Post on 08-Dec-2020
PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM MENANGGULANGI
PENGANGGURAN DI KOTA JAMBI
(STUDI DI DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI KOTA JAMBI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat - Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Oleh:
ADILA
SIP.162217
PEMBIMBING:
SITI MARLINA, S.Ag.,M.HI
ULYA FUHAIDAH, S.Hum.,M.Si
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019/1440 H
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ADILA
Nim : SIP 162217
Jurusan : Ilmu pemerintahan
Fakultas : Syari’ ah
Alamat : Sungai Lilin, Kab. Musi Banyuasin
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudul Peran
Pemerintah Kota Dalam Menanggulangi Pengangguran Di Kota Jambi
(Studi Di Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kota Jambi) adalah
hasil karya pribadi yang tidak mengandung palgiarisme dan tidak berisi materi
yang dipublikasikan atau ditulis orang lain, kecuali kutipan yang telah disebutkan
sumbernya sesuai dengan ketentuan yang dibenarkan secara ilmiah.
Apabila pernyataan ini tidak benar, maka peneliti siap mempertanggungjawabkan
sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan Uin Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
Termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.
Jambi, Agustus 2019
Yang menyatakan,
ADILA
SIP.162217
Pembimbing I : Siti Marlina, S.Ag.,M.HI
Pembimbing II : Ulya Fuhaidah, S.Hum.,M.Si
Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi
Jl. Jambi – Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren
Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021
Jambi, Desember 2019
Kepada Yth.
Bapak Dekan Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
JAMBI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Assalamu’ alaikum wr. wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi
saudari ADILA, NIM. SIP162217 yang berjudul “Peran Pemerintah Kota
Dalam Menanggulangi Pengangguran Di Kota Jambi (Studi Di Dinas Sosial
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kota Jambi) telah disetujui dan dapat
diajukan untuk dimunaqosohkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Syariah Uin
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Demikian, kami ucapkan terimakasih semoga bermanfaat bagi kepentingan
Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Pembimbing I
Siti Marlina, S.Ag., M.HI
NIP.19750221 200701 2015
Pembimbing II
Ulya Fuhaidah, S.Hum.,M.Si
NIP.19820814 201101 2006
Pembimbing I : Siti Marlina, S.Ag.,M.HI
Pembimbing II : Ulya Fuhaidah, S.Hum.,M.Si
Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi
Jl. Jambi – Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren
Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021
Jambi, Desember 2019
Kepada Yth.
Bapak Dekan Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
JAMBI
NOTA DINAS
Assalamu’ alaikum wr. wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi
saudari ADILA, NIM. SIP162217 yang berjudul “Peran Pemerintah Kota
Dalam Menanggulangi Angka Pengangguran Di Kota Jambi (Studi Di Dinas
Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kota Jambi) telah disetujui dan dapat
diajukan untuk dimunaqosohkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Syariah Uin
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Demikian, kami ucapkan terimakasih semoga bermanfaat bagi kepentingan
Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Pembimbing I
Siti Marlina, S.Ag., M.HI
NIP.19750221 200701 2015
Pembimbing II
Ulya Fuhaidah, S.Hum.,M.Si
NIP.19820814 201101 2006
ii
iii
iv
v
MOTTO
ويا قوم اعولوا على هكاتكن إي عاهل سوف تعلووى هي يأتيه عذاب
رقية يخزيه وهي هو كاذب وارتقبوا إي هعكن
Artinya :“Dan dia Berkata : “Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu,
sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui
siapa yang akan tertimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang
berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya akupun
menunggu bersama kamu.” (QS. Hud, 11:93)
vi
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Peran Pemerintah Kota Dalam Menaggulangi
Pengangguran Di Kota Jambi (Studi Di Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Kota Jambi)”. Skripsi ini bertujuan ingin mengetahui peran
pemerintah kota dalam menanggulangi pengangguran di Kota Jambi, ingin
mengetahui kendala yang menghambat pemerintah kota dalam menganggulangi
pengangguran dan ingin mengetahui upaya Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Trasmigrasi dalam menanggulangi angka Pengangguran. Skripsi ini menggunakan
pendekatan yuridis emperis dan jenis penelitian ini kualitatif deskriptif dengan
pengumpulan data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, hasil dan
kesimpulan: Pertama, peran pemerintah kota dalam menaggulangi
pengangguran di Kota Jambi, dengan memberikan bantuan wawasan berupa
bimbingan teknis Usaha Kecil Menengah (UKM), melakukan penjamin terhadap
pengangguran berupa Jamsostek. Kedua, Kendala yang dihadapi Dinas Sosial
Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam menaggulangi pengangguran Ketiga,
upaya mengatasi kendala bagi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Jambi dengan memberikan pendidikan dan pelatihan, dan selalu konsisten pada
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.
Kata Kunci : Peran, Dinas Sosial, Pengangguran.
.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis hanturkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula iringan shalawat
serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Adapun judul skripsi ini adalah “Peran Pemerintah Kota Dalam
Menanggulangi Pengangguran Di Kota Jambi (Studi Di Dinas Sosial Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Kota Jambi)”. Merupakan suatu penelitian terhadap
peran Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam menanggulangi
pengangguran di Kota Jambi. Selain itu peran Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dan kendala-kendala dan upaya yang di hadapi oleh Dinas Sosial
Tenaga Kerja dan Transmigrasi .
Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terimakasih
kepada semua pihak yang turut membantu penyelesain skripsi ini, terutama sekali
Kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari M.A, Ph.D. selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. BapakH. Hermanto Harun, Lc., M.HI., Ph.D selaku Pembantu Dekan I, Ibu
Dr. Rahmi Hidayati., M.Pd.I selaku Pembantu Dekan II, dan Ibu Dr.
viii
Yuliatin., S.Ag., M.HI selaku Pembantu Dekan III, Fakultas Syari’ah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Mustiah, S.Ag., M.Sy selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan dan Ibu
Tri Endah Karya L., S.IP,. M.IP selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Siti Marlina,S. Ag., M.H.I selaku pembimbing I dan Ibu Ulya Fuhaidah,
S.Hum.M.Si selaku pembimbing II yang banyak meluangkan waktu dalam
bimbingan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
7. Karyawan Fakultas Syari’ah dan perpustakaan Fakultas Syari’ah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak dan Ibu seluruh pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Jambi yang banyak meluangkan waktu untuk menjadi
informan dalam penulisan skripsi ini.
9. Semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini baik langsung
maupun tidak langsung.
10. Teman-teman Prodi Ilmu Pemerintahan angkatan 2016 terkhusus 7A.
11. Para informan, Pak Yazir, Ibu Miss Herlina, dan Ibu Sulis. Terimakasih
telah membantu penulis dalam memberikan informasi.
12. Ayah dan ibu yang telaah membimbing dan mnedidik penulis sejak kecil,
demi terwujudnya cita-cita penulis dan mudah-mudahan Allah SWT
memberikan ampunan serta Kasih saying-Nya kepada keduanya.
ix
Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua yang membaca. Semoga Allah melimpahkan rahmatNya atas
bantuan dan bimbingan yang telah diberiakan kepada penulis. Akhirnya
kepada Allah SWT lah segala usaha dan upaya penulis berserah diri. Besar
harapan kami semoga skripsi ini ada manfaatnya, semoga Allah selalu
memberkati dan memberi petunjuk kepada kita semua.
Jambi, Agustus 2019
Penulis
Adila
SIP.162217
x
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini teruntuk
Kedua orang tua ku
Ayahanda tercinta Nunut Puryadi dan Ibunda tercinta Komariyah yang telah
membesarkan , mendidik dan yang selalu memperjuangkan hidup, rela
berkorban lahir bathin tak pernah mengenal kata lelah. Terimakasih untaian
doa yang di hanturkan dalam setiap akhir sholat yang selalu membimbing dan
memotivasi dalam segala hal
Teruntuk Kakak-kakak kandung ku KHOIRUN NISA, SYARIFAH, AHMAD
AZZAM ku persembahkan karya kecil ini, terimakasih atas support dan
dukungan serta selalu mendengarkan keluh kesah selama pembuatan skripsi
ini. Terkasih kakak DIAN UTAMI dan ENDANG DM.
Sebagai tanda kasih keluarga ku di Muaro Panco terkhusus Adik TIJA, dan
keluarga besar Muaro Panco Timur Serta KUKERTA Gelombang 3 Posko 10
Muaro Panco Timur. Untuk teman-teman seperjuanganku Ilmu Pemerintahan
7A AY, CICI SUNDARI, RESTI, ANDI PUTRA, ELMI, ANA ANURA, VEDI F.
Terimakasih untuk selalu mengingatkan di saat lalai mengerjakan skripsi,
mendampingi dalam situasi apapun saat pembuatan skripsi ini.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
MOTTO .............................................................................................. ii
ABSTRAK ......................................................................................... iii
PERSETJUAN PEMBIMBING ....................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................... iv
PERSEMBAHAN .............................................................................. vii
DAFTAR ISI ....................................................................................... viii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 3
C. Batasan Masalah ................................................................. 3
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ........................................ 6
E. Kerangka Teori .................................................................... 7
F. Tinjaun Pustaka ................................................................... 11
BAB II: METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .......................................................... 13
B. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 14
C. Metode Penelitian ................................................................ 15
D. Teknik Analisis Data ........................................................... 17
E. Sitematika Penulisan ........................................................... 19
F. Jadwal Penelitian ................................................................. 20
BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Kota Jambi ..................................................... 21
B. Visi dan Misi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Trasmigrasi
Kota Jambi ........................................................................... 22
BAB IV: PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
1. Peran Pemerintah Kota Dalam Menaggulangi Pengangguran
Di Kota Jambi .......................................................................... 36
2. Kendala Pemerintah Kota Dalam Menaggulangi
Pengangguran Di Kota Jambi 50
xii
3. Upaya Pemerintah Kota Dalam Menanggulangi
Pengangguran Di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Jambi ......................................................... 59
BAB V: PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................. 66
B. Saran ........................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xiii
DAFTAR SINGKATAN
APBD : Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
BLK : Balai Latihan Kerja
DUDI : Dunia Usaha Dari Dunia Industri
PMKS : Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
PPKK :Pelruasan Pengembangan Kesempatan
UUD : Undang-Undang Dasar
UU : Undang-Undang
PHK : Pemutusan Hubungan Kerja
SDM : Sumber Daya Manusia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbicara masalah pokok yang di hadapi bangsa dan Negara Indonesia
adalah masalah pengangguran, dimana kondisi saat seseorang tidak bekerja
dalam usia produktif antara 15 hingga 65 tahun. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang mampu menyerapnya
pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung
terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang
juga semakin meningkat. Dengan jumlah angka kerja yang cukup besar, arus
migrasi yang terus mengalir, serta dampak kritis ekonomi yang
berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan tenaga kerja menjadi
sangat besar dan kompleks.1
Keadaan sosial di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam
pemerintah Indonesia, diantaranya yang paling menonjol yaitu pengangguran.
Tak hanya itu, masalah yang terjadi secara alami pun menjadi penyebab
keadaan social yang buruk, yaitu bencana alam yang sering terjadi seperti
halnya banjir, tanah longsor, tsunami. Hal ini disebabkan oleh ulah manusia
itu sendiri.
Pertambahan penduduk yang sangat pesat di Indonesia sangat
mempengaruhi akan pengangguran. Hal ini memang sudah
menjadipermasalahan yang sangat klasik bagi Negara-negara yang sedang
1Http://www.datastatistik-indonesia.com diakses pada Agustus 2019
1
2
berkembang, selain pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan selalu
meningkat setiap tahunnya. Masalah kemiskinan merupakan masalah utama
yang di hadapi oleh Negara-negara yang sedang membangun. Pada
prinsipnya proses pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.2
Paling tidak terdapat tiga faktor yang menyebabkan terjadinya
pengangguran. Pertama, jumlah pencari kerja lebih besar daripada jumlah
kesempatan kerja yang tersedia. Kedua, kesenjangan antara kualitas pencari
kerja dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Dan ketiga,
terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) karena alasan efisien dan
kebangkrutan dunia usaha dari dunia industry (DUDI). Di antara ketiga faktor
tersebut, faktor pertama dan kedua merupakan faktor dominan yang
menyebabkan pengangguran.3
Berbicara mengenai pengangguran tidak hanya menjadi masalah bagi
pemerintah pusat tetapi juga menjadi masalah bagi pemerintah daerah. Seperti
halnya yang dialami pemerintah Kota Jambi, dimana jumlah
penganggurannya terus meningkat dari tahun ke tahun. Masalah ini
merupakan penyakit yang bersifat structural dan kronis yang melanda Negara
berkembang, sedangkan lapangan pekerjaan yang tersedia tidak mencukupi,
akibatnya setiap tahun jumlah pe
2 Bintaro Tjokroamiddjojo, Analisa Kebijaksanaan Dalam Proses Perencanaan
Pembangunan Nasional, (Jakarta: Majajalah Administrator, 1976) hlm. 5 3Arsyad Lincolin, Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta: STIE YKPN, 1999), hlm 220
3
ngangguran yang terus meningkat.
