Peran Serta Masyarakat

32
Peran Serta Masyarakat a. Pengertian Peran Serta Masyarakat Peran serta masyarakat memiliki makna yang amat luas. Semua ahli mengatakan bahwa partisipasi atau peran serta masyarakat pada hakekatnya bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun batasannya tidak jelas, akan tetapi mudah dirasakan, dihayati dan diamalkan namun sulit untuk dirumuskan. Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya ( Dep Kes RI, 1997, hal 5 ) b. Tujuan Peran Serta Masyarakat Tujuan program peran serta masyarakat adalah meningkatkan peran dan kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki visi sesuai; meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat; memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan proses pembangunan melalui peningkatan jaringan kemitraan dengan masyarakat.(www.syakira- blog.blogspot.com.) c. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat 1). Manfaat kegiatan yang dilakukan. Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang nyata dan jelas bagi masyarakat maka kesediaan masyarakat untuk berperan serta menjadi lebih besar. 2). Adanya kesempatan. Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk berperanserta dan masyarakat melihat memang ada hal-hal yang berguna dalam kegiatan yang akan dilakukan. 3). Memiliki ketrampilan.

Transcript of Peran Serta Masyarakat

Page 1: Peran Serta Masyarakat

Peran Serta Masyarakat

a. Pengertian Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat memiliki makna yang amat luas. Semua ahli

mengatakan bahwa partisipasi atau peran serta masyarakat pada

hakekatnya bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun batasannya tidak

jelas, akan tetapi mudah dirasakan, dihayati dan diamalkan namun sulit

untuk dirumuskan. 

Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana

individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung

jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat

lingkungannya ( Dep Kes RI, 1997, hal 5 )

b. Tujuan Peran Serta Masyarakat

Tujuan program peran serta masyarakat adalah meningkatkan peran dan

kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintah

yang memiliki visi sesuai; meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring

kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat;

memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan proses

pembangunan melalui peningkatan jaringan kemitraan dengan

masyarakat.(www.syakira-blog.blogspot.com.)

c. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat

1). Manfaat kegiatan yang dilakukan.

Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang nyata dan jelas

bagi masyarakat maka kesediaan masyarakat untuk berperan serta

menjadi lebih besar.

2). Adanya kesempatan.

Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk

berperanserta dan masyarakat melihat memang ada hal-hal yang

berguna dalam kegiatan yang akan dilakukan.

3). Memiliki ketrampilan.

Jika kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan ketrampilan tertentu dan

orang yang mempunyai ketrampilan sesuai dengan ketrampilan tersebut

Page 2: Peran Serta Masyarakat

maka orang tertarik untuk berperanserta.

4). Rasa Memiliki.

Rasa memiliki suatu akan tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat

sudah diikut sertakan , jika rasa memiliki ini bisa ditumbuh kembangkan

dengan baik maka peranserta akan dapat dilestarikan.

5). Faktor tokoh masyarakat.

Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa

tokoh - tokoh masyarakat atau pemimpin kader yang disegani ikut serta

maka mereka akan tertarik pula berperan serta.

d. Bentuk Peran Serta Masyarakat

1). Peran serta karena terpaksa 

Masyarakat berperan serta karena adanya ancaman atau sanksi.

2). Peran serta karena imbalan

Adanya peranserta karena adanya imbalan tertentu yang diberikan baik

dalam bentuk imbalan materi atau imbalan kedudukan.

3). Peran serta karena kesadaran

Peran serta atas dasar kesadaran tanpa adanya paksaan atau harapan

dapat imbalan.

e. Wujud Peran serta

Peran serta dapat diwujudkan dalam bentuk:

1). Tenaga, seseorang berperan serta dalam kegiatan kelompok dengan

menyumbangkan tenaganya, misalnya menyiapkan tempat dan peralatan

dan sebagainya.

2). Materi, seseorang berperan serta dalam kegiatan kelompok dengan

menyumbangkan materi yang diperlukan dalam kegiatan kelompok

tersebut, misalnya uang, pinjaman tempat dan sebagainya.

.(www.syakira-blog.blogspot.com.)

f. Motivasi untuk berperan serta.

Motivasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan

orang tersebut melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan

(Depkes RI, 1997, hal 18). Motif manusia dapat digolongkan menjadi

beberapa jenjang, suatu motiof timbul kalau motif yang mempunyai

jenjang lebih rendah telah terpenuhi ( Abraham Maslow, 1964 dikutip

DepKes RI 1997, hal 18 ). Selanjutnya Woodworth dan Marquis dikutip

Page 3: Peran Serta Masyarakat

Purwanto ( 1996 ) membedakan motif menjadi tiga macam yakni (1) Motif

kebutuhan organis seperti makan dan minum, (2) motif darurat yang

mencakup dorongan diri atau balas dendam dan (3) motif obyektif

meliputi kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi

dan seterusnya. 

Motivasi mengandung tiga komponen pokok yaitu: a). Menggerakan,

berarti menimbulkan kekuatan pada individu yang memimpin seseorang

untuk bertindak dengan cara tertentu, b) Mengarahkan tingkah laku

individu terhadap suatu tujuan, c) Menjaga dan menopang tingkah laku

yang dilakukan oleh individu. Berdasarkan macamnya motivasi timbul

karena : 1. Ingin tahu. 2. Tertarik akan keuntungan. 3. Untuk

menghindarkan hukuman / sanksi.

Faktor yang mempengaruhi motivasi adalah : umur, budaya / adat

istiadat yang berkenaan dengan kesehatan, agama, kelompok dan tingkat

sosial ekonomi. 

g. Strategi Pengembangan Peran Serta Masyarakat

Strategi pengembangan peran serta masyarakat dilakukan melalui

pendekatan community organization atau community development yang

terencana dan terarah. Dalam hubungan ini akan disampaikan tiga pola

yang selama ini dikerjakan.

