 Tidak terisi 0 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5 Lebih dari 5 kegiatan 8 B.2. PKK 1 Keberadaan Ada 10 Tidak 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak O 3 Buku administrasi Tidak ada 1 Terisi 5 Tidak terisi 0 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 10 jenis kegiatan 4 Lebih dari 10 jenis kegiatan 8 5 Kelengkapan organisasi
dasawisma Lengkap 5
Tidak 2 6 Kelengkapan organisasi
Pokja Lengkap 5
Tidak 2 B.3. Karang Taruna 1 Keberadaan Ada 10 Tidak 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak aktif 0 3 Buku administrasi Tidak ada 1 Terisi 5 Tidak terisi 0 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5 Lebih dari 5 kegiatan 8 B.4. RT 1 Kepengurusan Aktif 10 Tidak aktif 0 2 Buku administrasi Tidak ada 0 Terisi 5 Tidak terisi 1 3 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 3 Lebih dari 5 kegiatan 8 B.5. RW 1 Kepengurusan Aktif 10 Tidak aktif 0
151
2 Buku administrasi Tidak ada 0 Terisi 5 Tidak terisi 1 3 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 3 Lebih dari 5 kegiatan 8 B.6. Lembaga Adat 1 Keberadaan Ada 10 Tidak ada 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak aktif 0 3 Buku administrasi Tidak ada 0 Terisi 5 Tidak terisi 1 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5 Lebih dari 5 kegiatan 8 B.7. BUMDES 1 Keberadaan Ada 10 Tidak 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak aktif O 3 Buku administrasi Tidak ada 0 Terisi 5 Tidak terisi 1 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5 Lebih dari 5 kegiatan 8 B.8. Forum Komunikasi Kader Pemberdayaan Masyarakat 1 Keberadaan Ada 10 Tidak 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak aktif O 3 Buku administrasi Tidak ada 0 Terisi 5 Tidak terisi 1 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5 Lebih dari 5 kegiatan 8 B.9. Posyandu 1 Keberadaan Ada 10 Tidak 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak aktif O
152
3 Buku administrasi Tidak ada 0 Terisi 5 Tidak terisi 1 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5 Lebih dari 5 kegiatan 8 B10 Kelompok Tani Nelayan 1 Keberadaan Ada 10 Tidak 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak aktif O 3 Buku administrasi Tidak ada 0 Terisi 5 Tidak terisi 1 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5 Lebih dari 5 kegiatan 8 B11 Organisasi Perempuan 1 Keberadaan Ada 10 Tidak 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak aktif O 3 Buku administrasi Tidak ada 0 Terisi 5 Tidak terisi 1 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5 Lebih dari 5 kegiatan 8 B12 Organisasi Pemuda 1 Keberadaan Ada 10 Tidak 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak aktif O 3 Buku administrasi Tidak ada 0 Terisi 5 Tidak terisi 1 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5 Lebih dari 5 kegiatan 8 B13 Organisasi Profesi 1 Keberadaan Ada 10 Tidak 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak aktif O
153
3 Buku administrasi Tidak ada 0 Terisi 5 Tidak terisi 1 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5 Lebih dari 5 kegiatan 8 B14 Organisasi Bapak 1 Keberadaan Ada 10 Tidak 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak aktif O 3 Buku administrasi Tidak ada 0 Terisi 5 Tidak terisi 1 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5 Lebih dari 5 kegiatan 8 B15 Kelompok Gotong Royong 1 Keberadaan Ada 10 Tidak 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak aktif O 3 Buku administrasi Tidak ada 0 Terisi 5 Tidak terisi 1 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5 Lebih dari 5 kegiatan 8 B16 Posyantekdes 1 Keberadaan Ada 10 Tidak 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak aktif O 3 Buku administrasi Tidak ada 0 Terisi 5 Tidak terisi 1 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5 Lebih dari 5 kegiatan 8 B17 Organisasi Keagamaan 1 Keberadaan Ada 10 Tidak 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak aktif O
154
3 Buku administrasi Tidak ada 0 Terisi 5 Tidak terisi 1 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5 Lebih dari 5 kegiatan 8 B18 Organisasi .................... 1 Keberadaan Ada 10 Tidak 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak aktif O 3 Buku administrasi Tidak ada 0 Terisi 5 Tidak terisi 1 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5 Lebih dari 5 kegiatan 8 B19 Organisasi ................... 1 Keberadaan Ada 10 Tidak 0 2 Kepengurusan Aktif 5 Tidak aktif O 3 Buku administrasi Tidak ada 0 Terisi 5 Tidak terisi 1 4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5 Lebih dari 5 kegiatan 8 IX. PEMERINTAHAN DESA DAN KELURAHAN A. APBDDesa dan Anggaran Kelurahan 1 APBD kabupaten/kota Bila tidak ada sumber
anggaran desa/APBDesa/ kelurahan dari APBD kabupaten/kota
0
Bila ada 10 2 Bantuan pemerintah
kabupaten/kota Bila tidak ada sumber anggaran desa/APBDesa/ kelurahan dari bantuan pemerintah kabupaten/kota
0
Bila ada 10 3 Bantuan pemerintah
provinsi Bila tidak ada sumber anggaran desa/APBDesa/ kelurahan dari bantuan pemerintah provinsi
0
Bila ada 10 4 Bantuan pemerintah pusat Bila tidak ada sumber
anggaran desa/APBDesa/ kelurahan dari bantuan pemerintah pusat
3
Bila ada 10
155
5 Pendapatan asli desa/ kontribusi pendapatan asli daerah dari kelurahan
Bila jumlahnya kurang dari 10% dari total jumlah APBDesa/Anggaran Kelurahan
5
10 – 25% 6 25 – 35% 7 35 – 50% 8 50 – 75% 9 Lebih dari 75% 10 6 Kontrubsi swadaya
masyarakat desa dan kelurahan terhadap APBDesa/Anggaran Kelurahan
Bila tidak ada 0
Bila jumlahnya kurang dari 10% dari total jumlah APBDesa/Anggaran Kelurahan
1
10 – 25% 2 25 – 35% 3 35 – 50% 5 50 – 75% 6 Lebih dari 75% 7 7 Alokasi dana desa/ dana
perimbangan untuk kelurahan dalambentuk blok grant
Bila tidak ada 0
Bila jumlahnya kurang dari 10% dari total jumlah APBDesa/Anggaran Kelurahan
1
10 – 25% 2 25 – 35% 3 35 – 50% 5 50 – 75% 6 Lebih dari 75% 7 8 Sumber pendapatan dari
perusahaan/swasta yang ada di desa/kelurahan
Bila tidak ada 0
Bila jumlahnya kurang dari 10% dari total jumlah APBDesa/Anggaran Kelurahan
1
10 – 25% 2 25 – 35% 3 35 – 50% 5 50 – 75% 6 Lebih dari 75% 7 9 Sumber pendapatan lain
yang sah dan tidak mengikat
Bila tidak ada 0
Bila ada 10 10 Jumlah belanja
publik/belanja bangunan Bila jumlahnya kurang dari 10% dari total jumlah APBDesa/Anggaran Kelurahan
1
10 – 25% 2 25 – 35% 3 35 – 60% 5 60 – 70% 7
156
Lebih dari 70% 9 11 Jumlah belanja aparatur/
pegawai Bila jumlahnya kurang dari 10% dari total jumlah APBDesa/Anggaran Kelurahan
8
10 – 25% 7 25 – 35% 6 35 – 60% 5 60 – 70% 2 Lebih dari 70% 1 B. Pertanggungjawaban Kepala Desa/Lurah 1 Penyampaian laporan
keterangan pertanggungjawaban kepala desa kepada BPD atau Lurah kepada Bupati/Walikota
Ada 10
Tidak ada 0 2 Jumlah informasi yang
disampaikan kepala desa dan lurah tentang laporan penyelenggaraan tugas, wewenang, hak dan kewajiban kepala desa dan lurah kepada masyarakat
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis informasi 5 5 – 10 jenis informasi 7 10 – 20 jenis informasi 9 Lebih dari 20 jenis informasi 10 3 Status laporan keterangan
pertanggungjawaban kepala desa/lurah
Diterima 5
Ditolak 1 4 Laporan kinerja
penyelenggaraan tugas, wewenang, kewajiban dan hak kepala desa dan lurah kepada Bupati/walikota
Tidak Ada 0
Diterima 5 Ditolak 1 5 Jenis media informasi
kinerja kepala desa dan lurah kepada masyarakat
Tidak ada 0
1 – 3 jenis 5 4 – 6 jenis 6 Lebih dari 6 jenis 7 6 Kasus pengaduan
masyarakat terhadap masalah pembangunan, pelayanan dan pembinaan kemasyarakatan yang disampaikan kepada kepala desa/lurah
Tidak ada 3
1 – 5 kasus 4
157
6 – 10 kasus 6 10 – 20 kasus 8 Lebih dari 20 kasus 9 7 Kasus pengaduan
masyarakat terhadap masalah pembangunan, pelayanan dan pembinaan kemasyarakatan yang diselesaikan kepala desa/lurah
Tidak ada 3
1 – 5 kasus 4 6 – 10 kasus 6 10 – 20 kasus 8 Lebih dari 20 kasus 9 C. Prasarana dan Administrasi Pemerintahan
Desa/Kelurahan
C.1. PEMERINTAH DESA/KELURAHAN 1 Gedung Kantor Tidak ada 0 Ada dan kondisi baik 10 Ada dan kondisi rusak 2 2 Jumlah ruang kerja Kurang dari 5 ruangan 5 Lebih dari 5 ruangan 7 3 Balai desa/kelurahan/
sejenisnya Ada dan kondisi baik 10
Ada dan kondisi rusak 2 Tidak ada 0 4 Listrik/Penerangan Ada 10 Tidak ada 0 5 Air bersih Ada 10 Tidak ada 0 6 Telepon Ada 7 Tidak ada 0 7 Inventaris dan alat kantor a Jumlah mesin tik Tidak ada 1 1 – 3 buah 5 Lebih dari 3 buah 6 b Jumlah meja Kurang dari 7 buah 3 7 – 10 buah 5 Lebih dari 10 7 c Jumlah kursi Kurang dari 6 3 7 15 buah 5 Lebih dari 16 buah 7 d Jumlah almari arsip Tidak ada 0 1 3 buah 5 4 7 buah 6 8 – 10 buah 8
158
e Komputer Tidak ada 0 Kurang dari 5 unit 5 Lebih dari 5 unit 10 f Mesin fax Tidak ada 1 Ada 10 g Kendaraan dinas
lurah/kepala desa Ada 5
Tidak ada 1 8 Buku data perangkat desa
atau kelurahan Bila tidak ada buku 0
Ada dan terisi lengkap 8 Ada dan terisi tidak lengkap 6 Ada dan tidak terisi 1 9 Perangkat desa/kelurahan Ada dan lengkap 8 Ada dan tidak lengkap 4 Tidak ada 0 10 Buku peta wilayah desa Ada 10 tidak ada 0 11 Struktur organisasi Ada 5 Tidak ada 4 12 Kartu uraian tugas Ada 10 Tidak ada 0 C.2 Administrasi Pemerintahan Desa / Kelurahan 1 Buku profil desa/
kelurahan Ada dan diolah 10
Ada dan tidak diolah 5 Tidak ada 0 2 Buku data peraturan
desa/daerah Ada dan diisi 5
Ada dan tidak diisi 2 Tidak ada 0 3 Buku keputusan kepala
desa/lurah Ada dan terisi 5
Ada dan tidak terisi 3 Tidak ada 0 Ada dan terisi 5 Ada dan tidak terisi 3 Tidak ada 0 4 Buku data inventaris Ada dan terisi 5 Ada dan tidak terisi 3 Tidak ada 0 5 Buku data aparat Ada dan terisi 5 Ada dan tidak terisi 3 Tidak ada 0