Peran pemerintah kota dalam menanggulngi pengangguran di Kota
Jambi berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ipah Indayani sebagai
Kassubag Administrasi Umum dan Kepegawaian mengatakan:
“Dalam mengatasi pengangguran di Kota Jambi melalui Dinas Sosial
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi kami disini peran pemerintah kota yaitu
memberikan bantuan wawasan berupa bimbingan teknis kepada Usaha
Kecil dan Menegah (UKM) agar kedepannya dapat mandiri dan andal
sesuai dengan bidangnya. Selain itu juga pemerintah melakukan
pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan yang
tertinggal, mengadakan dan mengundah Perseroan Terbatas (PT) untuk
mengikuti job fair memberi informasi kepada pencari kerja berupa pamplet
untuk diperluaskan dari pada itu pemerintah daerah mengadakan pelatihan
yang di adakan oleh Balai Latihan Kerja (BLK) pemagangan ke Jepang di
harapkan dapat mengurangi dan melahirkan wirausahawan baru dan dapat
menciptakan sekaligus mendukung pengembangan usaha ekonomi kreatif,
untuk mendapatkan suatu keterampilan khusus, kemudian melakukan
penjaminan terhadap para pegangguran berupa (jamsostek) sehingga
kedepannya pengangguran dapat terdata dengan baik dan mendapat
perhatian khusus secara teknis’’4
Dalam pelaksanaan otonomi daerah dimana pemerintah daerah diberikan
wewenang untuk mengurus setiap permasalahan yang melanda internal
sendiri. Maka dengan adanya indikasi tersebut Gubernur Provinsi Jambi
melalui instansi yang terkait yaitu Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, yang menangani khususnya pengangguran. Jumlah
pengangguran setiap tahun di Kota Jambi meningkat. Pertambahan penduduk
yang terus meningkat serta lapangan kerja yang terbatas menjadi penyebab
utama semakin tingginya jumlah pengangguran Kota Jambi. Dalam Undang-
4Wawancara bersama Ibu Ipah Indayani (Kasubag Administrasi Umum dan
Kepegawaian). Hari Jumat, tgl Agustus 2019
4
Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang menyebutkan
bahwa pembangunan ketenagakerjaan bertujuan untuk:
1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan
manusiawi
2. Menciptakan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga
kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah
3. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dalam mewujudkan
kesejahteraannya
4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya5
Berdasarkan data yang tercatat, tahun 2016 -2018 pengangguran di Dinas
Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kota Jambi adalah 16.795 orang.
Angka pengangguran yang terdaftar di Kota Jambi di Tahun 2018 masih
cukup tinggi yakin 5.102 jiwa. Karena ketersediaan lapangan kerja sangat
kecil, sehingga tidak bisa begitu saja menyalurkan tenaga kerja tapa adaya
lowongan dari perusahaan
Selama priode September 2016-Maret 2017, persentase penduduk miskin
di Kota Jambi tercatat mengalami kenaikan. Persentase penduduk di Kota
Jambi pada September 2016 sebesar 10,73 persen, naik menjadi 10,94 persen
pada Maret 2017. Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai
garis kemiskinan di Kota Jambi seperti beras, rokok kretekfilter, daging ayam
dan lain sebagainya. Sedangkan, untuk komoditi bukan makan diantaranya
adalah biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan, pakaian jadi perempuan
dewasa, dan pakaian jadi laki-laki dewasa.6
5Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
6BPS Kota Jambi, Diakses Pada 4 September 2019
5
Upaya Pemerintah Kota dalam meanggulangi angka pengangguran di
Kota jambi melalui Dinas Sosial Tenga Kerja dan Transmigrasia yaitu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan
berbasia ekspor dan memperbaiki investasi, mengembangkan suatu lembaga
antar kerja secara professional dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
secara sektoral sebab penciptaan lapangan kerja berkorelasi positif.
Dalam mengatasi masalah pengangguran yang harus segera diatasi
karena sangat berpengaruh kepada perkembangan suatu Negara. Pemerintah
harus berperan dalam mengatasi masalah pengangguran. Upaya pemerintah
dalam mengatasi pengangguran dapat membatu mengatasi permasalahan
pengangguran dengan mengeluarkan berbagai kebijakan yang meminimalisir
akan terjadinya pengagguran. Karena setiap warga Negara berhak mempunyai
pekerjaan dan memeiliki kehidupan yang layak seperti halnya tercantum pada
pasal 27 UUD 1945 yang berbunyi :
“tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak, maka pemerintah wajib menyediakan
lapangan kerja dan melindungi hak-hak tensga kerja” oleh karena
itu pemerintah harus dapat memberikan berbagai solusidan
berupaya untuk menurunkan atau mengatasi masalah
pengangguran yang ada7.
Dalam menanggulangi pengangguran di Kota Jambi, Dinas Sosial
Tenaga Kerja Dan Trasmigrasi melakukan beberapa upaya dan program
yang di harapkan akan mengurangi angka pengangguran dan
mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan kemampuan
keterampilannya. Adapun salah satu program yang telah dilakukan ialah
7Pasal 27 Ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945
6
denngan mengadakan pameran (Job Fair) yang bertujuan untuk
mempertemukan antara para pencari kerja dan perusahaan-perusahaan
yang menerima pekerjaan. Dengan adanya Job Fair pencari kerja tidak
perlu berkeliling dari perusahaan ke perusahaan lainnya, karena Dinas
Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi telah mewadahi dan telah
memfasilitasi antar kedua belah pihak yang saling membutuhkan.
Selain untuk meningkatkan daya saing dan kemampuan tenaga
kerja, program pelatihan dan produktivitas tenaga kerja di Balai Latihan
Kerja (BLK) yang bertujuan untuk pelatihan ini adalah untuk
memberikan keterampilan kepada calon tenaga kerja sehingga kompeten
di bidangnya yang nantinya diharapkan mampu membuka lapangan
kerja, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
Terjadinya masalah pengangguran bukan hanya di sebabkan oleh
kesenjangan antara jumlah pencari kerja dan kerja yang tersedia. Banyak
kasus, kesempatan kerja tersedia baik di dalam maupun di luar negeri, tetapi
pencari kerja tidak memiliki kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan calon
penggunaan tenaga kerja. Akibatnya, kesempatan kerja tersebut tidak
bermanfaatkan, dan konsekuensi berikutnya jumlah pengangguran pun makin
kian bertambah8
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM
8Http://www.datastatistik-indonesia.com, Diakses Tanggal 15 November 2019
7
MENAGGULANGI PENGANGGURAN DI KOTA JAMBI (STUDI DI
DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA
JAMBI).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di
atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran pemerintah Kota dalam menaggulangi pengangguran di
Kota Jambi?
2. Apa saja kendala pemerintah Kota dalam menanggulangi pengangguran di
Kota Jambi?
3. Apa upaya yang dilakukan pemerintah Kota dalam menanggulangi angka
pengangguran di Kota Jambi?
C. Batasan Masalah
Batasan penelitian merupakan suatu langkah untuk memberikan arah
agar masalah yang hendak di teliti menjadi jelas dan mudah di pahami selain
itu batasan masalah diperlukan untuk lebih memusatkan perhatian pada
intipermasalahan yang sedang di teliti. Sesuai dengan kajian masalah yang di
teliti, dalam penelitian ini penulis hanya membahas bagaimana Peran
Pemerintah Kota Dalam Menaggulangi Pengangguran Di Kota Jambi (Studi
Di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi). Dari pada tahun 2016-2018.
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
8
Bertitik dari permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan
dalampenelitian masalah ini adalah:
a. Ingin mengetahui peran pemerintah Kota dalam menanggulangi
pengangguran di Kota Jambi
b. Ingin mengetahui hambatan dan kendala pemerintah Kota dalam
meanggulangi pengangguran di Kota Jambi.
c. Ingin mengetahui upaya yang di lakukan pemerintah Kota dalam
menanggulangi pengangguran di Kota Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat tersebut adalah:
a. Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini secara umum adalah untuk
memberikan kontribusi kepada pihak-pihak terkait dalam
penyelenggaraan peraturan yang telah disahkan. Khususnya bagi
penulis untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang ilmu
pemerintahan
b. Sebagai wahana untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang
Ilmu Pemerintahan bagi penulis dalam rangka memberi sumbangsi
pemikiran dan untuk mengembangkan bidang keilmuan yang telah di
dapat selama dibangku perkuliahan.
c. Sebagai persyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)
pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9
E. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan uraian yang ringkas tentang teori yang
digunakan dan cara menggunakan teori ini dalam menjawab pertanyaan
penelitian. 9 Agar penelitian ini lebih terarah dan tepat sasaran maka
penulis menaggap perlu penggunaan kerangka teori sebagai landasan
berfikir guna mendapat konsep yang benar dan tepat dalam penyusunan
skripsi ini sebagai berikut:
1. Kebijakan
Kebijakan berasal dari kata bijak yaitu mahir atau pandai
sedangkan kebijakan adalah kemahiran, kepandaian dan
kebijaksanaan. Kebijakan merupakan suatu tindakan yang di ambil
oleh seseorang untuk mengambil keputusan.10
Pada dasarnya
kebijakan atau kebijakan public terdapat banyak batasanatau definisi.
Seperti halnya Charles O. Jones mengatakan bahwa istilah kebijakan
(policy term) digunakan dalam praktek sehari-hari namun digunakan
juga untuk menggantikan kegiatan atau keputusan yang sangat
berbeda seperti tujuan, keputusan, standard, proposal dan grand
design.Secara umum, istilah kebijakan atau policy digunkan untuk
menunjuk perilaku seorang actor (misalnya seorang pejabat, suatu
9Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta
2009), hlm 283 10
Charles O. Janes, Pengantar Kebijakan Publik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996,
Cet.3) hlm.12
10
kelompok, maupun suatu lembaga pemerintahan) atau sejumlah faktor
dalam suatu bidang kegiatan tertentu.11
Kebijakan terdiri dari berbagai bidang seperti ekonomi politik,
pertahanan keamanan, pertambangan dan energy, industri, agama,
budaya, luar negeri, perhub ungan, pendidikan dan sebagainya.
Adapun kebijakan pendidikan itu sendiri menurut Carter V. Good
adalah suatu pertimbangan yang didasarkan atas system nilai dan
beberapa penilaian terhadap faktor-faktor yang bersifat situasional.
Pertimbangan tersebut dijadikan sebagai yang bersifat melembaga
yang dimana pertimbangan itu dibuat dengan perencanaan umum
melembaga. Jadi dalam pertimbangan itu ada 2 hal yang harus di
pertimbangkan yaitu system nilai yang berlaku dan faktor-faktor
situasional khususnya dalam melaksanakan pendidikan yang akan
dapat menghantarkan pendidikan pada pencapaian tujuannya.12
2. Peran
Peran adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu
peristiwa Peranan dala Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu
peristiwa. Berdasarkan beberapa definisi mengenai kata peran
tersebut, maka pengertian peran dapat disentiskan sebagai seperangkat
prilaku yang diharapkan seseorang yang bersifat dinamis sesuai
dengan hak dan kewajibannya yang secara langsung telah melekat
11
Budi Winarno, Kebijakan Publik, (Yogyakarta: CAPS, 2012, Cet.I).hlm.19 12
Ali Imron , kebijaksanaan Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm.19
11
pada fungsi dan kedudukan (status) sosialnya di masyarakat. Peran
seseorang atau sekelompok orang akan tampak manakala ia
berhubungan dengan orang atau pihak lain.