1). Pola rekayasa manusia dan rekayasa sosial

Peningkatan peran serta masyarakat dapat ditempuh melalui dua strategi

yaitu rekayasa manusia dan rekayasa sosial. Kedua strategi ini ditempuh

secara terpadu, dengan penekanan sasaran yang berbeda. Teori ini

menggunakan dasar teori Rogers tentang innovation decision process,

yaitu proses kejiwaan yang dialami individusejak pertama kali

memperoleh informasi tentang inovasi, sampai pada saat dia menerima

atau menolak inovasi tersebut.

Proses kejiwaan ini tentu saja sangat individual sifatnya, artinya ada

individu yang cepat, tetapi ada pula yang sangat lambat dalam menerima

informasi. Berdasarkan kecepatan dalam menerima informasi, penduduk

dapat dikelompokkan menjadi lima kategori yatu kelompok Inovator,

Early adopter, Early majority, Late majority, dan Laggards.

Kelompok Inovator dan Early adopter merupakan kelompok yang

berwawasan luas dan berpendidikan lebih dari rata-rata. Mereka

Page 4: Peran Serta Masyarakat

merupakan penyaring masuknya inovasi ke dalam kelompok tersebut.

Kelompok Early majority akan mengikuti sikap Early adopter sementara

kelompok Late majority akan mengikuti sikap yang telah dianut oleh Early

majority. 

Sedangkan kelompok Laggards adalah mereka yang bersikap tradisional

dan sulit menerima bahkan menolak inovasi baru. Kajian terhadap teori

ini menunjukkan bahwa intervensi pada Innovator dan Early adopter akan

dapat mempengaruhi kelompok Early majority, sementara perubahan

positif pada kelompok Early majority akan diikuti oleh kelompok Late

majority.

Rekayasa manusia ditujukan kepada kelompok Innovator dan Early

adopter yang relatif mempunyai wawasan, tingkat pendidikan dan

pengetahuan yang lebih baik. Kelompok ini tidak banyak, sekitar 16%,

tetapi merupakan pengambil keputusan yang berpengaruh. Oleh karena

itu perlu didekati secara interpersonal. Rekayasa manusia ini dilakukan

melalui advokasi kepada para pemimpin dan tokoh masyarakat setempat

secara informal dulu, baru bila telah mendapatkan lampu hijau dilakukan

pendekatan secara formal.

Rekayasa sosial dimaksudkan untuk menggerakkan kelompok Early

majority yang proses penerimaan inovasinya lebih lambat dan berkiblat

pada kelompok Early adopter. Pada kelompok besar ini tidak mungkin

dilakuan rekayasa manusia, karena akan membutuhkan tenaga yang

banyak dan waktu yang lama. Ole karena itu pada kelompok ini

digunakan rekayasa sosial berupa pengorganisasian masyarakat. Wujud

rekayas sosial adalah pembentukan kelompok kerja di tingkat masyarakat

(misalnya Posyandu, Pos Obat Desa, Dana Sehat, Pos UKK, Polindes,

Sadari, Posbindu Usila/Pos pembinaan terpadu usia lanjut, dll), yang

prinsipnya adalah menumbuhkan kader teknis kesehatan. Lewat kerja

kader inilah diharapkan terjadi alih pengetahuan dan olah keterampilan di

bidang kesehatan, dari petugas kepada kader dan dari kader kepada

masyarakat. Dari proses yang panjang dan lama ini secara bertahap

dapat mempengaruhi kelompok Late majority untuk mengikuti jejak

kelompok di atasnya. Dengan demikian, harapan untuk meningkatkan

kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi segenap penduduk dapat

tercapai.

Page 5: Peran Serta Masyarakat

Pola rekayasa manusia dan rekayasa sosial ini dikembangkan pula di

tingkat petugas, dimana para pemimpin kelompok/institusi digarap

dengan rekayasa manusia, sementara pengembangan organisasinya

ditempuh melalui rekayasa sosial.

2). Pola Penggunaan Norma

Pola ini mendasarkan perubahan yang terencana melalui pengamalan

dan perubahan norma yang dianut oleh masyarakat itu, mulai dari saat

perencanaan hingga inplementasinya.

Aspek perencanaan pada awal program kesehatan memegang peranan

yang sangat penting, apalagi bila sasarannya adalah masyarakat yang

mempunyai nilai/norma sosial budaya tertentu. Prinsipnya adalah

bagaimana kita menggunakan dan menerapkan pengetahuan dan sumber

daya lainnya secara sadar, sebagai alat untuk memodifikasi pola perilaku

kearah yang diharapkan.

Robert Chin dan Keneth D.Benne mengemukakan bahwa ada Tiga srategi

dalam melakukan perubahan terencana, yaitu:

a). Empirical rational strategies

Strategi rasional empiric ini mempunyai asumsi dasar bahwa manusia

akan menerima perubahan bila rasional dan menguntungkan dirinya.

Strategi ini banyak berhasil pada penyebaran teknologi kebendaan (think

technology), tetapi kurang berhasil untuk teknologi perangkat lunak

(people technology).

b). Normative-reducative strategies

Strategi ini mempunyai asumsi dasar sebagai berikut:

1. Rasionalitas dan intelegensi tetap penting

2. Pola bertindak atau berperilaku masyarakat dipengaruhi oleh norma

sosial budaya dan kesetiaan anggota masyarakat terhadap norma

tersebut.

3. Perubahan pola berperilaku lebih cepat terjadi bila orang diajak terlibat

untuk mengubah orientasi normatifnya.

Atas dasar asumsi tersebut, untuk penerapannya diperlukan change

agent yang aktif mendekati masyarakat, dengan prinsip: Penekanan pada

kebutuhan dan persepsi masyarakat, Perlu kerja sama antara change

agent dengan masyarakat, penggunaan metode perilaku yang selektif

Page 6: Peran Serta Masyarakat

dan tepat guna, dan tidak berapriori terhadap masalah yang dihadapi

masyarakat.