159
6 Buku data tanah milik desa/tanah kas/milik kelurahan
Ada dan terisi 5
Ada dan tidak terisi 3 Tidak ada 0 7 Buku administrasi pajak
dan retribusi Ada dan terisi 5
Ada dan tidak terisi 3 Tidak ada 0 8 Buku data tanah milik
penduduk Ada dan terisi 5
Ada dan tidak terisi 3 Tidak ada 0 9 Buku laporan pengaduan
masyarakat Ada dan terisi 5
Ada dan tidak terisi 3 Tidak ada 0 10 Buku agenda ekspedisi Ada dan terisi 5 Ada dan tidak terisi 3 Tidak ada 0 11 Buku administrasi
keuangan desa/kelurahan Jika tidak ada 0
Jika ada tetapi tidak diisi 1 Jika yang ada jumlahnya
kurang dari 6 jenis buku dan diisi
6
7 – 10 jenis buku yang diisi 7 Lebih dari 10 jenis buku yang
diisi 8
12 Buku Administrasi
Kependudukan Jika tidak ada 0
Jika ada tetapi tidak diisi 1 Jika yang ada jumlahnya
kurang dari 6 jenis buku dan diisi
6
7 – 10 jenis buku yang diisi 7 Lebih dari 10 jenis buku yang
diisi 8
13 Buku lembaga
kemasyarakatan Jika tidak ada 0
Jika ada tetapi tidak diisi 1 Jika yang ada jumlahnya
kurang dari 6 jenis buku dan diisi
6
7 – 10 jenis buku yang diisi 7 Lebih dari 10 jenis buku yang
diisi 8
14 Buku data Rencana
Program dan Kegiatan Pembangunan Desa/Kelurahan
Jika tidak ada 0
160
Jika ada tetapi tidak diisi 1 Jika yang ada jumlahnya
kurang dari 6 jenis buku dan diisi
6
7 – 10 jenis buku yang diisi 7 Lebih dari 10 jenis buku yang
diisi 8
15 Buku data jenis proyek
pemerintah dan swasta masuk desa/kelurahan
Jika tidak ada 0
Jika ada tetapi tidak diisi 1 Jika yang ada jumlahnya
kurang dari 6 jenis buku dan diisi
6
7 – 10 jenis buku yang diisi 7 Lebih dari 10 jenis buku yang
diisi 8
16 Buku pengendalian
kualitas pelayanan publik Jika tidak ada 0
Jika ada tetapi tidak diisi 1 Jika yang ada jumlahnya
kurang dari 6 jenis buku dan diisi
6
7 – 10 jenis buku yang diisi 7 Lebih dari 10 jenis buku yang
diisi 8
C.3. PRASARANA DAN SARANA BADAN PERMUSYAWARATAN
DESA/BPD
1 Prasarana BPD a Gedung Kantor Tidak ada 0 Ada dan kondisi baik 10 Ada dan kondisi rusak 2 b Jumlah ruang kerja Kurang dari 5 ruangan 5 Lebih dari 5 ruangan 7 c Balai BPDdan sejenisnya Ada dan kondisi baik 10 Ada dan kondisi rusak 2 Tidak ada 0 d Listrik/Penerangan Ada 10 Tidak ada 0 e Air bersih Ada 10 Tidak ada 0 f Telepon Ada 7 Tidak ada 0 2 Inventaris dan Alat Kantor a Jumlah mesin tik Tidak ada 1 1 – 3 buah 5 Lebih dari 3 buah 6
161
b Jumlah meja Kurang dari 7 buah 3 7 – 10 buah 5 Lebih dari 10 7 c Jumlah kursi Kurang dari 6 3 7 15 buah 5 Lebih dari 16 buah 7 d Jumlah almari arsip Tidak ada 0 1 3 buah 5 4 7 buah 6 8 – 10 buah 8 e Komputer Tidak ada 0 Kurang dari 5 unit 5 Lebih dari 5 unit 10 f Mesin fax Tidak ada 1 Ada 10 g Kendaraan dinas anggota
BPD Ada 5
Tidak ada 1 h Struktur organisasi Ada 5 Tidak ada 4 i Kartu uraian tugas Ada 10 Tidak ada 0 3 Administrasi BPD a Buku administrasi
keanggotaan BPD Bila tidak ada buku 0
Ada dan terisi lengkap 8 Ada dan terisi tidak lengkap 6 Ada dan tidak terisi 1 b Buku agenda Bila tidak ada buku 0 Ada dan terisi lengkap 8 Ada dan terisi tidak lengkap 6 Ada dan tidak terisi 1 c Buku ekspedisi Bila tidak ada buku 0 Ada dan terisi lengkap 8 Ada dan terisi tidak lengkap 6 Ada dan tidak terisi 1 d Buku data kegiatan BPD Bila tidak ada buku 0 Ada dan terisi lengkap 8 Ada dan terisi tidak lengkap 6 Ada dan tidak terisi 1 e Buku Rancangan
Keputusan BPD Bila tidak ada buku 0
Ada dan terisi lengkap 8 Ada dan terisi tidak lengkap 6 Ada dan tidak terisi 1
162
f Buku data rancangan Peraturan Desa
Bila tidak ada buku 0
Ada dan terisi lengkap 8 Ada dan terisi tidak lengkap 6 Ada dan tidak terisi 1 g Buku Data peraturan Desa Bila tidak ada buku 0 Ada dan terisi lengkap 8 Ada dan terisi tidak lengkap 6 Ada dan tidak terisi 1 h Buku Rencana Kerja BPD Bila tidak ada buku 0 Ada dan terisi lengkap 8 Ada dan terisi tidak lengkap 6 Ada dan tidak terisi 1 D. PRASARANA DAN SARANA DUSUN / LINGKUNGAN D.1. Prasarana 1 Gedung Kantor Ada dan kondisi baik 10 Ada dan kondisi rusak 5 Tidak ada 0 2 Balai dusun/lingkungan/
sejenisnya Tidak ada 0
Ada dan kondisi baik 10 Ada dan kondisi rusak 5 0 3 Listrik Ada 10 Tidak ada 0 4 Air bersih Ada 10 Tidak ada 0 5 Telepon Ada 10 Tidak ada 0 D.2. Administrasi Dusun/Lingkungan 1 Buku administrasi Ada dan diisi 10 Ada dan tidak diisi 2 Tidak ada 0 2 Jenis kegiatan Tidak ada kegiatan 0 Kurang dari 5 jenis kegiatan 5 Lebih dari 5 jenis kegiatan 8 3 Jumlah pengurus Tidak ada kepengurusan aktif 0 Kurang dari 3 orang 3 3 – 5 orang 7 Lebih dari 5 orang 9 4 Jumlah ruangan kerja Kurang dari 3 ruang 5 3 5 ruang 8 Lebih dari 5 ruangan 10 D.3. Inventaris dan alat kantor 1 Jumlah mesin tik Tidak ada 1
163
1 – 2 buah 5 Lebih dari 2buah 6 2 Jumlah meja Kurang dari 3 buah 3 3 – 5 buah 5 Lebih dari 6 7 3 Jumlah kursi Kurang dari 10 3 10 20 buah 5 Lebih dari 20 buah 7 4 Jumlah almari arsip Tidak ada 0 1 2 buah 5 3 5 buah 6 Lebih dari 5 buah 8 5 Komputer Tidak ada 0 1 2 unit 5 Lebih dari 3 unit 10 6 Mesin fax Tidak ada 1 Ada 10 X. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN A. Jenis pembinaan pemerintah pusat kepada pemerintah
desa dan kelurahan
1 Pedoman dan standar
pelaksanaan urusan pemerintahan desa, kelurahan, lembaga kemasyarakatan
Ada 10
Tidak ada 0 2 Pedoman dan standar
bantuan pembiayaan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota kepada desa dan kelurahan
Ada 10
Tidak ada 0 3 Pedoman umum
administrasi, tata naskah dan pelaporan bagi kepala desa dan lurah
Ada 10
Tidak ada 0 4 Pedoman dan standar
tanda jabatan, pakaian dinas dan atribut bagi Kepala Desa, Lurah dan Perangkat Desa/Kelurahan serta BPD
Ada 10
Tidak ada 0 5 Pedoman pendidikan dan Ada 10
164
pelatihan bagi pemerintahan desa, kelurahan, lembaga kemasyarakatan dan perangkat masingmasing
Tidak ada 0 6 Bimbingan, supervisi dan
konsultasi pelaksanaan pemerintahan desa dan kelurahan serta pemberdayaan lembaga kemasyarakatan
Ada 0
Tidak ada 0 7 Kegiatan pendidikan dan
pelatihan tentang penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan
Ada 10
Tidak ada 0 8 Penelitian dan pengkajian
penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan
Ada 10
Tidak ada 0 9 Kegiatan yang terkait
dengan upaya percepatan atau akselerasi pembangunan desa dan kelurahan dalam bidang ekonomi keluarga, penanganan bencana, penanggulangan kemiskinan, percepatan keberdayaan masyarakat, peningkatan prasarana dan sarana pedesaan /kelurahan, pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna, pengembangan sosial budaya masyarakat di desa dan kelurahan yang dibiayai APBN
Ada 10
Tidak ada 0 10 Pemberian penghargaan
atas prestasi yang dilaksanakan pemerintahan desa dan kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan lembaga kemasyarakatan
Ada 10
Tidak ada 0 11 Pemberian sanksi atas Ada 10
165
penyimpangan yang dilakukan kepala desa, lurah dan perangkat masingmasing
Tidak ada 0 B. Pembinaan Pemerintah Provinsi kepada pemerintahan
desa/kelurahan
1 Pedoman pelaksanaan tugas pembantuan dari provinsi ke desa/kelurahan
Ada 10
Tidak ada 0 2 Pedoman bantuan
keuangan dari provinsi Ada 10
Tidak ada 0 3 Kegiatan fasilitasi
keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat, nilai adat istiadat dan lembaga adat beserta hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan pemerintahan desa/kelurahan
Ada 10
Tidak ada 0 4 Fasilitasi Pelaksanaan
pedoman administrasi, tata naskah dan pelaporan bagi kepala desa dan lurah
Ada 10
Tidak ada 0 5 Kegiatan pendidikan dan
pelatihan tentang penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan berskala provinsi
Ada 10
Tidak ada 0 6 Kegiatan penanggulangan
kemiskinan yang dibiayai APBD Provinsi yang masuk desa dan kelurahan
Ada 10
Tidak ada 0 7 Kegiatan penanganan
bencana yang dibiayai APBD Provinsi untuk desa dan kelurahan
Ada 10
Tidak ada 0 8 Kegiatan peningkatan
pendapatan keluarga yang dibiayai APBD Provinsi di desa dan kelurahan
Ada 10
166
Tidak ada 0 9 Kegiatan penyediaan
sarana dan prasarana desa dan kelurahan yang dibiayai APBD Provinsi yang masuk desa dan kelurahan
Ada 10
Tidak ada 0 10 Pemberian penghargaan
atas prestasi yang dilaksanakan pemerintahan desa dan kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan lembaga kemasyarakatan
Ada 10
Tidak ada 0 11 Pemberian sanksi atas
penyimpangan yang dilakukan kepala desa, lurah dan perangkat masingmasing
Ada 10
Tidak ada 0 12 Kegiatan pemanfaatan
sumber daya alam dan pengembangan teknologi tepat guna yang dibiayai APBD Provinsi di desa dan kelurahan
Ada 10
Tidak ada 0 13 Kegiatan pengembangan
sosial budaya masyarakat Ada 10
Tidak ada 0 14 Pedoman pendataan dan
pendayagunaan data profil desa dan kelurahan
Ada 10
Tidak ada 0 15 Pemberian penghargaan
atas prestasi yang dilaksanakan pemerintahan desa dan kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan lembaga kemasyarakatan
Ada 10
Tidak ada 0 C. Pembinaan pemerintah kabupaten/kota kepada
pemerintahan desa dan kelurahan
1 Pelimpahan tugas Bupati/Walikota kepada Lurah dan Kepala Desa
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 2
167
5 – 10 jenis 3 10 – 20 jenis 5 Lebih dari 20 jenis 7 2 Penetapan pengaturan
kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa
Tidak ada 0
Kurang dari 10 jenis 3 10 – 20 jenis 4 Lebih dari 20 jenis 7 3 Pedoman pelaksanaan
tugas pembantuan dari kabupaten/kota kepada desa
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 4 Pedoman teknis
penyusunan peraturan desa, peraturan kepala desa, keputusan Lurah dan peraturan daerah kepada kepala desa dan lurah.