3. Pemerintah Kota
Pemerintah berasal dari kata “perintah” yang berarti menyuruh
melakukan sesuatu sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintah
adalah kekuasaan yang memerintahkan suatu Negara, seperti cabinet
merupakan suatu pemerintah. Istilah pemerintah diartikan dengan
pembuatan seperti cara, hal urusan dan sebagainya. Memerintah
secara etimologis dapat diartikan sebagai tindakan yang terus menerus
atau kebijaksanaan dengan mengguanakan suatu rencana maupun akal
dan tata cara tertentu untuk mencapai tujuan tertentu yang
dikehendaki. Permerintah adalah “organisasi yang memiliki
kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-
undang di wilayah tertentu Sondang F. Siagian, menjelaskan tentang
pengertian pemerintahan. Menurutnya lingkup pengertian pemerintah
sebagai berikut:
a. Istilah pemerintahan menunjukkan pada bidang atau lapangan
fungsi, bidang dan lapangan tugas penting.
b. Istilah pemerintahan menunjukkan pada badan atau organisasi atau
alat perlengkapan yang menjelaskan fungsi itu.13
13
Sondang P. Siagian, Manajemen Strategi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 21
12
Dengan demikian kebijakan pemerintahan adalah keputusan yang
ditetapkan oleh pemerintah yang berasal dari semua kejadian yang
terjadi dalam masyarakat yang digunakan untuk kepentingan
masyarakat. Hal ini diperkuat pula oleh Solichin A. Wahab, bahwa
kebijakan pemerintahan sebagai subyek telaah perbandingan dan
telaah yang kritis, yang meliputi antara lain, berbagai tindakan atau
prinsip-prinsip yang berbeda dan menganalisa dengan cermat
kemungkinan hubungan sebab akibat dalam konteks suatu disiplin
berpikir tertentu semisal ekonomi, sains, atau politik.14
Didalam islam pemerintahan berasal dari kata al-hukmu
bermakna al-qadla (keputusan). Sedangkan kata al-hakim
bermakna munaffizul hukmi (pelaksanaan keputusan atau
pemerintah) Secara istilah pemerintah adalah kekuasaan yang
melaksanakan hukum dan aturan Kata al-hukmu juga bisa disebut
dengan wilayatul amri.
4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja (mampower) adalah seluruh penduduk dalam usia
kerja (berusia 15 Tahun untuk lebih) yang potensial dapat
memproduksi barang dan jasa. Sebelum tahun 2000, Indonesia
menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas.
Namun sejak sensus penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan
14
Solichin A. Wahab, Analis Kebijakan Negara, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm.18
13
internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun
atau lebih.
Secara umum tenaga kerja dapat di definisikan sebagai setiap
orang laki-laki maupun perempuan yang sedang dalam melakukan
pekerjaan baik didalam maupun di luar negeri guna menghasilkan
uang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut
payaman Simanjutak, tenaga kerja didefinisikan penduduk yang
sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan melakukan
pekerjaan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga, dan dapat
didefinisikan juga bagian penduduk dalam usia kerja.15
Seperti halnya dengan yang ada dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1997 bahwa pekerjaan adalah
tenaga kerja yang bekerja dalam hubungan kerja pada perusahaan atau
seseorang dengan menerima upah. Hubungan kerja adalah segala
macam pembinaan dan kerja samaantara buruh dan majikan.16
Untuk dapat mengkaji tentang tenaga kerja, maka dapat
dijelaskan mengenai angkatan kerja, yaitu kelompok penduduk usia
kerja yang potensial dalam arti sebagai kesiapan seseorang untuk
masuk lingkungan kerja, baik dalam sedang bekerja maupun dalam
proses mencari pekerjaan. Dalam hal ini tenaga kerja dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
15
Payaman Simanjutak, Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Yogyakarta:
Gajah Mada Universitas Press, 1986). Hlm 17 16
Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 1997 Tentang Ketengakerjaan
14
a. Tenaga kerja penuh, yakni orang yang bekerja memenuhu jam
kerja normal yang menurut ketentuan adalah 36 jam perminggu
atau 6 jam perhari.
b. Tenaga kerja pengangguran atau setengah pengangguran yaitu
orang yang tidak memenuhi kriteria jam kerja normal,
produktivitas normal maupun pendapatan normal.17
5. Pengangguran
Masalah ketenagakerjaan di perkotaan, kita harus
memperhitungkan pula masalah pertambahan pertambahan
pengangguran terbuka yang jumlahnya lebih besar yaitu mereka yang
kegiatannya aktif bekerja tetapi secara ekonomis sebenarnya mereka
tidak bekerja secara penuh.18
Pengertian pengangguran adalah orang
yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya.
Secara umum pengangguran di definisikan sebagai suatu
keadaan dimana seseorang yang tertolong dalam kategori angkatan
kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari
pekerjaan. Seorang yang tidak bekerja, tetapi secara aktif mencari
pekerjaan tidak dapat digolongkan sebagai penangguran, penangguran
pada prinsipnya mengandung arti melemahnya pertumbuhan produk
dan adanya kesengsaraan bagi orang yang tidak bekerja dan
menyebabkan pemborosan sumber daya manusia, disamping
17
Ibid hlm.20 18
Edgar O. Edward, Ekonomi Pembangunan, (1974) hlm 34
15
memperkecil pertumbuhan produk, penangguran juga mengacu
pengeluaran pemerintah lebih tinggi untuk keperluan kompensasi, hal
ini terutama terjadi pada Negara maju dan pemerintah mempunyai
kewajiban menyediakan tunjangan bagi para penanggur.19
Menurut Edgar O. Edwards, sebagaiman dikutip Arsyad lincolin,
bahwa dalam mengelompokkan masing-masing pengangguran perlu
diperhatikan dimensi-dimensi:
a. Waktu (banyak diantara mereka yang ingin bekerja lebih lama,
misalnya jam kerja perhari, perminggu, atau perbulan).
b. Intensitas (kurangnya produktivitas seringkali disebabkan oleh
kurangnya sumber-sumber daya komlementer untuk melakukan
pekerjaan.
Adapun selain hal-hal diatas yang merupakan dimensi-simensi
pokok, faktor-faktor, motivasi, sikap atau budaya yang juga perlu di
perhatikan. Berdasarkan hal di atas Edwar O membedakan 5 bentuk
pengangguran yaitu:
1. Pengangguran terbuka
Pengangguran terbuka sukarela mereka yang tidak mau
bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik maupun
secara paksa, mereka yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh
pekerjaan.
2. Setengah menanggur (underemployment)
19
Muana Nanga, Makro Ekonomi Teori Masalah dan Kebijakan, (Jakarta: Raja Grafindo
2005), hlm. 249
16
yaitu mereka yang bekerja lamanya (hari, minggu,
musiman) kurang dari yang bias mereka kerjakan.
3. Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh
Yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai
pengangguran terbuka dan setengah pengangguran termasuk
Pengangguran tak kentara (disguised unemployment) Misalnya
para petani yang bekerja di lading selama sehari penuh, padahal
pekerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan tidak memerlukan
waktu selama sehari penuh. Pengangguran Tersembunyi (hidden
unemployment) Misalnya orang yang bekerja tidak sesuai
dengan tingkat atau dengan jenis pendidikanya Pension lebih
awal Fanomena ini merupakan pernyataan yang terus
berkrmbang dikalangan pegawai pemerintah. Dibeberapa
Negara, usia pension dipermuda sebgai alat menciptakan peluang
bagi yang muda untuk menduduki jabtan diatasnya.
4. Tenaga Kerja Yang Lemah (impayerd)
Yaitu mungkin mereka yang mungkin bekerja fulltime,
tetapi intensitasnya lemah karna kurang gizi atau penyakitan.
5. Tenaga Kerja yang produktif
Yaitu mereka yang mampu mereka yang mampu bekerja
secra produktif tetapi karna sumberdaya-sumberdaya penolong
kurang memadai maka mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu
dengan baik.
17
Demikian juga Aris Purnama membagi pengangguran menjadi tiga
macam antara lain:
a. Pengangguran terbuka, yaitu ruang yang sama sekali tidak mempunyai
pekerjaan
b. Pengangguran terselubung, yaitu pengangguran yang terdiri atas orang-
orang yang sudah bekerja dengan penghasilan kecil
c. Setengah pengangguran, yaitu pengangguran yang terdiri dari orang-
orang yang sudah bekerja tapi tidak sesuai dengan pendidikan20
.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjaun pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu
(peneliti-penelitian lain) yang terkait dengan penelitian ini pada aspek
fokus/tema yang diteliti. Dibawah ini adalah penelitian-penelitian yang
memiliki keterkaitan dengan penelitian ini, yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Desy Lestari pada Tahun 2010 dengan
skripsi berjudul kebijakan pemerintah kota dalam mengatasi
pengangguran (studi di kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Jambi). Hasil Peneltian ini adalah pemerintah kota
harus lebih ekstra dalam mengatasi pengangguran dan menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga para pencari kerja dapat di
tanggulangi oleh pemerintah kota, karena pengangguran berhak
20
Aris Purnama, Geografis dan Kependudukan, (Bandung: Amrico, 1989), hlm. 206
18
mendpatkan penghidupan yang layak dan mendaptakan pekerjaan
sesuai dengan keahliannya.21
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nisar Tahun 2016 dengan judul strategi
pemerintah dalam menanggulangi pengangguran (studi di kecamatan
Soreang Kota Parepare). Hasil penelitian ini adalah pemerintah
berhasil merearisasikan penanggulang angka pengangguran dalam
persepektif ekonomi islam melalui program-program pemerintah
sehingga angka rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk
berusia 15 Tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan
formal yang pernah dijalani meningkat sebesar 10,03 Tahun dan
Pendapatan per kapita dalam beberapa tahun terakhir mengalami tren
peningkatan. 22
3. Penelitian yang dilakukan oleh Irma Arfiani Tahun 2014 dengan judul
kebijakan menekan angka pengangguran melalui program pelatihan
kerja di Dinas Sosial Tenaga Kerja Transmigrasi Dan Sosial Kota
Magelang. Hasil penelitian ini adalah pelatihan kerja yang di
selenggarakan oleh Dinas Sosial Kota Magelang pada tahun 201323
.
Berdasarkan pengkajian sesuai dengan rumusan masalah, maka dapat
disimpulkan bahwa. dalam UU 1945 Pasal 27 Ayat 2 ternyata masalah
21
Desy Lestari “Kebijakan Pemerintah Kota Dalam Mengatasi Pengangguran (studi Di
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi ”Skripsi Mahasiswa Universitas Isalm
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi,, Tahun 2010. 22
Nisar, Strategi Pemerintah Daerah Dalam Menaggulangi Pengangguran Persepektif
Ekonomi Islam (Studi di Kecamatan Soreang Kota Parepare) , Tahun 2016 23
Irma Arfiani, Kebijakan Menekan Angka Pengangguran Melalui Program Pelatihan Kerja
Di Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Dan Sosial Kota Magelang, Tahun 2014
19
warga negara berhak mendapat penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan belum berjalan maksimal.
Berdasarkan penelusuran tinjaun pustaka yang telah peneliti
lakukan seperti skripsi dan jurnal diatas, terdapat persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan yaitu, sama-sama
meneliti masalah peran pemerintah dalam mengatasi masalah
pengangguran. Selanjutnya yang membedakan dengan penelitian saya
adalah dimana penelitian saya berfokus pada Peran Pemerintah Kota
Dalam Menaggulangi Pengangguran Di Kota Jambi. sedangkan
penelitian diatas membahas Strategi pemerintah dan kebijakan
pemerintah dalam menekan pengangguran melalui program pelatihan
kerja di Dinas Sosial Tenaga Kerja Transmigrasi dan Dinas Sosial.