Perubahan perilaku diarahkan pada: Perbaikan kemampuan pemecahan

masalah oleh masyarakat, memberi kesempatan bertumbuh kepada

mereka yang mewarnai perubahan system yang akan diubah, dan

metode ini berhasil baik untuk penyebarluasan teknologi perangkat lunak

(people technology).

c). Power coercive strategies

Asumsi dasarnya adalah bahwa orang yang tidak mempunyai kekuasaan

akan patuh/mengikuti mereka yang mempunyai kekuasaan (baik berupa

kekuatan politik, ekonomi, moral, dll).

Ada tiga kategori dalam strategi ini yaitu : 

1. Strategi tanpa kekerasan dengan bertumpu pada kekuatan moral.

2. Srategi melalui penggunaan institusi politik.

3. Strategi perubahan melalui rekomposisi dan manipulasi kekuatan elit.

3). Pola Faktorial 

Dalam pola ini, tinggi rendahnya peran serta masyarakat ditentukan oleh

berbagai faktor yang ada dalam masyarakat itu sendiri maupun dalam

supra sistemnya. Peran serta masyarakat merupakan fungsi dari berbagai

faktor, yang secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut:

PSM = f (x1+x2+x3+x4……xn) 

Keterangan :

x1 : Lingkungan epoleksosbud

x2 : Kepemimpinan

x3 : Sumber daya local

x4 : Kerjasama pemerintah dan masyarakat

x5 : Penyuluhan kesehatan masyarakat

Pola ini muncul sebagai salah satu hasil Semiloka Peran Serta Masyarakat

dalam Pembangunan Kesehatan di Cisarua, tanggal 24-27 maret 1992.

Dalam konsep ini disebutkan bahwa tiggi rendahnya peran serta

masyarakat ditentukan oleh berbagai faktor seperti tampak di atas.

Konsep ini perlu ditindak lanjuti untuk mengetahui lebih rinci tentang:

faktor apa saja yang mempengaruhi peran serta masyarakat dan berapa

bobot masing-masing faktor tersebut pada peningkatan peran serta

Page 7: Peran Serta Masyarakat

masyarakat di suatu komunitas. Bila kedua hal tersebut telah diketahui,

maka intervensi penggerakan peran serta masyarakat dapat tepat

sasaran, dengan dampak yang optimal. (Depkes RI : 1997 hal 9-16)

Sumber

Departemen Kesehatan RI. 1997. Pendekatan Kemasyarakatan. Jakarta :

Depkes RI, Direktoran Bina Peran Serta Masyarakat.

Departemen Kesehatan RI. 1997. Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan.

Jakarta : Depkes RI, Pusat Promosi Kesehatan.

Dewey, John. 1997. Pengalaman Dan Pendidikan (John de Santo).

Yogyakarta : Kepel Press bekerjasama dengan Yayasan Adi Karya IKAPI

dan Ford Foundation

Lulu Anita. 2008. Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang

Peran Dan Fungsinya Dalam Bidang Kesehatan Terhadap Peran Serta

Masyarakat Dalam Kegiatan Posyandu. (Online),

(http://one.indoskripsi.com, diakses 22 Nopember 2009)

Surveilans Epidemiologi Sebagai Bentuk Penerapan Keperawatan Komunitas

Surveilans Epidemiologi Sebagai Bentuk Penerapan Keperawatan

Komunitas

Oleh : Mahyuliansyah

Surveilans adalah suatu observasi terhadap orang-orang yang diduga

menderita suatu penyakit menular dengan cara mengadakan bermacam-

macam pengawasan medis, yang tidak membatasi bergerak dari orang

atau orang-orang yang bersangkutan. Pengertian ini berkembang bukan

saja pengamatan terhadap populasi tetapi pengamatan semua factor

yang mempengaruhi terjadinya penyakit atau masalah kesehatan yang

menimpa masyarakat.

Page 8: Peran Serta Masyarakat

Surveilans mutlak diperlukan pada program-program pemberantasan

penyakit menular sebagai dasar perencenaan, monitoring dan evaluasi

program

Surveilans Epidemiologi adalah pengumpulan dan analisa data

epidemiologi yang akan digunakan sebagai dasar dari kegiatan-kegiatan

dalam bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit yang meliputi

kegiatan :

1. Perencanaan Program Pemberantasan Penyakit. 

Mengenal Epidemiologi Penyakit berarti mengenal apa yang kita hadapi

dan mengenal perencanaan program yang baik.

2. Evaluasi Program Pemberantasan Penyakit.

Bagaimana keadaan sebelum dan sesudah dan sesudah program

dilaksanakan sehingga dapat diukur keberhasilannya menggunakan data

sueveilans epidemiologi.

3. Penanggulangan wabah Kejadian Luar Biasa.

Dengan system surveilans yang peka terhadap perubahan-perubahan

pola penayakit di suatu daerah tertentu dapat mengantisipasi

kecenderungan penyakit di suatu daerah.

Tujuan akhir surveilans adalah untuk menetukan luasnya infeksi dan

resiko penularan penyakit sehingga tindakan pemeberantasan dapat

dijalankkan secara efektif dan efisien. Oleh karaena itu data surveilans

harus sesuai dengan kondisi penyakit/masalah kesehatan masyarakat

setempat.

Dengan melakukan surveilans yang baik, maka data yang ada dapat

etrkumpul, diolah dan dianalisa sehingga menjadi informasi untuk

perencanaan program, penanggulanagan dan pencegahan penyakit.

Peranan perawat komunitas di Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan

surveilans adalah sangat penting artinya, mengingat bahwa Puskesmas

adalah sebagai sumber informasi yang dapat langsung dari masyarakat.