Tidak ada 0
Kurang dari 10 jenis 5 10 – 20 jenis 6 Lebih dari 20 jenis 7 5 Pedoman teknis
penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif serta pengembangan lembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 6 Kegiatan fasilitasi
keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat, nilai adat istiadat dan lembaga adat beserta hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan pemerintahan desa/kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 7 Penetapan pembiayaan
alokasi dana perimbangan untuk desa/kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7
168
8 Fasilitasi Pelaksanaan pedoman administrasi, tata naskah dan pelaporan bagi kepala desa dan lurah
Tidak ada 0
Kurang dari 10 jenis 5 10 – 20 jenis 6 Lebih dari 20 jenis 7 9 Jumlah kegiatan
pendidikan dan pelatihan tentang penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan berskala kabupaten/kota
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 10 Kegiatan penanggulangan
kemiskinan yang dibiayai APBD kabupaten/kota yang masuk desa dan kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 10 jenis 3 10 – 20 jenis 4 Lebih dari 20 jenis 6 11 Kegiatan penanganan
bencana yang dibiayai APBD kabupaten/kota untuk desa dan kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 12 Kegiatan peningkatan
pendapatan keluarga yang dibiayai APBD kabupaten/kota di desa dan kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 13 Fasilitasi penetapan
pedoman dan standar tanda jabatan, pakaian dinas dan atribut bagi Kepala Desa, Lurah, Perangkat Desa/Kelurahan dan BPD
Tidak ada 0
Kurang dari 3 jenis 5 3 – 7 jenis 6 Lebih dari 7 jenis 7 14 Kegiatan fasilitasi
keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat, nilai adat istiadat dan lembaga adat beserta hak
Tidak ada 0
169
dan kewajibannya dalam pelaksanaan pemerintahan desa/kelurahan
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 15 Pedoman pendataan dan
pendayagunaan profil desa dan kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 16 Program dan kegiatan
pemeliharaan motivasi desa/kelurahan berprestasi pascaperlombaan desa dan kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 17 Pemberian penghargaan
atas prestasi yang dicapai pemerintahan desa dan kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 18 Pemberian sanksi atas
penyimpangan yang dilakukan kepala desa, lurah dan perangkat masingmasing
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 19 Mengawasi pengelolaan
keuangan desa serta anggaran kelurahan dan pendayagunaan aset pemerintahan desa, badan usaha milik desa dan sumber pendapatan daerah yang dikelola lurah
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7
170
D. Pembinaan dan Pengawasan Camat kepada
Desa/Kelurahan
1 Jumlah Kegiatan fasilitasi penyusunan peraturan desa dan peraturan kepala desa
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 2 Jumlah Kegiatan fasilitasi
administrasi tata pemerintahan desa dan kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 3 Fasilitasi pengelolaan
keuangan desa dan pendayagunaan aset desa serta anggaran kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 4 Jumlah kegiatan fasilitasi
pelaksanaan urusan otonomi daerah kabupaten/kota yang diserahkan kepada desa
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 5 Fasilitasi penerapan dan
penegakan peraturan perundangundangan
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 6 Fasilitasi penyediaan data
dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 7 Jumlah kegiatan fasilitasi
pelaksanaan tugas, wewenang, fungsi, hak dan kewajiban kepala desa, BPD, Lurah dan lembaga kemasyarakatan
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7
171
8 Jumlah kegiatan fasilitasi upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 9 Fasilitasi penataan,
penguatan dan efektivitas pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban lembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 10 Jumlah kegiatan fasilitasi
partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan serta pengembangan dan pelestarian hasil pembangunan.
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 11 Fasilitasi kerjasama antar
desa/kelurahan dan kerjasama desa/kelurahan dengan pihak ketiga
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 12 Jumlah kegiatan fasilitasi
pelaksanaan program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 13 Jumlah kegiatan
pemeliharaan motivasi bagi desa dan kelurahan juara perlombaan dan pasca perlombaan
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 14 Jumlah kegiatan fasilitasi
kerjasama antar lembaga kemasyarakatan dan lembaga kemasyarakatan dengan organisasi anggota
Tidak ada 0
172
lembaga kemasyarakatan serta dengan pihak ketiga sebagai mitra percepatan keberdayaan masyarakat
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 15 Jumlah kegiatan fasilitasi
bantuan teknis dan pendampingan kepada lembaga kemasyarakatan dan organisasi anggotanya
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 16 Jumlah kegiatan
koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pengembangan lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan.
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 5 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7
Berdasarkan skoring terhadap setiap daftar isian tingkat perkembangan desa/kelurahan, dapat dilakukan perhitungan skoring bagi setiap variabel dan indikator sehingga diperoleh skor tertinggi dan skor terendah dari setiap variabel, subvariabel dan indikator yang diukur. Skor tingkat perkembangan desa dan kelurahan ditetapkan berdasarkan system penilaian sebagaimana pada tabel berikut.
173
TABEL 3
SKOR TINGKAT PERKEMBANGAN DESA/KELURAHAN
No Variabel/Subvariabel/Indikator Skore Terendah Tertinggi
I PERKEMBANGAN PENDUDUK 2 10 1 Perkembangan Penduduk 1 5 2 Perkembangan Kepala Keluarga 1 5
II EKONOMI MASYARAKAT 132 797 A PENGANGGURAN 1 10 B KESEJAHTERAAN KELUARGA 1 10 C
PENDAPATAN DOMESTIK DESA/ KELURAHAN BRUTO (PDD/KB)
84 210
1 Subsektor Pertanian 4 10 2 Subsektor Perkebunan 4 10 3 Subsektor Peternakan 4 10 4 Subsektor Perikanan 4 10 5 Subsektor Kehutanan 4 10 6 Sektor Pertambangan dan Galian 4 10 7 Subsektor Kerajinan 4 10 8 Sektor Industri Pengolahan 4 10 9 Subsektor Perdagangan besar dan
eceran 4 10
10 Subsektor hotel dan restoran 4 10 11 Sektor Bangunan/Konstruksi 4 10 12 Subsektor bank dan lembaga keuangan
bukan bank 4 10
13 Subsektor sewa bangunan dan jasa perusahaan
4 10
14 Subsektor jasa pemerintahan umum 4 10 15 Subsektor jasa swasta 4 10 16 Subsektor jasa hiburan dan rekreasi 4 10 17 Subsektor jasa perorangan dan rumah
tangga 4 10
18 Subsektor angkutan dan jasa penunjang angkutan
4 10
19 Subsektor komunikasi 4 10 20 Subsektor listrik dan gas 4 10 21 Subsektor air minum 4 10
D. PENDAPATAN PERKAPITA 10 100 D.1. MENURUT SEKTOR USAHA 9 90
1 Subsektor Pertanian 1 10 2 Perkebunan 1 10 3 Peternakan 1 10 4 Perikanan 1 10 5 Kerajinan 1 10 6 Pertambangan 1 10 7 Kehutanan 1 10 8 Industri kecil, menengah dan besar 1 10 9 Jasa dan Perdagangan 1 10
D.2. PENDAPATAN RIIL KELUARGA 1 10
174
E. STRUKTUR MATA PENCAHARIAN MENURUT SEKTOR
2 260
1 Sektor pertanian 0 30
a Petani 0 10 b Buruh tani 0 10 c Pemilik usaha pertanian 0 10
2 Sektor Perkebunan 0 30
a Buruh perkebunan 0 10 b Karyawan perusahaan perkebunan 0 10 c Pemilik usaha perkebunan 0 10
3 Peternakan 0 20
a Buruh usaha peternakan 0 10 b Pemilik usaha peternakan 0 10
4 Perikanan 0 30
a Nelayan 0 10 b Pemilik usaha perikanan 0 10 c Buruh usaha perikanan 0 10
5 Kehutanan 0 30 a Pemilik usaha pengolahan hasil hutan 0 10 b Buruh usaha pengolahan hasil hutan 0 10 c Pengumpul hasil hutan 0 10
6 Sektor Pertambangan dan Bahan Galian C
0 30
a Penambang galian C kerakyatan/perorangan
0 10
b Pemilik usaha pertambangan skala kecil dan besar
0 10
c Buruh usaha pertambangan 0 10 7 Sektor Industri Kecil dan Kerajinan
Rumah Tangga 0 20
a Sebaran matapencaharian penduduk di sektor/ usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga
0 10
b Penyerapan tenaga kerja 0 10 8 Sektor Industri menengah dan besar 0 30
a Karyawan perusahaan swasta 0 10 b Karyawan perusahaan pemerintah 0 10 c Pemilik perusahaan industri menengah
dan besar 0 10
9 Sektor perdagangan 0 20
a Pengusaha perdagangan hasil bumi 0 10 b Buruh jasa perdagangan hasil bumi 0 10
10 Sektor Jasa 2 20
a Jenis usaha jasa yang ada 0 10 b Penyerapan tenaga kerja di sektor jasa 2 10
F. PENGUASAAN ASET EKONOMI
MASYARAKAT 31 217
F.1. ASET TANAH 2 10 Aset tanah 2 10 F.2. ASET SARANA TRANSPORTASI UMUM 9 35
1 Memiliki ojek sepeda/ motor 1 6
175
2 Memiliki becak/bentor, cidemo, andong dan dokar
1 6
3 Memiliki angkutan kota/ desa, minibus, bus
1 7
4 Memiliki perahu dayung, kapal motor, dan angkutan laut/sungai lainnya
1 6
5 Memiliki angkutan udara 5 10 F.3. ASET SARANA PRODUKSI 0 20
1 Jenis sarana produksi 0 10 2 Kepemilikan sarana produksi 0 10
G. ASET PERUMAHAN 24 135 G.1. RUMAH MENURUT DINDING 7 47 G.2. RUMAH MENURUT LANTAI 8 36 G.3. RUMAH MENURUT ATAP 9 52 H. PEMILIKAN ASET EKONOMI LAINNYA 0 17
1 Sebaran jumlah jenis aset ekonomi lainnya
0 8
2 Sebaran pemilik berbagai jenis aset 0 9 III. PENDIDIKAN MASYARAKAT 1 189 A. Tingkat Pendidikan Penduduk 0 69
1 Jumlah penduduk buta aksara dan huruf latin
0 10
2 Jumlah penduduk usia 36 tahun yang
masuk TK dan kelompok bermain anak. 1 7
3 Jumlah penduduk tidak tamat SD/sederajat
0 5
4 Jumlah penduduk tidak tamat SLTP/Sederajat
1 7
5 Jumlah penduduk tamat SLTA/sederajat
1 8
6 Jumlah penduduk tamat Diploma/sederajat
3 9
7 Jumlah penduduk tamat S1, S2 dan S3 4 10 8 Jumlah penduduk cacat 0 5 9 Jumlah penduduk cacat yang tamat
SLB 1 8
B. Wajib Belajar 9 tahun 1 9 Jumlah penduduk usia 715 tahun yang
tidak sekolah 1 9
C. Rasio Guru dan Murid 3 44 1 Rasio guru dan murid TK dan kelompok
bermain 0 8
2 Rasio guru dan murid SD/sederajat 1 9 3 Rasio guru dan murid SLTP/sederajat 1 9 4 Rasio guru dan murid SLTA/sederajat 1 9 5 Rasio guru dan murid SLB/sederajat 0 9
D. Kelembagaan Pendidikan Masyarakat 0 67
1 Jumlah perpustakaan desa/kelurahan 0 9 2 Jumlah taman bacaan desa / kelurahan 0 10 3 Jumlah perpustakan keliling 0 10 4 Jumlah sanggar belajar 0 9 5 Jumlah kegiatan lembaga pendidikan
luar sekolah 0 10
176
6 Jumlah kelompok belajar paket A, B dan C
0 9
7 Jumlah lembaga kursus keterampilan 0 10 IV. KESEHATAN MASYARAKAT 41 366 A. Kualitas Ibu Hamil 2 66
1 Jumlah ibu hamil periksa di posyandu 0 9 2 Jumlah ibu hamil periksa di Puskesmas
dan Rumah Sakit 0 9
3 Jumlah ibu hamil periksa di Dokter praktek dan Bidan Praktek
0 9
4 Jumlah ibu hamil periksa di Dukun terlatih
0 9
5 Jumlah kematian ibu hamil 0 10 6 Jumlah ibu hamil yang melahirkan 0 10 7 Jumlah kematian ibu nifas 1 10
B. Kualitas Bayi 4 48 1 Jumlah keguguran kandungan 0 10 2 Jumlah bayi lahir mati 0 10 3 Jumlah bayi usia 0 – 12 bulan yang
mati 1 8
4 Jumlah bayi lahir berat kurang dari 2,5 kg
2 10