Maka dari itu peneliti berkeinginan untuk meneliti hal tersebut supaya
bisa menambah wawasan keilmuan bagi masyarakat umum dan
khususnya bagi peneliti sendiri.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dilaksanakan penelitian ini adalah Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Jambi. Terkait dengan ini penulis ingin mengetahui Peran
Pemerintah Kota Dalam Menaggulangi Pengangguran Di Kota Jambi (Studi
Di Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kota Jambi). Mengingat dan
Menimbang segala kekurangan dan keterbatasan yang ada pada peneliti, baik
secara waktu, tenaga, moril dan materil, maka penelitian dilakukan selama 3
bulan yaitu dari bulan Agustus 2019 samapai dengan November 2019.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris
yakni pendekatan yang dilakukan dengan melihat kenyataan yang ada dalam
praktek lapangan, Pendekatan ini dikenal pula dengan pendekatan secara
sosiologis yang dilakukan secara langsung ke lapangan berdasarkan Undang-
Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif diskriptif yang dimaksudkan dengan kualitatif diskriptif adalah
suatu pendekatan yang dalam melakukan penelitian yang beroriantasi pada
gejala-gejala yang bersifat ilmiah yang bertujuan menggambarkan secara
tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu.
20
21
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data merupakan corak penelitian yang dipakai, apakah penelitian
lapangan, kepustakaan atau sebagainya. Sedangkan sumber data
dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data tersebut dapat diperoleh.24
a. Data Primer
Data primer adalah data adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
lansung dilapangan oleh penulis yang melakukan penelitian tanpa ada
perantara25
. Menurut Hasan data primer ialah data yang diperoleh atau
dikumpulkan lansung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian
atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer didapat dari
sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil wawancara
yang dilakukan oleh peneliti. Data primer ini antara lain: Catatan hasil
wawancara, hasil observasi lapangan, dan data-data mengenai informan 26
.
Data primer dari peneliti ini adalah data yang berkenaan tentang
menanggulangi pengangguran di Kota Jambi Berdasarkan Undang-
Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dan UUD
1945 Pasal 27 Ayat 2. Data primer ini penulis peroleh dari hasil
wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa orang yaitu:
1. Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Trasmigrasi
2. Kasubbag Administrasi Umum dan Kepegawaian
3. Staf Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
24
Sayuti Una, MH, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariah Press, 2012), hlm. 42. 25
Ibid., hlm. 34. 26
http://eprints.undip.ac.id/40779/3/BAB_III.pdf, diakses 5 Maret 2019 pukul 22.27 wib.
22
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
yang dikumpulkan melalui buku-buku, laporan, dokumen dan hasil
penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan penelitian. Data ini
biasanya diperoleh dari tempat penelitian (lapangan), internet, jurnal,
repistory, makalah, buku-buku dan sebagainya.27
. Adapun data yang
peneliti kumpulkan yakni Dokumen resmi yang dikeluarkan..
D. Metode Penelitian Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting atau tempat. Pada
penelitian ini pengumpulan data ada beberapa teknik:
a. Observasi
Metode observasi atau di sebut juga dengan pengamatan
merupakan kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan
menggunakan seluruh indera.28
Penelitian ini menggunakan observasi
partisipasif, dimana peneliti melakukan interaksi secara lansung dalam
situasi sosial dengan subjek penelitian, teknik ini digunakan untuk
mengamati, memahami peristiwa yang terjadi dilapangan.
b. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertayaan-pertayaan antara peneliti dan responden, komunikasi
berlangsung dalam bentuk tanggung –jawab dalam hubungan tatap muka,
27
file:///C:/Users/ACER/Downloads/5%20Sumber%20Data.pdf,diakses 5 maret 2019 pukul
22.32 wib. 28
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2013) hlm.
158.
23
sehingga gerak mimik dan responden merupakan pola media yang
melengakapi kata-kata secara verbal.29
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan cara menyiapkan
beberapa pertanyaan-pertanyaan sebagai pedoman, tetapi dimungkinkan
adanya variasi pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
diluar pedoman pertanyaan yang telah dibuat dengan tidak menyimpang
dari tujuan semula, yaitu melakukan penelitian untuk mendapatkan data-
data yang diperlukan.
Wawancara yang dilakukan untuk penelitian ini juga bertujuan
memperoleh informasi suatu peristiwa dan keadaan di Dinas Sosial Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi.
1. Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
2. Kasubbag Administrasi Umum dan Kepegawaian
3. Staf Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
c. Dokumentasi
Dokumentasi sebagai cara mencari data mengurai hal-hal atau variable-
variabel yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat kabar, majalah,
notulen rapat, prasasti, legger, agenda dan sebagainya30
. Metode
dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi non manusia, sumber
informasi (data) non manusia ini berupa catatan-catatan dan arsip-arsip yang
ada kaitannya dengan focus penelitian. Dokumentasi penulis gunakan
29
Ibid., hlm. 119. 30
BurhanBugin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2013)
hlm.128
24
sebagai instrument utama untuk memperoleh semua data-daya yang
berhubungan dengan gambaran umum Dinas Sosial Tenaga kerja dan
Transmigrasi Kota Jambi, seperti:
a. Historis
b. Visi dan misi
c. Letak geografis
d. Struktur organisasi
E. Teknik Analisis Data
Secara teknis, analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini
berdasarkan analisis interaktif sebaimana yang dikemukan Miles dan
Huberman. Analisis ini terdiri dari reduksi data, display data, verifikasi dan
penarikan kesimpulan, seperti yang akan dijelaskan dibawah ini:31
a. Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian, pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan tertulis dari lapangan. Tujuannya untuk
memilih dan memilah data yang dianggap relevan dengan tema skripsi
yang disajikan.
b. Penyajian Data
31
Rahmat Sahit, Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif Model Mile dan Huberman,
https://www.scribd.com/document/211341201/Analisis-Data-Penelitian-Kualitatif-Model-Miles-
Dan-Huberman, diakses 5 Maret 2019 pukul 23.16 wib.
25
Penyajian data dapat di artikan sebagai sekumpulan informasi yang
memungkinkan peneliti melakukan penarikan kesimpulan32
. Penyajian
data mengenai masalah peran Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Trasmigrasi
Kota Jambi dalam menanggulangi pengangguran di Dinas Sosial Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi yang telah di redukasi melalui bab-
bab yang sudah tersedia.
c. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan
Tahap akhir proses pengumpulan data adalah verifikasi dan
penarikan kesimpulan, yang dimaknai sebagai penarikan arti data yang
telah ditampilkan.33
Penarik kesimpulan sebagai suatu kegiatan dari
kongfigurasi yang utuh, kesimpulan-kesimpulan juga di verifikasi selama
penelitian berlangsung.34
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudahakan penelitian dan menyusun pemahaman
tentang skripsi agar berjalan sesuai dengan apa yang telah penulis tentuka
sebelumnya, maka ditentukan susunan dan sistematika sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai pendahuluan yang mencakup latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
masalah, kerangka teori dan tinjauan pustaka.
32
Matthew B. Miles dan A. Michael Hubberman, Analis Data Kualitatif, Terj. Tjetjep Rohedi
Rohidi, (Jakarta: UI Press, 2007) hlm. 17 33
Rahmat Sahit, Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif Model Mile dan Huberman,
https://www.scribd.com/document/211341201/Analisis-Data-Penelitian-Kualitatif-Model-Miles-
Dan-Huberman, diakses 5 Maret 2019 pukul 23.16 wib. 34
Metthew B. Miles dan Michael A. Huberman Dan, Analis Data Kualitatif, Terj Tjetjep
Rohedi Rohidi, (Jakarta:Ul Press 2007), hlm 19
26
BAB II:METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai metode penulisan yang mencakup
pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data,
teknik analisis data dan sistematika penulisan.
BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI
Gambaran umum lokasi penelitian,Visi dan Misi Dinas Sosial Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kota Jambi, Program pelatihan Dinas Sosial Tenaga Kerja
Kota Jambi.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas temuan dari penelitian, yakni mengenai peran
pemerintah daerah dalam menanggulangi angka pengangguran di Kota Jambi,
kendala pemerintah daerah dalam meanggulangi angka pengangguran dan
upaya yang dilakukakn pemerintah daerah Kota Jambi.
BAB V: PENUTUP
Penutup Yang terdiri dari, kesimpulan dan saran
27
1
I. Jadwal Penelitian
No
.
Kegiatan
Tahun 2019
April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan
Judul
x
2. Pembuatan
Proposal
x x
3. Perbaikan
Proposal
dan
Seminar
x
x
x
x
4. Surat Izin
Riset
x x
5. Pengumpula
n Data
x
6. Pengolahan
dan Analisis
Data
7. Pembuatan
Laporan
8. Bimbingan
dan
Perbaikan
9. Agenda dan
Ujian
Skripsi
10. Perbaikan
dan
Penjilidan
.
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI DINAS SOSIAL
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA JAMBI
A. Kondisi Geografis Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota Jambi
Secara sejarah dan budaya merupakan bagian dari varian Rumpun
Minangkabau, Kota Jambi di bentuk sebagai pemerintah daerah otonomi
kota madya berdasarkan ketetapan Gubernur Sumatera Nomor 103/1946,
tanggal 17 Mei 1946. Kemudian ditingkatkan menjadi kota besar
berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1956 Tentang Pembentukan
Daerah Otonomi Kota Besar Dalam Lingkungan Daerah Provinsi
Sumatera Tengah. Kemudian Kota Jambi resmi menjadi Ibukota Provinsi
Jambi pada tanggal 6 Januari 1957 berdasarkan Undang-Undang Nomor
61 Tahun 1958.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1986, luas wilayah
administrasi pemerintah Kota Jambi adalah ± 205.38 km², secara
geomorfologis kota initerletak di bagian Barat cegugan Sumatera bagian
Selatan yang disebut sub-cekungan Jambi, yang merupakan daratan rendah
di Sumatera bagian Timur.Dari topografinya, Kota Jambi relative datar
dengan ketinggian 0-60m di atas permukaan laut. Bagian bergelombang
terdapat di utara dan selatan kota, sedangkan daerah rawa terdapat di
sekitar aliran Batanghari, yang merupakan sungai terpanjang di pulau
Sumatera dengan panjang Keseluruhan lebih kurang 1.700 km (11km yang
berada di wilayah Kota Jambi dengan lebih sungai ± 500m), sungai ini
28
29
berhulu pada Danau diatas Provinsi Sumatera Barat dan bermuara di
pesisir Sumatera pada kawasan selat Berhala.
Kota jambi beriklim tropis dengan suhu rata-rata minimum
berkisar antara 22,123,3ºC, dan suhu maksimum antara 30,8-32,6ºC,
dengan kelembaban udara berkisar antara 82-87%. Sementara cuah hujan
terjadi sepanjang tahun sebesar 2.296,1 mm/tahun (rata-rata 191,34
mm/bulan) dengan musim penghujanterjadi antara Oktober-Maret dengan
rata-rata 20 hari hujan/bulan, sedangkan musim kemarau terjadi antara
April-September dengan rata-rata 16 hari hujan/bulan.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Jambi tidak bisa dilepas dari
keberadaan Kementrian Sosial RI saat ini. Kementrian Sosial Republik
Indonesia (disingkat Kemensos) dahulu Departemen Sosial (disingkat
Depsos) adalah kementrian yang mempunyai tugas menyelenggarakan dan
membidangi urusan dalam negeri di dalam pemerintahan untuk membantu
presiden dalam penyelenggaraan pemerintah Negara di bidang sosial.35
.
Pada awalnya kantor Kementrian Sosial berlokasi di Jalan Cemara
no. 5 Jakrta namun pada waktu Ibu Kota Republik Indonesia Sosial ikut
pindah ke gedung Seminari di Jl. Code Yogyakarta. Kemudian ketika
pemerintahan Republik Indonesia pindah kembali ke Jakarta, kantor
Kementrian Sosial menempati kantor di Jalan Ir. Juanda 36 Jakarta Pusat,
35
Dokumentasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi, 2019
30
dan mengalami perpindahan lokasi lagi ke Jalan Salemba Raya 28 Jakarta
Pusat sampai sekarang36
.
Pada saat pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid,
Departemen Sosial (Kementrian Sosial) Presiden Abdurrahman Wahid
menggagas bahwa pelayanan kesejahteraan sosial cukup dilakukan oleh
masyarakat. Namun keadaan berkata lain, secara tidak diduga pula, saat itu
muncul berbagai masalah kesejahteaan sosialseperti bencana alam,
bencana sosial, populasi anak jalanan dan anak terlantar semakin
bertambah terus jumlahnya, sehingga para mantan petinggi Kementrian
Sosial pada waktu itu menggagas untuk dibentuknya sebuah Badan yang
berada langsung di bawah Presiden, maka terbentuklah Badan
Kesejahteraan Sosial Nasional (BKSN).