Sehingga informasi masalah penyakit atau masalah kesehatan segera

dapat diketahui lebih akurat. 

Peran ini sangat erat kaitannya dengan peran perawat komunitas

berdasarkan rumusan Departemen Kesehatan pada penerapan Desa

Page 9: Peran Serta Masyarakat

Siaga,

salah satunya sebagi penemu kasus di lapangan, yakni melakukan

surveilans epidemiologi, melakukan penemuan kasus/masalah-masalah

kesehatan di masyarakat, menerapkan prinsip privacy dalam penemuan

kasus-kasus yang dinilai negatif oleh masyarakat, melaporkan hasil

penemuan kasus kepada pihak terkait

Kegiatan-kegiatan perawat komunitas yang berhubungan langsung

dengan surveilans epidemiologi dalam rangka pencegahan dan

pemberantasan penyakit menular adalah :

• Pengamatan penyakit menular tertentu. 

• Pengamatan terpadu untuk pemantauan programdan dampak program

melalui pemantauan Wilayah Setempat (PWS), dan pengamatan dan

pemberantasan berbagai vector penyakit, dan pengamatan secara

laboratorium. 

• Pengobatan penderitan baik yang bersifat pencegahan maupun

penyembuhan dalam rangka pemutusan rantai penularan. 

• Imunisasi untuk mencegah penyakit-penyakit menular yang dapat

dicegah dengan imunisasi.

• Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan wabah penyakit seperti

diare, malaria, demam berdarah, Rabies dan penyakit yang dapat

menimbulkan wabah.

Dari penjelan di atas secara langsung dan tidak langsung menyatakan

bahwa upaya surveilans epidemiologi tidak dapat dipisahkan dengan

fungsi dan perawat komunitas itu sendiri.

Sumber :

Depkes RI, 1997, Jakarta, Mudol Pelatihan Funsional Bagi Tenaga

Surveilas di Puskesmas.

Dini Meinanda Mutiara, Rumiati, Selvi Ermawati, 2008,………….., Keluarga

Binaan Sebagai Wujud Peran Perawat Komunitas dalam Penanggulangan

Gizi Buruk pada Anak

Page 10: Peran Serta Masyarakat

MUTU LAYANAN KESEHATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS”

BAB I

PENDAHULUAN

Page 11: Peran Serta Masyarakat

A.    LATAR BELAKANG

Jaminan mutu dalam keperawatan komunitas merupakan salah

satu pendekatan atau upaya yang sangat penting serta mendasar dalam

memberikan layanan keperawatan kepada klien.

Seorang perawat komunitas yang profesional harus senatiasa

berupaya memberikan pelayanan keperawatan dengan mutu yang

terbaik kepada semua klien tanpa terkecuali. Pendekatan jaminan mutu

layanan keperawatan merupakan salah satu perangkat yang sangat

berguna bagi mereka yang mengelolah atau merencanakan layanan

keperawatan.

Pendekatan tersebut juga merupakan bagian keterampilan yang

mendasar bagi setiap pemberi pelayanan kesehatan yang secara

langsung melayani kien.

Layanan keperawatan yang bermutu adalah layanan keperawatan

yang senantiasa berupaya memenuhi harapan kien sehingga klien

selalu puas terhadap pelayanan yang diberikan perawat. Pendekatan

jaminan mutu layanan keperawatan mengutamakan keluaran layanan

keperawatan atau apa yang dihasilkan dan di akibatkan oleh layanan

keperwatan.

Hasil layanan keperawatan yang bermutu hanya mungkin

dihasilkan oleh pekerjaan yang benar, dengan demikian klien akan

berada dalam lingkungan organisasi layanan keperwatan yang baik

karena segala kebutuhan dan penyakit klien tersebut sangat

diperhatikan dan kemudian dilayani dengan layanan keperwatan dengan

mutu yang terbaik.

Tidak mengherankan bahwa organisasi layanan keperawatan yang

selalu memperhatikan mutu selalu akan dengan mudah mendapatkan

Page 12: Peran Serta Masyarakat

akreditas serta memperoleh kepercayaan dari masyarakat dan

organisasi lain sejenisnya.

B.     TUJUAN

1.      Tujuan umum:

  menjelaskan konsep jaminan mutu dalam keperawatan kesehatan

komunitas

  menjelaskan dimensi mutu layanan kesehatan

  menjelaskan langkah langkah standar pelayanan kesehatan

  menjelaskan program jaminan mutu

  menjelaskan evaluasi dan penilaian mutu pelayanan keperawatan

komunitas

2.      Tujuan khusus:

  memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas

  memberikan tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan sebagai

bahan pembelajaran dimasa yang akan datang

BAB II

PEMBAHASAN

A.    KONSEP DASAR

           

Mutu sebagai keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang

menunjukan kemampuanya dalam memuasakan kebutuhan

Page 13: Peran Serta Masyarakat

konsumen,baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan

yang tersirat (Imbalo S.Pohan .2006).Mutu tidak lepas dari kata kualitas

atau mutu itu sendiri.

       Kualitas mengandung banyak definisi dan makna di antaranya

seperti;

  Mutu adalah kualitas

  Bebas dari kerusakan atau cacat

  Kesesuaian; pengguna,persyaratan atau tuntunan

  Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal

  Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap awal

  Kepuasan pelanggan; dalam arti klien itu sendiri maupun keluarganya.

Mutu Pelayanan Kesehatan adalah tingkat kesempurnaan pelayanan

kesehatan yang memuaskan pelanggan sesuai dengan tingkat

kepuasan rata-rata pelanggan, serta diberikan sesuai standart dan etika

profesi.

Layanan kesehatan yang bermutu sering dipersepsikan sebagai suatu

layanan kesehatan yang di butuhkan, dalam hal ini akan di tentukan oleh

profesi layanan keshatan dan sekaligus di inginkan oleh klien(individu)

ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat.