5 Jumlah bayi 0 – 5 tahun yang cacat 1 10 C. Kualitas Persalinan 11 39 C.1. Tempat Persalinan 5 24
1 Tempat persalinan RSU dan Puskesmas 1 8 2 Tempat persalinan BKIA dan Polindes 2 8 3 Tempat persalinan Rumah praktek
dokter dan bidan 1 4
4 Tempat persalinan rumah dukun dan rumah sendiri
1 4
C.2. Pertolongan Persalinan 6 15 1 Pertolongan Dokter, Bidan dan Perawat 3 6 2 Persalinan yang ditolong Dukun bersalin 2 5 3 Jumlah persalinan yang ditolong
keluarga 1 4
D. Cakupan Imunisasi 4 32 1 Imunisasi bayi usia 2 bulan 1 8 2 Imunisasi bagi bayi usia 3 bulan 1 8 3 Imunisasi bagi bayi usia 4 bulan 1 8 4 Imunisasi bagi bayi usia 9 bulan 1 8
E. Perkembangan Pasangan Usia Subur dan KB
8 24
E.1. Pasangan Usia Subur 4 12 1 Jumlah pasangan usia subur 3 7 2 Wanita kawin muda usia kurang dari 16
tahun 1 5
E.2. Keluarga Berencana 6 15
1 Jumlah pengguna metode Kontrasepsi 3 8 2 Jumlah PUS yang tidak menggunakan
metode KB 3 7
F. Wabah Penyakit 0 20 1 Jenis wabah penyakit 0 10 2 Jumlah korban meninggal 0 10
G. Angka Harapan Hidup/AHH 3 10
177
Angka harapan hidup 3 10 H. Cakupan Pemenuhan Kebutuhan Air
Bersih 5 10
Jumlah keluarga yang menggunakan sumur gali
5 10
I. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 0 22
1 Kebiasaan buang air besar 0 8 2 Pola makan 0 4 3 Kebiasaan berobat waktu sakit 0 10
J Status Gizi Balita 0 8 K. Jenis Penyakit dan Tempat Perawatan
Penderita Sakit tahun ini 2 29
1 Jenis penyakit yang diderita penduduk 0 10 2 Penderita penyakit 0 5 3 Tempat perawatan 2 14 a Rumah sakit/Puskesmas 1 7 b Rumah sendiri 1 7
L. Perkembangan Sarana dan Prasarana Kesehatan Masyarakat
0 55
1 MCK umum 0 8 2 Organisasi Posyandu dan Kepengurusan 0 5 3 Kegiatan Posyandu 0 9 4 Administrasi Posyandu 0 5
5 Dasawisma 0 8 6 Kesehatan Masyarakat 0 20
a Kegiatan Kebersihan Lingkungan 0 5 b Pengobatan Gratis 0 5
c Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 0 5 d Pembangunan prasarana dan sarana
kesehatan lingkungan/komunitas 0 5
V. KEAMANAN DAN KETERTIBAN 3 304 A. Jenis Konflik Sara 0 69 1 Konflik Sara pada tahun ini 0 10 2 Konflik sosial ekonomi 0 20
a Konflik antar kelompok masyarakat dalam desa/kelurahan
0 10
b Konflik antar kelompok masyarakat antar desa/kelurahan
0 10
3 Konflik sosial politik antar masyarakat dengan lembaga politik
0 10
4 Konflik masyarakat dengan pemerintah 0 10 5 Konflik antara masyarakat dengan
perusahaan 0 10
6 Proses hukum bagi pelaku konflik 0 9 B. Perkelahian 1 13 1 Korban kasus perkelahian 1 5 2 Proses hukum bagi pelaku 0 8 C. Pencurian 1 13 1 Korban kasus pencurian 1 5 2 Proses hukum bagi pelaku 0 8 D. Penjarahan dan Penyerobotan Tanah 1 13 1 Korban kasus 1 5 2 Proses hukum bagi pelaku 0 8
178
E. Perjudian, Penipuan dan Penggelapan 0 24 1 Kasus perjudian 0 8 2 Kasus penipuan dan penggelapan 0 8 3 Jumlah kasus sengketa warisan, jual
beli dan hutang piutang 0 8
F. Pemakaian Narkoba dan Miras 0 20 1 Kasus Narkoba 0 10 2 Kasus Miras 0 10 G. Prostitusi 1 Lokalisasi 0 10 2 Penertiban tempat praktek prostitusi 0 5 H. Pembunuhan 0 18 1 Korban Pembunuhan 0 10 2 Proses hukum bagi pelaku 0 8 I. Penculikan 0 18 1 Korban Penculikan 0 10 2 Proses hukum bagi pelaku 0 8 J. Kejahatan Seksual 0 18 1 Kasus perkosaan 0 10 2 Tempat liar bagi praktek pekerja seks
komersial (PSK) jalanan 0 10
K. Masalah Kesejahteraan Sosial 1 81 1 Jenis masalah kesejahteraan sosial 0 10 2 Jumlah penyandang masalah
kesejahteraan sosial 0 5
3 Keberadaan Panti/sanggar/rumah singgah dan tempat pemulihan/rehabilitasi bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial Jika tidak ada
0 10
4. Teror dan Intimidasi 0 18 a Jumlah kasus 0 10 b Penyelesaian kasus 0 8
5. Pelembagaan Sistem Keamanan Lingkungan Semesta
1 38
a Organisasi Siskamling 0 8 b Organisasi pertahanan sipil dan
perlindungan masyarakat dan Satpam 0 8
c Kegiatan Siskamling 1 8 d Pembinaan Siskamling, Hansip dan
Linmas 0 7
e Administrasi Siskamling, Hansip dan Linmas
0 7
179
VI. KEDAULATAN POLITIK MASYARAKAT 55 394 A. Kesadaran Berpemerintahan,
Berbangsa dan Bernegara 1 44
1 Jenis kegiatan pemantapan nilai ideologi Pancasila sebagai dasar negara, nilai Bhinneka Tunggal Ika dan nilai kesebangsaan lainnya
0 9
2 Jumlah kegiatan pemantapan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
1 10
3 Kasus ancaman keutuhan NKRI, gangguan Kantibmas, disintegrasi sosial, politik, ekonomi dan nilai kesebangsaan lainnya
0 10
4 Kasus ketenagakerjaan dan perlintasan batas antar negara
0 10
5 Fasilitasi penyelesaian Kasus 0 5 B. Kesadaran Membayar Pajak dan
Retribusi 4 30
1 Realisasi PBB 1 5 2 Tindakan hukum terhadap penunggak
PBB 1 5
3 Realisasi Retribusi dan Pungutan resmi lainnya dari masyarakat
1 5
4 Tindakan hukum terhadap penunggak PBB
1 5
5 Pungutan tidak resmi 0 10 C. Partisipasi Politik 30 191 C.1. Jumlah Partai Politik dan Pemilihan
Umum 20 39
1 Jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih dalam pemilihan presiden/ wakil dan legislatif pada Pemilu terakhir
4 8
2 Jumlah penduduk yang dipilih dalam pemilu legislatif yang lalu
1 10
3 Parpol yang mempunyai kantor dan pengurus di desa/kelurahan
5 7
4 Jumlah perempuan dari desa/kelurahan yang aktif di partai politik
5 7
5 Jumlah penduduk yang menjadi pengurus parpol di desa/kelurahan
5 7
C.2. Pemilihan Kepala Daerah 10 18
1 Jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih dalam pemilihan Gubernur pada Pemilu terakhir
5 9
2 Jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih dalam pemilihan Bupati/ Walikota pada Pilkada terakhir
5 9
C.3. Penetapan Kepala Desa/Lurah dan
Perangkat Desa/Kelurahan 0 49
1 Penentuan jabatan kepala desa 0 10 2 Penentuan Sekretaris Desa/Kelurahan 0 10 3 Penentuan perangkat desa termasuk
kepala dusun sebagai unsur kewilayahan
0 10
180
4 Masa jabatan Kepala Desa 0 9 5 Penentuan jabatan lurah dan perangkat
kelurahan termasuk kepala lingkungan 0 10
C.4. Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) 0 85
1 Keberadaan BPD 0 10 2 Jumlah Anggota 0 10 3 Pemilihan BPD 0 20 4 Pemilikan kantor/ruang kerja BPD 0 5 5 Anggaran untuk BPD 0 5
6 Produk Keputusan BPD tahun ini 0 35 a Peraturan desa 0 5 b Permintaan keterangan dari kepala desa 0 5 c Rancangan peraturan desa 0 5 d Menyatakan pendapat kepala desa 0 5 e Menyampaikan usul dan pendapat
kepada kepala desa 0 5
f Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan APB desa
0 5
g Rancangan peraturan desa 0 5 D. Pemilihan dan Fungsionalisasi
Lembaga Kemasyarakatan 20 129
1 Keberadaan organisasi LKD/K 0 5 2 Dasar hukum keberadaan LKD 0 10 3 Dasar hukum pembentukan LKK 0 8 4 Pemilihan pengurus LKD/LKK 0 8 5 Jumlah organisasi anggota LKD/LKK 0 5 6 Pemilihan pengurus organisasi anggota
LKD/LKK termasuk PKK, LPM/LKMD/, Karang Taruna, RT, RW, ..........
5 10
7 Pemilihan pengurus organisasi anggota LKD/LKK termasuk PKK, LPM/LKMD/, Karang Taruna, RT, RW,..........
0 10
8 Implementasi tugas, fungsi dan kewajiban LKD/LKK
0 5
9 Jumlah kegiatan yang dilaksanakan LKD/LKK dan organsisi anggota
5 10
10 Fungsi, tugas dan kewajiban lembaga kemasyarakatan yang dijalankan oleh organisasi anggota LKD/LKK
0 8
11 Alokasi anggaran untuk LKD/LKK dari anggaran kelurahan/APBD dan APBDesa
0 8
12 Alokasi anggaran untuk organisasi anggota LKD/LKK termasuk PKK, LPM/LKMD/K, RT/RW.....
0 8
13 Kantor dan ruang kerja LKD/LKK 0 5 14 Dukungan pembiayaan, personil dan
ATK untuk LKD/LKK dari APBD/APB Desa
5 10
15 Realisasi program kerja organisasi anggota LKD/ LKK
4 6
16 Keberadaan alat kelengkapan unit organisasi LKD/K: anggota, pokja, bidang, seksi dan yang lainnya.
1 8
17 Kegiatan administrasi dan 0 5
181
ketatausahaan LKD/LKK VII. PERANSERTA MASYARAKAT DALAM
PEMBANGUNAN 113 611
A. Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Desa/Kelurahan/ Musrenbangdes/kelurahan
32 121
1 Jumlah kegiatan Musrenbangdes/kel yang dilakukan pada tahun ini, termasuk di tingkat dusun dan lingkungan
1 6
2 Jumlah kehadiran masyarakat dalam setiap kali musyawarah tingkat dusun/lingkungan dan desa/kelurahan
3 5
3 Perkembangan peranserta lakilaki dan perempuan dalam Musrenbang di desa/kelurahan
6 8
4 Penggunaan data dasar keluarga dalam Profil Desa/Kelurahan dalam penentuan lokasi dan penerima program penanggulangan kemiskinan dan program pemberdayaan masyarakat
3 10
5 Penggunaan data dasar keluarga dalam Profil Desa/Kelurahan oleh dinas/instansi sektoral dan unit kerja pemerintah daerah lainnya
3 10
6 Penggunaan data Profil Desa/Kelurahan dalam forum Musrenbangdes/kel Partisipatif
0 10
7 Pelibatan masyarakat dalam pemutakhiran data profil desa dan kelurahan sebagai bahan dalam Musrenbang partisipatif
0 5
8 Usulan masyarakat yang disetujui menjadi Rencana Kerja Desa dan Kelurahan
5 10
9 Usulan Pemerintah Desa dan Kelurahan yang disetujui menjadi Rencana Kerja Desa/Kelurahan dan dimuat dalam RAPBDesa
5 10
10 Usulan rencana kerja dari pemerintah kabupaten/ kota/provinsi dan pusat yang dibahas saat Musrenbang dan ditolak masyarakat
5 7
11
Pemilikan dokumen hasil Musrenbang tingkat Desa dan Kelurahan yang diusulkan ke pemerintah tingkat atas untuk dibiayai dari APBD Kab/Kota, APBD Provinsi dan APBN maupun sumber biaya dari perusahaan swasta yang investasi di desa/kelurahan
0 10
12
Pemilikan dokumen Rencana Kerja Pembangunan Desa/ Kelurahan (RKPD/K) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa/ Kelurahan (RPJMD/K)
0 10
13 Kegiatan yang diusulkan masyarakat melalui forum Musrenbangdes/kel yang tidak direalisasikan dalam APBDesa,
0 10
182
APBDaerah kabupaten/Kota dan provinsi
14 Kegiatan yang diusulkan masyarakat melalui forum Musrenbangdes/kel yang pelaksanaannya tidak sesuai dengan hasil Musrenbang
1 10
B. Peranserta Masyarakat dalam
Pelaksanaan dan Pelestarian Hasil Pembangunan
39 149
1 Jumlah masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan fisik di desa dan kelurahan sesuai hasil Musrenbag
3 8
2 Jumlah penduduk yang dilibatkan dalam pelaksanaan proyek padat karya oleh pengelola proyek yang ditunjuk pemerintah desa/kelurahan atau kabupaten/kota
3 8
3 Kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat dan lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan yang sudah ada sesuai ketetapan dalam APBDesa
0 10
4 Kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak ketiga tanpa melibatkan masyarakat
0 5
5 Kegiatan yang masuk desa/kelurahan di luar yang telah direncanakan dan disepakati masyarakat saat Musrenbang
1 5
6 Usulan masyarakat yang disetujui menjadi Rencana Kerja Desa dan Kelurahan
5 8
7 Usulan Pemerintah Desa dan Kelurahan yang disetujui menjadi Rencana Kerja Desa/Kelurahan
5 8
8 Usulan rencana kerja program dan kegiatan dari pemerintah kabupaten/kota/provinsi dan pusat yang dibahas saat Musrenbang dan disetujui untuk dilaksanakan di desa dan kelurahan oleh masyarakat
5 8
9 Penyelenggaraan musyawarah desa/kelurahan untuk menerima, memelihara dan melestarikan hasil pembangunan yang sudah ada
0 10
10 Pelaksanaan kegiatan dari masyarakat untuk menyelesaikan atau menindaklanjuti kegiatan yang belum diselesaikan oleh pelaksana sebelumnya.
