Post on 18-Jan-2016
description
PERAN SERTA MASYARAKAT(PSM)
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA
KELURAHAN MARANG
Pengertian PSM
Peran Serta Masyarakat (Pemerintah):adalah keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya.
Pengertian PSM
Peran Serta Masyarakat (D.A. Setyawan, 2008 ):adalah proses dimana individu, keluarga dan lembaga
masyarakat termasuk swasta: • Mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri,
keluarga, dan masyarakat• Mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri,
keluarga, dan masyarakat• Menjadi pelaku perintis kesehatan dan pemimpin yang
menggerakkan kegiatan masyarakat di bidang kesehatan berdasarkan atas kemandirian dan kebersamaan.
SASARAN PSM
1. Tokoh Masyarakat 2. Organisasi Masyarakat dan Organisasi Profesi 3. Keluarga4. Kelompok Masyarakat dengan Kebutuhan
Khusus 5. Masyarakat Umum di Desa, Kota, dan
Pemukiman Khusus.
LANGKAH PEMBINAAN1. Pertemuan/Pendekatan Tingkat Desa 2. Survey Mawas Diri (Community Self Survey/CSS) 3. Musyawarah Masyarakat Desa 4. Pelatihan Kader 5. Pelaksanaan Upaya Kesehatan oleh Masyarakat 6. Pembinaan Pelestarian Kegiatan 7. Pengenalan Sosio-Budaya Masyarakat Setempat
Tingkatan Peran Serta
• Peran serta karena perintah (terpaksa)• Peran serta karena imbalan• Peran serta karena identifikasi atau rasa ingin
memiliki • Peran serta karena kesadaran
• Ikut dalam menelaah situasi masalah• Ikut terlibat dalam menyusun
perencanaan, pelaksanaan, termasuk penentuan prioritas
• Menjalankan kebiasaan hidup sehat & atau berperan serta secara aktif dalam mengembangkan ketenagaan, dana, & saranan
BENTUK PSM
PERMASALAHAN• Kabut Asap selalu datang saat musim kemarau• Angka Penemuan Kasus Penderita TBC yang sangat rendah• Angka Kejadian Kematian Ibu dan Anak yang masih terjadi di
Wilayah Kecamatan Bukit Batu• Mempertahankan tidak terjadinya penularan Penyakit Malaria• Angka Penderita Gizi Kurang / Buruk yang masih ada di Kecamatan
Bukit Batu• Tingkat Pemberdayaan Masyarakat di bidang kesehatan yang masih
belum optimal• Akses pelayanan Jaminan Kesehatan / BPJS
Keluarga Sadar Gizi(KADARZI)
Mewujudkan keluarga cerdas dan mandiri
Apa latarbelakang perlunya KADARZI ?
Apa itu KADARZI ?
Mengapa sasarannya keluarga?
Beberapa contoh perilaku SADAR GIZI
Mengapa perlu memantau berat badan secara teratur ?
Mengapa perlu makan beraneka ragam ?
Mengapa keluarga perlu selalu mengkonsumsi garam beryodium ?
Mengapa ibu harus memberikan ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan ?
Mengapa perlu suplementasi zat gizi ?
Bagaimana menilai keluarga sudah Sadar Gizi ?
Bagaimana menuju Kadarzi ?
Akankah ada Andre yang lain?
Andre seorang anak laki-laki berusia 12 bulan
terpaksa
dibawa ke puskesmas, karena menderita gizi
buruk dengan komplikasi penyakit diare. Dalam
kesehariannya Andre diasuh oleh neneknya,
karena kesibukan kedua orang tuanya. Mulai usia 3
bulan, Andre sudah tidak diberi ASI lagi dan hanya diberi
susu botol. Andre tidak pernah dibawa ke posyandu yang
ada di daerahnya, sehingga pertumbuhannya tidak
terpantau. Tanpa disadari hari demi hari berat badannya
mengalami penurunan dan kurus sekali. Kondisi Andre
menjadi sangat lemah dan sakit-sakitan. Apakah
kejadian yang menimpa Andre harus dialami oleh anak-
anak lain?
(Suara Kita, 13 Agustus 2004)
Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi kalau Keluarganya Sadar
GiziTetapi… siapa yang bertanggung
jawab menyadarkan keluarga Andre ?
