Post on 06-Feb-2018
PERAN STRATEGIS PENYULUHAN SOSIAL DALAM PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
Oleh :
EMMY WIDAYANTI
Staf Ahli Bid. Hubungan Antar Lembaga
Pada akhir RPJMN II ,Target MDGs untuk menurunkan angka kemiskinan
hingga 8% belum bisa tercapai. Data BPS: Maret 2014 jumlah penduduk
miskin Indonesia mencapai 28,28 juta jiwa (11,25%).
Kabinet Kerja targetkan tingkat kemiskinan
pada RPJMN Th. 2014-2019, 6,5 8 % Proyeksi tahun 2015-2019, mengindikasikan bahwa masyarakat rentan
(vulnerable group) tetap menjadi isu utama.
Indeks Gini Indonesia berada pada angka 0,41 (BPS 2013).
Pengangguran terbuka tahun 2013 mencapai 7,15 juta jiwa (5,7%)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menurut UNDP pada tahun
2012 sebesar 0,629 (Tahun 2012), peringkat 121 dari 187 Negara.
Tahun 2015 Indonesia memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
2
3
4
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
TERWUJUDNYA
MASYARAKAT SEJAHTERA & MANDIRI
TERPENUHINYA HAK DASAR
Pe
mb
erd
aya
an
So
sia
l
Re
ha
bilit
asi
So
sia
l
Jam
ina
n
So
sia
l
Pe
rlin
du
nga
n
So
sia
l
SUMBER DAYA MANUSIA KESEJAHTERAAN SOSIAL
(Pekerja Sosial Profesional, Tenaga Kesejahteraan Sosial, Relawan Sosial, Penyuluh Sosial)
JATIDIRI DAN BUDAYA BANGSA INDONESIA
(Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan Sosial)
MASALAH SOSIAL
(Kemiskinan, Kecacatan, Ketunaan Sosial, Keterlantaran, Kebencanaan, Keterpencilan,
Kekerasan)
5
6 6
Stabilitas
Nasional
Integrasi
Bangsa
Ketahanan
Sosial
Masyarakat
Harmoni
sosial/Integrasi
Sosial
Rasa
Sejahtera
7
Pemerintah
PMKS
8
UU NO. 11 TAHUN 2009 TTG KESEJAHTERAAN SOSIAL
BAB IV PENANGGULANGAN
KEMISKINAN PASAL 21
Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan dalam bentuk : a. Penyuluhan & Bimbingan Sosial b. Pelayanan Sosial c. Penyediaan akses kesempatan kerja & berusaha d. Penyediaan akses pelayanan kesehatan dasar e. Penyediaan akses pelayanan pendidikan dasar f. Penyediaan akses pelayanan perumahan &
pemukiman g. Penyediaan akses pelatihan, modal usaha &
Pemasaran hasil usaha
UU NO. 13 TAHUN 2011 TTG PENANGANAN FAKIR MISKIN
Bagian Keempat : Tanggung Jawab dalam
Pelaksanaan Bentuk Penanganan Fakir Miskin
Paragraf 7 Pelayanan Sosial Psl 28 a. Meningkatkan fungsi sosial, aksesibilitas thdp
pelayanan sosial dasar & kualitas hidup b. Meningkatkan kemampuan & kepedulian masy
dlm ply kesos scr melembaga & berkelanjutan c. Meningkatkan ketahanan sosial masy dlm
mencegah & menangani msalah kemiskinan d. Meningkatkan kualitas manajemen pely kesos
REGULASI YANG RELEVAN DAN MENDUKUNG EKSISTENSI PENYULUHAN SOSIAL
9
10
Pada Bab XIV tentang Pembinaan dan Pengawasan Pasal 112 ayat (3) huruf b, berisi: Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memberdayakan masyarakat Desa dengan: a. Menerapkan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat Desa; b. Meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat Desa melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan; c. Mengakui dan memfungsikan institusi asli, dan/atau yang ada di masyarakat Desa.
UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
11
Suatu Proses pengubahan perilaku yg dilakukan melalui penyebarluasan informasi, komunikasi, motivasi dan edukasi oleh penyuluh sosial, baik secara lisan, tulisan maupun peraga kepada kelompok sasaran, sehingga muncul pemahaman yang sama, pengetahuan, dan kemauan guna berpartisipasi secara aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
PENYULUHAN
SOSIAL
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PSKS
Perorangan
Keluarga
Kelompok
Masyarakat
PMKS
Jaminan Sosial
Perlindungan Sosial
Rehabilitasi Sosial
Pemberdayaan Sosial
PENGERTIAN PENYULUHAN SOSIAL
Permensos No 10 Tahun 2014 tentang Penyuluhan Sosial
menyatakan bahwa penyuluhan sosial adalah suatu proses
pengubahan perilaku yang dilakukan melalui penyebarluasan
informasi, komunikasi, motivasi, dan edukasi oleh penyuluh
sosial baik secara lisan, tulisan maupun peragaan kepada
kelompok sasaran sehingga muncul pemahaman yang sama,
pengetahuan dan kemauan guna berpartisipasi secara aktif
dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
12
TUJUAN PENYULUHAN SOSIAL
1. Terwujudnya peningkatan pengetahuan dan
pemahaman yang sama dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
2. Meningkatkan kualitas dan komitmen penyelenggaraan
pelayanan sosial yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat.
3. Menyinergikan sumber daya manusia penyuluh sosial
dalam penyelenggaraan kegiatan kesejahteraan sosial.
13
FUNGSI PENYULUHAN
Pemberdayaan masyarakat, khususnya untuk
peningkatan mutu sumber daya manusia.
Pengembangan partisipasi masyarakat dalam
beragam aspek pembangunan
Bersama-sama institusi dan pakar-pakar terkait
mendukung perencanaan pembangunan daerah.
14
KEGIATAN POKOK PENYULUHAN
Penyadaran.
Menunjukkan adanya masalah.
Membantu pemecahan masalah.
Menunjukkan pentingnya
perubahan.
Melakukan pengujian dan
demonstrasi, sebagai bagian dan
implementasi perubahan terencana
Memproduksi dan publikasi
informasi.
Melaksanakan
pemberdayaan/penguatan
kapasitas.
15
1. Perseorangan.
2. Keluarga.
3. Kelompok.
4. Masyarakat
PMKS, PSKS dan
stakeholders
Sasaran
Prio
ritas
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PERAN PENYULUH SOSIAL
16
COMMUNICATOR MOTIVATOR
EDUCATOR INFORMATION
CENTER
PENYULUH SOSIAL
SDM KESOS
TENAGA KESOS
PEKERJA SOSIAL
PENYULUH SOSIAL
RELAWAN SOSIAL
UU tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 33 ayat (1)
17
Peran Penyuluhan Sosial Dalam Program Pembangunan Kesos
Data dan Informasi Program dan Sasaran
Materi Penyuluhan Sosial
Penyuluh Sosial
Pendekatan, Metode dan Teknik , serta perangkat
penyuluhan sosial
Regulasi, Kebijakan, program, kegiatan penyuluhan sosial
PMKS (Perseorangan,
Keluarga, kelompok dan masyarakat)
PSKS
Instansi/ Stakeholdes
terkait
Kesiapan: Sikap, perilaku, sumber-sumber internal
Alokasi: Sumber Daya
Alokasi: Regulasi, program, kegiatan
sumber daya
-Pencegahan - Penguatan - Partisipasi - Pemberdayaan - Kesiapan Pelaksanaan program pembangunan Kesos
PE
NY
ULU
HA
N
INP
UT
OU
TP
UT
PROSES
PROSES
POTENSI DAN SUMBER PENYULUHAN SOSIAL
Secara hukum, tenaga Penyuluh Sosial telah termuat dalam UU No 11 Tahun 2009
tentang Kesejahteraan Sosial dan UU No 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir
Miskin sebagai salah satu SDM penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Telah tersedianya Peraturan Menteri Sosial Nomor 10 Tahun 2014 tentang Penyuluh
Sosial sebagai payung hukum penyelenggaraan penyuluhan sosial.