2 8
11 Kasus penyimpangan pelaksanaan kegiatan pembangunan yang dilaporkan masyarakat atau lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan kepada Kepala Desa/Lurah
5 10
12 Kasus penyimpangan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan di tingkat desa/kelurahan
2 8
13 Kasus penyimpangan pelaksanaan kegiatan pembangunan desa/kelurahan yang diselesaikan secara hukum
2 8
183
14 Kegiatan masyarakat untuk melestarikan hasil pembangunan yang dikoordinasikan pemerintah desa/kelurahan
1 10
15 Kegiatan yang didanai dari APBDesa/anggaran kelurahan dan swadaya masyarakat di kelurahan
0 10
16 Kegiatan di desa dan kelurahan yang didanai dari APB Daerah Kabupaten/Kota
0 5
17 Kegiatan di desa dan kelurahan yang didanai dari APBD Provinsi
0 10
18 Jumlah kegiatan di desa dan kelurahan yang didanai APBN
5 10
C. Semangat Kegotongroyongan
Penduduk 0 105
1 Kelompok arisan 0 5 2 Dana sehat 0 5 3 Kegiatan gotongroyong atau sambatan
dalam pembangunan rumah 0 5
4 Kegiatan gotong royong atau sambatan/sejenisnya dalam pengolahan tanah
0 5
5 Kegiatan gotong royong atau sambatan/sejenisnya dalam pembiayaan pendidikan anak sekolah/kuliah/kursus
0 5
6 Kegiatan gotong royong atau sambatan/sejenisnya dalam pemeliharaan fasilitas umum dan fasilitas sosial/prasarana dan sarana
0 5
7 Kegiatan gotong royong atau sambatan/sejenisnya dalam pemberian modal usaha
0 5
8 Kegiatan gotong royong atau sambatan/sejenisnya dalam pengerjaan sawah dan kebun
0 5
9 Kegiatan gotong royong atau sambatan/sejenisnya dalam penangkapan ikan dan usaha peternakan lainnya
0 5
10 Kegiatan gotong royong atau sambatan/sejenisnya dalam menjaga ketertiban, ketentraman dan keamanan
0 5
11 Kegiatan gotong royong atau sambatan/sejenisnya dalam peristiwa kematian
0 5
12 Kegiatan gotong royong menjaga kebersihan Desa/Kelurahan
0 5
13 Kegiatan gotong royong membangun jalan/jembatan/saluran air/irigasi
0 5
14 Kegiatan gotong royong atau sambatan/sejenisnya dalam pemberantasan sarang nyamuk dan kesehatan lingkungan lainnya
0 5
15 Kerjasama antar Desa/Kelurahan 0 5 16 Penyelesaian perselisihan antar
desa/kelurahan 0 5
17 Kegiatan gotong royong dalam 0 5
184
penyelesaian konflik di setiap desa/kelurahan oleh masyarakat sendiri
18 Gotong royong dalam menolong keluarga tidak mampu dan fakir miskin di desa dan kelurahan
0 5
19 Kegiatan Kepala Desa sebagai Hakim Perdamaian Desa
0 5
20 Kegiatan gotong royong dalam penanggulangan bencana
0 5
21 Kegiatan gotong royong dalam pelaksanaan kegiatan bulan bhakti gotong royong masyarakat
0 5
D. Adat Istiadat 0 80
1 Adat istiadat dalam perkawinan 0 8 2 Adat istiadat dalam kelahiran anak 0 8 3 Adat istiadat dalam upacara kematian 0 8 4 Adat istiadat dalam pengelolaan hutan 0 8 5 Adat istiadat dalam pengelolaan
pertanian 0 8
6 Adat istiadat dalam pengolahan laut/pantai
0 8
7 Adat istiadat dalam pemecahan konflik 0 8 8 Adat istiadat dalam menjauhkan bala
penyakit dan bencana alat 0 8
9 Adat istiadat dalam memulihkan hubungan antara alam semesta dengan manusia dan lingkungannya
0 8
10 Adat istiadat dalam penanggulangan kemiskinan bagi keluarga yang tidak mampu/fakir miskin/terlantar
0 8
E. Sikap Mental Masyarakat 23 86
1 Pungutan liar dari anak gelandangan di sudut jalanan
0 5
2 Pungutan liar, pelabuhan dan pasar 0 5 3 Pemintaminta sumbangan dari rumah
ke rumah 1 8
4 Pemintaminta sumbangan terorganisasi dari rumah ke rumah
2 5
5 Berkembangnya praktek jalan pintas dalam mencari uang secara gampang walau tidak halal
0 10
6 Pungutan dari RT atau sebutan lain dari warga
3 5
7 Pungutan dari RW atau sebutan lain kepada warga
3 5
8 Hukuman bagi aparat di desa dan kelurahan yang terlibat pungutan liar, pemerasan dan sejenisnya.
0 10
9 Banyak penduduk yang mengeluhkan memburuknya kualitas pelayanan kepada masyarakat
5 10
10 Banyak kegiatan yang bersifat hiburan dan rekreasi yang diinisiatifi masyarakat sendiri
2 5
11 Masyarakat agak kurang toleran dengan keberadaan kelompok masyarakat dari unsur etnis, agama dan kelompok
2 10
185
kepentingan lain 12 Banyak masyarakat yang memberikan
biaya lebih dari yang ditentukan sebagai ucapan terima kasih dalam proses pelayanan administrasi di kantor desa/kelurahan
5 8
F. ETOS KERJA PENDUDUK 19 70
1 Banyak lahan tidur, lahan terlantar dan lahan pekarangan yang tidak dikelola pemiliknya
2 5
2 Banyak penduduk yang mencari, memanfaatkan atau memilih pekerjaan/ keterampilan lain jika gagal panen/gagal tanam
2 8
3 Banyak penduduk yang mencari pekerjaan di kota besar lainnya
2 5
4 Masyarakat sering mendatangi kantor desa dan lurah menuntut penyediaan kebutuhan dasar sembilan bahan pokok pada saat kelaparan dan kekeringan
5 6
5 Kebiasaan masyarakat bermusyawarah untuk menyelesaikan berbagai persoalan sosial kemasyarakatan
0 10
6 Lebih banyak masyarakat yang diam/masabodoh/ apatis ketika ada persoalan yang terjadi di lingkungan sekitarnya
0 8
7 Kebiasaan aparat pemerintah desa/ kelurahan terlebih di tingkat RT, RW, Dusun dan Lingkungan yang kurang menanggapi kesulitan yang dihadapi masyarakat
0 10
8 Kebiasaan masyarakat merayakan pesta dengan menghadirkan undangan yang banyak dan atau memotong hewan dalam jumlah besar
4 5
9 Kebiasaan masyarakat berdemonstrasi/protes terhadap kebijakan pemerintah
4 5
10 Kebiasaan masyarakat mudah terprovokasi karena isu SARA dan isu kepentingan sosial, ekonomi dan politik
0 8
VIII LEMBAGA KEMASYARAKATAN 94 535 A. Lembaga Kemasyarakatan Desa/
Kelurahan/LKD/K 10 59
1 Keberadaan organisasi LKD/K 0 10 2 Dasar hukum LKD 0 10 3 Dasar hukum LKK 0 10 4 Kepengurusan LKD/LKK 0 8 5 Kegiatan 5 8 6 Buku administrasi LKD/LKK 0 5 7 Jumlah organisasi anggota lembaga
kemasyarakatan desa/kelurahan 5 8
B. Organisasi Anggota Lembaga
Kemasyarakatan Desa/Kelurahan 84 476
186
B.1. LKMD/LKMK/LPM atau sebutan lain 5 28 1 Keberadaan 0 10 2 Kepengurusan 0 5 3 Buku administrasi 0 5 4 Jumlah kegiatan 5 8
B.2. PKK 8 38
1 Keberadaan 0 10 2 Kepengurusan 0 5 3 Buku administrasi 0 5 4 Jumlah kegiatan 4 8 5 Kelengkapan organisasi dasawisma 2 5 6 Kelengkapan organisasi Pokja 2 5
B.3. Karang Taruna 5 28 B.4. RT 3 23 B.5. RW 3 23 B.6. Lembaga Adat 5 28 B.7. BUMDES 5 28 B.8. Forum Komunikasi Kader
Pemberdayaan Masyarakat 5 28
B.9. Posyandu 5 28 B10 Kelompok Tani Nelayan 5 28 B11 Organisasi Perempuan 5 28 B12 Organisasi Pemuda 5 28 B13 Organisasi Profesi 5 28 B14 Organisasi Bapak 5 28 B15 Kelompok Gotong Royong 5 28 B16 Posyantekdes 5 28 B17 Organisasi Keagamaan 5 28 B18 Organisasi ...................... 5 28 B19 Organisasi ...................... 5 28 B20 Organisasi ...................... 5 28 IX. PEMERINTAHAN DESA DAN
KELURAHAN 66 730
A. APBDDesa dan Anggaran Kelurahan 10 98
1 APBD kabupaten/kota 0 10 2 Bantuan pemerintah kabupaten/kota 0 10 3 Bantuan pemerintah provinsi 0 10 4 Bantuan pemerintah pusat 3 10 5 Pendapatan asli desa/ kontribusi
pendapatan asli daerah dari kelurahan 5 10
6 Kontrubsi swadaya masyarakat desa dan kelurahan terhadap APBDesa/Anggaran Kelurahan
0 7
7 Alokasi dana desa/ dana perimbangan untuk kelurahan dalambentuk blok grant
0 7
8 Sumber pendapatan dari perusahaan/swasta yang ada di desa/kelurahan
0 7
9 Sumber pendapatan lain yang sah dan tidak mengikat
0 10
10 Jumlah belanja publik/belanja bangunan
1 9
11 Jumlah belanja aparatur/ pegawai 1 8
187
B. Pertanggungjawaban Kepala Desa/Lurah
7 55
1 Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban kepala desa kepada BPD atau Lurah kepada Bupati/Walikota
0 10
2 Jumlah informasi yang disampaikan kepala desa dan lurah tentang laporan penyelenggaraan tugas, wewenang, hak dan kewajiban kepala desa dan lurah kepada masyarakat
0 10
3 Status laporan keterangan pertanggungjawaban kepala desa/lurah
1 5
4 Laporan kinerja penyelenggaraan tugas, wewenang, kewajiban dan hak kepala desa dan lurah kepada Bupati/walikota
0 5
5 Jenis media informasi kinerja kepala desa dan lurah kepada masyarakat
0 7
6 Kasus pengaduan masyarakat terhadap masalah pembangunan, pelayanan dan pembinaan kemasyarakatan yang disampaikan kepada kepala desa/lurah
3 9
7 Kasus pengaduan masyarakat terhadap masalah pembangunan, pelayanan dan pembinaan kemasyarakatan yang diselesaikan kepala desa/lurah
3 9
C. Prasarana dan Administrasi
Pemerintahan Desa/Kelurahan 18 256
C.1. PEMERINTAH DESA/KELURAHAN 5 54
1 Gedung Kantor 0 10 2 Jumlah ruang kerja 5 7 3 Balai desa/kelurahan/ sejenisnya 0 10 4 Listrik/Penerangan 0 10 5 Air bersih 0 10 6 Telepon 0 7 7 Inventaris dan Alat Kantor 13 94 a Jumlah mesin tik 1 6 b Jumlah meja 3 7 c Jumlah kursi 3 7 d Jumlah almari arsip 0 8 e Komputer 0 10 f Mesin fax 1 10 g Kendaraan dinas lurah/kepala desa 1 5 8 Buku data perangkat desa atau
kelurahan 0 8
9 Perangkat desa/kelurahan 0 8 10 Buku peta wilayah desa 0 10 11 Struktur organisasi 4 5 12 Kartu uraian tugas 1 10
C.2 Administrasi Pemerintahan Desa/
Kelurahan 0 108
1 Buku profil desa/ kelurahan 0 10 2 Buku data peraturan desa/daerah 0 5 3 Buku keputusan kepala desa/lurah 0 5 4 Buku data inventaris 0 5
188
5 Buku data aparat 0 5 6 Buku data tanah milik desa/tanah
kas/milik kelurahan 0 5
7 Buku administrasi pajak dan retribusi 0 5 8 Buku data tanah milik penduduk 0 5 9 Buku laporan pengaduan masyarakat 0 5
10 Buku agenda ekspedisi 0 5 11 Buku administrasi keuangan
desa/kelurahan 0 8
12 Buku Administrasi Kependudukan 0 8 13 Buku lembaga kemasyarakatan 0 8
14 Buku data Rencana Program dan
Kegiatan Pembangunan Desa / Kelurahan
0 8
15 Buku data jenis proyek pemerintah dan swasta masuk desa/kelurahan
0 8
16 Buku pengendalian kualitas pelayanan publik
0 8
C.3. PRASARANA DAN SARANA BADAN
PERMUSYAWARATAN DESA/BPD 18 186