Kasus Andre merupakan salah satu contoh kasus yang masih dialami oleh sebagian balita kita. Pada tahun 2012, terdapat 27,3% balita menderita gizi kurang, 8% diantaranya gizi buruk. Disamping gizi kurang, sebanyak 50% balita mengalami kekurangan vitamin A, dan mempunyai risiko terjadinya kebutaan, gangguan pertumbuhan dan penurunan daya tahan tubuh. Masalah gizi lain adalah anemia gizi yang ditemukan pada sekitar 48,1% balita. Beberapa penelitian menyimpulkan 54% kematian bayi dan balita dilatarbelakangi faktor gizi.
Memasuki usia sekolah lebih dari sepertiga (36%) anak tergolong pendek, sebagai indikasi kekurangan gizi menahun.
Secara keseluruhan gangguan gizi pada anak usia sekolah mempengaruhi prestasi belajar, yang sangat merugikan generasi mendatang.
Pada usia remaja dan usia produktif, anema gizi merupakan masalah yang paling sering ditemui. Sepertiga remaja putri dan WUS serta sekitar 50% ibu hamil menderita anemia gizi. Selain itu kurang energi kronis (KEK) juga ditemui pada sekitar 30 juta kelompok usia produktif. Kurang gizi pada kelompok ini sangat berdampak pada penurunan daya tahan tubuh dan produktivitas. Masa kehamilan sering disebut periode kritis terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan gizi pada masa ini akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan janin dan akan berdampak pada periode berikutnya.
Apa latarbelakang perlunya KADARZI ?
DAMPAK KELAINAN GIZI PADA BIDANG EKONOMI:
1.Menurunkan produktivitas kerja (kasus Anemia Gizi pada buruh anak sekolah)2.Keluarga/Negara mengeluarkan biaya pengobatan yang tinggi untuk mengobati penyakit kelainan gizi
DAMPAK KELAINAN GIZI PADA BIDANG PENDIDIKAN1.Inteleqensi anak bangsa menurun (lost generation) dan tidak produktif untuk negara dan menjadi beban negara2.Kosentrasi belajar menurun pada anak (kasus Anemia Gizi)
DAMPAK KELAINAN GIZI PADA BIDANG KESEHATAN:1.Anak KEP berdampak pada kekebalan tubuh (rentan penyakit)2.Anak Kekurangan Vitamin A juga rentan penyakit
GIZI BURUK DAN BGM• TAHUN 2014 sampai bulan Juni
• Tangkiling• BGM : 8• Gizi Buruk : 1
• Banturung• BGM : 3• Gizi Buruk : -
• Sei Gohong• BGM : 4• Gizi Buruk : -
• Tumbang Tahai• BGM : 5• Gizi Buruk : 3
GIZI BURUK DAN BGM• TAHUN 2014 sampai bulan Juni
• Habaring Hurung• BGM : 2• Gizi Buruk : 1
• Marang• BGM : 2• Gizi Buruk : 1
• Kanarakan• BGM : -• Gizi Buruk : -
Apa itu KADARZI ?
KELUARGA SADAR GIZI adalah keluarga yang
berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan
mengatasi masalah gizi anggotanya
PERILAKU GIZI SEIMBANG adalah pengetahuan, sikap
dan praktek keluarga meliputi mengkonsumsi makanan
seimbang dan berperilaku hidup sehat
MAKANAN SEIMBANG adalah pilihan makanan
keluarga yang mengandung semua zat gizi yang
diperlukan masing-masing anggota keluarga dalam
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan bebas dari
pencemaran
Mengapa sasarannya Keluarga ?
PENGAMBILAN KEPUTUSAN dalam
bidang pangan, gizi dan kesehatan
dilaksanakan terutama di tingkat
keluarga
SUMBER DAYA dimiliki dan
dimanfaatkan di tingkat keluarga
MASALAH GIZI yang terjadi di tingkat
keluarga, erat kaitannya dengan
perilaku keluarga, tidak semata-mata
disebabkan oleh kemiskinan dan
ketidaktersediaan pangan
KEBERSAMAAN antar keluarga dapat
memobilisasi masyarakat untuk
memperbaiki keadaan gizi dan
kesehatan
Beberapa contoh perilaku SADAR GIZI
1. Memantau berat badan secara
teratur
2. Makan beraneka ragam
3. Hanya mengkonsumsi garam
beryodium
4. Memberikan hanya ASI saja
kepada bayi sampai usia 6 bulan
5. Mendapatkan dan memberikan
suplementasi gizi bagi anggota
keluarga yang membutuhkan
Pola Pemberian makanan yang terbaik bagi bayi dan anak di
bawah 2 tahun
a. Menyusui bayi segera setelah lahir dalam setengah jam pertama
b. Memberikan hanya air susu ibu saja atau ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan
c. Memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) setelah umur 6 bulan
d. Menyusui dilanjutkan sampai anak berumur 24 bulan atau lebih.