Layanan kesehatan sebagaimana juga mutu barang dan jasa bersifat

multidimensi.

Dimensi mutu layanan kesehatan menurut L.D.Brown dkk(1992)

adalah sbb;

  Dimensi kompetensi teknis.

Menyangkut ketrampilan,kemampuan,dan penampilan atau kinerja

pemberi layanan kesehatan.

  Dimensi keterjangkauan atau akses terhadap layanan kesehatan

Page 14: Peran Serta Masyarakat

Mempunyai arti bahwa layanan kesehatan harus dapat dicapai oleh

masyarakat,tidak terhalang oleh keadaan geografis,sosial.ekonomi dan

bahasa.

  Dimensi efektivitas layanan kesehatan

Mempunyai arti bahwa perawat harus mampu mengobati atau

mengurangi keluhan yang ada mencegah terjadinya penyakit,serta

berkembangnya penyakit yang ada.

  Dimensi efisiensi layanan kesehatan

Layanan kesehatan yang efisiensi dapat melayani lebih banyak klien

atau masyarakat.

  Dimensi kesinambungan layanan kesehatan

Mepunyai arti bahwa klien harus dapt dilayani sesuai

kebutuhan,termasuk rujukan jika diperlukan tanpa mengurangi prosedur

diagnosis dan terapi yang tidak perlu.

  Dimensi keamanan

Layanan kesehatan itu harus aman dari resiko cidera, infeksi, efek

samping, atau bahaya lain yang muncul baik bagi klien, pemberi

layanan, maupaun masyarakat sekitarnya.

  Dimensi kenyamanan

Menyangkut kepuasan klien sehingga mendororng klien untuk datang

berobat kembalike tempat tersebut.

  Dimensi informasi

Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi

yang jelas tentang apa, siapa, kapan,  dimana,dan bagaimana layanan

kesehatan itu akan dilaksanakan.

  Dimensi ketepatan waktu

Agar berhasil layanan kesehatan harus dilaksanakan dalam waktu dan

cara yang tepat,oleh pemberi pelayanan yang tepat,menggunakan

peralatan yang tepat,sreta dengan biaya yang efisien (tepat).

  Dimensi hubungan antar manusia

Page 15: Peran Serta Masyarakat

Hubungan antar manusia yang baik akan menimbulkan kepercayaan

atau kredibilitas dengan cara saling menghargai, menjaga rahasia,

saling menghormati, responsif, memberi perhatian.

B.     PENTINGNYA JAMINAN MUTU  LAYANAN KESEHATAN DALAM

ORGANISASI LAYANAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1.      Penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan

menjamin bahwa organisasi layanan kesehatan akan selalu

menghasilkan layanan kesehatan yang bermutu,artinya layanan

kesehatan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan klien serta

mampu di bayar olehnya.

2.      penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan

menjadikan organisasi kesehatan semakin efisien karena semua orang

yang bekerja dalam organisasi itu akan selalu bekerja lebih baik dalam

suatu sistem yang terus  menerus diperbaiki.

3.      penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan

membuat organisasi layanan kesehatan menjadi terhormat,terkenal dan

selalu dicari oleh siapa yang membutuhkan layanan kesehatan yang

bermutu serta menjadi tempat kerja idaman bagi profesi layanan yang

kompeten yang berperilaku terhormat.

4.      penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan terutama

akan memperhatikan outcomes layanan kesehatan benar benar

bermanfaat bagi klien.

5.      penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan

menumbuhkan kepuasan kerja,komitmen,dan  peningkatan moral

Page 16: Peran Serta Masyarakat

profesi layanan kesehatan serta akhirnya akan menimbulkan kepuasan

klien.

Melakukan pelayanan bermutu sesuatu yang menimbulkan kepuasan

pribadi,dengan menerapkan jaminan mutu jaminan kesehatan,perawat

diharapkan bekerja semakin cermat dan selalu menggunakan nalar.

Bekerja dengan lebih cermat bukan berarti harus bekerja keras.,

sebaliknya bekerja dengan memperhatikan mutu artinya bekerja lebih

arif dangan sistem yang baik sehingga hasilnya akan lebih baik,  tetapi

dengan upya dan pemborosan yang semakin kurang.

Mutu layanan kesehatan yang di terima oleh klien sebagai konsumen

akan di tentukan oleh mutu layanan kesehatan yang di berikan oleh

berbagai profesi layanan kesehatan yang terdapat di dalam organisasi

layanan kesehatan tersebut. Mutu layanan kesehatan juga di tentukan

pula oleh mutu manajemen organisasi layanan itu,  dengan demikian

akan terdapat hubungan timbal balik antara profesi layanan kesehatan

dengan klien. Tingkat mutu layanan kesehatan akan ditentukan akan

bedasarkan tingkat keseimbangan yang terjadi antara ketiga unsur

tersebut.

C.     PERUBAHAN PARADIGMA PELAYANAN KEPERAWTAN

KOMUNITAS.

Manajemen Kesehatan adalah Rangkaian/proses kegiatan yang bekerja

secara  sistematik untuk menghasilkan luaran kesehatan yang efektif

dan efisien.

Manajen mutu terpadu merupakan paradigma baru dalam manajemen

yang berusaha memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan

secara berkesinambungan atas mutu barang,jasa,manusia,dan

linkungan organisasi.

Page 17: Peran Serta Masyarakat

Manajemen mutu terpadu hanya dapat dicapai dengan memperhatikan

hal hal sebagai berikut (Tjiptono, 1997);

         Berfokus pada pelanggan.

Yang menentukan mutu barang dan jasa adalah pelanggan

eksternal. Pelanggan internal berperan dalam menentukan mutu

manusia,proses,dan lingkungan yang berhubungan dengan baranga

atau jasa.

         Obsesi terhadap mutu.