Terbentuknya BKSN ini permasalahan tidak segera terentaskan,
malah yang terjadi serba kekurangan karena tidak berimbangnya populasi
permasalahan sosial dengan petugas yang dapat menjangkaunya dan
kewenagan BKSN juga sangat terbatas. Dengan pertimbangan seperti itu
maka pada Kabinet Persatuan Nasional, Kementrian Sosial dimunculkan
kembali tetapi digabung dengan Departemen Kesehatan. Nomenklaturnya
menjadi Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. Gagasan
penggabungan ini juga tidak memberikan solusi permasalahan
kesejahteraan sosial secara memadai, padahal populasi permasalahan
sosial semakin kompleks. Kemudian pada masa Kabinet Gotong Royong,
36
Dokumentasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi, 2019
31
Kementrian Sosial difungsikan kembali untuk menyelenggarakan tugas-
tugas pembangunan di bidang kesejahteraan sosial37
.
Kementrian Sosial mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di
bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial,
perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin untuk membantu
Presiden dalammenyelenggarakan Pemerintah Negara. Dalam
melaksanakan tugas, Kementrian Sosial menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi
sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial dan
penaganan fakir miskin.
2. Pentapan kriteria dan data fakir miskin dan orang tidak mampu.
3. Penetapan standar rehabilitasi sosial.
4. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementrian
Sosial.
5. Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung
jawab Kementrian Sosial.
6. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementrian Sosial.
7. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervise atas pelaksanaan urusan
Kementrian Sosial di Daerah.
8. Pelaksanaan pendidikan dan peatihan, penelitian dan pengembangan
kesejahteraan sosial, serta penyuluhan sosial.
37
Dokumentasi Kementrian Sosial RI, 2019
32
9. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantive kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementrian Sosial38
.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015, Kementrian
Sosial terdiri atas:
a. Sekretariat Jendral.
b. Direktorat Jendral Perlindungan dan Jaminan Sosial.
c. Direktorat jendral Rehabilitasi Sosial
d. Direktorat Jendral Pemberdayaan Sosial
e. Direktorat Jendral Penanganan Fakir Miskin
f. Inspektorat Jendral
g. Badan Pendidikan, Penelitian, dan Penyuluhan Sosial
h. Staf Ahli Bidang Perubahan dan Dinamika Sosial
i. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesejahteraan Sosial dan
j. Staf Ahli Bidang Aksesbilitas Sosial 39
Pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota, maka fungsi dan
tugas dinas sosial sama yaitu melaksanakan tugas-tuga kementrian
sosial sesuai dengan kebutuhan di wilayah masing-masing, termasuk
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Jambi saat ini.
B. Visi dan Misi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Visi ini mengandung arti bahwa pembangunan bidang
kesejahteraan sosial yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh
38
Dokumentasi Kementrian Sosial RI, 2019 39
Dokumentasi Kementrian Sosial RI, 2019
33
pemerintah dan masyarakat ditujukan untuk mewujudkan suatu kondisi
masyarakat yang masuk kedalam kategori (penyndang masalah
kesejahteraan sosial) PMKS menjadi berkesejahteraan sosial pada tahun
2014. Kondisi ini merupakan tujuan yang realistis yang dapat dicapai
selama priode lima tahun pelaksanaan (rencana pembangunan jangka
nasional) RPJMN 2010-2014 sesuai dengan target yang di tetapkan oleh
kementrian sosial. Kondisi dimaksud sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial adalah kondisi
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga Negara agar
dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melakukan fungsi sosialnya.
Secara konstitusional, visi ini merupakan jawaban terhadap amanat
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 di mana Fakir Miskin dan Anak
Terlantar dipelihara oleh Negara. Undang-Undang Dasar 1945 tidak
memberikan penjelasan bagaimana cara mensejahterakan fakir miskin dan
anak terlantar, hanya mewajibkan kepada Negara untukk memberikan
proteksi terhadap fakir miskin dan anak terlantar, di mana kedua kelompok
sasaran ini termasuk kedalam PMKS. Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2009 Tentang Kesejahter aan Sosial menjawab pernyataan tentang
bagaimana meningkatkan kesejahteraan sosial PMKS termasuk di
dalamnya fakir miskin dan anak terlantar.40
40
Dokumentasi Kementrian Sosial RI, 2019
34
MDGs merupakan kesepakatan komunitas internasional terhadap
penurunan angka kemiskinan di mana Indonesia ikut menandatanganinya.
Dengan konstitusi Negara yang didukung oleh Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2009 memperkuat Indonesia unntuk mewujudkan komitmen MDGs
tersebut yang ditujukan bagi PMKS. Kesejahteraan sosial bagi PMKS
dimaksud dapat memberikan kontribusibagi peningkatan kesejahteraan
rakyar dan dan penurunan angka kemiskinan sesuai dengan MDGs.
Dengan demikian, visi Kementrian sosialsebagaimana tersebut di atas
memiliki relevansi yang kuat dengan Undang-Undang Dasar 1945,
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 dan Undang-Undang lainnya,
serta MDGs yang harus dicapai pada tahun 2015. Oleh karena itu perlu ada
komitmen kuat dari pemangku kepentingan untuk mewujudkan visi
tersebut. Denga demikian visi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Jambi
adalah : Terwujudnya peningkatan pelayanan sosial dan ketenagakerjaan
yang berkualitas menurut Kota Jambi 3 Tahun bangkit.41
Kementrian sosial mengemban dan melaksanakan tugas sesuai
dengan visi yang telah di tetapkan. Agar pelaksanaan tugas dan fungsi
dapat mencapai hasil yang oprimal sesuai dengan visi yang tela di
tetapkan, Kementrian Sosial menetapkan misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas pelindungan sosial untuk menjamin
pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan sosial, pemberdayaaan sosial,
dan jaminan kesejahteraan sosial bagi PMKS
41
Dokumentasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi, 2019
35
2. Mengembangkan perindungan dan jamninan sosial bagi PMKS
3. Meningkatkan profesionalisme penyelenggaraan perlindungan sosial
dalam bentuk bantuan sosial, rehabilitasi, pemberdayaan dan jaminan
sebagai metode penaggulang kemiskinan
4. Meningkakan profesionalisme pelayanan sosisal dalam perlindungan,
jaminan pemberdayaan, rehabilitasi dan penagnggulang kemiskinan
5. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan
dan kesetiakawanan sosial untuk menjamin keberlanjutan peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan kesejateraan sosial
6. Meningkatkan trasparansi dan skunstabilitas dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial42
Sedangkan misi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Jambi dalam
mengembangkan kesejahteraan sosial adalah:
a. Menjadi pusat pelayanan penempatan ketenagakerjaan yang cepat,
komitmen, ramah dan efisien
b. Mengembangkan sistem informasi data ketenagakerjaan
c. Meningkatkan kualitas dan produktifitas tenaga kerja
d. Memberikan pelayanan antar kerja43
C. Tugas Pokok dan Fungsi
Salah satu bidang pembangunan kesejahteraan sosial yang penting
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 dan merupakan
salah satu tugas pokok Kementrian Sosial adalah memberikan pelayanan
42
Dokumentasi Kementrian Sosial RI, 2019 43
Dokumentasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi, 2019
36
dalam rangka rehabilitasi sosial dan juga perlindungan sosial terhadap
PMKS. Rehabilitasi sosial dilaksanakan melalui Direktorat Jendral
Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial (Ditjen Yanrehsos) yang kedudukan,
tugas dan fungsinya di atur dengan Peraturan Mentri Sosial Republik
Indonesia Nomor 82/HUK/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementrian Sosial, yaitu menyelenggarakan, memfasilitasi dan
mengendalikanpelayanan dan rehabilitasi sosial kepada para penyandang
masalah keterlantaran, kecacatan dan ketunaan sosial.
Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial bertanggung
jawab untuk memfasilitasi peningkatan kesejahteraan penyandang masalah
kesejahteraan tersebut serta memberikan perlindungan sosial agar mereka
dapat berfungsi sosial dan menjadi modal pembangunan. Kemetrian Sosial
memperoleh mandat dari presiden RI untuk melakukan kajian ulang dan
mengusulkan perbaikan kebijakan, peraturan dan proses pelaksanaan
kegiatan pelayanan umum, khususnya pelayanan sosial yang diberikan
kepada PMKS melalui basis institusionalpanti sosial yang berada dibawah
tanggungjawab dan kewenangan pemerintah. Penyempurnaan tersebut
mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia, manajemen,
pelayanan sosial, sarana dan prasarana, kelembagaan, pembiayaan dan
monitoring dan evaluasi44
.
Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota Jambi dalam melaksanakan tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang sosial dan tenaga
44
Dokumentasi Kementrian Sosial RI, 2019
37
kerja dan tugas pembantu. Sedangkan fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja
Kota Jambi adalah:
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang sosial dan ketanagakerjaan
2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang
sosial dan tenaga kerja
3. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan di bidang sosial dan tenaga
kerja
4. Pengkoordinasian hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah
maupun swasta untuk kepentingan pelaksanaan tugas
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan dengan bidnag tugasnya 45
D. Struktur Organisasi
Sebagai satuan organisasi tidak akan terlepas dari suatu struktur
organisasi kepengurusan. Karena kepengurusan itulah yang akan
menjalankan roda-roda organisasi. Maju atau mundurnya suatu organiasai
sangat ketergantungan pada manusia yang duduk di kepengurusan tersebut
kemudian tugas seorang pemimpin untuk mengatur dan memberikan
kebijaksanaan dalam mengatur langkah-langkah yang harus di tempuh
karena pemimpinlah yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab
secara penuh dan konsekuen.
Setiap pengurus atau anggota organisasi yang mendapat tugas dan
amanah agar semestinya dapat menjalankan tugas dengan sebaik-
baiknya.Disamping itu juga, tindakan-tindakan pengurus organisasi yang
45
Dokumentasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi, 2019
38
tidak melaksanakan tugas dan tanggungjawab harus diberikan perbaikan
dengan mengedepankan asas-asas musyawarah untuk mncari mufakat
danmenemukan solusi.Kondisi ini sesungguhnya diciptakan untuk
mewujudkan suatu tatanan kerja yang demokratis dan harmonis dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawab yang diemban sebagai konsekuensi
logis ari jabatan yang dipegang dalam suatu bagian organisasi.Untuk lebih
jelasnya ada baiknya di lihat struktur organisasi Dinas Sosial Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kota Jambi.
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat Dinas
a. Subbagian Perencanaan Program dan Pelaporan
b. Subbagian Pengelolaan Adminstrasi Keuangan
c. Subbagian Administrasi Umum Dan Kepegawaian
3. Bidang Umum
a. Seksi Penguatan Pemasaran dan Fasilitas Umum
b. Seksi Pengembangan dan Perlindungan UMKM
c. Seksi Peningkatan Kualitas Produk dan Kewirausahaan
4. Bidang Perkoperasian
a. Seksi Perizinan dan Kelembagaan Koperasi
b. Seksi Pengembangan Pengutan Usaha dan Perlindungan Koperasi
c. Seksi Fasilitas dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Koperasi
39
5. Bidang Hubungan Industrial Persyaratan Kerja dan Pengawasan
Koperasi
a. Seksi Persyaratan Kerja Kelembagaan dan Jaminan Sosial
b. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan
Pemutusan Hubungan Kerja
c. Seksi Pengawasan dan Pemeriksaan Koperasi
6. Bidang Penempatan dan Produktivitas Tenaga Kerja
7. UPTD
40
TABEL : II
Adapun Struktur Organisasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Jambi sebagai berikut:46
BAGAN SUSUSNAN ORGANISASI DINAS SOSIAL TENAGA KERJA
DAN TRANSMIGRASI KOTA JAMBI
46Dokumentasi Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi , Jumat 30 Agustus 2019
KEPALA DINAS
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
UPTD
SEKRETARIAT DINAS
KEPALA BIDANG
UMUM
SEKSI ADMINISTRASI
KEAMANAN DAN TATA TERTIB
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Peran Pemerintah Kota Dalam Menanggulangi Pengangguran Di Kota
Jambi
Pengangguran itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal
dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga
merupakan pemborosan yang luar biasa. Setiap orang haruslah
mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian dan sebagainya setiap hari, tetapi
mereka tidak mempunyai penghasilan.