1 Prasarana BPD 5 54 2 Inventaris dan Alat Kantor 13 68 3 Administrasi BPD 0 64 a Buku administrasi keanggotaan BPD 0 8 b Buku agenda 0 8 c Buku ekspedisi 0 8 d Buku data kegiatan BPD 0 8 e Buku Rancangan Keputusan BPD 0 8 f Buku data rancangan Peraturan Desa 0 8 g Buku Data peraturan Desa 0 8 h Buku Rencana Kerja BPD 0 8
D. PRASARANA DAN SARANA DUSUN /
LINGKUNGAN 13 135
D.1. Prasarana 0 50 D.2. Administrasi Dusun/Lingkungan 5 37 D.3. Inventaris dan alat kantor 8 48 X. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 0 490 A. Jenis Pembinaan Pemerintah Pusat
kepada Pemerintah Desa dan Kelurahan
0 110
1 Pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan desa, kelurahan, lembaga kemasyarakatan
0 10
2 Pedoman dan standar bantuan pembiayaan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota kepada desa dan kelurahan
0 10
3 Pedoman umum administrasi, tata naskah dan pelaporan bagi kepala desa dan lurah
0 10
4 Pedoman dan standar tanda jabatan, pakaian dinas dan atribut bagi Kepala Desa, Lurah dan Perangkat Desa/Kelurahan serta BPD
0 10
189
5 Pedoman pendidikan dan pelatihan bagi pemerintahan desa, kelurahan, lembaga kemasyarakatan dan perangkat masingmasing
0 10
6 Bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan pemerintahan desa dan kelurahan serta pemberdayaan lembaga kemasyarakatan
0 10
7 Kegiatan pendidikan dan pelatihan tentang penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan
0 10
8 Penelitian dan pengkajian penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan
0 10
9 Kegiatan yang terkait dengan upaya percepatan atau akselerasi pembangunan desa dan kelurahan dalam bidang ekonomi keluarga, penanganan bencana, penanggulangan kemiskinan, percepatan keberdayaan masyarakat, peningkatan prasarana dan sarana pedesaan/kelurahan, pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna, pengembangan sosial budaya masyarakat di desa dan kelurahan yang dibiayai APBN
0 10
10 Pemberian penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan pemerintahan desa dan kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan lembaga kemasyarakatan
0 10
11 Pemberian sanksi atas penyimpangan yang dilakukan kepala desa, lurah dan perangkat masingmasing
0 10
B. Pembinaan Pemerintah Provinsi
kepada Pemerintahan Desa/Kelurahan 0 150
1 Pedoman pelaksanaan tugas pembantuan dari provinsi ke desa/kelurahan
0 10
2 Pedoman bantuan keuangan dari provinsi
0 10
3 Kegiatan fasilitasi keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat, nilai adat istiadat dan lembaga adat beserta hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan pemerintahan desa/kelurahan
0 10
4 Fasilitasi Pelaksanaan pedoman administrasi, tata naskah dan pelaporan bagi kepala desa dan lurah
0 10
5 Kegiatan pendidikan dan pelatihan tentang penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan berskala provinsi
0 10
6 Kegiatan penanggulangan kemiskinan yang dibiayai APBD Provinsi yang masuk desa dan kelurahan
0 10
7 Kegiatan penanganan bencana yang dibiayai APBD Provinsi untuk desa dan kelurahan
0 10
8 Kegiatan peningkatan pendapatan 0 10
190
keluarga yang dibiayai APBD Provinsi di desa dan kelurahan
9 Kegiatan penyediaan sarana dan prasarana desa dan kelurahan yang dibiayai APBD Provinsi yang masuk desa dan kelurahan
0 10
10 Pemberian penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan pemerintahan desa dan kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan lembaga kemasyarakatan
0 10
11 Pemberian sanksi atas penyimpangan yang dilakukan kepala desa, lurah dan perangkat masingmasing
0 10
12 Kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan pengembangan teknologi tepat guna yang dibiayai APBD Provinsi di desa dan kelurahan
0 10
13 Kegiatan pengembangan sosial budaya masyarakat
0 10
14 Pedoman pendataan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan
0 10
15 Pemberian penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan pemerintahan desa dan kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan lembaga kemasyarakatan
0 10
C. Pembinaan Pemerintah Kabupaten/
Kota kepada Pemerintahan Desa dan Kelurahan
0 132
1 Pelimpahan tugas Bupati/Walikota kepada Lurah dan Kepala Desa
0 10
2 Penetapan pengaturan kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa
0 7
3 Pedoman pelaksanaan tugas pembantuan dari kabupaten/kota kepada desa
0 7
4 Pedoman teknis penyusunan peraturan desa, peraturan kepala desa, keputusan Lurah dan peraturan daerah kepada kepala desa dan lurah.
0 7
5 Pedoman teknis penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif serta pengembangan lembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan
0 7
6 Kegiatan fasilitasi keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat, nilai adat istiadat dan lembaga adat beserta hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan pemerintahan desa/kelurahan
0 7
7 Penetapan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk desa/kelurahan
0 7
8 Fasilitasi Pelaksanaan pedoman administrasi, tata naskah dan pelaporan bagi kepala desa dan lurah
0 7
9 Jumlah kegiatan pendidikan dan pelatihan tentang penyelenggaraan
0 7
191
pemerintahan desa dan kelurahan berskala kabupaten/kota
10 Kegiatan penanggulangan kemiskinan yang dibiayai APBD kabupaten/kota yang masuk desa dan kelurahan
0 6
11 Kegiatan penanganan bencana yang dibiayai APBD kabupaten/kota untuk desa dan kelurahan
0 7
12 Kegiatan peningkatan pendapatan keluarga yang dibiayai APBD kabupaten/kota di desa dan kelurahan
0 7
13 Fasilitasi penetapan pedoman dan standar tanda jabatan, pakaian dinas dan atribut bagi Kepala Desa, Lurah, Perangkat Desa/Kelurahan dan BPD
0 7
14 Kegiatan fasilitasi keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat, nilai adat istiadat dan lembaga adat beserta hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan pemerintahan desa/kelurahan
0 7
15 Pedoman pendataan dan pendayagunaan profil desa dan kelurahan
0 7
16 Program dan kegiatan pemeliharaan motivasi desa/kelurahan berprestasi pascaperlombaan desa dan kelurahan
0 7
17 Pemberian penghargaan atas prestasi yang dicapai pemerintahan desa dan kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan
0 7
18 Pemberian sanksi atas penyimpangan yang dilakukan kepala desa, lurah dan perangkat masingmasing
0 7
19 Mengawasi pengelolaan keuangan desa serta anggaran kelurahan dan pendayagunaan aset pemerintahan desa, badan usaha milik desa dan sumber pendapatan daerah yang dikelola lurah
0 7
D. Pembinaan dan Pengawasan Camat
kepada Desa/Kelurahan 0 98
1 Jumlah Kegiatan fasilitasi penyusunan peraturan desa dan peraturan kepala desa
0 7
2 Jumlah Kegiatan fasilitasi administrasi tata pemerintahan desa dan kelurahan
0 7
3 Fasilitasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa serta anggaran kelurahan
0 7
4 Jumlah kegiatan fasilitasi pelaksanaan urusan otonomi daerah kabupaten/kota yang diserahkan kepada desa
0 7
5 Fasilitasi penerapan dan penegakan peraturan perundangundangan
0 7
6 Fasilitasi penyediaan data dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan
0 7
7 Jumlah kegiatan fasilitasi pelaksanaan 0 7
192
tugas, wewenang, fungsi, hak dan kewajiban kepala desa, BPD, Lurah dan lembaga kemasyarakatan
8 Jumlah kegiatan fasilitasi upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum
0 7
9 Fasilitasi penataan, penguatan dan efektivitas pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban lembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan
0 7
10 Jumlah kegiatan fasilitasi partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan serta pengembangan dan pelestarian hasil pembangunan.
0 7
11 Fasilitasi kerjasama antar desa/kelurahan dan kerjasama desa/kelurahan dengan pihak ketiga
0 7
12 Jumlah kegiatan fasilitasi pelaksanaan program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat
0 7
13 Jumlah kegiatan pemeliharaan motivasi bagi desa dan kelurahan juara perlombaan dan pasca perlombaan
0 7
14 Jumlah kegiatan fasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyarakatan dan lembaga kemasyarakatan dengan organisasi anggota lembaga kemasyarakatan serta dengan pihak ketiga sebagai mitra percepatan keberdayaan masyarakat
0 7
15 Jumlah kegiatan fasilitasi bantuan teknis dan pendampingan kepada lembaga kemasyarakatan dan organisasi anggotanya
0 7
16 Jumlah kegiatan koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pengembangan lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan.
0 7
TOTAL SKOR VARIABEL/SUBVARIABEL/ INDIKATOR/SUBINDIKATOR
507 4426
Data tingkat perkembangan desa/kelurahan yang sudah diskor dimaksud selanjutnya digunakan untuk menghitung skor yang dicapai setiap variabel/subvariabel/indikator dan subindikator. Capaian skor setiap variabel itu selanjutnya dibandingkan dengan skor maksimal dari setiap variabel. Hasil pengukuran itu akan menghasilkan klasifikasi laju kemajuan perkembangan desa/kelurahan pada setiap tahun dan pada setiap lima tahun.
193
B. SKORING TINGKAT PERKEMBANGAN DESA/KELURAHAN Berdasarkan standarisasi skoring bagi setiap item pertanyaan dari setiap subindikator pada tabel di atas, dapat dilakukan perhitungan total skor dari setiap variabel, subvariabel, indikator dan subindikator untuk memperoleh skor terendah atau skor minimal dan skor tertinggi atau skor makasimal masingmasingnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui titik terlemah dari setiap variabel, subvariabel, indikator dan subindikator yang diukur sehingga dapat dirumuskan strategi intervensi kebijakan perbaikan capaian skor ke nilai tertinggi.