Penentu akhir mutu adalah pelanggan internal dan eksternal. dengan

mutu yang ditentukan tersebut,organisasi harus berusaha memenuhi

atau melebihi yang ditentukan

         Pendekatan ilmiah.

Terutama merancang pekerjaan dan proses pembuatan keputusan dan

pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang di rancang

tersebut.

         Komitmen jangka panjang.

Agar penerapan manajemen mutu terpadu dapat berhasil,dibutuhkan

budaya organisasi yang baru.

         Kerjasama tim.

Untuk  menerapkan mutu terpadu,kerja sama tim,kemitraan dan

hubungan terus menerus dijalani dan dibina baik antar aparatrur dalam

organisasi maupun dengan pihak luar(masyarakat).

         Perbaikan sistem secara berkesinambungan.

Seitap barang dan jasa dihasilkan melalui proses - proses didalam suatu

sistem atau lingkungan. Oleh karena itu sistem yang ada perlu diperbaiki

secara terus menerus agar mutu yang dihasilkan lebih meningkat.

         Pendidikan dan pelatihan.

Dalam organisasi yg menerapkan manejemen mutu terpadu,pendidikan

dan pelatihan merupakan faktor yang mendasar. Disini berlaku prinsip

Page 18: Peran Serta Masyarakat

belajar yang merupakan proses tiada akhir dan tidak mengenal batas

usia.

D.    PRINSIP DAN BENTUK JAMINAN MUTU LAYANAN KESEHATAN.

      Prinsip Jaminan Mutu yaitu;

  Bekerja dalam tim

  Fokus pada perubahan proses

  Orientasi kinerja pada pelanggan

  Pengambilan keputusan berdasarkan data

  Adanya komitmen pimpinan dan keterlibatan bawahan dalam perbaikan

proses pelayanan.

     Bentuk Jaminan Mutu yaitu;

  Prospektif: dilaksanakan sebelum yankes dilakukan: standarisasi,

perizinan, sertifikasi, akreditasi

  Konkuren: dilaksanakan bersamaan dengan yankes dilakukan: penilaian

teman sejawat terhadap kepatuhan protap

  Retrospektif: dilakukan setelah yankes diselenggarakan: telaah rekam

medik, survei pelanggan.

E.     STANDAR MUTU LAYANAN KESEHATAN.

Standar layanan kesehatan adalah suatu prnyataan tentang mutu yang

diharapkan yaitu akan menyangkut masukan(inptu), proses dan

keluaran(output) sistem layanan kesehatan.

Imput(masukan) terdiri atas mutu petugas,bahan,alat,dan

sebagainya,biasanya dikaitkan dengan penggunaan dan penguasaan

ilmu dan teknologi. Proses mencakup mutu kerja dan mutu pelayanan,

biasanya memakai standar etika kepuasan rata-rata komunitas.

Page 19: Peran Serta Masyarakat

Sedangkan keluaran(otuput) biasanya dikaitkan dengan kinerja pemberi

pelayanan kesehatan.

Pengolahan mutu harus selalu menghasilkan standardisasi.

Standardisasi bertujuan untuk mempertahankan hasil dan mencegah

mutu pelayanan institusi kesehatan termasuk kesehatan termasuk

puskesmas. Pada setiap proses pelayanan keperawatan komunitas

hampir selalu terjadi variasi. Seorang perawat komunitas, pada setiap

kasus yang ditemukan dilapangan  akan menerapkan cara yang

berbeda untuk memecahkannya, demikian juga di puskesmas ia akan

menunjukan karakteristik layanan yang khas pada setiap individu.

Seorang perawat puskesmas selalu berupaya menghasilkan kinerja

yang sempurna, tetapi layanan keperawatan persis sama tidak mungkin

diberikan pada setiap layanan keperawatan.

Perbedaan atau variasi merupakan hal yang wajar dan selalu akan

terjadi pada setiap proses layanan keperawatan. Meskipun

demikian,melalui teknik pendekatan mutu yang berkesinambungan

perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan mampu mengendalikan

variasi yang terjadi dalam sistem layanan keperawatan. Tujuannya

adalah agar variasi tersebut selalu berada dalam batas-batas

kendali.Banyak sumber variasi layanan medis yang tidak mungkin

distandardisasikan sama sekali. Rencana perwatan dan askep lain dari

layanan kesehatan harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik

setiapklien atau di sebut tailor made.

Standar layanan kesehatan dapat membantu mengurangi variasi variasi

tesebut dengan cara menetapkan input,proses dan autcomepada sistem

layanan kesehatan. Contohnya,perawatan kaki klien dengan Diabetes

melitus di komunitas standar input  akan memastikan bahwa perawat

komunitas akan menggunakan peralatan yang di gunakan peralatan

yang diperlukan dan sesuai untuk melakukan prosedur rawat

luka. Standar proses seperti protokol atau petunjuk

Page 20: Peran Serta Masyarakat

pelaksanan,membantu melaksanan bahwa perawat komunitas akan

menggunakan teknik dan teknologi terbaru. Standar

autcomemenjelaskan tentang apa  yang di harapkan organisasi layanan

keperawatan dari hasil prosedur perawatan kaki pada klien Diabebetes

melitus yang telah dilakukan sesuai proses.

Langkah-Langkah penyusunan layanan kesehatan ;

1.      Pilih salah satu fungsi atau sistem yang memerlukan standar layanan

kesehatan.

Jika suatu organisasi layanan kesehatan ingin menyusun standar

layanan kesehatan,maka organisasi itu perlu mengenali sistem atau

subsistem yang membutuhkan standar layanan kesehatan.pilihlah satu

atau dua sistem yang merupakan prioritas tinggi

2.      Bentuk tim atau kelompok pakar

Keputusan penting tentang fungsi atau sistem yang memerlukan standar

layanan kesehatan biasanya dilakukan oleh para kepala satuan kerja

dan kepala bagian.Kemudian organisai akan menugasakan suatu

kelompok kerja multidisiplin atau kelompok pakar yang banyak

mengetahui tentang fungsi atau sistem tersebut untuk penyususnan

standar layanan kesehatan.