Oleh karenanya kondisi masyarakat Indonesia terkait pengangguran harus
di atasi dengan berbagai upaya apapun. Setiap warga Negara Indonesia
berhak atas penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sesuai dengan UUD
1945 pasal 27 ayat 2 “tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak, maka pemerintah wajib menyediakan lapangan
kerja dan melindungi hak-hak tenaga kerja”47
.
Pengangguran juga merupakan kondisi saat seseorang tidak bekerja dalam
usia produktif antara 15 hingga 65 tahun, adapun pembangunan
ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan dan kemitraan
sebagaimana di tetapkan dalam undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan yang menyebutkan bahwa pembangunan ketenagakerjaan
bertujuan untuk:
47
UUD 45 Pasal 27 ayat 2
41
42
5. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan
manusiawi
6. Menciptakan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga
kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah
7. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dalam mewujudkan
kesejahteraannya
8. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya48
berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ipah Indayani sebagai Kassubag
Administrasi Umum dan Kepegawaian mengatakan:
“Dalam mengatasi pengangguran di Kota Jambi melalui Dinas
Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi kami disini peran
pemerintah memberikan bantuan wawasan berupa bimbingan
teknis kepada Usaha Kecil dan Menegah (UKM) agar kedepannya
dapat mandiri dan andal sesuai dengan bidangnya. Selain itu juga
pemerintah melakukan pembenahan, pembangunan dan
pengembangan kawasan-kawasan yang tertinggal, mengadakan dan
mengundang Perseroan Terbatas (PT) untuk mengikuti job fair
memberi informasi kepada pencari kerja berupa pamplet untuk
diperluaskan dari pada itu pemerintah daerah mengadakan
pelatihan yang di adakan oleh Balai Latihan Kerja (BLK)
pemagangan ke Jepang di harapkan dapat mengurangi dan
melahirkan wirausahawan baru dan dapat menciptakan sekaligus
mendukung pengembangan usaha ekonomi kreatif, untuk
mendapatkan suatu keterampilan khusus, kemudian melakukan
penjaminan terhadap para pegangguran berupa (jamsostek)
sehingga kedepannya pengangguran dapat terdata dengan baik dan
mendapat perhatian khusus secara teknis”49
Dari hasil wawancara sebagai solusi untuk mengatasi
pengangguran berbagai langkah-langkah kebijakan dan program
pemerintah untuk mengembangkan kesempatan kerja:
1. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan
karena terlalu banayak jenis perizinan yang menghambat investasin
48
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan 49
Wawancara bersama Ibu Ipah Indayani (Kasubag Administrasi Umum dan
Kepegawaian, Hari Jumat, tgl 30 Agustus 2019
43
baik penanaman Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam
Negeri. Untuk itu perlu dibahas dan disederhanakan seningga
erangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk
menciptakan lapangan pekerjaan.50
2. Mengembagkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia
(khususnya daerah-daerah yang belum tergali potensinya), dengan
melakukan promosi-promosi keberbagai Negara untuk menarik
wisatawan asing dan mengundang para investor untuk berperan
langsung dalam pembangunan dan pengembangan, kepariwisataan
dan kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja
daerah setempat.
3. Segera disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional
(Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menetukan
kualitas pendidikan yang berorientasi kompetisi. Karena sebagian
besar para penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang
tidak siap menghadapi dunia kerja.
4. Mengembangkan potensi kelautan dan pertanian, karena di
Indonesia mempunyai letak geografis yang strategis sebagian besar
berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai
Negara meritim dan agraris. Potensi kelautan dan pertanian
Indonesia perlu dikelola secara baik dan professional supaya dapat
menciptakan lapangan kerja yang produktif.
50
Dokumentasi Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi,
Jumat,Tanggal 30 Agustus 2019
44
5. Dengan memperlambat laju pertimbuhan penduduk
(meminimalisirkan menikah pada usia dini) yang diharapkan dapat
menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau
melancarkan sistem transmigrasi dan mengalokasikan penduduk
padat ke daerah yang jarang penduduk dengan di fasilitasi sektor
pertanian, perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.
6. Melakukan program sinergi antar Badan Usaha Milik Negara atau
Badan Usaha Milik Swasta yang memeiliki keterkaitan usaha atau
hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi
tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien
dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara
bersama-sama51
B. Kendala Pemerintah Daerah Dalam Menaggulangi Angka
Pengagguran
Pengangguran merupakan salah satu indicator untuk mengukur
kemajuan ekonomi. Jika tingkat pengangguran tinggi, maka akan timbul
masalah besar dan kompleks, karena akan berdampak terhadap ekonomi
dan menggambarkan sumber daya yang terbuang percuma, mendorong
terjadinya keresahan sosial dan kriminal serta dapat pula menjadi faktor
penghambat proses pelaksanaan pembangunan nasional.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Drs. Syahril
Syamingin. MM sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
51
Dokumentasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi, Jumat, Tanggal
30 Agustus 2019
45
adapun kendala-kendala yang di hadapi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dalam mengatasi pengangguran adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya lapangan kerja pada aspek akomodatif dalam penyediaan
fasilitas pendukung terhadap lapangan pekerjaan, seperti perusahaan,
pabrik market dan lain-lainnya
b. Kurangnya infrastruktur dibidang lapangan pekerjaan yang mengenai
pelatihan di bidang keahlian/kejuruan disegala sektor lapangan
pekerjaan
c. Kurangnya koordinasi dan kerjasama dengan instansi atau perusahaan
dalam lapangan pekerjaan sesuai dengan bidang keahlian atau
kejuruan.
d. Kurangnya informasi keterisolasian membuat penduduk yang
tertinggal di daerah tersebut sulit meningkatkan taraf hidup mereka,52
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kendala-kendal
yang dihadapi dalam mengatasi pengangguran yang paling utama ialah
kurangnya perusahaan yang bergerak di bidang akomodatif dalam
penyediaan fasilitas pendukung dilapangan pekerjaan dan produktivitas
tenaga kerja yang mempekrjakan orang-orang yang membutuhkan
pekerjaan di segala bidang.Dan disamping itu kurangnya koordinasi atau
kerjasama antara pemerintah dan instansi/perusahaan yang menciptakan
lapangan pekerjaan.Selain itu kurangnya infrastruktur dibidang pelatihan
seperti pelatihan, perkebunan dan di bidang market, dan kurangnya
informasi bagi suatu daerah yang keterisolasian sehingga sulit meningkat
taraf hidupnya.
Dalam menghadapi masalah pengangguran yang dihadapi bangsa
dan Negara Indonesia jenis-jenis pengangguran di Indonesia, pembagian
52
Wawancara dengan Bapak Drs. Syahril Syamigin MM, Kepala Kantor Dinas tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi, Jumat, tanggal 30 Agustus 2019
46
pengangguran dapat di lihat berdasarkan jumlah jam kerja, faktor
penyebabnya dan berdasarkan ciri-cirinya;
a. Warisan sifat feudal (pendelegasian) dari penjajah
Banyak pemuda-pemudi usia kerja, tetapi belum mendapatkan
pekerjaan. Pada umumnya pengangguran kurang tertarik akan
pekerjaan swasta dengan alasan gengsi atau martabat mereka menjadi
rendah di mata masyarakat. Pendapat tersebut sama sekali tidak benar
hal tersebut hanya merupakan perasaan, mereka pada umumnya
menginginkan bekerja sebagai pegawai negeri atau sebagai amtenar.
Bekerja sebagai pegawai negeri menurut mereka mempunyai preside
yang tinggal di masyarakat. Hal itu merupakan jabatan yang turun-
temurun dari kakek nenek mereka Keinginan menjadi pegawai negeri,
amtenar atau penyany, dan menganggap pekerjaan lainnya lebih
rendah dan menurunkan martabat orang bersangkutan adalah tidak
benar. Pandangan tersebutmasih hidup pada sebagian masyarakat kita
akibat warisan penjajah belanda selama 350 tahun. Pandangan tersebut
harus berangsur-angsur di hilangkan Pada zaman kemerdekaan ini
sangat diperlukan pembangunan di segala bidang terutama pada sektor
pertanian, industry, perdagangan, dan jasa Pembangunan tersebut
memerlukan penanganan khusus daei para wiraswastawan yang
tangguh dan andal.
b. Tidak ada motivasi untuk bekerja
47
Ada memang penganggur yang tidak mempunyai motivasi untuk
bekerja.Mereka pada umumnya memiliki sifat sangat malas.Tampak
seperti frustasi da acuh terhadap lingkungan.Waktu sehari-harinya
dihabiskan berkerja dan harus berlalu begitu saja tanpa menghabiskan
apa-apa.Tanpa ada motivasi dari dalam diri sendiri jelas tipe orang
yang sulit diajak bekerja.Jadi, orang-orang yang demikian perlu
diberikan motivasi atau dorongan sehingga timbul niat untuk mau
bekerja.
c. Lapangan kerja yang tersedia memerlukan skill khusus
Pengangguran dapat terjadi karena lapangan kerja yang tersedia
memerlukan pengetahuan khusus yang tidak di miliki oleh pencari
kerja.Kalaupun ada jumlahnya sangat terbatas, misalnya pengetahuan
tentang computer, bahasa inggris, dan pengetahuan aktuaria.Keadaan
yang demikian menyebabkan jumlah pengangguran tetap tinggi karena
tidak ada titik temu antara pencari kerja dengan lapangan pekerjaan
yang tersedia.Hal itu dapat terjadi karena para pencari kerja hanya
berbekal pendidikan sekolah umum dan hanya sedikit yang dari
kejuruan.Disampimg hal tersebut kualitas para pencarikerja pun masih
sangat rendah yaitu sebagian besar dari mereka hanya berpendidikan
tamat dan tidak tamat sekolah dasar. Hanya sedikit dari mereka yang
tamat sekolah atas ataupun perguruan tinggi.
d. Pertumbuhan ekonomi
48
Krisis ekonomi global yang berkepanjangan memberikan pengaruh
pertumbuhan ekonomi yang kurang menguntungkan apalagi disertai
dengan perkembangan penduduk yang cukup tinggi Hal itu
mengakibatkan pertumbuhan ekonomi semakin berat yang berarti
tingkat investasi yang dilakukan pemerintah ataupun swasta juga
lamban. Besarnya lapangan kerja yang diciptakan dari investasi pun
relative kecil jika dibandingkan dengan jumalah pencari kerja, jika
jumlah pengangguran dari tahun ketahun bertambah dan membengkak
tentu dapat mengakibatkan kemunduran dalam perekonomian yang
selama ini terus kita bangun.
e. Menemui jalan buntu dalam mencari pekerjaan
Karena sulit mencari pekerjaan setelah melamar kemana-mana dan
hasilnya selalu nihil, akhirnya pencari kerja menjadi apatis. Mereka
kehilangan kepercayaan diri bahwa sesungguhnya masih banyak
lapangan kerja di sekitar tempat tinggal mereka .mereka lupa bahwa
sebenarnya bekerja tidak hanya di perusahaan ataupun menjadi
pegawai negeri.Banyak bidang lain disekitar mereka sepeti
peternakan,perdagangan jasa, industry kecil, dan lain sebagainya yang
belum di tangani53
.
53
Sudrajat , kiat mengentaskan pengangguran melalui wirausaha, hlm.8
49
C. Upaya Pemerintah Daerah Dalam Menaggulangi Angka
Pengangguran Di Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Menurut pandangan kapitalis, peran Negara secara langsung di
bidang sosial dan ekonomi, harus di upayakan seminimal mungkin.
Pemerintah Kota Jambi kini telah melakukan berbagai upaya untuk dapat
menekan angka pengangguran. Upaya itu antara lain telah ditetapkannya
Intruksi Presiden No.3/2006 sebagai paket kebijakan untuk terciptanya
iklim investasi yang kondusif, yang meliputi aspek perpajakan,
infrastruktur, ketanakerjaan dan daya saing UKM. Paket kebijakan
tersebut diharapkan akan lebih efektif dan dapat dirasakan manfaaatnya,
terutama dengan terpuruknya sektor rill, sehingga dapat menyerap
pekerja yang lebih banyak. 54
Adapun upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah untuk
menanggulangi pengangguran yakni:
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan
lapangan pekerjaan berbasis ekspor dan memperbaiki investasi
yang mampu menyerap sektor ketanakerjaan.