Tabel 2 Skor Minimal dan Maksimal Pengukuran Tingkat Perkembangan
Desa dan Kelurahan No VARIABEL/SUBVARIABEL/INDIKATOR SKOR
Minimal Maksimal
I. PERKEMBANGAN PENDUDUK 2 10
II. EKONOMI MASYARAKAT 132 797 A. Pengangguran 1 10 B. Kesejahteraan Keluarga 1 10 C. Pendapatan Domestik Desa/Kelurahan Bruto 84 210 D. Pendapatan Perkapita 10 100 1. Menurut Sektor Usaha 9 90 2. Pendapatan Keluarga 1 10 E. Struktur Mata Pencaharian Penduduk
menurut Sektor 2 260
F. Penguasaan Aset Ekonomi Masyarakat 31 217 1. Aset Tanah 2 10 2. Aset Sarana Transportasi Umum 9 35 3. Aset Sarana Produksi 0 20 G. Aset Perumahan 24 135 H. Pemilikan Aset Ekonomi Lainnya 0 17
III. PENDIDIKAN MASYARAKAT 1 189 A. Tingkat Pendidikan Penduduk 0 69 B. Wajib Belajar 9 Tahun 1 9 C. Rasio Guru dan Murid 0 44 D. Kelembagaan Pendidikan Masyarakat 0 67
IV. KESEHATAN MASYARAKAT 41 366 A. Kualitas Ibu Hamil 2 66 B. Kualitas Bayi 4 48 C. Kualitas Persalinan 11 39 D. Cakupan Imunisasi 4 32 E. Perkembangan PUS dan KB 10 27 F. Wabah Penyakit 0 20 G. Angka Harapan Hidup 3 10 H. Cakupan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih 5 10 I. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 0 8 J. Status Gizi Balita 0 8 K. Jenis Penyakit dan Tempat Perawatan
Penderita Sakit 0 15
L. Perkembangan Prasana dan Sarana Kesehatan Masyarakat
0 55
194
V. KEAMANAN DAN KETERTIBAN 3 304 A. Jenis Konflik SARA 0 69 B. Perkelahian 1 13 C. Pencurian 1 13 D. Penjarahan dan Penyerobotan Tanah 1 13 E. Perjudian, Penipuan dan Penggelapan 0 24 F. Pemakaian Narkoba dan Miras 0 20 G. Prostitusi 0 15 H. Pembunuhan 0 18 I. Penculikan 0 18 J. Kejahatan Seksual 0 18 K. Masalah Kesejahteraan Sosial 1 81
VI. KEDAULATAN POLITIK MASYARAKAT 55 394 A. Kesadaran Berpemerintahan, Berbangsa dan
Bernegara 1 44
B. Kesadaran Membayar Pajak dan Retribusi 4 30 C. Partisipasi Politik 30 191 1. Jumlah Partai Politik dan Pemilihan Umum 20 39 2. Pemilihan Kepala Daerah 10 18 3. Penetapan Kepala Desa/Lurah dan Perangkat
Desa/Kelurahan 0 49
4. Badan Permusyawaratan Desa 0 85 a. Keberadaan 0 20 b. Pemilihan Anggota BPD 0 20 c. Kantor BPD 0 5 d. Anggaran BPD 0 5 e. Produk Keputusan BPD 0 35 D. Pemilihan dan Fungsionalisasi Lembaga
Kemasyarakatan 20 129
VII PERANSERTA MASYARAKAT DALAM
PEMBANGUNAN 113 611
A. Musrenbang Desa/Kelurahan 32 121 B. Peranserta Masyarakat dalam Pelaksanaan
dan Pelestarian Hasil Pembangunan 39 149
C. Semangat Kegotongroyongan Penduduk 0 105 D. Adat Istiadat 0 80 E. Sikap Mental Masyarakat F. Etos Kerja Penduduk 19 70
VIII LEMBAGA KEMASYARAKATAN 94 535 A. Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan 10 59 B. Organisasi Anggota Lembaga Kemasyarakatan
Desa/Kelurahan 84 476
1 LKMD/K, LPM atau Sebutan Lain 5 28 2 PKK 8 38 3 Rukun Tetangga/RT 3 23 4 Rukun Warga/RW 3 23 5 Karang Taruna 5 28 6 Lembaga Adat 5 28 7 Bumdes 5 28 8 Forum Komunikasi Kader Pemberdayaan
Masyarakat 5 28
9 Posyandu 5 28 10 Kelompok Tani Nelayan 5 28 11 Organisasi Perempuan 5 28 12 Organisasi Pemuda 5 28 13 Organisasi Profesi 5 28
195
14 Organisasi BapakBapak 5 28 15 Kelompok Gotong Royong 5 28 16 Posyantekdes 5 28 17 Organisasi Keagamaan 5 28
IX PEMERINTAHAN DESA/KELURAHAN 66 730 A. APBDesa/Anggaran Kelurahan 10 98 B. Pertanggungjawaban Kepala Desa/Lurah 7 55 C. Prasarana dan Administrasi Pemerintahan
Desa/Kelurahan 18 256
1 Pemerintah Desa/Kelurahan 5 54 2 Inventaris dan Alat Tulis Kantor 13 94 3 Administrasi pemerintahan Desa/Kelurahan 0 108 4 Prasarana dan Sarana Badan
Permusyawaratan Desa/BPD 18 186
a Prasarana BPD 5 54 b Inventaris dan Alat Tulis Kantor 13 68 c Administrasi BPD 0 64 5 Prasarana dan Sarana Dusun/Lingkungan 13 135 a Prasarana 0 50 b Administrasi Dusun/Lingkungan 5 37 c Inventaris dan Alat Tulis Kantor 8 48
X PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 0 490 A. Jenis Pembinaan Pemerintah kepada
Pemerintah Desa dan Kelurahan 0 110
B. Pembinaan Pemerintahan Provinsi kepada Pemerintahan Desa/Kelurahan
0 150
C. Pembinaan Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Pemerintahan Desa/Kelurahan
0 132
D. Pembinaan dan Pengawasan Camat kepada Pemerintahan Desa dan Kelurahan
0 98
TOTAL SKOR TINGKAT PERKEMBANGAN
DESA/KELURAHAN 507 4426
Berdasarkan skor minimal dan maksimal ini, selanjutnya dilakukan perhitungan tingkat perkembangan desa dan kelurahan selama satu tahun dan selama lima tahun. Perhitungan skor tingkat perkembangan desa/kelurahan tahunan dilakukan melalui membandingkan capaian skor setiap variabel, subvariabel, indikator dan subindikator dengan skor maksimal dari setiap variabel subvariabel, indikator dan subindikator selama satu tahun. Sedangkan untuk mengukur tingkat perkembangan desa/kelurahan lima tahunan dilakukan dengan membandingkan total capaian skor setiap variabel, subvariabel, indikator dan subindikator selama lima tahun dengan skor maksimal setiap variabel, subvariabel, indikator dan subindikator selama lima tahun. C. LAJU KEMAJUAN PERKEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN
TAHUNAN Tujuan utama dari analisis tingkat perkembangan Desa/Kelurahan
adalah untuk mengevaluasi laju kemajuan perkembangan Desa/ Kelurahan setiap tahun serta untuk merumuskan masalah yang dihadapi Desa/Kelurahan dari setiap variabel yang diukur agar dapat dijadikan usulan prioritas kegiatan pembangunan pada tahun atau tahun berikutnya. Dari hasil analisis tingkat perkembangan Desa/ Kelurahan, akan dapat diperoleh:
196
a. Tingkat laju perkembangan kemajuan masyarakat dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, pembangunan karakter bangsa berbasis Bhinneka Tunggal Ika, keamanan dan ketertiban berbasis sistem pertahanan dan keamanan lingkungan rakyat semesta (Sishankamrata), pemantapan kehidupan demokrasi Pancasila, kinerja lembaga kemasyarakatan dan pemerintahan desa/kelurahan serta pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di desa dan kelurahan.
b. Permasalahan keterbatasan potensi dan tingkat perkembangan
masyarakat di setiap desa/kelurahan dan usulan prioritas kegiatan pembangunan pada tahun berikutnya yang akan disampaikan melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan desa dan kelurahan (Musrenbang).
1. Indikator
Untuk mengukur tingkat perkembangan desa/kelurahan pada setiap tahun, ada 10 (sepuluh) indikator yang digunakan, yaitu (1) perkembangan kependudukan, (2) ekonomi masyarakat, (3) pendidikan masyarakat, (4 kesehatan masyarakat, (5 keamanan dan ketertiban, (6 kedaulatan politik masyarakat, (7 peran serta masyarakat dalam pembangunan, (8 lembaga kemasyarakatan, (9 kinerja pemerintahan desa dan kelurahan, (10) pembinaan dan pengawasan. Kesepuluh variabel pengukur laju kecepatan keberdayaan masyarakat masingmasingnya telah diberi skor minimal dan skor maksimal sehingga dapat dengan mudah dikonversikan dengan formula perhitungan laju kemajuan perkembangan desa dan kelurahan untuk menentukan realisasi capaian skor setiap variabel yang dinilai pada setiap tahun di setiap desa dan kelurahan. Skor minimal dan skor maksimal dari setiap variabel pengukur laju kemajuan perkembangan desa dan kelurahan setiap tahun sebagaimana pada tabel berikut.
TABEL 3 SKOR MINIMAL DAN MAKSIMAL TINGKAT PERKEMBANGAN DESA
DAN KELURAHAN TAHUNAN No Variabel Skor
Minimal Maksimal I PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN 2 10 II EKONOMI MASYARAKAT 132 797 III KESEHATAN MASYARAKAT 1 189 IV PENDIDIKAN MASYARAKAT 41 366 V KEAMANAN DAN KETERTIBAN 3 304 VI KEDAULATAN POLITIK MASYARAKAT 55 394 VII PERANSERTA MASYARAKAT DALAM
PEMBANGUNAN 113 611
VIII LEMBAGA KEMASYARAKATAN 94 535 IX PEMERINTAHAN DESA/KELURAHAN 66 730 X PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 0 490
TOTAL SKOR LAJU TINGKAT PERKEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN TAHUNAN
507 4426
Tabel di atas memperlihatkan bahwa setiap variabel, subvariabel, indikator dan subindikator mempunyai skor minimal dan skor maksimal. Skor tertinggi variabel 4426 dan skor minimal variabel mencapai 507. Setelah data dikumpulkan oleh Tim Pengumpul, selanjutnya diolah oleh Tim Pengolah akan diperoleh skor riil atau skor
197
senyatanya yang dicapai suatu desa/kelurahan dalam setiap variabel yang diukur. Capaian skor bagi setiap variabel akan menentukan skor akhir tingkat perkembangan desa dan kelurahan pada setiap tahun. Manakala capaian skor setiap variabel telah diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menentukan laju perkembangan kemajuan setiap variabel dan laju perkembangan desa dan kelurahan tahunan.
2. Cara Penilaian
Dari hasil analisis tingkat perkembangan Desa/Kelurahan tahunan, akan diperoleh status tingkat perkembangan Desa/Kelurahan sebagai berikut :
(1) Kategori Cepat Berkembang jika perolehan total skor pengukuran
mencapai lebih dari 90% dari total skor maksimal tingkat perkembangan desa dan kelurahan setiap tahun.
(2) Kategori Berkembang jika total skor mencapai 60% sampai 90% dari total skor maksimal tingkat perkembangan desa dan kelurahan setiap tahun.
(3) Kategori Lamban Berkembang jika total skor mencapai 30% sampai 60% dari total skor maksimal tingkat perkembangan desa dan kelurahan setiap tahun.
(4) Kategori Kurang Berkembang, jika total skor mencapai kurang dari 30% dari total skor maksimal tingkat perkembangan desa dan kelurahan setiap tahun.
No. Status Skor 1. Cepat berkembang Apabila skornya: lebih dari 3983,4
atau lebih dari 90% dari total skor maksimal tahunan 4426
2. Berkembang Apabila skornya: 2655,6 – 3983,39 atau antara 60%90% dari total skor maksimal tahunan 4426
3. Lamban berkembang Apabila skornya: 1327,8 – 2655,59 atau antara 30%60% dari total skor maksimal tahunan 4426
4. Kurang berkembang Apabila skornya: <1327,79 atau kurang dari 30% dari total skor maksimal tahunan 4426
D. TINGKAT PERKEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN LIMA
TAHUNAN Tujuan utama dari analisis tingkat perkembangan Desa/Kelurahan lima tahunan adalah untuk (1) mengevaluasi kinerja pembangunan desa dan kelurahan yang dilakukan oleh seluruh stakeholder pembangunan masyarakat dan pembangunan pemerintahan secara menyeluruh, lengkap dan terpadu; dan (2) untuk menentukan klasifikasi tingkat perkembangan kemajuan desa/kelurahan setelah selama 5 tahun membangun dengan melibatkan seluruh stakeholder pembangunan (3) mengidentifikasi dan menginventarisasi berbagai permasalahan dan dampak negatif dari pembangunan yang terjadi dalam upaya percepatan keberdayaan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Variabel/subvariabel/indikator dan subindikator yang digunakan adalah daftar isian tingkat perkembangan desa/kelurahan yang sudah mempunyai skor maksimal selama lima tahun. Setelah capaian skor setiap variabel selama lima tahun dibandingkan dengan skor maksimal
198
setiap variabel selama lima tahun, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis untuk penentuan tingkat perkembangan desa/kelurahan selama lima tahun.