Telah ada jabatan di Dinas Sosial yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas
penyuluhan, yaitu Kepala Seksi Penyuluhan.
Adanya jabatan fungsional tenaga penyuluh, yang diperkuat dengan Surat Keputusan
Menteri Sosial RI yang memberikan tempat bagi tenaga penyuluh di daerah untuk
melaksanakan perannya secara profesonal.
Adanya sejumlah perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang menyelenggarakan
pendidikan pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial sebagai salah satu persyaratan
penetapan jabatan fungsional penyuluh sosial.
18
19
Belum semua satuan kerja menjadikan penyuluhan sosial
sebagai bagian dari siklus pelaksanaan program kesejahteraan
sosial (penanganan PMKS dan pemberdayaan PSKS).
Masih terdapat penyuluh sosial melupakan tugas utama. Tugas
utama penyuluhan adalah membantu PMKS dan PSKS di dalam
pengambilan keputusan dari berbagai alternatif pemecahan
masalah.
Pendekatan penyuluhan sosial masih klasikal dan belum
sepenuhnya didasarkan pada peta masalah.
Kualitas dan kuantitas Penyuluh Sosial perlu ditingkatkan
Penyuluh Sosial kurang membuat wadah untuk kepentingan
PMKS dan PSKS.
Penyuluh sosial belum optimal dalam membimbing PMKS dan
PSKS.
Tenaga fungsional penyuluh sosial di daerah belum banyak
tersedia.
Pada umumnya pemerintah daerah belum mempunyai kebijakan
khusus tentang penyuluhan sosial.
Anggaran penyuluhan sosial baik dari APBN maupun APBD
masih relatif sangat kecil.
BEBERAPA KENDALA
Masalah sosial klasik seperti kemiskinan, pengangguran, tuna susila belum
tertangani secara optimal, muncul masalah sosial kontemporer seperti
Napza, trafficing, pekerja migrant, KDRT yang menuntut penanganan
cepat dan tepat.
20
BEBERAPA PELUANG BAGI EKSISTENSI PENYULUHAN SOSIAL
Ruang lingkup
penyuluhan sosial
meliputi semua bentuk
pelayanan sosial yang
terdiri dari rehabilitasi
sosial, pemberdayaan
sosial dan
penanggulangan
kemiskinan serta
perlindungan sosial
(Pasal 4 Permensos No
10 Tahun 2014
tentang Penyuluhan
Sosial)
21
Berkembangnya kebijakan perlindungan
sosial (social protection): PKH, Subsidi
Raskin, PBI,KIS,KIP,PSKS, PP 101/2012, dst.
Ditetapkannya UU 35/2009 tentang
Narkotika dan PP 25 Tahun 2011 tentang
Pelaksanaan Wajib Lapor Bagi
Penyalahguna Narkoba yang menjadi dasar
pelaksanaan dan pendirian IPWL.
Ditetapkannya UU No 11/2012 tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak, untuk anak
yang berhadapan dengan hukum proses
hukum dan sanksi harus berorientasi pada
kebaikan anak.
Perlu dipertimbangkan pengembangan spesifikasi keahlian penyuluh sosial dan spesifikasi penyuluh sosial.
Penyuluh Sosial harus memiliki pengetahuan trend kebijakan nasional dan kepekaan terhadap implementasi kebijakan tersebut di masyarakat.
Penyuluh Sosial dapat mendukung program pemerintah agar tepat sasaran
BEBERAPA PELUANG
Ditetapkannya UU Nomor 19 Tahun 2011
Tentang Pengesahan Convention On The
Rights Of Persons With Disabilities (Konvensi
Mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas).
Berdasarkan sensus penduduk 2010, terdapat sebanyak
10,1 juta penduduk (4,45 persen) mengalami berbagai
bentuk disabilitas.
Pelayanan sosial bagi penyandang disabilitas saat ini
masih terbatas bagi mereka yang fakir miskin dan
terlantar.