Salah satu langkah pengentasan pengangguran oleh Dinas Sosial
Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah melalui program transimgrasi.
Kehadiran investor diharapkan mampu memberikan imbas positif bagi
peningkatan pertumbuhan ekonomi dan memecahkan masalah
pengangguran. Kebijakan lain berupa perikanan, kehutanan
54
Inpres No.3/2006 Pemerintah Kota Jambi Terhadap Ketanakerjaan
50
pembangunan perdesaan dan memperluaskan informasi ke daerah-daerah
terisolasi.
Penciptaan lapangan kerja yang dilakukan Dinas Sosial Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi melalui Program Perluasan dan
Pengembangan Kesempatan Kerja (PPKK) dan Program
Penyelenggaraan Padat Karya Produktif. Untuk mengatasi pengangguran,
pemerintah Kota Jambi maupun daerah telah berupaya membuat atau
menciptakan pola-pola perluasan kesempatan kerja, salah satunya
dibidang kewirausahaan mandiri yaitu penciptaan kewirausahaan baru
dan pelatihan-pelatihan guna untuk menumbuhkembangkan kemampuan
yang dimiliki.55
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Miss Herlina sebagai Kepala
Seksi Perluasan kesempatan Kerja, mengatakan bahwa program-program
dalam kewirausahaan tersebut adalah pengembangan kewirausahaan baru
membuat makanan ringan dan pengembangan kewirausahaaan baru.
“Dari program pengembangan kewirausahaan yang
dilakukan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Jambi, maka keuntungan yang di dapat oleh para peserta adalah
keterampilan, pengalaman, pengetahuan dan kewirausahaan
sehingga di kemudian hari para peserta dapat membuat usaha
sendiri dari kemampuan yang didapat dari program tersebut, dan
menciptakan lapangan pekerjaan baru. Kemudian dari pada itu
pemerintah daerah mengadakan pelatihan yang di adakan oleh
Balai Latihan Kerja (BLK) pemagangan ke Jepang di harapkan
dapat mengurangi dan melahirkan wirausahawan baru dan dapat
menciptakan sekaligus mendukung pengembangan usaha ekonomi
kreatif, untuk mendapatkan suatu keterampilan khusus. Hal ini
untuk mengetahui sejauh mana usaha peserta sehingga sehingga
55
Dokumentasi Kantor Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi, Jumat, Tanggal 30
Agustus 2019
51
sehingga apabila terdapat masalah dapat segera di atasi,
pelaksanaan pemantauan dan monitoring terhadap usaha yang
dilakukan peserta ini dapat di katakana wujud tanggung jawab
moral dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.”56
Dari hasil wawancara dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 39 ayat 1 “Pemerintah
bertanggung jawab mengupayakan perluasan kesempatan kerja baik di
dalam maupun di luar hubungan kerja”. 57
Hal yang perlu di perhatikan
oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi adalah
melakukan pemantauan atau monitoring terhadap jalannya
pengembangan dari usaha yang dilakukan. Program Peluasan dan
Pengembangan Kesempatan Kerja (PPKK) sudah berjalan dengan baik
dengan hasil-hasil yang dicapai yaitu unit usaha yang dibantu, usaha
sudah dapat mengembangkan bantuan yang diberikan oleh pihak Dinas
Sosial Tenaga Kerja dan Trasmigrasi agar memiliki keterampilan dan
dapat bersaing di dunia kerja maupun di dunia indrustri. Selaku panitia
harus bekerja keras lagi dalam mengatasi pengangguran dan
memperbanyak program-program pertahunnya, adapun program
pelatihan-pelatihan yang di adakan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transimigrasi yaitu :
1. Tata rias
2. Desain grafis
3. Servis ac dan
56
Wawancara Dengan Ibu Miss Herlina Kepala Seksi Perluasan Kesempatan Kerja, 30
Agustus 2019 57
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
52
4. menjahit.58
Produktivitas yaitu sikap mental yang selalu berusaha untuk
melakukan perbaikan mutu kehidupan secara berkelanjutan melalui
peningkatan efisensi, efektivitas dan kualitas.59
Adapun tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
gunamenghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
b. Mengembangkan suatu lembaga antar kerja secara professional
Lembaga itu dapat disebutkan sebagai job center, dibangun
dan dikembangkan secara professional sehingga dapat membimbing
dan menyalurkan para pencari kerja. Pengembangan lembaga itu
mencakup, antara lain sumber daya manusianya (brainwere),
perangkat keras (hardwere), perangkat lunak (softwere), manajemen
dan keuangan. Lembaga tersebut dapat dibawah lembaga jaminan
sosial penganggur atau bekerjasama tergantung kondisinya. Menurut
Ibu Miss Herlina mengembangkan suatu lembaga antar kerja secara
professional adalah sebagai berikut:
“Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi harus
melakukan pemantauan dan monitoring agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan seperti penjualan alat-alat yang telah
diberikan untuk melaksanakan program padat karya produktif,
serta Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi juga
harus memberikan pembinaan agar dalam kelompok tersebut
58
Dokumentasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi 59
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pelatihan Dan
Produktivitas Tenaga Kerja
53
dibentuk struktur organisasi agar tidak terjadinya konflik internal
didalam suatu kelompok.60
Kegiatan yang dilaksanakan melalui padat karya produktif
penanaman di bidang pertanian, bagi pemrintah daerah yang memiliki
lahan cukup, gedung, perbankan, keuangan dan asset lainnya yang
memadai dapat membangun Badan Usaha Milik Daerah Pengerahan Jasa
Tenaga Kerja Indonesia ke luar Negeri. Tentunya badan itu diperlengkapi
dengan lembaga pelatih (Training Center) yang kompeten untuk jenis-
jenis keterampilan tertentu yang sangat banyak peluang di Negara lain.
c. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Secara sektoral sebab penciptaan lapangan pekerjaan berkolerasi
dengan laju pertumbuhan sektor bersebut, sektor yang tumbuh lebih
cepat, seperti sektor perdaganagan atau industry, menciptakan lapangan
kerja lebih besar. Karena penurunan pengangguran membutuhkan
pertumbuhan ekonomi yang makin luas dalam menciptakan lapangan
kerja.
ini pun menuntut kebijakan pemerintah dengan focus yang tajam,
industry, industry yang kuat, kerja yang keras, serta kesadaran dan
kesabaran yang memadai agar masalah pengangguran tertangani secara
berkelanjutan. Sebagaimana akan di jelaskan melalui data table dibawah
ini tentang Penempatan tenaga kerja dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
60
Wawancara Dengan Ibu Miss Herlina Kepala Seksi Perluasan Kesempatan Kerja,
Jumat, Tanggal 30 Agustus 2019
54
Transmigrasi, melalui jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kota Jambi
Tahun 2016-2018;
Tabel I: Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Dan
Penempatan Tenaga Kerja Di Kota Jambi Tahun 2016-201861
No Bulan Yang terdaftar Penempatan
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
1. Januari 255 259 88 84
2. Februari 255 239 87 58
3. Maret 297 268 39 129
4. April 226 177 108 54
5. Mei 275 278 95 86
6. Juni 164 104 30 90
7. Juli 587 198 80 73
8. Agustus 351 194 209 103
9. September 270 211 135 114
10. Oktober 280 256 112 124
11. November 232 151 59 114
12 Desember 257 119 80 86
Jumlah 5,903 2,237
Pencari Kerja Terdaftar Tahun 201762
No Bulan Yang terdaftar Penempatan
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
1. Januari 182 149 65 70
2. Februari 173 125 5076 58
3. Maret 203 95 90 30
61
Dokumentasi Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi, Jumat, 30 Agustus 2019 62
Dokumentasi Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi, Jumat, 30 Agustus 2019
55
4. April 37 15 15 12
5. Mei 204 161 130 91
6. Juni 102 73 481 124
7. Juli 1.178 699 410 174
8. Agustus 780 341 312 135
9. September 161 107 51 73
10. Oktober 256 131 88 118
11. November 171 88 60 48
12 Desember 181 178 65 86
Jumlah 5,790 2,848
Pencari Kerja Terdaftar Tahun 201863
No Bulan Yang terdaftar Penempatan
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
1. Januari 223 162 80 74
2. Februari 211 133 82 56
3. Maret 348 181 120 96
4. April 161 79 56 47
5. Mei 183 126 87 61
6. Juni 264 211 115 83
7. Juli 441 424 153 233
8. Agustus 203 126 90 41
63
Dokumentasi Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi, Jumat, 30 Agustus 2019
56
9. September 516 214 170 122
10. Oktober 213 185 98 62
11. November 131 50 50 30
12 Desember 147 170 70 80
Jumlah 5,102 2,156
Dari table I terlihat bahwa penempatan tenaga kerja terrendah pada
Tahun 2018 menunjukkan bahwa pencari kerja belum berhasil potensi
keberkejaan (employment), pada tahun 2018 penempatan menurun
menjadi 2,156. Adapun angka pengangguran tidak saja ditentukan oleh
lapangan kerja baru yang tercipta, tetapi juga oleh tambahan angkatan
kerja baru yang masuk ke pasar tenaga kerja yang besarnya cukup
fluktuatif lebih lanjut daerah-daerah yang merupakan kantong
pengangguran perlu di dorong untuk menciptakan lapangan kerja, baik
melalui kebijakan investasi daerah maupun APBD. Kekurang mampuan
pencari kerja dalam mengisi lowongan kerja yang tersedia terlihat akan
pada Table 2. Sebagaimana akan dijelaskan dibawah ini ;
Tahun
Pendaftaran Penempatan Lowongan Kerja
Pria Wanita Total Pria Wanita Total Pria Wanita Total
2016 3,449 2,454 5,903 1,122 1,115 2,237 1,002 1,003 2,005
2017 3,628 2,162 5,790 1,817 1,031 2.848 1,285 747 2,032
57
2018 3,014 2,061 5,102 1,171 985 2,156 1,813 1,021 2,834
Berdasarkan table 2 di atas terlihat bahwa jumlah lowongan kerja
yang tidak terisi pada tahun 2018 lebih tinggi dari tahun sebelumnya dan
pencari kerja pria lebih rendah kemampuannya dalam mengisi lowongan
kerja yang tersedia di banding pencari kerja wanita. Selisih antara
penempatan dengan lowongan kerja yang tersedia bagi pekerja pria
adalah 642, sedangkan bagi pekerja wanita hanya 36.64
Dari hasil wawancara dengan Ibu Miss Herlina Kepala Seksi
perluasan kesempatan kerja mengatakan bahwa:
Terdapat berbagai alasan mengapa serapan tenaga kerja cukup
rendah di Kota Jambi, yaitu selain rendahnya perluasan kesempatan
kerja dan belum kondusifnya hubungan industrial, juga di akibatkan
oleh faktor kurangnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja.
Dunia kerja itu menuntut mutu keluasan yang berkualitas yakni yang
memenuhi mutu seorang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah memberdayakan stockholder melalui kerjasama kemitraan
strategis antara sekolah dengan dunia usaha dalam meningkatkan
mutu dan relevansi pendidikan di era sekarang. Penguatan jaringan
kelembagaan ini untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan,
perkembangan dan kondisi dunia usaha dan masyarakat agar lebih
efektif.65
Pemecahan masalah pengangguran dan kemiskinan selanjutnya juga
diimbangi oleh pemerataan pembangunan dengan mendorong
pembangunan di luar Kota Jambi lebih cepat adalah menciptakan
lapangan pekerjaan merupakan upaya mengatasi pengangguran yang
64
Dokumentasi Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Trasmigrasi Kota Jambi, Tanggal 30
Agustus 2019 65
Wawancara Dengan Ibu Miss Herlina Kepala Seksi Perluasan Kesempatan Kerja,
Jumat, Tanggal 30 Agustus 2019
58
dilakukan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi.
Dengan cara memberikan pelatihan dan keterampilan kepada tenaga
kerja agar mereka mampu bekerja sendiri atau dapat membuka usaha
yang akan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.
