Post on 10-Jul-2015
HUBUNGAN ANTARA
LAHIRNYA PAHAM-PAHAM
BARU DENGAN GERAKAN
KEMERDEKAAN
DI ASIA DAN AFRIKA
Bag. 1
NASIONALISME
Berkembang di Eropa dan sejak abad ke-19
menyebar ke berbagai negara di dunia,
termasuk Indonesia. Secara etimologis
nasionalisme berasal dari bahasa Inggris,
yaitu nation yang artinya bangsa.
Pendapat para tokoh tentang Nasionalisme:
Hans Kohn, nasionalisme adalah suatu paham
yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu
harus diserahkan kepada negara dan bangsa.
Bangsa adalah sumber dari semua tenaga,
kebudayaan, kreativitas, dan kesejahteraan
ekonomi.
Otto Bauer, nasionalisme adalah muncul
dikarenakan adanya persamaan sikap dan tingkah
laku dalam memperjuangkan nasib yang sama,
misal akibat adanya persamaan penderitaan dan
kesengsaraan sebagai bangsa yang terjajah.
Joseph Ernest Renan, nasionalisme merupakan
sikap politik dari sekelompok manusia yang
mempunyai kemauan untuk bersatu karena
dorongan faktor kebutuhan psikis manusia
individu yang mau bersosial.
Louis Sneyder, nasionalisme adalah suatu hasil
perpaduan faktor-faktor politis, ekonomi, sosial,
dan intelektual pada suatu taraf didalam sejarah.
Hans Kohn Otto Bauer
Ernest Renan Louis
Sneyder
Dalam pengertian modern, nasionalisme
berakar dari Revolusi Perancis, namun
demikian akar-akar revolusi telah tertanam
sejak zaman Renaissance dan perkembangan
Merkantilisme, yang terwujud dengan adanya
persatuan diantara golongan menengah
(borjuis)
Negara pemula penganut Nasionalisme
Inggris
Kemajuan industri pasca revolusi industri dan
kekuatan angkatan lautnya mendorong inggris
menjadi negara yang paling luas wilayah
jajahannya. Negarawan inggris menumbuhkan
semangat nasionalisme untuk tetap
mempertahankan kejayaan inggris dengan
semboyan “Rules Britania, Rules the Waves”
Jerman
timbulnya Nasionalisme Jerman dapat
dibedakan menjadi 2:
Nasionalisme I, ditandai saat Jerman berhasil
mempersatukan negara-negara kecil (Deutsche
Band) yang dijajah Austria dibahwah pimpinan
Otto Von Bismarck dari Prusia melalui
semboyan: “Durch blunt und eisen” (dengan
darah dan besi).
Otto Von Bismarck
Nasionalisme II, nasionalisme ini muncul setelah
Perang Dunia I di bawah pimpinan Adolf Hitler.
Berhasil meyakinkan rakyat Jerman bahwa
bangsa Jerman adalah keturunan bangsa arya
(nordik) yang merupakan ras unggul
(Ubermensch/superman). Melalui semangat
Lebensraum, jerman berhasil bangkit dari
kekalahan dalam perang dunia I dan melibatkan
diri pada perang dunia II. Semboyan “Dutch
Uber Alles” (bangsa Jerman diatas segala
bangsa di dunia)
Italia
kenangan akan kejayaan kekaisaran Romawi
merupakan salah satu inspirasi untuk
menyatukan negara-negara kecil dalam suatu
negara kesatuan.
sekalipun sudah terbentuk negara kesatuan
italia namun masih ada yang belum bebas dari
penjajahan seperti Venesia dbawah Austria dan
roma dibawah Perancis maka muncullah cita-
cita ingin membebaskan wilayah tersebut
melalui paham Italia Irredenta (daerah italia yang
belum terbebas)
LIBERALISME
Paham yang mengutamakan kemerdekaan
individu. Liberalisme melahirkan konsep
pentingnya kebebasan hidup dalam berpikir,
bertindak, dan berkarya. Dalam paham
liberalisme, negara harus tetap menjamin
kebebasan individu, dan untuk itu manusia
secara bersama-sama mengatur negara. Dalam
paham ini, kebebasan individu merupakan dasar
dari demokrasi
Perkembangan liberalisme sangatdipengaruhi oleh Revolusi Amerika (1776) yangmelahirkan Declaration of Independence(pernyataan kemerdekaan). Liberalisme diEropa semakin meluas setelah RevolusiPerancis (1789) sebagai reaksi atas perlakuankaum bangsawan dan agamawan pada masapemerintahan monarki absolut. Jauh sebelumperistiwa itu gerakan Renaisance danhumanisme abad ke 15, merkantilisme danRevolusi industri (abad 18) menjadi cikal bakallahirnya paham ini.
Raja Louis XVI
"L'État, c'est moi" (Negara adalah saya)
Penjara Basttile
Madam Marie Antoinette
Liberte, Egalite, Fraternite,
(Kebebasan, Persamaan,
Persaudaraan)
Wujud perjuangan kaum liberal dapat
ditandai dengan lahirnya:
Magna Charta (1215) merupakan piagam hakasasi tertua didunia. Berisi tentang bahwaseseorang tidak boleh di penjara, disiksa,diasingkan, tanpa alasan menurut hukum
The Great Charter Liberties (1297), berisikebebasan bertindak bagi warga kota dankebebasan berdagang
Habeas Corpus Act (1297)
Bill of Right (1689), berisi pembuatan undang-undang pajak dan membentuk tentara harusseizin parlemen