3.      Tentukan input,proses dan autcome

Kelompok pakar harus dapat menentukan unsur-unsur input,proses dan

autcome dari setiap komponen fungsi atau sistem.input diperlukan agar

dapat melakukan proses yang diperlukan sedangkan proses perlu

menghasilkan autcome yang diingginkan.

4.      Tentukan karakteristik mutu

Merupakan sifat atau atribut untuk membedakan input ,proses dan

autcome yang penting dalam menentukan mutu layanan kesehatan yang

akan diterapkan oleh kelompok atau organisasi layanan kesehatan.

5.      Tentukan atau sesuaikan standar layanan kesehatan

Page 21: Peran Serta Masyarakat

Hal –hal yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan langkah ini adalah

pemilihan pola atau bentuk  penulisan standar,pengumpulan informasi

dan pembuatan naskah standar layanan kesehatan.

6.      Nilai ketepatan standar layanan kesehatan

Penilaian dalam langkah ini meliputi penilaian keabsahan atau validitas

standar layanan kesehatan,penilaian reliabilitas atau keandalan standar

layanan kesehatan dan penilaian kejelasan standar kesehatan.

F.      PROGRAM JAMINAN MUTU KEPERAWATAN KOMUNITAS

Tiga pengertian dasar yang di pakai untuk memahami konsep tentang

jaminan mutu adalah sbb ;(A.A.G Muuninjaya, 2004)

1.      Batasan manajemem mutu

Program jaminan mutu merupakan suatu upaya yang di laksanakan

secara berkesinambungan,sistematis,objektif dan terpadu untuk;

  Menetapkan masalah muu dan penyebabnya berdasarkan standar yang

telah ditetapkan

  Mentapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai

dengan kemampuan yang tersedia

  Menilai hasil yang di capai

  Menyusun rencana tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu.

Dari batasan tersebut dapat diketahui bahwa jaminan mutu merupakan

sebuah proses yang dilakukan secara bertahap tatapi berkelanjutan,

mulai dari idenifikasi  masalah mutu mencari dan menerapkan solusi

serta menilai hasilnya dalam bentuk peningkatan mutu dan penurunan

biaya produksi.

Beberapa istilah tentang program jaminan mutu yang sudah di

perkenalkan oleh banyak pakar adalah sbb;

  Program pengawasan mutu

  Program peningkatan mutu

Page 22: Peran Serta Masyarakat

  Manajemen mutu terpadu

  Peningkatan mutu berkesinambungan

2.      Tujuan program jaminan mutu

Jika sebuah organisasi kesehatan ingin menerapkan manejemen mutu,

maka harus dirumuskan tujuannya terlebih dahulu. Tujuan tersebut

adalah tujuan antara dan tujuan akhir.

Tujuan antara adalah tujuan pengembangan mutu, pimpinan mutu staf

organisasi tersebut harus merumuskan masala mutu

pelayanan. .masalah mutu dijadikan dasar untuk menerapkan tujuan

peningkatan mutu yang ingin dicapai. Sedangkan tujtuan akhir

ditetapkan untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan adalah

meningkatnya mutu produksi dan jasa pelayanan kesehatan. Tujuan ini

terkait dengan kepuasan konsumen, termasuk turunya biaya,produksi

dan jasa. 

3.      Tahapan kegiatan program jaminan mutu

Operasional jaminan mutu layanan kesehatan adalah upaya yang

sistematis dan berkesinambungan dalam memantau dan mengukur

mutu serta melakukan peningkatan mutu yang diperlukan agar mutu

layanan kesehatan senatiasa sesuai dengan standar layanan kesehatan

yang disepakati.

Pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan dilaksanakan melala

tahap-tahap sbb ;

  Sadar mutu

  Menyusun standar

  Mengukur apa yang terjadi

  Membuat rencana peningkatan mutu layanan kesehatan

  Melakukan peningkatan mutu layanan kesehatan yang diperlukan

       Sasaran yang ingin di capai dalam upaya peningkatan mutu adalah

sbb;

  Menurunkan angka kematian

Page 23: Peran Serta Masyarakat

  Menurunkan angka kecacatan

  Meningkatkan kepuasan masyarakat dan pemberi pelayanan kesehatan

kepada masyarakat terutama wilayah kerjanya

  Penggunaan obat secara rasional serta tindakan pengobatan yang wajar.

G.    EVALUASI DAN PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEPRERAWATAN

KOMUNITAS

Mutu lyanan kesehatan dapat di ukur melalui  tiga cara yaitu;

1)      Pengukuran mutu prospektif

Merupakan pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang

dilakukan sebelum layanan kesehatan diselenggarakan. Pengukurannya

akan ditunjukan terhadap struktur atau imputlayanan kesehatan dengan

asumsi bahwa layanan kesehatan harus dimiliki sumber daya tertentu

agar dapat menghasilkan suatu layanan yang bermutu seperti berikut;

  Pendidikan profesi kesehatan

Ditujukan agar menghasilkan profesi layanan kesehatan yang

mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang dapat

mendukung layanan kesehatan yang bermutu.

  Perizinan

Merupakan salah satu mekanisme untuk menjamin mutu layanan

kesehatan. Surat izin kerja (SIK) dan surat izin praktek (SIP) yang

diberikan kepada perawat merupakan suatu pengakuan bahwa seorang

perawat telah memenuhi syarat untuk melakukan praktek profesi

keperawatan (Ners). Dengan demikian denagn profesi kesehatan lain

harus mempunyai izin kerja sesuai dengan profesinya.