Hasil analisis tingkat perkembangan Desa/Kelurahan adalah data tentang klasifikasi tingkat perkembangan desa dan kelurahan selama lima tahun terakhir yang meliputi: 1. Klasifikasi tingkat perkembangan kemajuan desa/kelurahan atas
klasifikasi desa/kelurahan swasembada, desa/kelurahan swakarya dan desa/kelurahan swadaya.
2. Kategori tingkat perkembangan desa/kelurahan atas status
perkembangan mula, madya dan lanjut. 3. Permasalahan yang dihadapi desa/kelurahan dan prioritas kegiatan
pembangunan lima tahun berikutnya. 1. INDIKATOR
Semua input, proses, output, outcome dan impact dari pembangunan
pemerintahan dan pembangunan masyarakat yang telah direncanakan baik pada jangka menengah (RPJM) maupun jangka pendek (RKP) efektivitasnya harus dapat diukur. Instrumen pengukur efektivitas dimaksud adalah klasifikasi tingkat perkembangan desa dan kelurahan yang mencerminkan keberhasilan pembangunan desa dan kelurahan setiap lima tahun yang diukur sekali dalam lima tahun. Untuk mengukur laju kecepatan perkembangan desa/kelurahan setiap lima tahun, indikator yang digunakan sama dengan indikator untuk mengukur laju kecepatan perkembangan desa dan kelurahan pada setiap tahun. Dengan demikian, variabel yang mempengaruhi tingkat perkembangan kemajuan desa dan kelurahan meliputi: 1. perkembangan kependudukan 2. ekonomi masyarakat; 3. kesehatan masyarakat 4. pendidikan masyarakat; 5. keamanan dan ketertiban; 6. kedaulatan politik masyarakat; 7. peranserta masyarakat dalam pembangunan; 8. lembaga kemasyarakatan; 9. kinerja pemerintahan desa dan kelurahan; dan 10. pembinaan dan pengawasan.
Kesepuluh variabel pengukur laju kecepatan keberdayaan masyarakat selama lima tahun ini, masingmasingnya telah diberi skor minimal dan skor maksimal sehingga dapat dengan mudah dikonversikan dengan formula perhitungan klasifikasi tingkat perkembangan desa dan kelurahan untuk menentukan realisasi capaian skor setiap variabel yang dinilai pada setiap lima tahun di setiap desa dan kelurahan. 2. CARA PENILAIAN
Perhitungan dilakukan atas dasar akumulasi capaian skor variabel setiap tahun selama lima tahun sehingga diperoleh capaian skor lima tahunan untuk setiap variabel. Capaian skor akhir tingkat perkembangan lima tahun selanjutnya dijadikan dasar perhitungan klasifikasi tingkat perkembangan dan kategori perkembangan desa/kelurahan. Formula yang digunakan adalah:
199
T1 + T2 + T3 + T4 + T5 = TP5 TP5 : 5 = TP1 Keterangan : - T1 sampai dengan T5 adalah Tahun kesatu sampai dengan
tahun kelima - TP5 adalah nilai skor tingkat perkembangan selama lima tahun - TP1 adalah skor tingkat perkembangan satu tahun
Dengan demikian, yang ditentukan terlebih dahulu adalah total skor laju perkembangan kemajuan desa dan kelurahan tahunan, yang diperoleh dengan mengukur capaian skor kesepuluh variabel pada setiap tahun. Total skor yang dicapai pada setiap tahun dijumlahkan selama lima tahun atau dikali lima tahun sehingga diperoleh total skor lima tahunan. Untuk itu dibutuhkan data capaian skor tahunan untuk dijumlahkan selama lima tahun sehingga dapat diperoleh skor akhir lima tahunan. Skor minimal dan skor maksimal dari setiap variabel pengukur tingkat perkembangan desa dan kelurahan setiap lima tahun sebagaimana pada tabel berikut.
TABEL 4 SKOR MINIMAL DAN MAKSIMAL TINGKAT PERKEMBANGAN DESA
DAN KELURAHAN LIMA TAHUNAN
No Variabel Skor Satu Tahun Skor Lima Tahun Minimal Maksimal Minimal Maksimal
I PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN
2 10 10 50
II EKONOMI MASYARAKAT 132 797 660 3985 III KESEHATAN MASYARAKAT 1 189 5 945 IV PENDIDIKAN MASYARAKAT 41 366 205 1830 V KEAMANAN DAN KETERTIBAN 3 304 15 1520 VI KEDAULATAN POLITIK
MASYARAKAT 55 394 275 1970
VII PERANSERTA MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN
113 611 565 3055
VIII LEMBAGA KEMASYARAKATAN 94 535 470 2675 IX PEMERINTAHAN
DESA/KELURAHAN 66 730 330 3650
X PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 0 490 0 2450
TOTAL SKOR LAJU TINGKAT PERKEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN TAHUNAN
507 4426 2535 22130
Tabel di atas memperlihatkan bahwa setiap variabel mempunyai skor
minimal dan skor maksimal selama lima tahun. Total skor tertinggi
variabel 22130 dan total skor minimal variabel mencapai 2535. Setelah
data dikumpulkan oleh Tim Pengumpul, selanjutnya diolah oleh Tim
Pengolah akan diperoleh skor riil atau skor senyatanya yang dicapai
suatu desa/kelurahan dalam setiap variabel yang diukur. Capaian skor
bagi setiap variabel akan menentukan skor akhir tingkat perkembangan
desa dan kelurahan pada setiap lima tahun. Manakala capaian skor
setiap variabel telah diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan klasifikasi tingkat perkembangan kemajuan setiap variabel
dan laju perkembangan desa dan kelurahan selama lima tahun.
200
E. ANALISIS TINGKAT PERKEMBANGAN DESA/KELURAHAN LIMA
TAHUNAN
Analisis tingkat perkembangan desa/kelurahan setiap lima tahun
dimulai setelah diperoleh data tentang capaian skor bagi setiap variabel
selama lima tahun berturutturut. Berdasarkan capaian skor total
minimal dan maksimal setiap variabel pengukur tingkat perkembangan
desa/kelurahan selama lima tahun berturutturut, diperoleh data
tentang skor total kesepuluh variabel pengukur tingkat perkembangan
desa dan kelurahan. Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan
tingkat perkembangan desa/kelurahan dengan formula sebagai berikut :
1. Klasifikasi Tingkat Perkembangan Swasembada, jika nilai total skor
yang diperoleh mencapai lebih dari 80% dari skor maksimal tingkat
perkembangan setiap lima tahun.
2. Tingkat Perkembangan Swakarya, jika nilai total skor yang diperoleh
mencapai 60% sampai 80% dari skor maksimal tingkat
perkembangan setiap lima tahun.
3. Tingkat Perkembangan Swadaya, jika nilai total skor yang diperoleh
mencapai kurang dari 60% dari skor maksimal tingkat perkembangan
setiap lima tahun.
Berdasarkan formula penentuan tingkat perkembangan yang demikian,
maka jika dikonversikan dengan skor maksimal yang ada yakni 22130,
maka cara menentukan klasifikasi perkembangan desa/kelurahan
sebagai berikut :
No. Klasifikasi Formula Capaian Skor 1. Swasembada Capaian skor lebih dari
80% dari total skor maksimal lima tahun
Lebih dari 17704 atau antara 17704 sampai dengan 22130
2. Swakarya Capaian skor antara 60% 80% dari total skor maksimal lima tahun
Antara 13278 sampai dengan 17703,99
3. Swadaya Capaian skor kurang dari 60% dari total skor maksimal lima tahun
Kurang dari 13277,79 atau antara 2535 sampai dengan 13277,79
Dengan demikian, klasifikasi tingkat perkembangan suatu
desa/kelurahan sebagai desa/kelurahan swadaya, swakarya atau
swasembada dapat dengan mudah ditentukan dengan membandingkan
persentase capaian skor total kesepuluh variabel dengan skor maksimal
kesepuluh variabel selama lima tahun.
201
F. KATEGORI STATUS PERKEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN Berdasarkan data klasifikasi tingkat perkembangan desa/kelurahan, dilakukan penentuan kategori tingkat perkembangan desa/kelurahan. Formula penentuan kategori perkembangan yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Kategori Mula, apabila persentase nilai skore ekonomi masyarakat
(EM), kesehatan masyarakat (KM), dan pendidikan masyarakat (PM) nilai skorenya kurang dari 90% untuk swasembada, kurang dari 70% untuk swakarya dan kurang dari 50% untuk swadaya dari nilai skore maksimal.
b. Kategori Madya, apabila persentase nilai skore keamanan dan
ketertiban (KK), kedaulatan politik masyarakat (KPM), peran serta masyarakat dalam pembangungan dan lembaga kemasyarakatan (PM) nilai skorenya kurang dari 90% untuk swasembada, kurang dari 70% untuk swakarya dan kurang dari 50% untuk swadaya dari nilai skore maksimal.
c. Kategori Lanjut, apabila persentase nilai skore kinerja
pemerintahan desa (KPD) dan pembinaan dan pengawasan (PP) nilai skorenya kurang dari 90% untuk swasembada, kurang dari 70% untuk swakarya dan kurang dari 50% untuk swadaya dari nilai skore maksimal.
Dengan demikian, kategori perkembangan mula, madya dan lanjut merupakan varian dari klasifikasi tingkat perkembangan desa/kelurahan swadaya, swakarya dan swasembada. Formula penentuan varian kategori perkembangan desa/kelurahan sebagai berikut: 1. Klasifikasi status kemajuan Swasembada Kategori Mula, apabila
perolehan total skor variabel ekonomi masyarakat, kesehatan masyarakat dan pendidikan masyarakat kurang dari 90% dari total skor maksimal ketiga variabel selama lima tahun.
2. Klasifikasi status kemajuan Swasembada Kategori Madya, jika perolehan total skor variabel keamanan dan ketertiban, kedaulatan politik masyarakat, peranserta masyarakat dalam pembangunan dan lembaga kemasyarakatan mencapai kurang dari 90% dari total skor maksimal keempat variabel selama lima tahun.
3. Klasifikasi status kemajuan Swasembada Kategori Lanjut, apabila
perolehan total skor variabel kinerja pemerintahan desa dan kelurahan serta variabel pembinaan dan pengawasan mencapai kurang dari 90% dari total skor maksimal kedua variabel selama lima tahun.
4. Klasifikasi status kemajuan Swakarya Kategori Mula, apabila
perolehan total skor variabel ekonomi masyarakat, kesehatan masyarakat dan pendidikan masyarakat kurang dari 70% dari total skor maksimal ketiga variabel selama lima tahun.
5. Klasifikasi status kemajuan Swakarya Kategori Madya, jika perolehan
total skor variabel keamanan dan ketertiban, kedaulatan politik masyarakat, peranserta masyarakat dalam pembangunan dan
202
lembaga kemasyarakatan kurang dari 70% dari total skor maksimal keempat variabel selama lima tahun.
6. Klasifikasi status kemajuan Swakarya Kategori Lanjut, apabila
perolehan skor total variabel kinerja pemerintahan desa dan kelurahan serta variabel pembinaan dan pengawasan kurang dari 70% dari total skor maksimal kedua variabel selama lima tahun.
7. Klasifikasi status kemajuan Swadaya Kategori Mula, apabila
perolehan skor total variabel ekonomi masyarakat, kesehatan masyarakat dan pendidikan masyarakat kurang dari 50% dari skor maksimal ketiga variabel selama lima tahun.
8. Klasifikasi Desa dan Kelurahan Swadaya Kategori Madya, jika
perolehan skor total keamanan dan ketertiban, kedaulatan politik masyarakat, peranserta masyarakat dalam pembangunan dan lembaga kemasyarakatan kurang dari 50% dari total skor maksimal keempat variabel selama lima tahun.
9. Klasifikasi desa dan kelurahan Swadaya Kategori Lanjut, apabila
perolehan skor total variabel kinerja pemerintahan desa dan kelurahan serta variabel pembinaan dan pengawasan kurang dari 50% dari total skor maksimal kedua variabel selama lima tahun.