Berdasarkan data PPLS 2011 sebanyak 2 % atau
3.838.985 penduduk adalah penyandang disabilitas.
Dalam lima tahun terakhir (2010-2014) dari populasi
2.126.785 jiwa (sebelum PPLS 2011), Kemensos baru
dapat menanganani 239.471 atau 11,26%.
Piagam Perjuangan Prof. Suharso, 5 Juli 2014 yang
berisi Komitmen Jokowi memperjuangkan
penyandang disabilitas.
Diskriminasi berdasarkan status disabilitas merupakan pelanggaran terhadap martabat dan nilai yang melekat pada setiap orang.
Penyuluh Sosial menjadi bagian untuk proses penyadaran dan perubahan perilaku masyarakat dan pihak lainnya agar menghormati hak-hak penyandang disabilitas
BEBERAPA PELUANG
22
BEBERAPA PELUANG
Penanganan Fakir Miskin berbasis Wilayah berdasarkan UU No 13 Tahun 2011 tentang Penangan Fakir Miskin dan PP 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin Melalui Pendekatan Wilayah: 1. Perdesaan; 2. Perkotaan; 3. Pesisir dan pulau-pulau kecil; 4. Tertinggal/terpencil; dan/atau 5. Perbatasan antarnegara.
23
Perlu diiringi dengan Penataan pola
Rekruitmen dan Penempatan Tenaga
Penyuluh Sosial Fungsional dan Penyuluh Sosial Masyarakat yang ditunjang sistem
supervisi penyuluhan sosial
Ditetapkannya UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Mengoptimalkan Peran Penyuluh Sosial diantaranya untuk:
Mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa
untuk pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan
bersama.
Meningkatkan pelayanan publik (termasuk pelayanan sosial) bagi
warga masyarakat Desa guna mempercepat perwujudan
kesejahteraan umum .
Menginspirasi dan mendorong pemerintah desa untuk menggunakan
anggaran desa bagi penanganan PMKS dan pemberdayaan PSKS.
24
BEBERAPA PELUANG
Mengembangkan kebijakan jangka panjang untuk menciptakan penyuluhan sosial yang efektif, tepat sasaran dan mampu memberdayakan PMKS dan PSKS (grand strategi penyuluhan sosial).
Melaksanakan advokasi anggaran.
Meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak lain yang relevan.
Meningkatkan pembinaan terhadap daerah melalui supervisi dan bimbingan teknis serta mendorong peningkatan alokasi anggaran pusat ke daerah melalui dekonsentrasi.
Perubahan paradigma dari
need based ke right based
dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial, maka
pembenahan pada dunia
penyuluhan sosial mutlak
untuk dilakukan.
25
STRATEGI PENYULUHAN SOSIAL KEDEPAN
Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh
sosial.
Mengembangkan metode penyuluhan
sosial yang edukatif dan mudah dipahami
PKMS dan PSKS.
Penyuluhan harus dirancang dalam
kerangka perubahan sosial.
Penyuluhan harus memiliki tujuan yang
jelas dan diarahkan untuk meningkatkan
keberfungsian sosial dan dipahami
sebagai proses rekayasa sosial.
Penyuluhan sosial
tidak berhenti pada
penyebarluasan
informasi, dan
memberikan
penerangan, tetapi
merupakan proses
yang dilakukan
secara terus-
menerus, sekuat-
tenaga dan pikiran,
memakan waktu dan
tenaga, sampai
terjadinya perubahan
perilaku
26
STRATEGI PENYULUHAN SOSIAL KEDEPAN
Mengembangkan penyuluhan
sebagai proses pemasaran sosial
(social marketing).
Mengembangkan penyuluhan
sosial sebagai proses pencegahan.
Penyuluhan harus dirancang
sebagai proses pemberdayaan
masyarakat dan proses penguatan
kapasitas.
Penyuluhan diarahkan untuk
meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan.
Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan yang tidak sekadar upaya untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi untuk menumbuh-kembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
28
STRATEGI PENYULUHAN SOSIAL KEDEPAN
TERIMA KASIH