Mengapa perlu memantau berat badan
secara teratur ?
Perubahan berat badan
menggambarkan perubahan konsumsi
makanan atau gangguan kesehatan
Menimbang dapat dilakukan oleh
keluarga dimana saja
Keluarga dapat mengenali masalah
kesehatan dan gizi anggota
keluarganya
Keluarga mampu mengatasi
masalahnya baik oleh sendiri atau
dengan bantuan petugas
BAGAIMANA
Memantau berat badan anak ?1. Anak dapat ditimbang di rumah atau di
posyandu atau di tempat lain sekurangnya
2 bulan sekali
2. Berat badan anak dimasukkan ke dalam
KMS
3. Bila grafik berat badan pada KMS Naik
(sesuai garis pertumbuhannya), berarti anak
sehat, bila tidak naik berarti ada
penurunan konsumsi makanan atau
gangguan kesehatan dan perlu
ditindaklanjuti oleh keluarga atau meminta
bantuan petugas kesehatanBAGAIMANA
Memantau berat badan
orang dewasa?1. Ditimbang di rumah atau di tempat lain
2. Diukur Tinggi dan Berat Badan
3. Dihitung indeks Massa tubuh (IMT)
Upaya konkrit yang harus dilakukan:
1. Mengintensifkan bulan timbang balita di posyandu mencakup 18 juta balita (contoh: operasi timbang semua balita)
- Penimbangan dilakukan di posyandu
- Kunjungan rumah untuk balita yang tidak ke
posyandu
2. Identifikasi siapa, berapa, dimana balita yang BGM
3. Konfirmasi balita BGM oleh petugas puskesmas untuk menentukan balita gizi buruk
Upaya konkrit yang harus dilakukan:
4. Konfirmasi balita BGM oleh petugas puskesmas untuk menentukan balita gizi buruk
5. Balita gizi buruk dirujuk dan ditangani sesuai dengan tatalaksana gizi buruk di puskesmas dan di rumah sakit
6. Lakukan penyelidikan epidemiologi gizi pada daerah dengan kasus gizi buruk
Lanjutan……
Upaya konkrit yang harus dilakukan:
7. Koordinasi lintas sektor untuk pencegahan gizi buruk
8. Intensifkan pelaksanaan SKD KLB gizi buruk
9. Sumber dana semua alternatif yang ada (dekonsentrasi, manajemen MP-ASI, APBD, masyarakat, LSM, swasta, dll)
Dana PKPSBBM : Rujukan RS
Revitalisasi Posyandu
Yankesdas di Puskesmas
Lanjutan……
Mengapa ibu harus memberikan ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan ?
ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna,
bersih dan sehat
ASI dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi untuk
tumbuh kembang dengan normal sampai berusia 6
bulan (ASI Eksklusif)
Praktis karena lebih mudah diberikan setiap saat
Meningkatkan kekebalan tubuh bayi
Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi
Bagaimana menyusui secara eksklusif ?
Mulai memberikan ASI SEGERA setelah
lahir
Jangan diberikan makanan lain sampai bayi
berumur 6 bulan
Berikan ASI melalui payudara kiri dan
kanan BERGANTIAN setiap kali menyusui
Ibu menyusui perlu minum dan makan lebih
banyak dengan MENU SEIMBANG
Bagaimana menilai keluarga sudah SADAR GIZI ?
Status gizi seluruh anggota keluarga khususnya
ibu dan anak baik
Tidak ada lagi bayi berat lahir rendah pada
keluarga
Semua anggota keluarga mengkonsumsi garam
beryodium
Semua ibu memberikan hanya ASI saja pada bayi
sampai usia 6 bulan
Semua balita dalam keluarga yang ditimbang
naik berat badannya sesuai umur
Tidak ada masalah gizi lebih dalam keluarga
KENDALA POSYANDU• Kunjungan masyarakat ke posyandu masih cukup rendah,
padahal sudah dilakukan pendekatan personal kepada masyarakat untuk memanfaatkan posyandu (Daya tarik PMT).
• Belum ada bantuan transport kepada kader.• Sebagian besar kader posyandu belum mendapatkan
pelatihan kader, perlu dilakukan pelatihan kader segera.• PLKB tidak terlalu aktif dalam kegiatan/penyuluhan di
Posyandu