  Standardisasi

Dengan menetapkan standarisasi,seperti dtandarisasi peralatan, tenaga,

gedung,sistem,organisasi,anggaran,dll setiap fasilitas layanan

Page 24: Peran Serta Masyarakat

kesehatan yang memiliki standar yang sama dapat menyelenggarakan

layanan kesehatan yang sama mutunya

  Sertifikasi

Merupakan langkah selanjutnya dari perizinan. Pengakuan sebagai Ners

yang teregistrasi adalah contoh sertifikasi.

  Akreditasi

Merupakan pengakuan bahwa suatu intitusi layanan kesehatan seperti

rumah sakit telah memenuhi beberapa standar layanan kesehatan

tertentu. Pengukuran mutu prospektif berfokus pada penilaian sumber

daya, bukan pada kinerja penyelenggaraan layanan kesehatan. 

2)      Pengukuran mutu restrospektif

Merupakan pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang

dilakukan setelah penyelenggaraan layanan kesehatan selesai

dilaksanakan. Pengukuran ini biasanya merupakan gabungan dari

beberapa kegiatan seperti penilaian catatan

keperawatan ,wawancara,pembuatan kuesioner dan penyelemnggaraan

pertemuan.

3)      Pengukuran mutu konkuren

Merupakan pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang

dilakukan selama layanan kesehatan dilangsungkan atau

diselenggarakan. Penukuran ini dilakukan melalui pengamatan langsung

dan kadang-kandang perlu dilengkapi dengan peninjauan pada catatan

keperawatan serta melakukan wawancara dan mengadakan pertemuan

dengan klien,keluarga,atau petugas kesehatan.

Page 25: Peran Serta Masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

      Brown,L.D. 1992. Quality Assurance cof health care in

Developingcountries,quality assurance project,center for human

service.Bethesda, Maryland.

      Muninjaya, A.A.G. 2004. manejemen kesehatan. Jakarta ; EGC

      Pohan, I.S. 2007. jaminan mutu layanan kesehatan; dasar-dasar

pengertian dan penerapan. Jakarta EGC.

      Sulastomo. 2000. manajemen kesehatan. Jakarta; Gramedia

      Tjiptono . 1997. total quality service. Jogjakarta; Andi Offset.

Page 26: Peran Serta Masyarakat

KLINIK PELAYANAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PANTAI ( NURSING CARE FOR BEACH COMMUNITY)

Page 27: Peran Serta Masyarakat

. Komang Ayu Henny Achjar, SKM, MKep, SpKom

============================================================

Klinik pelayanan keperawatan komunitas pantai merupakan satu-

satunya klinik pelayanan keperawatan di Indonesia yang berada di

pantai Kuta Bali (depan Hardrock Café). Klinik ini berdiri sejak 28 Juni

2008, didirikan oleh Poltekkes Dep Kes Denpasar Jurusan Keperawatan

bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Dinas

Kesehatan Kabupaten Badung, PMI Badung dan PMI Propinsi Bali.

Klinik pelayanan keperawatan komunitas pantai ini memberikan

pelayanan keperawatan gratis kepada semua wisatawan asing dan lokal

dalam penanganan preventif dan promotif seperti deteksi vital sign,

health education dan penanganan kuratif dengan memberikan pelayanan

minimal bagi kasus kecelakaaan di pantai. Kasus kecelakaan yang paling

banyak ditangani di klinik seperti luka robek akibat surfing, trauma tusuk

di pasir pantai, tenggelam, trauma tumpul, keseleo/ terkilir, heat stoke,

hipotermi.

Upaya rujukan kesehatan yang dilakukan terhadap kasus kecelakaan di

pantai, akan dirujuk ke Puskesmas Kuta, RS Internasional BIMC, RS

Page 28: Peran Serta Masyarakat

Internasional Surya Husada, Trauma Centre RS Sanglah Denpasar.Sarana

prasarana yang ada di Klinik pelayanan keperawatan komunitas pantai

berupa 1 mobil ambulan, 1 tempat tidur, lemari berisi kit pelayanan, obat-

obatan, alat vital sign, leaflet. Terdapat 3 klinik pelayanan keperawatan

komunitas pantai yang kesemuanya berada di pantai Kuta Bali dengan

jarak tiap klinik sekitar 1 km.

Petugas yang dinas di klinik pelayanan keperawatan komunitas pantai

adalah dosen dan mahasiswa Poltekkes DepKes Denpasar Jurusan

keperawatan serta Tim Balawista (Bala Penyelamat Wisata Tirta) yang

berada dibawah naungan Dinas Pariwisata Kabupaten Badung.Bila ada

kasus kecelakaan dilaut, penanganan dilakukan oleh petugas Balawista,

sedangkan sesampai di pinggir pantai penanganan kasus dilakukan oleh

petugas kesehatan seperti mahasiswa dan dosen Jurusan keperawatan.

Petugas yang dinas, wajib mengikuti pelatihan first aid minimal 8 jam

dengan bersertifikat.

Klinik Pelayanan keperawatan komunitas pantai terbuka bagi mahasiswa

atau petugas lain yang ingin praktik penanganan kegawatdaruratan

dipantai sekaligus melatih kemampuan berbahasa Inggris. Sejak didirikan

sampai dengan Juni 2009, klinik ini sempat dijadikan praktik magang

mahasiswa Poltekkes DepKes Bandung kelas Internasional dan

mahasiswa Poltekkes DepKes Kimia Jakarta kelas Internasional. Juga

kunjungan/ orientasi dari Poltekkes DepKes Jogjakarta, Poltekkes Pemda

Balitung.

Kami juga menunggu teman-teman dari daerah lain di Indonesia, bila

berminat berkunjung atau magang di klinik pelayanan keperawatan

Page 29: Peran Serta Masyarakat

komunitas pantai atau berminat ingin membuka klinik serupa di

pantai. SILAHKAN HUBU NGI KAMI !!!!!