Dalam menanggulangi pengangguran di Kota Jambi, Dinas Sosial
Tenaga Kerja Dan Trasmigrasi melakukan beberapa upaya dan program
yang di harapkan akan mengurangi angka pengangguran dan
mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan kemampuan
keterampilannya. Adapun salah satu program yang telah dilakukan ialah
denngan mengadakan pameran (Job Fair) yang bertujuan untuk
mempertemukan antara para pencari kerja dan perusahaan-perusahaan
yang menerima pekerjaan. Dengan adanya Job Fair pencari kerja tidak
perlu berkeliling dari perusahaan ke perusahaan lainnya, karena Dinas
Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi telah mewadahi dan telah
memfasilitasi antar kedua belah pihak yang saling membutuhkan.
Selain untuk meningkatkan daya saing dan kemampuan tenaga
kerja, program pelatihan dan produktivitas tenaga kerja di Balai Latihan
Kerja (BLK) yang bertujuan untuk pelatihan ini adalah untuk
memberikan keterampilan kepada calon tenaga kerja sehingga kompeten
di bidangnya yang nantinya diharapkan mampu membuka lapangan
kerja, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
Penciptaan lapangan kerja yang dilakukan oleh Dinas Sosial Tenaga
Kerja dan Transmigrasi melalui program-program, yang tidak kalah
59
penting adalah dukungan institusi yang kuat dalam menjabarkan.
Termasuk di dalamnya ada mekanisme yang memastikan bahwa
pelaksanaan dari berbagai kebijakan pencipta lapangan kerja dimaksud
benar-benar terjabarkan dengan baik, termasuk oleh daerah.
Karena kesempatan kerja banyak tergantung kepada masalah
pertumbuhan ekonomi, moneter, dan fiscal investasi salah satu masalah
besar yang di hadapi masyarakat Dibidang ketenagakerjaan adalah
terbatasnya lapangan kerja dan meningkatnya jumlah tenga kerja
pengangguran dan setengah pengangguran dengan tingkat keterampilan
dan pendidikan.
Pemerintah harus dapat menjadi fasilitator dalam mengubah kondisi
masyarakatnya, melayani dan memfasilitasi berbagai kebutuhan dan
aktivitas masyarakat dengan tujuan peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Pengangguran adalah problem (masalah) yang terus
menumpuk. Bertambah dari tahun ke tahun persoalan pengangguran buka
sekedar bertumpu pada makin menyempitnya dunia kerja, tetapi
rendahnya kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang kita miliki.
Beberapa masalah lain yang juga berpengaruh terhadap
ketenagakerjaan adalah masih rendahnya arusmasuk modal asing
(investasi), stabilitas keamanan, perilaku proteksionis ( travel warning)
sejumlah Negara-negara barat terhadap Indonesia, perubahan iklim yang
menyebabkan pemanasan global dan bebagai perilaku birokrasi yang
60
kurang kondudif atau cenderung mempersulit bagi pengembangan usaha
yang masih lesu (kurang semangat).
Disamping masalah-masalah tersebut diatas, faktor-faktor seperti
kemiskinan, ketidakmerataan, pendapatan, karyawan, pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas politik juga sangat berpengaruh terhadap
ketenagakerjaan, permasalahaan diatas tampaknya sudah dipahami oleh
pembuat kebijakan (Decision Marker). Namum hal yang tampaknya
kurang dipahami adalah bahwa masalah ketenagakerjaan atau
pengganguran bersifat multidimesi, sehingga juga memerlukan cara
pemecahan yang multi dimensi pula.
Permasalahan mengenai kesempatan kerja menjadi semakin penting
dan mendesak karena pertumbuhan angkatan kerja yang lebih cepat
daripada pertumbuhan kesempatan kerja yang tersedia. Terutama untuk
menentukan kesadaran yang tinggi bahwa masalah pengangguran
merupakan tantangan besar yang harus di tangani bersama. Sebab, kunci
keberhasilan semua pihak, yakni pemerintah pusat, daerah, swasta dan
masyarakat luas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan yang telah penyusun uraikan
dapatlah di ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Peran pemerintah dalam Menanggulangi Pengangguran di Kota Jambi
dengan cara antara lain, pemerintah memberikan bantuan wawasan,
pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil
dan menengah, segera melakukan pembenahan, pembangunan dan
pengembangan kawasan-kawasan, segera membangun lembaga sosial
yang dapat menjamin kehidupan penganggur dan mengadakan
program pelatihan produktivitas yang disediakan untuk menambah
keterampilan guna menciptakan lapangan pekerjaan. Kemudian
pemerintah daerah mengadakan pelatihan yang di adakan oleh Balai
Latihan Kerja (BLK) pemagangan ke Jepang di harapkan dapat
mengurangi dan melahirkan wirausahawan baru dan dapat
menciptakan sekaligus mendukung pengembangan usaha ekonomi
kreatif, untuk mendapatkan suatu keterampilan khusus.
2. Kendala yang di hadapi pemerintah dalam menanggulangi
pengangguran di Kota Jambi, antara lain kendalanya adalah kurangnya
lapangan kerja pada aspek akomodatif dalam penyediaan pasar
penyediaan fasilitas pendukung dilapangan pekerjaan dan
produktivitas tenaga kerja yang memperkerjakan orang-orang yang
61
62
membutuhkan pekerjaan di segala bidang. Dan disamping itu
kurangnya koordinasi atau kerjasama antara pemerintah dan
instansi/perusahaan yang menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu
kurangnya infrastruktur dibidang pelatihan seperti pelatihan,
perkebunan dan di bidang market, dan kurangnya informasi bagi suatu
daerah yang keterisolasian sehingga sulit meningkat taraf hidupnya.
3. Upaya pemerintah dalam meanggulangi angka pengangguran di Kota
jambi melalui Dinas Sosial Tenga Kerja dan Transmigrasia yaitu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan
pekerjaan berbasia ekspor dan memperbaiki investasi,
mengembangkan suatu lembaga antar kerja secara professional dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara sektoral sebab penciptaan
lapangan kerja berkorelasi positif.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan
maka penyusun memberikan saran sebagai berikut:
1. Saran dan prasarana di lapangan perlu dilengkapi, karena tanpa sarana
dan prasarana akan terhadap dalam rangka percepatan proses
pemerintah yang ada
2. Perlu adanya perhatian khusus dari Pemrintah Kota dalam
meningkatkan lapangan pekerjaan di segala bidang
3. Perlu adanya kerja sama antara Pemerintah dengan Pengusaha untuk
meningkatkan Lapangan pekerjaan
63
4. Pemerintah perlu memperhatikan keberadaan pengangguran yang
tidak ada lapangan pekerjaan supaya terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dalam pengangguran
DAFTAR PUSTAKA
A. Referensi
Arsyad Lincolin, Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta: STIE YKPN, 1999,
hlm 220
Ali Imron , kebijaksanaan Pendidikan Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 1993,
hlm.19
Aris Purnama, Geografis dan Kependudukan, Bandung: Amrico, 1989, hlm.
206
Bintaro Tjokroamiddjojo, Analisa Kebijaksanaan Dalam Proses Perencanaan
Pembangunan Nasional, Jakarta: Majajalah Administrator, 1976 hlm 5
Budi Winarno, Kebijakan Publik, Yogyakarta: CAPS, 2012, Cet.I.hlm.19
Burhan Bungin,, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, Jakarta : Kencana,
2013 hlm. 158
Charles O. Janes, Pengantar Kebijakan Publik, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1996, Cet.3 hlm.12
Edgar O. Edward, Ekonomi Pembangunan, 1974 hlm 34
Muana Nanga, Makro Ekonomi Teori Masalah dan Kebijakan , Jakarta: Raja
Grafindo 2005, hlm. 249
Sondang P. Siagian, Manajemen Strategi, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, hlm. 21
Solichin A. Wahab, Analis Kebijakan Negara, Jakarta: Rineka Cipta, 1990,
hlm.18
Soekijo Notoatmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka
Cipta 1998, hlm 19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta 2009, hlm 283
Desy Lestari “Kebijakan Pemerintah Kota Dalam Mengatasi Pengangguran
studi Di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Jambi”Skripsi Mahasiswa Universitas Isalm Negeri Sultan Thaha
Saifuddin Jambi,, Tahun 2010.
Nisar, Strategi Pemerintah Daerah Dalam Menaggulangi Pengangguran
Persepektif Ekonomi Islam Studi di Kecamatan Soreang Kota Parepare
, Tahun 2016
Irma Arfiani, Kebijakan Menekan Angka Pengangguran Melalui Program
Pelatihan Kerja Di Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Dan Sosial
Kota Magelang, Tahun 2014
Sayuti Una, MH, Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Syariah Press, 2012,
hlm. 42.
.-
http://eprints.undip.ac.id/40779/3/BAB_III.pdf, diakses 5 Maret 2019 pukul
22.27 wib.
file:///C:/Users/ACER/Downloads/5%20Sumber%20Data.pdf,diakses 5 maret
2019 pukul 22.32 wib.
Rahmat Sahit, Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif Model Mile dan
Huberman, https://www.scribd.com/document/211341201/Analisis-
Data-Penelitian-Kualitatif-Model-Miles-Dan-Huberman, diakses 5
Maret 2019 pukul 23.16 wib.
Matthew B. Miles dan A. Michael Hubberman, Analis Data Kualitatif, Terj.
Tjetjep Rohedi Rohidi, (Jakarta: UI Press, 2007) hlm. 17
Rahmat Sahit, Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif Model Mile dan
Huberman, https://www.scribd.com/document/211341201/Analisis-
Data-Penelitian-Kualitatif-Model-Miles-Dan-Huberman, diakses 5
Maret 2019 pukul 23.16 wib.
Metthew B. Miles dan Michael A. Huberman Dan, Analis Data Kualitatif, Terj
Tjetjep Rohedi Rohidi, (Jakarta:Ul Press 2007), hlm 19
Id.m.wikipedia.org/wiki/jambi, Diakses Tanggal 05 Oktober 2019
Dokumentasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi, 2015
Dokumentasi Kementrian Sosial RI, 2015
Dokumentasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi, 2015
Dokumentasi Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi , Jumat 30
Agustus 2019
B. Peraturan-Peraturan
1. Pasal 27 Ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketengakerjaan
3. Inpres No.3/2006 Pemerintah Kota Jambi Terhadap Ketanakerjaan
4. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pelatihan
Dan Produktivitas Tenaga Kerja
C. Lain-lain
http://www.indopubs.com/andreas.limongan@gmail.com. Diakses Tanggal 15
November 2019
Http://www.datastatistik-indonesia.com, Diakses Tanggal 15 November 2019
http://eprints.undip.ac.id/40779/3/BAB_III.pdf, diakses 5 Maret 2019 pukul
22.27 wib
file:///C:/Users/ACER/Downloads/5%20Sumber%20Data.pdf,diakses 5 maret
2019 pukul 22.32 wib
LAMPIRAN
Wawancara Bersama Ibu Miss Herlina Kepala Seksi Perluasan Kesempatan Kerja
Wawancara Bersama Ibu Ipah Indayani Kasubag Administrasi Umum dan
Kepegawaian
Wawancara bersama bapak yazir selaku Tata Usaha Dinas Sosial Tenaga Kerja Transmigrasi
CURRICULUM VITAE
Informasi Diri
Nama : Adila
Nim : SIP. 162217
TTL : Musi Banyuasin, 04 Mei 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Sumber Rezeki, Kec. Sungai Lilin. Kab. Muba
Pekerjaan : Mahasiswa
No Hp : 0852-7333-0028
A. Riwayat Pendidikan
NO JENJANG PENDIDIKAN TEMPAT TAHUN
1 SDN 1 SUMBER REZEKI DS. SUMBER REZEKI 2004-2010
2 MTS ASSALAM AL-ISLAMY SRI GUNUNG 2010-2013
3 SMK 1 SUNGAI LILIN DS. MULYO REJO 2013-2016
4 S1 UIN STS JAMBI MUARO JAMBI
B. Pengalaman Organisasi
NO JENIS PENGALAMAN JABATAN TAHUN
1 BPH IP UIN STS JAMBI ANGGOTA 2017-2018
2 BPH DEMA FAK. SYARIAH ANGGOTA 2018